JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
SURYA MEDIKA
Volume 8. No. 1 Januari 2012
PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN (Cucumis sativus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA SEGER WARAS XI GAMBIRAN YOGYAKARTA Oleh : Betty Agustina Rahayu6 dan Nelisvida Puspita Sari7 ABSTRACT Background : High blood disease known as hypertension is not a real killer, but it ranked as the silent killer. All participants who attended in elderly posyandu Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta suffer from hypertension. Giving juice cucumbers (Cucumis sativus) is a nonpharmacological therapies are used to lower high blood pressure. Objective : To know the effect of giving the juice of cucumber (Cucumis sativus) on blood pressure in Posyandu Lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta. Method : This type of research study is true experiment, with a Pretest-posttest research design with Control Group. The population in this study of 27 elderly. Sampling technique based on the total sample of 27 elderly obtained. Instrument used was tensimeter and table records the results of blood pressure measurement. With nominal and interval scale data analysis with Mann-Whitney test. Result : As for the Mann-Whitney test results on asymp column. Sig (2-tailed) / asymptotic significance for two-sided test is 0.000, meaning the alpha 5%, then Ho is rejected, it appears there are significant differences between groups are not given the juice of cucumber (Cucumis sativus) in the group given the juice of cucumber (Cucumis sativus). Conclusion : The conclusion of the findings of this study indicate cucumber (Cucumis sativus) can be used to lower blood pressure in hypertensive patients.
Keywords : Cucumber (Cucumis sativus) - Blood Pressure - Hypertension - Elderly 6 7
Mahasiswa STIKES Surya Global Yogyakarta Pengajar STIKES Surya Global Yogyakarta
36
PENDAHULUAN Masalah hipertensi menjadi topik yang sering dibicarakan. Telah banyak artikel dalam media cetak dan pertemuan ilmiah, ceramah, wawancara baik di radio maupun televisi serta penyuluhan mengenai penyakit hipertensi. Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi memang bukan pembunuh sejati. Penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer (pembunuh diam-diam). Menurut WHO (World Of Health Organitation), dianggap normal bila tekanan darah kurang dari 135/89 mmHg, dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, dan antara nilai tersebut digolongkan normal tinggi. (Martuti, 2009) Rentang tekanan darah atas (sistolik) 121-139 mmHg dan tekanan terbawah (diastolik) 81-89 mmHg, penderita sudah harus mendapat penanganan medis. (Kompas, 2011) Data World Hypertension League Brochure 2009 menyebutkan bahwa hipertensi diderita lebih dari 1,5 miliar jiwa di seluruh dunia dan garam yang berlebihan adalah faktor utama dalam meningkatkan tekanan darah. Problem kesehatan global terkait hipertensi dirasakan mencemaskan dan menyebabkan biaya kesehatan tinggi. (Kamus Ilmiah, 2011) Hipertensi merupakan salah satu pencetus terjadinya penyakit jantung, ginjal dan stroke. Ketua Pelaksana Seminar The 5 Scientific Meeting on Hypertension 2011, Dr Abdulbar Hamid, Sp.S(K) menyatakan “Tingkat prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari total penduduk dewasa. Prevalensi ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Singapura (27,3%), Thailand (22,7%), dan Malaysia (20%)”. (Bambang, 2011).
