SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013
Apriyanto Pakaya NIM 811409138 Program study Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu hamil. Setiap tahun lebih dari 500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan lebih dari 1.000.000 orang meninggal dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor perilaku dan lingkungan luar rumah dengan kejadian malaria Di Desa Kaidundu Kecamnatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango yang berjumlah 236 kepala keluarga, sedangakan sampel sebanyak 148 yang ditentukan dengan tekhnik simple random sampling. Analisis statistik menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan menggunakan kelambu dengan kejadian malaria dimana (X2 hitung = 29,472 dan p value = 0,000), ada hubungan antara kebiasaan berada diluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria dimana (X2 hitung = 11,866 dan p value = 0,001), ada hubungan antara kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk dengan kejadian malaria dimana (X2 hitung = 119,666 dan p value = 0,000), ada hubungan antara keberadaan kandang ternak dengan kejadian malaria dimana (X2 hitung = 20,205 dan p value = 0,000), ada hubungan antara keberadaan genangan air dengan kejadian malaria dimana (X2 hitung = 43,985 dan p value = 0,000). Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih peduli dan berperan aktif dalam mendukung upaya pemerintah terkait dengan pemberantasan penyakit malaria, kepada peneliti selanjutnya dapat merekontruksi kembali aspek-aspek terbaru terkait dengan persoalan malaria yang terjadi di Indonesia. Kata Kunci :Faktor Perilaku, Faktor Lingkungan, Malaria
1.
Pendahuluan Penyebaran penyakit malaria di dunia sangatlah luas, yakni antara 600 bujur utara dan 400 di selatan yang meliputi lebih dari 100 negara yang beriklim tropis dan sub tropis. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu hamil. Setiap tahun lebih dari 500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan lebih dari 1.000.000 orang meninggal dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang masih beresiko terhadap penyakit malaria. Pada tahun 2008 di Indonesia terdapat 396 Kabupaten endemis malaria dari 495 Kabupaten yang ada, dengan perkiraan sekitar 45% penduduk berdomisili di daerah yang beresiko tertular penyakit malaria. Jumlah kasus pada tahun 2008 sebanyak 2.000.000 dan pada tahun 2009 menjadi 1.774.845. Diwilayah kerja Puskesmas Bulawa Kecamatan Bulawa penderita malaria termasuk tinggi dari 18 Puskesmas yang ada di Kabupaten Bone Bolango dimana tercatat pada buku register tahun 2010 sebanyak 21 penderita, tahun 2011 sebanyak 28 penderita, tahun 2012 sebanyak 63 penderita. Bahkan pada tahun 2013 penderita malaria sudah mulai meningkat dari bulan januari sampai pebruari tercatat data register ada 12 penderita dan telah terjadi kejadian luar biasa dimana telah ada salah satu pasien yang meninggal akibat penyakit malaria tersebut. Dari 9 desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bulawa tersebut Desa yang endemis malaria adalah Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango.
2.
Metode Penelitian Jenis penelitian adalah jenis penelitian survey analitik. Rancangan yang digunakan adalah rancangan penelitian cross
sectional study tentang hubungan kebiasaan menggunakan kelambu, kebiasaan berada diluar rumah pada malam hari, kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk, keberaadaan kandang ternak, keberadaan genangan air dengan kejadian malaria di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang berada di Desa Kaidundu yang berjumlah 236 kepala keluarga. Sementara jumlah sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus yaitu sebanyak 148 sampel. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariat dengan menggunakan rumus uji chi square dengan tabel 2x2 sebagai berikut: n (ad-bc)2 X2 = (a+b) (c+d) (a+c) (b+d) Hasil uji chi square dapat mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel x dan y yang bermakna secara statistik. Sementara uji statistik dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian Analisis bivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara kebiasaan menggunakan kelambu,kebiasaan berada diluar rumah pada malam hari, kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk, keberadaan kandang ternak, dan keberadaan genangan air dengan kejadian malaria di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango. Analisis data secara statistik dilakukan dengan uji statistik chi square dengan menggunakan bantuan program SPSS. Dikatakan ada hubungan jika didapatkan nilai X2 hitung > X2 tabel (3,841) dan nilai P value < 0,05.
3.1.1 Hubungan Kebiasaan Menggunakan Kelambu Dengan Kejadian Malaria Hubungan kebiasaan menggunakan kelambu dengan kejadian malaria disajikan dalam tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14 Hubungan Kebiasaan Responden Menggunakan Kelambu Dengan Kejadian Malaria Di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango 2013 Kebiasaa n Menggun akan kelambu
Kejadian Malaria Malaria n(%)
Tidak
92 (62,2)
Ya
0 (0)
Jumlah
92 (62,2)
Tidak Malaria n(%)
Total n(%)
40 (27,0) 16 (10,8) 56 (37,8)
132 (89,2) 16 (10,8) 148 (100)
p
0,000
Sumber: Data Primer
Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji statistik chi square pada tabel maka diperoleh hasil X2 hitung = 29,472 X2 tabel = 3,841 ( X2 hitung > X2 tabel ) dengan nilai p = 0,000 ( p< 0.05 ) maka dapat disimpulkan ada hubungan antara kebiasaan menggunakan kelambu dengan kejadian malaria. 3.1.2 Hubungan Kebiasaan Berada Diluar Rumah Pada Malam Hari Dengan Kejadian Malaria Hubungan antara kebiasaan berada diluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini.
Tabel 4.15 Hubungan Kebiasaan responden Keluar Rumah Pada Malam Hari Dengan Kejadian Malaria Di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 Kebiasaan Keluar Rumah Pada Malam Hari
Kejadian Malaria
Ya
81 (54,7)
Tidak
11 (7,4)
Jumlah
92 (62,2)
Total n(%)
Tidak Malaria n(%)
Malaria n(%)
36 (24,3) 20 (13,5) 56 (37,8)
p
117 (79,1) 0,001 31 (20,9) 148 (100)
Sumber: Data Primer
Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square pada tabel maka diperoleh hasil X2 hitung = 11,866 X2 tabel = 3,841 ( X2 hitung > X2 tabel) dengan nilai p = 0,001 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan keluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria. 3.1.3 Hubungan Kebiasaan Menggunakan Obat Anti Nyamuk Dengan Kejadian Malaria Hubungan kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk dengan kejadian malaria dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini. Tabel 4.16 Hubungan Kebiasaan Responden menggunakan Obat Anti Nyamuk Dengan kejadian Malaria Di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 Kebiasaan Menggunak an Obat Anti Nyamuk Tidak
Kejadian Malaria Total n(%)
Malaria n(%)
Tidak Malaria n(%)
89 (60,1)
4 (2,7)
93 (62,8) 55 (37,2)
Ya
3 (2,0)
52 (35,1)
Jumlah
92 (62,2)
56 (37,8)
Sumber: Data Primer
148 (100)
p
0,0 00
Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square pada tabel maka diperoleh hasil X2 hitung = 119,66 X2 tabel = 3,841 ( X2 hitung > X2 tabel) dengan nilai p= 0,000 (p<0,05 ) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk dengan kejadian malaria.
Tabel 4.18 Hubungan Keberadaan Genangan Air dengan Kejadian Malaria Di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013 Keberadaa n Genangan Air Ada
3.1.4 Hubungan Keberadaan Kandang Ternak Dengan Kejadian Malaria Hubungan keberadaan kandang ternak dengan kejadian malaria dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini. Tabel 4.17 Hubungan Keberadaan Kandang Ternak dengan Kejadian Malaria Di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013
Keberadaan Kandang Ternak
Kejadian Malaria Malari Tidak a Malaria n(%) n(%)
Ada
81 (54,7)
31 (20,9)
Tidak Ada
11 (7,4)
25 (16,9)
Jumlah
92 (62,2)
56 (37,8)
Total n(%)
p
112 (75,7) 36 (24,3)
0,000
148 (100)
Sumber: Data Primer
Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square pada tabel maka diperoleh hasil X2 hitung = 20,205 X2 tabel = 3,841 (X2 hitung > X2 tabel) dengan nilai p= 0,000 (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keberadaan kandang ternak disekitaran rumah dengan kejadian malaria. 3.1.5 Hubungan Keberadaan Genangan Air Dengan Kejadian Malaria Hubungan keberadaan genangan air dengan kejadian malaria dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut ini.
Tidak Ada Jumlah
Kejadian Malaria Tidak Malari Malari a a n(%) n(%) 81 20 (54,7) (13,5) 11 36 (7,4) (24,3) 92 56 (62,2) (37,8)
Total n(%)
p
101(68,2) 0,000 47 (31,8) 148 (100)
Data Primer
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji statistik chi-square pada tabel maka diperoleh hasil X2 hitung = 43,985 X2 tabel = 3,841 (X2 hitung > X2 tabel) dengan nilai p = 0,000 (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara keberadaan genangan air dengan kejadian malaria tersebut. 3.2 Pembahasan 3.2.1 Hubungan Kebiasaan Menggunakan Kelambu Dengan Kejadian Malaria Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang tidak menggunakan kelambu pada setiap waktu tidur sebanyak 132 responden (89,2%) dan yang menggunakan kelambu sebanyak 16 responden (10,8%). Jadi dapat disimpulkan bahwa responden yang tidak menggunakan kelambu lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memakai kelambu pada setiap waktu tidur. Upaya paling efektif untuk mencegah penyakit malaria adalah menghindari gigitan nyamuk Anopheles. Upaya tersebut berupa proteksi pribadi, modifikasi perilaku dan dengan membiasakan diri untuk tidur dalam kelambu untuk mencegah terjadinya penyakit malaria (Harijanto, 2010).
