KAJIAN
PERTANIAN ORGANIK TERINTEGRASI SUDIARSO Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
• Pertanian organik pada prinsipnya adalah penerapan pertanian berwawasan lingkungan (pertanian berkelanjutan). • Masyarakat dunia sudah lama menyepakati penerapan dan pengembangan konsep pertanian berkelanjutan (“Sustainable Agrculture”) sebagai realisasi dari konsep pembangunan berkelanjutan pada sektor pertanian dan pangan sebagaimana tercantum di dalam Agenda 21 yang telah disepakati oleh para pemimpin dunia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992. • Di dalam Agenda 21 telah dirinci berbagai konsep dan program aksi Pertanian Berkelanjutan yang perlu dilaksanakan oleh semua negara. • Konsep keberlanjutan merupakan konsep yang multidimensional termasuk didalamnya pencapaian tujuan ekologi, sosial dan ekonomi.
ORGANIC FARMING • Pertanian organik: praktek pertanian secara alami tanpa pupuk dan pestisida kimiawi sintesis serta seminimal mungkin melakukan pengolahan tanah. • Apabila sepenuhnya mengacu kepada terminologi (pertanian organik natural) ini tentunya sangatlah sulit bagi petani untuk menerapkannya, oleh karena itu pilihan yang dilakukan adalah melakukan pertanian organik regenaratif, yaitu pertanian dengan prinsip organik disertai dengan pengembalian ke dalam agroekosistem berupa masukanmasukan yang berasal dari bahan organik.
• Sistem pertanian organik: hukum pengembalian (“low of return”) yang berarti suatu sistem yang mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu/limbah pertanaman maupun ternak yang ditujukan memberikan makanan pada tanaman. • Falsafah yang melandasi pertanian organik adalah mengembangkan prinsip-prinsip memberikan bahan organik pada tanah yang selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk tanaman , dan bukan memberikan makanan langsung pada tanaman. • Edwards (1990) memberikan istilah “membangun kesuburan tanah”.
Strategi pertanian organik adalah memindahkan hara dalam bentuk kompos dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah. Unsur hara didaur-ulang melalui satu atau lebih tahapan bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Hal ini berbeda dengan pertanian konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dan langsung dalam bentuk larutan sehingga diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
International Federation of Organik Agriculture Movement (IFOAM, 2006): pertanian organik ditujukan untuk 1. menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai, 2. membudidayakan tanaman secara alami, 3. mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian, 4. memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang, 5. menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian, 6. memelihara keragaman genetik sistem pertanian 7. mempertimbangkan dampak sosial dan ekologis yang lebih luas dalam sistem usaha tani.
• IFOAM: pertanian organik merupakan sistem manajemen produksi pertanian yang holistik dan terpadu yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem, termasuk siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. • Pertanian organik merupakan suatu pendekatan sistem yang utuh berdasarkan satu perangkat proses yang menghasilkan ekosistem yang berkelanjutan (”sustainable”), pangan yang aman, gizi yang baik, kesejahteraan hewan dan keadilan sosial. • Dengan demikian, pertanian organik lebih dari sekedar sistem produksi yang memasukkan atau mengeluarkan input tertentu, namun juga merupakan satu filosofi dengan tujuan mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas dari komunitas yang saling ketergantungan dari kehidupan tanah, tanaman, hewan dan manusia.
Penerapan dan pengembangan pertanian organik harus didasarkan pada 4 prinsip dasar: (1) prinsip kesehatan; (2) prinsip ekologi; (3) prinsip keadilan; dan (4) prinsip perlindungan.
The four basic principles of organic agriculture Endorsed by IFOAM, September 2005
Healthy soil Healthy crops Healthy livestock Healthy people
Agro-ecology Diversity Recycling
Ecological and social justice Fari Trade?
Precaution
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENERAPAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK • Mempertahankan dan memperbaiki kesuburan tanah melalui penerapan teknologi budidaya yang tepat untuk meningkatkan hasil panen. • Mengurangi tingkat kerusakan lahan sebagai akibat pengelolaan lahan yang tidak memperhatikan kaidahkaidah konservasi. • Mempertahankan proses-proses seperti yang terjadi pada ekosistem alami, misalnya : mengusahakan terjadinya siklus bahan organik dan unsur hara. • Mempertahankan keanekaragaman biologi pada ekosistem pertanian, melalui pola tanam, pengendalian hama terpadu dan pupuk hayati. • Mengurangi penggunaan input dari luar terutama yang bersifat kimiawi • Meningkatkan efisiensi proses produksi yang pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan dan pendapatan petani.
