STUDI PERENCANAAN DRAINASE INDUK KOTA BANDA ACEH PADA ZONA II DI KECAMATAN KUTA RAJA DAN BAITURRAHMAN
JURNAL Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)
Disusun Oleh : M. ARIANDI HENU AIRLANGGA NIM. 0710640045
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014
STUDI PERENCANAAN DRAINASE INDUK KOTA BANDA ACEH PADA ZONA II DI KECAMATAN KUTA RAJA DAN BAITURRAHMAN M. Ariandi Henu A.1, Janu Ismoyo2, Very Dermawan2 1. Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya 2. Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Kota Banda Aceh mempunyai kondisi topografi yang relatif datar. Hal ini menjadikan Kota Banda Aceh rawan terhadap banjir, baik banjir genangan maupun banjir yang diakibatkan oleh meluapnya air sungai Krueng Doy saat terjadi hujan dan pasang. Studi ini bertujuan untuk menghitung debit rancangan drainase, mengevaluasi saluran eksisting, mengetahui pengaruh luapan sungai dan pasang surut terhadap kondisi saluran drainase eksisting dan merencanakan kapasitas tampungan sementara, pompa dan pintu untuk mengatasi masalah banjir. Hasil yang diperoleh dari analisa data, debit rancangan kala ulang 10 tahun sebesar 20,248 m3/dtk. Setelah dievaluasi sekitar 72 % saluran drainase eksisting tidak mencukupi untuk menampung debit rancangan drainase. Dari analisa perhitungan dengan menggunakan aplikasi HEC-RAS 4.0 kapasitas sungai Krueng Doy tidak mencukupi. Untuk mengatasi banjir di sungai Krueng Doy ada 3 solusi perencanaan, yaitu membuat tampungan sementara, simulasi pompa dan pintu. Dari analisa perhitungan di dapatkan kapasitas tampungan sebesar 52482,928 m3. Dengan simulasi pompa dalam waktu 6 jam dalam kondisi tampungan terisi setengah terdapat sisa volume sebesar 26524,392 m3. Sisa dalam tampungan dikeluarkan dengan simulasi pintu. Simulasi pintu dapat dioptimalkan sampai volume tampungan kosong pada kondisi bukaan pintu 1,25 m dalam waktu 2 jam. Kata kunci: banjir, drainase, tampungan sementara, topografi ABSTRACT Banda Aceh has a relatively flat topography. This makes the city of Banda Aceh is prone to flooding, both flood inundation and flooding caused by overflowing Krueng Doy river during the rain and tides. This study is carried out to calculate discharge drainage design, evaluate existing drainage channels, determine the effect of overflowing river and tides on existing drainage channels and to design the capacity of retarding basin, pump and sluice gate to solve the flood problem. The results obtained from the analysis of the data 10 years design discharge is 20,248 m3/sec. Approximately 72% of the existing drainage channel is not sufficient to accommodate the drainage design discharge. From the analysis using HEC-RAS 4.0 application, capacity of Krueng Doy river is insufficient. To solve the flood problem in Krueng Doy there are 3 design solution, make a retarding basin, pump simulation and sluice gate. From the analysis and calculation retarding basin capacity is 52482.928 m3. Simulation pump within 6 hours in a half-full condition, retarding basin contained remaining volume of 26524.392 m3. The remaining volume in retarding basin removed by sluice gate. Sluice gate simulation can be optimized until empty volume of opening sluice gate of 1.25 m within 2 hours. Keywords: flood, drainage, retarding basin, topography
1. PENDAHULUAN Banjir dan genangan umumnya disebabkan karena adanya peralihan fungsi lahan yang semula terbuka menjadi tertutup oleh bangunan-bangunan pemukiman dan industri yang mengakibatkan air yang meresap ke dalam pori-pori tanah terhalang. Sehingga apabila hujan turun secara berlebihan menyebabkan limpasan permukaan dalam jumlah yang lebih besar dari semula. Selain itu pasang surut air laut mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap sistem drainase di wilayah perkotaan khususnya untuk daerah dataran rendah yang mengakibatkan genangan karena air drainase tidak dapat dibuang ke laut. Kejadian tsunami tanggal 26 Desember 2004 telah mengakibatkan kerusakan semua infrastruktur pengairan yang merupakan usaha pemerintah untuk mengatasi banjir yang sering melanda Kota Banda Aceh. Hal ini menjadikan Kota Banda Aceh rawan terhadap banjir, baik banjir genangan maupun banjir yang diakibatkan oleh melimpasnya air sungai yang melewati Kota Banda Aceh. Sistem drainase Kota Banda Aceh dibagi dalam 7 zona penataan drainase induk yang masing-masing dibatasi oleh sungai sebagai akhir dari drainase induk dengan batasan sebagai berikut: Zona 1 dibatasi oleh Kr. Neng dan Kr. Doy. Zona 2 dibatasi oleh Kr. Aceh dan Kr. Doy. Zona 3 dibatasi oleh Kr. Kr Aceh. Zona 4 dibatasi oleh Kr. Daroy dan Kr. Lhueng Paga. Zona 5 dibatasi oleh Kr. Titi Panjang dan Kr. Cut. Zona 6 dibatasi oleh Kr. Lhueng Paga dan Kr. Tanjung. Zona 7 dibatasi oleh Kr. Aceh dan Kr. Cut. Wilayah studi adalah zona 2, tepatnya pada Kecamatan Kuta Raja dan Kecamatan Baiturrahman.