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh alasan responden tidak memakai kelambu antara lain dikarenakan pembagian kelambu yang berinsektisida oleh pihak Puskesmas terasa panas dan gerah. Selain itu ketakutan responden terhadap warna kelambu (warna putih) menjadi alasan mereka untuk tidak menggunakan kelambu yang dibagikan tersebut. Masyarakat beranggapan bahwa kelambu yang berwarna putih sering diidentikkan dengan persoalan adat istiadat setempat, dimana kelambu yang berwarna putih sering digunakan dalam setiap prosesi adat kedukaan atau orang meninggal. Sehingganya hal ini yang menjadi sebuah ketakutan bagi sebagian masyarakat untuk menggunakan kelambu tersebut. 3.2.2 Hubungan Kebiasaan Berada Diluar rumah Pada Malam Hari Dengan Kejadian Malaria Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang berada diluar rumah pada malam hari sebanyak 117 responden (75,1%) dan yang tidak berada diluar rumah pada malam hari sebanyak 31 responden (20,9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa responden yang berada diluar rumah pada malam hari lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak berada diluar rumah pada malam hari. Adanya hubungan antara kebiasaan berada diluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria diduga disebabkan karena penduduk yang berada diluar rumah pada malam hari tidak melakukan antisipasi atau pencegahan dini terhadap gigitan nyamuk sehingga memperbesar peluang gigitan nyamuk dalam rantai penularan penyakit malaria itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dilokasi penelitian ditemukan bahwa kegiatan pada malam hari diluar rumah ngobrol, memancing ikan, tidur dilokasi tambang dan begadang.
3.2.3 Hubungan Kebiasaan Menggunakan Obat Anti Nyamuk Dengan Kejadian Malaria Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang tidak menggunakan obat anti nyamuk sebanyak 93 responden (62,8%) dan yang menggunakan obat anti nyamuk sebanyak 55 responden (37,2%). Jadi dapat disimpulkan bahwa responden yang tidak menggunakan obat anti nyamuk lebih banyak dibandingkan dengan responden yang menggunakan obat anti nyamuk tersebut. Kebiasaan tidak menggunakan obat anti nyamuk banyak ditemukan dimasyarakat dikarenakan banyak masyarakat yang tidak menyukai bau dari obat anti nyamuk tersebut serta kurangnya pengetahuan responden terhadap bahaya dari penyakit malaria tersebut. 3.2.4 Hubungan Keberadaan Kandang Ternak Dengan Kejadian Malaria Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang ditemukan ada kandang ternak disekitar rumah mereka tinggal sebanyak 112 responden (75,7%) dan yang tidak ditemukan kandang ternak disekitar rumah mereka sebanyak 36 responden (24,3%). Jadi dapat disimpulkan bahwa responden yang ditemukan ada kandang ternak disekitar rumah mereka tinggal lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak ditemukan kandang ternak disekitar rumah tempat tinggal mereka. Penempatan kandang ternak dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat khususnya penyakit-penyakit yang ditularkan oleh serangga adalah penyakit malaria. Penyakit malaria ditularkan oleh vektor penyakit yaitu nyamuk Anopheles yang bersifat zoofilik dimana letak kandang dalam rumah terbukti ada hubungan dengan kejadian malaria.
3.2.5 Hubungan Keberadaan Genangan Air Dengan Kejadian Malaria Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang ditemukan ada genangan air disekitar rumah mereka tinggal sebanyak 101 responden (68,2%) dan yang tidak ditemukan genangan air disekitar rumah mereka sebanyak 47 responden (31,8%). Jadi dapat disimpulkan bahwa responden yang ditemukan ada genangan air disekitar rumah mereka tinggal lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak ditemukan genangan air disekitar rumah tempat tinggal mereka. Masyarakat yang disekitar rumahnya terdapat genangan air dijumpai jentik nyamuk mempunyai resiko terkena penyakit malaria lebih besar dibandingkan dengan masyarakat yang disekitar rumahnya tidak dijumpai air tergenang. 4. Simpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kebiasaan menggunakan kelambu dengan kejadian malaria dimana (X2=29,472 dan p Value = 0,000), ada hubungan antara kebiasaan keluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria dimana (X2=11,866 dan p Value = 0,001), ada hubungan antara kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk dengan kejadian malaria dimana (X2=119,666 dan p Value = 0,000), ada hubungan keberadaan kandang ternak dengan kejadian malaria dimana 2 (X =20,205 dan p Value = 0,000), dan ada hubungan keberadaan genangan air dengan kejadian malaria dimana (X2=43,985 dan p Value = 0,000). diharapkan bagi instansi terkait agar dapat melakukan sistem pengawasan yang berkesinambungan dan melakukan evaluasi sehingga cita – cita Gorontalo bebas malaria pada tahun 2020 dapat tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Achamadi, Umar Fahmi, 2005. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta : Penerbit Buku Kompas. Arif, Kuspuji, Rakhmi, Wahyu, Wiwiek (Ed). 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius. Babba, Ikrayama. 2007. Faktor – Faktor Resiko yang Mempengaruhi Kejadian Malaria. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang. Departemen Kesehatan RI. 2009.Keputusan Mentri Kesehatan RI NO 293/MENKES/SK/IV/2009 28 April 2009 Tentang Eliminasi Malaria Di Indonesia. Jakarta. Nasikun. 2005. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta : Raja Grapindo Persada.