Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 2 September 2014
STUDI KINERJA LAPANG BERBAGAI TRAKTOR TANGAN PADA BUDIDAYA KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGEAE L) Field Performance Study of Various Hand Tractor in Peanut (Arachis hypogeae l.) Cultivation Manggala1, Cahyawan Catur Edi Margana1, Sirajuddin Haji Abdullah1 1
Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram E-mail:
[email protected] ABSTRACT
This study aimed to understand land cultivation process in peanut cultivation at dry land, to determines theoretical and effective field capacity of hand tractor, to determines tractor’s work efficiency and percentage of wheel slip. Work performance study of various hand tractors in peanut (Arachis hypogeae L) cultivation had been done at Labuhan Haji Vilage, East Lombok. Experiments were done at dry land (vertisol soil, entisol soil, grass land, and paved road) using JTP-FP UNRAM-BMT, Quick 1000, and Yanmar hand tractor. Method used in this study is a randomized block design with variation on gear treatment (gear 1, gear 2, gear 3, gear 4). All treatments were repeated three times and then analyzed by ANOVA with a confidence level of 5%. As ANOVA shows significant difference, HSD test then further be applied. Experimental result shows that hand tractor’s work performance strongly influenced by characteristic of soil and water also tractor’s wheel physical condition. At vertisol soil, highest effective work capacity, 0.085 ha/hour showed by Quick 1000 tractor. While at entisol soil, Yanmar tractor showed highest value with 0.113 ha/hour. Highest field plough efficiency showed by Quick 1000 tractor with average value 97.045%, while highest percentage of wheel slip showed by Yanmar tractor with value between 22.75% (vertisol soil) and 28.019% (entisol soil). Keyword: plow, performance, work field capacity ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengevaluasi proses pengolahan tanah pada budidaya kacang tanah lahan kering, menentukan kapasitas kerja lapang teoritis traktor tangan, menentukan kapasitas kerja lapang efektif traktor tangan, menentukan efisiensi kerja lapang dan mengetahui besarnya nilai slip yang terjadi pada saat pengolahan tanah di lahan pertanian. Pengamatan dilakukan dengan metode eksperimental dengan percobaan lapangan. Adapun lahan yang digunakan adalah lahan kering (vertisol, entisol, tanah berumput,dan jalan beraspal) dengan menggunakan traktor tangan JTP-FP UNRAM-BMT, traktor Quick 1000, dan traktor Yanmar. Perlakuan khusus diberlakukan untuk traktor JTP-FP UNRAM-BMT Dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk melihat hubungan kecepatan dan persnelling dengan kelompok berdasarkan jenis tanah (Vertisol dan Entisol) dengan dibuat perlakuan: P1 (Perseneling I), P2 (Perseneling II), P3 (Perseneling III) dan P4 (Perseneling IV). Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 24 unit sampel. Data hasil pengamatan dianalisis dengan Analysis of variance pada taraf nyata 5 %. Apabila terdapat beda nyata dilakukan uji lanjut dengan BNJ pada taraf nyata yang sama. Hasil penilitian menunjukkan kinerja lapang sebuah traktor sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan tanah dan air, serta kondisi fisik roda traktor. Kapasitas kerja lapang teoritis menunjukkan seberapa besar kemampuan optimum traktor dalam membajak lahan pertanian dalam ha/jam. Kapasitas kerja lapang teoritis tertinggi diperoleh pada Traktor Quick 1000 sebesar 0,089 ha/jam pada tanah vertisol dan dengan Traktor Yanmar sebesar 0,109 ha/jam pada tanah entisol. Kapasitas kerja lapang efektif dari ketiga traktor diperoleh bahwa pada tanah vertisol Traktor Quick 1000 memiliki kapasitas kerja lapang efektif tertinggi yaitu 0,085 ha/jam sedangkan pada tanah entisol yang tertinggi adalah Traktor Yanmar 0,113 ha/jam, efisiensi pembajakan tertinggi yaitu traktor Quick 1000 dengan rata-rata sebesar 97,045 % yang diperoleh dari seberapa besar 64
