Seminar Nasional Sains dan Teknik2012 (SAINSTEK 2012) Kupang, 13 Nopember2012
KONSEP DAN STUDI KASUS PENGEMBANGAN NETWORKING SIAK Jani F. Mandala Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) menitikberatkan daerah kecamatan sebagai Tempat Perekam Data Kependudukan (TPDK) dan terkoneksi langsung dengan Data Center (Jakarta). Akan tetapi terdapat beberapa daerah di Indonesia (kecamatan) yang belum terlayani jaringan komunikasi, sehingga proses perekam data di setiap kecamatan berlangsung secara akumulasi (off-line), dan selanjutnya data ditempatkan di kabupaten/kota yang memiliki jaringan on-line untuk ditransmisikan ke Data Center. Permasalahan jaringan komunikasi ini, bisa teratasi dengan memanfaatkan teknologi jaringan Broadband Wireless Access (BWA), salah satunya adalah Wi-MAX yang memiliki jangkauan sinyal yang luas dan kapasitas transmisi yang besar. Dengan penggunaan teknologi ini, jaringan komunikasi dapat terjangkau mulai dari propinsi hingga ke desa/lurah. Terintegrasinya daerah pelayanan public, maka setiap Departemen/Dinas dapat berperan sebagai pengolahan data SIAK ke Data Center melalui update data di propinsi dan mampu mengembangkan ragam aplikasi dengan merujuk filed Nomor Identitas Kependudukan (NIK). Dengan demikian, rekam dan cetak data secara lengkap dapat dilakukan dari lokasi user itu berada. Kata Kunci : SIAK, Data, BWA bertindak sebagai TPDK. Dengan demikian dinas ini memikul beban kerja yang besar, walaupun proses rekam data dilakukan secara on-line. Sedangkan pada beberapa kecamatan proses rekam datanya secara off-line, dimana data disimpan sementara dalam media external (flash/CD/HD external). Kemudian media tersebut di tempatkan di kab/kota untuk di update dengan durasi terterntu ke Data Center melalui VPN. Konfigurasi data ini, jika diamati secara teknis mulai dari pusat ke kecamatan, akan menggambarkan sebagai sistem data parsial. Sedangkan dari sisi pengguna, sebagai aplikasi dalam satu kesatuan PC atau server. Walaupun pengolahan data di setiap kecamatan, dilakukan dengan berbagai hardware dan software. Salah satu gambaran, adalah layanan E-KTP yang akan dikembangkan dengan layanan eHealth. Pada chip E-KTP akan ditanamkan microchip sebagai rekam data riwayat kesehatan. Yang artinya secara sistem akan melakukan extrat dan proses interoperabilitas data, baik dari server data kependudukan maupun server data kesehatan. Sedangkan dari sisi user, akan dilihat sebagai cetakan kertas (hardcopy) atau file (softcopy) dengan subtansi data yang lengkap. Dengan uraian ini, maka diperlukan gambaran sistem jaringan yang dapat mengintegrasikan akses layanan informasi berdasarkan pada NIK atau Single Indentity Number/SIN) dan relasi data yang heterogen menjadi satu informasi yang lengkap.
1. PENDAHULUAN Berlakunya UU No 23 Tahun 2006 tentang Nomer Identitas Kependudukan (NIK) bagi masyarakat Indonesia, maka penataan administrasi kependuduk di Indonesia dari tingkat pusat, propinsi, dan kabupaten/kota akan lebih akurat. Implementasi NIK berdasarkan Perpres No. 67 Tahun 2011 sebagai perubahan dari Perpres No. 26 Tahun 2009, tentang penerapan kartu tanda penduduk dalam bentuk KTP-Elektronik dan memiliki spesifikasi pengamanan identitas yang termuat dalam chip sebagai tempat rekam biodata, tanda tangan, dan foto. Proses rekam data KTP-Elektronik (E-KTP), dilakukan dengan aplikasi SIAK berbasis data bases kependudukan. Dalam perencanaannya sistem E-KTP akan terkoneksi secara on-line dari wilayah kecamatan yang bertindak sebagai perekam data kependuduk (TPDK) ke pusat kependudukan atau adminduk (Data Center). Menurut Setiadi, dkk (2007), proses ini dapat dilakukan secara on-line dan off-line. Untuk Data Center konfigurasinya dilakukan secara local area dengan perangkat jaringan. Jika terjadi koneksi antara Data Center dan TPDK, maka koneksi dilakukan secara virtual private network. Sedangkan untuk daerah-daerah TPDK, menurut Setiadi ada tiga tipe, yaitu; tipe A koneksi secara on-line baik kab/kota dan kecamatan; tipe B koneksi dilakukan pada daerah kab/kota on-line dan kecamatan off-line; dan untuk tipe C koneksi kab/kota dan kecamatan sepenuhnya off-line. Sebagai contoh untuk daerah Kota Kupang, berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, rekam data kependudukan dilakukan sepenuhnya pada Dinas Kependudukan di Kota Kupang yang
2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik kepustakaan yang terkait dengan SIAK (E-KTP), penyebaran data, dan sistem jaringan. Sebagai pengenalan problematik, untuk mendapatkan solusi. Problematik ini tidak T-98
Seminar Nasional Sains dan Teknik2012 (SAINSTEK 2012) Kupang, 13 Nopember2012
akan terlepas dari masalah kebijakan dan teknologi (hardware dan software). Terutama hak akses data dan privasi data. Sedangkan teknologi, dilihat sebagai standar yang menopang penyebaran informasi database dan jaringan komunikasi. Kerangka Aplikasi Jika setiap instansi publik (departemen/dinas) dan pihak swasta dapat mengakses informasi riwayat seseorang (pekerjaan, pendidikan, kesehatan, pajak dll) berdasarkan pada Gambar 1, maka setiap instansi harus merujuk pada filed NIK.
Gambar 2 Kerangka Aplikasi
Konfigurasi Perangkat Pada Gambar 3 menunjukkan setiap Departemen / Dinas dapat menggunakan server databases-nya secara mandiri dan mendukung layanan SIAK serta ragam aplikasi lainya. LAN (Local Areal Network) sebagai jaringan mandiri yang terkoneksi sebagai olahan aplikasi di Departemen/Dinas itu sendiri. Sedangkan internet merupakan koneksi antara LAN dan mendukung server ragam aplikasi. Jadi baik LAN maupun internet memungkinkan setiap user pada instansi tertentu, secara langsung melakukan olahan data pada server di lingkunganya dan olahan data berupa ragam aplikasi.
Gambar 1 Link Database E-KTP
Sumber : www.E-KTP.com Akses informasi yang dimaksudkan diatas, dapat melalui beberapa tahapan kerja seperti Gambar 2 yang secara umum sudah menjadi standar dalam sistem informasi. Tahapan paling atas, merupakan perangkat aplikasi yang dapat diakses melalui mobile, desktop, dan perangkat lainya. Akses ini secara langsung dengan memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas (basic service) dan juga melibatkan cakupan beberapa sumber yang luas dari instansi yang berbeda-beda, tetapi saling terkait (cooperative service). Sedangkan tahapan user logic dilihat sebagai tata cara akses data, sehingga tidak semua user memiliki hak dan kewenangan akses pada media penyimpanan. Selanjutnya, tahapan yang paling akhir merupakan media komunikasi yang mendukung aplikasi web (SIAK dan ragam aplikasi web lainya), e-mail, ftp, direktory file, file visual dan lainya dengan memanfaatkan lapisan protokol TCP/IP yang berjalan secara internet dan intranet. Kerangka ini memberikan bentuk ketersediaan perangkat dan layanan untuk mendukung departemen/dinas masing-masing, sehingga ketersediaan informasi dapat secara langsung digunakan oleh user.
LAN/Intranet
LAN / Intranet
Internet
LAN/ Intranet
Basis data Jaringan Server Aplikasi
Gambar 3 Konfigurasi Perangkat Internet dan LAN
Interoperabilitas Data Berkembangnya teknologi, baik perangkat komputer dan jaringan komunikasi saat ini telah mendorong pemerintah untuk memperbaiki struktur organisasi dan kinerja, pengeluaran anggaran yang efisien, dan akuntabel. Berdasarkan Gambar 3, kebutuhan layanan informasi tidak hanya bersifat sektoral (LAN), tetapi sebagai keterpaduan antara departemen/dinas sehingga kebutuhan layanan informasi yang lengkap bisa terjadi hanya melalui prosesnya lintas sektoral. Hal serupa juga disampaikan oleh Sutanta dan Ashari (2011), yakni interoperabilitas databases kependudukan akan berpotensi menjadi ragam
T-99
Seminar Nasional Sains dan Teknik2012 (SAINSTEK 2012) Kupang, 13 Nopember2012
aplikasi informasi, bila media penyimpanan dengan kedudukan sebagai master dan secondary dapat terintegrasi melalui middleware dan penggunaan teknologi web. Secara teknis interoperabilitas data antara aplikasi sangat ditentukan oleh format data dan salah satunya XML (eXtensible Markup Language) sehingga pertukaran data antara aplikasi dapat berlangsung tanpa harus mengetahui isi dari bentuk aslinya. Selain format data di perlukan mekanisme pertukaran data antara server, mengingat berbagai kemunculan ragam aplikasi maka tidak semua pengembangan aplikasi ini akan memberikan penjelasan rinci tentang mekanisme kerjanya. Untuk itu Service-Oriented Architecture (SOA) digunakan sebagai mekanisme pertukaran data. Hal serupa juga disampaikan oleh Molhoim (2006), yang mengembangkan aplikasi web mobile sebagai perangkat genggam (smartphone), Malholm menggunakan platform XML dan SOAP sebagai mekanisme interoperabilitas dalam standar web mobile-nya. Networking (Sistem Jaringan) Sistem jaringan SIAK pada Gambar 4, dapat berlangsung dari Data Center ke kecamatan melalui virtual private network (VPN) PT Telkom.
ke server propinsi dan diteruskan ke Data Center. Kemudian secara off-line, data di input-kan ke kecamatan secara keseluruhandan tersimpan pada media penyimpanan external yang di tempatkan ke server propinsi dan di upload ke Data Center secara on-line.
Gambar 5 Konfigurasi Tempat Perekam Data Penduduk (kecamatan) secara on-line dan off-line
Intranet(LAN). Jaringan intranet pada Gambar 6 sebagai penjabaran kinerja pegawai di departemen/dinas itu sendiri, terlibat secara aktif untuk pemberian layan informasi. Layanan ini dapat diakses melalui virtual private metwork (leased line) atau vsat sebagai alternatif dari gangguan teknis/cuaca. Jadi TPDK berada pada jalur LAN, sehingga masingmasing departemen/ dinas mempunyai peranan berdasakan bidang kerjanya. Misalnya untuk server kecamatan terkait erat dengan rekam riwayat data perorang (kependudukan) berdasarkan NIK, server kesehatan berhubungan dengan rekam riwayat data kesehatan, server pendidikan bersisi rekam riwayat data akademik siswa dan lainya.
Gambar 4. Konfigurasi Data Center
Sumber: [Setiadi.,dkk] Penggunaan VPN ini sebagai pertimbangan keamanan informasi dari gangguan internet (IP) dan memberikan kemudahan untuk melakukan bypass bila kecepatan meningkat pada provider tertentu (quota >). Selain itu pada bagian LAN di Minduk dilengkapi dengan server RADIUS (Remote Access Dial-in User Service) sebagai otorisasi dan authentikasi jaringan secara independen dan protokolnya AAA (Authentication, Authorization, Accounting) dengan tujuan, mengatur tata cara berkomunikasi antara jaringan(client). Jadi pada bagian Data Center, proses pengolahan data memiliki tingkat Security di jaringan baik untuk publik dan private. Sedangkan pada Gambar 5, sistem jaringan TPDK dalam hal ini kab/kota dan kecamatan, terkoneksi secara on-line dan off-line. Secara on-line, proses pengisian data dilakukan di lingkungan kecamatan
Gambar 6 LAN (TPDK) dengan Internet
HASIL DAN DISKUSI Alur proses pelayanan publik dimulai dari lembaga pemerintahan yang terkecil; yakni desa/lurah sampai propinsi dan pusat. Dalam kasus ini, diambil Kota Kupang dengan luas wilayah 180.27 km2 , 4 kecamatan (Oebobo, Kelapa Lima, Maulafa dan Alak) dan dan 45 kelurahan. Kemudian, jika di ambil pendekatan departemen/dinas, lembaga yang tergambar dari eKTP (Gambar 1) maka estimasinya ± 100 3.
T-100
Seminar Nasional Sains dan Teknik2012 (SAINSTEK 2012) Kupang, 13 Nopember2012
Departemen/Dinas dan ± 400 perusahaan. Konstelasi geografis dataran tinggi dan gedung/bangunan Kota Kupang diambil rerata dengan ketinggian 15–20 meter. Estimasi Kapasitas Cell Dari data ini dapat diterapkan pembagian wilayah secara sektoral, jika daya pancar Wi-Max idealnya sebesar 50 km2 dan kuat daya sektor sebesar 20 Mbps, maka dengan data ini dapat diketahui jumlah cell yang diperlukan. Jika diasumsikan bahwa Wi-Max dengan model OFDM 256 FFT dengan spesifikasi: panjang bit, carrier null, dengan band frekuensi 2,5 Ghz, QPSK (1/2) dan laju bit, RSL, daya pancar, FSL, jumlah cell, serta radius cell. Maka akan diperoleh jumlah cell = luas wilayah/radius cell = 180.27km2/16.716 km2 = 10.38 cell ≈ 10 cell. Akan tetapi, kenyataannya dengan tingkat populasi pengguna jaringan ini, maka masih sangat memungkinkan. Bila dalam penggunaan ditemukan kenaikan jumlah kapasitas pengguna, maka langkah yang perlu di lakukan adalah reduksi wilayah cell menjadi bagian yang lebih kecil.
• Jaringan user network, sebagai jaringan yang menghubungkan PC pengguna, wireless LAN, ethernet. Core Network CN adalah jaringan dari AN yang bertindak sebagai jaringan pemakai perangkat terminal, dalam aplikasinya jaringan inti (CN) digunakan WiMax yang menghubungkan AN. Jaringan inti dikontrol oleh sperangkat managing pack yang letaknya di kantor pusat (propinsi). Subtasnsi dari managing pack terdiri dari user gatekeeper yang berfungsi sebagai pengatur jalur informasi. Untuk mendapatkan pengembangan komunikasi yang lebih komprehensip di masa depan, maka media getway dapat dihubungkan dengan PT Telkom atau GSM yang ada.
Konfigurasi Sistem Sebagaimana penjelasan di atas, diperlukan konfigurasi jaringan yang mampu memenuhi kerangka layanan (Gambar 4) untuk menopang interoperabilitas data dengan baik, walaupun letak server secara fisik terletak cukup jauh. Untuk memenuhi kasus ini diperlukan konfigurasi sistem jaringan seperti Gambar 7
Gambar 8 Managing Pack
Access Node Jaringan akses ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, misalnya AN di kab/kota dan kecamatan yang memiliki subtansi perangkat yang berbeda. Demikian halnya AN pada kecamatan dengan kelurahan. Jadi AN dapat bervariasi sesuai dengan tingkat kebutuhan. Sebagai contoh Gambar 9, untuk AN kab/kota dilengkapi dengan PABX pack, office pack, vido confrence dan lainya, dengan skala yang besar dibandingkan dengan AN pada kecamatan yang di konfigurasikan hanya dengan keperluan office pack. Begitupun juga dengan AN kelurahan yang dikonfigurasikan dengan office pack mini (pc, printer, fax/telp)
Gambar 7 Konfigurasi Core Networking
Sistem jaringan ini terdiri dari perangkat yang menghubungkan antara pemakai dengan pemakai lain atau dengan pusat (Pimary Network) sehingga pemakai dapat menggunakan komunikasi seperti: email, ftp, web, VoiP dan lainya. Jaringan ini terdiri dari; • Jaringan inti Core Network (CN) dengan fungsi mengatur jaringan pemakai dan melakukan hubungan secara point-to-point dengan access network (AN) yang jauh. Jaringan inti merupakan perangkat WiMax. • Jaringan access network (AN) berfungsi sebagai central office, base station atau ground station yang menghubungkan CN dengan pengguna.
Gambar 9 Access Node
Database Propinsi Sebagai akibat dari keheterogenitas database, hardware dan ragam aplikasi lainnya, maka cara interoperabilitas data-lah yang paling tepat diambil. Beragam system (Hardware dan Software), tetapi dapat saling bertukar data dengan baik. Sebagai contoh pada propinsi (AN Primary) dilengkapi dengan sejumlah server database. T-101
Seminar Nasional Sains dan Teknik2012 (SAINSTEK 2012) Kupang, 13 Nopember2012
NIK 0001 0034 1431
Nama Jopy Kaiskraka Agatha Surya Grace Widyata
Alamat Kupang Penfui Oesapa
NIK D/M/Y Periksa 1032 12/3/2012 Dmam, Kepl Sakit… 1431 5/11/2012 Bdan lemas..
