STUDY KOMPARATIF PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PADA LAZIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DAN BAITUL MAAL GOZIS DI SLEMAN
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy) Program Studi Muamalat (Syari’ah)
Umi Khoirunnisa’ I 000 080 010
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
SURAT PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir: Nama : M. Muhtarom, S.H, M.H NIK
: 381
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa: Nama
: Umi Khoirunnisa’
NIM
: I 000 080 010
Fakultas/ Progdi
: FAI/ Muamalat (Syari‘ah)
Judul Skripsi
: STUDY KOMPARATIF PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PADA LAZIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DAN BAITUL MAAL GOZIS DI SLEMAN
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian surat pengesahan ini dibuat, semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 13 Juli 2013 Pembimbing,
M. Muhtarom, S.H, M.H 381
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama
: Umi Khoirunnisa’
NIM/NIK/NIP
: I 000 080 010
Fakultas
: AGAMA ISLAM
Jenis
: SKRIPSI
Judul
: STUDY KOMPARATIF PENERAPAN
AKUNTANSI ZAKAT PADA LAZIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DAN BAITUL MAAL GOZIS DI SLEMAN Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk 1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2.
Memberikan hak penyimpanan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.
3.
Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta,
Juli 2013
Yang Menyatakan
UMI KHOIRUNNISA’
Study Komparatif Penerapan Akuntansi Zakat Pada Lembaga Amil Zakat Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Baitul Maal Gozis di Sleman. Oleh : Umi Khoirunnisa’ (NIM : I 000 080 010) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Kemunculan lembaga keuangan islam khususnya lembaga pengelolaan zakat sebagai organisasi yang relatif baru menimbulkan tantangan besar, para pakar syari’ah Islam dan akuntansi harus mencari dasar bagi penerapan dan pengembangan standar akuntansi yang berbeda dengan standar akuntansi bank dan lembaga keuangan konvensional seperti yang telah dikenal selama ini. Standar akuntansi tersebut menjadi kunci sukses lembaga pengelolaan zakat dalam melayani masyarakat di sekitarnya sehingga, seperti lazimnya, harus menyajikan informasi yang cukup, dapat dipercaya, dan releven bagi para penggunanya, namun tetap dalam konteks syariah Islam. Akuntanbilitas organisasi pengelola zakat ditunjukkan dengan laporan keuangan serta audit terhadap laporan keuangan tersebut. Untuk bisa disahkan sebagai organisasi resmi, lembaga zakat harus menggunakan sistem pembukuan yang benar dan siap diaudit publik. Ini artinya standar akuntansi zakat mutlak diperlukan. Penelitian dalam skripsi ini membahas tentang study komparatif penerapan akuntansi zakat pada lembaga amil zakat dan shadaqah Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Baitul Maal Gozis di Sleman dan bertujuan untuk menjelaskan, membandingkan aplikasi yang digunakan oleh kedua lembaga tersebut. Jenis penelitian ini adalah lapangan (field research) yang bersifat ilmiyah dan objektif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah informan, Pengelola LAZIS UMS dan Baitul Maal Gozis di Sleman ditambah dengan buku-buku penunjang lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan metode dokumentasi, kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Dalam Penghimpunan, pengelolaan, pendistribusian zakat pada LAZIS UMS dan Baitul Maal Gozis memiliki kesamaan dan perbedaan dalam sistem penerapan akuntansi yang digunakan, serta masih bersifat standar namun dalam perhitungan transaksi zakat sudah menggunakan rumus perhitungan yang sesuai dengan syariat Islam. ( kata kunci : Zakat, Akuntansi, LAZIS UMS, GOZIS di Sleman )
mengakar
PENDAHULUAN
kuat
dalam
tradisi
kehidupan masyarakat muslim.
Latar Belakang Masalah suatu
Secara substantif, zakat, infaq
kewajiban setiap individu yang telah
dan sedekah adalah bagian dari
memenuhi
mekanisme
Zakat
merupakan
syarat
mengeluarkan
tertentu sebagian
untuk
keagamaan
berintikan
dari
semangat
yang
pemerataan
hartannya yang diatur berdasarkan
pendapatan dana zakat diambil dari
ketentuan syara’. Agar zakat yang
harta orang yang berkelebihan dan
dikeluarkan oleh seseorang dapat
disalurkan
bagi
mencapai sasaran penerima yang
kekurangan,
namun
berhak, maka diperlukan lembaga
dimaksudkan
yang
zakat.
kaya. Hal ini disebabkan karena
dasarnya
zakat diambil dari sebagian kecil
memiliki dua peran utama, yaitu: (1)
hartanya dengan beberapa kriteria
memobilisasi zakat dari masyarakat
tertentu
(ummat)
melakukan
dizakati. Oleh karena itu, alokasi
pendistribusian zakat kepada mereka
dana zakat tidak bisa diberikan
yang berhak menerima.
secara sembarangan dan hanya dapat
khusus
Lembaga
menangani
zakat
dan,
Secara
pada
(2)
demografik
kultural,
bangsa
khususnya
masyarakat
dari
disalurkan
dan
orang
yang
zakat
tidak
memiskinkan
orang
harta
yang
kepada
wajib
kelompok
masyarakat tertentu.
