STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA NEGERI DEMAK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh : ROIS ALI MAKSUM NIM : 073311025
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
i
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Rois Ali Maksum
NIM
: 073311025
Jurusan/Program Studi
: Kependidikan Islam
Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
ii
iv
Semarang, 28 Mei 2012 NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang di Semarang Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Studi Manajemen Kesiswaan Dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak
Nama
: Rois Ali Maksum
NIM
: 073311025
Jurusan
: Kependidikan Islam (KI)
Program Studi
: Kependidikan Islam (KI)
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam siding Munaqasyah.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
v
Semarang, 28 Mei 2012 NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang di Semarang Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Studi Manajemen Kesiswaan Dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak
Nama
: Rois Ali Maksum
NIM
: 073311025
Jurusan
: Kependidikan Islam (KI)
Program Studi
: Kependidikan Islam (KI)
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam siding Munaqasyah.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
vi
ABSTRAK Judul : Studi Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak Penulis : Rois Ali Maksum NIM : 073311025 Penelitian ini membahas tentang manajemen kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Kajian ini dilatar belakangi oleh Organisasi siswa merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang berfungsi sebagai wahana untuk berlatih di bidang keorganisasian, kepemimpinan dan keterampilan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Pertama, bagaimana pelaksanaan rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Kedua, Bagaimana pelaksanaan pembinaan siswa dalam meningkatkan potensi berorganisasi di MA Negeri Demak. Ketiga, Bagaimana pelaksanaan evaluasi siswa dalam meningkatkan potensi berorganisasi di MA Negeri Demak. Penelitian ini merupakan penelitian deskritif. Metode deskritif kualitatif di pergunakan untuk pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat dan tujuannya adalah untuk mencari gambaran yang sistematis, fakta yang akurat. Analisis data dalam penelitian ini berupa teknik analisis field research, yaitu metode analisis data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Hasil penelitian ini yaitu meliputi: Pertama, Dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan potensi siswa kepala sekolah tidak bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama dengan Waka Kesiswaan beserta Waka Kurikulum. Waka Kesiswaan dalam pelaksanaan perikrutan dan seleksi sebelumnya melakukan pendataan sekolah tingkat SMP/MTs dan memberikan undangan atau selebaran brosur dengan tujuan untuk mempromosikan MA Negeri. Kedua, Dalam pelaksanaan pembinaan dalam meningkatkan potensi siswa di MA Negeri telah menggunakan teknik external control, teknik inner control dan teknik cooperative control. Pembinaan ini bertujuan untuk mendisiplinkan peserta didik MA Negeri. Kemudian dalam pembinaan intra yaitu Osis yang ada di MA Negeri, pembinaan yang diberikan yaitu memberikan praktek tentang memimpin seorang peserta didik, memberikan pengalaman bekerjasama dalam kelompok, demokratis, berjiwa toleransi, mengendalikan organisasi, dan Memiliki Jiwa Keikhlasan. Untuk pembinaan yang lain disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Ketiga, Dalam teknik evaluasi yang diterapkan di MA Negeri itu bervariasi. Teknik ini menyesuaikan dengan jenis ekstra yang akan dievaluasi. Dari kajian dan temuan tersebut kiranya dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan potensi berorganisasi siswa di lembaga pendidikan. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan menjadi khazanah dan masukan bagi pengelola manajemen kesiswaan di MA Negeri, guru dan pembina Osis, bahan informasi bagi civitas akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena ijin dan ridha-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam. Dalam penulisan ini, peneliti menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini terlepas dari keterbatasan peneliti sebagai manusia dengan segala kekurangan dan kekhilafan. Tidak ada kata yang pantas peneliti ungkapkan kepada pihak-pihak yang membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Dr. Suja’i, M.Ag. 2. Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Dr. Musthofa, M.Ag. 3. Pembimbing I Dr. Fahrurrozi, M.Ag. dan pembimbing II Dr. Musthafa Rahman, M.Ag yang telah berkenan untuk meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Dosen jurusan Kependidikan Islam yang telah membekali peneliti dengan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman. 5. Kepala MA Negeri Demak yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian. 6. Ayanda Sulkhan dan Ibunda Umi Kulsum tercinta yang telah mencurahkan segenap kasih dan sayangnya, serta doa yang tiada henti-hentinya. 7. Teman-teman seperjuangan KI ’07 yang senantiasa memberikan do’a dan dukungannya, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu. 8. Semua pihak yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
viii
Kepada mereka semua, peneliti ucapkan “Jazakumullah Khairan Katsiran“. Semoga amal baik dan jasa-jasanya diberikan oleh Allah balasan yang sebaikbaiknya. Akhirnya, peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam penyusunan kata, landasan teori, dan beberapa aspek inti di dalamnya. Oleh karena itu, kritik saran yang konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya. Amin.
Semarang, 19 Juni 2012 Peneliti
Rois Ali Maksum NIM. 073311025
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................................
ii
PENGESAHAN ................................................................................................ iii NOTA PEMBIMBING .................................................................................... iv ABSTRAK ....................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI ...........................................................................
6
A. Kajian Pustaka ..................................................................................
6
B. Kerangka Teoritik.............................................................................
7
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 35 A. Jenis Penelitian .............................................................................. 35 B. Tempat dan waktu Penelitian ......................................................... 35 C. Sumber Penelitian .......................................................................... 36 D. Fokus Penelitian ............................................................................ 36 E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 36 F. Teknik Analisis Data .................................................................... 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 41 A. Hasil Penelitian ............................................................................... 41 1. Rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan potensi siswa
41
2. Pembinaan dalam meningkatkan potensi siswa .................. 47 3. Evaluasi dalam meningkatkan potensi siswa ...................... 56
x
B. Pembahasan ................................................................................. 59 1. Rekrutmen dan seleksi ........................................................... 59 2. Pembinaan ............................................................................. 61 3. Evaluasi ................................................................................. 63 BAB V PENUTUP ............................................................................................ 65 A. Simpulan ....................................................................................... 65 B. Saran ............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan
merupakan
suatu
dimensi
pembangunan.
Proses
pendidikan terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan dibidang ekonomi, yang saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional. Proses pendidikan berkenaan dengan semua upaya untuk mengembangkan mutu sumber daya manusia, sedangkan manusia yang bermutu itu pada hakikatnya telah dijabarkan dan dirumuskan secara jelas dalam rumusan tujuan pendidikan dan tujuan pendidikan itu sendiri searah dengan tujuan pembangunan secara keseluruan.1 Hal ini selaras dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, salah satu usahanya yaitu dengan adanya manajemen kesiswaan. Manajemen kesiswaan merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu mulai dari masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu lembaga.3 1
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung:Rosdakarya, 2010),
Hlm. 75. 2
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Bandung; Fokusmedia, 2006), hlm. 7. 3 Hendyat Suetopo, Wasti Soearto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Buana Offset, 1982), hlm.98.
1
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen intergral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruan. Alasannya tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien dalam rangka inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen berbasis sekolah (MBS).4 Mulyono, dalam manajemen administrasi dan organisasi pendidikan mengemukakan bahwa manajemen kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM dengan efektif dan efisien.5 Manajemen
kesiswaan
juga
berarti
seluruh
proses
kegiatan
yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efesien, mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.6 Kegiatan lain yang berhubungan langsung dengan siswa di antaranya adalah organisasi siswa. Organisasi pada dasarnya merupakan wadah sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.7 Kita tahu bahwa kemampuan dalam berorganisasi memang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Oleh karena itulah, siswa perlu dibekali kemampuan dalam berorganisasi, karena tugas peserta didik disekolah tidak hanya belajar, selain itu peserta didik juga ditutut untuk mengamalkan ilmunya di masyarakat untuk mengajar, dan membimbing masyarakat.
4
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Kompetensi Dan AplikasinyA, (Bandung: Rosda karya, 2003), hlm.20. 5 Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hlm. 178. 6 Ary Gunawan, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), Cet.I, hlm.9. 7 MU YAPPI, Manajemen Pengembangan Pondok Pesantren, (Jakarta: Media Nusantara, 2008), hlm. 104.
2
Mengingat tugas dan kewajiban tersebut, maka sudah sepatutnya para peserta didik selalu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya guna menghadapi tugas di masa depan. Dan seiring dengan dinamika kemajuan zaman dan tuntutan perkembangan masyarakat, maka para peserta didik juga harus terus berupaya membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai metodologi dakwah, sehingga dapat mengiringi kemajuan masyarakat, dan kegiatan dakwahnya dapat diterima di masyarakat.8 Mengingat proses pembelajaran di dalam kelas tidak cukup untuk memberikan bekal tentang organisasi dan metode bermasyarakat, maka peran organisasi siswa menjadi sangat penting bagi peserta didik. Organisasi siswa dengan berbagai kegiatan ekstra kurikulernya akan berfungsi sebagai wahana untuk berlatih di bidang keorganisasian, kepemimpinan dan keterampilan. Organisasi siswa yang ada di sekolah salah satunya adalah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Secara mendasar OSIS merupakan organisasi peserta didik yang resmi diakui dan diselenggarakan di sekolah dengan tujuan untuk melatih kepemimpinan peserta didik serta memberikan wahana bagi murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan ko-kurikuler yang sesuai.9 Nilai yang terdapat dalam OSIS adalah pengalaman memimpin, pengalaman
bekerjasama,
hidup
demokratis,
berjiwa
toleransi
dan
pengalaman mengendalikan organisasi.10 Karena OSIS merupakan salah satu wadah dari manajemen kesiswaan, maka perlu adanya usaha dari fungsi manajemen kesiswaan untuk mencapai tujuan, tentunya untuk meningkatkan potensi berorganisasi peserta didik itu sendiri.
8
MU YAPPI, Manajemen Pengembangan Pondok Pesantren, hlm. 110. Drs. H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), cet. III, hlm. 62. 10 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi Pendidikan, (Malang: FIP IKIP Malang, 1989), cet. II, hlm. 127. 9
3
Berangkat dari permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Studi Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak”. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan, maka ada fokus penelitian yang menarik, yang perlu dikaji dalam skripsi ini, antara lain: 1. Bagaimana pelaksanaan rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak? 2. Bagaimana pelaksanaan pembinaan siswa dalam meningkatkan potensi berorganisasi di MA Negeri Demak? 3. Bagaimana pelaksanaan evaluasi siswa dalam meningkatkan potensi berorganisasi di MA Negeri Demak? C. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk
mendeskripsikan
pelaksanaan
rekrutmen
dan
seleksi
dalam
meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. 2.
Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembinaan siswa dalam meningkatkan potensi berorganisasi di MA Negeri Demak.
3.
Untuk menemukan apa saja bentuk evaluasi siswa dalam meningkatkan potensi berorganisasi di MA Negeri Demak. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1. Dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengamatan langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selain diperguruan tinggi. 2. Peneliti ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. 3. Peneliti diharapkan dapat menambah khazanah intelektual keilmuan.
4
4. Sebagai
bahan
pertimbangan
dan
sumbangsih
pemikiran
guna
meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak.
5
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka yang berupa buku, hasil penelitian, karya ilmiah, ataupun sumber lain yang digunakan peneliti sebagai rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang peneliti lakukan. Peneliti akan mengambil beberapa sumber sebagai bahan rujukan atau perbandingan baik dari buku-buku maupun dari hasil penelitian. Adapun karya ilmiah yang membahas tentang manajemen kesiswaan, di antaranya: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Istatho’ah (3101045), Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, pada tahun 2006, yang berjudul “Studi tentang Manajemen Kesiswaan di MTs NU Nurul Huda Mangkang”. Beliau membahas tentang penerapan manajemen kesiswaan dan hambatannya yang dihadapi serta tindakan yang ditempuh madrasah dalam menghadapi permasalahan.1 2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Azizah (3104345), Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, tahun 2009, yang berjudul Peran “Manajemen Kesiswaan untuk Meningkatkan Mutu MTs N Model Brebes”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kesiswaan bagi peningkatan mutu sangat penting karena manajemen kesiswaan adalah salah satu bagian dari komponen madrasah yang dikelola dan diatur oleh kepala madrasah untuk menghasilkan mutu yang berorientasi pada input, proses, dan output.2 3. Penelitian yang dilakukan oleh Farida Tasriroh (3101282), Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang berjudul “Studi Tentang Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di SMA Unggulan Pondok Pesantren Nurul Islam Mijen Semarang” konsep manajemen secara sederhana yakni unsur inti yang sering dikenal dengan POAC (Planning, 1 2
Istatho’ah, “Studi tentang Manajemen Kesiswaan di MTs NU Nurul Huda Mangkang” Nur Azizah, “Peran Manajemen Kesiswaan Untuk Meningkatkan Mutu di MTs Model
Brebes”
6
Organizing, Actuating, dan Controlling) dan terfokus pada bimbingan dan konseling dengan menggunakan contoh beberapa kasus yang berhasil dijumpai dilapangan.3 Peneliti mengangkat beberapa kajian di atas karena, skripsi pertama memaparkan tentang manajemen kesiswaan secara global. Kemudian skripsi kedua menjelaskan peran manajemen kesiswaan untuk meningkatkan mutu madrasah (MTs N). Sedangkan skripsi ketiga menjelaskan tentang konsep manajemen secara sederhana dan fokus pada bimbingan dan konseling dengan menggunakan contoh beberapa kasus yang berhasil dijumpai dilapangan. Setelah menelaah berbagai karya tulis berupa hasil penelitian yang ada peneliti belum menemukan pebahasan manajemen kesiswaan yang lebih spesifik.
Khususnya
yang
membahas
tentang
potensi
berorganisasi
siswa.mOleh karena itu, peneliti mencoba untuk membahas permasalahan tersebut dengan mengambil lokasi penelitian di MA Negeri Demak. B. Kerangka Teoritik 1.
Manajemen Kesiswaan a. Pengertian Manajemen Kesiswaan Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan peserta didik, pembinaan sekolah mulai dari perencanaan penerimaan peserta didik, pembinaan selama peserta didik berada
di
sekolah,
sampai
dengan
peserta
didik
menamatkan
pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.4 Mulyono, dalam Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan mengemukakan bahwa manajemen kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta
3
Farida Tasriroh, “Studi Tentang Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di SMA Unggulan Posndok Pesantren Nurul Islam Mijen Semarang” 4 W. Mantja, Profesionalisasi Tenaga Kependidikan, Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran, (Malang: Elang Mas, 2007) hlm. 35.
7
pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM dengan efektif dan efisien.5 Manajemen kesiswaan juga berarti seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.6 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah. b. Dasar Manajemen Kesiswaan Dasar hukum manajemen kesiswaan di sekolah secara hierarkis dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang mengamanatkan mencerdaskan kehidupan bangsa.7 2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menyatakan: Pada satuan pendidikan SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat, kepala satuan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya dibantu minimal oleh tiga wakil kepala satuan pendidikan yang masingmasing secara berturut-turut membidangi akademik, sarana dan prasarana, serta kesiswaan (pasal 50 bab VIII tentang standar pengelolaan).8
5
Mulyono, Manajemen Administrasi hlm. 178. Ary Gunawan, Administrasi Sekolah, hlm. 9. 7 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, UUD ’45 dan Amandemennya, (Surakarta: Pustaka Mandiri), hlm. 2. 8 Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Bp. Cipta Jaya, 2005), hlm. 27. 6
8
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan: a)
Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu (pasal 5).
b) Warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus (pasal 5). c)
Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus (pasal 5).
d) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya (pasal 12).9 Dari beberapa dasar hukum di atas dapat disimpulkan bahwa dasar hukum manajemen kesiswaan di sekolah yaitu setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan baik yang memiliki potensi kecerdasan maupun memiliki kelainan fisik. c. Tujuan dan Fungsi Manajemen Kesiswaan Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional yang penting dalam kerangka manajemen sekolah.10 Tujuan umum manajemen kesiswaan adalah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.11 Adapun fungsi manajemen kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi
9
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi, 2003), Cet. 1, hlm. 12-15. 10 Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah dalam Era Otonomi Daerah, (Makassar: Aksara Madani, 2008), hlm. 155. 11 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 46.