-
Gambar 10 Relasi Field NIK Server Database di Propinsi
Untuk pertukaran data ini, digunakan format dan mekanisme data sebagaimana yang sudah diutarakan. Model konfigurasi dari jaringan sistem databases ini, terdapat beberapa bagian tetapi, dengan memperhatikan skala proses operabilitas yang besar maka konfigurasinya digunakan multitier (n) dengan aturan bisnes. Menara Untuk menjangkau user network yang jauh diperlukan menara tower dengan ketinggian tertentu (misalnya 50m). Menara berfungsi sebagai basestation dan digunakan sebagai core network, branch line (cabang) atau repetear. Menara bases station dilengkapi dengan perlengkapan pendukung seperti UPS sebagai media sumber daya listrik yang stabil dan juga sebagai cadangan daya, penangkal petir yang berfungsi meniadakan adanya loncatan tegangan tinggi. Dalam pelaksanannya penggunaan menara tower ini memerlukan biaya yang sangat besar. Dengan berdasarkan peraturan bersama Menteri Dalam Negeri, Kominfo, dan Badan Penanam Modal, tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi, maka perencanaan jumlah cell yang tercakup diatas dapat memanfaatkan menara tower telekomunikasi. sehingga biaya penyelanggara jaringan dapat direduksi.
Gambar 11 Menara Tower dan Antena AP
4. KESIMPULAN -
Dengan interoperabilitas data berdasarkan standar format dan mekanisme, maka sistem ini WBA dapat menopang kinerja antara
departemen/dinas yang berjauhan. Dengan demikian kesamaan tugas dari masing-masing departemen / dinas dapat meniadakan duplikasi data. Dengan sistem ini mampu melakukan rekam data antara departemen/dinas secara lengkap berdasarkan rujukan field NIK dari kependudukan. Penggunaan jangkauan jaringan, baik intranet (LAN) dan internet secara langsung telah melibatkan perangkat publik baik di kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan dengan aktif memberikan pelayanan public sehingga gambaran layanan publik yang masih parsial dapat ditiadakan.
DAFTAR PUSTAKA Alexandru Petculescu. Web Service Applied To Mobile Envorments. UPB. Sci. Bull., Series C, Vol. 73, Iss., University POLITEHNICA of Bucharest. Maret, 2011. Aryanti, Sri. Analisa Kinerja Teknik Adaptif Subkanal dan MIMO pada Wi-Max. Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol 8 No 1. hal 27-46., Maret 2010. Edhy Susanta, dkk. Model Integrasi antara Sistem EGov dengan Memanfaatkan Database Kependudukan Nasional. Jurnal Teknologi Vol 5 no 1, hal 76-84, Juni 2012. Febrianto Pratama, dkk. Evaluasi Kinerja Sistem Komunikasi LTE Advanced dengan Relay Berbasis Orthogonal Resource Allocation Algorithm. Jurnal Teknik ITS. Vol. 1, No. 1. Sept. 2012. Molholm, Kurt N. Standards and Interoperability. Administrator, US Defense Technical Information Data Center (retired), US., Information Services & Use 26 .pp. 29–37 29. IOS Press. 2006 Raharjo, Budi. Keamanan Sistem Informasi Berbasis Internet. Bandung. Mei 2002. Rozali, Imam. Analisa Teknologi Wi-Max sebagai Teknologi Wireless Networking Menuju Generasi ke 4(4G). e-Indonesia Initiative 2009 (eII2009)., Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia. Bandung. Juni 2009. Setiadi, dkk. Perubahan Arsitektur database dan Aplikasi Administrasi Kependudukan yang Sejalan dengan Otonomi Daerah. Jurnal Sistem Informasi MTI UI Vol. 3 – No. 1 – April . hal 42-51. 2007. Setiawan, Ahmad Budi. Analisa Faktor Pengaruh Pembentukan Kelembagaan Computer Emergency Response Team (CERT) dengan Menggunakan Analisa Prospektif. Peneliti Bidang Informasi, Balitbang Kominfo. 2011. Sofia, dkk. Perencanaan Jaringan Berbasis Teknologi 802.16e di Kota Bandung. Jurnal Sarjana Institut Teknologi Bandung bidang Teknik Elektro dan Informatika Volume 1, No 1. Bandung, April 2012. Sutanta, dkk. Pemanfaatan Database Kependudukan Terdistribusi pada Ragam Aplikasi Sistem Informasi di Pemerintah Kab/Kota. Paper: Mahasiswa Program S3 Ilmu Komputer-FMIPA., UGM. Konsep Dasar Teknologi Seluler. Wibisono, dkk. Penerbit Informatika, Bandung, Hal 162-180,2008.
T-102