Survei Tanah dan Evaluasi Lahan
M.Luthfi Rayes/Sudarto Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah, Fak. Pertanian Universitas Brawijaya, Malang,
Bab 5. Pasca Survei Tanah
Penanganan data hasi survei lapangan (analisis data) Macam analisis laboratorium contoh tanah Pembuatan peta tanah
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan bagaimana cara menangani data hasil survei tanah (merekap hasil pengamatan) 2. Mengetahui analisa tanah apa saja yang harus dilakukan di laboratorium 3. Memahami bagaimana membuat peta tanah yang baik
Bab 4. Pelaksanaan Survei Tanah
Persiapan Survei Tanah
Pelaksanaan Survei Tanah
Analisis Data, Analisis Contoh Tanah, Pembuatan Peta
Bab 5. Pasca Survei Tanah
a.Kompilasi data b.Penamaan Tanah/ Klasifikasi tanah c.Pembuatan kisaran sifat tanah
Pengelolaan data: 1. 2. 3.
Memasukan data ke dalam database pada log book atau spreadsheet dalam komputer Data ditata sesuai dengan susunan yang dikehendaki Data diarsip dan dijaga, agar selalu siap digunakan
Perangkat lunak yang dipakai: 1.
Spreadsheet: MSAcces, excel, tabel dalam Word, dll yang memiliki fasilitas sortasi
Input data/informasi dari form pengamatan tanah, baik halaman satu maupun halaman 2 Sortasi sesuai dengan tujuan, kemudian buat kisaran sifat tanah sesuai kategori, misalnya tekstur tanah:
top soil loam – clay loam,
sub soil clay loam – clay
No
Kode GPS 1 O3TTK1
No.
Hor 1A 2 AB 3 BC
Dlm_Ats 0 18 31
Dlm_Bwh Bts Jelas 18 Nyata 31 Nyata 47 -
Bts Topo Rata Rata -
War_Lembab 10 YR 3/3 10 YR 3/2 10 YR 4/6
Deskripsi_Warna Coklat gelap (Dark Brown) Very Dark Grayish Brown Dark Yellowish Brown
Teks SiL SiL SL
Tipe_Struk Granuler Granuler Granuler
Uk_Struk Kecil Besar Kasar
Tingk_Struk Lemah Lemah Lemah
Kons_Lemb Sangat gembur Gembur Teguh
2 O3TTK2
1 2 3 4
A Bw1 Bw2 BC
0 21 33 48
21 33 48 68
Nyata Nyata Nyata -
Berombak Rata Rata -
10 YR 2/1 10 YR 3/3 10 YR 3/4 10 YR 3/6
Black Dark Brown Dark Yellowish Brown Dark Yellowish Brown
Si SL SL SL
Granuler Gumpal membulat Gumpal membulat Gumpal membulat
Kecil Sedang Sedang Sedang
Lemah Lemah Sedang Sedang
Sangat gembur Sangat gembur Sangat gembur Sangat gembur
3 O3TTK3
1 2 3 4
Ap Bw1 Bw2 Bor
0 11 49 62
11 49 62 82
Jelas Baur Baur -
Rata Rata Rata -
10 YR 3/4 10 YR 3/4 10 YR 3/3 10 YR 2/2
Dark Yellowish Brown Dark Yellowish Brown Dark Brown Very Dark Brown
SL L L CL
Granuler Gumpal bersudut Gumpal bersudut
Kecil Sedang Sedang
Sedang Sedang Sedang
Teguh Teguh Teguh
4 O3TTK4
1 Ap 2 Bw1 3 Bw2
0 15 33
15 Jelas 33 Nyata 55 -
Rata Rata -
10 YR 3/3 10 YR 3/3 10 YR 3/6
Dark Brown Dark Brown Dark Yellowish Brown
SL SL CL
Gumpal membulat Gumpal bersudut Gumpal bersudut
Sedang Sedang Sedang
Sedang Sedang Sedang
