SURAT DARI BENTON JUNCTION
Surat dari Benton Junction Atalya, Suset
i
ii
LYA-SUSET
Surat Dari Benton Junction © AtalyaSuset, 2013
Layout: Elena Desain Sampul: Elena
@atalyaa, @isuset
SURAT DARI BENTON JUNCTION
iii
iv
LYA-SUSET
Terima kasih
Kepada Engkau yang telah memberi kamu Kepada kamu yang menjadi inspirasi
Kepada cinta yang member rindu Kepada masa yang memberi memori
SURAT DARI BENTON JUNCTION
v
2
LYA-SUSET
SURAT DARI BENTON JUNCTION
Biar malam bersaksi Pelan tapi pasti aku mengitari malam Ketika hatiku gelisah akan isinya Karena datangnya engkau wahai hapsari Coba ku ungkap kepada bintang Malam ini Hati gundah akan rasa Tapi benar, memang tiada bintang dapat mendengar Sebab awan cemburu melihatku Dan rintiknya sembunyikan bintangku Namun hati ini tetaplah hati Yang mendengar meski telinga tuli Yang melihat meski mata buta Yang tersenyum meski wajah menangis Engkau tahu kasihku? Bahwa mataku tertuju pada hatimu Telingaku mendengar nafasmu Dan hatiku merasakan jiwamu Biarkan hatiku bicara Meski sedikit saja tentang cinta Memang tiada indah bila hanya kata Maka itu berilah aku hatimu Malam ini gelisah tetap akan menjadi Walau engkau bentengi diri Dan aku hanya dapat memandang bintang Yang sembunyi di balik awan Takkan pikirku lupa akan malam ini
3
4
LYA-SUSET
Malam ketika aku melihat bintangku Bintang dibalik awan kelabu Kopeng, November 2006
SURAT DARI BENTON JUNCTION
5
Kepadamu saja malamku..... Roda sepeda motorku berputar di sepanjang jalan ini, ya tentu saja berputar menjelajah kotaku dengan cinta Mengarungi malamku denganmu saja... Menghabiskan sejengkal demi sejengkal jalan kotamu yang mulai lengang Rasa yang menyala ini tak ingin kulewati begitu saja Sembari menikmati rona kotamu yang mulai redup Tanganmu yang lembut memegang hatiku Memeteraikan rasa di sudut hati yang dahulu demikian gelap Nadiku melonjak girang tak dapat ku sembunyikan Senyum yang bergetar dibalik bibirmu Memaknai malam yang seakan cemburu memandang Engkau menyanyi lembut dengan hatimu Membuat dunia terdiam terlena Kabut tipis yang di timpa temaram lampu merkuri melengkapi simponi malam Sebaris kata pujangga sekalipun kuyakin tak mampu merangkai rasa ini Michelangelo pun tak mungkin bisa memahatnya Kasihku... Tak ingin aku berakhir perjalanan ini Biar saja jalan kotamu habis di telan waktu Biarkan hatiku bertaut padamu saja Menghabiskan malamku, juga detakku... Melewati hariku, menulis kisahku... Yang kutahu dengan segala pernik-pernik Agustus 2007.
6
LYA-SUSET
Jalanku, jalanmu, dan jalan gelap kota tua… Cahaya malam mulai berpendar Di ujung jalan dekat persimpangan Kota tua yang mulai rapuh Seiring detak jam di tugu bundaran Aku berdiri menatap cakrawala Yang memudar oleh rona jingga yang menggoda Hatiku tersentuh oleh belaian Berkas cahaya yang menelusuri jalan-jalan kota tua ini Hari-hariku berlalu demikian lurus Monoton dan tanpa pernik-pernik Aku tenggelam dalam adat biasa Aku terbenam, mati tanpa kreasi Oh tidak… Hari ini begitu berbeda Senyum manis yang kau lempar padaku sore ini Menemaniku melewati petang yang seakan membentuk harmoni Menggoda hati agar menari Engkau berdiri di sampingku dengan mata sayu Memberiku inspirasi Tegar melewati jalan-jalanku yang mulai gelap oleh cahaya malam Senyummu bercerita tentang lampu-lampu jalan Yang menemanimu melewati jalan-jalanmu Yang juga gelap oleh cahaya malam Tentang kaki lima yang dengan senyumnya dan redup cahaya lampu minyak Menawarkan keramahannya menghiasi jalan-jalanmu
