Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
STUDI PENGEMBANGAN PARIWISATA BERDASARKAN KONSEP CITY BRANDING (Studi Kasus :Kabupaten Pulau Morotai) Muhammad Indra Rahmawan Banyo1 dan B. Irwan Wipranata2 1
Jurusan Tenik Perencanaan Wilayah Kota, Universitas Tarumanagara, Jl. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440
Email:
[email protected] 2
Jurusan Tenik Perencanaan Wilayah Kota, Universitas Tarumanagara, Jl. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440 Email:
[email protected] ABSTRAK Pengembangan pariwisata merupakan kegiatan dalam menentukan strategi agar memberikan added value bagi daerah pariwisata. Keistimewaan Pulau Morotai, yang dianggap sebagai “mutiara di bibir pasifik”, dibungkus dengan ajang Sail Indonesia di Morotai 2012, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan pengembangan sepuluh lokasi pariwisata yang menjadi fokus pengembangan pemerintah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi pengembangan pariwisata di Kabupaten Pulau Morotai, mengidentifikasi permasalahan pengembangan pariwisata di Kabupaten Pulau Morotai, dan menentukan strategi pengembangan pariwisata Kabupaten Pulau Morotai berdasarkan konsep city branding. Dalam penelitianini, penulis menggunakan beberapa analisis berdasarkan teori city branding (Elena, Rudneva, 2012) meliputi analisis identitias kota, analisis ketersediaan sumber untuk membangun citra, analisis konsep citra Kabupaten Pulau Morotai, analisis strategi pengembangan pariwisata, dan analisis best-pratices. Hasil penelitianini adalah akan menjadi usulan pengembangan pariwisata Kabupaten Pulau Morotaiberdasarkan konsep city branding. Kata kunci : Kabupaten Pulau Morotai, City Branding, Strategi Pengembangan Pariwisata
1. PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Suatu daerah dituntut untuk dapat menunjukkan daya tarik dari daerah tersebut yang nantinya berguna bagi kelanjutan masa depan daerah. Citra dari daerah menjelaskan bagaimana potensi yang ada di kota tersebut dapat dikembangkan. Salah satu konsep yang popular dalam perencanaan kota berkenaan dengan citra suatu kota ialah pemasaran kota atau city marketing yang salah satunya dilakukan melalui penciptaan brand atau yang dikenal dengan city branding. Pada masa Perang Dunia II posisi geopolitik Morotai amat strategis. Panglima Divisi VII AS Jenderal Douglas MacArthur pada tanggal 15 september 1944 menjadikan Morotai dalam janjinya seusai dipukul mundur oleh Jepang dari wilayah Filipina. Sang jenderal mengubah pulau kecil Morotai menjadi tempat yang hiruk oleh kegiatan perang sebagai bagian dari rencana untuk merebut Filipina dari kekuasaan Jepang (Hutabarat, 2013).
Gambar 1.Pendudukan Pasukan Sekutu di Kabupaten Pulau Morotai sumber : (Djosmar, 2015)
PLG-1
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Keistimewaan Pulau Morotai, yang dianggap sebagai mutiara di bibir pasifik, dibungkus dengan ajang Sail Indonesia di Morotai 2012. Sail Morotai merupakan rangkaian dari sail Indonesia sebelumnya di Bunaken, Banda, maupun Wakatobi-Belitong. Untuk mempercepat pembangunan daerah di Kabupaten Pulau Morotai, Presiden Susilo Bambang Yudhono menetapkan Morotai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sebagai langkah menuju era baru ekonomi regional di kawasan Asia Pasifik. Penetapan tersebut langsung didukung oleh berbagai kementerian dan lembaga pemerintah untuk menjadikan Morotai siap dengan segala tantangannya. Keistimewaan Pulau Morotai, yang dianggap sebagai mutiara di bibir pasifik, dibungkus dengan ajang Sail Indonesia di Morotai 2012(Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum, 2012). Kabupaten Pulau Morotai merupakan salah satu dari rangkaian aktivitas perjalanan, dengan alasan rekreasi, mencari nafkah dan bahkan menghabiskan waktu senggang baik itu wisata mancanegara maupun wisata domestik. data pengunjung yang datang ke obyek Wisata Kabupaten Pulau Morotai. Umumnya, para wisatawan domestik lebih tertarik untuk berkunjung ke daerah objek wisata yang menjadi andalan Kabupaten Pulau Morotai seperti, Pulau Dodola, Pulau Sum-Sum, Air Kaca, Tank Amphibi, Museum Perang dunia II dan pantai-pantai yang memiliki panorama indah yang dimiliki Kabupaten Pulau Morotai.