Gembur Teguh Teguh
5 O3TTK5
1 2 3 4
Ap Bw1 Bw2 BC
0 14 30 44
14 30 44 52
Angsur Baur Jelas -
Rata Rata Rata -
10 YR 3/2 10 YR 3/1 10 YR 2/2 10 YR 3/4
Very Dark Grayish Brown Very Dark Gray Very Dark Brown Dark Yellowish Brown
CL CL CL CL
Granuler Gumpal membulat Gumpal bersudut Gumpal bersudut
Kecil Besar Sedang Kecil
Lemah Kuat Sedang Lemah
Sangat gembur Sangat gembur Sangat gembur Sangat gembur
6 03TTK6
1 2 3 4
Ap Bw1 Bw2 Bor
0 25 49 60
25 49 60 80
Nyata Angsur -
Rata Rata -
10 YR 3/3 10 YR 3/2
Dark Brown Very Dark Grayish Brown
SL SL LS
Gumpal membulat pecah Sedang menjadi granuler Lemah Gumpal membulat Sedang Sedang Gumpal membulat Sedang Sedang
Gembur Gembur
1 2 3 4
Ap Bw1 Bw2 Bor
0 14 34 50
14 34 50 70
Jelas Baur -
Rata Rata -
10 YR 3/3 10 YR 3/3
Dark Brown Dark Brown
SL Cl,L Cl,L
Gumpal membulat Sedang Sedang Gumpal membulat Sedang Sedang Gumpal membulat condong Sedanggumpal Sedang bersudut
Teguh Teguh
7 03TTK7
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kode GPS O3TTK1 O3TTK2 O3TTK3 O3TTK4 O3TTK5 03TTK6 03TTK7 03TTK38 03TTK39 03TTK3910 03TTK3911 PGTTK1 PGTTK2 PGTTK3 PGTTK4 PGTTK5 PGTTK6 1 2 3 4 5 PSGTTK7 PSGTTK8 PSGTTK9 BorPm3 IPSG SONGT1 SONGT2 SONGT3 SONGT4 SONGT5 MOJOT1 MOJOT2 MOJOT3 TORT1
Daerah Survei Oro-oro Ombo Oro-oro Ombo Oro-oro Ombo Oro-oro Ombo Oro-oro Ombo Oro-oro Ombo Oro-oro Ombo Oro-oro Ombo Oro-oro Ombo Oro-oro Ombo Oro-oro Ombo Pesanggrahan Pesanggrahan Pesanggrahan Pesanggrahan Pesanggrahan Pesanggrahan Beji Beji Beji Beji Beji Pesanggrahan Pesanggrahan Pesanggrahan Pesanggrahan Songgokerto Songgoriti Songgokerto Songgokerto Songgokerto Kajang Mojorejo Mojorejo Torongrejo
Landform Hs 5 Hs 6 Pu 4 (Pd 4) Pu 3 Pm 3 Pm 3 Pm 4 Ps 3 Pm 3 Lembah Pm 3 Punggung Pl2 Lembah Ms 5 Ms 6 MS6 Hs4 HS3pn HC7pn Pl4 Pl3 Ac3 Pl2 Pl3 Hc2 Hc3 Hc3 Pm3 Hs4 HS7 Pm3 Hs4 Pm1 Pl3 Pl2 Ac2 Ac2
Relief makro Berbukit Berbukit Dataran vulkanik tertoreh Lereng Atas Dataran Vulkanik Lereng tengah dataran vulkanik Lereng tengah dataran vulkanik Lereng tengah dataran vulkanik Dataran Vulkanik Tertoreh Lereng tengah dataran vulkanik Lereng tengah dataran vulkanik Lereng bawah dataran vulkanik Lereng Pegunungan Lereng Pegunungan Bergunung Berombak Datar Berombak Berombak Berombak Berombak Berombak Berombak Datar Berombak Berombak Datar Berbukit Berbukit Datar Berombak Berombak Berombak Berombak Berombak Berombak
Sub Grup Andic Dystrudepts Typic Hapludands Typic Dystrudepts Ruptic Alfic Dystrudepts Humic Dystrudepts Humic Psammentic Dystrudepts Ruptic Alfic Dystrudepts Inceptic Hapludalfs Aquic Humic Dystrudepts Humic Dystrudepts Aquic Dystrudepts Typic Melanudands Typic Melanudands Typic Hapludands Typic Hapludands Humic Dystrudepts Typic Dystrudepts Aquic Dystrudepts Humic Dystrudepts Aquic Udipsamments Humic Dystrudepts Aquic Dystrudepts Andic Hapludolls Andic Hapludolls Fluventic Hapludolls Humic Psammentic Dystrudepts Typic Hapludolls Humic Psammentic Dystrudepts Ruptic Alfic Dystrudepts Ruptic Alfic Dystrudepts Humic Dystrudepts Humic Dystrudepts Aquic Dystrudepts Typic Hapludolls Aquic Hapludolls
Family Berabu di atas berlempung, isotermik Berabu di atas berlempung, isotermik Berpasir di atas berlempung, isotermik Berpasir di atas berlempung, isohipertermik Halus, isohipertermik Berpasir di atas berlempung, isohipertermik Berpasir di atas berlempung, isohipertermik Berpasir di atas berliat, isohipertermik Berpasir di atas berlempung, isohipertermik Berlempung halus di atas berpasir, isohipertermik Berlempung-kasar, isohipertermik Berabu di atas berlempung, isotermik Berabu di atas berlempung, isotermik Berabu di atas berlempung, isotermik Berlempung di atas berpasir, isotermik Berpasir di atas berlempung, isohipertermik Berlempung-kasar, isohipertermik Berpasir di atas berliat, isohipertermik Berlempung-halus, isohipertermik Berpasir di atas berlempung, isohipertermik Berlempung-kasar di atas berliat, isohipertermik Berlempung-kasar, isohipertermik Berlempung-halus, isohipertermik Berdebu-kasar di atas berpasir, isohipertermik Berlempung-kasar di atas berliat, isohipertermik Berpasir, isohipertermik Berlempung-kasar, isohipertermik Berpasir, isohipertermik Berpasir di atas berlempung, isohipertermik Berlempung-halus, isohipertermik Berlempung, isohipertermik Berpasir di atas berlempung, isohipertemik Berlempung-halus, isohipertermik Berpasir di atas berlempung, isohipertemik Berpasir di atas berlempung, isohipertermik
Seri Oro-oro Ombo1 Bulukerto 2A Djunggo6C TutupB Oro-oro Ombo3 Celaket 3B TutupC Oro-oro Ombo4 Oro-oro Ombo2 Bumiaji 2B Beji 1B Bulukerto 3C Bulukerto 3C Bulukerto 2C Pesanggrahan3 KajangB Djantur 2 Beji 2 Beji 4 Beji 3 Beji 5 Beji 1A Pesanggrahan4 Pesanggrahan1 Pesanggrahan2 Pesanggrahan5B Songgokerto4 Pesanggrahan5A TutupA Banaran 2B Songgokerto2 KajangA Mojorejo1 Mojorejo2 Torongrejo2
Kode Seri 48 9 32 76 50 24 76 51 49 14 3 10 10 9 54 37 26 4 6 5 7 3 55 52 53 56 62 56 76 2 60 37 43 44 74
Pasca Survei Tanah
Usaha membeda-bedakan mengelompokkan tanah berdasar kan sifat-sifatnya
1. menyusun pengetahuan tentang tanah secara sistematis. 2. mengetahui hubungan masing2 individu tanah satu sama lain. 3. memudahkan mengingat sifat2 tanah. 4. mengelompokkan tanah untuk tujuan2 yg lebih praktis dlm hal:
memprediksi sifat2 tanah memprediksi produktivitas tanah menentukan areal-areal untuk penelitian, atau kemungkinan ekstrapolasi hasil penelitian di suatu tempat.
