Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
STUDI PENYUSUNAN PROGRAM PENYEHATAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN LAMONGAN Edy Wiyono Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim 100 Surabaya Email :
[email protected]
ABSTRAK Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lamongan termasuk dalam kategori sakit berdasarkan penialaian yang dilakukan oleh Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum pada tahun 2006. Indikasi sakit tersebut ditunjukkan dengan nilai indikator kinerja sebesar tiga tahun terakhir (2004, 2005, 2006) kurang dari 1,8. Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan diketahui bahwa penyebab buruknya kinerja tersebut adalah rasio biaya operasi terhadap pendapatan terlalu tinggi yaitu sebesar 163,2%, rasio hutang terhadap total aset terlalu tinggi yaitu sebesar 132,9%, struktur pelanggan yang didominasi rumah tangga sebesar 91,3%, tingkat kebocoran air yang tinggi sebesar 38,6% dan kapasitas belum termanfaatkan masih tinggi sebesar 50,2%. Berdasarkan permasalahan tersebut kebutuhan program penyehatan yang dibutuhkan adalah: perbaikan kinerja teknis, keuangan dan manajemen. Perbaikan kinerja teknis meliputi: penghematan energi listrik, revitalisasi unit produksi, penggantian pipa, penggantian meter induk dan meter pelanggan, pengadaan dan pemasangan jaringan pipa baru, penambahan sambungan rumah. Perbaikan kinerja keuangan meliputi : efisiensi biaya operasi dan restrukturisasi hutang. Perbaikan kinerja manajemen meliputi : audit jaringan perpipaan, pembuatan sistem informasi jaringan pipa, pembuatan dokumen mutu. Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program tersebut adalah sebesar Rp. 17.851.986.000,-. Hasil Financial Projection (Finpro) didapatkan nilai parameter kelayakan finansial sebagai berikut :FIRR: 73% dan NPV: 94.065.000.000. Jika program tersebut dilaksanakan diprediksikan kinerja PDAM Kabupaten Lamongan akan menajdi sehat di tahun 2011 yang ditunjukkan nilai indikator kinerja sebesar 1.88. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa program penyehatan yang telah disusun layak untuk dilaksanakan Kata kunci : program penyehatan, kinerja, PDAM.
PENDAHULUAN Dari 25 (dua puluh lima) kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Lamongan hanya 10 (sepuluh) kecamatan yang telah dilayani oleh PDAM Kabupaten Lamongan, dan 15 (lima belas) kecamatan belum terlayani oleh PDAM. Jumlah sambungan rumah yang ada saat ini adalah sebesar 13.793 unit dengan tingkat pelayanan sebesar 16%. Kondisi kinerja PDAM Kabupaten Lamongan yang dinilai berdasarkan kriteria penilaian Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) untuk tahun tiga tahun terakhir (Tahun 2004, 2005, 2006) menunjukkan nilai angka dibawah 1.8 yang berarti sakit (Tabel 1).
