Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2016 Volume 27 Nomor 2
294
SUPERVISI DAN PEMBIMBINGAN BAGI GURU SMK NEGERI 1 IDI DALAM MENYUSUN BUTIR TES
Fithri Angelia Permana Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Serambi Mekkah email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini berjudul “Supervisi dan Pembimbingan bagi Guru SMK Negeri 1 Idi dalam Menyusun Butir Tes”. Masalah yang diangkat apakah supervise dan bimbingan dapat meningkatkan kemampuan guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes menggunakan supervise dan pembimbingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Idi Kabupaten Aceh Timur. Subjek penelitian adalah guru SMK Negeri 1 Idi Kabupaten Aceh Timur yang berjumlah 20 orang. Alat pengumpul data berupa lembar observasi kemampuan guru SMK Negeri 1 Idi dan lembar observasi motivasi guru mengikuti supervise dan pembimbingan. Analisis data menggunakan statistik sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif terhadap pelaksanaan penelitian untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi guru SMK Negeri 1 Idi Kabupaten Aceh Timur menyusun butir tes. Hasil penelitian diperoleh tingkat kemampuan guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes memperoleh nilai 76,0-84,0 dengan katagori baik dan sangat baik. Tingkat motivasi guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes berkisar antara 71,0-81,0. Rata-rata tingkat motivasi guru-guru 74,43. Kata Kunci: Menyusun Butir Tes, Supervisi, Pembimbingan.
PENDAHULUAN Kenyataan yang terjadi di sekolah bahwa guru jarang menyusun tes sendiri dan biasanya menggunakan tes yang sudah ada kemudian disesuaikan dengan materi ajar. Keadaan ini juga terjadi di SMK Negeri 1 Idi sehingga sering terjadi tidak tepat antara tes dengan kompetensi dasar yang disyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di sisi lain guru sebagian besar belum bisa menyusun tes., sehingga sering mencari dari beberapa kumpulan soal yang sudah ada. Setiap penyelenggaraan ulangan akhir semester kadang – kadang tes tersebut secara utuh dapat ditampilkan lagi pada semester berikutnya. Penulis menemukan di lapangan setelah observasi dalam penulisan tes hasil belajar akhir semester sebagaian besar guru SMK Negeri 1 Idi Kabupaten Aceh Timur masih mengalami kesulitan atau masalah dalam penyusunan tes profesional. Dengan demikian maka kemampuan guru perlu ditingkatkan utamanya dalam menyusun tes profesional untuk akhir semester ganjil.
Melihat kondisi seperti ini guru belum memiliki kemampuan untuk menyusun tes dan belum pernah mencoba menyusun tes hasil karnya sendiri. Sehubungan hal tersebut maka penelitian ini perlu dilaksanakan. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah supervisi dan pembimbingan dapat meningkatkan kemampuan guru SMK Negeri 1 Idi menyusun tes? 2. Apakah supervisi dan pembimbingan dapat meningkatkan motivasi guru SMK Negeri 1 Idi? Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah supervisi dan pembimbingan dapat meningkatkan kemampuan guru SMK Negeri 1 Idi menyusun tes 2. Untuk mengetahui apakah supervisi dan pembimbingan dapat meningkatkan motivasi guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes.
