Edisi September - Desember 2008
Sustainable Supply Chain Management
Guest Article Putu Dana Karningsih, S.T., M.Eng.Sc in Supply Chain Risk Management Research in Brief Sustainable Supply Chain Management : A Review Mendesain Green Supply Chain : Sebuah Konsep Dasar LSCM Event Operations and Supply Chain Management Practice Conference 2008 LSCM News Pengukuhan Prof. I Nyoman Pujawan Berita Penelitian Logistics and Supply Chain Management OSCM Journal Launching of the OSCM Journal
Edisi Keempat, September 2008
Redaksional SALAM REDAKSI
DEWAN REDAKSI Penanggung Jawab : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT (Ketua Jurusan Teknik Industri ITS)
Pimpinan Redaksi : Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., Ph.D Wakil Pimpinan Redaksi : Dr.Eng.,Ir. Ahmad Rusdiansyah M.Eng. Redaktur Pelaksana : Aprilia Ekawati Utami, ST Reina Angkiriwang, ST Pelaksana Teknis : Widha Kusuma N, ST Irwan Setyawan, ST Arief Syaiful, ST Nicko Rizaldy Imron, ST Nadya Ramadhani, ST Agung Puguh R Anita Puspa
Pembaca yang terhormat, Newsletter persembahan dari Laboratorium Logistics & Supply Chain Management (LSCM) Jurusan Teknik Industri kali ini akan mengetengahkan isu-isu terbaru mengenai penelitian-penelitian di bidang SCM dan logistik serta event-event yang diselenggarakan oleh Lab LSCM selama empat bulan terakhir ini. Topik yang kami angkat kali ini adalah mengenai ”Sustainable Supply Chain Management”. Untuk ke depannya, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sekalian untuk memperbaiki kualitas newsletter ini. Selain itu, kami juga mengharapkan partisipasi pembaca sekalian untuk memberikan sumbangsih melalui karya tulis ataupun informasi mengenai isu-isu terbaru seputar Logistik dan SCM, sehingga dapat memperkaya content dari newsletter ini ke depannya. Selamat menikmati sajian newsletter ini, dan mudah-mudahan dapat menjadi media sharing knowledge untuk kita semua. Redaksi
Penyunting & Tata Letak : Hendriyono Rachman Sandi Paulus, ST Alamat Redaksi : Gedung Teknik Industri - ITS Sukolilo, Surabaya Telp : 031-5939361 e-mail :
[email protected]
Kritik & Saran
yth., Lab Logistics & SCM admin Saya ingin menanyakan, benefit apa yang dapat saya dapatkan dengan mendaftar keanggotaan di lab Anda Bernardo******
[email protected]
Newsletter ini sangat bermanfaat bagi saya. Apakah saya bisa mendapat edisi pertama dari newsletter ini dan Newsletter ini terbit tiap berapa bulan Ill_*****@yahoo.com
Setelah menjadi member dari Lab L&SCM, akan memperoleh benefit seperti: 1. Dapat newsletter secara berkala 2. Informasi-informasi untuk kegiatan tertentu seperti gathering, seminar, dan pelatihan
Kami dapat mengirimkan newsletter edisi lama apabila ada permintaan dari masing-masing pembaca. Untuk diketahui newsletter ini terbit 4 bulan sekali
Edisi Keempat, September 2008
Daftar Isi Research in Brief : Sustainable Supply Chain Management Foreword
3
Mendesain Green Supply Chain Sebuah konsep dasar
5
Pendekatan Simulasi Untuk Implementasi Lean Operations Distribution center produk jadi di PT. X
23
Guest Article : Supply Chain Risk Management In - brief review
7
LSCM Event : Operations and Supply Chain Management Practice conference 2008
10
Technowork 2008 Technopreneurship Workshop 2008
12
In - House Training PT. Badak NGL Batch #1 dan Batch #2
13
Study Tour Manajemen Logistik PT. Terminal Petikemas Surabaya Seminar Intelligence Transportation System Intelegensi pada sistem transportasi Certification for Supply Chain Professionals Study Club
15 17 18
LSCM News: Pengukuhan Prof. Nyoman Pujawan
19
Kuliah Tamu Supply Chain Management bersama Prof. Wisner
20
Perjalanan Bersama Prof. Wisner
20
Berita Penelitian LSCM
22
Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa
26
LSCM Publications
27
LSCM
2
Edisi Keempat, September 2008
Research in brief Sustainable Supply Chain Management Foreword Sustainable supply chain management merupakan isu yang menyita banyak perhatian dan sedang banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Dalam usaha untuk meningkatkan globalisasi di dunia supply chain, semakin banyak perusahaan yang memilih memfokuskan diri pada aktivitas utama (core activities) dan melimpahkan aktivitas sampingan ( non-core activities) kepada perusahaan lain dengan tawaran biaya yang lebih rendah. Globalisasi juga menyebabkan proses pemenuhan order konsumen tidak lagi dikontrol oleh organisasi tunggal yang terintegrasi tetapi oleh sejumlah perusahaan independen dan terdesentralisasi yang bekerja secara bersama-sama. Manfaat dari jaringan (chain) sangat tergantung pada pemilihan strategi / keputusan yang tepat berdasarkan kriteria khusus dari konsumen yang akan dilayani. Dengan kondisi sumber daya alam yang semakin menipis sedangkan pemanfaatannya secara optimal merupakan sebuah tuntutan, maka untuk menyesuaikan dengan kondisi tersebut, supply chain harus dikaji ulang kembali. Sementara itu, saat ini perusahaan-perusahaan semakin tumbuh subur, mereka muncul dengan menawarkan tingkat pelayanan secara optimal dan biaya yang rendah, akan tetapi mereka kurang memperhatikan dampak dari penerapan supply chain perusahaan tersebut terhadap kelangsungan hidup umat manusia, misalnya dampak yang berpengaruh terhadap aspek lingkungan dan keberlangsungan sumber daya alam. Tujuan pemaparan isu spesial yang merupakan aspek khusus dari supply chain management ini adalah, untuk mencari jalan keluar yang terbaik dalam pemanfaatan sumber daya alam yang tersisa. Pada dasarnya ada beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan isu ini, antara lain ; Bagaimana seharusnya supply chain mempengaruhi tujuan yang berkaitan dengan aspek ekonomi maupun non ekonomi, ketika keputusan yang berhubungan dengan manajerial akan dibuat? Bagaimana seharusnya elemenelemen supply chain menanggapi tekanan dari pemerintah dan kelompok-kelompok tertentu terhadap isu-isu yang terkait dengan aspek lingkungan dan sosial? Bagaimana seharusnya supply chain didesain ulang untuk memfasilitasi produk-produk return, produk-produk recycle ataupun produk cacat? Bagaimana sebaiknya strategi operasi dan biaya yang digunakan untuk mengatur produk return? Bagaimana seharunya isu biaya ditempatkan ketika produk reguler dan re-manufactured ditawarkan oleh supply chain? Untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut diatas ada beberapa penelitian yang khusus membahasnya,
penelitian penelitian tersebut antara lain: »
Penelitian oleh Quariguasi dkk, mereka berpendapat bahwa dalam usaha meminimumkan biaya harus dipertimbangkan pula pengaruh negatif terhadap lingkungan. Pengaruh negatif tersebut timbul, ketika mendesain kerangka dan jaringan logistik, serta ketika mengevaluasi jaringan tersebut. Para peneliti tersebut menempatkan industri european paper and pulp sebagai objek penelitian untuk memvalidasi pemikiran mereka, juga memberikan saran dan pedoman terkait permasalahan yang timbul pada sektor industri tersebut. Hubungan antara pengaruh biaya dan aspek lingkungan juga menjadi objek penelitian para peneliti tersebut.
»
Farahani dan Elahipanah memaparkan pendekatan dalam mencari strategi distribusi optimal yang dapat berlaku pada kasus supply chain dengan tiga tingkatan. Penelitian tersebut mencakup dua fungsi tujuan yakni: meminimumkan biaya, meminimumkan jumlah backorder dan surplus pada perencanaan multiperiode. Algoritma genetis diaplikasikan untuk memecahkan permasalahan yang berupa mixed-integer linear programming.
»
Zhu dkk, melakukaan penelitian untuk memodelkan perhitungan implementasi dari Green Supply Chain Management (GRSCM). Berdasarkan survey yang melibatkan 341 industri yang terdapat di China, dua model perhitungan implementasi GRSCM ini diuji dan divalidasi terhadap faktor yang telah terlebih dahulu dianalisis. Skala perhitungan yang telah divalidasi pada penelitian ini dapat digunakan sebagai alat penguji diri untuk perbaikan dalam implementasi GRSCM oleh suatu perusahaan.
»
Kusumastutik dkk, melakukan penelitian pada perusahaan yang berlokasi di Singapura. Para peneliti ini menyakini bahwa untuk menghasilkan pelayanan purna jual yang baik, jaringan yang fleksibel dan efisien adalah suatu kebutuhan. Dengan keyakinan tersebut, mereka memilih perusahaan yang berlokasi di Singapura (tidak disebutkan nama perusahaannya) sebagai objek penelitiannya, dikarenakan wilayah operasi perusahaan tersebut mencakup Asia Pasifik dan mereka menawarkan pelayanan purna jual terhadap produk komputer produksi US. Dengan
LSCM
3
Edisi Keempat, September 2008
Research in brief menggunakan permodelan lokasi fasilitas, para peneliti tersebut menyarankan untuk mendesain ulang jaringan distribusi. Dengan jaringan yang telah didesain ulang kembali tersebut dapat menghemat total biaya sebesar 11,2% dibandingkan dengan jaringan yang diterapkan sebelumnya. »
Proses pengolahan ulang dan pembaruan kembali suatu produk merupakan suatu kewajiban, sehingga perusahaan dihadapkan dengan permasalahan bagaimana harus mengurangi biaya-biaya yang timbul dalam melakukan proses tersebut. Krikke dkk memaparkan pendekatan bagaimana mengoptimalisasi kumpulan material yang timbul dari kendaraan yang dirakit ulang pada studi kasus di Industri Auto Recyling Netherland.
»
Penelitian oleh Mitra dan Webster, para peneliti ini menganisis pengaruh dari pemberian subsidi oleh pemerintah kepada suatu perusahaan yang menerapkan program operasi sustainable pada proses produksinya. Hasil yang didapat oleh peneliti ini adalah dengan pemberian subsidi tersebut aktivitas re-manufacturing semakin meningkat.
»
Vachon dan Klassen meneliti bagaimana hubungan antara supply chain dengan isu lingkungan yang dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Para peneliti ini melakukan penelitian terhadap industri yang berlokasi di Amerika bagian utara. Mereka membuat dua kategori yakni upstream (hubungan industri dengan supplier) dan downstream (hubungan industri dengan konsumen). Hasil yang didapat dalam penelitian mereka adalah penerapan green practice terhadap kategori upstream lebih bermanfaat dibandingkan dengan kategori downstream, sehingga mereka menyarankan untuk kategori upstream akan lebih bermanfaat apabila diterapkan performansi berbasis proses sedangkan downstream performansi berbasis produk.
Pada kenyataannya masih banyak penelitian yang terkait dengan isu spesial ini, hal ini membuktikan bahwa sustainable supply chain management menjadi topik yang menyita banyak perhatian di kalangan peneliti. Demikian review dari penulis, mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca.
