STUDI PEMANFAATAN POHON AREN (Arenga pinnata Merr) (study on utilization of Palm trees (Arenga pinnata Merr.) Yusdi Tamrin Mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Malang Agus Sukarno dan Niniek Dyah Kusumawardani Dosen Institut Pertanian Malang ABSTRAK Pohon aren tergolong hasil hutan non kayu yang dapat dimanfaatkan sebagai solusi untuk pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat pedesaan, baik secara ekologis, sosial budaya dan ekonomi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pemanfaatan pohon aren secara ekologis, sosial budaya dan ekonomi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Pebruari 2013 di Desa Papaloang, Kecamatan Bacan Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan. Penelitian menggunakan metode survei dengan penentuan responden secara acak sederhana dan bola salju. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi di lapang. Parameter yang diamati penelitian ini ialah manfaat pohon aren secara ekologis,sosial budaya dan ekonomi. Analisis data yang digunakan ialah analisis deskriptif dan nilai tambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan pohon aren secara ekologis oleh responden ialah bagian akar yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan juga berfungsi sebagai konservasi. Pemanfaatan pohon aren secara sosial budaya meliputi daun, buah, batang, kulit batang, ijuk dan empulur. Pemanfaatan pohon aren secara ekonomi memberikan rata-rata nilai tambah (dari pengolahan nira menjadi gula aren) Rp 1.090,406 per bungkus. Pemasaran gula aren terdiri atas 3 (tiga) alur ialah; (1) produsen - pedagang – pengumpul; (2) produsen - pasar; dan (3) produsen - konsumen. Kata Kunci : Studi, Pemanfaatan, Pohon Aren
ABSTRACT Palm tree belongs to the non-wood forest products that can be used as a solution for the fulfillment of the needs of the rural community life, whether in the social, cultural and ecological economics. The purpose of research to determine the utilization of Palm trees, ecologically, socio-cultural and economic. The research was carried out in January-February 1995 in the village of Papaloang, district of South Halmahera Regency or Halmahera, Bacan Island South. Research using survey method with simple pinpointing respondents randomly and snowballs. Data collection was conducted through interviews and observations in the field. The observed parameters of this research is to benefit the tree aren ecologically, socio-cultural and economic. Analysis of the data used is descriptive analysis and added value. The results showed that the utilization of Palm trees are ecologically by the respondents is that the roots are used as a traditional medicine and also served as conservation. Palm tree utilization of social culture include the leaves, fruit, stem, bark, straw roofs and pith. Utilization of Palm trees economically provide the average value (processing of nira became Palm sugar) of Rp 1,090,406 per pack. Marketing of Palm sugar is made up of three (3) Groove is; (1) the manufacturer-merchant% u2013 gatherers; (2) manufacturer-market; and (3) the producerconsumer. Keywords: study, on utilization, of Palm trees
1
PENDAHULUAN
pohon tidak berduri, tidak bercabang, tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter pohon dapat mencapai 65 cm.
Pengelolaan sumberdaya hutan dewasa ini dihadapkan pada masalah
Tanaman ini hampir mirip dengan pohon
peningkatan
yang
kelapa. Pohon kelapa berbatang bersih
berakibat pada meningkatnya kebutuhan
dengan pelepah daun tua yang mudah
pangan
lepas, Batang pohon aren sangat kotor
jumlah
dan
penduduk
lahan.
Pendekatan yang
karena batang berbalut ijuk, sehingga
senantiasa memerhatikan kondisi obyektif
pelepah daun yang sudah tua sulit diambil
masyarakat seperti kondisi
ekologis,
atau lepas dari batang. Oleh karena itu,
ekonomi, sosial dan budaya, sangat
batang pohon aren sering ditumbuhi oleh
diperlukan
banyak
pengelolaan
sumberdaya
hutan
untuk
mengatasi
Multi
kehidupan masyarakat pedesaan. kebutuhan
hidup
jenis
paku-pakuan
(Departemen Kehutanan, 2002).
permasalahan tersebut, khususnya dalam
Desakan
tanaman
Purposes
(MPTS) ialah
dan
Trees
Species
tanaman yang memiliki
terbatasnya lahan garapan menyebabkan
fungsi selain kayu. Salah satunya adalah
masyarakat di sekitar kawasan hutan
pohon aren, yang dapat dimanfaatkan
banyak menggantungkan hidupnya pada
bagian buah dan ijuk. Tanaman jenis
sumberdaya hutan, salah satunya pohon
MPTS
aren. Pohon aren dapat tumbuh dengan
bersifat konservatif.
baik pada ketinggian 500 m – 800 m dpl.
mempunyai Potensi
pohon
terlalu subur, dapat hidup di semua
Papaloang, Kecamatan Bacan Selatan,
kondisi tanah (tanah liat, tanah berkapur
Kabupaten Halmahera Selatan sebanyak
dan tanah berpasir).
