Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
i
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
ANALISIS PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013
ii
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas terbitnya publikasi Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013. Saya menyambut gembira atas penerbitan publikasi ini.
Publikasi Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai berisi analisis deskriptif terkait perkembangan pendapatan regional Kabupaten Pulau Morotai selama periode 2011-2013 baik dari sisi produksi atau lapangan usaha maupun dari sisi penggunaan. Disamping itu disajikan pula perbandingan pendapatan regional Kabupaten Pulau Morotai dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Maluku Utara.
Ucapkan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan publikasi ini. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi kita semua.
Morotai, Agustus 2014 Kepala BAPPEDA Kabupaten Pulau Morotai
Ir. Welhelmus Sahuleka, M.Si
iii
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
DAFTAR ISI halaman Kata Pengantar........................................................................... ii Daftar Isi..................................................................................... iii Daftar Tabel................................................................................ Iv Daftar Gambar............................................................................ iv Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Pendahuluan 1.1 Latar Belakang.................................................. .. 1.2 Tujuan................................................................. 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan............................... 1.4 Sistematika Penulisan.........................................
1 3 3 4
Konsep dan Definisi 2.1 Metode Penghitungan PDRB.............................. 2.2 Struktur PDRB.................................................. 2.3 Metode Penghitungan PDRB ADHK................... 2.4 Klassen Typology...............................................
6 7 9 11
Pendapatan Regional 3.1 Sisi Penyediaan (Supply Side)............................ 3.2 Sisi Permintaan (Demand Side)..........................
13 18
Perbandingan 4.1 Tingkat Perekonomian........................................ 4.2 Struktur Ekonomi Wilayah.................................. 4.3 Perbandingan Laju pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Perkapita.................................................
25 30 38
Daftar Pustaka............................................................................
42
Lampiran Tabel..........................................................................
43
iv
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
DAFTAR TABEL hal Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011-2013 (Persen)..................................................................
14
Komponen konsumsi Rumahtangga Kabupaten Pulau Morotai Tahun 20112013.......................................................................
19
Komponen Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Kabupaten Pulau morotai Tahun 20112013........................................................................
20
Komponen Konsumsi Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai Tahun 20112013........................................................................
21
Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto Kabupaten Pulau Morotai Tahun 20112013.......................................................................
22
Komponen Ekspor Barang dan Jasa Kabupaten Pulau Morotai Tahun 20112013.......................................................................
22
Komponen Impor Barang dan Jasa Kabupaten Pulau Morotai Tahun 20112013........................................................................
23
Kontribusi PDRB ADHB di Kabupaten/Kota Tahun 2011-2013...............................................................
27
PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota 20112013.......................................................................
28
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Menurut Kelompok Laju Pertumbuhan Tahun 2013......................................
29
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara 2011-2013..........................
30
v
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Peranan Sektor Pertanian Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013........................
31
Peranan Sektor Pertanian Kabupaten/Kota Tahun 2011-2013 (Persen)................................................
32
Peranan Sektor Perdagangan/Hotel/Restoran Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara 2013.....
33
Tabel 4.8
Peranan Sektor Perdagangan/Hotel/Restoran Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2011-2013 (Persen).....................................
Tabel 4.9
Peranan Sektor Industri Pengolahan Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013........................................................................
35
Peranan Sektor Industri Pengolahan Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2011-2013.............................................................
35
Peranan Sektor Pertanian Kabupaten/Kota Terhadap Sektor pertanian provinsi Tahun 20112013 (Persen).........................................................
36
Peranan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) Kabupaten/Kota Terhadap Sektor PHR Provinsi Maluku Utara Tahun 2011-2013 (Persen)..................................................................
37
Peranan Sektor Industri pengolahan Kabupaten/Kota Terhadap Sektor Industri Pengolahan Provinsi Maluku Utara Tahun 20112013 (Persen)........................................................
38
Laju Pertumbuhan dan PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara 2013.....
39
Kedudukan Kabupaten/Kota Menurut Kriteria Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Per Kapita Tahun 2013 ...........................................................
40
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15
34
vi
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
DAFTAR GAMBAR hal Gambar 3.1. Distribusi PDRB Kabupaten Pulau Morotai Menurut Sektor Tahun 2011 (Persen)...............
15
Gambar 3.2. Distribusi PDRB Kabupaten Pulau Morotai Menurut Sektor Tahun 2013 (Persen)...............
16
Gambar 3.3. PDRB Perkapita Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011-2013 (Rupiah)................................
18
Gambar 4.1 Pengelompokan Daerah Kabupaten/Kota Menurut Klassen Typologi.................................
41
vii
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
BAB I PENDAHULUAN
1
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
I. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pembangunan
merupakan
usaha
untuk
menciptakan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang mencakup berbagai aspek kehidupan secara berkesinambungan dimana hasilnya harus bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat secara adil dan merata. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses dari pemikiran yang dilandasi keinginan untuk mencapai kemajuan bangsa. Pada hakekatnya pembangunan ekonomi bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan, meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan dan meningkatkan pemerataan pendapatan
masyarakat.
Berbagai
indikator
diharapkan
dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembangunan
ekonomi.
Hal
ini
diperlukan
sebagai
bahan
perencanaan pembangunan di masa yang akan datang. Perencanaan makro perlu dilakukan dengan melihat dan memperhitungkan
secara
cermat
keterkaitannya
dengan
perencanaan sektoral dan regional. Manajemen pembangunan daerah dapat memberikan pengaruh yang baik guna mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang diharapkan dengan mempertahankan keberlanjutan
pembangunan
ekonomi
daerah
agar
membawa
dampak yang menguntungkan bagi penduduknya. Terkait dengan telah ditetapkannya Kabupaten Pulau Morotai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), tentunya diperlukan data berbagai indikator ekonomi agar kebijakan yang diambil dapat tepat sasaran. Penggunaan indikator ekonomi makro di dalam perencanaan pembangunan memerlukan suatu kajian agar dapat merumuskan strategi dan kebijakan yang tepat di Kabupaten Pulau Morotai. Salah
2
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
satu indikator ekonomi makro yang biasa digunakan untuk melihat perkembangan ekonomi adalah Pendapatan Regional atau yang biasa disebut PDRB. Dengan
memperhatikan
dan
menganalisis
PDRB,
pemerintah daerah dapat memulai, melanjutkan dan mengakselerasi pertumbuhan dengan kebijakan pembangunan yang tepat, sehinggga terjadi pembangunan yang berkelanjutan.
1.2. Tujuan Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan analisis adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya publikasi yang memuat analisis data dan informasi perkembangan ekonomi Kabupaten Pulau Morotai yang meliputi PDRB menurut Lapangan Usaha, Laju Pertumbuhan Ekonomi, Share dan pertumbuhan masing-masing Lapangan Usaha, PDRB perkapita, serta keterbandingan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Maluku Utara. 2. Tersedianya analisis data dan informasi perkembangan ekonomi Kabupaten Pulau Morotai sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan atau perumusan perencanaan oleh Pemerintah Daerah dan swasta dalam berbagai bidang pembangunan. 1.3. Ruang Lingkup dan Batasan Ruang lingkup dan batasan dalam Penyusunan Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013 adalah : 1. Pendapatan Regional yang dimaksud dalam publikasi ini adalah PDRB baik menurut pendekatan produksi maupun menurut pendekatan pendapatan. 2. Cakupan waktu yang dianalisis dari tahun 2011- 2013.
3
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
1.4. Sistematika Penulisan Bab I berisi pendahuluan yang memaparkan latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup dan batasan penulisan, serta sistematika penulisan. Bab II berisi konsep dan definisi yang digunakan dalam penulisan publikasi ini. Bab III berisi gambaran pendapatan regional Kabupaten Pulau Morotai, baik dari sisi produksi maupun dari sisi penggunaan. Disamping itu dijelaskan pula perkembangan laju perekonomian, struktur ekonomi, serta PDRB perkapita. Bab IV berisi gambaran perbandingan ekonomi kabupaten/kota. Pada bab ini dijelaskan kontribusi ekonomi kabupaten Pulau Morotai terhadap perekonomian Provinsi Maluku Utara serta keterbandingan spasial dengan kabupaten/kota lainnya. Dengan analisis Klassen Typology dijelaskan posisi Kabupaten Pulau Morotai terhadap perekonomian Maluku Utara.
4
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
BAB II KONSEP DAN DEFINISI
5
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
II. KONSEP & DEFINISI 2.1
Metode Penghitungan PDRB Penghitungan PDRB diperoleh melalui tiga pendekatan yaitu:
Pendekatan Produksi, Pendekatan Pendapatan dan Pendekatan Pengeluaran, yang selanjutnya dijelaskan sebagai berikut: a. Menurut Pendekatan Produksi PDRB merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Dalam PDRB, penyajian unit-unit produksi tersebut dikelompokkan kedalam sembilan sektor ekonomi atau lapangan usaha, yaitu: (1) Pertanian,
(2)
Pertambangan
&
Penggalian,
(3)
Industri
Pengolahan, (4) Listrik, Gas & Air Minum, (5) Bangunan, (6) Perdagangan, Hotel & Restoran, (7) Pengangkutan & Komunikasi, (8) Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan, serta (9) JasaJasa. b. Pendekatan Pendapatan PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktorfaktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Ukuran-ukuran tersebut dimasukkan dalam PDRB sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. c. Pendekatan Pengeluaran PDRB adalah penjumlahan seluruh komponen permintaan akhir, yaitu: 1. Pengeluaran
konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta
nirlaba
6
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
2. Konsumsi pemerintah 3. Pembentukkan modal tetap domestik bruto 4. Perubahan stok 5. Ekspor neto dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Ekspor neto adalah ekspor dikurangi impor. 2.2
Struktur Produk Domestik Regional Bruto Struktur PDRB dapat berbeda-beda tergantung dari sudut mana
suatu perekonomian ditinjau. Struktur dapat menurut : i
Lapangan Usaha
ii Andilnya Faktor Produksi iii Penggunaan Produk Akhir Jika suatu perekonomian dipandang sebagai : a. Suatu kumpulan dari unit-unit yang memproduksi barang dan jasa yang berasal dari berbagai lapangan usaha seperti Pertanian, Pertambangan
&
Penggalian,
Industri
Pengolahan
dan
sebagainya, maka struktur PDRBnya menurut lapangan usaha, berupa nilai tambah bruto yang tercipta oleh setiap unit produksi pada setiap lapangan usaha. b. Suatu kesatuan atau kombinasi dari orang-orang yang melakukan usaha dari segala macam bentuk usaha seperti pekerja, pemilik modal, golongan orang yang berusaha sendiri dan sejenisnya, maka struktur PDRBnya adalah menurut andilnya faktor produksi, dimana nilainya berupa jumlah pendapatan/balas jasa yang diterima oleh setiap individu yang berproduksi seperti pemilik modal, buruh dan sebagainya. c. Suatu
kumpulan
dari
unit-unit
yang
mengkonsumsi
dan
melakukan investasi, maka struktur PDRBnya adalah menurut penggunaan produk akhir.
