STUDI KUALITATIF KOMITMEN DOSEN STAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK PASCA SERTIFIKASI DOSEN Oleh: Wahyudin Noor Dosen Tarbiyah STAIN SAS BABEL Email:
[email protected] Abstract Many people judge that the quality of education and teaching, research and community service performed by universities is very low, and the impact on the quality of national education Indonesia are also very low. With the low quality of education cause problems, even lecturers in universities claimed to be educators who are not professional and competent. The findings include: 1) The design of the learning is done by first lecturer preparations. 2) Implementation of the learning is done lecturers with no anti-reality. 3) An assessment of the process and learning outcomes lecturers conducted with reference to the objectives and principles of learning, the assessment refers to the academic regulations. 4) Utilization of the results of research to the development of the learning process is relatively minimal done lecturer certification, but the attempt to make use of research has been done and continues to be pursued. As for the post-certification commitment pedagogic competence, lecturer STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, according to the author, it can be categorized quite good. Keywords: Commitment,lecturer, pedagogic competence, certification, A. Pendahuluan Di seluruh Indonesia saat ini terdapat 77 perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, yang terdiri dari 31 Universitas, 14 Institut, 4 Sekolah Tinggi, 2 Akademi dan 26 Politeknik yang bersatatus negeri. Dan 1.293
terdapat
peruguruan tinggi swasta yang diselenggarakan oleh swasta yang dapat
dikelompokkan menjadi 262 Universitas, 44 Institut, 571 Sekolah Tinggi, 407 Akademi dan 9 Politeknik, sehingga total perguruan tinggi terdiri dari 1.370 buah dari 33 propinsi yang ada di Indonesia yang dapat digambarkan sebagai berikut : No. 1. 2. 3. 4. 5.
Perguruan Tinggi Universitas Institut Sekolah Tinggi Akademi Politeknik Jumlah
Status Negeri Swasta 31 262 14 44 4 571 2 407 26 9 77 1.293
Jumlah 293 58 575 409 35 1.370
Gambar 1. Jumlah Perguruan Tinggi Umum di Indonesia Sumber : Direktorat Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional di Indonesia
Sedangkan jumlah perguruan tinggi negeri dan swasta yang diselenggarakan oleh Departemen Agama RI dan diakui oleh pemerintah terdiri dari Universitas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS). Untuk UIN (4 Universitas), IAIN (14 Institut), STAIN (32 Sekolah Tinggi), sedangkan STAIS terdiri dari 272 Sekolah Tinggi Swasta (STAIS) yang dapat digambarkan dalam gambar 2 sebagai berikut : Status Jumlah Negeri Swasta 1. UIN 4 4 2. IAIN 14 14 3. STAIN 32 32 4. STAIS 272 272 Jumlah 50 272 322 Gambar 2. Jumlah Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia Sumber : Direktorat Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang dikelola oleh Departemen Agama di Indonesia
No.
Perguruan Tinggi
Masing-masing perguruan tinggi tersebut (perguruan tinggi umum dan Islam) memiliki misi utama yang dikenal dengan tridarma perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dari ketiga misi tersebut, ciri utama (karakteristik) ideal perguruan tinggi adalah mengembangkan penelitian sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai kalangan
telah menilai bahwa kualitas pelayanan pendidikan dan
pengajaran, hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh perguruan tinggi sangat rendah, dan berdampak kepada mutu pendidikan nasional Indonesia
juga
menyebabkan
sangat
rendah.
sejumlah
masalah
Dengan
rendahnya
dalam penyiapan
mutu
sumber
pendidikan daya
tersebut
manusia
yang
berkualitas, bahkan dosen di perguruan tinggi (universitas, institut, akademi, sekolah tinggi) sebagai tenaga pendidik juga diklaim sebagai pendidik yang tidak profesional. 1 Indikasi ini terlihat, dengan banyaknya kritik yang dialamatkan pada pendidikan dan pembelajaran di perguruan-perguruan tinggi kita. Terutama mengenai lemahnya 1
Ta’dib No. 4 Maret 2001.
kompetensi pedagogik sebagai kompetensi yang berurusan langsung dengan salah satu tugas utama dosen sebagai pendidik dan pengajar, seperti kemampuan dosen dalam merancang dan melakukan pembelajaran yang bervariasi masih terbatas, apalagi pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Selain itu, kemampuan dosen dalam mengembangkan strategi, metodologi dan pendekatan pembelajaran dirasa juga masih cukup kurang. Selain itu, dosen sejatinya pun merupakan salah satu komponen esensial dalam suatu sistem pendidikan di perguruan tinggi. Peran, tugas dan tanggung jawab dosen sangatlah penting. Sehingga dalam implementasi kerjanya di perguruan tinggi, seorang dosen harus mengawali dengan komitmen untuk menjalankan tugas pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif. Tetapi pertanyaannya, sudahkah dosen melaksanakan tugas dan komitmennya dengan baik? Disinilah
perlunya
komitmen
pribadi
dosen
senantiasa mampu mengimplementasikan segenap tertutama
kompetensi pedagogiknya.
