Survey Faktor Risiko Perokok Pada Penderita Tuberculosis Paru …53
SURVEY FAKTOR RISIKO PEROKOK PADA PENDERITA TUBERCULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CALANG KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014 SURVEY ON SMOKING RISK FACTORS FOR PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS IN THE WORK AREA HEALTH DISTRICT CALANG ACEH JAYA 2014 Chartika Permata Harahap, Marzuki,* Susanti** Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Aceh Email:
[email protected] Abstrak: Jumlah penderita TB paru terus meningkat seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam mencari pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko perokok pada penderita TB paru. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Dilaksanakan di Puskesmas Calang Kabupaten Aceh Jaya pada 9-18 April 2014. Sampel survey 44 orang suspek TB paru dipilih secara systematic random sampling. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis dilakukan dengan chi square test pada α=0.05. Distribusi responden terdiri dari 63.6% penderita TB paru (+) dan 36.4% penderita TB paru (-). Faktor risiko perokok seperti kebiasaan merokok, status merokok dan lama merokok berturut-turut diperoleh hubungannya pada p value 0.01; 0.02; 0.03. Sedangkan faktor risiko lainnya adalah umur (p value 0.02) dan riwayat keluarga (p value 0.02). Faktor risiko perokok berhubungan signifikan dengan kejadian TB paru di kalangan masyarakat. Maka disarankan kepada pihak Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat agar lebih meningkatkan penyuluhan bahaya rokok yang berisiko pada TB paru. Kata kunci: Tuberculosis paru, risiko perokok, suspek TB paru, karakteristik penderita Abstract: Number of patients with pulmonary TB continues to increase with increasing needs of the community in seeking treatment. This study aims to identify risk factors in patients with pulmonary tuberculosis smokers. This research is descriptive analytic with cross sectional design. The Community Health Center Calang Aceh Jaya district on April 9 to 18, 2014. The sample survey of 44 people with suspected pulmonary TB selected by systematic random sampling. Collecting data from interviews using questionnaires. The analysis was performed using chi square test at α = 0:05. Distribution of respondents consisted of 63.6% of patients with pulmonary TB (+) and 36.4% of patients with pulmonary TB (-). Smokers risk factors such as smoking habits, smoking status and smoking a long row on the p value obtained relation 0:01; 0:02; 0:03. While other risk factors are age (p value 0:02) and family history (p value 0:02). Smokers risk factors significantly associated with the incidence of pulmonary tuberculosis in the community. Then suggested to the Department of Health and local health centers in order to further enhance risk the dangers of smoking counseling on pulmonary tuberculosis. Keywords: Pulmonary tuberculosis, the risk of a smoker, with suspected pulmonary 53
Survey Faktor Risiko Perokok Pada Penderita Tuberculosis Paru …54
TB, the patient characteristics PENDAHULUAN Mewujudkan
urutan ke 3 di dunia. Angka mortalitas
kesehatan
yang
dan morbidi-tasnya terus meningkat.
optimal bagi masyarakat merupakan
Penyakit ini sangat erat kaitannya
salah satu tujuan pembangunan dalam
dengan kemiskinan, malnutrisi, tempat
bidang
kumuh,
kesehatan.
Undang-Undang
Berdasarkan
Kesehatan
No.36
perumahan
perawatan
kumuh
dan
yang
tidak
kesehatan
4
Tahun 2009 pasal 47 menyatakan
adekuat.
bahwa untuk mewujudkan derajat
TB paru adalah menurunkan angka
kesehatan
kesakitan
bagi
yang
setinggi-tingginya
masyarakat,
Tujuan penang-gulangan
dan
kematian
penyakit
diselengarakan
tuberculosis yaitu dengan meningkat-
upaya kesehatan masyarakat. Upaya
kan angka kesem-buhan minimal 85%
kesehatan
dari semua penderita BTA (+) yang
diselenggarakan
dalam
bentuk kegiatan dengan pendekatan
ditemukan.
promotif,
merokok
kuratif,
preventif
dan
Disamping juga
itu
aspek
memegang
peran
rehabilitatif yang dilaksanakan secara
penting dalam meningkatnya jumlah
terpadu,
penderita.
menyeluruh
berkesinambungan. Salah
satu
mendukung
dan
1
Berdasarkan indikator
derajat
yang
kesehatan
Survei
Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) 2001 estimasi preva-lensi
angka
Indonesia
kesakitan,
infeksi
penduduk dengan gejala klinis, tanpa
2
pemeriksaan
penyakit
maupun penyakit degeneratif.