Indonesia, muslim
Ditinjau dari segi bahasa, kata
memiliki
zakat mempunyai beberapa arti, yaitu
potensi yang layak dikembangkan
al-barakatu ‘keberkahan’, al-namaa
menjadi
‘pertumbuhan’,
Indonesia
sebenarnya
salah
pemerataan
satu
instrumen
pendapatan,
‘kesucian‘
yaitu
ath-thaharatu dan
ash-shalahu
‘keberesan’.
institusi Zakat, Infaq dan Shadaqah
Menurut terminologi syariat
(ZIS). Karena secara demografik, Indonesia
(istilah), zakat adalah nama bagi
adalah beragama Islam, dan secara
sejumlah harta tertentu yang telah
kultural kewajiban zakat, berinfaq,
mencapai
dan sedekah di jalan Allah telah
diwajibkan
mayoritas
penduduk
1
syarat oleh
tertentu
yang
Alloh
untuk
dikeluarkan dan diberikan kepada
berdimensi vertical-ketuhanan. Maka
yang berhak menerimannya dengan
zakat
persyaratan tertentu.
berdimensi horizontal-kemanusiaan.
Kaitan antara makna bahasa
merupakan
ibadah
yang
Zakat memiliki peranan yang
dan istilah ini berkaitan erat sekali,
sangat
yaitu bahwa setiap harta yang sudah
pengentaskan
dikeluarkan zakatnya akan menjadi
pembangunan
suci, bersih, baik, berkah, tumbuh
dengan
dan
pembangunan yang lain, zakat tidak
berkembang.
penggunaannya, kekayaan,
Dalam
selain
tumbuh
untuk
dalam
upaya
kemiskinan ekonomi.
atau
Berbeda
sumber keuangan untuk
memiliki
dampak
balik
apapun
suci
kecuali ridha dan mengharap pahala
disifatkan untuk jiwa orang yang
dari Alloh semata. Namun demikian,
menunaikan zakat. Maksudnya zakat
bukan berari mekanisme zakat tidak
itu akan mensucikan orang yang
ada
mengeluarkannya dan menumbuhkan
strategis zakat dapat dilihat melalui :
pahalannya. Sedangkan dalam istilah
pertama, zakat merupakan panggilan
ekonomi, zakat merupakan tindakan
agama, ia merupakan cerminan dari
pemindahan kekayaan dari golongan
keimanan seseorang. Kedua, sumber
kaya kepada golongan tidak punya.
keuangan zakat tidak akan pernah
Kedudukan
dan
strategis
dan
kewajiban
system
berhenti.
kontrolnya.
Artinya
orang
Nilai
yang
zakat dalam Islam sangat mendasar.
membayar zakat, tidak akan pernah
Begitu
mendasarnya
sehingga
habis dan yang telah membayar
perintah
zakat
Al-Quran
setiap tahun atau periode waktu yang
sering disertai dengan ancaman yang
lain akan terus membayar. Ketiga ,
tegas. Zakat menempati rukun Islam
zakat
ketiga setelah syahadat dan shalat.
menghapus kesenjangan sosial dan
Dalam Al-Quran seringkali kata
sebaliknya
zakat dipakai bersamaan dengan kata
redistribusi asset dan pemerataan
shalat, yang menegaskan adanya
pembangunan. Muhammad Ridwan,
kaitan komplementer antara ibadah
2005, Manajemen Baitul Maal Wa
shalat
dan
dalam
zakat.
Jika
shalat 2
secara
empiric
dapat
dapat
menciptakan
Tamwil (BMT), Cet 2 (Yogyakarta :
seorang muslim untuk membayar
UII Press), hlm. 189-190.
zakat berimplikasi harus adannya perhitungan yang tepat. Dan Alloh
Dalam Q.S Al-Baqoroh: 43
SWT memberikan pahala kepada orang orang yang beramal secara
وَأَﻗِﯿﻤُﻮا اﻟﺼﱠﻠَﺎةَ وَآﺗُﻮا
ihsan itqon (baik dan professional).