Kota Banda Aceh mempunyai kondisi topografi yang relatif datar. Sistem drainasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi bencana banjir yang sering melanda Kota Banda Aceh. Pembuatan saluran-saluran drainase perkotaan yang bersifat parsial dan sepotong-sepotong serta tidak satu sistem mengakibatkan kapasitas pengaliran dan pola aliran saluran drainase menjadi tidak teratur dan tidak terkontrol, yang pada akhirnya hanya akan mengalir ke tempat-tempat yang secara alami lebih rendah. Kondisi ini mengakibatkan tidak tertampungnya aliran air drainase. 2. BAHAN DAN METODE Curah Hujan Rancangan Maksimum Curah hujan rancangan maksimum adalah hujan terbesar tahunan yang mungkin terjadi di suatu daerah dengan periode kala ulang tertentu. Pada studi ini perhitungan curah hujan rancangan menggunakan metode Log Pearson Type III, dengan persamaan sebagai berikut (Soewarno, 1995:143): log X log X G S
dengan: log X =
nilai logaritma curah hujan rancangan log X = nilai rata-rata logaritma dari curah hujan maksimum tahunan S = nilai deviasi standar G = merupakan konstanta yang di dapatkan dari tabel Log Pearson Type III dari hubungan antara Cs dan periode ulang (T) Uji Kesesuaian Distribusi Uji Chi Square Uji Chi Square dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi peluang yang telah dipilih dapat mewakili dan distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Uji Smirnov Kolmogorov Uji Smirnov Kolmogorov digunakan untuk membandingkan peluang yang paling
maksimum antara distribusi empiris dan distribusi teoritis yang disebut maks. Analisa Debit Banjir Rancangan Metode Hidrograf Metode hidrograf satuan didasarkan oleh parameter dan karakteristik daerah pengalirannya. Perhitungan debit banjir rancangan menggunakan metode HSS Nakayasu. Beberapa karakteristik parameter daerah aliran yang diperlukan seperti: Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak hidrograf (time of peak) Tenggang waktu dari titik berat hujan sampai titik berat hidrograf (time lag) Tenggang waktu hidrograf (time base of hydrograph) Luas daerah aliran sungai Panjang alur sungai utama terpanjang (length of the longest channel) Koefisien pengaliran Rumus dari hidrograf satuan Nakayasu (Soemarto, 1986:168) adalah: C A Ro Qp 3,6 ( 0,3 Tp T0,3 ) dengan: Qp = Debit puncak banjir (m3/det) Ro = Hujan satuan (mm) Tp = Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam) T0,3 = Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari puncak sampai 30% dari debit puncak A = Luas daerah pengaliran sampai outlet C = Koefisien pengaliran Koefisien Pengaliran (C) Penentuan nilai koefisien pengaliran suatu daerah yang terdiri dari beberapa tata guna lahan dilakukan dengan mengambil angka rata-rata koefisien pengaliran dari setiap tata guna lahan dengan menghitung bobot masing-masing bagian sesuai dengan luas daerah yang diwakilinya. Adapun cara perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Suhardjono, 1984:23):
n
C . A C 2 . A2 ... C n . An Cm 1 1 A1 A2 ... An
C .A 1
i 1
1
n
A i 1
1
dengan: C = koefisien pengaliran rata-rata C1, C2, ..., Cn = koefisien pengaliran yang sesuai kondisi permukaan A1, A2, ..., An = luas daerah pengaliran yang disesuaikan kondisi permukaan Analisa Debit Saluran Rencana Metode Rasional Untuk menghitung debit air hujan/banjir rancangan dalam perencanaan saluran drainasi digunakan Metode Rasional (Subarkah, 1980: 48): Q = 0,278. C. I. A dengan: Q = debit banjir maksimum (m3/dt) C = koefisien pengaliran I = intensitas hujan rerata selama waktu tiba banjir (mm/jam) A = luas daerah pengaliran (km2) Intensitas Hujan (I) Intensitas hujan adalah tinggi curah hujan dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan mm/jam. Dalam studi ini, rumus empiris untuk menghitung intensitas hujan dalam menentukan debit puncak dengan metode Rasional, digunakan rumus Mononobe (Hadisusanto, 2010:155): 2/3 R 24 I 24 24 tc dengan: I = intensitas hujan rata –rata selama t jam (mm/jam) R24 = curah hujan harian atau hujan selama 24 jam (mm) tc = waktu konsentrasi atau waktu tiba banjir (jam) Waktu Konsentrasi (Tc) Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik kontrol). Salah satu metode untuk
memperkirakan waktu konsentrasi adalah rumus yang dikembangkan oleh, (Suripin, 2004:82): 0 , 77
0,0195 L TC 60 S dengan: Tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang lintasan aliran air hujan di atas permukaan lahan (m) S = kemiringan lahan (m/m)
Perhitungan Debit Air Kotor Di dalam perhituga air kotor diprediksi berdasarkan kebutuhan air bersih di daerah studi dan perkiraan besarnya air buangan sebesar 90% dari kebutuhan air minum (Suhardjono, 1984). Kebutuhan air bersih secara umum diperkirakan berkisar antara 150-250 liter/hari/orang untuk keperluan rumah tangga dan fasilitas umum berkisar antara 60-90 liter/hari/orang. Untuk jumlah penduduk sebesar Pn, maka debit air kotor yang di buang setiam km2 dapat di hitung sebagai berikut: P .q Qak = n A dengan: Qak = debit air kotor (l/dt/km2) Pn = jumlah penduduk A = luas daerah (km2) q = jumlah air buangan (l/hari/orang) Perhitungan Kapasitas Saluran Perhitungan yang dipakai dalam menghitung kapasitas saluran drainase adalah menggunakan rumus Manning (Chow, 1985:99). Q=V.A V = 1/n . R2/3 . S1/2 dengan: Q = debit air (m3/dt) V = kecepatan aliran (m/dt) A = luas penampang basah (m2) n = koefisien kekasaran Manning R = jari-jari hidrolis (m) S = Kemiringan dasar saluran
Kecepatan Aliran Kecepatan minimum yang diijinkan adalah kecepatan terendah di mana tidak boleh terjadi pengendapan partikel dan dapat mencegah tumbuhnya tanaman air dalam saluran yang biasanya berkisar antara 0,60-0,90 m/dt (Suhardjono, 1984:25) Kecepatan maksimum yang diijinkan adalah kecepatan rata-rata terbesar yang tidak boleh mengakibatkan penggerusan terhadap badan saluran (Suhardjono, 1984:25). Pintu Air Kapasitas pintu dapat dihitung dengan persamaan berikut (Kriteria Perencanaan 02, 1986:71): Q .a.B. 2 gh dengan: Q = debit (m3/dtk) µ = koefisien kekasaran permukaan dinding pintu a = bukaan pintu (m) B = lebar pintu (m) g = percepatan gravitasi (m/dtk2) h = kedalaman air di hulu pintu (m) Dalam kondisi bebas dapat dihitung dengan persamaan (Soemarto, 1986 : 132): Q C.B.H 3 / 2 dengan: Q = debit (m3/dtk) C = koefisien debit (m1/2/dtk) B = lebar pintu (m) H = tinggi air di hulu (m) Lokasi Studi Wilayah studi adalah zona 2, tepatnya pada Kecamatan Kuta Raja dan Kecamatan Baiturrahman. Berikut adalah peta dari wilayah studi zona 2.