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2016 Volume 27 Nomor 2
Secara umum manfaat penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kemampuan guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes. Selain manfaat umum, manfaat khusus penelitian ini adalah untuk: a. Memperoleh informasi yang jelas mengenai kinerja guru SMK Negeri 1 Idi khususnya menyusun butir tes melalui supervisi dan pembimbingan. b. Mengetahui aspek-aspek apa saja yang menjadi kelemahan guru SMK Negeri saat menyusun butir tes. c. memperoleh gambaran hubungan antara kemampuan guru SMK Negeri menyusun butir tes dengan motivasi mereka. TINJAUAN PUSTAKA Kemampuan guru adalah tingkat penguasaan guru terhadap tugasnya dan halhal yang mendukung pelaksanaan tugas tersebut. Kemampuan guru juga disebut
295
dengan kompetensi guru. Kompetensi tersebut akan diwujudkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dari perbuatan secara profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Kemampuan dalam arti yang umum dapat dibatasi sebagai “Kemampuan adalah perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan” (Danim, 1994 : 12). Sedangkan dalam konteks keguruan, kemampuan tersebut diterjemahkan sebagai “gambaran hakekat kualitatif dari perilaku guru yang nampak sangat berarti” (Wijaya, 1992 : 7). Dengan demikian, suatu kemampuan dalam suatu profesi yang berbeda menuntut kemampuan yang berbedabeda pula. Sedangkan kemampuan dalam profesi keguruan akan dicerminkan pada kemampuan pengalaman dari kompetensi keguruan itu sendiri.
Tabel 1 Komponen Pengelolaan Pembelajaran Khusus pada Kompetensi Penilaian Prestasi Belajar Peserta Didik Kompetensi Indikator Penilaian prestasi 1. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran. belajar peserta 2. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda didik 3. Mampu memperbaiki soal yang tidak valid 4. Mampu memeriksa jawaban 5. Mampu mengklasifikasikan hasil – hasil penilaian 6. Mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian 7. Mampu menyusun laporan hasil penilaian 8. Mampu membuat interpritasi kecendrungan hasil penilaian 9. Mampu menentukan korelasi antar soal berdasarkan hasil penilaian 10. Mengidentifikasi tingkat variasi hasil tes 11. Mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan Logis. Kaitan kemampuan guru dengan keprofesian keguruan salah satunya adalah mampu mengkonstruksikan tes hasil belajar. Kontruksi adalah langkah menyusun tes hasil belajar. Tes adalah prosedur yang sistematis untuk mewujudkan sampel perilaku sebagai pencerminan tingkat ketuntasan belajar siswa, (Maba, 2007:1). Guru memiliki kompetensi di dalam mengkontruksi tes karena tes dipakai sebagai alat untuk mengukur ketercapaian pembelajaran. Hasil belajar merupakan prestasi yang dapat ditunjukkan dalam bentuk simbol angka oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Jenis hasil tes belajar seperti: post tes, formatif tes, diagnostik tes dan sumatif tes .
Tes dapat dikontruksi oleh guru pengajar senio/ryunior, baik individu atau melalui MGMP masing–masing baik rayon Kecamatan atau rayon Kabupaten/ Kota. Setiap konstruksi tes hasil belajar harus berdasarkan indikator atau setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan tersendiri oleh setiap guru sebagai pencerminan esensial bahan belajar. Konstruksi tes hasil belajar melibatkan tiga keahlian: Ahli bahan ajar, ahli konstruksi dan ahli bahasa yang baik dan benar. Untuk mendapatkan hasil tes yang baik diuji dengan kalibrasi/validasi secara teoritik, dalam satu panel yang terdiri dari ahli kontruksi, konten ajar dan bahasa. Kalibrasi/validasi emperik, dalam satu uji
Fithri Angelia Permana, Supervisi dan Pembimbingan Bagi Guru SMK
