Sumber: Understandin g In frastructure, George Rain er Di a h Ca h ya n i Pe r m a n a Sa r i
252 04 006
DAFTAR ISI Pembahasan buku Understanding Infrastructure oleh George Rainer
Water World Studi kasus Pengelolaan air di Jepang Penggunaan dan Pengelolaan Air Di Indonesia Pengelolaan Air Bersih dikota Malang Jawa Timur Isu dan Masalah Air Bersih dinegara-negara didunia Pencemaran Air Alternatif Pengolahan Air Bersih
Water Act
Domestic – less than1%
PENGGUNAAN AIR BERSIH 1. Sarana transportasi angkutan barang dan manusia 2. Pembangkit tenaga listrik
Irrigation – 34%
Lifestock – less than 1% agriculture – less than 1%
3. Total water use •
Industri 54,5%
•
Irigasi 34,5%
•
Rumah tangga/kota 11%
Industrial – 5% Mining – less than 1%
2000 Thermoelectric power – 48%
2002
Understanding Infrastructure
Public supply – 11%
Dasar siklus air secara alami terdiri dari 3 fase yaitu Evaporasi, Percipitasi dan runoff, kemudian dijabarkan dalam proses-proses: Evaporasi dan Transpirasi (penguapan air) Precipitation (turunnya air dalam bentuk hujan dan salju) Runoff (air mengalir ke sungai waduk, sungai, laut dan danau) Infiltrasi (merembesnya air ke tanah) Perkulasi (pengendapan air)
CHAPTER 1
SIKLUS AIR
CHAPTER 1
CHAPTER 1
Proses pengeboran air bersih dari dasar tanah
Proses pengeboran air bersih untuk air minum
DISTRIBUSI AIR BERSIH
Metode dasar distribusi air memanfaatkan gaya gravitasi yang disalurkan melalui pipa.mulai digunakan awal tahun 100 SM, terutama digunakan oleh pemadaaam kebakaraan.
Standar pemakaian di AS, pipa harus tahan api dan ditanam 4 kaki, agar kuat di musim dingin. Di Kota New York, 1,3 milyar gallon air per hari disalurkan lewat pipa dengan diameter 19,5 kaki. Pada gedung-gedung tinggi, air harus dipompa kedalam tangki kemudian didistribusikan
CHAPTER 1
Modern urban, distribusinya melalui pipa dibawah jalan untuk menghindari kerusakan
Faktor-faktor yang mempengaruhi : Cuaca (musim dingin dan musim panas, daerah tropis dan daerah dingin) Ketersediaan air (cadangan air yang tersisa di daerah tersebut) Tahapan pengembangan wilayah (kebutuhan air kawasan pertanian dan industri berbeda) Kepadatan permukiman (semakin padat perumahan makin semakin besar jumlah air yang dibutuhkan) Perilaku sosial (kesadaran akan kebersihan tiap budaya berbeda) New York mempunyai instalasi pemipaan yang berada di Hudson River, yang dikelola sebagai cadangan air bagi persedian kota tersebut.
CHAPTER 1
JUMLAH AIR YANG DIKONSUMSI
Kualitas air dipengaruhi oleh: Siklus air Tingkat konsentrasi garam Tingkat konsentrasi magnesium dan kalsium. Warna/kejernihan air dipengaruhi sendimentasi Rasa dan bau dipengaruhi organisme mikroskopik, limbah industri Biological factor (jumlah oksigen dalam air)
Pencemaran air disebabkan oleh: Pencemaran air dapat terjadi akibat polusi udara, kualitas tanah yang kurang baik dan penurunan muka air tanah. Pencemaran limbah Korosi instalasi pipa air
CHAPTER 1
KUALITAS AIR
BIAYA PENYEDIAAN AIR BERSIH masyarakat lokal.
METERAN AIR Di US, setiap bangunan harus memiliki meteran. Meteran menentukan perkiraan kebutuhan dan ketersediaan air bersih.