Gambar 1. Peta Kota Banda Aceh
Tabel 1. Perhitungan Parameter Statistik Log Pearson Tipe III. Xi (mm/hari) 1 1997 117 2 1998 103.2 3 1999 153 4 2000 185 5 2001 176.7 6 2002 117 7 2003 84.6 8 2004 146.3 9 2005 65.5 10 2006 145.9 Jumlah 1294.2 Rerata Log Xi = Log X Koefisien Asimetri Log, Cs = Standart Deviasi Log, s log X =
No.
Gambar 2. Peta Wilayah Studi
Tahun
2
3
Log Xi
(Log Xi - Log X)
(Log Xi - Log X)
2.0682 2.0137 2.1847 2.2672 2.2472 2.0682 1.9274 2.1652 1.8162 2.1641 20.9221 2.0922 -0.7284 0.1431
0.0006 0.0062 0.0086 0.0306 0.0240 0.0006 0.0272 0.0053 0.0762 0.0052 0.1843
0.0000 -0.0005 0.0008 0.0054 0.0037 0.0000 -0.0045 0.0004 -0.0210 0.0004 -0.0154
-0.7284 0.1431
Sumber: Hasil perhitungan
Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan untuk menyelesaikan studi ini sebagai berikut: 1. Peta lokasi studi Kota Banda Aceh. 2. Peta daerah genangan. 3. Peta topografi. 4. Peta tata guna lahan. 5. Data curah hujan, untuk menghitung debit dengan kala ulang tertentu. Biasanya dipakai sedikitnya minimal 10 tahunan. 6. Data saluran eksisting. 7. Data jumlah penduduk, untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air penduduk (liter/orang/hari). Semakin besar jumlah penduduk maka kebutuhan airnya juga semakin besar yang berarti juga air buangannya juga semakin besar sehingga berpengaruh pada kemampuan saluran drainase yang sudah ada. 8. Data karakteristik sungai Krueng Doy. data pasang surut. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Hidrologi Dari curah hujan harian maksimum tahunan yang didapat maka selanjutnya dihitung curah hujan rancangan dengan menggunakan metode Log Pearson Tipe III.
Tabel 2. Perhitungan Curah Hujan Rancangan Metode Log Pearson Type III. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kala Ulang (T) (tahun) 1,010 2 5 10 15 20 25 50 100
P (%) 99.0099 50 20 10 6.6667 5 4 2 1
K
S log X
K*(S log X)
Log X rerata
Log Xi
Xi (mm/hari)
-2.843 0.121 0.857 1.178 1.344 1.427 1.477 1.647 1.785
0.143 0.143 0.143 0.143 0.143 0.143 0.143 0.143 0.143
-0.407 0.017 0.123 0.169 0.192 0.204 0.211 0.236 0.256
2.092 2.092 2.092 2.092 2.092 2.092 2.092 2.092 2.092
1.685 2.109 2.215 2.261 2.285 2.296 2.304 2.328 2.348
48.453 128.664 163.990 182.316 192.556 197.889 201.160 212.764 222.697
Sumber: Hasil perhitungan
Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi Uji kesesuaian distribusi ini dilakukan untuk mengetahui apakah pemilihan distribusi yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rancangan diterima atau ditolak. Dalam perhitungan ini menggunakan uji Chi-Kuadrat (Chi Square) dan uji Smirnov Kolmogorov. Uji Chi-Kuadrat (Chi-Square) Tabel 3. Penentuan batas kelas untuk uji distribusi Chi-Square No 1 2 3
P (%) 25.00 50.00 75.00
log X rerata 2.0922 2.0922 2.0922
K
S log X
(log pearson) 0.734 0.121 -1.391
(Sd) 0.143 0.143 0.143
log Xi 2.197 2.109 1.893
Xi (mm/hari) 157.492 128.664 78.182
Sumber: Hasil perhitungan
Tabel 4. Perhitungan uji distribusi ChiSquare Expected
Observed
No
Probability (P)
Frequency
1 2 3 4
0 - 78.182 78.182 - 128.664 128.664 - 157.492 > 157.492
( Ef ) 2.5 2.5 2.5 2.5
Frequence Ef - Of (Ef - Of)2/Ef ( Of ) 1 1.5 0.900 4 1.5 0.900 3 0.5 0.100 2 0.5 0.100
Jumlah
10
Sumber: Hasil perhitungan
10
X2 hit
2.000
Dari perhitungan yang telah dilakukan, yang disajikan pada Tabel 4 diperoleh nilai X2 hitung = 2,000. Untuk 5 % dan DK = 1, pada tabel nilai kritis untuk uji ChiSquarediperoleh X2cr =3,841. Karena X2 2 hitung<X cr, maka hipotesanya diterima. Uji Smirnov-Kolmogorov Tabel 5. Perhitungan Uji SmirnovKolmogorov Tahun
m
Pe = 100 m/(n+1) (%)
Xi (mm/hari)
log Xi
log Xi - log Xrerata
K
Pr (%)
Pt(x)
ΔP (%)
2005
1
0.0909
65.5
1.8162
-0.2760
-1.9282
95.41
0.0459
0.0450
2003
2
0.1818
84.6
1.9274
-0.1648
-1.1517
86.61
0.1339
0.0479
1998
3
0.2727
103.2
2.0137
-0.0785
-0.5487
71.88
0.2812
0.0085
1997
4
0.3636
117
2.0682
-0.0240
-0.1678
59.43
0.4057
0.0421
2002
5
0.4545
117
2.0682
-0.0240
-0.1678
59.43
0.4057
0.0488
2006
6
0.5455
145.9
2.1641
0.0718
0.5020
34.45
0.6555
0.1100
2004
7
0.6364
146.3
2.1652
0.0730
0.5103
34.12
0.6588
0.0225
1999
8
0.7273
153
2.1847
0.0925
0.6462
28.58
0.7142
0.0131
2001
9
0.8182
176.7
2.2472
0.1550
1.0832
12.95
0.8705
0.0523
2000
10
0.9091
185
2.2672
0.1750
1.2225
1.61
0.9839
0.0748
Log xrerata =
92.4429
2.0922
Cs =
-0.7284
n=
10
Sd =
0.1431
α=
5%
ΔP max =
Perhitungan Debit Limpasan Air Hujan Tabel 7. Perhitungan debit air hujan dengan kala ulang 5, 10, 15 dan 20 tahun No
Nama
Luas
Panjang
Sal.
Saluran
A
Saluran
1
GD Kn
2
GD Kr
3
LP Kn
4
LP Kr
5
BP Kr 2
6
BP Kr 1
7
MJ Kr
8
SJ Kn
9
SJ Kr
10
TU Kr
11
TU Kn
Slope
Waktu
I 5 thn
I 10 thn
I 15 thn
I 20 thn
Pengaliran
Konsentrasi
163.9902
182.3161
192.5558
197.8895
Gabungan
Qah (Debit Air Hujan) 10 thn
15 thn
20 thn
0.83
(m /dtk) 2.2391
(m3/dtk) 2.4893
(m3/dtk) 2.6291
(m3/dtk) 2.7019
0.72
3.6336
4.0397
4.2665
4.3847
0.73
2.2348
2.4845
2.6240
2.6967
85.3262
0.72
1.2463
1.3856
1.4635
1.5040
119.3189
0.73
1.0908
1.2127
1.2808
1.3163
55.1717
0.63
0.3855
0.4286
0.4527
0.4652
54.8154
56.3338
0.79
1.1571
1.2864
1.3586
1.3963
50.8088
52.2162
0.72
2.9564
3.2867
3.4713
3.5675
58.2144
61.4840
63.1871
0.57
0.6949
0.7725
0.8159
0.8385
35.1702
39.1004
41.2965
42.4404
0.74
1.3349
1.4841
1.5675
1.6109
33.3273
37.0516
39.1326
40.2165
0.67
1.2286
1.3659
1.4426
1.4826
2)
(Km
(m)
(s)
Tc (Jam)
(mm/Jam)
(mm/Jam)
(mm/Jam)
(mm/Jam)
(Cm)
0.183 0.345 0.291 0.089 0.054 0.048 0.112 0.340 0.084 0.185 0.197
958
0.0006
1.1168
52.8164
58.7186
62.0165
63.7344
967
0.0006
1.1248
52.5651
58.4392
61.7215
63.4311
748
0.0001
1.8406
37.8532
42.0833
44.4469
45.6781
543
0.0006
0.7209
70.7095
78.6112
83.0264
305
0.0007
0.4360
98.8791
109.9288
116.1029
518
0.0001
1.3866
45.7206
50.8299
53.6847
1316
0.0007
1.3439
46.6836
51.9005
816
0.0002
1.5060
43.2714
48.1069
563
0.0002
1.1313
52.3629
1221
0.0002
2.0552
1356
0.0002
2.2280
5 thn 3
Sumber: Hasil perhitungan
0.1100
ΔPcr =
0.409
Sumber: Hasil perhitungan
Dengan ΔP kritis >ΔP max, maka hipotesa dapat diterima. Perhitungan Debit Limpasan Permukaan Rasional Perhitungan Intensitas Hujan Tabel 6. Perhitungan Waktu Konsentrasi dan Intensitas Hujan No
Nama
Sal.
Saluran
1
GD Kn
2
GD Kr
3
LP Kn
4
LP Kr
5
BP Kr 2
6
BP Kr 1
7
MJ Kr
8
SJ Kn
9
SJ Kr
10
TU Kr
11
TU Kn
Luas
Panjang
A
Saluran
Konsentrasi
163.9902
182.3161
192.5558
197.8895
(Km2)
(m)
(s)
Tc (Jam)
(mm/Jam)
(mm/Jam)
(mm/Jam)
(mm/Jam)
958
0.0006
1.1168
52.8164
58.7186
62.0165
63.7344
967
0.0006
1.1248
52.5651
58.4392
61.7215
63.4311
748
0.0001
1.8406
37.8532
42.0833
44.4469
45.6781
543
0.0006
0.7209
70.7095
78.6112
83.0264
85.3262
305
0.0007
0.4360
98.8791
109.9288
116.1029
119.3189
518
0.0001
1.3866
45.7206
50.8299
53.6847
55.1717
1316
0.0007
1.3439
46.6836
51.9005
54.8154
56.3338
816
0.0002
1.5060
43.2714
48.1069
50.8088
52.2162
563
0.0002
1.1313
52.3629
58.2144
61.4840
63.1871
1221
0.0002
2.0552
35.1702
39.1004
41.2965
42.4404
1356
0.0002
2.2280
33.3273
37.0516
39.1326
40.2165
0.183 0.345 0.291 0.089 0.054 0.048 0.112 0.340 0.084 0.185 0.197
Slope
Waktu
I 5 thn
I 10 thn
I 15 thn
Gambar 4. Peta Daerah Layanan Drainase Perhitungan Debit Air Kotor Perhitungan Jumlah Penduduk
I 20 thn
Sumber: Hasil perhitungan
Perhitungan Koefisien Pengaliran (C) Gambar 5. Hubungan antara jumlah data penduduk, metode Eksponensial, metode Geometri, metode Aritmatik pada Kecamatan Kuta Raja.
