Sidang Tugas Akhir (SB-091358)
STUDI VARIASI MORFOMETRI IKAN BELANAK (Mugil cephalus) DI PERAIRAN MUARA ALOO SIDOARJO DAN MUARA WONOREJO SURABAYA
Oleh: Alfiyah Rahmatin (1506 100 039) Dosen Pembimbing : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Aunurohim, S.Si, DEA
LATAR BELAKANG Muara Aloo, Sidoarjo Estuari Muara Wonorejo, Surabaya
Ikan Belanak
Morfometri
Variasi Morfometri
Letak geografis berbeda, berdampak pada perbedaan kondisi lingkungan
Permasalahan
• Perbedaan lokasi antara perairan Muara Aloo dan Muara Wonorejo diduga dapat mempengaruhi variasi ukuran tubuh dalam populasi ikan belanak (M. cephalus) hasil tangkap antara perairan Muara Aloo Sidoarjo dan perairan Muara Wonorejo Surabaya • Sehingga permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana variasi ukuran tubuh ikan belanak (M. cephalus) yang tertangkap di perairan sekitar Muara Aloo Sidoarjo dan Muara Wonorejo Surabaya
Batasan permasalahan
• Mengetahui variasi morfometri dalam populasi ikan belanak (M. cephalus) dengan menggunakan pengukuran 23 karakter morfologi dan meristik tubuh ikan belanak (M. cephalus) yang tertangkap di perairan Muara Aloo Sidoarjo dan Muara Wonorejo Surabaya
Tujuan Untuk mengetahui adanya variasi morfometri dalam populasi ikan belanak (Mugil cephalus) hasil tangkap di perairan Muara Aloo Sidoarjo dan Muara Wonorejo Surabaya.
Manfaat Merupakan data dasar kondisi populasi ikan belanak (Mugil cephalus) sehingga dapat digunakan dalam pengelolaan dan stok perikanan tangkap di perairan tersebut.
METODOLOGI Waktu Pengambilan Sampel • September 2010
Lokasi Sampling • Sampling ikan belanak di Muara Aloo Sidoarjo dan Muara Wonorejo Surabaya khususnya di daerah penangkapan ikan belanak (fishing ground).
Pengolahan Sampel • Pengukuran morfometri di Laboratorium Zoologi Program Studi Biologi FMIPA ITS Surabaya
Analisis Data • Data hasil pengukuran morfometri di uji menggunakan Analisis Diskriminan dengan Program SPSS
Lokasi Penangkapan Ikan Belanak (Mugil cephalus)
Muara Aloo Sidoarjo
Muara Wonorejo Surabaya
• Jumlah total ikan belanak yang tertangkap dalam penelitan adalah 21 ekor di Muara Aloo dan 32 ekor di Muara Wonorejo • Ikan yang dipilih untuk studi morfometri adalah ikan yang telah memiliki karakter yang sudah mapan • ikan belanak memiliki karakter yang sudah mapan pada ukuran ±10 cm SL dan memiliki sisik stenoid lemah a
b
(a) Sisik Stenoid (http://hbs.bishopmuseum.org/frc/types.html), (b) Sisik Stenoid ikan belanak, A = radii, B = bagian anterior, C = bagian dorsal, D = zona basal (dengan dasar steni), E = zona medial (dengan sedikit steni), F = zona luar (seluruhnya berupa steni), G = daerah posterior, H = daerah ventral
2. Pengukuran Morfometri meliputi 23 karakter morfologi Ikan Belanak (Mugil cephalus) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10. 11. 12. 13.
pajang total (TL), 14. panjang standar (SL), 15. panjang kepala (HL), 16. panjang sebelum sirip dorsal (PDL), 17. panjang sebelum sirip dorsal 2 (PDL 2), 18. panjang sebelum sirip perut (PPL), 19. panjang sebelum sirip dubur 20. (PAL), 21. tinggi kepala (HD), tinggi badan (BD), 22. tinggi panjang ekor (DCP), 23. panjang batang ekor (LCP), panjang moncong (SNL), lebar badan (BW),
diameter mata (ED), jarak antara dua mata (IW), panjang dasar sirip punggung (LDB), panjang dasar sirip punggung 2 (LDB 2), panjang dasar sirip dubur (LAB), panjang dasar sirip perut (LPVF), panjang sirip dada (LPCF), panjang sirip ekor bagian atas (LUCL), panjang sirip ekor bagian bawah (LLCL), panjang sirip ekor bagian tegah (Haryono, 2001).