َاﻟﺰﱠﻛَﺎةَ وَارْﻛَﻌُﻮا ﻣَﻊَ اﻟﺮﱠاﻛِﻌِﯿﻦ
Kedudukan
Dan
dirikanlah
maju dan kompleks sangat penting,
sholat,
karena kelemahan yang dijumpai
tunaikan zakat dan ruku’ lah
selama ini adalah tidak adannya
beserta orang-orang yang ruku”
manajemen zakat yang baik. Dengan
Q.S Al-Kahfi: 30
semakin majunya ummat baik dari
ﻮﺍﻨ ﺁﻣﻳﻦﺇﹺﻥﱠ ﺍﻟﱠﺬ
segi ekonomi, ilmu pengetahuan maupun keyakinan beragama, maka jumlah Muzakki (pembayar zakat)
ﺎ ﺇﹺﻧﺎﺕﺤﺎﻟﻠﹸﻮﺍ ﺍﻟﺼﻤﻋﻭ
akan bertambah dan juga kuantitas zakat
ﻦﺴ ﺃﹶﺣﻦ ﻣﺮ ﺃﹶﺟﻴﻊﻀﻟﹶﺎ ﻧ
beramal
meningkat.
yang maju. Manajemen dasarnya
bukan
sederhana.
shaleh,
membutuhkan
nyiakan
(political
mengerjakan
orang
amalannya
yang
zakat
pada
masalah
yang
Manajemen
zakat
dukungan
politik
will)
dari
umara
(pemerintah). Selain itu manajemen
dengan
zakat juga membutuhkan dukungan
baik (ihsan)” Dalam
tersebut
yang dikelola dengan manajemen
tentulah kami tidak akan menyiapahala
keadaan
Untuk
perlu dibuat lembaga-lembaga zakat
“Sesungguhnya mereka yang dan
akan
mengantisipasi
ﻠﹰﺎﻤﻋ beriman
zakat
dalam lingkungan yang semakin
[٢:٤٣] “
lembaga
surat
diatas
sistem
dapat
informasi
akuntansi
dan
sistem informasi manajemen yang
diambil hikmahnya yaitu kewajiban 3
baik.
Tanpa
tersebut
wakaf. Namun pada kenyataannya
pengelolaan zakat tidak akan efektif
saat ini baru terkumpul lebih kurang
dan efisien.
Rp. 150 miliar per tahun. Ternyata
Saat
dukungan
telah
salah satu penyebabnya adalah faktor
mengeluarkan UU No. 38 Tahun
kepercayaan muzakki yang rendah
1999 tentang pengelolaan zakat. Hal
terhadap organisasi pengelola zakat
ini merupakan langkah yang lebih
yang ada.
maju
ini,
pemerintah
dibandingkan
sebelumnya.
masa
Menurut
Untuk bisa disahkan sebagai
Undang-
organisasi resmi,
lembaga zakat
Undang No.17 tahun 2000 tentang
harus
pajak penghasilan, wajib pajak yang
pembukuan yang benar dan siap
sudah
diaudit akuntan publik. Ini artinya
membayar
zakat
kepada
menggunakan
lembaga atau badan amil zakat yang
standar
disyahkan
diperlukan.
pemerintah,
maka
akuntansi
sistem
zakat
Cuma
mutlak
masalahnya
pembayaran zakat tersebut dapat
sekarang adalah sampai saat ini
digunakan
pengurangan
standar akuntansi zakat yang sah
penghasilan kena pajaknnya (PKP).
belum ada di Indonesia. Oleh karena
Muzakki (pembayar zakat) apabila
itu penilaian terhadap modal untuk
memiliki
bukti (dokumen)
menghitung zakat harus dilakukan
zakat
dapat
berdasarkan
tersebut
Accounting.
sebagai
surat
pembayaran menggunkan
dokumen
untuk keperluan pengurangan PKPmaka
pencatatan yang baik dari lembaga-
melakukan
lembaga zakat yang ada.
penerapan
Potensi zakat di Indonesia bisa luar
biasa.
sistematis,
minimal
kita
Cost
Berdasarkan uraian di atas
ya. Untuk itu diperlukan sistem
dikatakan
Current
penulis
tertarik
penelitian akuntasi
untuk terhadap
zakat
yang
dilakukan oleh lembaga pengelolaan
Secara
zakat.
akan
Tidak
kewajiban
mungkin
zakat
rasanya
tersebut
dapat
memperoleh angka sebesar Rp. 6,5
diwujudkan dengan optimal tanpa
triliyun per tahun, belum lagi jika
adannya
ditambah dengan infaq, shadaqah,
termasuk di dalamnnya pencatatan 4
pengelolaan
yang
baik
(fungsi akuntasi) yang menjamin
yang efektif dan tepat
terlaksannya
Pemilihan
prinsip
keadilan
program
sasaran.
yang
tepat
terhadap pihak-pihak yang terlibat
sasaran, efektif dan ekonomis akan
baik oleh Lembaga Amil Zakat
sangat
(LAZ) mapun BAZ (Badan Amil
alokasi dana zakat, infak, sodaqoh,
Zakat).
hibah dan wakaf yang diterima.