Gambar 3. Peta Penggunaan Tataguna Lahan dan Nilai Koefisien Pengaliran (Cm)
Gambar 6. Hubungan antara jumlah data penduduk, metode Eksponensial, metode Geometri, metode Aritmatik pada Kecamatan Baiturrahman. Perhitungan Debit Air Kotor Tabel 8. Perhitungan debit air kotor pada tahun 2021 No Nama Sal. Saluran 1 GD Kn 2 GD Kr 3 LP Kn 4 LP Kr 5 BP Kr 2 6 BP Kr 1 7 MJ Kr 8 SJ Kn 9 SJ Kr 10 TU Kr 11 TU Kn
A km2 0.183 0.345 0.291 0.089 0.054 0.048 0.112 0.340 0.084 0.185 0.197
Lokasi Kecamatan Kuta Raja Kuta Raja Kuta Raja Kuta Raja Kuta Raja Kuta Raja Kuta Raja Kuta Raja Baiturrahman Baiturrahman Baiturrahman
Penduduk Jiwa 490.2769 922.9144 779.8319 237.1329 145.2536 128.9372 300.6219 909.7709 748.9683 1651.9871 1764.5935
Air buangan ltr/hari/orang 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Q air kotor ltr/hari/orang m3/dtk/orang 66187.3846 0.0008 124593.4437 0.0014 105277.3125 0.0012 32012.9473 0.0004 19609.2341 0.0002 17406.5159 0.0002 40583.9500 0.0005 122819.0659 0.0014 101110.7155 0.0012 223018.2547 0.0026 238220.1291 0.0028
Gambar 7. Peta Drainase Eksisting Evaluasi Debit Rancangan Drainase Tabel 11. Evaluasi saluran drainase eksisting terhadap debit rencana dengan kala ulang 10 tahun No.
Nama
Sal.
Saluran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
GD Kn GD Kr LP Kn LP Kr BP Kr 2 BP Kr 1 MJ Kr SJ Kn SJ Kr TU Kr TU Kn
b
h
m 1.5 2.2 1.2 2.5 1.8 1.5 2 2 2 2 2
m 0.75 1.1 0.52 1.06 0.89 0.75 1.06 0.81 1.02 0.88 0.9
s 0.0006 0.0006 0.0001 0.0006 0.0007 0.0001 0.0007 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002
n 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025
z 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.1 0.1 0.25 0.25
Luas Penampang Penampang Basah A P m2 1.2656 2.7225 0.6916 2.9309 1.8000 1.2656 2.4009 1.6856 2.1440 1.9536 2.0025
m 3.0462 4.4677 2.2720 4.6852 3.6348 3.0462 4.1852 3.6281 4.0502 3.8142 3.8554
Jari-jari R
Kecepatan V
Debit Qeks
Debit Qrencana
Keterangan
m 0.4155 0.6094 0.3044 0.6256 0.4952 0.4155 0.5737 0.4646 0.5294 0.5122 0.5194
m/dtk 0.5456 0.7042 0.1810 0.7167 0.6624 0.2227 0.7307 0.3393 0.3702 0.3621 0.3655
m3/dtk 0.6905 1.9173 0.1252 2.1005 1.1924 0.2819 1.7542 0.5720 0.7937 0.7075 0.7320
m3/dtk 2.4901 4.0411 2.4857 1.3860 1.2129 0.4288 1.2868 3.2882 0.7737 1.4867 1.3687
Diperbaiki Diperbaiki Diperbaiki Tetap Diperbaiki Diperbaiki Tetap Diperbaiki Tetap Diperbaiki Diperbaiki
Sumber: Hasil perhitungan
Sumber: Hasil perhitungan
Perhitungan Debit Total Drainase Tabel 9. Perhitungan debit total drainase (Q5, 10, 15 dan 20 Tahun) Nama Saluran
5 thn
Q Air Hujan 10 thn 15 thn
Q Air Kotor Qak
20 thn
5 thn
Q Rencana 10 thn 15 thn
20 thn
(m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk) m3/dtk/orang (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk) GD Kn 2.2391 2.4893 2.6291 2.7019 0.0008 2.2399 2.4901 2.6299 2.7027 GD Kr 3.6336 4.0397 4.2665 4.3847 0.0014 3.6351 4.0411 4.2680 4.3862 LP Kn 2.2348 2.4845 2.6240 2.6967 0.0012 2.2360 2.4857 2.6252 2.6979 LP Kr 1.2463 1.3856 1.4635 1.5040 0.0004 1.2467 1.3860 1.4638 1.5044 BP Kr 2 1.0908 1.2127 1.2808 1.3163 0.0002 1.0910 1.2129 1.2810 1.3165 BP Kr 1 0.3855 0.4286 0.4527 0.4652 0.0002 0.3857 0.4288 0.4529 0.4654 MJ Kr 1.1571 1.2864 1.3586 1.3963 0.0005 1.1575 1.2868 1.3591 1.3967 SJ Kn 2.9564 3.2867 3.4713 3.5675 0.0014 2.9578 3.2882 3.4727 3.5689 SJ Kr 0.6949 0.7725 0.8159 0.8385 0.0012 0.6960 0.7737 0.8171 0.8397 TU Kr 1.3349 1.4841 1.5675 1.6109 0.0026 1.3375 1.4867 1.5700 1.6135 TU Kn 1.2286 1.3659 1.4426 1.4826 0.0028 1.2314 1.3687 1.4454 1.4854
Gambar 8. Peta Evaluasi saluran drainase kala ulang 10 tahun Perencanaan Saluran Pembawa
Sumber: Hasil perhitungan
Analisa Kapasitas Saluran Drainase Eksisting Tabel 10. Perhitungan debit drainase eksisting No.
Nama
Sal.
Saluran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
GD Kn GD Kr LP Kn LP Kr BP Kr 2 BP Kr 1 MJ Kr SJ Kn SJ Kr TU Kr TU Kn
b m 1.5 2.2 1.2 2.5 1.8 1.5 2 2 2 2 2
h m 0.75 1.1 0.52 1.06 0.89 0.75 1.06 0.81 1.02 0.88 0.9
s
n
z
Luas Penampang Penampang Basah A P 2
0.0006 0.0006 0.0001 0.0006 0.0007 0.0001 0.0007 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002
0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025
0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.1 0.1 0.25 0.25
m 1.2656 2.7225 0.6916 2.9309 1.8000 1.2656 2.4009 1.6856 2.1440 1.9536 2.0025
Sumber: Hasil perhitungan
m 3.0462 4.4677 2.2720 4.6852 3.6348 3.0462 4.1852 3.6281 4.0502 3.8142 3.8554
Jari-jari R
Kecepatan V
Debit Qeks
m 0.4155 0.6094 0.3044 0.6256 0.4952 0.4155 0.5737 0.4646 0.5294 0.5122 0.5194
m/dtk 0.5456 0.7042 0.1810 0.7167 0.6624 0.2227 0.7307 0.3393 0.3702 0.3621 0.3655
m3/dtk 0.6905 1.9173 0.1252 2.1005 1.1924 0.2819 1.7542 0.5720 0.7937 0.7075 0.7320
Gambar 9. Peta Perencanaan Saluran Pembawa kala ulang 10 tahun
Analisa Perencanaan dan Kapasitas Tampungan Sementara, pompa dan Pintu Dalam studi ini analisa perencanaan dan kapasitas tampungan sementara diperlukan karena secara sistem drainase di Zona II, outlet-outlet saluran tiap daerah layanan tidak dibuang menuju sungai secara langsung, melainkan dikumpulkan terlebih dahulu menuju kolam tampungan sementara melalui saluran pembawa baru, yang dilatarbelakangi saat kondisi muara pasang, sungai tidak mampu untuk menerima beban tambahan debit dari outlet drainase, karena muka air sungai saat muara pasang adalah lebih tinggi dari dasar outlet saluran drainase, sehingga dapat menyebabkan genangan/banjir pada saat hujan turun dan pasang. Kolam tampungan harus mampu menampung beban volume debit drainase seluruh sistem drainase selama waktu hujan dan saat kondisi muka air laut pasang. Debit rancangan yang digunakanan adalah saluran SJ Kntamp dan GD Krtamp dengan menggunakan kala ulang 10 tahun didapat debit total rancangan sebesar 16,619 m3/dtk.
Gambar 11. Pola distribusi jam-jaman pada tampungan sementara kala ulang 10 tahun Analisa Kapasitas Pompa pada Tampungan Sementara Tabel 13. Perhitungan simulasi saat kondisi tampungan kosong Waktu
Q Drain
Volume Volume Drain Komulatif Drain
(jam) 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 5.50 6.00
(m3/dtk) 0.58 0.58 0.87 1.46 3.50 16.62 2.04 1.17 0.58 0.58 0.58 0.58
(m3) 1049.66 1049.66 1574.49 2624.15 6297.95 29915.27 3673.80 2099.32 1049.66 1049.66 1049.66 1049.66
(m3) 1049.66 2099.32 3673.80 6297.95 12595.90 42511.17 46184.98 48284.29 49333.95 50383.61 51433.27 52482.93
Volume Tampungan
Elevasi Dasar
h Muka Air
Elevasi Muka Air Tampungan
(m3) 52482.93 52482.93 52482.93 52482.93 52482.93 52482.93 52482.93 52482.93 52482.93 52482.93 52482.93 52482.928
(m) 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50
(m) 0.070 0.140 0.245 0.420 0.840 2.834 3.079 3.219 3.289 3.359 3.429 3.499
(m) 0.57 0.64 0.74 0.92 1.34 3.33 3.58 3.72 3.79 3.86 3.93 4.00
Sumber: Hasil perhitungan
Tabel 14. Simulasi kapasitas pompa saat kondisi tampungan setengah terisi Waktu
Gambar 10. Peta Perencanaan Tampungan Sementara Tabel 12. Distribusi debit pada saluran SJ Kntamp dan GD Krtamp dengan kala ulang 10 tahun No.
Jam ke
1
0.50
2
1.00
3
1.50
4
2.00
5
2.50
6
3.00
7
3.50
8
4.00
9
4.50
10
5.00
11 12
5.50 6.00 Jumlah
SJ Kntamp GD Krtamp Debit Total m3/dtk 0.35 0.35 0.53 0.88 2.12 10.09 1.24 0.71 0.35 0.35 0.35 0.35 17.70
m3/dtk 0.23 0.23 0.34 0.57 1.37 6.53 0.80 0.46 0.23 0.23 0.23 0.23 11.46
m3/dtk 0.58 0.58 0.87 1.46 3.50 16.62 2.04 1.17 0.58 0.58 0.58 0.58 29.16
Sumber: Hasil perhitungan
Volume
Volume
Total Volume
m3 637.16 637.16 955.75 1592.91 3822.98 18159.16 2230.07 1274.33 637.16 637.16 637.16 637.16 31858.17
m3 412.50 412.50 618.74 1031.24 2474.97 11756.11 1443.73 824.99 412.50 412.50 412.50 412.50 20624.75
m3 1049.66 1049.66 1574.49 2624.15 6297.95 29915.27 3673.80 2099.32 1049.66 1049.66 1049.66 1049.66 52482.928
(jam) 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 5.50 6.00
Kapasitas
Q drain
Pompa (m3/dtk) 1.25 1.25 1.25 2.25 3.25 4.25 3.25 3.25 3.25 2.25 2.25 1.25
(m3/dtk) 0.58 0.58 0.87 1.46 3.50 16.62 2.04 1.17 0.58 0.58 0.58 0.58
Volume
Volume
Volume
Drain
Komulatif Drain
Pompa
(m3) 1049.66 1049.66 1574.49 2624.15 6297.95 29915.27 3673.80 2099.32 1049.66 1049.66 1049.66 1049.66
(m3) 27291.12 26090.78 25415.27 25789.42 28037.37 52102.64 48126.44 44375.76 39575.42 34775.07 31774.73 28774.39
(m3) 2250 2250 2250 4050 5850 7650 5850 5850 5850 4050 4050 2250
Sisa Tampungan (m3) 25041.12 23840.78 23165.27 21739.42 22187.37 44452.64 42276.44 38525.76 33725.42 30725.07 27724.73 26524.392
Elevasi
h Muka Air
Elevasi Muka Air
Dasar
Setelah di Pompa
Tampungan
(m) 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50
(m) 1.67 1.59 1.54 1.45 1.48 2.96 2.82 2.57 2.25 2.05 1.85 1.77
(m) 2.17 2.09 2.04 1.95 1.98 3.46 3.32 3.07 2.75 2.55 2.35 2.27
Sumber: Hasil perhitungan
Analisa Kapasitas Pintu pada Tampungan Sementara Pada analisa simuasi kapasitas pompa masih terdapat sisa volume tampungan sebesar 26524,39 m3/dtk, dengan tinggi muka air setelah dipompa sebesar 1,77 m, saat kondisi volume kolam ½ tampungan total.. Sisa volume tampungan ini dapat dibuang dengan menggunakan pintu. Dalam perencanaan ini, jumlah pintu yang
dioperasikasn adalah 2 pintu dengan lebar masing-masing 1,5 m. Tabel 15. Perhitungan debit pintu Kedalaman Air di Hulu Pintu
Tinggi Bukaan Pintu
Elevasi Air di Hulu Pintu
No.