Perawatan pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan mudah dan murah. Terapi jus buah dan sayuran sering dimanfaatkan para penderita hipertensi untuk menurunkan tekanan darah. Jus buah dan sayuran yang dapat dimanfaatkan antara lain belimbing, wortel, apel, melon, jambu biji, brokoli, wortel, kubis, tomat, seledri, mengkudu, bayam, mentimun, pisang dan masih banyak yang lain. (Pudiastuti, 2011) Penelitian ini memilih mentimun sebagai terapi yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Mentimun adalah jenis sayuran dan buah yang murah dan mudah didapat sepanjang musim yang dapat digunakan sebagai obat herbal untuk hipertensi atau penurun tekanan darah. Mentimun lebih banyak memiliki kandungan yang dapat menurunkan tekanan darah dengan cepat. Menurut Majalah Nirmala 2008 (dalamhttp://cybermed.cbn.net.id) mentimun adalah jenis sayuran dan buah yang murah dan mudah didapat sepanjang musim. Apabila tekanan darah seseorang sedang naik kemudian memanfaatkan mentimun, maka dalam waktu beberapa hari tekanan darah bisa turun. Hal ini dikarenakan oleh kandungan airnya yang sangat tinggi hingga mencapai 90%. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada bulan Januari 2011, didapatkan jumlah lansia dan lansia yang menderita hipertensi di Posyandu Lansia Seger Waras VIII, IX, X, XI Gambiran Yogykarta, ditunjukkan pada tabel berikut ini:
37
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
SURYA MEDIKA
Volume 8. No. 1 Januari 2012
Tabel 1. Jumlah Lansia dan Lansia yang Menderita Hipertensi di Posyandu Lansia Seger Waras VIII, IX, X, XI Gambiran Yogykarta Posyandu Lansia Seger Waras VIII ( I ) VIII ( II ) IX X XI
Jumlah Lansia
Lansia dengan Hipertensi
68 75 136 72 202
11 6 14 10 27
(Sumber : Data Sekunder Posyandu Lansia 2011) Pengambilan tempat penelitian di manfaatnya terhadap tekanan darah Posyandu Lansia Seger Waras XI penderita hipertensi di Posyandu Lansia Gambiran Yogyakarta sebagai tempat Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta. penelitian karena dari hasil wawancara Berdasarkan latar belakang dengan pengurus posyandu, dikatakan tersebut, maka dalam penelitian ini sebelumnya belum pernah ada yang dirumuskan pokok permasalahan yaitu: melakukan penelitian tentang pemberian adakah pengaruh pemberian jus jus mentimun (Cucumis sativus) untuk mentimun (Cucumis sativus) terhadap menurunkan tekanan darah. tekanan darah pada penderita hipertensi Mentimun (Cucumis sativus) yang di Posyandu Lansia Seger Waras XI digunakan sebagai terapi non Gambiran Yogyakarta? farmakologis dalam penelitian ini, 90% TUJUAN PENELITIAN kandungan mentimun (Cucumis sativus) adalah air, sehingga mentimun (Cucumis Penelitian ini bertujuan untuk sativus) dapat digunakan sebagai mengetahui pengaruh pemberian jus diuretik yang akan membantu mentimun (Cucumis sativus) terhadap menurunkan tekanan darah pada tekanan darah pada penderita hipertensi penderita hipertensi dengan cara di Posyandu Lansia Seger Waras XI mengeluarkan cairan tubuh yaitu melalui Gambiran Yogyakarta. air seni. METODE PENELITIAN Mentimun (Cucumis sativus) memiliki kandungan kalsium yang dapat Penelitian ini merupakan jenis mengatur saraf perifer dan sentral. penelitian eksperimen sungguhan (true Mengkonsumsi kalsium akan eksperiment). Penelitian ini meningkatkan konsentrasinya di dalam menggunakan desain penelitian pretescairan intraseluler dan menurunkan postes dengan kelompok kontrol tekanan darah, serta kandungan (Pretest-posttest with Control Group). potassium dan mineral magnesium yang POPULASI DAN SAMPEL terdapat pada mentimun (Cucumis sativus) yang dapat menenangkan saraf Populasi dalam penelitian ini dan melancarkan aliran darah. adalah lansia yang menderita hipertensi Kandungan mentimun (Cucumis di Posyandu Seger Waras XI Gambiran sativus) yang memiliki banyak manfaat Yogyakarta yang berjumlah 27 orang. untuk menurunkan tekanan darah, maka Teknik pengambilan sampel yang mentimun (Cucumis sativus) digunakan digunakan dalam penelitian ini dengan pada penelitian ini untuk mengetahui cara total sampling. 38