Alami/taksonomi : berdasarkan sifat2 alami tanah tanpa dihubungkan dgn pengunaannya - Taksonomi Tanah (USDA) - World Reference Base (WRB) for Soil
Resources (ISSS-ISRIC-FAO; 1994, 1998)
Klasifikasi
Teknikal : berdasarkan tujuan khusus dgn memilih ciri2 tertentu yg pgrhi kemampuan dan penggunaannya -
- Klasifikasi Kemampuan Lahan USDA - Klasifikasi Kesesuaian Lahan FAO
Kelas: Kelompok individu dg sifat-sifat tertentu yg sama. Takson (Taksa): Suatu kelas pada tingkat taksonomik (pengelompokan) tertentu, atau kelas pd kategori tertentu. Kategori: Susunan taksa berdasar perbedaan sifat pd masingmasing tingkat klasifikasi, dan terdiri atas semua kelas. (Kategori merupakan kumpulan dari kelas). Sifat-sifat Pembeda: Sifat2 tanah yg digunakan sebagai pembeda untuk mengelompokkan individu-individu tanah. Sifat Kategori Berganda: Sistem kategori yg berhirarkis. Kategori tertinggi punya kelas-kelas yang > sedikit dan dibedakan atas dasar sifat 2 yg > umum dan > sedikit jumlahnya. Kategori rendah seperti seri tanah t.a. > banyak kelas yg masing-masing dibedakan atas dasar sifat-sifat2 yg >spesifik dan > jumlahnya.
Sebelum 1988 ada 3 sistem :
▪ Pusat Penelitian Tanah (PPT) ▪ FAO/UNESCO dan ▪ Taksonomi Tanah. Sejak th 1988 hanya gunakan Sistem Taksonomi Tanah USDA. Ada upaya untuk menghidupkan kembali
Kalsifikasi Tanah Nasional
• dikembangkan oleh Soil Survey Staff (USDA), tahun 1975 • Terus direvisi 2ed, 1999
• ada 6 kategori yaitu Order, Suborder, Great group, Subgroup, Family dan Series.
KATEGORI
FAKTOR PEMBEDA
ORDO – 12 taxa
Ada tidaknya horison penciri dan jenis/sifat dr horison tsb (Epipedon & endopedon)
SUB ORDO – 63 taxa
Keseragaman genetik : ada tidaknya sifat-sifat tanah dg pengaruh air, regim kelembaban, bahan induk utama, pengaruh vegetasi, tingkat pelapukan bahan organik.
GREAT GROUP> 250 taksa
Kesamaan jenis, tingkat perkembangan dan susunan horison, KB, regim suhu dan kelembaban, adanya lapisan penciri lain (plintit, fragipan, duripan)
SUB GROUP – >1400 taksa
1. sifat-sifat inti dari great group (Typic) 2. Sifat-sifat tanah peralihan ke great group lain, subordo atau ordo 3. Sifat-sifat tanah peralihan ke bukan tanah
FAMILI - > 8000 taksa
Sifat-sifat tanah yg penting untuk pertanian dan engineering : sebaran ukuran butir, susunan mineral, regim temperatur
SERI - > 19.000
Jenis dan susunan horison; warna, struktur, pH , sifat kinia dan mineral dari masing-masing horison
Kategori
Nama
Kategori
Nama
Phylum
Pteridophyta
Order
Alfisol
Kelas
Angiospermae
Sub-order
Udalf
Sub-kelas Dicotyledoneae
Greatgroup
Hapludalf
Order
Rosales
Sub-group
Aquic Hapludalf
Family
Leguminoseae
Family
Aquic Hapludalf, berlempung halus, Campuran, Aktif, Isohipertermik
Genus
Trifolium
Seri
Lape
Species
T. repens
(Phase)
Berbatu
Degree of Weathering and B Horizon Development Little
Slight
Entisols
Aridisols
Inceptisols
Moderate
Large
Extreme
Alfisols Spodosols
Ultisols