SURAT DARI BENTON JUNCTION
7
Tentang orang-orang yang bersila menikmati sajian dalam segala ekspresi Terhampar di sepanjang jalan-jalanmu Mengajakku melihat sisi lain dari kegelapan malam Matamu bercerita tentang hari esok Yang mungkin cerah dan mungkin juga hujan Penuh misteri menantang untuk dilalui Tentang malam gelap yang selalu menggantikan siang Yang membiarkan hari menjadi utuh Agar kita mengerti genaplah satu hari dan biar berlalu Agar bulan juga berbagi sinarnya menawarkan keindahannya Hingga hari esok menjadi ada mengganti hari berlalu Februari 2007
8
LYA-SUSET
Mata hati pagi buta Lalu apakah aku? jika ia yang setia terus menunggu bahkan hingga senja Lalu apakah aku? jika abai tetap tegak atas rasa aku bahkan hingga jingga Lalu apakah aku? jika hampa terasa terus jauh bahkan hingga tanpa kata Lalu lipatlah hati agar tak cemar hingga kusam dan buram simpan dan rapat terkunci Maka lihatlah fajar jika gelap pagi ini tunggulah esok hari sebab janjinya setia Jika masih ragu lalu dengarlah kicau yang riang setelah hujan merayu sang awan
SURAT DARI BENTON JUNCTION Masih tegakkah aku? jika sesal harus datang meski badai telah lalu dan bunga tinggal sebatang Maka jauhkan sia sia sebab tak ada sempurna pada unsur tunggal yang tak bersenyawa April, 2012
9
10 LYA-SUSET Setapak Rindu bergegas kau berlari pada butir-butir pasir membawa sekeping rindu menempel pada kaki kaki telanjangmu butir-butirnya melompat, terbang pada riang yang bergelombang sesekali sentuh perih pada gores luka telapakmu membekaskan kernyit pada dahimu kerut berpola pada bekasnya tapakmu lembut tinggalkan bekas dalam hingga asam laktat penuh pada betis uratnya telah mengencang pada detik yang terus bergulung jarak telah jauh pada rindu yang makin memberat menggumpal… menyusun massa mengkristal… sisakan kilau tanpa sadar makin besar dan silau sesekali nafasmu tersengal meski tak henti denyutnya sesekali tertahan langkahmu
SURAT DARI BENTON JUNCTION menepis butir pasir yang melekat sesekali pula kau memincingkan mata menerawang jauh menera jarak tersisa… Maret 2010.
11
12 LYA-SUSET Foto dalam facebook. Panas telah membakar atap atap lapang di perumahan Angin berhembus menyapu Menyampaikan pesan tentang kesejukan Jam dinding berputar sudah hampir jam satu Surat maya sampaikan kabar tentang kerinduan Sedang apa engkau disana puan? Beberapa bingkai kecil antarkan penawar Waktu yang kau hentikan untuk disimpan Rambut yang kau biarkan panjang, lalu kau sampingkan di ujung depan Sesekali kau paparkan pipimu, lain kali kau tampilkan bibirmu Kerut yang kau sisakan pada cerita dan senyum yang kau sematkan pada muka Aku mencoba mengingat masa, saat kau terus mendewasa Kau katakan apa orang bilang, aku rasa aku telah dibutakan Tapi nyatanya aku terlanjur senang, berdua merangkai impian Kau sampaikan padaku tentang angin Yang berhembus lembut pada tanah dingin Mentari terbit disela kabut yang tersapu Menjadi lagu setiap fajar baru Kau sampaikan juga tentang senja di ujung sana Menenggelamkan jingga di tengah samudra Tak ada lagi rindu teramat dalam Hanya hembusan cinta pada nafas tenang
SURAT DARI BENTON JUNCTION
Sudah menjelang maghrib rupanya Bubungan asap memenuhi langit atas kota Berpendar oleh sinar surya Memberi nuansa senja yang pekat Tak ku kira tenggelam begitu lama Bingkai waktu telah menawar rasa Rindu padamu yang jauh di sana “Ah, jadi melo”, katamu singkat September 2011.