7
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
2.2.1
PDRB menurut lapangan usaha Penyajian PDRB menurut lapangan usaha akan memberikan
gambaran mengenai peranan masing-masing sektor ekonomi yang berproduksi di suatu daerah. Untuk itu, unit-unit produksi di kelompokan menurut sembilan sektor ekonomi/lapangan usaha kemudian disajikan nilai tambah bruto atas dasar harga pasar dari masing-masing sektor tersebut. PDRB menurut lapangan usaha di bagi dalam sembilan sektor yaitu : i
pertanian
ii
pertambangan dan penggalian
iii
industri pengolahan
iv
listrik, gas dan air minum
v
bangunan
vi
perdagangan, hotel dan restoran
vii
pengangkutan dan komunikasi
viii
keuangan,persewaan dan jasa perusahaan
ix
jasa-jasa
2.2.2 PDRB menurut andilnya faktor produksi PDRB menurut andil faktor produksi ini disajikan menurut besarnya balas jasa yang di terima oleh masing-masing faktor produksi tersebut : a.
balas jasa yang di terima oleh pekerja berupa upah dan gaji
b.
pendapatan dari sewa tanah dan royalti
c.
pendapatan dari bunga modal
d.
keuntungan
8
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
2.2.3
PDRB menurut penggunaan produk akhir Penyajian
dalam
bentuk
ini
menggambarkan
bagaimana
penggunaan oleh berbagai golongan dalam masyarakat akan barang dan jasa yang diproduksi. Penggunaan disini terdiri dari penggunaan untuk keperluan konsumsi baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah dan penggunaan sebagai modal tetap bruto. Yang belum di gunakan pada tahun laporan akan disimpan sebagai stok, disamping itu ada juga yang digunakan sebagai barang-barang ekspor. Secara terperinci penyajian akan berbentuk:
2.3
a.
pengeluaran konsumsi rumah tangga
b.
pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba
c.
pengeluaran konsumsi pemerintah
d.
pembentukan modal tetap bruto
e.
perubahan stok
f.
ekspor neto (ekspor–impor)
Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Untuk dapat menyajikan PDRB atas dasar harga konstan
dengan tahun dasar tahun 2000, maka ada beberapa cara perhitungan yang digunakan antara lain sebagai berikut : 2.3.1. R e v a l u a s i Dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun 2000 dan hasilnya merupakan nilai produksi bruto dan biaya antara atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dari selisih nilai produksi bruto dengan biaya antara hasil perhitungan di atas.
9
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Dalam praktek sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara, karena mencakup komponen biaya antara yang terlalu banyak disamping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara nilai produksi bruto atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya antara terhadap nilai produksi bruto pada tahun dasar. 2.3.2. E k t r a p o l a s i Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2000 dengan indeks produksi. Sebagai ekstrapolator dapat memakai indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti ; tenaga kerja, jumlah perusahan, dan lainnya yang dianggap relevan dengan jenis kegiatan yang dihitung. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap perhitungan nilai produksi bruto.
2.3.3. D e f l a s i Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga yang dipakai sebagai deflator. Indeks harga sebagai deflator misalnya Indeks Harga Produsen dan Indeks Harga Perdagangan Besar sesuai cakupan komoditinya. Deflasi juga dapat dilakukan dengan cara mendeflate secara terpisah nilai biaya antara atas dasar harga berlaku dengan deflatornya masing-masing. Deflasi semacam ini disebut deflasi berganda. Indeks harga yang dipakai sebagai deflator untuk menghitung nilai produksi bruto atas dasar harga konstan biasanya merupakan
10
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya. Sedangkan deflasi terhadap biaya antara sangat sulit dilakukan, disamping karena komponennya terlalu banyak juga karena indeks harganya belum tersedia dengan baik.
2.4 Klassen Typology Analisis
pendapatan
regional
ini
juga
akan
melihat
keterbandingan kombinasi antara pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita kabupaten/kota, dengan pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita provinsi.
Analisis keterbandingan ini dilakukan dengan
menggunakan metoda analisis Klassen Typology . Klassen membagi menjadi empat kuadran yaitu daerah : a.
Mengalami pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih tinggi dari provinsi (kuadran I)
b.
Mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, namun PDRB per kapitanya lebih rendah dari provinsi (kuadran II)
c.
Mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, namun PDRB per kapitanya lebih tinggi dari provinsi (kuadran III)
d.
Mengalami pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih rendah dari provinsi (kuadran IV)
11
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
BAB III PENDAPATAN REGIONAL
12
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
III. PENDAPATAN REGIONAL Tujuan utama pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata dengan memanfaatkan secara optimal potensi dan sumber-sumber daya yang tersedia. Sejalan dengan maksud tersebut berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai khususnya untuk menciptakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan berusaha yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan demikian maka secara otomatis akan merangsang dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Berikut diuraikan kondisi perekonomian Kabupaten Pulau Morotai tahun 2013, serta perkembangannya dalam kurun 2011-2013. 3.1.
SISI PENYEDIAAN (Supply Side)
3.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam menganalisis pertumbuhan ekonomi kita harus hati-hati karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi bukan merupakan jaminan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Misalkan dalam kaitannya dengan masalah ketenagakerjaan, dimungkinkan terjadi pertumbuhan ekonomi tinggi namun penyerapan tenaga kerja rendah.
Hal ini
mungkin terjadi apabila pola pembangunan ekonomi difokuskan pada peningkatan nilai tambah semata namun kurang memperhatikan penyerapan tenaga kerja, misalnya pilihan untuk meningkatkan kinerja pada usaha bermodal besar namun sedikit menyerap tenaga kerja (pro capital) dibandingkan dengan berinvestasi dan meningkatkan kinerja pada usaha yang bermodal kecil namun lebih menyerap tenaga kerja (padat karya/pro labour). Dengan tingkat pertumbuhan yang
cukup
tinggi
diharapkan
produktifitas
dan
pendapatan
13
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
masyarakat akan meningkat melalui penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Berdasarkan
PDRB
atas
dasar
harga
konstan,
laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pulau Morotai tahun 2013 sebesar 6,33 persen, mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 7,83 persen.
Pertumbuhan ekonomi
sebesar 6,33 persen ini didukung oleh pertumbuhan positif disemua sektor, laju pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,31 persen. Sektor lain yang juga tumbuh cukup tinggi adalah sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan sebesar 8,14 persen. Selengkapnya pertumbuhan sektoral ekonomi Kabupaten Pulau Morotai dalam kurun waktu 20112013 dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut ini: Tabel 3.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011-2013 (Persen) 2011 6,02
TAHUN 2012 6,10
2013**) 5,54
Pertambangan & Penggalian
8,91
9,03
7,35
Industri
4,34
5,13
4,80
Listrik, Gas, dan Air Bersih
10,45
13,13
7,05
Konstruksi
17,02
22,47
6,55
Perdagangan, Hotel & Restoran
8,20
13,02
9,31
Transportasi & Komunikasi
6,44
7,66
4,13
Keuangan & Jasa Perusahaan
7,41
7,67
8,14
Jasa-Jasa
3,86
4,18
4,63
PDRB
6,28
7,83
6,33
Sektor Pertanian
Ket : **) Angka sementara
Kondisi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pulau Morotai dalam kurun waktu tiga tahun terakhir berfluktuasi pada kisaran 6,28
14
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
hingga
7,83 persen.
Sampai dengan tahun 2012 perekonomian
Kabupaten Pulau Morotai terus mengalami peningkatan hingga mencapai 7,83 persen, hal ini disebabkan adanya event internasional “Sail Morotai”. Namun di tahun 2013 perekonomian Kabupaten Pulau Morotai mengalami perlambatan yang disebabkan antara lain melambatnya laju produksi hasil pertanian dan perikanan. 3.1.2. Struktur Ekonomi Besarnya peran masing-masing sektor dalam pembentukan total PDRB mencerminkan struktur perekonomian wilayah yang bersangkutan. Pengamatan terhadap struktur ekonomi wilayah dalam kurun waktu tertentu akan memberikan gambaran kepada kita apakah perubahan struktur ekonomi yang terjadi mengakibatkan pergeseran struktur ekonomi dari primer ke sekunder ataukah dari sekunder ke tersier. Pergeseran strukutur ekonomi mendorong peningkatan produktivitas secara makro ekonomi,
yang sudah barang tentu
dibarengi dengan peningkatan pendapatan wilayah tersebut. Dengan demikian pergeseran struktur ekonomi sesuai dengan potensi wilayah dan struktur ekonomi ideal yang dicita-citakan masyarakat.
