PENGARUH METODE PEMBIASAAN HIDUP BERSIH TERHADAP PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TENTANG HIDUP BERSIH DAN PERILAKU MEREKA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH
Studi pada Peserta Didik Kelas V SD di Gugus I Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya
Oleh Aan Rohana, Purwati Kuswarini (Pembimbing) Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRACT This study aimed to determine the influence habituation method to students’ knowledge about hygiene life and their behavior in cultivating the school environmental hygiene. This research method was using true experimental method with knowledge tests, and questionnaires. Analysis of the data was using t test by independent sampel test. The population used in this study were all students of class V in Cukangkawung Village Sodonghilir Tasikmalaya Regency totaling 225 people and samples in this study were 68 people with cluster random sampling technique. Based on the analysis it can be concluded that (1) there was an influence habituatios method to students’ knowledge about hygiene life, it was characterized of 63%, better than control clas that was characterized 41%; (2) there was an influence habitution method to students’ behavior in cultivating the school environmental hygiene, it was characterized 66%, better than control class that was characterized 46%. Advice to the school in order to improve students’ knowledge about hygiene life and their behavior in cultivating the school environmental hygiene to form a good student by using certain instructional method effectivelly. Keywords: method, habituation, knowledge, behavior, hygiene. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan metode pembiasaan hidup bersih terhadap pengetahuan peserta didik tentang hidup bersih dan perilakunya dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah. Metode penelitian ini menggunakan metoda eksperimen murni dengan tes 1
pengetahuan dan angket. Analisis data dengan menggunakan uji t dengan uji sampel independen. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di Desa Cukangkawung Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 225 orang dan sampel dalam penelitian ini adalah 68 orang dengan teknik sampel acak kelas, yang kemudian terbagi dalam dua kelas yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa (1) ada pengaruh metode pembiasaan terhadap pengetahuan peserta didik tentang hidup bersih, yang ditandai dengan rata-rata hasil tes pada kelas eksperimen sebesar 63% lebih baik dari rata-rata hasil tes pengetahuan pada kelas kontrol sebesar 41% (2) ada pengaruh metode pembiasaan terhadp perilaku peserta didik dalam memelihara kebrsihan lingkungan sekolah, yang ditandai dengan rata-rata hasil angket pada kelas eksperimen sebesar 66% lebih baik dari rata-rata angket kelas kontrol sebesar 46%. Saran kepada pihak sekolah agar meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang hidup bersih dan perilaku mereka memelihara kebersihan lingkungan sekolah denga metode pembelajaran yang efektiv sehingga terbentuk perilku yang baik dalam mengelola sampah. Kata kunci: metode, pembiasaan, pengetahuan, hidup bersih, perilaku,
A. PENDAHULUAN Metode pendidikan sebagai semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Oleh karene itu, kata metode di sini diartikan secara luas mencakup metode mengajar, karena mengajar termasuk salah satu upaya mendidik. Metode-metode yang diterapkan dalam keseluruhan pendidikan
di
sekolah
merupakan salah satu elemen yang potensial untuk pembinaan karakter peserta didik, sejalan dengan pendirian Al-Abrasyi sebagaimana dikutip oleh Mahmud (2014:11) yang menyatakan bahwa inti dari tujuan pendidikan adalah pendidikan akhlaq. Dengan demikian metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai sutau tujuan. Langgulung (1986:183) mengatakan bahwa metode sebenarnya berarti jalan untuk mencapai tujuan. Jalan untuk mencapau tujuan ini ditempatkan pada posisinya sebagai cara menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu, atau tersistemasinay suatu pemikiran. Dengan pengertian ini, metode lebih memperlihatkan sebagai alat untuk menolah dan mengembangkan suatu gagasan, sehingga menghasilkan suatu teori atau temuan. Dengan metode serupa itu, ilmu pengetahuan apapun dapat dikembangkan (Zayadi, 2006:116). 2
Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu menjadi kebiasaan. Metode pembiasaan (habituation) ini, berintikan pengalaman, karena yang dibiasakan itu pada ahirnya ialah sesuatu yang diamalkan. Inti dari pembiasaan adalah pengulangan. Oleh karena itu metode ini sangat efektif dalam rangka menghafal suatu konsep, pembinaan karakter dan perilaku peserta didik. Orang tua membiasakan anak-anaknya untuk bangun pagi, mandi pagi, dan melakukan kegiatan kebersihan di rumah, sehingga kegiatan-kegitan tersebut menjadi kebiasaan. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo 2003). Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya).
