, Laporan Provinsi| 105
Sumatera Utara
Rumah Balai Batak Toba Rumah Balai Batak Toba adalah rumah adat dari daerah Sumatera Utara. Rumah ini terbagi atas dua bagian, yaitu jabu parsakitan dan jabu bolon. Jabu parsakitan adalah tempat menyimpan barang. Tempat ini juga terkadang dipakai sebagai tempat untuk membicarakan hal-hal adat. Jabu bolon adalah rumah keluarga besar. Rumah ini tidak memiliki sekat atau kamar sehingga keluarga tinggal dan tidur bersama. Rumah Balai Batak Toba juga dikenal sebagai Rumah Bolon.
106 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Profil Sumatera Utara 2014 Ibu Kota Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk PDRB/Kapita2) IPM Angka Pengangguran3) Koefisien Gini4)
: Medan : 72.981 km2 : 12,98 juta : 189 jiwa/km2 : Rp 10,4 juta : 68,87 : 6,23% : 0,354
Karakter Kemiskinan
86,2%
42,2%
85,2%
13,3%
67,6% 65,7% 50,9%
Profil Kemiskinan Multidimensi Jumlah Rumah Tangga Miskin Jumlah Penduduk Miskin Angka Kemiskinan Keparahan Kemiskinan Indeks Kemiskinan Multidimensi
: 1.019.809 : 4.748.442 : 31,5% : 43,16% : 0,136
Perbandingan Kemiskinan Multidimensi
Desa
Kota
739.980
279.829
3.416.000
1.332.442
44,4%
17,8%
44,4%
40,0%
12,7% 11,7% 6,5%
50,8%
0,197
IKM
0,071
Keterangan Simbol Kemiskinan Multidimensi
RT Miskin
Persentase Penduduk Miskin
Penduduk Miskin Kota
Keparahan Kemiskinan Multidimensi
IKM
Indeks Kemiskinan Multidimensi
Keterangan 1) Semua perhitungan kecuali pada jumlah penduduk miskin IKM menggunakan standar rumah tangga 2) PDRB/kapita tanpa Migas 3) Data Agustus 2014 4) Data 2013
Laporan Provinsi| 107
Peta Kemiskinan Multidimensi Provinsi Sumatera Utara 2013
KOTA MEDAN LANGKAT
80
KOTA BINJAI KARO
86 11 98
25
KOTA PEMATANG SIANTAR
KOTA SIBOLGA 22 14
43
5
NIAS
30
ASAHAN
31
LABUHANBATU LABUHANBATU SELATAN PADANG LAWAS UTARA
37
37
KOTA PADANG SIDEMPUAN
TOBA SAMOSIR
LABUHANBATU UTARA
26
35 20
SIMALUNGUN KOTA TANJUNG BALAI
8
27
PADANG LAWAS
NIAS BARAT
38
13
TAPANULI SELATAN
22 14 55
KOTA GUNUNGSITOLI
23
18 17
TAPANULI UTARA TAPANULI TENGAH
BATUBARA
HUMBANG HASUNDUTAN
NIAS UTARA
39 7 12 50
5
PAKPAK BHARAT SAMOSIR
KOTA TEBING TINGGI
32
DAIRI
SERDANG BEDAGAI
DELI SERDANG
66
MANDAILING NATAL
NIAS SELATAN
Keterangan RT Miskin (%) >50
40-50
30-40
20-30
<20
n.a.
Jumlah RT Miskin (dalam ribu)
Keterangan Simbol Karakteristik Akses air bersih
Sanitasi
Partisipasi Sekolah
Melek Huruf
Bahan Bakar untuk Memasak
Sumber Penerangan
Pembantu Kelahiran
Gizi Seimbang Anak Balita
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kondisi Atap Lantai Dinding
Kepemilikan Aset Rumah
108 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Analisis Kemiskinan Multidimensi Sumatera Utara Profil Kemiskinan Multidimensi
tetapi, dua tahun kemudian turun menjadi sekitar 31,48 persen. Dengan angka kemiskinan sebesar ini, lebih dari tiga dari sepuluh rumah tangga di Sumatera Utara tergolong miskin multidimensi. Demikian pula dengan Indeks Kemiskinan Multidimensi yang menunjukkan tren menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, Indeks Kemiskinan Multidimensi sebesar 0,151. Kemudian pada tahun 2014 membaik menjadi 0,136. Meski demikian, perlu menjadi perhatian bahwa keparahan kemiskinan multidimensi provinsi ini cenderung masih berfluktuatif. Tren keparahan kemiskinan ini tidak mengikuti tren indikator-indikator kemiskinan multidimensi lainnya yang terus menurun. Bahkan, keparahan kemiskinan pada tahun 2014 justru lebih tinggi daripada keparahan kemiskinan tahun 2012, setelah sempat menurun pada tahun 2013.
