SURVEI PENDAPAT PENGGUNA TERHADAP ANTARMUKA SULAWESI WEB-BASED GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM
Skripsi diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Humaniora
oleh INDIRA NADYA PARAMITHA NPM 0704130229 Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2008
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
SURVEI PENDAPAT PENGGUNA TERHADAP ANTARMUKA SULAWESI WEB-BASED GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM
INDIRA NADYA PARAMITHA
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2008
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diujikan pada hari Kamis, tanggal 17 Juli 2008. PANITIA UJIAN
Ketua Penguji/ Panitera,
Pembimbing,
Fuad Gani, M.A.
Nina Mayesti, M.Hum.
Pembaca I,
Pembaca II,
Mohammad Aries, M.Lib.
Yuan Oktafian, S.Hum.
Disahkan pada hari
, tanggal
oleh:
Ketua Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
Fuad Gani, M.A. NIP. 132 288 240
Dr. Bambang Wibawarta, M.A. NIP. 131 882 265
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Seluruh isi skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis
Depok, 17 Juli 2008 Penulis
Indira Nadya Paramitha NPM. 0704130229
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
PRAKATA Alhamdulillah. Rangkaian puji dan syukur tak pernah putus kita haturkan ke hadirat Allah swt. Semoga shalawat dan salam senantiasa terarah kepada Baginda Rasulullah saw., beserta keluarga dan para sahabatnya. Dengan izin dan ridho-Nya, selesailah skripsi ini yang berjudul "Survei Pendapat Pengguna terhadap Antarmuka Sulawesi web-based Geographic Information System" sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora. Pada masa merampungkan tugas akhir ini, penulis banyak sekali menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1) Kedua orangtua tercinta, Mama dan Papa. Terima kasih atas do’a, perhatian, dan cintanya selama ini. Tanpa kalian, anakmu tidak akan kuat untuk menghadapi segala ujian dan cobaan. Do’aku kepada kalian pun tidak akan putus sampai akhir zaman. Amin. 2) Adik-adikku tersayang yang juga sering kali menyebalkan, Anggi dan Depram. Terima kasih atas kerelaan kalian untuk diminta tolong setiap harinya. Mbak sayang kalian. 3) Ibu Nina Mayesti, yang senantiasa sabar untuk menjawab semua pertanyaan yang penulis lontarkan, terkait dengan penelitian. Terima kasih banyak atas bimbingan, waktu, dan perhatiannya, Ibu. 4) Bapak Mohamad Aries dan Bang Yuan Oktafian, selaku pembaca. Terima kasih banyak atas saran, masukan, serta kritik yang sangat membangun. 5) Seluruh dosen Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi UI yang telah memberikan ilmunya pada masa perkuliahan. Terima kasih. 6) Mbak Eko Susi Rosdianasari, selaku narasumber utama mengenai informasi Sulawesi GIS, yang rela untuk memberikan waktunya kepada penulis di sela kesibukannya yang begitu padat. Terima kasih banyak. Narasumber lainnya, Mbak Dedek dan Mas Rio YIPD, selaku “guru” GIS, terima kasih atas ilmunya.
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
1
7) Teman-teman tercinta, angkatan 2004. Uthe dan Nengky, terima kasih atas solidaritasnya untuk saling menemani di kala ingin menemui dosen pembimbing dan pembaca, good job, girls!. Ceyi, terima kasih atas usulan topiknya, kamu memang hebat. Davev, Ndunz, Njum, Mochan, Pujo, terima kasih atas pengalaman indah yang kalian berikan. Rindy, Lala, Pinjun, Nanan, Pyu, Desi, Sari, terima kasih untuk 4 tahun ini. Jibot, Oji, Ari G4UL, Arya, Bubu, Arif Tegal, Rohman, Mas Yanto, Sublay, Akang, terima kasih atas pertemanannya. Wani, Fitri, Dina, terima kasih telah setia menemaniku sidang sampai jam setengah 9 malam. Desu, Mutri, terima kasih atas motivasinya. Dan teman-teman 2004 lainnya yang jarang dan sama sekali tidak terlihat lagi, terima kasih. Untuk semuanya, I love You All!! 8) Senior dan Junior JIP yang banyak mendukung penulisan skripsi ini. Maho, Luthfi, Baki, Nabila, Ratri. Terima kasih banyak, kawan. 9) Sahabatku sejak kecil, Erita dan Ratih, terima kasih atas waktu yang kalian berikan untuk mendengarkan keluhan dan kebahagiaanku. Sahabat lainnya yang setia mendukung penulis, Muthia, Erlina, Modjo, Irma, Nyak Tanti, Ade Rani, terima kasih atas support kalian. 10) Mbel. Terima kasih banyak atas pengorbanan waktu, keringat, materi, dan ilmunya dalam membantu merampungkan skripsi ini. Tanpamu, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih pun penulis haturkan kepada pihak lain yang tidak disebutkan namanya. Sebagai suatu karya awal, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga kekurangan yang ada pada penelitian ini dapat dilengkapi pada penelitian-penelitian selanjutnya. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Depok, Juli 2008 Penulis,
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
2
Indira Nadya Paramitha DAFTAR ISI
i iii v vii viii
PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK BAB I I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 BAB II
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Definisi Istilah
TINJAUAN LITERATUR II.1 Sistem Informasi II.1.1 Definisi Sistem Informasi II.1.2 Kerangka Arsitektur Sistem Informasi II.2 Geographic Information System (GIS) II.2.1 Definisi GIS II.2.2 Komponen-komponen GIS II.3 Ketergunaan Antarmuka GIS
BAB III III.1 III.2 III.3 III.4 III.5
METODOLOGI PENELITIAN Tipe Penelitian Populasi dan Sampel Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Data
1 6 7 7 8 10 10 12 14 14 16 18 23 24 25 31 33
BAB IV PROFIL CLEARINGHOUSE YIPD IV.1 Organisasi Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah (YIPD) 35 IV.1.1 Profil Organisasi 35 36 IV.1.2 Struktur Organisasi IV.1.3 Anggaran 37 IV.2 Sulawesi Geographic Information System 39 IV.2.1 Tampilan Website Sulawesi GIS 40 IV.2.2 Informasi yang Terkandung pada Sulawesi GIS 40 43 IV.2.3 Manajemen Basis Data Sulawesi GIS IV.2.4 Penggunaan Website Sulawesi GIS 45 BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
3
V.1 V.2 V.3 V.4 V.5 V.6 V.7 V.8 V.9 BAB VI VI.1 VI.2
Gambaran Responden Identitas Responden Layak untuk Digunakan Kemudahan untuk Dipelajari Keefisienan Kerja Kemudahan dalam Mengingat Kepuasan Subyektif Kemampuan untuk Dimengerti Pembahasan Umum
46 48 50 56 61 65 72 77 79
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran
84 87
BIBLIOGRAFI LAMPIRAN
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
4
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6 Tabel 5.7 Tabel 5.8 Tabel 5.9 Tabel 5.10 Tabel 5.11 Tabel 5.12 Tabel 5.13 Tabel 5.14 Tabel 5.15 Tabel 5.16 Tabel 5.17 Tabel 5.18 Tabel 5.19 Tabel 5.20 Tabel 5.21 Tabel 5.22 Tabel 5.23 Tabel 5.24 Tabel 5.25 Tabel 5.26 Tabel 5.27 Tabel 5.28 Tabel 5.29 Tabel 5.30
Pendidikan Terakhir Responden Penggunaan Browser Pengenalan Sulawesi GIS Informasi Hasil dari Penelusuran GIS Relevan dengan Tema Informasi yang Ditampilkan Setiap Pilihan Tema Up to Date Penelusuran dengan GIS Menghasilkan Jawaban yang Akurat Hasil yang Diperoleh Mesin Pencari Relevan dengan Permintaan Fasilitas Kontak Kami Berfungsi, Pengelola Mudah Dihubungi Layak untuk Digunakan Informasi Hasil Penelusuran GIS Mudah Disimpan Bahasa yang Digunakan SULGIS Mudah Dimengerti Bahasa Penyampaian yang Digunakan SULGIS Mewakili Bahasa Sehari-hari Pengoperasian SULGIS Mudah Dipelajari Kemudahan untuk Dipelajari SULGIS Dapat Mengurangi Waktu (Efektif) dalam Penelusuran Informasi mengenai Sulawesi SULGIS Dapat Mengurangi Usaha (Efisien) dalam Penelusuran Informasi mengenai Sulawesi Klasifikasi Area, Tema, dan Pilihan Menu Lainnya pada GIS lebih dari yang Dibutuhkan Penelusuran pada GIS Cepat Memberikan Hasil Keefisienan Kerja Tata Letak Menu dan Gambar Teratur Tulisan pada Web SULGIS Mudah Dibaca Kekontrasan Warna pada Web SULGIS Pas Warna yang Digunakan SULGIS Menarik Perhatian Gambar Pendukung pada Halaman Utama Menarik Perhatian Ikon-ikon pada GIS Variatif dan Tidak Membosankan Kemudahan dalam Mengingat Puas dengan Hasil Penelusuran Informasi pada SULGIS Puas dengan Perolehan Mesin Pencari Nyaman Menggunakan SULGIS SULGIS Sangat Membantu dalam Memperoleh Informasi mengenai Sulawesi
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
48 49 50 51 52 52 53 53 54 56 57 58 58 59 61 62 62 63 64 65 66 67 68 69 70 70 72 73 74 74
5
Tabel 5.31 Tabel 5.32 Tabel 5.33 Tabel 5.34 Tabel 5.35 Tabel 5.36
Akan Merekomendasikan SULGIS kepada Orang Lain Kepuasan Subyektif Memahami Cara Menggunakan GIS pada Web SULGIS Memahami Cara Menelusur Informasi pada GIS Kemampuan untuk Dimengerti Pembahasan Umum
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
75 76 77 78 79 80
6
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I LAMPIRAN II LAMPIRAN III LAMPIRAN IV LAMPIRAN V LAMPIRAN VI LAMPIRAN VII LAMPIRAN VIII LAMPIRAN IX LAMPIRAN X LAMPIRAN XI LAMPIRAN XII LAMPIRAN XIII LAMPIRAN XIV
Tampilan Halaman Depan www.sulawesigis.org Tampilan GIS www.sulawesigis.org Statistik Pengunjung I Statistik Pengunjung II Statistik Pengunjung III Statistik Pengunjung IV Statistik Pengunjung V Statistik Pengunjung VI Statistik Pengunjung VII Statistik Pengunjung VIII Badan Pengurus Harian YIPD Anggaran Rutin YIPD Rincian penyokong sumber informasi pada Sulawesi GIS Draft Kuesioner
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
7
ABSTRAK
INDIRA NADYA PARAMITHA. Survei Pendapat Pengguna terhadap Antarmuka Sulawesi web-based Geographic Information System. (Di bawah bimbingan Nina Mayesti, M.Hum.). Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008. Penelitian mengenai antarmuka Sulawesi Geographic Information System (Sulawesi GIS) ini dilakukan pada bulan Mei 2008, bertujuan untuk mengetahui apakah antarmuka web GIS ini diterima dengan baik oleh penggunanya, dinilai dari 6 (enam) aspek uji ketergunaan antarmuka yakni layak untuk digunakan, kemudahan untuk dipelajari, keefisienan kerja, kemudahan dalam mengingat, kepuasan subyektif, dan kemampuan untuk dimengerti. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner melalui electronic mail (e-mail) kepada responden, yaitu pengguna Sulawesi GIS yang terpilih secara acak dari populasi. Hasilnya menunjukkan bahwa antarmuka Sulawesi GIS diterima dengan baik oleh penggunanya. Kenyataan ini dapat dilihat dari nilai yang diberikan pengguna terhadap keseluruhan kriteria uji ketergunaan antarmuka Sulawesi GIS. Pengguna memberi nilai sebesar 107,4 poin (skala 0-150) yang berarti berada pada rentang nilai “baik” dalam skala penilaian.. Walaupun ketergunaan antarmuka Sulawesi GIS sudah dinilai baik oleh penggunanya, namun untuk meningkatkan daya guna tool Sulawesi GIS sebagai sumber informasi berbentuk peta interaktif, pengelola perlu melakukan usahausaha seperti: 1. Mengintegrasikan downloader Adobe SVG viewer yang kompatibel dengan seluruh browser yang ada. 2. Penambahan fasilitas “help” pada pilihan menu. 3. Pemutakhiran situs Sulawesi GIS yang lebih sering dilakukan. 4. Penambahan SDM yang kompeten dalam bidang geografi.
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
8
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
9
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah Di dalam organisasi sangatlah penting untuk mengelola sumber daya
utama seperti tenaga kerja, tetapi saat ini informasi juga merupakan sumber daya yang tidak kalah pentingnya yang harus dikelola. Para pembuat keputusan memahami bahwa informasi tidak hanya sekedar produk sampingan bisnis yang sedang berjalan, namun juga sebagai faktor kritis dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu usaha. Informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama dalam suatu organisasi yang digunakan oleh pemimpin untuk mengendalikan perusahaan dalam mencapai tujuan. Tak heran apabila saat ini informasi merupakan satu kesatuan ilmu yang berdiri sendiri sehingga kemudian melahirkan istilah-istilah yang berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Di dalam ilmu informasi dikenal istilah sistem informasi yang selanjutnya memiliki anak cabang yang populer saat ini, yaitu TI (Teknologi Informasi). TI merupakan bagian dari mata rantai panjang perkembangan istilah dalam dunia informasi. TI memang lebih merujuk kepada teknologi yang digunakan dalam menyampaikan maupun mengolah informasi, namun pada dasarnya masih merupakan bagian dari sebuah sistem informasi itu sendiri. TI memang lebih mudah dipahami secara umum sebagai pengolahan
1 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
informasi yang berbasis pada teknologi komputer yang tengah terus berkembang pesat. Saat ini teknologi informasi sudah sangat maju, telah ada internet yang menjembatani komunikasi tanpa batas, perkembangan web server, hard disk dalam kapasitas terrabyte dan sebagainya. Dengan kemajuan tersebut, pantaslah bagi manusia mengembangkan ilmu informasi menjadi semakin kompleks. Oleh karena itu, sebagai pustakawan yang seharusnya mengerti dan dapat memenuhi akan kebutuhan informasi pengguna, kita selayaknya menjadi yang terkini dalam mengikuti perkembangan ilmu ini. Pada masa satu dasawarsa yang lalu, para pustakawan berinisiatif untuk mengembangkan layanan perpustakaan. Konsep bahwa perpustakaan adalah tempat yang hanya memiliki koleksi tercetak dipatahkan. Maka mereka pun mengorganisir
koleksi-koleksi
digital,
baik
dokumen
tercetak
yang
dialihmediakan, maupun koleksi yang sudah berupa dokumen elektronik. Oleh karena kebutuhan akan tempat penyimpanan koleksi digital tersebut, secara otomatis lahir pula layanan berbasis TI demi memberikan kenyamanan bagi pengguna dalam memanipulasi ataupun mentransfer data digital seperti Sistem Informasi Geografis dan layanan lainnya. Peralihan koleksi dari bentuk tercetak menjadi digital bagi perpustakaan saat ini bukan merupakan pilihan, melainkan kebutuhan. Laboratorium Sistem Informasi Geografis digunakan sebagai tempat pengolahan data berupa peta tercetak yang dialihmediakan menjadi peta digital, dengan kelebihan lain dari sekedar peta digital biasa, yaitu terintegrasi dengan informasi-informasi yang dibutuhkan terkait dengan wilayah pada peta. Maka dari
2 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
itu, pustakawan tidak selalu bekerja pada ruang lingkup kepustakawanan tradisional seperti pengadaan, pengatalogan, pelayanan, dan sebagainya, namun juga pada bidang lain yang telah disebutkan di atas, yaitu pada pengembangan ilmu Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografis atau yang selanjutnya akan disebut dengan GIS (Geographic Information System) dalam skripsi ini, merupakan sistem informasi berbasis komputer yang menggabungkan antara unsur peta (geografis) dan informasinya tentang peta tersebut (data atribut) yang dirancang untuk mendapatkan,
mengolah,
memanipulasi,
analisa,
memperagakan
dan
menampilkan data spasial untuk menyelesaikan perencanaan, mengolah dan meneliti permasalahan. Dengan definisi ini, maka terlihat bahwa aplikasi GIS di lapangan cukup luas terutama bagi bidang yang memerlukan adanya suatu sistem informasi tidak hanya menyimpan, menampilkan, dan menganalisa data atribut saja tetapi juga unsur geografisnya. Berdasarkan arsitektur sistem yang mendasari, GIS termasuk ke dalam kategori sistem informasi berbasis komputer. Sedangkan pembagian sistem informasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sistem berbasis mainframe, sistem komputer pribadi (PC) tunggal, dan sistem tersebar atau sistem komputasi jaringan. Saat ini sistem informasi yang dapat diakses melalui internet jumlahnya semakin bertambah secara konstan. Beberapa tahun yang lalu hanya sumber informasi tekstual saja yang dapat diakses melalui jaringan komputer. Namun kini macam sistem informasi semakin bervariasi, dimana sumber informasi multimedia bisa berupa grafik, gambar, suara, maupun animasi. GIS,
3 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
perpustakaan digital, dan arsip elektronik bisa menjadi contoh sumber informasi berbentuk multimedia. Untuk itu kita harus memikirkan sistem temu kembali dari bahan-bahan multimedia tersebut sebagai suatu komponen integral dari jaringan komputer, teknologi, ekonomi, dan masalah legal pada setiap bidang yang dikaji. Seperti yang telah dijelaskan, GIS merupakan suatu penemuan yang bukan saja dimiliki oleh cabang ilmu geografi melainkan juga ilmu informasi. Hal ini dapat kita lihat dari salah satu fungsi GIS yang pada dasarnya memiliki konsep yang sama dengan perpustakaan, yaitu mengolah informasi dalam konteks spasial (keruangan). Pengolahan informasi dalam konteks spasial ini merupakan pengolahan salah satu jenis bahan pustaka non-buku yaitu peta. Pemetaan dari suatu daerah dilengkapi dengan informasi-informasi yang berkaitan dengan daerah tersebut. Peta yang dimaksud tentu saja adalah peta yang sudah dialihmediakan ke dalam bentuk digital. GIS yang sudah ada biasanya berbasis web sehingga dapat diakses oleh pengguna dimanapun mereka berada selama ada jaringan internet di sekitarnya. Di Indonesia, perkembangan GIS sudah cukup bagus. Beberapa instansi ataupun institusi pemerintah telah membuat terobosan dalam aplikasi GIS. Saat ini GIS sudah dapat dipergunakan secara luas. Setiap orang yang memiliki koneksi internet dapat mengakses informasi yang tersedia pada layanan WebGIS. Apabila informasi publik dapat terintegrasi ke dalam layanan WebGIS tentu akan sangat bermanfaat, misalnya mulai dari bidang pariwisata, tata ruang, transportasi dan sebagainya. Seorang pelancong akan mudah mengetahui lokasi-lokasi wisata yang hendak dituju, investor di bidang properti dapat memilih lokasi yang akan
4 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
dikembangkan untuk permukiman secara tepat. Apalagi akhir-akhir ini perkembangan sistem komunikasi seluler juga sangat pesat dan sangat dimungkinkan integrasi ke ponsel sehingga kemanapun orang pergi dapat memperoleh informasi geografis ini dengan mudah. Dengan GIS kita juga akan dimudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik. GIS mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Dengan
tersedianya
komputer
dengan
kecepatan
dan
kapasitas
ruang
penyimpanan besar seperti saat ini, GIS akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya. GIS juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah. Sebagai contoh seperti kondisi Aceh yang beberapa waktu lalu dihempas tsunami yang mengakibatkan korban dan kerugian yang banyak sekali. Bayangkan dengan citra satelit yang beresolusi tinggi kita dapat melihat kondisi suatu lokasi di permukaan bumi secara akurat. Kemudian hasil survei dapat langsung dimasukkan dalam pangkalan data spasial yang telah ada sebelumnya untuk mengetahui lokasi rawan dan butuh segera ditangani. Informasi tersebut kemudian dapat di-upload ke internet dan tersebarlah informasi ke penjuru dunia. Clearinghouse Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah (YIPD), yakni suatu Lembaga
Swadaya
Masyarakat
(LSM)
yang
bergerak
dalam
bidang
kepemerintahan daerah, selain fokus terhadap buku, jurnal, laporan, dan artikel, juga turut mengembangkan sistem kewilayahan yaitu Sulawesi Web Based
5 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Geographic Information System (Sulawesi Web GIS ver 1.0). Sistem ini merupakan sebuah sistem informasi geografis yang mengolah informasi mengenai Sulawesi dan disajikan dalam bentuk peta interaktif terpasang atau online yang dapat diakses melalui www.sulawesigis.org. Dari web tersebut pengguna dapat dengan mudah menerima berbagai informasi yang berkaitan dengan isu-isu pemerintah maupun mengenai masyarakat Sulawesi dari berbagai tema dan subtema yang disediakan. Dari perkembangan GIS yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti Sulawesi Web GIS dengan pendekatan survei pendapat pengguna terhadap antarmuka website tersebut. Sulawesi GIS dipilih sebagai objek penelitian karena YIPD mengatakan bahwa GIS buatan mereka adalah tool GIS terlengkap yang ada di Indonesia.