9
sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik (siswa) yang lainnya.12 Jadi tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan ialah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan serta sebagai wahana bagi siswa untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin. d.
Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan Berkenaan dengan manajemen kesiswaan, ada beberapa prinsip
dasar yang harus mendapat perhatian berikut ini, yaitu : 1) Siswa harus diperlakukan sebagai subjek dan bukan objek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka. 2) Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan wahana kegiatan yang beragam sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal. 3) Pada dasarnya siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan. 4) Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik.13 Adapun kewajiban siswa adalah: a) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali siswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undang yang berlaku. b) Mematuhi ketentuan peraturan yang berlaku. c) Menghormati tenaga kependidikan. d) Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan dan ketertibanserta keamanan sekolah yang bersangkutan.14
12
Imron A., dkk., Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), hlm. 53. 13 Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 121-122. 14 Mulyono, Manajemen Administrasi, hlm. 179.
10
Jadi dalam manajemen kesiswaan perlu memperhatikan prinsipprinsip yang ada agar siswa melaksanakan kewajibannya dan mendapatkan haknya. e. Tugas Manajemen Kesiswaan Manajemen kesiswaan memiliki beberapa tugas yang tentunya berkaitan dengan bidang kesiswaan. Yang menjalankan tugas tersebut ialah wakil kepala sekolah (waka kesiswaan) namun kepala sekolah juga tidak lepas dari tugas tersebut, mengapa demikian karena meskipun ada wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, kepala sekolah tetap memegang peran sangat penting karena keputusan akhir setiap kegiatan ada pada kepala sekolah.15 Seorang kepala sekolah harus menyadari bahwa titik pusat tujuan sekolah adalah menyediakan program pendidikan yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, pribadi dan kebutuhan kemasyarakatan serta kepentingan individu para siswa.16 Indikator keberhasilan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin adalah kepuasan kerja guru, sebagai internal customer dan kepuasan siswa serta orang tua siswa sebagai external customer.17 Tugas kepala sekolah (dibantu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan)
meliputi: perencanaan di bidang kesiswaan, penerimaan
siswa baru, pengaturan siswa dalam kelompok-kelompok, pembinaan siswa, berakhir dengan pelepasan siswa dari sekolah, serta kegiatankegiatan lain yang berhubungan langsung dengan siswa.18
15
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Manajemen Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 1999), hlm. 85-86. 16 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 239. 17 Hari Suderajat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Bandung: CV Cipta Cekas Grafika, 2005), hlm. 50. 18 Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studi Press), hlm. 75.
11
Oleh karena itu, tugas manajemen kesiswaan akan membahas pengelompokan
secara
berturut-turut:
perencanaan
kesiswaan,
pengelolaan kesiswaan, kegiantan ekstra kelas, intra sekolah dan kelulusan. 1. Perencanaan kesiswaan Secara umum perencanaan kesiswaan terkait dengan dua hal yaitu mengenai sensus sekolah dan jumlah siswa yang diterima disekolahan. a) Sensus Sekolah Sensus sekolah adalah pencatatan anak-anak usia sekolah yang diperkirakan akan masuk sekolah atau calon siswa. Sensus sekolah akan lebih lengkap apabila pencatatan itu tidak saja menghasilkan jumlah calon siswa, tetapi juga dilengkapi dengan minat kemana mereka itu ingin melanjutkan sekolah. 1) Fungsi sensus sekolah Pencatatan anak usia sekolah merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan pendidikan. Dengan data yang diperoleh dari sensus sekolah maka akan dapat ditetapkan: a) Jumlah dan lokasi sekolah. b) Batas daerah penerimaan siswa disuatu sekolah. c) Jumlah fasilitas transportasi. d) Layanan program sekolah. e) Laju pertumbuhan pendudukan, khususnya anak-anak usia sekolah di daerah sekitar sekolah. 2) Pelaksanaan sensus sekolah Dalam pelaksanaan sensus sekolah memang tidak mudah ditetapkan, sebab sangat dipengaruhi oleh tujuan sensus tersebut. Mungkin sensus sekolah perlu dilaksanakan dalam tahun ajaran yang sedang berjalan dengan harapan agar tahun ajaran yang akan datang dapat dipersiapkan kebutuhan pengajar dan fasilitas guna menampung calon siswa.
12
b) Penentuan siswa yang diterima Berapa calon jumlah siswa yang akan diterima di suatu sekolah sangat bergantung pada jumlah kelas atau fasilitas tempat duduk yang tersedia. Prakiraan jumla siswa yang akan diterima bisa dibuat berdasarkan prakiraan siswa yang akan meninggalkan sekolah. Sebagian besar siswa yang akan meninggalkan sekolah ialah siswa-siswa yang duduk di kelas terakhir, dan sedikit atau bahkan mungkin tidak ada dari kelas-kelas dibawahnya. Dalam penentuan jumlah siswa yang akan diterima disekolah biasanya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1) Kebijakan dalam penerimaan siswa baru Dalam kegiatan penerimaan siswa baru ini ada beberapa kebijakan yang wajib diperhatikan, kerena kebijakan-kebijakan tersebut akan menjadi landasan kerja dalam pelaksanaan kegiatan penerimaan siswa baru. Kebijakan-kebijakan tersebut salah satunya terdapat dalam UUD 1945. Dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945, disebutkan bahwa salah satu tujuan nasional ialah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Ini berarti bahwa pemerintah Negara Indonesia mempunyai kewajiban atau tanggung jawab untuk memberikan pendidikan kepada bangsa Indonesia. 2) Penerimaan Siswa Baru Pengelolaan penerimaan siswa baru harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga kegiatan mengajar-belajar sudah dapat dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran baru.19 Dalam penerimaan siswa baru terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan seperti: penetapan persyaratan siswa yang akan diterima, pembentukan panitia penerimaan siswa baru.20
19
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004),
20
Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik, (Bandung: PT Refika Aditama, 2008),
hlm. 74. hlm. 25.
13
a) Penetapan persyaratan siswa yang akan diterima Setiap sekolah berbeda dalam menetapkan persyaratan calon siswa yang akan diterima. Pada umumnya persyaratan itu menyangkut aspek: umur, kesehatan, kemampuan hasil belajar dan persyaratan administrasi lainnya. Pemerintah
dalam
hal
ini
departemen
pendidikan
dan
kebudayaan, melalui kantor wilayah tingkat propinsi selalu memberikan pedoman kepada setiap tingkat dan jenis sekolah menjelang awal masa penerimaan siswa baru. Kewajiban kepala sekolah untuk aktif mencari informasi baru tentang ketentuan- ketentuan tersebut. Persyaratan untuk masuk SMA adalah sebagai berikut: 1)
Salinan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang disahkan.
2)
Salinan raport kelas tertinggi.
3)
Surat keterangan kelahiran.
4)
Surat keterangan kesehatan.
5)
Surat keterangan kelakuan baik.
6)
Mengisi formulir pendaftaran.
7)
Pas foto ukuran 3 x 4 atau 4 x 6.
8)
Membayar biaya pendaftaran. Adapun persyaratan yang telah ditentukan hendaknya dapat
dikomunikasikan kepada masyarakat luas beberapa hari sebelum waktu pendaftaran dimulai. Cara penerimaan siswa baru yaitu: Pertama, berdasarkan hasil tes masuk, yaitu siapa yang diterima dari calon peserta didik yang mendaftar, ditentukan berdasarkan hasil tes yang diadakan. Sekolah menentukan nilai batas lulus, calon yang memperoleh nilai tes masuk sama atau lebih tinggi dari nilai batas lulus dinyatakan diterima. Kedua, berdasarkan hasil evaluasi akhir atau NEM, yakni singkatan Nilai Ebtanas Murni (Ebtanas singkatan dari Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional). Dengan cara ini filter atau penyaring diterimanya calon peserta didik yang mendaftar didasarkan pada posisi jumlah NEM yang
14
dimiliki dikaitkan dengan posisi jumlah NEM dari semua pendaftar. Semua calon diranking menurut jumlah NEM, penentuan siapa yang diterima didasarkan pada ranking NEM, dimulai dari NEM tertinggi hingga NEM tertentu, sampai jumlah peserta didik yang diperlukan sekolah terpenuhi.21 b) Pembentukan panitia penerimaan siswa baru Pembentukan panitia penerimaan siswa baru dilakukan sekali setahun. Oleh karena itu dibentuk khusus untuk itu dan dibubarkan setelah kegiatan selesai.22 Panitia penerimaan siswa baru terdiri dari kepala sekolah dan beberapa guru yang ditunjuk untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan yakni: a. Syarat-syarat pendaftaran murid baru. b. Formulir pendaftaran. c. Pengumuman. d. Buku pendaftaran. e. Waktu pendaftaran. f. Jumlah calon yang diterima.23 3)
Orientasi Siswa Baru Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu
bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk memberi kegiatan ini. Istilah-istilah itu di antaranya ialah Masa Orientasi Siswa (MOS) dan pengenalan kampus menjadi OSPEK. Tujuan orientasi siswa baru ialah memperkenalkan berbagai masalah tentang sekolah, agar siswa baru dapat segera menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolah.24
21
Harbangan Siagian, Administrasi Pendidikan: Suatu Pendekatan Sistemik, (Semarang: Satya Wacana), hlm. 101-102. 22 Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, hlm. 127. 23 B. Suryosubroto, Manajemen, hlm. 74-75. 24 Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi, hlm. 75.
15
Sebelum siswa baru menerima pelajaran biasa di kelas-kelas, ada sejumlah kegiatan yang harus diikuti oleh mereka selama OSPEK, kegiatan-kegiatan itu diantaranya, yaitu : 1) Perkenalan dengan para guru dan staf sekolah. 2) Perkenalan dengan siswa lama. 3) Perkenalan dengan pengurus OSIS. 4) Penjelasan tentang tata tertib sekolah. 5) Mengenal
dan
meninjau
fasilitas-fasilitas
sekolah,
misalnya
laboratorium, perpustakaan, ruang senam, sanggar tari, sanggar musik, dan lain sebagainya.25 2.
Pengelolaan Kesiswaan Pengelolaan
kesiswaan
ialah
keseluruhan
hasil
proses
penyelenggaraan usaha kerja sama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan pendidikan sekolah. Tujuan pengelolaan kesiswaan ialah mengatur kegiatan-kegiatan dalam bidang kesiswaan agar proses belajar mengajar di sekolah bisa berjalan lancar, tertib, dan teratur, tercapainya apa yang menjadi tujuan-tujuan pendidikan di sekolah. Kegiatan pengelolaan kesiswaan mencakup kegiatan-kegiatan dimulai dari perencanaan dibidang kesiswaan, penerimaan siswa baru, pengaturan siswa dalam kelompok-kelompok, pembinaan siswa, berakhir dengan pelepasan siswa dari sekolah, serta kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan langsung dengan siswa. Pengelompokan siswa dilakukan terutama bagi siswa yang baru diterima dalam kegiatan penerimaan siswa baru. Tujuannya agar program kegiatan belajar bisa berlangsung dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu setiap
sekolah
setiap
tahunnya
pastilah
selalu
melaksanakan
pengelompokan siswa.26 25
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 98. Ibrahim Bafadal, Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm. 34. 26
16
a) Pengelompokan siswa Setelah proses penerimaan siswa baru, maka kegiatan kesiswaan selanjutnya yang perlu dilaksanakan ialah pengelompokan siswa. Pengelompokan siswa diadakan dengan maksud agar pelaksanaan kegiatan proses belajar dan mengajar di sekolah bisa berjalan lancar, tertib
dan
bisa
tercapai
tujuan-tujuan
pendidikan
yang
telah
diprogramkan. Ada
beberapa
jenis
pengelompokan
siswa
yang
sering
dilaksanakan, diantaranya adalah: 1) Pengelompokan dalam kelas-kelas Agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik, maka siswa dalam jumlah besar perlu dibagi-bagi dalam kelompok yang lebih kecil yang disebut kelas. Banyaknya kelas disesuaikan dengan jumlah murid yang diterima sedangkan jumlah murid untuk setiap kelas (class size) berbeda untuk setiap tingkat dan jenis sekolah.27 Dalam menentukan berapa besar kelas ini, berlaku prinsip: semakin kecil kelas semakin baik. Karena, dengan demikian guru akan bisa lebih memperhatikan murid-murid secara individual.28 2) Pengelompokan berdasarkan bidang studi Pengelompokan berdasarkan bidang studi yang lazim disebut juga dengan
istilah
penjurusan.
Ialah
pengelompokan
siswa
yang
disesuaikan dengan minat dan bakatnya. Pengukuran minat dan bakat siswa didasarkan pada hasil prestasi belajar yang dicapai dalam mata pelajaran yang diikuti. Berdasarkan hasil-hasil yang dicapai dalam berbagai mata pelajaran itulah seorang siswa diarahkan pada jurusan di mana ia memperoleh nilai-nilai baik pada mata pelajaran untuk jurusan tersebut.29
27
W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 38. Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 99. 29 Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi, hlm. 76. 28
17
3) Pengelompokan berdasarkan spesialisasi Pengelompokan berdasarkan spesialisasi hanya terdapat di sekolahsekolah
kejuruan.
Pada
hakikatnya,
penjurusan
sama
dengan
pengelompokan berdasarkan bidang studi, namun lebih menjurus ke arah yang lebih khusus.30 4) Pengelompokan dalam sistem kredit Pengajaran dengan sistem kredit ialah sistem yang menggunakan ukuran satuan kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata pelajaran bobot satu kredit, lengkapnya satu satuan kredit semester (1 SKS). Pengajaran dengan sistem kredit bisa dilaksanakan dengan dua cara yaitu: sistem kredit dengan sistem paket dan sistem kredit dengan sistem pilihan. Sistem kredit yang dilaksanakan di SMA dewasa ini ialah sistem kredit dengan sistem paket, di perguruan tinggi dilaksanakan sistem kredit dengan sistem paket dan pilihan.31 5) Pengelompokan berdasarkan kemampuan Pengelompokan ini didasarkan atas kemampuan siswa di mana siswa yang pandai dikumpulkan dalam kelompok siswa yang pandai, dan siswa yang kurang pandai berada dalam kelompok kurang pandai atau lambat.32 6) Pengelompokan berdasarkan minat Pengelompokan berdasarkan minat banyak dilaksanakan dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler cukup banyak jenisnya, maka kepada para siswa diberi kebebasan untuk memilih jenis kegiatan yang sesuai dengan minatnya.33
30
W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 38. Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi, hlm. 77. 32 W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 39. 33 Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi. hlm. 77. 31
18
b)
Kehadiran siswa di sekolah Kehadiran siswa di sekolah biasa disebut dengan istilah prestasi
siswa. Pengertian prestasi siswa mengandung dua arti, yaitu masalah kehadiran di sekolah (school attendance) dan ketidakhadiran di sekolah (non school attendance). Karena hal ini sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Di samping itu, kehadiran dan ketidakhadiran siswa di sekolah bisa merupakan gambaran tentang ketertiban suatu sekolah. 1) Faktor-faktor Penyebab Ketidakhadiran Siswa Masalah ketidakhadiran siswa bisa ditinjau dari dua segi, yaitu faktor-faktor penyebab dan sumber-sumber penyebab ketidakhadiran. Faktor ketidakhadiran pada penyebab ketidakhadiran siswa, pada umumnya dibedakan kedalam dua jenis, yaitu faktor kesehatan dan non kesehatan. 2) Sumber-sumber Penyebab Ketidakhadiran Pada
dasarnya
sumber-sumber
ketidakhadiran
siswa
di
sekolahdapat dibedakan dalam empat jenis yaitu: lingkungan rumah tangga, lingkungan masyarakat dan siswa sendiri. c) Pembinaan disiplin siswa Masalah disiplin merupakan suatu masalah penting yang dihadapi sekolah-sekolah dewasa ini. Bahkan sering masalah disiplin digunakan sebagai barometer pengukur kemampuan kepala sekolah dalam memimpin sekolahnya.34 Disiplin juga sangat penting artinya bagi siswa. Oleh karena itu, ia harus ditanamkan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan bagi siswa. Orang-orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak disiplin. Apa yang dimaksud dengan disiplin? Disiplin adalah suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, 34
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 108.