Satu
8
per
di
masyarakat adalah menurunnya angka baik
sebesar
kesakitan
laboratorium.
1000
SKRT
dari sekian banyak penyakit infeksi
(2001) TB paru menduduki ranking
kronis menular yang perkembangan-
ketiga sebagai penyebab kematian
nya
dan
(9.4%) dari jumlah kematian, setelah
yang
beberapa penyakit lain seperti sistem
cukup
mengkhawatirkan
menjadi
masalah
mencuri
perhatian
kesehatan
di
sirkulasi darah dan sistem saluran
seluruh dunia adalah Tuberkulosis
pernafasan. Hasil survey prevalensi
Paru (TB paru).
masyarakat
3
TB
paru
di
Indonesia
(2004)
Tuberkulosis merupakan masalah
menunjukkan bahwa angka prevalensi
kesehatan masyarakat di seluruh dunia
tuberkulosis Basil Tahan Asam (BTA)
dan pada saat ini Indonesia sebagai
55 Jurnal Ilmiah Kesehatan Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, 53-62
positif
secara
nasional
100.000 penduduk. Penyakit
110
per
2
6
prevalensi perokok di seluruh dunia
adalah 20% atau ±1.3 milyar orang
TB
paru
termasuk
dan lebih dari 900 juta orang perokok
penyakit infeksi menahun atau kronis
berada
dengan masa pengobatan 6-8 bulan,
Indonesia merupakan salah satu dari
bahkan lebih dari 1 tahun apabila
negara berkembang yang memiliki
kuman
penyebab
tingkat konsumsi rokok yang tinggi.
disebut
dengan
tuberculosis.
TB
paru
yang
Mycobacterium
Kuman
negara
berkembang.
7
Rokok menjadi penyebab kematian
dapat
no. 2 di dunia, yang menimbulkan
terinfeksi dari penderita yang telah
kematian 1 dari 10 orang dewasa.
kebal terhadap obat anti Tb yang
Diperkirakan
umum, dan diperlukan obat lebih
perokok dunia meninggal setiap 6.5
khusus
penyembuhannya,
detik dengan berbagai penyakit akibat
bahkan memerlukan tindakan operasi
rokok. Kematian akibat konsumsi
pada organ yang terkena infeksi
rokok rata-rata 4.9 juta orang pertahun
seperti paru. Adapun faktor-faktor
dan jika tidak diambil tindakan untuk
yang
dalam
mengurangi jumlah perokok, maka
penyembuhan TB paru antara lain
kematian tahunan akan meningkat.
progresiviti infeksi, diabetes mellitus,
Angka
HIV,
kehamilan,
mencapai 8.3 juta orang pada tahun
malnutrisi, merokok, alkohol, terapi
2030 dan diperkirakan 80% kematian
kortikosteroid, faktor genetik, tidak
terjadi di negara berkembang. 6
untuk
menjadi
penyakit
ini
di
hambatan
ginjal,
selesai pengobatan, gagal pengobatan,
satu
dari
kematian
Dilaporkan
seluruh
diperkirakan
juga
bahwa
hilangnya motivasi penderita, problem
peningkatan prevalensi perokok pada
ekonomi,
transportasi,
kelompok umur 15-19 tahun, dari
komunikasi yang kurang baik antara
7.1% (1995) menjadi 19.9% (2007).
