STUDI POLA KEMITRAAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN KOTA (Studi Kasus Penanggulangan Kemiskinan di Kodya Depok)
Jono. M. Munandar Dep Manajemen FEM IPB Dep. Manajemen FEM –
[email protected] 08128304933; 0251‐7111718 1
Angka cenderung naik A k kemiskinan k i ki d ik Kemiskinan Æ masalah sosial Program program pemerintah mengatasi Program‐program pemerintah kemiskinan Æ tidak sustainable, belum berhasil signifikan Dibutuhkan program adaptif, partisipatif dr y lokal masyarakat Sasaran lokasi di 3 kelurahan Kota Depok (Rencana Kegiatan Pengembangan Penanggulangan l Kemiskinan k Terpadu d 2009)
2
Bagaimana peta kemiskinan di Kota Depok? Faktor‐faktor apa yang dominan mempengaruhi kemiskinan di Kota Depok? h k k d k Bagaimana mengadaptasi model penanggulangan kemiskinan dengan kearifan l k k d k f lokal?
3
Penelitian memiliki tujuan umum untuk l lk k merumuskan pola penanggulangan kemiskinan melalui kemitraan antar stakeholder. melalui kemitraan antar stakeholder Tujuan khusus: Memetakan masalah kemiskinan di Kota Depok Menganalisis faktor‐faktor yang dominan menyebabkan
kemiskinan Merumuskan model penanggulangan kemiskinan yang tepat sesuai dengan kearifan lokal
4
Nota Kesepahaman antara PEMERINTAH KOTA N t K h t PEMERINTAH KOTA DEPOK dengan INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor 050/24/NK/Bapeda/ Huk/ 2008 5 4 p dan 28/13/KsM/2008 tanggal 2 Bulan Juli Tahun 2008 tentang Kerjasama dalam Bidang Pendidikan Penelitian Pengembangan dan Pendidikan, Penelitian, Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Depok. Kajian Penelitian tentang Kemiskinan di kota Depok difokuskan kepada aspek kelembagaan khususnya kemitraan dalam rangka p g pengentasan kemiskinan di Kota Depok. p 5
Start Studi literatur & FGD (pemetaan masalah kemiskinan di Depok) Identifikasi faktor yang berpengaruh dalam pola kemitraan
Verifikasi data dan mitra Penyusunan alternatif model kemitraan Pemilihan Alternatif Model Pemilihan Alternatif Model Model terpilih End 6
Visi dan Misi Daerah
Pembangunan Daerah
Existing Condition (Dampak Pembangunan)
Identifikasi Faktor yang b berpengaruh h ddalam l P Pola l Kemitraan
Indikator Standar Kesejahteraan
Analisis Kesenjangan SEM
FGD dan Studi Literatur
FGD/AHP
Kajian Model/Pola Strategis Kemitraan
Analisis Penyebab Kemiskinan Faktor a to Kritis ts (Dominan + Kearifan Lokal)
Aternatif Model Kemitraan ((Pembinaan,, Pengembangan) g g )
Model Kemitraan ((Penetapan p Prioritas)) ISM Rekomendasi Program Kemitraan
7
Responden R d terdiri t di i dari d i responden d pakar k dan d masyarakat Responden p pakar terdiri dari unsur p p pemerintah (Dekopinda, Dinas pertanian, bappeda, dinas tenaga kerja dan sosial,dinas perindustrian ‐ perdagangan) LSM (LPKD) Lembaga perdagangan), LSM (LPKD) , Lembaga permodalan (PNPM),Asosiasi & perusahaan (Apindo, PT Bahana Putra) Responden Masyarakat (180 orang representasi dari orang miskin, orang kaya di 3 Kelurahan y Kelurahan Bedahan, Kelurahan Pondok Jaya dan Leuwi Nanggung) 8
Jenis Kelamin : • Cluster tidak miskin :Perempuan (54 %) •Cluster Miskin :Perempuan (67 %) Usia : • Cluster Tidak Miskin : 2525-34 Tahun (73%) •Cluster Miskin : 2525-34 Tahun (34%) Pekerjaan : • Cluster Tidak Miskin : Karyawan swasta (48%) 48%) •Cluster Miskin : Wirausaha (37%) 37%) Pendapatan : • Cluster Tidak Miskin : > Rp Rp.. 1.100.000,1 100 000 - (88%) 1.100.000, •Cluster Miskin : Rp. 500.001 - Rp. 700.000 (51%) Pendidikan : j (64 64%) %)) • Cluster Tidak Miskin : D3/S1/Pascasarjana •Cluster Miskin : SMP/MTs (37%) 9
Hasil dan Pembahasan
10
KECAMATAN
KEL. TERTINGGI (%)
KEL.TERENDAH (%)
Beji
Kemiri Muka (42%)
Kukusan & Pondok Cina (8%)
Cimanggis
Tugu (23%)
Curug & Harjamukti (2%).
