Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
STUDI KOMPARASI USAHATANI SAYURAN DI DESA KUTABAWA DAN DESA SIWARAK KECAMATAN KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA COMPARATIVE STUDY OF VEGETABLE FARMING IN KUTABAWA AND SIWARAK VILLAGE KARANGREJA PURBALINGGA Oleh : Inandia Safitri, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Kesesuaian faktor fisik Desa Kutabawa dan Desa Siwarak untuk syarat tumbuh sayuran. (2) Perbedaan faktor non fisik yang mempengaruhi usahatani sayuran di Desa Kutabawa dan Desa Siwarak. (3) Pengelolaan usahatani sayuran di Desa Kutabawa dan Desa Siwarak. (4) Hambatan yang dihadapai oleh petani Sayuran di Desa Kutabawa dan Desa Siwarak. (5) Hubungan biaya produksi dengan produktivitas bersih usahatani sayuran di Desa Kutabawa dan Desa Siwarak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan analisis kuantitatif yang dilaksanakan di Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga. Populasi fisik penelitian ini berupa lahan pertanian sayuran dan populasi non fisik meliputi seluruh petani sayuran di Kecamatan Karangreja dengan jumlah 760 petani. Pengambilan besarnya sampel menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel 88 petani kemudian menggunakan teknik proporsional random sampling. Metode pengambilan data yaitu dengan observasi, dokumentasi, wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif yaitu mengelompokan data dalam tabel frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Faktor fisik yang ada di Desa Kutabawa sesuai untuk ditanami sayur kobis, sawi hijau, sawi putih, daun bawang, seledri dan kentang dan sayuran yang sesuai ditanam di Desa Siwarak adalah kubis, daun bawang dan wortel. (2) Faktor non fisik yang terdiri dari: Kebanyakan petani menggunakan modal berkisar Rp 500.000 – Rp 2.400.00, Tenaga kerja, Transportasi yang digunakan oleh petani berupa sepeda motor dan Pemasaran (e) Petani tidak memanfaatkan perkembangan Teknologi dan Komunikasi (3) Pengelolaan usahatani sayuran di Desa Kutabawa dan Desa Siwarak meliputi (a) Pengolahan lahan dengan teknik tradisional (b) Pembibitan dan penanaman (c) Pemupukan menggunakan pupuk Organik, Urea dan Ponska (e) Obat pembrantas hama yang du gunakan adalah Regen dan Kron. (4) Hambatan yang dialami oleh petani sayuran adalah curah hujan yang terlalu tinggi, hama dan penyakit yang menyerang tanaman sayuran dan perairan yang sulit pada saat musim kemarau. (5) Hubungan biaya produksi dengan produktivitas bersih di Desa Kutabawa positif kuat nilai koefisien sebesar 0,549 dan nilai koefisien Desa Siwarak 0,417 positif cukup kuat. Artinya apabila biaya pengelolaan ditingkatkan maka pendapatan rumah tangga petani akan ikut meningkat. Kata kunci : Usahatani Sayuran, Hambatan, Produktivitas.
1
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
ABSTRACT This study aim is to determine: (1) Suitability physical factors of Kutabawa and Siwarak Village for vegetable growth requirements. (2) Non physical factors differences that affect the vegetables farming in Kutabawa and Siwarak Villages. (3) Management of vegetable farming in Kutabawa and Siwarak Villages. (4) Obstacles faced by vegetables farmers in Kutabawa and Siwarak Villages. (5) Corelation of production costs with net productivity of vegetables farming in Kutabawa and Siwarak Villages. This study is a descriptive study with quantitative analysis carried out in Karangreja District Purbalingga. Physical population of this study is vegetable lands in the Kutabawa and Siwarak Village. Non physical population includes all vegetable farmers in Karangreja District that were 760 farmers. Sample size calculation using Slovin formula with a sample size 88 farmers then using proportional random sampling technique. The sample in this study were vegetable farmers in Kutabawa Village 56 respondents and in Siwarak Village 32 respondents. Data collection method was by observation, documentation, and interviews. Data analysis techniques using descriptive analysis that is classify the data in the frequency table. The results showed that: (1) Physical factors that exist in Kutabawa Village appropriate to be planted by cabbage, mustard greens, chinese cabbage, leeks, celery and potatoes and vegetables that appropriate to be planted in Siwarak Village is cabbage, leek and carrot. (2) Non physical factors which consist of: (a) Vegetable farmers use capital ranging from Rp 500,000 - Rp 2,400,000 (b) Labor comes from family and outside the family (c) Transport used by farmers are motorcycle (d) Marketing through middlemen and sold by themselves to the market (e) Farmers did not use technology and communications developments (3) Management of vegetable farming in the Kutabawa and Siwarak Village consist of: (a) Land processing using traditional techniques (b) Seeding and planting (c) Fertilization using organic fertilizers, urea and ponska (d) Pest eradication drugs used are Kron and Regen. The land processing included in the moderate category so that can be improved to get maximum results (4) Obstacles that experienced by vegetables farmers are heavy rainfall, difficulty in obtaining capital from the government or bank loan, pests and diseases that attack vegetable crops and irrigation difficulties during the dry season. (5) Corelation of production costs with net productivity in the Kutabawa Village is strong positive with coefficient value of 0.549 and Coefficient value in the Siwarak Village is 0.417. This means that if the management cost increased the farmer's household income will increase. Key Words: Agriculture, Vegetable Farming, Obstacles, Productivity.