Mollisols Soils Defined by Special Constituent Materials
Andisols
Volcanic Ash
Histosols
Peat, Organic Matter
Vertisols
“Self-Mixing” Clay Soils
Gelisols
Soils on Permafrost
Oxisols
Klasifikasi tanah
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
PROFIL TANAH
Deskripsi Profil Tanah Ap A BA Bt C
HORISON BAWAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Agrik Albik Argilik Kalsik Kambik Duripan Fragipan Glossik Gipsik Kandik
11. Natrik 12. Orstein 13. Oksik 14. Oetroklasik 15. Petrogipsik 16. Plasik 17. Salik 18. Sombrik 19. Spodik
MORFOLOGI TANAH
Analisa Lab
1. Susunan Hor 2. Sifat2 hor a. Jenis, tebal+batas b. Warna tanah c. Tekstur d. Struktur e. dll PENCIRI LAIN 1. Perubh. Teks. Nyata 2. Bahan albik 3. Sifat tanah andik 4. Kondisi Anhidrous 5. Koef. Pengembangan Liniear 6. Durinod 7. Sifat tnh fragik 8. Karbonat sekunder 9. Bahan albik menjari 10. Lamella 11. Pemuaian linier 12. Diskontinuitas litologi 13. Nilai n 14. Kontak Petroferik 15. Plintit 16. Mneral resisten 17. Bidang kilir 18. Bahan spodik 19. Mineral lapuk
EPIPEDON 1. 2. 3. 4.
Anthropik Folistik Histik Melanik
ORDO TANAH SERI TANAH
5. 6. 7. 8.
Molik Okrik Plagen Umbrik
SUB ORDO
FAMILI TANAH
TANAH ORGANIK 1. Jenis BO 2. Serat-serat 3. Bhn Tnh Fibrik 4. Bhn Tnh Hemik 5. Bhn Tnh Saprik 6. Bhn Tnh Humiluvik 7. Bhn Limnik 8. Tnh Berkoprogen 9. Tnh Berdiatoa 10. Napal Ketebalan bh tnh org. 1. Tier permukaan 2. Tier bawah 3. Tier dasar
GRUP TANAH SUB GRUP
Lain2 :Tnh Mineral) 1. Kondisi Akuik 2. Krioturbasi 3. Kontak Densik 4. Bahan Densik 5. Bahan Gelik 6. Lap. Glasik 7. Kontak Litik 8. Kontak Paralitik 9. Permafrost 10. Regim Lengas 11. Regim suhu tanah 12. Bahan Sulfidik 13. Hor. Sulfurik
PROFIL TANAH DESKRIPSI
MORFOLOGI PROFIL
HORISON PENCIRI
EPIPEDON
PENCIRI LAIN
12
1
ORDO
Proses pembentukan tanah
63
2
SUB ORDO
Pengaruh ikoim & vegetasi
250
3
GRUP
1400
4
SUB GRUP
8000
5
FAMILI
19000
6
SERI
Horison2 penciri Istilah2 deskriptif: aquic, typic, vermic, dll Besar butir, mineral, katk, dll Nama lokal untuk polipedon, satuan terkecil
Diagnostic epipedons • Diagnostic subsurface horizons • Other diagnostic soil characteristics • Soil moisture and temperature regimes •
Surface horizons Influenced strongly by biochemical and geochemical processes Correspond with A, E, and sometimes upper B horizons Important in classifying soils
: BO tinggi (>75%), tebal 20-40cm. : BO >1%, warna gelap dg value dan kroma <3 (lembab) dan value < 5 (kering), tebal >18cm, KB >50%. Melanik : mirip Mollik, tetapi miliki sifat tanah andik Umbrik : sep molik tetapi KB <50%. Anthropik : sep molik, tetapi mengandung >1500 ppm P2O5 larut dlm 1% as sitrat. Ochrik : warna terang (value dan kroma lembab >3), BO <1% atau keras-sangat keras dan masif. Plaggen : hor buatan, akibat penggunaan pupuk kandang yg terus menerus, tebal >50cm, berwarna hitam. Folistik : t.a. BO, jenuh < 30 hari
Histik Mollik
HORISON-PERMUKAAN PENCIRI
Epipedons Apakah horison mineral ?
