Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
penerapan model two stay…
PENERAPAN MODEL TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENIGKATKAN MOTIVASI DAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 12 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Subagio Dosen Prodi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram e-mail:Abstract: This research is intended to find out the effect of Two Stay Two Stray Method (one part of cooperative learning) in Improving Students’ Motivation and the Concepts of Biology. A Study at Third Year Students of SMPN 12 Mataram in Academic Year 2010/2011. This study finished through two periods. Each period concern to the topic that intend to investigate. The data of this research are collected hrough observations that intended to observe the teachers activities, questionnaires given to the students that aimed to see the students’ motivation and the third is giving a test to the students to see the result of the method that being implemented. At the first period (at first meeting), it is found that 13 scores which about 59 % that categorized good enough. Whereas in the second meeting, It is found that 16 scores which about 72% that categorized Good result. For the second period (first meeting), it is found that17 scores which about 77% categorized in good result. At the second meeting, it is found that 19 scores which is about 86% categorized in very good. All the data that have collected already then calculate and shows that the mean score of the first period 76% that categorized in high score. At the second period, the data shows that the mean score are 80% that categorized in very high score. At the first period, the researcher find that the minimum score are 63,15%, whereas for the second period the researcher find in continual scores are 86,84%. It is shows that Two Stay Two Stray Method (one part of cooperative learning) is effective in Improving Students’ Motivation and the Mastery Concepts of Biology at Third Year Students of SMPN 12 Mataram in Academic Year 2010/2011. Key words: Two Stay Two Stray Method, Motivation and the Students Mastery in Concepts of Biology. ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implikasi pembelajaran Cooperatif Learning menggunakan model Two Stay Two Stray untuk menigkatkan motivasi dan penguasaan konsep biologi siswa kelas IX SMP Negeri 12 Mataram Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah penerapan model Two Stay Two Stray (TSTS) pada mata pelajaran biologi dapat menigkatkan motivasi dan penguasaan konsep biologi siswa kelas IX SPM Negeri 12 Mataram Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus kegiatan, masing-masing setiap siklus dilakukan penelitian tentang motivasi dan penguasaan konsep belajar siswa. Data dikumpulkan dengan cara observasi untuk mengetahui kegiatan guru, angket untuk mengetahui motivasi siswa, dan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus I pertemuan I
ISSN: 2355-6358
92
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
penerapan model two stay…
diperoleh skor sebanyak 13 dengan persentase 59% kategori cukup baik dan siklus I pertemuan ke II skornya sebanyak 16 dengan persentase 72% kategori baik. Sedangkan untuk siklus ke II pertemuan I jumlah skor yang di peroleh adalah 17 dengan persentasenya 77% kategori baik dan siklus ke II pertemian ke II jumlah skornya adalah 19 dengan persentase 86% kategori sangat baik.Dan berdasarkan hasil analisa data tentang motivasi belajar siswa pada siklis I diperoleh nilai ratarata sebesar 76% dengan kategori tinggi, sedangkan untuk siklus ke II nilai rataratanya 80% kategori sangat tinggi. Untuk nilai ketuntasan belajar siswa pada siklus I diperoleh nilai sebesar 63,15%, sedangkan pada siklus II diperoleh nilai berturut-turut sebesar 86,84%. Hal ini berarti bahwa penerapan pembelajaran Cooperatif Learning menggunakan model Two Stay Two Stray dapat menigkatkan motivasi dan penguasaan konsep belajar biologi siswa kelas IX SMP Negeri 12 Mataram Tahun Pelajaran 2010/2011. Kata Kunci: Model Pembelajaran Two Stay Two Stray, Motivasi Belajar, Penguasaan Konsep Belajar siswa PENDAHULUAN Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan yang pelik, namun semuanya merasakan bahwa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia, tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci, dan tanpa kunci itu usaha mereka akan gagal. Namun cara dan sistem pendidikan yang ada sering menjadi sasaran kritik dan kecaman karena seluruh daya guna sistem pendidikan tersebut di ragukan, yang menyebabkan kekacauan demi kekacauan yang muncul di masyarakat bangsa ini di duga bermula dari apa yang di hasilkan oleh dunia pendidikan. Sehingga perbaikan pendidikan merupakan suatu tantangan yang harus di hadapi dan di jawab (Budianingsih, 2004). Menghadapi hal tersebut, perlu di adakan penataan terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh, terutama yang berkaitan dengan kualitas pendidikan serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Tantangan tentang penigkatan mutu pendidikan relevansi dan efektivitas pendidikan sebagai, tuntunan nasional sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat berimplikasi secara nyata dalam program pendidikan dan kurikulum sekolah. Tujuan dari program kurikulum dapat tercapai dengan baik jika programnya didesain secara
ISSN: 2355-6358
jelas dan aplikatif ( Hamalik, 2003 ). Menurut Depdiknas (2001) dalam Mulyasa (2003), upaya memperbaiki mutu pendidikan secara konvensional dan inovatif belum menunjukkan peningkatan yang berarti hal ini bisa kita lihat dari masih adanya nilai dari beberapa sekolah yang cendrung kurang memuaskan untuk mengikuti kemajuan dunia pendidikan pada umumnya, walaupun sebagian sekolah di kota-kota menunjukkan perubahan yang menggembirakan. Di sekolah setiap siswa memiliki kemampuan yang berbedabeda, terutama dalam pemahaman suatu pengajaran. Berdasarkan hasil observasi awal serta wawancara dengan guru bidang studi biologi di SMPN 12 Mataram bahwa selama ini siswa kurang berminat dalam pembelajaran biologi, sehingga proses pembelajaran yang terjadi tidak efektif dan efisien untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pengajaran biologi, prestasi belajar siswa dapat di lihat dari hasil ketuntasan belajar. Data di bawah ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa kelas IX D pada mata pelajaran biologi belum mencapai ketuntasan klasikal (table 1), siswa di katakan tuntas belajar secara individual apabila siswa tersebut telah mencapai nilai ≥ 66 (SMP Negeri 12 Mataram) dan siswa dapat dikatakan tuntas secara klasikal apabila ≥ 85% (Depdiknas, 2004).