2
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
Desa Siwarak, Desa Tlahab Lor,
I. PENDAHULUAN Pertanian kegiatan
dalam
dan Desa Gondang.
usaha
mengembangkan tumbuhan
Desa Tlahab Kidul, Desa Karangreja
merupakan
Desa Serang, Desa Kutabawa
(produksi)
dan
hewan
dan
dengan
lahan sawah irigasi namun Desa
maksud supaya tumbuh lebih baik
Siwarak memiliki sawah non irigasi
untuk memenuhi kebutuhan manusia,
sehingga
misalnya bercocok tanam, beternak,
Kecamatan
berupa penanaman tanaman atau
perkebunan,
dan
desa
tersebut
pertanian sayuran. Tiga desa di
jenis usaha atau kegiatan ekonomi
(pangan,
ketiga
memiliki lahan yang bagus untuk
dan melaut. Pertanian juga sebagai
usahatani
Desa Siwarak tidak memiliki
Karangreja
memiliki
sektor pertanian sayuran yang sangat
holtikultura,
bagus, Desa tersebut adalah desa
kehutanan),
Serang, desa Kutabawa dan desa
peternakan (beternak) dan perikanan
Siwarak,
(budi daya dan menangkap) (Abd.
ketiga
desa
tersebut
memiliki ketinggian tempat yang
Rahim dan Diah Dwi Astuti, 2007
berbeda. Desa Kutabawa berada di
:16).
ketinggian 1.210 mdpl, Desa Serang Kabupaten sedang
berada di ketinggian 1.200 mdpl dan
Purbalingga
Desa Siwarak 850 mdpl. Petani di
mengembangkan
perekonomiannya
ketiga
dibidang
tomat, daun bawang dan seledri.
Kabupaten Purbalingga berada di
geografis
Kecamatan
Karangreja
daerah
pegunungan
merupakan
Tengah.
menanam
lain sayuran kubis, sawi, labu siam,
sayuran di Kecamatan Karangreja.
Jawa
tersebut
berbagai macam jenis sayuran antara
pertanian, salah satunya pertanian
Provinsi
desa
Usahatani
Secara
Kecamatan
sayuran
Karangreja
berkembang
di
semakin
sehingga
perlu
didukung dengan adanya pasar yang
berada pada ketinggian 390 mdpl – 1500 mdpl. Luas wilayah Kecamatan Karangreja 7.471,08 Ha. Kecamatan
berfungsi
sebagai
menjual
hasil
Pemerintah
Karangreja terdiri dari tujuh desa
Desa
tempat
petani
pertaniannya. Kutabawa
membangun pusat Sub Terminal
yaitu : Desa Serang, Desa Kutabawa,
3
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
Sayur di Kutabawa yang berfungsi
kondisi jalan yang sering rusak, licin
utuk
dan jalan yang rawan longsor. Biaya
mengepul
sayuran
hasil
pertanian
yang terdapat di Desa
yang
digunakan
petani
untuk
Kutabawa, Desa Serang dan Desa
mengangkut hasil panen tiap desa
Siwarak.
berbeda-beda. Masalah yang dihadapi
Petani
juga
masih
oleh petani di Desa Kutabwa dan Desa
kendala
untuk
Siwarak antara lain Faktor fisik yang
sayuran.