CHAPTER 1
Di US, proyek dibiayai oleh kerjasama negara bagian dan kelompok
Di US, 82% di kelola oleh pemerintah (publik) Pengelolaan air bersih berdasarkan kepadatan penduduk dalam suatu area: Untuk lebih dari 2500 orang per mil (dikelola oleh pemerintah) 1000-2500 orang per mil (dikelola oleh pemerintah) 500-1000 orang per mil (dikelola semi privat) Kurang dari 500 orang per mil (dikelola oleh swasta)
PERENCANAAN AIR BERSIH
Perencanaan air bersih merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan kota Perencanaan air bersih dapat mempengaruhi perkembangan kota. Manajemen pengelolaan air bersih penting untuk : 1. Mengamati perkembangan teknologi dalam penyediaan air 2. Antisipasi kebutuhan air perlu diperhatikan 3. Mengelola/memperbaiki peralatan dilakukan secara berkala 4. Mengelola retribusi air bersih 5. Mengelola danau/sungai/air dimana harus benar dan hati-hati
CHAPTER 1
PENGELOLA AIR BERSIH
Ketersediaan air di masa depan harus bisa diprediksi. Perencana lokal sangat berpengaruh untuk melihat dan menjaga ketersediaan air. Pemakaian air harus memperhitungkan pemeliharaan sumber air dan instalasi distribusi air seperti meteran dan pipa. Pendidikan kepada masyarakat untuk menjaga kualitas cadangan dan sumber air bersih Memperbaiki area persediaan air bersih merupakan metode konservasi yang efektif
PERBAIKAN DAN REHABILITASI AIR BERSIH
Di Amerika Serikat tiap 100 mil pipa terjadi 50 kasus kebocoran per tahun. Akibatnya, 60% anggaran digunakan untuk biaya perbaikan dan pemeliharaan.
CHAPTER 1
KONSERVASI PENGELOLAAN AIR BERSIH
1. Sumber daya air tidak tersedia setiap saat. Sumber air jauh dari populasi. 2. Groundwater merupakan 90% penyedia air bersih didunia, 1.5 milyar manusia bergantung pada groundwater sebagai air minum. 3. Penggunaan air terbesar adalah untuk pertanian sekitar 75% dari total konsumsi global. Industri 20%, domestic 5% . 4. Diperkirakan pada tahun 2025, 2 dari setiap 3 manusia akan tinggal didaerah yang kekurangan air. experiencing water stress (below 1,700 m3 per capita per year) by 2025. 5. Suplai air bersih dan sanitasi menjadi masalah utama dibanyak negara, dengan 20% dari total populasi tidak mendapatkan akses pada air minum yang sehat dan aman. Wabah Water-borne dari polusi tinja yang mencemarkan air permukaan menjadi penyebab penyakit pada banyak negara berkembang. Pencemaran air diperkirakan menyebabkan berbagai macam penyakit pada 1.2 milyar manusia dan menyebabkan kematian sekitar 15 juta anak-anak. 6. Bermacam-macam aktivitas manusia menyebabkan efek pada lingkungan pantai dan laut. Populasi meningkat disertai meningkatnya supply dan demand terhadap sumber daya dan ruang, dan tingkat ekonomi yang rendah dapat membahayakan keberlanjutan pemanfaatan laut.
WATER WORLD
ISU AIR BERSIH DIDUNIA
River runoff cycles of wet and dry years Significant deviations from average values differ in duration and magnitude. Tropical regions typically exhibit greater river runoff volumes.
WATER WORLD
SUMBER AIR
WATER WORLD
Laut
WATER WORLD
The global warming that the world is beginning to experience will likely have a major impact on coastal and marine environments. The sea has an enormous capacity to store heat. Warmer water, combined with anticipated changes in ocean currents, could have a devastating impact on marine ecosystems and biodiversity. One potential result could be a reduction in the upwelling of nutrients, which would in turn reduce productivity in key fishing areas.