I.2
Permasalahan Fokus permasalahan penelitian ini adalah antarmuka Sulawesi GIS untuk
mengetahui apakah sistem informasi geografis Sulawesi yang telah berjalan sejak tahun 2005 ini diterima oleh penggunanya atau tidak. Parameter keberhasilannya adalah nilai yang diberikan pengguna terhadap beberapa kriteria uji ketergunaan terhadap antarmuka Sulawesi GIS, yaitu apakah sistem layak untuk digunakan, apakah sistem mudah dipelajari, apakah sistem dapat bekerja dengan efisien dan efektif, apakah tampilan sistem mudah untuk diingat, apakah pengguna merasa puas menggunakan Sulawesi GIS, dan yang terakhir seberapa besar cara pengoperasian GIS mudah dipahami oleh penggunanya.
6 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
I.3
Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian Sulawesi GIS ini adalah mengetahui apakah
antarmuka sistem informasi geografis ini diterima dengan baik oleh penggunanya. Dari analisis terhadap nilai yang diberikan oleh pengguna, peneliti dapat mengetahui seberapa baik antarmuka Sulawesi GIS di mata mereka. Hasil dari penelitian tersebut bisa dijadikan oleh pengelola Sulawesi GIS sebagai acuan mereka dalam meningkatkan kualitas sistem agar untuk selanjutnya sistem dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan yang paling utama adalah informasi yang terkandung dalam Sulawesi GIS dapat sampai kepada penggunanya dengan baik. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengenalkan kepada kita sesuatu yang sebenarnya dapat kita garap, eksplorasi dan kembangkan sebagai suatu
kemajuan
dalam
bidang
teknologi
informasi
dalam
kekhususan
pembelajaran pangkalan data. Karena jika dilihat, GIS sebetulnya merupakan konsep pangkalan data yaitu menyimpan informasi dan menyampaikannya sesuai dengan kebutuhan.
I.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai
berikut: 1. Hasil penelitian akan menjadi bahan masukan pengelola Sulawesi GIS dalam meningkatkan sistem berdasarkan kebutuhan penggunanya. 2. Menambah wawasan mengenai sistem informasi geografis.
7 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
3. Memperkenalkan Sulawesi Geographic Information System kepada mereka yang ingin memperoleh informasi mengenai Sulawesi dalam bentuk peta.
I.5
Definisi Istilah Penjelasan beberapa istilah teknis yang terdapat dalam penelitian ini
ditujukan untuk kemudahan akan pengertian dan pemahaman istilah-istilah yang berhubungan dengan topik. Clearinghouse adalah suatu tempat menyimpan dokumen dengan tugas tambahan sebagai pengumpulan, klasifikasi, dan distribusi informasi serta memelihara catatan tentang penelitian dan pengembangan yang masih dalam taraf penjajagan, masih dilakukan dan yang sudah selesai. Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem berbasis komputer yang memperoleh, menyimpan, menemukan (kembali), menganalisis, dan menyediakan data geografis. Seperti halnya teknologi informasi yang lain, GIS dapat dibagi menjadi empat komponen yaitu sistem komputer, software GIS, brainware, dan infrastruktur. GIS adalah suatu alat yang bekerja dengan cara memproses atau mengubah data spasial (keruangan) menjadi informasi, yang memiliki tujuan sebagai pengambil keputusan, khususnya yang berhubungan dengan permukaan bumi. GIS merupakan suatu sistem hardware, software, data, manusia, organisasi, dan institusi dalam mengoleksi, menyimpan, menganalisis, dan
8 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
menyebarkan informasi mengenai daerah-daerah yang ada di bumi. Definisi ini merupakan pengembangan dari konsensus terhadap 30 spesialis. Sistem Informasi adalah sistem komputer yang menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk menerima, menyimpan, memanipulasi, dan menganalisa data, juga menghasilkan perolehan, biasanya berupa data tersusun dan bersifat terus menerus. Sistem informasi terdiri dari subsistem seperti input data, penyimpanan dan temu kembali data, analisis dan manipulasi data, dan perolehan. Sistem ini biasa digunakan pada penelitian ilmiah, ilmu bisnis manajemen, ilmu kedokteran dan kesehatan, manajemen kekayaan (sumber), dan berbagai bidang lainnya yang membutuhkan laporan statistika. Istilah sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai spasial dan nonspasial, tergantung apakah data mengacu pada sistem koordinat spasial atau tidak. Teknologi Informasi merupakan istilah umum yang mencakup segala aspek mengenai manajemen dan pengolahan informasi oleh komputer termasuk perangkat keras maupun perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengaksesnya. Web-based adalah informasi dan/ atau aplikasi yang dibuat khusus untuk World Wide Web (www) atau biasa disebut internet yang membutuhkan suatu web browser untuk dapat mengaksesnya.
9 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Sumber-sumber bacaan pendukung topik ”Survei Pendapat Pengguna terhadap Antarmuka Sulawesi Web Based Geographic Information System” yang dapat penulis temukan dalam tiga jenis media (buku, jurnal, dan situs) pada umumnya relevan dengan topik pembahasan. Bahan-bahan tersebut rata-rata diterbitkan pada tahun 2000 ke atas sehingga sifatnya masih up to date. Walaupun ada beberapa sumber yang terbit atau ditulis pada sebelum tahun 2000, namun isi dari dokumen tersebut masih memiliki nilai bagi kelangsungan penulisan karena berkaitan erat dengan topik pembahasan.
II.1
Sistem Informasi
II.1.1 Definisi Sistem Informasi Sistem merupakan serangkaian metode, prosedur ataupun teknik yang disatukan oleh adanya interaksi yang teratur sehingga akan membentuk suatu kesatuan secara terpadu. Sistem biasanya dibuat untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan efektifitas dari suatu kegiatan, baik organisasi, administrasi ataupun kegiatan yang tersedia di dalam layanan informasi seperti perpustakaan dan pusat-pusat informasi. Istilah informasi di dalam Encyclopedia of Information and Library Science didefinisikan sebagai suatu data yang dihasilkan atau diproduksi melalui proses perlakuan terhadap data. Proses tersebut dapat berupa
10 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
pengorganisasian, penyeleksian, penganalisaan, dan penyebaran data. Selanjutnya Sulistyo-Basuki (1991:87) menjelaskan bahwa informasi mencakup 4 kategori, yaitu: 1. numerik, umumnya berupa angka 2. audio, berupa suara 3. teks, yang berupa tulisan, dan 4. citra, umumnya berupa gambar dan satir (image) Dari definisi tersebut, maka informasi sangat tergantung pada proses yang dihasilkan oleh perlakuan terhadap data-data yang ada. Sedangkan pengertian sistem informasi itu sendiri adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi (Husein, 2002:8). Pemrosesan data yang dilakukan dari suatu aktivitas, dapat merupakan suatu sistem informasi. McGraw-Hill Encyclopedia of Science and Technology (1992) menjelaskan bahwa suatu proses yang dilakukan oleh suatu sistem informasi harus didesain, dikembangkan dan dipelihara dengan baik. Adapun cara kerja dari suatu sistem informasi adalah memproses serangkaian data, informasi, dan pengetahuan berdasarkan pada masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini perlu dilakukan agar dalam fungsi utama dari sistem informasi sebagai alat penyimpanan, manipulasi, penyajian data, dan proses temu kembali informasinya dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari pemakainya. Oleh karena itu, perencanaan, pengembangan pengujian, dan pemeliharaan dari sistem
11 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
informasi tersebut perlu dilaksanakan untuk mendapatkan hasil kerja yang baik. Perlakuan dan proses tersebut sangat membutuhkan kriteria teori dan persyaratan yang memadai, sehingga dibutuhkan peran yang sangat besar dari teknologi informasi. Selain mendukung pembuatan keputusan, koordinasi dan pengawasan, sistem informasi dapat membantu manajer dalam menganalisa masalah, membuat masalah-masalah kompleks dan menciptakan produk-produk baru. Sistem informasi ini terdiri dari informasi tentang orang, tempat, dan sesuatu dalam organisasi atau lingkungan yang melingkupinya. Aktivitas-aktivitas yang terjadi pada sistem informasi adalah input, processing, dan output. Input adalah sekumpulan data mentah dalam organisasi maupun luar organisasi untuk diproses dalam suatu sistem informasi. Processing adalah konversi/ pemindahan, manipulasi dan analisis input mentah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi manusia. Output adalah distribusi informasi yang sudah diproses ke anggota organisasi dimana output tersebut akan digunakan. Informasi dalam hal ini juga membutuhkan umpan balik (feedback) yakni output yang dikembalikan ke anggota organisasi yang berkepentingan untuk membantu mengevaluasi atau memperbaiki input.
II.1.2 Kerangka Arsitektur Sistem Informasi Dalam memudahkan pembaca dalam memahami sistem informasi, maka akan dijelaskan mengenai kerangka dasar sistem informasi. Sedangkan arsitektur sistem informasi itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu kerangka yang seragam
12 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
dimana
berbagai
orang
yang
memiliki
perspektif
berbeda-beda
dapat
mengorganisasikan dan melihat dasar dari blok bangunan sistem informasi (Whitten et.al, 2000). Menurut Whitten et.al (2000) ada enam grup dalam perspektif sistem yang keseluruhannya disebut dengan stakeholders, yaitu : 1. Pemilik sistem (system owners); yang membayar pembangunan dan pemeliharaan sistem. 2. Pengguna sistem (system users); yaitu orang-orang yang benar-benar mengoperasikan sistem tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya. 3. Pendesain sistem (system designers); yaitu para spesialis teknik yang mendesain sistem sesuai dengan kebutuhan pemakai. 4. Pembangun sistem (system builders); yaitu para spesialis teknik yang membangun sistem sesuai kebutuhan pemakai. 5. Penganalisa sistem (system analysts); yang menjadi fasilitator untuk mengatasi perbedaan persepsi antar pemilik dan pengguna sistem yang biasanya tidak memiliki keahlian teknik dengan pendesain dan pembangun sistem yang memiliki keahlian tinggi. 6. Pemasok dan konsultan teknologi informasi yang memasok perangkat keras, perangkat lunak, dan jasa konsultan bisnis dalam pengembangan sistem informasi.
13 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
II.2
Geographic Information System
II.2.1 Definisi GIS Geographic Information System atau GIS memiliki beberapa definisi yang dapat diuraikan dari beberapa sumber. Berikut adalah definisi-definisi tersebut: 1. GIS adalah suatu sistem berbasis komputer yang
memperoleh,
menyimpan, menemukan (kembali), menganalisis, dan menyediakan data geografis. Seperti halnya teknologi informasi yang lain, GIS dapat dibagi menjadi empat komponen yaitu sistem komputer, software GIS, brainware, dan infrastruktur (Chang, 2002: 2). 2. GIS adalah suatu alat yang bekerja dengan cara memproses atau mengubah data spasial (keruangan) menjadi informasi, yang memiliki tujuan sebagai pengambil keputusan, khususnya yang berhubungan dengan permuukaan bumi (DeMers, 1997: 7). 3. GIS merupakan suatu sistem hardware, software, data, manusia, organisasi, dan institusi dalam mengoleksi, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi mengenai daerah-daerah yang ada di bumi. Definisi ini merupakan pengembangan dari konsensus terhadap 30 spesialis (Chrisman, 1997: 2). Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa GIS merupakan sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis. GIS dapat membantu kita dalam menemukan fakta-fakta yang dibutuhkan mengenai permukaan bumi serta kegiatan-kegiatan yang menyertainya.
14 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Di dalam dunia perpustakaan, dikenal istilah Geolibrary. Istilah ini berarti perpustakaan yang koleksi informasinya berupa referensi geografi (Boxall, 2003). Perpustakaan ini dikelola oleh komunitas ahli GIS yang terbiasa dengan informasi geografis pada kesehariannya. Bahan koleksi yang dikelola berupa bahan kartografis seperti peta, atlas, maupun dokumen tercetak yang di dalamnya mengandung informasi kewilayahan. Dapat dikatakan bahwa perpustakaan dan ilmu geografi sangat berkaitan, ditinjau dari kebutuhan para ahli geografi untuk menyimpan dan mengelola koleksi geografis mereka pada suatu perpustakaan. Ilmu geografi membutuhkan perpustakaan sebagai media penyimpanan koleksi geografis, begitu pula sebaliknya. Ada saatnya suatu perpustakaan membutuhkan ilmu geografi dalam pengelolaan koleksinya. Dalam menciptakan efektifitas manajemen koleksi perpustakaan, diperlukan GIS sebagai tool pendukungnya. GIS ini memungkinkan pustakawan untuk mengetahui lokasi setiap koleksi perpustakaan hanya dengan melihat tampilan GIS perpustakaan tersebut. Informasi mengenai lokasi koleksi terlihat dari tampilan GIS yang berupa peta interaktif beserta data atributnya, yaitu informasi tentang koleksi di setiap wilayah penyimpanan. Teknik ini memungkinkan pustakawan untuk merancang pengembangan koleksi secara matang (Xia, 2004). Gambar yang ditampilkan GIS tentu saja bukan gambar peta suatu daerah, melainkan sketsa rak yang pada data atributnya terdiri atas informasi mengenai setiap koleksi yang ada pada rak bersangkutan.
15 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
II.2.2 Komponen-komponen GIS Sistem komputer GIS terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan prosedur untuk penyusunan pemasukkan data, pengolahan, analisis, pemodelan (modelling), dan penayangan data geospasial (Mufidah, 2006). Secara umum GIS terdiri dari empat subsistem utama, yaitu: 1. Sub-sistem Masukan, perangkat untuk menyediakan data sampai siap dimanfaatkan oleh pengguna; yang berupa peralatan pemetaan terestris, fotogrametri, digitasi, scanner, dsb. Pada umumnya output dari perangkat tersebut berupa peta, citra dan tayangan gambar lainnya. 2. Sub-sistem Database, digitalisasi peta dasar pada berbagai wilayah/ daerah cakupan dengan berbagai skala telah dan terus dilakukan dalam rangka membangun sistem pangkalan data spasial yang mudah diperbaharui dan digunakan dengan data literal sebagai komponen utamanya. 3. Sub-sistem Pengolahan Data, pengolahan data baik yang berupa vektor maupun raster dapat dilakukan dengan berbagai software seperti AUTOCAD, ARC/INFO, ERDAS, MAPINFO, ILWIS. Untuk metode vektor biasanya disebut digitalisasi sedangkan raster dikenal dengan metode overlay. Salah satu karakteristik software GIS adalah adanya sistem layer (pelapisan) dalam menggabungkan beberapa unsur informasi (penduduk, tempat tinggal, jalan, persil tanah, dll). Seperti: Layer, Coverage (ArcInfo produk ESRI), Theme (ArcView produk ESRI), Layer
16 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
(AutoCAD Map produk Autodesk), Table (MapInfo produk MapInfo Corp.), dan lain-lainya. 4. Sub-sistem Penyajian Informasi, dilakukan dengan berbagai media agar mudah dimanfaatkan oleh pengguna. Namun secara rinci GIS dapat beroperasi dengan membutuhkan komponenkomponen sebagai berikut : 1. Orang
yang
menjalankan
sistem
meliputi
mengoperasikan,
mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari GIS ini ada beragam, misalnya operator, analis, programmer, database administrator bahkan stakeholder. 2. Aplikasi merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, join table dan sebagainya. 3. Data yang digunakan dalam GIS dapat berupa data grafis dan data atribut. Data grafis/ spasial ini merupakan data yang merupakan representasi fenomena permukaan bumi yang memiliki referensi (koordinat) lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebut. Sedangkan data atribut misalnya data sensus penduduk, catatan survei, data statistik lainnya. Kumpulan datadata dalam jumlah besar dapat disusun menjadi sebuah basis data. Jadi dalam GIS juga dikenal adanya basis data yang lazim disebut sebagai basis data spasial (spatial database).
17 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
4. Perangkat lunak GIS adalah program komputer yang dibuat khusus dan memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data spasial. Ada pun merk perangkat lunak ini cukup beragam, misalnya Arc/ Info, ArcView, ArcGIS, Map Info, TNT Mips (MacOS, Windows, Unix, Linux tersedia), GRASS, bahkan ada Knoppix GIS dan masih banyak lagi. 5. Perangkat keras ini berupa seperangkat komputer yang dapat mendukung pengoperasian perangkat lunak yang dipergunakan. Dalam perangkat keras ini juga termasuk di dalamnya scanner, digitizer, GPS, printer dan plotter (Harmon, 2003).