ada di Kecamatan Karangreja yang
Aksesibilitas jalan yang menuju desa-
dapat mempengaruhi syarat tumbuhnya
desa di Karangreja sempit dan banyak
sayuran, sehingga ada sayuran yang
tikungan
tidak sesuai untuk ditanam di daerah
memiliki
sayuran
banyak
mengembangkan
kecil
sehingga hanya kendaraan
yang
Kurangnya menuju
pertanian
dapat
melewati
angkutan desa
umum
juga
jalan.
tersebut.Faktor non fisik usahatani
untuk
sayuran di Kecamatan Karangreja dapat
merupakan
mempengaruhi
hasil
permasalahan bagi petani sayuran.
sayuran.Ketinggian
Desa Kutabawa dan Desa Siwarak
berbeda di Kecamatan Karangreja yang
memiliki
dapat
perbedaan
aksesibilitas.
tempat
panen
mempengaruhi
yang
pertumbuhan
Selain masalah transportasi, kurangnya
sayuran.Pengelolaan pertanian sayuran
modal yang dimiliki petani merupakan
yang
suatu hambatan yang dimiliki oleh
modal usaha untuk mengembangkan
petani sayuran. Modal yang dimiliki
usahatani
oleh petani sangat terbatas, untuk
belakang di atas penulis tertarik untuk
mendapatkan
bantuan
melakukan penelitian dengan judul”
pemerintah memerlukan proses yang
Studi Komparasi Usahatani Sayuran
panjang.
Petani
membuat
di Desa Kutabawa dan Desa Siwarak
proposal
bantuan
dahulu
Kecamatan Karangreja Kabupaten
modal
harus terlebih
kepada pemerintah.
belum
maksimal.Kurangnya
sayuran.Melihat
latar
Purbalingga”.
Perbedaan aksesibilitas yang ada di Kecamatan
Karangreja
mempengaruhi
juga
pendapatan
dapat
II. METODE PENELITIAN
petani.
Penelitian ini merupakan penelitian
Jalan menuju Kecamatan Karangreja
deskriptif kuantitaif.
berupa medan yang cukup susah karena
Desa Kutabawa dan Desa Siwarak
4
Penelitian di
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
Kecamatan Karangreja Kabupaten
16’ 10’’ LS. Jumlah keseluruhan
Purbalingga.
luas
Variabel
penelitian
wilayah
meliputi Faktor fisik dan non fisik
Karangreja
Usahatani
sayuran,
Pengolahan
termasuk
usahatani
sayuran,
hambatan
bersih usahatani sayuran. Populasi terhadap 88 petani sayuran di Desa Kutabawa dan Desa Siwarak. Waktu penelitian 16 Maret 2015 sampai 30 April 2015. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini
deskriptif
penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan
Karangreja Geologi
pendekatan
struktur
Kecamatan
a. Letak, Luas dan Batas Daerah
Purbalingga,
Karangreja
Dati
II
dua
struktur
patahan
dan
yaitu
struktur
barat
yang
merupakan
patahan
longitudinal,
sedengkan
wilayah
timur
mengalami
penurunan yaitu lipatan yang terdiri
Kabupaten Jawa
peta
lipatan. Struktur patahan berada di bagian
di
Kabupaten
mempunyai
Karangreja
terletak
berdasarkan
lapangan Kecamatan Karangreja
A. Deskripsi Daerah Penelitian
Kecamatan
Batas-batas
Purbalingga tahun 1997 dan survei
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Fisik
hutan
ha
Kondisi Geologi Kecamatan
keruangan aktivitas manusia
1. Kondisi
7.471,08
1) Sebelah Utara :Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang 2) Sebelah Timur :Kecamatan Karangjambu 3) Sebelah Selatan : Kecamatan Bobotsari 4) Sebelah Barat : Kecamatan Bojongsari dan G.Slamet b. Keadaan Geologis
biaya produksi dengan produktivitas
analisis
Kecamatan
wilayah sebagai berikut:
usahatani sayuran dan hubungan
menggunakan
di
dari sinklinal dan antiklinal.
Tengah.
c. Kondisi Hidrologis
Kecamatan Karangreja terletak
Di
paling utara dari Kabupaten
dijumpai
Purbalingga. Secara astronomis
mengalir,
Kecamatan Karangreja berada
bergabung
pada 109˚ 14’ 10’’ BT - 109˚ 22’ 30’’ BT dan 7˚ 14’ 0’’ LS - 7˚
5
Kecamatan
Karngreja
sungai-sungai aliran
yang
sungai
tersebut
membentuk
sungai
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
dengan tipe dendritis dengan sub
62,5 % dan perempuan sebesar
DAS Serayu
37,5 %.
c.