Limo
Cinere (20%)
Pangkalan Jati Baru (5%)
Pancoran Mas
Rangkapan Jaya (22%
Depok (4%) & Rangkapan Jaya Baru (4%).
Sawangan
Bojongsari (11%),
Kedaung (3%) d & Duren Seribu b (3%).
Sukmajaya
Suka Maju (18%),
Jatimulya (4%) &Tirta Jaya (4%).
11
BEDAHAN (Kec. Sawangan) (%)
LEUWI NANGGUNG (Kec. Cimanggis) (%)
PONDOKJAYA (Kec. Pancoran Mas) (%)
Pekerjaan k a. Bekerja b. Serabutan cc. Pengangguran e ga ggu a
46 34 21
55 13 30
28 52 20 0
Kepemilikan rumah a. Milik sendiri b. Milik sendiri blm bersertifikat c. Numpang keluarga d. Sewa/kontrak
67 18 13 1
80 5 15 0
80 20 0 0
Pendidikan a. Tidak Tid k sekolah k l h b. Sekolah
29 71
50 50
32 68
13
INDIKATOR KEMISKINAN BPS Æ bantuan langsung tunai: 14 kriteria BKKBN Æ Æ keluarga miskin: 1 atau lebih dari 6 indikator penentu kemiskinan. PNPM Æ Æ kemiskinan partisipatif, dimana k k f d yang menentukan kemiskinan di wilayahnya adalah masyarakat di sekitarnya. d l h k d k
14
Besarnya pengeluaran untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar seseorang agar d dapat hidup dengan layak. hd d l k BPS Ætingkat konsumsi makanan kurang d dari 2100 kalori/kapita/hari. PenghasilanÆ k l k h h l Æ kota < US $ 0,55/hari, & desa < US $ 0,4 ILO Æ Æ penghasilan dikota < US $ 1/hari , & h l dk h desa < US $ 0,8/hari Bank DuniaÆ k Æ penhasilan h l <= US $ 1 perhari h
15
H1 : Relasii berpengaruh b h positif i if dan d signifikan i ifik terhadap h d kemiskinan (RLS) H2 : Jumlah anggota gg keluarga g yyangg ditanggung gg g berpengaruh p g positif dan signifikan terhadap kemiskinan (JAKD) H3 : Semangat berkelompok berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan (SMBK) H4 : Tingkat pengeluaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan (TKPG) H5 : Faktor F k pekerjaan k j b berpengaruh h positif i if dan d signifikan i ifik terhadap kemiskinan (FKPK)
16
H6 : Faktor akses usaha saha berpengaruh berpengar h positif dan signifikan terhadap kemiskinan (FAU) H7 : Faktor karakter berpengaruh positif dan signifikan i ifik terhadap t h d kemiskinan k i ki (FAKK) H8 : Faktor modal usaha (akses keuangan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap k i ki kemiskinan (FMU) H9 : Faktor keterampilan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan (FKTR) H10 : Faktor F kt pendampingan d i b berpengaruh h positif itif dan d signifikan terhadap kemiskinan (FPND) H11 : Kebijakan pemerintah berpengaruh positif dan signifikan i ifik terhadap t h d kemiskinan k i ki (KEBIJA) 17
Y1. Kepemilikan aset ekonomi Y2. Pendidikan Y3. Pendapatan d Y4. Konsumsi pakaian Y5. Konsumsi Makan k Y6. Kesanggupan Membayar Biaya Pengobatan Puskesmas/Poliklinik k l kl k
18
19
20
Cut-off CutValue l
Hasil Uji
Keterangan
≥ 0,9
1,00
Memenuhi
<5
2,664
Memenuhi
RMSEA
0 08-00,11 0,08
0 096 0,096
Memenuhi
GFI
≥ 0,90
0.99
Memenuhi
AGFI
≥ 00,90 90 < saturated value
0 99 0,99
Memenuhi
931.43<1300.52 dan 10172.24
Memenuhi
GOF Index NFI (Normed Fit Index) CMIN/df
CAIC
21
H1 Ditolak Dit l k H2 Ditolak H3 Ditolak H4 Ditolak H5 Diterima H6 Diterima H7 Ditolak H8 Ditolak H9 Diterima H10 Ditolak H11 Diterima 22
variabel laten yang memiliki hubungan dianggap penting adalah 1. Kebijakan b k (0.28) 2. Ketrampilan (0.20) 3. Pekerjaan k (0.18) 4. Akses usaha (0.17)
23
POLA KEMITRAAN
GOAL FAKTOR
Ketrampilan (0.15)
AKTOR
Pemkot/ Dinas (0.13)
TUJUAN
SKENARIO
Pendidikan/ Motivasi usaha Pengetahuan (0.16) (0.18)
Modal (0.30)
Jaringan/ Akses (0.21)
M. Inti (Pengusaha) (0.15)
LKM (0.20)
Pendamping (0.21)
PT/lemlit (0.19)
Penguatan modal sosial (0.16)
Penguatan kerjasama binsis (0.15)
Mengurangi Meningkatkan penangguran pendapatan (0.27) (0.29)
Pendamping an /mediasi usaha (0.21)
Penguatan modal suaha (0.19)
M. Plasma (UKM) (0.13)
Meningkatkan g pertumbuhan ekonomi lokal (0.19)
Pelatihan (0.13)
Pemerataan pendapatan (0.2)5
Penguatan infrastruktur bisnis (0.15)
24
GOAL
POLA KEMITRAAN
AKTOR
Pemkot/Dinas 1. 2. 3. 4.
AKTOR
M. Inti (Pengusaha)
1. Konsinyasi (0.23) Bappeda ( 0.31) 2. Jual putus (0.07) 2 (0 07) Disnakersos (0.22) 3. Bapak angkat Dinas indag (0.26) (0.40) Distan (0.21) 4. Ventura (0.30) Ventura (0.30) LKM
1. 2 2. 3. 4.
Koperasi (0.14) BMT (0 14) BMT (0.14) Bank (0.14) Dana Bergulir (0 16) (0.16) 5. Tengkulak (0.18) 6. CSR (0.25)
Pendamping 1. 2. 3. 4.
Kredit (0.26) Usaha (0.23) Produksi (0.31) Pertanian (0.20)
M. Plasma (UKM) 1. Klaster 1 (0.42) 2. Klaster 2 (0.23) 3. Klaster 3 (0.36) PT/lemlit 1 P 1. Perguruan tinggi i i (0.33) 2. LSM (0.20) 3 Lembaga Penelitian 3. (0.47) 25
SKENARIO
Pendampingan /mediasi usaha
Penguatan modal suaha
Pelatihan
1. Membangun lembaga pendamping (0.17) 2. koordinasi instansi yg memiliki tng pendamping (0.22) 3. pelatihan teknik mediasi calon pendamping (0.23) 4. membuat pilot‐pilot project (0.37)
1. tidak ada bantuan gratis, buat pinjaman lunak (0.14) (0 14) 2. Rescheduling (0.18) 3. tingkatan keberhasilan (0.20) 4. kalau tidak usaha diberi tunjangan (0.08) (0 08) 5. tidak perlu pelatihan karena orang miskin kreatif (0.16) 6. dibuat kelompok dengan tanggungjawab (0.14) (0 14) 7. karyawan bank tidak menerima uang dari nasabah (0.09)
1. Bisnis UKM (0.24) 1 UKM (0 24) 2. Bisnis usaha mikro (0.14) 3. Teknik & teknologi (0 13) (0.13) 4. Perakitan (0.07) 5. Pemasaran (0.13) 6. Keuangan (0.10) 7 Produksi (0.10) 7. (0 10) 8. Negosiasi (0.09)
P Penguatan t infrastruktur i f t kt bisnis bi i
P Penguatan t modal sosial d l i l
Penguatan g kerjasama j binsis
1. Membangun jalan & akses pasar (0.13) 2. Membangun pusat agrobisnis/agroindustri (0.17) 3. Membangun toko/warung u. UKM /mikro k (0.17) 4. Membangun sarana komunikasi terpadu (0.17) 5. Membangun jalan pasar k & ik ( )