yang
sungguh-sungguh
untuk
kemampuan atau kompetensinya
Jangan sampai proses pembelajaran hanya
dijadikan lahan baru untuk sekedar “pamer pengetahuan”, maka secara pedagogis yang dihadapi ialah besar kemungkinan situasi yang tidak etis. Andai saja –sekali lagi- andai saja kita lakukan juga demikian, maka bukan saja masyarakat akan mengecam, tapi juga moral dan nurani kita akan mengatakan bahwa kita tidak pantas menjadi dosen yang menyandang profesi mulia. Kekahawatiran pergeseran makna ini tentunya sangat memprihatinkan. Artinya, di tengah keterpurukan dan kerusakan moralitas bangsa Indonesia, profesionalisme dosen belum mampu menjadi pemberi solusi dan bahkan menjadi deretan persoalan bangsa. Keadaan ini tentu saja tidak boleh berlarut-larut. Berdasarkan latar belakang pemikiran yang dikemukakan di atas, menurut penulis, sangat menarik melihat bagaimana praktek sebenarnya di STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung dalam kaitannya dengan implementasi kompetensi pedagogik dosen terutama dosen-dosen yang telah bersertifikat pendidik dan komitmennya dalam mengimplementasikan
kompetensi
pedagogiknya
tersebut.
Masalah
utama
yang
diangkat adalah : 1). Bagaimana implementasi kompetensi pedagogik pasca sertifikasi dosen di STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, 2). Bagaimana komitmen implementasi kompetensi pedagogik pasca sertifikasi dosen di STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.
B. Teori 1. Komitmen Kalau ditelusuri secara serius, terdapat beberapa pengertian tentang komitmen. Dalam Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, komitmen adalah kesatuan janji.2 Di samping itu,
seperti dikutip oleh Anugerah Wulandari, rumusan lain pengertian
komitmen menurut pendapat para ahli, seperti Dwyer, Shurr dan Oh mendefinisikan komitmen sebagai an implicit and or explicit pledge of relational continuity between exchange partners. Sementara Moortman, Zaltman dan Deshpande mendefinisikan relationship commitment sebagai: an enduring desire to maintain a valued relationship. Sama halnya dengan dua definisi di atas, pakar lain yaitu Morgan dan Hunt mendefinisikan komitmen sebagai an exchange partner believing that an ongoing relationship with another is so important as to warrant maximum efforts at maintaining it; that is, the committed party believes the relationship is worth working on to ensure that it endures indefinitely, and proposed that relationship commitment is central to relationship marketing.3 Komitmen selama ini dipahami manakala seseorang mau memberikan waktu dan energi untuk sesuatu yang diyakini, atau sebuah janji, atau sebuah keputusan bulat untuk melakukan sesuatu.4 Dengan demikian, komitmen menurut hemat penulis merupakan dedikasi atau pengabdian seseorang terhadap pekerjaannya dan ia memandangnya sebagai kebutuhan dan sangat penting baginya. Pada dasarnya melaksanakan komitmen sama saja maknanya dengan menjalankan kewajiban, tanggung jawab dan janji yang membatasi kebebasan seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi, oleh sebab telah memiliki komitmen maka seseorang harus mendahulukan apa yang sudah dijanjikan untuk sesuatu yang lebih besar dibandingkan untuk kepentingan dirinya atau sesuatu yang dianggap kecil. Di sisi lain komitmen berarti adanya ketaatan seseorang dalam bertindak sejalan dengan janji-janjinya, dan tindakan tersebut tercermin dalam perilaku seperti selalu hadir saat jam kerja, mau berkorban demi kualitas pekerjaan, produktivitas dan rasa bangga jika mencapai prestasi
2
Saliman dan Sudarsono, Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994, hlm. 123. 3 Anugerah Wulandari, Tingkatan-tingkatan Komitmen (The Levels of Commitment), http://www.hudzaifahlm.org/Article405.phtml, di akses tanggal 18 Agustus 2006, hlm. 1-2. 4 Fathul Wahid, Komitmen, http://fathulwahid.wordpress.com/2009/05/24/komitmen/, di akses tanggal 24 Mei 2009, hlm. 1.
yang tinggi.5 Sehingga semakin tinggi derajat komitmen seseorang semakin tinggi pula kinerja yang dicapainya. Namun sebaliknya semakin rendah derajat komitmen maka semakin rendah pula kinerja yang dicapai. Tingkat komitmen sebenarnya berada dalam satu garis kontinum, yang bergerak dari tingkatan rendah sampai dengan tingkatan tinggi. Dan dalam tulisan ini, penulis menyimpulkan komitmen yang dimaksud adalah komitmen sebagai kesatuan janji dalam keterlaksanaan kompetensi pedagogik pasca sertifikasi dosen, dengan ditandai oleh ciri-ciri berupa perhatiannya terhadap peserta didik cukup tinggi, waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya cukup banyak dan banyak bekerja untuk kepentingan orang lain6 , kerelaan dan kesiapan berkorban untuk kualitas peningkatan pengajaran serta produktivitas. Dan fokus penelitian adalah dosen-dosen STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung yang telah tersertifikasi. 2. Kompetensi Pedagogik Kompetensi Pedagogik merupakan sebuah phrase yang terdiri dari dua kosa kata, yaitu kompetensi dan Pedagogik. Untuk lebih memahami dan mengerti arti phrase di atas terlebih dahulu akan dibahas mengenai arti masing-masing kata tersebut. Kompetensi merupakan istilah kunci dalam penelitian ini. Kata kompetensi berasal dari bahasa Inggris
competence, yang berarti kemampuan, keahlian, wewenang dan
kekuasaan. Hornby mengartikan competence sebagai person having ability, power, authority, skill, knowledge to do what is needed. Bertolak dari pengertian ini maka kompetensi dapat
diberi makna,
orang yang memiliki kemampuan,
kekuasaan,
kewenangan, keterampilan, pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas tertentu. Kompetensi juga diartikan berupa kemampuan seseorang baik kualitatif maupun kuantitatif. Pengertian ini mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yakni: pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjukkkan kepada perbuatan yang diamati. Kedua, sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh.7 Kompetensi juga dipahami sebagai kemampuan, kecakapan dan keterampilan 5 Istijanto Oei, Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010, Cet.KeIV, hlm. 244. 6 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan; Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. Ke-IV, hlm. 65. 7 Kunandar, Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, hlm. 52.
