UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MIPA DALAM MENYUSUN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP NEGERI 15 KOTA GORONTALO ISKANDAR HASAN Dinas Pendidikan Kota Gorontalo
Abstract: This research is held in two cycles which applied by clinical supervision the steps of clinical supervision are monitoring, guiding and asessmen. To see the effectiveness' of the actions so made observation of designing lesson plan which is use indicator of successful in designing the lesson plan (RPP) based on the Permendiknas No. 41 Tahun 2007 about Process Standard. The result of research show that there are increasing teachers competence in designing the lesson plan from first cycle which teacher value of competence are 66,15 % (in enough category) and then at the second cycle which teachers value become 91,99 % (very good category). So I can make the conclusion that the academic supervision activity could increase teachers of Mathematics and Science competence at SMP Negeri 15 Kota Gorontalo in designing the lesson plan. Keywords: Academic Supervision, Teacher, Competence, Lesson Plan. Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus dengan pendekatan Supervisi Akadmik yang diawali dengan pemantauan, pembinaan dan penilaian. Untuk melihat efektifitas tindakan maka dilakukan observasi terhadap penyusunan RPP dengan indikator keberhasilan tersusunnya RPP sesuai ketentuan yang berlaku dalam Permendiknas No. 41 Tentang Standar Proses. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP yaitu pada siklus I nilai rata-rata kompetensi guru adalah 66,15 % (kategori cukup) sedangkan pada siklus II nilai rata-rata adalah 91,99 % (kategori sangat baik) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kegiatan Supervisi Akademik dapat meningkatkan kompetensi Guru MIP A di SMP negeri 15 Kota Gorontalo dalam menyusun RPP. Kata kunci: Supervisi Akademik, Guru, Kompetensi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Pendidikan adalah usaha sadar dan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai komponen utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia perlu dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas dan fu ngsinya secara profesional. Guru yang professional harus memiliki kompetensi dalam menyusun program pembelajaran. Salah satunya adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelaj aran (RPP) sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran sesuai standar yang diharapkan.
Kenyataan dilapangan seluruh guru MIP A di SMP Negeri 15 Kota Gorontalo (100%) belum menyusun RPP sesuai standar yang diharapkan. Sebagian RPP yang telah disusun tidak dapat diterapkan karena perancangannya tidak sesuai dengan kondisi sekolah dan karakteristik siswa. Hal ini dikarenakan kurangnya pembinaan, pembimbingan secara berkelanjutan baik melalui diklat, pendampingan, maupun supervisi akademik. Kondisi tersebut, tentu saja tidak dapat dibiarkan terus menerus, tetapi harus ada solusi atau tindakan nyata dari kalangan para pengawas dan kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP melalui kegiatan supervisi akademik secara berkelanjutan.
Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, Maret 2011
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (UU. No. 14 Pasal 1 ayat 10). Sebagai tenaga profesional seorang guru wajib meningkatkan kompetensinya sesuai standar yang ditetapkan. Standar kompetensi guru ini dikembangkan dari empat kompetensi utama yaitu, kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Pembahasan selanjutnya difokuskan pada kompetensi yang lebih dominan terkait dengan penyusunan RPP yaitu kompetensi pedagogik. · Berdasarkan uraian di atas maka, yang dimaksud dengan peningkatan kompetensi guru adalah upaya perbaikan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh pendidik profesional dalam melaksanakan tugas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Menurut Branch (2002), perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan cara yang konsisten dan reliable. Selanjutnya Smith & Ragan (1993), perencanaan pembelajaran adalah proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran. Proses sistematis dan berfikir dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran, sumber informasi dan evaluasi. Sesuai Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator
14
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar atau pembelajaran untuk mengembangkan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pendidikan guna pencapaian tujuan pembelaJaran. Menurut Daresch dalam (Dirjen PMPTK. 2010:7) dijelaskan bahwa supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Ada tiga tujuan supervisi akademik yaitu ( 1) membantu guru mengembangkan kompetensinya, (2) mengembangkan kurikulum, (3) mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan ' kelas (PTK) (Sergiovanni, 1987). Gambar tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada gambar.