Bukaan Penuh
H
0.25
0.50
0.75
1.00
1.25
1.50
1.75
1.85
Debit Pintu Sorong (Q) (m)
(m)
0
0
( m3/det ) 0
0
0
0
0
0.25
0.75
0.863
0.863
0.863
0.863
0.863
0.863
0.863
0.863
0.863
2
0.5
1.00
2.440
1.386
2.440
2.440
2.440
2.440
2.440
2.440
2.440
3
0.75
1.25
4.482
1.697
3.395
4.482
4.482
4.482
4.482
4.482
4.482
4
1
1.50
6.900
1.960
3.920
5.880
6.900
6.900
6.900
6.900
6.900
5
1.25
1.75
9.643
2.191
4.383
6.574
8.766
9.643
9.643
9.643
9.643
6
1.5
2.00
12.676
2.401
4.801
7.202
9.602
12.003
12.676
12.676
12.676
7
1.75
2.25
15.974
2.593
5.186
7.779
10.372
12.964
15.557
15.974
15.974
8
1.85
2.35
17.362
2.666
5.332
7.998
10.664
13.330
15.996
18.662
17.362
1
yang jatuh di daerah tersebut. Berdasarkan lokasi studi yang sebagian terletak di dataran rendah, maka dalam studi ini di tetapkan nilai koefisien pengaliran sebesar 0,50.
0
0
0
0
Sumber: Hasil perhitungan
Distribusi Hujan Jam-Jaman Metode PSA007 Curah hujan jam-jaman dihitung menggunakan PSA007 karena metode ini mengasumsi bahwa hujan tidak terjadi secara langsung dengan nilai yang maksimum. Tabel 17. Distribusi hujan jam-jaman PSA007 No
Jam Ke
1 0.50 2 1.00 3 1.50 4 2.00 5 2.50 6 3.00 7 3.50 8 4.00 9 4.50 10 5.00 11 5.50 12 6.00 Probabilitas Hujan Koef. Pengaliran Hujan Efektif
Hujan Jam-jaman T5thn T10thn T25thn T50thn T100thn 1.64 1.82 2.01 2.13 2.23 1.64 1.82 2.01 2.13 3.34 2.46 2.73 3.02 3.19 4.45 3.28 4.56 5.03 6.38 7.79 9.84 10.94 13.08 13.83 14.48 48.38 51.96 55.32 56.38 57.90 5.74 6.38 7.04 7.45 7.79 2.46 3.65 5.03 6.38 5.57 1.64 1.82 3.02 3.19 3.34 1.64 1.82 2.01 2.13 2.23 1.64 1.82 2.01 2.13 1.11 1.64 1.82 1.01 1.06 1.11 163.990 182.316 201.160 212.764 222.697 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 81.9951 91.158 100.58 106.382 111.348
Sumber: Hasil perhitungan
Gambar 12. Kurva debit pintu sorong Simulasi Kapasitas Pintu pada Tampungan Sementara Tabel 16. Simulasi Kapasitas Pintu Bukaan Pintu 1,25 m Waktu H Tampungan
Volume
Bukaan Pintu
Volume
Volume Sisa
Tampungan
1.25
Outflow Pintu
Tampungan
3
3
3
3
H Tampungan H Tampungan
(jam)
(m)
(m )
m /det
(m )
(m )
(m)
(cm)
0.5
1.768
26524.392
13.330
23993.364
2531.027
0.169
16.874
1
0.169
2531.027
0.478
860.855
1670.172
0.111
11.134
1.5
0.111
1670.172
0.256
461.452
1208.720
0.081
8.058
2
0.081
1208.720
0.158
284.101
924.619
0.062
6.164
Analisa Hidrograf Banjir Rancangan Tabel 18. Perhitungan waktu lengkung hidrograf satuan sintetik metode Nakayasu Karakteristik Lengkung Naik Lengkung Turun Tahap 1 Lengkung Turun Tahap 2 Lengkung Turun Tahap 3
Notasi Qa Qd1 Qd2 Qd3
Persamaan 2,4
Awal Notasi
Qp . (t/Tp) 0 Qp . 0,3^[(t-Tp)/T0,3] Tp Qp . 0,3^[(t-Tp+0,5Tp)/1,5T0,3] Tp + T0,3 Qp . 0,3^[(t-Tp+0,5T0,3)/2T0,3] Tp + T0,3 + 1,5T0,3
Akhir Nilai
Notasi
Nilai
0.000 1.719 3.868 7.092
Tp Tp + T0,3 Tp + T0,3 + 1,5T0,3 ~
1.719 3.868 7.092 ~
Sumber: Hasil perhitungan
Sumber: Hasil perhitungan
Untuk melakukan pengosongan kolam, diketahui dalam perhitungan diatas simulasi pintu dapat optimal sampai tampungan kosong dengan waktu 2 jam dan bukaan pintu 1,25 m. Analisa Kapasitas Sungai Koefisien Pengaliran Koefisien pengaliran adalah suatu variabel yang di dasarkan pada kondisi daerah pengaliran dan karakteristik hujan
Gambar 13. Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu DAS Krueng Doy
Gambar 14. Hidrograf banjir kala ulang 10 tahun DAS Krueng Doy
Gambar 17. Memasukan data debit banjir rancangan
Analisa Kapasitas Sungai Krueng Doy Dalam studi ini perhitungan kapasitas sungai menggunakan pemodelan HEC-RAS 4.0. Panjang sungai Krueng Doy 5,9 km, pembagian perpatok 500 m. Debit banjir rancangan yang digunakan adalah kala ulang 5 dan 10 tahun, yaitu 90,70 m3/dtk dan 99,48 m3/dtk. Data pasang surut tertinggi adalah 1,40 m dan pasang surut terendah adalah 1,27 m. Gambar 18. Memasukan data pasang surut pada reach boundary conditions
Gambar 15. Skema sistem sungai Krueng Doy
Gambar 16. Cross section pada patok 8 sungai Krueng Doy
Gambar 19. Hasil running pada patok 8 Upaya Penanganan Sungai Dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa kapasitas sungai tidak mencukupi untuk menampung debit banjir rancangan kala ulang 10 tahun. Sehingga, pada saluran eksisting drainase debit rancangan tidak dapat dibuang ke sungai di karenakan kapasitas sungai yang tidak mencukupi dan pasang surut yang mengakibatkan muka air sungai lebih tinggi daripada elevasi outlet dasar saluran yang mengakibatkan backwater pada saluran eksisting. Hal ini