yang dimiliki seseorang berkenaan dengan tugas, jabatan maupun profesinya. 8 Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang berkenaan dengan tugas jabatan maupun profesinya yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya, pengertian pedagogik yang sebelumnya dipahami sebagai istilah yang berasal dari bahasa Yunani, paedagogia yang berarti “pergaulan dengan anak-anak atau membimbing anak-anak”.9 Jadi, pedagogik diartikan sebagai membimbing anak atau lebih populernya mengajar anak. pedagogik berarti juga suatu usaha yang dijalankan oleh
seseorang
atau
sekelompok
orang
untuk
mempengaruhi
seseorang
atau
sekelompopk orang lain menjadi dewasa atau tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi. Dalam bentuk lain, pedagogik itu dipandang sebagi suatu proses atau aktivitas yang bertujuan agar tingkah laku manusia mengalami proses tersebut mendapat perubahan. Tingkah laku seseorang adalah setiap respon yang dapat dilihat atau diperhatikan oleh orang lain. Di samping itu, pedagogik juga merupakan suatu ilmu, sehingga orang menyebutnya ilmu pedagogik. Ilmu pedagogik adalah ilmu yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan dalam pendidikan dan kegiatankegiatan mendidik,
antara lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara
melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik dan sebagainya. 10 Dengan demikian, telah nyata bahwa pedagogik merupakan praktek; cara seorang mengajar atau ilmu pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan cara-cara mengajar.11 Dari batasan pengertian per kata di atas, maka pengertian kompetensi pedagogik sebagaimana ditulis oleh Trianto dan Titik T. Tutik, kompetensi pedagogik adalah kemampuan pendidik dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. 12 Selain itu, menurut Janawi, kompetensi pedagogik adalah kemampuan pendidik berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. 13 Dengan demikian 8 Trianto dan Titik T. Tutik., Tinjauan Yuridis Hak dan Kewajiban Pendidik Menurut UU Guru dan Dosen, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006, hlm. 62. 9 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, Cet.Ke-XVIII, hlm. 3. 10 Arsana, Relasi Peranan Guru dengan Kompetensi Pedagogik di dalam Profesi Pendidikan, http://gdemugello.blogspot.com/2010/10/relasi-peranan-guru-dengan-ompetensi.html, di akses tanggal 30 Oktober 2010, hlm. 7. 11 Saliman dan Sudarsono, Kamus Pendidikan..., hlm. 123. 12 Trianto, Tinjauan Yuridis..., hlm. 63. 13 Janawi, Kompetensi Guru dan Citra Guru Profesional, Bangka: Shiddiq Press, 2007, hlm. 55.
pendidik dikatakan mempunyai kompetensi pedagogik minimal apabila telah menguasai bidang studi tertentu, ilmu pendidikan, baik metode pembelajaran maupun pendekatan pembelajaran. Selain itu, kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam kemampuan pendidik untuk membantu, membimbing dan memimpin. Kemudian, di dalam bukunya Suryosubroto, Rifa’I mengatakan di dalam situasi pengajaran
pendidiklah
yang
memimpin
dan
bertanggung
jawab
penuh
atas
kepemimpinan yang dilakukan. Ia tidak melakukan instruksi-instruksi dan tidak berdiri di bawah instruksi manusia lain kecuali dirinya sendiri, setelah masuk dalam situasi kelas.14 Jadi dalam lingkup pembelajaran di kelas, pendidik hendaklah mengajar peserta didik dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga mereka memperoleh kesempatan untuk membuat keputusan sendiri dan menyadari bahwa seseorang dapat belajar secara efektif bila memiliki tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Di pihak lain, antara pendidik dan peserta didik bukan lagi terlibat hubungan hirarkis antara atasan dan bawahan dalam memperoleh ilmu, tetapi dalam proses belajar mengajar terdapat adanya pendidik yang potensial dan peserta didik yang potensial. Sehingga proses belajar mengajar ini tinggal mengefektifitaskan pendidik dan peserta didik yang potensial.15 Dengan kata lain pendidik dalam pembelajaran bertindak sebagai mediator,
motivator dan fasilitator peserta didik dalam mengembangkan dirinya.