13
14 LYA-SUSET Cloudy Night Rest of my day were going bad Since a silly thing that made me mad I never thought how great the effect Just made me couldn’t sleep yet You shown me beautiful pirate eyes It’s just feels like hot chili spice Made me freeze like blown by dry ice The sky were clearer that night And the moon shown its light So beautiful made the life so tight Teach us to see the bright side Make my shoulder a place to lay Everything I’ll do so you can stay I’ll stand to be hold on your way This conversation has to be end Coz I know life has its end But I’m sure love has no end That often make people were blend Said I’ll marry you someday Make it true so let’s pray It’s just like the game we’ve played Salatiga, Januari 2010
SURAT DARI BENTON JUNCTION
15
Kenangan untukmu Perjalanan ini begitu banyak pernik didepan mata Aku begitu ingin kau di sampingku kawan Menyaksikan apa yang ku tatap Aku tidak ingin menyimpannya dalam keabadian teknologi Karena lekang ditelan jaman Aku hanya ingin menyimpan ini di hatiku Dan kutitipkan pada angin yang lalu Biar dibawanya kenangan ini kepada dunia Aku ingin menyimpannya dalam hati Menitipkannya pada dedaunan Agar tinggal tetap disini Dibawanya mati disampaikan pada Ilahi Aku sungguh ingin kau disini Menyimpannya dalam hatimu Walaupun waktu menggerus Tanah ini menyimpankan untukmu juga Hingga saat kau lupa nanti Tanah ini yang membawanya kepadamu oleh angin yang membelaimu Aku yang duduk disini menitipkann pada jiwa yang dihembuskan angin padamu pada detik ini juga dan pada detik-detik yang akan lalu Dan biar tulisan ini saja yang menyimpan ingatanku Juli 2008.
16 LYA-SUSET Ketika kau pergi Perlahan waktu terus berputar, detik terus berdetak Melewati goresan peristiwa melukis cerita Pada setapak panjang yang lalu Meninggalkan bekas yang tak lekang ditelan waktu Aku berdiri di batas cakrawala kepada laut kulepas mata memandang ombak membelai pantaiku Kepadanya ombak berujar tentang ceritamu di seberang sana di batas rasa yang tertahan… mengarung mimpi Juni 2007.
SURAT DARI BENTON JUNCTION
17
Pesan Singkat Angin, hujan, aku turun melambaikan tangan Memutar badan Menyentuh daun Basah oleh embun.. Apakah angin, apakah hujan.. Aku enggan.. Untuk turun.. Menggores jantung.. March 12th, 2009, 16.30 Every scratch from you counts… to let another reads that, make the scratch either meaningful or colorful. If they still cannot read that, check the paper… September 4th, 2009, 10.25 Yes, indeed…, the moon and the stars holding it…just by a glance… I know it. We do see the same…the same indeed September 21st, 2009, 18.52 Ketika hancur sudah kata menghitamkan senja Tidak lagi meragukan alasan terbeban pada sunyi bunyi bening batu February 22nd, 2009, 00.41
18 LYA-SUSET Kalau jauh bisa mata mendengar… Aku tidak lagi akan melegakan hati pada hari nanti… Jika tidak mata merasa… Aku mungkin akan menghentikan betapa daya tak bercita… February 12th, 2009, 10:59 Senja yang muram.. Awan yang mendendangkan nada bertanda legam dalam diam… Seperti mendendam pada karmanya sendiri… Luka dalam hati February 1st, 2009, 19:53 If the clock still ticking Our heart is beating And eyes blinking… Know for sure that love still living November 10th, 2008, 07.37 Kelak kalau tetes terakhir jatuh menyentuh Tetes pertamalah yang membawa nada Dalam gulungan awan rendah bergerak Debu airlah yang menyimpan rasa Rasa dalam ruang kaca tanpa berkata Jauh dan rendah Lelah dalam kenangan October 21st, 2008, 16.30
SURAT DARI BENTON JUNCTION Ini seperti angin mengalir melewati langkah Aku duduk dan menatap celah Mengapa tidak ia masuk dan mengetuk Tapi bergemuruh dan menghentak tak mau takluk October 21st, 2008, 15.25 Aku menghitung satu Aku menghitung tujuh Memandang langit yang menggoreskan rasa dan hati Dan cahaya pendar mata… October 15th, 2008, 21.28 Berdiam akan sama dengan riuh Bergeming tak berbeda dengannya Putaran dan berpusat pun adalah waktu October 6th, 2008, 01.25 Mengingatkan kepada suara-suara di seberang dinding… Dan aku tahu dengan hatiku… Dan aku yakin dengan… Hatiku… October 6th, 2008, 00.25 Seperti bunyi yang terdengar di saat diam Dan daun terakhir yang melayang turun Yang syukurlah masih turun… October 5th, 2008, 23.39