Merupakan 90% penyedia air bersih didunia (Boswinkel, 2000). 1.5 milyar manusia bergantung pada groundwater sebagai air minum (WRI, UNEP, UNDP, World Bank, 1998). The amount of groundwater withdrawn annually is roughly estimated at ~600-700 km3, representing about 20% of global water withdrawals (WMO, 1997).
WATER WORLD
Groundwater
Didasarkan pada beberapa faktor pembangunan sosio ekonomi, termasuk populasi, fisiografi, karakteristik cuaca. Annual global freshwater withdrawal has grown from 3 790 km3 (of which consumption accounted for 2 070 km3 or 61%) in 1995, to ~4 430 km3 (of which consumption accounted for 2 304 km3 or 52%) in 2000 (Shiklomanov, 1999). Tahun 2000, sekitar 57% dari penggunaan air bersih didunia dan 70% nya digunakan untuk konsumsi di Asia, Dimana merupakan daerah irigasi terbesar didunia (UNESCO, 1999). Diperkirakan penggunaan air bersih meningkat 10-12% setiap 10 years, setiap.
WATER WORLD
Freshwater use by continents
The percentage of people served with some form of improved water supply rose from 79% (4.1 billion people) in 1990 to 82% (4.9 billion) in 2000. Between 1990 and 2000, approximately 816 million additional people gained access to water supplies - an improvement of 3%. Two of every five Africans lack access to an improved water supply. Throughout Africa, rural water services lag far behind urban services. During the 1990s, rural water supply percentage coverage increased while urban coverage decreased - although the number of people who lack access to water supplies remained about the same. In Africa, Asia, Latin America and the Caribbean, nearly 1 billion people in rural areas have no access to improved water supplies. To achieve the 2015 targets in Africa, Asia, Latin America and the Caribbean, water supplies will have to reach an additional 1.5 billion people. Source: WHO/UNICEF, 2000
WATER WORLD
Water Supply Highlights, from The Global Water Supply and Sanitation Assessment 2000
WATER WORLD
Sanitation Highlights, from The Global Water Supply and Sanitation Assessment 2000
The proportion of people with access to excreta disposal facilities increased from 55% (2.9 billion people) in 1990 to 60% (3.6 billion) in 2000. Between 1990 and 2000, approximately 747 million additional people gained access to sanitation facilities - although the number of people who lack access to sanitation services remained roughly the same. At the beginning of 2000, two-fifths of the world's population (2.4 billion people) lacked access to improved sanitation facilities. The majority of these people live in Asia and Africa, where fewer than half of all Asians have access to improved sanitation. Sanitation coverage in rural areas is less than half of that in urban locations, even though 80% of those lacking adequate sanitation (2 billion people) live in rural areas - some 1.3 billion in China and India alone. In Africa, Asia, Latin America and the Caribbean, nearly 2 billion people in rural areas have no access to improved sanitation facilities. To achieve 2015 sanitation targets in Africa, Asia, Latin America and the Caribbean, an additional 2.2 billion people will have to be provided with sanitation facilities. Polluted water is estimated to affect the health of more than 1.2 billion people, and to contribute to the death of an average 15 million children every year. In 1994, WHO estimated the number of people without access to clean drinking water at 1.3 billion. By 2000, nearly 1.2 billion people lacked access to clean water, while 2.4 billion lacked access to adequate sanitation services. Source: WHO/UNICEF, 2000.