Disadur oleh : Agung Puguh Rahardjo Resumed from : Sustainable Supply Chain Management I Nyoman Pujawan, Saibal Ray, Rajesh Piplani International Journal of Production Economics (2008, 111, pg. 193-194)
LSCM
4
Edisi Keempat, September 2008
Research in brief Mendesain Green Supply Chain Sebuah Konsep Dasar Konsep peduli lingkungan mulai terbentuk pada awal tahun 2000 ketika kondisi iklim dunia mengalami perubahan yang signifikan dengan adanya global warming. Keadaan ini membuat manusia semakin intens mempelajari sebab dan akibat dari setiap aktifitas manusia terhadap lingkungannya. Saat ini, kualitas lingkungan semakin menjadi pusat perhatian demi keberlangsungan hidup manusia dengan segala bentuk aktifitasnya. Dewan Kualitas Lingkungan (1996) mendefinisikan kualitas lingkungan sebagai ”... air minum yang aman, ekosistem yang sehat, makanan yang aman, komunitas bebas racun, manajemen limbah yang aman, dan pemulihan area terkontaminasi”. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk semakin peduli terhadap kualitas lingkungan tidak lepas dari peran media dalam memberikan informasi mengenai masalah ini melalui kelompok masyarakat yang memiliki perhatian besar terhadap masalah ini. Masyarakat umum memiliki andil yang sangat penting terkait dengan kondisi lingkungan yang ada saat ini, namun dilain pihak, Fiksel (1996) dalam penelitiannya menemukan bahwa proses produksi dan manufaktur dipandang sebagan ancaman nyata bagi lingkungan, terkait dengan limbah produksi yang dihasilkan, pengrusakan ekosistem, dan eksplorasi sumber daya alam yang berlebihan. Perlu diketahui bahwa membutuhkan waktu yang tidak sebentar bagi alam untuk pulih dan kembali ke kondisi awal terkait dengan kerusakan yang disebabkan oleh produksi limbah dan penggunaan sumber daya alam oleh pabrik. Kondisi tersebut mendorong untuk terbentuknya filosofi baru tentang proses manufaktur. Bahwa sebuah proses manufaktur harus memiliki dasar operasional yang berwawasan lingkungan, dimana seorang insinyur dalam mendesain proses dan produknya harus tetap memperhatikan keberlangsungan ekosistem beserta sumberdayanya. Yaitu dengan melakukan pengolahan limbah menjadi aman sebelum dibuang ke alam, dan bergeser dari penggunaan produk sekali pakai dan sistem disposal produk itu sendiri. Terkait dengan hal tersebut, salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan memodifikasi siklus rantai pasok yang ada selama ini menjadi sebuah siklus tertutup. Sistem rantai pasok tradisional dapat didefinisikan sebagai sebuah proses aliran material dari bahan mentah yang diproses menjadi produk yang siap digunakan oleh konsumen, beserta proses distribusinya hingga sampai ke tangan konsumen. Desain, model dan analisa sistem yang
ada selama ini lebih fokus pada optimasi proses pengadaan bahan mentah hingga pengiriman produk jadi ke konsumen.
Gambar 1. Sistem Rantai Pasok Tradisional
Dilain pihak, manajemen rantai pasok yang sudah diperluas melibatkan konsep manajemen lingkungan didalamnya. Konsep ini didasarkan pada pemahaman bahwa dampak lingkungan pada sebuah organisasi meliputi dampak lingkungan dari produk dan proses yang merupakan hasil pengolahan bahan mentah, penggunaan produk yang dihasilkan dan proses disposal produk tersebut. Tabel dibawah ini menggambarkan sebuah evolusi sebuah perusahaan manufaktur dari tradisional menjadi sepenuhnya terintegrasi dengan manajemen lingkungan (ML) yang diadaptasi dari Fiksel (1996). Tahap Perubahan
Karakter Menggunakan pendekatan tradisional menganggap bahwa 1. Problem Solving mentaati peraturan merupakan pemborosan biaya dalam menjalankan bisnis 2. Manajemen untuk Orientasi tradisional terhadap koordinasi dan integrasi ML Kesepakatan Berorientasi pada kesepakatan bersama Perencanaan jangka panjang 3. Manajemen untuk Utilisasi resiko manajemen untuk menyeimbangkan potensi Jaminan lingkungan masa depan terhadap biaya yang dikeluarkan 4. Manajemen untuk Pencegahan polusi, dan bukannya control terhadap polusi Eco-efficiency Minimasi limbah dan pengurangan penggunaan sumber daya 5. Total integrasi
Kualitas lingkungan dipandang sebagai aspek dari Total Quality Management (TQM) Pendekatan global terhadap proses dan siklus hidup produk. Tabel 1.Tahap Perubahan Fiksel
Pada tahap awal perubahan manajemen terkait dengan kebijakan manajemen, organisasi memisahkan kebijakan lingkungan dengan kebijakan operasional. Namun dengan berkembangnya pemahaman sebuah organisasi, mereka mulai mengintegrasikan kebijakan lingkungan dengan kerangka kerja mereka. Manajemen rantai pasok yang sudah terintegrasi terdiri dari tradisional rantai pasok dilengkapi dengan komponenkomponen tambahan seperti proses daur ulang (recycling/re-use) dan proses remanufaktur membentuk suatu siklus tertutup. Rantai pasok yang telah terintegrasi untuk selanjutnya dapat dikategorikan dalam green supply chain.
LSCM
5
Edisi Keempat, September 2008
Research in brief Proses daur ulang meliputi recycling dan re-use. Recycling dapat digambarkan sebagai sebuah proses mengumpulkan barang/komponen bekas yang sudah tidak terpakai, kemudian di pecah menjadi bagian yang lebih kecil untuk kemudian diolah menjadi produk/komponen baru. Sedangkan re-use dapat dijelaskan sebagai proses mengumpulkan barang/komponen bekas untuk kemudian dijual atau digunakan kembali sebagaimana bentuk asalnya. Proses remanufaktur terdiri dari aktifitas mengumpulkan produk/komponen, kemudian memperbaiki kondisinya atau menggantikan bagian yang rusak. Hasil dari proses remanufaktur pada akhirnya akan diperiksa dan diuji untuk memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Dalam green supply chain ini, proses recovery (daur ulang, remanufaktur) akan menambah tingkat
W
= waste
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, (4) lakukan skala prioritas langkah proses terhadap hasil pengukuran yang telah dilakukan untuk meningkatkan performansi, (5) mengembangkan alternative dan memilih pendekatan yang tepat untuk meningkatkan performansi, dan (6) melakukan audit dan melakukan improvement terhadap system yang sudah ada.
Disadur oleh : Widha K Ningdyah, ST Resumed from : Designing the Green Supply Chain Benita M. Beamon University of Washington, Industrial Engineering Logistics Information Management (1999, Vol. 12, No. 4, pg. 332-342)
Gambar 2. Model Green Supply Chain (Beamon, 1999)
kompleksitas rantai pasok itu sendiri, dan oleh karena itu perlu dirumuskan strategi dan operasional yang tepat. Selain itu, pengukuran kinerja rantai pasok yang tepat merupakan aspek penting yang harus diperhatikan. Karakteristik sistem yang berbeda membutuhkan system pengukuran kinerja yang berbeda pula. Dalam system rantai pasok tradisional, aspek-aspek yang diukur biasanya meliputi kepuasan konsumen, layanan dan responsiveness dan biaya. Dilain pihak, aspek-aspek yang diukur dalam green supply chain juga diatur melalui ISO 14000. Implementasi green supply chain sendiri terdiri dari beberapa langkah, yaitu (1) Identifikasi proses, dimana dilakukan identifikasi terhadap input, proses dan output yang dihasilkan, (2) pengembangan sistem pengukuran kinerja rantai pasok yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter system, (3) pengukuran kinerja rantai pasok, dimana performansi aktual diukur, kemudian
LSCM
6
Edisi Keempat, September 2008
Guest Article Supply Chain Risk Management In Brief Review Customer demand has changed significantly over the past decades. They are asking on more product variety and faster time to market, while competitive price and good quality become basic requirement in order to be qualified in the market competition. This trend force companies to respond with product that has increasingly lower cost, better quality and shorter development time. In order to win on this tough competition, a company can not only focus on improving their internal organization process but should also managing their whole network, from their suppliers to their end customers (Pujawan, 2005). In 1980s, the term supply chain and supply chain management (SCM) emerged to describe network interaction between suppliers, manufacturers, distributors, retailers and customers, aim to fulfills customer needs at low cost by matching customer demand (quantities, locations, and time) with supply flow (Chopra & Meindl, 2007; Simchi-Levi et al., 2000). There are a number of success stories on how companies could increase their revenue or reduce their cost by implementing supply chain management. One of them is Procter & Gamble (P&G) who develops businesses plan together with their suppliers to eliminate waste in their supply network. As the result, P&G estimates that they could save approximately $65 million (Cottrill, 1997). Besides some advantages (i.e. increasing revenue or reducing cost) that could result from effectively managing supply chain network, there are some major concerns. In order to achieve the supply chain aim, it requires integration between several (up to hundreds) companies in the network as it requires a continuous flow of information and resources between companies within a country or across countries and even continents. It makes today's supply chain become a very complex and interdependent network. Moreover, there are several other factors that could escalate interdependence and add complexity to supply chain, such as: globalization, e-business, demand volatility, outsourcing, reducing supplier base, and decreasing inventory (Deleris & Erhun, 2005; Gaonkar & Visvanadham, 2004; Harland et al., 2003; Hauser, 2003; Khan, 2006; Norrman & Jansson, 2004; Tang, 2006). Due to its inter-reliant and complexity atmosphere, it makes supply chains become more exposed to risks. Supply chain risk could be defined as flow of information and resources impediments in the supply network due to uncertain variation or interruption (Juttner et al., 2003). As one of supply chain characteristic is mutually dependent, therefore if a disruption happens in one part of a supply chain, it could affect the whole network. Chapman et al. (2002) suggest that risk in supply chain
could arise from internal and external environment. Internal covers relations between organizations within the supply network (manufacturer, customers, customer's customers, suppliers, supplier's suppliers, and logistic providers). While the relation between supply network and their environment is consider as external which encompass SC competitors, macro economy, political/governmental, socio cultural, technology development, natural phenomenon/ disaster, and human made disaster. Product recall of a well known toys manufacturer is one example of risk that could derive from internal supply chain. The company's top management said that this case could be happened because their manufacturing partner (supplier) did not follow the procedures. Natural disasters such as earthquake or pandemic are example of source of risks that comes from outside of a supply chain. Food and Mouth diseases in 2001 did not only disrupt UK agriculture industries and tourism, but also affect high class vehicle manufacturer (i.e Volvo) due to lack of leather supply (Norrman & Jansson, 2004). Disruption in supply chain could lead to a major lost or even businesses discontinuity. For example, Erricson had a major lost for about US$2.34 billion as the result of fire at Erricson's key (single) supplier in New Mexico on March 2000 and this led to a serious problem in their business stability (Sheffi, 2005). Other disruptions example could be seen in table 1. Hence, there is a need to manage supply chain risk Disruption Devaluation currencies in Indonesia in 1997 A fire in component supplier of Toyota in 1997 Hurricane Mitch struck banana plantation in Central America in 1998
Effect on supply chain Indonesian manufacturer cannot buy/pay materials therefore unable to meet USA customers order
Taiwan earthquake in 1999
HP, Dell and Compaq difficult to meet customer demand for the 1999 holiday season Daimler-Chrysler must stopped operation of other seven plants across North America due to flood on their plant that produce suspension parts Ford close their 5 plants for several days due to all air traffic was suspended
Hurricane Floyd in North Carolina, US A
Toyota shutdown their 18 plant for two weeks, cost US $195 million and lost sales US $325 million Dole lost over US $ 100 million due to does not have alternate supplier
US A Twin tower attack 11 S eptember 2001 UPF Thompson, Land Rover’s key supplier was Land Rover laid off 1400 workers bankrupt in 2001 Disrupting supply of world electronics and IT 2003 S ARS outbreak in hardware industry. Business loss in China, Hong China and Hong Kong Kong, Singapore, and Canada is estimated approximately US$30-50 billion.
