Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 18 (3) 2006
Muhdi T. Sucipto, M. Widyanti
STUDI PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR KOMATSU D70 LE DI HUTAN ALAM Muhdi, T. Sucipto, M. Widyanti*) Abstract The objective of this research was to know the productivity skidding by tractor of Komatsu D70 LE. Result of this research indicate that the productivity skidding by tractor of Komatsu D70 LE was 19.92 m3/jam (the average of 3 skidding distance, log volume and topography were 368.01 m; 7.47 m and 20.02 % respectively). The research indicate that the effect of skidding distance, log volume and topography to the productivity of skidding by tractor of Komatsu D70 LE is found that the regression was Y = 18.353 + 2.059 (X1) – 0,018 (X2) – 0.365 (X3). Keywords: Skidding, Productivity, Tractor Abstrak Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui produktivitas penyaradan kayu dengan traktor Komatsu D70 LE. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produktivitas penyaradan kayu dengan 3 menggunakan traktor D70 LE sebesar 19,92 m /jam (di mana rata-rata jarak sarad, volume sarad, dan 3 kemiringan lapangan masing-masing sebesar 368,01 m; 7,47 m and 20,02%). Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh jarak sarad, volume sarad, dan kemiringan lapangan terhadap produktivitas penyaradan kayu dengan menggunakan traktor Komatsu D70 LE didapat persamaan regresi Y = 18,353 + 2,059 (X1) – 0,018 (X2) – 0,365 (X3). Kata kunci: Penyaradan kayu, Produktivitas, Traktor
A. PENDAHULUAN Penyaradan merupakan salah satu tahap penting dalam pemanenan kayu yang bertujuan untuk memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan sementara di jalan angkutan yang perlu mendapatkan perhatian mengingat hutan Indonesia tersebar luas dengan keadaan lapangan, antara lain topografi, lokasi, dan jarak yang beragam. Faktor utama yang menentukan pemilihan sistem penyaradan adalah diameter kayu serta kondisi topografi. Dirjen Kehutanan (1979) menyatakan bahwa penggunaan peralatan penyaradan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan lapangan, karena kegiatan penyaradan kayu umumnya dilakukan secara mekanis, seperti penyaradan menggunakan kabel dan penyaradan dengan menggunakan traktor atau skidder.
Dipodiningrat (1980) dalam Warman (2003), aspek-aspek yang mempengaruhi produktivitas penyaradan adalah jarak sarad, volume kayu yang disarad, topografi, cuaca, keadaan tanah dan keterampilan *) PS Teknologi Hasil Hutan FP USU operator. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas alat sarad, maka faktor yang mempengaruhi penyaradan perlu dipertimbangkan. Sehingga menunjang pelaksanaan penyaradan kayu sesuai dengan kebutuhan. Oleh sebab itu diperlukan pengkajian ilmiah untuk mengetahui produktivitas traktor dalam penyaradan kayu serta jumlah traktor yang digunakan, sehingga pemanfaatan hutan sebagai sumber kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi dengan tetap menjaga kelestarian hutan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui produktivitas penyaradan dengan traktor Komatsu D70 LE.
7
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 18 (3) 2006
Muhdi T. Sucipto, M. Widyanti B. METODE PENELITIAN Pengumpulan Data Data primer yaitu data yang diambil melalui pengamatan langsung di lapangan. Pengukuran kegiatan pada satu unit traktor sarad yang melakukan kegiatan penyaradan dengan jenis Komatsu D70 LE. Data yang diambil meliputi: (a). Waktu penyaradan, yakni waktu total dari tiap elemen kerja kegiatan penyaradan. Waktu tiap elemen kerja penyaradan dengan traktor diamati pada waktu penyaradan dilakukan dan diukur dengan dua stop watch secara nullstop; (b). Kemiringan jalan sarad yang diukur dengan menggunakan clinometer dari tunggak (tempat pohon ditebang) ke arah tempat kayu dilepaskan (TPn); (c) Jarak sarad, diukur dengan menggunakan meteran dari tempat kayu yang akan disarad sampai ke tempat pengumpulan kayu (landing); dan (d) Volume kayu yang disarad yang diperoleh dengan cara mengukur diameter, berupa diameter pangkal dan diameter ujung serta panjang kayu yang disarad dengan menggunakan meteran di tempat pengumpulan kayu (landing). Pengolahan Data 1. Perhitungan volume kayu yang disarad Volume penyaradan tiap trip dihitung menurut rumus yang digunakan oleh Dulsalam dan Sukadaryati (2001) berikut: 2