Gambar 1.2 Objek Wisata Kabupaten Pulau Morotai sumber : (Djosmar, 2015) Kabupaten Pulau Morotai perlu memerlukan pencitraan kota untuk meningkatkan pelayanannya dan memperkuat industri didalamnya melalui potensi yang dimiliki dan identitas yang terbentuk. Oleh karena itu, penulis menganggap perlu untuk melakukan studi terhadap Kabupaten Pulau Morotai yang memiliki berbagai macam potensi yang mendukung pertumbuhan kabupaten tersebut. 1.2. RumusanMasalahPenulisan Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan dari topik yang diteliti adalah sebagai berikut: 1. Banyak potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Pulau Morotai. Namun, untuk menunjang potensi pariwisata yang begitu banyak diperlukan fasilitas pendukung pariwisata mendukung citra kabupaten. 2. Akses ke objek-objek pariwisata di Kabupaten Pulau Morotai banyak yang rusak sehingga menyulitkan kendaraan yang menuju ke objek wisata yang ada di Kabupaten Pulau Morotai. PLG-2
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 3.
Belum adanya arahan pengembangan kabupaten yang jelas yang dapat memperkuat citra kabupaten
1.3. TujuanPenelitian 1. Menentukan potensi pengembangan pariwisata di Kabupaten Pulau Morotai 2. Mengidentifikasi permasalahan atau kendala yang akan dihadapi dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Pulau Morotai 3. Menentukan strategi-strategi dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Pulau Morotai 4. Menstudi proses dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Pulau Morotai 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PengertianCity Branding Merek kota berbeda dari merek dagang. Globalisasi, pengetahuan ekonomi, perubahan rezim politik, dan berbagai faktor lainnya mendorong kota untuk menjual perbedaan dan keunikan mereka. Merek kota (sebagai proses pembentukan, konseptualisasi, mengembangkan, posisi dan mempromosikan merek kota) memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan strategis pemasaran kota. Berikut adalah pengertian city branding menurut beberapa ahli.
No 1
Penulis (Kavaratzis, 2004)
2
(Anholt, 2007)
3
(Dinnie, 2011)
Tabel 2.1 Pengertian City Branding Penjelasan City branding dipahami sebagai sarana untuk mencapai keunggulan kompetitif dalam rangka untuk meningkatkan investasi dari pariwisata, dan juga sebagai pencapaian pembangunan masyarakat Membangun citra kota (city branding) dianggap lebih mudah daripada membangun brand suatu negara. City branding ini akan lebih simple jika dilihat dari budaya yang khas, politik, hukum, cuaca dan sebagainya. City branding adalah tentang mengidentifikasi satu set brand attributes yang dimiliki sebuah kota sesuai urutan untuk membentuk sebuah dasar yang digunakan untuk menghasilkan persepsi positif dari banyak audiences. Sumber: diolah dari berbagai sumber
Berdasarkan hasil kajian berbagai sumber, dapat disimpulkan bahwa city branding adalah upaya mempromosikan ciri khas dari suatu kota melalui bentuk fisik kota, kebijakan pemerintah kota, promosi periklanan, tingkah laku penduduk sehingga suatu kota dapat dikenal dengan identitas unik yang hanya dimiliki olehnya di dunia. 2.2. Proses City Branding Strategi branding dan tahapan utama proses city branding: menjadi kompetitif dan menarik, dimana kota harus menciptakan kesan tak tertandingi; Tujuan utama dari proses ini mencakup meningkatkan dan mengembangkan merek kota dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan merek kota dalam rangka meningkatkan daya saing kota dan kualitas hidup masyarakat setempat.