membantu
dalam
proses
Informasi akuntansi zakat juga dapat digunakan sebagai alat untuk
LANDASAN TEORI
mengukur kinerja lembaga pengelola Akuntansi zakat terkait dengan
zakat. Akuntansi zakat dalam hal ini
tiga hal pokok, yaitu penyediaan informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi zakat merupakan
alat
informasi
antar
indikator
kinerja
(performance
indicator)
sebagai
indikator kinerja yang memadai. Indikator
akuntansi zakat digunakan dalam pengendalian
menentukan
pengukuran kinerja apabila tidak ada
informasi
tersebut. Bagi manajemen, informasi
proses
untuk
akan kesulitan untuk melakukan
manajemen dengan pihak-pihak yang dengan
terutama
dasar penilai kinerja. Manajemen
lembaga pengelola zakat sebagai
berkepentingan
diperlukan
bersifat
manajemen
kinerja finansial
tersebut maupun
dapat non
finansial. Sebagai contoh indikator
mulai dari perencanaan, pembuatan
kinerja tersebut adalah :
program, alokasi anggaran, evaluasi anggaran,
evaluasi
kinerja
dan
Indikator efisiensi
pelaporan kinerja. Informasi bermanfaat keputusan,
a. akuntansi
untuk terutama
Persentase
dana
yang
didistribusikan dibandingankan
mengambil
dengan total dana yang diterima.
untuk
b.
membantu manajer dalam melakukan
Persentase jumlah masyarakat miskin yang terbantu (terlayani)
alokasi zakat. Selain itu, informasi
aleh
akuntansi dapat digunakan untuk
pengelola
dibandingkan
membantu dalam pemilihan program 5
dengan
zakat total
jumlah masyarakat miskin di
sumber
wilayah itu.
laporan aktivitas dan neraca. Laporan
Indikator efektifitas a.
keuangan zakat merupakan bagian
miskin
publik (konsep amanah).
yang
terentaskan dengan
penduduk
total
miskin
di Kajian Pustaka
wilayah itu sebagai dampak dari
METODE PENELITIAN
penyaluran zakat. Persentase miskin
jumlah
penduduk
dibandingkan
Sebelum
dengan
d.
ini
penelitian penelitian yang sejenis.
Indikator penjelas lainnya
Berikut
Persentase kenaikan/penuruan
sebelumnya
jumlah zakat (muzakki)
kemukaan sebagai kajian pustaka.
Persentase kenaikan/penurunan
1.
ini
beberapa yang
penelitian
dapat
penulis
Jurnal pengembangan system
jumlah dana zakat, infak dan
akuntansi zakat dengan Teknik
shodaqoh yang terkumpul.
Fund Accounting oleh Pusat
Persentase jumlah dana zakat,
penelitian dan Pengembangan
infak
yang
Ekonomi Islam (P3EI) FE.UII,
dibandingkan
Yogjakarta, 25 Februari 2003:
dan
shodaqoh
terhimpun
c.
penelitian
dilakukan memang sudah pernah ada
total penduduk di wilayah itu
b.
dana,
penting dari proses akuntabilitas
jumlah
a.
penggunaan
Persentase jumlah masyarakat
dibandingkan
b.
dan
dengan potensi.
pengelolaan
Banyaknya produk jasa dan
membutuhkan
program yang dilakukan.
sistem akuntansi dan sistem
Ketepatan waktu pelaksanaan
informasi
manajemen
program/kegiatan.
memadai
agar
Pada tahap akhir dari proses
dapat memiliki fungsi sebagai
zakat dukungan
yang
zakat-zakat
pengendalian manajemen, akuntansi
alat
zakat dibutuhan dalam pembuatan
diperhitungkan dalam analisis
laporan keuangan yang dapat berupa
ekonomi,
laporan
yang profesional memerlukan
alokasi
zakat,
laporan 6
kebijakan
fiskal
yang
pengelolaan zakat
sumber daya manusia yang
berdasarkan dua pendekatan itu
memiliki
mempunyai
kemapuan
manajerial, agama,
2.
pengetahuan
ketrampilan
beberapa
aspek
yang harus dipertimbangkan
teknis
yakni berdasarkan aset neto. Di
yang memadai serta memiliki
sini
visi
kesulitan dalam menghitung
dalam
pengembangan
akan
menimbulkan
umat. Kelemahan selama ini
aset
adalah manajemen yang buruk
banyaknya
dalam pengelolaan zakat. Di
yang tidak tercatat di dalam
samping itu dukungan politik
neraca. Misalnya, perusahaan
(Political will) dari pemerintah
yang
yang dipertegas dalam adanya
computer software, zakat yang
peraturan perundang-undangan
dikenakan akan lebih kecil
zakat
dibandingkan
merupakan
kunci
neto, dengan semakin intangible
bergerak
di
asset
bidang
perusahaan
berkembangnya zakat.
