Sudut pandang realis,liberalis dan konstruktivis dalam melihat masalah konflik* Name_Mohammad Ridwan Hubungan Internasional Fisip UNIKOM
Latar belakang masalah Konflik menjadi salah satu isu yang penting dalam hubungan internasional terutama konflik yang berupa peperangan dan perdamaian .konflik bersenjata yang terjadi ketika masa-masa perang dunia menjadi hirauan pengkaji hubungan internasional dan dominan sekitar akhir abad 19.dua paradigma yang dominan dan mengkaji menyangkut masalah konflik yaitu realis dan liberalis, dua paradigma ini melihat hubungan internasional berkaitan dengan konflik ini.1 dan jika kita melihat bahwa perkembangan teori hubungan internasional dalam buku Asrudi dan Mirza J yang berjudul repleksi teori hubungan internasional dari tradisional ke kontemporer mereka membagi pada 3 pengelompokan perkembangan teori hubungan internasional yaitu teori HI tradisional di antaranya realis dan liberalis. Berikutnya teori HI modern di ataranya teori konstruktivis dan terahir teori HI alternatif di ataranya pos modern dan post kolonial . Dalam tulisan ini penulis akan melihat dua kelompok teoritis yaitu kelompok pertama liberalis dan realis dan kelompok ke dua konstruktivis.penulis akan menggambarkan dua kelompok yang di kemukakan bagaimana memandang konflik .sistematika dalam tulisan ini, penulisa akan menggambarkan krangka berfikir 2 dari realis ,liberalis dan kostruktifis berkaitan dengan konflik, selanjutnya penulis akan paparkan satu per satu dari pandangan tersebut secara runtut. Realis Kita dapat melihat perkembangan paradigma realis pada pemikir yunani kuno,para filsuf atau sejarahwan
di ataranya Thucydides yang terkenal dalam karyanya
replection on
pelloponesin war,yang menggambakan bahwa hubungan antara bangsa pada saat itu penuh dengan konflik dan kompetisi antara negara yunani kuno yang di kenal memiliki kebudayaan helenik. Thucydides menekankan pada katakter alamiah.dan menekankan bahwa menurut Thucydides semua negara baik besar maupun kecil harus mampu beradaptasi terhadap
keadaan alamiahnya,berdasarkan realitas kekuatan yang berbeda dan juga harus mampu mengatur dirinya sendiri sesuai dengan keadaan alamiahnya.jika negara mereka akan bertahan dan mungkin akan sejahtera ,jika negara gagal mealakukan hal itu meraka akan menceburkan dirinya dalam bahaya dan mungkin di hancurkan3. Thucydides memfokuskan penelitiannya terhadapa negara selain itu, menurut Thucydides hal yang di gambarkan di atas sudah menjadi suatu hal yang alamiah dimana pemikiran Thucydides ini di pengaruhi oleh historis, menurut weafer penelitian realis klasik biasanya tidak di dasarkan pada penelitian sistemik atau metode yang jelas dan bahwa ia tidak lebih dari sekedar “penyajian kembali secara elegan akan “pengetahuan awam ”dari masa lampau kita yang secara implisit mengasumsikan bahwa setiap praktisi yang baik dapat menceritakan sejarah disiplin ini. 4 bukan hanya Thucydides, Machiavelli Thomas Hobbes menurut penulis lebih di kategorikan pada kelompok di atas. Kalau kita lihat Machiavelli menekankan pada moralitas individu seorang pemimpin5 Machiavelii melihat bahwa seorang pemimpin itu tidak bisa mengikuti moralitas kristiani.yang mengatakan bahwa individu harus taat tidak boleh bohong dll.ketika seorang pemimpin mempertahankan moralitas kristiani maka pemimpin akan mengorbankan rakyatnya .dalam hal ini bisa kita lihat bahwa marchiavelli menekankan pada moralitas yang berbeda 6 Pada dasarnya secara umum,pertama kaum realis klasik setuju bahwa kondisi manusia adalah kondisi yang tidak aman dan berkonflik yang harus di perhatikan dan di hadapi.kedua mereka setuju bahwa terdapat kumpulan pengetahuan politik,atau kebijaksanaan untuk menghadapi masalah keamanan masing-masing dari mereka mencoba mengidentifikasi elemen-elemen pokonya.ketiga mereka setuju bahwa tidak ada pelarian akhir dari kondisi manusia ini ,yang merupakan bentuk permanen kehidupan manusia,dengan kata lain,meskipun terdapat kumpulan kebijakan politik-yang dapat di ketahui dalam bentuk petah-petah politik tidak ada solusi permanen atau akhir bagi masalah-masalah politik term asuk politik internasional.7 Jadi dalam paparan di atas dapat kita lihat realis memandang konflik adalah sesuatu yang wajar kondisi alamiah,dalam pandangan realis manusia di cirikan sebagai mahluk yang selalu cemas akan keselamatan dirinya dalam hubungan persaingan dengan yang lain,mereka ingin berada dalam kursi pengendali.mereka tidak ingin di ambil keutungannya,mereka terus berjuang untuk mendapatkan yang terkuat dalam hubungan dengan yang lain termasuk hubungan internsional dengan negara lain .pandangan pesismis atas sifat manusia ini sangat jelas dalam teori HI Hans Morgenthau ia melihat pria dan wanita memiliki keinginan untuk