PLG-3
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
Gambar 2.1 Kerangka Proses City Branding Sumber: diolah dari (Rudneva, 2012) Berdasarkan pada uraian diatas penulis menarik kesimpulan bahwa dalam melakukan proses city branding ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu : 1. Menganalisis identitas kota 2. Menganalisis dan mengevaluasi ketersediaan sumber untuk membangun citra 3. Membentuk konsep citra kota 4. Merencanakan strategi city branding 5. Melakukan positioning citra kota 6. Melakukan promosi citra kota 7. Mengevaluasi hasil dari kampanye branding, perencanaan dan pemrograman untuk jangka pendek atau menengah dan panjang. 3. METODE PENELITIAN 3.1. MetodePengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Survei Institusional, yaitu pengumpulan data sekunder dari instansi yang terkait dengan penelitian ini, yatiu Pemda Provinsi Maluku Utara, dan Pemda Kabupaten Pulau Morotai. 2. Penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh penulis kepada responden (wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Pulau Morotai, dan masyarakat local Kabupaten Pulau Morotai). 3. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data sekunder dari literatur yang terkait dengan topik studi baik berupa teori maupun fakta. 3.2. MetodeAnalisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis identitas kota, analisis ketersediaan sumber untuk membangun citra Kabupaten Pulau Morotai, analisis konsep citra Kabupaten Pulau Morotai, dan analisis strategi pengembangan pariwisata. 4. DISKUSI/PEMBAHASAN 4.1. Identitas Kota Identitas Kabupaten Pulau Morotai dapat dilihat dari rencana teknis instansi-instansi pemerintah daerah Kabupaten Pulau Morotai terkait pengembangan pariwisata Kabupaten Pulau Morotai.
PLG-4
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Tabel 4.1 Rencana Teknis Instansi-instansi Terkait Pengembangan Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai Rencana Teknis Instansi-instansi Terkait Instansi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai Program obat dan perbekalan kesehatan, program upaya kesehatan masyarakat, program pengendalian, pencegahan, Dinas Kesehatan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular UPTD RSUD Kabupaten Program peningkatan sarana dan prasarana rsud kabupaten Pulau Morotai pulau morotai, peningkatan kesehatan masyarakat Tersedianya prasarana persampahan, tersedianya prasarana pemadam kebakaran, pemeliharaan rutin taman dan tugu pancasila, perencanaan pembangunan tugu pembangunan, program pembangunan jalan dan jembatan, pengembangan distrbusi air minum, penyedia sarana dan prasarana air Dinas Pekerjaan Umum limbah, Program perencanaan sosial budaya, program kerjasama pembangunan (apkasi 2015), program perencanaan Bappeda prasarana wilayah dan sumberdaya alam. Rehabilitasi/pemeliharaan vip bandara leo wattimena, rehabilitasi/pemeliharaan terminal/bandara, pembuatan Dinas Perhubungan, halte bus, tersedianya warnet dan alat internet, tersedianya Komunikasi dan Informasi pengamanan lalu lintas Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, program pembuatan tanaman kehati/tanaman hijau/ruang terbuka hijau perlindungan dan konservasi sumber daya Badan Pengendalian alam, pembuatan peta kawasan hutan mangroove, Dampak Lingkungan Daerah pembuatan peta kawasan rawan kebakaran. Badan Penanggulangan Simulasi pengurangan resiko bencana, monitoring dan Bencana Daerah evaluasi tanggap darurat. Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air, pemeliharaan rutin/berkala objek wisata sejarah, pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah, fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah, peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata, pemasaran nasional dan regional, pelatihan pemandu wisata terpadu (tour guide), pelaksanaan festival kesenian daerah, pengembangan objek wisata unggulan, Dinas Pariwisata dan peningkatan pembangunan sarana dan prasarana wisata, Kebudayaan sosialisasi RIKPARDA. Pelatihan peningkatan kapasitas 30 pengrajin, tercapainya promosi kerajinan daerah, meningkatnya produksi hasil Dinas Perindustrian, olahan pengrajin, pembangunan pasar berskala kabupaten, Perdagangan, Koperasi dan tercapainya promosi produk unggulan koperasi dan ukm di UKM pameran smesco. sumber :( Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai, 2015)
PLG-5
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 4.2. Konsep Citra Kabupaten Pulau Morotai Morotai memiliki keunikan dari daerah-daerah yang Indonesia, yaitu memiliki dua program nasional pemerintah (program KEK dan program pengembangan pariwisata prioritas nasional), sehingga diperlukan suatu citra yang dapat menggambarkan mengenai pariwisata morotai. Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui pendapat wisatawan mengenai citra yang dapat menggambarkan pariwisata Kabupaten Pulau Morotai.
Gambar 4.1 Pendapat Wisatawanmengenai Citra Morotai sumber : olahan penulis tahun 2016 Berdasarkan hasil penyabaran kuesioner didapatkan wisatawan yang berpendapat bahwa citra yang tepat untuk menggambarkan pariwisata Kabupaten Pulau Morotai yaitu: 63,27% “mutiara di bibir pasifik” sebagai citra morotai, dan 36,73% yang berpendapat “surga diutara Maluku” yang tepat sebagai citra morotai.
Gambar 4.2 KeindahanWisataPulaudanPantai di Morotai sumber : (Kita Morotai, 2015) 4.3. StrategiPengembanganPariwisata Strategi pengembangan pariwisata yang dilakukan penulis yaitu : 1. Pengembangan prasarana dan sarana penunjang pariwisata berdasarkan presepsi pengunjung; 2. Pengembangan produk wisata, dan amenitas wisata; 3. Melakukan segmentasi, targeting, dan positioning pariwisata Kabupaten Pulau Morotai; 4. Pemasaran dan promosi
PLG-6
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 1. Pengembangan Prasarana dan Sarana Penunjang Pariwisata Berdasarkan Presepsi Pengunjung Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan hasil olahan yang dilakukan penulis maka didapatkan beberapa prasarana dan sarana pariwisata yang dikembangkan. Pengelompokkan atribut-atribut berdasarkan kriteria dapat dilihat dalam tabel 4.2
No 1 2 3
4
Tabel 4.2 Pengelompokkan Atribut Berdasarkan Kriteria Kriteria Atribut Keep Up with a. Keamanan lingkungan (atribut 2) the Good Work b. Kebersihan lingkungan (atribut 3) (Kuadran I) c. Pos polisi (atribut 4) Possible Overkill a. Variasi dan higienis makanan (Kuadran II) Low a. Adanya fasilitas sosial seperti Priority(Kuadran (peribadatan, ATM) (atribut 1) III) a. Destinasi wisata yang terjaga atau tertata (atribut 5) b. Prasarana dan sarana transportasi umum (atribut 6) Concentrate c. Akomodasi penginapan (atribut 7) Here (Kuadran d. Mudahnya menemukan pramuwisata IV) (atribut 10) e. Mudahanya menemukan tourist information (atribut 11) Sumber : Hasil Olahan Penulis tahun 2016
Persentase 27.27% 9.09% 9.09%
54.55%
2. Pengembangan Produk Wisata, dan Amenitas Wisata Arahan pengembangan tematik produk wisata di Kabupaten Pulau Morotai adalah sebagai berikut:
I
Tabel 4.3 Arahan Pengembangan Tematik Produk Wisata Kabupaten Pulau Morotai Arahan Tematik Pengembangan Produk KPP Cakupan ODTW Wisata a. Pulau Dodola Besar dan kecil b. Pulau Zumzum c. Pulau Galo-Galo d. Pantai Batu Labung Pengembangan produk wisata berbasis e. Wisata Peninggalan wisata alam bahari (khususnya menyelam Sejarah PD II dan panorama pantai) dan wisata sejarah f. Pantai Tanjung yang didukung oleh wisata budaya “Marine Dehegila and Heritage Tourism supported by Culture g. Lokasi Surving Tourism” Buho-buho h. Diving (Terdapat 15 lokasi potensi diving) PLG-7
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
II
III
a. Pulau Ngele-Ngele Besar dan Kecil Pengembangan produk wisata berbasis b. Pulau Saminyamau wisata alam bahari khususnya menyelam c. Goa Leo-Leo Rao (diving), panorama pulau dan pantai yang d. Air Terjun Raja didukung oleh wisata budaya “Marine e. Goa Jepang Tourism supported by Culture Tourism” f. Diving (8 lokasi potensi diving) a. Lokasi Surving Sopi Pengembangan produk wisata berbasis b. Diving (5 lokasi wisata alam bahari khususnya menyelam potensi diving) : (diving) yang didukung oleh wisata budaya Rock, Gorango, “Marine Tourism supported by Culture Cendana, Gorago, Tourism” dan Tabailenge Sumber : Hasil Olahan Penulis tahun 2016
Gambar 4.3 ObjekWisataSejarahdan Diving di KabupatenPulauMorotai sumber : (Kita Morotai, 2015) Arahan pengembangan amenitas wisata di Kabupaten Pulau Morotai adalah sebagai berikut. Tabel 4.4 Arahan Pengembangan Amenitas Wisata Kabupaten Pulau Morotai Pusat Skala Arahan Pengembangan Amenitas Wisata Pelayanan Pelayanan a. Transfer moda skala regional lintas kabupaten dan propinsi b. Fasilitas akomodasi/hotel bintang c. Shelter peristirahatan d. Fasilitas telekomunikasi/wartel/ warnet e. Fasilitas penjualan cinderamata dan kelengkapan Daruba Regional perjalanan wisata f. Fasilitas rumah makan / restoran g. TIC (Tourism Information Centre) h. Fasilitas Bank dan Money changer i. Fasilitas Biro Perjalanan Wisata j. Fasilitas Shopping Center/Pasar Induk Skala Kabupaten
PLG-8
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Pusat Pelayanan
Wayabula, Sopi, Berebere, Sangowo
Skala Pelayanan
Arahan Pengembangan Amenitas Wisata
Transfer moda skala lokal Fasilitas akomodasi/wisma/homestay/hotel melati Shelter peristirahatan Fasilitas telekomunikasi/wartel/ warnet Fasilitas penjualan cinderamata dan kelengkapan Lokal perjalanan wisata f. Fasilitas rumah makan / restoran g. TIC (Tourism Information Centre) h. Fasilitas Bank dan Money changer i. Fasilitas pasar skala lokal Sumber : Hasil Olahan Penulis tahun 2016 a. b. c. d. e.
Gambar 4.4 AmenitasWisata di KabupatenPulauMorotai sumber : dokumentasi pribadi penulis tahun 2016 3. Melakukan Segmentasi, Targeting, dan Positioning (STP) Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan olahan penulis didapatkan kesimpulan dari segmentasi, targeting, dan positioning (stp) pariwisata Kabupaten Pulau Morotai adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 4P Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai 4P Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai Masuk dalam 2 program nasional pemerintah pusat yaitu program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan program pengembangan Konsep pariwisata prioritas, dan berdasarkan pada hasil penyebaran Product kuesioner penulis kepada wisatawan didapatkan slogan atau citra untuk Kabupaten Pulau Morotai yaitu “mutiara di bibir pasifik”. Tipe Memiliki Potensi untuk menjadi Pariwisata berkelas dunia
PLG-9
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 4P
Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai Menambahkan fasilitas-fasilitas pendukung pariwisata : 1. Pintu Gerbang beserta loket 2. Tempat parkir/Dermaga 3. Penginapan 4. Kios makan dan minuman Fasilitas 5. Kios Cinderamata 6. Kantor administrasi pengelola 7. Kamar mandi/WC/toilet 8. Peralatan pemadam kebakaran 9. Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan 10. Dan lain-lain Menambahkan media promosi seperti: 1. Bilboard 2. Media online Promotion 3. Iklan 4. Local blast publishing 5. Digital marketing 6. Dan lain-lain Price
Place
4.
1. Menawarkan harga yang lebih rendah 2. Memberikan potongan harga kepada calon wisatawan yang berkunjung ke Morotai Untuk menuju Morotai, wisatawan yang berasal dari luar Propinsi Maluku Utara harus melakukan transit di Manado atau Ternate untuk melanjutkan perjalanan ke Morotai. Sumber : Hasil Olahan Penulis tahun 2016
Pemasaran dan Promosi Strategi dan arahan pengembangan promosi dan pemasaran pariwisata Kabupaten Pulau Morotai seperti dijelaskan dalam tabel 4.6 dibawah ini: Tabel 4.6 Strategi dan Arahan Pengembangan Promosi dan Pemasaran Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai Kondisi Kondisi yang Strategi Rencana No Aktual ingin Dicapai Pengembangan Pengembangan Pengembangan Penciptaan positioning dengan slogan/branding untuk Peningkatan melihat pada pariwisata Kabupaten pergerakan karakter produk Pulau Morotai, yaitu wisatawan Belum dan profil “Pearls on the lips nusantara, lokal teridentifik wisawatan, yaitu pacific (mutiara di 1 dan kunjungan asi Pasar mengarah pada bibir Pasifik)” wisatawan wisnus tema “wisata alam Penciptaan produk nusantara dari rekreatif dan baru bernuansa wilayah/kabupat buatan”. Perlu rekreatif dan wisata en lain menciptakan jenis keluarga yang berbasis atraksi yang pada jenis wisata alam PLG-10
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 No
2
3
4
Kondisi Aktual
Kondisi yang ingin Dicapai
Peningkatan dari tahun ke tahun Belum atas segmen Teridentifi pasar aktual kasi Pasar (serta perluasan Mancanega pasar-pasar ra potensial) Kabupaten Pulau Morotai Belum ada alat Tersedianya promosi berbagai berupa informasi dalam leaflet/bros berbagai format ur, peta alat promosi wisata dan (cetakan, CD produk interaktif, video) khas serta informasi daerah digital melalui (makanan, media internet. souvenir) Tersampaikanny a informasi mengenai produk pariwisata Kabupaten Distribusi Pulau Morotai promosi/jar (potensi wisata, ingan akomodasi, promosi paket wisata, dsb), aksesibilitas dan fasilitas pendukungnya pada target pasar
Strategi Pengembangan memungkinkan wisatawan untuk bermain (tidak pasif)
Rencana Pengembangan dan buatan
Pengemasan objek-objek eksisting ke dalam paketpaket bertema “wisata minat khusus” Diversifikasi produk bertema ekowisata
Pengembangan positioning yang diarahkan pada tema “special interest tourism”
Pengembangan alat promosi cetakan (brosur/leaflet/ booklet, buku saku, peta wisata) Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi untuk alat promosi Pengembangan Pusat Informasi Pariwisata (Tourism Information Center) pada lokasi strategis yang mudah dijangkau dan berada pada rangkaian jalur pergerakan wisnus Perluasan jaringan
PLG-11
Promosi pariwisata melalui media internet Format dan materi alat-alat promosi pariwisata, yang difokuskan pada penguatan positioning serat kebutuhan informasi wisatawan
Kerjasama promosi dan paket wisata dengan daerah tujuan wisata di sektarnya Pengembangan Sistem Informasi Wisata bersama lintas kabupaten/kota dan propinsi
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 No
Kondisi Aktual
Kondisi yang ingin Dicapai yang tepat (baik untuk wisnus dan wisman)
Strategi Pengembangan promosi pada daerah yang menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara
Rencana Pengembangan
Sumber : Hasil olahan penulis tahun 2016 5.
KESIMPULAN 1. Pengembangan kawasan sudah sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat sebagai pengembangan pariwisata. 2. Dalam pengembangan sarana dan prasarana penunjang pariwisata Kabupaten Pulau Morotai terdapat beberapa sarana dan prasarana yang harus menjadi perhatian serius (concentrate here) yaitu sarana dan prasarana sebagai berikut: Destinasi wisata yang terjaga atau tertata Prasarana dan sarana transportasi umum Akomodasi penginapan Variasi tempat hiburan dan entertainment(tempat bilyar, café, pasar souvenir, studio musik) Mudahnya menemukan pramuwisata Mudahanya menemukan tourist information 3. Dalam arahan pengembangan produk wisata dibagi menjadi berdasarkan karakteristik zona pengembangan : Untuk zona 1 arahan pengembangan ke “Marine and Heritage Tourism supported by Culture Tourism”, dan pada zona 2 dan 3 arahan pengembangannya ke arah “Marine Tourism supported by Culture Tourism”. 4. Dalam arahan pengembangan amenitas pusat pelayanan dibagi berdasarkan karakteristik skala pelayanannya. Untuk pusat pelayanan Daruba yang memiliki skala pelayanan regional arahan pengembangan amenitasnya berbeda dengan pusat pelayanan Sangowo, Bere-bere, Sopi, dan Wayabula. 5. Dalam arahan segmentasi, target, dan positioning (STP) Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai didapatkan bahwa Kabupaten Pulau Morotai memiliki segmentasi pasar yang beragam karakkteristiknya, dengan target pasarnya yaitu: 1. Wisatawan lokal, nusantara, dan mancanegara; 2. Wisatawan dengan kelas sosial menengah; 3. Wisatawan yang menyukai travelling; 4. Wisatawan yang berusia muda. 6. Dalam arahan pengembangan promosi dan pemasaran Kabupaten Pulau Morotai yang ingin dicapai yaitu: peningkatan pergerakan wisatawan nusantara, lokal dan kunjungan wisatawan nusantara dari wilayah/kabupaten lain, peningkatan dari tahun ke tahun atas segmen pasar aktual (serta perluasan pasar-pasar potensial) Kabupaten Pulau Morotai, mencipatakan serta membumikan slogan/branding untuk pariwisata Kabupaten Pulau Morotai, yaitu “Pearls on the lips pacific (mutiara di bibir Pasifik)” di berbagai informasi dalam berbagai format alat promosi (cetakan, CD interaktif, video) serta informasi digital melalui media internet, dan tersampaikannya informasi mengenai produk pariwisata Kabupaten Pulau Morotai (potensi wisata, akomodasi, paket wisata, dsb), aksesibilitas dan fasilitas pendukungnya pada target pasar yang tepat (baik untuk wisnus dan wisman).
PLG-12
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 7. Masyarakat lokal aktif dalam pelatihan dan sosialisasi mengenai pariwisata dan pemerintah daerah juga telah membantu untuk memberdayakan masyarakat, artinya tindakan yang terjadi di Kabupaten Pulau Morotai sudah sesuai dengan best practices. 8. Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai mulai aktif mempromosikan pariwisata untuk mendukung program pemerintah pusat mendatangkan dua puluh juta wisatawan yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2019 dan aktif mengundang investor untuk berinvestasi. 6.
REFERENSI Anholt, S. (2007). Competitive Identity: The New Brand Management For Nations, Cities and Regions. New York: Palgrave Macmillan. Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum. (2012, September). Infrastruktur Cipta Karya Dukung Sail Morotai 2012. Retrieved 3 10, 2016, from http://ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_sep12.pdf. Dinnie, K. (2011). City Branding Theory and Chase (1 ed.). New York: Palgrave Macmillan. Djosmar, R. (2015, Juli 10). 24 Tempat Wisata Pulau Morotai yang Wajib Dikunjungi Provinsi Maluku Utara. Retrieved Agustus 24, 2015, from http://tips-wisataindonesia.blogspot.co.id/2015/07/24-tempat-wisata-pulau-morotai-yang.html. Hutabarat, L. (2013, Agustus 10). Morotai: Sepenggal Kisah Sunyi di Tepi Pasifik. Retrieved Februari 24, 2016, from http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/08/morotai-sepenggal-kisah-sunyi-di-tepipasifik. Kavaratzis, M. (2004). From City Marketing to City Branding: Towards a Theoretical Framework for Developing City Brands (Vol. 1). Journal of Place Branding. Kita Morotai. (2015, November 02). Kita Morotai. Retrieved Mei 30, 2016, from https://www.facebook.com/kitamorotai/photos/a.342554055947694.1073741827.3421 89062650860/411508405718925/?type=3&theater. Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai. (2015). Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai. Kabupaten Pulau Morotai: Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai. Rudneva, E. (2012). City Branding as an Instrument of Urban Strategic Development in Russia and Finland (cases: Vyborg, Russia and Lappeenranta, Finland). St. Petersburg : Working Papers Centre for German and European Studies .
PLG-13