Materi-4
SUMBER HUKUM ISLAM KOMPETENSI INTI KI-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI-2.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI-3.Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI-4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR 3.8 Memahami kedudukan Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam. 4.6 Menyajikan macam-macam sumber hukum Islam. Tujuan Pembelajaran Melalui komunikasi dan diskusi siswa; 1. Mampu menyebutkan pengertian Al Qur’an, Al Hadits, Ijma’ dan Qiyas sebagai sumber hukum Islam 2. Mampu menjelaskan kedudukan Al Qur’an, Al Hadits, Ijma’ dan Qiyas sebagai sumber hukum Islam 3. Mampu menjelaskan fungsi Al Qur’an, Al Hadits, Ijma’ dan Qiyas sebagai sumber hukum Islam. 4. Mampu menjelaskan fungsi Al-Hadits terhadap Al-Quran. 5. Mampu menjelaskan macam-macam Al-Hadits 6. Menyebutkan contoh hukum yang di gali dari Al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas
Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 46
A. SUMBER HUKUM ISLAM Sumber hukum Islam artinya sesuatu yang darinya di gali berbagai hukum, baik perbuatan manusia maupun benda-benda yang akan di pakai manusia dalam kehidupannya. sumber hukum dalam islam adalah Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijma’ sahabat dan Qiyas. sebagian Ulama’ ada yang menambah dengan yang lain seperti, Istihsan, al-Maslahah al mursalah, Uruf. tapi yang menjadi jumhur ulama’ adalah hanya empat tadi. dan kita akan membahas yang telah di sepakati oleh sebagian besar Ulama’ yaitu; 1. AL-QUR’AN a. Pengertian Al-Qur’an secara bahasa kata Al-Qur’an berasal dari bahasa arab dari kata
قَرأ ََي ْقرأَََُقُ ْرآَنًا
yang berarti bacaan1. sedangkan
secara Istilah Al-Qur’an adalah Firman Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat Jibril dalam bahasa arab, sebagai Mu’jizat baginya dan membacanya merupakan Ibadah. Al-Qur’an terdiri dari 30 Juz, 114 surat dan jumlah ayatnya menurut jumhur ulama’ adalah 6666 ayat. Dari pengertian di atas dapat kita fahami; 1. Al-Qur’an adalah Firman Allah, bukan yang lain, bukan perkataan Muhammad SAW, Bukan perkataan Orang arab walaupun ia berbahasa arab karena di dalam Al-Qur’an sendiri terdapat banyak ayat yang menantang orang arab untuk membuat yang semisal dengan Al-Qur’an. Jikalau buatan orang arab pastilah tidak terdapat ayat seperti itu. 2. Al-Qur’an adalah Firman Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, jika Firman Allah itu di turunkan kepada selain Nabi Muhammad maka itu bukan Al-Qur’an, tetapi Kitab Lain. 3. Al-Qur’an adalah Firman Allah dalam Bahasa Arab, atau Kitab berbahasa arab, bahasa Al-Qur’an seluruhnya berbahasa arab arab, tidak ada satu katapun yang bukan bahasa arab2. Bahasa arab memiliki keistimewaan di bandingkan dengan bahasa lain di dunia, bahasa yang paling beragam dan paling banyak perbendaharaan katanya. dan Tidak ada satu katapun dalam Al-Qur’an yang tidak bisa di pahami orang. 4. Al-Qur’an merupakan Mu’jizat yang paling besar bagi Nabi Muhammad SAW, dan Nabi Muhammad dalam menghadapi para penantangnya yaitu orang-orang kafir dengan menggunakan Al-Qur’an, tidak dengan Mu’jizat yang lain, walaupun banyak mu’jizat yang lain yang di berikan Allah. dengan Al-Qur’an maka lemahlah para musuhnya, baik di masa beliau hingga hari kiamat.