berkuasa hal itu sangat jelas dalam politik dan khusunya politik internasional. politik adalah perjuangan memperoleh kekuasaan atas manusia,dan apapun tujuan akhirnya kekusaan adalah tujuan terpentingnya dan cara-cara memeproleh memelihara,menujukan kekuasaan menentunkan teknik tindakan politik (Morghantau).8 Selain itu kaum realis mempunyai dasar normatif
yaitu kemanan nasional dan
kelangsungan hidup negara, ini merupakan nilai yang menggerakan dokrin kaum realis dan kebijakan luar negeri bagi kaum realis, negara di pandang esensial bagi kehidupan warga negarnya,tanpa negara yang menjamin alat-alat dan kondisi –kondisi keamanan,dan yang memajukan kesejahteraan kehidupan manusia di batasi seperti yang tersurat di dalam pernyataan Tomas Hobbes yang terkenal “ terpencil miskin sangat tidak menyenangkan tidak berprikemanusiaan dan singkat ” dengan demikian negara di pandang sebagai pelindung wilayahnya,penduduknya,dan cara hidup yang khas dan berharga.kepentingan nasional adalah wasit terahir dalam menetukan kebijakan luar negeri.masyarakat dan moralitas manusia di batasi pada negara dan tidak meluas pada HI.yang merupakan arena politik dari kekacauan besar ,perselisihan konflik antara negara-negara dimana negara-negara berkekuatan besar mendominasi pihak lain. 9dengan demikian kaum realis klasik menurut pandangan penulis konflik pada akhirnya di selesaikan melalui peperangan. Meski kaum realis bukanlah yang pertama memikirkan dan menuliskan tentang hubungan internasional ,mereka adalah yang pertama menyodorkan sebuah penjelasan komperhensif sistem internasional dalam praktek dalam artian bahwa ia “mengkodifikasi praktek”,realisme oleh karenya bisa di anggap sebagai sebuah teori fundamental lain dari disiplin hubungan internasional.10 Pada tahun 1950 dan 60 an terjadi revolusi behavioral kaum neo realis (positivis) ingin menempatkan HI pada pondasi analisis ilmiah.salah satu ilmuwan HI yang menerapkan metodologi ini yaitu Keneth Walts. Teori ilmiah HI membawa kita berharap negara-negara berprilaku dengan cara-cara tertentu yang dapat di prediksi.dalam pandangan walts teori HI yang terbaik adalah teori sistem kaum neorealis yang intinya memfokuskan pada struktur sistem pada unit-unitnya yang berinteraksi dan pada kesinambungan pada perubahan sistem.dalam realisme klasik para peimimpin negara dan penilain subjektifnya tentang Hubungan Internasional merupakan pusat perhatiannya.dalam neorealisme ,sebaliknya ,struktur sistem ,khususnya distribusi kekuatan relatif merupakan fokus anlitis utama.11
Titik berat struktural realis walts terletak pada komfigurasi power yang merupakan posisi power aktor –aktor hubungan internasional dalam sistem internasional.usaha untuk memahami berbagai permasalahan konflik atau pembangunan perdamaian tidak dapat di lepaskan dari konfigurasi power yang terbentuk atau di bentuk .dengan demikian dalam pemikiran walts ,sistem internasional memetukan unit dalam arti tidak ada hirauan utama bagi pembuat kebijakan politik luar negeri yang independen dari sistem internasional. penekanan Walts terhadap struktur sistem merupakan realsi dari logika determinis yang di gunakan. 12 Sehingga dengan demikian walts menyarankan bahwa balance of power menjadi hal yang penting untuk menjaga stablitas keamanan dalam sistem internasional. Walts membedakan antara sistem bipolar seperti yang terjadi selama perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dan sistem mulitpolar –baik yang terjadi sebelum maupun sesudah perang dingin.Walts meyakini bahwa sistem bipolar lebih stabil dan karnanya menyediakan jaminan perdamaian dan keamanan yang lebih baik di banding sistem multipolar hanya dengan dua negara yang berkekuatan besar keduanya dapat diharapkan bertindak untuk memelihara sistem (walts 1979:204). 