93
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
penerapan model two stay…
Tabel 1. Hasil Nilai Semester Ganjil Siswa Kelas IX SMPN 12 2010/2011. Jumlah Tidak No Kelas Tuntas Siswa Tuntas 1 IX A 40 32 8 2 IX B 40 30 10 3 IX C 38 28 10 4 IX D 38 25 13
Mataram Tahun Pelajaran Persentase ketuntasan 80% 75% 73,68% 65,60%
Sumber: SMPN 12 Mataram Dari Tabel 1 diatas, menunjukan bahwa kelas yang ketuntasan klasikalnya paling rendah yaitu, kelas IX D (65,60%), dengan KKM 66. Hal Ini disebabkan karena dalam mempelajari biologi siswa masih menemukan kesulitan tentunya berpengaruh langsung terhadap motiasi/minat belajar siswa yang kurang. Metode pembelajaran yang digunakan guru setempat masih bersifat kovensional. Sehingga salah satu metode pembelajaran yang dapat menigkatkan motivasi siswa dalam belajar biologi adalah model Two Stay Two Stray. Metode ini merupakan salah satu metode cooperative yang dapat mengaktifkan semua siswa karena siswa akan bekerja berkelompok dan mempunyai tugas masingmasing yang wajib dijalankan. Metode ini memiliki kelemahan yaitu sulitnya mengontrol jalannya diskusi apabila dalam satu kelas jumlah siswanya ganjil dan terlalu banyak (Suprijono, 2010). Pada akhirnya walaupun model Two Stay Two Stray sudah di perkenalkan sejak lama, namun baru disosialisasikan sejalan dengan di perkenalkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) . Model-model pembelajaran baru terlebih dahulu haruslah di ujicobakan agar dapat mengetahui seberapa besar model-model pembelajaran tersebut memberi dampak atau pengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan, sehingga dari ujicoba yang dilakukan diperoleh desain yang tepat untuk diterapkan di Indonesia dan dipergunakan oleh guru-guru sains di SMP yang diseimbangkan pula dengan kondisi di Nusa Tenggara Barat pada umumnya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena penelitian ini dilakukan oleh guru atau (peneliti) di dalam kelas, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Aqib (2006), bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru atau peneliti di dalam kelas, dengan tujuan
ISSN: 2355-6358
untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Adapun penjabaran terperinci tentang pelaksanaan masing-masing tahapan tiap siklus oleh peneliti ini adalah sebagai berikut: Siklus I 1. Perencanaan tindakan Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini meliputi peneliti mensosialisasikan metode pemecahan masalah kepada guru dan berkesepakatan untuk melaksanakan pengajaran dengan menggunakan metode tersebut dan peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyusun format-format instrumen penelitian meliputi: lembar observasi untuk mencatat kegiatan pembelajaran oleh guru sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, angket motivasi belajar siswa, dan tes hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan ganda. 2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray sesuai dengan RPP yang telah disusun (terlampir) pada tahap perencanaan sesuai dengan tahap, yaitu kegiatan awal dan kegiatan inti. Kegiatan awal memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, guru menanyakan kembali tentang materi sebelumnya. Dan untuk kegiatan inti, dalam satu kelas siswa dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa, Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa, setelah selesai dua orang dari masing-masing kelompok akan bertamu meninggalkan kelompokya dan masing-masing bertamu ke kelompok lain, dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka (siswa), tamu mohon diri dan kembali ke kelompok
94
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, setiap kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil mereka. 3. Observasi dan Evaluasi Kegiatan obserasi dilakukan secara kontinue setiap pembelajaran. Selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan, kegiatan pembelajaran oleh guru sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. Motivasi belajar siswa diukur menggunakan angket pada akhir setiap siklus, sedangkan tes penguasaan konsep dilakukan dengan memberikan tes pilihan ganda pada akhir setiap siklus untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap konsep yang telah diberikan. 4. Refleksi Refleksi adalah kegiatan menganalisis hasil pengamatan untuk menentukan sejauh mana pengembangan strategi yang sedang di kembangkan telah berhasil memecahkan masalah dan apabila belum berhasil maka, diidentifikasi faktor yang
penerapan model two stay… menjadi penghambat ketidak berhasilan tersebut. Pada tahap ini, peneliti sebagai pengajar dan observer mengkaji kekurangan dari tindakan yang telah diberikan. Hal ini dilakukan dengan cara melihat data hasil evaluasi yang dicapai oleh siswa dan data motivasi belajar siswa pada siklus tersebut serta data pengamatan proses belajar yang dilakukan oleh observer. Jika pada siklus I menunjukkan hasil yang tidak optimal, atau pembelajaran belum mencapai ketuntasan maka pada siklus selanjutnya perlu dilakukan revisi atau penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Siklus II Pada dasarnya pelaksanaan siklus I dan II adalah sama. Perbedaannya pada siklus II merupakan atau penyempurnaan pada siklus sebelumnya berdasarkan hasil refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II dapat di jelaskan pada Gambar 1 berikut ini:
Gambar 1. Keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II Dari hasil analisis di peroleh data mengenai motivasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II terlihat pada Tabel 2
ISSN: 2355-6358
95
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
penerapan model two stay…
Tabel 2 Motivasi Belajar Siswa Kelas IX D SMP Negeri 12 Mataram Tahun Pelajaran 2010/2011 Siklus I dan Siklus II
Dari tabel di atas diketahui rata-rata tingkat motivasi siswa pada siklus I mencapai 67% yaitu antara 66-79% pada kategori tinggi. Sementara pada siklus II rata-rata tingkat motivasi siswa mencapai 80% yaitu antara 80100% pada kategori sangat tinggi. Penigkatan ini disebabkan karena perhatian siswa terhadap stimulus belajar
sangat tinggi terhadap proses pembelajaran dan dapat diwujudkan melalui beberapa cara seperti memberikan hadiah dan pujian. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa tingkat motivasi siswa dengan pembelajaran cooperative learning menggunakan model Two Stay Two Stray mengalami peningkatan.
Gambar 2. Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Dari Gambar 2 di atas motivasi belajar siswa siklus I dan siklus ke II ada penigkatan, dimana angka persentase untuk untuk siklus I 67% dengan kategori tinggi sedangkan sedangkan angka persentase siklus II 80% kategori sangat tinggi. Sehingga dalam penelitian ini tingkat motivasi siswa terjadi penigkatan dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray.
ISSN: 2355-6358
Setelah dilaksanakan proses pembelajaran pada setiap siklusnya, maka diberikan evaluasi yang dalam bentuk pilihan ganda. Tes dilakukan pada tiap akhir proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengukur penguasaan konsep terhadap materi yang disampaikan dan untuk mengetahui peningkatan kemampuan belajar siswa pada setiap siklusnya.
96
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
penerapan model two stay…
Gambar Histogram 3 Hasil Penguasaan Konsep Belajar Siswa Gambar 3 di atas menjelaskan bahwa ketuntasan kalsikal siswa siklus I dan II terjadi peningkatan, yang mana siklus I angka persentasenya adalah 63,15% dengan nilai rata-rata 67 sedangkan siklus II 86,84% nilai rata-rata siswa 78,8. Dari gambar di atas sudah bisa kita membedakan antara siklus I dan siklus II terjadi penigkatan hasil belajar siswa dalam penguasaan konsep siswa pelajaran biologi pokok bahasan Bioteknologi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Cooperative Learning menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray pada pokok bahasan bioteknologi dapat menigkatkan motivasi dan penguasaan konsep belajar siswa kelas IX SMP Negeri 12 Mataram Tahun Pelajaran 2010/2011. Alasan kenapa model pembelajaran ini meningkat karena di lihat dari hasil keterlaksanaan pembelajaran oleh guru pada siklus I pertemuan I 59%, pertemuan ke II 72%, sedangkan siklus ke II pertemuan I 77%, pertemuan ke II 86%. Untuk data motivasi siklus I 67% dengan kategori tinggi, siklus II 80% sangat tinggi. Hasil belajar siklus I 63,15%, siklus II 86,84%. Saran 1) Dalam proses belajar mengajar hendaknya menggunakan metode sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar siswa tidak cepat merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam upaya menigkatkan
ISSN: 2355-6358
motivasi dan penguasaan konsep belajar siswa, khususnya pada mata pelajarn biologi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Bumi Aksar Aqib, Z.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya Budinigsih, C.A. 2004. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah. 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Intraksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika. Hadi dan Haryono. 2005. Metodelogi Penelitian Pendidikan .Bandung: Pustaka Setia Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Menigkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta didik. Pekan Baru: Pustaka belajar Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya Nazir, 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Sabilo. M. 2008. Pengaruh Pengunaan Jurnal Belajar Dalam Pembelajaran Multistrategi Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Metakognisi Siswa SMAN 9
97
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
penerapan model two stay…
Malang, (Onlain). (Http:/Dalil Skripsi. Com/Content/View. Diakses 25 Januari 2011. Sudiana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sudjana. 2006. Evaluasi Pendidikan Luar Sekolah. Bndung: Falah Produktion
ISSN: 2355-6358
98