Artinya, setelah peserta didik masuk kelas tugas pendidik adalah sebagai pemimpin dan bukan semata-mata mengotrol atau mengkritik. Dalam situasi demikian, seorang pendidik dapat menentukan kebijakan yang sangat krusial nasib pendidikan peserta didiknya sebagi hasil olahan kompetensi yang telah terbentuk dalam diri seseorang. Dari pandangan di atas dapat ditegaskan kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik, meliputi pemahaman wawasan pendidik akan landasan dan filsafat pendidikan, pendidik memahami potensi dan keberagaman peserta didik sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik, pendidik mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalamn mengajar, pendidik mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, pendidik mampu melaksanakan pembelajaran yang
14 15
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm. 4. M.I. Anwar, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986, hlm. 14.
mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif, sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, pendidik juga mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan serta pendidik juga mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan-kegiatan untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 16 Dengan demikian, tampak bahwa kemampuan pedagogik bagi pendidik bukanlah hal yang sederhana, karena kualitas pendidik haruslah di atas rata-rata. Kualitas ini seperti disinggung oleh Syaiful Sagala, dapat dilihat dari aspek intelektual, etika dan estetika.17 Dan untuk menghadapi tantangan tersebut pendidik perlu berpikir secara antisipatif dan proaktif. Pendidik secara terus menerus belajar sebagai upaya melakukan pembaharuan atas ilmu pengetahuan yang dimilikinya. 3. Sertifikasi Dosen Sertifikasi Dosen merupakan rangkaian dari dua kata yang memiliki satu kesatuan pengertian. Rangkaian kata itu dapat dipisah menjadi kata-kata yang terdiri dari perkataan
“Sertifikasi”
dan
“Dosen”.
Dan
untuk
memahaminya,
penulis
akan
menguraikan berdasarkan dua perkataan tersebut. Dalam beberapa literatur sertifikasi, maka akan ditemukan bahwa istilah sertifikasi mengandung makna sebagai surat keterangan (lisensi) dari lembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas.18 Mulyasa dalam bukunya memberikan penjelasan bahwa National Commission
on
Educational Services (NCES),
memberikan pengertian
sertifikasi secara umum. Certification is procedure whereby the state evaluates and reviews a teacher candidate’s credentials and provides him or her a license to teach. 19 Dalam hal ini menurut hemat penulis sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan apakah seseorang layak diberikan izin dan kewenangan untuk melaksanakan tugas. Sertifikasi adalah prosedur yang digunakan oleh pihak ketiga untuk memberikan jaminan tertulis bahwa sesuatu produk, proses atau jasa telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. 16 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung : Alfabeta, 2009, hlm. 32. 17 Ibid. 18 Trianto, Tinjauan Yuridis..., hlm. 75-76. 19 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru Cet-III, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, hlm. 34.
Sedangkan
pengertian
dosen
sebagaimana
tercantum dalam
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa dosen
adalah
pendidik
mentransformasikan,
professional
mengembangkan
dan
dan
ilmuwan
dengan
menyebarluaskan
ilmu
tugas
utama
pengetahuan,
teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 20 Dosen adalah salah satu komponen esensial dalam suatu sistem pendidikan di perguruan tinggi. Peran, tugas, dan tanggung jawab dosen sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk melaksanakan fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis tersebut, diperlukan dosen yang kompeten dan profesional. Sumber daya manusia dosen memiliki posisi yang vital dalam membentuk image mutu lulusan maupun mutu lembaga secara umum. Posisi itu diperkuat dengan fakta bahwa dosen memiliki otoritas tinggi dalam proses akademik, dan bahkan lebih tinggi daripada profesi serupa di lembaga pendidikan di bawahnya. Dari batasan pengertian perkata di atas maka dapat dipahami bahwa sertifikasi pendidik/dosen adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada dosen sebagai
tenaga
professional.21
Berdasarkan
pengertian
tersebut,
penulis
menggarisbawahi sertifikasi dosen dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan
pada
satuan
pendidikan
tinggi,
setelah
lulus
uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi dosen adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik dosen. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial. Sertifikasi
dosen
merupakan
program
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
kreativitas dan kualitas dosen agar para dosen mampu mengaktualisasikan potensi diri secara lebih optimal, sebagaimana tercermin dalam misi tridharma perguruan tinggi (pengajaran,
penelitian
dan
pengabdian
kepada
masyarakat)
dalam
rangka
20 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Cet.Ke-II, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm. 3 . 21 E. Mulyasa, Standar Kompetensi…, hlm. 33.
meningkatkan mutu perguruan tinggi.22 Selain itu, sertifikasi dosen juga diarahkan untuk: pertama, menilai profesionalisme dosen guna menentukan kelayakan dosen dalam melaksanakan tugas, kedua, melindungi profesi dosen sebagai agen pembelajaran di perguruan tinggi, ketiga, meningkatkan proses dan hasil pendidikan, dan keempat, mempercepat terwujudnya tujuan pendidikan nasional. 23 Dengan
demikian,
penulis
dapat
simpulkan
sertifikasi
dosen
sesungguhnya
merupakan program yang bertujuan dan mengarahkan peningkatan kualitas, kreativitas dan integritas dosen agar mampu melakukan aktualisasi dan pengembangan diri dan tugasnya secara lebih optimal dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran dan kualitas pendidikan secara umum melalui pengembangan tridharma perguruaan tinggi. 4. Kompetensi Pedagogik Dosen dan Komponennya Dosen memeiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan sehingga pada akhirnya berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dosen berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menyimak materi perkuliahan dan menguasai tujuantujuan pendidikan yang harus mereka capai. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas,
pengelolaan kelas,
penggunaan metoda mengajar,
strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik dosen dalam mengelola proses pembelajaran. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, dosen harus mampu mengelola proses pembelaran yang memberikan rangsangan kepada mahasiswa sehingga ia mau belajar karena memang mahasiswalah subjek utama dalam belajar. Dosen yang mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tuntutan seperti yang disebutkan di atas disebut sebagai seorang dosen yang memiliki kompetensi. Dan kompetensi pedagogik dosen merupakan suatu performansi (kemampuan) dalam bidang ilmu pendidikan. Untuk menjadi dosen professional harus memiliki kompetensi pedagogik. Seorang dosen harus memiliki pengetahuan serta kemampuan
22 Tim Penyusun Buku Pedoman Sertifikasi Dosen Naskah Akad emik dan Penyusunan Portofolio, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2009, hlm. 13. 23 Tim Penyusun, Buku Pedoman Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen Tahun 20 10; Buku I, Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas, 2010, hlm. 2-3.