13 Dalam hal ini penulis dapat memberi kesimpulan bahwa menurut pandangan kaum realis konflik akan tetap terjadi.meskipun solusi konflik yang di berikan oleh beberapa tokoh secara umum adalah bersiap untuk perang tetapi tokoh lain seperti Keneth Walts dia menyarankan balance of power menjadi salah satu yang dapat menghindari konflik dia mencontohkan ketika sebelum dan sesudah perang dingin terjadi dimana sistem bipolar lebih stabil dari pada multipolar.dan hampir secara keseluruhan kaum realis menekankan pada keaman nasional yaitu isu militer dan politik .14 Idealis /liberalis Idealis liberalis muncul sebagai awal lahirnya studi hubungan internasional15 Wodrow Wilson seorang presiden Amerika Serikat yang mempunyai keinginan untuk membawa dunia ke pada dunia yang aman bagaimana agar perang dapat di hindari.salah satu yang di gagas oleh wilson adalah keinginan untuk membentuk LBB .salah satu yang mempengaruhi nya adalah pemikir filsafat Imanuel kant berjudul perpetual peace yang mengaris bawahi pandangan grotius16bahwa perang dengan alasan apapun harus di hindari karena dengan cara itulah perdamaian abadi dapat di tegakan.kaum idealis meyakini melalui
organisasi
internasional yang di desain secara rasional dan cerdas adalah mungkin untuk mengakhiri perang dam mencapai perdamaian yang kurang atau lebih permanen pernyataan tersebut
adalah memungkinkan menjinakan negara dan warga negara dengan menempatkan mereka pada organisasi-organisasi istitusi dan hukum internasional yang tepat.argumen yang di buat kaum idealis liberal adalah ingin membuat dimana mahluk –maluk yang berbahaya katakanlah dalam hutan sementara di bawah LBB mahluk tersebut di masukan ke dalam kerangkeng di perkuat dengan pengendalian oleh organisasi internasional yaitu kedalam suatu kebun binatang.keyakinan liberal wilson adalah organisasi internasional yang di bentuk dapat menjamin perdamaian permanen.17 Hal ini mendapat pertentangan dari E.H Carr dalam bukunya yang terkenal the twenty yers crisis kegagalan LBB mencegah invasi jepang atas mancuria dan pendudukan Italia atas Etopia telah menghancurkan harapan banyak kaum liberal yang percaya bahwa dunia dapat menjadi damai hanya dengan berharap saja.18 kaum liberal umumnya megambil pandangan positif atas sifat dasar manusia mereka memiliki keyakinan terhadap akal pikiran manusia dan mereka yakin prinsif rasional dapat di pakai pada masalah-masalah internasional.kaum liberal mengakui bahwa individu selalu mementingkan diri sendiri dan bersaing terhadap suatu hal.tetapi mereka percaya bahwa individu- memilik banyak kepentingan dengan demikian dapat terlibat dengan aksi sosial yang kolaboratif dan koperatif baik domestik maupun internasional
yang menghasilkan
manfaat besar bagi setiap orang baik dalam negeri maupun luar negeri.dengan kata lain konflik dan perang tidak dapat di hindarkan;ketika manusia menggunakan akal pikirannya mereka dapat mencapai kerjasama yang saling menguntungkan bukan hanya dalam negeri tetapi juga lintas batas internasional.19 Teori liberal yakin bahwa akal pikiran manusia dapat megalahkan ketakutan manusia dan nafsu akan kekuasaan.kaum liberal idealis gagal dengan argumen yang di kemukakan E H Carr sehingga realis menjadi pendekatan teoritis dominan dalam HI.setelah tahun 1945 pusat gravitasi hubungan internasional adalah perseteruan perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet,ada beberapa kaum neoliberal yang mucul sebagai dasar bagi upaya baru kaum liberal untuk memformulasikan suatu alternatif bagi pemikir realis yang akan menghidarkan ekses-ekses utopia dari liberalisme terdahulu.karl deutch et.al berpendapat bahwa aktivitas –aktivitas yang saling berkaitan.membantu membetuk nilai-nilai dan identitas bersama di atara masyarakat yang berbeda-beda dan membuka jalan bagi hubungan kooperatif ,yang damai,yang membuat semakin mahal dan akhirnya perang tidak mungkin terjadi.20
Di tahun 1950 proses integrasi regional sedang berjalan di Eropa barat dengan proses integrasi yang mengacu pada kerjasama internasional.hal ini di contohkan sepanjang tahun 195-an dan 1960 an eropa barat dan jepang membangun negara kesejahteraan yang berdaya konsumsi besar (mass consumtion welfare state).seperti yang telah dilakukan Amerika Serikat
sebelum
perang
.pembagunan
itu
memerlukan
tingkat
perdagangan