Hasan, Upaya Meningkatkan Kompctensi Guru MIPA dalam mei}'Usun RPP mc/a/ui.......
Gambar 1. Tiga tujuan supervisi akademik
Supervisi akademik merupakan salah satu fungsi mendasar (essential function) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et al; 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi . sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru. Pelaksanaan supervisi akademik ini dikemas dalam suatu Penelitian Tindakan Sekolah untuk meningkatkan kompetensi Guru MIPA dalam menyususn RPP. Dari beberapa permasalahan yang teridentifikasi dalam penyusunan RPP yakni kecenderungan guru-guru menggunakan RPP buatan MGMP tanpa menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan karakteristik siswanya serta masih kurangnya pemahaman guru tentang prosedur penyusunan RPP sesuai pennen 41 tahun 2007 tentang Standar Proses maka diupayakan solusi pemecahannya adalah sebagai berikut: Memantau, membimbir.g dan menilai guru dalam proses pcnyusunan RPP sesuai kondisi sekolah, karakteristik siswa dan mengacu para ketentuan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. YIETODE
Mctode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolail yang dilakukan pada guru-guru matcmatika dan IPA di SMP Negeri 15 Kota Gorontalo. Sebagai sasaran atau subbyc!< dalam pcnelitian ini adalab kompetensi guru matcmatika rian IPA sebanyak 5 orang dalam mcnyusun RPP. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yakni sejak
bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2010 Prosedur Penelitian Kegiatan penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu : 1. Persiapan. Kegiatan persiapan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tindakan adalah : a. Membuat panduan supervisi akademik b. Mempersiapkan dokumen-dokumen pendukung pelaksanaan supervisi akademik c. Menyusun instrumen penelitian 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yaitu pelaksanaan supervisi akademik.. Tindakan ini direncanakan beberapa siklus dengan masing masing siklus dilaksanakan 2 kali supervisi Langkah-langkah kegiatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut : a. Siklus I. Pada siklus I ini clilaksanakan kcgiatan supervisi akadcmik dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1). Melakukan pcmantauan terhadap penyusunan RPP 2). Melaksanakan rembinaan dalam penyusunan RPP s~suai standar proses 3). Melaksanakan ptnilaian terhadap kompetensi guru dala:n mcnyusun RPP 4). MelaksanaRan rcfleksi. 5). Merencanakan .
15
Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, Maret 2011
b. Siklus II (lanjutan) Pelaksanaan tindakan serta langkah-langkah kegiatan supervisi akademik pada siklus II pada dasamya sama seperti pada siklus I, hanya perlu dicermati pada sik-
Ius II dan siklus selanjutnya adalah kelemahan ataupun kekurangan pada siklus I perlu diperbaiki dan disempumakan. Tahapan pelaksanaan tindakan dapat dilihat pada hagan berikut :
Refleksi Perencanaan Siklus I
Tindakan Pengamatan
Perencanaan Siklus II
Tindakan Pengamatan
(Model Kemmis dan Taggart)
3. Teknik Pengumpulan Data Data kompetensi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai hasil tindakan maupun data pelaksanaan supervisi sebagai proses tindakan diperoleh melalui teknik observasi dengan menggunakan daftar chek list. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanan penelitian mengacu pada rencana sembelumnya yakni dilakukan pada guru matematika dan IPA di SMP Negeri 15 Kota Gorontalo sebanyak 5 orang. Penelitian tindakan tersebut dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada masing-masing siklus dilakukan dua kali kegiatan supervisi akademik yang meliputi kegiatan pemantauan, pembinaan dan diakhiri dengan penilaian. Pengulangan siklus kegiatan supervisi didasarkan atas refleksi terhadap kegiatan
16
pemantauan RPP yang disusun guru, pembinaan oleh supervisor dan hasil penilaian kompetensi guru dalam menusun RPP. Kegiatan supervisi pada siklus I difokuskan pada mekanisme penyusunan RPP dan komponen-komponennya sesuai permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Sedangkan supervisi pada siklus II divokuskan pada kesesuaian isi dari masing-masing komponen RPP dengan standar proses. Dalam hubungan dengan kelancaran pelaksanaan tindakan maka disiapkan hal-hal sebagai berikut : (1) Pedoman wawancara. (2). Lembar observasi Analisis Hasil Tindakan dan Refleksi pada Siklus I Kegiatan supervisi akademik pada siklus I diawali dengan pemantauan RPP yang disusun
Hasan, Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru MIPA dalam menyusun RPP melalui.......