tekstil, walaupun kemungkinan
Dr. Setiawan Budi Utomo,
besar
Ketua Tim Akuntan Zakat
dihasilkan
Ikatan
computer software akan lebih
Akuntan
Indonesia
keuntungan
yang
perusahaan
(IAI), akuntansi zakat sebuah
besar
daripada
perusahaan
keharusan. Dalam perjalanan
tekstil
dan
berdasarkan
pembahasan akuntansi zakat
keuntungan neto; dinilai lebih
banyak persoalan yang menjadi
cocok, karena perusahaan yang
fokus perdebatan di kalangan
menghasilkan keuntungan yang
anggota
tim
memerlukan
kerja,
yang
besar akan dikenakan zakat
diskusi
lebih
yang
lebih
besar,
tanpa
lanjut diantaranya, zakat atas
memperhatikan besaran aset
perkumpulan harta (entitas),
neto yang dimiliki perusahaan
cara perhitungan zakat untuk
tersebut.
wajib
zakat
entitas
A. Metode Penelitian
(perusahaan). Dari perspektif
Untuk melakukan penelitian ini
akuntansi, zakat yang dihitung
diperlukan metode penelitian yang 7
tersusun secara sistematis, dengan
kesekretariatan lembaga zakat
tujuan agar data yang diperoleh
pengelola Baitul Maal Tanwil Gozis.
benar
keabsahannya
sehingga
3. Data yang dibutuhkan
penelitian ini layak untuk diuji
Sejarah Lembaga Amil Zakat
kebenarannya.
dan Baitul Maal
1. Jenis Penelitian
a. Struktur
Penelitian yang dilakukan ini
research)
organisasi
lembaga
merupakan jenis penelitian lapangan (field
amil
dengan
b. Perkembangan lembaga/organisasi
kualitatif yaitu suatu penelitian yang
sejenisnya
untuk
permintaan
c. Sistem
pengumpulan,
informasi yang bersifat menerangkan
pengelolaan,
dalam bentuk uraian, maka data
pendistribusian
tersebut
pada
tidak dapat
dalam
bentuk
melainkan
diwujudkan angka-angka,
berbentuk
penjelasan
yang
dan
deskripsi jabatan
menggunakan pendekatan deskriptif
diperlukan
dan
kedua
zakat lembaga
tersebut.
suatu
d. Laporan
menggambarkan
keuangan
organisasi dan perlakuan
keadaan, proses, peristiwa tertentu
akuntasinya
(Subagyo, 2004:94).
e. Berbagai pendapat para
2. Subyek penelitian,
ahli / akademisi dan
Tatang (1986;93) memberikan
praktisi atas akuntansi
pengertian bahwa subjek penelitian
dana zakat yang dikelola
adalah sumber tempat memperoleh
Lembaga.
informasi, yang dapat diperoleh dan seseorang
maupun
mengenainya
suatu
ingin
4. Metode pengumpulan data
yang
a. Wawancara (Interview)
diperoleh
Sutrisno
Hadi
(1983;20)
keterangan. Dalam hal ini yang
menyatakan bahwa metode interview
menjadi subyek penelitian adalah
adalah teknik pengumpulan data
pengelola
dengan cara taya jawab sepihak yang
lembaga
zakat,
dikerjakan secara sistematis. Teknik 8
wawancara yang penulis gunakan
sebagainnya (Suharsini, 1998;149).
adalah teknik wawancara
Sumber
bebas
dokomentasi
dalam
terpimpin, yaitu wawancara yang
penelitian ini adalah semua data yang
dalam pelaksanaannya pewawancara
diperoleh dari LAZIS UMS dan
garis besar hal-hal yang ditanyakan
GOZIS Sleman. Mengenai Letak
(Suharsini, 1998:27).
Geografis,
Metode
berdirinya,
dalam
struktur organisasi LAZISMU UMS
penelitian ini dipakai peneliti untuk
dan Baitul Maal Tamwil GOSIZ
mengambil data tentang pengelolaan
Sleman dan penerapan akuntansi
akuntansi zakat di dua lembaga amil
zakat
zakat LAZIZMU UMS dan Baitul
tersebut.
Maal GOZIS di Sleman. Dalam riset
B. Metode Analisa Data
ini,
wawancara
sejarah
penulis
akan
mencoba
di
kedua
Setelah
memperoleh
mendapatkan data-data, informasi
data,
yang terkait dengan permasalahan
mengumpulkan
penerapan
tersebut,
akuntansi
zakat
pada
lembaga
selanjutnya
zakat
semua peneliti
temuan-temuan
sekaligus
dilakukan
lembaga pengelolaan zakat. Selain
analisis terhadap data yang telah
itu sebagai pembanding dan bahan
diperoleh
referensi, penulis juga melakukan
penelitian.
studi
perpustakaan
sesuai
dengan
arah
guna
Dalam penelitian ini digunakan
dan
analisa deskriptif dan komparatif
menelaah literature- literatur, artikel-
antara kedua objek penelitian, yaitu
artikel, internet dan bahan bacaan
metode yang dimulai dari sebuah
lainnya
konsep atau teori yang kemudian.
mendapatkan,
mempelajari,
yang
relevan
dengan
penelitian ini.