MENGAPA P0 PERLU DILAKUKAN ? 1. Kesuburan tanah menurun: karena bahan organik rendah 2. HPT tidak terkendali, karena ekosistem tidak stabil 3. Pencemaran lingkungan dan gangguan terhadap kesehatan manusia sebagai akibat penggunaan bahan – bahan kimia pertanian 4. Ketergantungan proses produksi terhadap input dari luar tinggi, pada akhirnya petani tidak berdaya 5. Penggunaan “external input” semakin tidak efisien, sehingga petani rugi 6. Kualitas hasil panen rendah menyebabkan harga rendah dan keuntungan petani berkurang.
MAKANAN ORGANIK = MAKANAN SEHAT = MANUSIA SEHAT Permintaan produk organik meningkat tajam khususnya di Amerika dan Eropa sehingga sistem pertanian organik sudah sejak lama diterapkan di negara-negara tersebut. Di Amerika, 1 dari 4 penduduknya telah mengkonsumsi produk organik (Wood, Chavez dan Comis, 2007) Australia telah mengekspor produk organiknya ke Jepang, Singapura dan Malaysia dengan nilai ekspor 30 sampai 50 juta dolar (Aus) (McCoy, 2006) Thailand sebagai negara agraris terkemuka bahkan sudah meratifikasi Standarisasi Pertanian Organik sejak 1995 (IFOAM, 2001)
Sistem Pertanian Organik Terpadu • Sistem Pertanian Terpadu (integrated farming system) adalah satu sistem yang menggunakan ulang dan mendaur ulang, menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja. • Praktek budidaya aneka tanaman/aneka kultur yang beragam sehingga meningkatkan kesuburan tanah dengan tindakan alami menyeimbangkan semua unsur hara organik yang pada akhirnya terbentuk pertanian organik ramah lingkungan dan berkelanjutan
KEUNGGULAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK TERPADU
• Efisiensi – Memanfaatkan sumber daya alam secara optimum
• Mandiri – Sistem dapat berjalan dengan input luar minimum
• Berkelanjutan – Ekologi : ramah lingkungan – Ekonomi : menguntungkan – Sosial : kearifan lokal dan dapat diterima masyarakat 14
CAKUPAN SISTEM PERTANIAN TERPADU Sistem Produks Sistem Energi dan Biomas
Ekonomi
Efisiensi Produktivitas Kemandirian Pemberdayan
SDM
Wilayah
Komunitas
15
Diagram Aliran Bahan dalam SPOT
16
Aliran barang dan uang dalam Sistem Konvensional Produk Utama (Pangan)
Pasar
Uang
Produk Utama (Daging)
Proses Produksi Tanaman
Masukan Eksternal (Agrokimia)
Proses Produksi Ternak
Produk Ikutan (Hijauan)
Buangan /Limbah
RT Pengelola
Produk Ikutan (Kotoran)
17
Aliran barang dan uang dalam SPOT Produk Utama (Pangan)
Pasar
Uang
Produk Utama (Daging)
Proses Produksi Tanaman
Masukan Eksternal (Agrokimia) Minimum
Proses Produksi Ternak
Produk Ikutan (Hijauan)
Limbah RT / Desa
RT Pengelola
Produk Ikutan (Kotoran)
18
Integrasi Vertikal dan Horisontal Pertanian Terpadu
Komoditi
• PASAR • KELEMBAGAAN KEUANGAN • KELEMBAGAAN • AGROINDUTRI • PROSES PRODUKSI • INFRASTRUKTUR
Komoditi
19
CONTOH PERTANIAN ORGANIK TERPADU • • • • • • •
Mina - padi Bebek – padi Ikan – ayam Sapi – tebu Sapi – sawit Parlabek (pare – lauk – bebek) Jagung – sapi - biogas 20
ALTERNATIF : Pola Tanam dan Ternak Lamtoro (di pinggir teras) Rumput gajah (tampingan teras atau guludan) Teh (0.5 ha) Padi sawah(0.5 ha) Tomat (0.25ha) Sawi putih Kubis Buncis(0.25ha) Kubis Sawi Putih Domba Siklus1 Domba Siklus2 Domba Siklus3 Ayam layer sikus 1 sampai dengan 5 Ikan mas(10 m2) 21
Kenapa Perlu Sistem Pertanian Organik Terpadu Lebih hemat energi Mempertahankan keanekaragam hayati Mampu mencapai produksi optimal melalui diversivikasi produk Tanpa menimbulkan limbah pertanian Cara ini dapat dicapai dengan menerapkan Sistem Pertanian Organik Terpadu
Sistem Pertanian Organik Terpadu • Apabila pertanian dikembangkan secara sendiri-sendiri maka sisa tanaman, kotoran dari ternak merupakan limbah yang dapat menimbulkan masalah dan penanganannya memerlukan biaya tinggi sehingga akan meningkatkan biaya produksi usaha pertanian. • Oleh karena itu pertanian terpadu lebih efisien dan dapat meminimalkan limbah ternak maupun limbah lainnya
Konsep Sistem Pertanian Organik Terpadu
Sumber: RiauPulp, 2005
Manfaat dan Keunggulan Pertanian Organik Terpadu • Penyedia pangan yang lebih efektif dan efisien. – Siklus dan keseimbangan nutrien serta energi yang akan membentuk suatu ekosistem secara keseluruhan akan terjadi dalam sistem pertanian terpadu. – pertanian terpadu akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi dan penurunan biaya produksi.