oleh 5 orang guru melalui wawancara maupun observasi langsung. Hasil pantauan menunjukkan bahwa sebanyak 5 orang (100 %) guru be!urn menyusun RPP yang komponen-komponennya sesuai standar proses. Hal ini disebabkan karena guru-guru belum membaca/memahami isi dari Permen No. 41 tentang standar proses. Selain itu kecenderungan guru-guru hanya menggunakan RPP yang disusun bersama oleh kelompok guru (MGMP) sehingga penerapannya tidak sesum dengan kondisi sekolah maupun karakteristik siswa. Berdasarkan masalah tersebut maka tujuan utama pada kegiatan siklus I ini adalah
meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP yang komponen-komponenya sesuai dengan standar proses. Untuk itu pada tahap pembinaan dilakukan pengkajian/telaah permen No. 41, khususnya tentang penyusunan RPP dan dilanjutkan dengan diskusi secara kolaboratif. Pada tahap penilaian dengan menggunakan lembar observasi diperoleh data sebagaimana tercantum pada tabel 1. Data pada tabel tersebut menunjukkan pengolahan hasil penilaian kompetensi guru dalam menyusun RPP yang meliputi 13 aspek.
Tabell : Has if analisis kompetensi guru dalam menyusun RPP (siklus I)
[C·
Aspek RPP
San gat kurang Jlh Persen
Kurang
Baik
Cukup
Sangat Baik Ket
Jlh
Persen
Jlh
Persen
Jlh
Persen
1
20
4
80
Jlh
Persen
:>enentuan SK
5
100
? enentuan KD
5
100
:dentitas RPP
~um usan
Indikator
1
20
4
80
~urnusan
Tujuan
4
80
1
20
5
100
4
80
2
40
'. ~em ilih
Materi
-..lokasi Waktu
1
20
~. ~
5
100
1
20
3
60
3
60
milih Metode
.f~ rancang
PBM
' Pendahuluan
4
80
: . Kegiatan Inti
5
100
: Penutup
5
100
:>~ni la ian
2
40
Hasil Belajar
__mber Belajar ::>
-
entase Rata-rata Ket: 1. Jurnlah aspek yang dinilai 2. Jurnlah subyek yang dinilai
24,62
29,23
30,77
15,38
= 13 =5
Dari hasil pengolahan dan analisis data tersebut menunjukkan bahwa masih ada 4 aspek (24.62%) yang masuk kategori kurang, masing-masirig adalah aspek rneran-
cang kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup dan penilaian hasil belajar. Hal ini terjadi karena guru-guru kurang berpengalaman dalam menyusun RPP
17
Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, Maret 2011 ·,
sendiri tetapi rnenggunakan RPP basil kerja kelornpok MGMP atau rnengakses rnelalui internet (download). RPP sernacarn ini kurang cocok diterapkan di SMP Negeri 15 karena tidak sesuai dengan kondisi sekolah dan karakteristik siswa. Aspek lain yang rnasih perlu ditingkatkan adalah aspek rnerurnuskan tujuan dan
pernilihan rnetode. Sekitar 29, 23 % aspek ini rnasih termasuk kategori cukup karena guru kurang trarnpil dalarn rnernilih rnetode sesuai rnateri ajar serta rnerurnuskan tujuan sesuai indikator pencapaian. Kornpetensi guru dalarn rnenyususn RPP secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2: Nilai Kompetensi Guru dalam Menyusun RPP (Siklus I) Guru