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Balai RW XI di Jalan Gambir Sawit Gambiran Pandeyan Umbulharjo Yogyakarta yang merupakan tempat dilaksanakannya Posyandu Lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta pada bulan April 2011. TEHNIK PENGUMPULAN DATA Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah spyghmomanometer dan catatan untuk mengukur tekanan darah responden. Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah yang sering juga disebut sphygmomanometer. Sphygmomanometer suatu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset, dengan sistem noninvasive. Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa. Pengukuran tekanan darah dilakukan pada semua responden baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen, yang dilakukan 2 kali sehari selama 7 hari. Alat yang kedua adalah catatan, catatan ini digunakan untuk mencatat hasil pengukuran tekanan darah responden. Pencatatan tekanan darah dilakukan kepada responden baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Pengukuran dan pencatatan hasil tekanan darah ini dilakukan 2 kali sehari selama 7 hari yaitu dilakukan pada pagi dan sore hari. Hasil pengukuran tekanan darah responden kelompok kontrol dicatat dalam tabel hasil pengukuran tekanan darah kelompok kontrol, sedangkan untuk responden kelompok
eksperimen hasil pengukuran tekanan darah dicatat dalam tabel hasil pengukuran tekanan darah kelompok eksperimen. Data primer ini didapatkan langsung dari responden yaitu lansia yang menderita hipertensi di posyandu lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta. Data yang didapatkan dapat melalui wawancara tentang penyakit hipertensi dan pencegahannya serta hasil pengukuran tekanan darah. Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari internet, buku referensi, hasil wawancara dari petugas posyandu dan data dokumentasi posyandu lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Pengolahan data dilakukan terhadap data yang diperoleh dari hasil pengukuran tekanan darah responden dan diolah dengan jalan Editing, Coding, Tabulating, Analizing dengan pengolahan data menggunakan SPSS for windows statistik 16. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analisis Univariat dan Blvanarat, Analisis Bivariat dengan uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah uji Mann-Whitney. Metode ini menggambarkan bahwa responden baik kelompok kontrol dan kelompok eksperimen akan diukur tekanan darahnya, sebagai hasil pretest didapatkan dari hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan pada awal sebelum diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen. Sebagai hasil post test didapatkan dari hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan pengukuran tekanan darah pada hari ke-7.
39
HASIL PENELITIAN 1.
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta 2011 Tabel 2 Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Posyandu Lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta April 2011 Kategori Normal Pre hipertensi Hipertensi tahap 1 Hipertensi tahap 2 Total
Sistole (mmHg) <120 120-139 140-159 ≥ 160
TD Sebelum (orang) 0 0 21 6 27
Sumber Data : Data primer (data diolah) Berdasarkan tabel 2 pada kolom TD sebelum, dapat diketahui bahwa sebanyak 21 (77,78%) orang, termasuk dalam responden memiliki tekanan darah pada kategori hipertensi tahap 1 dengan sistole antara 140-159 mmHg. Sisanya 6 (22,22%) orang termasuk dalam responden dengan tekanan darah dalam kategori hipertensi tahap 2, dengan systole ≥ 160 mmHg.
Persen (%) 0 0 77,8 22,2 100
TD Sesudah (orang) 0 14 13 0 27
Persen (%) 0 51,8 48,2 0 100
Kolom TD sesudah dapat diketahui sebanyak 14 (51,85%) orang, termasuk responden dalam kategori prehipertensi dengan sistole antara 120139 mmHg, sedangkan sisanya 13 (48,15%) termasuk responden dalam kategori hipertensi tahap 1 dengan sitole antara 140-159 mmHg.
Tabel 3. Distribusi Tekanan Darah Per Kelompok Pada Penderita Hipertensi Di Posyandu Lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta April 2011 Kategori Normal Pre hipertensi Hipertensi tahap 1 Hipertensi tahap 2 Total
Sistole (mmHg) <120 120-139
Kelompok kontrol 0 0
%
%
0 0
Kelompok Eksperimen 0 0
140-159 ≥ 160
10
76,9
11
3
23,1
13
100
Sumber Data : Data Primer (data diolah) Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat penurunan tekanan darah responden sebelum pada kelompok kontrol didapatkan hasil 10 (76,9%) responden dari kelompok kontrol termasuk dalam kategori hipertensi tahap 1, dan 3 (23,1%) responden termasuk dalam kategori hipertensi tahap 2. Tekanan darah sesudah pada kelompok kontrol 13
Kelompok Kontrol 0 0
% 0 0
Kelompok Eksperimen 0 14
78,6
13
100
0
3
21,4
0
0
0
14
100
13
100
14
0
(100%) responden dalam kategori hipertensi tahap 1. Tekanan darah sebelum pada kelompok eksperimen 11 (78,6%) responden dalam kategori hipertensi tahap 1, 3 (21,4%) responden dalam kategori hipertensi tahap 2. Tekanan darah sesudah pada kelompok eksperimen 14 (100%) responden dalam kategori pre hipertensi.