Curah hujan yang
6-8 pohon per ha, 61% diantaranya
ideal untuk pohon aren sekitar 1. 200
tergolong tanaman produktif dan 24%
mm/tahun, kedalaman air tanah 1-3 m,
tergolong
suhu
(Talumewo,
beriklim sedang
tanaman 2004).
ada
(Arenga
pinnata
25
yang
aren
Pohon ini tidak membutuhkan tanah yang
rata-rata
Merr.)
kecenderungan
masih Potensi
di
Desa
muda tersebut
sampai basah, tetapi tidak tahan pada
merupakan salah satu sumberdaya hutan
daerah yang kadar asamnya tinggi. Pada,
yang
umumnya, pohon aren bisa tumbuh di
karena hampir semua bagian dari pohon
hampir setiap daerah di Indonesia. Pohon
aren dapat dimanfaatkan. Bagian-bagian
aren
secara
yang dapat dimanfaatkan tersebut antara
ekologis, sosial budaya dan ekonomi .
lain ialah ijuk, buah, daun, nira dan batang
(Hidayati,
yang menghasilkan tepung.
mempunyai 2009).
manfaat
Aren termasuk suku
Aracaceae ( pinang-pinangan ).
aren
Bentuk
2
banyak
dapat
memberikan
dikembangkan
manfaat,
Tanaman menjadi
tanaman
konservasi
karena
sifat
secara
visual
tentang
hal-hal
yang
perakaran yang dalam 10-30 m dan daya
berkaitan dengan penelitian dan daftar
cengkeraman yang kuat,
pertanyaan
dapat tumbuh
yang
digunakan
sebagai
dengan baik pada ketinggian 0 - 1.400 m
acuan untuk memeroleh informasi dari
dpl, di daerah pegunungan, lembah-
responden.
lembah, dekat aliran sungai dan mata air,
ialah
secara alami banyak ditemukan di daerah
masyarakat desa di sekitar hutan yang
hutan (Ardi, 2004).
memanfaatkan pohon aren dan pelaku
Gula
aren
didistribusikan
dari
dari
produsen
kawasan
hutan
produksi,
pemasaran gula aren.
produsen kepada konsumen dengan alur dimulai
Obyek dalam penelitian ini
Penelitian ini menggunakan metode
pedagang
survey. Penentuan responden dilakukan
pengumpul ke pedagang pengecer dan
secara acak sederhana (Simple Random
konsumen akhir yang ada di ibu kota
Sampling) terhadap
kabupaten.
yang memanfaatkan pohon aren untuk
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis
tertarik
melakukan
masyarakat
desa
berbagai kegunaan yang berasal dari
penelitian
tandan bunga, buah, daun ,batang dan
untuk mengetahui pemanfaatan pohon
ijuk. Masyarakat desa yang dipilih sebagai
aren di Desa Papaloang, Kecamatan
responden berjumlah
Bacan Selatan, Kabupaten Halmahera
Penentuan alur pemasaran gula aren
Selatan.
menggunakan metoda bola salju
Penelitian ini bertujuan untuk
20 orang.
mengetahui pemanfaatan pohon aren
(Snowball Sampling) terhadap 5 orang
(Arenga pinnata Merr.).
responden yang memanfaatkan nira yang diolah menjadi gula aren. Penelitian dilaksanakan melalui
MATERI DAN METODE
beberapa tahapan sebagai berikut: a. Survei
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Papaloang,
Kecamatan Bacan Selatan,
Januari
dilaksanakan
pada
lokasi yang akan diteliti.
bulan
b. Wawancara terhadap responden dan tokoh
2013.
masyarakat
menggunakan yang
digunakan
melakukan
survei awal, untuk melihat kondisi
sampai dengan bulan Pebruari
Alat
sebelum
penelitian terlebih dahulu dilakukan
Kabupaten Halmahera Selatan. Kegiatan penelitian
awal,
dalam
daftar
dengan pertanyaan
terstruktur
penelitian ini ialah: alat tulis menulis
c.
untuk mencatat data yang diperoleh dari
secara langsung di lapang dengan melihat
lapang, kamera untuk mendokumentasi
cara pemanfaatan pohon aren untuk
3
Observasi
yaitu
pengamatan
Table I. Struktur produksi industri pengolahan di tingkat rumah tangga
berbagai kegunaan, pengolahan dan alur pemasaran gula aren. Data
yang
dikumpulkan
dari
No
penelitian ini ialah data primer dan data 1 2 3 4 5 6 7
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan responden dan tokoh masyarakat serta pengamatan di lapang. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait.