coba lapangan untuk memperoleh respon verbal dari responden. Kalibrasi emperik bertujuan: Menentukan validasi butir reliabelitas tes, tingkat kesukaran butir tes, dan daya beda tes (Maba, 2007 :3). Karena pelaksanaan tes yang profesional siswa dengan mudah memahami hal yang ditanyakan sebab penyampaiannya secara sistemasis dan bahasa yang dipergunakan cukup jelas. Menetukan skoring dan pengambilan keputusan oleh guru pengajar baik secara individu maupun kelompok seperti MGMP (guru senior, yunior, guru berpengalaman, guru rajin, guru berpendidikan sarjana atau megister/doktor ) yang relevan. Keputusan tentang hasil belajar akhir semester, harus berdasarkan hasil evaluasi proses dan produk. Kegiatan menyusun tes hasil belajar akhir semester ganjil merupakan pekerjaan yang cukup rumit karena memerlukan ketelitian yang berdasarkan rumusan indikator. Bentuk penulisanan tes sangat tergantung dari perilaku / kompetensi yang akan diukur (Safari, 2004:25). Masing– masing bentuk tes memiliki keunggulan dan kelemahan, maka dari itu bentuk tes disesuaikan dengan perilaku/kompetensi yang akan diukur. Adapun langkah–langkah penyusunan tes obyektif sebagai berikut: a) Menetapkan tujuan tes, b ) analisis kurikulum, c ) analisis buku pelajaran, d ) kisi – kisi tes e ) menulis butir tes (Maba, 2007:7). Komponen materi tes tercermin butir tes relevan dengan indikator atau Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), butir tes juga mencerminkan bahan ajar, butir tes mengukur Taxonomi Bloom (Kognitif dan Psikomotor). Kemampuan menggunakan bahasa sangat diperlukan di dalam menetapkan kaidah bahasa untuk menghindari hal–hal seperti bias gender dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Penyusunan butir tes yang dilakukan guru melalui supervise dan pembimbingan mencakup (1) merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru (2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan tehnik supervisi yang tepat (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademis
296
terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru (Depdiknas, 2007:228). Dalam konsep supervisi pengajaran tercakup dua konsep yang berbeda, walaupun pada pelaksanaannya saling terkait, yaitu supervisi kelas dan supervisi klinis. Supervisi kelas dimaksudkan sebagai upaya untuk mengidentifikasi permasalahan pembelajaran yang terjadi dalam kelas dan menyusun alternatif pemecahannya. Supervisi klinis merupakan layanan profesional dari kepala sekolah dan pengawas karena adanya masalah yang belum terselesaikan dalam pelaksanaan supervisi kelas. Kepala sekolah dan guru tidak hanya bekerja menunaikan tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya, melainkan pula memiliki sikap untuk selalu meningkatkan mutu pekerjaaannya dan oleh karenanya mereka terus belajar untuk mempelajari caracara yang paling baik. Mereka dapat dikelompokkan sebagai “professional learners”. Jadi sasaran lain dari supervisi pendidikan adalah menjadikan kepala sekolah dan guru sebagai professional learners, yaitu para profesional yang menciptakan budaya belajar dan mereka mampu belajar terus menyempurnakan pekerjaannya. Budaya ini memungkinkan terjadinya peluang inovasi dari bawah (bottom-up innovation) dalam proses pembelajaran. Kepala sekolah menduduki posisi kunci dalam penciptaan budaya tersebut. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan peneitian tindakan dengan metode kualitatif deskriptif, Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Idi yang dilaksanakan sejak bulan Februari s.d April 2016. Subjek penelitian adalah 20 guru yang mengajar di SMK Negeri 1 Idi. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan cara observasi dan catatan lapangan. Alat pengumpul data yang digunakan adalah Lembar observasi peningkatan kemampuan guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes dan lembar observasi motivasi guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes. Data-data yang diperoleh saat melaksanakan penelitian selanjutnya akan dianalisis dengan statistic sederhana.