1205.74km2
Population served
11,565,864(people)
Rate of service pervasion
100%
Number of service connections
5,943,938(cases)
Total length of distribution pipes
23,726km
Total production capacity
6,959,500(m3/day)
Total annual water supply volume
1,677,618(103m3)
Max.daily water supply volume
5,064,900(m3/day)
Av. daily water supply volume
4,596,200(m3/day)
STUDI KSAUS DI JEPANG
Service area
STUDI KSAUS DI JEPANG
STUDI KSAUS DI JEPANG
Catchment Area (m2)
Ogochi Reservoir
185,400,000
Yamaguc hi Reservoir
dams
STUDI KSAUS DI JEPANG
Name
Effective Capacity (m3)
Type
Height (m)
Length (m)
Year of Completion
262.88
Gravity-type Concrete Dam
149
353
1957
19,528,000
7.18
Earth Dam
35
691
1934
Murayam a-Kami Reservoir
2,983,000
1.34
Earth Dam
24
318
1924
Murayam a-Shimo Reservoir
11,843,000
2.01
Earth Dam
33
587
1927
Purification Plant
Tone/Ara River Systems
Tama River System
Contribution(%)
Purification Plant
River System
Treatment Process
Kanamachi
1,600,000
23.0
Rapid Sand Filtration (Partially Advanced Water Treatment)
Misato
1,100,000
15.8
Rapid Sand Filtration (Partially Advanced Water Treatment)
Asaka
1,700,000
24.4
Rapid Sand Filtration
Misono
300,000
4.3
Rapid Sand Filtration
Higashimurayama
880,000 385,000
80.2
Rapid Sand Filtration 18.2
Ozaku
280,000
4.0
Sakai
315,000
4.5
Rapid Sand Filtration Rapid Sand Filtration Slow Sand Filtration 16.7
Kinuta
114,500
1.7
Slow Sand Filtration
Kinuta-Shimo
70,000
1.0
Slow Sand Filtration
Tamagawa
(152,500)
-
Rapid Sand Filtration
Sagami River System
Nagasawa
200,000
2.9
2.9
Rapid Sand Filtration
Ground Water
Suginami
15,000
0.2
0.2
Chlorination only
6,959,500
100.0
100.0
---
TOTAL
STUDI KSAUS DI JEPANG
Water resources
Production Capacity 3/day• i‚ j
STUDI KSAUS DI JEPANG
Publicity Pamphlets, newsletter, posters, producing videotapes and films for the lending service, the Internet, Conducting publicity activities through the media such as TV, radio, publication, Distributing educational materials (to fourth grade primary school pupils and junior high school students), Conducting mobile counseling using PR cars Public Hearing Executing the Waterworks Monitor System Establishing the Customer Opinion-hearing Channel Contacts with Customers Conducting activities during the first week of June (Waterworks Week) Arranging observation trips to waterworks facilities Exchanging views between the children living in the upper and lower of the Tone River
STUDI KSAUS DI JEPANG
Main activities are as follows: Consultations on all waterworks-related issues Observation trips to purification plants and reservoirs Open day at emergency water-supply facilities Open day at waterworks facilities to people in the communities Cleaning operations at water resource areas Presenting waterworks lessons in classrooms
1. 2.
3.
4.
Meningkatnya pencemaran air tanah dan menurunnya kesehatan lingkungan akibat padatnya permukiman dan perkembangan industri Penduduk miskin perkotaan tidak terjangkau oleh sistem (air bersih). PDAM berjumlah sekitar 300 PDAM memiliki jumlah sambungan 4.500.000 juta dan kapasitas produksi sebesar 95.000 lt/dt, hanya dapat melayani sekitar 39% penduduk perkotaan termasuk adanya kehilangan air sebanyak 40 % Lemahnya kebijakan, rendahnya tingkat partisipasi pihak yang berkepentingan, dan tidak memadainya penilaian dan pendanaan pemeliharaan dan pengoperasian Lembaga pemerintah justru penunggak pembayaran air
PENGGUNAAN AIR DI INDONESIA
ISU AIR BERSIH DI INDONESIA
PENGELOLAAN AIR DI INDONESIA
TITIK BERAT PEMBANGUNAN
rehabilitasi dan perluasan sarana-sarana yang ada peningkatan kapasitas melalui pembangunan prasarana yang baru
PELITA I (1969 – 1973).
