STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh : INDAH PUSPITASARI
080201077
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2012
A COMPARATIVE STUDY ON DEGREE OF STRESS OF THE ELDERLY JOINING AND NOT JOINING IN FITNESS EXERCISE AT MRISI TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL Indah puspitasari, Tri Prabowo Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta Email:
[email protected]
Abstrack: This reseach realized to identify the degree of stress of the elderly joining and not joining in fitness exercise. The reseach used comparative study design with samples were taken randomly and used Mann Withney method. Subject of the reseach is the elderly joining and not joining in fitness exercise is 34 elderly at Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul. The reseach was conducted in October 2011 until Juny 2012. The resech shows the differences degree of stress of the elderly joining and not joining in fitness exercise at Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul ( Signifacant = 0,028; p<0,05).
Keywords: stress, fitness, elderly
Intisari: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat stres lanjut usia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam bugar lansia (SBL). Desain penelitian ini menggunakan metode komparasidengan teknik pengambilan sampel yang diginakan yaitu random sampling serta diuji dengan Mann Withney. Subyek penelitian ini adalah lanjut usia yang mengikuti senam bugar lansia (SBL) sebanyak 34 orang di Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Juni 2012. Hasil dari penelitian menunjukan adanya perbedaan tingkat stres pada lanjut usia yang nengikuti dan tidak mengikuti senam bugar lansia di Dusun Mrisi Desa tirtonirmolo Kasihan Bantul (signifakan = 0,028; p<0,05)
Kata kunci: Tingkat stres, senam bugar lansia, perbedaan
menunjukan bahwa lanjut usia denagn
PENDAHULUAN Lanjut usia merupakan masa dimana
rentan
sekali
mengalami
keadaan ini berkisar 10-15% berada di komunitas,
11-45%
membutuhkan
penurunan kesehatan baik secara fisik
perawatan inap dan 50% terjadi pada
maupun mental. Perubahan usia dari
residen panti jompo (Flaherty et al,
dewasa hingga menjadi lanjut usia
2003 dalam Potter & Perry, 2009). Melihat
akan membawa perubahan pada fungsi
keadaan
ini
maka
kesehatan. Hal ini menuntut adanya
perlu suatu tindakan preventif untuk
peningkatan
menghindari
kesehatan
terhadap karena
perawatan
masalah
yang
adanya
gangguan
kesehatan berupa stres.
Salah satu
ditimbulkan akan semakin kompleks
tindakan
sehingga
dilakukan yaitu dengan melakukan
mempengaruhi
berbagai
preventif
senam
aspek yang akan dipengaruhi seperti
mengendalikan dan mengelola fisik,
aspek ekonomi, fisik dan psikologis
emosi serta mengasah kemampuan
(Tamher
2009).
intelektual sehingga memiliki hidup
Penyakit yang timbul bukan hanya
yang sehat (Bandiyah, 2009). Senam
penyakit generatif saja, melainkan
bugar lansia merupakan aktifitas fisik
dapat
ringan
Noorkasiani,
berupa
penyakit
psikologis
dapat
yang
akan
memberikan
kebugaran sistem organ tubuh, selain
yakni stres.
usia
yang
lansia
mudah
aspek kehidupan. Terdapat beberapa
&
bugar
yang
Stres yang timbul pada lanjut
itu lanjut usia yang melakukan senam
tidak
bugar lansia dapat merasakan perasaan
didefinisikan yang
sebagai
keadaan
mental
memiliki
kelainan.
Namun diartikan sebagai
santai,
mengurangi
Diharapkan
denagn
kategangan. senam
bugar
keadaan yang timbul dengan tanda-
lansia lanjut usia dapat meningkatkan
tanda fisik sebagai manifestasi
dari
daya tahan tubuh sehingga dapat
ketidakmampuan
usia
beradaptasi
beradaptasi dengan perubahan yang
lingkungan.
lanjut
ada. Dampak negatif dari stres dapat
dengan
stressor
dari
Berdasarkan studi pendahuluan
berat,
yang dilakukan di Dusun Mrisi Desa
tergantung pada stressor dan cara
Tirtonirmolo Kasihan Bantul pada
menghadapinya. Stres dapat ditandai
bulan Oktober didapatkan dari 100
dengan gelisah, cemas, susah tidur,
lanjut usia yang ada di Dusun Mrisi,
pusing dan mudah lelah.
20 lanjut usia aktif melakukan senam
bersifat
ringan
ataupun
Survey
bugar lansia sedangkan 80 lainnya
HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak melakukan senam bugar lansia.
Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian
untuk
Karakteristik dalam penelitian ini
mengetahui perbedaan tingkat stress
meliputi karakteristik subyek menurut
antara lanjut usia yang mengikuti
usia dan jenis kelamin.
ini
dilakukan
mengikuti senam bugar lansia.