dan keterampilan pada bidang profesi kependidikan. Kompetensi pedagogik berkaitan langsung dengan penguasaan disiplin ilmu pendidikan dan ilmu lain yang berkaitan dengan tugas seorang pendidik. Kompetensi pedagogik dosen meliputi pemahaman dosen terhadap mahasiswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan mahasiswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dan dalam bentuk lain, pedagogik itu sendiri dipandang sebagai suatu proses atau aktivitas yang bertujuan agar tingkah laku manusia yang menjalani proses tersebut berubah. Tingkah laku seseorang adalah setiap respon yang dapat dilihat atau diperkirakan oleh dan untuk orang lain. Karena melihat begitu besar dan pentingnya peran seorang dosen di dalam proses pendidikan
dan
produktivitas
pengajaran,
maka
dosen
wajib
dibekali dengan
kompetensi pedagogik sebagai competence based dan kompetensi-kompetensi lain yang juga merupakan suatu syarat mutlak di dalam profesinya sebagai seorang pendidik. Dan berdasarkan Buku Pedoman Sertifikasi Pendidik Dosen 2010, terdapat beberapa jenis/komponen kompetensi pedagogik yang harus dipenuhi dosen untuk menunjang salah satu kriteria professional, jenis-jenis kompetensi tersebut meliputi : a. Kemampuan merancang pembelajaran 1).Menguasai berbagai perkembangan dan isu dalam sistem pendidikan 2). Mengusai strategi pengembangan kreativitas 3). Menguasai prinsip-prinsip dasar belajar dan pembelajaran 4). Mengenal mahasiswa secara mendalam 5). Menguasai
beragam
pendekatan
belajar
sesuai
dengan
karakteristik
mahasiswa 6). Menguasai prinsip-prinsip pengembangan kurikulum berbasis kompetensi 7). Mengembangkan mata kuliah dalam kurikulum program studi 8). Mengembangkan bahan ajar dalam berbagai media dan format untuk mata kuliah tertentu 9). Merancang strategi pemanfaatan beragam bahan ajar dalam pembelajaran 10). Merancang strategi pembelajaran mata kuliah 11). Merancang strategi pembelajaran mata kuliah berbasis ICT. b. Kemampuan melaksanakan proses pembelajaran 1). Menguasai keterampilan dasar mengajar
2). Melakukan identifikasi karakteristik awal dan latar belakang mahasiswa 3).
Menerapkan beragam teknik
dan metode pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik mahasiswa dan tujuan pembelajaran 4). Memanfaatkan beragam media dan sumber belajar dalam pembelajaran 5). Melaksanakan proses pembelajaran yang produktif, kreatif, aktif, efektif dan menyenangkan 6). Mengelola proses pembelajaran 7). Melakukan interaksi yang bermakna dengan mahasiswa 8). Memberi bantuan belajar individual sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. c. Kemampuan menilai proses dan hasil pembelajaran 1). Menguasai standar dan indikator hasil pembelajaran mata kuliah sesuai dengan tujuan pembelajaran 2). Menguasai prinsip, strategi dan prosedur penilaian pembelajaran 3). Mengembangkan beragam instrumen penilaian proses dan hasil pembelajaran 4). Melakukan penilaian proses dan hasil pembelajaran secara berkelanjutan 5). Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran secara berkelanjutan 6). Memberikan umpan balik terhadap hasil belajar mahasiswa 7).
Menganalisis
hasil
penilaian
hasil
pembelajaran
dan
refleksi
proses
pembelajaran 8). Menindaklanjuti hasil penilaian untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. d. Kemampuan memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 1). Menguasai
prinsip,
strategi
dan
prosedur
penelitian
pembelajaran
(instructional research) dalam berbagai aspek pembelajaran 2). Melakukan penelitian pembelajaran berdasarkan permasalahan pembelajaran yang otentik 3). Menganalisis hasil penelitian pembelajaran. 4). Menindaklanjuti hasil penelitian pembelajaran untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.24 Ke empat kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki dosen dan dapat dilaksanakan secara profesional. Implementasi kemampuan pedagogik 24
Tim Penyusun, Buku Pedoman..., hlm. 21-21.