Kondisi Demografis
3. Pendidikan Terakhir
Kecamatan memiliki sebesar
Karangreja
jumlah 40.474
Tingkat pendidikan petani
penduduk jiwa.
tertinggi
Desa
di
Desa
Kutabawa
adalah Sekolah Menengah Atas,
Kutabawa berjumlah 6.277 jiwa
sebagian besar petani
dan desa Siwarak berjumlah
tamat
5.999 jiwa.
persentasekan tingkat
B. Karakteristik Responden 1. Umur Responden
dengan
jumlah
sebesar
pendidikan
52%, tertinggi
responden dengan lulusan SMA
Petani sayuran di Desa Kutabawa
SD
hanya
paling
sebanyak
banyak
7%. Desa Siwarak
memiliki
pendidikan
tertinggi
berumur 41 - 50 tahun dengan
adalah tingkat D3 sebesar 3%,
persentase sebesar 46% dan
tingkat pendidikan petani sayuran
umur tertua adalah 61 - 70 tahun
terbanyak
dengan persentase paling kecil
dengan
yaitu 5,3%. Umur petani di Desa
53%.
Siwarak
sebanyak
12
orang
adalah
persentasekan
C. Hasil
Penelitian
berumur 31 - 40 tahun dengan
Pembahasan
persentase terbesar yaitu 37,5%
1. Faktor
mempengaruhi
pada persentase terkecil 3,3%.
sayuran
Sebagian sayuran di adalah
Desa besar
petani
sebesar
yang usahatani
Kutabawa
memiliki
kondisi fisik yang bagus untuk
Desa Kutabawa laki-laki
SD
dan
fisik
dan umur 61 - 70 tahun berada
2. Jenis Kelamin
lulusan
usahatani
sayuran
dengan
dengan
memiliki suhu 20°C, topografi
persentase 75 % dan petani
630 – 1.300 mdpl, jenis tanah
perempuan sebesar 25 %. Petani
andosol, dan curah hujan sedang.
sayuran di Desa Siwarak dengn
Setalah membandingkan faktor
jenis kelamin laki-laki sebesar
fisik
dengan
syarat
tumbuh
sayuran Desa Kutabawa cocok
6
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
untuk di tanami : kobis, sawi
kebanyakan
hijau, sawi putih, daun bawang,
kecil
seledri, kentang.
mengandalkan modal pribadi.
Desa Siwarak berada di
memiliki
modal
mereka
hanya
karena
b. Tenaga kerja
daerah pegunungan, dengan suhu
Tenaga kerja yang terlibat
22°C, topografi 360 – 900 mdpl,
dalam usahatani sayura di Desa
jenis tanah di Desa Siwarak
Kutabawa dan Desa Siwarak
adalah
kebanyakan
tanah
Litosol
dan
berasal
dari
memiliki curah hujan sedang.
keluarga. Sebanyak 33% petani
Setelah membandingkan kondisi
di Desa Kutabawa menggunakan
fisik
tumbuh
tenaga kerja yang berasal dari
sayuran Desa Siwarak sesuai
keluarga mereka. Petani di Desa
untuk di tanami : kobis, daun
Siwarak
bawang dan wortel.
tenaga kerja berasal dari keluarga
dengan
syarat
yang
sejumlah
2. Faktor non fisik usahatani
menggunakan
69%,
hal
tersebut
digunakan untuk memperkecil
sayuran a. Modal
biaya
Modal
mereka.
yang
Sedangkan di Desa Kutabawa
digunakan petani sayuran di
67% menggunakan tenaga kerja
kedua desa tersebut
dari luar keluarga.
pada
pertama
produksi
angka
berada
paling
kecil.
c. Pemasaran
Sebanyak 40 (71%) petani di
Cara
pemasaran
Desa Kutabawa dan 28 ( 88%)
sayuran
petani
sebanyak 54 % menjual sendiri
di
Desa
menggunakan 500.000
–
Siwarak
modal
Rp
ke
di
Desa
hasil
Kutabawa
pasar
hal
tersebut
dikarenakan
Desa
Kutabawa
Rp
2.400.000.
modal
terbesar
memiliki
pasar
digunakan oleh petani adalah
Terminal
Agrobisnis
Rp 8.100.001 – Rp 10.000.000
Petani sayuran di Desa Siwarak
digunakan 3 (5%) petani di
sebagian besar menjual hasil
Kutabawa dan 1 (3%) petani di
panen
Desa Siwarak. Petani sayuran
tengkulak sebesar 56%, Hal ini
Jumlah
7
mereka
sayur
Sub
(STA).
melalui
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
dikarenakan Desa Siwarak jauh
diolah terlebih dahulu dengan
dari
cara dicangkul atau dibajak.
pasar
dan
tidak
ada
angkutan umum.