19
serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung atau tidak langsung. Adapun pengertian disiplin siswa adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh siswa di sekolah, tanpa ada pelanggaranpelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap siswa sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan. Teknik-teknik pembinaan disiplin siswa adalah sebagai berikut: 1) Teknik external control, ialah suatu teknik di mana disiplin siswa haruslah dikendalikan dari luar siswa.35 Teknik external control ini berupa bimbingan dan penyuluhan. Sering external control dalam arti “pengawasan” perlu diperketat, namun hendaklah secara “human” (kemanusiaan). Yang perlu diperhatikan ialah, bahwa penggunaan teknik ini hendaklah disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik.36 2) Teknik inner control, atau internal control. Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik di atas. Teknik ini mengupayakan agar siswa dapat mendisiplinkan diri mereka sendiri. Siswa disadarkan akan arti pentingnya disiplin. Jika teknik inner control ini yang dipilih oleh guru, maka guru haruslah bisa menjadi teladan dalam hal kedisiplinan. Sebab, guru tidak akan dapat mendisiplinkan siswa, tanpa ia sendiri harus berdisiplin. 3) Teknik cooperative control. Menurut teknik ini, antara guru dan siswa harus saling bekerjasama dengan baik dalam menegakkan disiplin. Guru dan siswa lazimnya membuat semacam kontrak perjanjian yang berisi aturan-aturan kedisiplinan yang harus ditaati bersama-sama. Sanksi atas pelanggaran disiplin juga ditaati dan dibuat bersama.37
35
Ali Imron, dkk., Perspektif Manajemen 93-94. Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 110. 37 Ali Imron, dkk., Perspektif Manajemen, hlm. 94-95. 36
20
3.
Kegiatan Ekstra Kelas Langkah tepat yang harus diambil kepala sekolah dan para guru
harus mengembangkan pengertian yang lebih besar dan memahami isi hati para siswa, untuk melibatkan para siswa secara aktif di dalam berbagai keputusan. Wahana yang paling tepat untuk melibatkan para siswa tersebut adalah kegiatan kegiatan di luar kurikuler atau kegiatan ekstrakelas.38 Yang dimaksud dengan kegiatan ekstra kelas di sini adalah kegiatan di luar jam-jam pelajaran resmi. Artinya di luar jam-jam pelajaran yang tercantum dalam jadwal pelajaran.39 Kegiatan semacam itu biasanya dikategorikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan
ekstra
kurikuler
dimaksudkan
untuk
mengembangkan pribadi siswa karena kegiatan-kegiatan itu walaupun tidak secara langsung menuju kegiatan kurikuler yang berdampak pengajaran,
namun
ekstrakurikuler
berdampak
pengiring,
yang
kemungkinan hasilnya akan berjangka panjang. Tujuan ekstra kurikuler adalah agar siswa dapat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan nilai dan sikap demi untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat disediakan seperti: Pramuka, olahraga dan sebagainya.40 4.
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Arti organisasi secara umum ialah suatu sistem kerjasama antara
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan.41 Selain itu organisasi juga merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, yang
38
Wahyosumidjo, Kepemimpinan, hlm. 239. Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, ,Administrasi, hlm. 122. 40 W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 40-41. 41 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta: CV Rajawali, 1990), hlm. 17. 39
21
memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah.42 Sedangkan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan wadah atau arena tempat kehidupan siswa di sisi lain, yaitu kehidupan siswa sebagai calon-calon anggota masyarakat.43 OSIS merupakan satusatunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai atau sebagai salah satu jalur tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan.44 Oleh karena itu di bawah ini akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan OSIS. a) Latar belakang berdirinya OSIS Tujuan Nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dan secara operasional diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara ditetapkan bahwa pendidikan
nasional
berdasarkan
Pancasila,
bertujuan
untuk
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri
serta
bersama-
sama
bertanggung
jawab
atas
pembangunan bangsa. Garis-Garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa generasi muda yang di dalamnya termasuk para siswa adalah penerus
42
Dydiet Hardjito, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 5. 43 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 125-126. 44 Wahyosumidjo, Kepemimpinan, hlm. 244.
22
cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Mengingat tujuan pendidikan dan pembinaan generasi muda yang ditetapkan baik di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 maupun di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara amat luas lingkupnya, maka diperlukan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang merupakan alur pendidikan formal yang sangat penting dan strategis bagi upaya mewujudkan tujuan tersebut, baik melalui proses belajar
mengajar
maupun
melalui
kegiatan
kokurikuler
dan
ekstrakurikuler.45 b)
Nilai dan Fungsi OSIS OSIS adalah suatu organisasi. Oleh karena itu, nilai dari OSIS
ialah nilai berorganisasi. Pengalaman-pengalaman berorganisasi ini di antaranya ialah: 1) Pengalaman memimpin Ini khususnya bagi anggota pengurus, yang duduk sebagai ketua organisasi maupun ketua-ketua seksi. Namun sebenarnya secara tidak langsung yang tidak menjadi ketua pun mendapatkan pengalaman memimpin. Seperti hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari:
)ل عَنْ رَاعِيَتِ ِه (رواه البخارى ٌ ع َو ُكُّلكُ ْم َمسْ ُؤ ٍ ُكُّلكُمْ رَا Setiap
kalian
adalah
pemimpin,
dan
kalian
akan
dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (HR. Al-Bukhari)47 2) Pengalaman bekerjasama Seluruh pengurus, dan juga anggota, untuk melaksanakan programprogram harus saling bekerjasama.48 Perlunya bekerja sama seperti yang ada dalam Al-Qur'an surat 9 : 71.49 45
http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS-22k, download Senin 09 Agustus 2011. Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Juz I, (Indonesia: Maktabah Dahlan, 1996), hlm. 346. 47 Muhadi Zainuddin dan Abd. Mustaqim, Studi Kepemimpinan Islam, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2005), hlm. 18. 46
23
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.51 3) Hidup demokratis Dalam organisasi tidak bisa seseorang memaksakan kehendaknya begitu saja kepada orang lain, anggota organisasi tersebut. Semua anggota mempunyai hak dan kedudukan yang sama. 4) Berjiwa toleransi Anggota dari suatu organisasi bisa mempunyai pendapatdan pandangan yang
berbeda-beda. Setiap anggota harus rela menerima
keberbedaan itu, dan berusaha memadukannya menjadi suatu yang berguna. 5) Pengalaman mengendalikan organisasi Pengalaman ini meliputi pengalaman bagaimana merencanakan program-program kegiatan. Bagaimana mengorganisasikan kegiatan, bagaimana
memilih
orang-orang
untuk
melaksanakan
kegiatan,
48
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, hlm. 127. Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 190. 50 Imam Abil Hasan Ali Bin Ahmad Al-Wahidi, Tafsir Al-Munir, Juz I, (Indonesia: Maktabah Daarun Ahya’), hlm. 347. 51 Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-Art, 2007), hlm. 198. 49
24
bagaimana menggerakkan dan mengarahkan orang-orang, bagaimana menilai dan mengukur keberhasilan dari suatu organisasi. Adapun fungsi dari OSIS ialah fungsi pembinaan siswa. Pembinaan siswa mempunyai tujuan agar siswa nantinya bisa menjadi warga negara yang baik dan berguna.52 Secara khusus, tujuan OSIS dirumuskan sebagai berikut: 1) Mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang memiliki jiwa Pancasila, berkepribadian luhur, moral dan mental yang tinggi, berkecakapan serta memiliki pengetahuan siap untuk diamalkan. 2) Mempersiapkan siswa agar menjadi warga negara yang mengabdi kepada Tuhan YME, tanah air dan bangsanya. 3) Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di sekolah dalam satu wadah OSIS, dan 4) Menghindarkan siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan mencegah siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta kepentingan suatu golongan, dalam rangka usaha peningkatan ketahanan sekolah.53 c) Struktur OSIS Pada dasarnya, setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS terdiri atas:
52 53
(1)
Ketua Pembina (biasanya kepala sekolah)
(2)
Wakil Ketua Pembina (biasanya wakil kepala sekolah)
(3)
Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh sekolah)
(4)
Ketua Umum
(5)
Wakil Ketua I
(6)
Wakil Ketua II
(7)
Sekretaris Umum
(8)
Sekretaris I
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 127-128. W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 41.
25
(9)
Sekretaris II
(10) Bendahara (11) Wakil Bendahara (12) Ketua Sekretaris Bidang (SekBid) yang mengurusi setiap kegiatan siswa yang berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya. Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masingmasing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. 54 d) Tugas kewajiban dan bidang kegiatan OSIS Secara singkat dapat dikatakan bahwa tugas kewajiban OSIS ialah membantu mengusahakan kelancaran pelaksanaan program pengajaran dan pembinaan generasi muda di sekolah. Adapun segi-segi pembinaan generasi muda ini meliputi antara lain: (1) Mempertinggi moral dan etik. (2) Memperdalam kesadaran rasa kebangsaan. (3) Memperdalam rasa cinta tanah air dan lingkungan. (4) Memajukan kesenian. (5) Memajukan olahraga. (6) Mengobarkan semangat belajar dan bekerja keras. (7) Menggiatkan pengabdian pada masyarakat. (8) Menggiatkan usaha-usaha sosial. Adapun bidang-bidang kegiatan OSIS bisa bermacam-macam, di antaranya ialah: (1)
Kegiatan bidang ilmiah, seperti ceramah-ceramah, diskusi-diskusi.
(2)
Kegiatan bidang olahraga, seperti senam, permainan, beladiri
(3)
Kegiatan bidang kesenian, seperti tari, drama, seni suara, seni rupa, dan sebagainya.
(4)
Kegiatan bidang kesehatan, seperti masalah gizi, kesehatan lingkungan.
54
http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS-22k, download Senin 09 Agustus 2011.
26
(5)
Kegiatan bidang pencinta alam, seperti mendaki gunung, tamasya, kemah.
(6)
Kegiatan bidang sosial, seperti pengumpulan dana korban bencana alam, pengumpulan donor darah.
(7)
Kegiatan bidang keagamaan, seperti pengumpulan zakat fitrah, santunan anak yatim.
(8)
Kegiatan bidang koperasi (sekolah), seperti usaha melengkapi kebutuhan siswa, melengkapi perpustakaan sekolah.55
e) Pembinaan OSIS Salah satu segi dalam pendidikan ialah membina siswa agar dapat berdiri sendiri (memiliki sifat mandiri). 56 Dalam pembinaan OSIS, kepala sekolah dapat melakukan beberapa langkah, yaitu: (1)
Mengkoordinasikan berbagai kegiatan dengan guru mata pelajaran dan wali kelas. Hal itu dimaksudkan agar jangan terjadi tumpang tindih kegiatan yang mengganggu kegiatan pembelajaran di kelas.
(2)
Memberikan kepercayaan kepada siswa mengelola kegiatannya.
(3)
Menjalin kerjasama dengan berbagai unit kegiatan remaja di luar sekolah seperti: Palang Merah Remaja, Kwartir Pramuka, dan lainlain.
(4)
Melibatkan orang tua dan pihak terkait dalam kegiatan yang relevan. Bagaimanapun
pembinaan
kesiswaan
sebagai
bagian
dari
pelaksanaan manajemen kesiswaan berkaitan dengan menyiapkan lulusan berkualitas di setiap sekolah. Untuk kelancaran program pembinaan kesiswaan ini, karena melibatkan para staf, guru dan pegawai bahkan dari pihak luar, maka kepala sekolah perlu menjalin koordinasi, kerjasama dan komunikasi melalui adanya:
55
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 130-131. Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 129. 56
27
(1)
Rapat koordinasi secara periodik yang dapat dilaksanakan setiap akhir dukungan yang diperlukan.
(2)
Rapat evaluasi program pembinaan kesiswaan, yang dilaksanakan setiap akhir tahun program pengajaran untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program pembinaan siswa.57 Demikianlah sekilas
gambaran tentang OSIS, satu-satunya
organisasi siswa, satu-satunya wadah tempat pembinaan siswa, sebagai calon-calon generasi muda, pemegang dan penentu masa depan bangsa. 5. Evaluasi Kelulusan Evaluasi merupakan suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru.58 Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen kesiswaan. Kelulusan adalah pernyataan dari sekolah sebagai suatu lembaga tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh siswa. Setelah seorang siswa selesai mengikuti seluruh program pendidikan di suatu sekolah, dan berhasil lulus dalam EBTA, maka kepadanya diberikan surat keterangan atau sertifikat, yang umumnya disebut Ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB). Proses kelulusan biasanya ditandai atau dikukuhkan dalam suatu upacara, yang biasa disebut “upacara kelulusan”. Akhir-akhir ini istilah kelulusan banyak diganti dengan istilah “wisuda”. Dalam wisuda ini, di samping
mewisuda
siswa-siswa
yang
lulus,
sekaligus
sekolah
“melepas”siswa dan “menyerahkan kembali” kepada para orang tua. Dengan demikian “habislah” (dalam arti telah selesai) hubungan ikatan antara sekolah dan orang tua siswa. Sedangkan hubungan para lulusan (alumni) dan sekolah diharapkan masih akan tetap terjalin.
57
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Ciputat: Ciputat Press, 2005), hlm. 266-267. 58 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet. 7 ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008) hlm.156.
28
Hubungan sekolah dan alumni memang perlu tetap dipelihara. Dari hubungan dengan alumni ini, sekolah bisa memanfaatkan hasilhasilnya. Sekolah bisa menjaring berbagai informasi. Misalnya, informasi tentang materi-materi pelajaran mana yang kiranya sangat membantu studi di perguruan tinggi. Mungkin juga informasi tentang lapangan kerja yang bisa dijangkau bagi alumni yang tidak melanjutkan studi. Hubungan antara sekolah dengan para alumni dapat dipelihara lewat pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh para alumni, yang biasa disebut dengan istilah “reuni”.59 2.
Potensi Berorganisasi Siswa a.
Pengertian Potensi Berorganisasi Siswa Bakat (aptitude) biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan
yang
merupakan
potensi
(potential
ability)
yang masih
perlu
dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. Kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang.60 Dalam kamus bahasa Indonesia, Potensi adalah daya, kekuatan, kemampuan, kesanggupan, kekuasaan, kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan, atau sesuatu yang dapat menjadi actual.61 Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bakat merupakan kemampuan yang ada pada diri seseorang yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh 59
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, ,Administrasi, hlm. 120-121. Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 180. 61 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. III, hlm. 890. 60
29
sekelompok orang untuk mmencapai suatu tujuan.62
Untuk lebih
jelasnya, berikut ini beberapa pendapat tentang pengertian organisasi, antara lain: 1) Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly Mendefinisikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil, yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Lebih jauh ketiganya menyebutkan bahwa organisasi adalah suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran. Definisi ini menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan bersama secara efektif dan efisien melalui koordinasi antar unit organisasi.63 2) Menurut Stephen P. Robbins Kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Definisi dari robbins tersebut, menekankan bahwa organisasi adalah suatu sistem sosial yang perlu dikoordinasi dalam arti perlu manajemen. 3) Menurut Oteng Sutisna “Organisasi adalah mekanisme yang mempersatukan kegiatankegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan”. Definisi ini menekankan pada mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai tujuan.64 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu sistem interaksi antar orang untuk mencapai tujuan organisasi,
62
Komang Ardana dkk, Perilaku Keorganisasian, (Jogyakarta: Graha Ilmu, 2008),
hlm.1. 63
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,(Bandung: Alfabeta,2009),hlm. 69. 64 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, hlm. 70.
30
dimana sistem tersebut memberikan arahan perilaku bagi anggota organisasi. Sedangkan
pengertian siswa adalah orang yang melakukan
aktifitas dan kegiatan di kelas yang ditempatkan sebagai obyek dan arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subyek. Artinya siswa bukan barang atau obyek yang hanya dikenai akan tetapi juga objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak.65 Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa potensi berorganisasi siswa adalah kemampuan yang ada pada diri seorang siswa yang perlu dikembangkan dan dilatih melalui suatu sistem interaksi antar orang untuk mencapai tujuan, dimana sistem tersebut memberikan arahan perilaku bagi anggota organisasi. b.