tersebut, secara terintegratif akan tercermin pada pengelolaan kegiatan pembelajaran di kelas antara lain memiliki kemampuan mengelola proses belajar mengajar secara efektif. Kegiatan tersebut di mulai dari kemampuan dosen membuka perkuliahan, melakukan kegiatan inti sampai pada menutup kegiatan dan melakukan evaluasi. STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung sebagai salah satu perguruan tinggi Islam yang memiliki kewenangan melahirkan calon pendidik yang profesional, akan berhadapan dengan tuntutan calon dosen yang profesional dan kompeten, sehingga melahirkan lulusan pendidikan yang bermutu. Atas dasar ini penting
untuk
dilihat
seberapa
baik
implementasi kompetensi dosen
terutama
kompetensi pedagogik yang dianggap sangat penting dan bersentuhan langsung dengan proses
pembelajaran,
serta
seberapa
baik
komitmen
implementasi
kompetensi
pedagogik tersebut bagi dosen pasca sertifikasi dosen di STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung. C. Implementasi 1. Kompetensi Pedagogik Dosen Sertifikasi a). Perancangan Pembelajaran Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki dosen dan akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Pada hakikatnya perancangan pembelajaran adalah upaya untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Perancangan pembelajaran dilakukan dosen-dosen bersertifikasi pendidik STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung dengan lebih dahulu mempersiapkan diri melalui berbagai persiapan, seperti penguasaan berbagai perkembangan dan isu dalam sistem pendidikan, penguasaan berbagai pendekatan belajar, penguasaan pengembangan
mata
kuliah
dan
penguasaan
terhadap
berbagai
strategi
pembelajaran.25 Keterangan
Rada
dalam
menjelaskan
upayanya
melakukan
rancangan
pembelajaran kurang lebih tidak jauh berbeda dengan keterangan yang diberikan dosen lainnya.26
25 26
Wawancara langsung dengan Rada, Bangka: 14 November 2010. Wawancara langsung dengan Suparta, Bangka: 11 November 2010.
b). Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungannya.27 Dalam pembelajaran, tugas dosen yang paling utama adalah mengkondosikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Atas dasar itu, salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki dosen adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Pembelajaran yang mendidik dan dialogis meruapakan respon terhadap praktek pendidikan yang anti realitas, yang menurut Freire, harus diarahkan pada proses hadapi masalah.28 Di mana peserta didik dituntut untuk berpikir kritis dan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi. Dalam hal ini mahasiswa terlibat dalam penyelidikan untuk memecahkan masalah yang mengintegrasikan keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi perkuliahan. Dalam proses pembelajarannya dosen-dosen STAIN Syaikh Abdurrhaman Siddik Bangka Belitung yang telah tersertifikasi selama ini memiliki keragaman dan
pola
tersendiri
pembelajarannya
di
dari kelas.
masing-masing
dosen
Meski
prinsip
secara
dalam
melaksanakan
pelaksanaan
proses
pembelajaran tersebut tidak terlalu signifikan perbedaannya, dan perbedaan dari keragaman itu sesungguhnya sebagai upaya dalam melakukan penyesuaian terhadap beberapa hal, seperti mata kuliah, mahasiswa 29 dan sebagainya.30 Senada dengan di atas, dosen juga di saat memberikan penjelasan tentang pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, selalu mencoba untuk melihat kondisi kelas dan metodologi yang cocok untuk diterapkan. Di samping itu penggunaan strategi atau pun metodologi pembelajaran biasanya mereka 27
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis, Cet.Ke-VI, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, hlm. 255. 28 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Cet. Ke-III, Bandung: PT. Remaja Rosddakarya, 2008, hlm. 103. 29 Mahasiswa STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung terbagi atas tiga program, yakni regular, non regular dan kualifikasi 30 Wawancara langsung dengan Darmiko Suhendra, Bangka: 16 November 2010.
lakukan setelah adanya kesepakatan atau kontrak belajar antara dosen dan mahasiswa31 Selain itu, pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh dosen-dosen tersebut selama ini pun tidak terlepas dari penggunaaan media dan teknologi pembelajaran, seperti in focus, lap top, buku, kertas koran, internet dan sebagainya. Hal ini disebabkan oleh tuntutan dosen untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran yang dapat dengan mudah diakses oleh mahasiswa. c). Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran Penilaian
adalah
proses
menyimpulkan
dan
menafsirkan fakta-fakta dan
membuat pertimbangan dasar yang professional untuk mengambil kebijakan pada sekumpulan informasi, yaitu informasi tentang peserta didik. 32 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penilaian proses dan hasil pembelajaran merupakan
suatu
tindakan
atau
suatu
proses
untuk
menentukan
nilai
keberhasilan belajar peserta didik setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu. Penilaian ini bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. Selama ini penilaian proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan oleh dosen-dosen STAIN Syaikh Abdurrhaman Siddik Bangka Belitung yang telah bersertifikat pendidik mengacu pada tujuan pembelajaran dan prinsip, strategi serta prosedur penilaian yang benar. Meski dalam penggunaan alat tidak semuanya seragam dan sama, hanya saja dalam acuannya tetap memperhatikan peraturan akademik kampus.33 Penjelasan dosen di atas dalam melakukan penilaian proses dan hasil pembelajaran terhadap mahasiswa tidak berbeda jauh dengan penjelasan dosen lain, hanya saja terdapat 2 variasi yang dikembangkan dalam memberikan penilaian, yakni pertama, penilaian komprehensif yaitu menilai kemampuan keseluruhan, modelnya cukup buat satu pertanyaan, seperti “materi apa yang 31
Wawancara langsung dengan Suparta, Bangka: 11 November 2010 dan Rada, Bangka: 14 November 2010. 14 Sumarna Supranata dan Muhammad dan Hatta, Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, hlm. 3. 33 Wawancara langsung dengan Darmiko Suhendra, Bangka: 16 November 2010.
sudah dikuasai mahasiswa dari materi-materi yang sudah diberikan selama pembelajaran.