Tujuan agar tanah yang sudah
d. Transportasi Jenis
padat menjadi longgar sehingga kendaraan
digunakan
petani
yang
udara dalam tanah menjadi baik
untuk
gas dan oksigen dapat masuk ke
mengangkut hasil panen petani
dalam
sayuran
Desa
meracuni akar dapat keluar dari
sebanyak
52% menggunakan
sepeda
Kutabawa
motor,
tanah.
tanah
Alat
dan
yang
gas
yang
digunakan
30%
untuk persiapan lahan adalah
menggunakan mobil pick-up,
cangkul, bambu, pisau, plastik
5%
13%
mulsa hitam perak, kaleng bekas
menggunakan ojek. Sedangkan
susu kental manis. Sebagian
petani sayuran Desa Siwarak
besar petani sayuran di Desa
paling banyak menggunakan
Kutabawa 71% dan petani di
sepeda motor sebesar 44% dan
Desa
menggunakan gerobak 3%.
membutuhkan
dipanggul
dan
e. Teknologi dan Komunikasi
di Desa Kutabawa dan Desa belum
terlalu
memanfaatkan teknologi
yang
sudah canggih. Hal tersebut di buktikan
dengan
digunakan pengolahan kedua
desa
alat
petani lahan,
yang untuk
petani
tersebut
84%
biaya
untuk
pengolahan lahan sebesar Rp
Usahatani sayuran petani
Siwarak
Siwarak
di
masih
menggunakan alat tradisional.
300.000 - Rp 1.200.000. Biaya pengolahan lahan tertinggi di Desa Kutabawa berkisar Rp 3.900.001
-
Rp
4.800.000
dengan persentase 4% dan di Desa Siwarak dengan persentase sebesar 3%. b. Pembibitan Usahatani Sayuran Setiap memiliki
jenis cara
sayuran penanaman
tersendiri, ada yang langsung
3. Pengelolaan Usahatani Sayuran
ditanam, ada yang harus disemai
a. Pengolahan Lahan
terlebih dahulu dan ada yang
Sebelum proses penanaman
menggunakan tunas. Biji wortel
tanah atau lahan petanian harus
8
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
langsung ditanam pada lahan
melakukan pembubuhan dan
karena biji terlalu kecil dan kalau
penyiangan setiap 20 sampai
disemai akan merusak umbi.
30 hari jadi dalam satu kali
Sedangkan
musim
sayuran
yang
tanam
petani
memerlukan persemaian adalah
melakukan 3 atau 4 kali
sayuran yang diambil bunga dan
penyiangan.
daunnya.
Persemaian
yang
3) Pengairan
dilakukan petani Desa Kutabawa
Petani
dan Desa Siwarak di lakukan di
pada
bibit tidak rusak dikarenakan
cukup
ditanam
pada
non organik, pupuk organik
di
pengolahan
lahan.
Hal
digunakan
tanam
sayuran
dilakukan
untuk tanah.
organik
yang
oleh
petani
adalah
pupuk
kandang.
2) Pemangkasan Penyiangan sayuran
saat
Pupuk
sebanyak 1-3 kali.
Petani
pada
menggemburkan
penyulaman kali
digunakan
tersebut
dilakukan
setelah 7 hari masa tanam,
satu
bagi
pupuk organik dan pupuk
setiap
1) Penyulaman
dalam
air
oleh petani sayuran adalah
d. Pemeliharaan Tanaman
banyaknya
membantu
Pupuk yang digunakan
oleh
musim.
Penyulaman
tinggi
4) Pemupukan
petani merupakan sayuran yang dapat
khusus.
tanaman.
petani
tidak memiliki pekerjaan dan ditanam
secara
menyediakan
apabila hanya menanam pada
yang
tidak
Kondisi kelembaban yang
sayuran
dilakukan setiap musim, karena
sayuran
Desa
penyiraman
tanaman
c. Penanaman Usahatani Sayuran
tertentu
umumnya
melakukan
hujan dan sinar matahari.