Table 1. Recent disruption which affect supply chain Source (Treece, 1997; Griffy-Brown, 2003; Norrman&Jansson, 2004; Hauser, 2003; Chapman et.al,2002; Tang, 2006; Zsidisin et al, 2005)
in order to avoid ripple effects and its consequences. Supply Chain Risk Management is defined by Chapman et al. (2002) as “the identification and management of risk
LSCM
7
Edisi Keempat, September 2008
Guest Article within the supply chain and risks external to it through a coordinate approach amongst supply chain members to reduce supply chain vulnerability as a whole”. Supply Chain Risk Management (SCRM) focuses on how to understand and to avoid ripple effects whether major or minor accident could take place in one point of the supply network. In addition, the most important thing is to make sure that when a disruption occurs, the company has ability to go back to their normal and continue their business, which is termed by Christopher & Peck (2004) as supply chain resilience. Several studies (Centre for Logistics and Supply Chain Management - Cranfield School of Management, 2003; Harland et al., 2003; Hauser, 2003; Juttner et al, 2003; Sinha et al., 2004 Hallikas et al., 2004; Deleris and Erhun, 2005; Kleindorfer and Saad, 2005; Kiser and Cantrell, 2006) suggest similar basic phase in managing risks in supply chain, which are: risk identification (identify what could happen, where, when and how), risk analysis (quantify/measure the impact of the risk), risk evaluation (put prioritization on identified risk) and risk treatment (develop and implement risk mitigation strategy to control the risk). Each step of SCRM utilizes common operations management tools such as flow chart and cause effect diagram. Table 2 shows one example of SCRM steps and its corresponding supporting tools suggested by Centre for Logistics and Supply Chain Management Cranfield School of Management (2003)
or outside (external/ environment where the supply chain operates). Figure 1 and 2 show the risk classification suggested by two papers. Other approach to categorize of supply risk is presented by Gaonkar (2004) and Cavinato (2004). While Gaonkar (2004) classifies risk based on form of uncertainty manifestation in supply chain (deviation, disruption and disaster) and take into account potential risks which could arise from supply chain environment, Cavinato (2004) categorize risks into five sub chains in supply network (physical, financial, informational, relational, innovation) without considering potential disruption from outside supply chain.
Figure 1. Christopher & Peck (2004) supply chain risk classification
S CRM steps S upporting tools Identify, Measure & Prioritize
Scenario planning, Delphi Forecasting, Brainstorming, FM EA, Flow Charting, Supply Chain M apping, Critical Path Analysis, Bottleneck identification, SPC, Process Capability Analysis, Simulation M odeling, Root cause analysis, Fishbone diagram, Pareto analys
Analyze
SPC, Process Capability Analysis, Simulation M odeling, Root cause analysis, Fishbone diagram, Benchmarking, Time based process mapping
Reduce
Brainstorming, Simulation M odeling, Benchmarking, Business process engineering, Pareto analysis, Time based process mapping
Control
SPC, Process Capability Analysis
Table 2. SCRM steps and supporting tools
Zoysa and Russell (2003), Hallikas et al., (2004) and Norrman & Lindroth (2004) suggest that risk identification is the most critical phase as this is the foundation of risk management process. Most (if not all) of the possible risks must be able to identified as unidentified risks could misguide mitigation plan and in the worst case it could lead to a major loss. Several researches have been conducted in identifying and classifying risks in supply chain as can be seen in table 3. Chapman et al. (2002), Christopher & Peck (2004), Jüttner et al. (2003), Veenstra et al. (2006), and Kiser & Cantrell (2006) suggest a similar way to categorize risks according to its source location whether it is within the organization or between supply chain members (internal)
Figure 2. Jüttner et al. (2003) supply chain risk classification
Other studies only focus their research on identifying risk that relates to inbound (supply) side of supply chain such as Trevelen & Schweikhart (1988), Zsidisin et al. (2000), Zsidisin (2003) and Wu et al. (2006). Similarly, Hallikas et al. (2004) study is also limited on capturing network related risks (between supplier's suppliers, suppliers and buying organization). A broader categorization of potential risks covering inbound and outbound supply chain is presented by Harland, et al. (2003), Hauser (2003), Chopra & Sodhi (2004), and Kleindorfer & Saad (2005). Even there have been an considerable number of research on identifying risks in supply chain (Trevelen & Schweikhart, 1988; Zsidisin & Ellram, 1999; Zsidisin et al., 2000; Hallikas, et al., 2002; Zsidisin , 2003; Jüttner et al., 2003; Harland, et al., 2003; Hauser, 2003; Gaonkar, 2004; Cavinato, 2004; Chopra & Sodhi, 2004; Christopher & Peck, 2004; Wu et al., 2006; Kiser & Cantrell, 2006), but only fewer studies that discuss interactions between risks in supply chain. The interrelationships between the identified risks are important to gain a more complete picture of the impact of the potential supply chain risks.
LSCM
8
Edisi Keempat, September 2008
Guest Article Category based Location of risk sources
Categories Internal External
Trevelen & Schweikhart (1988), Zsidisin et al. (2000), Hallikas et al (2004), Zsidisin (2003) and Wu et al. (2006)
Inbound (supply side)
Uncertainty manifestation
S ub chain in supply chain
Macro activities
Generic
References Chapman et al. (2002), Christopher (2003), Christopher & Peck (2004), Jüttner et al. (2003), Veenstra et al. (2006), Kiser & Cantrell (2006)
Deviation Disruption Disaster Physical Financial Informational Relational Innovation Buy M ake M ove Store Sell
If supply chain risk management is implemented successfully, a supply chain could anticipate potential disruptions, know how to cope with them and react more quickly than their competitor so it could becomes supply chain's competitive advantage (Hauser, 2003; Swaminathan, 2003). Penulis :
Gaonkar (2004)
Cavinato (2004)
Proth (2007)
Putu Dana Karningsih, S.T., M.Eng.Sc School of Mechanical and Manufacturing Engineering University of New South Wales (UNSW), Sydney, Australia Beliau adalah dosen TI yang sedang menempuh program S3 di UNSW Australia
M iller (1992),Harland, et al. (2003), Hauser (2003), Chopra & Sodhi (2004), Spekman & Davis (2004), and Kleindorfer & Saad (2005)
Table 3. Summary of Supply chain risk identification classification
each risk in supply chain (internal and external environment) should not be only identified as an isolated event but the interrelationship between this risk event and other risk event should also be considered. Hallikas et al. (2004) manage to present the interdependency between risks only at supply side of SC without considering environmental (external) factor. Once the risks in supply chain has been identified and listed, these risks should be assessed in term of magnitude and likelihood of occurrence. Depend on data and resources availability, the nature of risks, and the purpose of the analysis, different estimation methods with varying level of details and accuracy can be utilized: a. Qualitative analysis, commonly utilized as the first estimation by using scales system (in words) to describe the magnitude and severity of risks such as severe, major, moderate, and minor b. Semi quantitative analysis, using numbering scales system to rank the risk level c. Quantitative analysis, could measure the risk level based on data The next step in SCRM is to prioritize the risks based on the assessment result from previous stage (risk analysis) and decide what actions must be taken. Lastly, the appropriate risk treatment is selected based on organization's objectives and resources availability. Depend on the nature of risks and its level; organization should decide what action should be taken from several alternatives, which are: risk avoidance, risk reduction, risk mitigation, risk transfer and risk retention, to control the risks.
LSCM
9
Edisi Keempat, September 2008
LSCM Event Operations & Supply Chain Management Practice Conference Laboratorium Logistics & Supply Chain Management kembali menggelar perhelatan berskala nasional, OSCM Practice Conference 2008 yang diselenggarakan di Sahid Jaya Hotel Jakarta, 10 Juni 2008. Konferensi yang diikuti oleh 46 peserta yang berasal dari berbagai perusahaan nasional maupun multinasional ini bertujuan untuk mempertemukan para praktisi produksi/operasi, logistik, procurement, dan supply chain secara nasional ke dalam suatu media untuk saling bertukar pengalaman mengenai best practice, performance improvement, settting up organisasi terkait supply chain management, serta berbagai isu lain terkait dengan praktek bidang operasi dan supply chain. OSCM Practice Conference 2008 ini memiliki misi untuk sharing pengalaman, memperluas networking, serta memperoleh pengetahuan baru pada bidang operasi and supply chain management dari pakarpakar internasional maupun nasional yang ikut serta. Konferensi ini diikuti oleh direksi, manajer, supervisor maupun konsultan yang pekerjaannya meliputi fungsi-fungsi seperti perencanaan, produksi, pengadaan, supply chain, logistik dan distribusi, dan lainnya. Salah satu keunggulan Conference Chairman : Prof. I Nyoman Pujawan dari konferensi yang didukung oleh ITS, SWA, IPOMS dan PQM ini dibandingkan dengan konferensi-konferensi sejenis lainnya adalah setiap peserta memiliki kesempatan untuk menjadi presenter dan mempresentasikan topik yang diminatinya. Keuntungan menjadi presenter selain untuk mendapatkan nilai prestis bagi dirinya sendiri adalah dapat meningkatkan citra organisasi bagi tempat mereka berkarya. Pada pukul Peserta OSCM Practice Conference 09.00, konferensi ini dibuka secara resmi oleh Ketua Laboratorium Logistics & Supply Chain Management yang juga bertindak sebagai conference chairman , Prof. I Nyoman Pujawan. Selanjutnya, Mr. Hariyanto Salim, IPOMS President, memberikan opening address untuk konferensi ini.