Kedua,
penilaian dengan menggunakan instrument penilaian
yang biasanya selalu essai dan tidak pernah menggunakan multiple choice.34 d). Pemanfaatan Hasil Penelitian Kemampuan melakukan penelitian pembelajaran bagi dosen menjadi sesuatu yang cukup penting dan termasuk dalam kompetensi pedagogik bagi dosen dalam
meningkatkan
kualitas
pembelajarannya.
Peningkatan
kulitas
pembelajaran ini dapat dilihat dari kemampuan dosen-dosen STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung yang telah bersertifikat pendidik dalam mengintegrasikan
temuan-temuan
hasil
penelitian
untuk
diterapkan
dalam
pengelolaan pembelajaran di kelas, untuk kemudian dimanfaatkannya untuk kepentingannya sendiri maupun orang lain. 35 Pendapat dan pernyataan lain dikemukakan oleh dosen lain yang memberikan penjelasan bahwa sesungguhnya upaya untuk memanfaatkan penelitian selama ini
untuk
peningkatan
kualitas
pembelajaran
dirasakan
masih
kurang
memadai.36 2. Komitmen Dosen Sertifikasi Salah satu unsur pembentuk kompetensi pedagogik dosen adalah tingkat komitmennya
terhadap
kemampuan
yang
dimiliki.
Artinya,
kompetensi
pedagogik tidaklah cukup memiliki makna bila tidak disertai oleh komitmen atau pun janji, dan juga tanggung jawab serta kewajiban terhadap segala kemampuan
pedagogik.
Karena
pada
prinsipnya melaksanakan komitmen
pedagogik sama halnya memiliki ketataan dalam bertindak sesuai dengan janjijanji kompetensi pedagogik. Selama ini dan berdasarkan data yang penulis himpun dari beberapa dosen bersertifikasi pendidik di STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, ada beberapa faktor yang yang mereka lakukan sebagai upaya membangun komitmen diri terhadap kompetensi pedagogik mereka dalam pembelajaran,
34
Wawancara langsung dengan Suparta, Bangka: 11 November 2010. Wawancara langsung dengan Suparta dan Darmiko, Bangka: 11 November 2010. 36 Wawancara langsung dengan Rada, Bangka: 14 November 2010. 35
seperti halnya bagaimana mereka memberikan perhatian terhadap mahasiswa dalam menjalani tugas-tugas belajarnya di kelas maupun di luar kelas. 37 Selain berupa perhatian terhadap mahasiswa di kelas, para dosen umumnya dan khususnya
dosen
bersertifikasi
pendidik
di
lingkungan
STAIN
Syaikh
Abdurrahman Siddik Bangka Belitung pun menurut informasi dosen lain, selama ini dengan memberikan berbagai bentuk perhatian terhadap para mahasiwa di luar dan di dalam kelas meski waktu dan tenaga mereka sangatlah sedikit untuk itu, namun yang pasti selama itu terkait dengan tugas belajar mahasiswa di kampus, seperti yang telah dilakukan oleh Darmiko Suhendra bersama dosendosen lainnya yang pernah datang dan menyempatkan diri mengunjungi rumah salah
satu
mahasiswa
STAIN
untuk
melakukan
konfirmasi
sekaligus
berkoordinasi dengan wali mahasiswa terkait ketidakjelasan kabar dan lemahnya motivasi mahasiswa dalam aktivitas belajarnya di kampus. 38 Kemudian, usaha membangun komitmen dalam bentuk lain yang dilakukan dosen STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung adalah upayanya dalam meningkatkan produktivitas mutu pembelajaran. Hal ini menjadi niscaya bagi dosen karena mutu pembelajaran merupakan aktivitas yang bersentuhan langsung dengan proses pembelajaran. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh dosen sertifikasi STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik dalam meningkatkan produktivitas pembelajarannya, seperti mengikuti TOT (Training Of Trainer), workshop-workshop pembelajaran, seminar bahkan studi lanjut.39 Di samping itu, melakukan kegiatan diskusi dengan rekan sesama dosen dalam mengatasi
masalah,
memperbaiki
dan
meningkatkan
mutu
pembelajaran
merupakan salah satu bagian yang diusahakan juga oleh dosen dalam membangun produktivitas mutu pembelajaran. 40 Bahkan tidak hanya sampai disitu, agenda untuk senantiasa membuat karya tulisan bermutu yang nantinya dapat dimuat di berbagai media baik lokal, nasional dan internasional, dan atau mengumpulkan
berbagai
tulisan
untuk
kemudian
bisa
di jadikan
merupakan bagian lain dalam upaya dosen membangun produktivitasnya. 41 37
Wawancara Wawancara 39 Wawancara 40 Wawancara 41 Wawancara 38
langsung dengan Suparta, Bangka: 11 November 2010. langsung dengan Darmiko Suhendra, Bangka: 16 November 2010. langsung dengan Rada, Bangka: 14 November 2010. langsung dengan Darmiko Suhendra, Bangka: 16 November 2010. langsung dengan Suparta, Bangka: 11 November 2010.