1 2
A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Pustaka Progressif, Surabaya, 2002 Demikian pendapat Jumhur Ulama’, Lihat Kitab Ar-Risalah, Karya Imam Syafi’i ( terjemah ) penerbit Pustaka Firdaus, Jakarta, Cetakan ke lima, hal 60, dan Kitab Syahsiyah islamiyah karya Syeh Taqiyuddin An-Nabhani, edisi terjemah, Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, cetakan I, Hal 234
Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 47
5. Membaca Al-Qur’an bernilai Ibadah. tidak ada kitab yang apabila membacanya bernilai Ibadah, kecuali Al-Qur’an. membaca satu huruf dalam Al-Qur’an mendapat kebaikan sepuluh kali lipatnya. b. Kedudukan Al-Qur’an Al-Qur’an sebagai sumber hukum islam yang pertama dan Utama. artinya segala sesuatu ( perbuatan hamba, dan benda-benda yang di pakai manusia ) harus di gali dari Al-Qur’an. jika seorang hamba akan melakukan suatu perbuatan maka ia harus mengetahui apakah perbuatan itu di perintah, di bolehkan atau di larang oleh Allah dalam Al-Qur’an, kalau tidak di temukan maka ia harus mencarinya dalam hadits, jika tidak ditemukan dalam hadits melihat Ijma’ sahabat, dan qiyas. tidak di benarkan perbuatan hamba menyalahi dari Al-Qur’an. c. Fungsi Al-Qur’an (1) Al-Qur’an berfungsi sebagai Petunjuk bagi manusia dan menjelaskan petunjuk itu. Allah SWT berfirman ;
ِ ات َِمن َال ُْهدىَوالْ ُفرق ٍ َّاس َوب يِّ ن ِ َه ًدىَلِلن َان َ ش ْه ُر َرمضانَالَّ ِذيَأُنْ ِزل ُ َفِ ِيه َالْ ُق ْرآ ُن ْ
)٥٨١(... Artinya; (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).( QS Al-Baqarah ; 185) Demikian juga di dalam QS ke 2 ayat 2, QS ke 17 ayat 9, Manusia hidup di dunia memerlukan petunjuk, tentang bagaimana ia menjalani hidupnya. Petunjuk itu tentu tidak boleh datang dari manusia sendiri, karena manusia memiliki sifat lemah, terbatas dan tidak mampu menjangkau hal-hal yang akan datang, dan cendrung bersifat subyektif. maka pasti ketika ia membuat aturan hidupnya, pasti banyak kekurangan, menimbulkan keresahan, bahkan pertumpahan darah. oleh karena itu aturan itu harus datang dari pencipta manusia yaitu Allah SWT, Dia sebagai pencipta pasti mengetahui keperluan ciptaanya, oleh karena itu menurunkan aturan hidup bagi ciptaannya. dialah Al-Qur’an. Allah menjamin bagi hambanya yang hidup dengan mengikuti petunjuk Al-Qur’an pasti selamat dan bahagia dunia dan akhirat. Dengan Al-Qur’an kehidupan ini akan tenteram, bumi, air, hutan, dan udara akan selamat.
(2) Al-Qur’an berfungsi sebagai Pembeda Maksudnya Al-Qur’an membedakan antara yang haq dan yang bathil, dengan Al-Qur’an akan menjadi jelas antara kebenaran dan kesalahan, kesesatan. Kadang manusia dalam mengarungi hidup berhadapan dengan permaslahan yang ia tidak mampu mengetahui apakah benar atau salah. Untuk itu maka Al-Qur’an datang berfungsi menjelaskan mana yang benar Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 48
dan mana yang salah. Islam adalah kebenaran dan kekafiran adalah kesesatan (3) Al-Qur’an berfungsi sebagai penguji terhadap Kitab Sebelumnya Maksudnya, untuk mengukur kebenaran isi kitab sebelumnya maka menggunakan ukuran Al-Qur’an, jika isi kitab sebelumnya sesuai dengan Al-Qur’an maka berarti benar, tapi jika idak sesuai dengan Al-Qur’an berarti kitab itu telah tercemar oleh sesuatu yang lain selain Wahyu Allah. hal ini karena kitab sebelum Al-Qur’an itu adalah firman Allah juga, dan Allah mengatakan bahwa Al-Qur’an Pengujinya, atau penjaganya; Allah berfirman;
ِ ْكتابَبِالْحقَِّمص ِّدقًاَلِماَب ينَيدي ِه َِمنَال ِ وأنْ زلْناَإِليكَال ِ ْكت َابَوُمه ْي ِمنًا ْ ْ ْ ُ )٨٨(... عل ْي َِه
Artinya; dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu... ( QS Al-Maidah ; 48 )
