Financial Sector Consolidation Events and Post Consolidation Performance Results: Evidence from Taiwan Banking Industry Oleh Cheng Chang Lu Claremont Graduate University, Claremont, California, 2006 Approved By Arthur T. Denzau Reviewed by Suwinto Johan Doctor of Management Business Program Bogor Agricultural University, Indonesia, 2011 Disertasi ini untuk mengetahui akan hasil konsolidasi lembaga keuangan di Taiwan pasca dikeluarkan Undang-Undang Induk Perusahaan Lembaga Keuangan (Act of Financial Holding Company). Di samping untuk mengetahui penelitian investor akan persepsi manajerial dalam keputusan konsolidasi terutama dari segi resources based dan transaction economics costs.
I. Rumusan Masalah Rumusan masalah dibagi ke dalam 3 kategori pertanyaan penelitian sebagai berikut ini : I. A. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana justifikasi investor terhadap persepsi manajemen mengenai konsolidasi yang bernilai tambah ? 2. Apakah konsolidasi dengan induk bank akan menurunkan biaya dan meningkatkan kinerja ? 3. Apakah konsolidasi dengan lembaga keuangan tertentu aka meningkatkan kinerja operasional ? I. B. Pertanyaan Manajemen 1. Apakah manajemen memilih strategi pengembangan dengan merger dan akuisisi adalah tepat di depan mata investor ? 2. Bagaimana cara terbaik dalam menekan biaya perusahaan lembaga keuangan ? 3. Bagaimana meningkatkan pendapatan dengan melakukan sinergi atas nasabah yang ada ? I. C. Pertanyaan Investigasi 1. Menguji teori Transcation Cost Economies (TCE) dan teori resource-based view yang mengatakan bahwa kapablitas managerial merupakan faktor Suwinto Johan DMB6 – MRBL
1
terpenting bagi perusahaan dalam bertumbuh dan meningkatkan kinerja sebuah perusahaan
II. Tujuan Disertasi Adapun tujuan disertasi ini adalah untuk : 1. Menguji persepsi managerial merupakan faktor substansi dalam akuisisi dan aliansi dengan strategi pertumbuhan perusahaan pada periode sesudah konsolidasi 2. Menyediakan frame work untuk menguji efek pada kinerja operasional dari konsolidasi antara berbagai jenis perusahaan
III. Landasan Teori III. A. Industrial Organization View Pandangan pada teori ini, bahwa perusahaan dan kapablitasnya merupakan sebuah kondisi yang telah diberikan atau ditentukan (more or less take as given). Perusahaan merupakan fungsi khusus daripada biaya dan produksi dan begitu juga struktur pasar yang menentukan kinerja dan cara kerja masing-masing perusahaan.
III. B. Transaction Costs Economics Biaya transaksi di pasar bisa terlihat dengan jelas dan signifikan untuk transaksi yang semakin kompleks dimana barang diperjualbelikan, serta terdapat informasi asymmetric pada masing-masing barang atau jasa yang diperjualbelikan. Berdasarkan pendekatan teori ini, design perusahaan sebagai institusi dipengaruhi oleh transaksi yang mana bisa dicapai dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan dilakukan di pasar. Pandangan Transaction Cost Economics : 1. Integrasi Vertikal dan Horizontal akan dilakukan jika wirausahawan menemukan terdapatnya faktor efisien. 2. Penurunan biaya transaksi bisa dijelaskan dengan terjadinya evolusi daripada organisasi internal perusahaan.
III. C. Resource Based View Menekankan akan uniknya kapablitas setiap organisasi dan profitablitas masing-masing organisasi merupakan eksploitasi daripada keunitkan ini. Pandangan Suwinto Johan DMB6 – MRBL
2
ini melengkapi pandangan pada Industrial Organization dan Transaction Cost Economics. Perusahaan akan mencapai dan menjaga competitive advantage yang berkesinambungan, jika perusahaan itu memiliki nilai, sumber daya yang tidak bisa diikuti oleh yang lain, dan jarang. Sehingga bisa disimpulkan bahwa teori menyimpulkan bahwa struktur industri dan kapablitas manajerial merupakan faktor yang substantif dalam akuisisi, integrasi dan rekonfigurasi sumber daya dan aliansi dengan arah pertumbuhan perusahaan dan pencapaian kinerja perusahaan.