buku
D. Penutup Berdasarkan hasil pengamatan, penelitian, pengolahan dan analisa data yang telah penulis lakukan terkait dengan komitmen implementasi kompetensi pedagogik pasca sertifikasi dosen di STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari perspektif teoritis menunjukkan bahwa beberapa indikator dari implementasi kompetensi pedagogik yang dilakukan dosen bersertifikat pendidik di STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, sudah dalam kategori cukup baik. Hal
ini
dapat
dilihat
dari
implementasi
pembelajarannya
sebagai
berikut:
a) Kemampuan merancang pembelajaran dengan lebih dulu melakukan persiapan, seperti penguasaan isu dan perkembangan sistem pendidikan, penguasaan berbagai pendekatan belajar,
penguasaan pengembangan mata kuliah dan penguasaan
berbagai strategi pembelajaran serta metodologi pembelajaran. Meski tidak jarang dalam penerapannya terkadang setelah disusun rancangan pembelajaran, ada beberapa hal yang mengalami perubahan dan penyesuaian namun pada prinsipnya tidak
mengurangi
tujuan
pembelajaran
dari
mata
kuliah
yang
diberikan.
b) Kemampuan dosen bersertifikasi dalam melaksanakan pembelajaran yang tidak anti realitas, artinya proses pembelajaran dilakukan dosen secara dialogis dan mahasiswa diarahkan untuk berpikir kritis. Hal ini dilakukan dosen dengan mengondisikan mahasiswa.
lingkungan
agar
menunjang
terjadinya
perubahan
perilaku
c) Kemampuan menilai proses dan hasil pembelajaran dilakukan
dengan mengacu pada tujuan dan prinsip pembelajaran, strategi serta prosedur penilaian yang benar, yakni penilaian yang mengacu pada peraturan akademik meski dalam penerapannya bervariasi, artinya acuan penilaian yang bersumber dari peraturan akademik dikembangkan sedemikian rupa oleh dosen dalam menilai mahasiswa. d) Kemampuan memanfaatkan hasil penelitian untuk pengembangan proses pembelajaran relatif minim dilakukan, namun usaha untuk mengupayakan dan memanfaatkan hasil penelitian telah dilakukan dan terus diupayakan. 2. Komitmen kompetensi pedagogik pasca sertifikasi dosen di STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung dikategorikan cukup baik. Hal ini dapat diketahui dari beberapa indikator, seperti pemberian perhatian terhadap tugas-tugas belajar mahasiswa, kesiapan dan rela untuk berkorban demi meningkatkan kualitas pembelajaran serta produktivitas.
Adapun sarannya meliputi: 1) Dalam upaya lebih meningkatkan kompetensi pedagogik dosen, maka perlu ada banyak program dan kegiatan yang diikuti oleh dosen guna mengembangkan kompetensi pedagogik dosen. 2) Untuk terus meningkatkan komitmen, setiap dosen hendaknya lebih mengembangkan lagi sense of belonging dan sense of crisis terhadap tugas, tanggung jawab dan kewajibannya sebagai pendidik.
DAFTAR PUSTAKA Anwar, M.I. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Serta Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Arsana. Relasi Peranan Guru dengan Kompetensi Pedagogik di dalam Profesi Pendidikan, http://gdemugello.blogspot.com/2010/10/relasi-peranan-guru-denganompetensi.html, di akses tanggal 30 Oktober 2010. Bush, Tony and Marianne Coleman. Leadership and Strategic Management In Education. London: Paul Chapman Publishing, 2000. Dokumentasi Subbag Umum dan Kepegawaian STAIN SAS Babel 2010. Ismail, M. Ilyas, Kinerja dan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran, http://www.gudangmateri.com/2010/06/kinerja-dan-kompetensi-guru.html., diakses tanggal 10 November 2010. Janawi. Kompetensi Guru dan Citra Guru Profesional. Bangka: Shiddiq Press, 2007. Kunandar. Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2008. Majalah Pendidikan GERBANG, Edisi I, Tahun II, Juli 2000 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990. Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosddakarya, 2008. _______. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009. Oei, Istijanto. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010. Purwanto, Ngalim. Ilmu Rosdakarya, 2007.
Pendidikan
Teoritis dan
Praktis.
Bandung: Remaja
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta, 2009. Saliman dan Sudarsono. Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994.
Supranata, Sumarna dan Muhammad dan Hatta. Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Supriyoko, Ki. “Mengembangkan Kompetensi Pedagogik Guru Indonesia”, Fasilitator. Jakarta, Edisi April 2007. Surahmad, Winarno. Dasar dan Teknologi Research; Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito, 1992. Suryosubroto, B. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004. __________. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Ta’dib No. 4 Maret 2001. Tim Penyusun. Buku Pedoman Sertifikasi Dosen Naskah Akademik dan Penyusunan Portofolio. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2009. __________. Buku Pedoman Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen Tahun 2010; Buku I Naskah Akademi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2010. Trianto dan Titik T. Tutik. Tinjauan Yuridis Hak dan Kewajiban Pendidik Menurut UU Guru dan Dosen. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, cet-II. Jakarta: Sinar Grafika, 2009. Uno, Hamzah B. Profesi Kependidikan; Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Wahid, Fathul. Komitmen, http://fathulwahid.wordpress.com/2009/05/24/komitmen/, di akses tanggal 24 Mei 2009. Wulandari, Anugerah. Tingkatan-tingkatan Komitmen (The Levels of Commitment). http://www.hudzaifah.org/Article405.phtml, di akses tanggal 18 Agustus 2006.