(4) Sebagai Syifa’ (obat) Al-Qur’an berfungsi sebagai obat bagi manusia, yaitu obat dari segala macam penyakit, baik penyakit hati, seperti ‘ujub, hasad, sum’ah, ghibah, fitnah dan sebaginya. Serta juga obat bagi penyakit fisik. Pernah suatu rombongan kaum muslimin dalam suatu perjalanan berkemah di suatu kampung, dan terdengarlah seorang penduduk kampung berteriak kesakitan karena di sengat binatang, lalu salah seorang dari kaum muslimin membantunya dengan membacakan Ayat alQur’an dan alhamdulillah sembuh. (5) Garis-garis besar kandungan Al-Qur’an (a) berisi tentang Aqidah, berisi pokok-pokok keimanan, Iman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari kiamat, Qodho’ dan Qadar, Yaumul ba’ats, Mahsyar, Hisab, Mizan, yaumul jaza’, surga dan neraka (b) berisi tentang Tatacara beribadah, seperti perintah Sholat, Zakat, Puasa, haji, Infaq, jihad, dan lain-lain (c) berisi tentang Syariah, hukum-hukum, seperti sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem sanksi, sistem keuangan, sistem pergaulan dsb (d) berisi tentang Mu’amalah, sistem Politik, Ekonomi (pengelolaan Sumber Daya Alam, Sosial, Budaya,
Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 49
2. AL-HADITS a. PENGERTIAN Secara bahasa kata hadits berasa dari kata haditsa artinya adalah baru. maksudnya yang datang kemudian di bandingkan Al-Qur’an. secara Istilah Hadits artinya segala sesuatu yang di sandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik perkataan, perbuatan atau ketetapan. Istilah Lain yang sama dengan Hadits adalah As-Sunnah. secara Bahasa As-Sunnah artinya jalan, metode atau arah. secara istilah terdapat dua pengertian yaitu Menurut Ulama ahli hadits As-Sunnah adalah perkataan, perbuatan, Taqrir, Sifat Akhlaq, sifat anggota badan yang di sandarkan kepada Rasulullah SAW. Menurut Ulama Ushul Fiqih As-sunnah adalah perkataan, perbuatan dan taqrir terhadap suatu perkataan atau perbuatan yang datang dari Rasulullah SAW.3 b. KEDUDUKAN HADITS Hadits atau as-Sunnah merupakan sumber hukum islam yang kedua setelah AlQur’an. Kehujjahan hadits sebagai sumber hukum islam di Akui Oleh AlQur’an (Allah ). Allah SWT berfirman ;
ِ ِ ِ )٤( وحى َ ُ) إ ْن ُى َو إال َو ْح ٌي ي٣( َوَما يَْنط ُق َع ِن ا ْْلََوى
Artinya; dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).( QS An-Najm; 3-4 )
)٧(... ول فَ ُخ ُذوهُ َوَما نَ َها ُك ْم َعْنوُ فَانْتَ ُهوا ُ الر ُس َّ َوَما آتَا ُك ُم...
Artinya; ....apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah....( QS Al-Hasyr [59]; 7 ) c. FUNGSI
Sebagai sumber hukum islam yang kedua, maka Fungsi hadits terhadap AlQur’an adalah; 1. memberikan rincian terhadap Ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat umum, Contoh, Keumuman perintah sholat, seperti
ِ ِ ِ َّ الزَكاةَ وارَكعوا مع )٤٣( ني َّ يموا َ الراكع َ َ ُ ْ َ َّ الصالةَ َوآتُوا ُ َوأَق
Artinya; dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orangorang yang ruku' ( QS Al-Baqarah [2]; 43 ) maka hadits datang memberikan rincian tatacara sholat Rasulullah SAW bersabda;
ِ ُّ َ ... ُصلِّ ْي َ ِن أ ْ صل ْوا َك َما َرأَيْتُ ُم ْو
Sholatlah sebagaimana engkau melihat aku Sholat 3
Atha’ bin khalil, Ushul Fiqih ( edisi terjemah ), Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, hal 98, demikian juga dalam Kitab Syahsiyah Islamiyah ( edisi Terjemah ), Syeh Taqiyuddin An-Nabhani, Pustaka Thoriqul Izzah, Bogor, Halaman 456
Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 50
2. Memberikan pengkhususan kepada ayat yang berlaku umum Contoh, ayat yang berkenaan dengan hukuman bagi Pezina adalah dera seratus kali, Allah berfirman;
