Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara
SURVEY PEMBERI AN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA PULODARAT PECANGAAN JEPARA
Oleh: Triana Widiastuti1 , Luluk Hidayah 2, dan, Umu Lathifah3
Dosen Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara, Jl. Raya Mayong Km.24 Mayong Jepara Email :
[email protected]
ABSTRACT
Composition and kosistensi baby food additives adapted to biological development and adjusted for age. The purpose of this study was to determine the type assignments of complementary feeding in infants aged 6-12 months in the village Pulodarat Pecangaan District of Jepara. The research is a descriptive survey approach. The population in this study of 105 babies, a sample of 105 infants. The sampling technique used total sampling technique. Primary data type giving the type of survey on complementary feeding in infants aged 6-12 months in the Desa Pulodarat period in February 2013 and then processed in editing, scoring, coding, tabulating the data, and analyzed by univariate entry. Based on the results, the results of most of the infants given solid foods as much as 37 respondents (35.26%), infants aged 6 months up to 12 respondents (11.42%) is given creamed foods, infants aged 9 months were 13 respondents (12.38% ) given soft foods and 11-12 month old babies as much as 14 respondents (13.34%) is given solid food. Conclusions fed infants aged 6-9 creamed, infants aged 9-11 were given soft food and infants aged 11-12 were given solid food. It is expected that the public attention to food additives in accordance with the age of the baby. Keyword: MP-ASI, infants aged 6-12 months
PENDAHULUAN
yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian
Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia
ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang
sampai 2 tahun merupakan hal yang sangat
bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk
penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air
pertumbuhan, perkembangan syaraf dan
Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara
otak,
terbaik bagi peningkatan kualitas sumber
terhadap
daya manusia sejak dini yang akan menjadi
mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan
penerus bangsa. ASI merupakan makanan
bayinya (Depkes RI,2011).
ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
memberikan
zat-zat
beberapa
kekebalan
penyakit
dan
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara Menurut
WHO
(World
Health
mencukupi lagi kebutuhan gizi yang terus
Organization) dan United Nation Children’s
berkembang
Found (UNICEF) menganjurkan agar ASI
makanan pendamping ASI. Bayi dilahirkan
eksklusif diberikan sejak lahir sampai usia 6
dengan kemampuan refleks makan, seperti
bulan dan ASI diteruskan bersamaan dengan
menghisap,
pemberian makanan pendamping Air Susu
mengunyah.
Ibu (MP-ASI) yang memadai sampai 2 tahun
pendamping ASI harus disesuaikan dengan
atau lebih (Budiasih, 2008). MP-ASI dibuat
perkembangan sistem alat pencernaan bayi,
dari makanan pokok yang disiapkan secara
mulai dari makanan bertekstur cair, kental,
khusus untuk bayi, dan diberikan 2-3 kali
semi padat, hingga akhirnya makanan padat
sehari sebelum anak berusia 12 bulan.
(Jusup, 2010).
sehingga
perlu
menelan,
diberikan
dan
akhirnya
Pemberian
makanan
Kemudian pemberian ditingkatkan 3-5 kali
Bayi usia 6-9 bulan tekstur makanan
sehari sebelum anak berusia 24 bulan. MP-
yang diberikan sebaiknya makanan cair,
ASI harus bergizi tinggi dan mempunyai
lembut atau saring, seperti bubur buah,
bentuk yang sesuai dengan umur bayi dan
bubur susu atau bubur sayuran saring/yang
baduta. Sementara itu ASI harus tetap
dihaluskan. Menginjak usia 10-12 bulan, bayi
diberikan secara teratur dan sering (Hidayat,
mulai beralih ke makanan kental dan padat,
2008)
namun tetap bertekstur lunak, seperti aneka Setelah bayi berumur 6 bulan, maka
untuk
memenuhi
kebutuhan
selanjutnya
nasi tim (Marimbi, 2010; h.26-27). Komposisi dan konsistensi makanan
tambahan bayi
demi pertumbuhan dan perkembangannya
disesuaikan dengan perkembangan fisiologis
diperlukan
dan psikomotorik atau disesuaikan dengan
makanan
pendamping
ASI.