menyebabkan genangan/banjir pada daerah drainase tersebut. Dari permasalahan di atas dapat diupayakan perbaikan sungai dengan membuat tanggul sungai.
Gambar 20. Perencanaan tanggul cross section pada patok 8 sungai Krueng Doy
Gambar 21. Hasil running pada patok 8 setelah perbaikan 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Perencanaan saluran drainase pada studi ini di maksudkan pada perencanaan saluran pembawa, dimana saluran pembawa ini direncanakan karena elevasi muka air sungai lebih tinggi daripada elevasi outlet dasar saluran drainase. Dari permasalahan yang ada dilakukan analisis dan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari Hasil perhitungan didapatkan debit total drainase dengan kala ulang 5 tahun = 18,214 m3/dtk, 10 tahun = 20,248 m3/dtk, 15 tahun = 21,385 m3/dtk dan 20 tahun = 21,977 m3/dtk. 2. Untuk hasil evaluasi saluran drainase dengan kala ulang 10 tahun terdapat saluran drainase yang tidak mencukupi
untuk menerima debit rencana di antaranya saluran GD Kn, GD Kr, LP Kn, BP Kr2, BP Kr1, SJ Kn, SJ Kr, TU Kr dan TU Kn. 3. Pengaruh luapan sungai dan pasang surut terhadap kondisi saluran drainase eksisting adalah pada kapasitas sungai dengan debit rancangan kala ulang 5 dan 10 tahun kapasitas sungai tidak mencukupi. Sehingga, pada saluran eksisting drainase debit layanan tidak dapat dibuang ke sungai di karenakan muka air sungai lebih tinggi daripada elevasi outlet dasar saluran yang mengakibatkan backwater pada saluran eksisting. Hal ini menyebabkan genangan/banjir pada daerah drainase tersebut. 4. Untuk menanggulangi backwater pada saluran eksisting maka dimensi saluran direncanakan ulang dan dibuat saluran pembawa untuk menampung debit layanan yang akan disalurkan ke tampungan sementara. Berdasarkan perhitungan diketahui kapasitas tampungan sebesar 52482,928 m3. Jumlah pompa untuk melakukan pengurangan/pengosongan tampungan dibutuhkan sebanyak 4 pompa banjir dengan kapasitas 1,0 m3/dtk dan 1 pompa lumpur dengan kapasitas 0,5 m3/dtk. Pompa yang dioperasikan dalam waktu 6 jam dalam kondisi tampungan terisi setengah masih terdapat sisa tampungan sebesar 26524,392 m3. Sisa di dalam tampungan dapat dikeluarkan dengan simulasi pintu. Simulasi pintu dapat dioptimalkan sampai volume tampungan kosong pada kondisi bukaan pintu 1,25 m dalam waktu 2 jam. Saran Dari hasil pembahasan dan kesimpulan yang dicapai dalam studi ini, maka untuk pengembangan hasil yang lebih baik disarankan sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan upaya pembersihan berkala terhadap setiap saluran drainase agar kapasitas pengaliran tidak berkurang sehingga saluran mampu
menampung debit rancangan dan saluran drainase yang masih dapat menampung debit layanan perlu dilakukan pembersihan sedimen oleh pemerintah Kota Banda Aceh. 2. Studi ini masih memiliki kekurangan dikarenakan kualitas data serta kelengkapan data lapangan masih sangat terbatas, maka disarankan agar instansi yang terkait menyempurnakan kelengkapan inventarisasi data. 3. Studi ini dapat dilanjutkan untuk pengembangan akademis di Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Brawijaya, yaitu pada desain perencanaan fisik tampungan sementara, rencana anggaran biaya, dan upaya normalisasi pada kapasitas sungai Krueng Doy. DAFTAR PUSTAKA Chow, Ven Te. 1985. Hidrolika Saluran Terbuka, Jakarta: Erlangga. DPU Dirjen Pengairan RI. 1986. Standar Perencanaan Irigasi (Kriteria Perencanaan-02), Jakarta. Hadisusanto, Nugroho. 2010. Aplikasi Hidrologi, Jogja: Mediautama. Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, Bandung: Idea Dharma Soemarto, CD. 1986. Hidrologi Teknik, Surabaya: Usaha Nasional. Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data, Bandung: Nova. Suhardjono. 1984. Drainasi. Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Malang. Suripin. 2004. Sistem Darinase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Yogyakarta: Andi.