Angka kemiskinan multidimensi provinsi ini cenderung menurun dalam kurun waktu 2012-2014. Serupa dengan pergerakan angka kemiskinan moneter, angka kemiskinan multidimensi sempat membaik pada 2013. Namun, tahun berikutnya meningkat. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa selama periode 2012-2014, jumlah rumah tangga miskin multidimensi terus berkurang meski tidak terlampau banyak. Pada tahun 2012, jumlah rumah tangga miskin mencapai 1,1 juta rumah tangga. Kemudian, dua tahun berikutnya menurun menjadi 1,02 juta rumah tangga. Sejalan dengan penurunan jumlah rumah tangga miskin ini, jumlah penduduk miskin pun turut berkurang. Dari sebelumnya sekitar 5,07 juta jiwa pada tahun 2012, menjadi sekitar 4,75 juta jiwa pada tahun 2014. Dengan penurunan rumah tangga miskin tersebut, angka kemiskinan multidimensi Angka Kemiskinan Multidimensi provinsi ini pun menurun. Pada tahun 2012 Angka kemiskinan multidimensi cendangkanya masih sebesar 35,16 persen. Akan Tabel 1 Profil Kemiskinan Multidimensi Sumatera Utara 2012-2014 2012 Keterangan
Desa
Kota
760.210
339.263
3.494.675
1.572.491
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
47,5
Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%)
Jumlah Rumah Tangga Miskin Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
Indeks Kemiskinan Multidimensi
2013 Desa + Kota
Desa
Kota
733.017
312.577
5.067.166
3.356.020
1.488.415
22,2
35,2
44,0
44,3
40,0
43,0
0,210
0,089
0,151
1.099.473
2014 Desa + Kota
Desa + Kota
Desa
Kota
739.980
279.829
4.844.435
3.416.000
1.332.442
4.748.442
19,8
32,2
44,4
17,8
31,5
43,5
40,0
42,4
44,4
40,0
43,2
0,191
0,079
0,137
0,197
0,071
0,136
1.045.594
1.019.809
Laporan Provinsi| 109
erung menurun pada kurun waktu 20122014, seperti terlihat pada Grafik 1. Sama halnya dengan angka kemiskinan moneter. Pada tahun 2013 sempat membaik, kemudian tahun berikutnya memburuk, meskipun posisinya tidak seburuk kondisi tahun 2012. Ini berbeda dengan angka kemiskinan moneter. Persentase rumah tangga miskin moneter cenderung turun selama kurun waktu 20122014. Pada tahun 2012 angka kemiskinan multidimensinya sebesar 35,2 persen. Dua tahun kemudian, kondisinya turun menjadi 31,5 persen. Nilai angka kemiskinan multidimensi lebih tinggi daripada kemiskinan moneter karena pendekatannya melihat pada keterbatasan akses pelayanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup. Kemiskinan tidak hanya sebagai persoalan ekonomi, tetapi lebih luas lagi menyangkut persoalan kebutuhan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup. Melalui pendekatan kemiskinan multidimensi, di Sumatera Utara pada tahun 2014 berada pada tingkat 31,5 persen. Artinya, lebih dari sepertiga rumah tangga di Sumatera Utara tergolong miskin multidimensi. Pada tahun 2013 terjadi penurunan angka kemiskinan multidimensi dari 32,2 persen. Sebelumnya pada tahun 2012 rumah tangga miskin multidimensinya sebesar 35,2 persen, terus membaik pada tahun 2014. Angka kemiskinan multidimensi Sumatera Utara
turun menjadi 31,5 persen, seperti ditunjukkan pada Grafik 2. Kemiskinan di Sumatera Utara terkonsentrasi di daerah perdesaan. Secara dimensional, hampir setengah dari rumah tangga di perdesaan masuk dalam kategori miskin. Pada tahun 2014, tercatat 44 persen rumah tangga perdesaan masuk dalam kategori miskin dimensional. Di perkotaan, hanya sekitar 17,8 persen rumah tangga yang masuk dalam kategori miskin dimensional. Pada tahun 2014 terjadi sedikit peningkatan angka kemiskinan multidimesi di perdesaan. Pada tahun 2012 angkanya tercatat 47,5 persen. Kemudian pada tahun 2013 persentase rumah tangga miskin multidimensi menurun menjadi 44 persen. Namun, pada tahun 2014 terjadi peningkatan angka kemiskinan sebesar 44,4 persen. Kondisi yang relatif baik terjadi di perkotaan. Tren penurunan angka kemiskinan multidimensi terjadi dalam tiga tahun terakhir sebagai dampak pelaksanaan program pengentasan rakyat miskin perkotaan, yang mampu menurunkan tingkat kemiskinan menjadi 17,8 persen di tahun 2014. Penurunan angka kemiskinan multidimensi di perkotaan ini sejalan dengan menurunnya angka kemiskinan multidimensi perkotaan secara nasional, dari 22,2 persen pada tahun 2012 menjadi 18,5 persen tahun 2014. Tren penurunan angka kemiskinan perkotaan Sumatera Utara hampir sama dengan penurunan