Makanan pendaping ASI yang baik adalah
umurnya. Selain
terbuat dari bahan makanan segar, seperti :
budaya, sosial-ekonomi, dan kebiasaan turut
tempe, kacang-kacangan, telor ayam, hati
berperan. (Suhardjo, 2010).
ayam, ikan, sayur mayur dan buah-buahan.
itu
faktor-faktor sepert
Keadaan kurang gizi pada bayi dan
Pengolahan bahan makanan untuk bayi
anak
disesuaikan
dengan
Sistem
pemberian makanan pendamping ASI yang
pencernaan
pada
masa
tidak tepat. Ketidaktahuan ibu tentang cara
kemampuan
pemberian makanan bayi dan anak serta
perkembangan yang
umurnya. bayi
kemampuan
berbeda-beda
dalam
(Proverawati
dan
Asfuah, 2009). Menginjak usia 6 bulan keatas, ASI sebagai
sumber
nutrisi
sudah
tidak
ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
disebabkan
adanya
kebiasaan
kesehatan,
secara
langsung
menjadi
karena
yang langsung
kebiasaan
merugikan dan
penyebab
tidak utama
terjadinya masalah kurang gizi pada anak,
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara khususnya pada anak usia di bawah 2 tahun
ibu
(Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan
Pecangaan
RI, 2005).
memiliki bayi usia 6-12 bulan sebanyak 105
Dari studi pendahuluan yang telah
di
Desa
Pulodarat
Kabupaten
Kecamatan
Jepara
yang
responden, sampling yang digunakan total
dilakukan di Desa Pulodarat Kecamatan
sampling.
Pengumpulan
Pecangaan Kabupaten Jepara terhadap 20
melalui
ibu dengan bayi umur 6-12 bulan yang
Variabel penelitian ini Survey pemberian
peneliti temui dan mengadakan wawancara
jenis MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan di
langsung, diperoleh hasil 12 ibu (60%) telah
Desa
memberikan MP-ASI sesuai dengan jenis
Kabupaten
pemberian MP-ASI usia bayi 6-12 bulan yaitu
menggunakan kuesioner. Pengolahan data
makanan lumat (bubur lumat, bubur formula
dilakukan dengan distribusi frekuensi.
observasi
Pulodarat
data
kepada
Kecamatan
Jepara.
dilakukan responden.
Pecangaan
Instrumen
penelitian
dan pisang kerok) pada bayi umur 6-7 bulan dan makanan padat (nasi tim lemas dengan sayur, telor dan ikan) pada bayi usia 10-12 bulan.
Terdapat
memberikan dengan
ibu
(40%)
MP-ASI yang tidak
usia
memberikan
8
bayi
6-12
makanan
bulan
padat
yang sesuai dengan
(makanan
orang dewasa) pada bayi usia 6-7 bulan yang seharusnya masih diberikan makanan lumat. Dari uraian dan studi pendahuluan di atas,
peneliti
“Bagaimanakah
tertarik
mengangkat judul
Pemberian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pemberian Jenis MP-ASI pada Bayi Umur 6-12 bulan berdasarkan umur bayi Umur 6 bulan 7 bulan 8 bulan 9 bulan 10 bulan 11 bulan 12 bulan Total
f 12 10 10 3 35
Lumat % 11,42 9,52 9,52 2,86 33,32
Jenis makanan Lunak f % 3 2,86 5 4,76 5 4,76 13 12,38 5 4,76 2 1,90 33 31,42
Makanan
Pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan di Desa Pulodarat Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara?”.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif atau desain dengan pendekatan survey. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
f 9 14 14 37
% 8,58 13,34 13,34 35,26
F 15 15 15 16 14 16 14 10 5
Bayi umur 6 bulan sebanyak 12 responden
(11,42%)
diberikan
makanan
lumat, bayi umur 9 bulan sebanyak 13 responden
METODE PENELITIAN
Total Padat
(12,38%)
diberikan
makanan
lunak dan bayi umur 11-12 bulan sebanyak 14 responden (13,34%) diberikan makanan padat.
% 14,28 14,28 14,28 15,24 13,34 15,24 13,34 100
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara Tabel 1 menunjukkan bahwa dari
digunakan.