II.3
Ketergunaan Antarmuka GIS Saat ini komputer adalah alat yang sangat penting bagi manusia untuk
menyelesaikan tugas-tugas mereka. Jika pengguna sistem komputer merasa sulit untuk mengoperasikan komputernya, merasa bahwa sistem tidak berjalan dengan baik, ataupun tidak menampilkan kebutuhan yang diingikan pengguna, maka bisa dikatakan bahwa sistem yang digunakan tidak berguna (useless). Oleh karena itu, sistem yang digunakan harus memperhatikan kebutuhan pengguna, misalnya mengenai aspek interface (antarmuka) dari pengguna. Pengguna pun seharusnya menjadi bagian dalam merumuskan desain antarmuka, jangan hanya menjadi “penontonnya” saja. Dengan cara tersebut, pengguna pasti akan dapat mengoperasikan sistem sesuai dengan perkembangannya. Tentu saja dengan metodologi pembangunan sistem yang sesuai. Sistem yang baik biasanya adalah
18 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
sistem yang didesain oleh mereka yang profesional dalam ilmu komputer, dan memiliki kemampuan bekerjasama yang baik dengan pengguna. Metode pendesainan sistem tradisional tidak memperhatikan perubahan kebutuhan pengguna. Bahkan pendekatan evolusioner menghendaki penyatuan pemahaman pengguna terhadap masalah yang dihadapi dengan cara melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah berjalan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan spesifikasi kebutuhan pengguna dengan cara menjelaskan kebutuhan pengguna terhadap sistem yang berjalan, serta memberikan masukan-masukan yang membangun kepada sistem. Kegiatan pendesainan sistem berjalan dengan tiga tahap proses, yaitu: eksplorasi terhadap masalah yang akan dipecahkan; mengungkapkan saran atau gagasan yang masuk akal dalam merumuskan solusi; serta pengevaluasian terhadap solusi-solusi tersebut (Cox, 1993:77). Salah satu cara mengevaluasi antarmuka yang dipaparkan dalam buku yang berjudul User Interface Design (Kevin Cox dan David Walker) adalah uji ketergunaan atau usability testing. Uji ketergunaan adalah mengukur kemudahan digunakan, kemudahan dipelajari, efisiensi dan kepuasan. Pengujian mengenai ketergunaan merupakan hal yang sangat mendominasi dalam pendesainan antarmuka pengguna. Uji ini adalah sebuah cara untuk mengevaluasi antarmuka pengguna, agar dapat mengetahui apakah sistem berjalan dengan baik atau mungkin saja bisa dikatakan sistemnya gagal. Sistem yang terbilang berguna
19 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
adalah sistem yang membaur dengan pengguna, transparan dengan pengguna, serta fleksibel dan juga mudah dipelajari.. Dalam mengevaluasi sistem informasi, dibutuhkan standar atau pedoman bagi evaluator agar ia dapat mengukur, apakah sistem berjalan dengan baik atau tidak. Berikut adalah tiga indikator penting yang diperlukan dalam proses pengevaluasian sistem informasi, beserta poin-poin yang harus terjawab. 1. Konsep dan Tugas (Concept and Task) a. Pengguna memahami bagaimana cara sistem bekerja b. Semua tugas sistem dibutuhkan pengguna c. Tugas-tugas yang diberikan lebih daripada yang dibutuhkan d. Pengguna memahami fungsi dari setiap tugas 2. Bahasa Pengguna (User’s Language) a. Bahasa yang digunakan sederhana dan alami b. Bahasa yang digunakan mewakili bahasa yang dipakai pengguna sehari-hari c. Bahasa yang digunakan dapat memperkecil muatan ingatan pengguna d. Bahasa yang digunakan konsisten 3. Pengukuran Kuantitatif (Quantitative Measures) a. Waktu untuk mempelajari sistem b. Kecepatan sistem berjalan c. Jumlah kesalahan (error) d. Kepuasan subjektif
20 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
e. Penghematan waktu (bagi pengguna) Ketiga kriteria di atas dapat diperluas lagi menjadi lebih terperinci. Lauesen dalam bukunya “User Interface Design” mengungkapkan bahwa faktor-faktor ketergunaan sistem terdiri atas 6 (enam) poin, diantaranya adalah: 1. Layak untuk digunakan Bisa disebut juga sebagai fungsionalitas sistem. Layak di sini berarti sistem dapat mendukung kegiatan pengguna dalam menyelesaikan tugas kerjanya. Sistem dapat berjalan dengan baik tanpa ada kesalahan (error), sehingga pengguna dapat mengoperasikan sistem dengan mudah. 2. Kemudahan untuk dipelajari Seberapa mudah sistem dapat dipelajari oleh pengguna. Karena percuma
saja
sistem
diciptakan,
namun
pengguna
tidak
dapat
pengguna
dalam
mengoperasikannya karena sistem dinilai sulit untuk dipelajari. 3. Keefisienan kerja Apakah
sistem
dapat
menghemat
waktu
menyelesaikan tugas kerjanya. Selain efisien, aspek efektif pun dituntut pada poin ini. 4. Kemudahan dalam mengingat Apakah tampilan sistem dapat diingat dan diaplikasikan oleh pengguna yang hanya mengoperasikan sistem pada waktu-waktu tertentu (pengguna yang tidak menggunakan sistem setiap hari). 5. Kepuasan subyektif Yakni ukuran kepuasan pengguna terhadap sistem.
21 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
6. Kemampuan untuk dimengerti Seberapa mudah sistem dapat dipahami oleh penguna. Faktor ini penting untuk diterapkan apabila suatu waktu sistem error, maka pemahaman pengguna lah yang akan membawanya keluar dari sistem. Dalam melakukan evaluasi, elemen-elemen di atas digunakan sebagai kriteria ketergunaan antarmuka Sulawesi Geographic Information System. Keenam poin di atas akan dijabarkan menjadi beberapa butir pertanyaan bagi pengguna.
22 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian. Beberapa hal yang akan diuraikan adalah mengenai tipe penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data. Dalam suatu penelitian diperlukan prosedur dan langkah-langkah yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan demikian, berikut adalah prosedur dan langkah-langkah penelitian yang dimaksud.
III.1
Tipe Penelitian Tipe penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian berlangsung dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Sevilla, 1993:71). Penelitian ini memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Penelitian deskriptif merupakan salah satu jenis metode penelitian survei. Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Sedangkan survei yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei pendapat, yaitu survei yang bertujuan untuk
23 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
mengetahui pendapat umum tentang suatu hal. Pernyataan ini dikemukakan oleh Van Dalen yang dikutip ke dalam buku Arikunto (1996: 96). Dalam penelitian ini penulis melakukan survei kepada pengguna terhadap antarmuka website Sulawesi GIS, yaitu dengan cara mengumpulkan pendapat mereka mengenai penggunaan website Sulawesi GIS. Pendekatan
yang
digunakan
adalah
pendekatan
kuantitatif
yaitu
pendekatan yang digunakan apabila seseorang ingin membuktikan sesuatu, yaitu penelitian yang menunjukkan jika suatu variabel mempunyai hubungan antar variabel dan membuktikan suatu teori. Karena itu, peneliti harus merencanakan dengan terperinci pasti. Proses dan alat pengukuran data dan sampel yang ingin diteliti berdasarkan kerangka teori dan operasional konsep.
III.2
Populasi dan Sampel Populasi adalah sekumpulan individu (kasus) yang diperlukan untuk
memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan penelitian. Pada dasarnya populasi adalah kesatuan dan/ atau keseluruhan yang terdiri dari unit-unit. Penggunaan istilah “unit” ini untuk menyatakan bahwa selain manusia, satuan itu juga dapat berupa benda, atau kejadian (Pendit, 2003:215). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh pengguna website Sulawesi GIS yang memiliki userid pada website tersebut. Pengguna Sulawesi GIS sampat saat penelitian ini berlangsung (April 2008) berjumlah sebanyak 204 orang. Sampel adalah sebagian dari seluruh populasi untuk menjadi objek penelitian. Sampel bisa diambil berdasarkan kemungkinan yang teratur
24 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
(probability) ataupun tidak teratur (non-probability). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah sampel probabilitas, yaitu sebuah sampel yang terpilih secara acak dari sekitar 204 orang dalam populasi. Dengan sampel jenis ini, setiap orang (pengguna Sulawesi GIS) memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih, hasilnya adalah sampel representatif. Sedangkan jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 orang. Jumlah ini ditetapkan oleh peneliti berdasarkan teori Koentjaraningrat (1993 :175) yang mengungkapkan bahwa jika dari setiap 100 kuesioner yang disebarkan dalam jenis kuesioner mailed questionnaire, kemudian kembali 30 saja, maka hal itu sudah boleh dianggap sebagai suatu kesuksesan. Berdasarkan teori tersebut, penulis pun menggunakan nominal yang sama dalam penyebaran kuesioner, yakni 100 buah, walaupun kuesioner yang kembali hanya berjumlah 30 buah. Pembahasan mengenai mailed questionnaire ini akan dijelaskan pada sub bab pengumpulan data. Kemudian dikuatkan lagi oleh Sugiyono (2008:91) yang mengemukakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Hal ini menegaskan bahwa penelitian dengan 30 sampel pun dianggap sudah layak. Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya (Nasution, 1991:135).
III.3
Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah langkah yang amat penting dalam penelitian
karena pengumpulan data merupakan proses pengumpulan data primer untuk
25 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
keperluan penelitian yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Studi literatur Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengumpulkan informasi mengenai tema yang berhubungan dengan sistem informasi geografis, khususnya yang berkaitan dengan antarmuka sistemnya. Bahan literatur yang digunakan adalah buku, jurnal ilmiah, artikel majalah, website dan sumber lainnya yang mengandung subjek sistem informasi geografis, desain antarmuka, dan metode penelitian. b. Observasi Metode ini dilakukan untuk memperoleh sejumlah informasi yang relevan dalam penelitian. Dalam observasi ini, penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap website Sulawesi GIS. Penulis mengobservasi website agar mendapatkan informasi yang dibutuhkan pada saat penelitian berlangsung. Seperti mengetahui jumlah pengunjung yang menggunakan Sulawesi GIS serta mengetahui perkembangan atau pengupdate-an website. c. Kuesioner Kuesioner merupakan suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu bidang. Tujuan penyebaran kuesioner adalah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah. Kuesioner diberikan penulis kepada sampel pengguna melalui email
pribadi
pengguna
dengan
bantuan
dari
pengelola
dalam
26 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
menyebarkannya. Hal ini dikarenakan pengelola menjunjung tinggi privasi setiap anggota, termasuk dalam menjaga kerahasiaan alamat email mereka. Jenis kuesioner ini adalah mailed questionnaire (Koentjaraningrat, 1993:175). Mailed questionnaire atau daftar pertanyaan yang dikirim dengan pos memang memudahkan pekerjaan peneliti, akan tetapi metode ini biasanya tidak efektif, terutama di negara kita yang penduduknya umumnya belum biasa dengan penelitian ini. Kebanyakan orang memang segan untuk membaca kuesioner dan menulis jawabannya, betapapun dipermudah
caranya
menjawab.
Dari
kesulitan
tersebut,
maka
Koentjaraningrat (1993 :175) mengungkapkan bahwa jika dari setiap seratus kuesioner yang disebarkan, kemudian kembali tiga puluh saja, maka hal itu sudah boleh dianggap sebagai suatu kesuksesan. Kemudian masih dapat diperkirakan bahwa diantara tiga puluh kuesioner yang diterima kembali itu, rata-rata ada lima atau enam yang tidak dapat dipakai karena kesalahan-kesalahan dalam pengisiannya. Hal itu karena tidak dapat diadakan pengawasan mengenai pengisian dari kuesioner itu. Salah tafsir terhadap pertanyaan misalnya tidak diketahui dan dikoreksi. Berhubung dengan hal itu semua, maka metode mailed questionnaire di dalam suatu penelitian ilmiah hanya dapat dipertanggungjawabkan, kalau pertanyaan-pertanyaan sederhana, dengan jawaban yang lebih sederhana lagi. Adapun jumlah pertanyaannya harus dibatasi sampai menjadi sedikit saja.
27 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Penyebaran kuesioner melalui email memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan tersebut : Kelebihan : 1. Biaya pengiriman relatif murah. 2. Dapat diselesaikan dengan tenaga dan fasilitas yang minim. 3. Memberi akses yang lebih luas dalam menyebarkan kuesioner kepada responden. 4. Responden memiliki lebih banyak waktu dalam memberikan jawabanjawaban. Kekurangan: 1. Tidak efektif, karena harus mendaftar alamat e-mail terlebih dahulu. 2. Peneliti tidak terlibat langsung dengan responden. 3. Membutuhkan alamat responden yang jelas dan detail. Isi pertanyaan dalam kuesioner ini berupa pertanyaan tentang fakta dan pendapat dalam bentuk pertanyaan terbuka dan tertutup. Hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Analisa data kuantitatif dilandaskan pada hasil kuesioner tersebut (Singarimbun, 1994:173). Untuk membuat item-item pertanyaan dalam kuesioner yang disebarkan, penulis menggunakan Skala Likert. Skala ini berhubungan dengan pernyataan sikap seseorang terhadap sesuatu yang diukur dengan 5 poin tingkat kepuasan. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan dalam mengungkapkan kepuasannya dengan membandingkan sesuatu
28 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
yang didapat pada kenyataannya dengan harapannya. Berikut penjelasan dari Skala Likert yang akan digunakan dalam kuesioner: 1 (5 poin)
= Sangat setuju, bila pada kenyataan yang dirasakan saat
ini melebihi harapannya. 2 (4 poin)
= Setuju, bila kenyataan yang dirasakan saat ini sesuai
dengan kebutuhan. 3 (3 poin)
= Netral, bila tidak dapat memutuskan jawaban.
4 (2 poin)
= Tidak setuju, bila kenyataan yang dirasakan tidak sesuai
dengan kebutuhan. 5 (1 poin)
= Sangat tidak setuju, bila kenyataan yang dirasakan saat
ini sangat tidak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 30 orang, maka jumlah skor yang ideal adalah 30 x 5 poin = 150 poin. Untuk pembagian nilainya, dapat dilihat sebagai berikut: 0-30 poin
= Sangat tidak baik
31-60 poin
= Tidak baik
61-90 poin
= Cukup
91-120 poin
= Baik
121-150 poin = Sangat baik Untuk memudahkan penafsiran terhadap nilai persentase yang telah diolah, maka dapat digunakan ukuran penafsirannya yaitu :
0%
: Tidak satupun
29 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
1%-25%
: Sebagian kecil
26%-49%
: Hampir setengahnya
50%
: Setengahnya
51%-75%
: Sebagian besar
76%-99%
: Hampir seluruhnya
100%
: Seluruhnya (Wasito, 1992: 10)
Kuesioner yang disebarkan berbentuk pernyataan-pernyataan yang menuntut merupakan
pendapat perluasan
penggunanya. dari
teori
Pernyataan-pernyataan usability
factors
tersebut
(faktor-faktor
ketergunaan) yang dikemukakan Lauesen (2005). Faktor ketergunaan tersebut terdiri atas 6 bagian. Berikut adalah faktor-faktor tersebut beserta jumlah pernyataan setiap faktornya. 1. Layak untuk digunakan (5 pernyataan) 2. Kemudahan untuk dipelajari (4 pernyataan) 3. Keefisienan kerja (4 pernyataan) 4. Kemudahan dalam mengingat (6 pernyataan) 5. Kepuasan subyektif (5 pernyataan) 6. Kemampuan untuk dimengerti (2 pernyataan) Apabila dijumlahkan, seluruh pernyataan pada kuesioner berjumlah 26 pernyataan. Pernyataan tersebut didahului oleh pertanyaan mengenai identitas responden. Identitas yang dimaksud terdiri atas jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Dari bagian identitas responden
30 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
ini, peneliti juga dapat mengetahui seberapa jauh aktivitas responden dalam mengakses Sulawesi GIS.
III.4
Pengolahan Data Pengolahan data merupakan kegiatan yang dimulai dari penataan data
mentah sampai dengan data siap untuk dianalisis. Beberapa kegiatan teknis yang berhubungan dengan pengolahan data ini adalah sebagai berikut: 1. Penataan data mentah Semua data baik data kualitatif maupun data kuantitatif mutlak harus ditata baik sebelum diolah. Penataan ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan untuk mengatur dan mengorganisasikan data mentah yang didapat dari lapangan. 2. Editing data Editing data mengacu pada kegiatan persiapan data sebelum dianalisis. Dalam proses ini, penulis melakukan penelitian awal terhadap data, untuk meyakinkan apakah data yang diperoleh rusak atau cacat. Penulis akan melihat dengan cermat apakah ada kuesioner yang secara salah diisi oleh responden, ataupun ada poin-poin pertanyaan yang dilewatkan. Pada tahap ini penulis sudah dapat memperkirakan apakah data yang dikumpulkan bermutu atau hanya sekedar sampah. Namun pada tahap ini peneliti belum melakukan analisis kritis terhadap data yang dikumpulkan.
31 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
3. Koding data Koding data adalah kegiatan pembuatan kode-kode (dalam bentuk angka) yang merepresentasikan data-data tertentu. Kode data dibuat karena dua alasan. Pertama, jumlah variasi data banyak sehingga menyulitkan peneliti untuk mengingat-ingat datanya sendiri. Jika variasi data tidak banyak, maka kode data tidak diperlukan. Kedua, kode data mutlak diperlukan karena penulis menggunakan program komputer untuk menganalisis data, yaitu Microsoft Excel 2003. Tanpa kode data yang jelas, analisis data dengan komputer akan mustahil dilakukan. 4. Tabulasi data Jika data telah selesai diedit dan dikoding, maka data siap untuk ditabulasikan. Tabulasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu tabulasi langsung dan tabulasi data tidak langsung. Tabulasi langsung digunakan hanya jika data bersifat sangat sederhana. Sedangkan tabulasi yang digunakan para peneliti adalah tabulasi tidak langsung. Dengan cara tabulasi ini, penulis tidak langsung menghitung data-data yang diterima dari kuesioner yang telah diisi, tetapi harus melalui beberapa tahapan. Ada satu tahapan utama dalam sistem tabulasi tidak langsung, yaitu pembuatan matriks tabulasi dan data entry. Matriks tabulasi adalah tabel yang terdiri dari kolom-kolom dan barisbaris, yang akan diisi dengan data-data. Data entry adalah proses “pemindahan” data dari instrumen ke dalam matriks tabulasi. Instrumen yang dimaksud adalah kuesioner. Data entry bersifat teknis dan klerikal, tetapi
32 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
sangat penting artinya. Meskipun instrumen bagus dan proses pengumpulan data juga bagus, namun bila data entry banyak salah dan cacat, maka hasil penelitian akan banyak kehilangan validitasnya. Untuk penghitungan data dalam proses tabulasi ini, penulis melakukannya dengan menggunakan rumus presentase: P = f / n x 100 % Keterangan: P = persentase f
= frekuensi
n
= jumlah sampel yang diolah
(Walizer, 1978 dalam Iqbal, 2000: 22).
III.5
Analisis Data Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis statistika
deskriptif, yaitu dengan memberikan fakta mengenai objek penelitian tanpa memberikan penilaian, jadi hanya bersifat memaparkan saja. Dalam penelitian ini penulis menganalisis pendapat pengguna terhadap antarmuka Sulawesi GIS. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penganalisisan data dibantu oleh program komputer Microsoft Excel 2003. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh penulis pada waktu menganalisis data adalah: 1. Penggunaan rumus harus memenuhi syarat-syaratnya; 2. Perlu cek ulang apabila ada hasil analisis yang contra-common sense;
33 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
3. Jika perlu dikaji ulang data mentah untuk menjelaskan berbagai kejanggalan temuan.
34 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
BAB IV PROFIL CLEARINGHOUSE YIPD
IV.1
Organisasi Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah (YIPD)
IV.1.1 Profil Organisasi Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah (YIPD) adalah sebuah organisasi nirlaba mandiri yang memfokuskan diri pada upaya-upaya penguatan kapasitas manajerial pemerintahan daerah, manajemen keuangan daerah, telaah kebijakan, pelatihan, serta berupaya mengembangkan pusat informasi, inovasi, dan best practices melalui clearinghouse. Pada awalnya, YIPD bernama Center of Local Government Innovation (CLGI). Badan ini muncul sebagai inisiatif dari USAID Indonesia dan saat ini telah menjadi sebuah organisasi Indonesia yang mandiri dan pendanaannya didukung oleh berbagai sumber. Kini YIPD menjalin kemitraan dengan pemerintah daerah dan asosiasinya, LSM, perguruan tinggi, donor, dan pihak swasta dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik di Indonesia. Dalam menjalankan visi dan misi, YIPD melakukan aktivitasnya pada lokasi Jalan Madiun No. 9, Menteng, Jakarta 10310. Berikut adalah visi dan misi yang diemban YIPD:
35 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Visi YIPD ”Menjadi Pusat Keunggulan (Center of Excellence) dari program-program inovatif untuk Pemerintah Daerah dengan komitmen utama untuk meningkatkan kinerja pemerintahan daerah melalui kemitraan.”
Misi YIPD 1. Memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam proses penanganan kebijakan, keuangan daerah, dan manajemen pemerintahan daerah. 2. Mengembangkan kemitraan yang berkelanjutan dalam rangka inovasi pemerintahan daerah. 3. Mengembangkan pusat informasi dan pusat pengetahuan tentang pemerintah daerah.
IV.1.2 Struktur Organisasi YIPD YIPD merupakan organisasi non pemerintah yang berdiri di bawah naungan USAID sebagai salah satu proyek pengembangan isu pemerintahan daerah di Indonesia. Badan Pengurus Harian YIPD secara langsung dibawahi oleh pimpinan U.S. Foundation, badan utama USAID. Pimpinan US Foundation tersebut terdiri dalam tiga bagian besar, yaitu Dewan Pengawas (Board of Supervisors), Dewan Pengurus (Board of Directors), dan Dewan Pembina (Board of Advisors). Ketiga pimpinan ini langsung membawahi Direktur Eksekutif (Executive Director) YIPD, yang merupakan penanggungjawab aktivitas seharihari YIPD.
36 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Sumber Daya Manusia Clearinghouse YIPD Clearinghouse YIPD merupakan ”center of information and knowledge” yang
memberikan
kontribusi
dalam
pengumpulan,
pengolahan,
dan
penyebarluasan informasi dan pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemerintah daerah, bagi semua pihak yang membutuhkan informasi dan bantuan YIPD demi terciptanya ”good local governance”. Clearinghouse YIPD adalah bagian dari divisi Innovation & Best Practises yang bertanggungjawab langsung pada Direktur Eksekutif YIPD. Clearinghouse YIPD memiliki beberapa sumber daya manusia yang menunjang segala kegiatan pusat informasi tersebut. Namun tidak semua staf yang bekerja pada clearinghouse masuk dalam struktur organisasi YIPD itu sendiri. Hal ini karena penanggung jawab utama kegiatan clearinghouse adalah seorang Kepala Divisi Innovation & Best Practises. Jabatan tersebut
disandang oleh information
specialist, Eko Susi Rosdianasari. Ia merupakan seorang sarjana Ilmu Perpustakaan yang sudah berkecimpung dalam dunia perpustakaan selama lebih dari tujuh tahun. Sejak tahun 2002, ia menangani pekerjaan yang ada pada clearinghouse YIPD, dibantu oleh beberapa staf yang menangani masalah teknis seperti misalnya pemeliharaan homepage/ website yang dimiliki YIPD. Beberapa staf tersebut merupakan ahli di bidangnya masing-masing.
IV.1.3 Anggaran Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan perpustakaan berjalan secara optimal, clearinghouse YIPD memiliki anggaran tersendiri yang cukup untuk
37 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
menjalankan penyelenggaraan perpustakaan dan dituangkan ke dalam pola anggaran
tahunan
organisasi.
Setiap
tahunnya
clearinghouse
YIPD
mengalokasikan dana sebesar Rp. 128.914.000,00, dengan perincian yang bisa dilihat pada lampiran. Salah satu pengalokasian dana clearinghouse YIPD adalah kepada biaya peng-update-an Sulawesi GIS yang diberikan setiap 2 bulan sekali. Besarnya jumlah yang harus dibayar tersebut adalah Rp. 2.500.000,00 per pengupdate-an. Jadi, dalam setahun clearinghouse YIPD perlu membayar Rp. 5.000.000,00 agar Sulawesi GIS terus bisa dioperasikan oleh penggunanya. Clearinghouse YIPD secara langsung mendapatkan anggaran operasional dari YIPD. Selain itu, sumber dana lain melalui pengenalan nilai jasa perpustakaan seperti jasa fotokopi, scanning digital, biaya cetak (print out), dan hasil dari penjualan buku yang diterbitkan YIPD serta donasi dari berbagai pihak yang tidak mengikat. Clearinghouse YIPD memiliki sistem dan prosedur pertanggungjawaban anggaran. Hal ini dilakukan untuk memenuhi keperluan akuntabilitas dan sistem pengawasan
penggunaan
anggaran.
Sistem
akuntansi
sederhana
yang
diberlakukan clearinghouse YIPD seperti adanya alur pembayaran. Alur pembayaran tersebut seperti penerimaan uang clearinghouse YIPD harus dicatat dalam kuitansi pembayaran secara khusus. Pada akhir minggu, jumlah uang tersebut diakumulasi. Dana tersebut digabungkan dengan buku kas dan buku kuitansi oleh information specialist lalu diserahkan ke divisi Administration & Financial Management.
38 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
IV.2
Sulawesi Geographic Information System Sulawesi Web Based Geographic Information System merupakan sistem
informasi geografis atau spasial berbasis web yang memuat data, informasi, dan pengetahuan mengenai Sulawesi. Sulawesi GIS dibangun oleh Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah (YIPD) dengan kemitraan sejajar dengan Canadian International Development Agency (CIDA). Sistem ini memungkinkan pemakai melakukan eksplorasi berpanduan informasi spasial pada bagian peta interaktif. Sistem peta interaktif yang tersedia memungkinkan pemakai memilah informasi yang diinginkan dan dibutuhkan, termasuk fasilitas zoom in, zoom out, mengukur jarak, mengukur luas, membandingkan data, serta mencetak peta yang diinginkannya. Sementara itu data yang tersedia pada sistem ini selain data dasar seperti demografi, juga tersedia data lingkungan, keuangan daerah, infrastruktur, kemiskinan, tata ruang, Millennium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan milenium dan Indeks Pembangunan Manusia. Data-data tersebut tersedia dalam level administrasi yang berbeda, mulai dari level propinsi, kabupaten/ kota hingga desa. Sulawesi GIS dapat diakses pada alamat www.sulawesigis.org. Pengguna situs yang di-update setiap enam bulan sekali ini dapat melakukan query (permintaan) yang melibatkan multipel data, hingga menyimpan atau mencetak hasil query tersebut. Kelebihan dari situs ini dibandingkan dengan situs-situs GIS lainnya adalah situs ini merupakan GIS yang terlengkap di Indonesia.
39 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
IV.2.1 Tampilan Website Sulawesi GIS Untuk mengakses Sulawesi GIS (Sulgis), pengguna terlebih dahulu harus mendaftarkan diri (sign up) pada situs tersebut seperti halnya membuat suatu user-id pada email. Setelah mengisi form yang diajukan pengelola web, pengguna dapat mengaktifasinya setelah menerima email konfirmasi pendaftaran diri yang dikirimkan
oleh
pengelola
web.
Kemudian
pengguna
langsung
dapat
menggunakan fasilitas informasi Sulgis dengan cara log-in (memasukkan user-id beserta password), setelah itu klik menu “GIS” yang terletak pada tab sebelah kiri. Namun sebelum membuka menu GIS, pengguna perlu mendownload Adobe SVG Viewer yang proses penginstalannya disediakan oleh web Sulgis. Situs ini dapat dilihat secara optimal dengan menggunakan layar berukuran 1024 x 768 pixel dan juga browser internet explorer. Apabila fitur Sulawesi GIS telah terbuka, kita dapat melihat peta interaktif Sulawesi di sebelah kiri dengan fasilitas-fasilitas yang terdapat di atasnya seperti zoom in, zoom out, zoom by area, fit map, mengukur jarak, mengukur luas, membandingkan data, serta mencetak peta yang diinginkannya. Di sebelah kanan peta, tampak beragam pilihan yang dapat kita gunakan seperti pilihan area (berdasarkan provinsi atau kabupaten), pilihan DAS (Daerah Aliran Sungai), pilihan tema, dan subtema (sesuai dengan tema yang sudah dipilih sebelumnya).
IV.2.2 Informasi yang Terkandung pada Sulawesi GIS www.sulawesigis.org memuat beragam informasi yang dikemas dalam bentuk peta interaktif. Informasi yang dimuat diantaranya adalah:
40 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
1. Data bio fisik termasuk di dalamnya penggambaran DAS, data hutan, air, keanekaragaman hayati, dan lingkungan hidup. 2. Data mengenai sosio-ekonomi, pembangunan dan kemiskinan, seperti demografi, statistik pertanian, konsumsi dan pengeluaran, indikator sasaran pembangunan milenium (MDGs). 3. Peta infrastruktur termasuk jalan, pelabuhan, bandara, rel penghubung. 4. Batas administrasi hingga tingkat desa. 5. Informasi umum setiap kabupaten, kota, atau propinsi di Sulawesi seperti alamat kantor Bupati, sejarah, potensi alam dan potensi wisata. 6. Program dari lembaga donor yang berlokasi di Sulawesi. 7. Berita aktual di dan/ atau mengenai Sulawesi. Untuk pembagian area, Sulawesi GIS memberikan pilihan level berdasarkan propinsi, kabupaten, kecamatan, dan kota. Seperti yang kita ketahui, Sulawesi memiliki enam propinsi yaitu Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara. Kemudian untuk pilihan kabupaten, web menyediakan sekitar 62 kabupaten. Sedangkan pada menu DAS, terdapat 18 pilihan aliran. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di samping kanan peta interaktif Sulawesi GIS juga terdapat 8 tema yang terbagi lagi menjadi beberapa sub tema yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Ekonomi Pengeluaran aktual; penerimaan aktual; perkembangan pengeluaran. 2. Lingkungan
41 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Hutan; geologi; tutupan lahan; penggunaan lahan; stasiun hujan; tanah; Daerah Aliran Sungai. 3. Donor ADB; AUSAID; CIDA; GTZ; USAID; World Bank. 4. Infrastruktur Bandara; bendungan; jalur listrik; jalan utama; pelabuhan; kota; kabupaten. 5. Kemiskinan Garis kemiskinan kabupaten; garis kemiskinan kecamatan. 6. Tata Ruang Tata ruang provinsi. 7. Millennium Development Goals Kemiskinan dan kelaparan; pendidikan dasar; persamaan gender; kematian anak; kesehatan ibu; memerangi penyakit; lingkungan. 8. Human Development Index Kinerja ekonomi; pendidikan; Gender-related Development Index; Ukuran Pemberdayaan
Gender; Human Development Expenditur; Human
Development Index; kondisi perumahan; kondisi kesehatan; Human Poverty Index, Labour Force and Poverty Conditions. Data-data di atas diperoleh YIPD dari dukungan berbagai sumber, baik organisasi pemerintah maupun non pemerintah. Rincian penyokong sumber informasi pada Sulawesi GIS tersebut dapat dilihat pada lampiran.
42 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
IV.2.3 Manajemen Basis Data Sulawesi GIS Dalam pengembangan aplikasi Sulawesi GIS, permasalahan muncul pada sumber data yang digunakan. Format sumber data yang berbeda-beda menjadi masalah utama. Format-format data yang digunakan dalam pengembangan Sulawesi GIS diantaranya adalah MapInfo, ArcView, Microsoft Access, dan Microsoft Excel. Untuk menampilkan spasial data dan atribut data kedalam format web, dibutuhkan
integrasi
format-format
yang
berbeda
untuk
mempercepat
pengaksesan data. Solusi atas masalah ini adalah mengkonversi seluruh format data yang berbeda-beda itu ke dalam format Oracle 9i. Oracle 9i dipilih karena memiliki kemampuan menangani spasial data yang merepresentasikan tipe data spasial selain mampu mengakses atau memanipulasinya, menggunakan spatial index methods/ function. Oracle 9i adalah sebuah platform object-relational database. Konversi data dilakukan dengan Output to Feature Classes yang merupakan salah satu fitur pada Geomedia Professional. Sebagai catatan, semua data yang masuk ke dalam format Oracle 9i telah memiliki data spasial. Artinya, apabila ada data atribut saja yang akan dimasukkan, sebelumnya harus dilakukan penggabungan dahulu dengan data spasialnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga data yang berada di dalam Oracle merupakan data gabungan antara data spasial dan data atribut dengan tujuan mempercepat akses web. Kemudian, dalam pengembangannya, setiap tabel yang ada pada Oracle 9i akan diidentifikasi sebagai feature class yang akan ditampilkan ke dalam format Scalable Vector Graphics (SVG). SVG adalah salah
43 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
satu bentuk format Extensible Markup Language (XML), dimana data disimpan dalam bentuk tag-tag XML yang siap ditampilkan ke dalam halaman web. Setiap feature class tersebut ditampilkan sesuai dengan kategori-kategori yang telah ditetapkan
sebelumnya,
dimana
data-data
yang
ditampilkan
akan
direpresentasikan dalam bentuk legenda. Web programming yang digunakan untuk koneksi dengan Oracle adalah Active Server Pages (ASP). ASP dipilih, karena web default dari Geomedia Web Map (WebGIS platform) dibangun menggunakan bahasa pemrograman tersebut. Sedangkan web service yang digunakan adalah Internet Information Services (IIS) yang tersedia pada Windows. Sedangkan untuk mendesain tampilan web-nya digunakan bahasa pemrograman JavaScript dan Cascading Style Sheets (CSS). Perangkat lunak yang digunakan untuk implementasi program ini pada dasarnya terdiri dari tiga kelompok yaitu perangkat lunak GIS, perangkat lunak basis data dan perangkat lunak yang digunakan untuk menampilkan hasil (viewer). Perangkat lunak GIS yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu Geomedia Professional dan Geomedia WebMap. Geomedia digunakan dengan pertimbangan teknis sehubungan dengan beragamnya format data spasial yang ada. Data atribut yang jumlahnya cukup besar, disimpan terpisah di perangkat lunak Oracle 9i yang memiliki fasilitas penyimpanan data spasial atau lebih sering dikenal dengan oracle spatial. Visualisasi tergantung browser yang digunakan. Jika menggunakan Internet Explorer maka disarankan untuk mendownload Adobe SVG Viewer (Free Software). Komputer yang menggunakan
44 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Mozilla Firefox atau Opera versi terbaru sebagai browser tidak lagi membutuhkan instalasi perangkat lunak lain.
IV.2.4 Penggunaan Website Sulawesi GIS Untuk mewujudkan penggunaan Sulawesi GIS secara optimal, pengguna Sulawesi GIS harus mengikuti syarat-syarat yang diberikan oleh situs www.sulawesigis.org. Syarat-syarat tersebut adalah: 1. Pengguna mendaftarkan diri pada situs Sulgis agar dapat mengaksesnya. 2. Pengguna yang telah mendapat user-id harus mendownload Adobe SVG Viewer yang telah disediakan apabila pemakai menggunakan Internet Explorer. Sedangkan pengguna browser Mozilla Firefox tidak perlu mendownload viewer SVG. 3. Situs dapat dilihat secara optimal dengan menggunakan layar berukuran 1024 x 768 pixel dengan Internet Explorer. 4. Pengguna dapat mengakses informasi yang terdapat di dalamnya sesuai dengan area atau tema yang dipilih. Seluruh informasi yang ditampilkan pada website Sulgis disajikan dalam dua bahasa (bilingual) yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Biasanya informasi yang ada padanya dibutuhkan oleh mahasiswa, peneliti, staf pemerintah daerah, investor, LSM, lembaga donor atau siapa saja yang berkepentingan dengan Sulawesi.
45 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian berupa analisis, pembahasan, dan interpretasi peneliti dari setiap butir pernyataan kuesioner. Butir-butir pernyataan merupakan bagian dari faktor ketergunaan antarmuka Sulawesi GIS yang terdiri atas 6 faktor. Berikut adalah penjelasan dari hasil penelitian tersebut.
V.1
Gambaran Responden Kuesioner dikirimkan secara berulang kali selama 8 kali dalam kurun
waktu 4 minggu, yaitu pada tanggal 1, 8, 12, 19, 22, 23, 24, 26 Mei 2008. Dari 100 kuesioner yang dikirimkan melalui e-mail (electronic mail) kepada responden, kuesioner yang kembali berjumlah 36 buah. Namun kuesioner yang dapat diolah hanya berjumlah 30 buah. Hal ini dikarenakan beberapa diantara calon responden tersebut mengaku hanya sekedar mendaftarkan diri (sign up) di situs Sulgis dan belum pernah mengoperasikan GIS yang dimaksud, sehingga mereka merasa tidak berhak untuk mengisi kuesioner yang peneliti kirimkan. Alasan lain dari calon responden yang tidak mengisi pertanyaan kuesioner adalah ia sudah pernah menggunakan GIS pada Sulgis, namun pengoperasian tersebut sudah sangat lama terjadi, sehingga orang yang bersangkutan mengaku sudah lupa dengan tampilan Sulawesi GIS.
46 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Kuesioner diawali dengan 8 butir pertanyaan mengenai identitas responden, yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, frekuensi menggunakan internet, frekuensi menggunakan Sulawesi GIS, penggunaan browser, dan pengenalan Sulawesi GIS. Sedangkan pertanyaan utama yang terkait dengan teori ketergunaan antarmuka terdiri dari 6 kategori, yaitu layak untuk digunakan, kemudahan untuk dipelajari, keefisienan kerja, kemudahan dalam mengingat, kepuasan subyektif, dan kemampuan untuk dimengerti. Sedangkan setiap pembagian kategorinya terbagi lagi, dan jika dijumlahkan, seluruh pertanyaan utama terdiri dari 26 butir. Pembagian dari setiap kategori akan dijelaskan lebih lanjut pada sub bab analisis per faktor ketergunaan. Jawaban yang disediakan dari setiap butir pertanyaan terdiri dari 5 pilihan, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Responden diharuskan untuk memilih salah satu dari kelima pilihan tersebut, sesuai dengan pendapat mereka terhadap antarmuka Sulawesi web based Geographic Information System. Kuesioner-kuesioner yang diterima peneliti kemudian diolah dengan cara menghitung persentase dari setiap butir jawaban para responden. Dari jawaban tersebut, peneliti dapat mengetahui gambaran umum mengenai ketergunaan antarmuka Sulawesi GIS. Selain itu peneliti pun dapat mengetahui keteranganketerangan pendukung yang didapat dari bagian identitas responden.