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008 Tabel 1. Kinerja PDAM Kabupaten Lamongan No. Uraian Kinerja Keuangan 1. Operating Ratio 2. Hutang Jangka Panjang terhadap Total Aktiva 3. Pendapatan terhadap Hutang jangka Panjang 4. Kas terhadap Pendapatan Total Nilai Bobot Kinerja Keuangan Total Nilai x Bobot Kinerja Manajemen 1. Konsumsi air m3/pel/bln 2. Struktur pelanggan a. Industri dan usaha b. Rumah tangga c. Sosial 3. Pegawai per 1000 pelanggan Total Nilai Bobot Kinerja Manajemen Total Nilai x Bobot Kinerja Teknis 1. Kehilangan Air 2. Effisiensi Produksi 3. Jam produksi/hari 4. Kapasitas blm termanfaatkan Total Nilai Bobot Kinerja Teknis Total Nilai x Bobot Nilai Kinerja Kategori Kinerja
2004
2005
2006
0.2727 0.2273 0.1818 0.3182 1.0000 0.56 0.56
0.2727 0.2273 0.1818 0.3182 1.0000 0.56 0.56
0.2727 0.2273 0.1818 0.3182 1.0000 0.56 0.56
0.300
0.300
0.600
0.250 0.217 0.549 0.100 1.416 0.30 0.4248
0.250 0.217 0.549 0.100 1.416 0.30 0.4248
0.250 0.217 0.549 0.100 1.716 0.30 0.5148
0.3668 0.2334 0.2666 0.1332 1.0000 0.15 0.15 1.1348 Sakit
0.3668 0.2334 0.2666 0.1332 1.0000 0.15 0.15 1.1348 Sakit
0.3668 0.2334 0.2666 0.1332 1.0000 0.15 0.15 1.2248 Sakit
Sumber : Direktorat Air Minum, Dirjen Cipta Karya, DPU (2006)
Berdasarkan kondisi kinerja tersebut diperlukan suatu penyusunan program penyehatan PDAM Kabupaten Lamongan dengan melakukan identifikasi dan analisis permasalahan yang ada sehingga dapat disusun suatu program yang aplikatif. METODOLOGI
Kompilasi Data Sekunder Kompilasi data sekunder meliputi kegiatan survey instansi guna mendapatkan data-data yang meliputi: Data bidang teknik/operasional Dokumen Rencana Induk (Masterplan) dan Rencana Tindak Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Lamongan, Bojonegoro dan Lamongan. Data-data skunder dari masing-masing PDAM Kabupaten Lamongan yang berisi rekaman data eksisting jaringan pipa transmisi dan distribusi air minum, peta-peta wilayah layanan air minum, jumlah pelanggan air minum, jumlah air minum yang diproduksi, didistribusikan dan terjual serta, kebocoran, kapasitas sisa (Idle Capasity). Data-data sumber air yang mencakup: debit andalan, kualitas, kontinyuitas dan lokasi sumber. Undang-undang dan peraturan bidang pengelolaan air minum
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-4-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Studi-studi terdahulu yang berkaitan dengan perencanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang penyediaan air minum yang tengah dan akan dikembangkan di Kabupaten Lamongan. Data bidang Pelanggan Jumlah pelanggan 5 tahun terakhir dan jumlah penduduk total seluruh kota/kabupaten Hasil survey kepuasan pelanggan Tingkat kemempuan membayar pelanggan Jumlah meter air yang diganti setiap tahun dalam 5 tahun terakhir Data bidang Keuangan Biaya operasional dan pemeliharaan per tahun selama 5 tahun terakhir Laporan Rugi/Laba perusahaan 5 tahun terakhir Neraca tahunan perusahaan 5 tahun terakhir Tarif air 5 tahun terakhir Pendapatan perusahaan 5 tahun terakhir Gaji pegawai Biaya listrik/BBM Jangka waktu penagihan Umur rata-rata aktiva tetap Data bidang Manajemen Jumlah karyawan (5 tahun terakhir) Indeks kepuasan karyawan (5 tahun terakhir) Biaya pelatihan karyawan yang sudah dikeluarkan perusahaan 5 tahun terakhir Data-data sekunder di atas diperoleh terutama dari kelima institusi yang telah disebutkan di atas. Selanjutnya, data-data tersebut disusun dan diolah dalam bentuk kompilasi data berupa tabulasi, grafik, peta dan analisa deskripsi mengenai penyediaan air minum serta analisa kinerja PDAM di Kabupaten Lamongan. Berdasarkan kompilasi data tersebut selajutnya disusun suatu bahasan yang berisikan tentang identifikasi permasalahan yang ada di masing-masing PDAM. Metode Perumusan Analisa Kinerja PDAM Perumusan analisa kinerja PDAM disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah diidentifikasi dari data-data yang diperoleh dari kegiatan survey. Hasil perumusan tersebut nantinya akan diketahui rasio dan nilai kinerja perusahaan tersebut apakah perusahaan tersebut layak atau tidak layak dalam operaionalnya. Adapun perumusan dari masing-masing indikator tersebut antara lain : a.
Bidang Keuangan Operating ratio Debt to total assets Sales to total debt ratio Cash to sales/days [
b.
Bidang Manajemen Kapasitas belum imanfaatkan Struktur pelanggan Ratio pegawai per 1000 pelanggan
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-4-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
c.