Karakteristik Anak Berbakat Sebagai makhluk sosial, anak berbakat mengalami pertumbuhan
dan berkembangan yang sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat, pemikiran, sikap, dan aktivitas anggota masyarakat yang lain. Dalam pergaulan inilah, mereka merasa sedih atau bahagia. Ditinjau dari segi budaya, anak berbakat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi tingkat kebudayaan tempat mereka memperoleh pengalaman budaya. Selain itu, faktor agama akan memberikan dasar dan norma pribadi anak berbakat. Untuk mengenali karakteristik anak-anak berbakat dapat dilihat beberapa segi diantaranya sebagai berikut: 1) Potensi Pada dasarnya anak berbakat memiliki potensi yang unggul. Potensi ini dapat disebabkan oleh faktor keturunan, seperti yang dilakukan oleh Branfenbrenner dan Scarr Salaptek menyatakan bahwa
65
Riduwan, Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 108.
31
tidak ada keraguan bahwa faktor genetika mempunyai andil besar terhadap kemampuan mental seseorang. Sedangkan Menurut French dan Gearheart anak berbakat memiliki stabilitas
emosi
yang
mantap
sehingga
mereka
akan
mampu
mengendalikan masalah-masalah personal. Rasa tanggung jawab mereka pun sangat tinggi serta mempunyai cita rasa humor yang tinggi pula. 2) Cara menghadapi masalah Cara menghadapi masalah di sini adalah keterlibatan seluruh aspek psikologi dan biologis setiap anak berbakat pada saat mereka berhadapan dengan masalah tersebut. Mereka akan memilih metode, pendekatan, dan alat strategis sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah yang efektif dan efisien. Langkah awal dapat dilihat bahwa setiap anak berbakat mempunyai keinginan yang kuat untuk mengetahui banyak hal, kemudian mereka akan melakukan ekspedisi dan eksplorasi terhadap pengukuran
saja.
Setelah
berfikir
dengan
baik,
mereka
akan
memunculkan hasil pemikiran dalam bentuk dan tingkah laku yang dimunculkan ialah mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara kritis. Pertanyaan ini ditujukan pada diri sendiri atau orang lain. Karakteristik yang dimiliki anak berbakat dalam menghadapi masalah di antaranya: a)
Mereka mampu melihat hubungan permasalahan itu secara komprehensif dan juga mengaplikasikan konsep-konsep yang kompleks dalam situasi yang konkret.
b)
Mereka akan terpusat pada pencapaian tujuan yang ditetapkan.
c)
Mereka suka bekerja secara independen dan membutuhkan kebebasan dalam bergerak dan bertindak.
d)
Mereka menyukai cara-cara baru dalam mengerjakan sesuatu dan mempunyai intens untuk berkreasi.
3) Prestasi Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik, dan sosial. Prestasi fisik yang dapat dicapai oleh anak-anak
32
berbakat ialah memiliki daya tahan tubuh yang prima serta koordinasi gerak fisik yang harmonis. Anak berbakat mampu berjalan dan berbicara lebih awal dibandingkan dengan anak-anak normal. Secara psikologis, anak berbakat memiliki kemampuan emosi yang unggul dan secara sosial pada umumnya mereka adalah anak-anak yang populer serta lebih mudah diterima. Berdasarkan prestasi akademik, anak berbakat pada dasarnya memiliki sistem syarat pusat yang prima. Oleh karena itu, mereka dapat mencapai tingkat kognitif yang tinggi. Menurut bloom, kognitif tingkat tinggi meliputi berpikir aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi dan juga kognitif
tingkat
rendah
terdiri
dari
berpikir,
mengetahui,
dan
komprehensif. Dalam usia lebih muda dari anak-anak normal, anak-anak berbakat sudah mampu membaca dan kemampuan ini berkembang terus secara konsisten. Selain memiliki keunggulan-keunggulan diatas, menurut swassing anak berbakat mempunyai karakteristik negatif, yaitu: a)
Mampu mengaktualisasikan pernyataan secara fisik berdasarkan pemahaman pengetahuan yang sedikit.
b)
Dapat mendominasi diskusi.
c)
Tidak sabar untuk segera maju ke tingkat berikutnya.
d)
Suka melawan aturan, petunjuk-petunjuk atau prosedur tertentu.
e)
Frustasi disebabkan tidak jalannya aktifitas sehari-hari
f)
Menjadi bosan karena banyak hal yang terulang-ulang. Ada
sejumlah
langkah
yang
perlu
dilakukan
umtuk
mengembangkan bakat khusus individu, yaitu sebagai berikut : 1)
Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan bakat khususnya.
2)
Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi dikalangan anak remaja, baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah.
33
3)
Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
4)
Mengembangkan program pendidikan berdiferensi disekolah guna memberikan pelayanan yang lebih efektif.
c.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bakat Siswa Bakat merupakan potensi yang masih harus dikembangkan dengan
kemampuan yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu banyak faktor yang dapat mempengaruhi apakah bakat itu dapat berkembang sesuai dengan apa yang kita harapkan atau tidak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya keberbakatan seorang anak, antara lain: a) Hereditas, adalah faktor yang diwariskan dari orang tua, meliputi kecerdasan, kreatif produktif, kemampuan memimpin, kemampuan seni dan psikomotor. Dalam diri seseorang telah ditentukan adanya faktor bawaan yang ada setiap orang, dan bakat bawaan tersebut juga berbeda setiap orangnya. b) Lingkungan, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak berbakat ditinjau dari segi lingkungannya (keluarga, sekolah dan masyarakat). Lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam mempengaruhi keberbakatan seorang anak. Walaupun seorang anak mempunyai bakat yang tinggi terhadap suatu bidang, tanpa adanya dukungan dan perhatian dari lingkungannya seperti, masyarakat tempat dia bersosialisasi, keluarga tempat ia menjalani kehidupan berkeluarga, tempat dia menjalani kehidupan dan mengembangkan keberbakatan itu dapat membantunya dalam mencapai ataupun memeksimalkan bakatnya tersebut.66
66
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/anak-berbakat/. di akses tanggal 20 September 2011.
34
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif metode dekriptif, metode ini dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta atau apa adanya, metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada menemukan fakta-fakta sebagaimana keadaan sebenarnya.1 Pendekatan penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jadi jenis penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan manajeman kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan prilaku yang kemudian hasil penelitian tersebut penulis ungkapkan dalam bentuk kalimat. Dalam hal ini menelusuri fenomena dan memperoleh data yang ada di lapangan sehubungan dengan manajemen kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Negeri Demak, tepatnya terletak di Jl. Diponegoro Po. Box 107 Demak Telepon/Faximile (0291) 681219, penelitian akan diadakan selama tiga minggu. Yaitu sejak tanggal 25 Oktober s/d 12 November 2011 dan waktu penelitian terbagi menjadi 3 tahapan. Tahapan pertama digunakan untuk survey pendahuluan. Kedua, proses pencarian data di lapangan. Ketiga, tahapan pelaporan atau penulisan hasil penelitian. Berikutnya waktu dipakai untuk proses 1
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 14.
35
pembimbingan oleh dosen skripsi dilanjutkan dengan seminar hasil penelitian (Ujian Munaqosah). C. Sumber Penelitian Yang menjadi sumber penelitian di sini yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, Pembina osis dan Pembina ekstrakulikuler yang ada di MA Negeri Demak. Dari kepala sekolah akan dihasilkan data bagaimana sistem koordinasi antara pihak yang bertugas dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi, pelaksanaan pembinaan, dan pelaksanaan evaluasi dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan bertugas memberikan data seputar proses pengkoordinasian antara Pembina ekstrakulikuler, Pembina intra sekolah (Osis), guru dan siswa. Sedangkan wakil kepala sekolah bidang kurikulum akan diungkap bagaimana proses perumusan kurikilum ekstra. Dari Pembina intra sekolah maupun Pembina ekstrakurikuler untuk mengetahui pembinaan dan evaluasi yang diberikan pada siswa dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Peneliti mencari sumber data ini agar dapat menjawab pelaksanaan manajemen kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi di MA Negeri Demak. D. Fokus Penelitian Peneliti memfokuskan penelitian pada pelaksanaan rekrutmen dan seleksi,
pembinaan,
dan
evaluasi
dalam
meningkatkan
potensi
berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian, atau cara yang
36
dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.2 Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik: 1.
Observasi Observasi adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra.3 Dalam praktiknya di lapangan peneliti mengamati bagaimana pelaksanaan pembinaan dan evaluasi dalam meningkatkan berorganisasi siswa di MA Negeri Demak secara langsung. Diharapkan dengan teknik observasi ini peneliti betulbetul bisa mengamati secara langsung. Kemudian hasil data dari observasi dipertegas lagi dengan teknik wawancara. Dengan begitu peneliti mendapatkan data baik secara mengamati langsung dan mendengarkan informasi melalui teknik wawancara. Dari data observasi ini data yang di dapatkan yaitu pelaksanaan proses penerimaan peserta didik, jumlah peserta didik yang diterima, pelaksanaan pembinaan pada peserta didik. Dari hasil Penelitian ini, peneliti melakukan observasi pada tanggal 25 Oktober 2011. 2.
Metode Interview (wawancara) Interview adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonsentrasikan makna dala suatu topik tertentu. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan cara tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee).4 Bentuk memperoleh informasi yang tepat dan objektif, setiap interviewer harus mampu menciptakan hubungan baik dengan interviewee.5 Metode
ini
digunakan
untuk
mendeskripsikan
pelaksanaan
manajemen kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Sedangkan obyek yang diwawancarai adalah kepala
2
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 100. Margono, S, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 122. 4 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 72. 5 Margono,S, Metodologi, hlm. 165. 3
37
sekolah, waka kesiswaan, pembina organisasi siswa serta pengurus organisasi siswa tersebut. Dari hasil wawancara peneliti melakukan wawancara dengan Bapak muhammad shaleh selaku kepala sekolah, Bapak Wahyu selaku waka kesiswaan,
dan
bapak
sya’roni
selaku
waka
kurikulum.
Untuk
mendapatkan data tentang pelaksanaan rekrutmen dan seleksi peserta didik. Pelaksanaan wawancara dilakukan pada tanggal 28-29 Oktober 2011 di kantor guru. Kemudian selain dari itu peneliti melakukan wawancara dengan dengan waka Bk yaitu Bapak Abdullah dan Bapak Nur kholis selaku pembina untuk menjawab permasalahan pada pembinaan peserta didik. Wawancara ini di laksanakan pada tanggal 02 sampai 03 November di kantor Bk. Sedangkan dalam evaluasi peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan pengurus osis pada tanggal 04 sampai 05 November. 3.
Dokumentasi Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditunjukkan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen.6 Dokumen merupakan catatan peristiwa lampau. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.7 Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan poin-poin pokok pelaksanaan rekrutmen dan seleksi, pelaksanaan pembinaan, dan pelaksanaan evaluasi dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Data dokumen yang dibutuhkan dari penelitian ini antara lain arsip data rekrutmen siswa, pembinaan, dan evaluasi.
6
Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 87. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D), (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 82.
38
Dalam teknik dokementasi peneliti menghasilkan data berupa brosur MA Negeri Demak, sistem penerimaan peserta didik, tujuan osis MA Negeri dan jumlah kegiatan yang ada di MA Negeri. Peneliti melaksanaan dokumentasi pada tanggal 31 Oktober 2011. F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi.8 Data yang diperoleh dari penelitian kemudian dianalisis secara bertahap. Mempertimbangkan rumusan dan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini termasuk analisis non statistik yaitu menggunakan analisis data yang diwujudkan bukan bentuk angka, melainkan bentuk laporan deskriptif. Seperti hasil kuesioner, wawancara, observasi, dokumen dan uraian deskriptif. Diterangkan dalam bentuk kata-kata, dan gambar kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan kenyataan realitas. Adapun analisis yang digunakan melalui beberapa tahap, yaitu: 1.
Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian,
seseorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode wawancara, observasi atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan potensi berorganisasi siswa di MAN Demak. Selama proses reduksi data peneliti dapat melanjutkan ringkasan, pengkodean, menemukan tema, reduksi data berlangsung selama penelitian dilapangan sampai pelaporan penelitian selesai. 2.
Melaksanakan Display Data atau Penyajian Data Biasanya dalam penelitian, kita mendapatkan data banyak. Data
yang kita dapat tidak mungkin kita paparkan secara keseluruan. Untuk itu, dalam penyajian data dapat dianalisis oleh peneliti untuk disusun secara 8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 335.
39
sistematis, atau simultan sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan yang diteliti. 3.
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi
data, dan display data sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan. Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data dilapangan dengan cara merefleksikan kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, sehingga kebenaran ilmiah dapat dicapai. 9 Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.10 Oleh karena itu, dalam analisis data ini peneliti menggunakan analisis deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan bagaimana implementasi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan potensi siswa di MAN Demak.
9
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif), (Jakarta: GP. Press, 2009), hlm. 222-224. 10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 345.
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Rekrutmen dan Seleksi dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa. Bapak Muhammad Sholeh, selaku kepala sekolah mengatakan bahwa, dalam tahap rekrutmen dan seleksi di MA Negeri Demak sudah merupakan agenda tahunan. Dan itu biasanya dilaksanakan pada awal tahun setelah HUT MA Negeri, pada awal tahun yaitu bulan Januari. Kemudian beliau selaku kepala sekolah merekomendasikan kepada waka kesiswaan untuk kegiatan pelaksanaan rekrutmen beserta seleksinya. Dalam
pelaksanaan
HUT
MA
Negeri,
kepala
sekolah
selalu
mengundangan sekolah-sekolah SMP/MTs dan menyebarkan selebaran brosur untuk menghadari acara yang diselenggarakan di sekolah. Kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan sekolah madrasah aliyah kepada siswa SMP maupun MTs.1 Dalam pelaksanaan pengelolaan siswa disini di koordinatori oleh waka kesiswaan langsung untuk mengatur atau mengelola peserta didik mulai dari masuknya peserta didik sampai keluarnya atau lulusnya peserta didik di MA Negeri Demak . Untuk itu, waka kesiswaan sebelum pelaksanaan penerimaan peserta didik di mulai, beliau melakukan sesuai prosedur atau peraturan dari pusat yaitu Kemenag.2 Dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi ada beberapa komponen yang harus dipersiapkan,yaitu: a.
Perencanaan Perekrutan dan Seleksi Perencanaan Perekrutan merupakan agenda tahunan MA Negeri
Demak, sebelum melaksanakan penerimaan siswa baru. Perencanaan 1
Wawancara dengan Bapak Muhammad Shaleh, selaku Kepala Sekolah, pada tanggal 28 Oktober 2011, jam 11. 30 wib. 2 Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 25 Oktober 2011.
41
Perekrutan dan Seleksi di MA Negeri melakukan sensus sekolah dan penetapan calon siswa baru yang akan diterima. Dalam hal sensus sekolah, biasanya kepala sekolah dibantu para guru serta wali murid, yaitu dengan cara memperkirakan anak-anak tamatan SMP/MTs yang akan masuk tingkat MA Negeri Demak, yang diperkirakan di sini adalah peserta didik yang berada di sekitar lingkungannya. Perencanaan Perekrutan dan Seleksi ini perlu dilakukan karena perencanaan Perekrutan dan Seleksi juga akan mempengaruhi penetapan penentuan jumlah siswa baru yang akan diterima. Selanjutnya penentuan jumlah siswa yang diterima MA Negeri Demak itu bergantung pada jumlah kelas maupun tempat duduk yang ada di kelas. Karena jumlah kelas yang ada selama ini ada 8 kelas dan masing-masing biasanya berisi 45-50 siswa.3 Selain itu juga bergantung pada perkiraan peserta didik yang akan naik kelas ataupun yang tinggal kelas. Karena itu sangat berpengaruh sekali dalam perencanaan perekrutan peserta didik baru. Perencanaan Perekrutan dan Seleksi serta penentuan jumlah siswa baru yang akan diterima tepat dilakukan oleh MA Negeri Demak. Karena dengan
melakukan
kedua
kegiatan
tersebut
bisa
menghindarkan
kekurangan jumlah tempat duduk nantinya. Sehingga dengan begitu pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. b.