Parameter yang diamati dalam
penelitian ini ialah manfaat pohon aren secara
ekologis,sosial
ekonomi
8 9 10 11
dan
budaya serta alur pemasaran gula aren. Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini
12
ialah
analisis deskriptif dan nilai tambah.
13
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui manfaat pohon aren secara ekologis
,sosial
budaya
dan
Output , input dan harga Output, input dan harga Output (unit/periode waktu) Input bahan baku (unit/periode waktu) Input tenaga kerja (Rp/periode waktu) Faktor konversi (1) / (2) Koefisien tenaga kerja (3) / (2) Harga produk (Rp / unit) Upah tenaga kerja (Rp/periode waktu) Pendapatan dan Keuntungan Input bahan baku Input lainnya Nilai produksi (4) x (6) Nilai tambah (10) – (8) - (9) Rasio nilai tambah % (11) / (10) Pendapatan tenaga kerja (5) x (7) Pangsa tenaga kerja % (12) / (11) Keuntungan Pengolah (11) - (12) Tingkat keuntungan % (13) / (10)
Sumber : Hayami, Y.et. all. (1987).
alur
pemasaran gula aren.
HASIL DAN PEMBAHASAN Indikator yang digunakan untuk 1. Pemanfatan pohon aren secara ekologis, sosial budaya dan ekonomi
mengetahui manfaat ekonomi dari pohon aren ialah nilai tambah dari pohon aren tahapan
Pohon aren sangat memiliki peranan
pengolahan dan alur pemasaran gula
penting untuk kelangsungan hidup sehari-
aren.
hari bagi masyarakat di Desa Papaloang,
yang
diproses
melalui
Dalam penelitian ini, pengukuran
nilai tambah didasarkan pada perhitungan
karena pohon aren sangat memberikan
nilai tambah yang dipublikasikan Hayami,
manfaat secara
Y.,Kawagoe, Morooka dan Siregar. (1987)
sosial budaya.
ekologis, ekonomi, dan
sebagai berikut : A. Pemanfaatan pohon aren secara ekologis
.
Pohon
aren
di
lokasi penelitian
merupakan hasil pertumbuhan alami. Tempat tumbuh aren umumnya menyebar
4
secara berkelompok pada lereng-lereng
palang dan kayu bakar,
bukit dan sepanjang tepi sungai. Pohon
dimanfaatkan untuk sapu lidi,
aren tumbuh dengan baik pada lahan-
rumah, hiasan pengantin dan anyaman,
lahan kebun campuran dan lahan hutan
empulur 90% dimanfaatkan untuk sayuran
sekunder yang tidak produktif berupa
dan tepung aren, kulit
semak belukar dan vegetasi alam lainnya.
dimanfaatkan untuk dinding, lantai, alas,
Manfaat
bagian akar dimanfaatkan
daun 90% atap
batang
85%
penahan tanah dan
oleh responden sebagai obat sagit gigi
kuas (untuk pengecatan),
dan
dimanfaatkan untuk kolang kaling dan
obat
ginjal
(10%),
selain
obat
tradisional sesuai hasil pengamatan dan
buah 85%
ritual adat.
wawancara dengan tokoh masyarakat di C. Pemanfaatan pohon aren secara
Desa Papaloang bahwa terdapat banyak
ekonomi
pohon aren yang tumbuh di tepi sunggai dekat dengan Desa Papaloang. Dengan adanya pohon aren tidak pernah terjadi
Secara ekonomi, sesuai dengan hasil
banjir dan longsor
karena akar serabut
penelitian di lapang terdapat masyarakat
pohon aren sangat
kokoh dan memiliki
memanfaatkan nira aren (100%) sebagai
fungsi penting untuk penahan erosi tanah.
sumber
pendapatan.