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (mahluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari sudut pandang biologis semua mahluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Hidup bersih di sekolah dapat diartikan sebagai sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan bersih. Kebersihan diartikan sebagai sesuatu keadaan yang terbebas dari segala noda dan kotoran, baik yang tampak oleh mata maupun tidak. Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan yang baik. Manusia perlu 3
menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan lingkungan sekolah merupakan kewajiban bersama antara guru, siswa, karyawan, dan semua unsur yang ada di dalamnya. Akan tetapi kebiasaan yang terjadi adalah kebersihan sekolah tersebut dibebankan kepada penjaga sekolah. Hal ini merupakan contoh yang kurang baik dalam pelaksanaan pendidikan khususnya di sekolah. Seperti contohnya siswa atau siswi dibebani untuk membersihkan kelas, akan tetapi berbeda dengan guru, sebagai pendidik guru sudah tidak perlu membersihkan kantornya lagi karena sudah ada penjaga sekolah yang membersihkannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu diketahui apakah ada pengaruh metode pembiasaan terhadap pengetahuan peserta didik tentang hidup bersih dan perilaku mereka dalam memelihara kebersihan lingkngan sekolah di kelas V di Gugus I Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen murni (true experiment) dengan desain Posttest-Only Control Design.Terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan metode pembiasaan disebut kelompok eksperimen dan kelompok kedua diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan metode lain (penugasan) disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1 : O2). Dalam penelitian yang sesgungguhnya pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, memakai statistik t-test (Sugiyono, 2013:112). Pada akhir perlakuan dilakukan tes akhir untuk aspek pengetahuan dan diambil data melalui angket terhadap kedua kelompok untuk mengetahui data perilaku memelihara kebersihan lingkungan sekolah. Populasi pada penelitian adalah peserta didik kelas V pada Sekolah Dasar di Gugus I Sodonghilir Kab Tasikmalaya terdiri dari tujuh kelompok kelas dengan peserta didik berjumlah 225 orang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan
menggunakan teknik acak kelas. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian 4
ini adalah 68 orang, yang terbagi menjadi duakelompok, yakni kelompok kontrl dan kelompok eksperimen. Untuk memperoleh data maka peneliti akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu tes pengetahuan dan angket. Dalam penelitian ini dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode pembiasaan terhadap kelas eksperimen selama 6 minggu dengan 6 kali pertemuan. Sedangkan terhadap kelas kontrol tidak diberi perlakukan dengan metode pembiasaan, tetapi dengan metode lain yaitu penugasan. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Pengaruh Metode Pembiasaan Hidup Bersih terhadap Pengetahuan Peserta Didik tentang Hidup Bersih Untuk mengetahui pengaruh metode pembiasaan terhadap pengetahuan peserta didik tentang hidup bersih dilakukan uji statistik, yaitu uji t dengan kriteria uji (dua sisi). Sebelumnya untuk pengetahuan kedua sampel dilakukan uji normlitas bertujuan untuk memastikan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dari pengolahan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Uji Normalitas Pengetahuan Peserta Didik Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Nilai Pengetahuan Hidup
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
,129
34
,164
,927
34
,026
,074
34
,200
*
,983
34
,856