Grafik 1 Perbandingan Angka Kemiskinan Multidimensi dengan Angka Kemiskinan Moneter (%)
110 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
tingkat nasional. Dibandingkan dengan antardaerah, wilayah Kepulauan Nias paling tinggi angka kemiskinan multidimensinya. Persentase rumah tangga miskin multidimensi paling banyak terdapat di Kabupaten Nias, sebesar 94 persen. Disusul Kabupaten Nias Selatan sebesar 90,5 persen dan Nias Barat sebesar 88,3 persen. Adapun daerah yang paling sedikit persentase rumah tangga miskin multidimensinya adalah Kota Medan, Kota Tebing Tinggi, dan Kota Binjai. Tingginya angka kemiskinan multidimensi di Sumatera Utara tidak terlepas dari
menurunnya daya beli masyarakat sebagai akibat nilai tukar petani (NTP) yang jauh merosot. Pada tahun 2014, harga komoditas pertanian dunia, terutama tanaman sawit dan karet yang merupakan komoditas utama petani Sumatera Utara, mengalami kemerosotan yang berakibat harga yang diterima petani jauh lebih rendah daripada kondisi sebelumnya. Fluktuasi harga komoditas dunia, gejolak permintaan dunia, serta tidak tersedianya sistem penyangga atas perubahan tersebut memosisikan petani perdesaan menjadi kelompok yang rentan dan tidak mampu ber-
Grafik 2 Angka Kemiskinan Multidimensi (%) menurut Desa-Kota
50,0 40,0
35,2 32,2 31,5
35,0
22,2 19,4 18,5
22,2 19,8 17,8
25,0 20,0
35,0 30,8 29,7
2013
30,0
47,6 42,2 40,8
2012
45,0
47,5 44,044,4
2014
15,0 10,0 5,0 -
Desa
Kota
Desa + Kota
Desa
Sumatra Utara
Kota
Desa + Kota
Nasional
Grafik 3 Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%) menurut Desa-Kota
2012 2013 2014
Sumatra Utara
Laporan Provinsi| 111
buat banyak. Akibatnya, perubahan pada harga komoditas dunia secara langsung meningkatkan kemiskinan perdesaan di Sumatera Utara. Peningkatan angka kemiskinan multidimensi yang tinggi dalam fase penurunan harga komoditas dunia ini memperlihatkan bahwa terdapat sejumlah besar masyarakat perdesaan yang masuk dalam kelompok di atas garis kemiskinan multidimensi, tetapi sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal (rentan miskin). Dalam kondisi normal, kelompok ini pada dasarnya mampu memenuhi kebutuhan hidup minimal, tetapi tidak cukup tangguh ketika terjadi gejolak pada faktor eksternal. Kemampuan daya beli yang tidak terlalu kuat ini menyebabkan perubahan angka kemiskinan multidimensi setiap tahun menjadi sangat tinggi.
Keparahan Kemiskinan Multidimensi Menurunnya angka kemiskinan multidimensi di Sumatera Utara tidak diikuti dengan penurunan keparahan kemiskinan multidimensi. Tingkat keparahannya cenderung tidak stabil. Pada tahun 2013 menurun. Setahun kemudian kondisinya meningkat. Artinya, di satu sisi, pertumbuhan ekonomi mampu mengurangi jumlah rumah tangga miskin multidimensi, tetapi di sisi lain, ketidakmampuan
mengakses kebutuhan dasar di masyarakat meningkat pada tahun 2014. Berdasar pada Grafik 3, pada tahun 2012, persentase keparahan multidimensi masyarakat sebesar 43 persen. Kemudian pada tahun 2013 persentasenya turun menjadi 42,4 persen. Selanjutnya, pada tahun 2014 tingkat keparahan rumah tangga miskin multidimensi kembali memburuk menjadi 43,2 persen. Kondisi yang fluktuatif ini dipicu oleh kondisi keparahan di perdesaan. Penyumbang keparahan terbesar di perdesaan. Pada tahun 2012, persentasenya sebesar 44,3 persen. Setahun kemudian kondisinya membaik menjadi 43,5 persen. Namun, pada tahun 2014 persentasenya kembali memburuk melebihi kondisi tahun 2012, yaitu sebesar 44,4 persen. Ini berbeda dengan masyarakat di perkotaan yang cenderung stabil. Selama kurun waktu 20122014 tingkat keparahan kemiskinannya stagnan di level 40 persen.