pendapatan B. Pemanfaatn pohon aren secara sosial budaya
ekonomi
lokasi
pohon
melalui
proses
dan Nira sebagai sumber pendapatan
penelitian
masyarakat Desa Papaloang, namun nira
terdapat masyarakat memanfaatkan bagian-bagian
setelah
1. Proses pengolahan nira aren menjadi gula aren
sumber mata pencaharian pokok..
di
Desa
nilai tambah).
oleh masyarakat setempat sebagai
wawancara
masyarakat
pengolahan menjadi gula aren (terdapat
telah lama dikenal dan dimanfaatkan
pengamatan
sebagai
Papaloang memberikan manfaat secara
Pohon aren di lokasi penelitian
Hasil
utama
Nira
aren
yang menjadi sumber pendapatan ialah
di
nira
yang
sudah
melalui
proses
antaranya: Ijuk 100% dimanfaatkan
pengolahan menjadi gula aren.
untuk sapu ijuk, tapisan air, tali ijuk
gula aren, nira juga dapat dimanfaatkan
dan pengalas septic tank (jamban
sebagian masyarakat untuk kebutuhan
keluarga), batang 95% dimanfaatkan
lain seperti saguer, captikus (minuman
untuk bantalan, tiang rumah, jembatan,
beralkohol) dan sonri (sirup aren), namun
5
Selain
tidak dipasarkan atau dijual. pengolahan
nira
aren
Hasil
yang
aren (gula merah) ialah
bernilai
parang, pisau,
bumbung, wajan, pengaduk, penyaring,
ekonomi tinggi di Desa Papaloang ialah
cetakan, dan daun pisang.
gula aren.
digunakan untuk pembersihan tandan bunga jantan.
Nira ialah cairan yang disadap dari bunga jantan pohon aren. mengandung
nira
aren
tidak
sayatan
aren.
Pohon aren mempunyai bunga jantan dan
dibanding
bunga
hasil betina.
pertama yang dilakukan aren
ialah
lebih
yang
aren
yang
sedang
kelapa
terbuat dari
digunakan untuk
sudah
dicetak. nira
aren
Kegiatan mulai
dari
penyadapan nira hingga menjadi gula aren secara keseluruhan dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga (ayah dan
pemasakan nira menjadi gula aren yaitu
anak).
Bahan yang digunakan untuk sampai jadi gula aren
2. Analisis nilai tambah gula aren
biji kemiri ( buah pohon
kemiri) fungsinya untuk kerusakan
digunakan untuk
Cetakan
pengolahan
Proses
gula aren. Waktu yang digunakan untuk
diantaranya
ini
digunakan untuk pembungkus gula aren
itu
selanjutnya nira dimasak sampai menjadi
campuran nira
bumbung
mencetak gula aren. Daun pisang kering
ditampung ke tempat olahan atau rumah
5-6 jam.
nira
tempurung
Langkah
kecil selama 2 (dua) hari.
Pengaduk
nira aren.
baik
setelah
jantan,
saring, dan digunakan untuk menyaring
pengolah nira
penyadapan,
bunga
dipanaskan. Penyaring terbuat dari kain
Bunga yang selalu
mutu
Bumbung digunakan untuk
mengaduk
Kedua bunga dapat
disadap adalah bunga jantan, karena dan
yang
Wajan digunakan untuk memasak nira
nafkah tambahan di Desa Papaloang.
jumlah
jantan
terbuat dari bambu dengan isi 7-10 liter.
sumber nafkah utama ataupun sebagai
disadap niranya.
bunga
menampung nira yang menetes dari
sulit
Kegiatan ini dapat dijadikan
bunga betina.
Pisau digunakan untuk
tandan
disadap.
gula yang cukup manis,
penyadapan dilakukan.
mengiris
Cairan ini
Parang
nira
memperlambat
selama
penyadapan dan kulit batang
Nilai
proses
pertambahan
pohon
tambah nilai
merupakan
suatu
komoditas
manggis fungsinya untuk mempercantik
karena mengalami proses pengolahan,
warna
penyimpanan,
nira selama proses pemasakan
nira menjadi gula aren. digunakan
untuk
proses produksi.