Sesi pertama pada konferensi ini adalah keynote speech dari Prof. Joel Wisner (Professor of SCM, University of Nevada, Las Vegas), yang sebelumnya menjadi dosen tamu selama 1 bulan untuk mata kuliah SCM di Teknik Industri ITS. Prof. Wisner memberikan keynote speech yang sangat menarik, yaitu mengenai “Working Smarter : SCM's Impact on Company Strategies”. Pada sesi diskusi, peserta sangat antusias untuk bertanya mengenai problem nyata yang sesuai dengan topik yang dipresentasikan oleh Prof. Wisner. Keynote Speech oleh Prof. Joel Wisner
Pada pukul 11.30, sesi inti dari konferensi ini dimulai, yaitu presentasi paralel dari para presenter. Peserta yang menjadi presenter pada konferensi ini adalah : - M. Mukti Ali Alcham ( Direktur PT. Global Teknik Engineering), dengan topik “Evaluasi Kinerja Pemasok dalam Upaya Memelihara dan Mengembangkan Efektivitas Hubungan Kerjasama Perusahaan dengan Pemasok”. - Andy Wahyu Daryanto ( PPIC & MAPS Manager PT. Pfizer Indonesia), dengan topik “Managing MPS as Part of Process Improvement for Scheduling System”. - Najahul Imtihan (Assistant to Board of Directors PT. PLN Persero), dengan topik “Improving Supply Chain Management to Reduce Power Interruption”. - Soerjo Winarto (Demand & Supply Planning Director PT. Danone Aqua), dengan topik “Multi Location Product Supply Optimization”. - Rony Setyawan (Direktur CKB Logistics / PT. Cipta Krida Bahari” , dengan topik ”Challenges in Managing Nationwide Distribution in Indonesia for Oil & Gas Mining Sectors”. - Kristanto Santosa (Senior Consultant, PQM Consultant), dengan topik “ Supply Chain Management : Route Grouping of Milk Run Delivery System”. Sebenarnya, ada 3 presenter lagi yang sudah mendaftarkan diri untuk berpartisipasi pada konferensi ini, tetapi mereka berhalangan hadir. Setiap presenter diberi
LSCM
10
Edisi Keempat, September 2008
LSCM Event
Konferensi nasional dengan peserta internasional
Sesi Presentasi Paralel & Diskusi
waktu sekitar 60 menit untuk menyampaikan presentasinya dan 30 menit selanjutnya untuk sesi diskusi yang langsung dimoderatori oleh Dr. Ahmad Rusdiansyah (Program and Organizing Committee Chair). Peserta terlihat sangat antusias dengan semua topik yang dibawakan oleh para presenter. Hal ini dapat tergambar melalui suasana diskusi yang sangat happening, sehingga waktu konferensi yang semula dijadwalkan selesai pada pukul 17.00, harus mundur hingga pukul 18.00. Setelah sesi presentasi paralel selesai, acara konferensi ini ditutup secara resmi oleh Prof. I Nyoman Pujawan. Secara keseluruhan, konferensi ini dinilai dapat terlaksana secara sukses, meskipun ada beberapa hal yang terjadi di luar rencana, yaitu beberapa presenter yang batal untuk berpartisipasi
Konferensi nasional yang juga diikuti oleh peserta dari kalangan internasional ini rencananya akan dilaksanakan secara reguler, yaitu pada setiap pertengahan tahun. Selain dapat menambah pengetahuan mengenai isuisu terkini seputar masalah operasi dan SCM, peserta juga dapat saling lebih mengenal satu sama lainnya dalam rangka memperluas dan memperkuat network antar praktisi dari berbagai perusahaan yang ikut serta. Hal ini sejalan dengan slogan konferensi, ”Share your experience & get others”. Oleh karena itu, bagi Anda yang belum berpartisipasi pada OSCM Practice Conference 2008, kami tunggu keikutsertaannya pada OSCM Practice Conference periode selanjutnya...
Ditulis oleh : Aprilia Ekawati Utami, ST. Asisten Lab Logistics & Supply Chain Management
LSCM
11
Edisi Keempat, September 2008
LSCM Event techNOWork ‘08: Technopreneurship Workshop 2008 Selasa 19 Agustus 2008, bertempat di gedung rektorat lantai 3, Program Pasca Sarjana (S2) Teknik Industri ITS didukung oleh Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITS menyelenggarakan TECHNOpreneurship WORKshop 2008. Kegiatan yang dikoordinasi oleh Dr. Ahmad Rusdiansyah ini, diadakan dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 63, dimana dipandang perlu untuk mengadakan kegiatan yang mampu membangkitkan semangat kebangsaan untuk bangga dengan produk-produk yang dibuat oleh bangsa Indonesia. Terutama dukungan terhadap produk-produk teknologi tinggi hasil kreasi putra-putri Indonesia berjiwa technopreneurship tinggi.
Panitia Technopreneurship Workshop 2008
Te c h N O Wo r k m e r u p a k a n s i n g k a t a n d a r i Technopreneurship Workshop serta dapat diartikan pula sebagai ajakan untuk bekerja dengan semangat Technopreneurship mulai sekarang. Workshop ini mengundang para technopreneur serta para periset dan pemerhati technopreneurship dari kalangan perguruan tinggi dan umum. Adapun pembicara dalam acara ini antara lain, - Prof. Dr. Ir. Sulistijono , Dekan FTI- ITS , Opening Keynote Speaker - Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, pemerhati Creative Industry, dosen Teknik Industri-ITS, "Scaling up your Research to Business : Feasibility Aspects”
Suasana Technopreneurship Workshop 2008
Selain itu, dalam Workshop ini digelar pameran mini (Mini TECHNO-EXPO) mengenai hasil-hasil para technopreneur dan penelitian aplikatif dari kampus ITS. Peserta Mini TECHNO-EXPO diantaranya Versatile.com, Desain Produk ITS, Business Innovation Fund (BIF) Senada-USAid, Business Incubator LPPM-ITS, Game Technology dari Research Groups Teknik Elektro ITS, Pembangkit Listrik Tenaga Angin & Terumbu Karang dari Research Groups Teknik Kelautan ITS, serta tidak ketinggalan pula Laboratorium Logistics & Supply Chain Management (LSCM) ITS. Acara yang berlangsung mulai pukul 08.30 hingga 16.00 WIB ini berlangsung dengan lancar dan dihadiri oleh peserta dari kalangan akademik maupun praktisi. Workshop ini sebagian besar panitianya merupakan pengurus lab LSCM TI ITS dan keluarga besar Program Pasca Sarjana TI ITS. Rencananya acara Technowork ini akan diselenggarakan secara reguler setiap tahun. Sampai jumpa di TECHNOWORK 2009....
Penulis : Dira mariana, ST Mahasiswi S2 Teknik Industri ITS
- Dr. Ir. TrioAdiono, Technopreneur Pengembang Chip WiMax (Next Generation of Mobile Communication) dari Versatile.com, dosen Teknik Elektro-ITB, "WiMax Chip Development : A Journey from Research To Business" - Soekaeni, Technopreneur Produsen Bio-Ethanol Fuel, "Development of Bio-Ethanol Fuel: Challenges and Opportunities" - Aris Martanto, Business Innovation Fund Manager SENADA-USAid, “Empowering Inovation”
LSCM
12
Edisi Keempat, September 2008
LSCM Event In-House Training PT. Badak NGL Batch #1 & Batch #2 Beberapa pekan lalu tepatnya saat minggu tenang untuk mempersiapkan Ujian Akhir Semester (UAS) yaitu tanggal 2 Juni 7 Juni 2008, disekitar kampus ITS terasa begitu sepi. Hal ini disebabkan banyak mahasiswa yang sibuk untuk mempersiapkan diri mereka masing-masing dalam menghadapi UAS yang akan berlangsung dirumah masing-masing. Namun, kondisi ini sangat bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi pada Laboratorium Logistics and Supply Chain Management (LSCM). Dimana Laboratorium LSCM sangat sibuk karena pada saat minggu tenang tersebut laboratorium LSCM kedatangan beberapa orang tamu. Mereka adalah para pegawai yang berasal dari PT. Badak NGL. Kehadiran mereka tersebut bertujuan untuk mengikuti training/pelatihan yang diadakan oleh Lab. LSCM dengan tema: “Introduction to Supply Chain Management.” Pelatihan ini bukanlah merupakan pelatihan pertama yang kali diberikan oleh Lab. LSCM kepada pegawai yang berasal dari PT. Badak NGL. Namun ini merupakan yang kedua kalinya. Untuk pelatihan kali ini, peserta berjumlah 8 orang dan semuanya berasal dari bagian logistik.
Makan malam dengan peserta pelatihan dari PT. Badak NGL (Batch #1)
Pelatihan tersebut berlangsung selama 6 hari, dimulai pada hari Senin. Setiap harinya kegiatan berlangsung mulai pukul 08.30 dan selesai pada pukul 17.00. Sebelum pelatihan tersebut dimulai, para peserta pelatihan diberikan tes awal guna mengetahui seberapa dalam mereka telah memahami mengenai SCM. Pada pelatihan ini, peserta diberikan materi-materi yang terkait dengan SCM, seperti pengatar SCM, SCM untuk oil & gas, permainan Beer Game, peranan ERP pada SCM, teknologi informasi untuk SCM, dan pengukuran kinerja dan service SCM. Materi pelatihan tersebut diberikan oleh beberapa dosen yang berasal dari ITS, diantaranya I Nyoman Pujawan, Ahmad Rusdiansyah, Erwin Widodo, Budisantoso Wirjodirjo, Nugroho Priyo Negoro, dan Suwarmin. Setelah diberikan materi selama 5 hari, maka pada terakhir para peserta mengikuti tes akhir terkait dengan materi yang telah diajarkan kepada mereka
sebelumnya untuk mengetahui seberapa jauh mereka memahami materi yang telah diajarkan kepada mereka. Selama kegiatan ini berlangsung, para peserta sangat antusia dalam mengikuti semua materi yang ada dan disediakan untuk mereka. Mereka juga mengatakan bahwa pelatihan yang diikuti oleh mereka kali ini sangat berbeda dengan pelatihan-pelatihan yang pernah mereka ikuti sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pelatihan dilakukan dalam kelas seperti proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa, sehingga mereka merasakan kembali bagaimana rasanya menjadi murid. Lain halnya dengan pelatihan lain yang sering mereka ikuti dimana biasanya dilakukan di ruangan hotel. Pada hari kamis malam setelah diberikan materi pelatihan, para peserta pelatihan tersebut dijamu dengan makan malam bersama yang juga diikuti oleh asisten laboratorium LSCM. Selama makan malam, suasana tampak hangat dan akrab di mana hal tersebut merupakan tujuan utama dari diadakannya acara makan malam bersama tersebut, yaitu untuk menjalin hubungan kebersamaan yang baik dengan para peserta. Akhir dari training tersebut, ditutup dengan acara foto bersama dengan seluruh asisten Laboratorim LSCM. Secara keseluruhan, pelatihan yang diadakan di gedung teknik industri kampus ITS berjalan dengan lancar dan mendapatkan tanggapan yang cukup baik dari para peserta. Mereka berharap bahwa kegiatan pelatihan ini akan dapat berlanjut sehingga dapat terjalin hubungan yang baik antara Teknik Industri ITS dengan PT. Badak NGL sendiri. Maka dari itu pihak Lab. LSCM sangat menantikan adanya kegitan lanjutan dari pelatihan kali ini.
Pelepasan peserta pelatihan dari PT. Badak NGL (Batch #1)
LSCM
13
Edisi Keempat, September 2008
LSCM Event Training PT. Badak NGL (Batch #2) pelatihan kali ini, sama seperti materi pada batch sebelumnya. Peserta dari training yang diadakan kali ini juga berasal dari bagian Logistik, sama seperti sebelumnya. Pada pelatihan sebelumnya, jumlah peserta training adalah sebanyak 8 orang. Namun pada pelatihan kali ini jumlah peserta lebih sedikit dibandingkan dengan pelatihan sebelumnya, yaitu berjumlah 6 orang.