Indeks Kemiskinan Multidimensi Di Provinsi Sumut, penurunan angka kemiskinan multidimensi diikuti dengan penurunan Indeks Kemiskinan Multidimensi. Dalam kurun waktu 2012-2014, Indeks Kemiskinan Multidimensi cenderung turun sama halnya dengan nasional. Namun, levelnya masih lebih
Grafik 4 Indeks Kemiskinan Multidimensi menurut Desa-Kota
0,250 0,210 0,200
0,191
0,207
0,197
0,151 0,137 0,136
0,150
0,180 0,174 0,149 0,129 0,124 0,090 0,077 0,074
0,089 0,079 0,071
0,100 0,050 Desa
Kota
Desa + Kota
Sumatra Utara
Desa
Kota Nasional
2012
2013
Desa + Kota
112 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
tinggi dibandingkan dengan kondisi nasional. Sama halnya dengan daerah lain, kontribusi perdesaan cukup besar dalam menyumbang tingginya Indeks Kemiskinan Multidimensi. Pada tahun 2012, Indeks Kemiskinan Multidimensi Sumut tercatat 0,151. Dua tahun kemudian turun menjadi 0,136. Tingginya Indeks Kemiskinan Multidimensi ini disumbang oleh tingginya indeks di perdesaan, seperti terlihat pada Grafik 4. Indeks kemiskinan di perdesaan cenderung fluktuatif. Pada tahun 2012 terhitung 0,210. Setahun kemudian membaik menjadi 0,191. Namun, tahun 2014 sedikit memburuk menjadi 0,197. Ini berbeda dengan kondisi di perkotaan. Selama kurun waktu 2012-2014 relatif lebih baik dan semakin membaik. Ini disebabkan akses infrastruktur dasar lebih baik dibandingkan dengan di perdesaan. Dibandingkan dengan daerah lain, Kabupaten Nias menjadi daerah yang paling tinggi indeks kemiskinannya. Kemudian disusul Kabupaten Nias Barat dan Nias Selatan. Adapun daerah yang paling rendah indeks kemiskinannya terdapat di Kota Medan, Binjai, dan Tebing Tinggi.
Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan
Dilihat dari karakteristik kemiskinan multidimensi, setidaknya ada lima persoalan yang dihadapi rumah tangga miskin di Sumut. Masalah tersebut adalah akses sumber penerangan, air bersih, dan sanitasi. Selain itu, ada juga persoalan kurangnya asupan gizi seimbang pada anak balita dan bahan bakar untuk memasak. Persoalan akses sumber penerangan menjadi persoalan paling utama di Sumut. Empat dari lima rumah tangga miskin tidak mampu mengakses sumber penerangan yang disediakan pemerintah. Empat dari lima rumah tangga miskin tidak mampu mengakses air bersih. Bahkan, dari tahun 2012 hingga 2014 cenderung meningkat. Persoalan lain, masih banyak rumah tangga miskin yang tidak memiliki sanitasi yang sehat. Sekitar enam dari sepuluh rumah tangga miskin tidak memiliki jamban keluar-
ga yang layak. Akses energi untuk memasak juga menjadi masalah. Tujuh dari sepuluh rumah tangga miskin belum memiliki akses bahan bakar untuk memasak yang layak seperti elpiji. Ada yang berpotensi menimbulkan masalah, yaitu kurangnya asupan gizi seimbang pada anak balita. Pada kurun waktu 20122014 kondisinya cenderung meningkat. Pada tahun 2012 keluarga yang memiliki anak balita dengan asupan gizi tidak seimbang sebesar 47 persen. Dua tahun kemudian bertambah menjadi 51 persen, seperti terlihat pada Grafik 5. Rekomendasi Belajar dari pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan, sasaran penanggulan kemiskinan hendaknya tidak menyebar pada komunitas warga secara ”sporadis” dan bukan spesifik pada kelompok rumah tangga miskin dengan karakteristik tertentu. Akibatnya, seringkali program yang diberikan kurang dapat menjawab persoalan utama kemiskinan yang dihadapi kelompok rumah tangga miskin. Idealnya, sebuah program penanggulangan kemiskinan disusun atas dasar sebab-sebab kemiskinan yang dihadapi oleh kelompok orang miskin. Luasnya cakupan program penanggulangan kemiskinan, yang biasanya menjadikan desa-kota sebagai unit implementatis, mengakibatkan program kurang dapat mengenali karakteristik spesifik rumah tangga miskin yang diintervensi. Dari analisis kemiskinan multidimensional masyarakat Sumatera Utara, telah disimpulkan bebarapa karakteristik kemiskinan di Sumatera Utara. Untuk itu, sasaran penanggulangan kemiskinan ke depan harus memprioritaskan pada kemiskinan perdesaan. Dalam lima tahun ke depan, program penanggulangan kemiskinan harus mampu menurunkan angka kemiskinan multidimensi rumah tangga Sumatera Utara. Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah perlu mempersiapkan regulasi dan kelembagaan, terutama terkait dengan usaha menjaga agar nilai tukar petani tetap stabil, mendorong peningkatan daya beli masyarakat per-
Laporan Provinsi| 113
desaan, serta menjaga inflasi tetap berada pada tingkat yang wajar. Dengan memperhatikan permasalahan utama dalam kemiskinan multidimensi Provinsi Sumatera Utara, upaya penanggulangan kemiskinan multidimensi di provinsi ini perlu dijalankan dengan prioritas sebagai berikut: 1. Peningkatan penggunan sumber penerangan yang layak bagi rumah tangga miskin, terutama di Kabupaten Mandailing Natal, Langkat, Nias Selatan, dan Deli Serdang. 2. Peningkatan akses rumah tangga miskin terhadap air bersih, terutama di Kabupaten Deli Serdang, Langkat, Mandailing Natal, dan Kota Medan. 3. Peningkatan sanitasi lingkungan rumah tangga miskin, terutama di Kabupaten Mandailing Natal, Langkat, Deli Serdang, dan Nias Selatan. 4. Peningkatan asupan gizi seimbang pada anak balita rumah tangga miskin, terutama di Kabupaten Deli Serdang, Langkat, Simalungun, dan Kota Medan. 5. Peningkatan aksesibilitas bahan bakar untuk memasak yang layak terutama di Kabupaten Mandailing Natal, Nias Selatan, Langkat, dan Tapanuli Tengah.