Gambar 3.1. Distribusi PDRB Kabupaten Pulau Morotai Menurut Sektor Tahun 2011 (Persen)
15
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Perekonomian Kabupaten Pulau Morotai didominasi oleh 3 (tiga) sektor
ekonomi
yang
utama,
yakni
sektor
Pertanian,
sektor
Perdagangan/Hotel/Restoran, serta Industri Pengolahan. Kontribusi ketiga sektor ini dalam perekonomian Kabupaten Pulau Morotai mencapai 84 persen. Sektor Pertanian dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tetap memberikan kontribusi terbesar. Melalui Gambar 3.1 dan 3.2 terlihat kontribusi sektor pertanian turun dari 44,54 persen di tahun 2011 menjadi 43,49 persen di tahun 2013. Sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai kontributor terbesar kedua, sumbangannya relatif meningkat yakni dari 21,29 persen di tahun 2011 menjadi 23,46 persen di tahun 2013. Sektor industri yang menempati posisi ketiga dengan kontribusi sebesar 18,32 persen di tahun 2011, turun menjadi 17,28 persen di tahun 2013. Sektor lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor transportasi dan komunikasi, serta sektor Jasa-Jasa. Kedua Sektor ini memberikan kontribusi masing-masing sebesar 6,28 persen dan 4,17 persen. Sektor kegiatan ekonomi yang memberikan kontribusi paling rendah adalah sektor pertambangan & penggalian yakni sebesar 0,33 persen.
Gambar 3.2. Distribusi PDRB Kabupaten Pulau Morotai Menurut Sektor Tahun 2013 (Persen)
16
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
3.1.3. PDRB Per Kapita Tingkat
kesejahteraan
masyarakat
secara
umum
bisa
ditunjukkan oleh meningkatnya tingkat pendapatan perkapita suatu wilayah.
Semakin tinggi tingkat perolehan pendapatan per kapita
menunjukkan Sebaliknya
semakin
tinggi
pula
tingkat
penurunan
pada
tingkat
kesejahteraannya.
pendapatan
per
kapita
menunjukkan tingkat kesejahteraan yang semakin menurun. Dengan asumsi bahwa pendapatan faktor dan transfer yang mengalir ke luar (transfer out) sama dengan yang masuk (transfer in), maka pendapatan per kapita dapat ditunjukkan melalui tingkat PDRB per kapita. PDRB per kapita penduduk Kabupaten Pulau Morotai dalam kurun 2011-2013 naik dari Rp 4,24 juta menjadi Rp 5,22 juta berdasarkan atas harga berlaku atau rata-rata meningkat sebesar 10,91 persen per tahun.
Akan tetapi bila ditelaah lebih lanjut,
kenaikan itu bukan nilai riil. Kenaikan yang terjadi lebih disebabkan oleh pengaruh kenaikan tingkat harga barang dan jasa atau inflasi. Kenyataan tersebut tercermin dari nilai PDRB per kapita atas dasar harga konstan, di mana dalam kurun waktu yang sama perolehannya hanya naik dari Rp 2,04 juta menjadi Rp 2,21 juta atau naik rata-rata sebesar 4,10 persen. Perlu diketahui bahwa indikator PDRB per kapita tidak sepenuhnya
menggambarkan
tingkat
pendapatan
per
kapita
penduduk. Indikator ini lebih tepat digunakan untuk menilai apakah upaya pembangunan ekonomi di suatu wilayah mampu meningkatkan capaian nilai tambah bagi masyarakat melalui hasil kreativitas usaha dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Namun dengan segala
keterbatasannya,
indikator
PDRB
per
kapita
dapat
menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
17
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Gambar 3.3. PDRB Perkapita Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011-2013 (Rupiah) 3.2.
SISI PERMINTAAN (Demand Side)
3.2.1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga PDRB atau pendapatan Kabupaten Pulau Morotai di tahun 2013 sebagian besar digunakan untuk Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga yaitu sebesar 71,77 persen.
Sungguhpun tingkat
pengeluaran konsumsi yang tinggi dapat menggerakan berbagai sektor ekonomi, namun dari sisi permintaan, perkembangan ekonomi yang baik harus berasal dari peningkatan kegiatan investasi dan ekspor. Selama periode 2011-2013 rata-rata porsi pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 72,50 persen per tahun. Dari tabel 3.2 terlihat bahwa komponen konsumsi rumahtangga di tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 5,77 persen.
Dalam tiga tahun
terakhir pertumbuhan yang cukup tinggi terjadi di tahun 2012 (8,56 persen).
Permintaan
untuk
memenuhi
kebutuhan
konsumsi
masyarakat akan direspon oleh sektor produksi dengan cara meningkatkan produksi. Jika sektor produksi domestik tidak dapat memenuhi, maka permintaan tersebut akan dipenuhi oleh barang dan
18
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
jasa dari luar wilayah Morotai. Perkembangan komponen konsumsi rumahtangga selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2. Komponen Konsumsi Rumahtangga Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011 – 2013 Rincian
TAHUN 2011
2012
2013**)
Nilai (Juta Rp) a. Adh berlaku
168.651,14
192.902,34
219.689,01
b. Adh konstan
104.000,45
112.903,71
119.421.81
8,48
8,56
5,77
73,04
72,67
71,77
Laju pertumbuhan (%) Kontribusi thd PDRB (%) **) Angka sementara
3.2.2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Bila
pengeluaran
konsumsi
rumahtangga
merupakan
komponen terbesar, maka konsumsi lembaga swasta nirlaba merupakan komponen terkecil.
Dalam kurun 2011-2013 kontribusi
pengeluaran ini tidak pernah mencapai satu persen. Rendahnya perhatian masyarakat terhadap keberadaannya merupakan salah satu faktor penyebab belum berkembangnya lembaga ini di Kabupaten Pulau Morotai. Pada tahun 2011 pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba sebesar Rp 1.780,71 juta, dan di tahun 2013 naik menjadi Rp 2.186,24 juta. Jika didasarkan atas dasar harga (adh) konstan 2000, maka pengeluaran ini tercatat sebesar Rp 1.030, 30 juta di tahun 2011, naik menjadi Rp 1.155,29 juta di tahun 2013. Dalam kurun 2011-2013 pertumbuhan komponen konsumsi lembaga nirlaba rata-rata sebesar 7,87 persen per tahun.
Laju
pertumbuhan tertinggi terjadi di tahun 2011 (11,81 persen), sedangkan terendah terjadi di tahun 2012 (5,24 persen).
19
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Tabel 3.3. Komponen Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011 – 2013 TAHUN
Rincian
2011
2012
2013**)
Nilai (Juta Rp) a. Adh berlaku
1.780,71
1.951,85
2.186,24
b. Adh konstan
1.030,30
1.084,28
1.155,29
11,81
5,24
6,55
0,77
0,74
0,73
Laju pertumbuhan Kontribusi thd PDRB **) Angka sementara
3.2.3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Suatu perekonomian yang belum berkembang, kemajuan ekonomi sangat dipengaruhi oleh besarnya komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah. Pengeluaran pemerintah ini utamanya akan menggerakan
sektor
Konstruksi
dan
sektor
Jasa.
Idealnya
pengeluaran pemerintah diarahkan pada kegiatan yang dapat merangsang kegiatan investasi dan ekspor. Jika pengeluaran lebih banyak digunakan untuk kegiatan
yang bersifat konsumtif, maka
sasaran pengembangan ekonomi akan sulit dicapai. Pada tahun 2013 pengeluaran konsumsi pemerintah mencapai Rp 109.674,48 juta.
Kontribusi pengeluaran konsumsi pemerintah
mencapai 36,50 persen dari total PDRB Kabupaten Pulau Morotai, dan merupakan komponen terbesar kedua setelah konsumsi rumahtangga. Dalam kurun 2011-2013 laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah rata-rata sebesar 7,76 persen per tahun. Pertumbuhan pengeluaran pemerintah dalam tiga tahun terakhir mengalami
penurunan;
tahun
2011
pertumbuhan
konsumsi
pemerintah sebesar 8,19 persen, dan melambat di tahun 2013 menjadi 5,41 persen.
20
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Tabel 3.4. Komponen Konsumsi Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011 – 2013 TAHUN
Rincian
2009
2010
2011**)
a. Adh berlaku
85.324,68
96.833,28
109.674,48
b. Adh konstan
42.708,04
46.838,99
49.373,25
8,19
9,67
5,41
36,95
36,48
36,50
Nilai (Juta Rp)
Laju pertumbuhan Kontribusi thd PDRB **) Angka sementara
3.2.4. Pembentukan Modal Tetap Bruto Salah satu variabel penting dalam upaya mengembangkan ekonomi wilayah adalah investasi.
Besarnya kegiatan investasi
tercermin dari komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Jika komponen PMTB dihubungkan dengan output perekonomian secara keseluruhan, akan diperoleh ukuran yang disebut dengan Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Dalam kurun 2011-2013 PMTB Pulau Morotai naik dari Rp 12.678,99 juta di tahun 2011 menjadi Rp 16.916,78 juta di tahun 2013. Jika didasarkan atas dasar harga konstan 2000 besaran ini naik dari Rp 5.274,06 juta di tahun 2011 menjadi Rp 6.397,48 juta di tahun 2013. Dengan demikian rata-rata laju pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir sebesar 10,66 persen per tahun.
Pertumbuhan tertinggi
terjadi di tahun 2012 (14,59 persen), dan terendah di tahun 2013 (5,85 persen).
Rata-rata kontribusi PMTB terhadap PDRB selama
periode 2011-2013 adalah 5,61 persen.