1. Membangun lumbung desa & variasinya (0.15) 2. Membangun arisan (0.15) 3. Membangun kelompok‐ kelompok usaha (0.18) 4. Membangun M b k l kelompok‐ k kelompok wanita (0.18) 5. Membangun kelompok‐ kelompok pemuda (0.24)
26
1. Pengusaha/UKM di sektor
industri i d ti 2. Pengusaha/UKM di sektor jasa 3. Pengusaha/UKM di P h /UKM di sektor k pertanian 4. Pengusaha/UKM di sektor i f informal l 5. Buruh pertanian 6. Buruh industry dan b bangunan 7. Buruh jasa 8. Kaum wanita 9. Pemuda dan pelajar
10
M1, M2, M4, M 5, M6, M7, M8, M9
9 8 7 6 5 0
1
2
3
4
4 5
6
7
8
9
10
3 2 1
M3
0
M3 M1
M2
M4
M5
M6
M7
M8
M9
27
1. 1 Membangun sarana dan
prasarana industri terkait 2.Membangun sarana dan prasarana perdagangan terkait 3. Membangun sarana M b d dan prasarana jasa terkait 4.Aplikasi tepat guna untuk industry UKM y 5. Meningkatkan lingkage produk yang ada dengan pasar (katalisator) 6 Menghubungkan UKM dengan 6. lembaga keuangan 7. Mengembangkan kebijakan yang mendukung iklim usaha 8.Membina M bi SDM UKM 9.Meningkatkan peran wanita
10
B1, B1 B2, B2 B3, B3 B 4, B5, B6, B7, B8, B9
9 8 7 6 5 0
1
2
3
4
4 5
6
7
8
9
10
3 2 1 0
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9
28
1. 1 Ketrampilan SDM yang terbatas 2. Maraknya industry dan supermarket besar 33. Pola hidup modern p (hedonis, shopping) 4. Pola budaya kekerabatan yang sudah bergeser 5. Sulitnya akses modal usaha 6. Modal sosial yang lemah 7. Pertumbuhan perumahan 8 Anggapan yang salah mengenai 8. A l h i kredit/bantuan
9 8 7
D1, D2, D3,D 4, D5, D6, D7, D8
6 5 0
1
2
3
44
5
6
7
8
9
3 2 1 0
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8
29
Pengendalian P d li kemiskinan 2. Membuka lowongan g kerja 3. Mengembangkan ketrampilan 4. Mengayomi penduduk miskin 5. Mengusahakan ZIS 6. Mengusahakan akses pasar p
7
1.
6 5
R1, R2, R3,R4, R5, R6
4 0
1
2
3 3
4
5
6
7
2 1 0
R1
R2
R3
R4
R5
R6
30
peningkatan kualitas SDM (ketrampilan,pengetahuan, sik ap) masyarakat miskin 2. peningkatan kualitas g lingkungan pemukiman masyarakat miskin 3. peningkatan akses terhadap sumberdaya (modal, eknologi, dan bahan baku) 4. peningkatan pendapatan masyarakat miskin 5. Peningkatan pelayanan sosial dasar bagi masyarakat miskin 6. kemandirian masyarakat y 7. peningkatan peran wanita 1.
8 T1, T2, T3, T 4, T5, T6
7 6 5 4 0
1
2
3
3
4
5
6
7
8
2 1
T7
0
T7 T1
T2
T3
T4
T5
T6 31
1. hanya membeli satu stel pakaian baru 2. 3. 4.
5. 6.
dalam setahun hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan k l d d dibawah Rp. 600.000 (enam ratus ribu rupiah per bulan. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp. 500.000. ((lima ratus ribu rupiah‐) seperti sepeda p ) p p motor( kredit/non kredit), emas, terrnak, kapal motor atau barang modal lainnya
7 6
sektor 4
I2, I3, I4, I5, I6
sektor 3
5 4
0
1
2
3 3 2
sektor 1
4
5
6
7
sektor 2
1
I1
0
I1 I2
I3
I4
I5
I6
32
1.