114 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014 Lampiran 1 Jumlah RT Miskin Menurut Dimensi dan Indikator 2012-2014 2012 Indikator
2013
2014
Desa
Kota
Desa + Kota
Desa
Kota
Desa + Kota
Desa
Kota
Desa + Kota
603.101
161.260
764.361
556.312
127.746
684.058
555.816
114.186
670.002
614.222
268.390
882.612
596.212
251.012
847.224
627.261
241.529
868.789
117.457
8.822
126.279
103.944
8.312
112.255
120.342
15.502
135.845
342.661
182.583
525.243
323.758
192.152
515.910
354.028
164.764
518.792
94.660
39.020
133.680
84.547
37.236
121.783
82.070
37.349
119.419
82.021
9.290
91.311
75.104
9.953
85.057
102.243
26.908
129.150
376.579
197.409
573.989
367.213
193.694
560.906
371.765
146.538
518.303
697.389
274.205
971.593
675.358
243.489
918.847
670.762
208.399
879.161
613.772
175.082
788.854
575.728
129.561
705.289
576.215
113.455
689.670
68.023
16.162
84.185
57.199
8.995
66.194
58.069
8.630
66.699
247.514
215.858
463.372
232.954
216.862
449.816
235.352
195.227
430.580
Laporan Provinsi| 115 Lampiran 2 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2012
Kode
KABUPATEN/KOTA
1201 Kab. N i a s Kab. Mandailing 1202 Natal Kab. Tapanuli 1203 Selatan Kab. Tapanuli 1204 Tengah 1205 Kab. Tapanuli Utara 1206 Kab. Toba Samosir 1207 Kab. Labuhan Batu 1208 Kab. Asahan 1209 Kab. Simalungun 1210 Kab. Dairi 1211 Kab. K a r o 1212 Kab. Deli Serdang 1213 Kab. Langkat 1214 Kab. Nias Selatan Kab. Humbang 1215 Hasundutan 1216 Kab. Pakpak Bharat 1217 Kab. Samosir Kab. Serdang 1218 Bedagai 1219 Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas 1220 Utara 1221 Kab. Padang Lawas Kab. Labuhan Batu 1222 Selatan Kab. Labuhan Batu 1223 Utara 1224 Kab. Nias Utara 1225 Kab. Nias Barat 1271 Kota Sibolga 1272 Kota Tanjung Balai Kota Pematang 1273 Siantar 1274 Kota Tebing Tinggi 1275 Kota Medan 1276 Kota Binjai
Jumlah RT Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
24.196
94,1
50,5
0,475
66.883
68,9
44,4
0,306
37.110
60,9
43,9
0,267
42.434
62,9
45,9
0,289
28.427 16.643 39.166 38.322 58.782 32.769 31.557 96.399 82.223 56.620
43,9 37,8 39,4 24,7 28,2 51,2 31,2 21,0 34,4 90,5
42,2 41,4 42,2 41,5 41,1 42,1 40,7 40,0 43,0 49,7
0,185 0,157 0,166 0,102 0,116 0,215 0,127 0,084 0,148 0,450
18.399
46,3
43,4
0,201
6.233 16.319
65,1 54,0
44,0 43,3
0,286 0,234
41.948
30,0
42,3
0,127
28.150
30,2
41,0
0,124
39.110
70,5
45,5
0,321
35.644
64,4
44,6
0,287
26.827
37,4
42,8
0,160
32.143
40,1
43,3
0,174
20.682 13.779 5.520 8.756
83,1 88,3 29,0 25,1
47,3 50,3 39,7 40,9
0,393 0,444 0,115 0,103
7.225
12,4
39,5
0,049
9.186 88.084 13.608
24,6 18,2 22,8
39,3 39,4 39,7
0,097 0,072 0,091
Keparahan Indeks Kemiskinan Kemiskinan Multidimensi Multidimensi (%)
116 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Kode
KABUPATEN/KOTA
Kota Padang Sidempuan 1278 Kota Gunungsitoli 1277