Bidang Teknik/Operasional Tingkat kehilangan air Effisiensi produksi Jam produksi per hari Kapasitas belum terman-faatkan
Metode Penyusunan Rencana Tindak Penyusunan Rencana Tindak didasarkan atas altenatif penyelesaian terpilih yang dikaitkan dengan isu-isu strategis yang sangat berpengaruh pada saat ini seperti Millenium Development Goals (MDG’S). Pada rencana tindak ini akan dijelaskan mekanisme pelaksanaan pengembangan program, alokasi waktu, kelayakan anggaran/program investasi, serta mekanisme keberlanjutan program (sustainability) serta ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung program. HASIL DAN DISKUSI Hasil evaluasi dan identifikasi permasalahan diketahui permasalahan dari semua aspek (teknis, keuangan dan manajemen) yang terjadi di PDAM Lamongan disajikan pada Tabel 2. Hal tersebut merupakan dasar dalam menentukan arah perbaikan kinerja PDAM Kabupaten Lamongan. Untuk menentukan arahan perbaikan yang diusulkan sangat diperlukan informasi penyebab suatu masalah sehingga saran perbaikan bisa tepat sasaran sesuai dengan permasalahan yang ada. Rekapitulasi Permasalahan PDAM Kabupaten Lamongan Secara garis besar permasalahan utama yang terjadi di PDAM Kabupaten Lamongan pada aspek teknis adalah kehilangan air yang cukup tinggi, efisiensi produksi yang rendah, jam operasi rata-rata yang masih rendah dan idle kapasitas masih cukup tinggi. Permasalahan bidang keuangan adalah biaya operasional yang terlalu tinggi, adanya inefisiensi biaya operasional dan pemanfaatan dana kas kurang optimal. Permasalahan bidang manajemen adalah konsumsi air rata-rata setiap pelanggan yang masih rendah serta struktur pelanggan yang masih didominasi pelanggan rumah tangga. Secara lebih rinci hasil rekapitulasi permasalahan, penyebab masalah dan alternatif penyelesaian masalah yang ada di PDAM Kabupaten Lamongan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi Permasalahan, Penyebab Masalah dan Alternatif Penyelesaian PDAM Kabupaten Lamongan No
Permasalahan
Penyebab masalah
Alternatif Penyelesaian
Terjadi kebocoran fisik pada pipa transmisi dan distribusi. Meter air pelanggan sebanyak 1069 buah bermasalah, bahkan tiga Unit Pelayanan Kecamatan (UPK Kedungpring 375 SR, UPK Ngimbang 222 SR, dan UPK Kembang Bahu 477 SR).
Perbaikan pada pipa-pipa yang bocor, pemasangan flexible joint pada pipa tekan di intake Babat dan di semua pompa transmisi serta distribusi. Pengadaan meter air pelanggan sebanyak 1069 unit. Pengadaan meter air induk. Penggantian air valve
1. ASPEK TEKNIS 1.1
Kehilangan air (38.6%, 43%, 45,5%)
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-4-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008 Tabel 3. Rekapitulasi Permasalahan, Penyebab Masalah dan Alternatif Penyelesaian PDAM Kabupaten Lamongan (Lanjutan) No
Permasalahan
Penyebab masalah
Alternatif Penyelesaian
Kapasitas pipa induk distribusi UPK Kedung Pring, Ngimbang dan Kembang Bahu tidak mencukupi (dia pipa distribusi utama hanya 75 mm). Biaya listrik yang cukup tinggi, kondisi meter induk rusak/tidak ada Dari 245.5 l/det unit produksi hanya 2.5 l/det yang menggunakan sistem gravitasi, sebanyak 242.5 l/det mengandalkan pompa sehingga biaya listrik menjadi tinggi Tingginya biaya listrik menyebabkan jam operasi rata-rata di setiap UPK / IKK hanya 12 jam.
Revitalisasi IPA Babat, Pemasangan soft stater dan kapasitor bank di semua sumber air guna menekan biaya listrik.Pemasangan/perbaikan meter induk pada setiap sumber air Pemasangan soft stater dan kapasitor bank di semua sumber air guna menekan biaya listrik.
Biaya operasional terlalu tinggi terutama biaya energi, ada inefisiensi dalam biaya produksi Pendapatan terlalu kecil akibat volume air terjual tidak maksimal, porsi pelanggan industri terlalu sedikit Pendapatan terlalu kecil, kas terlalu besar karena pemanfaatan dana kas tidak optimal.
Efisiensi penggunaan energi listrik untuk menekan biaya operasional
Distribusi aliran air ke pelanggan tidak lancar, meter air pelanggan sebanyak 1069 buah bermasalah, pembacaan meter air kurang optimal
Penambahan jam operasi, meningkatkan tekanan air, pengadaan dan penggantian meter air pelanggan, roling jadwal petugas pembaca meter dan meningkatkan pengawasan petugas pembaca meter Pengembangan area pelayanan ke kawasan industri Lamongan Shorebase dan Wisata Bahari Lamongan
1. ASPEK TEKNIS 1.2
Efisiensi Produksi(49.8%, 56.9%, 62.1%)
1.3.
Jam produksi ratarata (12, 13.7, 15) jam/hari
1.4.
Kapasitas belum termanfaatkan (50.2%, 43.1%, 37.9%) 2. ASPEK KEUANGAN 2.1. Operating Ratio (163.2%, 188.8%, 195.7%) 2.2. Pendapatan thd total hutang (44.8%, 39.2%, 33,9%) 2.3.
Kas thd pendapatan/hari (3%, 4%, 84%) 3. ASPEK MANAJEMEN 3.1. Konsumsi air ratarata (17.1, 17.7, 18,4) m3/plg/bln
3.2.
Pelanggan Industri (7.8%, 7.8%, 7,6%)
Industri dan tempat wisata di kawasan pantai utara belum terlayani, kurangnya upaya dalam menjaring pelanggan industri
Pemasangan soft stater dan kapasitor bank di semua sumber air guna menekan biaya listrik. Peningkatan jam operasi
Meningkatkan jumlah volume air terjual untuk meningkatkan pendapatan, restrukturisasi hutang Perbaikan manajemen kas
Sumber : Hasil Analisis Kebutuhan Komponen Program, Kebutuhan Biaya, dan Sumber Pendanaan Berdasarkan hasil analisis perbaikan aspek teknik, keuangan dan manajemen pada Bab 5 didapatkan kebutuhan komponen program penyehatan PDAM Kabupaten Lamongan meliputi aspek teknis, keuangan, dan manajemen. Kebutuhan biaya dari komponen program yang diusulkan tersebut didanai oleh APBN, APBD, dan PDAM. Adapun rincian total biaya yang dibutuhkan dari masing-masing sumber dana tersebut adalah : APBN, sebesar Rp. 5.469.165.000,00 APBD, sebesar Rp. 7.788.597.000,00
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-4-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
PDAM, sebesar Rp. 4.594.224.000,00 Rincian biaya untuk masing-masing komponen program dan sumber pendanaannya serta outcome yang diharapkan dapat diketahui pada Tabel 4. Tabel 4. Komponen Program, Kebutuhan Biaya, Sumber Pendanaan dan Outcome yang diharapkan KOMPONEN PROGRAM
KEBUTUHAN BIAYA (Rp.)