V=
π ⎡ d1 + d 2 ⎤ x xL 4 ⎢⎣ 2 ⎥⎦
Keterangan: V = Volume log/kayu (m3) d1 = Rata-rata diameter pangkal (m) d2 = Rata-rata diameter ujung (m) L = Panjang log (m) π = Konstanta (3,14)
8
2. Produktivitas penyaradan Rumus umum produktivitas penyaradan dalam kegiatan penyaradan dihitung menurut rumus yang digunakan oleh Dulsalam dan Sukadaryati (2001) berikut:
P=
V T
Keterangan: P = Produktivitas penyaradan (m3/jam) V = Volume kayu yang disarad (m3) T = Waktu penyaradan (jam) Analisis Data Model persamaan regresi berganda menurut Sudjana (1992) digunakan untuk mengetahui pengaruh jarak, volume kayu, dan kemiringan jalan terhadap produktivitas penyaradan traktor jenis Komatsu D70 LE. Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3
Keterangan: Y = Produktivitas penyaradan β0 = Konstanta β1 = Koefisien regresi jarak sarad β2 = Koefisien regresi volume kayu yang disarad β3 = Koefisien regresi kemiringan jalan sarad X1 = Jarak sarad X2 = Volume kayu yang disarad X3 = Kemiringan jalan sarad C. HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu Kerja Penyaradan Waktu traktor beroperasi dalam setiap siklus penyaradan dibagi menjadi waktu efektif dan waktu tidak efektif. Waktu efektif terdiri dari unsur kerja efektif yaitu traktor menuju tempat tebangan, manuver alat sarad pada kayu yang akan disarad, mengulur sling dan pasang kait, menyarad kayu, melepaskan kait dan menggulung sling serta menyusun/menumpuk kayu di tempat pengumpulan kayu sementara/TPn.
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 18 (3) 2006
Muhdi T. Sucipto, M. Widyanti Waktu tidak efektif yaitu waktu yang dihitung bila adanya gangguan ketika kegiatan penyaradan berlangsung seperti kerusakan alat, menunggu pembantu operator turun-naik traktor, lepasnya sling
dari kayu ketika disarad, kayu sarad yang tersangkut pohon lain, pemotongan kayu sarad, mencari kayu yang akan disarad, dan waktu istirahat.
Tabel 1. Rata-Rata Waktu Efektif dan Tidak Efektif Kegiatan Penyaradan dengan Traktor Komatsu D70 LE Waktu Efektif Waktu Tidak Efektif Unsur Kerja Rata-rata (menit) Rata-rata (menit)
a. Traktor menuju tempat tebangan b. Manuver alat sarad pada kayu
yang akan disarad c. Mengulur sling dan pasang kait d. Menyarad kayu e. Melepaskan kait dan menggulung sling f. Menumpuk/menyusun kayu sarad di TPn Jumlah
Pada Tabel 1 dapat dilihat waktu kerja efektif per trip dari kegiatan penyaradan di areal HPH PT. Andalas Merapi Timber yang diukur saat penelitian pada petak tebangan 116 adalah sebesar 66,15 menit atau 73,46% dari rata-rata waktu kerja total kegiatan penyaradan dengan jarak rata-rata sebesar 368,01 meter, volume kayu ratarata sebesar 7,47 m3, kemiringan jalan ratarata sebesar 20,02%. Waktu kerja tidak efektif dari kegiatan penyaradan sebesar 23,89 menit atau 26,54% dari rata-rata waktu kerja total kegiatan penyaradan. Waktu kerja tidak efektif dapat saja bertambah sesuai dengan penambahan waktu gangguan yang digunakan, yang mengakibatkan menurunnya produktivitas penyaradan. Waktu kerja tidak efektif dapat ditekan dengan peningkatan disiplin kerja, koordinasi antara penebang dengan penyarad sehingga dapat meningkatkan produktivitas penyaradan. Kegiatan menyarad kayu mempunyai waktu kerja rata-rata yang terbesar 31,14 menit atau 34,58% dari waktu total ratarata. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemiringan jalan, jarak, dan volume kayu mempengaruhi waktu yang dibutuhkan
28,44 1,9 2,28 31,14 0,33 2,06
66,15
14,57 2,78 4,07 1,96 0,51 -
23,89