penderita TB paru dengan petugas
Peningkatan tertinggi terjadi pada
kesehatan, kurangnya informasi atau
kelompok umur yang paling muda
pemahaman mengenai penyakit, serta
yaitu 10-14 tahun dari 0.3% menjadi
faktor sosio ekonomi kultural. 5
2.0% atau meningkat 7 kali lipat
sulitnya
Merokok merupakan salah satu faktor risiko TB paru. Menurut WHO,
selama kurun waktu 12 tahun (Survei Sosial Ekonomi, 2001; 2004;
Survey Faktor Risiko Perokok Pada Penderita Tuberculosis Paru …56
Berdasarkan data yang diperoleh
mengindikasikan jumlah penderita TB
dari Dinas Kesehatan Aceh, jumlah
paru terus meningkat dari tahun ke
kasus penderita TB Paru di Aceh
tahun seiring meningkatnya kebutuhan
tahun 2009 adalah sebesar 3.950
masyarakat
kasus,
pengobatan dan pemeriksaan pada
sedangkan
Tahun
2010
ditemukan suspek TB paru 38.174
dalam
mencari
pelayanan kesehatan.
kasus dan prevalensi TB paru sebesar 8.509 kasus, dengan insiden 4.559
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif
kasus. Pada Tahun 2010 dengan jumlah penduduk sebesar 4.486.570 jiwa, tercatat penderita baru dengan Basil Tahan Asam (BTA) positif sebanyak 3.671 (80.52%) kasus, BTA negatif/rontgen positif sebanyak 847 (18.57%) kasus, sedangkan penderita ekstra paru sebanyak 41 (0.89%) kasus. Yang dimaksud ekstra paru adalah tuberculosis yang menyerang organ tubuh selain jaringan paru, menyebutkan jumlah pasien suspek yang
diperiksa
pemeriksaan
dengan
BTA
sebanyak 80 orang.
(+) 8
hasil adalah
Fenomena ini
analitik dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk memperoleh hubungan
faktor
risiko
perokok
dengan penderita TB paru. Populasi pada penelitian ini adalah semua suspek TB paru yang berobat ke Puskesmas Calang yang berjumlah 80 orang. Dengan menggunaka rumus Slovin diperoleh sampel 44 orang, pengambilan sampel dilakukan secara systematic random sampling. Analisis hubungan variabel independen dengan variabel
dependen
dengan
menggunakan uji chi-square.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel-tabel berikut ini memperlihatkan distribusi responden berikut hasil analisis secara statistik dalam penelitian. Tabel 1. Distribusi responden menurut variabel independen dan dependen Variabel Katagori Penderita Tuberkolosis Baru Positif Negatif Umur Tua Dewasa Remaja
n (43) 28 16 18 24 10
% 63.6 36.4 40.9 36.4 22.7
57 Jurnal Ilmiah Kesehatan Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, 53-62
Kebiasaan Merokok
Berat Ringan Tidak Merokok Perokok Tetap Perokok Ekperimen Bukan Perokok >20 Tahun 10-2- Tahun Tidak Merokok Ya Tidak
Status Merokok
Lama Merokok
Riwayat Keluarga
21 14 9 22 23 9 24 11 9 25 19
47.7 31.8 20.5 50 29 20.5 54.5 25 20.5 56.8 43.2
Tabel 2. Hasil analisis faktor risiko pada responden Penderita Tuberkolosis Paru Positif Negatif n % n %
Variabel Umur a. Tua b. Dewasa c. Remaja Kebiasaan Merokok a. Berat b. Ringan c. Tidak Merokok Status Merokok a. Perokok Tetap b. Perokok Eksperimen c. Bukan Perokok Lama Merokok a. >20 Tahun b. 10-20 Tahun c. Tidak Merokok Riwayat Keluarga a. Ya b. Tidak Hubungan Umur dengan TB paru. Berdasarkan tabel diatas penderita
P Value
15 11 2
83.3 68.8 20
3 5 8
16.7 31.3 80
0.02
17 9 2
81 64.3 22.2
4 5 7
19 35.7 77.8
0.01
18 8 2
81.8 61.5 22.2
4 5 7
18.2 38.5 77.8
0.02
19 7 2
79.2 63.6 22.2
5 4 7
20.8 36.4 77.8
0.03
23 5
92 26.3
2 14
8 73.7
0.02
nilai p-value sebesar 0.02. Hasil ini menyatakan
hubungan
signifikan
TB paru (+) dominan berasal dari
antara umur dengan penderita TB
reponden
tua
parudi
wilayah
(83.3%). Sedangkan penderita TB paru
Calang
Kecamatan
(-) paling banyak dari kalangan remaja
Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2012. Hal
(80,0%). Uji chi square menunjukkan
ini menunjukkan bahwa semakin tua
berumur
kategori
kerja
Puskesmas
Krueng
Sabee
Survey Faktor Risiko Perokok Pada Penderita Tuberculosis Paru …58
umur seseorang maka akan semakin
responden dengan kebiasaan merokok
cenderung berisiko terhadap TB paru
berat (81%). Dan penderita TB paru (-)
(+).