40
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
SURYA MEDIKA
Volume 8. No. 1 Januari 2012
Pemanfaatan Jus Mentimun (Cucumis sativus) Tabel 4.. Pemanfaatan Jus Mentimun (Cucumis Sativus) Responden Di Posyandu Lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta April 2011
Valid
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
tidak memanfaatkan
13
48.1
48.1
48.1
memanfaatkan
14
51.9
51.9
100.0
Total
27
100.0
100.0
Sumber Data : Data Primer (data diolah) Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebanyak 13 orang (48,1%) termasuk dalam kelompok yang tidak memanfaatkan jus mentimun 2.
(Cucumis sativus), dan sebanyak 14 orang (51,9%) termasuk dalam kelompok yang memanfaatkan jus mentimun (Cucumis sativus).
Rata-rata Tekanan Darah Responden Sebelum dan Sesudah Pemanfaatan Jus Mentimun (Cucumis sativus) Tabel 5. Rata-rata Tekanan Darah Sebelum Pemanfaatan Jus Mentimun (Cucumis sativus) di Posyandu Lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta April 2011 Tekanan darah sebelum TD sebelum kelompok kontrol kelompok eksperimen
N 13 14
Mean Rank 13.69 14.29
P value 0,0001
Sumber Data : Data Primer (data diolah) Tabel 5 hasil penelitian didapatkan didapatkan nilai p = 0,0001, berarti pada bahwa mean rank tekanan darah alpha 5% terlihat tidak ada perbedaan sebelum pada kelompok kontrol adalah yang signifikan antara tekanan darah 13,69. Tekanan darah sebelum pada sebelum pada kelompok eksperimen kelompok eksperimen mean rank-nya ataupun kelompok kontrol adalah 14,29. Hasil uji statistik . Tabel 6. Rata-rata Tekanan Darah Sesudah Pemanfaatan Jus Mentimun (Cucumis sativus) di Posyandu Lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta April 2011 Tekanan darah sesudah TD sesudah kelompok kontrol kelompok eksperimen
Sumber Data : Data Primer (data diolah) Hasil penelitian didapatkan pada tabel 6 di atas bahwa mean rank tekanan darah sesudah pada kelompok kontrol adalah 21,00. Tekanan darah sesudah pada kelompok eksperimen mean ranknya adalah 7,50. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,0001, berarti pada alpha 5% terlihat ada perbedaan yang signifikan antara responden penelitian
N 13 14
Mean Rank 21.00 7.50
P value 0,0001
kelompok eksperimen yang diberikan jus mentimun (Cucumis sativus) dengan responden kelompok kontrol yang tidak diberikan jus mentimun (Cucumis sativus).
41
3.
Pengaruh Pemberian Jus Mentimun (Cucumis Sativus) Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Tabel 7.Uji Mann-Whitney Pengaruh Pemberian Jus Mentimun (Cucumis sativus)Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta April 2011 b
Test Statistics
Tdsebelum Mann-Whitney U Asymp. Sig. (2-tailed)
TDsesudah
87.000
.000
.799
.000
Sumber Data : Data Primer April 2011 (data diolah) Analisis Hipotesis Ho = Kedua populasi identik (data penurunan tekanan darah kedua kelompok responden tidak berbeda secara signifikan) H1 = Kedua populasi tidak identik (data penurunan tekanan darah kedua kelompok responden berbeda secara signifikan) Pengambilan Keputusan Jika probabilitas>0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas<0,05, maka Ho ditolak Hasil di atas terlihat bahwa pada kolom asymp. Sig (2-tailed)/asymptotic significance untuk uji dua sisi pada TD sebelum adalah 0,799, atau probabilitas di atas 0,05 (0,799>0,05). Maka Ho diterima. Sedangkan untuk hasil uji MannWhitney TD sesudah pada kolom asymp. Sig (2-tailed) / asymptotic significance untuk uji dua sisi adalah 0,000, atau probabilitas di bawah 0,05 (0,000<0,05). Maka Ho ditolak. PEMBAHASAN Jumlah responden yang termasuk dalam kelompok eksperimen penelitian ini berjumlah 14 responden. Hasil pengolahan data tekanan darah sebelum pada kelompok eksperimen menggunakan SPSS didapatkan tekanan darah mean/rata-rata tekanan darah sebelum diberikan jus mentimun (Cucumis sativus) yaitu 152,14 mmHg.