Penerimaan Siswa Baru Penerimaan siswa baru di MA Negeri dilakukan setiap satu tahun
sekali. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh MA Negeri dalam penerimaan siswa baru yaitu: penentuan persyaratan siswa yang akan diterima, waktu dan tempat pendaftaran, sistem penerimaan siswa baru, pembentukan panitia penerimaan siswa baru, serta orientasi siswa baru. 1)
Penentuan persyaratan siswa yang akan diterima Persyaratan siswa baru MA Negeri Demak ditentukan oleh kepala
MA Negeri Demak. Persyaratan untuk masuk MA Negeri Demak ialah sebagai berikut: 3
Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 25 Oktober 2011.
42
a)
1 lembar foto copy Ijazah STTB MTs/SLTP yang telah dilegalisir oleh kepala sekolah/madrasah.
b)
1 lembar fotocopy Surat Tanda Kelulusan (STK) 1 lembar.
c)
1 lebar fotocopy NISN (Nomor Induk Siswa Nasional).
d)
6 lembar pas foto hitam putih ukuran 3x4.
e)
Umur maksimal 18 tahun.
f)
Belum menikah dan bersedia untuk tidak menikah selama dalam masa pendidikan di MA Negeri Demak.
g)
Biaya administrasi formulir pendaftaran Rp 50.000 (lima puluh ribu rupiah).4
2)
Waktu dan tempat pendaftaran Mengenai waktu pendaftaran untuk calon siswa baru MA Negeri
Demak, Bapak Wahyu mengemukakan bahwa pelaksanaan pendaftaran dilaksanakan setiap hari, yang mana untuk pagi hari dimulai dari jam 08.00- 12.00 WIB. Sedangkan tempat pendaftarannya ialah di kampus MA Negeri Demak yang terletak di Jl. Diponegoro PO BOX 107 Demak Telepon/Faximile (0291) 681219.5 Pendaftaran tersebut yaitu melalui panitia penerimaan siswa baru, tempat pendaftaran siswa baru biasanya tepatnya di depan kantor MA Negeri Demak. 3) Sistem penerimaan siswa baru Di setiap sekolah berbeda dalam menentukan sistem penerimaan siswa baru, di MA Negeri Demak sistem penerimaan siswa terdiri dari dua cara yaitu: a)
Melalui tes Sistem ini berlaku bagi semua peserta didik baru, tes tersebut
biasanya mengerjakan soal umum dan keagamaan serta peserta didik mengerjakan atau menulis tentang BTA (Baca Tulis Al- Qur'an).
4 5
Brosur Pendaftaran Siswa Baru Tahun 2011/2012. Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 27 Oktober 2011.
43
b) Berdasarkan hasil evaluasi akhir atau NEM (Nilai Ebtanas Murni). Sistem ini yaitu calon peserta didik pertama dilihat ijazahnya, kemudian dirangking dari yang tertinggi sampai NEM tertentu, hingga jumlah siswa yang dibutuhkan Ma negeri terpenuhi.6 Dalam pelaksanaan tes ini diberlakukan bagi semua peserta didik baik itu dari lulusan SMP ataupun dari MTs dan tidak ada pengecualian. 4)
Pembentukan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru Bapak wahyu selaku waka kesiswaan mengemukakan bahwa dalam
pembentukan panitia peserta didik baru di MA Negeri Demak itu dilakukan satu kali dalam satu tahun. Sehingga setiap selesai kegiatan penerimaan panitia peserta didik baru, susunan panitia tersebut dibubarkan. Yang menentukan siapa saja yang menjadi panitia penerimaan panitia peserta didik baru adalah kepala MA Negeri Demak. Dan yang menjadi panitia penerimaan panitia peserta didik baru adalah guru-guru yang loyal. Mengapa demikian? Yaitu supaya koordinasi sesama panitia maupun dengan kepala MA Negeri Demak lebih mudah. Selain itu juga karena pendaftaran calon panitia peserta didik baru waktunya sampai jam 15.00 Wib.7 Susunan kepanitiaan PSB MA Negeri Demak adalah sebagai berikut: Struktur Panitia Penerimaan Siswa Baru
KETUA
BENDAHARA
PENDAFTAR
SEKRETARIS
PENDAFTAR ULANG
KOPERASI
6
Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 26 Oktober 2011. Wawancara dengan Bapak Wahyu, selaku Waka Kesiswaan, pada tanggal 27 Oktober 2011, jam 11. 30 wib 7
44
c.
Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) Di MA Negeri Demak istilah orientasi siswa baru ialah (MOPD)
masa orientasi peserta didik. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik saling mengenal antara teman yang satu dengan yang lain. Selain itu juga bertujuan agar peserta didik mengetahui kegiatan apa saja yang ada di sekolahan, sehingga nantinya peserta didik bisa mengembangkan bakat atau potensi yang dimiliki peserta didik. Dalam kegiatan masa orientasi peserta didik ini banyak hal atau ilmu yang didapatkan oleh peserta didik, selain ilmu juga pengalamanpengalaman berorganisasi.8 Di bawah ini beberapa manfaat dari orientasi bagi siswa baru, yaitu: 1) Siswa mengerti apa MA Negeri Demak. 2) Siswa mengerti sejarah berdiri serta visi dan misi MA Negeri Demak. 3) Siswa memahami bagaimana sistem pendidikan MA Negeri Demak. 4) Siswa memahami bagaimana tata tertib MA Negeri Demak. d.
Pengelompokan Siswa Bapak Sya’roni Selaku Waka Kurikulum, mengemukakan bahwa
setelah melaksanakan
berbagai
kegiatan
mulai
dari perencanaan
perekrutan, penerimaan peserta didik baru, orientasi peserta didik, langkah selanjutnya adalah pengelompokan peserta didik. Adapun jenis-jenis pengelompokan yang ada di MA Negeri Demak adalah sebagai berikut: 1.
Pengelompokan Berdasarkan Kemampuan Pengelompokan berdasarkan kemampuan diperuntukkan bagi siswa
baru (yang akan masuk kelas satu), yang mana pengelompokan ini berdasarkan didasarkan atas kemampuan siswa, di mana siswa yang pandai dikumpulkan dalam kelompok yang pandai dan siswa yang kurang pandai dikumpulkan dalam kelompok yang kurang pandai. Pengelompokan ini, bertujuan agar nantinya dalam pembinaan bisa dicontrol dengan mudah. 8
Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 26 Oktober 2011.
45
2.
Pengelompokan Berdasarkan Bidang Studi Pengelompokan berdasarkan bidang studi yang lazim juga disebut
dengan penjurusan. Penjurusan di MA Negeri Demak dilakukan ketika peserta didik berada di kelas dua MA Negeri Demak. Adapun jurusan yang ada di MA Negeri Demak adalah IPA, IPS dan Agama. Beberapa sistem yang dipakai di MA Negeri Demak dalam menentukan kelompok berdasarkan bidang studi adalah sebagai berikut: a) Atas kemauan siswa Penentuan pengelompokan berdasarkan bidang studi yang pertama ialah berdasarkan kemauan siswa. Siswa yang menginginkan masuk jurusan IPA, maka mereka akan dimasukkan pada kelas Jurusan IPA, siswa yang menginginkan masuk jurusan IPS, maka mereka akan dimasukkan di kelas Jurusan IPS, sedangkan siswa yang menginginkan masuk jurusan Agama, maka mereka akan dimasukkan di kelas Agama. b) Berdasarkan nilai murni mata pelajaran IPA, IPS dan Agama Sistem ini yaitu waka kesiswaan bekerjasama dengan wali kelas ataupun TU. Yaitu dengan cara melihat nilai murni IPA, IPS dan Agama di raport. Sistem ini merupakan sistem untuk melihat kemampuan siswa namun tidak secara langsung, karena yang dilihat adalah raport. c) Berdasarkan guru bidang studi Dalam hal ini waka kesiswaan bekerjasama dengan guru bidang studi, yaitu untuk mengetahui apakah siswa mampu pada pelajaran IPA, IPS atau Agama, sistem ini bersifat langsung, karena guru bidang studi benar-benar memahami kemampuan siswa. Dari beberapa sistem di atas tidaklah selalu berjalan lancar seperti contoh dari guru bidang studi menentukan anak tersebut mampu di jurusan IPA/ IPS akan tetapi anak tersebut menolak, dan dia lebih memilih masuk Agama. Ketika menemui masalah tersebut maka waka kesiswaan
46
bekerjasama dengan waka BK (Bimbingan Konseling) yaitu dengan cara anak tersebut dipanggil dan diberi pengarahan maupun gambaran.9 Jadi wali kelas, guru, serta waka BK selalu memberikan arahan yang terbaik buat peserta didik, karena yang lebih mengetahui psikologi anak adalah orang yang sering dijumpai oleh siswa dalam kelas. 2. Pembinaan dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa. a. Pembinaan disiplin ilmu Menurut bapak Abdullah Solahudin, selaku koordinator Bimbingan Konseling, mengemukakan dalam pembinaan disiplin di MA Negeri Demak merupakan masalah yang penting. Karena proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar di
antaranya dikarenakan
adanya
kedisiplinan. Begitu pentingnya arti disiplin, sekolah maju tidaknya itu dilihat dari tata tertib yang di laksanakan dan di amalkan dalam keseharian.10 Pembinaan disiplin tidak bisa terlepas dari tata tertib dan sanksi. Teknik-teknik pembinaan disiplin siswa di MA Negeri Demak adalah sebagai berikut: 1.
Teknik Kontrol Eksternal Teknik ini yaitu berupa bimbingan dan penyuluhan, dalam hal ini
biasanya waka kesiswaan dibantu waka BK, kemudian waka BK terjun langsung ke kelas-kelas untuk memberi bimbingan. Biasanya kalau ada waktu luang, karena belum ada jam tersendiri untuk BK.11 Sebenarnya pembinaan ini kurang waksimal karena tidak tersedianya jam khusus dalam pengontrolan pada peserta didik. 2.
Teknik Kontrol Internal Teknik ini yaitu berupa upaya-upaya peserta didik agar mampu
mendisiplinkan dirinya sendiri dan peserta didik mampu memahami
9
Wawancara dengan Bapak Sya’roni Selaku Waka Kurikulum, tanggal 29 Oktober 2011, jam 09: 30 wib. 10 Wawancara dengan Abdullah Solahudin, Selaku Waka BK, tanggal 02 November 2011, jam 12.30 wib. 11 Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 03 November 2011.
47
pentingnya disiplin. Dalam teknik ini sikap keseharian para guru akan dinilai oleh peserta didik. Guru merupakan suri tauladan bagi peserta didik, sehingga tata tertib diberikan tidak hanya kepada peserta didik melainkan gurupun memiliki tata tertib. Penanganan disiplin MA Negeri Demak ketika ada peserta didik yang melanggar maka langkah pertama adalah peringatan, kalau melanggar lagi maka diberi peringatan kedua serta diberi sanksi.12 Jadi pembinaan disini juga diharapkan antara guru dan peserta didik saling mematuhi apa yang sudah kewajibannya, yaitu mentaati tata tertib yang ada. Selain pembinaan disiplin ilmu, Bapak Wahyu selaku Waka Kesiswaan mengemukakan bahwa peserta didik juga diberikan bimbingan lain selain dari BK yaitu waka kesiswaan bekerja sama dengan pembinapembina ekstra maupun intra yang ada di sekolah untuk mengarahkan siswa.13 Disini diharapkan dalam pelaksanaan pembinaan peserta didik bisa terkontrol secara maksimal. b.
Kegiatan Intra Sekolah (OSIS). Menurut Bapak Nur kholis, selaku sebagai pembina Osis MA
Negeri Demak, menuturkan bahwa Osis itu merupakan tempat pembenihan pemimpin- pemimpin organisasi. Di MA Negeri Demak organisasi siswa yang ada di antaranya ialah Organisasi Siswa intra sekolah (OSIS). Hal itu merupakan pelajaran berorganisasi persemaian benih-benih organisator yang akan ditanam di masyarakat. Masyarakat bagaikan tanah atau sawahnya, kalau benih ditanam di tanah yang subur, insya Allah akan menjadi pohon yang besar dan rindang daunnya serta dapat dijadikan tempat berteduh. Dalam pelaksanaan kegiatan intra sekolah, pembina organisasi intra sekolah (Osis) melakukan seleksi secara dua langkah. Yang pertama yaitu
12 13
Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 03 November 2011. Wawancara dengan Waka Kesiswaan, tanggal 22 Oktober 2011, jam 13.30 wib.
48
tahap sebelum peserta didik menjadi pengurus dan yang kedua yaitu tahap setelah peserta didik menjadi pengurus Osis.14 1) Sebelum peserta didik menjadi pengurus OSIS Dalam pelaksanaan pembinaan intra sekolah dilakukan melalui beberapa langkah diantaranya sebagai berikut: (a) Langkah pertama yang ditempuh yaitu peserta didik selama 3 bulan mengikuti training/kaderisasi, dalam hal ini peserta didik yang berpotensi diberi kepercayaan untuk membantu pengurus OSIS. Langkah ini biasanya diperuntukkan untuk peserta didik yang akan dicalonkan menjadi ketua OSIS, sehingga ketika nanti mereka terpilih menjadi ketua, mereka sudah mengetahui tindakan apa yang seharusnya mereka ambil. Dalam waktu tiga bulan ini, dirasa cukup untuk memberi mereka pengalaman dalam hal organisasi, kemudian selanjutnya akan mereka terapkan ketika sudah menjadi pengurus OSIS. (b) Langkah yang kedua adalah peserta didik mengikuti pembekalan latihan dasar kepemimpinan (LDK). Di MA Negeri Demak kegiatannya lazim disebut
juga dengan istilah Latihan Dasar
Kepemimpinan (LDK). Berbeda dari langkah pertama hanya untuk peserta didik yang akan dicalonkan menjadi ketua, pembekalan ini diberikan kepada semua peserta didik kelas 1 sampai kelas 2 MA Negeri Demak yang berpotensi menjadi pengurus OSIS. Dalam Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) ini, peserta didik diberi materi-materi tentang kepemimpinan dan organisasi, pelaksanaan pembekalan ini selama tiga hari. Walaupun dalam waktu singkat diharapkan peserta didik mampu memahami hal-hal yang berkaitan dengan hal kepemimpinan dan organisasi, walau pada hakikatnya prakteknya adalah ketika mereka sudah menjadi pengurus.
14
Wawancara dengan Bapak Nur Kholis Selaku Pembina Osis, tanggal 24 Oktober 2011, jam 12.30 wib.
49
(c) Langkah yang ketiga, bagi calon-calon ketua yang terpilih, akan mengikuti debat kandidat. Pelaksanaan debat kandidat adalah di depan semua peserta didik, sehingga para peserta didik akan mengetahui sejauh mana kemampuan dari setiap calon ketua. Kriteria dari calon ketua ini adalah cerdas, wibawa dan rajin. Dengan kecerdasan, kewibawaan dan rajin diharapkan nantinya akan menjadi suri tauladan yang baik bagi para pengurus dan anggota Osis lainnya. (d) Setelah mengadakan debat kandidat langkah selanjutnya adalah pemilihan ketua OSIS, pemilihan ketua OSIS di MA Negeri Demak dilaksanakan secara demokratis. Pelaksanaannya yaitu seluruh peserta didik berkumpul di tempat pemungutan suara yaitu lapangan sekolah, kemudian satu persatu memilih ketua sesuai dengan pilihannya, kemudian pemilihannya dilaksanakan secara tersembunyi (tempat tertutup). Dari beberapa tahapan diatas semua harus di jalankan oleh peserta didik yang akan menjadi pengurus. Ini semua merupakan tahapan yang diberikan pembina kepada peserta didik. Tahapan ini semua belum cukup sampai disini, akan tetapi akan dilanjutkan setelah menjadi pengurus. 2)
Setelah peserta didik menjadi pengurus OSIS Menurut bapak Nur Kholis, selaku pembina Osis peserta didik
setelah melewati langkah pertama kemudian akan di Follow Up dengan tahap yang kedua, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Mengadakan kumpulan rutin yang dilaksanakan setiap satu minggu sekali, satu bulan sekali serta pada akhir tahun. Untuk kumpulan mingguan membahas hal-hal yang terjadi selama satu minggu, kemudian mengevaluasi apa saja yang sudah berjalan dan apa saja yang belum berjalan serta apa saja yang akan dijalankan dalam minggu depan.15
15
Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 03 November 2011.