justru ditemukan pada responden yang Umur adalah faktor alamiah yang
tidak
punya
kebiasaan
merokok
tidak dapat diubah sehingga perlu
(77.8%). Uji chi square menunjukkan
meningkatkan
nilai p-value sebesar 0.01. Hasil ini
kontrol
dan
pengendalian risiko penyakit ketika
menyatakan
memasuki usia senja. Umur kronologis
antara kebiasaan
(kalender) manusia dapat digolongkan
penderita TB paru di wilayah kerja
dalam berbagai masa yakni masa anak-
Puskesmas Calang Kecamatan Krueng
anak, remaja, dan dewasa. Masa
Sabee Kabupaten Aceh Jaya Tahun
dewasa dapat dibagi atas dewasa muda
2012. Hal ini menunjukkan bahwa
(18-30 tahun), dewasa baya (31-60
semakin
tahun), dan masa lanjut usia (>60
maka akan semakin cenderung berisiko
tahun).2 Kaitan umur dengan masalah
terhadap TB paru (+).
kesehatan terdapat pada daya tahan
hubungan
berat
signifikan
merokok
kebiasaan
dengan
merokok
Dari berbagai hasil penelitian,
tubuh karena daya tahan tubuh orang
merokok
dewasa lebih kuat dibandingkan daya
hubungan dengan meningkatnya risiko
tahan tubuh anak-anak. Dapat dilihat
kanker paru, penyakit jantung koroner,
pula kaitan dengan ancaman kesehatan
bronchitis kronik dan kanker kandung
karena pekerjaannya yang lebih berat
kemih. Kebiasaan merokok meningkat-
pada
itu
kan risiko untuk terhadap TB paru sebanyak 2.2 kali. Pada tahun 1973
orang
dewasa.
Selain
kebiasaan
orang
dewasa
yang
berkaitan
dengan
kebiasaan
hidup
konsumsi
diketahui
rokok
mempunyai
di
Indonesia/
sebagai perokok dan minum alkohol
orang/tahun adalah 230 batang, relatif
dibandingkan
lebih rendah dengan 430 batang/orang/
anak-anak.
Hal
ini
semakin buruk dengan menanjaknya
tahun
di
Sierra
Leon
usia seseorang. 7
batang/orang/tahun di Ghana serta 760 batang/orang/tahun
Hubungan
Kebiasaan
Merokok
dengan TB paru. Berdasarkan tabel diatas penderita TB paru (+) mayoritas ditemukan pada
di
dan
480
Pakistan.
Kondisi ini diharapkan dapat terus diminimalisir dengan upaya mengurangi kebiasaan merokok.
59 Jurnal Ilmiah Kesehatan Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, 53-62
Hubungan Status Merokok dengan
intensitas lebih tinggi. Dengan kata
TB paru.
lain, dalam hubungan rokok dengan
Berdasarkan tabel diatas penderita
risiko pada TB paru, dapat dijelaskan
TB paru (+) paling banyak ditemukan
bahwa
semakin
intens
aktivitas
pada responden dengan status perokok
merokok pada seseorang akan semakin
tetap (81.8%). Dan penderita TB paru
meningkatkan risiko kejadian TB paru.
(-) justru dominan ditemukan pada
Hubungan Lama Merokok dengan
responden berstatus bukan perokok
TB paru.
(77.8%). Uji chi square menunjukkan
Berdasarkan tabel diatas penderita
nilai p-value sebesar 0.02. Hasil ini
TB paru (+) kebanyakan cenderung
menyatakan
signifikan
ditemukan pada responden yang telah
antara status perokok dengan penderita
melalui waktu merokok >20 tahun
TB paru di wilayah kerja Puskesmas
(79.2%). Sebaliknya penderita TB paru
Calang
Sabee
(-) cenderung banyak ditemukan pada
Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2012. Hal
responden yang sama sekali tidak
ini menunjukkan bahwa status perokok
merokok (77.8%). Uji chi square
tetap memparah risiko terjadinya TB
menunjukkan nilai p-value sebesar
paru (+).