traktor untuk menyarad kayu ke TPn, karena disebabkan oleh pengaruh jarak sarad, kemiringan jalan sarad, volume kayu yang disarad, kerapatan tegakan, keadaan tanah, jenis tanah, dan keterampilan operator. Teknis penyaradan kayu pada kondisi menaiki lereng seperti menunjukkan bahwa adanya batasan beban muatan yang disarad traktor, oleh karena itu perlu dilakukan pengurangan ukuran muatan sehingga pada kemiringan jalan sarad yang curam kayu tidak terjungkal. Seperti yang dikemukakan oleh Haryanto (1997) pada traktor yang berjalan menaiki lereng maka akan kekurangan atau kehilangan daya, karena untuk maju dan untuk mengatasi tahanan lerengnya sendiri. Untuk itu dibutuhkan perhitungan bahwa setiap kenaikan kemiringan jalan sarad sebesar 1%, maka pengurangannya adalah 10 Kg setiap ton berat traktor. Haryanto (1997) menyatakan bahwa penyaradan dengan traktor ke arah bukit atau menuruni bukit berpengaruh kurang baik terhadap kondisi lingkungan karena dapat menyebabkan erosi dan menyulitkan regenerasi. Dalam aturannya penyaradan baiknya diarahkan sedapat mungkin
9
Muhdi T. Sucipto, M. Widyanti menuruni bukit sehingga tempat pengumpulan kayu terletak di bawah. Bila traktor berjalan menuruni lereng maka muatan yang dapat ditarik akan lebih besar. Waktu rata-rata terbesar setelah kegiatan menyarad kayu adalah kegiatan yakni traktor menuju tempat tebangan. Kegiatan traktor menuju tempat tebangan mempunyai waktu kerja rata-rata sebesar 28,44 menit atau 31,58% dari waktu kerja total rata-rata dalam kegiatan penyaradan. Waktu yang dibutuhkan traktor menuju tempat tebangan (tidak bermuatan) dipengaruhi oleh jarak sarad (jarak TPn dengan kayu yang akan disarad) dan kemiringan jalan. Produktivitas Penyaradan Hasil perhitungan produktivitas penyaradan saat melakukan penelitian menggunakan traktor Komatsu D70 LE di areal kerja HPH PT. Andalas Merapi Timber yang dihitung pada setiap kelas kemiringan jalan sarad 8-16% (landai), 16-25% (agak curam) dan 25-40% (curam) dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa jarak terdekat adalah 139 meter dan jarak terjauh 649 meter dengan rata-rata sebesar 368,01 meter. Volume kayu berkisar antara 2,50 m3 hingga 13,57 m3 dengan rata-rata sebesar 7,47 m3. Kemiringan jalan terendah yang ditempuh oleh traktor adalah 12,80% dan yang tertinggi 34,60% dengan rata-rata sebesar 20,02%. Dengan waktu kerja total yang berkisar 12,45 menit hingga 61,12 menit dengan rata-rata sebesar 23,28 menit, maka diperoleh besarnya produktivitas kayu yang disarad dengan menggunakan traktor jenis Komatsu D70 LE di areal kerja HPH PT. Andalas Merapi Timber yang bervariasi mulai dari 3,50 m3/jam hingga 43,08 m3/jam dengan rata-rata 19,92 m3/jam.
10
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 18 (3) 2006 Jarak sarad merupakan salah satu peubah yang penting dalam menentukan produktivitas kerja penyaradan. Jarak akan bergantung kepada luas areal penyaradan, lokasi jalan, keadaan lapangan, dan kelerengan. Pada umumnya semakin jauh lokasi jalan angkutan akan semakin panjang jarak saradnya. Kadang-kadang operator traktor menaiki lereng bukit untuk mempersingkat jarak sarad, sebab bila harus berjalan horizontal jarak saradnya akan bertambah jauh yang dapat menambah waktu penyaradan. Jarak sarad optimum tergantung pada kondisi lapangan fisik dan mesin yang digunakan. Jarak sarad ekonomis dijadikan pilihan utama di lapangan sehingga menyebabkan produktivitas tinggi. Menurut Budiaman (1996) jarak sarad dengan menggunakan traktor tidak lebih dari 500 m, karena dipengaruhi oleh kondisi lapangan, tipe traktor yang digunakan, dan kemampuan/keahlian operator. Apabila jarak sarad terjauh lebih dari 500 m, tentunya hal ini menambah biaya penyaradan. Siswantoyo (1982) dalam Nuryawan (2002) menyatakan bahwa volume kayu per ha atau per pohon merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan pemanenan hasil hutan khususnya penyaradan kayu, karena semakin banyak potensi yang dikandung oleh hutan maka kegiatan penyaradan kayu akan memberikan hasil yang besar pula. Oleh karena itu, volume kayu yang disarad diharapkan sebesar mungkin dengan tidak melebihi kapasitas muatan traktor sehingga produktivitas yang dihasilkan dapat lebih besar dan biaya yang dikeluarkan dari kegiatan penyaradan dapat ditekan seminimal mungkin.