50
Kemudian untuk rapat bulanan dan akhir tahun sifatnya lebih global karena isinya pembahasan kegiatan selama sebulan dan selama satu tahun mereka menjalankan kepengurusan. b) Peserta didik diberi kepercayaan untuk mengelola organisasinya atau kegiatannya. Menurut Bapak Syafi’ udin, selaku pembina menuturkan bahwa dalam pelaksanaan pembinaan untuk menjadi pengurus Osis dua tahapan itu dirasa sudah bagus. Tentunya dalam pelaksanaannya peserta didik sudah mendapatkan bekal yang cukup dalam melaksanakan masa baktinya selama satu periode kepengurusan. Itu semua merupakan pembinaan yang dapat diberikan pada peserta didik dan semata-mata untuk mengarahkan peserta didik agar nantinya waktu berjalan bisa berjalan secara maksimal. Adapun dalam kegiatan pembinaan yang diberikan kepada peserta didik yang melalui dua tahapan yang dilakukan oleh pembina, tentunya banyak kelebihan dan kekurangan dari langkah-langkah yang ada. diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Kelebihan a)
Kelebihan dari training adalah mereka akan menjadi lebih siap ketika nantinya benar-benar menjadi pengurus.
b)
Untuk kelebihan dari mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) mereka akan mendapatkan tambahan ilmu.
c)
Untuk kelebihan debat kandidat, akan terlihat siapa yang pantas menjadi ketua OSIS.
d)
Kelebihan dari pemilihan ketua OSIS secara demokratis yaitu seluruh peserta didik dapat menyampaikan aspirasinya. Kemudian kelebihan dari pelaksanannya secara tersembunyi (tempat tertutup) adalah peserta didik dapat terhindar dari pengaruh luar.
e)
Untuk kelebihan dari rapat ialah yang awalnya ngedrop, mereka akan semangat kembali. Serta mengetahui hal-hal yang sudah terlaksana atau belum.
51
f)
Kelebihan dari pemberian kepercayaan, para pengurus dapat berlatih bagaimana mengelola organisasi, sehingga dapat diterapkan kelak ketika terjun dimasyarakat.
2) Kekurangan Setelah diuraikan tentang kelebihan yang ada di atas tentunya dalam pembinaan pasti ada juga kekurangannya. Di antaranya adalah sebagai berikut: (a)
Kekurangannya terlihat ketika ada peserta didik yang nakal dan melanggar, maka dia tidak mau diatur oleh calon pengurus dengan kata lain mereka menyepelekannya.
(b)
Kekurangan dari Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) adalah terbatasnya waktu serta fasilitas kurang memadai.
(c)
Tidak ada kekurangan dalam kegiatan debat kandidat.
(d)
Tidak ada kekurangan dalam pemilihan secara demokratis dan tersembunyi (tempat tertutup).
(e)
Untuk kekurangan dari rapat adalah pengurus terkadang ada yang tidak datang dengan alasan merasa jenuh karena selalu rapat.
(f)
Untuk poin diberi kepercayaan mengelola organisasinya atau kegiatannya tidak ada kekurangan.16 Namun pembinaan yang dilakukan oleh pembina beserta jajarannya
setiap pergantian kepengurusan pasti ada perbaikan dalam kinerja pembinaan, di harapkan agar kinerja di tahun berikutnya kukurangan dapat terminilisir. Menurut Bapak Wahyu, selaku Waka Kesiswaan suatu organisasi yang ada di sokolah pasti mempunyai nilai dan tujuan yang didapatkan dari sebuah organisasi. Adapun nilai dan tujuan yang di dapatkan adalah sebagai berikut:
16
Wawancara dengan Bapak Syafi’udin Selaku Pembina Osis, tanggal 24 Oktober 2011, jam 13.30 wib.
52
1.
Nilai dan Tujuan (OSIS). Dalam suatu organisasi tentunya memiliki nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya, begitupun dalam Osis MA Negeri Demak. Nilainilai tersebut di antaranya ialah mendapatkan pengalaman- pengalaman berorganisasi, pengalaman-pengalaman tersebut di antaranya ialah sebagai berikut: a) Pengalaman Memimpin Pengalaman memimpin di sini khususnya yaitu bagi pengurus OSIS, baik ketua OSIS maupun para ketua seksi, dan pada umumnya bagi yang tidak menjadi ketua. Karena yang tidak menjadi ketuapun mereka tetap memimpin para anggota OSIS. b) Pengalaman Bekerjasama Pengalaman bekerjasama yang dimaksud di sini adalah kerjasama antara pengurus yang satu dengan pengurus yang lain, serta kerjasama antara pengurus dengan anggota OSIS. Karena tanpa adanya kerjasama tersebut program-program yang ada tidak akan berjalan dengan lancar. c) Hidup Demokratis Hidup demokratis di sini nampak karena tidak adanya pemaksaan kehendak terhadap anggota organisasi. Pengurus memiliki batasanbatasan dalam menyampaikan hal apapun. d) Berjiwa Toleransi Antara ketua, pengurus maupun anggota OSIS saling menghargai satu sama lain. Hal tersebut terlihat apabila terdapat perbedaan pendapat mereka bisa menerima perbedaan tersebut dan akhirnya mencari titik tengah. e) Pengalaman Mengendalikan Organisasi f)
Pengalaman mengendalikan organisasi di OSIS MA Negeri Demak yaitu meliputi pengalaman bagaimana merencanakan kegiatan, bagaimana menyusun struktur kepanitiaan dalam kegiatan, bagaimana menggerakkan serta mengarahkan orang- orang (panitia tersebut) dan
53
yang terakhir bagaimana mengevaluasi keberhasilan dari sebuah kegiatan. g) Memiliki Jiwa Keikhlasan Bagi pengurus OSIS MA Negeri Demak dilatih untuk menjadi orang yang ikhlas. Ikhlas di sini karena para pengurus dilatih untuk tidak minta jasa akan tetapi dilatih untuk berjasa. Ini nampak dalam hal pengurus ikut mendisiplinkan sekolah.17 Adapun Tujuan dari OSIS ialah sebagai berikut: 1) Untuk mempersiapkan siswa agar menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki
pengetahuan,
ketrampilan
serta
kemampuan
berorganisasi yang siap diamalkan kelak. 2) Mempersiapkan siswa agar menjadi warga negara yang mengabdi kepada Allah SWT, agama, bangsa serta berbakti kepada orang tua. 3) Menggalang persatuan yang baik dalam wadah Organisasi Siswa (OSIS). 4) Menghindarkan siswa dari pengaruh-pengaruh negatif.18 2.
Struktur OSIS Menurut Muhammad Zainudin, selaku ketua Osis mengemukakan
bahwa di MA Negeri Demak dalam struktur kepengurusan OSIS kepala sekolah dan waka kesiswaan menjabat sebagai pelindung dan penasehat. Sedangkan struktur kepengurusan Osis terdiri atas pelindung, penasehat, pembina, ketua, sekretaris, bendahara, serta bagian-bagian yang mengurusi setiap kegiatan siswa yang berhubungan dengan tanggung jawab bagiannya.19 3.
Tugas dan Kewajiban Pengurus OSIS Di MA Negeri Demak terdapat beberapa tugas dan kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh pengurus OSIS, tugas dan kewajiban tersebut secara umum adalah sebagai berikut: 17
Wawancara dengan Waka Kesiswaan, tanggal 04 November 2011, jam 13. 30 wib. Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 31 Oktober 2011. 19 Wawancara Muhammad Zainudin selaku Ketua Osis, tanggal 05 November 2011, jam 10.00 wib. 18
54
a)
Membantu kepala MA Negeri Demak dalam menegakkan disiplin.
b)
Berusaha menjaga dan menambah inventaris.
c)
Memberi suri tauladan yang baik kepada anggota OSIS.
d)
Berusaha
mempraktekkan
bahasa
Arab
dan
Inggris
dalam
percakapan sehari-hari. e)
Bekerjasama antara pengurus yang satu dengan yang lain.
f)
Melaksanakan program kerja masing-masing bagian.20 Untuk tugas dan kewajiban pengurus ini harus dilaksanakan
sebagai mana mestinya yang tertera dalam aturan kepengurusan osis, jadi aturan yang berlaku ini harus dijalankan, karena aturan iniyang membuat adalah pengurus dan pembina. c.
Kegiatan Ekstrakulikuler Menurut Bapak Wahyu, selaku Waka Kesiswaan menuturkan
bahwa kegiatan ekstrakulikuler di MA Negeri Demak menyadari kelak nantinya siswa alumni pasti akan menjadi bagian dari masyarakat yang menduduki lapisan pemimpin baik tingkat kecil atau atas, maka MA Negeri Demak menyelenggarakan pendidikan ketrampilan atau pedidikan ekstrakurikuler dengan tujuan memberi bekal skiil pada siswa.21 Adapun kegiatan ektrakulikuler yang ada di MA Negeri sebagai berikut: Daftar Ekstrakulikuler No
Jenis Ekstrakulikuler
Bentuk dan Tujuan Kegiatan
Jadwal
1.
Pramuka
Kegiatan pramuka bertujuan untuk mendidik siswa, generasi muda agar memiliki kepribadian, watak, mental dan akhlak yang mulia sebagai bekal ia hidup di masyarakat dalam upaya menegakkan Agama, Bangsa dan Negara.
Jum’at
Tujuan dari kegiatan KIR ini untuk membekali siswa agar dapat menghargai
Selasa
2.
KIR
20 21
Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 31 Oktober 2011. Wawancara dengan Waka Kesiswaan, tanggal 04 November 2011, jam 13. 30 wib.
55
alam. 3.
Paskibra
Tujuan dari paskibra adalah untuk membekali siswa untuk jadi pengibar bendera yang profesional.
Selasa
4.
PMR
Kegiatan bertujuan untuk menjadi siswa yang peduli sama yang lemah, artinya jiwa sosialnya tinggi.
Senin
5.
Volly Ball
Tujuan kegiatan volly ball agar siswa tetap sehat dengan melakukan olahraga.
Senin
6.
Rabana
Dengan adanya grup rebana modern,
Kamis
marawis dan gambus diharapkan siswa menyukai musik-musik Islami. 7.
Taekwondo
Tujuan ialah memberikan bekal siswa untuk mampu menjaga diri serta berkompetisi dengan yang lain.
Sabtu
8.
Seni
Al- Dapat melantunkan ayat-ayat suci AlQur'an dengan indah dan lebih enak didengarkan.
Senin
Musik
Memberikan stimulan agar siswa dapat menghilangkan rasa penat dalam diri siswa.
Kamis
10. Teater
Memberikan bekal siswa untuk mampu menjadi orang yang percaya diri dengan yang dimilikinya.
Jum’at
Memantap pengetahuan siswa yang di Inggris, dapatkan dari kelas.
Rabu & kamis
Baca
Qur’an 9.
11.
Pengetahuan (Bahasa
Bahasa Arab, IPA, dan IPS).
56
Dalam pelaksanaan ekstrakulikuler yang ada mempunyai guru atau pelatih berbeda-beda. Untuk setiap koordinator cabang ekstra memiliki tanggung jawab penuh dari setiap cabang yang ada. Dari pihak sekolah sudah menyediakan segala fasilitas yang di butuhkan dari masingmasing cabang ekstra, guna untuk menunjang agar potensi yang di miliki peserta didik benar-benar bisa terasah.22 3. Evaluasi dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa. Setelah melalui beberapa tahapan mulai dari pelaksanaan tahap rekrutmen dan seleksi, pelaksanaan pembinaan, maka diperlukan langkah akhir yaitu tahap evaluasi. Akan tetapi sebelum pelaksanaan evaluasi dimulai
pengawasan
secara
berkelanjutan
untuk
memberikan
pendampingan kepada peserta didik secara maksimal, setiap bulan guru atau pembina kegiatan intra maupun ekstrakurikuler memberikan laporan kepada waka kesiswaan. Kemudian pembina intra & pembina ekstrakurikuler memberikan laporan kepada waka kesiswaan sebagai laporan tiap bulan sekali, dan selanjutnya diberikan kepada kepala sekolah. Menindaklanjuti evaluasi tersebut apabila terjadi kekurang optimalan kinerja guru atau pembina biasanya dilakukan secara teguran lisan yang berbentuk peringatan dari waka kesiswaan.23 Dalam proses pelaksanaan evaluasi dalam meningkatkan potensi peserta didik di MA Negeri dilakukan pengawasan secara kontinyu dan berkelanjutan. Dalam hal ini koordinasi dilakukan setiap saat. Hal ini sering digunakan untuk melakukan pengawasan yaitu melalui SMS (pesan singkat) atau berbicara langsubg melalui handphone. Jadi mempermudah dalam koordinasi antara pembina dengan waka kesiswaan. Dalam teknik evaluasi yang diterapkan di MA Negeri itu bervariasi. Teknik ini menyesuaikan dengan jenis ekstra yang akan dievaluasi. Biasanya penilaian ini sering dilakukan di sekolahan ini yaitu 22
Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 31 Oktober 2011.
23
Wawancara dengan Kepala Sekolah, tanggal 04 November 2011, jam 09. 30 wib.
57
sifatnya praktikum. Jarang sekali menggunakan teknik untuk mengukur ranah kognitif karena pada dasarnya pengembangan potensi peserta didik ini di luar jam pembelajaran sekolah dan bertujuan mengembangkan bakat dan minat dari masing-masing peserta didik. Kegiatan evaluasi diselenggarakan setelah selesai melakukan pembelajaran per indikator. Setiap akhir pertemuan guru maupun pembina dari intra sekolah maupun pembina ekstra melakukan evaluasi.24 Kegiatan penilaian intra maupun ekstrakulikuler ini seperti kegiatan kegiatan pembelajaran di kelas. Jadi di nilai dari aspek penilaian harian, keaktifan, absensi, dan nilai akhir. Berbeda dengan sekolah yang lain, di MA Negeri peserta didik akan menerima raport yang berisi hasil penilaian khusus kegiatan yang di ikuti oleh peserta didik. Disinilah keunggulan kegiatan dalam meningkatkan potensi peserta didik di MA Negeri. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan semangat peserta didik untuk berlatih mengasah bakatnya sehingga menjadi peserta didik yang berprestasi baik di tingkat intern sekolah maupun pada saat mengikuti kejuaraan umum bertanding dengan sekolah-sekolah yang lain.25 Proses kegiatan manajemen kesiswaan dari mulai perekrutan dan seleksi, pembinaan dan pengawasan yang secara kontinyu ini diharapkan akan mampu menghasilkan prestasi baik yang berupa fisik (piala atau piagam) atau performance dalam kegiatan intern sekolah. Pada akhir tindak penilaian ini pembina, waka kesiswaan, waka kurikulum, BK dan kepala sekolah melakukan koordinasi lagi untuk mengevaluasi program intra maupun ekstra selama setahun. Penilaian ini didasarkan dari detail perencanaan yang berisi target, indikator keberhasilan dari setiap jenis ekstra yang diagendakan, dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang sekolah.
24 25
Wawancara dengan Pembina, tanggal 05 November 2011, jam 13. 30 wib. Wawancara dengan kepala sekolah, tanggal 04 November 2011, jam 13. 30 wib.