musim-musim
di
Kutabawa dan Desa Siwarak
tanah dengan ditutup plastik agar
Penanaman
sayuran
5) Hama
Desa
Tanaman sayuran di Desa
Kutabawa dan Desa Siwarak
Kutabawa dan Desa Siwarak
9
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
seluruhnya terkena hama dan
4. Hambatan-Hambatan
penyakit. Petani sayuran di
Sayuran dan Cara Mengatasi
Desa Kutabawa dan Desa Siwarak yang
mengatasi
menyerang
mereka
a. Curah Hujan
hama
Dimusim penghujan sayuran
tanaman
akan
mudah
tersebut
membusuk
dikarenakan
hal
dengan
cara
obat
kimia.
sayuran tidak bagus dan cepat
digunakan
untuk
membusuk apabila terkena air dan
menyemprot Regen
Usahatani
membasmi hama kupu yang
terendam
banyak menyerang tanaman
Apabila musim penghujan petani
sayuran. Obat kimia yang
sayuran melakukan penen lebih
digunakan untuk membasmi
cepat dibandingkan pada musim
ulat daun adalah Kron harga
kemarau
per botol kecil sebesar Rp
penghujan
20.000.
membusuk.
e. Panen dan Pascapanen Panen
air
terus
tanaman
menerus.
karena
pada
musim
daun
akan
mudah
b. Tanah proses
Tanah di Desa Kutabawa
pengambilan
dan Desa Siwarak sudah tidak
tanaman sayur yang sudah siap
subur lagi dan rusak, hal itu
untuk
dibuktikan
pemetikan
adalah atau
diambil.
Sayuran
yang
dengan
penyakit
hasilnya bagus adalah sayuran yang
kanker akar yang menyerang
dipanen pada saat masa panen yang
tanaman petani. Menurut petani di
tepat. Waktu pemanenan tiap jenis
kedua desa tersebut, tanah telah
sayuran berbeda-beda pemanenan
tercampur oleh bahan kimia baik
pada sayuran kubis 80 hari tanam,
pupuk kandang
sayuran sawi hijau (caisim) dan
urea.
sawi putih selama 2 bulan atau 60
c.
maupun pupuk
Kendala Modal
hari, daun bawang 75 hari, daun
Modal yang dibutuhkan untuk
seledri selama 30 hari sedangkan
pertanian sayuran tidaklah kecil,
wortel dan kentang 90 hari tanam.
para petani memerlukan modal untuk membayar bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat hama,
10
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
namun kendala modal sering
hambatan hama dan penyakit
menjadi masalah bagi petani.
yang
Terkadang modal petani untuk
sayuran dengan memberikan obat
melakukan penanaman berkurang
pemberantas hama dan penyakit.
karena hasil panen yang didapat
Pendapatan
petani kekurangan modal.
Hubungan biaya produksi
Kendala Transportasi
dengan produktivitas bersih di Desa
Petani sayuran di Desa
Kutabawa memiliki angka koefisien
Siwarak berada di Dusun Krete
sebesar 0,549 karena nilai koefisien >
yang letaknya berada di balik
0,5 maka hubungan keduanya kuat.
bukit, untuk menuju Dusun Krete
Angka koefisien tersebut positif yang
harus melewati jalan sempit yang
berarti
berbukit. Transportasi menjadi
positif dan biaya produksi yang di
kendala petani sayuran di Desa
keluarkan di Desa Kutabawa lebih
Siwarak, karena di dusun tersebut
rendah
tidak
produktivitas bersih yang tinggi.
ada
memiliki
sehingga
hubungan
yang
mendapatkan
kendaraan
umum
menyulitkan
petani
Hubungan total pengeluaran
untuk mengangkut hasil panen ke
dengan produktivitas bersih Desa
pasar.
Siwarak
Hama
memiliki nilai koefisien 0,417 yang
sehingga
d.
usahatani
5. Hubungan Biaya Produksi dengan
sedikit sehingga mengakibatkan
d.
menyerang
Kendala
bahwa
paling
berarti hubungan keduanya cukup
petani
mempengaruhi karena nilai koefisien
adalah hama yang menyerang
> 0,25 – 0,5 memiliki arti koefisien
tanaman sayuran. Sayuran yang
yang cukup. Alasan biaya produksi
terkena hama dan penyakit akan
dengan produktivitas bersih petani
rusak berlubang, busuk, dan daun
sayuran di Desa Siwarak memiliki
mengkriting
terlipat.
cukup hubungan karena ada beberapa
Rendahnya mutu sayuran karena
sayuran yang tidak cocok ditanam di
hama
daerah tersebut.