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 18 (3) 2006
Muhdi T. Sucipto, M. Widyanti
Tabel 2. Produktivitas Rata-Rata Kegiatan Penyaradan dengan Traktor Komatsu D70 LE di HPH PT. Andalas Merapi Timber No Uraian Satuan Kisaran Jumlah Rata-rata 1 Jarak sarad Meter 139-649 1104,03 368,01 2
Volume kayu yang disarad
3
Kemiringan jalan sarad
3
Waktu total rata-rata
4
Produktivitas
M3
2,50-13,57
22,41
7,47
%
12,80 – 34,60
60,06
20,02
Menit
12.45-61,12
69,84
23,28
3,50-43,08
59,75
19,92
3
M /jam
Produktivitas penyaradan di lokasi penelitian di areal kerja HPH PT. Andalas Merapi Timber relatif tinggi. Departemen Kehutanan (1989) menyatakan bahwa jumlah peralatan yang berhubungan langsung dengan log di antaranya berpedoman pada suatu ketentuan, yaitu satu unit traktor berkapasitas 10.000 m3 per tahun. Produktivitas penyaradan menggunakan traktor sebesar 50–100 m3/hari dengan waktu kerja efektif yakni tujuh jam sehari. Saat melakukan penelitian, waktu kerja efektif yang digunakan adalah tujuh jam sehari untuk mencapai target produksi sehingga produktivitasnya tinggi. Hal ini juga disebabkan karena traktor mampu bekerja pada daerah yang curam pada kemiringan mencapai 40%. Namun untuk menghindari kerusakan lingkungan penggunaan traktor diusahakan hanya pada daerah dengan kemiringan tidak lebih dari 30%. Produktivitas penyaradan tergantung pada sistem penyaradan dan alat penyaradan yang digunakan. Budiaman (1997) menyatakan bahwa penggunaan peralatan penyaradan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan lapangan, karena kegiatan penyaradan kayu umumnya dilakukan secara mekanis. Pada penelitian ini traktor yang digunakan adalah traktor Komatsu D70 LE tahun pembuatan 1997 dengan kondisi 70% setelah pemakaian 8 tahun, dengan produktivitas per jam sebesar 19,92 m3/jam, tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan traktor Komatsu D85 E SS-2 yang digunakan Warman (2003) dalam
penelitiannya di HPH Koperasi Andalas Madani Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat, yang menghasilkan produktivitas penyaradan sebesar 19,27 m3/jam dengan volume rata-rata sebesar 6,86 m3, jarak rata-rata yang ditempuh sejauh 190,09 m dan kemiringan lapangan rata-rata 16,61%. Namun jauh berbeda jika dibandingkan dengan penyaradan kayu menggunakan traktor jenis Caterpilar D7G yang digunakan Nuryawan (2002) dalam penelitiannya di HPH PT. Hutani Bhara Union Lestari Provinsi Sumatera Barat, yang menghasilkan produktivitas sebesar 6,75 m3/jam dengan volume rata-rata sebesar 3,85 m3, jarak rata-rata yang ditempuh sejauh 288,92 m Produktivitas penyaradan di lokasi penelitian tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Warman (2003) karena dipengaruhi oleh jarak, volume kayu, dan kemiringan jalan sarad. Waktu kerja yang dibutuhkan dalam penyaradan per tripnya di lokasi penelitian adalah 23,28 menit dengan volume rata-rata 7,47 m3 sedangkan di HPH Koperasi Andalas Madani waktu kerja rata-rata per tripnya 23,49 menit dengan volume rata-rata 6,86 m3. Dengan melihat perbandingan di atas terlihat bahwa jarak, volume dan kemiringan jalan sarad yang tidak jauh berbeda menyebabkan besarnya produktivitas kerja penyaradan yang tidak jauh berbeda pula.