IV. Penelitian Sebelumnya Berge, Demzetz and Strahan (1999), menemukan bahwa biaya rata-rata perbankan untuk jangka panjang berbentuk flat U. Selain itu Berger and Mester (1997) menyarankan bahwa pencapaian skala ekonomi untuk perbankan di total asset sebesar $10 milliar sampai dengan $25 millar. Sedangkan Cornet and Tehranian (1992) menyimpulkan bahwa lembaga hasil konsolidasi akan memiliki kemampuan lebih dari menarik pinjaman dan deposito, peningkatan produktivitas dan pertumbuhan aset yang menguntungkan. Adanya kecenderungan bagi insitusi kecil lebih bekerja sama guna mencapai skala ekonomi, dibandingkan dengan yang lebih besar (Walter, 2003). Houston and Ryngaert (1994) mennunjukkan bahwa terdapat keuntungan yang positif secara keseluruhan hasil daripada bank merger. Houston and Ryngaert (1994) juga menemukan bahwa parisipasi pasar modal akan mendukung suksesnya sebuah konsolidasi. Perusahaan induk keuangan akan mendapatkan keuntungan kompetitif dengan adanya penjaminan dari pemerintah, dimana perusahaan induk akan dianggap terlalu besar untuk jatuh / ‘too big to fail’. (Kane, 1999). James and Ryngaerrat (2001) menyatakan bahwa penelitian dengan menggunakan pengukuran akuntansi tidak akan mampu mencerminkan perubahan kinerja yang sebenarnya karena perubahan waktu antara realisasi dan penyelesaian.
Suwinto Johan DMB6 – MRBL
3
V. Kerangka Penelitian
Start Penetapan Variable Penelitan Mengumpulkan Data Panel Sceening dan Transformasi Data
Analisis Data Deskriptif
Inferensia Regression Model
Persamaan Simultan
Kesimpulan dan Saran
Stop VI. Desain Penelitian Act Allowed to Create Super Financial Holding
Compare The Performance Pre and Post of The Merger and Acquisition And Compare to their Peer Investor Reaction & Shareholders Concerns
Suwinto Johan DMB6 – MRBL
1
4
VII. Data dan Sampel Pada saat penelitian ini dilakukan Taiwan memiliki 14 kelompok lembaga keuangan, dimana di dalam penelitian ini hanya memilih 11 kelompok perusahaan, dengan mengeluarkan 2 kelompok perusahaan yang kecil serta 1 yang merupakan perusahaan bukan publik. Penelitian ini didasarkan pada 11 pemain industri. Data dikumpulkan dari Taiwan Economics Daily and the Taiwan Industrial dan Business Daily, untuk harga saham, data diperoleh dari harga penutupan Taiwan Stock Exchange. Sedangkan variabel penelitian didasarkan pada respons investor yang dicerminkan pada harga saham pada aktivitas merger. Untuk kinerja keuangan, didasarkan pada publikasi kinerja baik sebelum dan sesudah merger dilakukan dalam prosentase. Total 7 indicators will be measured and divided into 14 financial ratios. Ratio
Definition
Profitablity Indicators Return on asssets Return on equity
Net Income After Taxes as a percent of book value of total asset Net Income After Taxes as a percent of book value of total equity capital
Capital Adequancy Ratio Capital to assets Loans to equity Deposits to equity
Primary Capital as a percentt of book value to total assets Total loans as a percent of book valu eto total equity capital Total Deposit as a percent of book value of total equity capital
Credit quality indicators Charge offs to Loans
Net charge offs on loans as a percent of total loans and leases
Efficiency Indicators Expenses to revenue Assets to employees Income to employees Return on loans
Operating expenses as a percent of operating revenue Book Value of total asset per full time employee Net income after taxed per full time employee Interest and fees on loans as percent of total loans