0.03.
hubungan
Kecamatan
Krueng
Menurut Sweeting (1990), yang
Hasil ini menyatakan hubungan
dikutip dari Alamsyah (2009) status
signifikan
merokok terdiri atas tiga kategori,
dengan penderita TB paru di wilayah
yaitu: Bukan perokok (non smokers)
kerja Puskesmas Calang Kecamatan
adalah seseorang yang belum pernah
Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya
mencoba
Tahun 2012. Hal ini menunjukkan
merokok
sama
sekali.
antara
bahwa
smokers) adalah seseorang yang telah
menjadi salah satu faktor yang dapat
mencoba
meningkatkan risiko kejadian TB paru
tapi
tidak
menjadikannya suatu kebiasaan dan perokok tetap atau perokok reguler
durasi
merokok
Perokok eksperimen (eksperimental
merokok
lamanya
lama
merokok
(+). Merokok
mempunyai
dampak
(reguler smoker) adalah seseorang
yang sangat besar did alam kehidupan
yang teratur merokok baik dalam
manusia,
hitungan
umumnya dimulai dari masa sekolah
minggu
atau
dengan
dimana
merokok
pada
Survey Faktor Risiko Perokok Pada Penderita Tuberculosis Paru …60
atau remaja. Dampak akan terasa
atau refleksi, kecerdasan serta daya
setelah 10-20 tahun pasca digunakan.
ingat.
Pada saat merokok pembuluh darah di beberapa
bagian
mengalami
tubuh
akan
penyempitan.
Dalam
Namun disisi lain, nikotin adalah racun yang dapat menangkal dan menghilangkan
pengaruh
berbagai
keadaan ini dibutuhkan tekanan yang
macam obat, misalnya antibiotik yang
lebih
dapat
digunakan sebagai obat penangkal
mengalir ke organ-organ tubuh dalam
terhadap kuman, kadang antibiotik
jumlah tepat. Untuk itu jantung harus
tersebut gagal memberi kesan yang
memompa darah lebih kuat sehingga
diharapkan, disebabkan oleh nikotin.
tekanan
Kuinin
tinggi
supaya
dalam
darah
pembuluh
darah
digunakan
sebagai
obat
meningkat. Menurut ilmu kedokteran,
malaria, namun dengan banyaknya
rokok mengandung lebih kurang 4000
nikotin
bahan kimia, diantaranya nikotin, tar,
mempercepat penyingkiran obat kuinin
karbon
hidrogen
tersebut dari tubuh. Teofilin sebagai
sianida. Nikotin dijumpai secara alami
obat pereda sesak nafas, yang menurut
di dalam batang dan daun tembakau
hasil penelitian, pada sebagian besar
yang
perokok
monoksida
mengandung
dan
nikotin
paling
di
dalam
akan
tubuh
lebih teofilin
akan
cepat
tinggi, atau sebanyak 5% dari berat
menyingkirkan
tembakau. Nikotin merupakan racun
pasien yang tidak merokok. Dapat
saraf manjur (potent nerve poison) dan
dibayangkan apa yang terjadi pada
digunakan sebagai racun serangga.
seseorang yang telah menghabiskan
Pada suhu rendah, bahan ini bertindak
waktu sekian lama semasa hidupnya
sebagai perangsang dan adalah salah
untuk merokok dimana bahan-bahan
satu sebab utama mengapa merokok
kimia
digemari dan dijadikan sebagai tabiat.
dalam tubuhnya. TB paru hanya salah
Selain tembakau, nikotin juga ditemui
didalam
tumbuhan
famili
satu
tersebut
dampak
terus
dari
dibanding
terakumulasi
sekian
banyak
dampak-dampak negatif lainnya
Solanaceae termasuk tomat, terung
Hubungan
ungu (eggplant), kentang dan lada
dengan TB paru.