11
Muhdi T. Sucipto, M. Widyanti Pengaruh Jarak, Volume Kayu, dan Kemiringan Jalan Sarad terhadap Produktivitas Penyaradan Menggunakan Traktor Jenis Komatsu D70 LE Produktivitas penyaradan dengan menggunakan traktor Komatsu D70 LE di areal kerja HPH PT. Andalas Merapi Timber dipengaruhi oleh volume kayu (X1), jarak (X2) dan kemiringan jalan (X3). Persamaan regresi berganda untuk melihat hubungan antara produktivitas dengan volume kayu, jarak dan kemiringan jalan adalah: Y= 18,353 + 2,059 (X1)–0,018 (X2)–0,365 (X3). Besarnya pengaruh volume kayu, jarak, dan kemiringan jalan terhadap produktivitas penyaradan terlihat dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 73,3%, berarti produktivitas dipengaruhi oleh volume kayu, jarak, dan kemiringan jalan sebesar 73,3% sedangkan sisa 26,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak teranalisa di antaranya, tipe alat yang digunakan, keterampilan operator, dan pembantu operator, waktu kerja penyaradan, kerapatan tegakan/tumbuhan bawah, jenis dan keadaan tanah, cuaca, dan sebagainya. Haryanto (1997) menyatakan bahwa volume kayu yang disarad merupakan variabel kritis yang mempengaruhi produktivitas penyaradan, karena semakin kecil pohon dan semakin kecil volume menghasilkan produktivitas rendah sehingga menaikkan biaya produksi per satuan volume. Semakin besar volume kayu yang disarad maka produktivitas akan semakin tinggi. Bila volume per satuan waktu besar maka volume kayu rata-rata yang disarad juga akan semakin besar dan harus diadakan mesin yang dayanya lebih besar pula. Jarak sarad yang ditempuh oleh traktor dalam kegiatan penyaradan akan mempengaruhi produktivitas penyaradan. Conway (1978) menyatakan bahwa semakin jauh jarak sarad antara tempat tebangan dengan tempat pengumpulan kayu (TPn) yang harus ditempuh oleh traktor, maka akan menyebabkan turunnya
12
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 18 (3) 2006 prestasi kerja yang menurunnya produktivitas.
menyebabkan
D. KESIMPULAN 1. Rata-rata produktivitas penyaradan traktor dengan traktor Komatsu D70 LE di areal HPH PT. Andalas Merapi Timber sebesar 19,92 m3/jam (dengan jarak rata-rata sebesar 368,01 meter, volume kayu rata-rata sebesar 7,47 m3 dan kemiringan jalan sarad rata-rata sebesar 20,02%). 2. Besarnya pengaruh volume kayu (X1), jarak (X2), dan kemiringan jalan sarad (X3) terhadap produktivitas penyaradan terlihat dari persamaan regresi linear berganda dengan model Y = 18,353 + 2,059 (X1) – 0,018 (X2) – 0,365 (X3). E. DAFTAR PUSTAKA Budiaman, A. 1996. Dasar-Dasar Teknik Pemanenan Kayu untuk Program Pendidikan Pelaksana Pemanenan (SOP). Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogar. Bogor. Conway, S. 1978. Logging Practices. Principle of Timber Harvesting System. Milller Freeman Publication, Inc. New York. Departemen Kehutanan. 1989. Keputusan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan No. 537/Kpts/IV/RPH/1989, tentang Kriteria dan Tata Cara Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pengusaha Hutan. Jakarta. ___ , Dirjen Kehutanan. 1979. Vademecum Kehutanan Indonesia. Direktorat Jendral Kehutanan, Departemen Pertanian. Jakarta. Dulsalam dan Sukadaryati. 2001. Produktivitas dan Biaya Penyaradan Kayu dengan Kerbau di Jambi. Buletin Penelitian Hasil Hutan. Volume 19 (3). Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor. Haryanto. 1997. Pemanenan Hasil Hutan; Penyaradan. Cetakan Pertama. Penerbit Yayasan Pembina Fakultas
Muhdi T. Sucipto, M. Widyanti Kehutanan, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Nuryawan, E. 2002. Evaluasi Produktivitas dan Biaya Traktor Sarad (Studi Kasus di PT. Hutani Bhara Union Lestari, Sumatera Barat). Skripsi Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Stiper. Yogyakarta. Tidak dipublikasikan. Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Penerbit Tarsito. Bandung.
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN Volume 18 (3) 2006 Warman, E. 2003. Pengaruh Jarak Sarad, Volume Kayu yang di Sarad, dan Kelerengan terhadap Produktivitas Penyaradan dengan Traktor Komatsu D 85 E SS-2. Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Padang. Tidak dipublikasikan.
13