TL SL PDL 2
LDB 1
PDL 1
LDB 2
LUCL HL
LPCF
ED
SNL
LCP LMCR PPL
LAB
LLCL LPVF
PAL
Karakter morfometri ikan yang diukur
• Pengamatan morfometri diikuti dengan pengamatan meristik dan pola warna • Data pengamatan meristik juga digunakan untuk mengkonfirmasi spesies yang tertangkap di Muara Aloo dan Muara Wonorejo
Hasil Pengamatan • Setelah dilakukan pengamatan morfometri, meristik dan pola warna ikan Belanak diketahui ada beberapa perbedaan karakter antara ikan belanak yang tertangkap di Muara Aloo dan Muara Wonorejo
Perbedaan Morfometri Ikan Belanak
LMCR
Sirip ekor ikan belanak yang tertangkap di Muara Aloo
• • • •
LMCR
Sirip ekor ikan belanak yang tertangkap di Muara Wonorejo
Berdasarkan nilai Wilks Lambda diketahui terdapat satu karakter yang paling berbeda yakni karakter LMCR (panjang sirip ekor bagian tegah) LMCR (Aloo) > LMCR (Wonorejo) Bentuk sirip dipengaruhi oleh panjang jari-jari sirip. Semakin panjang jari-jari sirip maka semakin panjang pula sirip yang terbentuk (Sitorus, et al., 2009)
Perbedaan Meristik Ikan Belanak Rentang jumlah sisik sepanjang linea lateralis ikan belanak di Muara Aloo (39-40) > dibandingkan di Muara Wonorejo (38-39) • Ikan belanak yang tertangkap di Muara Aloo relatif lebih panjang dibandingkan ikan belanak yang tertangkap di Muara Wonorejo • Semakin meningkat panjang standar ikan maka semakin banyak sisik yang menenpel di sepanjang linea lateralisnya
Perbedaan Pola Warna Ikan Belanak
ikan belanak hasil tangkap di Muara Aloo, Sidoarjo
ikan belanak yang tertangkap di Muara Wonorejo, Surabaya
Pola Warna Ikan Belanak pada Bagian Punggung (Dorsal) dan Bagian Perut (Pectoral)
Perbedaan Meristik Ikan Belanak
sisik ikan belanak yang tertangkap di Muara Aloo pigmennya tampak memudar di bagian tengah
sisik ikan belanak yang tertangkap di Muara Wonorejo pigmennya tampak tersebar merata
Sisik ikan mengandung pigmen yang dapat memendarkan warna pada ikan. Pemudaran warna tubuh dapat disebabkan karena pigmen yang terdapat pada sisik ikan tidak tersebar secara merata (Moyle dan Cech, 2000; Budiharjo, 2001; dan Said, 2005). Pigmen yang terdapat pada sisik ikan belanak yakni pigmen melanofor yang memendarkan warna abu-abu keperakan pada ikan belanak. Pemudaran warna tubuh ikan belanak yang tertangkap di Muara Aloo diduga disebabkan pigmen melanofor yang terdapat pada sisik ikan belanak yang tertangkap di Muara Aloo tidak tersebar merata
Penutup Kesimpulan
• Perbedaan panjang karakter LMCR (panjang sirip ekor bagian tegah) yakni 2,62±0,47 cm (Muara Aloo) dan 2,18±0,19 cm (Muara Wonorejo); • Jumlah sisik sepanjang linea lateralis 39-40 (Muara Aloo) dan 36-39 (Muara Wonorejo) • Perbedaan pola warna tubuh ikan yakni ikan belanak di Muara Aloo berwarna lebih transparan dan tampak pucat sedangkan ikan belanak di Muara Wonorejo berwarna abu-abu keperakan, lebih cerah dan tampak segar
Saran
• Data morfometri ikan belanak (M. cephalus) yang telah ada dapat dijadikan sebagai data dasar untuk melanjutkan penelitian tentang penyebab spesifik adanya variasi morfometri dan morfologi ikan belanak di Muara Alo dan Muara Wonorejo • Penelitian tentang morfometri ikan dapat dilakukan terhadap spesies yang lain sebagai data dasar stok perikanan
TERIMA KASIH