Bersih Kelas Kontrol Nilai Pengetahuan Hidup Bersih Metode Pembiasaan *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Untuk menentukan keputusan normalitas data dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov, yang menunjukkan bahwa pengetahuan peserta didik tentang hidup bersih pada kelas kontrol adalah 0,164 sedangkan pengetahuan peserta didik tentang hidup bersih pada kelas dengan metode pembiasaan adalah 5
0,200. Karena nilai kedua kelompok > 0,05 maka data kedua kelompok berdisktribusi normal Kemudian dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah varian populasi data adalah sama atau tidak. Hasil perhitungan diperoleh seperti hasil berikut ini : Tabel 2 Hasil Uji Homogenitas Pengetahuan Peserta Didik Test of Homogeneity of Variances Nilai Pengetahuan Peserta Didik Levene Statistic df1 df2 Sig. ,118 1 66 ,732 Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig) sebesar 0,732. Karena signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data nilai pengetahuan peserta didik ini mempunyai varian yang sama. Setelah kedua prasarat uji t dipenuhi, maka langkah berikutnya adalah uji dengan sampel independen. Sample independen adalah sampel yang dibentuk secara acak/random, dibentuk tanpa suatu penjodohan, maka diharapkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada dasarnya (yang berkaitan dengan performa pada sampel independen) sama pada awal penelitian. Jika kedua kelompok tetap sama pada ahir penelitian artinya berarti hipotesis nol benar. Sebaliknya jika berbeda pada ahir penelitian berarti hipotesisi nol salah, treatmen menyebabkan adanya perbedaan, inilah yang akan diuji kebenarannya.
6
Tabel 3 Hasil Uji t Pengetahuan Peserta Didik tentang Hidup Bersih Group Statistics Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Nilai Pengetahuan
Kelas Kontrol
34
9,00
4,082
,700
Peserta Didik
Kelas Eksperimen
34
13,85
3,831
,657
Independent Samples Test
Equal variances not assumed
-5,055
66
,000
-4,853
,960 -6,770 -2,936
-5,055
64,734
,000
-4,853
,960 -6,770 -2,936
df
Upper
,732
T
Lower
,118
Std. Error Difference
Sig.
95% Confidence Interval of the Difference
Mean Difference
Equal variances assumed
F
t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed)
Nilai Pengetahuan Peserta Didik
Levene's Test for Equality of Variances
Dari output di atas didapat nilai t hitung (Equal variances assumed) adalah -5,055. Dalam t tabel distribusi dicari pada α = 5%:2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 68-2 = 66. Dengan pengujian dua sisi (signifikansi 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar +1,997 / -1,997. Berpedoman pada kriteri pengujian: Ho diterima jika -t tabel < t hitung < t tabel, dan Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, lalu membandingkan t hitung di mana nilai -t hitung < t tabel (-5,055 < -1,997), maka Ho ditolak. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
Ho ditolak, artinya: ada pengaruh metode pembiasaan
terhadap nilai pengetahuan tentang hidup bersih. b. Pengaruh Metode Pembiasaan Hidup Bersih terhadap Perilaku Peserta Didik Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah Untuk mengetahui pengaruh metode pembiasaan terhadap parilaku peserta didik memelihara kebersihan lingkungan sekolah dilakukan uji statistik, yaitu uji t dengan kriteria uji (dua sisi). Sebelumnya untuk pengetahuan kedua sampel 7
dilakukan uji normlitas bertujuan untuk memastikan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dari pengolahan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Perilaku Peserta Didik Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Perilaku Peserta Didik Memelihara Kebersihan Kelas kontrol Perilaku Peserta Didik Memelihara Kebersihan Metode Pembiasaan
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
,126
34
,189
,939
34
,059
,116
34
,200
*
,957
34
,195