Nilai
Kategori
1
72,31
Cukup
2
69,23
Cukup
3
67,69
Cukup
4
66,15
Cukup
5
55,38
Kurang
Rata-rata
66,15
Cukup
Dari analisis data diperoleb 20% (1 orang) guru termasuk kategori kurang (nilai 55,38) dan 80% (4 orang) guru termasuk kategori cukup. Secara keseluruban kompetensi guru MIPA dalam menyusun RPP memiliki rata-rata nilai 66, 15 atau termasuk kategori cukup. Refleksi Berdasarkan basil analisis kompetensi guru dalam menyusun RPP tersebut maka perlu diadakan penyempumaan/perbaikan pada aspek merumuskan tujuan pembelajaran, merancang langkab-langkab pembe1ajaran dan peni1aian basil belajar. Untuk itu perlu penyempumaan pada kegiatan supervisi akademik selanjutnya yang difokuskan pada membina guru dalam merumuskan tujuan sesuai indikator, merancang kegiatan pembelajaran yang kreatif, efektif dan inovatif sesuai standar. Hal ini dapat dilakukan dengan ketentuan:
18
Ket
1. Guru barus menyususn sendiri RPP sesuai kondisi sekolab dan karakteristik peserta didik 2. Dalam penyusunan RPP barus mengacu pada Standar Proses. 3. Tidak diperkenankan guru mengadopsi RPP buatan sekolab lain tanpa disesuaikan dengan kondisi sekolab dan peserta didik. Analisis Hasil Tindakan dan Refleksi pada Siklus II Setelab diadakan perbaikan dan penyempumaan sebagaimana direfleksikan pada siklus I, maka pada siklus II ini telab mengalami peningkatan kearab yang positif, sebagaimana tercantum pada Tabel basil analisis kompetensi guru dalam menyususn RPP pada siklus II (tabel3).
Hasan, Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru MIPA dalam menyusun RPP melalui...... .
Tabe/3: Hasil ana/isis kompetensi guru dalam menyusun RPP (siklus II) Sangat kurang ·0
Cukup
Kurang
Baik
Sangat Baik
Aspek RPP
Ket Jlh
Persen
Jlh
Persen
Jlh
Persen
Jlh
Persen
Jlh
Persen
3
60
2
40
J
Identitas RPP
-
-
Penentuan SK
5
100
--
Penentuan KD
5
100
.!
Rumusan Indikator
c:
-
2
40
3
60
Rumusan Tujuan
3
60
2
40
=
Memilih Materi
3
60
2
40
-
Alokasi Waktu
5
100
!
Memilih Metode
:;
Merancang PBM
\
3
60
2
40
a. Pendahuluan
4
80
1
20
b. Kegiatan Inti
4
80
1
20
5
100
2
40
5
100
c. Penutup
"~
3
Penilaian Hasil Belajar
60
Sumber Belajar
38,46
Persentase Rata-rata
Pembimbingan yang dilakukan melalui kegiatan supervisi akademikpada siklus II, menunjukkan peningkatan kompetensi guru yang signifikan. Hasil analisis menun-jukkan bahwa dari 13 aspek yang dipantau terdapat 38,46% sudah berada pada kategori baik dan 61,54% termasuk kategori sangat baik. Jika· dibanding-
61,54
kan dengan kompetensi guru pada siklus I masih terdapat 4 aspek (24.62 %) yang masuk kategori kurang. Kompetensi guru dalam menyususn RPP pada siklus II secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.
.