21
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Tabel 3.5. Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011 – 2013 TAHUN
Rincian
2011
2012
2013**)
Nilai (Juta Rp) a. Adh berlaku
12.678,99
15.127,13
16.916,78
b. Adh konstan
5.274,06
6.043,76
6.397,48
11,52
14,59
5,85
5,49
5,70
5,63
Laju pertumbuhan Kontribusi thd PDRB **) Angka sementara 3.2.5. Ekspor dan Impor
Nilai ekspor Kabupaten Pulau Morotai tahun 2011 sebesar Rp 74.767,79 juta, naik menjadi Rp 90.263,26 juta di tahun 2013. Demikian juga dengan nilai impornya; naik dari Rp 65.633,09 juta di tahun 2011 menjadi Rp 81.964,81 juta di tahun 2013. Dalam kurun 2011-2013 rata-rata kontribusi komponen ekspor terhadap PDRB sebesar 31,56 persen per tahun, sedangkan impor 27,71 persen per tahun.
Kontribusi ekspor terhadap pembentukan
PDRB Pulau Morotai dari tahun ke tahun mengalami penurunan, begitu juga dengan kontribusi impor. Tabel 3.6. Komponen Ekspor Barang dan Jasa Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011 – 2013 Rincian
TAHUN 2011
2012
2013**)
Nilai (Juta Rp) a. Adh berlaku
74.767,79
83.903,69
90.263,26
b. Adh konstan
36.327,21
39.401,88
40.725,38
3,68
8,46
3,36
32,38
31,61
30,70
Laju pertumbuhan (%) Kontribusi thd PDRB (%) **) Angka sementara
22
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Dalam kurun 2011-2013 pola pertumbuhan ekspor cenderung mengalami penurunan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,17 persen, sedangkan impor cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,55 persen per tahun. Laju pertumbuhan ekspor tertinggi terjadi di tahun 2012 (8,46 persen); dan laju pertumbuhan impor tertinggi terjadi di tahun 2013 (6,86 persen). Tabel 3.7. Komponen Impor Barang dan Jasa Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011 – 2013 Rincian
TAHUN 2011
2012
2013**)
a. Adh berlaku
65.633,09
72.799,34
81.964,81
b. Adh konstan
28.874,93
30.311,49
32.390,49
4,83
4,98
6,86
28,43
27,43
27,28
Nilai (Juta Rp)
Laju pertumbuhan Kontribusi thd PDRB **) Angka sementara
23
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
BAB IV PERBANDINGAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA
24
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
IV. PERBANDINGAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA Pada bab ini akan dibahas mengenai kondisi ekonomi di Kabupaten
Pulau
Morotai
dan
keterbandingannya
dengan
kabupaten/kota lainnya, serta kaitannya dengan kondisi ekonomi Provinsi Maluku Utara secara keseluruhan.
Kondisi perekonomian
yang dimaksud utamanya berkaitan dengan tingkat perekonomian, pertumbuhan ekonomi, dan struktur ekonomi wilayah.
Gambaran
tentang kondisi ekonomi tersebut berdasarkan hasil kajian atas indikator makro ekonomi yang diturunkan dari data PDRB. Pada bab ini juga akan dilihat keterbandingan kombinasi antara pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita Kabupaten Pulau Morotai, dengan pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita Provinsi Maluku Utara serta kabupaten/kota lainnya. Analisis keterbandingan ini
dilakukan
dengan menggunakan
metoda
analisis
Klassen
Typology. Klassen membagi menjadi empat kuadran yaitu daerah : e.
Mengalami pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih tinggi dari provinsi (kuadran I)
f.
Mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, namun PDRB per kapitanya lebih rendah dari provinsi (kuadran II)
g.
Mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, namun PDRB per kapitanya lebih tinggi dari provinsi (kuadran III)
h.
Mengalami pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih rendah dari provinsi (kuadran IV)
4.1 Tingkat Perekonomian Tingkat
perekonomian
suatu
wilayah
akan
mengalami
perubahan sejalan dengan pemanfaatan sumber daya alam dan faktor
25
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
produksi oleh unit usaha atau unit kegiatan ekonomi.
Tingkat
perekonomian tersebut tercermin dari besaran nilai PDRB atau Nilai Tambah Bruto yang diciptakan oleh seluruh unit kegiatan ekonomi yang berada di wilayah yang bersangkutan selama periode waktu tertentu. Berdasarkan kesamaan karakteristik dari barang dan jasa atau komoditas yang dihasilkan, masing-masing komoditas atau unit kegiatan ekonomi tersebut dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) lapangan usaha atau sektor ekonomi.
4.1.1
Peranan Daerah Otonom (Kabupaten/Kota) Peranan daerah otonom terhadap perekonomian Provinsi
Maluku Utara akan terlihat dari kontribusi PDRB masing-masing daerah otonom terhadap pembentukan PDRB Provinsi Maluku Utara. Selama
kurun
waktu
2011-2013,
kontribusi
ekonomi
Kabupaten Pulau Morotai terhadap perekonomian Maluku Utara ratarata sebesar 3,97 persen, terendah dibandingkan kabupaten/kota lainnya. Hal ini dapat dimaklumi mengingat Kabupaten Pulau Morotai merupakan kabupaten yang baru terbentuk. Namun bila dilihat perkembangan dari tahun ke tahun, nampak bahwa setiap tahunnya ada peningkatan share perekonomian Kabupaten Pulau Morotai terhadap perekonomian Provinsi Maluku Utara secara keseluruhan. Adanya effort pemerintah daerah untuk mendatangkan investasi dan menciptakan iklim usaha yang kondusif mulai menunjukkan hasilnya walaupun masih relatif kecil. Kota Ternate sebagai pusat perdagangan dan jasa di Provinsi Maluku Utara menempati urutan pertama dalam penciptaan nilai tambah.
Kontribusinya terus naik dari 19,50 persen tahun 2011
menjadi 19,98 persen tahun 2013.
Urutan kedua ditempati oleh
Kabupaten Halmahera Selatan yaitu 17,11 persen di tahun 2011 dan 17,00 persen tahun 2013. Sedangkan Kabupaten Halmahera Utara
26
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
dan Kabupaten Kepulauan Sula menempati urutan tiga dan empat dalam penciptaan nilai tambah di Provinsi Maluku Utara. Menarik untuk dicermati adalah pada Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Timur, daerah yang dikenal memiliki pertambangan.
Selama
tiga
tahun
terakhir
kontribusi
kedua
Kabupaten ini terus mengalami penurunan, diduga karena adanya pengurangan
ekspor bahan mentah hasil pertambangan sehingga
mengurangi produksi hasil pertambangan di kedua kabupaten ini. Selengkapnya peranan masing-masing kabupaten/kota dalam periode 2011-2013 terlihat pada Tabel 4.1 : Tabel 4.1. Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten/Kota Tahun 2011-2013 (Persen) Tahun Kabupaten/Kota
2011
2012
2013
Halmahera Barat
6,58
6,48
6,34
Halmahera Tengah
8,50
8,40
8,25
Kepulauan Sula
11,30
11,14
11,00
Halmahera Selatan
17,11
17,09
17,00
Halmahera Utara
15,34
15,48
15,73
Halmahera Timur
9,22
9,20
9,20
Pulau Morotai
3,93
3,98
3,99
19,50
19,69
19,98
8,52
8,54
8,50
Ternate Tidore Sumber : BPS, data diolah.
4.1.2
Pendapatan Per Kapita Pendapatan per kapita penduduk diperoleh dengan membagi
besaran PDRB masing-masing wilayah dengan banyaknya penduduk pertengahan tahun di wilayah bersangkutan.
Indikator ini dengan
27
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
segala kelemahannya lazim digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum. Tabel 4.2 PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah) Kabupaten/Kota
3,76
Tahun 2012 (3) 4,12
11,28
12,25
13,19
Kepulauan Sula
7,59
8,31
9,07
Halmahera Selatan
4,93
5,48
6,05
Halmahera Utara
5,43
6,09
6,84
Halmahera Timur
7,14
7,85
8,60
Pulau Morotai
4,24
4,74
5,22
Ternate
5,96
6,64
7,42
Tidore
5,45
6,10
6,78
Maluku Utara
5,66
6,34
6,93
(1) Halmahera Barat Halmahera Tengah
2011 (2)
2013 (4) 4,47
Sumber : BPS, data diolah.
Walaupun tingkat perekonomian yang tidak terlalu tinggi namun jumlah penduduk yang relatif kecil menyebabkan Kabupaten Halmahera Tengah dalam periode 2011-2013 tercatat sebagai penerima pendapatan per kapita terbesar, bahkan lebih tinggi dari pendapatan per kapita Provinsi Maluku Utara. Rata-rata PDRB per kapita Maluku Utara selama periode 2011-2013 sebesar Rp 6,31 juta, sedangkan dalam periode yang sama rata-rata PDRB per kapita Halmahera Tengah sebesar Rp 12,24 juta. Rata-rata PDRB perkapita Kabupaten Pulau Morotai selama tiga tahun terakhir tercatat sebesar 4,73 juta, masih dibawah rata-rata PDRB perkapita Provinsi Maluku Utara.
Selengkapnya
PDRB
per
kapita
masing-masing
kabupaten/kota terlihat pada Tabel 4.2.
28
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
4.1.3
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi tercermin dari besarnya persentase
kenaikan/penurunan PDRB atas dasar harga (adh) konstan terhadap PDRB adh konstan tahun sebelumnya. Penggunaan PDRB adh konstan dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh perubahan tingkat harga barang dan jasa.