Pelepasan peserta pelatihan dari PT. Badak NGL (Batch #2)
Tidak berbeda jauh dengan training yang diadakan sebelumnya. Training PT. Badak NGL yang diadakan kali juga dilakukan di Kampus Teknik Industri ITS dan kondisi yang ada juga terasa begitu sepi seperti training sebelumnya karena bertepatan dengan liburan antar semester. Tepatnya kegiatan ini berlangsung dari tanggal 4 Agustus 2008 9 Agustus 2008. Pelatihan yang diadakan oleh laboratorium LCSM kali ini juga bertema: “Introduction to Supply Chain Management.” Dimana materi yang diberikan pada
Seperti training sebelumnya, pada hari kamis malam setelah diberikan materi pelatihan, para peserta pelatihan tersebut dijamu dengan makan malam bersama yang juga diikuti oleh asisten laboratorium LSCM serta beberapa dosen yang memberikan materi selama training. Secara keseluruhan, pelatihan kali ini juga berjalan dengan lancar dan mendapatkan tanggapan yang cukup baik dari para peserta. Mereka berharap bahwa kegiatan pelatihan ini akan dapat berlanjut sehingga dapat terjalin hubungan yang baik antara Teknik Industri ITS dengan PT. Badak NGL sendiri. Maka dari itu pihak Lab. LSCM sangat menantikan adanya kelanjutan dari pelatihan batch #2.
Penulis: Reina Angkiriwang, ST Asisten Lab Logistics & Supply Chain Management
LSCM
14
Edisi Keempat, September 2008
LSCM Event Study Tour Manajemen Logistik : PT. Terminal Petikemas Surabaya Pada tanggal 23 Juni 2008 lalu, mahasiswa mata kuliah Manajemen Logistik Teknik Industri ITS mengadakan study tour ke PT. Terminal Petikemas Surabaya yang berlokasi di Jalan Tanjung Muara 1, Surabaya. Kunjungan ini merupakan kegiatan reguler yang merupakan bagian dari program pengajaran mata kuliah Manajemen Logistik yang dibimbing oleh Dr. Ahmad Rusdiansyah. Peserta study tour yang terdiri dari mahasiswa S1, S2 dan beberapa asisten dari lab LSCM ini terlihat sangat antusias untuk melihat langsung bagaimana real condition PT. Terminal Petikemas Surabaya (TPS) yang memiliki brand image sebagai “The Gateway to Eastern Indonesia”. Tujuan dari study tour ini selain untuk menunjukkan bagaimana aplikasi nyata manajemen logistik dari suatu perusahaan multinasional, juga untuk menjalin long term partnership antara pihak akademisi dengan praktisi dari perusahaan tersebut. Hal ini dapat diwujudkan melalui proyek-proyek penelitian dari PT. TPS yang dapat dikerjakan oleh mahasiswa maupun d o s e n d a r i Te k n i k Industri ITS.
terminal dan nota rampung, dibuat oleh Realtime Business Solutions dari Sidney, Australia, menyediakan fasilitas bagi TPS maupun Shipping Line untuk melakukan dan mengetahui kondisi aktual sistem perencanaan dan pengendalian petikemas serta kemampuan untuk menggunakan teknik pertukaran data secara elektronik dan modern. Sistem ini telah beroperasi sejak Desember 1999. Komisaris Perusahaan dan Direksi yang terdiri dari kedua pihak pemegang saham, saat ini tengah bekerja ke arah peningkatan produktivitas dan pelayanan yang lebih baik dan mengacu kepada praktik terminal terbaik di dunia. TPS merupakan salah satu dari sedikit terminal di dunia yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001, ISO 14001,
Seluruh Peserta Study Tour PT. TPS
Peserta study tour tiba di TPS pada pukul 14.00 dan langsung disambut dengan hangat oleh perwakilan Humas PT. TPS Surabaya. Pada sesi pertama tersebut, diberikan prsentasi mengenai gambaran umum perusahaan. PT. TPS merupakan hasil korporasi dari salah satu unit di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III, yaitu Unit Terminal Petikemas. TPS diprivatisasi pada tanggal 29 April 1999 yaitu pada saat P&O Australia Ports Ltd membeli 49% kepemilikan saham Perusahaan. Tahun 2006 P&O Ports dibeli oleh DP World. Pada tahun 1997, disadari bahwa TPS harus melakukan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan perdagangan yang terus meningkat, sehingga dibuat suatu program untuk memperluas kapasitas menjadi dua kali lipat dari yang sudah ada saat ini. Lapangan petikemas saat ini sedang diperluas sehingga pada akhir tahun 2000 akan memiliki daya tampung lebih dari 20.000 teus. Untuk keperluan tersebut, telah diadakan kesepakatan pembelian 4 unit Quay Crane baru dari IMPSA dan 12 unit RTG baru dari Konecranes. Pada akhir tahun 2005, TPS telah menangani 1.066.908 teus. Sistem komputer baru, untuk operasional
OHSAS 18001 serta ISPS Code sebagai langkah awal untuk mencapai terminal kelas dunia. Bidang usaha pelayanan PT. TPS meliputi : pelayanan jasa tambat kapal kontainer, jasa bongkar kontainer, jasa tambat kapal kontainer, jasa muat kontainer, penerimaan kontainer, pengiriman kontainer, reefer plug, kontainer stripping, stuffing ,railway, dan lainnya. Setelah dijelaskan mengenai company profile dan core business PT. TPS, selanjutnya adalah kunjungan langsung ke dermaga, dimana aktivitas utama perusahaan, yaitu operasi logistik PT. TPS dilakukan. Dermaga yang dimiliki pt. TPS dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu jalur dermaga sepanjang 1000 meter dengan kedalaman di kedua sisinya 10,5 meter dan jalur dermaga sepanjang 450 meter dengan kedalaman kedua sisinya 7 meter. Dermaga-dermaga tersebut dilengkapi dengan 7 Quay Crane dan 17 RTG serta bermacam-macam forklift yang diperlukan untuk penanganan petikemas. Sangat disayangkan, ketika kunjungan berlangsung, tidak banyak aktivitas loading
LSCM
15
Edisi Keempat, September 2008
LSCM Event unloading petikemas yang terjadi, sehingga peserta study tour tidak dapat melakukan observasi yang lebih jauh mengenai bagaimana penerapan manajemen logistik pada dermaga PT. TPS tersebut. Menurut keterangan dari pihak logistik, PT. TPS beroperasi 24 jam untuk memberikan pelayanan kepada partner bisnis mereka. Hal ini sesuai dengan tujuan mereka dalam meningkatkan kepuasan pelanggan dan untuk bisa tetap survive dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Menurut keterangan pihak humas PT. TPS, masalah utama yang sedang dihadapi PT. TPS adalah penanganan barangbarang ekspor ataupun impor yang harus disesuaikan dengan prosedur ekspor/impor dari bea cukai. Masalah ini lebih mengarah kepada prosedur administratif yang cukup kompleks. Satu hal yang sangat ditekankan pada lingkungan kerja PT. TPS adalah masalah keselamatan kerja. Hal ini terlihat dari banyaknya slogan slogan K3 dan dilakukannya sosialisasi “Prosedur dan Kebijakan Keselamatan Kerja serta Aspek Lingkungan yang Nyaman” kepada semua orang yang akan masuk ke area kerja PT. TPS, terutama bagi tamu yang sedang berkunjung ke sana. Setelah selesai melakukan road tour ke dermaga, yaitu sekitar pukul 16.30, bis rombongan membawa peserta kembali ke kampus TI tercinta.
Untuk selanjutnya, kegiatan yang juga merupakan salah satu bentuk kongkrit kolaborasi yang efektif antara perguruan tinggi, dalam hal ini Jurusan Teknik Industri ITS dibantu oleh Program Hibah Kompetensi A-3, dan praktisi industri, yaitu pada kesempatan ini adalah PT. TPS, diharapkan dapat berlangsung secara kontinu, untuk mata kuliah lainnya, terutama yang berkaitan dengan bidang logistik dan SCM. Semoga kegiatan sejenis ini dapat memberikan suatu added value, baik bagi mahasiswa, pihak institusi, maupun bagi perusahaan yang menjadi tujuan study tour.
Ditulis oleh : Aprilia Ekawati Utami, ST. Asisten Lab Logistics & Supply Chain Management
Perwakilan Lab LSCM pada study tour PT. TPS
Dari berbagai informasi yang didapatkan dan observasi langsung yang dilakukan pada saat kunjungan ke TPS tersebut, banyak sekali hal yang dapat dijadikan pembelajaran. Hal-hal teoritis mengenai manajemen logistik yang dipelajari di bangku perkuliahan, tidak semuanya terlaksana di lapangan. Di sisi lain, ada juga halhal yang secara nyata terjadi di lapangan, tetapi tidak kita pelajari di bangku perkuliahan. Oleh karena itu, kunjungan ke TPS ini dapat dikatakan sebagai suatu ajang untuk “Observing and Proving”. Observing untuk hal-hal baru yang belum dipelajari di bangku perkuliahan dan Proving untuk membuktikan teori-teori yang telah dipelajari di bangku perkuliahan memang terjadi di dunia nyata.
LSCM
16
Edisi Keempat, September 2008
LSCM Event Seminar Intelligent Transportation System Intelegensi Pada Sistem Transportasi Kamis 24 Juli 2008, ITS bekerjasama dengan JICA dan Universitas Kumamoto Jepang mengadakan seminar yang bertajuk intelegensi pada sistem transportasi. Seminar ini menghadirkan lima orang pembicara dari berbagai bidang diantaranya Drs. Agus Haris, MM sebagai wakil dari Pemerintah Kota Surabaya, Ir. Hutapriya Supriyatno dari Jurusan Teknik Sipil ITS, Dr. Ahmad Rusdiansyah dari Laboratorium LSCM Jurusan Teknik Industri yang merupakan peneliti yang bergerak pada pengembangan software aplikasi di bidang logistics and supply chain management kemudian dua pembicara lain adalah Prof Norio Iriguchi dan Prof Keiichi Uchimura dari Kumamoto University, Jepang.
Secara umum, seminar ini membahas tentang perkembangan teknologi di bidang transportasi. Pada awal acara, Drs. Agus Haris menjelaskan tentang permasalahan transportasi di kota Surabaya. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang tidak sejalan dengan peningkatan pembangunan sarana jalan raya menyebabkan tingkat kemacetan dan kecelakaan di Surabaya semakin tinggi. Selain itu, saat ini teknologi yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya kurang mendukung usaha pemerintah dalam mengatasi permasalahan transportasi karena minimnya dana dan sumber daya manusia yang mengelola. Sementara itu dalam penjelasan yang lain, Ir. Hutapriya Supriyatno mengutarakan bahwa permasalahan di bidang transportasi merupakan pekerjaan rumah bagi semua pihak. Dalam penjelasannya, Ir. Hutapriya menerangkan bahwa permasalahan ini dapat diatasi dengan melibatkan berbagai pihak yang berasal dari disiplin ilmu yang berbeda-beda misalnya Teknik Sipil, Teknik Elektro dan Teknik Industri. Masing-masing pihak tersebut memiliki peranan yang penting dalam rangka menyusun sebuah sistem transportasi yang baik.