Peralatan yang
pengangkutan
setelah
Nilai tambah
juga
dapat diartikan sebagai besarnya output
pengambilan nira
suatu
sampai pemasakan nira menjadi gula
6
usaha
setelah
dikurangi
pengeluaran/biaya. Hasil pengamatan di
(input lainnya) rata-rata ialah sebesar Rp
lapang menunjukkan bahwa petani tidak
159,594,oo per liter.
membeli
Tabel 2. Analisis rata-tata nilai tambah pada pengolah gula aren di Desa Papaloang
(tidak
mengeluarkan
biaya)
seperti bahan baku nira, campuran nira, kayu bakar, daun pisang, cetakan dan
Variabel
Nilai
balas jasa tenaga kerja, tetapi dalam analisis ini semua biaya diperhitungkan.
I.
Pengolahan terhadap bahan baku nira aren sampai menjadi gula aren
(sudah
dikemas), merupakan perlakuan yang dapat
menghasilkan
nilai tambah.
1.
Output (bungkus)
145
2.
Input bahan baku (liter)
258
3.
Input tenaga kerja (HK)
1,6
4.
Faktor konversi (1) / (2)
0,5
5.
Koefisien tenaga kerja (3) / (2) 6. Harga produk (Rp / bungkus) 7. Upah tenaga kerja (Rp / HK) II. Pendapatan dan keuntungan 8. Input bahan baku (Rp / liter) 9. Input lainnya (Rp / liter)
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep nilai tambah menurut Hayami et al.(1987) yang mengartikan bahwa nilai tambah merupakan selisih nilai produk dengan
Output, Input dan Harga
input bahan baku
dan input lain (tidak termasuk tenaga
0,0064 4.500,oo 35.000,oo
1.000,oo 159,594
kerja). Dalam perhitungan nilai tambah,
10. Nilai produksi (4) x (6)
2.250,oo
nira aren sebagai bahan baku dasar
11. Nilai tambah (10)-(8)(9) Rasio nilai tambah % (11) / (10) 12. Pendapatan tenaga kerja (5) x(7) Pangsa tenaga kerja % (12)(11) 13. Keuntungan pengolah (11) -(12) Tingkat keuntungan % (13) / (10) Sumber : Analisis data primer, 2013
1.090,406
sampai menjadi produk gula aren (sudah dikemas)
menggunakan
dasar
perhitungan jumlah bahan baku nira aren dalam satuan liter.
Proses pengolahan
nira aren
menjadi gula aren
hingga
memerlukan waktu satu hari. Berdasarkan hasil penelitian di lapang,
Rata-rata
nilai
tambah
yang
20,54 846,406 37.61
yang terjadi pada suatu komoditas karena
rata-rata output yang diperoleh
pengolah gula aren
224,oo
Nilai tambah ialah penambahan nilai
diperoleh petani pengolah gula aren bahwa
48,47
komoditas
sebanyak 145
tersebut
telah
bungkus, rata-rata input bahan baku nira
proses
sebanyak 258 liter, dengan input tenaga
Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan
kerja
bahwa
rata-rata 1,6 HK.
Dengan upah
pengolahan
mengalami
rata-rata
lebih
nilai
diperoleh
hari, harga bahan baku nira rata-rata
sebesar Rp 1.090,406,oo
Rp1.000,oo per liter.
bungkus, nilai tambah ini diperoleh dari
7
gula
aren
yang
tenaga kerja rata-rata Rp 35.000,oo per
Biaya tambahan
pengolah
tambah
lanjut.
ialah
(48,47%) per
pengurangan nilai produksi, input bahan
pengolahan gula aren,
baku dan biaya input lainnya.
sebagian pengolah gula aren menjual
Tenaga
kerja ialah para pekerja yang secara
gula
langsung maupun tidak langsung terlibat
Kabupaten
dalam proses produksi dinyatakan dalam
sebagian pengolah menjual gula arennya
hari kerja. Hasil pengamatan di lapang
langsung ke konsumen.
menunjukkan
jual
kerja
bahwa
terdapat
tenaga
yang terlibat langsung dalam
kegiatan
pengambilan
nira
aren
gula
ke
tetapi ada juga
pasar
baru
Halmahera
aren
Labuha,
Selatan
dan
Tingkat harga
tergantung
kondisi
kebutuhan masyarakat serta banyaknya
hingga
permintaan dari
pedagang pengumpul,
pemasakan nira aren menjadi gula aren.
pasar dan konsumen.
Pendapatan tenaga kerja rata-rata ialah
bisa naik
sebesar
per
menjelang bulan puasa dan lebaran, pada
bungkus, hasil dari koefisien tenaga kerja
hari-hari biasa gula aren tidak mengalami
dikalikan dengan upah tenaga kerja.
kenaikan.