12 SUMUT
Jumlah RT Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
Keparahan Indeks Kemiskinan Kemiskinan Multidimensi Multidimensi (%)
20.429
46,3
41,8
0,194
15.899
61,5
44,9
0,276
1.099.473
Lampiran 3 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2013
Kode
KABUPATEN/KOTA
1201 Kab. N i a s Kab. Mandailing 1202 Natal Kab. Tapanuli 1203 Selatan Kab. Tapanuli 1204 Tengah 1205 Kab. Tapanuli Utara 1206 Kab. Toba Samosir 1207 Kab. Labuhan Batu 1208 Kab. Asahan 1209 Kab. Simalungun 1210 Kab. Dairi 1211 Kab. K a r o 1212 Kab. Deli Serdang 1213 Kab. Langkat 1214 Kab. Nias Selatan Kab. Humbang 1215 Hasundutan 1216 Kab. Pakpak Bharat 1217 Kab. Samosir Kab. Serdang 1218 Bedagai 1219 Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas 1220 Utara 1221 Kab. Padang Lawas Kab. Labuhan Batu 1222 Selatan Kab. Labuhan Batu 1223 Utara
Jumlah RT Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
Keparahan Indeks Kemiskinan Kemiskinan Multidimensi Multidimensi (%)
22.375
88,0
52,1
0,459
65.585
67,0
43,4
0,291
35.459
54,9
43,8
0,240
43.274
60,7
44,5
0,270
26.628 13.176 31.161 38.090 49.735 31.871 25.100 98.246 80.448 55.417
38,0 30,0 29,9 22,9 22,9 46,4 24,6 21,0 32,6 85,2
41,7 41,2 40,8 40,6 40,6 42,4 40,3 40,5 41,5 47,7
0,158 0,124 0,122 0,093 0,093 0,197 0,099 0,085 0,135 0,407
16.675
39,1
41,3
0,162
5.495 17.512
53,3 56,1
41,1 42,6
0,219 0,239
78.571
32,8
42,6
0,140
22.719
24,5
42,1
0,103
37.176
64,8
44,2
0,286
36.512
64,2
43,0
0,276
25.598
33,8
41,7
0,141
29.592
37,3
44,1
0,164
Laporan Provinsi| 117
Kode
KABUPATEN/KOTA
1224 1225 1271 1272
Kab. Nias Utara Kab. Nias Barat Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Pematang Siantar Kota Tebing Tinggi Kota Medan Kota Binjai Kota Padang Sidempuan Kota Gunungsitoli
1273 1274 1275 1276 1277 1278
12 SUMUT
Jumlah RT Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
Keparahan Indeks Kemiskinan Kemiskinan Multidimensi Multidimensi (%)
21,674 14,499 4,741 8,276
79,2 91,0 25,5 23,2
47,8 47,9 39,9 39,6
0,378 0,436 0,102 0,092
11,964
19,1
37,5
0,072
6,824 85,716 10,744
17,6 17,2 16,8
39,4 39,1 40,0
0,069 0,067 0,067
20,377
43,0
41,3
0,178
13,777
52,9
44,1
0,234
1,085,006
Lampiran 4 Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012-2014
118 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Lampiran 5 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012 (Ribu) Dimensi Kesehatan
Dimensi Pendidikan
Dimensi Standar Kualitas Hidup
Jumlah
KABUPATEN/ RT KOTA Miskin
Kab. N i a s Kab. Mandailing Natal Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kab. Labuhan Batu Kab. Asahan Kab. Simalungun Kab. Dairi Kab. K a ro Kab. Deli Serdang Kab. Langkat Kab. Nias Selatan Kab. Humbang Hasundutan Kab. Pakpak Bharat Kab. Samosir Kab. Serdang Bedagai