19
20 LYA-SUSET Hendaknya orang menjadi hati karena mata.. Ditengah banyaknya mata yang tidak tehubung hati… September 09th, 2008, 12.12 Seperti keriangan daun yang meratap Berbunyi berdesir meraba cahaya. Akupun mengira dia hanya bernyanyi menyisir sunyi bernada hati… Hati yang berujung daun September 20th, 2008, 01.06 Nyala itu berkata pada segala benda yang tak padam akan cuaca “hai, mengapa tak kau gantikan saja…” September 10th, 2008, 17.48 Sisi di dinding membentuk siku-siku bergaris turun ke lantai tua Celah di atas tiga memamerkan pekat yang tak tahu akan artinya Entah berkah entah tiada September 8th, 2008, 22.10 Wajar kulihat gelap diujung sana, muram yang tak bertuan Indah yang menyakitkan Terjatuh ia terduduk, air yang oleh legamnya menetes resah September 1st, 2008, 19.32
SURAT DARI BENTON JUNCTION
21
Aku menangis Aku menangis karena hujan turun terlalu cepat, jauh di luar perkiraan. Televisi berdengung, tik-tok-tik-tok jam dinding membuyarkan ketenangan Aku menangis karena seekor cicak terjatuh, berteman gravitasi yang bukan buatan Lampu berpendar,seperti gema kudengar di ruangan yang bahkan tak bertuan Aku menangis Karena kehidupan tidak nyaman di layar kaca, berharap cemas kapan akan datang Nyamuk berkeliaran, seperti serbuan jarum tak kenal kata ampunan Aku menangis Karena jalanan sekarang seperti tak kukenal, berputar melayang tak tahu apa tujuan Kabut turun terbang dalam diam, selendang putih dari sutra buatan alam Aku menangis, alasan apa lagi yang akan aku pakai seperti burung bangkai tak tahu kapan lagi terbang menukik tajam tanpa mangsa diam dalam rantai Aku menangis tuan, kali ini bukan tanpa alasan. sekedar rindu, kuharap tidak berlebihan. April 2012.
22 LYA-SUSET Senja Di Bangku Tua Stasiun Kereta Senja merangkak titian waktu di ufuk barat Seakan kelopak mata yang lelah Surya tenggelam dalam peluk hangat lautan Sayu diantara kelu nyanyian malam Pukul 5 lewat sebatang rokok Jam kota di ujung jalan atas menara menunjuk Tak ada yang menyangka senja telah kembali datang Hewan-hewan beterbangan diatas ladang Di sepanjang jalan diatas bangunan Gerak massal yang natural Hari telah menutup matanya sayangku Setelah berdendang sepanjang siang Digantikan remang cahaya malam sepanjang arteri kota Nyanyian malam disela bisingnya kota yang nyaris sama Aku duduk termenung pada kursi kayu diseberang lanjaran besi Memanjang berbatas cakrawala Kulayangkan mataku padanya Menikmati berkas senja yang tersisa Diantara kerucut merkuri stasiun kereta Goresan warna serta kerut pada kursinya sangat kental era gerilya Entah gerangan apa yang mengusik hatiku Kerut membekas di bangku yang kubuat senja lalu Gelisah menunggu waktu Senja telah kembali sayangku Persis senja yang lalu Senja utama menderu diatas gelisahku
SURAT DARI BENTON JUNCTION Becak-becak terjaga dari lelahnya penantian Riuh rendah sepanjang gerbang beradu Aku tenggelam dalam suasana Sejenak saja berlalu menggilas gelisahku Senja utama berlalu meninggalkan lengang suasana Sepi kembali beradu menanti dirimu Persis seperti senja yang lalu Lirih pengamen menyanyikan penantian Berkas lampu stasiun melukiskan kesedihan Yang tersisa hanyalah rona kecoklatan Pada wajah murungku Menara diujung jalan berdentang tujuh kali Goresan dibangku menemaniku melewati hari Cat biru memudar tak lagi membekas dibangku Gelisah senja lalu kembali menghampiri Ketika kertak bantalan rel menyanyikan gairah kereta Mamancing gairahku akan harapan Riuh rendah roda kereta membawa kabar Tak seperti senja lalu Kereta tua kelas bisnis Gerbongnya setua anganku Catnya memudar, memudarkan penantian Gaduh beradu memecah malam stasiun tua Sejenak saja berlalu Kereta menderu membawa gelisahku Peluit kereta terdengar lebih merdu dari senja lalu Meninggalkan namamu diatas bangku Saksi bisu senja-senja yang telah lewat
