BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri melainkan butuh berinteraksi dengan yang lainnya, interaksi dapat dilakukan dengan aktif atau ikut berpartisipasi dalam sebuah organisasi. Mahasiswa di berbagai belahan dunia telah mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. Mahasiswa merupakan calon pemimpin di masa yang akan datang di suatu negara. Mahasiswa juga dipandang sebagai agen perubahan (agent of change) yang sanggup menjadi sarana perubahan bagi suatu bangsa dan negara. Para mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) harus mengikuti perjuangan-perjuangan terdahulu Bung Karno dan Bung Hatta. Saat ini, mahasiswa di berbagai perguruan tinggi mengalami permasalahan dalam hal kegiatan organisasi kemahasiswaan khususnya di kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Permasalahan tersebut yaitu a) Sikap apatis mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan. b) Kurangnya partisipasi mahasiswa terhadap Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas. Sikap apatis dan kurangnya partisipasi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia terhadap Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas merupakan yang melatar belakangi kurangnya peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Apapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas tidak akan berjalan dengan baik sesuai rencana apa yang dicitacitakan. Partisipasi mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia masih rendah. Hal ini dapat 1
Rifa Anggyana, 2014 STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilihat dari hasil Pemilihan Umum BEM REMA UPI. Berdasarkan hasil penelitian Saepudin (2011: 95) mengenai model pembelajaran demokrasi melalui pengembangan organisasi kemahasiswaan yang menyatakan bahwa: Partisispasi mahasiswa dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden BEM REMA UPI masih kurang, hal tersebut nampak dari jumlah pemilih yang memberikan suaranya dalam pemilu. Dari 36.024 mahasiswa UPI yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) hanya 9.502 mahasiswa yang memberikan suara. Dari hasil penelitian tersebut, bahwa partisipasi mahasiswa terhadap penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden BEM REMA UPI masih rendah. Kemudian, berdasarkan hasil pra penelitian dengan menggunakan angket yang dilakukan oleh peneliti di kampus Universitas Pendidikan Indonesia dengan sampel secara acak 10 mahasiswa dari tiga Fakultas yaitu FIP, FPIPS dan FPOK. Setelah melalui penyebaran angket terungkap bahwa peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas belum optimal dalam melaksanakan tugasnya sehingga tidak dapat mendongkrak eksistensi organisasi kemahasiswaan tersebut. Hal ini dapat terlihat dari a) Kurangnya mahasiswa mencari informasi mengenai Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas. b) Kurangnya mahasiswa mengamati perkembangan mengenai Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas. c) Kurangnya mahasiswa ikut berpartisipasi/keikutsertaan dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan yang telah direncanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas. Motivasi mahasiswa dalam hal organisasi kemahasiswaan sebagai pendidikan politik di kampus Universitas Pendidikan Indonesia masih kurang. Dari hasil penelitian Kosasih (2011: 98) mengemukakan bahwa: Organisasi kemahasiswaan bukan sesuatu yang menarik bagi sebagian mahasiswa karena mereka menganggap bahwa organisasi 2
Rifa Anggyana, 2014 STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemahasiswaan bukan merupakan kebutuhan bagi mahasiswa dewasa ini. Motivasi dalam berorganisasi khususnya organisasi kemahasiswaan semakin hari semakin menurun, penurunan minat mahasiswa dalam berorganisasi dewasa ini karena mahasiswa lebih memilih mengedepankan akademiknya saja sehingga melupakan keorganisasian mahasiswa. Padahal organisasi mahasiswa merupakan kendaraan dan jalan pembuka menuju masa depan serta sebagai jalan pendidikan politik bagi mahasiswa. Dari hasil penelitian tersebut, bahwa organisasi kemahasiswaan semakin hari semakin menurun, hal ini disebabkan mahasiswa lebih mengedepankan
akademik
dan
melupakan
organisasi.
Organisasi
kemahasiswaan merupakan jalan menuju masa depan dan jalan pendidikan politik untuk mahasiswa. Meskipun tidak semua mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia ikut dalam Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas. Akan tetapi kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia ini akan menjadi pembelajaran dalam organisasi di kampus dalam rangka pendidikan politik. Apabila masalah itu dibiarkan tanpa adanya suatu solusi, maka akan menimbulkan dampak yang akan menghambat dalam kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang direncanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas. Oleh karena itu, pentingnya peranan pemimpin di dalam sebuah organisasi kemahasiswaan sangatlah diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu yang dinginkan dari organisasi tersebut. Selain itu, perilaku organisasi sangat diperlukan untuk mendongkrak eksistensi Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas. Untuk itu, meskipun banyak penelitian sebelumnya yang membahas tentang organisasi kemahasiswaan. Dengan demikian penelitian ini sangatlah berbeda dengan penelitian sebelumnya karena memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh yang lain dan belum ada yang meneliti mengenai
3
Rifa Anggyana, 2014 STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik. Berangkat dari pemaparan diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti secara mendalam, yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: STUDI
KOMPARATIF
BADAN
EKSEKUTIF
MAHASISWA
TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK
B.
Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, penulis dapat mengidentifikasi masalah umum yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?
2. Rumusan Masalah Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini, maka masalah umum tersebut dijabarkan sebagai masalah khusus yang menjadi rumusan masalah penelitian ini, yaitu: a. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal pengelolaan manajemen organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik? b. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal gaya kepemimpinan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik? c. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik? 4
Rifa Anggyana, 2014 STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal tingkat relasi/hubungan dengan mahasiswa dan organisasi lain antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat
Universitas dan Fakultas dalam
Konteks
Pendidikan Politik? e. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal hambatan-hambatan yang dihadapi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik? f. Perbedaan-perbedaan apa saja dalam hal upaya yang dilakukan untuk meningkatkan eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?
C.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik.
2. Tujuan Khusus Selain tujuan umum, penelitian ini pula memiliki tujuan khusus yakni untuk: a. Mengetahui perbedaan pengelolaan manajemen organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik b. Mengetahui perbedaan gaya kepemimpinan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat
Universitas dan Fakultas dalam
Konteks
Pendidikan Politik c. Mengetahui perbedaan aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat
Universitas dan Fakultas dalam
Konteks
Pendidikan Politik
5
Rifa Anggyana, 2014 STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Mengetahui perbedaan tingkat relasi/hubungan dengan mahasiswa dan organisasi lain antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik e. Mengetahui perbedaan hambatan-hambatan yang dihadapi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik f. Mengetahui perbedaan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik
D.
Kegunaan Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan data mengenai Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat diperoleh kegunaan sebagai berikut: 1.
Segi Teoritis Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan sesuatu yang berguna dalam tataran teoritis bagi pelaksanaan penelitian dan pengembangan keilmuan
tentang organisasi dalam konteks
Pendidikan Kewarganegaraan.
2.
Segi Kebijakan Secara kebijakan penelitian ini diharapkan dapat mengurangi permasalahan dalam hal Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik.
3.
Segi Praktis Secara praktis penelitian ini berguna untuk:
6
Rifa Anggyana, 2014 STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Diketahuinya perbedaan pengelolaan manajemen organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik b. Diketahuinya
perbedaan gaya
kepemimpinan
antara
Badan
Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik c. Diketahuinya perbedaan aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik d. Diketahuinya perbedaan tingkat relasi/hubungan dengan mahasiswa dan organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik e. Diketahuinya perbedaan hambatan-hambatan yang dihadapi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik f. Diketahuinya perbedaan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik
4. Segi Isu Secara isu penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik.
E.
Penjelasan Istilah Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan istilah-istilah yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi pengertian dari setiap istilah tersebut sebagai berikut: 1. Organisasi Kemahasiswaan
7
Rifa Anggyana, 2014 STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudarman (2004: 34) kemahasiswaan
juga
ekstrakurikuler
mahasiswa
mengemukakan bahwa organisasi
sebagai
wadah
dipergurua
pengembangan tinggi
yang
kegiatan meliputi
pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa itu sendiri.
2. Pendidikan Politik Alfian (1978: 235) mengemukakan bahwa pendidikan politik (dalam arti kata yang lebih ketat) dapat diartikan sebagai usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memehami dan menghayati betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.
F.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi yang berisi rincian tentang urutan penulisan. a. Bagian pertama berupa pendahuluan yang berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah dan sistematika penulisan. b. Bagian kedua berupa kajian pustaka yang berisi mengenai organisasi kemahasiswaan dan pendidikan politik. c. Bagian ketiga berupa metode penelitian yang berisi mengenai pendekatan dan metode penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi dan subjek penelitian, tahap-tahap penelitian, teknik pengolahan dan analisis data, uji validitas data penelitian dan jadwal penelitian skripsi. d. Bagian keempat berupa hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai gambaran umum UPI dan organisasi kemahasiswaan di UPI,
8
Rifa Anggyana, 2014 STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
deskripsi hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kerangka hasil penelitian. e. Bagian kelima berupa kesimpulan dan saran yang berisi mengenai kesimpulan dan saran.
9
Rifa Anggyana, 2014 STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu