PENGARUH KOMPRES ES TERHADAP TINGKAT NYERI SAAT IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9 BULAN DI DESA SANGGUNG SUKOHARJO Lingga Liwa Ati1), Happy Indri Hapsari2), Agnes Sri Harti3) 1) Mahasiswa STIKes Kusuma Husada Surakarta 2), 3) Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK Bayi yang mendapat imunisasi campak akan mengalami nyeri yang dapat menimbulkan kecemasan yang berlebihan bahkan trauma, maka dari itu perlu dilakukan tindakan atraumatic care seperti kompres es untuk menurunkan nyeri sehingga tidak akan timbul kecemasan yang berlebihan bahkan trauma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompres es terhadap tingkat nyeri saat imunisasi campak pada bayi usia 9 bulan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi exsperiment post-test only with non-equivalent kontrol group design yang dilakukan di Desa Sanggung Sukoharjo. Teknik pengambilan menggunakan total sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai P value < 0,05 (0,000<0,05), artinya ada pengaruh kompres es terhadap tingkat nyeri saat imunisasi campak pada bayi usia 9 bulan di Desa Sanggung Sukoharjo. Kompres es terbukti sebagai cara yang efektif, mudah dan hemat yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat nyeri terutama nyeri saat imunisasi campak pada bayi usia 9 bulan. Kompres es dapat meningkatkan endorphin dan menekan produksi prostalglandin sehingga dapat meningkatkan ambang batas nyeri. Kata Kunci: Imunisasi, Nyeri, Kompres Es, Daftar Pustaka: 37 (2007- 2015) ABSTRACT Infants receiving measles immunization will develop pain potentially generating excessive worry even trauma; for that reason, there should be an atraumatic care like ice application to reduce pain to prevent excessive worry and even trauma. This research aimed to find out the effect of ice application on pain level during measles immunization in 9-month infants. This study was a quantitative research using quasi-experiment post-test only with non-equivalent control group design conducted in Sanggung Village of Sukoharjo. The sampling technique used was total sampling one, with 30 respondents.
1
The result of research showed that P-value < 0.000 (P value<0.05), meaning that there was an effect of ice application on pain level during measles immunization in 9-month infants in Sanggung Village of Sukoharjo. Ice application proved to be an effective, simple and economic way of reducing pain level, particularly during measles immunization in 9-month infants. Ice application could increase endorphin level and suppress prostaglandin production thereby increasing pain threshold. Keywords: Immunization, Pain, Ice Application pertama
PENDAHULUAN
Imunisasi
presentasi
suatu
pelaksanaan imunisasi tertinggi di
upaya untuk memberikan kekebalan
Jawa Tengah yaitu mencapai 70,1%
pada
(Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2013).
bayi
merupakan
dengan
dan
anak
dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh
Atraumatic
untuk
dengan
untuk meminimalkan kecemasan dan
mencegah terhadap penyakit tertentu
trauma pada anak terutama nyeri yang
(Hidayat, 2008). Menurut Kemenkes
disebabkan oleh injeksi imunisasi
(2010) imunisasi juga terbukti mampu
(Lory, 2009 dalam Ismanto, 2015).
mengurangi angka kematian pada
Atraumatic care mempunyai banyak
anak karena penyakit yang disebabkan
metode yang dapat diterapkan salah
karena infeksi seperti campak, tetanus,
satu metode dalam atraumatic care
difteri, pertusis, polio, hepatitis B dan
adalah dengan ice application atau
TBC.
biasa disebut dengan kompres es.
membuat
zat
anti
Tingkat pelaksanaan imunisasi
care
Tujuan
merupakan
dari
penelitian
cara
ini
di Indonesia menurut data dari Ditjen
adalah untuk mengetahui apakah ada
PPPL Kemenkes RI (2014) hanya
pengaruh kompres es terhadap tingkat
mencapai 48,4%. Bali menduduki
nyeri saat imunisasi campak pada bayi
peringkat
teratas
usia 9 bulan.
sedangkan
Maluku
17,7%,
Jawa
dengan Utara
Tengah
62; dengan
menduduki
METODE PENELITIAN
peringkat ke-4 dengan 56,6% setelah
Penelitian ini dilakukan bulan
DKI Jakarta dan Bangka Belitung.
Desember 2015 di Desa Sanggung,
Sukoharjo
Sukoharjo. Penelitian ini merupakan
2
menduduki
peringkat
penelitian kuantitatif dengan desain quasi exsperiment post-test only with
Jenis Kelamin
Kel. Kontrol f
%
f
%
Laki-laki
9
60
5
33,3
Perempuan
6
40
10
66,7
Jumlah
15
100
15
100
non-equivalent kontrol group. Sampel berjumlah
30
bayi,
alat
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Kel. Perlakuan
FLACC scale dan lembar observasi yang diisi oleh peneliti.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
Setiap kelompok berjumlah 15 responden yang sebelumnya telah menyetujui menjadi responden dalam penelitian ini. Bayi yang datang pada jam 09.00 WIB dijadikan kelompok perlakuan dan bayi yang datang pada jam 15.00 WIB dijadikan kelompok kontrol.