23
24 LYA-SUSET Entah berapa... Rindu... Itu saja yang tersirat dalam benak Tertuang peluk hangat Tiba-tiba saja rona merkuri menjadi melankolik Tak seperti senja lalu... Agustus 2008
SURAT DARI BENTON JUNCTION
Laju Kereta Laju Diatas bangku kereta laju sandarkan raga Kau rebahkan kepalamu yang berat karena beban Lembut rambutmu terurai mengurai kisah Kutautkan mataku pada pepohonan Berarak cepat dalam bingkai kaca Seakan cepatnya waktu akan hal-hal lalu Melambaikan dahan-dahannya yang kaku Tak terlihat senyum tak nampak sedih Tak jelas rautnya berubah Begitu cepat, sungguh natural Kau genggam tanganku dengan jemari kasih sayang Lembut dan lentik jari-jari mungilmu Dengan rindu di ujung-ujungnya Kulayangkan jauh bola mataku Pada gubuk-gubuk di kejauhan Lambat merayap pada kaca jendela Kusam... buram... Kabur bentuk gubug di kejauhan itu Walau pelan waktu berjalan Ke Jogja kereta ini melaju pasti Kota lama yang berangsur merayap pada hal nanti Sekilas saja bayangan membentuk Kemudian buyar begitu cepat, secepat laju kereta Kabur ditelan waktu tak bersisa di bingkai kaca jendela Hidup itu tentang berlalunya waktu Agustus 2008
25
26 LYA-SUSET Pancuran di Tugu Kota Sore ini aku terduduk lesu dibawah remang lampu Di sendunya senja kota lama Mataku tertuju pada tugu meterai kota Airnya berlomba di tengah tarian lampu-lampunya Hatiku tertegun disana sesaat menikmatinya Aku mau melewatkan senja ini bersamamu sayang Ya disini saja... Dalam peluk mesra rona merkuri Seakan protagonis panggung Broadway Diantara gelap malam Hijau lampu itu, kau lihat bukan? Airnya gemericik manjadi saksi Satu putaran... Dua putaran... Tujuh putaran... Entah telah berapa putaran Aku mau melewati putaran-putaran itu Menghabiskan hari-hari kita Malam terus beranjak Kian apik saja pemandangan ini Cahaya kota menari-nari menggoda tugu Yang tegar memeteraikan kota Aku sungguh tak ingin mentari cepat terbit Menindas malam yang begitu indah ini Kulayangkan sejenak mataku Berpaling kepada panjangnya jalan ini
SURAT DARI BENTON JUNCTION Lampu-lampu berjajar menuju horison Gelap diujung sana Aku beranjak dari sorot salah satunya Dengan genggam erat tanganmu aku berdiri Memandang sejenak malam kota tua ini Meresapinya dan menyimpannya pada bekalku Bersamamu ingin kulewati jalan ini Agustus 2008.
27
28 LYA-SUSET Senja di Boulevard Tak kubayangkan menikmati senja diatas rerumputan Di depan megah gedung dengan lampu-lampunya menari Siluet kelelawar beterbangan menari-nari diantara kepulan asap Melukis kerinduan di angkasa gelap tanpa bintang Hingga nampak gemerlap Warna berpadu dengan suara-suara sayup menyelaras harmoni Membidik gelisah hati diantara bisingnya kota Rona kecoklatan memberi nuansa syahdu Menyusun kenangan dalam kerinduan Kau yang jauh berada Dibawa Sang Bayu dalam tarian siluet kelelawar Disambut siluet-siluet yang menjadi kaku tertegun Sorot lampu saling berlomba melantun salam Kepada Sang Dewi dari negri seberang Aku hanya bisa terduduk mensyairkan rasa Terpaku dalam angan menyisir kenangan Roda-roda kaki lima telah beranjak dari boulevard Lengang tak bertuan Namun kataku terus mengalir Dari bait-bait rindu yang kau cipta Dari siluet dalam hembus angin senja Kota ini terus memberi makna dalam warna-warna senja Meresapkan kenangan dalam kerinduan hati Agustus 2008
SURAT DARI BENTON JUNCTION
Malam hari sebrang kedai kopi Terang tak silau pandang Remang tak hilang bayang Pada batang lampu berkedip Pada bibir tipis senyum terselip Roda berputar tenang Kaki berderap pelan Perlahan bising melesap Semburat surya ditelan gelap Setetes saja cahaya jatuh Sekejap lenyap tak tersentuh Telah datang malam ayahku bilang Pulanglah lekas selagi ada bayang Kau panggil sesal sekali pun jangan Sejenak tinggal pergi pun ia enggan Sebentar saja pintaku Agar kutambah kata pada buku Tentang cahaya tak tersentuh Tentang laju yang meluruh Juni 2011.