PELITA II (19741978)
Pembentukan PDAM yang sehat dan mampu mengelola keuangannya
PELITA III (1979 1983)
pembangunan sarana dan prasarana air bersih mengacu pada pelaksanaan pembangunan secara tekno ekonomis dengan titik berat kepada pelayanan bagi penduduk perkotaan
PELITA IV (1984 1988)
pemanfaatan kapasitas produksi terpasang, operasi dan pemeliharaan bagi sarana dan prasarana air bersih yang telah berfungsi, pengendalian kebocoran air, peningkatankemampuan BPAM untuk selanjutnya diserahkan kepada Pemda dalam alih status menjadi PDAM
PELITA V (1989 – 1993)
pembangunan,sarana dan prasarana air bersih selain berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan dasar penduduk juga menunjang sektorsektor industri dan perdagangan
PELITA VI (1994 1998)
program penyediaan dan pengelolaan air bersih di perkotaan maupun perdesaan. Kegiatan bagi daerah perkotaan adalah (i) upaya penurunan kebocoran air PDAM menjadi 25% untuk daerah metropolitan dan kota besar, sedangkan untuk kota sedang dan kota kecil diturunkan sampai menjadi 30% (ii) peningkatan dan perluasan prasarana air bersih untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk serta menunjang perkembangan ekonomi kota dan kawasan pertumbuhan melalui sistem perpipaan dan non perpipaan (iii) peningkatan pemanfaatan kapasitas produksi terpasang melalui perluasan jaringan distribusi, sambungan rumah, hidrant umum, terminal air, peningkatan kapasitas produksi terpasang dan perluasan jaringan distribusi baru sebesar 30.000 liter/detik sehingga dapat menambah p elayanan sebanyak 22 juta jiwa (iv) peningkatan efisiensi pengelolaan dan pengusahaan PDAM
kapasitas produksi air bersih terpasang
tambahan sambungan rumah
tambahan jumlah penduduk yang terlayani air bersih
15.222 liter/detik
172.000 unit
2.700.000 jiwa
20.252 liter/detik
310.000 unit
2.500.000 jiwa
470.000 unit
4.100.000 jiwa
148 BPAM 137 PDAM, 52.252 lit/dt
800.000 unit
8.200.000 jiwa
66.252 liter/detik
14.000 liter/detik
6 juta penduduk di 820 kota 42 juta jiwa di 3.000 desa
38.252 liter/detik
30.000 lit/detik
22 juta jiwa
PENGELOLAAN AIR DI INDONESIA
PERIODE PEMBANGUNA N
N O
SUMBER MATA AIR
KAPASITAS TERPASANG (LT/DETIK)
PROSENTASE (%)
1
Wendit (I dan II)
810
63,12
2
Binangun (lama dan baru)
230
17,92
3
Banyuning/Ngesong
141,4
11,02
4
Karangan
43,3
3,37
5
Sumbersari
40
3,12
6
Badut (I dan II)
18,5
1,14
1283,2
100
Total
PENGELOLAAN AIR BERSIH KOTA MALANG
Kebocoran air bersih, dikota Malang 42% atau sebanyak 967,988 lt/hari dari jumlah produksi Cakupan yang belum terlayani 34,3%
PENGELOLAAN AIR BERSIH KOTA MALANG
POTENSI PENYEDIAAN AIR BERSIH DIKOTA MALANG • Kondisi air tanah cukup memadai sehingga PDAM hanya menyediakan penggunaan air bersih sebesar 45% dari penduduk kota Malang
• Kondisi air yang disediakan PDAM cukup baik, karena berasal dari mata air
PREDIKSI KEBUTUHAN PERSEDIAAN AIR BERSIH KOTA MALANG TAHUN 2011
Kebutuhan air bersih : 17.423.791 liter/hari dengan debit 2.016 lt/detik. Sedangkan potensi yang ada 1.283,2 liter/detik Perincian kebutuhan air bersih tahun 2011