,komunikasi,pertukaran budaya hubungan dan transaksi lintas batas yang lebih tinggi aliran ini di sebut liberalisme sosiologi. 21 Dalam rangkuman di atas penulis melihat kaum liberal optimisme akan kemajuan.dan konflik akan dapat di cegah. menurut liberalisme sosiologi bahwa hubungan internasional bukan hubungan antar negara tetapi mencangkup keseluruhan baik masyarakat, individu, perusahan MNC dll, yang tentu perang menjadi sesuatu hal yang mahal dan kurang menjadi perhatian ,hal ini di bukutikan oleh jepang ketika jepang memilih mmegejar ekonomi dari pada terlibat perang seperti Amerika Serikat .sehingga menurut pandangan kaum liberal konflik dapat terselesaikan oleh kerjasama yang saling menguntungkan. Konstruktivis Konstruktivis hadir sebagai pendekatan modern.konstruktivis pada dasarnya mengas umsikan bahwa politik internasional adalah hasil dari suatu “konstruksi sosial ”yakni proses dialektika antara “struktur” dan “agen”,dimana lingkungan sosila politik dan manusia saling berinteraksi untuk menghasilkan perrubahan-perubahan sosial politik.22 Asumsi –asumsi dasar konstruktivsime menyangkut tiga aspek ilmu pengetahuan ontologisepistemologi dan metodologi .dari sudut ontologi,di asumsikan jika banyak intepretasi dapat di ajukan untuk realitas (objek pengamatan) dan jika tidak dapat di tentukan adanya suatu kebenaran tertinggi atau falsifikasi terhadap konstruksi tersebut,maka tidak ada jalan lain kecuali mengambil relativisme sebagai suatu posisi.relativisme adalah bentuk pemikiran yang menjungjung keterbukaan sekaligus merupakan proses pencarian terhadap kontruksikontruksi baru secara terus menerus.dengan cara pandang ini,para konstruktifis melihat realita bercorak plural dan realita itu sendiri berada di pikiran masing-masing orang.23 Secara epistemologi para konstruktivis megambil posisi sebagai subjektivis.posisi ini di ambil buka karena semata-mata dorongan manusiawi melainkan juga sebagai sarana untuk membangun suatu konstruksi selain itu subjekitvitas juga merupakan konsekwensi dari pandangan ontologi dimana di mana realita di yakini berada dalam fikiran pengamat.dengan
cara pandang ini,maka interaksi subjektif adalah satu-satunya cara untuk dapat mengakses realitas tersebut.dari sisi metodologi yang menyangkut pembentukan pengetahuan,mula-mula para konstruktivis mengidentifikasi berbagai konstruksi yang ada,selanjutnya melalui metode hermeneutika dan dialektik konsensuspun akan tercapai.melaui heurmenutika suatu konstruksi dapat di uraikan setepat mungkin,sedangkan dengan dialektika,suatu kontruksi lama akan di perbandingkan dan di bedakan (comparing and constrating) dengan konstruksi yang hendak di bangun,proses ini dapat di katakan sebagai interaksi tesis,antitesis dan kemudian melahirkan sintesis.namun tekanan para konstruktivis adalah bahwa istilah-istilah yang di hasilkan lebih merupakan sebuah konsensus. 24 Penggunaan metode heurmeneutika dan dialektika dalam paradigma konstruktivis bertujuan untuk membangun konstuksi yang lebih canggih sekaligus untuk mempertahankan keterbukaaan saluran komunikasi sehingga proses konstruksi berikutnya tidak mengalami hambatan.jadi konstruktivisme tidak bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan yang dapat di gunakan untuk memprediksi mengontrol dan mentranformasi dunia rill,mealainkan mmerekonstruksi dunia,proses rekonstruksi ini terjadi di benak para konstruktivis jika terdapat proses transformasi,pikirkanlah yang di transformasi bukan dunia rill. 25 Ketika kita merujuk pada ketiga hal di atas penulis dapat menjelaskan konflik dalam pandangan konstruktifis sebgaia berikut para konstruktifis secara ontologis konflik di lihat sebagai suatu yang tidak bisa di pandang kebenaran tertinggi ,jadi konflik itu apa yang di intepretasikan oleh pengamat sehingga kaum konstruktivis melihat konflik sebagai suatu relativisme artinya bentuk pemikiran yang menjungjung keterbukaan sekaligus merupakan proses pencarian terhadap kontruksi-kontruksi baru secara terus menerus.dengan cara pandang ini,para konstruktifis melihat realita bercorak plural dan realita itu sendiri berada di pikiran masing-masing orang. Berikutnya secara epistemologi kita dapat melihat pandangan kaum idelis bahwa konflik dapat di cegah dan menurut pandangan kostruktivis permaslahan konflik adalah permasalah yang sedang di konstruksi.dengan cara ini interaksi subjektif adalah satu-satunya cara pandang mengakses realitas. Sebagai
pendekatan
konstruktivis
adalah
sebuah
pendekatan
yang
mencoba
mengkombinasikan pendekatan realisme(muncul pada masa pasca perang dunia ke dua)dan pendekatan idealisme (yang muncul kembali pada masa perang dingin).26
Notes *
1
konflik dalam hal ini merujuk pada konflik tradisional peperangan dan perdamaian
Meskipun sudut pandanga dua paradigma ini berbeda dalam melihat konflik.