Selanjutnya dianalisis untuk menilai
b. Dokumentasi
dan membuktikan kebenaran data
Metode dokumentasi adalah
tersebut apakah diterima atau ditolak.
mencari data mengenai hal hal atau
Dalam arti penguraian masalah
variabel berupa catatan, transkip,
yaitu penerapan laporan keuangan
buku, surat kabar, majalah, notulen
penghimpunan, pendistribusian dan
rapat,
pengelolaan
lengger,
agenda
dan 9
zakat
dan
sistem
akuntansi dari LAZISMU UMS dan
berkepentingan langsung terhadap
Baitul Maal Tamwil GOZIS yang
penerbitan laporan keuangan LAZ
meliputi
adalah
analisis
terhadap
pengakuan,
pengukuran,
pengungkapan
dan
masyarakat
itu
sendiri,
khususnya para muzakki, karena
pelaporannya.
mereka
Hal ini dilakukan karena sampai saat
dengan
ini belum terdapat standar akuntansi
Ridwan, 2004).
untuk lembaga amil zakat yang
berhubungan amil
zakat
langsung (Muhammad
Sesuai dengan tugas pokok dari
dikelola secara mandiri.
Lembaga
Amil
HASIL PENELITIAN
mengumpulkan,
Zakat
yaitu
mendistribusikan,
dan mendayagunakan sesuai dengan
Perbedaan yang ada di kedua lembaga ini juga terlihat pada proses
ketentuan agama,
akuntansi yang dilakukan, khususnya
akuntansi sangat berkaitan dengan
dalam
akuntansi
proses pengumpulan, pendistribusian
utama
dan pendayagunaan serta pembuatan
akuntansi keuangan lembaga amil
laporan keuangan oleh lembaga amil
zakat
zakat itu sendiri dengan tujuan untuk
hal
perlakuan
keuangannya.
adalah
Tujuan
untuk
menyajikan
maka peranan
laporan keuangan yang layak sebagai
mempertanggungjawabkan
bahan informasi pada pihak yang
kinerjanya
berkepentingan. Pemerintah selaku
umum,
pemberi
operasional
muzakki yang telah mempercayakan
keuangan
Lembaga Amil dalam mengelola
izin
membutuhkan
laporan
kepada
khususnya
masyarakat kepada
para
zakat yang disalurkan.
zakat, sebagai bahan pertimbangan
Proses
dalam pengawasan dan pembinaan.
pencatatan
siklus
Akuntan publik, sebagai lembaga
akuntansi pada LAZIS UMS dimulai
profesional
audit
pada saat penarikan dana zakat oleh
berkepentingan untuk memberikan
asnaf. Pencatatan ini dilakukan pada
pernyataan tentang kinerja keuangan,
sebuah buku harian khusus atau
sehingga
jurnal,
di
bidang
akan
semakin
kemudian
diklasifikasikan
meningkatkan performance lembaga
sesuai dengan golongan asnaf dalam
zakat.
Laporan kas harian, dan diringkas
Namun
yang
paling 10
lagi dalam laporan penyerahan dana
Manajemen
LAZ
secara
zakat dan direkap dalam rekapitulasi
berkala harus menerbitkan laporan
penyaluran dan penerimaan dana
keuangannya. Laporan ini menjadi
zakat.
sangat
Berdasarkan
laporan
strategis
dalam
rangka
rekapitulasi ini, baru dibuat laporan
meningkatkan
keuangan
calon muzakki. Keyakinan mereka
GOZIS
secara
kepercayaan
keseluruhan. Siklus ini dinilai terlalu
terhadap
LAZ
rumit dan panjang, sebaiknya GOZIS
melalui
laporan
keuangan
yang
menggunakan
benar.
Laporan
keuangan
yang
dokumen-dokumen
dapat
para
dibangun
seperti yang telah diterapkan dalam
dibuat oleh lembaga amil zakat
manajemen LAZIS UMS. Dokumen-
haruslah
dokumen tersebut dapat berupa Bukti
akuntansi yang berlaku umum, yaitu
Penerimaan, Bukti Pengeluaran, dan
sesuai dengan prinsip akuntansi,
bukti-bukti
pengakuan,
lainnya
sehingga
memudahkan dalam penggolongan
sesuai
dengan
prinsip
pengukuran,
pengungkapan dan penyajian.