N O
JENIS KEBUTUHAN
JUMLAH (LITER/HARI)
1
Air bersih untuk rumah tangga
9.679.884
2
Air bersih untuk non rumah tangga
6.775.919
3
Air bersih yang mengalami kebocoran
967.988
Pakistan
Berkurangnya sumber air karena pemakaian yang berlebihan untuk kepentingan industri, agrikultur. Sistem distribusi air bersih yang tidak efektif
Program Air Minum di Pedesaan di Chile
Kualitas air minum rendah menyebabkan wabah dan angka mortalitas tinggi Banyak desa terletak didaerah terpencil sehingga tidak terjangkau air bersih
ISU AIR BERSIH
Pemerintah Daerah Paralimni di Cyprus Persediaan sumber Air terbatas Permintaan terhadap air meningkat terutama bulan JuliSeptember (musim panas) Kebocoran
AIR
pencemaran air oleh rumah industri
PENCEMARAN
pencemaran air oleh pertanian
pencemaran air oleh rumah tangga dan kecelakaan
ALTERNATIF PENGOLAHAN
PENYEDIAAN AIR ALTERNATIF DI TEGUCIGALPA, HONDURAS
"barrios marginales" (daerah pemukiman liar) di
banyak dataran tinggi . SANAA (seperti PDAM di Indonesia) mendirikan UEBM (Unit Barrios Marginales). UEBM membantu dengan mendirikan tiga jenis sistem: 1. Sistem konvensional, dengan sumur-sumur baru untuk melayani daerah-daerah sekitar tertentu. 2. Penjualan air skala besar. Masyarakat membangun tanki penyimpanan air yang disediakan oleh SANAA. Atau, kalau tanki sulit diperoleh, sebagai gantinya dipakai truk tanki. 3. Perbaikan penampungan air hujan Kunci keberhasilan : Peranan Himpunan Masyarakat Air. Dalam waktu lima tahun, perencanaan seperti ini telah mampu melayani hampir 50.000 orang.
Pembuatan
1. Sistem mekanik hanya dengan menggunakan satu pompa baik untuk air baku maupun pencuci filter. 2. Fungsi pompa ini adalah untuk penggerak energi hidrolis pengadukan cepat, pengadukan lambat dan keseluruhan proses. 3. Pembubuhan tawas dan kapur memanfaatkan tenaga isap dari daya gerak hidrolis aliran dalam pipa dan beda tinggi antara tangki larutan dan titik pembubuhan.
4. Sistem aliran dilakukan secara terbuka maupun dalam keadaan bertekanan (bukan aliran hidrolis terbuka).
Langkah proses pengolahan terdiri dari : 1. Penetralan awal dengan kapur 2. Koagulasi dengan alum dan bila dipergunakan juga dengan karbon aktif 3. Netralisasi akhir dengan kapur 4. Penyaringan.
Prototipe ini bila dioperasikan 24 jam per hari akan mampu melayani 100 jiwa dengan asumsi kebutuhan air bersih 85 liter/jiwa/hari
ALTERNATIF PENGOLAHAN
UJI COBA PROTOTIP AIR GAMBUT (DAERAH RAWA)
Cara Pengolahan: Air ditampung dalam bak penampungan Air disaring melewati saringan agar ranting, daun dan sampah tidak ikut masuk ke dalam bak. Didalam bak diisi kaporit, tawas dan batu kapur. Air dalam bak diendapkan sekitar 6 jam, baru kemudian dialirkan. Dalam bak penyaringan, diisi saringan pasir, kerikil, ijuk, arang dan bata, kemudian ijuk lagi. Air dialirkan melalui bak penyaringan dan siap digunakan untuk minum.
ALTERNATIF PENGOLAHAN
ALTERNATIF PENGOLAHAN AIR BERSIH
WATER ACT
WATER ACT
WATER ACT
WATER ACT