Kompres
es
dilakukan
sebelum
imunisasi
dan
dilakukan
selama 3 menit, kompres es dilakukan oleh
ibu
atau
keluarga
yang
mendampingi di area yang akan diimunisasi. Penilaian tingkat nyeri dilakukan
saat
imunisasi
dimulai
selama ±5 menit.
digambarkan frekuensi
bahwa
jenis
distribusi
kelamin
pada
kelompok kontrol yang berjumlah 15 responden lebih banyak lakilaki yaitu 9 responden (60%) sedangkan perlakuan
yang
responden jenis
pada
kelompok
berjumlah
distribusi
kelamin
15
frekuensi
lebih
banyak
perempuan yaitu 10 responden (66,7%). Distribusi frekuensi jenis kelamin pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak sama, karena menurut peneliti jenis kelamin tidak mempengaruhi respon nyeri terutama pada bayi
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN 1. Distribusi
usia 9 bulan. Hal ini sesuai dengan Andarmoyo (2013) bahwa jenis
Frekuensi
Jenis
Kelamin Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Kelompok Kontrol Dan Kelompok Perlakuan di Desa Sanggung Sukoharjo
kelamin bukan merupakan faktor yang mempengaruhi respon nyeri pada seseorang. 2. Rerata
Tingkat
Kelompok
Nyeri
Kontrol
pada dan
Kelompok Perlakuan 5
Tabel 4.2 Rerata Tingkat Nyeri pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan di Desa Sanggung Sukoharjo (N=30)
produksi endoprin yang berguna memblokir
stimulus
hantaran
nyeri sehingga dapat mengalihkan perhatian dari stimulus nyeri.
Nilai Mean Median Kel. 4,60 Kontrol Kel. 2,33 Perlakuan
Min Max
SD
3. Analisa
Perbedaan
Nyeri
Tingkat
Setelah
Dilakukan
4,00
1
9 1,993
Perlakuan pada
Kelompok
2,00
1
4 0,976
Kontrol
Kelompok
Dan
Perlakuan
Berdasarkan
Tabel
4.3
Tabel
ini
akan
menjelaskan
dapat digambarkan bahwa nilai
tentang perbedaan tingkat nyeri
mean, median, maximum dan
antara kelompok kontrol yang
standar deviasi dari tingkat nyeri
telah di imunisasi seperti biasa dan
lebih
tingkat
besar
pada
kelompok
nyeri
pada
kelompok
kontrol yaitu nilai mean 4,60,
perlakuan yang telah diberikan
nilai median 4,00, nilai maximum
kompres es sebelum imunisasi.
9 dan standar deviasi 1,993. Nilai
Tabel 4.3 Analisa Perbedaan Tingkat Nyeri Setelah Dilakukan Perlakuan pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan (N=30)
minimum dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sama yaitu 1. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Asmadi
(2007)
Nyeri
yang
Std. Mean deviasi
menyatakan bahwa salah satu manfaat dari kompres es adalah mengurangi nyeri. Kompres es bila diberikan pada sumber nyeri seperti
tusukan
jarum
Kel. Kontrol
Kel. 2,33 Perlakuan
6
sensitivitas
1,993 0,000 0,976
dapat
menekan produksi prostalglandin sehingga
4,60
P Value
Berdasarkan
tabel
4.4
reseptor
dapat digambarkan bahwa P value
nyeri berkurang (Muttaqin, 2008).
< 0,05 (0,000<0,05) maka dapat
Menurut Hall & Stocker (2007)
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
kompres
Ha
es
dapat
memacu
diterima
sehingga
ada
pengaruh kompres es terhadap
diberikan
tingkat
mendapatkan
nyeri
saat
imunisasi
kompres
es
imunisasi
tetap hanya
campak pada bayi usia 9 bulan di
dengan prosedur seperti biasa
Desa
yaitu bidan akan memberikan
Sanggung
Sukoharjo.