banyak
yang
menunjukkan
dihadapi
oleh
atau
menyebabkan
harga
sayuran semakin murah. Hal yang dilakukan
untuk
mengatasi
11
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
Modal pertama yang dimiliki
IV. Kesimpulan dan Saran
oleh
A. Kesimpulan
petani
sayuran
bermacam-macam Berdasarkan
uraian
hasil
pembahasan
diatas
dapat
modal
terkecil sebesar Rp 500.000 modal
ini
dimiliki
oleh
petani yang sudah memiliki
disimpulkan sebagai berikut :
lahan yang berupa tanah 1. Perbandingan kondisi fisik di kedua
warisan. Modal terbesar Rp
desa :
10.000.000
a. Desa
Kutabawa
memiliki
air
laut,
usahatani dengan membeli
Desa
sendiri lahan pertaniannya.
Kutabawa memiliki suhu 20° C,
b. Tenaga Kerja
jenis tanah yang dimilki adalah
Tenaga
tanah Andosol. Kondisi fisik tersebut
menunjukkan
keluarga, sedangkan tenaga kerja
putih, daun bawang, seledri, dan
di
Desa
Siwarak
sebagian besar berasal dari
kentang.
keluarga.
b. Desa Siwarak memiliki topografi
c. Transportasi
360 mdpl - 900 mdpl, dan suhu
Transportasi
sebesar 22°C, tanah yang ada di Siwarak
berupa
banyak
tanah
digunakan
merupakan
adalah sayur kobis, daun bawang
pribadi
dan wortel.
terjangkau yang
paling oleh
motor, kerena sepeda motor
untuk ditanam di Desa Siwarak
fisik
yang
petani sayuran adalah sepeda
Litosol. Sayuran yang sesuai
non
usahatani
kebanyakan berasal dari luar
sayur kubis, sawi hijau, sawi
2. Faktor
kerja
sayuran di Desa Kutabawa
Desa
Kutabawa cocok untuk ditanami
Desa
oleh
petani sayuran yang memulai
Topografi 630 – 1.300 meter dari permukaaan
dimiliki
dapat
kendaraan yang untuk
biayanya petani
sayuran.
mempengaruhi aktivitas usahatani
d. Pemasaran
sayuran yaitu :
Cara
a. Modal
pemasaran
di
kedua desa tersebut berbeda,
12
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
petani
sayuran
di
Desa
dengan obat kimia, setelah masuk
Kutabawa menjual langsung
masa panen sayuran dipetik
hasil panen mereka ke pasar
4. Hambatan Usahatani Sayuran
STA Kutabawa, sedangkan petani
sayuran
di
Hambatan yang dialami oleh
Desa
petani sayuran antara lain curah
Siwarak kebanyakan menjual
hujan yang terlalu tinggi, tanah
melalui tengkulak.
yang sudah rusak oleh bahan kimia,
e. Teknologi dan Komunikasi Teknologi komunikasi
susahnya
dan
pinjaman
dari
modal
pemerintah
atau
Desa
bank, hama dan penyakit yang
Kutabawa dan Desa Siwarak
menyerang tanaman sayuran dan
memiliki
yaitu
perairan yang sulit pada saat musim
alat
kemarau. Desa Kutabawa tidak
masih
di
mendapatkan
kesamaan
menggunakan
tradisional dalam melakukan
memiliki
kegiatan usahatani, mereka
transportasi,
masih menggunakan cangkul
Siwarak memiliki kendala dalam
untuk
pengangkutan hasil panen karena
mengolah
lahan
pertanian.
hambatan
di
namun
bidang
di
Desa
pertanian sayuran di Desa Siwarak
3. Pengelolaan Usahatani Sayuran
berada
di
Dusun
Krete
yang
Pengolahan usahatani sayuran di
memiliki jalan sempit dan berkelok.