Molik Umbrik Okhrik Histik Melanik Plaggen Anthropik
Jenuh air > 30 hari
Apakah horison kaya P2O5 ?
Apakah kejenuhan basa >50%?
Melanik
Okrik
Histik
> terang, > tipis
b. o. lebih banyak
Mollik KB < 50 %
Umbrik
P larut asam lebih tinggi lebih tebal
Plagen
Antropik
Agrik
: hor iluviasi yg tbtk krn pgrh pengolahan tanah shg terjadi akumulasi sejumlah debu, liat, dan humus.
Albik
: hor berwarna pucat (E) dg value lembab >5.
Argillik
: hor penimbunan liat; minimal mengandung liat >1.2 kali lebih banyak d/p kand. liat diatasnya. Tdpt selaput liat.
Kalsik
: hor yg mengandung karbonat sekunder (CaCO3 atau MgCO3) tinggi, tebal >15cm.
Petrokalsik
: hor kalsik yg mengeras.
Kambik
: indikasi lemah adanya argillik atau spodik, tapi tidak memenuhi syarat kedua hor tsb.
Gipsik
: banyak mengandung gipsum (CaSO4) sekunder.
Petrogipsik
: hor gipsik yg mengeras.
Natrik
: hor argillik yg banyak mengandung Na
Oksik
: hor bertekstur agak kasar, KTK <16 me/100g liat, tebal >30cm.
Salik
: banyak mengandung garam sekunder mudah larut, tebal >15cm.
Sombrik
: sep umbrik, gelap, terjadi iluviasi humus tanpa Al, tidak terletak di bawah hor albik.
Spodik
: hor iluviasi seskuioksida bebas dan BO.
Sulfurik
: hor yg mengandung sulfat, pH ,3.5, tdpt karatan jarosit.
Plasik
: padas tipis tersementasi senyawa Fe, Mn dan BO
Oksik Spodik Lebih banyak Al, Fe, b o, amorf, KPK lebih tinggi
Kambik
KTK lebih rendah, minus Al amorf
Sombrik
Lebih banyak liat silikat
Argilik
+ Na
KBK lebih rendah, minus Na tukar
Lebih banyak debu & b.o
Agrik
Natrik
Pergilik
: suhu tanah rata2 tahunan (STRT) < 0oC.
Cryic
: STRT 0-8oC, suhu pd musim panas (MP) rata2 <15oC.
Frigid
: STRT 0-8oC, pd MP suhu rata2
Mesic
: STRT 0-15oC.
Thermic
: STRT 15-22oC.
Hyperthermic :
STRT >22oC.
Iso- : beda suhu MP dan MD < 6oC.
>15oC.
Aquic
: tanah jenuh air (reduksi), bercak karatan dg chroma rendah.
Aridic/Torric
: kering >6 bln, tdk pernah lembab >90 hr berturut2 per tahun.
Perudic
: curah hujan (CH) per bulan selalu evapotranspirasi
Udic
: tanah tdk pernah kering >90 hr kumulatif per tahun.
Ustic
: tanah per tahun kering >90 hr kumulatif, tapi <180 hr.
Xeric
: di daerah iklim mediteran. Setiap tahun kering >45 hr ber-turut2 di MP, lembab >45 hr ber-turut2 di MD
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UB
Bab 6 Pasca Survei Tanah
Contoh tanah seb dianalisis, diperlakukan scr khusus (Sudjadi et al., 1971; USDA-SCS, 1990; Staf Jurusan Tanah FP Unibraw, 1989). Analisis kesuburan tanah : tekstur, pH, BO, N, P, K, KTK, KB, Al- dan H-dd Analisis fisika tanah : tekstur, BI, pF, BJP, permeab., indeks plastisitas + nilai COLE dll Analisis khusus : unsur-mikro, besi bebas, dll kadang diperlukan, tgt tujuan survei
Analisis susunan mineralogi tanah : mineral fraksi pasir (mik. polarisasi), min liat/debu (difractometer sinar-X) utk tunjang penetapan bh induk tanah, klasifikasi tanah dan kesuburan tanah. Macam analisis utk klasifikasi tanah menurut Eswaran (1981) Tab 6 dan 7.