Asd , Dr. Ahmad Rusdiansyah salah .satu pembicara dari Lab LSCM ITS
Permasalahan traffic light di Surabaya perlu ditindaklanjuti. ITS dan Project for Research and Education Development on Information and Communication Technology in ITS (PREDICT) menggelar seminar “Intelligent Transportation System: I n t e rd i s c i p l i n a r y R e s e a rc h C h a l l a n g e x a n d Implementation Prospect” untuk membahas hal tersebut. Selama ini traffic light Surabaya mengandalkan Auto Traffic Control System (ATCS) untuk menjalankan operasional traffic light. Dalam ATCS, kendaraan yang berhenti langsung dihubungkan dengan kamera CCTV. Nantinya, hasil rekaman kamera ini ditayangkan untuk mengontrol kemacetan. Namun, CCTV memiliki banyak kelemahan, seperti masih berbasis analog, kabelnya rawan gangguan, dan belum bisa dijadikan dasar pengambilan keputusan manajemen lalu lintas. Karena itulah diperlukan ATCS yang berbasis Intellegent Transport System (ITS). Banyak keuntungan yang diambil jika ITS dapat diterapkan. Seperti meningkatkan sistem pengendalian, sistem informasi, serta memberikan petunjuk rute secara dinamis. Selain itu, sistem ini dapat meningkatkan keselamatan pengguna jalan, dan mengurangi polusi udara. “Kita mengharap agar ATCS kita dapat menjadi Intellegent Transport System.” papar Drs Agus Haris dari Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
Dalam penelitiannya, Dr. A. Rusdiansyah mengembangkan software untuk mengelola sistem transportasi di bidang industri. Software-software yang dikembangkan ini pada umumnya dapat diaplikasikan untuk mengatasi permasalahan transportasi barang. Salah satu contoh penelitian yang telah dilakukan adalah pengembangan software untuk mengatasi permasalahan dynamic courier. Software ini dikembangkan untuk mengatasi permasalahan dalam dynamic courier dengan menggunakan teknologi sms on line. Sementara itu, dalam acara ini tim ITS juga memaparkan penelitian yang mendapatkan dana dari PREDICT-JICCA. Penelitian tersebut terbagi menjadi tiga. Diantaranya adalah “Dynamic Inventory Routing Problem with time Windows for Inter City Courier Service Providers, Dynamic Pick up and Delivery Problems with Time Windows for City Courier Service Providers ”. Penelitian tersebut merupakan gabungan penelitian dari dosen dan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Teknik Industri, dan Teknik Sipil.
Penulis: Anita Puspa Asisten Lab Logistics & Supply Chain Management
LSCM
17
Edisi Keempat, September 2008
LSCM Event Certification for Supply Chain Professionals Study Club Persaingan dunia bisnis di seluruh dunia semakin meningkat dari waktu ke waktu, hal ini perlu menjadi perhatian para profesional di bidangnya masing-masing untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya agar dapat memenangkan ketatnya persaingan. Salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi teknis adalah dengan melakukan sertifikasi sesuai dengan bidang yang digeluti. Ada beberapa organisasi atau asosiasi yang mempunyai jasa untuk melakukan sertifikasi semacam ini, salah satunya adalah APICS, The Association for Operation Management, yang merupakan kependekan dari American Production-Inventory Control Society, The Association for Operation Management. A P I C S merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang o p e r a t i o n management, yang meliputi production, i n v e n t o r y management, supply chain, materials management , dll. Selain melakukan sertifikasi, APICS juga menghasilkan Prof. I Nyoman Pujawan memberikan penjelasan mengenai sertifikasi modul-modul dan memberikan pelayanan jasa konsultan berkaitan dengan bidang-bidang tersebut. Beberapa jenis sertifikasi yang dimiliki oleh APICS adalah Certified in Production and Inventory Management, Certified Supply Chain Professional, Certified in Integrated Resource Management dan Certification Maintenance. Sertifikasi ini diperlukan karena kebutuhan dari dunia industri yang relatif besar terhadap orang-orang yang ahli di bidang supply chain management. Hal ini adalah untuk menandakan bahwa orang yang memiliki sertifikat tersebut adalah orang yang ahli dan telah di verifikasi oleh sebuah institusi internasional.
Prof. I Nyoman Pujawan selaku kepala laboratorium L&SCM yang sudah cukup lama bergerak di bidang supply chain management memberikan penjelasan-penjelasan umum mengenai ruang lingkup sertifikasi CSCP, modulmodul untuk CSCP, hingga biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk sertifikasi CSCP. Selain sebagai media sharing informasi, acara ini juga merupakan pertemuan awal para praktisi di bidang supply chain untuk membahas pertemuan-pertemuan selanjutnya apabila ingin menindak lanjuti perihal sertifikasi ini. Untuk langkah ke depannya, laboratorium L&SCM bersedia untuk memfasilitasi pemberian materi-materi mengenai supply chain sebagai bekal untuk melakukan sertifikasi ini agar semakin banyak profesional di bidang supply chain yang berkualitas tinggi. Tu j u a n d a r i study club ini adalah untuk memulai langkah awal dalam mendapatkan sertifikasi CSCP. Pada akhir dari study club yang terdiri dari modulmodul yang diberikan oleh APICS ini akan Prof. Joel Wisner pada acara study club CSCP dipungkasi dengan sebuah tes yang apabila lolos dari tes tersebut maka akan diberikan sertifikasi CSCP.
Penulis: Nicko Rizaldy Imron, ST Asisten Lab Logistics & Supply Chain Management
Pada hari Sabtu, 24 Mei 2008, Laboratorium Logistics & Supply chain Management (L&SCM) ITS memfasilitasi sebuah acara sharing yang bertajuk Certification for Supply Chain Professional. Acara ini bertujuan untuk membagi informasi kepada para praktisi yang bergerak di bidang supply chain khususnya yang tergabung dalam milist IPOMS (Indonesian Production and Operations Management Society) mengenai adanya sertifikasi semacam ini, khususnya sertifikasi CSCP. Pada acara ini
LSCM
18
Edisi Keempat, September 2008
LSCM News Pengukuhan Prof. Ir. I Nyoman Pujawan Tanggal 25 Juni 2008 adalah salah satu momen yang mungkin tidak akan pernah dilupakan oleh Dr. Nyoman Pujawan, kepala Laboratorium Logistics and Supply Chain Management. Pada pagi itu, Bapak Nyoman Pujawan secara resmi dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Supply Chain Engineering. Prof. I Nyoman Pujawan merupakan guru besar termuda di ITS yang dikukuhkan sebagai professor pada usia kurang dari empat puluh tahun tepatnya pada usia 38 tahun. Pengukuhan Dr. Nyoman Pujawan sebagai guru besar adalah berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional tertanggal 1 Desember 2007. Dengan dikukuhkannya Bapak Nyoman Pujawan sebagai guru besar maka saat ini Jurusan Teknik Industri ITS memiliki dua orang guru besar yaitu Prof. Suparno, Ph.D dan Prof. Nyoman Pujawan, Ph.D. Sebagai catatan, Prof. Nyoman Pujawan adalah profesor pertama di Indonesia pada bidang Supply Chain Engineering karena ilmu supply chain merupakan ilmu yang terhitung masih baru di Indonesia. Hampir lima ratus undangan turut menyaksikan
Bersama Asisten Lab LSCM
prosesi pengukuhan Prof. Nyoman Pujawan. Para undangan ini datang dari berbaga kalangan diantaranya pejabat dan dosen di lingkungan ITS, para pengusaha dan relasi Prof. Nyoman Pujawan diantaranya adalah Ir. Mulyono dari PT Badak NGL Kalimantan Timur selain itu kalangan mahasiswa juga turut menghadiri prosesi pengukuhan tesebut dan yang tidak kalah pentingnya adalah kehadiran keluarga besar Prof. Nyoman Pujawan langsung dari Bali.
merupakan perusahaan-perusahaan multinasional yang berhasil melebarkan sayap bisnisnya di berbagai negara di dunia. Dalam pidato ilmiah tersebut, Prof. Nyoman Pujawan juga menerangkan berbagai software aplikasi yang digunakan dalam SCM diantaranya adalah MRP, E R P , E procurement termasuk juga teknologi RFID dalam identifikasi barang. P r o s e s i pengukuhan Prof. Nyoman Pujawan Kenang - kenangan dari asisten lab LSCM sebagai guru besar berlangsung cukup khidmat. Pada akhir acara ditampilkan slide show yang menunjukkan foto-foto kenangan beliau sejak menempuh pendidikan SD hingga beliau kuliah di Luar Negeri diantaranya di Bangkok dan Inggris. Selain foto-foto ketika beliau sekolah, ditampilkan juga foto beliau bersama keluarga kecilnya dan foto beliau saat membimbing asisten beliau yang tergabung di Laboratorium Logistics and Supply Chain Management. Selesai prosesi pengukuhan di Graha ITS, Prof. Nyoman Pujawan diundang oleh mahasiswa Teknik Industri ITS untuk menghadiri acara syukuran khusus untuk beliau di Plasa Teknik Industri ITS. Acara syukuran tersebut dikemas secara sederhana dan kental dengan suasana kekeluargaan. Pada acara tersebut, para asisten beliau mempersembahkan kado spesial berupa lagu dan karikatur yang memuat gambar beliau bersama seluruh asisten Laboratorium LSCM.
Penulis: Anita Puspa Asisten Lab Logistics & Supply Chain Management
Dalam pidato ilmiahnya Prof. Nyoman Pujawan memaparkan tentang pentingnya konsep koordinasi, konsolidasi dan sharing informasi dalam supply chain karena ketiga komponen inilah yang akan mendukung berhasilny bisnis perusahaan. Contoh perusahaan yang berhasil menerapkan ketiga konsep ini menurut Prof. Nyoman Pujawan adalah P&G, Dell, Toyota, IBM dan General Motor. Perusahaan-perusahaan tersebut
LSCM
19
Edisi Keempat, September 2008
LSCM News Kuliah Tamu Supply Chain Management Prof. Joel Wisner, UNLV Nevada Mata kuliah Supply Chain Management pada semester genap 2007-2008 ini berbeda dengan semester-semester sebelumnya. Pada semester genap ini, kuliah SCM berkesempatan mendapatkan kuliah dari dosen tamu Prof.Joel Wisner, PhD, C.P.M., CTL, PE yang merupakan salah satu sahabat dari Prof. Pujawan. Beliau adalah seorang ahli bidang SCM sekaligus penulis buku Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach yang berasal dari Universitas Nevada, Las Vegas, Amerika Serikat. Beliau bertandang ke Indonesia dalam rangka sebagai pembicara pada Seminar Nasional untuk praktisi di bidang Operations dan Supply Chain Management yang telah diselenggarakan oleh
Prof. Wisner pada salah satu kuliahnya dengan memakai “Baju Koko”
Laboratorium LSCM pada tanggal 10 Juni yang lalu. Seminar OSCM ini diprakarsai oleh Bapak Nyoman Pujawan. Prof Wisner tiba di Surabaya pada tanggal 21 Mei tetapi baru memberikan kuliah perdana pada tanggal 23 Mei. Kuliah tamu yang diselenggarakan ditujukan terutama kepada mahasiswa S1 yang mengambil mata kuliah pilihan SCM dan mahasiswa S2 yang mengambil bidang SCM (Rantai Pasok). Materi yang diberikan oleh Prof. Wisner adalah Purchasing Management, Supplier Relationship Management, Stategic Sourcing for SCM, Transportation Management, Customer Relationship Management, Service Response Logistic, Supply Chain Process Integration and Performance Measurement. Pada kuliah pertemuan terakhir, tanggal 31 Mei, Prof. Wisner meminta mahasiswa S2 untuk mempresentasikan study case yang berhubungan dengan materi yang telah diberikan pada kuliah sebelumnya. Secara umum kuliah tamu ini berjalan sukses dengan antusiasme yang tinggi dari mahasiswa. Prof. Wisner memberikan kuliah dengan bahasa yang mudah dipahami walaupun kuliah diberikan dalam bahasa inggris sehingga mahasiswa merespon aktif kuliah ini.