Desa Kutabawa dan Desa Siwarak
5. Hubungan biaya produksi dengan
relatif sama, langkah pertama kali
produktivitas
petani mengolah lahan pertanian
Kutabawa dan Desa Siwarak
dengan cara dicangkul dan dipasang plastik
mulsa
Desa
Hubungan biaya produksi
perak,
dengan produktivitas bersih di
kemudian penyemaian bibit sayuran
Desa Kutabawa kuat dengan angka
setelah itu bibit ditanam. Dalam hal
koefisien
sebesar
pemeliharaan
tersebut
dikarenakan
pemupukan
hitam
bersih
petani
bulan
hal biaya
sekali,
produksi yang dikeluarkan oleh
melakukan
petani sayuran Desa Kutabawa
pemberantasan hama dan penyakit
rendah. Hubungan biaya produksi
kemudian
1
melakukan
0,549
dengan produktivitas bersih di
13
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
Desa Siwarak cukup memiliki
petani menggunakan pupuk organik
hubungan dengan nilai koefisien
kemungkinan hasil produksi sayuran
0,417 karena biya produksi yang
mereka dapat dijual di swalayan-
dikeluarkan besar namun petani
swalayan besar yang terdapat di
sayuran
Purwokerto,
juga
mendapatkan
sayuran
dikemas
produktivitas bersih yang cukup
menggunakan plastik seterofom agar
tinggi
tahan lama. d. Perlu membangun agrowisata sayuran
B. Saran
yang dapat menjadikan pemasukan
a. Berdasarkan analisis dan pembahasan
pendapatan petani dari segi pariwisata.
serta kesimpulan sebelumnya, untuk mendukung pengembangan pertanian
DAFTAR PUSTAKA
sayuran di Kabupaten Purbalingga penulis menyarankan agar pemerintah hendaknya dapat memicu munculnya
AAK. (1983). Dasar-dasar Bercocok
organisasi-organisasi petani sayuran
Tanam. Yogyakarta : Penerbit
sekaligus membina dan memfasilitasi.
Kanisius.
Organisasi
ini
menampung
ABD. Rahim dan Diah Dwi Hastuti.
inspirasi dan keluhan petani yan akan
(2007). Pengantar teori, dan
di selesaikan bersama-sama.
kasus
b. Pemerintah pelatihan
dapat
perlu
meningkatkan
tentang
pendistribusian
Ekonomi
Pertanian.
Penebar Swadaya: Yogyakarta Ance Gunarsih Kartasapoetra. (2004).
sayuran dengan baik, agar petani dapat
Klimatologi
meningkatkan nilai tambah sekaligus
Terhadap Tanah dan tanaman.
memanfaatkan sayuran yang memiliki
Bumi Aksara: Jakarta
kualitas rendah. c. Petani
harus
Badan bisa
memanfaatkan
organik,
Iklim
(2013). Dalam
Angka.Purbalingga.
layu atau membusuk untuk diolah pupuk
Statistik.
Karangreja
sampah sayur-sayuran yang sudah
menjadi
Pusat
Pengaruh
Bambang Prasetyo dan Miftahul Jannah.
sehingga
(2005).
Metode
Penelitian
menghemat biaya pemupukan serta
Kuantitatif Teori dan Aplikasi.
sayuran
Jakarta : PT. Raja Grafindo
organik
sekarang
lebih
diminati oleh masyarakat. Apabila
Persada
14
Usahatani Sayuran, Hambatan dan Produktivitas......(Inandia Safitri)
Bintarto dan Surostopo Hadisumarno.
Moh. Pabundu Tika.(2005). Metode
1979. Metode Anaisa Geografi.
Penelitian Geografi. Jakarta: Pt
Jakrta:
Bumi Aksara.
Lembaga
Pendidikan
dan
Penelitian, Penerapan
dan Analisis Keruangan. Bandung: P.T
Ekonomi dan Sosial.
Alumni
Eva Banowati dan Sriyanto. (2013). Geografi
Sadono Sukirno. (2006). Pengantar
Pertanian.
Bisnis.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Jakarta:
Kencana
Penanda Media Group.
G.J.Vink. (1984). Dasar-dasar Usaha
Sugeng.
(1983).
Bercocok
Tani Di Indonesia. Yayasan
Sayuran.
Aneka
Obor Indonesia : Jakarta.
Semarang.
Tanam Ilmu
:
Hendro Sunarjono. (2007). Bertanam 30
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur
jenis Sayuran. Jakarta: Penebar
Penelitian Suatu Pendekatan
Swadaya.
Praktik.
Isa Darmawijaya. (1992). Klasifikasi Tanah.
Yogyakarta:
Yogyakarta:
Rineka
Cipta.
Gajah
Suharyono dan Moch.Amien. (1994).
Mada University Press.
Pengantar Filsafat Geografi.
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi.
Jakarta: Depdikbud.
1987. Metode Penelitian Survai.
Whynne, Charles dan Hommand. (1985).
Jakarta : LP3S
Elements of human Geographhy Second
Edition.
London:
George Allen & Unwin. Dosen Pembimbing Yogyakarta, Juli 2015
Suparmini , M.Si NIP. 19541110 1980032 2 001
15