Oleh karenanya pertumbuhan
ekonomi wilayah menggambarkan tingkat perkembangan riil atau perkembangan volume produksi barang dan jasa di wilayah bersangkutan. Tabel 4.3 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Menurut Kelompok Laju Pertumbuhan Tahun 2013 Laju Pertumbuhan (1)
Kabupaten/Kota (2) Halmahera Barat, >6,0 Kepulauan Sula, Halmahera Timur Halmahera Tengah, 6,0 – 6,9 Halmahera Selatan, Pulau Morotai, Tidore Kepulauan <7,0 Halmahera Utara, Ternate Sumber : BPS, data diolah
Banyaknya (3) 3
4 2
Jika seluruh daerah otonom diklasifikasikan menurut kelompok laju pertumbuhannya, maka pertumbuhan ekonomi tahun 2013 terlihat pada Tabel 4.3. Dilihat dari laju pertumbuhan ekonominya, maka tahun 2013 tercatat 5 (lima) kabupaten/kota memiliki pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari Provinsi Maluku Utara (6,12 persen) yaitu Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Halmahera Utara, Pulau Morotai, serta Kota Ternate. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki pertumbuhan dibawah Provinsi Maluku Utara adalah Kabupaten Halmahera Barat, Kepulauan Sula, Halamahera Timur, serta Kota Tidore Kepulauan.
29
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Sedangkan perkembangan tingkat pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota selama periode 2011-2013 dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2011-2013 (Persen) Kabupaten/Kota
Tahun
(1) Halmahera Barat
2011 (3) 5,62
2012 (4) 5,60
2013
Halmahera Tengah
6,88
7,05
6,45
Kepulauan Sula
6,39
6,42
5,84
Halmahera Selatan
5,66
6,64
6,41
Halmahera Utara
7,72
7,81
7,01
Halmahera Timur
7,01
6,74
5,99
Pulau Morotai
6,28
7,83
6,33
Ternate
8,07
8,09
7,56
Tidore
6,07
6,25
6,08
Maluku Utara
6,40
6,67
6,12
(5) 5,49
Sumber : BPS, data diolah
4.2 Struktur Ekonomi Wilayah Struktur ekonomi wilayah tercermin dari besarnya kontribusi PDRB masing-masing sektor ekonomi terhadap total PDRB. Dengan mengetahui struktur ekonomi wilayah, maka upaya pembangunan ekonomi dapat diarahkan sesuai dengan aspirasi masyarakat dan potensi wilayah. Struktur ekonomi juga dapat dijadikan acuan untuk merencanakan upaya perbaikan struktur, maupun penciptaan struktur ekonomi wilayah yang ideal dalam jangka panjang.
30
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
4.2.1
Sektor-Sektor Utama Seperti penjelasan pada bab sebelumnya, struktur ekonomi
Kabupaten Pulau Morotai pada tahun 2013 didominasi 3 (sektor) utama yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan/hotel/restoran, serta sektor industri pengolahan. Demikian pula halnya dengan perekonomian Maluku Utara tahun 2013 masih didominasi oleh 3 (tiga) sektor kegiatan ekonomi yakni sektor pertanian, sektor perdagangan/hotel/restoran,
serta
sektor
Industri
Pengolahan.
Kontribusi masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB Provinsi Maluku Utara tercatat sebesar 33,77 persen, 26,92 persen, dan 12,46 persen. Tabel 4.5 Peranan Sektor Pertanian Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013 Peranan (%) (1) >20,0
Kabupaten/Kota (2) Ternate Halmahera Tengah, 20,0 – 39,9 Halmahera Selatan Halmahera Barat, Kepulauan Sula, Halmahera Utara, < 40,0 Halmahera Timur, Pulau Morotai, Tidore Kepulauan Sumber : BPS, data diolah
Banyaknya (3) 1 2
6
Dominasi sektor Pertanian bukan hanya terjadi di Pulau Morotai, tetapi juga terjadi di semua kabupaten/kota kecuali di Kota Ternate. Dominasi sektor Pertanian tersebut secara rata–rata masih berkisar 37-50 persen. Jika seluruh kabupaten/kota diklasifikasikan menurut kelompok peranan sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB di masing-masing daerah, maka di tahun 2013 akan terlihat seperti pada Tabel 4.5.
31
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Tabel 4.6. Peranan Sektor Pertanian Kabupaten/Kota Tahun 2011-2013 (Persen) Kabupaten/Kota (1) Halmahera Barat
2011 (2) 41,53
Tahun 2012 (3) 42,43
2013 (4) 41,38
Halmahera Tengah
37,53
37,73
37,34
Kepulauan Sula
43,45
43,82
43,26
Halmahera Selatan
38,87
38,59
37,61
Halmahera Utara
41,10
41,53
41,19
Halmahera Timur
41,35
40,90
40,48
Pulau Morotai
44,54
43,78
43,49
Ternate
13,25
12,91
12,54
Tidore
49,92
49,24
48,48
Maluku Utara
35,83
34,91
33,77
Sumber : BPS, data diolah
Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa selama periode 2011-2013 kontribusi sektor Pertanian hampir di seluruh kabupaten/ kota secara rata-rata cenderung mengalami penurunan. Penurunan peranan sektor Pertanian tersebut merupakan pergeseran pada struktur perekonomian secara alamiah, dan hal tersebut terjadi karena ada sektor lain mulai meningkat produktivitasnya, disamping mulai beralihnya lahan pertanian menjadi pemukiman. Sektor
Perdagangan/Hotel/Restoran
sebagai
kontributor
terbesar kedua dalam perekonomian Maluku Utara, juga mewarnai kegiatan ekonomi di masing-masing kabupaten/kota. Pada sektor Perdagangan/Restoran/Hotel periode tahun 2011-2013, kontribusi sektor ini sebagian besar kabupaten/kota mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi di masing-masing daerah. Capaian kontribusi sektor tersebut untuk Provinsi Maluku Utara tahun 2011 sebesar 24,27 persen dan terjadi peningkatan pada
32
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
tahun 2013 menjadi sebesar 26,92 persen. Begitu pula peranan sektor ini terhadap perekonomian Kabupaten Pulau Morotai nampak menunjukkan peningkatan dari 21,29 persen di tahun 2011 menjadi 23,46 persen di tahun 2013. Geliat ekonomi menuju diterapkannya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) nampaknya mulai terlihat di Pulau Morotai. Jika seluruh daerah otonom diklasifikasikan menurut kelompok peran sektor Perdagangan/Hotel/Restoran terhadap perekonomian masing-masing wilayah, maka tahun 2013 akan terlihat gambaran seperti pada Tabel 4.7. berikut: Tabel 4.7. Peranan Sektor Perdagangan, Hotel, Restoran Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013 Peranan (%) (1) >20,0
20,0 – 29,9 < 30,0 Sumber : BPS, data diolah
Kabupaten/Kota (2) Halmahera Tengah, Halmahera Utara, Halmahera Timur Halmahera Barat, Kepulauan Sula, Halmahera Selatan, Pulau Morotai, Tidore Kepulauan Kota Ternate
Banyaknya (3) 3
5 1
33
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Peranan sektor Perdagangan/Hotel/Restoran selama periode waktu 2011-2013 terlihat pada Tabel 4.8. berikut: Tabel 4.8. Peranan Sektor Perdagangan, Hotel, Restoran Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2011-2013 (Persen) Kabupaten/Kota (1) Halmahera Barat
2011 (2) 27,43
Tahun 2012 (3) 27,61
2013 (4) 28,85
Halmahera Tengah
18,59
18,75
19,92
Kepulauan Sula
23,89
24,22
25,22
Halmahera Selatan
23,68
23,97
25,40
Halmahera Utara
18,37
18,37
19,50
Halmahera Timur
14,41
15,29
16,82
Pulau Morotai
21,29
22,62
23,46
Ternate
29,71
30,17
31,17
Tidore
27,78
28,61
29,48
Maluku Utara
24,27
25,57
26,92
Sumber : BPS, data diolah
Sektor Industri Pengolahan adalah sektor terbesar ke tiga terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Pulau Morotai, begitu juga terhadap PDRB Provinsi Maluku Utara. Periode tahun 2011-2013 sektor ini kontribusinya terhadap pembentukan PDRB Provinsi Maluku Utara mengalami penurunan dari 12,76 persen di tahun 2011 menjadi 12,46 persen di tahun 2013. Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Provinsi Maluku Utara mengalami penurunan, yaitu dari 12,76 persen di tahun 2011 menjadi 12,46 persen di tahun 2013. Kabupaten Halmahera Selatan tercatat sebagai daerah otonom yang sektor Industri Pengolahannya cukup dominan, sedangkan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian Kabupaten Pulau Morotai tahun 2013
34
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
sebesar 17,28. Jika seluruh kabupaten/kota diklasifikasikan menurut kelompok peran sektor Industri Pengolahan, maka akan terlihat gambaran seperti pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Peranan Sektor Industri Pengolahan Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013 Peranan (%) (1) >10,0 10,0 – 19,9 < 20,0
Kabupaten/Kota (2) Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Ternate, Tidore Kepulauan Halmahera Barat, Kepulauan Sula, Halmahera Utara, Pulau Morotai Halmahera Selatan
Banyaknya (3) 4
4 1
Sumber : BPS, data diolah
Selengkapnya peranan sektor Industri Pengolahan dan perubahannya di masing-masing kabupaten/kota dalam periode 20112013 terlihat pada Tabel 4.10. berikut: Tabel 4.10. Peranan Sektor Industri Pengolahan Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2011-2013 (Persen) Kabupaten/Kota (1) Halmahera Barat Halmahera Tengah Kepulauan Sula Halmahera Selatan Halmahera Utara Halmahera Timur Pulau Morotai Ternate Tidore Maluku Utara
2011 (4) 18,85 7,58 15,64 21,13 14,96 7,27 18,32 5,10 4,85 12,76
Tahun 2012 (5) 18,09 7,22 14,74 20,88 14,30 7,39 17,63 4,75 4,87 12,50
2013 (6) 17,91 7,08 14,13 20,40 14,25 7,80 17,28 4,64 4,83 12,46
Sumber : BPS, data diolah
35
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
4.2.2
Peranan Sektor Dominan Terhadap PDRB Provinsi Maluku Utara Berikut
diuraikan
peranan
sektor
pertanian,
sektor
perdagangan, serta sektor industri masing-masing kabupaten/kota dalam pembentukan PDRB di Provinsi Maluku Utara periode 20112013. Tabel 4.11. Peranan Sektor Pertanian Kabupaten/Kota Terhadap Sektor Pertanian Provinsi Tahun 2011-2013 (Persen) Kabupaten/Kota (1) Halmahera Barat
2011 (2) 7,55
Tahun 2012 (3) 7,62
2013 (4) 7,41
Halmahera Tengah
8,82
8,79
8,69
Kepulauan Sula
13,57
13,53
13,44
Halmahera Selatan
18,38
18,28
18,05
Halmahera Utara
17,42
17,82
18,29
Halmahera Timur
10,53
10,43
10,51
Pulau Morotai
4,84
4,83
4,90
Ternate
7,14
7,05
7,07
Tidore
11,75
11,65
11,64
Sumber : BPS, data diolah
Lima Kabupaten/kota yang menjadi penyumbang terbesar Sektor Pertanian di Provinsi Maluku Utara adalah Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Utara, Kabupaten Kepulauan Sula, Kota Tidore Kepulauan, serta Kabupaten Halmahera Timur. Peran sektor pertanian pada lima kabupaten/kota tersebut mencapai 70 (tujuh puluh) persen. Sedangkan kontribusi sektor pertanian Pulau Morotai terhadap pertanian Provinsi Maluku Utara hanya sebesar 4,90 persen saja. Sektor
Perdagangan/Hotel/Restoran
sebagai
kontributor
terbesar ke dua di Provinsi Maluku Utara pada 2013 banyak
36
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
disumbangkan oleh Kota Ternate, Halmahera Selatan, Halmahera Utara, serta Kepulauan Sula masing-masing sebesar 25,05 persen; 17,37 persen; 12,34 persen; dan 11,16 persen. Sedangkan sumbangan sektor perdagangan Kabupaten Pulau Morotai hanya sebesar
3,77
persen.