5. Pasca Survei Tanah
1. 2. 3. 4.
Peta Dasar Satuan Peta Satuan Tanah Satuan Peta Tanah
Peta yang digunakan untuk memasukkan data baik data spasial maupun non-spasial Diperoleh dari Peta Rupa Bumi Indonesia, skala diusahakan dua kali lebih besar dari peta tanah yang akan dihasilkan
Waktu pembuatan. Terbaru yang terbaik
Ketelitian peta (jarak, letak obyek pada
Skala peta publikasi yg ideal = 2 x < dari peta dasar yg digunakan sbg peta kerja.
karena berpengaruh pada informasi yang ada.
peta, bentuk sungai, batas pantai dll harus akurat)
Satuan peta : satuan lahan yg sistem fisiografi/ bentuk-lahannya sama, yg dibedakan satu sama lain di lapangan oleh batas2 alami, dan dapat digunakan sbg satuan evaluasi lahan. Satuan2 yg dihasilkan: berupa tubuh lahan yg memiliki ciri2 tertentu yg dibedakan dg lainnya oleh batas2 alami, di tempat terjadinya perubahan ciri2 yg paling cepat ke arah lateral. pendekatan fisiografik.
Semua batas SPT yg diperoleh saat survei lapangan hrs dpt diplot dg teliti pd peta dasar publikasi
Bbrp karakteristik penting peta tanah yg hrs diperhatikan: kemudahan pembacaan (map legibility), batasan ukuran minimum dan tekstur peta.
jumlah dan ukuran poligon (SPT) pemilihan warna utk bedakan SPT tanda2 alam yg digambarkan pd peta kulitas penyajian peta
Ukuran min 0,4 cm2, (poligon bulat) Poligon memanjang, bisa lebih besar
Tekstur peta : banyaknya sebaran SPT pd peta tsb.
Peta bertekstur halus : banyak poligon2 kecil; Sebaliknya bertekstur kasar.
Peta tanah yg baik hrs mudah dibaca, akurat, punya SPT jelas, serta simbol + legenda lengkap dan sistematis.
Simbol
Landskap
Tanah
A
Dataran aluvial
Entisol dan Inceptisol
B
Dataran Aeolian
Oxisol, bbrp Inceptisol
G
Bukit Curam
Singkapan batuan
M. Luthfi Rayes
JURUSAN TANAH FP UNIBRAW
Simb
Landskap
Tanah
Dataran Aluvial Ar
Dataran banjir resen
Psamment dan Aquept
At
Teras
Tropept dan Aquept
Am
Beting sungai
Psamment
As
Rawa
Aquept dan Perairan
Dataran Aeolin Ed
Punggung cembung, Agk datar
Orthox dan Tropept
Ew
Dataran, datar
Aquox, bbrp Aquept
Ec
Lembah
Tropept dan Aquox
Bukit Curam G
Bukit granit, curam
Singkapan batuan + bbrp Psamment
69
Kode Seri Tanah
MU
Map Unit Name
1
Arnot loam, 25 to 35 percent slopes.
2
Arnot loam, 35 to 50 percent slopes.
3
Branford fine sandy loam, 3 to 8 percent slopes.
4
Branford fine sandy loam, 8 to 15 percent slopes.
5
Canarsie sandy loam, 0 to 3 percent slopes, compacted surface.
6
Canarsie sandy loam, 3 to 8 percent slopes, compacted surface.
7
Centralpark coarse sandy loam, 0 to 3 percent slopes, compacted substratum.
8
Centralpark coarse sandy loam, 3 to 8 percent slopes.
9
Cheshire loam, 8 to 15 percent slopes.
10
Cheshire loam, 15 to 25 percent slopes.
JURUSAN TANAH FP UNIBRAW