Liquidity risk indicators Loans to Asset Liquidity ratio
Total loans as a percent of book value of total assets Cash and government securities as a percent of book value of total assets
Growth Indicator Asset Growth Rate Interest Rate risk indicator Net Interest income to earning asset
Change in book value of total assets as a percent of the book value of total assset in the previous year Net interest as a percent of book value of total earning assets
VIII. Model Statistik VIII. A. Justifikasi Pasar terhadap Persepsi Manajerial Rit = α + β Rmt + ∑ ϒ j d j + ε t Rit
adalah return daripada harga saham perusahaan pada hari t t (dependent variabel)
Suwinto Johan DMB6 – MRBL
5
Rmt
adalah return pasar pada hari t (dependent
Variable)
J
adalah total kejadian pada saham perusahaan I
Dj
adalah dummy variabel
εt
adalah error pada hari t
α ,β,ϒ j adalah perkiraan koefisien
VIII. B. Measurement of Financial Performance Asset = Liablities + Equity Capital C + S + L + MA = D + NDB + EC
Net Income = (C x r cash + S x r sec + L x r loans + MA x r MA) – (D x i d + NDB X I ndb + EC + i EC) R post, i = α + β R pre, i + ϒ D + ε t R post, i adalah median ROA Industri Tahunan yang telah disesuaikan pasca konsolidasi (dependent variable) R pre, i adalah median perusahaan pre-konsolidasi (independent variable) Penelitian ingin mengetahui signifikasi daripada α dan β yang mengindikasikan apakah terdapat perbaikan yang signifikan pasca konsolidasi terutama pada ROA perusahaan hasil konsolidasi.
IX. Hipotesis A. Hypotesis I : Investor lebih cenderung menyukai konsolidasi dengan Bank Commercial sebagai induk perusahaan, khususnya konsolidasi antara lembaga keuangan, dan tidak peduli apakah induknya merupakan bank komersial ataupun lembaga keuangan lainnya. B. Hypotesis II : Investor di pasar modal cenderung menyukai konsolidasi dengan perusahaan asuransi. C. Hypotesis III : Investor di pasar modal cenderung menyukai konsolidasi dengan perusahaan sekuritas.
X. Hasil Penelitian Suwinto Johan DMB6 – MRBL
6
Penelitian ini dibagikan ke dalam 4 kelompok yakni 1. Peniliaian pasar terhadap persepsi managerial, dimana strategi dan implikasi konsolidasi dengan bank komersial dan juga lembaga keuangan lainnya. 2. Pengukuran kinerja keuangan dan implikasinya 3. Implikasi daripada konsolidasi dengan perusahaan asuransi sebagai induk. 4. Implikasi daripada konsolidasi dengan ukuran bank
X. A. Konsolidasi dengan Bank Komersial Penelitian tidak menunjukkan adanya kecenderungan investor akan lebih menyukai konsolidasi dengan bank komersial. Bank akan memperoleh competitive advantage dengan adanya perusahaan induk keuangan. Begitu juga dalam hal konsolidasi dengan perusahaan induk seperti asuransi dan sekuritas, tidak menunjukkan hal yang positif diminati oleh investor di pasar modal.
X. B. Indikator Profitablitas Rasio Return on Asset dan Return on Equity menunjukkan posisi lebih baik setelah konsolidasi, hal ini menunjukkan adanya penggunaan aset yang lebih baik.
X. C. Capital Adequancy Indicators Pasca konsolidasi, bank konsolidasi menunjukkan adanya perbaikan dalam hal CAR, menaikkan jumlah deposito dibandingkan dengan modal dan juga pinjaman dibandingkan dengan modal. Bisa meningkatkan kemampuan bank dalam menarik deposito dan memberikan pinjaman, untuk bank pasca konsolidasi.