Tabel 4 : : Nilai Kompetensi Guru dalam Menyusun RPP (Siklus II) Guru
Nilai
Kategori
1
90,77
Baik
2
90,77
Baik
3
95,38
Sangat Baik
4
95,38
Sangat Baik
5
87,69
Baik
Rata-rata
91,99
Sangat Baik
Ket
9
Pembahasan. Berdasarkan pengolahan dan analisis data basil tindakan pada siklus I maupun siklus II, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kompetensi guru MIPA di SMP Negeri 15 Kota Gorontalo dalam penyusupan RPP. Bila dikomparasikan dengan kompetensi guru sebelumnya sebagaimana diuraikan pada bab pendahuluan sebagai acuan dalam menentukan indikator keberhasilan tindakan yaitu guru-guru di SMP Negeri 15 Kota Gorontalo khususnya guru MIP A bel urn menyusun RPP sesuai standar yang diamanatkan oleh Permen No. 41 tentang Standar Proses. Bila dibandingkan kompetensi guru pada siklus II yang rata-rata nilai 91,99% dengan kompetensi pada siklus I yang rata-rata nilai 66,51% menunjukkan pening-katan yang
signifikan. Beberapa faktor yang menyebabkan kompetensi guru pada siklus I belum maksimal adalah: 1. Guru belum memiliki dokumen Permen No. 41 tentang standar proses 2. Guru belum memiliki panduan penyusunan RPP 3. Belum terlaksanananya supervisi akademik secara berkala dan berkelanjutan. Hal-hal tersebut telah dire11eksikan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam kcgiatan supervisi akademik pada siklus II. Upaya ·ini telah menunjukkan basil yang positif yang ditandai dengan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP yakni mencapai 91, 99 %. Perbandingan kompetensi guru dalam menyusun RPP pada siklus I dengan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5: Perbandingan kompetensi guru dalam penyusunan RPP pada siklus Idengan siklus II. Guru
Siklus I
Siklus II
Peningkatan (%)
1
72,31
90,77
25.53%
2
69,23
90,77
31,11%
3
67,69
95,38
40,91%
4
66,15
95,38
44,19%
5
55,38
87,69
58,34%
Rata-rata
66,15
91,99
39,06%
Peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP tersebut merupakan dampak dari kegiatan supervisi akademik secara berkelanjutan dengan memperhatikan tahapan-tahapan supervisi yakni Memantau, membimbing dan menilai.
2.
3. PENUTUP Kesimpulan. Dari analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Guru-guru di SMP Negeri 15 Kota Gorontalo khususnya guru MIP A belurn memiliki kompetensi yangmaksimal dalam menyu20
sun RPP sesuai standar, karena RPP yang digunakan kurang sesuai dengan kondisi sekolah maupun karakteristik siswa. Pelaksanaan supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP sesuai standar. Semakin banyak frekuensi supervisi akademik semakin meningkat kompetensi guru dalam menyusun RPP. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP dari rata-rata 66,15% (kategori cukup) pada siklus I menjadi 91,99 % pada siklus II (Kategori sangat baik)
Hasrm, Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru M!PA dalam menyusun RPP melalui...... .
Saran. Bcrdasarkan simpulkan di atas, maka diaran beberapa hal sebagai berikut : 1. Para pengawas sekolah dan kepala sekolah perlu melaksanakan supervisi akademik secara periodik dan berkelanjutan agar kompetensi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dapat ditingkatkan.
2. Para guru khusunya di SMP Negeri 15 Kota Gorontalo disarankan supaya dalam menyusun RPP perlu disesuaikan dengan kondisi sekolah, karakteristik peserta didik dan disesuaikan dengan Pcrmendiknas no. 41. Tahun 2007 tentang standar proses.
DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2010, Supervisi Akademik, Materi diklat Penguatan Kcmamp"Jun Kepala Sekolah. LPMP Provinsi Gorontalo 2010, Pedoman Pclaksanaan Kinerja Guru, Jakarta: Dirjeil PMPTK.
Anonimous,
.-\nonimous, 2007, Peraturan Mentri Pendidik-
an Nasional No. 20 tahun 2006 Tentang Standar lsi, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional .-\nonimous, 2008, Peraturan Mentri Pendidik-
an Nasional No. 41 tahun 2007 Tentang Standar Proses, Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional
Anonimous, 2006, Undang-undang RI Nomor
14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: cv. Laksana Mandiri. Asrori, 2002, Sistem Pengawasan Terhadap
lnventarisasi Prasarana dan Sarana Pendidikan Pada sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung, T esis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dit.!rbitkan. Moleong Lexy J., 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi Cetakan Keduapuluh Tiga, Bandung: Remaja Rosdakaya. Mulyati S. Yati, 2010, Pengembangan Kompe-
tensi Mengajar Guru dalam Implementasi MBS. (online), (http://wijayalabs. com, diakses 11 Oktober 201 0)
21