2. 3.
4.
5 5. 6. 7 7.
membangun lembaga pendampingan UKM dan IKM yang mampu membuka peluang kerja membangun pusat penampuungan kerajinan menjalin kerjasama dengan perusahaan besar agar mau menampung produk masyarakat miskin mengusahakan pasar untuk produk masyarakat miskin dan menjalin kerjasama dengan outlet pemasaran mengusahakan ZIS dri lembaga BAZIS yang ada memberikan pelatihan usaha kepada masyarakat miskin optimalisasi pemanfaatan dana perusahaan dan instansi untuk UKM
8 A1, A2, A3, A 4, A5, A6, A7
7 6
sektor 4
sektor 3
5 4 0
1
2
sektor 1
3
3 2
4
5
6
7
8
sektor 2
1 0
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
33
1. 2.
3.
4.
5.
6.
Terjadi penurunan 2% masyarakat yang hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. b l l k b d l h Terjadi penurunan 2% masyarakat yang hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari. Terjadi penurunan 2% masyarakat yang tidak d k d k sanggup membayar biaya pengobatan di Puskesmas/poliklinik. Terjadi penurunan 2% masyarakat dengan sumber penghasilan kepala rumah tangga dibawah h il k l h dib h Rp.600.000 (enam ratus ribu rupiah) per bulan. Terjadi penurunan 2% masyarakat dengan pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/ hanya SD k l h/ id k SD/ h SD Terjadi penurunan 2% masyarakat yang tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan nilai Rp.500.000.‐(lima ratus ribu rupiah), seperti: Sepeda motor (kredit/ non i h) i S d (k di / kredit), emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya.
7 U4
6
Sektor 4
5
Sektor 3
U1, U2, U3, U5
4 0
1
2
33
4
2
Sektor 1
5
6
7
Sektor 2
1
U6
0
U6 U1
U2
U3
U5
U4 34
1. Bappeda Kota Depok 2. SOPD / Dinas 3. Perbankan dan lembaga 4. 55. 6. 7 7. 8. 9.
keuangan lainnya Perguruan tinggi Lembaga g p penjaminan j keuangan Penyuluh lapangan LSM Lpk (Lembaga Pendidikan & Ketrampilan) BAZ
10 L1, L2, L3, L4, L5, L6, L7, L8
9 8 7
sektor 4
sektor 3
6 5 0
1
2
3
4
4 5
6
7
8
9
10
3 2
sektor 1
sektor 2
1
L9
0
L9 L1
L2
L3
L4
L5
L6
L7
L8
35
Akses usaha h
Lembaga Pendamping
Modal usaha Keteram‐ pilan Pendam‐ pingan
LP/PT Mitra Inti (Pengusaha)
‐ konsultasi
‐ pelatihan
‐ mediasi
pilot project p j ‐p
‐ pengawasan
‐ seminar
‐ pengendalia Kemiskinan
Mitra Plasma (UKM/UMKM)
‐ diseminasi Meningkatkan Kerjasama
Pilihan kerja Tk Pengeluarn
Kebijakan
input
Meningkatkan Pendapatan, mengurangi pengangguran
Kesejah‐ teraan
‐ EVALUASI Lembaga Lembaga Ketrampilan
Bappeda/ Bappeda/ Dinas
Lmbga Desa Lmbga Desa (Modal Sos) Sosial
proses
LK LK /VENTURA
‐ FEEDBACK
output
outcome impact 36
POLA KEMITRAAN UNTUK KLASTER 1 Lembaga Pen‐ damping/LSM/ BAZ damping/LSM/ BAZ
Mitra Inti (PENGUSAHA)
‐ pelatihan
‐ konsultan ‐ perlindungan ‐ pengawasan bantuan Lmbaga Desa (Modal Sosial)
LP/PT /
Bappeda/ Dinas SOSIAL
‐ pilot project ‐ seminar ‐ diseminasi
Mitra Plasma (Klaster 1)
Lembaga Ketrampilan
37
LP/PT Mitra Inti (PENGUSAHA) ‐ konsultan ‐ mediasi ‐ pengendalian
Lembaga Lembaga Pendamping
‐ pelatihan ‐ pilot project ‐ seminar ‐ diseminasi
Mitra Plasma Mit Pl (Klaster 2)
Lembaga Ketrampilan
Bappeda/Dinas Pertanian, Perindustr ian, Perdagangan