ِ الزِاِن فَاجلِ ُدوا ُك َّل و َّ الزانِيَةُ َو َّ ٌاح ٍد ِمْن ُه َما ِمائَةَ َجلْ َدةٍ َوال تَأْ ُخ ْذ ُك ْم ِبِِ َما َرأْفَة ْ َ ِ ِِف ِدي ِن اللَّ ِو إِ ْن ُكْنتُم تُ ْؤِمنُو َن بِاللَّ ِو والْي وِم ٌاآلخ ِر َولْيَ ْش َه ْد َع َذابَ ُه َما طَائَِفة َْ َ ْ ِِ ِ )٢( ني َ م َن الْ ُم ْؤمن Artinya; perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. ( QS An-Nuur [ 24]; 2 ) maka datang Hadits memberikan pengkhususan kepada perempuan dan laki-laki telah bersuami dan beristri melakukan perbuatan Zina maka hukumannya adalah di bunuh yaitu di Rajam. Rasulullah bersabda Tidaklah halal membunuh seorang muslim kecuali ia adalah salah satu diantara ketiga kelompok ini; laki-laki atau perempuan yang beristri atau bersuami yang berzina, jiwa dengan jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya serta memecah belah kesatuan Jamaah 3. Memberi batasan kemuthlakan Al-Qur’an, hukuman bagi pencuri, QS An-Nisa’ ayat 38
contoh ayat tentang
َّ َّللاِ َو َّ ََّازقَةُ فَا ْقطَعُىا أَ ٌْ ِدٌَهُ َما َج َصا ًء بِ َما َك َسبَا وَ َكاال ِمه ُ َّاز )٨٨( َصٌ ٌص َح ِكٍ ٌم ِ َّللاُ ع ِ ق َوالس ِ َوالس Artinya; laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ayat di atas berlaku umum yaitu setiap laki-laki dan perempuan yang mencuri harus mendapat hukuman Potong tangan. maka hadits datang memberikan batasan bahwa yang mendapat hukuman potong tangan adalah Pencuri yang mencuri senilai seperempat Dinar,
Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 51
d. MACAM-MACAM HADITS Hadits di lihat dari sanadnya ( jalur periwayatannya ) dapat di bagi menjadi tiga yaitu Hadits Mutawatir, Hadits Masyhur dan Hadits Ahad 4 (1) Hadits Mutawatir artinya Hadits yang di riwayatkan pada tiga masa dalam jumlah yang banyak, sehingga mustahil secara adat mereka bersepakat untuk berdusta. Yang di maksud dengan tiga masa disini adalah masa Sahabat, tabi’in, tabi’ut Tabi’in. berdasarkan ini maka Hadits Mutawatir merupakan Hadits yang paling kuat, secara pasti berasal dari Rasulullah SAW. Wajib mengamalkan Hadits Mutawatir baik dalam masalah Hukum atau Aqidah. Syarat-syarat Hadits Mutawatir ada tiga 1. Jumlah Periwayatannya harus dalam jumlah yang bisa mencegah mereka untuk bersepakat dalam kedustaan. 2. pengetahuan perawi terhadap hadits harus melalui jalan pendengaran, atau penyaksian, bukan pengambilan konklusi. 3. Harus Mutawatir pada tiga masa, yakni pada masa Sahabat, tabi’in, tabiut Tabi’in. Hadits Mutawatir terbagi dua, yaitu; a. Mutawatir Lafdhi, yaitu Hadits Mutawatir yang secara lafad para Sahabat, Tabi’in, Tabiut tabi’in meriwayatkan dengan lafad yang sama Contoh hadits Mutawatir adalah;
ب َعلَ َّي ُمتَ َع ِّم ًدا فَ ْليَتَبَ َّوأْ َم ْق َع َدهُ ِم َن النَّا ِر َ َم ْن َك َّذ Artinya; Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja maka bersiaplah-siaplah ia menempati tempat duduknya di Neraka b. Mutawatir Ma’nawi, yaitu hadits Mutawatir yang para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in sepakat atas maknanya walaupun lafadnya berbeda. Contohnya Hadits tentang sholat sunnat dua rakaat subuh (2) Hadits Masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah sahabat akan tetapi tidak mencapai batas jumlah mutawatir, kemudian mutawatir pada masa tabi’in dan tabiut tabi’in. Hadits Masyhur tetap menjadi Hujjah dalam masalah hukum syara’. Contoh hadits Masyhur adalah adalah;
...ال بِا النِّيَات ُ اََِّّنَا اْالَ ْع َم
Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya...(HR Muslim) 4
Muhammad Husain Abdullah, Dirasat fi al fikri al Islami ( terjemah-Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam), Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, 2002, hal 50
Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 52