Tabel 1 Distribusi responden lanjut usia menurut usia Umur Frekuensi Persentase
METODE PENELITIAN
60 – 65
16
47 %
merupakan
66 – 70
5
14,7%
dengan
71 – 75
10
29,4%
>75
3
8,9%
Total
34
100 %
dengan
lanjut
usia
Penelitian penelitian
yang
ini
kuantitatif
tidak
menggunakan rancangan komparatif ( Comparatif Study) . dilakukan
Rancangan ini
dengan
membandingkan
cara
persamaan
Sumber: Data Primer 2012
dan
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
perbedaan sebagai fenomena untuk
bahwa lanjut usia yang berumur 60–65
mencari faktor-faktor atau situasi yang
tahun terdapat 16 orang (47%), lanjut
menyebabkan
usia yang berumur 66–70 terdapat 5
timbulnya
suatu
peristiwa tersebut (Notoatmojo, 2010).
orang
Populasi penelitian ini adalah 100
berumur 71–75 dengan Persentase
lanjut usia di Dusun Mrisi yang
29,4% dan lanjut usia yang berumur
kemudian diambil sampel 34 lanjut
76–80 terdapat 5 orang (8,9%).
usia dengan menggunakan random sampling. menggunakan
Instrumen lembar
penelitian kuisioner
meliputi tanda dan gejala dari stres.
(14,7%),
lanjut
usia
yang
Tabel 2 Distribusi responden lanjut usia menurut jenis kelamin Jenis Frekuensi Persentase kelamin
Lembar kuisioner sebelumnya telah
Perempuan
34
100%
diuji validitas dan reliabilitas dengan
Laki-laki
0
0%
Total
34
100%
uji
Product
Moment
dan
Alfa
Croncbach. Hasil dari uji validitas dan p>0,05
Sumber: Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
sehingga kuisioner dikatakan valid
semua responden berjenis kelamin
serta reliable untuk digunakan.
perempuan yaitu 34 orang responden
reliabilitas
menunjukan
(100%) .
minus yang berarti penelitian ini
Perbedaan Tingkat Stres tentang
memiliki hubungan negatif. Pada nilai
perbedaan tingkat stres lanjut usia
p value menunjukan bahwa p value <
yang mengikuti senam bugar lansia
0,05 yaitu 0,028.
dan yang tidak mengikuti senam bugar
hipotesis penelitian ini diterima yaitu
lansia terdapat pada tabel berikut.
ada perbedaan tingkat stres antara
Hasil
penelitian
Tabel 3 Perbandingan Frekuensi tingkat stres lanjut usia yang mengikuti SBL dengan yang tidak mengikuti SBL Tingkat stres
F ringan 7 sedang 8 berat 2 Total 17
Tidak Z Asymp. SBL Sig. (2-tailed) % F % 20,6% 0 0% -2.192 .028 23,5% 15 44,1% 5,9% 2 5,9% 50% 17 50%
lanjut usia yang mengikuti senam bugar lansia (SBL)
dengan yang
tidak mengikuti senam bugar lansia. Penurunan
SBL
Sumber: Data Primer 2012
Hal ini berarti
merupakan
tingkat
manifestasi
stres dari
peningkatan hormon endorfin ketika senam bugar lansia (SBL) dilakukan secara teratur (Losyk, 2005). Namun hal ini tidak terjadi pada lanjut usia
Pada tabel 3 ada 7 (20,6%) orang
yang tidak mengikuti senam bugar
yang mengalami stres ringan pada
lansia (SBL), hormon endorfin akan
lanjut usia yang mengikuti senam
lebih sedikit jumlahnya dalam tubuh.
bugar lansia (SBL) sedangkan pada
Berkurangnya
lanjut usia yang tidak mengikuti
pada ketidakmampuan
senam bugar lansia (SBL) tidak ada.
stresor stres karena tidak ada rasa
Lanjut usia yang mengalami stres
senang sebagai salah satu dari manfaat
sedang 8 (23,5%) orang pada lanjut
endorfin. Stres terjadi karena hormon
usia yang mengikuti senam bugar
endorfin dan neurotransmiter menurun
lansia (SBL) dan 15 (44,1%) orang
yang
pada lanjut usia yang tidak mengikuti
tertentu.
senam bugar lansia (SBL). Sedangkan
yang dilakukan secara teratur akan
pada stres berat baik yang mengikuti
menyebabkan tubuh bereaksi termasuk
SBL atau yang tidak mengikuti senam
otak.
bugar lansia (SBL) terdapat 2 (5,9%)
endorfin yang kurang dalam tubuh
orang.