29
30 LYA-SUSET Bintang kejora yang tak pernah redup.. aku selalu ingin melihat laut yang tak berujung.. diantara gemuruh ombaknya putih buihnya bening airnya tenang di sana menikmati redup langit malam padanya sinar memantul... indahnya tak disimpannya sendiri disimpannya kejam kedalaman saat malam dibaginya indah senyum terumbu karang kala siang menjelang ia terlalu jujur pada langit tentang kelamnya malam tanpa bulan bintang tak ada tingkap pada mukanya ia terlalu sabar pada sang badai memberi diri diombang-ambingkan hingga tenang sang awan padam murka sang angin laut yang tak berujung... bintang yang paling terang laut dalam kesederhanaannya mengatakan kebesarannya gemuruhnya menyimpan kesabarannya kebeningannya menyisakan kejujuran ya bintang yang takkan pernah padam betapa batas tak berujung padanya mengajarkan padaku hal-hal besar yang dibenamkan batasan logis ya bintang yang dekat dalam kejauhan akupun terbangun dari mimpi panjangku dan akupun terbangun..
SURAT DARI BENTON JUNCTION
31
Desember 2008
Merindumu, tanda seru. Bolehlah kau bilang aku berlebihan, tapi apalah yang terlalu berlebihan untuk sebuah kasih sayang. Bolehlah kau bilang aku kekanakan, tapi apalah yang terlalu kekanakan untuk sebuah perasaan. Silahkan kau bilang aku menyangatkan, tapi sayang..kurasa kau pun pernah merasakan. Merindumu itu sayang, seperti ketika aku melihat ke luar jendela dan tidak menemukan pagi. Merindumu itu sayang, seperti berjalan berputar dan tidak menemukan titik henti. Merindumu itu, saat aku duduk terdiam dalam pusaran waktu tanpa mentari, berkali-kali. Tunggu sayang, bahkan juga seperti kehilangan intuisi untuk menyelesaikan sepenggal puisi. Sayangku, maafkan aku jika aku terlalu. Tapi merindumu itu, tanda seru. Januari 2013
32 LYA-SUSET 11-3 11 Kita bersapa, bertukar cerita.. Bertanya-tanya. 12 Kita berdiskusi, mencari pemahaman diri.. Beraktualisasi. 1 Kita melepaskan sendu dan haru, membungkus setiap kata dalam rindu.. Merayu. 2 Kita saling melontarkan keinginan, bermimpi menyambut masa depan Harapan. 3 Lelah kita membatasi waktu “mimpi aku”, katamu. Dan aku berharap akan selalu bisa melewatkan 11-3 bersamamu.
SURAT DARI BENTON JUNCTION
Dua dan waktu menujuk dua diantara kaki-kaki waktu yang telah kau lampaui ketika tak lagi satu, dua telah tertambah diantara kaki-kaki memori yang telah kau lewati.. waktu berjalan kawan, panjang terbentang diantara hari-hari yang kau tapaki dan waktu telah menunjuk dua kembali… Salatiga, Mei 2009
33
34 LYA-SUSET deJune happiness Ketika pagi ini datang dengan mengendap Sunyi hening daun-daun berkilau embun Butir-butir kabut menyeka fajar Menyingsing rona langit tanpa mega-mega Jalan-jalan dingin menyentuh telapak kaki tanah basah Membasuh pori riuh rendah burung bernyanyi harmoni Berkas pagi berlari meloncat menari Berkilau embun ujung daun membias rona Mata ganti mata memandang langit Tinggi membubung asa Hari ganti hari memandang cakrawala Jauh menembus masa Satu berarti sendu, dua berbagi makna Kupu-kupu menari Membuang sendiri bunga mekar pagi Daun-daun bergoyang bertepuk riang Riang berpadu, berpadu makna Juni 2009
SURAT DARI BENTON JUNCTION
35
Antara adalah waktu ketika setiap detak kau hitung satu adalah cinta ketika setiap jejak kau bilang rasa dan antara keduanya yang bersapa adalah kita yang dipersatukanNya dan dimanapun kita berada, adalah cinta yang setia berteman sang waktu yang menyambut pagi dengan cita dan mengarungi malam dengan dendang dan antara keduanya yang seia adalah kita yang dipersatukanNya April 2013
36 LYA-SUSET Il Viaggio When I once heard you say Then I began to pray God, this is the one I want to stay Know that you are meant to me Feel that you are the one to be I just can’t believe it Don’t want to keep it as secret Then at that night you tell me That you want to know me I just can’t trust this sense Is that true you are going to be mine? My days then go bright Everything seems so right We are holding hands and travelling the night When you are around, never I feel the fright Yes, indeed sometimes we argue Debating something in its value There are times you let me down and I make you frown But never you leave me, I neither don’t My sweetheart, I love you Countless minutes, I always feel that I miss you I always hope that every good thing happens to be Every joy delightfully wrapped with glee