Selengkapnya
sumbangan
sektor
Perdagangan/Hotel/Restoran dari masing-masing kabupaten/kota terlihat pada Tabel 4.12. berikut: Tabel 4.12. Peranan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) Kabupaten/Kota Terhadap sektor PHR Provinsi Maluku Utara Tahun 2011-2013 (Persen) Kabupaten/Kota (1) Halmahera Barat
2011 (2) 7,76
Tahun 2012 (3) 7,55
2013 (4) 7,39
Halmahera Tengah
6,79
6,65
6,61
Kepulauan Sula
11,60
11,39
11,16
Halmahera Selatan
17,40
17,29
17,37
Halmahera Utara
12,11
12,00
12,34
Halmahera Timur
5,70
5,94
6,22
Pulau Morotai
3,59
3,80
3,77
Ternate
24,88
25,07
25,05
Tidore
10,17
10,31
10,09
Sumber : BPS, data diolah
Sektor Industri Pengolahan sampai dengan tahun 2013 sebagai penyumbang terbesar ke tiga dalam perekonomian Maluku Utara. Sekitar 60 persen disumbangkan oleh tiga kabupaten, yakni Halmahera Selatan, Halmahera Utara, serta Kabupaten Kepulauan Sula.
Sedangkan
sektor
industri
Kabupaten
Pulau
Morotai
menyumbang sekitar 5,88 persen terhadap sektor industri Provinsi Maluku Utara.
37
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Selengkapnya sumbangan sektor Industri Pengolahan dari masing-masing kabupaten/kota terlihat pada Tabel 4.13 berikut: Tabel 4.13. Peranan Sektor Industri Pengolahan Kabupaten/Kota terhadap Sektor Industri Pengolahan Provinsi Maluku Utara, Tahun 2011-2013 (Persen) Kabupaten/Kota (1) Halmahera Barat
2011 (4) 10,04
Tahun 2012 (5) 9,82
2013 (6) 9,69
Halmahera Tengah
5,21
5,08
4,98
Kepulauan Sula
14,30
13,75
13,25
Halmahera Selatan
29,23
29,86
29,57
Halmahera Utara
18,57
18,55
19,11
Halmahera Timur
5,42
5,69
6,12
Pulau Morotai
5,82
5,88
5,88
Ternate
8,04
7,90
7,91
Tidore
3,37
3,48
3,50
Sumber : BPS, data diolah
4.3 Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Per Kapita Upaya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi perlu dibarengi dengan upaya peningkatan pendapatan atau PDRB per kapita penduduk. Kedua strategi pembangunan ekonomi ini perlu dilakukan secara bersamaan agar pembangunan ekonomi yang dilaksanakan berdampak
pada
tingkat
kesejahteraan
masyarakat.
Laju
pertumbuhan ekonomi hanya dapat terwujud bila aktivitas produksi dan
investasi
meningkat,
bersamaan
dengan
itu
pendapatan
penduduk dapat ditingkatkan melalui keterlibatannya di dalam dua proses tersebut.
Bila melihat capaian laju pertumbuhan ekonomi
selama tahun 2013, laju perekonomian Kabupaten Pulau Morotai
38
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
masih diatas Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Maluku Utara, sedangkan PDRB perkapita Kabupaten Pulau Morotai masih berada dibawah PDRB perkapita Provinsi Maluku Utara. Berikut disajikan capaian laju pertumbuhan dan PDRB per kapita kabupaten/kota maupun provinsi tahun 2013 :
Tabel 4.14 Laju Pertumbuhan dan PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2013 Pertumbuhan (Persen) (2) 5,49
PDRB Perkapita (Juta Rupiah) (3) 4,47
Halmahera Tengah
6,45
13,19
Kepulauan Sula
5,84
9,07
Halmahera Selatan
6,41
6,05
Halmahera Utara
7,01
6,84
Halmahera Timur
5,99
8,60
Pulau Morotai
6,33
5,22
Ternate
7,56
7,42
Tidore
6,08
6,78
Maluku Utara
6,12
6,93
Kabupaten/Kota (1) Halmahera Barat
Sumber : BPS, data diolah
Melalui analisis kuadran, pencapaian laju dan pendapatan per kapita di masing-masing daerah otonom dan pencapaian indikator yang sama di tingkat provinsi tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut:
39
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Tabel 4.15. Kedudukan Kabupaten/Kota Menurut Kriteria Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Per Kapita Tahun 2013 PDRB Perkapita Lebih Rendah Lebih Tinggi
Laju pertumbuhan
Uraian
Lebih Tinggi
Halsel, Halut, Morotai
Ternate, Halteng
Lebih Rendah
Halbar, Tikep
Kepsul, Haltim
Melalui analisis kuadran, pencapaian laju dan pendapatan per kapita di masing-masing kabupaten/kota dan pencapaian indikator yang sama di tingkat Provinsi tahun 2013 dapat dijelaskan posisi dari masing-masing daerah otonom. Dari Diagram tersebut dapat diketahui bahwa : a.
Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Tengah, tercatat sebagai daerah yang laju pertumbuhan dan PDRB per kapitanya lebih tinggi dari provinsi
b.
Kabupaten
Halmahera
Utara,
Halmahera
Selatan
dan
Kabupaten Pulau Morotai tercatat sebagai daerah yang laju pertumbuhannya lebih tinggi dari Provinsi, tetapi PDRB per kapitanya lebih rendah. c.
Kabupaten Kepulauan Sula, serta Kabupaten Halmahera Timur tercatat sebagai daerah yang laju pertumbuhan ekonominya lebih rendah dari provinsi, namun PDRB perkapitanya lebih tinggi.
d.
Kabupaten Halmahera Barat, serta Kota Tidore Kepulauan tercatat sebagai daerah yang laju pertumbuhan dan PDRB per kapitanya lebih rendah dari provinsi.
40
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Namun demikian perlu dicatat bahwa pengelompokkan ini adalah
bersifat
dinamis
karena
sangat
tergantung
pada
perkembangan kegiatan pembangunan pada kabupaten dan kota yang bersangkutan. Ini berarti bahwa dalam beberapa tahun kedepan, pengelompokkan akan dapat berubah sesuai dengan perkembangan laju pertumbuhan dan tingkat pendapatan perkapita daerah yang bersangkutan. Perubahan tersebut akan mudah terjadi pada daerahdaerah yang kondisinya telah berada dekat dengan batas rata-rata tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita.
Gambar 4.1 Pengelompokan Daerah Kabupaten/Kota Menurut Klassen Tipology
41
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
DAFTAR PUSTAKA BPS Kabupaten Bogor, Analisis Keterkaitan Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Bogor , Cibinong 2013 BPS Kabupaten Pulau Morotai, Morotai Dalam Angka 2014, Morotai 2014. BPS Kabupaten Pulau Morotai, PDRB Kabupaten Pulau Morotai Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013, Morotai 2014. BPS Kabupaten Pulau Morotai, PDRB Menurut Penggunaan Tahun 2013, Morotai 2014. BPS Provinsi Maluku Utara, Tinjauan Perekonomian Provinsi Maluku Utara 2012, Ternate 2013.