akan diproduksi dalam jumlah yang
Hasil dari uji statistik tersebut
cukup.
endorfin
disebabkan
berdampak menghadapi
keadaan-keadaan
Senam bugar lansia (SBL)
Sebagai responnya hormon
Gambaran tersebut dapat
menunjukan nilai Z dan nilai p value.
dilihat pada tabel 3 terdapat 8 lanjut
Pada nilai Z (-2.192) terdapat angka
usia berada pada tingkat stres sedang,
mereka aktif melakukan senam bugar
membuat lanjut usia dapat memelihara
lansia (SBL). Sebaliknya, lanjut usia
diri dari tanda-tanda stres yang bila
yang tidak melakukan senam bugar
dibiarkan akan menimbulkan depresi
lansia (SBL) dan mengalami tingkat
(Fitriani, 2011).
stres sedang sebanyak 15 orang.
terhadap stres, frekuensi senam bugar
Perkembangan
lanjut
usia
Selain berpengaruh
lansia (SBL) mencegah lanjut usia deri
mengalami perubahan pada fisik dan
resiko
mental,
tidak
Gerakan-gerakan senam bugar lansia
beradaptasi dengan perubahan yang
(SBL) akan melenturkan sendi-sendi
ada maka akan terjadi stres (Hawari,
tulang secara bebas, melatih ketahan
2006).
pada
jika
lanjut
usia
Seiring perkembangan yang
jatuh
(Nurlaili,
organ-organ
seperti
2010).
jantung
ada akan diikuti dengan penurunan
untuk memikul beban kerja yang
pada
berat.
organ-organ
tubuh
meliputi
pendengaran,
Stres yang dihadapi lanjut usia
penglihatan, pernafasan, kardivaskuler
memiliki beberapa tahapan sebagai
dan
respon adaptasi dari tubuh.
penurunan
sistem
muskuluskeletal
(Kusharyadi,
tahap
Senam bugar lansia (SBL)
kehabisan tenaga merupakan tahapan
merupakan bagian dari perawatan
respon terhadap stresor yang paling
restoratif yang jika dilakukan secara
akhir. Tahapan ini terjadi ketika tubuh
optimal berfungsi dalam peningkatan
tidak lagi melawan stres dan energi
kualitas hidup lanjut usia dan terhindar
yang diperlukan untuk beradaptasi
dari penyakit (Prabowo, 2009).
telah habis (Hawari, 2006).
2010).
Pada
Dilihat dari berbagai aspek,
keadaan ini respon fisiologis semakin
senam bugar lansia memiliki banyak
meningkat terhadap stresor namun
manfaat baik bagi kesehatan mental
energi yang dibutuhkan terganggu
seperti menghindari stres dan depresi.
serta adaptasi terhadap stresor hilang.
Stres yang berkepanjangan pada lanjut
Hilangnya
usia akan menyebabkan terjadinya
tubuh
depresi.
mempertahankan diri terhadap dampak
lansia
Melakukan senam bugar (SBL)
pemeliharaan mobilitas
berarti dan
serta
energi tidak
mengakibatkan mampu
lagi
melakukan
stresor sehingga terjadilah stres berat.
peningkatan
Stres berat pada lanjut usia yang
meningkatkan
mengikuti
maupun
yang
tidak
kemandirian bio-psiko-sosio-spiritual
mengikuti senam bugar lansia (SBL)
lanjut
merupakan dampak dari situasi stres
usia.
Keseimbangan
ini
berat dimana lanjut usia mengalami
diantaranya spiritualitas dan nutrisi.
masalah yang terus menerus dalam
Spiritualitas
jangka waktu lama. Semakin sering
usia mencakup berbagai aspek.
dan semakin lama situasi stres maka
ini dilihat dari dari segi apersepsi
akan
terhadap
berdampakpada
tingginya
resiko
semakin
kesehatan
yang
dalam kehidupan lanjut
kehidupan
menempatkan
Potter & Perry, 2005).
lingkungan
alam
Noorkasiani,
2009).
lain
stres
dapat
yang
lebih
mendalam serta bagaimana seseorang
ditimbulkan Wiebe & Williams dalam
Disisi
Hal
dirinya
dalam
(Tamher
&
Spiritualitas
disebabkan oleh stresor psikososial
dideskripsikan
yang berlangsung lama.
horizontal dan vertikal dari setiap
Beberapa
sebagai
hubungan
masalah yang dapat menjadi masalah
individu.
psikososial seperti sudah tidak lagi
kekuatan
melakukan
makna bagi kehidupan lanjut usia.
pensiun,
rutinitas
kerja
kehilangan
atau
pasangan,
Kekuatan
Spiritual dapat menjadi yang
yang
akan
memberikan
didapatkan
dalam
mengalami penyakit kronis, berpindah
spiritualitas akan mampu menjadi
dari
keluarga
serta
sumber tenaga bagi lanjut usia yang
negatif
dari
menghadapi masalah (Stanley, 2007).
usia
Selain spiritual nutrisi juga dapat
(Miller, 2009). Dukungan sosial juga
berkontribusi pada terjadinya stres.
dapat berkontribusi dalam peningkatan
Lanjut usia dengan nutrisi tercukupi
stres.