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Untuk menentukan keputusan normalitas data dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov, yang menunjukkan bahwa perilaku peserta didik memelihara kebersihan lingkungan sekolah pada kelas kontrol adalah 0,189 sedangkan perilaku peserta didik memelihara kebersihan lingkungan sekolah dengan metode pembiasaan adalah 0,200. Karena nilai kedua kelompok > 0,05 maka data kedua kelompok berdisktribusi normal Kemudian dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah varian populasi data adalah sama atau tidak. Hasil perhitungan diperoleh seperti hasil berikut ini : Tabel 5 Hasil Uji Homogenitas Perilaku Peserta Didik Test of Homogeneity of Variances Perilaku Peserta Didik Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah Levene Statistic df1 df2 Sig. 0,036 1 66 ,849 Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig) sebesar 0,849. Karena signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data perilaku peserta didik ini mempunyai varian yang sama. 8
Setelah kedua prasarat uji t dipenuhi, maka langkah berikutnya adalah uji dengan sampel independen. Hasil analisis SPSS sebagai berikut Tabel 6 Hasil Uji t Perilaku Peserta Didik Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah Group Statistics Kelas Perilaku Peserta Didik Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kelas Kontrol
34
69,59
27,118
4,651
Kelas Eksperimen
34
98,41
25,758
4,417
Independent Samples Test
Perilaku Peserta didik Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah
Levene's Test for Equality of Variances
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Upper
95% Confidence Interval of the Difference Lower
,849
Df
Std. Error Difference
0,36
T
Mean Difference
Sig.
Sig. (2-tailed)
F
t-test for Equality of Means
-4,494
66
,00
-28,824
6,414
-41,630
-16,017
-4,494
65,826
,000
-28,824
6,414
-41,631
-16,016
Dari output di atas didapat nilai t hitung (Equal variances assumed) adalah -4,494. Dalam t tabel distribusi dicari pada α = 5%:2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 68-2 = 66. Dengan pengujian dua sisi (signifikansi 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar +1,997 / -1,997. Berpedoman pada kriteri pengujian: Ho diterima jika -t tabel < t hitung < t tabel, dan Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, lalu membandingkan t hitung di mana nilai -t hitung < t tabel (-4,494 < -1,997), maka Ho ditolak. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
Ho ditolak, artinya: ada pengaruh metode pembiasaan
terhadap perilaku peserta didik memeliharakebersihan lingkungan sekolah..
9
2. Pembahasan a. Pengaruh Metode Pembiasaan terhdap
Pengetahuan Peserta Didik
tentang Hidup Bersih. Penghitungan statisktik memberikan hasil bahwa pengetahuan peserta didik tentang hidup bersih dengan menggunakan metode pembiasaan mencapai rata-rata 13,853 pada rentang 0-22 atau 63,00 pada skal 100 yakni lebih besar dibanding nilai rata-rata pengetahuan peserta didik pada kelas kontrol, yaitu 9,00 pada rentang 0-22 atau 41,00 pada skal 100. Dengan demikian pengetahuan peserta didik tentang hidup bersih yang menggunakan metode pembiasaan lebih baik dari pada kelas kontrol. Metode pembiasaan dilakukan dalam bentuk: 1) mengembangkan pengetahuan peserta didik tentang hidup, bersih, berbagai sarana kebersihan dan cara merawat kebersihan individu, kelas dan lingkungan sekolah melalui kegiatan pembelajaran, 2) mengelola dan mengontrol kegiatan pembiassan hidup bersih melalui kegiatan pembelajaran dengan m metode pembiasaan, 3) melaksanakana kegiatan
kebersihan
lingkungan
kelas
dan
sekolah
melalui
kegiatan