58
Adapun prestasi dari peserta didik MA Negeri sudah tidak diragukan lagi. Pencapaian prestasi yang telah diraih oleh peserta didik baru sampai tingkat kabupaten. Perolehan prestasi ini merupakan bukti kualitas dari peserta didik MA Negeri bahwa selama ini yang dilakukan disekolah memperoleh hasil. Berikut adalah catatan prestasi yang telah diraih oleh peserta didik di bidang ekstrakulikuler.26 Prestasi selama setahun ke belakang ini menjadi bukti bahwa MA Negeri Demak memang betul-betul mampu dan berhasil menelorkan bibit-bibit peserta didik yang berpotensi. Bisa dikatakan bahwa setiap mendelegasikan cabang perlombaan selalu mendapatkan gelar juara. Baik itu di tingkat SMA/MA se-Kab. Demak, MA Negeri mampu mendapatkan gelar. Perlombaan yang pernah di raih oleh peserta didik MA Negeri Demak diantaranya: 1. Lomba Pidato Bahasa Inggris mendapatkan juara II 2. Lomba Rabana Modern mendapatkan juara I 3. Lomba Seni Baca Al-qur’an mendapatkan juara I 4. Lomba Volly Ball putra mendapatkan juara I Selain prestasi
yang di dapatkan, biasanya sekolah ikut
berpartisipasi di kegiatan pengibaran bendera. Di MA Negeri mengirimkan anggota paskibra, untuk mengikuti upacara Agustusan di Kabupaten.
B. Pembahasan Untuk menghasikan kesimpulan penelitian yang komprehensif peneliti sekiranya perlu membahas perihal manajemen kesiswaan dalam meningkatkan potensi siswa di MA Negeri Demak yang berhubungan dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab II. Dalam hal ini peneliti akan mengkomparasikan teori yang ada dengan hasil di lapangan. 1.
Rekrutmen dan Seleksi Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal
yang berkaitan dengan peserta didik, pembinaan sekolah mulai dari 26
Dokumentasi prestasi MA Negeri Demak tahun 2011/2012.
59
perencanaan penerimaan peserta didik, pembinaan selama peserta didik berada
di
sekolah,
sampai
dengan
peserta
didik
menamatkan
pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.27 Sama halnya di MA Negeri Demak, manajemen kesiswaan juga menangani perihal perekrutan dan seleksi yaitu mulai dari adanya perencanaan kesiswaan, pembentukan panetia, melakukan MOPD (masa orientasi peserta didik), kemudian dilanjutkan dengan pengelompokan peserta didik. Namun yang menjadikan kelebihan dalam perekrutan di MA Negeri yaitu melaksanakan acara pada saat ulang tahun MA Negeri kemudian menyebarkan undangan ke sekolah-sekolah tingkat SMP/MTs. Disini bertujuan untuk memperkenalkan sekolah MA Negeri kepada peserta didik tinggat SMP/ MTs. Dalam proses pelaksanaan perekrutan dan seleksi peserta didik waka kesiswaan melakukan beberapa hal, yaitu sebagai berikut: a.
Perencanaan kesiswaan Perencanaan Perekrutan merupakan agenda tahunan MA Negeri
Demak, sebelum melaksanakan penerimaan siswa baru. Perencanaan Perekrutan dan Seleksi di MA Negeri melakukan sensus sekolah dan penetapan calon siswa baru yang akan diterima. Dalam hal sensus sekolah, biasanya kepala sekolah dibantu para guru serta wali murid, yaitu dengan cara memperkirakan anak-anak tamatan SMP/MTs yang akan masuk tingkat MA Negeri Demak, yang diperkirakan di sini adalah peserta didik yang berada di sekitar lingkungannya. Perencanaan Perekrutan dan Seleksi serta penentuan jumlah siswa baru yang akan diterima tepat dilakukan oleh MA Negeri Demak. Karena dengan
melakukan
kedua
kegiatan
tersebut
bisa
menghindarkan
kekurangan jumlah tempat duduk nantinya. Dalam pelaksanaan perekrutan peserta didik waka kesiswaan sudah melakukan sesuai peraturan. b. 27
Pembentukan panitia khusus W. Mantja, Profesionalisasi Tenaga, hlm 35.
60
Pembentukan panitia penerimaan siswa baru dilakukan sekali setahun. Oleh karena itu dibentuk khusus untuk itu dan dibubarkan setelah kegiatan selesai.28 Pembentukan panitia peserta didik baru di MA Negeri Demak dilakukan satu kali dalam satu tahun. Sehingga setiap selesai kegiatan penerimaan siswa baru, susunan panitia tersebut dibubarkan. Pembentukan kepanitiaan ini sifatnya hanya sementara. c.
Melakukan kegiatan orientasi Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu
bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk memberi kegiatan ini. Istilah-istilah itu di antaranya ialah Masa Orientasi Siswa (MOS) dan pengenalan kampus menjadi OSPEK.29 Di MA Negeri Demak istilah orientasi siswa baru ialah masa orientasi peserta didik (MOPD). Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik saling mengenal antara teman yang satu dengan yang lain. Selain itu juga bertujuan agar peserta didik mengetahui kegiatan ekstra apa saja yang ada di sekolahan, sehingga nantinya peserta didik bisa mengembangkan bakat atau potensi yang dimiliki peserta didik. d.
Pengelompokan peserta didik Setelah melaksanakan berbagai kegiatan mulai dari perencanaan
perekrutan, penerimaan siswa baru, orientasi peserta didik, langkah selanjutnya
adalah
pengelompokan
siswa.
Adapun
jenis-jenis
pengelompokan yang ada di MA Negeri Demak yaitu dengan cara pengelompokan berdasarkan kemampuan pengelompokan berdasarkan bidang studi. Dengan adanya Perekrutan dan seleksi yang merupakan kegiatan rutin tahunan disini peneliti menemukan bahwa waka kesiswaan disini tidak dapat bekerja sendiri tanpa adanya bantuan dari waka kurikulum. 28 29
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, hlm. 127. Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi, hlm. 75.
61
Dalam proses seleksi waka ikut andil dalam pengelompokan peserta didik, sehingga dalam proses seleksi sampai penempatan berjalan dengan lancar.
2.
Pembinaan Disiplin merupakan keadaan tertib di mana para guru, staf sekolah,
dan peserta didik yang tergabung dalam sekolah tunduk pada peraturanperaturan yang telah ditetapkan dengan senang hati. Berdasarkan definisi tersebut, pembinaan disiplin peserta didik itu dapat didefinisikan sebagai kegiatan pembinaan ketertiban peserta didik. Ketertiban di sini ditandai dengan perilaku peserta didik yang tunduk kepada peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah.30 Teknik-teknik pembinaan disiplin peserta didik menurut Ali Imron, dkk, terdapat tiga jenis teknik, pertama teknik external control, yang kedua teknik inner control serta yang ketiga adalah teknik cooperative control. Sama halnya yang ada di MA Negeri Demak pembinaan disiplin peserta didik merupakan hal yang perlu diperhatikan, dan ditekankan. Pembinaan yang dilakukan secara kontinyu, baik dalam hal disiplin ilmu maupun pembinaan
diluar
jam
sekolah
yaitu
organisasi
intra
maupun
ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Kemudian dalam upaya penegakan disiplin, ada dua teknik yang dipakai di MA Negeri Demak, yaitu teknik kontrol external dan teknik kontrol internal yaitu berupa bimbingan dan penyuluhan dari waka BK, biasanya pemberian bimbingan dan penyuluhan hanyalah ketika ada jam kosong saja sehingga kurang optimal, langkah tepat untuk itu adalah adanya jam khusus bagi BK. Sedangkan teknik kontrol internal yaitu berupa upaya supaya peserta didik mampu mendisiplinkan dirinya sendiri. Dalam teknik ini sikap keseharian guru MA Negeri Demak dinilai oleh peserta didik, guru MA Negeri Demak merupakan suri tauladan bagi peserta didiknya.
30
Ibrahim Bafadal, Dasar-dasar Manajemen hlm. 34.
62
Jika dikaitkan dengan teori di atas berarti teknik yang ada di MA Negeri Demak belum menerapkan satu jenis teknik, yaitu teknik cooperative control. Teknik ini sebenarnya baik jika diterapkan, karena teknik ini antara guru dan peserta didik saling bekerjasama dengan baik dalam menegakkan disiplin. Teknik cooperative control ini belum berjalan secara maksimal. Selain dari teknik di atas, MA Negeri Demak dalam penanganan disiplin apabila ada anak yang melanggar, yaitu langkah pertama peringatan I, kalau melanggar lagi maka diberi peringatan II serta diberi sanksi. Menurut pengamatan peneliti, hal tersebut efektif karena peserta didik akan merasa jera dengan perbuatannya. Selain pembinaan disiplin ilmu peserta didik juga diberikan pembinaan keterampilan. Pembinaan peserta didik dalam meningkatkan potensi guru ataupun pembina memberikan pembinaan latihan harian yang di jadwalkan dari masing-masing bidang yang di tekuninya. Peserta didik diharapkan bisa mengembangkan potensi yang ada pada diri dengan mengikuti kegiatan itu. Untuk pembinaan intra sekolah di MA Negeri Demak pembina memberikan bekal sesuai dengan nilai dan tujuan dari osis yaitu memberikan bimbingan tentang Pengalaman Memimpin, Pengalaman Bekerjasama,
Hidup
Demokratis,
Berjiwa
Toleransi,
Pengalaman
Mengendalikan Organisasi, Memiliki Jiwa Keikhlasan. Sedangkan untuk pembinaan ekstrakulikuler pembina memberikan pembinaan secara kontinyu. Sesuai dengan cabang ekstra peserta didik masing-masing. Jadi menurut peneliti di MA Negeri sudah memberikan pembinaan sesuai dengan tujuan. Kemudian dalam pelaksanaan pembinaan waka kesiswaan bekerja secara kolektif dengan pembina masing-masing cabang lomba. Dan diharapkan pembinaan ini bisa di tambah jam pertemuan lagi agar peserta didik bisa lebih maksimal dalam mengembangkan potensinya.
3.
Evaluasi
63
Evaluasi merupakan suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru.31 Penilaian merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa. Aktifitas penilaian ini dilakukan dalam rangka untuk mengukur tingkat ketercapaian kemampuan siswa dalam kurun waktu satu semester. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil pengembangan bakat, sehingga dapat diketahui perbaikanperbaikan yang barang kali perlu dilakukan. Sama halnya yang ada di MA Negeri Demak, penilaian merupakan salah satu yang harus dilakukan oleh guru ataupun pembina untuk mengetahui pengembangan hasil belajar dan bakat dari peserta didik. Kegiatan evaluasi berupa penilaian ini dalam rangka mengukur tingkat ketercapaian kemampuan dari peserta didik yang disesuaikan dengan indikator. Dalam teknik evaluasi yang diterapkan di MA Negeri itu juga bervariasi. Teknik ini menyesuaikan dengan jenis ekstra yang akan dievaluasi. Biasanya penilaian ini sering dilakukan di sekolahan ini yaitu sifatnya praktikum. Jarang sekali menggunakan teknik untuk mengukur ranah kognitif karena pada dasarnya pengembangan potensi peserta didik ini di luar jam pembelajaran sekolah dan bertujuan mengembangkan bakat dan minat dari masing-masing peserta didik. Kegiatan penilaian intra maupun ekstrakulikuler ini seperti kegiatan kegiatan pembelajaran di kelas. Jadi dinilai dari aspek penilaian harian, keaktifan, absensi, dan nilai akhir. Berbeda dengan sekolah yang lain, di MA Negeri peserta didik akan menerima raport yang berisi hasil penilaian khusus kegiatan yang di ikuti oleh peserta didik. Di sinilah 31
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, hlm.156.
64
keunggulan kegiatan dalam meningkatkan potensi peserta didik di MA Negeri. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan semangat peserta didik untuk berlatih mengasah bakatnya sehingga menjadi peserta didik yang berprestasi baik di tingkat intern sekolah maupun pada saat mengikuti kejuaraan umum bertanding dengan sekolah-sekolah yang lain.
65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penulis yang berjudul “Studi Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan potensi siswa kepala sekolah tidak bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama dengan waka kesiswaan beserta waka kurikulum. Waka kesiswaan dalam pelaksanaan Perekrutan dan seleksi melakukan pendataan sekolah tingkat SMP/MTs dan memberikan undangan untuk menghadiri HUT MA Negeri dengan tujuan mempromosikan MA Negeri. 2. Dalam pelaksanaan pembinaan dalam meningkatkan potensi siswa, di MA Negeri telah menggunakan teknik external control, yang kedua teknik inner control serta yang ketiga adalah teknik cooperative control. Dengan tujuan untuk mendisiplinkan peserta didik MA Negeri. Kemudian untuk pelaksanaan pembinaan ini yang bergerak ikut serta mulai dari waka kesiswaan, waka BK, guru dan pembina. Pembinaan peserta didik ini dilakukan secara kontinyu setiap hari. Untuk pembinaan di luar jam sekolah juga dilakukan agar peserta didik lebih cepat dalam menguasai ekstra yang di pilihnya. Kemudian dalam pembinaan intra yaitu osis, pembinaan yang diberikan yaitu memberikan pengalaman praktek tentang memimpin seorang peserta didik,
memberikan
pengalaman
bekerjasama
dalam
kelompok,
demokratis, berjiwa toleransi, pengalaman mengendalikan organisasi, dan Memiliki Jiwa Keikhlasan. Untuk pembinaan yang lain disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. 3. Untuk pelaksanaan evaluasi dalam meningkatkan potensi siswa, di MA Negeri Demak kepala sekolah melakukan penilaian. Karena penilaian merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh
66
seorang tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa. Aktifitas penilaian ini dilakukan dalam rangka untuk mengukur tingkat ketercapaian kemampuan siswa dalam kurun waktu satu semester. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil pengembangan bakat, sehingga dapat diketahui perbaikan-perbaikan yang barang kali perlu dilakukan. Disinilah nilai keunggulan di MA Negeri Demak, dengan cara seperti ini akan mengetahui bibit-bibit unggul yang ada di sekolahan. Dan diharapkan dengan adanya evaluasi ini kemampuan peserta didik disa terlihat. Kemudian yang belum menguasai akan diberikan pembinaan lanjut.
B. Saran Setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan penelitian dan tanpa mengurangi rasa hormat kepada semua pihak, penulis berusaha memberikan saran-saran demi tercapainya studi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak, saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah sebaiknya memberikan pelatihan yang intensif kepada guru ektra maupun pembina sehingga kompetensi keahlian mereka nantinya akan lebih berkwalitas. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan para guru dan pembina mampu memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pengembangan potensi peserta didik di MA Negeri Demak.
2.
Bagi waka kesiswaan Sebaiknya
waka
kesiswaan
menguasai
beberapa
cabang
ekstrakulikuler sehingga secara tidak langsung dapat memberikan pembimbingan prima dalam kegiatan yang ada di MA Negeri. Di
67
samping itu, peran sesungguhnya waka kesiswaan yaitu bertanggung jawab mengelola semua kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik baik mulai dari peserta didik masuk sampai peserta didik di wisuda. Dengan demikian program kesiswaan akan mengalami perebuhan lebih baik dan mampu bersaing dengan lulusan lembaga pendidikan lainnya. 3.
Bagi Guru/ Pembina Saran yang bisa disampaikan kepada guru/pembina yaitu perlunya menjaga kedisiplinan dalam memberikan pembinaan pada peserta didik. Penggunaan metode pembinaan yang menyenangkan itu juga penting, karena untuk menghindari agar peserta didik tidak merasa jenuh/ bosan. Metode yang kreatif dan variatif bisa menjadikan solusi untuk tetap memompa semangat peserta didik dalam menerima materi.
Kemudian
peserta
didik
yang
berprestasi
diberikan
penghargaan dari kepala sekolah agar lebih semangat dalam berkarya. 4.
Bagi peserta didik Peserta didik harus tetap bersemangat dalam mengasah bakat, minat dan potensinya baik melalui kegiatan Intra Sekolah (Osis) maupun kegiatan akstrakulikuler dan semua sarana prasarana yang menunjang kegiatan sudah difasilitasi oleh sekolah. Bimbingan ini merupakan rangka
membentuk
pribadi
yang
berkualitas
dan
mampu
mengembangkan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya.