X.D. Indikator Kualitas Kredit Perbaikan kinerja bank paska konsolidasi terutama dalam hal kenaikan pinjaman diberikan dibandingkan dengan modal dan kenaikan nilai deposito dibandingkan dengan ekuitas.
X. E. Indicator Efisien Biaya dibandingkan dengan pendapatan tidak mengalami perubahan, akan terjadi penurunan aset dibandingkan dengan karyawan dan juga penurunan pendapatan dibandingkan dengan karyawan.. Kedua rasio menunjukkan terjadinya penuruan produktivitas. Suwinto Johan DMB6 – MRBL
7
X. F. Indikator Resiko Likuiditas Kenaikan rasio pinjaman terhadap ekuitas, kenaikan kapablitas dalam menarik pinjaman dan juga indikator pertumbuhan, serta net interest margin, ternyata tidak meningkat secara signifikan.
X. G. Konsolidasi dengan Perusahaan Induk Asurasni Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsolidasi dengan perusahaan induk asurnasi akan memberikan implikasi yang positif dalam meningkatkan pendapatan bungan dari pinjaman yang diberikan. Bank akan bisa menarik lebih banyak tabungan dan memberikan pinjaman dengan mempergunakan data base nasabah asuransi.
X. H. Konsolidasi dihubungkan dengan Ukuran Bank Bank ukuran kecil akan lebih efisien pasca konsolidasi, hal ini tercerminkan dalam indikator efisiensi. Sedangkan bank ukuran besar akan memperbaiki kinerja profitablitas, CAR dan indikator likuiditas resiko pasca konsolidasi.
XI. Kesimpulan Penelitian tidak menemukan adanya kecenderungan investor di pasar modal Taiwan lebih menyukai konsolidasi antara lembaga keuangan dengan bank komersial. Bank hasil konsolidasi bisa meningkatkan kinerjanya terutama untuk rasio Return on Equity, Capital Adequancy Ratio, Credit Quality Indicators, Asset Efficeint dan Loan To Asset. Bank kecil akan meningkatkan kinerjanya terutama indikator efisien, sedangkan bank besar aka memperbaiki kinerjanya di rasio pertumbuhan dan interest rate risk.
XII. Rekomendasi Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk hal yang sama di bursa efek lainnya di pasar modal negara lainnya di Asia maupun pasar modal di Amerika dan Eropa. Diperlukannya penelitian lebih lnajut terutama untuk data keuangan lainnya di tingkat bisnis unit masing-masing seperti perbankan, asuransi, sekuritas dan pembiayaan.
Suwinto Johan DMB6 – MRBL
8
Memerlukan penelitian lebih lanjuta terhadap indivdu bank dengan memakai metode studi kasus hasil konsolidasi. Penelitian lebih lanjut bisa mencakup semua indiaktor perusahaan tidak hanya keuangan.
XIII. Kritisi Disertasi XIII. A. Sampel dan Responden Penelitian hanya terfokuskan pada industri Taiwan, perlu memperluas sample yang digunakan sampai dengan negara-negara Asia lainnya yang mendekati seperti Taiwan seperti Korea, Singapore dan Hongkong, untuk memperoleh sample yang lebih banyak. Mengingat akan pasar Taiwan hanya terdapat 11 perusahaan induk keuangan konsolidasi. Diperlukan jangka waktu yang lebih jelas terutama untuk rasio kinerja pasca konsolidasi dan juga perlu diperhatikan akan faktor ekonomi makro pada saat terjadi konsolidasi, dan juga tujuan konsolidasi ini dilakukan. Dalam penelitian, konsolidasi terjadi lebih disebabkan karenanya peraturan pemerintah di tahun 2001 untuk terjadinya konsolidasi lembaga keuangan. Di samping itu, sampel yang dipergunakan juga memiliki ukuran (size) yang sangat variatif, yakni lembaga keuangan konsolidasi terbesar memiliki aset sebesarr NT$ 29 Trilliun dan yang terkecil memiliki NT$ 2 Trilliun, sedangkan untuk banknya dengan aset terbesar NT$ 1,5 Trilliun dengan bank terkecil memiliki aset NT$ 39 Milliar. Dalam penelitian, hanya disebutkan data keuangan yang dipergunakan adala data keuangan dari tahun 2001-2005, akan tetapi tidak disebutkan periode pengukuran yang jelas, apakah tahun konsolidasi minus satu dengan tahun konsolidasi plus 1. Begitu juga untuk reaksi investor di pasar modal terhadap keputusan konsolidasi, tidak dijelaskan, abnormal return sahamnya memakain periode berapa lama, apakah masa waktu -2 hari dan waktu + 2 hari.