42
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
LAMPIRAN TABEL
43
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Lampiran 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah) SEKTOR/SUB SEKTOR
2011
TAHUN 2012*)
2013**)
1. Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan & Hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
102.844,14 25.363,56 34.197,45 3.161,98 21.544,26 18.576,89
116.214,72 28.789,00 39.312,38 3.497,41 23.211,46 21.404,47
130.691,07 32.587,14 44.845,33 3.878,37 24.616,13 24.764,10
2. Pertambangan & Penggalian a. Minyak & Gas Bumi b. Pertambangan Non Migas C. Penggalian
798,26 798,26
908,01 908,01
1.005,03 1.005,03
42.308,67 42.308,67
46.792,28 46.792,28
51.913,70 51.913,70
4. Listrik, Gas dan Air Bersih a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
1.202,00 304,25 897,75
1.457,42 371,12 1.086,30
1.646,32 423,67 1.222,65
5. Bangunan
3.699,33
4.933,46
5.543,61
6. Perdagangan, Hotel & Restoran a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
49.149,80
60.035,95
70.488,41
47.329,06 616,16 1.204,58
57.871,68 744,11 1.420,16
68.104,70 823,63 1.560,08
7. Transportasi & Komunikasi 7.1 Transportasi a. Angkutan Rel b. Angkutan Jalan Raya c. Angkutan laut d. Angkutan Penyeberangan e. Angkutan udara f. Jasa Penunjang Angkutan 7.2 Komunikasi a. Pos & Telekomunikasi b. Penunjang Komunikasi
14.946,01 7.812,90 2.703,41 4.120,96 451,32 537,21 7.133,10 7.133,10 -
17.017,31 8.984,09 3.175,28 4.655,27 542,38 611,16 8.033,22 8.033,22 -
18.881,61 9.919,27 3.637,37 4.953,15 632,38 696,37 8.962,33 8.962,33 -
3. Industri Pengolahan a. Industri Migas b. Industri Non Migas
44
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
SEKTOR/SUB SEKTOR 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 9.1 Pemerintahan Umum a. Adm. Pemerintahan b. Jasa Pemerintahan Lainnya 9.2 Swasta a. Sosial Kemasyarakatan b. Hiburan & Rekreasi c. Perorangan & Rumahtangga PDRB
2011
TAHUN 2012*)
2013**)
5.990,06 1.198,68
6.840,13 1.372,54
7.798,40 1.602,87
336,12 4.342,04 113,22 9.957,03 6.604,86 6.604.86
378,81 4.963,57 125,21 11.233,32 7.511,39 7.511,39
421,37 5.637,87 136,28 12.544,40 8.356,42 8.356,42
3.352,17 1.986,25 163,02
3.721,93 2.145,68 190,36
4.187,98 2.407,26 213,37
1.202,90 230.895,29
1.385,89 265.432,59
1.567,35 300.512,56
45
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Lampiran 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)
1. Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan & Hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
2011 45.806,45 11.308,74 20.022,97 965,32 6.998,37 6.511,05
TAHUN 2012*) 48.598,95 12.110,64 21.453,79 992,08 7.169,02 6.873,42
2013**) 51.289,23 12.853,57 22.850,57 1.034,37 7.274,34 7.276,38
2. Pertambangan & Penggalian a. Minyak & Gas Bumi b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian
259,96 0,00 0,00 259,96
283,43 0,00 0,00 283,43
304,27 0,00 0,00 304,27
22.263,88 22.263,88
23.405,66 23.405,66
24.529,94 24.529,94
402,39 123,95 278,44
455,23 142,24 312,99
487,31 154,03 333,28
1.180,05
1.445,21
1.539,87
6. Perdagangan, Hotel & Restoran a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
27.152,89
30.687,07
33.545,49
26.361,51 210,07 581,31
29.809,02 237,42 640,63
32.632,37 249,87 663,25
7. Transportasi & Komunikasi 7.2 Transportasi a. Angkutan Rel b. Angkutan Jalan Raya c. Angkutan laut d. Angkutan Penyeberangan e. Angkutan udara f. Jasa Penunjang Angkutan 7.2 Komunikasi a. Pos & Telekomunikasi b. Penunjang Komunikasi
5.761,96 3.974,21 1.257,28 2.300,67 187,35 228,91 1.787,75 1.787,75 -
6.203,17 4.287,48 1.381,77 2.448,32 211,71 245,68 1.915,69 1.915,69 -
6.459,34 4.429,98 1.478,85 2.456,27 232,37 262,49 2.029,36 2.029,36 -
SEKTOR/SUB SEKTOR
3. Industri Pengolahan a. Industri Migas b. Industri Non Migas 4. Listrik, Gas dan Air Bersih a. Listrik b. Gas c. Air Bersih 5. Bangunan
46
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
SEKTOR/SUB SEKTOR 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 9.1 Pemerintahan Umum a. Adm. Pemerintahan b. Jasa Pemerintahan Lainnya 9.2 Swasta a. Sosial Kemasyarakatan b. Hiburan & Rekreasi c. Perorangan & Rumahtangga PDRB
2011
TAHUN 2012*)
2013**)
2.805,49 511,29
3.020,76 549,35
3.266,67 602,78
158,65 2.091,28 44,27 5.362,71 3.808,55 3.808,55
169,38 2.254,79 47,24 5.586,92 3.985,26 3.985,26
178,64 2.435,87 49,38 5.845,85 4.168,65 4.168,65
1.554,16 924,42 65,39
1.601,66 954,69 68,02
1.677,20 1.001,47 70,37
564,35 110.995,78
578,95 119.686,40
605,36 127.267,99
47
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Lampiran 3. Distribusi PDRB Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011-2013 (Persen)
1. Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan & Hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
2011 44,54 10,98 14,81 1,37 9,33 8,05
TAHUN 2012*) 43,78 10,85 14,81 1,32 8,74 8,06
2013**) 43,50 10,85 14,93 1,29 8,19 8,24
2. Pertambangan & Penggalian a. Minyak & Gas Bumi b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian
0,35 0,35
0,34 0,34
0,33 0,33
18,32 18,32
17,63 17,63
17,28 17,28
4. Listrik, Gas dan Air Bersih a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
0,52 0,13 0,39
0,55 0,14 0,41
0,55 0,14 0,41
5. Bangunan
1,60
1,86
1,85
6. Perdagangan, Hotel & Restoran a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
21,29
22,62
23,46
20,50 0,27 0,52
21,80 0,28 0,54
22,67 0,27 0,52
7. Transportasi & Komunikasi 7.3 Transportasi a. Angkutan Rel b. Angkutan Jalan Raya c. Angkutan laut d. Angkutan Penyeberangan e. Angkutan udara f. Jasa Penunjang Angkutan 7.2 Komunikasi a. Pos & Telekomunikasi b. Penunjang Komunikasi
6,47 3,38 1,17 1,78 0,20 0,23 3,09 3,09 -
6,41 3,38 1,20 1,75 0,20 0,23 3,03 3,03 -
6,26 3,28 1,21 1,63 0,21 0,23 2,98 2,98 -
SEKTOR/SUB SEKTOR
3. Industri Pengolahan a. Industri Migas b. Industri Non Migas
48
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
SEKTOR/SUB SEKTOR 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 9.1 Pemerintahan Umum a. Adm. Pemerintahan b. Jasa Pemerintahan Lainnya 9.2 Swasta a. Sosial Kemasyarakatan b. Hiburan & Rekreasi c. Perorangan & Rumahtangga PDRB
2011
TAHUN 2012*)
2013**)
2,59
2,58
2,60
0,52
0,52
0,53
0,15 1,88 0,05 4,31 2,86 2,86 1,45 0,86 0,07 0,52 100,00
0,14 1,87 0,05 4,23 2,83 2,83 1,40 0,81 0,07 0,52 100,00
0,14 1,88 0,05 4,18 2,78 2,78 1,39 0,80 0,07 0,52 100,00
49
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Lampiran 4. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011-2013 (Persen)
1. Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan & Hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
2011 6,02 6,71 7,32 2,55 2,76 5,05
TAHUN 2012*) 6,10 7,09 7,15 2,77 2,44 5,57
2013**) 5,54 6,13 6,51 4,26 1,47 5,86
2. Pertambangan & Penggalian a. Minyak & Gas Bumi b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian
8,91 8,91
9,03 9,03
7,35 7,35
3. Industri Pengolahan a. Industri Migas b. Industri Non Migas
4,34 4,34
5,13 5,13
4,80 4,80
4. Listrik, Gas dan Air Bersih a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
10,45 11,84 9,84
13,13 14,76 12,41
7,05 8,29 6,48
5. Bangunan
17,02
22,47
6,55
6. Perdagangan, Hotel & Restoran a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
8,20
13,02
9,31
8,21 8,03 7,91
13,08 13,02 10,20
9,47 5,25 3,53
7. Transportasi & Komunikasi 7.4 Transportasi a. Angkutan Rel b. Angkutan Jalan Raya c. Angkutan laut d. Angkutan Penyeberangan e. Angkutan udara f. Jasa Penunjang Angkutan 7.2 Komunikasi a. Pos & Telekomunikasi b. Penunjang Komunikasi
6,44 6,78 9,49 5,18 9,16 6,64 5,69 5,69 -
7,66 7,88 9,90 6,42 13,00 7,33 7,16 7,16 -
3,65 2,62 7,03 -0,90 9,76 6,84 5,93 5,93 -
SEKTOR/SUB SEKTOR
50
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
SEKTOR/SUB SEKTOR 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 9.1 Pemerintahan Umum a. Adm. Pemerintahan b. Jasa Pemerintahan Lainnya 9.2 Swasta a. Sosial Kemasyarakatan b. Hiburan & Rekreasi c. Perorangan & Rumahtangga PDRB
2011
TAHUN 2012*)
2013**)
7,41
7,67
8,14
6,97
7,44
9,73
6,61 7,60 6,29 3,86 4,38 4,38 2,62 2,79 3,83 2,20 6,28
6,76 7,82 6,71 4,18 4,64 4,64 3,06 3,27 4,02 2,59 7,83
5,46 8,03 4,53 4,63 4,60 4,60 4,72 4,90 3,45 4,56 6,33
51
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Lampiran 5. Indeks Implisit PDRB Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011-2013
1. Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan & Hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