Riwayat
Keluarga
hijau. Nikotin dapat merangsang dan
Berdasarkan tabel di atas penderita
meningkatkan aktivitas, kewaspadaan
TB paru (+) paling banyak ditemukan
61 Jurnal Ilmiah Kesehatan Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, 53-62
pada responden yang memiliki riwayat
sampai
penyakit TB paru dalam keluarganya
kesehatan keluarga adalah kondisi
(92%). Dan penderita TB paru(-) justru
anggota
dominan ditemukan pada responden
menderita penyakit kronis, penyakit
yang tidak memiliki riwayat penyakit
menular atau penyakit yang sifatnya
usia.
Dan
keluarga
riwayat
yang
pernah
square
herediter, misalnya DM, hipertensi,
menunjukkan nilai p-value sebesar
jantung, hepatitis, tuberculosis. Dan
0.02. Hasil ini menyatakan hubungan
bagaimana perawatan dari keluarga,
signifikan antara riwayat penyakit
pengobatan serta tindakan medis yang
dengan penderita TB paru di wilayah
telah didapatkan 5. Untuk itu sangat
kerja Puskesmas Calang Kecamatan
penting memperhatikan tata laksana
Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya
pencegahan dan pengobatan penyakit
Tahun 2012. Hal ini menunjukkan
pada semua anggota keluarga guna
bahwa adanya riwayat penyakit yang
menjamin
sama
paling bernilai harganya.
ini
(73.7%).
Uji
dalam
chi
lanjut
keluarga
penderita
derajat
kesehatan
yang
menyumbangkan risiko terjadinya TB paru (+).
KESIMPULAN DAN SARAN
Sehat
adalah
keadaan
yang
Faktor
risiko
perokok
meliputi kesehatan badan (jasmani),
berhubungan
rohani (mental), dan sosial, serta bukan
kejadian
hanya keadaan bebas dari penyakit,
masyarakat
cacat, dan kelemahan (UU Pokok
Puskesmas Calang Kecamatan Kreung
Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I
Sabee Kabupaten Aceh Jaya. Survey
Pasal 2). Pengertian sehat tersebut
ini juga mengungkapkan adanya faktor
sejalan
lain yang juga berhubungan yakni
dengan
pengertian
sehat
signifikan
TB
paru
dalam
dengan dikalangan
wilayah
menurut WHO (1975) yakni “sehat
karakteristik
adalah suatu kondisi yang terbebas dari
disarankan
segala jenis penyakit, baik fisik, mental
Kesehatan dan Puskesmas setempat
dan sosial”.
agar lebih meningkatkan penyuluhan
Riwayat kesehatan keluarga akan terjadi
pada
tahap
perkembangan
setiap anggota sejak bayi sampai
penderita.
kerja
kepada
pihak
Maka Dinas
bahaya rokok yang berisiko pada TB paru.
Survey Faktor Risiko Perokok Pada Penderita Tuberculosis Paru …62
DAFTAR PUSTAKA 1. Prasenohadi, PPOK & Tuberkulosis. J. Respirologi Indonesia. Official Journal of the Indonesia Society of Respirology. Volume 27 No.3, 2007. 2. Kemenkes RI., Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta, 2001. 3. Profil Kesehatan Aceh, Banda Aceh: Dinas Kesehatan aceh, 2010. 4. Safrida, Armi, Analisis Faktorfaktor Resiko Terjadinya Penyakit TB parudi Suak Bakong Kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan, 2010. 5. Doenges, Riwayat Kesehatan Keluarga, 2000. http://www.scribd.com/doc/4518 7523/4/B-Riwayat-Kesehatan Keluarga. Myrnawati, Epidemilogi, Jakarta: Universitas YARSI, 2000. 6. WHO, A WHO/the union monogrph on t6 and tobacco control. WHO Library catalogue 7. Alamsyah, Mayangsari, Faktorfaktor yang Mempengaruhi Merokok dan Hubungannya dengan Penyakit Periodontal Remaja di Kota Medan Tahun 2007. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Universitas Sumatera Utara. 2009. Bustan, Pengantar Epidemiologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. 8. Dinkes Kabupaten Aceh Jaya, Profil Kesehatan Aceh Tahun 2010, Aceh Jaya, 2010.
9. __________., Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Jakarta, 2007. 10.
Smeltzer, S.C., dkk. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Brunner & Suddarth. Volume 1. Edisi Ke-8. EGC. Jakarta, 2001.