Mean rank menggunakan uji MannWhitney tekanan darah sebelum pada kelompok eksperimen yaitu 14,29. Tekanan darah sebelum pada kelompok eksperimen penurunan tekanan darah didapatkan hasil 11 (78,6%) responden dalam kategori hipertensi tahap 1 dengan sistol 140-159 mmHg, sedangkan 3 (21,4%) responden termasuk dalam kategori hipertensi tahap 2 dengan sistole ≥ 160 mmHg. Tingginya tekanan darah pada responden kelompok eksperimen ini dikarenakan kurangnya perhatian lanjut usia terkait pencegahan atau penanganan terhadap penyakit hipertensinya, hal ini yang membuat tekanan darah lanjut usia menjadi lebih tinggi, sehingga lanjut usia menderita hipertensi. Lanjut usia yang menjadi responden dalam penelitian ini tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi untuk penanganan tingginya tekanan darah atau hipertensinya. Hasil pengukuran tekanan darah sesudah ini didapatkan dari hasil pengukuran tekanan darah kelompok eksperimen setelah 7 hari diberikan jus mentimun (Cucumis sativus) pada kelompok ini. Dilihat dari mean tekanan darah sesudah pemberian jus mentimun (Cucumis sativus) pada kelompok eksperimen dapat diketahui yaitu 122,14 mmHg, dengan mean rank tekanan darah telah diuji menggunakan uji Mann42
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 8. No. 1 Januari 2012 Whitney yaitu 7,50 dan didapatkan hasil tekanan darah responden kelompok eksperimen yaitu 14 (100%) responden mengalami penurunan tekanan darah jika di bandingkan dengan hasil tekanan darah sebelumnya. Hasil ini seluruh responden kelompok eksperimen mengalami penurunan tekanan darah dan hasilnya adalah 14 (100%) responden termasuk dalam kategori tekanan darah pre hipertensi dengan rentang 120-139 mmHg. Lanjut usia kelompok eksperimen yang diberikan jus mentimun (Cucumis sativus) mengalami penurunan tekanan darah yang mulanya termasuk dalam kategori hipertensi tahap 1 dan 2, setelah mengkonsumsi jus mentimun (Cucumis sativus) mengalami perubahan tekanan darah dengan sistole 120 mmHg. Sistol 120 mmHg menurut klasifikasi hipertensi dari Joint National Committee 7, (The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) termasuk dalam kategori prehipertensi. Sistole 120 mmHg dalam klasifikasi hipertensi menurut WHO dikatakan dalam kategori tekanan darah normal. Jumlah responden yang masuk dalam kelompok kontrol ada 13 responden, dalam penelitian ini kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan pemberian jus mentimun (Cucumis Sativus), tetapi hanya dilakukan pengukuran tekanan darah. dapat diketahui hasil dari pengukuran tekanan darah kelompok kontrol dalam kategori tinggi dan stabil. Tingginya tekanan darah pada responden kelompok kontrol dikarenakan kurang seriusnya penanganan terhadap penyakit hipertensinya. Penanganan yang tidak optimal, seperti yang dilakukan responden yaitu
SURYA MEDIKA mengurangi konsumsi kopi, mengurangi konsumsi garam dan istirahat cukup untuk menangani penyakit hipertensi maka komplikasi dari penyakit hipertensi ini akan mudah diderita para responden. Tabel 3 penurunan tekanan darah kelompok kontrol didapatkan hasil 13 (100%) responden dalam kategori hipertensi tahap 1 dengan sistol antara 140-159 mmHg dan dari tabel juga dapat dilihat tidak adanya penurunan yang signifikan antara perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah, yaitu masih dalam batas kategori tekanan darah tinggi atau hipertensi tahap 1 dengan nilai sistole 140-159 mmHg. Lanjut usia yang menjadi responden dalam penelitian ini tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi untuk penanganan tingginya tekanan darah atau hipertensinya. Tidak adanya penangan