dana dan aktivitasnya. GOZIS
setiap
bulannya
KESIMPULAN DAN SARAN
membuat laporan komprehensif yang berisikan
informasi
KESIMPULAN
keuangan
Berdasarkan hasil penelitian
lembaga secara keseluruhan, dan
yang telah diungkapkan sebelumnya,
pada akhir tahun dibuat laporan
dapat disimpulkan bahwa penerapan
pertanggungjawaban terhadap dana
Akuntansi LAZIS UMS dan Baitul
yang dikelola selama periode satu
Maal GOZIS di Sleman :
tahun penuh. Lain halnya dengan
Terdapat
LAZIS UMS, lembaga amil ini
pengelolaan
membuat laporan keuangan untuk masing-masing
jenis
dana
gabungan
pada
kedua
GOZIS hanya mengelola dana yang berasal dari 2 pos penerimaan, yaitu
dengan adanya laporan konsolidasi merupakan
dana
lembaga amil ini, dimana BMT
yang
dikelola oleh lembaga ini ditambah
yang
perbedaan
dari
dari
Zakat
Internal,Infaq
dan
Shodaqoh dan Zakat dana bergulir.,
laporan masing-masing dana. 11
sehingga
proses
pendistribusian
Pengungkapan
zakat seringkali hanya terbatas pada
dalam
kebutuhan
Keuangan
konsumtif
saja.
Catatan
dilakukan Atas
yang
Laporan
menjelaskan
Sedangkan LAZIS UMS memiliki 4
mengenai kebijakan akuntansi dan
pos penerimaan yang berasal dari
prosedur yang diterapkan manajemen
dana Zakat Internal dan Eksternal,
amil sehingga memperoleh angka-
dana Infaq dan Shodaqoh, Dana
angka dalam laporan keuangan. Dan
Operasional, dan Dana Jasa Giro.
untuk
Penyajian
laporan
Dana yang disalurkan tidak
keuangannya antara BMT GOZIS
hanya berupa dana konsumtif tetapi
SLEMAN dengan LAZIS UMS tidak
juga
jauh
dana
pembinaan
produktif dari
sekaligus
LAZIS
UMS
berbeda,
dimana
laporan
keuangannya terdiri dari: Neraca,
sehingga memacu mustahiq untuk
Laporan
mau
Penggunaan Dana, Laporan Dana
berusaha
mengembangkan
usahanya.
Penerimaan
dan
Termanfaatkan, Laporan Arus Kas
Pengakuan akuntansi terhadap
dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
dana zakat yang dilakukan oleh BMT
Namun BMT GOZIS SLEMAN
GOZIS SLEMAN dan LAZIS UMS
tidak
dilakukan berdasarkan nilai dasar
Termanfaatkan secara terperinci.
membuat
Laporan
Dana
tunai (Cash basis) dimana pencatatan
Bentuk pertanggung jawaban
dilakukan pada saat kas diterima dan
keuangan lembaga amil belum bisa
pada
diseragamkan karena sampai saat ini
saat
Pengukuran
kas dana
dikeluarkan. yang
belum ada suatu standar akuntansi
dikumpulkan oleh BMT GOZIS dan
untuk lembaga amil zakat yang
LAZIS
dikelola
UMS
zakat
didasarkan
atas
oleh
lembaga
mandiri.
ketentuan syariah yang mengatur
Proses pencatatan transaksi yang
mengenai perhitungan nishab zakat,
dilakukan masih dilakukan secara
menggunakan
manual,
perhitungan
zakat
ini
disebabkan
belum
profesi yang berupa uang atau gaji
adanya software yang cocok dengan
sebesar 2,5 % dari gaji kotor
Akuntansi zakat
karyawannya. 12
Laporan BMT
keuangan
GOZIS
SLEMAN
tahunan
(Riba’)
dari
bank
yang
sangat
belum
bertentangan dengan prinsip Syariah.
diaudit oleh auditor independent
Kelebihannya adalah sebagai
setiap tahunnya, sehingga sejauh ini
bagian
berdasarkan
yang
transparansinya, laporan keuangan
dilakukan akuntan publik, laporan
lembaga ini sudah diaudit oleh
keuangan yang dibuat oleh
auditor
hasil
audit
BMT
dari
penerapan
Independent dari
prinsip
dan
Pusat
Dana
GOZIS, belum disajikan secara wajar
bersumber
ataupun
dan belum sesuai dengan prinsip
Donatur donatur yang berkualitas.
akuntansi yang berlaku umum di
Kelebihan LAZIS UMS ada
Indonesia. Sedangkan LAZIS UMS
pada pembagian divisi pada struktur
sampai saat ini belum melakukan
organisasi yang jelas dan tegas,
audit oleh audit independent. Selama
distribusi dana yang didominasi oleh
ini audit masih dilakukan oleh Divisi
dana produktif bukan hanya dana
II
konsumtif, dan siklus akuntansi yang
yang
mengatur
masalah
administrasi keuangan. Kelemahan
tidak rumit. Sedangkan kelemahan
BMT
GOZIS
LAZIS UMS terletak pada belum
terletak pada struktur organisasinya
dilakukannya audit eksternal oleh
dimana masih terdapat penggandaan
auditor
fungsi organisasi selain itu lembaga
akuntabilitas laporan keuangannya
ini belum memiliki divisi penyaluran
masih dapat dipertanyakan.