(3) Hadits Ahad yaitu Hadits yang di riwayatkan oleh sejumlah orang yang tidak mencapai batas mutawatir pada tiga masa. Hadits ahad wajib di amalkan jika telah memenuhi syarat-syarat di terimanya sebuah hadits. Hadits ahad terbagi menjadi tiga bagian yaitu; (a) Hadits Shohih adalah Hadits yang tidak di perselisihkan keshohihannya oleh para ahli hadits. Hadits shohih yang paling tinggi derajatnya adalah yang di sepakati keshohihannya oleh bukhoriy dan Msulim, yang sering di sebut Muttafaq ‘alayh ( yang di sepakati oleh keduanya ) (b) Hadits Hasan Hadits hasan adalah hadits yang di ketahui tempat periwayatannya dan terkenal para perawinya serta kebanyakan hadits bertumpu kepadanya. Hadits hasan di terima (diambil) oleh kebanyakan ulama dan di gunakan oleh kebanyakan fuqoha’ (c) Hadits Dho’if Hadits Do’if adalah hadits yang tidak terkumpul di dalamnya sifat-sifat hadits shohih dan sifat-sifat hadits hasan. Hadits dhoif sama sekali tidak bisa di jadikan sebagai Hujjah.5 3. IJMA’ SAHABAT a. PENGERTIAN Ijma’ secara bahasa berarti bertekad bulat (ber’azam) untuk melaksanakan sesuatu, bersepakat atas sesuatu. Berdasarkan pengertian bahasa ini, bisa di katakan bahwa apabila seseorang bertekad bulat untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat di katakana berijma’, atau suatu kelompok orang bersepakat terhadap suatu perkara maka bisa di katakana Ijma’. Ijma’ menurut ahli ushul Fiqih kesepakatan atas hukum suatu peristiwa dan bahwa hukum tersebut merupakan hukum syara’.6 Ijma’ merupakan dalil syara’ jika di gali dari Dalil-dalil syara’, artinya orang-orang yang melakukan kesepakatan telah mengetahui dalilnya miskipun tidak mengucapakannya. b. KEDUDUKAN Sebelum menjelaskan kedudukan Ijma’ sebagai dalil syara’ kita harus faham dulu Ijma’ siapa yang boleh di jadikan sebagai dalil syara’. Ada yang berpendapat Ijma’ Ummat nabi Muhammad SAW, adapula yang mengatakan Ijma’ Ulama’ saja, ada pula yang mengatakan Ijma’ penduduk Madinah, dan ada pula yang mengatakan Ijma’ Shahabat Nabi Muhammad SAW.
5
Taqiyuddin an-Nabhani, Syahshiyah islamiyah Jilid 1, (terjemah), Pustaka Thariqul Izzah,Bogor, 2003, hal 472-473 6 Atha’ bin Khalil, Ushul Fiqih, Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, 2003 M, hal 111
Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 53
Pendapat yang terkuat adalah bahwa Ijma’ yang boleh di jadikan sebagai dasar hokum ( dalil Nash) adalah Ijma’ Shahabat, dengan alas an bahwa Ijma’ yang para sahabat adalah orang yang paling tahu dan dekat dengan Rasulullah, mereka senantiasa menyertai dan melihat Rasul dalam kehidupan sehari-hari. Alasan kedua bahwa Ijma’ sahabat adalah yang benar dan harus di jadikan sebagai sumber hukum Islam adalah bahwa mereka telah mendapat pujian dari Allah SWT, Seperti dalam ayat … َّ ًَ ض َّللاُ َع ْىهُ ْم َو َزضُىا َع ْىُُ َوأَ َع َّد َ َوالسَّابِقُىنَ األ َّولُىنَ ِمهَ ْال ُمهَا ِج ِسٌهَ َواأل ْو ِ از َوالَّ ِرٌهَ اتَّبَعُىهُ ْم بِإِحْ َسا ٍن َز ِ ص )٥١١( ك ْالفَىْ ُش ْال َع ِظٍ ُم َ ِت تَجْ ِسي تَحْ تَهَا األ ْوهَا ُز خَ الِ ِدٌهَ فٍِهَا أَبَدًا َذل ٍ لَهُ ْم َجىَّا Artinya : orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. ( QS At-Taubah ; 100) Kedudukhan Ijma’ Shahabat dalam hukum Islam adalah sebagai sumber hukum islam yang ke Tiga setelah Al-Qur’an dan Hadits. Ijma’ Shahabat memiliki kekuatan hukum yang sama dengan sumber hokum Islam lainnya. Artinya jika suatu perkara telah di tetapkan status hukumnya melalui Ijma’ sahabat maka hukum perkara itu sama dengan hukum yang berasal dari Al-Qur’an atau Hadits. c. Contoh Ijma’ shahabat Adapun contoh Ijma’ Shahabat adalah Wajib memilih Khalifah dalam tenggat waktu 3 hari sejak berakhirnya Kekhilafahan sebelumnya. Para pemuka masyarakat tidak menyibukkan diri mengurus janazah rasulullah, bahkan mereka menyibukkan diri untuk hadir di tsaqifah bani sa’idah hingga