Rp
224,oo
(20,54%)
Keuntungan ialah hasil yang didapat dari
kerja
produksi).
yang
diberikan
Keuntungan
yang dilakukan
pengolah gula
(produsen) pedagang
(37.61%) per bungkus, hasil dari nilai
bahwa 3. Alur Pemasaran Gula Aren
pertama,
pengolah
dilakukan
pengolah
(produsen)
melalui pedagang
(pedagang pengumpul) yang
(produsen)
menjual
hasil
produknya (gula aren) langsung ke pasar
distribusi
tanpa melalui pedagang perantara. Alur ke tiga, pengolah (produsen) menjual
Sesuai hasil wawancara di lapang bahwa
hasil produknya (gula aren) langsung ke
pengolah gula aren di Desa Papaloang kepada
yang
kemudian dijual ke pasar. Alur ke dua,
Dalam rangka
yang tepat untuk menjalankan kegiatan.
gula aren
60%,
datang langsung ke tempat pengolah,
mendukung distribusi barang dan jasa
menjual
pemasaran
perantara
tangan produsen (penjual) ke tangan
saluran
sebesar
ke
Hal ini menunjukkan
menjual gula aren
merupakan
kegiatan penyaluran barang dan jasa dari
dibutuhkan
pengumpul
Papaloang
pengolah gula aren ada tiga alur yaitu. Alur
tersebut
Desa
konsumen 20%.
tenaga kerja.
konsumen (pembeli).
di
pengolah gula aren
produsen ke pasar 20% dan produsen ke
tambah dikurangi dengan pendapatan
pemasaran
di
lapang menunjukkan bahwa pemasaran
(Rp/Kg
aren rata-rata ialah sebesar Rp 846,406
Proses
pada hari-hari besar seperti
Berdasarkan hasil penelitian
nilai tambah dikurangi dengan imbalan tenaga
Harga gula aren
pedagang
pengumpul yang datang sendiri ke lokasi
8
konsumen
yang
pengolah
tanpa
datang melalui
ke
tempat
pedagang
perantara.
Kegiatan inilah yang disebut
alur pemasaran
masing-masing alur yang dapat diperoleh,
(saluran distribusi).
yaitu:
Sesuai hasil wawancara dan pengamatan
1. Alur pertama, pengolah (produsen)
di lokasi penelitian bahwa harga gula aren
menjual hasil produksinya (gula aren) ke
bervariasi sesuai dengan alur pemasaran.
pedagang pengumpul. (a) Keuntungan,
Harga gula aren pada masing-masing alur
pengolah tidak akan tersisa waktunya
pemasaran ialah:
untuk memasarkan sehingga memunyai
(a) tingkat produsen
(pengolah) sebesar Rp. 4.500,00,oo per
waktu
bungkus; (b) tingkat pedagang pengumpul
memproduksi.
sebesar Rp.5.000,oo per bungkus; (c)
tidak mengetahui keadaan pasar,
tingkat
sebesar
bisa menentukan harga gula aren sendiri,
Sesuai hasil
dan tidak dapat berhubungan langsung
pasar/pengecer
Rp.5.500,oo per bungkus.
yang
lebih
banyak
untuk
(b) Kerugian, pengolah tidak
wawancara dan pengamatan di lokasi
dengan konsumen.
penelitian bahwa pedagang pengumpul
2.
yang
menjual hasil produksinya (gula aren)
datang
langsung
ke
tempat
Alur kedua, pengolah (produsen)
pengolah membeli gula aren di tingkat
langsung ke pasar.
pengolah (produsen) dengan harga Rp
pengolah dapat menentukan harga jual
4.500,oo per bungkus.
gula
Konsumen yang
aren
(a)
sendiri,
Keuntungan,
akan
cepat
datang langsung ke tempat pengolah
memasarkan gula aren dan berhubungan
(produsen) membeli dengan harga yang
langsung
sama yaitu Rp 4.500,oo per bungkus di
kerugian, pengolah akan tersisa waktunya
tingkat pengolah (produsen). Konsumen
untuk
yang
mengurangi waktu produksi, dikenakan
membeli gula aren melalui ke
pedagang
perantara
(pedagang
3.