Kompres es dapat membuat kulit
teknik
menurunkan respon nyeri oleh
menyembunyikan
karena
pelepasan
dari bayi yang akan di imunisasi.
adanya
distraksi
dan
berusaha
jarum
suntik
endorphin,
sehingga
dapat
Pelaksanaan imunisasi kelompok
memblokir
transmisi
serabut
kontrol dan kelompok perlakuan
syaraf sensori A-beta yang lebih
dalam penelitian ini dibuat se-
besar
juga
alami mungkin sehingga suasana
menurunkan transmisi nyeri pada
lingkungan diharapkan tidak akan
serabut C dan delta A sehingga
mempengaruhi
gerbang sinaps menutup transmisi
penelitian.
dan
lebih
cepat,
hasil
dari
impuls nyeri (Sulistiyani, 2009). Stimulus nyeri yang terjadi karena
SIMPULAN
imunisasi campak akan diterima
1. Nilai mean, median dan standar
dan dilanjutkan oleh jaras-jaras
deviasi dari tingkat nyeri lebih
nyeri, namun apabila dilakukan
besar pada kelompok kontrol yaitu
kompres es maka kemampuan
nilai mean 4,60, nilai median 4,00
jaras-jaras nyeri untuk menerima
dan standar deviasi 1,993. Nilai
dan melanjutkan stimulus nyeri
tingkat nyeri maksimum pada
akan berkurang (Ball & Blinder,
kelompok kontrol yang ditemukan
2003 dalam Sulistiyani, 2009).
adalah 9 dan pada kelompok
Menurut penelitian Kiran, Kaur &
perlakuan 4. Nilai minimum pada
Marwaha
kelompok kontrol dan kelompok
(2013)
kompres
es
merupakan metode murah, aman
perlakuan 1.
dan mampu mengurangi rasa nyeri
2. Nilai P = 0,000 sehingga Ho
saat dilakukan pengambilan darah
ditolak dan Ha diterima yang
vena pada anak usia pra sekolah.
artinya ada pengaruh kompres es
Kelompok
terhadap
kontrol
yang tidak
tingkat
nyeri
saat
7
imunisasi campak pada bayi usia 9
membantu
bulan
dalam
di
Desa
Sanggung
meningkatkan pembelajaran
mutu untuk
menghasilkan perawat yang lebih
Sukoharjo.
profesional, inovatif, terampil dan bermutu.
SARAN 1. Diharapkan
perawat,
bidan/
4. Bagi
Peneliti
Selanjutnya,
pelaksana imunisasi dapat selalu
diharapkan
meningkatkan kualitas pelayanan
dapat mengembangkan penelitian
kesehatan
dalam
ini, seperti melakukan pengamatan
imunisasi
jangka panjang berkaitan dengan
imunisasi.
khususnya Pelaksana
dapat mengaplikasikan
metode
adakah
peneliti
efek
selanjutnya
samping
kompres es untuk menurunkan
ditimbulkan
tingkat nyeri saat imunisasi.
khususnya pada imunisasi campak
2. Diharapkan dengan penelitian ini,
dari
kompres
yang es
pada bayi usia 9 bulan.
masyarakat khususnya masyarakat di Desa Sanggung Sukoharjo dapat
DAFTAR PUSTAKA
menerapkan teknik kompres es
Andarmoyo Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta. Hal 36. Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika. Jakarta. Hal 77. Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2013. Buku Saku Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. http://www .dinkesjatengprov.go.id/v2010/dok umen/2014/SDK/ Mibangkes/BUKU_SAKU_TH201 3.pdf. Diakses pada 15 Juni 2015. Ditjen PPPL Kemenkes RI. 2014. Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. www.depkes.g o.id /download. php? file= download/...%20 Des%2014.pdf, diakses pada 15 Juni 2015.
dalam imunisasi selanjutnya secara mandiri, sehingga ibu atau yang mendampingi bayi saat imunisasi tidak akan merasa cemas akan rasa sakit yang akan ditimbulkan dari imunisasi
khususnya
imunisasi
campak. 3. Bagi
Institusi
Pendidik,
diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai bahan bacaan dan reverensi
belajar
khususnya
tentang cara menurunkan tingkat nyeri kompres
8
dengan es
menggunakan sehingga
dapat
Hall Amy, Stockert A. Patricia. 2007. Basic Nursing: Essentials for Practice. Mosby Elsevier. Canada. Hal: 841-843. Hidayat A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika. Jakarta. Ismanto, Y. A, Marniaty, R., Onibala F. 2015. Pengaruh Penerapan Atraumatic Care Terhadap ResponKecemasan Anak Yang Mengalami Hospitalisasi Di Rsu Pancaran Kasih Gmim Manado Dan Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. E-Journal Keperawatan 3(2): 1-9. Keputusan MenKes RI No. 482/Menkes/SK/ IV/2010. 2010. Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Kiran Navjot, Kaur Sukhjit, Marwaha. 2013. Effect of Ice Application at the Site Prior to Venipuncture on Intensity of Pain Among Children. Nursing and Midwifery Research Journal 9(4): 160-167. Muttaqin Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Salemba Medika. Jakarta. Hal: 525. Sulistiyani Endah. 2009. Pengaruh Pemberian Kompres Es Batu Terhadap Tingkat Nyeri Pada Anak Usia Pra Sekolah Yang Dilakukan Prosedur Pemasangan Infus Di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Tesis. Program S2 Keperawatan Anak Univ. Indonesia. Jakarta.
9