47 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
V.2
Identitas Responden Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, responden yang memberikan
jawaban valid, berjumlah sebesar 30 orang. Dari ketigapuluh orang tersebut, 20 orang diantaranya berjenis kelamin laki-laki, selebihnya (10 orang) adalah perempuan. Para responden yang rata-rata berusia 26 tahun ini, 50 % diantaranya berpendidikan terakhir SMA, 40 % sarjana S1, dan 10 % sarjana S2. Berikut adalah tabel pendidikan terakhir responden. Tabel 5.1 Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan SMA S1 S2
Frekuensi
Persentase
15 12 3
50,0 40,0 10,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setengah pengguna Sulawesi GIS adalah para mahasiswa (50 %). Beberapa di antara mahasiswa tersebut adalah mahasiswa Ilmu Geografi dan Ilmu Komputer. Hal ini didapatkan peneliti berdasarkan wawancara melalui media Yahoo Messenger dengan respondenresponden tersebut. Selain mahasiswa, pengguna Sulawesi GIS juga berprofesi sebagai praktisi GIS, ahli Teknologi Informasi, aktivis Lembaga Sosial Masyarakat, dosen, dan peneliti. Untuk pemakaian internet para responden sehari-harinya, mereka rata-rata menggunakannya selama 3,9 jam per hari dalam waktu 5 kali setiap minggunya. Sedangkan untuk penggunaan Sulawesi GIS sendiri, hampir seluruh pengguna menjawab sekali dalam sebulan. Namun jika dirata-ratakan, mereka menggunakan Sulawesi GIS sebanyak 3 kali per bulan. 48 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Dalam menjalankan Geographic Information System (GIS) yang terintegrasi dengan situs Sulawesi GIS, 60 % responden dapat mengoperasikannya dengan browser Mozilla Firefox, sementara 26,7 % responden lainnya menggunakan browser Internet Explorer, dan 10 % responden dapat menjalankan GIS dengan kedua browser tersebut. Kemudian sisanya (1 orang) menyebutkan bahwa ia langsung melihat Sulawesi GIS yang berbentuk offline. Di bawah ini adalah tabel data penggunaan browser oleh responden. Tabel 5.2 Penggunaan Browser Penggunaan Browser Browser Frekuensi Persentase Internet 8 26,7 Explorer Mozilla 18 60,0 Firefox Internet Explorer dan 3 10,0 Mozilla Firefox Lainnya 1 3,3
Dari persentase tersebut menunjukkan bahwa penggunaan Sulawesi GIS lebih mudah dijalankan dengan browser Mozilla, karena jika menggunakan Internet Explorer, pengguna harus terlebih dahulu mendownload Adobe SVG Viewer, yang secara otomatis menyita sedikit waktu pengguna, dibandingkan dengan menggunakan browser Mozilla yang dapat melihat tampilan GIS secara langsung. Di dalam kuesioner, peneliti juga menyertakan pertanyaan mengenai pengenalan Sulawesi GIS. Jawaban yang disediakan adalah dari brosur, internet,
49 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
ataukah relasi kerja. Dari hasil jawaban pengguna, tidak satupun yang mengetahui Sulgis melalui media brosur. Sebagian besar pengguna mengetahui adanya situs Sulawesi GIS dari internet (60 %), sedangkan sisanya (40%) mengenal Sulgis oleh relasi kerjanya masing-masing. Penjelasan ini dapat dilihat dalam bentuk tabel seperti yang tertera di bawah ini. Tabel 5.3 Pengenalan Sulawesi GIS Pengenalan Sulgis Melalui Media Brosur Internet Relasi
Frekuensi
Persentase
0 18 12
0 60 40
Pengenalan Sulgis melalui internet yang dimaksud adalah pengguna mengetahui Sulgis melalui bantuan mesin pencari seperti Google, Yahoo, dan semacamnya. Sedangkan pengenalan Sulgis melalui relasi biasanya terjadi di kalangan aktivis LSM yang memiliki jaringan dengan YIPD.
V.3
Layak untuk Digunakan Kriteria pertama pada pengevaluasian Sulawesi GIS adalah layak untuk
digunakan. Kategori ini dibagi menjadi 5 butir pertanyaan. Butir pertama adalah pernyataan pengguna mengenai relevansi hasil penelusuran GIS dengan tema yang disediakan. Berikut adalah hasil analisis dari jawaban para responden yang dituangkan ke dalam bentuk tabel.
50 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Tabel 5.4 Informasi Hasil dari Penelusuran GIS Relevan dengan Tema
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
5 16,7
18 60,0
7 23,3
0 0,0
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Dari tabel 5.4 di atas, dapat kita lihat bahwa sebagian kecil pengguna (16,7 %) sangat setuju bahwa informasi hasil dari penelusuran GIS relevan dengan tema. Hal ini diperkuat oleh sebagian besar pengguna yang lain yakni sebesar 60 % yang setuju dengan pernyataan tersebut. Selebihnya sebagian kecil responden yaitu 23,3 % pengguna yang netral/ ragu-ragu akan pernyataan bahwa informasi hasil penelusuran GIS relevan dengan tema. Dan tidak ada satupun pengguna yang merasa informasi hasil penelusuran GIS tidak relevan dengan tema. Butir berikutnya adalah tentang keterkinian pilihan tema. Sebanyak 3 responden atau sebagian kecil dari responden sangat setuju bahwa informasi yang ditampilkan setiap pilihan tema up to date (terkini). Begitu juga dengan sebagian kecil pengguna yang setuju dengan pernyataan tersebut. Namun ada sebagian kecil lagi yang tidak setuju bahwa informasi yang ditampilkan setiap pilihan tema pada Sulawesi web based Geographic Information System bisa dibilang up to date. Bahkan sebanyak 6,7 % responden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti ada beberapa pengguna yang berpendapat bahwa informasi pada setiap pilihan tema terkini. Kemudian hampir setengah dari pengguna (46,7 %) yaitu sebanyak 14 orang netral dengan pernyataan ini. Penjelasan tersebut dapat dituangkan ke dalam Tabel 5.5 di bawah.
51 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Tabel 5.5 Informasi yang Ditampilkan Setiap Pilihan Tema Up to Date
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
3 10,0
7 23,3
14 46,7
4 13,3
Sangat Tidak Setuju 2 6,7
Pertanyaan ketiga pada kuesioner adalah pendapat pengguna mengenai keakuratan hasil jawaban oleh penelusuran dengan GIS. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.6 di bawah ini. Tabel 5.6 Penelusuran dengan GIS Menghasilkan Jawaban yang Akurat Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
2 6,7
10 33,3
14 46,7
4 13,3
Jumlah Persentase
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Tidak satupun pengguna yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa penelusuran dengan GIS menghasilkan jawaban yang akurat. Walaupun ada sebagian kecil responden (13,3 %) yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sebagian kecil pengguna lainnya (2 orang/ 6,7 %) sangat setuju bahwa penelusuran pada GIS menghasilkan jawaban yang akurat. Sedangkan hampir setengah dari responden setuju dengan pernyataan tersebut. Sisanya adalah 46,7 % (14 orang) responden yang merasa netral dengan keakuratan jawaban pada penelusuran melalui GIS. Butir berikutnya adalah pernyataan hasil yang diperoleh mesin pencari relevan dengan permintaan pengguna. Sebanyak 6,7 % atau sebagian kecil orang responden yang sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini dikuatkan pula
52 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
oleh hampir setengah responden (46,7 %) yang setuju bahwa hasil yang diperoleh mesin pencari relevan dengan permintaan. Keberhasilan ini didukung oleh pilihan tidak setuju yang hanya dipilih oleh sebagian kecil pengguna (6,7%). Dan hanya 1 orang (3,3 %) yang sangat tidak setuju bahwa hasil perolehan mesin pencari relevan dengan permintaan. Hampir setengahnya adalah 11 responden yang netral dengan pernyataan tersebut (36,7 %). Penjabaran ini dapat dilihat lebih jelas dalam bentuk tabel. Tabel 5.7 Hasil yang Diperoleh Mesin Pencari Relevan dengan Permintaan
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
2 6,7
14 46,7
11 36,7
2 6,7
Sangat Tidak Setuju 1 3,3
Butir terakhir pada kriteria layak untuk digunakan adalah mengenai fasilitas kontak kami yang terdapat pada situs Sulawesi GIS. Berikut adalah hasil analisis jawaban responden ke dalam bentuk tabel data. Tabel 5.8 Fasilitas Kontak Kami Berfungsi, Pengelola Mudah Dihubungi
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
2 6,7
4 13,3
17 56,7
7 23,3
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Melihat tabel 5.8, kita dapat menyimpulkan bahwa tidak ada satupun responden yang sangat tidak setuju bahwa pengelola mudah dihubungi melalui fasilitas kontak kami. Walaupun masih ada sebagian kecil pengguna yaitu sebesar 7 orang yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Kenyataan tersebut senada
53 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
dengan pengalaman peneliti yang mencoba fasilitas kontak kami, dan kurang mendapat respon dari pihak pengelola. Yang mengherankan, sebagian besar dari responden (56,7 %) atau sebanyak 17 orang dari mereka netral dengan pernyataan ini. Hal ini bisa disebabkan pengguna tersebut belum pernah memanfaatkan fasilitas kontak kami untuk menghubungi pengelola. Lalu ada 2 responden (6,7 %) yang sangat setuju bahwa pengelola mudah dihubungi, begitu pula 4 responden lainnya (13,3 %) yang juga setuju dengan pernyataan itu. Dari kelima butir pernyataan di atas, maka peneliti memberikan kesimpulan yang dituangkan ke dalam bentuk tabel berikut. Tabel 5.9 Layak untuk Digunakan Pernyataan Informasi hasil dari penelusuran GIS, relevan dengan tema Informasi yang ditampilkan setiap pilihan tema up to date Penelusuran dengan GIS menghasilkan jawaban yang akurat (tidak error) Hasil yang diperoleh oleh search engine relevan dengan permintaan Fasilitas kontak kami berfungsi, pengelola mudah dihubungi Mean
Jumlah Poin
Persentase
118
78,7
95
63,3
100
66,7
104
69,3
91
60,7
101,6
67,7
Tabel di atas adalah berdasarkan penilaian dari setiap butir pertanyaan terhadap responden. Dari Tabel 5.9, kita melihat bahwa butir pertanyaan pertama, yaitu informasi hasil dari penelusuran GIS relevan dengan tema, mendapatkan skor sebesar 118 poin atau 78,7 % dimana dalam skala penilaian, skor ini masuk dalam kategori baik. Nilai baik pun diberikan kepada butir pertanyaan informasi yang ditampilkan setiap pilihan tema up to date. Butir kedua ini mendapatkan skor
54 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
sebesar 95 atau setara dengan 63,3 %. Hal ini dikarenakan pengelola hampir rutin melakukan proses peng-update-an informasi walaupun pengelola mengakui tidak seluruh tema dapat di-update secara rutin. Informasi yang jarang di-update adalah data seperti MDGs (Millennium Development Goals), program dari lembaga donor, dan informasi umum setiap kabupaten atau kota, maupun propinsi. Kemudian nilai yang sama baik juga didapat oleh butir ketiga, yaitu penelusuran dengan GIS menghasilkan jawaban yang akurat (tidak error). Butir ini mendapatkan 100 poin atau setara dengan 66,7 %. Pertanyaan keempat pun mendapatkan nilai baik. Hanya berselisih 4 poin dari pertanyaan sebelumnya, pernyataan bahwa hasil yang diperoleh search engine (mesin pencari) relevan dengan permintaan, mendapatkan skor sebesar 104 poin yaitu 69,3 %. Sedangkan butir terakhir dalam kategori “layak untuk digunakan” yaitu fasilitas kontak kami berfungsi, juga mendapat nilai baik dengan skor sebesar 91 poin atau setara dengan 60,7 %. Responden setuju bahwa pengelola mudah dihubungi. Untuk nilai keseluruhan dari kategori “layak untuk digunakan”, pengguna memberikan skor sebesar 101,6 atau sebesar 67,7 %. Nilai ini berada dalam range baik dalam kategori penilaian. Hal ini berarti pengguna berpendapat bahwa sistem Sulawesi web based GIS layak untuk digunakan karena beberapa fasilitas yang terdapat di dalam situs berjalan dengan baik dan sesuai dengan keinginan pengguna. Pengguna Sulawesi GIS berpendapat bahwa sistem tersebut menyediakan informasi yang relevan dan akurat dengan tema yang diberikan, serta menyuguhkan informasi yang up to date atau terkini.
55 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
V.4
Kemudahan untuk Dipelajari Kategori kedua pada survei pendapaat pengguna mengenai antarmuka
Sulawesi GIS (Sulgis) adalah kemudahan untuk dipelajari. Objek dipelajari yang dimaksud di sini adalah sistem yang sedang berjalan, yaitu Sulawesi GIS. Bagian ini terbagi atas 4 butir pertanyaan yaitu informasi hasil penelusuran GIS mudah disimpan, bahasa yang digunakan Sulgis mudah dimengerti, bahasa penyampaian yang digunakan Sulgis mewakili bahasa yang digunakan sehari-hari, dan terakhir pengoperasian Sulgis mudah dipelajari. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah hasil analisis terhadap jawaban-jawaban yang diberikan responden per butiran pertanyaan. Pertanyaan pertama, pengguna diminta pendapatnya apakah informasi hasil penelusuran GIS mudah disimpan. Berikut adalah jawaban pengguna atas pertanyaan tersebut. Tabel 5.10 Informasi Hasil Penelusuran GIS Mudah Disimpan
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
5 16,7
19 63,3
3 10,0
2 6,7
Sangat Tidak Setuju 1 3,3
Dari tabel 5.10, terlihat jelas bahwa sebagian kecil responden atau 16,7 % sangat setuju bahwa hasil penelusuran GIS dapat dengan mudah disimpan. Kemudian terlihat jelas pula menonjolnya pernyataan setuju terhadap kriteria penyimpanan hasil penelusuran. Sebagian besar pengguna yaitu sebanyak 19 responden atau setara dengan 63,3 % setuju bahwa informasi hasil penelusuran dapat dengan mudah disimpan. Oleh karena sebagian besar pengguna setuju
56 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
informasi mudah disimpan, maka hanya sebagian kecil pengguna yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 3 orang (10 %) responden netral dengan pernyataan ini, sementara sebagian kecil orang lagi bahkan tidak setuju, bahkan ada 1 (3,3 %) orang yang sangat tidak setuju bahwa hasil penelusuran mudah disimpan. Berikutnya adalah pernyataan bahwa bahasa yang digunakan oleh pengguna Sulgis mudah dimengerti. Jawaban dari responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.11 Bahasa yang Digunakan SULGIS Mudah Dimengerti
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
6 20,0
21 70,0
3 10,0
0 0,0
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa tidak ada satupun pengguna yang tidak setuju atau sangat tidak setuju bahwa bahasa yang digunakan Sulgis mudah dimengerti. Hal ini berarti sistem GIS pada Sulgis mudah dipelajari karena bahasa yang digunakan dimengerti oleh hampir seluruh penggunanya. Sebagian besar responden yakni sebesar 70 % setuju dengan pernyataan bahasa yang digunakan mudah dimengerti. Bahkan ada yang sangat setuju dengan pernyataan tersebut, yakni sebagian kecil responden atau dengan persentase 20 %. Sementara sebagian kecil lainnya atau 10 % dari keseluruhan menjawab netral atau ragu-ragu. Berkaitan
dengan butiran
sebelumnya,
pernyataan
kali ini
pun
menanyakan pendapat pengguna mengenai hal yang hampir senada dengan pernyataan di atas. Kali ini pengguna ditanyakan pendapatnya, apakah bahasa
57 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
penyampaian yang digunakan Sulgis mewakili bahasa sehari-hari. Jawaban dari responden dapat dilihat dalam data pada Tabel 5.12 di bawah ini. Tabel 5.12 Bahasa Penyampaian yang Digunakan SULGIS Mewakili Bahasa Sehari-hari
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
4 13,3
15 50,0
8 26,7
3 10,0
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Dari tabel di atas terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang mencolok dengan butiran sebelumnya. Tidak ada satupun pengguna yang sangat tidak setuju bahwa bahasa penyampaian yang digunakan Sulgis mewakili bahasa yang digunakan sehari-hari. Walaupun kenyataannya masih ada sebagian kecil yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sebanyak 3 orang atau 10 % pengguna tidak setuju akan hal ini. Namun jawaban yang dipilih oleh sebagian pengguna (15 orang) adalah setuju. Sementara hampir setengah orang di antara mereka raguragu dengan pernyataan bahasa yang digunakan Sulgis mewakili bahasa yang mereka gunakan sehari-hari. Pertanyaan terakhir pada kriteria “kemudahan untuk dipelajari” adalah apakah pengoperasian Sulgis mudah dipelajari. Berikut adalah hasil analisis yang dituangkan ke dalam bentuk tabel. Tabel 5.13 Pengoperasian SULGIS Mudah Dipelajari
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
2 6,7
16 53,3
7 23,3
5 16,7
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
58 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Keberhasilan sistem informasi Sulawesi GIS dapat dilihat dalam butir pertanyaan ini. Ternyata sebagian besar pengguna setuju bahwa pengoperasian Sulgis mudah dipelajari (16 orang atau 53,3 %). Hal ini berarti pengelola berhasil menyediakan sistem yang user friendly oleh karena pengoperasiannya yang dinilai mudah oleh penggunanya. Bahkan ada tambahan sebagian kecil pengguna yang sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hanya saja, masih ada pengguna yang tidak setuju bahwa pengoperasian mudah dijalankan. Sejumlah 5 orang responden atau sebagian kecil yang tidak menyetujuinya. Sementara sebagian kecil lainnya (23,3 %) bersikap netral dengan pernyataan ini. Kriteria kemudahan untuk dipelajari kemudian diberikan skor dari setiap butiran pertanyaannya. Berikut adalah daftar jumlah poin dan juga persentase dari setiap pertanyaan yang dituangkan ke dalam bentuk tabel. Tabel 5.14 Kemudahan untuk Dipelajari Pernyataan Informasi hasil penelusuran GIS mudah disimpan (save) Bahasa yang digunakan SULGIS mudah dimengerti Bahasa penyampaian yang digunakan SULGIS mewakili bahasa yang saya gunakan sehari-hari Pengoperasian SULGIS mudah dipelajari Mean
Jumlah Poin
Persentase
115
76,7
123
82,0
110
73,3
105 113,3
70,0 75,5
Dari tabel di atas, terlihat jelas bahwa poin tertinggi dimiliki oleh bagian “bahasa yang digunakan Sulgis mudah dimengerti”. Butir ini mendapatkan 123 poin yang setara dengan 82 %. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna menilainya sangat baik. Nilai terbaik kedua adalah pada bagian informasi hasil penelusuran
59 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
GIS mudah disimpan (di-save). Jumlah poin yang didapatkan butir ini adalah sebanyak 115 poin atau sejumlah dengan 76,7 %. Walaupun butir ini mendapat nilai yang baik, namun seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa masih ada responden yang merasa kesulitan dalam menyimpan informasi. Informasi di sini bisa berupa peta interaktif, data wilayah, maupun artikel atau berita mengenai Sulawesi. Responden yang merasa kesulitan menyimpan informasi bisa saja adalah mereka yang menggunakan komputer yang belum diinstalkan oleh flash player. Hal ini menyebabkan tampilan tidak dapat dilihat dengan cara offline pada perangkat komputer yang berbeda dengan komputer yang digunakan pada saat mengakses Sulgis. Selanjutnya sebanyak 110 poin diraih oleh butir bahasa penyampaian yang digunakan mewakili bahasa yang digunakan sehari-hari. Dan yang terakhir, sebanyak 70 % pengguna setuju bahwa pengoperasian Sulgis mudah dipelajari. Persentase ini setara dengan 105 poin. Apabila dicari mean (rata-rata) dari kriteria kemudahan untuk dipelajari, maka skor yang diberikan adalah sejumlah 113,3 poin atau setara dengan 75,5 %. Maka, serupa dengan kriteria sebelumnya, kategori kemudahan untuk dipelajari pun mendapatkan nilai baik dari penggunanya. Kemudahan ini bisa disebabkan karena pengguna memiliki keahlian dasar komputer yang baik, terlihat dari seringnya mereka menggunakan fasilitas internet yang merupakan dampak kemajuan teknologi di bidang komputer.