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2016 Volume 27 Nomor 2
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian terhadap peningkatan kemampuan guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes, maka diperoleh gambaran sebagai berikut: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sampai sekarang masih dipedomani oleh pendidik dan tenaga kependidikan di Kabupaten Aceh Timur. Meskipun pemberlakuan KTSP sudah lama tetapi guruguru SMK Negeri 1 Idi Kabupaten Aceh Timur masih belum tuntas menguasai teknik penyusunan butir tes. Untuk itulah peneliti mencoba suatu upaya agar guru-guru di SMK Negeri 1 Idi mendapatkan pengetahuan dan motivasi mnyusun butir tes. Karena, apa pun kurikulumnya, kemampuan menyusun butir tes tetap akan bermanfaat nantinya. Setelah penelitian dilaksanakan, melalui analisis hasil observasi diketahui bahwa pada awalnya guru SMK Negeri 1 Idi Kabupaten Aceh Timur kurang mampu dalam menyusun butir tes. Bahkan ada guru yang merasa hal yang peneliti lakukan suatu yang tidak berguna karena semua soal dapat dilihat dari buku bacaan. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil observasi butir tes yang mereka susun. Nilai yang diperoleh guru berkisar antara 58,0-68,0 dengan katagori sukup. Berdasarkan perolehan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa tingakat kemampuan guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes dalam katagori cukup. Nilai rata-rata yang diperoleh guru untuk tingkat kemampuan menyusun butir tes adalah 64,3 dengan katagori cukup. Belum ada guru yang memenuhi tingkat kemampuan menyusun butir tes seperti yang diharapkan. Atau dengan persentase, 100% guru belum mampu menyusun butir tes. Setelah dilakukan supervise dan pembimbingan, telah terjadi perbaikan yang mengarah ke perbaikan kemampuan guru SMK N 1 Idi menyusun butir tes. Dari berbagai aspek yang diobservasi peneliti, umumnya mengalami peningkatan. Tingkat kemampuan guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes memperoleh nilai 76,084,0 dengan katagori baik dan sangat baik. Artinya, guru sudah mulai mampu menyusun butir tes. Tingkat motivasi guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes juga menunjukkan peningkatan. Guru sudah mulai termotivasi dengan perolehan nilai62,86-82.86. Rata-rata tingkat motivasi guru-guru 76,4. Secara
297
klasikal jumlah guru yang sudah termotivasi 85%. Walaupun nilai rata-rata tingkat motivasi guru tidak baik sekali signifikan tetapi perolehan angka tingkat motivasi guru SMK Negeri 1 Idi sudah memenuhi apa yang diharapkan. Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya dorongan dari pihak guru untuk mencoba menyusun butir tes. Guru akan merasa malu jika setiap minggu peneliti mensupervisi dan membimbing mereka menyusun butir tes sedangkan guru tidak ingin berbuat sedikit pun. Permintaan peneliti akan butir tes kepada guru-guru secara rutin mmbuat mereka berusaha mencari tahu cara menyusun butir tes tersebut. Berdasarkan perolehan hasil penelitian yang telah dilakukan, terlihat bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru SMK N 1 menyusun butir tes. Peningkatan ini akan menjadi langkah awal perbaikan pola pikir guru-guru SMK Negeri 1 Idi yang akhirnya akan membuahkan hasil perbaikan mutu pendidikan di sekolah. Pelaksanaan penelitian ini menyebabkan ketersediaanya butir tes yang lengkap, guru-guru menjadi termotivasi, dan mereka lebih disiplin. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik suatu kesimpulan: 1. Ada pengaruh positif terhadap pelaksanaan penelitian untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi guru SMK Negeri 1 Idi Kabupaten Aceh Timur menyusun butir tes 2. tingkat kemampuan guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes memperoleh nilai 76,0-84,0 dengan katagori baik dan sangat baik. 3. Tingkat motivasi guru SMK Negeri 1 Idi menyusun butir tes berkisar antara 71,081,0. Rata-rata tingkat motivasi guru-guru 74,43. Secara klasikal jumlah guru yang sudah termotivasi 85%. 4. Kegiatan penelitian mensupervisi dan membimbing guru menyusun butir tes menjadikan guru termotivasi untuk mereka menyusun butir tes. DAFTAR PUSTAKA Cony Semiawan. 1982. Prinsip dan Teknik Pengukuran dan Penilaian di dalam Dunia Pendidikan. Jakarta: Mutiara.
Fithri Angelia Permana, Supervisi dan Pembimbingan Bagi Guru SMK
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo. Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan Guru yang Bekerja di Swasta. www. dikdasmen.org Surya Dharma, MPA., Ph.D. 2008, Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (Materi
298
Diklat Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional Samana. Profesionalisme Keguruan. (Yogyakarta: Kanisius, 1994) Rosdakarya.