68
DAFTAR PUSTAKA Al-Bukhari, Abi Abdillah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Juz I, Indonesia: Maktabah Dahlan, 1996. Al-Wahidi, Imam Abil Hasan Ali Bin Ahmad, Tafsir Al-Munir, Juz I, Indonesia: Maktabah Daarun Ahya’. Ardana Komang dkk, Perilaku Keorganisasian, Jogyakarta: Graha Ilmu, 2008. Arikunto, Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta: CV Rajawali, 1990. _____________, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Azizah Nur, “Peran Manajemen Kesiswaan Untuk Meningkatkan Mutu di MTs Model Brebes”. Bafadal, Ibrahim, Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004. Daryanto, M., Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi, 2003. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Manajemen Sekolah, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 1999. Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit J-Art, 2007. Gunawan, Ary, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996. Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosdakarya, 2010. _____________, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006. Hardjito, Dydiet, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997. Hasan Iqbal M, Pokok-pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalian Indonesia, 2002. Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif), Jakarta: GP. Press, 2009. Imron A., dkk., Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan, Malang: Universitas Negeri Malang, 2003. Istatho’ah, “Studi tentang Manajemen Kesiswaan di MTs NU Nurul Huda Mangkang”. Kasan, Tholib, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Studi Press. Mantja, W., Profesionalisasi Tenaga Kependidikan, Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran, Malang: Elang Mas, 2007. Matry, Nurdin, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah dalam Era Otonomi Daerah, (Makassar: Aksara Madani, 2008. Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Kompetensi Dan Aplikasinya, Bandung: Rosda karya, 2003. __________., Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, Yogyakarta: ArRuzz Media, 2008. MU YAPPI, Manajemen Pengembangan Pondok Pesantren, Jakarta: Media Nusantara, 2008. Mustaqim Abd, Muhadi Zainuddin dan. Studi Kepemimpinan Islam, Semarang: PT Karya Toha Putra, 2005.
Moloeng, Lexy j., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Bp. Cipta Jaya, 2005. Riduwan, Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2009. Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003. Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik, Bandung: PT Refika Aditama, 2008. S, Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000. Sahertian, Piet, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, 1994. Siagian,
Harbangan, Administrasi Semarang: Satya Wacana.
Pendidikan: Suatu
Pendekatan
Sistemik,
Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2010. Suderajat, Hari, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Bandung: CV Cipta Cekas Grafika, 2005. Suetopo, Hendyat, Wasti Soearto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Surabaya: Buana Offset, 1982. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005. __________, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D), Bandung: Alfabeta, 2007. Suryosubroto, B., Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004. Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Ciputat: Ciputat Press, 2005. Tasriroh Farida, “Studi Tentang Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di SMA Unggulan Posndok Pesantren Nurul Islam Mijen Semarang”.
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi Pendidikan, Malang: FIP IKIP Malang, 1989. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta,2009. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, UUD ’45 dan Amandemennya, Surakarta: Pustaka Mandiri. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung; Fokusmedia, 2006. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik Permasalahannya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.
dan
http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS-22k, di akses tanggal 09 Agustus 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS-22k, di akses tanggal 09 Agustus 2011. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/anak-berbakat/. di akses tanggal 20 September 2011.
Transkip Hasil Wawancara Nama Jabatan Tanggal Jam Tempat
: Bapak Wahyu : Waka Kesiswaan : 27 Oktober 2011 : 10.30 wib : Ruang Guru
No a.
Pertayaan Bagaimana langkah-langkah dalam perekrutan dan seleksi?
b.
Bagaimana bentuk koordinasi antara waka kesiswaan dengan Pembina? Kapan pelaksanaan kegiatan evaluasi diterapkan?
c.
d.
Bagaimana teknik evaluasi?
e.
Bagaimana follow up dari hasil evaluasi?
f.
Apa harapan dari waka kesiswaan dari program ini?
Jawaban Perencanaan Perekrutan merupakan agenda tahunan MA Negeri Demak, sebelum melaksanakan penerimaan siswa baru. Perencanaan Perekrutan dan Seleksi di MA Negeri melakukan sensus sekolah dan penetapan calon siswa baru yang akan diterima. Perencanaan Perekrutan dan Seleksi serta penentuan jumlah siswa baru yang akan diterima tepat dilakukan oleh MA Negeri Demak. Bentuk koordinasi dilakukan dengan cara SMS untuk mudah mengontrol dalam pembinaan. Kegiatan evaluasi diselenggarakan setelah selesai melakukan pembelajaran per materi. Setelah akhir pertemuan Pembina juga memberikan evaluasi. Dalam teknik evaluasi yang diterapkan di MA Negeri itu bervariasi. Teknik ini menyesuaikan dengan jenis ekstra yang akan dievaluasi. Biasanya penilaian ini sering dilakukan di sekolahan ini yaitu sifatnya praktikum. Jarang sekali menggunakan teknik untuk mengukur ranah kognitif karena pada dasarnya pengembangan potensi peserta didik ini di luar jam pembelajaran sekolah dan bertujuan mengembangkan bakat dan minat dari masing-masing peserta didik. Menindaklanjuti evaluasi tersebut jika terjadi kekurangoptimalan kinerja biasanya dilakukan secara teguran lisan yang berbentuk peringatan. Akan tetapi kita tidak serta merta menegur melainkan lebih mementingkan pencarian opsi solusi untuk memecahkan yang tengah dihadapi. Adapun permasalahan peserta didik dipecahkan dengan cara pemberian sanksi edukatif. Jika dimungkinkan tidak bisa diberikan ampun maka diadakan open house atau berkunjung kerumah peserta didik untuk menyampaikan permasalahan yang terjadi pada anak. Harapan saya ke depan setiap periode yang telah di didik dan dibimbing dalam pelaksanaan berorganisasi dengan cara mengikuti kegiatan yang ada di sekolah
bisa dikembangkan lagi. Sehingga bakat peserta didik tidak berhenti sampai disini. Berikutnya jangan sampai alumni MA Negeri melupakan nama baik lembaga yang telah menggembleng mereka sejak awal masuk disekolah. Kalau bisa menjaga nama almamater baik.
Transkip Hasil Wawancara Nama Nara Sumber Tanggal Jam Tempat
No 1. a.
b.
c.
2. a.
b.
3. a. b.
: Muhammad Shaleh : Kepala Sekolah : 28 Oktober 2011 : 11. 30 wib : Kantor Kepala Sekolah
Pertayaan Jawaban Pelaksanaan Rekrutmen dan Seleksi Tahapan perencanaan dalam Secara umum tahapan yang dilalui, pertama perekrutan dan seleksi? rapat kerja awal tahun selanjutnya dilakukan tindak lanjut dari hasil rapat tersebut. Follow up dibahas intern antara kepala sekolah dengan waka kesiswaan. Berikutnya melibatkan bagian waka kurikulum untuk menentukan apa saja yang akan dilakukan. Tahap perencanaan ini dimulai dengan cara mensensus sekolah-sekolah tingkat SMP/MTs kemudian sampai dengan pengelompokan peserta didik. Siapa saja yang terlibat dalam Yang terlibat adalah kepala sekolah, waka perencanaan rekrutmen dan seleksi? kesiswaan, waka kurikulum, dan panitia pelaksana yaitu guru. Kapan kegiatan perencanaan dalam Kegiatan ini dimulai ketika sekolah MA rekrutmen dan seleksi? Negeri Demak melaksanakan HUT,pelaksanaannya di awal tahun yaitu bulan januari. Pelaksanaan Pembinaan Siapa saja yang terlibat dalam Yang ikut terlibat dalam pelaksanaan pelaksanaan pembinaan? pembinaan peserta didik yaitu kepala sekolah, waka kesiswaan, waka BK, dan Pembina Osis serta Pembina cabang ekstra. Kendala atau hambatan dalam Kurangnya jam untuk waka BK, karena dalam pembinaan? pembinaan ini sebenarnya membutuhkan jam khusus, karena itu sangat penting. Kemudian juga peserta didik ada yang sering absen karena faktor dari peserta didik itu sendiri. Pelaksanaan Evaluasi Bagaimana pelaksanaan kegiatan Evaluasi dilaksanakan secara kontinyu dan evaluasi? berkelanjutan. Siapa saja yang terlibat dalam Kepala sekolah, waka kesiswaan, dan kegiatan evaluasi? pembinaa atau guru dari masing-masing cabang ekstra.
Transkip Hasil Wawancara Nama Nara Sumber Tanggal Jam Tempat No a.
: Muhammad Zainudin : Pengurus Osis : 05 November : 10. 00 wib : Ruangan Osis
Pertayaan Apa yang kalian dapatkan waktu jadi pengurus osis disini?
Jawaban Kami mendapat banyak hal yang tidak kami dapatkan dalam kelas. Di MA Negeri Demak terdapat beberapa tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengurus OSIS, tugas dan kewajiban tersebut secara umum adalah sebagai berikut: a) Membantu kepala MA Negeri Demak dalam menegakkan disiplin. b) Berusaha menjaga dan menambah inventaris. c) Memberi suri tauladan yang baik kepada anggota OSIS. d) Berusaha mempraktekkan bahasa Arab dan Inggris dalam percakapan seharihari. e) Bekerjasama antara pengurus yang satu dengan yang lain. Tugas dan amanah yang diberikan kepada kami ini memberi warna dalam kehidupan kami. Dan kami merasa senang bisa membantu sekolah ini.
Transkip Hasil Wawancara Nama Nara Sumber Tanggal Jam Tempat No a.
: Bapak Syafi’udin : Pembina Osis : 03 November 2011 : 13.30 wib : Ruang Guru
Pertayaan Nilai-nilai apa saja yang ditamankan dalam berorganisasi?
Jawaban Adapun nilai dan tujuan yang di dapatkan adalah sebagai berikut: 1. Nilai dan Tujuan (OSIS). Dalam suatu organisasi tentunya memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, begitupun dalam Osis MA Negeri Demak. Nilai-nilai tersebut di antaranya ialah mendapatkan pengalamanpengalaman berorganisasi, pengalamanpengalaman tersebut di antaranya ialah sebagai berikut: a) Pengalaman Memimpin Pengalaman memimpin di sini khususnya yaitu bagi pengurus OSIS, baik ketua OSIS maupun para ketua seksi, dan pada umumnya bagi yang tidak menjadi ketua. Karena yang tidak menjadi ketuapun mereka tetap memimpin para anggota OSIS. b) Pengalaman Bekerjasama Pengalaman bekerjasama yang dimaksud di sini adalah kerjasama antara pengurus yang satu dengan pengurus yang lain, serta kerjasama antara pengurus dengan anggota OSIS. Karena tanpa adanya kerjasama tersebut program-program yang ada tidak akan berjalan dengan lancar. c) Hidup Demokratis Hidup demokratis di sini nampak karena tidak adanya pemaksaan kehendak terhadap anggota organisasi. Pengurus memiliki batasan-batasan dalam menyampaikan hal apapun. d) Berjiwa Toleransi
Antara ketua, pengurus maupun anggota OSIS saling menghargai satu sama lain. Hal tersebut terlihat apabila terdapat perbedaan pendapat mereka bisa menerima perbedaan tersebut dan akhirnya mencari titik tengah. e) Pengalaman Mengendalikan Organisasi Pengalaman mengendalikan organisasi di OSIS MA Negeri Demak yaitu meliputi pengalaman bagaimana merencanakan kegiatan, bagaimana menyusun struktur kepanitiaan dalam kegiatan, bagaimana menggerakkan serta mengarahkan orang- orang (panitia tersebut) dan yang terakhir bagaimana mengevaluasi keberhasilan dari sebuah kegiatan. f) Memiliki Jiwa Keikhlasan Bagi pengurus OSIS MA Negeri Demak dilatih untuk menjadi orang yang ikhlas. Ikhlas di sini karena para pengurus dilatih untuk tidak minta jasa akan tetapi dilatih untuk berjasa. Ini nampak dalam hal pengurus ikut mendisiplinkan sekolah.
Transkip Hasil Wawancara Nama Nara Sumber Tanggal Jam Tempat No a.
: Bapak Sya’roni : Waka Kurikulum : 29 Oktober 2011 : 09. 30 wib : Ruang Guru
Pertayaan Bagaimana mekanisme dalam pengelompokan peserta didik?
Jawaban Adapun jenis-jenis pengelompokan yang ada di MA Negeri Demak adalah sebagai berikut: 1. Pengelompokan Berdasarkan Kemampuan Pengelompokan berdasarkan kemampuan diperuntukkan bagi siswa baru (yang akan masuk kelas satu), yang mana pengelompokan ini berdasarkan didasarkan atas kemampuan siswa, di mana siswa yang pandai dikumpulkan dalam kelompok yang pandai dan siswa yang kurang pandai dikumpulkan dalam kelompok yang kurang pandai. Pengelompokan ini, bertujuan agar nantinya dalam pembinaan bisa dicontrol dengan mudah. 2. Pengelompokan Berdasarkan Bidang Studi Pengelompokan berdasarkan bidang studi yang lazim juga disebut dengan penjurusan. Penjurusan di MA Negeri Demak dilakukan ketika peserta didik berada di kelas dua MA Negeri Demak. Adapun jurusan yang ada di MA Negeri Demak adalah IPA, IPS dan Agama. Beberapa sistem yang dipakai di MA Negeri Demak dalam menentukan kelompok berdasarkan bidang studi adalah sebagai berikut: a) Atas kemauan siswa Penentuan pengelompokan berdasarkan bidang studi yang pertama ialah berdasarkan kemauan siswa. Siswa yang menginginkan masuk jurusan IPA, maka mereka akan dimasukkan pada kelas Jurusan IPA, siswa yang menginginkan masuk jurusan IPS, maka mereka akan dimasukkan di kelas Jurusan IPS, sedangkan siswa yang menginginkan masuk jurusan Agama, maka mereka akan dimasukkan di kelas Agama. b) Berdasarkan nilai murni mata pelajaran IPA, IPS dan Agama Sistem ini yaitu waka kesiswaan bekerjasama
dengan wali kelas ataupun TU. Yaitu dengan cara melihat nilai murni IPA, IPS dan Agama di raport. Sistem ini merupakan sistem untuk melihat kemampuan siswa namun tidak secara langsung, karena yang dilihat adalah raport. c) Berdasarkan guru bidang studi Dalam hal ini waka kesiswaan bekerjasama dengan guru bidang studi, yaitu untuk mengetahui apakah siswa mampu pada pelajaran IPA, IPS atau Agama, sistem ini bersifat langsung, karena guru bidang studi benar-benar memahami kemampuan siswa.
Transkip Hasil Wawancara Nama Nara Sumber Tanggal Jam Tempat No a.
: Abdullah Solahudin : Waka BK : 02 November 2011 : 12.30 wib : Kantor Waka BK
Pertayaan Bagaimana mekanisme Pembinaan Disiplin Siswa?
Jawaban Dalam pembinaan disiplin di MA Negeri Demak merupakan masalah yang penting. Karena proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar di antaranya dikarenakan adanya kedisiplinan. Pembinaan disiplin tidak bisa terlepas dari tata tertib dan sanksi. Teknik-teknik pembinaan disiplin siswa di MA Negeri Demak adalah sebagai berikut: 1. Teknik Kontrol Eksternal Teknik ini yaitu berupa bimbingan dan penyuluhan, dalam hal ini biasanya waka kesiswaan dibantu waka BK, waka BK terjun langsung ke kelas-kelas untuk memberi bimbingan. Biasanya kalau ada waktu luang, karena belum ada jam tersendiri untuk BK. 2. Teknik Kontrol Internal Teknik ini yaitu berupa upaya-upaya siswa agar mampu mendisiplinkan dirinya sendiri dan siswa mampu memahami pentingnya disiplin. Dalam teknik ini sikap keseharian para guru akan dinilai oleh siswa. Guru merupakan suri tauladan bagi siswa, sehingga tata tertib diberikan tidak hanya kepada siswa melainkan gurupun memiliki tata tertib.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri Nama
: Rois Ali Maksum
Tempat /Tanggal Lahir : Demak, 13 Maret 1989 Jenis Kelamin
: Laki- Laki
Agama
: Islam
Alamat
: Ds. Doreng, RT. 02/ RW. 02, Kec. Wonosalam, Kab. Demak, Kode Pos. 59571
HP
: 085 7400 666 82
E-mail
:
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan: 1. Pendidikan Formal: a. SD I Doreng
Lulus : Tahun 2001
b. MTs Nurul Huda Dempet
Lulus : Tahun 2004
c. MA Negeri Demak
Lulus : Tahun 2007
d. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007
Semarang, 19 Juni 2012
Rois Ali Maksum NIM: 073311025