Perjalanan bersama Prof. Joel Wisner Sore itu, tanggal 23 Mei, kuliah tamu SCM yang perdana dilaksanakan dengan materi Purchasing Management. Kuliah perdana dihadiri sekitar 35 mahasiswa S1 dan S2, karena masih pertama memberikan kuliah tamu Prof. Wisner terlihat sangat serius begitu juga mahasiswa peserta kuliah. Kuliah pertama berakhir sekitar pukul lima sore. Begitu kuliah selesai, Aprilia, koordinator asisten Laboratorium LSCM menghampiri Prof. Wisner kemudian mengundang beliau untuk makan malam bersama seluruh asisten Laboratorium LSCM. Prof. Wisner menyambut hangat undangan kami, kemudian kami sepakat untuk menjemput Prof. Wisner pada pukul tujuh malam. Masalahnya kami belum menentukan tempat tujuan, kami pun berdiskusi sebentar kemudian memutuskan mengajak Prof. Wisner untuk makan malam di Soto Cak Har. Pukul setengah tujuh, seluruh asistem berkumpul di Laboratorium tetapi setelah melalui berbagai
pertimbangan dan juga tawaran dari Nicko akhirnya kami merubah tujuan kami dari Soto Cak Har menjadi Soto Muria di restoran keluarga Nicko. Kami pun menjemput Prof. Wisner di penginapannya. Ternyata Prof. Wisner begitu ramah, sepanjang perjalanan menuju restoran kami berdiskusi panjang lebar, Prof. Wisner selalu bertanya mengenai kondisi kota Surabaya dan yang paling lucu adalah ketika Prof. Wisner mencoba melafalkan nama “becak”. Mungkin karena dalam bahasa Inggris tidak terdapat lafal “c” Prof. Wisner m e n g a l a m i kesulitan menyebut “becak”. Begitu sampai Makan malam bersama Prof.Joel Wisner di Warung Muria di restoran Nicko, kami langsung memesan makan malam, kebetulan kami sudah lapar. Prof. Wisner memesan menu soto atas saran
LSCM
20
Edisi Keempat, September 2008
LSCM News kami dan ternyata beliau menyukai soto yang pedas. Melalui perbincangan selama makan malam, kami tahu bahwa Prof. Wisner ingin membeli batik dan kami menawarkan untuk mengantar beliau membeli batik di kemudian hari. Selesai makam malam, kami menyempatkan diri menikmati es krim di Coccofrio. Kami juga mengambil beberapa foto untuk mengabadikan momen ini, ternyata Prof. Wisner termasuk orang yang senang difoto. Perjalanan kami berakhir sekitar pukul setengah sepuluh, kami mengantarkan Prof. Wisner kembali ke penginapan. Prof. Wisner mengatakan sangat terhibur malam itu. Perjalanan kedua kami lanjutkan keesokan harinya setelah kuliah tamu yang kedua. Sekitar pukul setengah satu siang kami berangkat dari kampus Teknik Industri. Perjalanan kali ini tidak hanya diikuti oleh asisten Laboratorium LSCM dan Prof. Wisner saja tetapi juga diikuti oleh dua orang dosen yaitu Ibu Niniet dan Bapak Nyoman Pujawan, Kepala Laboratorium LSCM. Siang itu, Bapak Nyoman Pujawan baru saja menggelar acara sharing CSCP (Certified for Supply Chain Management) bersama angota IPOMS (Indonesian Operation and Management Society). Tujuan kami siang itu adalah mengunjungi H o u s e o f Sampoerna. D a l a m perjalanan ke HOS kami mampir terlebih dahulu di Rumah Makan Padang Makan malam bersama Prof.Joel Wisner di A&W karena kami belum makan siang. Beruntung bagi kami para asisten karena siang itu Bapak Nyoman yang mentraktir makan siang. Setelah makan siang kami pun melanjutkan perjalanan menuju HOS. Begitu tiba di HOS kami langsung menuju
museum. Bau tembakau langsung menyambut kami, berbagai tembakau dari daerah-daerah di Indonesia dan juga luar negeri terletak tepat di samping kiri pintu masuk museum. Selain tembakau terdapat juga sepeda tua, warung tua dan peralatan-peralatan lain yang dulu digunakan oleh pendiri Sampoerna, Liem Seeng Tee, dalam merintis usahanya. Prof. Wisner terlihat begitu mengagumi benda-benda yang dipamerkan dalam museum, berulang kali Prof. Wisner mengabadikan benda-benda tersebut dalam kameranya. Prof. Wisner juga menyempatkan diri untuk memotret para asisten. Setelah itu kami masuk ke ruang produksi, di ruang produksi kami dapat melihat proses pembuatan rokok kretek secara manual. Para pekerja melakukan proses pembuatan rokok dengan sangat cepat, dalam waktu satu jam seorang pekerja dapat memproduksi 400 batang rokok. Sistem produksi rokok Sampoerna tidak hanya dilakukan di HOS tetapi juga dilakukan di Rungkut tetapi untuk Sistem Produksi di pabrik Rungkut dilakukan dengan menggunakan mesin bukan manual. Setelah melihat sistem produksi, kami menyusuri satu bagian lain dalam museum HOS yaitu museum Geologi. Di museum Geologi terdapat beberapa fosil binatang dan manusia purba, salah satunya adalah fosil m a n u s i a Pawon. Selain fosil manusia Pawon terdapat juga fosil gajah purba. Sekitar pukul setengah lima sore kami m e m u t u s k a n Keluarga besar LSCM bersama Prof.Joel Wisner di HOS untuk pulang, perjalanan siang itu cukup menyenangkan dan juga melelahkan karena pagi sebelumnya kami harus menyiapkan acara sharing CSCP dan juga kuliah tamu SCM. Prof. Wisner sempat membeli beberapa kaos di HOS
LSCM Brief News Jurnal Internasional dari Lab. LSCM ITS Lab. LSCM Jurusan T. Industri ITS meluncurkan jurnal internasional “Operations and Supply Chain Management: An International Journal”. Jurnal ini memuat tulisan-tulisan berkualitas tentang berbagai aspek Operations Management dan Supply Chain Management. Edisi pertama telah terbit pada bulan Mei 2008 dan edisi kedua segera diluncurkan pada bulan September ini. Jurnal ini dibuat sebagai kelanjutan dari International Conference on Operations and Supply Chain Management
yang telah diselenggarakan dua kali (pertama di Bali dan kedua di Bangkok). Lebih dari 40 pakar bidang Operations Management / Supply Chain Management terlibat sebagai dewan editor untuk meyakinkan kualitas tulisan-tulisan yang dimuat pada jurnal ini. Jurnal ini bisa didownload gratis di http://journal.oscm-forum.org dan bagi yang tertarik untuk berlangganan versi cetak, silakan hubungi Editor-in-Chief (Prof. Dr. Nyoman Pujawan di
[email protected]).
LSCM
21
Edisi Keempat, September 2008
LSCM News Workshop SCM di Jogja Ikatan Mahasiswa Teknik Industri wilayah Jogjakarta mengadakan workshop tentang “Managing Uncertainty in Supply Chains”. Bertempat di Institut Sains dan Teknologi AKPRIND (INSA), workshop dihadiri oleh ratusan mahasiswa Teknik Industri dari berbagai perguruan tinggi di sekitar Jogjakarta. Sebagai pembicara pada workshop 1 hari ini adalah Prof. Dr. Nyoman Pujawan. Workshop dibuka oleh Rektor INSA. Sebelum workshop dimulai, disampaikan keynote speech oleh perwakilan dari Menteri Perindustrian dan sambutan oleh perwakilan Gubernur DI Jogjakarta.
Kuliah Tamu Manajemen Logistik & SCM di Universitas Ciputra Pada tanggal 1 September 2008 Prof. Nyoman Pujawan memberikan kuliah tamu tentang Manajemen Logistik & SCM kepada mahasiswa Teknologi Informasi Universitas Ciputra. Kuliah ini dianggap relevan karena mahasiswa Teknologi Informasi di sana sedang mempelajari beberapa aplikasi ERP, diantaranya adalah SAP. Universitas Ciputra yang baru berdiri beberapa tahun yang lalu memiliki fokus untuk menciptakan entrepreneurs. Anggota Lab LSCM memperoleh Hibah Kompetensi untuk Penulisan Studi Kasus
Workshop SCM di Pelindo IV Makassar Prof. Nyoman Pujawan memberikan workshop sehari tentang pengenalan SCM pada staff tingkat manajer Pelindo IV di Makassar pada tanggal 25 Agustus 2008. Workshop ini merupakan bagian dari program pelatihan yang lebih besar yang sedang berlangsung di sana. Sebagai penyedia dan pengelola infrastruktur pelabuhan, Pelindo merupakan pelaku penting dalam supply chain barang / jasa di Indonesia. Tantangan pengelolaan pelabuhan ke depan akan semakin tinggi dengan tuntutan pelaku ekonomi untuk memperoleh layanan pelabuhan yang cepat namun efisien. Kawasan Indonesia Timur akan semakin penting perannya di masa depan seiring dengan berbagai insiatif perdagangan antar negara di kawasan ASEAN (di mana sebagian dari keluar masuknya barang akan lebih tepat melewati pintu Kawasan Timur).
Prof. Nyoman Pujawan memperoleh hibah kompetensi dari DIKTI untuk penulisan studi kasus SCM di Indonesia. Hibah kompetensi tahun ini diberikan kepada 150 dosen dari sekitar 800 proposal yang masuk dari berbagai PTN dan PTS di Indonesia. Perusahaan yang ingin terlibat atau diangkat sebagai case silakan menghubungi Prof. Nyoman Pujawan di
[email protected] . Penulisan studi kasus ini diharapkan membantu untuk menciptakan bahan ajar yang berbasis kasus lokal / nasional sehingga mahasiswa diharapkan lebih memahami situasi / konteks dari kasus yang dibahas.
Berita Penelitian Berikut ini adalah penelitian yang sedang dilakukan oleh anggota Lab. LSCM dengan dana dari berbagai pihak. Knowledge transfer in supply chain (Nyoman Pujawan, Niniet Indah, Mahasiswa).
Pengembangan model supply chain excellence (Nyoman Pujawan dan tim).
Penelitian ini mencoba untuk mengungkap bagaimana pola dan proses transfer pengetahuan antar perusahaan pada supply chain. Penelitian ini didasari atas fenomena bahwa untuk menjadi kompetitif, perusahaan tidak cukup hanya melakukan transaksi bisnis atau sharing informasi dalam konteks transaksi, namun harus lebih open terhadap knowledge yang bisa memberikan kemampuan lebih pada pemasok atau pelanggan yang akhirnya akan memperkuat supply chain secara keseluruhan. Perusahaan yang tertarik untuk menjadi responden silakan menghubungi Prof. Nyoman Pujawan. Semua responden akan menerima hasil penelitian. Penelitian ini merupakan kelanjutan penelitian yang didanai RISTEK tentang insentif industri dan keterkaitannya dengan transfer teknologi secara vertikal.