2011 224,52 224,28 170,79 327,56 307,85 285,31
TAHUN 2012*) 239,13 237,72 183,24 352,53 323,77 311,41
2013**) 254,81 253,53 196,25 374,95 338,40 340,34
2. Pertambangan & Penggalian a. Minyak & Gas Bumi b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian
307,07 307,07
320,36 320,36
330,31 330,31
3. Industri Pengolahan a. Industri Migas b. Industri Non Migas
190,03 190,03
199,92 199,92
211,63 211,63
4. Listrik, Gas dan Air Bersih a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
298,71 245,46 322,42
320,15 260,91 347,07
337,84 275,05 366,85
5. Bangunan
313,49
341,37
360,00
6. Perdagangan, Hotel & Restoran a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
181,01
195,64
210,13
179,54 293,31 207,22
194,14 313,42 221,68
208,70 329,62 235,22
7. Transportasi & Komunikasi 7.5 Transportasi a. Angkutan Rel b. Angkutan Jalan Raya c. Angkutan laut d. Angkutan Penyeberangan e. Angkutan udara f. Jasa Penunjang Angkutan 7.2 Komunikasi a. Pos & Telekomunikasi b. Penunjang Komunikasi
259,39 196,59 215,02 179,12 240,90 234,68 399,00 399,00 -
274,33 209,54 229,80 190,14 256,19 248,76 419,34 419,34 -
292,74 224,06 245,96 201,65 272,14 265,30 441,63 441,63 -
SEKTOR/SUB SEKTOR
52
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
SEKTOR/SUB SEKTOR 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 9.1 Pemerintahan Umum a. Adm. Pemerintahan b. Jasa Pemerintahan Lainnya 9.2 Swasta a. Sosial Kemasyarakatan b. Hiburan & Rekreasi c. Perorangan & Rumahtangga PDRB
2011
TAHUN 2012*)
2013**)
213,51
226,44
238,73
234,44
249,85
265,91
211,86 207,63 255,75 185,67 173,42 173,42 215,69 214,86 249,31 213,15 208,02
223,65 220,13 265,05 201,06 188,48 188,48 232,38 224,75 279,86 239,38 221,77
235,89 231,45 275,99 214,59 200,46 200,46 249,70 240,37 303,24 258,91 236,13
53
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Lampiran 6. Laju Indeks Implisit PDRB Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011-2013
1. Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan & Hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
2011 5,19 3,59 6,28 5,88 4,63 8,24
TAHUN 2012*) 6,51 5,99 7,29 7,62 5,17 9,15
2013**) 6,56 6,65 7,10 6,36 4,52 9,29
2. Pertambangan & Penggalian a. Minyak & Gas Bumi b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian
3,98 3,98
4,33 4,33
3,10 3,10
3. Industri Pengolahan a. Industri Migas b. Industri Non Migas
5,19 5,19
5,20 5,20
5,86 5,86
4. Listrik, Gas dan Air Bersih a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
5,01 3,23 5,76
7,18 6,30 7,65
5,52 5,42 5,70
5. Bangunan
7,95
8,89
5,46
6. Perdagangan, Hotel & Restoran a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
7,84
8,08
7,41
7,97 4,27 5,01
8,13 6,85 6,98
7,50 5,17 6,11
7. Transportasi & Komunikasi 7.6 Transportasi a. Angkutan Rel b. Angkutan Jalan Raya c. Angkutan laut d. Angkutan Penyeberangan e. Angkutan udara f. Jasa Penunjang Angkutan 7.2 Komunikasi a. Pos & Telekomunikasi b. Penunjang Komunikasi
4,16 5,22 4,21 5,80 4,13 4,04 3,39 3,39 -
5,76 6,59 6,87 6,15 6,35 6,00 5,10 5,10 -
6,71 6,93 7,03 6,05 6,23 6,65 5,32 5,32 -
SEKTOR/SUB SEKTOR
54
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
SEKTOR/SUB SEKTOR 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 9.1 Pemerintahan Umum a. Adm. Pemerintahan b. Jasa Pemerintahan Lainnya 9.2 Swasta a. Sosial Kemasyarakatan b. Hiburan & Rekreasi c. Perorangan & Rumahtangga PDRB
2011
TAHUN 2012*)
2013**)
5,76 5,23
6,05 6,57
5,43 6,43
7,93 5,82 3,76 5,50 5,90 5,90 4,99 4,02 3,68 6,78 5,77
5,56 6,02 3,64 8,29 8,68 8,68 7,74 4,60 12,25 12,31 6,61
5,47 5,14 4,13 6,73 6,36 6,36 7,45 6,95 8,35 8,16 6,48
55
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Lampiran 7. Source Of Growth PDRB Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2011-2013
1. Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan & Hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
2011 2,49 0,68 1,31 0,02 0,18 0,30
TAHUN 2012*) 2,52 0,72 1,29 0,02 0,15 0,33
2013**) 2,25 0,62 1,17 0,04 0,09 0,34
2. Pertambangan & Penggalian a. Minyak & Gas Bumi b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian
0,02 0,02
0,02 0,02
0,02 0,02
3. Industri Pengolahan a. Industri Migas b. Industri Non Migas
0,89 0,89
1,03 1,03
0,94 0,94
4. Listrik, Gas dan Air Bersih a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
0,04 0,01 0,02
0,05 0,02 0,03
0,03 0,01 0,02
5. Bangunan
0,16
0,24
0,08
6. Perdagangan, Hotel & Restoran a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
1,97
3,18
2,39
1,91 0,01 0,04
3,11 0,02 0,05
2,36 0,01 0,02
7. Transportasi & Komunikasi 7.7 Transportasi a. Angkutan Rel b. Angkutan Jalan Raya c. Angkutan laut d. Angkutan Penyeberangan e. Angkutan udara f. Jasa Penunjang Angkutan 7.2 Komunikasi a. Pos & Telekomunikasi b. Penunjang Komunikasi
0,33 0,24 0,10 0,11 0,02 0,01 0,09 0,09 -
0,40 0,28 0,11 0,13 0,02 0,02 0,12 0,12 -
0,19 0,09 0,08 -0,02 0,02 0,01 0,09 0,09 -
SEKTOR/SUB SEKTOR
56
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
SEKTOR/SUB SEKTOR 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 9.1 Pemerintahan Umum a. Adm. Pemerintahan b. Jasa Pemerintahan Lainnya 9.2 Swasta a. Sosial Kemasyarakatan b. Hiburan & Rekreasi c. Perorangan & Rumahtangga PDRB
2011
TAHUN 2012*)
2013**)
0,19 0,03
0,19 0,03
0,21 0,04
0,01 0,14 0,00 0,19 0,15 0,15 0,04 0,02 0,00 0,01 6,28
0,01 0,15 0,00 0,20 0,16 0,16 0,04 0,03 0,00 0,01 7,83
0,01 0,15 0,00 0,22 0,15 0,15 0,06 0,04 0,00 0,02 6,33
57
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Lampiran 8. PDRB Kabupaten Pulau Morotai Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)
Komponen
Tahun 2011
Konsumsi Rumah Tangga
2012
2013
168.651,14
192.902,34
215.689,01
1.780,71
1.951,85
2.186,24
Konsumsi Pemerintah
85.324,68
96.833,28
109.674,48
PMTB
12.678,99
15.127,13
16.916,78
-47.674,93
-52.486,36
-54.252,38
Ekspor Barang & Jasa
74.767,79
83.903,69
92.263,26
Impor Barang dan Jasa
65.633,09
72.799,34
81.964,81
230.895,29
265.432,59
300.512,56
Konsumsi LNPRT
Perubahan Stok
PDRB
58
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Lampiran 9. PDRB Kabupaten Pulau Morotai Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)
Komponen
Tahun 2011
Konsumsi Rumah Tangga
2012
2013
104.000,45
112.903,71
119.421,81
1030,30
1.084,28
1.155,29
42.708,04
46.838,99
49.373,25
5.274,06
6.043,76
6.397,48
-49.469,35
-56.274,73
-57.414,73
Ekspor Barang & Jasa
36.327,21
39.401,88
40.725,38
Impor Barang dan Jasa
28.874,93
30.311,49
32.390,49
110.995,78
119.686,40
127.267,99
Konsumsi LNPRT Konsumsi Pemerintah PMTB Perubahan Stok
PDRB
59
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Lampiran 10. Distribusi PDRB Kabupaten Pulau Morotai Menurut Penggunaan Tahun 2011-2013 (Persen)
Komponen
Tahun 2011
Konsumsi Rumah Tangga
2012
2013
73,04
72,67
71,77
0,77
0,74
0,73
36,95
36,48
36,50
5,49
5,70
5,63
-20,21
-19,77
-18,05
Ekspor Barang & Jasa
32,38
31,61
30,70
Impor Barang dan Jasa
28,43
27,43
27,28
100,00
100,00
100,00
Konsumsi LNPRT Konsumsi Pemerintah PMTB Perubahan Stok
PDRB
60
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Lampiran 11. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pulau Morotai Menurut Penggunaan Tahun 2011-2013 (Persen)
Komponen
Tahun 2011
Konsumsi Rumah Tangga
2012
2013
8,48
8,56
5,77
11,81
5,24
6,55
8,19
9,67
5,41
PMTB
11,52
14,59
5,85
Perubahan Stok
12,30
13,76
2,03
Ekspor Barang & Jasa
3,68
8,46
3,36
Impor Barang dan Jasa
4,83
4,98
6,86
PDRB
6,28
7,83
6,33
Konsumsi LNPRT Konsumsi Pemerintah
61
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Lampiran 12. PDRB Per Kapita Kabupaten Pulau Morotai Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2013 Rincian
2011
2012*)
2013**)
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
230.895,29
265.432,59
300.452,06
54.447
55.985
57.534
4.741.137,67
5.222.165,32
Penduduk Tahun (Jiwa)
Pertengahan
PDRB Perkapita (Rupiah)
4.240.734,76
62
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
Lampiran 13. PDRB Per Kapita Kabupaten Pulau Morotai Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2013 Rincian
2011
2012*)
2013**)
PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah)
110.995,78
119.686,40
127.237,99
Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa)
54.447
55.985
57.534
2.038.602,26
2.137.829,78
2.211.526,86
PDRB perkapita (Rupiah)
63
Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013
64