terpilih Abu Bakar sebagai khalifah d. FUNGSI Ijma’ Shahabat memiliki Fungsi yang sangat penting dalam hokum Islam, ia menetapkan hokum yang belum terdapat dalam Al-Qur’an maupun hadits. Ijma’ shahabat sebagai hujjah atau dalil yang tidak diperselisihkan. Adapaun dalil nash kewajiban menggunakan Ijma’ shahabat adalah hadits Nabi Muhammad SAW; ََعلَ ٍْ ُك ْم بِ ُسىَّتِ ْى َو ُسىَّ ِة ْال ُخلَفَا ُء السَّا ِش ِد ٌْه Artinya: “Hendakhal kalian berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah Khulafaurrasyidiin. “ ( HR Abu Dawud dan lain-lain) Imam syafi’i mengakui bahwa Ijma’ yang Mu’tabar adalah Ijma’ Shahabat, karena ia tak mungkin bersepakat untuk melakukan suatu kesalahan, serta beliau menolak Ijma’ Sukuti ( Ijma’ dengan diam, tanpa ada pendapat ) 4. QIYAS a. PENGERTIAN Qiyas menurut Bahasa adalah mengukur sesuatu dengan lainnya dan mempersamakannya. Qiyas menurut Istilah adalah Mengembalikan Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 54
(menyamakan ) cabang kepada pokok, karena ada illat atau sebab yang mengumpulkan keduanya kedalam suatu hukum. Atau pengertian lain Qiyas adalah menetapkan suatu hukum yang tidak disebut dalam lafadh, disamakan seperti apa yang disebutkan dalam lafadh itu karena ada illat yang mengumpulkan keduanya.7 Qiyas (analogi) termasuk dalil hukum yang disepakati oleh hampir sebagian besar ulama ushul. Hanya golongan zhahiriyah sajalah yang tidak mengakui otoritas qiyas. Imam Syafi’i merupakan ulama yang paling getol dalam memperjuangkan otoritas qiyas. Beliau bahkan berpendapat bahwa ijtihad itu tidak lain adalah qiyas. Sebetulnya pembatasan ini beliau lakukan karena beliau mendefinisikan qiyas dalam pengertian yang amat luas, yang tidak lain adalah pengertian ijtihad itu sendiri. Yang menyebabkan adanya Qiyas karena adanya adanya kesamaan antara almaqis ( perkara yang di di qiyaskan) dengan al-maqis alaih (perkara yang diqiyasi) dalam satu perkara, yaitu adanya penyatu antara keduanya. Perkara yang menyatukan iitu adalah yang medorong disyariatkannya hukum, yang kemudian di kenal Istilah illat. b. KEDUDUKAN Qiyas merupakan sumber hukum ke empat, artinya jika suatu masalah di dalam Al-Qur’an, Hadits dan Ijma’ Shahabat tidak di temukan status hukumnya maka menggunakan qiyas untuk menggali hukum masalah tersebut. Qiyas tidak di bisa di terapkan dalam masalah Ibadah, sebab masalah ibadah merupakan tauqifi dari Allah. Ketentuan ibadah sudah sangat jelas, maka jika tidak di temukan dalam Al-Qur’an dan hadits serta Ijma’ maka tidak perlu mencari-cari dalil untuk memberikan pembenaran terhadap ibadah tersebut. Qiyas hanya bisa di terpakan pada masalah muamalah, makanan dan minuman. Seperti haramnya berbagai jenis merk minuman keras, serta zat adiktif psikotropika, Al-Qur’an dan Hadits tidak menjelaskan secara tekstual, tetapi keduanya menjelaskan tentang Khomr. Berbagai jenis minuman tersebut memiliki sifat yang sama dengan khomr, maka keharaman jenis minuman keras tersebut haram sebagaimana haramnya khomr. c. FUNGSI Qiyas berfungsi memberikan status hukum terhadap suatu masalah yang belum di jelaskan secara tekstual oleh sumber hukum di atasnya, ayitu Al-Qur’an, hadits dan Ijma’ shahabat
B. TUGAS MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR 1. Carilah Ayat Al-Qur’an Yang Menjelaskan Bahwa Jika Manusia Hidup Mengikuti Al-Qur’an Pasti Selamat
7
Muhammad Saifulloh al-Aziz, Drs. Fiqih Islam Lengkap, Terbit Terang, Surabaya, 2005 hal 85
Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 55