Penelitian ini merupakan penelitian unggulan di LPPM ITS yang merealisasikan Roadmap Pusat Bisnis Teknologi dan Industri (PBTI) dan dua lab di ITS (Lab LSCM Jurusan Teknik Industri, FTI dan Lab SPK, Jurusan Sistem Informasi, FTIF). Inti dari penelitian ini adalah menyusun model keunggulan pada supply chain kemudian menterjemahkannya menjadi suatu instrument penilaian keunggulan. Ada dua versi model yang dikembangkan, satu adalah untuk perusahaan yang berbasis make to stock (MTS) dan satunya lagi adalah untuk perusahaan yang berbasis make to order (MTO). Instrumen ini akan diwujudkan dalam sebuah perangkat lunak dan diharapkan bisa digunakan oleh perusahaan yang ingin menilai seberapa baik praktek dan kinerja SCM mereka. Perusahaan yang tertarik untuk melakukan uji coba awal dari model ini silakan menghubungi ketua peneliti (
[email protected]).
LSCM
22
Edisi Keempat, September 2008
Research in brief Pendekatan Simulasi Untuk Implementasi Lean Operations Distribution Center Produk Jadi di PT. X Dalam dunia industri saat ini persaingan sedang berkembang dengan laju yang semakin meningkat dan harga menjadi faktor kompetisi tersebut. Yang terjadi adalah perusahaan-perusahaan saling berlomba untuk memenuhi permintaan konsumen dengan cost yang serendah mungkin. Dapat dikatakan pelayanan pelanggan merupakan prioritas tertinggi bagi kebanyakan operasi distribusi (Zylstra, 2006). Pada PT X, salah satu pabrik mereka tidak lagi menyimpan finished goods mereka lebih dari 1x24 jam, sehingga finished goods langsung dipasok ke distribution center PT.X. Fungsi dari distribution center tidak hanya sebagai gudang penyangga tetapi juga merupakan gudang utama. Kondisi yang ada saat ini, masih terdapat penumpukan WIP pada setiap proses di gudang. Seperti pada proses inbound atau bongkar dari finished goods, masih banyak terdapat truk yang parkir hingga 3x24 jam sebelum dibongkar. Cycle time dari setiap proses yang bervariasi membuat penumpukkan WIP. Penumpukkan WIP ini akan menyebabkan biaya operasional meningkat. Saat ini distribution center PT X menggunakan tiga shift pada hari Senin hingga Sabtu. Strategi penggunaan resource dari tiap shift berbeda-beda satu dengan lainnya, dapat disimpulkan bahwa pada distribution center PT X ini belum ada standar kerja. Begitu juga pada proses outbound masih terdapat begitu banyak penumpukkan WIP terutama pada daerah loading bay dan area parkir truk. Penumpukkan tersebut tidak hanya menghambat flow process yang tetapi juga menciptakan waste lainnya. Tuntutan manajemen untuk menerapkan one piece flow tampaknya tidak sinkron dengan kondisi yang ada saat ini di operasional gudang, dimana masih banyak terdapat waste disetiap prosesnya, masih terdapat down time pada equipment, serta tidak seimbangnya cycle time pada setiap proses.
Gempol DC merupakan satu-satunya Distribution center yang dimiliki oleh PT.X di Asia Tenggara. Kinerja dari DC sangat dipantau oleh stake holder dari PT.X hingga level dunia. Gempol DC termasuk DC yang tersibuk di Indonesia saat ini. Kejayan factory yang berada di Pasuruan sekitar 1 jam bila ditempuh dari Gempol tidak memiliki gudang untuk finished goods mereka. Gudang yang ada sangatlah terbatas dalam kapasitas ruang. Sehingga produk-produk jadi harus segera didistribusikan ke Gempol DC sebagai pusat distribusi terdekat. Produkproduk jadi tersebut memiliki waktu tidak lebih dari 2x24 jam untuk segera dipindahkan dari gudang di Kejayan. Truk yang datang ke Gempol DC memiliki kapasitas satu truk 36 pallet Dengan kapasitas satu pallet 40 cases (karton). Dari data tahun 2007 didapatkan performance gempol DC pada proses inbound seperti ditunjukan pada Gambar 2 Data perfomansi outbound diambil sama halnya dengan proses inbound yaitu data antara bulan Januari 2007 hingga Desember 2007. Data perfomansi outbound diambil sama halnya dengan proses inbound yaitu data antara bulan Januari 2007 hingga Desember 2007. Data perfomansi outbound diambil sama halnya dengan proses inbound yaitu data antara bulan Januari 2007 hingga Desember 2007.
Tabel 1 Performansi Inbound & Outbound di Distribution Center PT.X
Elemen utama dari proses inbound & outbound gempol DC adalah departemen Supply chain. Seluruh aliran informasi terhubung dengan supply chain melalui Globe (sistem informasi). Dengan penggambaran current state VSM kita dapat mengetahui potensi perbaikan apa yang dapat dilakukan. Big picture dapat dilihat pada gambar 2
Gambar 1 Proses Inbound & Outbound di Distribution Center PT.X
LSCM
23
Edisi Keempat, September 2008
Research in brief
Gambar 2. Value Stream Mapping
Tabel 2 Warm Up Period
Tabel 3. Performa Inbound
LSCM
24
Edisi Keempat, September 2008
Research in brief Skenario perbaikan proses outbound antara lain: 1. Penambahan resource pada proses picking partial sebanyak satu 2. Penambahan resource pada proses picking partial sebanyak satu, dengan tidak melakukan proses prepare 3. Penambahan resource pada proses picking partial sebanyak satu, dengan tidak melakukan proses prepare
proses terhambat pada proses picking partial. Proses dari outbound tergolong push karena melakukan prepare pada cages . Untuk keseluruhan berdasarkan analisa VSM, proses bongkar muat masih jauh dari kondisi one piece flow. 2.
Dari hasil simulasi pada proses inbound didapatkan skenario perbaikan terbaik pada skenario perbaikan 3 dengan penambahan satu resource pada proses transferring dan satu resource pada proses racking. Dari skenario perbaikan 3 didapatkan peningkatan throughput rate sebesar 17.3 %, penurunan lead time 84%, penurunan WIP 83,7%, Penurunan wait time 88,06 %.
3.
Dari hasil simulasi pada proses outbound didapatkan skenario perbaikan terbaik pada skenario perbaikan 3 dengan penambahan dua resource pada proses picking pickface dan tanpa prepare. Dari skenario perbaikan 3 didapatkan peningkatan throughput rate sebesar 22,1%, penurunan lead time 79,5%, penurunan WIP 75,8%, Penurunan wait time 84,1 %.
4.
Dari perhitungan benefit cost ratio didapatkan indeks B/C sebesar 6,62 pada proses inbound, dan 13,02 pada proses outbound. Oleh karena indeks B/C >1, dapat disimpulkan skenario perbaikan untuk kedua proses layak untuk dilaksanakan.
Perbandingan skenario dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Performa Outbound
Beberapa kesimpulan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Dari pembuatan value stream mapping proses inbound dapat disimpulkan bahwa flow dari proses terhambat pada proses transferring dengan penggunaan raymond serta penumpukan dokumen oleh admin yang menyebabkan WIP. Berdasarkan value stream mapping proses outbound, dapat disimpulkan bahwa flow dari
Penulis: Sandi Paulus Takasana, ST Asisten Lab Logistics & Supply Chain Management
LSCM
25
Edisi Keempat, September 2008
Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa No
Nama Mahasiswa
Judul Penelitian
Bidang Penelitian
1
Dwi Widayanti
Simulasi Proses Supply Chain Untuk Meningkatkan Kinerja : Supply Chain Studi Kasus Di Industri Jamur Management
2
Ima Vida Virgianti
perancangan e-Tendering untuk pekerjaan subcontractig work Supply Chain pada fabrikasi komponen HRSG: Studi kasus pada PT Management Alstom Power Energy System Indonesia
3
Muhammad Insan Taqwa
Manajemen Risiko Untuk Mengatasi Gangguan Pada Supply Supply Chain Chain di PT.Susanti Megah Management
4
Nicko Rizaldy Imron
Optimisasi Profit Ritel dengan Mempertimbangkan Product Assortment, Shelf Space Allocation, dan Ordering Quantity
Optimasi
5
Sandi Widianto Paulus T
Pendekatan Simulasi Untuk Implementasi Lean Operation Pada Proses Inbound & Outbound Di Distribution Center Studi Kasus: PT.X (DC)
Simulasi Sistem Industri
6
Setyo Aryanto
Penentuan Kebijakan Inventory Untuk Single-Item Multiple Demand Classes Dengan Menggunakan Pendekatan Rationing Policy
Supply Chain Management
7
Soefiana Sintia Putri
Decision support system of multi item joint replenishment with can-order policy for production supporting spare parts
Purchasing Management
8
Arief Syaiful Hidayat
Pengembangan Prototype Perangkat Lunak Inter-Office Mail Manajemen Dynamic Courier System (IOMDCS) Dengan Teknologi SMS. Distribusi
9
Cacik Suci Astuti
Pengembangan Prototipe Knowledge Management System Berbasis Case Base Reasoning Untuk Pengelolaan Klaim Konsumen (Studi Kasus Perusahaan Konstruksi PT XYZ)
Knowledge Management
10
Fuadie Rahman
Pengembangan Algoritma Inventory Routing Problem (IRP) Untuk Penjadwalan Kapal Tanker Bbm Multi-Compartment (Studi Kasus PT Pertamina UPMS V)
Manajemen Distribusi
11
Isnaeni Yuli Arini
Pengembangan Algoritma Heuristik untuk Penentuan Konsolidasi dan Jenis Kapasitas Mobil Tangki dalam Penjadwalan Pengiriman Bahan Bakar Minyak (Studi Kasus PT Pertamina UPMS V)
Manajemen Distribusi
11
Nadya Ramadhani
Pengembangan Rancang Bangun Perangkat Lunak Untuk Penataan Pemuatan Peti Kemas Pada Kapal Peti Kemas Multi Tujuan
Manajemen Distribusi
Reza Mustaqim
Pengembangan Rancang Bangun Perangkat Lunak Untuk Penataan Petikemas Pada Terminal Petikemas Untuk Meminimumkan Container Handling (Studi Kasus : PT.Terminal Petikemas Surabaya)
Manajemen Logistik
13
LSCM
26
Edisi Keempat, September 2008
LSCM Publications
The 9th Asia Pacific Industrial Engineering & Management Systems Conference and the 11th Asia Pacific Regional Meeting of the International Foundation for Production Research will be hosted by the Sepuluh Nopember Institute of Technology, Bandung Institute of Technology, and the Indonesian Association of Industrial Engineering Higher Education Institutions (BKSTI). The conference aims to provide a forum for academics, researchers and practitioners to exchange ideas and recent developments in the field of Industrial Engineering and Management Systems. The conference is also expected to foster networking, collaboration and joint effort among the conference participants to advance the theory and practice as well as to identify major trends in Industrial Engineering and Management Systems. The past APIEMS conferences had been very successful in attracting participations from all over the world. For example, the 2007 conference, held in Kaohsiung - Taiwan, was attended by over 600 participants. The 9th APIEMS conference and the 11th Asia Pacific Regional Meeting of IFPR will be held in Bali, Indonesia. As you know, Bali is a very popular tourist destination and has been consistently voted as the no. 1 holiday island by the Travel and Leisure Magazine readers. As conference chairs, we would like to invite your participation in this conference.
Prof. Dr. Abdul Halim Hakim Department of Industrial Engineering Bandung Institute of Technology Bandung - Indonesia
I Nyoman Pujawan, Ph.D Department of Industrial Engineering Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya - Indonesia
.www.apiems2008.org
LSCM
27
Edisi Keempat, September 2008
LSCM Publications
.oscm-journal.forum.org LSCM
28