SURAT DARI BENTON JUNCTION You yourself facing this voyage of life happily And here my heart will be, as the company… So proud of you boy! Juni 2011
37
38 LYA-SUSET
SURAT DARI BENTON JUNCTION
39
40 LYA-SUSET
SURAT DARI BENTON JUNCTION
41
Benton Junction #bentonJunctionLalu habis sudah kepadatan jalan, gelap sudah merambat, laju kaki mulai pelan, seiring luruh penat… bentonJunctionJika goenawan mohamad itu penyair, maka aku # hanyalah penikmat berteman kopi secangkir. Lama kami tak bertemu, kami ngobrol asik sekali. Tentang hawa dingin, tentang senja, tentang ronde, tentang jalan-jalan penuh merkuri. sangat manis. #bentonJunction Namanya Dian. Dia suka lukis wajah, sehari paling tidak 2 dia bikin. Ia gambar wajahku, sambil menikmati kopi. Iseng katanya...#bentonJunction Setengah badan, meja kayu, cangkir kopi, sketsa yang ia buat untukku. “penanda hari ini, sebagai pengingat saat pikun nanti,”ujarnya. #bentonJunction Aku pulang lebih awal, kali ini dengan shuttle. Lampu taman sudah berkelip saat ku temui Dian di #bentonJunction. “Sekedar mengurai cerita aroma kopi,” katanya. Kuning merkuri dan sedikit rona merah ber-cacha pada muka. #bentonJunction. Bulan berguman tentang gundah redam, pada ketuk kaki-kaki lelah melayang asap kopi. #bentonJunction Di satu meja #bentonJunctionkami bincang soal surau yg mulai sepi, kapel yg berangsur lengang. Roda-roda masih berdesakan memburu lampu merah, apartemen menjulang sepi. Anak-anak meratap dinding berteman bising. Dian bawakan aku album foto, "isilah dengan kenangan-kenangan manis," katanya kemarin sore di #bentonJunctiondengan secangkir kopi.
42 LYA-SUSET Aku rasa kopi dan kerlip taman telah cukup untuk malam-malam berlalu. Tiap goresanmu tatahkan keindahan sketsa. Sesekali bising melintas wajar di #bentonJunction . Lalu rintik turun atas langit hingga merkuri menangis. Di #bentonJunctionsimpang jalan bersatu. Kau bisikan tanya tentang air yang jatuh untuk mendung. Jam10 #bentonJunctionmasih ramai, kau ceritakan padaku soal malam yang tak pernah lalu dalam mimpimu tentang Asmara. “Soal jasmerah, kukira ia terinspirasi perempuan, yang menyimpan banyak hal jadi kenangan,” ujar Dian selesaikan sketsa wajah. "tindakan ikuti kekaguman," tulis Dian saat selesaikan sketsa wajah Sukarno, di salah satu sudut #bentonJunctionseketika senja memanggil malam. Kataku pada kuncup layu, “kenapa masih saja setia mekar fajar bila layu kala senja?” Segaris merkuri jatuh, jatuh pada tepian wajah. Menggariskan sketsa jiwa. Keras menantang keadaan sublim yang menyesakkan. Jika kopimu pahit, maka kawan karib menemanimu menghabiskannya. #bentonJunction Mungkin temaram bilang jika bayang hilang. Di serpih abu ranjau jalan berdebu serak, sesak. #bentonJunction Menara besi menjulang pada semburat senja, lambat laju memeluk malam. Adakah bintik-bintik merkuri merajuk, pada tiang-tiang sepanjang jalan. Lalu kauceritakan tentang senja tempo hari yang tak rela kau lepas, laut yang berdebur pagi ini menatahkan riang pada rautmu…#bentonJunction
SURAT DARI BENTON JUNCTION
43
Jangan kau biarkan rintik jatuh sebab pelupuk mata lebam oleh ratusan tawa kecut. Lambaikan jarimu pada sketsa senja syadu #bentonJunction *** Aku adalah dirimu dalam fase lain manifest kehidupan… Jadi apa yang kau cari jika aku yang ada di dirimu? Tolong jangan kau habiskan hujan yang tersisa setitik itu, ketika petang telah menarik kabut dari matamu yang sayu itu.#Dian Sketsa itu menggariskan proporsi, sehingga tanpa warnapun ia menjadi berarti, setidaknya dikenali. tak beda dengan eksistensi diri, kata#Dian Kita hidup seperti petani yang selalu menyiangi rumput, bersihkan hati dari 'rumput' yang tumbuh tiap hari.#Dian Rokok sudah hampir habis, mataku masih tertahan kopi, aku tak bisa mengingkari kehangatanmu wahai hati. bawakan aku ronde dan jadah bakar, biar lalu kabut dan dingin...biarlah temaram lampunya, giliranku berjaga. Jika diatas hati itu cinta, langit mana yang turunkan badai.#headshoot Lalu angin yang bsorak menngajak pinus-pinus menari, tatahkan raut riang pada wajah bocah lelah. Dapatkah kau menolak kuncup yang mekar?#headshoot Kepada senja yang bertekuk pada malam, kuserahkan jingga yang kepadanya laut bermesra. Lalu kau dendangkan simphoni rindu.#headshoot Ini sudah bulan hujan ketika kangenmu mengintip dari balik awan. Di sela daun-daun jatuh pada jalan sepi kala meranggas, rinduku yang inti telah memberiku nafas. Apa yang lebih rapat dari sela hujan selain rindu kekasih.