hipertensi yang serius maka akan memperburuk keadaan dari penderita hipertensi ini. Komplikasi dari penyakit hipertensi akan mudah diderita. Banyak komplikasi yang dapat diderita responden bila tidak serius dalam penanganannya misalnya, infark miokard akut, gagal ginjal, gagal jantung, stroke dan masih banyak lagi. Bila hal ini tidak ingin terjadi maka perlu penanganan yang lebih baik, selain pengobatan baik farmakologi maupun non farmakologi, penderita juga harus sering melakukan pengecekkan tekanan darah secara rutin. Penderita merasa sehat meskipun tekanan darahnya mencapai 160/100 mmHg, hal ini yang membuat tekanan darah lanjut usia menjadi lebih tinggi dan selalu stabil. (Kompas, 2011). Pengaruh pemberian jus mentimun (Cucumis sativus) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Posyandu Lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta , didapatkan hasil 43
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 8. No. 1 Januari 2012 sebagai berikut tekanan darah sebelum pemanfaatan jus mentimun (Cucumis sativus) pada tabel 4 adalah 0,799 yang mana hasilnya lebih besar dari 0,05 (0,799 > 0,05). Maka Ho diterima, dan dinyatakan bahwa sebelum diberikan perlakukan pemberian jus (Cucumis sativus) kedua populasi identik (data tekanan darah pada kedua kelompok (kontrol dan eksperimen) tidak berbeda secara signifikan. Hasil tekanan darah setelah pemberian jus mentimun (Cucumis sativus) terhadap penderita hipertensi yang diberikan pada kelompok eksperimen, pada tabel 4.17 dapat dilihat hasilnya adalah 0,000 yang mana nilai probabilitas di bawah 0,05 (0,000 < 0,05). Maka Ho ditolak, dan dinyatakan bahwa setelah kelompok eksperimen diberikan perlakuan pemberian jus mentimun (Cucumis sativus), kedua populasi dinyatakan tidak identik dan tekanan darah kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan pemberian jus mentimun (Cucumis sativus) benarbenar berbeda dengan tekanan darah kelompok eksperimen yang diberikan jus mentimun (Cucumis sativus). KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pemberian jus mentimun (Cucumis Sativus) terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Posyandu Lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta, menggunakan uji statistik Mann-Whitney didapatkan nilai probabilitas 0,000 dan berarti pada alpha 5% terlihat ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang tidak diberikan jus mentimun (Cucumis Sativus) dengan kelompok yang diberikan jus mentimun (Cucumis Sativus).
SURYA MEDIKA Mentimun (Cucumis Sativus) dapat dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di Posyandu Lansia Seger Waras XI Gambiran Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Bambang. 2011. Tingkat Hipertensi di Indonesia Lebih Tinggi Ketimbang Singapura & Malaysia. Diperoleh dari http://www.today.co.id/read/2011/ 02/27/13212/tingkat_hipertensi_di _indonesia-lebih-tinggiketimbang-singapura-malaysia Kamus Ilmiah. 2011. Kurangi Garam, Cegah Darah Tinggi. http://lifestyle.okezone.com/read/ 2009/05/26/27/223064/search.ht ml Kompas. .2011. Penderita Jantung dan Hipertensi Makin Muda. Diperoleh dari http://health.kompas.com/read/20 11/02/11/14454591/Penderita.Jan tung.dan.Hipertensi.Makin.Muda Majalah Nirmala. 2008. Mentimun Si 'Dingin' dengan 1001 Manfaat. Diperoleh dari http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/c ybermed/detail.aspx?x=Nutrition &y= cybermed|0|0|6|477 Martuti, A. 2009. Merawat & Menyembuhkan HIPERTENSI Penyakit Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Kreasi Wacana Pudiastuti, D. 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta. Nuha Medika
44