Dukungan sosial merupakan
memiliki sistem kekebalan yang lebih
komponen penting bagi lanjut usia
dibanding lanjut usia yang tidak
yang berpengaruh terhadap kesehatan
tercukupi nutrisinya.
mental.
bersifat ringan akan dihadapi tubuh
lingkungan
anggapan
yang
masyarakat
mengenai
lanjut
Sumber pendukung utama
biasanya
berasal
dari
anggota
dengan
cara
Stres yang
beradaptasi
terhadap
keluarga. Dukungan dapat pula dari
stesor, walaupn pada awalnya stresor
kelompok
dapat menghambat pertahanan tubuh
pendukung
lain
seperti
teman dekat, tetangga serta kelompok
(Swart, 2006).
atau kader organisasi (Stanley, 2007).
yang dialami lanjut usia akan lebih
Kenyataannya
stres
tidak
Stresor psikososial
sering menyebabkan stres pada lanjut
hanya dipengaruhi oleh senam bugar
usia (Miller, 2009).
lansia. Banyak faktor lain yang dapat
penyakit kronis yang berkepanjangan
mempengaruhi
akan
tingkat
stres
menyebabkan
Stresor berupa
ketergantungan
dan menimbulkan masalah ekonomi.
Saran
Lanjut usia yang sudah tidak lagi
Lanjut usia di Dusun Mrisi
memiliki penghasilan akan memiliki
Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul
beban yang berat dalam menangani
diharapkan dapat tetap aktif dalam
masalah
dihadapi.
mengikuti senam bugar lansia serta
Masalah akibat stesor ini pada lanjut
didukung oleh keluarga maupun kader
usia akan semakin berat apabila lanjut
yang akan meningkatkan motivasi
usia sudah tidak memiliki pasangan
lanjut usia untuk mengikuti senam
hidup.
bugar lansia.
ekonomi
yang
Peneliti selanjutnya
diharapkan dapat meneliti tingkat stres SIMPULAN DAN SARAN
lanjut usia dengan melihat faktor-
Simpulan
faktor lain yang mempengaruhi tingkat
Berasarkan
hasil
penelitian
dan
stres.
pembahasan maka penelitian ini dapat DAFTAR RUJUKAN
disimpulkan sebagai berikut 1. Tingkat stres lanjut usia yang mengikuti senam bugar lansia (SBL) Di Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul ratarata berada pada stres ringan dan stres sedang. 2. Tingkat stres lanjut usia yang tidak
mengikuti senam bugar
lansia (SBL) Di Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo
Kasihan
Bantul
sebagian besar berada pada stres sedang dan beberapa pada stres berat. 3. Terdapat
perbedaan
yang
Bandiyah, S. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan
Gerontik.
Nuha
Medika;Jakarta. Fitriani, L. 2010. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia di Posyandu Lansia Teratai Dusun Ngrenak Kidul 10 Sidomoyo Godean Sleman. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. PSIK Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah. Yogyakarta. Hawari, D. (2006). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. FKUI; Jakarta. Kushariyadi. 2010. Keperawatan Pada Lanjut Usia. Salemba Medika; Jakarta.
bermakna pada tingkat stres lanjut usia yang mengikuti dan yang tidak
Losyk, B. 2005. Kendalikan Stres Anda. Gramedia; Jakarta.
mengikuti senam bugar
lansia (SBL) Di Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul.
Miller, C. A. 2009. Nursing For Wellnes In Adulst. Wolters Kluwer; Philadelphia.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta; Jakarta. Nurlaili, D. 2010. Hubungan Frekwensi Senam Lansia dengan Status Resiko Jatuh pada Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur Bantul Yogyakarta. Skripsi. Tidak Dipuplikasikan. PSIK Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah. Yogyakarta. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktek. EGC; Jakarta. Prabowo, T. 2009. Perawatan Restoratif Untuk Peningkatan Kapasitas Fungsional Lansia. Jurnal Kesehatan Madani Medika. (1) . 3-10. Stanley, B. dan Beare, P.G. 2006 . Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. EGC; Jakarta. Swart, J. 2006. Tres Dan Nutrisi. Bumi Aksara; Jakarta. Tamher, S. dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.