2
Krangka berfikir /cara membangun ilmu di mulai dengan ontologis:pertanyaan menyangkut hakikat realita . epistomologis : hubungan peneliti dan yang di teliti 3 4 5
Jakson robert dan Sorensen georg “pengantar studi hubungan internasional” Pustaka Pelajar,2009, hal 92 lihat Walter Carlesnes et.al “hand book hubungan internasional ”2013,hal 11 Moralitas yang di tekankan berbeda dengan moralitas yang di tekankan oleh kaum liberalis/idealis
6
untuk lebih jelas lihat Robert j & George S pengantar studi HI ,lihat juga Eva R memahami perkembangan hubungan internasional. 7
Robert J & George S op.cit hal 99
8
Ibid hal 88
9
Ibid hal 89
10
Scott Burchill & Andrew Linklater,”teori-teori Hubungan Internasional ” Nusa media,2014,hal 107
11
Robert J & George S op.cit hal 110
12
P.Y Nur Indro “karakter interdisipliner-dialog ilmu hubungan internasional” dalam transformasi hubungan internasional aktor,isu dan metodologi,garaha ilmu,2007,hal 272 13
studi
dalam Robert J & George S op.cit hal 111
14
lihat Saeri M,”teori Hubungan Internasional sebuah pendekatan paradigmatik “ dalam jurnal trannasional vol 3,no 2 februari 2012 hal 11 (Online). 15
untuk lebih jelas Robert j & George S pengantar studi HI ,lihat juga Saeri M,”teori Hubungan Internasional sebuah pendekatan paradigmatik “ dalam jurnal trannasional vol 3,no 2 16
Grotius adalah pemikir filsafaat hukum internasional salah satu karya yang terkenal yaitu berjudul De jurre belli ac pacis mengenai hukum peperangan dan perdamaian (1625) 17
Robert J & George S op.cit hal 50
18
Scott Burchill & Andrew Linklater op.cit hal 91
19
Robert J & George S op.cit hal 141
20
Ibid hal 64
21
Ibid hal 63-64
22
Sugeng bob “transformasi isu dan aktor di dalam studi Hubungan Internasional : dari Realisme hingga Konstruktivisme” dalam transformasi studi hubungan internasional aktor,isu dan metodologi,2007 hal 20 23
Asrudin & Mirza J.S “Repleksi Teori Hubungan Internasional dari tradisional ke Kontemporer”graha ilmu,2009 hal 175 24
Ibid hal 175
25
Ibid hal 175-176
26
Sugeng Bob op.cit hal 19
Bibliograpy Carlsnaes et.al,Hand Book Hubungan Internasional.Bandung,Nusa Media, 2013 Jakson R & Sorensen G,Pengantar Hubungan Internasional,Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2009 Bob Sugeng et.al,Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional Aktor,Isu dan Metodologi, Yogyakarta, Graha Ilmu ,2007 Asrudin& Suryana Jaka,Repleksi Teori Hubungan Internasional dari Tradisonal ke Kontemporer, Yogyakarta ,Graha Ilmu,2009 Burchill Scott & Linklater Andrew,Teori-Teori Hubungan Internasional,Bandung,Nusa Media,2014 Saeri M,”teori Hubungan Internasional sebuah pendekatan paradigmatik “ dalam jurnal trannasional vol 3,no 2 februari 2012