60 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
V.5
Keefisienan Kerja Keefisienan kerja sistem Sulawesi GIS menjadi kriteria ketiga pada tahap
survei pendapat pengguna terhadap antarmuka Sulawesi GIS. Kriteria ini dibagi lagi menjadi 4 butir pertanyaan yang telah dijawab oleh responden. Tentu saja keempat
butir
tersebut
berkaitan
dengan
keefektifan
dan
keefisienan
pengoperasian Sulawesi GIS. Pertanyaan pertama diawali oleh jawaban pengguna atas keefektifitasan penelusuran informasi melalui Sulgis. Berikut adalah analisis serta pembahasan mengenai pernyataan tersebut dengan media tabel. Tabel 5.15 SULGIS Dapat Mengurangi Waktu (Efektif) dalam Penelusuran Informasi mengenai Sulawesi
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
3 10,0
14 46,7
11 36,7
2 6,7
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Melihat tabel 5.15 di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa hampir sebagian pengguna setuju bahwa Sulgis dapat mengurangi waktu (efektif) dalam penelusuran informasi mengenai Sulawesi. Jawaban dari 14 orang atau 46,7 % responden tersebut juga diakui oleh sebagian kecil atau 10 % responden yang sangat setuju dengan keefektifitasan kerja dari Sulawesi GIS. Namun ada sebagian kecil responden lainnya (6,7 %) yang tidak setuju bahwa pengoperasian Sulgis bisa dikatakan efektif. Sedangkan hampir setengah dari mereka (11 orang atau 36,7 %) menjawab ragu-ragu akan keefektifitasan Sulawesi GIS. Berkaitan dengan butir sebelumnya, kali ini mengenai keefisienan kerja Sulgis. Hasil jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 5.16 berikut:
61 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Tabel 5.16 SULGIS Dapat Mengurangi Usaha (Efisien) dalam Penelusuran Informasi mengenai Sulawesi
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
3 10,0
12 40,0
12 40,0
3 10,0
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapat setuju dan netral mendapatkan penilaian yang sama oleh penggunanya. Masing-masing sejumlah 12 orang atau hampir setengah dari responden setuju dan netral dengan pernyataan bahwa Sulgis dapat mengurangi usaha (efisien) dalam penelusuran informasi mengenai Sulawesi. Bahkan nilai yang sama juga terjadi pada pendapat sangat setuju dan tidak setuju, yaitu masing-masing sejumlah 3 orang atau sebagian kecil dari pengguna. Butir berikutnya adalah kelengkapan pilihan menu pada GIS dari Sulgis. Pengguna diminta pendapatnya, apakah klasifikasi area, tema, dan pilihan menu lainnya pada GIS, lebih dari yang mereka butuhkan atau bisa dibilang lengkap. Dan berikut adalah jawaban dari para responden mengenai hal tersebut. Tabel 5.17 Klasifikasi Area, Tema, dan Pilihan Menu Lainnya pada GIS Lebih dari yang Dibutuhkan
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
2 6,7
8 26,7
11 36,7
9 30,0
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Terlihat jelas bahwa tidak ada satupun pengguna yang sangat tidak setuju bahwa pilihan menu pada Sulgis sudah dapat dikatakan lengkap. Namun hampir setengah dari mereka tidak setuju bahwa pilihan menu Sulgis lengkap. Hal ini 62 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
terlihat dari 30 % atau sejumlah 9 orang responden yang berpendapat bahwa pilihan menu pada Sulgis kurang lengkap. Berbeda dengan pendapat tersebut, sejumlah 8 orang atau setara dengan 26,7 % pengguna merasa klasifikasi area, tema, dan pilihan menu lainnya pada GIS, lebih dari yang mereka butuhkan. Bahkan 2 orang pun sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti pilihan menu yang tersedia pada Sulawesi GIS sudah cukup lengkap di mata penggunanya. Pertanyaan terakhir pada kriteria keefisienan kerja adalah apakah penelusuran pada GIS cepat memberikan hasil. Dari hasil analisis terlihat bahwa tidak ada satu pun pengguna yang sangat tidak setuju bahwa penelusuran cepat memberikan hasil. Namun ada 2 orang atau sebagian kecil dari responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Kemudian sebagian dari mereka (50 %) menjawab ragu-ragu akan kecepatan penelusuran dengan menggunakan GIS. Selebihnya adalah hampir setengah dari responden yang setuju dengan pernyataan tersebut. Dan terakhir, pendapat sangat setuju bahwa penelusuran dengan GIS cepat memberikan hasil diberikan oleh 1 responden saja. Berikut adalah penjelasan mengenai data-data tersebut dalam bentuk tabel. Tabel 5.18 Penelusuran pada GIS Cepat Memberikan Hasil
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
1 3,3
12 40,0
15 50,0
2 6,7
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
63 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Dari analisis dan pembahasan per butir pertanyaan di atas, dapat disimpulkan skor yang diterima dalam bentuk poin dan persentase dari kriteria keefisienan kerja pada tabel di bawah ini. Tabel 5.19 Keefisienan Kerja Jumlah Poin
Persentase
Dengan SULGIS, saya dapat mengurangi waktu (efektif) dalam penelusuran informasi mengenai Sulawesi
108
72,0
Dengan SULGIS, saya dapat mengurangi usaha (efisien) dalam penelusuran informasi mengenai Sulawesi
105
70,0
93
62,0
102
68,0
102
68,0
Pernyataan
Klasifikasi area, tema, dan pilihan menu lainnya pada GIS lebih dari apa yang saya butuhkan (lengkap) Penelusuran pada GIS cepat memberikan hasil Mean
Menurut pengguna, Sulawesi GIS lebih efektif daripada efisien. Namun kedua kategori tersebut memiliki nilai yang sama-sama baik di mata penggunanya. Pernyataan bahwa Sulgis dapat mengurangi waktu (efektif) dalam penelusuran informasi mengenai Sulawesi sama-sama disetujui oleh pengguna dengan pernyataan bahwa Sulgis dapat mengurangi usaha (efisien) dalam penelusuran informasi mengenai Sulawesi. Keefektifitasan mendapatkan skor sejumlah 108 poin (72 %), sementara keefisienan mendapatkan skor sebanyak 105 poin (70 %). Kedua nilai ini masuk dalam kategori penilaian baik. Sementara pernyataan bahwa klasifikasi area, tema, dan pilihan menu lainnya pada GIS lebih dari yang dibutuhkan (lengkap) mendapatkan skor sebanyak 93 poin atau 62 %. Hal ini berarti kelengkapan menu pada GIS juga dinilai baik oleh penggunanya. Kenyataan ini juga menunjukkan bahwa pernyataan YIPD bahwa Sulawesi GIS 64 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
merupakan tool GIS terlengkap yang ada di Indonesia, dapat dibuktikan kebenarannya. Butir terakhir adalah pernyataan bahwa penelusuran dengan GIS cepat memberikan hasil. Butir ini mendapatkan skor sebesar 102 poin atau setara dengan 68 %, dimana penilaian ini juga termasuk dalam kategori baik.
V.6
Kemudahan dalam Mengingat Kriteria keempat dalam survey pendapat pengguna terhadap antarmuka
Sulawesi Geographic Information System adalah kemudahan dalam mengingat. Pada kriteria ini akan terlihat apakah pengguna dapat mengingat aplikasi sistem Sulgis, walaupun mereka menggunakannya sekali-kali (tidak terlalu sering). Pada bagian ini, peneliti membaginya menjadi 6 butir pertanyaan yang diberikan kepada pengguna. Berikut adalah pertanyaan pertama, yaitu apakah tata letak menu dan gambar teratur. Dan di bawah ini adalah tabel hasil analisis data dari jawaban responden. Tabel 5.20 Tata Letak Menu dan Gambar Teratur
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
3 10,0
18 60,0
8 26,7
1 3,3
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Dari tabel di atas, terlihat jelas bahwa sebagian besar pengguna setuju bahwa tata letak menu dan gambar teratur. Hal ini dinyatakan oleh sebagian besar responden yang berpendapat bahwa desain menu dan gambar terlihat rapi dan teratur. Bahkan ada juga yang sangat setuju dengan pernyataan tersebut. 3 orang atau sebagian kecil dari responden lebih yakin bahwa tata letak menu dan gambar 65 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
teratur. Sementara hanya 1 orang saja yang tidak setuju dengan keteraturan tata letak Sulgis. Dan tidak ada satu pun yang sangat tidak setuju dengan pernyataan di atas. Selebihnya adalah 8 orang atau hampir setengah dari pengguna yang menjawab netral atau ragu-ragu pada pernyataan bahwa tata letak menu dan gambar teratur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna berpendapat bahwa tata letak menu dan gambar pada Sulawesi Geographic Information System teratur, sehingga tampilan situs mudah diingat oleh penggunanya. Butir kedua dalam kategori kemudahan dalam mengingat adalah pernyataan bahwa tulisan pada web Sulgis mudah dibaca. Pernyataan ini berkaitan dengan font tulisan, ukuran tulisan, dan warna pada tulisan web Sulgis. Berikut adalah hasil dari analisis jawaban responden yang telah diolah dalam bentuk tabel. Tabel 5.21 Tulisan pada Web SULGIS Mudah Dibaca
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
9 30,0
16 53,3
4 13,3
1 3,3
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa tidak ada satupun pengguna yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa tulisan pada web Sulgis mudah dibaca, walaupun ada satu orang yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti masih ada pengguna yang cukup kesulitan untuk membaca tulisan yang tertera pada setiap halaman di situs Sulawesi GIS. Kemudian bertolak belakang dengan pendapat tadi, sejumlah 53,3 % atau sebagian besar responden setuju bahwa tulisan pada Sulawesi GIS mudah dibaca. Hal ini juga dirasakan 66 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
oleh hampir setengah orang lainnya (30 %) yang bahkan sangat setuju bahwa tulisan pada Sulawesi GIS mudah dibaca. Sementara sebagian kecil sisanya (13,3 %) menjawab ragu-ragu dengan pertanyaan yang diberikan. Selanjutnya adalah pernyataan bahwa kekontrasan warna pada web Sulawesi GIS pas, yaitu tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap. Berikut adalah hasil analisis yang telah diolah sebelumnya. Data disajikan dalam bentuk tabel berikut ini: Tabel 5.22 Kekontrasan Warna pada Web SULGIS Pas
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
4 13,3
14 46,7
11 36,7
1 3,3
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Dari Tabel 5.22, kita dapat melihat bahwa hampir setengah dari pengguna setuju bahwa kekontrasan warna pada web Sulgis pas. Mereka yang setuju berjumlah 14 orang atau sebesar 46,7 %. Pendapat ini pun diyakinkan oleh sebagian kecil atau 13,3 % pengguna yang sangat setuju bahwa kekontrasan warna pada web Sulgis pas. Sementara hampir setengahnya (36,7 %) yang memilih untuk tidak berkomentar. Ada pula 1 responden yang berpendapat bahwa kekontrasan warna pada Sulgis tidak pas. Dan tidak ada satupun responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa kekontrasan warna pada Sulawesi GIS pas. Masih membahas tentang warna, kali ini pengguna diminta pendapatnya, apakah warna yang digunakan Sulgis menarik perhatian bagi mereka atau tidak. Dan di bawah inilah hasil analisis dalam bentuk tabel. 67 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Tabel 5.23 Warna yang Digunakan SULGIS Menarik Perhatian
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
4 13,3
7 23,3
15 50,0
3 10,0
Sangat Tidak Setuju 1 3,3
Dari tabel di atas, kenyataannya masih ada yang sangat tidak setuju bahwa warna yang digunakan Sulgis menarik perhatian. Pendapat yang diberikan oleh seorang responden tersebut disetujui oleh sebagian kecil orang lainnya atau setara dengan persentase 10 % yang juga tidak setuju bahwa warna yang tampil pada situs Sulgis menarik perhatian. Sementara ada sebagian kecil pengguna lainnya yang setuju bahwa warna yang tampil pada situs Sulawesi GIS menarik perhatian. Hal ini juga dikomentari dengan pendapat yang senada oleh sebagian kecil responden atau 13,3 % orang yang sangat setuju bahwa warna tampilan Sulawesi GIS menarik perhatian mereka. Yang memprihatinkan, sebagian dari pengguna memilih untuk tidak berkomentar atas pernyataan ini. 15 orang ini bersikap netral atas pernyataan bahwa warna yang ditampilkan situs Sulawesi GIS menarik perhatian. Butir selanjutnya adalah pernyataan mengenai gambar pendukung pada halaman utama, apakah menarik perhatian pengguna ataukah tidak. Pada halaman utama bisa dilihat slide show mengenai keindahan alam Sulawesi seperti pemandangan pantai, bawah laut, dan pegunungan. Di bawah ini adalah data-data angka yang menunjukkan jawaban dari responden. Tabel 5.24 Gambar Pendukung pada Halaman Utama Menarik Perhatian
68 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
5 16,7
11 36,7
11 36,7
2 6,7
Sangat Tidak Setuju 1 3,3
Dari tabel di atas terlihat bahwa kedudukan pendapat antara yang setuju dengan tidak berkomentar sejajar. Responden yang setuju bahwa gambar pendukung pada halaman utama menarik perhatian berjumlah sebesar 11 orang atau sebagian besar dari mereka. Nominal yang sama juga didapatkan dari jawaban pengguna yang bersikap netral dengan pernyataan bahwa gambar pendukung yang terdapat pada halaman utama menarik perhatian mereka. Kemudian ada sebagian kecil responden (16,7 %) yang sangat tertarik dengan gambar yang terdapat pada halaman utama. Namun masih ada yang tidak setuju dengan pernyataan bahwa gambar pendukung pada halaman utama menarik perhatian mereka. Mereka yang tidak setuju berjumlah 2 orang (6,7 %), sedangkan 1 orang sisanya adalah ia yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa gambar pendukung pada halaman utama menarik perhatian. Pernyataan terakhir pada kriteria kemudahan dalam mengingat adalah pernyataan bahwa ikon-ikon pada GIS terlihat variatif dan tidak membosankan. Berikut adalah hasil jawaban yang sudah diolah.
Tabel 5.25 Ikon-ikon pada GIS Variatif dan Tidak Membosankan
Jumlah
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
1
12
15
2
Sangat Tidak Setuju 0
69 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Persentase
3,3
40,0
50,0
6,7
0,0
Melihat tabel di atas, dapat dikatakan bahwa ada 1 responden yang sangat setuju dengan pernyataan bahwa ikon-ikon pada GIS variatif dan tidak membosankan. Pernyataan ini pun didukung oleh 40 % responden atau hampir sebagian orang lainnya yang juga setuju bahwa ikon-ikon pada GIS dianggap variatif dan tidak membosankan. Walaupun masih ada sebagian kecil orang yang tidak setuju dengan pernyataan itu, tetapi tidak ada satupun yang sampai benarbenar tidak setuju bahwa ikon-ikon pada GIS variatif dan tidak membosankan. Sementara setengah responden lainnya memilih untuk bersikap netral terhadap pernyataan tersebut. Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas, berikut adalah jumlah poin yang diberikan kepada setiap butir pernyataan. Jumlah poin dan persentasenya dituangkan ke dalam bentuk tabel. Tabel 5.26 Kemudahan dalam Memgingat Pernyataan Tata letak menu dan gambar teratur Tulisan pada web SULGIS mudah dibaca Kekontrasan warna pada web SULGIS pas (tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap) Warna yang digunakan SULGIS menarik perhatian Gambar pendukung pada halaman utama menarik perhatian Ikon-ikon pada GIS variatif dan tidak membosankan Mean
Jumlah Poin 113
Persentase 75,3
123
82,0
111
74,0
100
66,7
107
71,3
102
68,0
109,3
72,9
70 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Dari tabel terlihat bahwa seluruh butir pada kriteria kemudahan dalam mengingat mendapatkan skor di atas 100. Hal ini membuktikan bahwa lagi-lagi Sulawesi GIS mendapat nilai yang baik bagi antarmuka sistemnya. Dimulai dari tata letak dan menu gambar yang dianggap teratur oleh penggunanya, butir ini mendapatkan skor sebesar 113 poin atau 75,3 % dimana dalam kategori penilaian termasuk ke dalam kategori baik. Selanjutnya butir pernyataan bahwa tulisan pada web Sulgis mudah dibaca. Butir ini mendapat jumlah skor tertinggi yaitu 123 poin yaitu 82 % yang secara otomatis mendapat nilai sangat baik dari kategori penilaian. Kemudian kekontrasan warna yang dianggap pas oleh penggunannya, mendapatkan skor sebesar 111 poin (74 %) dimana nilai ini masuk ke dalam kategori baik. Lalu butir pernyataan warna yang digunakan Sulgis menarik perhatian pun juga mendapat nilai yang baik, yaitu sebesar 100 poin (66,7 %). Gambar pendukung pada halaman utama pun menarik perhatian penggunanya, mereka memberikan skor sebesar 107 poin atau setara dengan 71,3 %. Mereka dapat mengatakan bahwa gambar pada halaman utama menarik karena memang gambar disajikan dalam bentuk slide show sehingga pengguna yang baru saja mengunjungi web Sulawesi GIS, langsung dialihkan perhatiannya kepada perubahan gambar dari slide ke slide. Dan kemudian butir terakhir adalah ikonikon pada GIS yang dinilai variatif dan tidak membosankan, pengguna memberikan nilai sebesar 102 poin atau setara dengan 68 %. Berdasarkan nilai-nilai di atas, dapat disimpulkan bahwa tampilan sistem Sulawesi GIS mudah diingat oleh penggunanya. Hal ini dapat dibuktikan oleh rata-rata dari keseluruhan nilai pada kriteria kemudahan dalam mengingat.