Independent
sehingga
yang berfungsi untuk memastikan
Kesamaan dan perbedaan dari
apakah dana benar-benar disalurkan
sistem akuntansi yang digunakan
kepada yang berhak, sesuai dengan
oleh LAZISMU dan BMT GOZIS
ketentuan
adalah sebagai berikut:
syari'ah,
prioritas
dan
kebijakan lembaga. Pendistribusian
Sudah dijelaskan dalam tabel
dana masih bersifat konsumtif, siklus
pada
BAB
IV
akuntansi yang terlalu rumit dan
akuntansi
panjang dan sampai saat ini masih
LAZISMU adalah sistem Akuntasi
menerima penerimaan berupa bunga
Standar, sedangkan BMT GOZIS
yang
bahwa dipakai
sistem oleh
memiliki sistem akuntansi yang sama 13
yaitu Akuntansi standar akan tetapi
umat melalui lembaga amil
pelaporannya masih dengan neraca
zakat seperti BMT GOZIS
dan
dan LAZIS UMS.
buku
kas.
Dalam
laporan
keuangan kedua lembaga tersebut
Oleh karena itu perlu kiranya
memiliki
kesamaan
yaitu
diadakan suatu pelatihan bagi
neraca,
laporan
para tenaga keuangan atau
menggunakan
sumber dan pengeluaran dana zakat,
akuntansi
laporan
atas
kepengurusan lembaga amil,
dalam
bahkan bukan tidak mungkin
administrasi
bagi lembaga amil melakukan
pelaporannya LAZIZMU dikelola
perekrutan sumber daya baru
oleh tenaga profesional sedangan
dari
BMT
berbagai
laporan
arus
Kas,
keuangan
penggelolaan
GOZIS
catatan dan
masih
kurang
dijajaran
luar
agar
tercipta
inovasi
dan
berpengalaman sehingga di BMT
perbaikan sistem yang telah
GOZIS masih terkesan sederhana
ada sebelumnya.
Saran
2. Standar
akuntansi
zakat
1. Lembaga amil yang berfokus
mutlak
diperlukan
karena
pada aktivitas pengembangan
standar
akuntansi
menjadi
umat, membutuhkan tenaga
kunci
sukses
akuntansi yang handal dan
Pengelolaan
terampil sebagai media dalam
melayani
penilaian profesionalitas dan
sekitarnya sehingga, lembaga
akuntabilitas lembaga amil
ini harus dapat menyajikan
bukan
dalam
informasi yang cukup, dapat
pelaksanaan tugas pencatatan
dipercaya, dan relevan bagi
sehari-hari, tetapi juga dalam
para
proses
tetap dalam konteks syariah
hanya
pengembangan
lembaga
supaya
mampu
Lembaga
Zakat
dalam
masyarakat
penggunanya,
di
namun
Islam.
mencapai visi dan misi yang
Akuntabilitas
telah
pengelola zakat ditunjukkan
ditetapkan
sembari
meningkatkan perekonomian
dengan 14
laporan
organisasi
keuangan
serta audit terhadap laporan
Kasmir.
2011.
Dasar-dasar
keuangan tersebut. Lembaga
Perbankan.
zakat
RajaGrafindo Persada.
harus
sistem benar
menggunakan
pembukuan dan
akuntan
siap
yang diaudit
publik,
sehingga
IAI
sebagai
sebaiknya
Mardani.
suatu
FIQH
PT.
Ekonomi
Syariah:
Fiqh
Muamalah.
Jakarta:
Kencana
Prenada
Media Group.
lembaga akuntan Indonesia membuat
2012.
Jakarta:
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi
standar
Penelitian
akuntansi untuk lembaga amil
Bandung:
yang dikelola secara mandiri.
Rosdakarya. Ridwan,
Kualitatif. PT
Remaja
Muhammad.
2005.
DAFTAR PUSTAKA
Manajemen Baitul Maal wat
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001.
Tamwil.
Bank Syari’ah dari Teori ke Praktik.
Jakarta:
Gema
Sholahuddin,
Muhammad.
Kamus
Departemen Agama RI. 2005. Aldan
Istilah
Keuangan,
Terjemahnya.
Syari’ah.
Bandung: PT Syaamil Cipta
2011.
Ekonomi,
dan
Bisnis
Jakarta:
PT
Gramedia Pustaka Utama.
Media
Tim Penyusun Kamus. 2005. Kamus
Hasan, Ali. 2003. Berbagai Macam
Besar
Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat).
UII
Press.
Insani.
Qur’an
Yogyakarta:
Jakarta:
Bahasa
Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
PT
Widodo, Hertanto, dkk. 1999. PAS
RajaGrafindo Persada.
(Pedoman Akuntansi Syariat)
Ismanto, Kuat. 2009. Manajemen
Panduan Praktis Operasional
Syari’ah Implementasi TQM
Baitul
dalam Lembaga Keuangan
(BMT). Bandung: Mizan.s
Syari’ah.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
15
Mal
wat
Tamwil