Pedagang
pengolah
(produsen) yang menjual hasil produknya
pengolah
gula
aren
tidak
(a)
Keuntungan,
mengeluarkan
biaya
tersisa waktunya memasarkan sehingga
harga Rp 5.500,oo di tingkat pasar.
dilakukan
pengolah.
transportasi, retribusi dan tidak akan
(gula aren) langsung ke pasar dengan
pemasaran
biaya
Alur ketiga, pengolah (produsen)
tempat
Sama halnya dengan pengolah
alur
dan
langsung ke konsumen yang datang ke
dengan harga Rp 5.500,oo di tingkat
Melalui
pasar
akan
menjual hasil produksinya (gula aren)
pengumpul menjual gula aren ke pasar
pasar.
restribusi
sehingga
(b)
transportasi ke pasar.
Rp 5.000,oo per bungkus di tingkat pengumpul.
konsumen.
memasarkan
biaya
pengumpul), maka harga gula aren
pedagang
dengan
memunyai waktu yang lebih banyak untuk
yang
memproduksi seperti halnya pemasaran
ada
pada alur satu. (b)
beberapa keuntungan dan kerugian pada
9
Kerugian, pengolah
tidak dapat mengetahui kondisi pasar dan
Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan
tidak dapat menentukan harga jual gula
terdiri atas 3 (tiga) alur pemasaran ialah;
aren sendiri karena sudah ada ketetapan
(1) produsen ke pedagang –pengumpul;
harga jual di tingkat pengolah seperti
(2) produsen ke pasar; (3) produsen ke
halnya pemasaran pada alur satu.
konsumen.
1. Saran
V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Untuk memantapkan pengelolaan Pemanfaatkan bagian masyarakat
di
pohon
pohon aren oleh
Desa
aren
di
Desa
Papaloang,
Kecamatan Bacan Selatan, Kabupaten
Papaloang,
Kecamatan Bacan Selatan, Kabupaten
Halmahera
Halmahera Selatan ialah; (1) daun untuk
upaya penting perlu dilakukan, yaitu :
sapu
lidi,
atap
rumah,
Selatan,
maka
beberapa
a. Pohon aren yang ada saat ini di
anyaman
keranjang dan dekorasi untuk pengantin;
Desa
(2) batang untuk bantalan, kayu bakar,
Bacan
tiang rumah, jembatan dan palang;
Halmahera Selatan agar tetap
(3)
Papaloang, Selatan,
kulit batang untuk dinding rumah, lantai,
dipertahankan
alas tidur, penahan tanah, dan kuas; (4)
keberadaannya. b.
buah untuk kolang kaling dan ritual adat
Kecamatan Kabupaten
dan
Masyarakat
dijaga
hendaknya
(erang-erang pengantin); (5) ijuk untuk
mengembangkan
sapu ijuk, tapisan air,
tali ijuk, dan
berasal dari pemanfaatan bagian
penyekat saluran air septic tank; (6)
pohon aren (tidak hanya gula
empulur untuk sayuran dan tepung aren;
aren) dengan menjalin
(7) nira untuk saguer, cap tikus (minuman
sama dengan pihak pemerintah
beralkohol), sonri (sirup aren) dan gula
daerah
aren (gula merah); (8) akar untuk obat
mengadakan
sakit gigi dan obat ginjal,
serta fungsi
seperti pembuatan kerajinan sapu
Rata-rata nilai tambah gula
ijuk dan teknik pembuatan kolang-
konservasi.
kaling.
aren yang dihasilkan pengolah gula aren sebesar Rp 1.090,406
(48,47%) per
bungkus. Pemasaran gula aren (gula merah) di Desa
Papaloang,
Kecamatan
Bacan
10
produk
setempat
yang
kerja
untuk
pelatihan-pelatihan
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kehutanan, 2002. Materi Penyuluhan Kehutanan Departeman Kehutanan Pusat Penyuluhan Kehutanan. Jakarta. Hayami, Kawagoe, Marooka, Siregar.1987, Agricultural Marketing and Processing in Upland Java. A Perspective From a Sunda Village, CGPRT. Bogor. Nia Hidayati Jurnal :http://niahidayati.net/manfaatpohon aren.html. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2012 Talumewo, D. 2004. Analisis tingkat keuntungan usaha tuak di Desa Atep Kecamatan Langowan Timur Minahasa. SkripsiS1. FakultasPertanian. Universitas Sam Ratulangi. Manado. William J.Stanton Michael J.Etzel Bruce J.Walker, 1991 Dasar-dasar manajemen pemasaran edisi ke IX.
11