XIII. B. Metodologi Penelitian cukup bagus dengan menguji akan Wald test untuk mengetahui perubahan kinerja apakah signifikan atau tidak antara masa pra dan pasca konsolidasi, akan tetapi perlu juga penelitian ini mempergunkan Wilcoxon Test untuk menguji kinerja pre dan post konsolidasi pada masing-masing perusahaan dan juga mempergunakan Krukal Wallis untuk menguji kinerja masing-masing induk hasil konsolidasi dengan asuransi, sekuritas dan bank komersial. Suwinto Johan DMB6 – MRBL
9
XIII. C. Hasil Diperlukannya penelitian lebih lanjut akan kontribusi masing-masing bisnis unit seperti perbankan, asuransi, sekuritas dan pembiayaan terhadap induk perusahaan, mengingat hasil konsolidasi tidak terlihat dengan jelas akan porsinya masing-masing, disamping porsi kontribusi ini juga akan mengubah rasio yang dipergunakan untuk mengukur kinerja. Perlu juga akan penelusuran akan regulasi pada masing-masing industri keuangan terhadap pemainnya, mengingat akan terdapatnya perbedaan pengukuran “kesehatan” pada masing-masing industri, seperti CAR pada perbankan, Risk Based Capital pada asuransi, Leverage Ratio pada perusahaan pembiayaan dan Modal Kerja Bersih Disesuaikan pada perusahaan sekuritas. Rasio pengukuran yang dipergunakan perlu ditelusuri lebih lanjut lagi, mengingat masing-masing sub industri keuangan memiliki rasio pengukuran kinerja yang berbeda, sekalipun di industri yang sama yakni keuangan. Seperti rasio karyawan terhadap pendapatan, antara asuransi, perbankan, sekuritas dan pembiayaan, akan memiliki rasio landasan yang berbeda. Hasil penelitian tidak bisa dipergunakan sebagai landasan pada industri yang sama pada negara lain, mengingat akan perbedaan kondisi macro ekonomi, tahun dilakukan penelitian, factor pendorong terjadinya konsolidasi dan juga regulasi yang berbeda antar pasar modal maupun industri di masing-masing negara. Sekalipun untuk kondisi Taiwan, hasil penelitian tidak bisa dipergunakan, mengingat akan penguasaan industri keuangan terbesar untuk sector perbankan tetap ada di tangan pemerintah yang menguasai 57% dari total asset yang ada, sedangkan bank swasta hanya berkisar 29% dan bank asing sebesar 5%. Di samping itu, penelitian ini juga perlu ditelusuri lebih lanjut lagi, mengingat akan kebijakan pihak regulator di seluruh dunia untuk mengatur kembali akan kebijakan financial holding pasca krisis global tahun 2008. Dimana kebijakan pemisahan antara investment bank dengan komersial bank, apakah perlu digabungkan atau dipisahkan. Di tahun 1928-1933, kebijakan pemerintah US dibawah Roosevelt melakukan pemisahan, akan tetapi krisis 2008, menunjukkan perlu digabungkan kembali kedua bank tersebut ke dalam 1 entititas. -000-
Suwinto Johan DMB6 – MRBL
10