24,2
21,9 22,9
4,9
8,8
3,6
10,3 10,1 23,7 24,1
4,3
4,0
66,9
60,7 52,1 14,6 21,9
9,9
2,0
29,4 64,6 65,2
0,7
21,1
37,1
34,5 20,8
5,3
14,4
5,5
1,9
16,5 36,0 36,2
0,5
16,1
42,4
35,0 30,6
5,7
22,1
7,8
6,0
20,4 37,3 40,0
0,5
17,0
28,4
19,8 13,2
3,1
17,0
1,4
1,0
16,6 28,0 25,6
-
12,0
16,6
11,8 12,3
0,9
8,0
1,0
0,4
7,3
15,3 12,9
0,4
9,5
39,2
25,5 35,1
3,2
19,1
5,8
0,8
23,3 30,6 28,3
2,3
14,4
38,3
19,8 29,2
4,6
25,7
6,5
2,7
23,6 33,3 19,1
1,3
14,0
58,8
40,7 43,0
6,1
29,6
6,4
4,0
27,4 51,5 41,2
4,1
23,1
32,8
19,9 28,6
2,6
14,7
2,7
0,7
16,0 31,8 28,6
1,3
12,2
31,6
23,7 22,0
0,6
11,9
1,7
1,6
14,8 29,0 15,6
1,4
25,7
96,4
50,5 83,5
1,3
48,7 15,1
1,1
59,5 74,2 36,0
8,9
58,6
82,2
63,6 67,6
6,6
39,6 11,3
4,6
46,6 75,9 36,7 24,9 25,5
56,6
54,5 52,2 12,1 14,3
5,2
29,2 23,8 55,1 56,5 12,6
2,6
18,4
11,5 12,6
3,6
10,6
1,5
0,7
10,0 17,8 16,9
0,2
6,2
6,2
4,3
5,3
1,2
3,4
0,5
0,3
2,8
6,0
5,9
0,1
1,9
16,3
12,1 15,2
1,1
5,3
0,6
0,2
6,5
14,8 15,0
0,0
11,4
41,9
22,4 36,2
6,4
18,3
6,6
2,8
24,7 37,7 23,5
5,2
17,9
Laporan Provinsi| 119 Dimensi Kesehatan
Dimensi Pendidikan
Dimensi Standar Kualitas Hidup
Jumlah
KABUPATEN/ RT KOTA Miskin
Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas Utara Kab. Padang Lawas Kab. Labuhan Batu Selatan Kab. Labuhan Batu Utara Kab. Nias Utara Kab. Nias Barat Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Pematang Siantar Kota Tebing Tinggi Kota Medan Kota Binjai Kota Padang Sidempuan Kota Gunungsitoli Sumatera Utara
28,2
18,3 17,5
17,5
5,1
2,1
14,7 26,0 11,3
5,3
10,5
39,1
33,3 37,3 11,4 18,5
4,1
0,4
18,7 35,1 37,7
0,2
9,3
35,6
31,3 30,4
7,4
15,3
5,4
0,2
18,8 33,5 34,4
-
6,2
26,8
15,5 20,8
3,5
16,7
2,6
0,6
17,6 19,0 25,2
0,7
8,4
32,1
24,0 29,0
5,4
16,2
5,8
0,4
18,8 24,7 20,4
0,4
13,6
20,7
17,4 18,5
4,9
7,9
2,9
4,9
9,0
19,7 20,7
2,8
3,0
13,8
12,3 12,8
2,9
5,5
1,4
6,1
6,0
13,5 13,8
1,5
2,9
5,5
3,3
2,4
0,2
2,7
0,4
0,2
3,3
3,9
4,0
0,0
4,5
8,8
5,3
5,8
0,1
6,0
1,3
0,1
5,4
7,6
3,4
0,2
5,5
7,2
3,5
4,4
-
5,3
0,6
-
5,4
6,1
2,2
0,3
4,4
9,2
2,9
7,2
-
6,2
0,9
0,2
5,3
7,2
4,1
0,1
7,1
88,1
37,5 69,9
1,7
48,8
5,9
1,4
48,2 70,1 45,3
2,0
67,1
13,6
4,2
12,2
0,3
8,3
1,1
0,4
7,5
11,7
0,4
9,6
20,4
12,1 18,5
0,9
8,7
1,4
0,3
8,8
16,9 17,6
-
13,8
15,9
11,2 13,3
0,8
8,1
1,7
3,8
7,2
13,8 15,7
1,3
4,5
1,099
764
126
525
134
91
574
972
84
463
883
2,8
6,2
789
120 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Lampiran 6 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2013 (Ribu) Dimensi Kesehatan
Dimensi Pendidikan
Dimensi Standar Kualitas Hidup
Jumlah
KABUPATEN/ RT KOTA Miskin
Kab. N i a s Kab. Mandailing Natal Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kab. Labuhan Batu Kab. Asahan Kab. Simalungun Kab. Dairi Kab. K a ro Kab. Deli Serdang Kab. Langkat Kab. Nias Selatan Kab. Humbang Hasundutan Kab. Pakpak Bharat Kab. Samosir Kab. Serdang Bedagai
22,4
20,0 20,1
5,8
8,1
3,9
10,5
9,7
22,1 22,3
5,5
4,0
65,6
60,9 53,2 13,8 19,5
6,6
2,1
25,7 62,1 64,3
0,4
21,3
35,5
33,7 22,7
6,6
14,6
4,7
0,7
15,6 33,3 34,7
-
12,5
43,3
34,7 30,9
4,7
20,7
6,6
3,6
22,2 38,9 40,0
0,4
17,5
26,6
14,5 14,3
1,6
16,2
2,0
1,1
16,7 26,6 21,6
0,2
11,8
13,2
10,0
9,5
0,6
6,4
0,1
0,3
6,3
0,2
8,0
31,2
19,9 29,0
1,2
15,5
4,2
0,5
19,7 26,8 15,6
-
12,0
38,1
20,5 32,8
3,5
24,6
4,7
1,6
25,2 30,6 18,3
1,2
12,0
49,7
27,5 34,8
7,1
29,5
4,2
3,8
27,3 42,4 28,8
1,7
23,3
31,9
21,0 29,0
1,4
13,5
2,4
0,7
16,1 30,8 27,5
1,3
12,0
25,1
17,3 17,5
-
9,3
2,3
0,6
12,7 24,5 11,5
1,3
19,2
98,2
45,0 81,0
4,8
53,5 16,7
1,6
62,7 82,7 28,8 10,3 63,4
80,4
56,0 66,7
6,5
40,1 11,9
3,7
39,2 70,5 40,1 19,8 27,8
55,4
49,6 46,0
9,4
16,2
3,5
27,5 25,6 54,2 55,4
16,7
8,9
10,7
2,0
10,2
0,7
0,9
9,1
16,0 14,2
5,5
3,3
4,3
0,9
3,5
0,1
0,2
2,3
5,2
17,5
13,3 13,3
0,5
6,9
0,4
0,2
7,1
39,2
21,6 33,2
6,0
21,0
3,5
3,5
12,1
9,4
6,4
4,5
-
6,3
4,8
0,0
1,6
16,0 16,4
0,0
12,9
23,2 37,4 19,9
5,1
14,2
Laporan Provinsi| 121 Dimensi Kesehatan
Dimensi Pendidikan
Dimensi Standar Kualitas Hidup
Jumlah
KABUPATEN/ RT KOTA Miskin
Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas Utara Kab. Padang Lawas Kab. Labuhan Batu Selatan Kab. Labuhan Batu Utara Kab. Nias Utara Kab. Nias Barat Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Pematang Siantar Kota Tebing Tinggi Kota Medan Kota Binjai Kota Padang Sidempuan Kota Gunungsitoli Sumatera Utara
22,7
10,9 17,9
1,7
15,8
3,8
2,2
13,8 20,4
8,9
3,4
9,7
37,2
30,5 32,1 10,0 15,6
5,3
0,6
18,7 34,0 35,4
0,1
6,6
36,5
31,4 29,2
5,2
16,8
4,1
0,0
19,4 34,3 33,6
-
6,5
25,6
16,1 20,6
2,1
13,0
4,0
0,6
15,1 19,4 20,9
0,7
9,3
29,6
20,3 27,3
5,9
17,4
4,8
0,5
21,0 22,1 20,1
1,6
7,1
21,7
18,0 18,6
5,8
10,0
3,0
4,8
10,2 20,9 21,5
3,0
2,4
14,5
12,0 14,2
3,4
6,0
1,6
5,5
5,4
13,4 14,4
1,2
2,1
4,7
1,5
3,4
0,0
2,2
0,9
0,0
2,5
3,3
3,4
-
4,2
8,3
4,4
5,0
-
6,2
1,2
0,1
5,9
6,4
1,5
0,1
6,1
12,0
6,3
9,1
-
5,3
1,2
0,1
4,7
11,5
1,9
0,1
11,4
6,8
1,3
6,1
-
4,1
1,0
0,1
4,7
5,3
1,8
0,1
5,7
85,7
27,0 75,0
0,5
51,1
8,2
3,3
52,9 57,6 33,8
0,8
70,7
10,7
4,4
8,7
0,1
7,3
0,5
0,1
7,2
10,1
0,3
7,6
20,4
13,3 19,2
0,2
8,5
1,3
0,3
7,1
16,2 18,5
-
13,7
13,8
8,8
11,8
0,5
7,4
2,3
3,5
6,0
11,7 13,5
0,9
2,6
1,046
684
847
112
516
122
85
561
919
66
450
2,5
705
122 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Lampiran 7 Peta Indikator Kemiskinan Multidimensi
KABUPATEN/KOTA
Indikator
Kab. Mandailing Natal
Kab. Langkat
Kab. Deli Serdang
Kota Medan
Kab. Langkat
Kab. Mandailing Natal
Kab. Deli Serdang
Kota Medan
Kab. Langkat
Kab. Simalungun
Kab. Mandailing Natal
Kab. Langkat
Kab. Mandailing Natal
Kab. Nias Selatan
Kab. Nias Selatan Kab. Deli Serdang
Kab. Nias Selatan Kab. Deli Serdang
Kab. Langkat
Kab. Tapanuli Tengah