Penghematan listrik
SUMBER PENDANAAN TEKNIK
425,500,000.00
APBN
Revitalisasi unit produksi
2,911,590,000.00
APBN, APBD
Pengadaan dan pemasangan pipa
11,493,771,000.00
APBN, APBD, PDAM
Penggantian meter pelanggan
133,625,000.00
APBD
2,287,500,000.00
PDAM
Penambahan Sambungan Rumah
OUTCOME YANG DIHARAPKAN Penurunan rasio biaya operasi terhadap harga jual air, meningkatnya jam operasi Meningkatnya efisiensi produksi, turunnya idle kapasitas Meningkatnya cakupan pelayanan, turunnya idle kapasitas, meningkatnya jumlah air terjual. Meningkatnya cakupan pelayanan, turunnya idle kapasitas, meningkatnya jumlah air terjual. Penurunan rasio biaya operasi terhadap harga jual air, meningkatnya jam operasi
KEUANGAN Restrukturisasi hutang
-
-
Turunnya Rasio Debt to Total Asset
MANAJEMEN Audit jaringan perpipaan
200,000,000.00
APBN
Pelatihan teknisi pompa
100,000,000.00
APBN
200,000,000.00
APBN
100,000,000.00
APBN
Pembuatan sistem informasi jaringan pipa Pelatihan pembuatan dokumen mutu
Turunnya tingkat kebocoran air, meningkatnya mutu pelayanan (debit dan tekanan meningkat) Turunnya biaya operasional dan perawatan, meningkatnya mutu pelayanan Meningkatnya mutu pelayanan, turunnya biaya operasional dan perawatan Turunnya Rasio Debt to Total Asset
Sumber : Hasil analisis Analisis Kelayakan Program Komponen Program Penyehatan yang telah disusun diatas perlu dikaji kelayakan finansialnya dengan menggunakan Proyeksi Finansial atau Financial Projection (Finpro). Hasil dari Proyeksi Finansial PDAM Kab. Lamongan dapat dilihat pada Tabel 5.
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-4-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008 Tabel 5. Proyeksi Finansial PDAM Kabupaten Lamongan Incremental Revenue TAHUN
Tariff Revenue (Rp 10^6)
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Connection Fee (Rp 10^6)
419 923 239 225 225 281 281 281 351 351 351 439 439 439 549 549 549 686 -
5,880 8,064 10,886 5,806 6,967 8,361 10,033 12,039 14,447 17,337 20,804 24,965 29,958 35,950 43,140 51,768 62,121 74,545 89,454 -
Incremental Costs Total Revenue (Rp 10^6)
5,880 8,483 11,810 6,045 7,192 8,585 10,314 12,320 14,728 17,688 21,155 25,316 30,397 36,389 43,579 52,316 62,670 75,094 90,140 -
Investments (Rp 10^6)
Incremental O&M (Rp 10^6)
7,760 7,456 6,506 4,415 1,761 -
1,551 1,132 2,294 496 486 503 520 538 558 581 605 632 661 692 726 763 803 846 892
Total Costs (Rp 10^6) 9,310 8,588 8,799 4,911 2,247 503 520 538 558 581 605 632 661 692 726 763 803 846 892
FIRR NPV INVESTASI
Net Cash Flow (Rp 10^6) (3,430) (104) 3,010 1,134 4,945 8,082 9,794 11,782 14,170 17,107 20,550 24,685 29,736 35,697 42,853 51,553 61,867 74,248 89,248 5,078 11.49% 73.0% 94,065 Layak
Sumber : Hasil analisis
Hasil Financial Projection (Finpro) didapatkan nilai parameter kelayakan financial sebagai berikut : FIRR : 73,0% NPV : 94.065.000.000 Berdasarkan nilai parameter kelayakan tersebut dapat disimpulkan bahwa program penyehatan yang telah disusun layak untuk dilaksanakan. Proyeksi Kinerja Berdasarkan program yang telah disusun dan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menghitung parameter kelayakan financial, selanjutnya dilakukan analisis kinerja PDAM Kabupaten Lamongan untuk masa yang akan datang. Dari analisis tersebut akan diketahui pengaruh dari implmentasi program yang telah disusun terhadap kinerja PDAM Kabupaten Lamongan. Selain itu juga akan dapat diprediksi pada tahun berapa kinerja PDAM Kabupaten Lamongan akan berubah dari sakit menjadi kurang sehat dan dari kurang sehat menjadi sehat. Tabel 6 berikut menyajikan proyeksi kinerja PDAM Lamongan untuk masa yang akan datang.