71 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Kriteria ini mendapatkan skor sebesar 109,3 poin yang setara dengan 72,9 % dimana kriteria ini berhasil mendapatkan nilai baik dari para penggunanya.
V.7
Kepuasan Subyektif Berikutnya adalah kriteria kepuasan subyektif terhadap sistem Sulawesi
GIS. Kriteria ini terdiri dari 5 butir pernyataan yang meliputi kepuasan dengan hasil penelusuran informasi, kepuasan dengan hasil perolehan mesin pencari, kenyamanan menggunakan Sulgis, keterbantuan perolehan informasi mengenai Sulawesi, dan terakhir keinginan merekomendasikan Sulgis kepada orang lain. Selanjutnya adalah hasil analisis dan pembahasan per butir pernyataan. Di bawah ini adalah pernyataan pengguna terhadap kepuasan mereka dengan hasil penelusuran informasi pada Sulawesi GIS. Tabel 5.27 Puas dengan Hasil Penelusuran Informasi pada SULGIS
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
1 3,3
14 46,7
15 50,0
0 0,0
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Tabel menunjukkan bahwa tidak ada satupun responden yang tidak puas maupun sangat tidak puas dengan hasil penelusuran informasi pada Sulawesi GIS. Kemudian setengah (50 %) dari responden memilih untuk tidak berkomentar dengan pernyataan tersebut. Sementara sebanyak 46,7 % atau hampir setengah dari responden sudah puas dengan hasil penelusuran informasi pada Sulgis. Hal ini juga disetujui oleh seorang responden yang sangat puas dengan hasil penelusuran informasi. 72 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Butir berikutnya adalah mengenai kepuasan pengguna terhadap perolehan mesin pencari. Dan di bawah ini adalah hasil analisis terhadap pernyataan tersebut. Tabel 5.28 Puas dengan Perolehan Mesin Pencari
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
1 3,3
15 50,0
12 40,0
1 3,3
Sangat Tidak Setuju 1 3,3
Tidak berbeda jauh dengan butir sebelumnya, kali ini hampir sebagian responden (40 %) masih bersikap netral atau ragu-ragu dengan pernyataan atas kepuasan dengan hasil perolehan mesin pencari. Sementara masing-masing ada 1 responden yang tidak puas dan sangat tidak puas terhadap hasil perolehan mesin pencari. Begitu juga dengan responden yang sangat puas dengan hasil perolehan mesin pencari pun hanya berjumlah 1 orang saja. Kemudian ada 15 orang yang puas dengan hasil perolehan mesin pencari atau setengah dari responden. Berikutnya adalah pernyataan kenyamanan pengguna dalam menggunakan Sulgis. Di bawah ini adalah tabel data hasil dari analisis terhadap jawaban responden.
Tabel 5.29 Nyaman Menggunakan SULGIS Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
73 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Jumlah Persentase
1 3,3
19 63,3
9 30,0
1 3,3
0 0,0
Tabel 5.29 menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna merasa nyaman saat menggunakan Sulawesi GIS. Sejumlah 19 orang atau 63,3 % responden setuju dengan pernyataan nyaman menggunakan Sulgis. Hal ini juga dikomentari dengan pendapat yang senada oleh seorang responden yang merasa sangat nyaman menggunakan Sulawesi GIS. Responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut hanya berjumlah 1 orang. Sementara sebagian kecil lainnya memilih untuk tidak berkomentar dengan pernyataan kenyamanan penggunaan Sulawesi GIS. Selanjutnya adalah butir pernyataan mengenai keterbantuan pengguna dalam memperoleh informasi mengenai Sulawesi. Di bawah ini adalah tabel data dari jawaban responden terhadap pernyataan tersebut. Tabel 5.30 SULGIS Sangat Membantu dalam Memperoleh Informasi Mengenai Sulawesi
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
3 10,0
19 63,3
7 23,3
1 3,3
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Dari hasil analisis di atas, terlihat bahwa tidak ada satu pun responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa Sulgis membantu mereka dalam memperoleh informasi mengenai Sulawesi. Namun ada satu responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Kemudian ada sebagian kecil pengguna (10 %) yang sangat setuju bahwa Sulgis membantu dalam memperoleh informasi mengenai Sulawesi. Hal ini juga disetujui oleh sebagian besar
74 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
responden, yaitu sebanyak 63,3 % atau sejumlah dengan 19 orang yang merasa sangat terbantu oleh Sulgis pada saat penelusuran informasi mengenai Sulawesi. Sementara sebagian kecil lainnya (23,3 %) memilih untuk bersikap netral terhadap pernyataan ini. Kemudian butir terakhir pada kriteria kepuasan subyektif, yaitu keinginan responden untuk merekomendasikan Sulgis kepada orang lain. Di bawah ini adalah hasil analisis dalam bentuk tabel. Tabel 5.31 Akan Merekomendasikan SULGIS kepada Orang Lain
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
4 13,3
16 53,3
8 26,7
2 6,7
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Melihat tabel di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa tidak ada satupun pengguna yang sangat tidak ingin merekomendasikan Sulgis kepada orang lain, walaupun masih ada sebagian kecil atau 6,7 % yang tidak mau merekomendasikan Sulgis kepada orang lain. Sikap netral pun ditunjukkan oleh 26,7 % responden atau hampir setengah responden, mereka ragu-ragu untuk merekomendasikan Sulgis kepada orang lain. Sementara sebagian besar responden (53,3 %) bersedia untuk merekomendasikan Sulgis kepada orang lain. Hal ini juga disetujui oleh sebagian kecil responden lainnya (13,3 %) yang sangat bersedia untuk merekomendasikan Sulawesi GIS kepada orang lain. Selain hasil analisis per butiran di atas, peneliti juga membuat jumlah poin nilai beserta persentasenya kepada setiap pernyataan. Berikut adalah tabel yang memuat jumlah poin dan persentase tersebut. 75 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Tabel 5.32 Kepuasan Subyektif Pernyataan Saya puas dengan hasil penelusuran informasi pada SULGIS Saya puas dengan hasil perolehan search engine Saya merasa nyaman menggunakan SULGIS SULGIS sangat membantu saya dalam memperoleh informasi mengenai Sulawesi Saya akan merekomendasikan SULGIS kepada orang lain Mean
Jumlah Poin
Persentase
106
70,7
104
69,3
110
73,3
114
76,0
112
74,7
109,2
72,8
Jika dilihat dari tabel, kriteria kepuasan subyektif pun mendapatkan skor yang baik seperti pada kriteria sebelumnya. Kepuasan terhadap hasil penelusuran informasi pada Sulgis dengan kepuasan terhadap hasil perolehan search engine (mesin pencari) mendapatkan skor masing-masing 106 dan 104 poin atau sejajar dengan 70,7 % dan 69,3 %. Kedua skor ini berada pada rentang nilai baik. Sedangkan pernyataan kenyamanan dalam menggunakan Sulgis mendapatkan nilai sebesar 110 poin atau sebesar 73,3 % dimana poin ini pun masuk ke dalam kategori baik pada taraf penilaian. Skor yang sedikit lebih baik jatuh kepada pernyataan bahwa Sulgis sangat membantu pengguna dalam memperoleh informasi mengenai Sulawesi. Butir ini mendapatkan skor sebesar 114 poin atau setara dengan 76 %. Butir terakhir adalah keinginan responden untuk merekomendasikan Sulawesi GIS kepada orang lain. Sebanyak 112 poin (74,7 %) diberikan kepada butir tersebut. Keseluruhan nilai di atas apabila dirata-ratakan menghasilkan jumlah sebesar 109,2 poin atau sebesar 72,8 %. Kenyataan ini membuktikan bahwa 76 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
pengguna sudah merasa puas dengan sistem Sulawesi GIS karena dari hasil analisis kita dapat melihat bahwa kriteria ini mendapatkan skor yang baik.
V.8
Kemampuan untuk Dimengerti Kriteria terakhir dalam survei pendapat pengguna terhadap antarmuka
Sulawesi GIS adalah kemampuan untuk dimengerti. Kriteria ini hanya terdiri atas 2 butir pernyataan yaitu pemahaman pengguna atas cara menggunakan GIS pada web Sulgis dan cara penelusuran informasi pada GIS. Berikut ini adalah hasil analisis dari butir pertama, yaitu pemahaman cara menggunakan GIS pada web Sulgis, yang dituangkan ke dalam bentuk tabel. Tabel 5.33 Memahami Cara Menggunakan GIS pada Web SULGIS
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
2 6,7
18 60,0
6 20,0
4 13,3
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada satupun responden yang sangat tidak memahami cara menggunakan GIS pada web Sulgis. Walaupun kenyataannya masih ada 13,3 % atau sebagian kecil responden yang tidak paham akan cara menggunakan GIS. Kemudian ada sebagian kecil responden lainnya (20 %) yang ragu-ragu akan cara menggunakan GIS. Dan selebihnya adalah mereka yang mengerti cara mengoperasikan GIS. Sebagian besar orang responden (60 %) yang memahami mengoperasikan GIS, begitu juga 2 orang atau sebagian kecil lainnya yang sangat memahami bagaimana cara menggunakan GIS pada Sulawesi GIS. 77 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Butiran terakhir dari seluruh kriteria ketergunaan antarmuka adalah pemahaman pengguna terhadap cara menelusur informasi pada GIS. Tabel 5.34 di bawah ini merupakan hasil analisis dari jawaban responden. Tabel 5.34 Memahami Cara Menelusur Informasi pada GIS
Jumlah Persentase
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
2 6,7
19 63,3
6 20,0
3 10,0
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Tidak berbeda jauh dengan jawaban sebelumnya, kali ini pun tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju terhadap pernyataan memahami cara menelusur informasi pada GIS. Walaupun ada sebagian kecil, yaitu sebanyak 3 orang atau 10 % responden yang tidak memahami cara menelusur informasi pada GIS. Sementara sebagian kecil lainnya (20 %) bersikap netral, maka sebagian besar responden yang lain paham akan cara menelusur informasi pada GIS, yakni sejumlah 19 responden memahami cara menelusur informasi pada GIS. Hal ini pun diyakini oleh sebagian kecil orang lainnya (6,7 %) yang sangat memahami cara menelusur informasi pada GIS di Sulawesi GIS. Kemudian kedua butir di atas diberikan skor dalam bentuk angka dan persentase. Berikut adalah daftar skor tersebut.
Tabel 5.35 Kemampuan untuk Dimengerti Pernyataan Saya memahami cara menggunakan GIS pada web SULGIS
Jumlah Poin
Persentase
108
72,0
78 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Saya memahami cara menelusur informasi pada GIS Mean
110
73,3
109
72,7
Dari tabel kita melihat bahwa skor antar kedua butir hanya berselisih sebanyak 2 poin. Pernyataan bahwa pengguna memahami cara menggunakan GIS pada web Sulgis mendapatkan skor sebesar 108 poin atau setara dengan 72 %. Sementara pernyataan pengguna memahami cara menelusur informasi pada GIS mendapatkan skor sebesar 110 poin atau 73,3 %. Kedua skor ini masuk ke dalam kategori baik pada taraf penilaian. Kriteria evaluasi kemampuan untuk dimengerti secara keseluruhan mendapatkan skor sebanyak 109 poin atau setara dengan 72,7 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah memahami cara mengoperasikan sistem Sulawesi GIS. Sejalan dengan kenyataan tersebut, maka bisa dikatakan bahwa Sulawesi GIS bersifat user friendly di mata penggunanya. Hal ini pun bisa ditunjang dari kemahiran dasar pengguna dalam mengoperasikan komputer. Terutama dalam mengoperasikan setiap navigasi yang ada pada tampilan website.
V.9
Pembahasan Umum Dari hasil analisis di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata nilai
yang diberikan pengguna terhadap setiap kriteria evaluasi antarmuka Sulawesi Geographic Information System adalah baik. Pernyataan ini dapat dibuktikan dari nilai rata-rata yang dipaparkan pada tabel di bawah ini. Tabel 5.36 Pembahasan Umum
79 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Kriteria 1 2 3 4 5 6
Layak untuk Digunakan Kemudahan untuk Dipelajari Keefisienan Kerja Kemudahan dalam Mengingat Kepuasan Subyektif Kemampuan untuk Dimengerti Mean
Jumlah Poin 101,6 113,3 102 109,3 109,2 109 107,4
Persentase 67,7 75,5 68 72,9 72,8 72,7 71,6
Berangkat dari kriteria pertama yakni layak untuk digunakan, yang mendapatkan skor sebesar 101,6 (skala 0-150) atau setara dengan 67,7 %, menunjukkan bahwa sistem Sulawesi GIS layak untuk digunakan penggunanya. Sementara, seperti yang sudah dijelaskan pada Bab III (Metodologi Penelitian), taraf nilai baik berada pada rentangan skor 91 sampai dengan 120 poin. Maka kriteria pertama mendapatkan nilai baik dari penggunanya. Fungsionalitas sistem Sulawesi GIS berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini yang menjadi pendukung bagi pengguna dalam menjalankan tugas kerjanya. Pengguna Sulawesi GIS dapat menjalankan sistem dengan mudah karena penelusuran menghasilkan perolehan yang akurat, hasil penelusuran relevan dengan permintaan, informasi yang ditampilkan bersifat terkini, serta pengguna dapat dengan mudah menghubungi pengelola apabila mengalami kesulitan dalam mengoperasikan sistem. Kriteria kemudahan untuk dipelajari pun mendapat nilai yang baik seperti kriteria sebelumnya. Bagian ini mendapatkan skor sebesar 113,3 poin atau setara dengan 75,5 %. Fakta tersebut membuktikan bahwa sistem Sulawesi GIS mudah dipelajari oleh penggunanya. Hal ini tentu juga didukung oleh frekuensi penggunaan internet yang rata-rata dari responden menggunakannya selama 3,9 jam per hari dalam waktu 5 kali setiap minggunya. Kemudahan untuk 80 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
mempelajari cara mengoperasikan sistem juga didukung dari segi bahasa yang mudah ditangkap dan mewakili bahasa yang responden gunakan sehari-hari. Informasi yang dibutuhkan pengguna pun mudah untuk disimpan, sehingga mereka dapat melihat dan mempelajarinya di lain waktu. Kemudian pada kriteria berikutnya, sistem dituntut untuk dapat menghemat waktu penggunanya. Ternyata skor yang baik pun didapatkan pada kriteria ini. Keefisienan kerja sistem Sulawesi GIS diberi nilai 102 poin atau 68 % oleh penggunanya. Angka ini berada pada taraf penilaian yang baik. Dalam penelusuran informasi mengenai Sulawesi, pengguna merasa efektif dan efisien karena mereka dapat mengurangi waktu dan usaha demi mencapai perolehan informasi tentang Sulawesi. Sedangkan kelengkapan klasifikasi area, tema, dan pilihan menu lainnya pada Sulawesi GIS pun menjadi faktor penunjang keefektifitasan dan keefisienan kerja pengguna, karena mereka tidak perlu mencarinya lagi pada tool selain Sulawesi GIS. Kriteria selanjutnya adalah kemudahan dalam mengingat. Hal yang diingat di sini adalah tampilan Sulawesi GIS. Bagian ini pun juga mendapat skor yang baik. Pengguna memberi nilai sebesar 109,3 poin atau sebesar 72,9 % dimana nilai tersebut masuk ke dalam kategori baik. Faktor-faktor pendukung yang dapat membuat pengguna ingat akan tampilan Sulawesi GIS walaupun mereka hanya menggunakannya sekali-kali adalah tata letak menunya yang teratur, tulisan yang mudah dibaca, kekontrasan warna yang pas dan menarik perhatian, gambar pendukung pada halaman utama yang menarik perhatian, dan ikon-ikon pada GIS yang variatif dan tidak membosankan.
81 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Hal yang juga penting untuk ditinjau adalah kepuasan subyektif penggunanya terhadap sistem. Karena semakin puas pengguna terhadap sistem, maka semakin berhasil pula sistem yang dirancang untuk tujuan tertentu tersebut. Kali ini pun Sulawesi GIS mendapat nilai yang baik. Pengguna memberikan skor sebesar 109,2 poin atau 72,8 %. Nilai ini didapatkan berdasarkan penilaian terhadap beberapa aspek yakni kepuasan pengguna terhadap hasil penelusuran informasi Sulgis, kepuasan terhadap perolehan mesin pencari, kenyamanan menggunakan Sulgis, keterbantuan terhadap pencarian informasi mengenai Sulawesi, dan keinginan pengguna untuk merekomendasikan Sulawesi GIS kepada orang lain. Aspek terakhir pada survei pendapat pengguna terhadap antarmuka Sulawesi GIS adalah kemampuan untuk dimengerti. Bagian ini lagi-lagi mendapat nilai yang baik, yaitu 109 poin atau setara dengan 72,7 %. Nilai tersebut merupakan rata-rata dari penilaian terhadap pemahaman pengguna akan cara menggunakan GIS pada web Sulgis, serta pemahaman pengguna atas cara menelusur informasi pada GIS. Hal ini menunjukkan bahwa cara pengoperasian sistem Sulwesi GIS sudah dipahami oleh penggunanya, walaupun ada sebagian kecil responden yang tidak dapat memahami cara pengoperasiannya. Untuk keseluruhan nilai yang didapatkan dari rata-rata nilai setiap kriteria, antarmuka Sulawesi GIS mendapatkan skor sebesar 107,4 poin, yang juga dapat diterjemahkan ke dalam persentase yakni 71,6 %. Fakta ini menunjukkan bahwa Sulawesi GIS telah memberikan layanan yang baik bagi penggunanya sehingga mereka pun memberikan nilai yang baik kepada sistemnya. Namun hal ini tidak
82 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
bisa dijadikan patokan oleh pengelola untuk berhenti memelihara kualitas sistem. Terutama pada perluasan informasi mengenai Sulawesi, dan juga keterkinian sifat informasi tersebut. Sistem juga harus dapat diintegrasikan kepada browserbrowser internet yang lain. Hal ini yang memungkinkan pengguna agar lebih mudah mengoperasikan Sulawesi GIS tanpa harus mencari browser yang kompatibel saja.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
83 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dipaparkan pada Bab V, maka peneliti membuat kesimpulan serta saran yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pada pengelolaan situs Sulawesi GIS.