Bahan
makanan
lauk
pauk
usia 6-12 bulan yang sebagian besar telah
seperti telur, hati, daging sapi, daging ayam,
diberikan makanan yang sesuai pada usia 6
ikan basah, ikan kering, udang atau tempe
bulan
tahu dapat diberikan secara bergantian untuk
diberikan
makanan
responden (11,42);
lumat
12
usia 7-8 bulan yang
meningkatkan
nafsu
makan
pada
bayi.
sesuai diberikan makanan lunak sebanyak
Sehingga masih perlu diberikan pengertian
10 responden (9,52), sedangkan usia 9-12
mengenai pemberian makanan yang sesuai
bulan jenis makanan yang sudah sesuai 37
kebutuhan bayi pada usia tersebut. Jadi
responden (35,26).
dapat disimpulkan bahwa bayi umur 7-8
Pemberian
makanan
yang
tidak
bulan sebaiknya diberikan makanan lunak
sesuai menurut jenis usia pada penelitian
karena melihat kondisi pencernaan dan
hanya sebagian kecil saja untuk usia 6 bulan
giginya.
terdapat jenis makanan yang tidak sesuai terdapat makanan
3
responden
lumat,
usia
(2,86) 7-8
diberikan
bulan
jenis
makanan yang tidak sesuai diberikan paling banyak 20 responden (19,04) diberikan makanan lumat, sedangkan usia 9-12 bulan jenis makanan yang tidak sesuai diberikan untuk makanan lumat 3 responden (2,86) dan
20
responden
(18,07)
diberikan
makanan lunak. Fenomena dilapangan menunjukkan bayi umur 7-8 bulan kebanyakan diberikan makanan lumat. Pemberian makanan lumat dikarenakan gigi yang tumbuh pada bayi belum sempurna atau masih jarang dan bayi biasanya tertelan (keloloden). yang
seharusnya
diberikan
SIMPULAN DAN SARAN Survey pemberian makanan MP-ASI pada bayi usia 6-12 Bulan didapatkan hasil pemberian makanan yang tidak sesuai paling banyak terdapat pada usia 7-8 bulan yaitu berupa
makanan
lumat.
Sedangkan
pemberian makanan yang sudah sesuai antara usia 9-12 bulan berupa makanan padat.
Didarapkan
pemberian
informasi
melalui penyuluhan pada ibu mengenai pemberian makanan yang sesuai usia bayi waktu posyandu dan pertemuan PKK serta diajari cara pembuatan makanan untuk bayi.
Makanan merupakan
makanan peralihan yaitu makanan lunak. Menurut Moehji dalam Pardosi, 2009 makanan yang diberikan pada bayi usia 7-8 bulan harus sudah bervariasi, terutama dalam memilih bahan makanan yang akan ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
DAFTAR PUSTAKA 1.
Depkes RI, Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Bagi Bayi.Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak. Jakarta. 2011
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara 2.
Budiasih, S. K. Buku Saku Ibu Menyusui.Bandung: Hayati Qualita. 2008 3. Hidayat, Aziz Alimul.. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2008. h.170 4. Proverawti, A. dan Asfuah, S. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. 2009. H.119-21 5. Jusup, Lenny. Makanan Peningkat Daya Tahan Tubuh Bayi dan Balita. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2010. h.1314 6. Marimbi, H. Tumbuh Kembang, Status Gizi Dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. h. 26-7 7. Suhardjo. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Kanisius. 2010. h. 80 8. Yuliarti, Nurheti. Keajaiban ASI. Yogyakarta: Andi Offset. 2010. h.70 9. Nurhaeni, Arief. ASI dan Tumbuh Kembang Bayi, 2009.Jakarta : MedIndo. h.118-9 10. Depkes RI, 2005. Profil Kesehatan Indonesia. http://www.depkes.go.id/Profil Kesehatan Indonesia 2005. 11. Depkes RI. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI Lokal). Diakses tanggal 22 Nopember 2012 di www.depkes.org,id, 2006 12. Depkes RI. Pedoman Pengenalan Makanan Pendamping Air Susu Ibu.
ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
13.
14.
15. 16. 17. 18.
19.
20.
21.
22.
Diakses tanggal 22 Nopember 2012 di www.depkes.org,id, 2004 Pardosi, Renata. Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi Usia Kurang dari Enam Bulan di Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Medan. Skripsi. Medan : USU. 2009 Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2006. Semarang: Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2006 Sembiring, T. Ragam Pediatrik Praktis. Medan: USU Press. 2009. Sulistijani, D.A. Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta: Puspa Swara. 2004. Safitri, D. Prinsip Pembeian MP-ASI. Jakarta: Puspa Swara, 2007 Proverawati A. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2009.h.121-2 Krisnatuti, D. & Yenrina, R. Menyiapkan Makanan Pendampiing ASI. Jakarta: Puspa Swara. 2000 Pudjiadi, S. Sifat-sifat dan Kegunaan Pelbagai Jenis Formula Bayi dan makanan Padat yang Beredar di Indonesia. Jakarta: FKUI. 2000 Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta; Salemba Medika; 2003. h. 57, 80 Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2010. h. 61