pembimbingan. b. Pengaruh Metode Pembiasaan terhadap Perilaku Peserta Didik Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS, bahwa perilaku peserta didik memelihara kebersihan lingkungan sekolah dengan metode pembiasan mencapai rata-rata 98,394 pada rentang 0-150 atau 66,00 pada skal 100, yakni lebih besar dibanding nilai rata-rata pengetahuanp peserta didik pada kelas kontrol, yaitu 59,727 pada rentang 0-150 atau 46,00 pada skal 100. Dengan demikian pengetahuan peserta didik tentang hidup bersih yang menggunakan metode pembiasaan (kelas eksperimen) lebih baik dari pada yang tidak menggunakan metode pembiasaan (kelas kontrol) Bahwa perilaku memelihara kebersihan lingkungan sekolah merupakan hasi dari metode pembiasaan, memiliki ciri-ciri, 1) perilaku tersebut relatif menetap, 2) perilaku hasil pembiasaan umumnya tidak memerlukan fungsi berpikir yang cukup tinggi, 3) Kebiasaan bukan sebagai hasil dari proses kematangan, tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman atau belajar, 4) Perilaku 10
tersebut tampil secara berulang-ulang sebagai respon terhadap stimulus yang sama. D. PENUTUP 1. Simpulan a. Ada pengaruh signifikan metode pembiasaan
terhadap pengetahuan
peserta didik tentang hidup bersih. Penghitungan statisktik memberikan hasil bahwa pengetahuan peserta didik tentang hidup bersih dengan menggunakan metode pembiasaan mencapai rata-rata 13,853 pada rentang 0-22 atau 63,00 pada skala 100 yakni lebih besar dibanding nilai rata-rata pengetahuan peserta didik pada kelas kontrol, yaitu 9,00 pada rentang 0-22 atau 41,00 pada skal 100. Dengan demikian bahwa ada pengaruh metode pembiasaan hidup bersih terhadap pengetahuan peserta didik tentang hidup bersih terbukti. b. Ada pengaruh signifikan metode pembiasaan terhadap perilaku peserta didik
memlihara
kebersihan
lingkngan
sekolah.
Berdasarkan
penghitungan statisktik memberikan hasil bahwa perilaku peserta didik memelihara kebersihan lingkungan sekolah dengan metode pembiasan mencapai rata-rata 98,394 pada rentang 0-150 atau 66,00 pada skal 100, yakni lebih besar dibanding nilai rata-rata perilaku peserta didik pada kelas kontrol, yaitu 59,727 pada rentang 0-150 atau 46,00 pada skal 100. Dengan demikian adanya pengaruh metode pembiasaan terhadap perilaku peserta didik memelihara kebersihan lingkungan sekolah terbukti. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan, maka saran-saran yang dapat penulis ajukan adalah sebagai berikut: a. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif, pemilihan metode pembelarana yang tepat hendaknya menjadi pertimbangan bagi guru dalam memperispkan kegiatan pembelajaran yang aktiv, inovatif, kreatif efektif dan menyenangkan. Prinsip bahwa tidak ada satu metode yang efektif untuk semua materi pembelajaran, hendaknya difahami secara utuh oleh
11
setiap guru, sehingga menuntut setiap guru untuk menguasai multi metode pembelajaran. b. Bagi peserta didik yang masih menunjukkan hasil belajar pada kategori rendah, sebaiknya guru merancang model pembelajaran dengan metode yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran memberikan pangalaman nyata yang pada akhirnya akan tertanam pada memori mereka guna membentuk pengetahuan dan perilaku yang diharapkan. c. Perlu adanya penelitian lain untuk mengenalisis adanay faktor lain yang memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik selain penerapan meode pembiasaan
12
DAFTAR PUSTAKA Langgulung, Hasan (1986). Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologis dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al Hisna. Mahmud, (2014). Pendidikan Agama Islam dalam keluarga, Pemandu Lengkap bagi Para Guru, Orang Tua. Jakarta: Indek an Cademia. Notoatmodjo, Soekidjo, (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka Cipta. Priyatno, Duwi, (2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Jakarta:Mediakom Sugiyono (2013). Metode Penelitian Pendidikan, Penedekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta. Zayadi, Ahmad, (2006). Manusia dan Pendidikan, Telaah Teosentrin Filosofis. Bandung: Pustaka Studi Pesantren dan Madrasah.
13