Lmbga Desa (Modal Sos)
LK/Koperasi/BMT
38
Angka kemiskinan di Depok mencapai 124.706 jiwa 124 706 jiwa (Bapeda Depok, 2006). Jumlah penduduk miskin ini tersebar di enam kecamatan, yaitu di Kecamatan Sawangan terdapat 21.235 jiwa dari 5.173 KK, Kecamatan Limo 9.851 jiwa j (2.455 KK), Kecamatan Beji 11.044 jiwa (2.595 KK), Kecamatan Pancoran Mas sebanyak 28.232 jiwa (6.479 KK), Kecamatan Cimanggis 30.702 jiwa (7.576 KK), dan Kecamatan Sukmajaya 23.642 jiwa (5.148 KK). Dari 6 Kecamatan, dipilih 3 lokasi untuk penelitian, yaitu Kelurahan Bedahan, Kelurahan Leuwinanggung, dan Kelurahan Pondok Jaya. Hal ini juga terkait dengan koordinasi dan sinergisitas dengan program‐program Pemda Depok yang menetapkan 3 daerah tersebut sebagai prioritas target pengentasan kemiskinan. Hasil kemiskinan Hasil verifikasi Bappeda Depok dan peneliti dari IPB jumlah penduduk miskin bulan Juli 2009 di kelurahan Bedahan 92 KK, Leuwinanggung , gg g 20KK, dan , Pondok Jaya 25 KK. y 5
39
Faktor‐faktor Faktor faktor yang dominan mempengaruhi kemiskinan adalah Kebijakan pemerintah,Ketrampilan,Pekerjaan dan Akses usaha
Faktor utama yang mendukung pola kemitraan sesuai dengan prioritas adalah akses modal, jaringan/akses usaha dan pendidikan/pengetahuan, dan. Prioritas aktor yang mendukung sukesnya pola kemitraan adalah lembaga pendamping, lembaga keuangan mikro dan Perguruan tinggi/lembaga gg g p penelitian. Tujuan j utama dalam p pola kemitraan sesuai prioritas adalah mengurangi pengangguran. Skenario yang dimunculkan sesuai prioritas adalah Pendampingan/mediasi usaha, dan penguatan t modal usaha. d l h 40
Sektor yang paling terpengaruh dalam pengembangan pola kemitraan ini adalah pengusaha/UKM di sektor pertanian dan sektor informal, karena dua sektor ini adalah sektor yang paling berhubungan g dengan g masalah kemiskinan, dan nampaknya dua sektor ini lebih membutuhkan pola kemitraan yang pas. Sementara itu, sekalipun ketiga klaster sangat penting untuk dibantu secara simultan, namun klaster 1 merupakan klaster yang paling utama dicarikan solusi pengentasannya. Aplikasi pengentasannya Aplikasi utama kegiatannya bertumpu pada pengembangan ketrampilan, dan lembaga terkait yang menentukan adalah PT/LP sebagai sumber inovasi, LSM/Penyuluh sebagai pendamping usaha, Bappeda berikut SOPDnya sebagai koordinasi kegiatan, dan kegiatan dan Lembaga pengembang ketrampilan seperti LPK atau BLK sebagai penajam ketrampilan.
41
Kegiatan ditindaklanjuti program K i t ini i i sebaiknya b ik diti d kl j ti dengan d aksi bersama dari pihak Perguruan tinggi/ lembaga penelitian, lembaga p g p pendamping, pemerintah p g p kota/ dinas, Mitra plasma, Lembaga keuangan dan Mitra inti di Depok yang telah melakukan kajian bersama. Alternatif model yang sudah model yang sudah dikaji sesuai karakteristik Kota Depok sebaiknya diuji dengan implementasi oleh tim yang mewakili representasi stakeholder yang b k berkepentingan i d l dalam penaggulangan l k i ki kemiskinan. Penelitian lanjutan harus merinci pola‐pola kemitraan yyang tepat g p p per masing‐masing g g klaster dan kondisi sektor usaha UKM.
42