• Secara empiris pertanian terpadu merupakan bentuk pertanian yang efektif dan efisien karena hampir tidak ada komponen yang terbuang.
Manfaat dan Keunggulan Pertanian Terpadu
• Petani memiliki beragam sumber penghasilan – diversifikasi tanaman dan polikultur. – petani bisa menanam padi dan bisa juga beternak kambing atau ayam dan menanam sayuran.
• Mengurangi ketergantungan kepada input eksternal yang ditentukan pasar
Model Penerapan Sistem Pertanian Terpadu di IPSA Bali
Alternatif Cara integrasi Ternak-Tanaman
Hutan Alami (Sustainable)
Intensifikasi (Tidak Sustainable)
Agroforestri
Sun light
(Sistem Alternatif) Pohon
Pohon
a Tanaman
c Seresah Seresah
c
a
Seresah Seresah
b d Pengaruh negatif: a = Naungan b = Kompetisi Akar
d
d
Pengaruh positif: c = Seresah d = Perakaran pohon bersifat ‘jaringan penyelamat’ hara
Agroforestri (Sistem Alternatif)
PENGATURAN ROTASI TANAM (Sistem Organik)
Aplikasi Pupuk Kandang/ Kompos (Sistem Organik)
BUDIDAYA AZOLA DI PETAK SAWAH (Sistem Organik)
POTENSI • Motto: Hidup sehat
Makanan Sehat Produk Pertanian Sehat
• Biofisik: Cahaya & Air (berlimpah), Lahan & Komoditi (beragam), Sistem pertanian (perkebunan, hortikultura, cash crop, tan. pangan); Harga tinggi
• SDM: petani, pedagang, industri, perbankan, pemerintah, PT, LSM
• Sarana/prasarana Pendukung • Polesi Pemerintah.
KENDALA • Kebiasaan Petani: pupuk/pestisida minded
• Jaminan Pasar/Harga: belum ada (produk organik)
• Kebiasaan Masyarakat: belum mengkonsumsi produk organik
• Lahan Intensifikasi: umumnya tercemar pupuk/pestisida/limbah
• Arah Paradigma Pertanian Akan Datang: belum jelas
STRATEGI • Paradigma Masa Depan: perlu ditetapkan • Pembenahan IPTEK: Pertanian Organik
• Sosialisasi IPTEK: kepada petani, pekebun, peternak
• Sosialisasi Produk Organik: kepada masyarakat
• Pembenahan Sistem Pemasaran: lokal, regional, nasional, internasional
PROGRAM • Penentuan Lokasi/Komoditi Spesifik: perkebunan, cash crop, hortikultura, pangan
• Pembangunan Sarana/Prasarana: pupuk/pestisida organik, kios/pasar/restoran organik
• Pembangunan Pasar dan Jaringan Pemasaran: lokal, regional, nasional, global
• Regulasi: peran pemerintah, PT, Asiosiasi, LSM
PENUTUP ·PERTANIAN ORGANIK MERUPAKAN “ALTERNATIF SISTEM” DLM MENANGANI MASALAH PERTANIAN SAAT INI, UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN: KUANTITAS, KUALITAS, DAN KONTINYUITAS PRODUK AGAR LAKU DI PASAR REGIONAL, NASIONAL, ATAUPUN INTERNASIONAL (MAKANAN SEHAT). ·SISTIM ALAMI YANG BERSIFAT “SEIMBANG” DAN BERKELANJUTAN DAPAT DIACU DALAM MENUJU KE SISTEM PERTANIAN ORGANIK, NAMUN PERLU MASUKAN BIOTEKNOLOGI BERUPA: “DAUR ULANG” SISA PANEN, PUPUK HIJAU, DLL (ON-FARM), SERTA “MASUKAN” PUPUK KANDANG, KOMPOS, ATAU PUPUK ORGANIK LAIN (OFFFARM). ·TANTANGAN YANG DIHADAPI DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIKTERPADU : KEBIASAAN PETANI (PUPUK/ PESTISIDA MINDED), MASYARAKAT INDONESIA BELUM LAZIM MENGKONSUMSI PRODUK ORGANIK, JAMINAN PASAR BELUM ADA, LAHAN SUDAH BANYAK TERCEMAR PUPUK/PESTISIDA KIMIA SINTESIS, ARAH PARADIGMA PERTANIAN KE DEPAN BELUM JELAS.
41