VI.1
Kesimpulan Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil
penelitian berdasarkan faktor-faktor ketergunaan sistem. 1. Antarmuka Sulawesi GIS diterima dengan baik oleh penggunanya. Di mata pengguna, sistem ini bersifat user friendly sehingga sebagian besar dari mereka dapat mengoperasikan serta memperoleh informasi yang dibutuhkan melalui Sulawesi GIS dengan mudah. Dari keenam kriteria ketergunaan terhadap antarmuka Sulawesi GIS, tidak satupun yang nilainya mengecewakan, seluruhnya mendapat nilai baik. Keenam kriteria tersebut adalah layak untuk digunakan, mudah dipelajari, efektif dan efisien, mudah untuk diingat, puas untuk menggunakannya, dan mudah dipahami. Berikut ini kesimpulan berdasarkan keenam kriteria di atas: 1. Fungsionalitas Sulawesi GIS berjalan dengan baik sehingga sistem ini dapat dikatakan layak untuk digunakan. Pengguna merasa perolehan hasil dari penelusuran GIS bersifat akurat. Selain itu informasi yang ditampilkan oleh perolehan tersebut juga bersifat terkini, dan relevan dengan pilihan tema. Apabila menemui kesulitan saat mengoperasikan sistem, pengguna pun dapat dengan mudah menghubungi pengelola
84 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
melalui fasilitas “kontak kami” yang terdapat pada halaman depan Sulawesi GIS. 2. Sistem Sulawesi GIS juga mudah dipelajari oleh penggunanya. Hal ini didukung
oleh
faktor
bahasa
yang
mudah
dimengerti
oleh
penggunanya, sehingga mereka dapat dengan mudah mempelajari sistem melalui langkah-langkah yang diberikan Sulawesi GIS dalam bahasa yang mewakili bahasa yang digunakan sehari-hari. Sulawesi GIS pun menggunakan dua bahasa (bilingual) yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, oleh karena itu pengguna yang tidak mengerti salah satu dari bahasa tersebut, dapat menggunakan bahasa lainnya. Selain faktor bahasa, kemudahan untuk mempelajari Sulawesi GIS juga disebabkan oleh mudahnya pengguna untuk menyimpan (save) informasi yang mereka butuhkan di setiap halamannya. Semua faktor tersebut pasti didukung dengan kemampuan pengguna dalam mengoperasikan sistem yang mereka nilai mudah untuk dijalankan. 3. Keefisienan kerja Sulawesi GIS pun dinilai baik oleh penggunanya. Walaupun sistem ini dinilai lebih efektif daripada efisien, namun nilai yang diberikan tidak terpaut cukup jauh. Pengguna berpendapat bahwa Sulawesi GIS dapat mengurangi usaha dan waktu mereka dalam penelusuran informasi mengenai Sulawesi, dibandingkan dengan menggunakan tool lainnya. Mereka juga merasa penelusuran pada GIS cepat menghasilkan perolehan.
85 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
4. Tampilan
Sulawesi
GIS
dapat
dengan
mudah
diingat
oleh
penggunanya. Kenyataan ini dibuktikan oleh faktor tata letak menu dan gambar yang teratur di mata penggunanya. Kemudahan untuk diingat juga didukung oleh faktor keterbacaan tulisan pada setiap halaman. Pengguna berpendapat bahwa tulisan pada web Sulawesi GIS mudah dibaca. Faktor warna pun mejadi peran penting dalam memudahkan pengguna untuk mengingat tampilan. Mereka menilai kekontrasan warna yang digunakan Sulawesi GIS pas, dan juga menarik perhatian mereka. Selain itu ikon-ikon pada GIS pun dinilai variatif dan tidak membosankan. Hal yang menarik perhatian pengguna juga diperoleh dari gambar pendukung pada halaman utama. Gambar-gambar yang terbentuk menjadi slide show tersebut dinilai indah di mata pengguna. 5. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pengguna puas dengan hasil perolehan baik pada penelusuran GIS maupun mesin pencari. Dengan Sulawesi GIS, pengguna juga merasa terbantu dalam memperoleh informasi mengenai Sulawesi. Kepuasan pengguna juga ditunjukkan dari kenyamanan mereka dalam mengoperasikan Sulawesi GIS. Oleh karena kepuasan pengguna tersebut, maka mereka setuju untuk merekomendasikan Sulawesi GIS kepada orang lain. 6. Sulawesi GIS juga mendapat nilai baik dari kriteria kemampuan untuk dimengerti. Pengguna dapat memahami cara menggunakan GIS, dan menelusur informasi yang ada di dalamnya.
86 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
2. Pengguna Sulawesi GIS adalah mereka yang cukup sering menggunakan internet pada kesehariannya. Sehingga mereka tidak asing dengan cara pengoperasian sistem web-based, apalagi program komputer biasa. Sulawesi GIS jauh lebih mudah digunakan dengan bantuan browser Mozilla Firefox daripada Internet Explorer, walaupun di antara pengguna ada yang dapat mengoperasikan dengan kedua browser tersebut. 3. Hampir seluruh responden Sulawesi GIS mengoperasikan sistem tersebut dengan frekuensi sebulan sekali. Dapat dikatakan bahwa penggunaan Sulawesi GIS belum cukup maksimal. Begitu juga dengan promosi yang kurang. Walaupun YIPD memiliki brosur mengenai Sulawesi GIS yang telah disebarkan, namun sebagian besar pengguna mengetahui akan keberadaan Sulawesi GIS melalui internet, sebagian kecil lainnya melalui relasi/ rekan kerja mereka. Hal ini menunjukkan bahwa promosi melalui brosur kurang efektif dijalankan oleh pengelola Sulawesi GIS.
VI.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari pengguna, maka peneliti
dapat memberikan saran yang bisa berguna demi kelancaran penggunaan Sulawesi GIS. Dari saran-saran ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengelola untuk dapat memperbaiki sistem berdasarkan nilai yang telah diberikan pengguna terhadap Sulawesi GIS. 1. Sulitnya pengguna dalam mengakses Sulawesi GIS dengan menggunakan browser Internet Explorer seharusnya dapat menjadi bahan pertimbangan
87 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
pengelola dalam mengintegrasikan downloader Adobe SVG Viewer yang kompatibel dengan seluruh operating system yang ada saat ini. 2. Sebaiknya pengelola menambahkan fasilitas “help” yang memungkinkan pengguna memahami cara penggunaan situs. Fasilitas yang dimaksud menampilkan petunjuk penggunaan situs secara detail, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang
mungkin
akan
dilontarkan
pengguna
mengenai teknis penggunaan Sulawesi GIS. 3. Peng-update-an situs Sulawesi GIS seharusnya dilakukan dalam jangka waktu yang lebih singkat lagi. Hal ini dikarenakan perkembangan informasi di dunia sangat melesat setiap menitnya. Apalagi seperti pertumbuhan penduduk yang mengalami fluktuasi setiap detiknya. 4. Penambahan SDM yang kompeten dalam bidang geografi bisa dipekerjakan oleh pengembang Sulawesi GIS dalam proses penginputan data. Data-data kewilayahan yang terintegrasi dengan peta harus akurat dan up to date, sehingga pengguna pun puas dalam mencari informasi mengenai Sulawesi yang dibutuhkan. 5. Promosi mengenai Sulawesi GIS harus lebih gencar dilakukan, terutama kepada mahasiswa dan peneliti yang membutuhkan data-data wilayah Sulawesi. Promosi ini dapat dilakukan dengan penyebaran brosur, serta pengadaan pelatihan terhadap Sulawesi GIS. 6. Diharapkan pengembang Sulawesi GIS dapat menyebarkan ilmu dengan cara menciptakan GIS yang bersifat open source, sehingga dapat
88 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
digunakan oleh institusi/ perorangan lain yang ingin membuat sistem informasi geografis di wilayah lain, dengan biaya yang terjangkau.
89 Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
BIBLIOGRAFI
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1993 Asmarul A. Geografi dan sistem informasi geografis. Depok : Universitas Indonesia, 2000. Badre, A.N. Shaping web usability: interaction design in context. Boston: Addison-Wesley, 2002. Boxall, James. Geolibraries: Geographers, librarians and spatial collaboration Canadian Geographer. 47 (1) Spring 2003 : 18. Chang, Kang-Tsung. Introduction to geographic information systems. London: McGraw-Hill, 2002. Chrisman, Nicholas. Exploring geographic information systems. New York: John Wiley & Sons, 1997. Cox, Kevin and David Walker. User-interface design. New York: Prentice-Hall, 1993. DeMers, Michael N. Fundamentals of geographic information systems. New York: John Wiley & Sons, 1997. Dix, A. J., Finlay, J. E., Abowd, G. D., & Beale, R. Human-computer interaction (2nd ed.). Harlow: Prentice Hall, 1992. Harmon, John E. and Steven J. Anderson. Design and implementation of geographic information systems. New Jersey: John Wiley and Sons, 2003. Husein, Muhammad Fakhri, Amin Wibowo. Sistem informasi manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002. Irawan, Prasetya. Penelitian kualitatif & kuantitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Depok: DIA FISIP UI, 2006. Juliani, S. CLGI clearinghouse: concept design, standard operating procedures, information resources list. Jakarta: CLGI, 2002. Kadir, Abdul. Pengenalan sistem informasi. Yogyakarta: Andi, 2003. Kent, Allen. Encyclopedia of information and library science. New York: Marcell Dekker, 1979.
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Kowal, Kimberly C. Tapping the web for GIS and mapping technologies: for all levels of libraries and users. Information Technologies and Libraries. 21 (3) September 2002 : 109-113. Koentjaraningrat. Metode-metode penelitian masyarakat. Jakarta: Gramedia, 1993. Koza, Russell C. Health information system evaluation. Colorado: Colorado Associated University Press, 1974. Lauesen, Soren. User interface design: a software engineering perspective. Essex: Pearson Education Limited, 2005. Martindale, Jaime. Geographic information systems librarianship: suggestion for entry level academic professionals. The Journal of Academic Librarianship. 30 (1) Januari 2004 : 67-72. McGraw-Hill. Encyclopedia of science and technology. New York: McGraw Hill, 1992. Mufidah, Nur Meita Indah. Pengantar GIS (Geographical Information System). www.ilmukomputer.com (19 Maret 2008). Nasution, S. Metode Research, Penelitian Ilmiah, Thesis. Bandung: Jemmars, 1991. Parrish, Abraham. Improving GIS consultations: a case study at Yale University Library. Library Trends. 55 (2) Fall 2006 : 327. Pendit, Putu Laxman. Penelitian ilmu perpustakaan dan informasi: sebuah pengantar diskusi epistemologi dan metodologi. Jakarta: JIP FSUI, 2003. Sevilla, Consuelo G. [et.al.]. Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI Press, 1993. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (Ed.). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 1995. Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008. Sulistyo-Basuki. Metode penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2006.
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Sulistyo-Basuki. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991. Tomlin, C. Dana. Geographic information systems and cartographic modelling. London: Prentice-Hall, 1990. Walizer, Michael & Paul L.Wienir. Metode dan analisis penelitian, Alih Bahasa: Arief Sukadi Sadiman. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987. Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian : Panduan mahasiswa. Jakarta: Gramedia, 1992. Whitten, Jeffrey L. [et.al.]. System analysis and design methods. London: McGraw-Hill, 2004. Xia, Jinfeng. GIS in the management of library pick-up books. Library Hi Tech. 22 (2) 2004 : 209.
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
LAMPIRAN I
Tampilan Halaman Depan www.sulawesigis.org
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
LAMPIRAN II
Tampilan GIS www.sulawesigis.org
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
LAMPIRAN III
Statistik Pengunjung I
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
LAMPIRAN IV
Statistik Pengunjung II
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
LAMPIRAN V
Statistik Pengunjung III
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
LAMPIRAN VI
Statistik Pengunjung IV
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
LAMPIRAN VII
Statistik Pengunjung V
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
LAMPIRAN VIII
Statistik Pengunjung VI
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
LAMPIRAN IX
Statistik Pengunjung VII
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
LAMPIRAN X
Statistik Pengunjung VIII
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
LAMPIRAN XI
Badan Pengurus Harian YIPD
Executive Director:
Alit Merthayasa, PhD.
Administration & Financial Management:
Yokebeth Hartanti
Office Manager:
Jasmin Tobing
Local Government Evaluation Specialist:
Endi Rukmo
Local Government Management Division:
Kabul Sarwoto, PhD.
Decentralization Policy Analysis Division:
Kismet Kosasih
Local Government Finance Division:
E.P. Loebis
Innovation & Best Practices Clearinghouse:
Eko Susi Rosdianasari
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
LAMPIRAN XII Anggaran Rutin YIPD Jenis Anggaran Newsletter Distribusi newsletter Website hosting Buku
Rp. 200.000,00 x 12
Jumlah Rp. 24.000.000,00 Rp. 6.000.000,00 Rp. 7.000.000,00 Rp. 7.000.000,00
bulan Rp. 6.000.000,00 x 12
Rp. 72.000.000,00
bulan Rp. 2.500.000,00 x 2
Rp. 5.000.000,00
TEMPO
Rp. 87.000,00 x 12 bulan
Rp. 1.044.000,00
Kompas
Rp. 70.000,00 x 12 bulan
Rp. 840.000,00
Rp. 100.000,00 x 12
Rp. 1.200.000,00
Colocation Update Sulawesi GIS Langganan terbitan
Rincian Rp. 6.000.000,00 x 4 Rp. 1.500.000,00 x 4
berseri:
The Jakarta Post
bulan E-Indonesia
Rp. 25.000,00 x 12 bulan
Jentera Penjilidan buku Shorter staff Updated brosur
Rp. 300.000,00 Rp. 90.000,00 Rp. 40.000,00 Rp. 6.000.000,00 Rp. 3.000.000,00 Rp. 128.914.000,00
Rp. 8.000,00 x 5 Total Anggaran LAMPIRAN XIII
Rincian penyokong sumber informasi pada Sulawesi GIS
No 1. 2.
Nama Institusi The Nature Conservancy SMERU Research Institute
Jenis NGO NGO
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Forest Watch Indonesia Departemen Lingkungan Hidup Departemen Pekerjaan Umum Biro Pusat Statistik Departemen Kehutanan Asian Development Bank UNICEF
NGO Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah International Organization UN Organization
Keterangan: NGO: Non-Government Organization
LAMPIRAN XIV
Draft Kuesioner Kepada Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari Pengguna Sulawesi Geographic Information System (www.sulawesigis.org) Di tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan tugas akhir (skripsi) saya dalam menyelesaikan pendidikan di Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Universitas Indonesia, maka saya melakukan penelitian dengan judul "Evaluasi Sulawesi Web-based Geographic Information System dari Sudut Pandang Penggunanya". Saya adalah: Nama: Indira Nadya Paramitha NPM : 0704130229
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
Untuk itu saya mengharapkan bantuan dan dukungan dari anda untuk berpartisipasi dengan mengisi kuesioner yang terlampir di bawah ini dengan sejujur-jujurnya dan selengkap-lengkapnya. Data Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian. Anda adalah member Sulawesi GIS yang terpilih dari sekian banyak penggunanya. Kuesioner di bawah ini merupakan pernyataanpernyataan seputar antarmuka Sulawesi GIS. Cara mengisinya, reply message ini ke
[email protected] lalu diisi seperti kuesioner kertas biasa, yaitu dengan memberi tanda silang ( x ). Misalnya, anda tidak setuju dengan pernyataan kuesioner, maka cukup tambahkan huruf "x" di samping pilihan TS (tidak setuju). Contoh: TSx Untuk selanjutnya Sulawesi Geographic Information System akan saya singkat menjadi “SULGIS". Dimohon agar kuesioner ini dapat dikembalikan kepada saya secepatnya. Atas bantuan dan dukungan dari Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari sekalian, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Hormat Saya,
Indira Nadya Paramitha Identitas Responden Nama : Jenis Kelamin : Usia : Pendidikan terakhir : Pekerjaan : Frekuensi menggunakan internet : …… jam/ hari ...… .kali/ minggu Frekuensi menggunakan SULGIS: …… kali/ minggu …… kali/ bulan Saya menggunakan SULGIS dengan browser:
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
a) b) c) d)
Internet Explorer Mozilla Firefox Opera Lainnya (sebutkan) ……
Saya mengenal SULGIS dari: a) Brosur b) Internet c) Relasi kerja/ teman d) Lainnya (sebutkan) …… Mohon memberi tanda silang ( x ) pada pilihan yang tersedia, sesuai dengan kepuasan anda. Keterangan pilihan jawaban: SS : Sangat Setuju S : Setuju N : Netral TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju I.
1)
Questionnaire Fit for Use Informasi hasil dari penelusuran GIS, relevan dengan tema
SS 2)
S
N
TS
STS
Informasi yang ditampilkan setiap pilihan tema up to date
SS 3)
S
N
TS
STS
Penelusuran dengan GIS menghasilkan jawaban yang akurat (tidak
error)
SS 4)
S
Hasil permintaan
SS 5)
6)
diperoleh
N
TS
STS oleh
search
engine
relevan
dengan
STS
S
N
TS
STS
Questionnaire Ease of Learning Informasi hasil penelusuran GIS mudah disimpan (save)
SS 7)
S
TS
Fasilitas kontak kami berfungsi, pengelola mudah dihubungi
SS II.
yang
N
S
N
TS
STS
Bahasa yang digunakan SULGIS mudah dimengerti
SS
S
N
TS
STS
8)
Bahasa penyampaian yang digunakan SULGIS mewakili bahasa yang saya gunakan sehari-hari
SS
S
N
TS
STS
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
9)
Pengoperasian SULGIS mudah dipelajari
SS
S
N
TS
STS
III.
Questionnaire Task Efficiency 10) Dengan SULGIS, saya dapat mengurangi waktu (efektif) dalam penelusuran informasi mengenai Sulawesi
SS
S
N
TS
STS
11) Dengan SULGIS, saya dapat mengurangi usaha (efisien) dalam penelusuran informasi mengenai Sulawesi SS
S
N
TS
STS
12)
Klasifikasi area, tema, dan pilihan menu lainnya pada GIS lebih dari apa yang saya butuhkan (lengkap)
SS 13)
S
N
TS
STS
Penelusuran pada GIS cepat memberikan hasil
SS
S
N
TS
STS
IV.
Questionnaire Ease of Remembering 14) Tata letak menu dan gambar teratur
SS 15)
S
N
TS
STS
Tulisan pada web SULGIS mudah dibaca
SS
S
N
TS
STS
16)
Kekontrasan warna pada web SULGIS pas (tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap)
SS 17)
20)
S
N
TS
STS
S
N
TS
STS
S
N
TS
STS
Questionnaire Subjective Satisfaction Saya puas dengan hasil penelusuran informasi pada SULGIS
SS 21)
STS
Ikon-ikon pada GIS variatif dan tidak membosankan
SS V.
TS
Gambar pendukung pada halaman utama menarik perhatian
SS 19)
N
Warna yang digunakan SULGIS menarik perhatian
SS 18)
S
S
N
TS
STS
Saya puas dengan hasil perolehan search engine
SS
S
N
TS
STS
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008
22)
Saya merasa nyaman menggunakan SULGIS
SS
S
N
TS
STS
23)
SULGIS sangat membantu saya dalam memperoleh informasi mengenai Sulawesi
SS 24)
S
25)
S
STS
N
TS
STS
Questionnaire Understandability Saya memahami cara menggunakan GIS pada web SULGIS
SS 26)
TS
Saya akan merekomendasikan SULGIS kepada orang lain
SS VI.
N
S
N
TS
STS
Saya memahami cara menelusur informasi pada GIS
SS
S
N
TS
STS
----SELESAI---TERIMA KASIH ATAS KERJASAMANYA ________________________________________________________________________ > Be a better friend, newshound, and > know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. > http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
Survei pendapat..., Indira Nadya Paramitha, FIB UI, 2008