44 LYA-SUSET Jika dalam ricik air ada lagu, itu pasti rindu. Jika dalam risau hati ada rindu, itu pasti kamu. Jika pada langit ada sketsa, itu pasti cinta. Jika pada denyut hati ada cinta, itu pasti kita. Maka sebut saja rindu, kala hujan di tepi telaga bersenandung merdu. Kalau hujan itu dingin, lalu ku sebut apa senyumku karena jauh darimu... Antara aku dan kamu hanya terpisah angin yang sesekali mendesis membisikkan kisah... #kangen Redup terang lampu natal itu cahaya hati yang tak paten...atau mungkin, ia kejutan cinta yang konsisten... Aku racik teh ini, yang kau minta dari kejauhan, agar kau nikmati sedunya. sebab hanya ada 1 rasa antara kita...#Dian Kalo itu kamu yang diujung sana senja, hari apa yang kulewat ketika subuh bertalu merdu. #Dian Bulan yang tak sembunyi ini telah lama kulewatkan tanpa kamu..#Dian Kalau fajar yang tak lelah itu mengeluh, kepada siapa lagi aku bercerita tentang ranting-ranting yang gugur daunnya, dan tentang jauhnya pulau karena samudera. Jika mekarnya kuncup pagi ini adalah isyarat, maka biarkn matahari tak beranjak dari fajar. Pada suatu waktu kau akan tahu kalau kau tidak punya apapun dan siapapun. Maka syukurlah atas kopi di sela merkuri malam ini... #Dian "Senja ini begitu jingga, rautnya manis. Berbondong burung mengarah utara menarikan ronanya. Kurasa senja ini yang kaulihat disana". Begitu sepenggal tulisan Dian. Ia pernah berujar sesekali ingin merasakan sensasi menulis surat. Ya benar, menulis surat. "Entah kenapa, setiap bersurat aku merasakan kisah tempo dulu,
SURAT DARI BENTON JUNCTION
45
kisah-kisah yang diceritakan ibu. Dan tiba-tiba semua warna berangsur kecoklatan", ujar #Dian. *** Lama kita tidak ketemu. Canggung juga rupanya. Dian sesekali memindah rambutnya dari kiri ke kanan, balik lagi dari kanan ke kiri..#bentonJunction Masih Dian yang kukenal, aku mencoba meredakan canggung, rambutnya sedikit lebih panjang kukira. Lebih berombak. "Kau lukis apa kali ini?"#bentonJunction Setiap kami ketemu, Dian pasti buatkan aku sketsa pada secarik kertas dengan pensilnya. katanya, kesannya jauh berbeda dibanding dengan foto.#bentonJunction Meski sederhana, ada kesan lebih pada sketsa. Tebal tipis, kita yang tentukan. Ada makna yang digoreskan, ada rasa yang teruraikan.#bentonJunction Sekali lagi ia pindahkan rambutnya, ke kanan. kali ini sembari memegang cangkir. Seruput kopi mengisi canggung lampu yang temaram itu.#bentonJunction Tidakkah kau lihat senja dengan matanya yang teduh membentangkan peraduan bagi surya yang lelah? Tepat pada pangkuannya rindu berpendar #bentonJunction
46 LYA-SUSET
SURAT DARI BENTON JUNCTION
47
48 LYA-SUSET
SURAT DARI BENTON JUNCTION
Aku adalah tiga yang tanpa siapa adalah kekosongan yang niscaya yang dalam kekosongan kutemukan kau hingga berpuluh kali lipat asa melipatkanku menjadi enam yang utuh Bagai rintik yang jatuh di bulan juni yang kering Seketika menjadi riuh tak ada hati yang bergeming Aku dengan kamu adalah dua, seperti lantun yang berirama Aku tanpa kamu adalah kosong, bahkan lebih sepi dari lolong Aku dan kamu adalah satu, yang didalamnya ada Rindu Aku, kamu, kita, adalah tiga, yang di antaranya ada Cinta 3.0.0.6.2.0.1.3 – Salatiga
49
50 LYA-SUSET