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-4-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008 Tabel 6. Proyeksi Kinerja PDAM Kabupaten Lamongan No. Uraian Kinerja Keuangan 1. Operating Ratio 2. Hutang Jangka Panjang terhadap Total Aktiva 3. Pendapatan terhadap Hutang jangka Panjang 4. Kas terhadap Pendapatan Total Nilai Kinerja Manajemen Konsumsi air 1. m3/pel/bln 2. Struktur pelanggan a. Industri dan usaha b. Rumah tangga c. Sosial 3. Pegawai per 1000 pelanggan Total Nilai Kinerja Teknis 1. Kehilangan Air 2. Effisiensi Produksi 3. Jam produksi/hari 4. Kapasitas blm termanfaatkan Total Nilai Nilai Kinerja Kategori Kinerja
2007
2008
2009
2010
2011
0.150 0.130
0.150 0.130
0.150 0.130
0.150 0.130
0.270 0.130
0.100
0.100
0.100
0.100
0.100
0.530
0.530
0.530
0.530
0.530
0.900
0.900
0.900
0.900
1.020
0.180
0.180
0.600
0.600
0.600
0.080 0.070 0.110
0.080 0.070 0.110
0.270 0.080 0.070
0.270 0.080 0.070
0.270 0.080 0.070
0.030
0.030
0.050
0.050
0.050
0.500
0.500
0.565
0.565
0.565
0.060 0.040 0.040 0.020
0.110 0.040 0.040 0.020
0.170 0.040 0.040 0.020
0.200 0.040 0.040 0.020
0.200 0.040 0.040 0.020
0.200 1.510
0.200 1.570
0.260 1.730
0.260 1.760
0.260 1.88
Sakit
Sakit
Kurang sehat
Kurang sehat
Sehat
Sumber : Hasil Analisis
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Garis besar permasalahan utama yang terjadi di PDAM Kabupaten Lamongan pada aspek teknis adalah kehilangan air yang cukup tinggi, efisiensi produksi yang rendah, jam operasi rata-rata yang masih rendah dan idle kapasitas masih cukup tinggi. Permasalahan bidang keuangan adalah biaya operasional yang terlalu tinggi, adanya inefisiensi biaya operasional dan pemanfaatan dana kas kurang optimal. Permasalahan bidang manajemen adalah konsumsi air rata-rata setiap pelanggan yang masih rendah serta struktur pelanggan yang masih didominasi pelanggan rumah tangga. 2. Program Perbaikan Kinerja yang direkomendasikan dalam upaya penyehatan PDAM Kabupaten Lamongan adalah : Penghematan energi listrik, revitalisasi unit produksi, pengedaan dan pemasangan pipa, penambahan sambungan rumah, restrukturisasi hutang, Audit jaringan perpipaan, pembuatan sistem informasi jaringan pipa, pelatihan pembuatan dokumen mutu.
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-4-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
3. Adapun rincian total biaya dan sumber dana yang dibutuhkan untuk program penyehatan PDAM Kabupaten Lamongan adalah : a. APBN, sebesar Rp. 5.469.165.000,00 b. APBD, sebesar Rp. 7.788.597.000,00 c. PDAM, sebesar Rp. 4.594.224.000,00 4. Hasil Proyeksi Finansial menujukkan bahwa Program tersebut layak untuk dilaksanakan, hal ini ditunjukkan dengan nilai parameter kelayakan FIRR 73% sebesar dan NPV sebesar 94.065.000.000. 5. Hasil Proyeksi Kinerja menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kabupaten Lamongan akan meningkat dari sakit menjadi kurang sehat pada tahun 2009 dan meningkat menjadi sehat pada tahun 2011. DAFTAR PUSTAKA Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.2006. Laporan Kinerja PDAM di Indonesia. PDAM Kabupaten Lamongan. 2004. Laporan Teknik PDAM Kabupaten Lamongan. PDAM Kabupaten Lamongan. 2005. Laporan Teknik PDAM Kabupaten Lamongan. PDAM Kabupaten Lamongan. 2006. Laporan Teknik PDAM Kabupaten Lamongan. PDAM Kabupaten Lamongan. 2004. Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Lamongan. PDAM Kabupaten Lamongan. 2005. Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Lamongan. PDAM Kabupaten Lamongan. 2006. Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Lamongan. PDAM Kabupaten Lamongan. 2004. Laporan Tahunan PDAM Kabupaten Lamongan. PDAM Kabupaten Lamongan. 2005. Laporan Tahunan PDAM Kabupaten Lamongan. PDAM Kabupaten Lamongan. 2006. Laporan Tahunan PDAM Kabupaten Lamongan.
ISBN : 978-979-99735-4-2 D-4-9