C. LATIHAN SOAL 1) Hukum adalah tuntutan Allah SWT ( Al-Qur’an dan Hadits ) yang berkaitan dengan perbuatan Mukallaf ( Orang yang sudah baligh dan berakal sehat ) baik berupa tuntutan, pemilihan atau menjadikan sesuatu sebagai syarat, penghalang, sah, batal rukhshah atau azimah. Pernyataan ini adalah a) pengertian hukum dari ulama’ ushul fiqih b) pengertian hukum dari ulama’ fiqih c) pengertian hukum secara bahasa d) Pengertian hukum taklifi e) Pengertian Sumber hukum 2) Yang di maksud dengan hukum taklifi adalah a) tuntutan Allah SWT yang berkaitan dengan perintah untuk melakukan sesuatu perbuatan atau meninggalkannya. b) Tuntutan Allah SWT kepada Hambanya untuk bertaqwa kepadanya c) Perintah Allah SWT kepada manusia untuk melakukan suatu perbuatan d) Tuntutan secara pasti dari syariat untuk di laksanakan dan tidak boleh di tinggalkan, karena orang yang meninggalkannya dikenai hukuman. e) Perintah Allah SWT yang mengandung pengertian bahwa terjadinya sesuatu merupakan sebab, syarat atau penghalang bagi adanya sesuatu huku. 3) Tuntutan dari syari’at untuk melaksanakan suatau perbuatan, tetapi tuntutan itu tidak secara pasti, jika tuntutan itu di kerjakan maka pelakunya akan medapat pahala( kebaikan ), tetapi jika ditinggalkan tidak akan mendapat hukuman ( dosa ) pernyataan di ats merupakan . a) Pengertian Al-Ijab d) Pengertian Sunnah b) pengertian An-Nadb e) Pengertian sunnah kifayah c) Pengertian hukum wadh’i 4) Perbuatan yang apabila di kerjakan pelakunya mendapat pahala, tetapi apabila di tinggalkan akan mendapat hukuman dianggap berdosa ). Pernyataan diatas merupakan ... a) Pengertian Al-Ijab d) Pengertian Sunnah b) pengertian Fadhu e) Pengertian haram c) Pengertian Fardhu ‘ain 5) Perbuatan ‘meninggalkan sholat duha, memakan makanan yang berbau ketika hendak sholat berjamaah, adalah contoh perbuatan .... a) Fardhu c) Haram e) Mubah b) Sunnah d) Makruh 6) Al-Qur’an bersifat universal artinya adalah ... a) berlaku untuk seluruh tempat dan masa dalam satu ummat b) Berlaku untuk seluruh manusia pada suatu masa c) Berlaku untuk seluruh manusia untuk sepanjang masa mulai dari Nabi Muahammad sampai hari akhir. d) Berlaku untuk seluruh kaum muslimin di seluruh penjuru dunia dari nabi Muhammad Sampai hari akhir e) Berlaku untuk di semua tempat, waktu dan zaman Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 56
7) Hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an pada umumnya a) detail dan rinci b) universal c) sebagian besar hukum amaliyah d) Global dan umum e) Mengatur hubungan manusia dengan Allah 8) segala ucapan, perbuatan dan persetujuan/ketetapan Nabi di sebut .... a) Wahyu d) Hadits b) Al-Qur’an e) Hikayah c) Atsar 9) orang yang mengingkari hadits, termasuk orang kafir, kelompok orang seperti ini disebut ... a) Wahhaby d) musyrik b) ingkar sunnah e) Munafiq c) Khawarij 10) Ditinjau dari segi jumlah rawinya, hadits di bagi menjadi dua bagian yaitu .... a) Hadits Mutawatir dan Hadits Ahad b) Hadits Shohih dan hasan c) Hadits Mashur da Hadits gharib d) Hadits dho’if dan Hadits Maudhu’ e) Hadits Aziz Hadits dan Hadits Gharib 11) Orang-orang yang menerima hadits dari shahabat Nabi di sebut .... a) Tabi’in d) Ulama’ Salaf b) Tabi’it Tabi’in e) Ulama’ Khalaf c) Shahabat 12) Hadits yang di riwayatkan oleh sejumlah orang pada setiap tingkat sanadnya, hadits ini disebut hadits.... a) Mutawatir d) Aziz b) Ahad e) Shahih c) Masyhur 13) Kitab Hadits yang menempati peringkat pertama adalah .. a) Shohih bukhari dan shohih muslim b) shohih bukhori dan Al-Muawaththo’ c) Sunan Abu Daud , tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad d) Sunan Ibnu Majah, Ad-Dailami, ad-darukutni e) Shohih muslim 14) Di Bawah ini adalah beberapa hadits yang tidak boleh di jadikan Hujjah/alasan hukum, yaitu ... a) Mutawatir dan Ahad c) dho’if, maudhu’ dan mu’allaf d) Aziz dan Gharib b) Shohih dan Hasan e) Hasan dan ahad.
Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page57 47 Page
15) Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu perbuatan itu dengan niat, dan setiap orang tergantung dengan apa yang di niatkan ( HR Bukhari Muslim ) Hadits di atas adalah contoh hadits ... a) Mutawatir b) Masyhur c) Aziz d) Gharib e) Dho’if 16) Upaya yang sungguh-sungguh menggunakan seluruh kemampuan untuk menetapkan hukum syari’at dengan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Pernyataan ini merupakan pengertian.. a) Ijtihad secara bahasa b) Ijtihad secara Istilah c) Pengertian Ijma’ Shahabat d) Pengertian Qiyas e) Pengertian Madhab 17) Hal-hal yang boleh di Ijtihadkan adalah ... a) Masalah yang sudah jelas hukumnya. b) Masalah yang tidak ada dalilnya secara pasti baik dalam Al-Quran maupun Hadits c) Masalah-masalah baru yang berkembang di Masyarakat yang menuntut segera ada hukumnya d) Masalah aqidah dan keimanan e) Masalah hubungan manusia dengan Allah. 18) Menetapkan hukum atas suatau perbuatan yang belum ada ketentuannya, berdasarkan sesuatu yang sudah ada ketentuan hukumnya dengan memperhatikan kesamaan Illat anatara keduanya. Pernyataan di atas merupakan ... a) Pengertian Qiyas b) Pengertian Ijma’ Shahabat c) Pengertian Ijtihad d) pengertian Istihsan e) Pengertian Istishab 19) Pembukuan Al-Qur’an, pengangkatan Kholifah sebagai Amir kaum Muslimin, adalah contoh ... a) Ijma’ Shahabat b) Qiyas syar’i c) Ijtihad d) Istihsan e) Istishab 20) Menetapkan hukum haram atas Ganja, Heroin, Morfin, yang secara eksplisit tidak ada ketentuan dalam Al-Qur’an dan Hadits dengan menganalogkan kepada Haramnya Khamer karena antara keduanya ada kesamaan Illat. Hal ini merupakan contoh dari . a) Ijma’ Shahabat b) Qiyas c) Ijtihad d) Istihsan e) Istishab
Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 58 47 Page
( Jawaban soal Pilihan Ganda ) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jawaban
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jawaban
Skor jawaban soal Pilihan ganda ...............................
II. Jawablah Pertanyaan di Bawah ini dengan benar 1. Jelaskan Pengertian sumber hukum secara Istilah 2. Jelaskan kedudukan Al-Qur’an 3. Jelaskan Fungsi Al-Qur’an 4. Sebutkan pokok-pokok kandungan Al-Qur’an 5. Jelaskan pengertian Hadits secara bahasa dan Istilah 6. Jelaskan kedudukan hadits 7. Jelaskan fungsi Hadits 8. Sebutkan dan jelaskan macam-macam hadits di tinjau dari segi jumlah rawinya 9. Sebutkan contoh hukum yang di gali dari Al-Qur’an Hadits dan Ijma’ Shahabat dan Qiyas, masing-masing satu 10. Jelaskan pengertian Qiyas ( Jawaban di bawah ini ) ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 48
Page 59
........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ...........................................................................................................................................
Skor Jawaba n Soal Essay: ................... ...
Nilai Siswa:
Tanda Tangan Orang tua:
................... ...
................................
...................... Drs. Mohammad Rizi, MSI
Page 49
Page 60