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 2 September 2014 kapasitas kerja lapang aktual dan teoritis yang diperoleh pada traktor saat pengolahan lahan, dan slip tertinggi rata-rata ditunjukkan oleh penggunaan Traktor Yanmar yakni berkisar antara 22,745 % pada tanah vertisol dan 28,019 % pada tanah entisol. Kata Kunci : Kinerja, Kapasitas Kerja Lapang, dan Pembajakan PENDAHULUAN Negara Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari seluruh luas lahan yang ada di Indonesia, lebih dari 70% digunakan untuk usaha pertanian. Maka dari itu, penduduk Indonesia sebagian besar hidup dari sektor pertanian. Di sini, pertanian juga selalu mendapat perioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia, sebagai bukti dengan tercapainya swasembada pangan pada tahun 1986 (Anonim d, 2009). Dalam mempertahankan predikat tersebut, pemerintah Indonesia berusaha untuk meningkatkan sektor pertanian ini salah satunya dengan menerapkan penggunaan alatalat mesin pertanian mulai dari prapanen sampai dengan pascapanen, khususnya penggunaan traktor untuk pengolahan tanah sawah. Traktor merupakan mesin yang digunakan untuk menggerakan implement berupa bajak untuk melakukan kerja baik itu mengolah tanah, ataupun kerja stasioner. Dengan adanya traktor dapat meringankan kerja yang tidak manusiawi seperti mencangkul lahan yang sangat luas dengan tenaga manusia. Dengan adanya traktor maka kerja-kerja yang seperti itu dapat dilaksanakan dengan cepat dan efisien, juga dapat meringankan beban petani sehingga petani dapat mengerjakan pekerjaan lain dalam proses produksi produk pertanian (Kramadibrata, 1996). Pada proses produksi pertanian, pengolahan tanah merupakan tahapan yang paling membutuhkan banyak energi. Lebih dari separuh energi yang digunakan untuk proses produksi adalah pengolahan tanah (Djoyowasito, 1989) Pengolahan tanah pertama memerlukan energi yang paling banyak karena pada kegiatan ini berlangsung pemotongan dan pembalikan tanah yang keras ke dalam bongkahan-bongkahan tanah yang kelak akan dihancurkan dalam pengolahan tanah kedua (Islami, 1995). Oleh karena itu pengolahan tanah memerlukan energi yang
besar sekali, kebanyakan petani masih menganggapnya perlu. Oleh karena itu, untuk mempermudah kerja para petani, telah mulai dilirik untuk penggunaan mesin-mesin mekanis seperti traktor tangan. Traktor tangan ini telah populer dan dirasakan manfaatnya oleh petani, terutama di daerah NTB. Akan tetapi, penggunaan traktor tangan di lahan belum maksimal, perlu diteliti mengenai beberapa parameter alat untuk mengetahui kinerja dari traktor yang digunakan. Untuk itu, dilakukan penelitian dengan judul “Studi Kinerja Lapang Berbagai Traktor Tangan pada Budidaya Kacang Tanah (Arachis hypogeae L)”. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi proses pengolahan tanah pada budidaya kacang tanah lahan kering, menentukan kapasitas kerja lapang teoritis traktor tangan, menentukan kapasitas kerja lapang efektif traktor tangan, menentukan efisiensi kerja lapang dan mengetahui besarnya nilai slip yang terjadi pada saat pengolahan tanah di lahan pertanian. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan percobaan lapangan. Adapun lahan yang digunakan adalah lahan kering (vertisol, entisol, tanah berumput,dan jalan beraspal) dengan menggunakan traktor tangan JTP-FP UNRAM-BMT, traktor Quick 1000, dan traktor Yanmar. Perlakuan khusus diberlakukan untuk traktor JTP-FP UNRAMBMT Dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk melihat hubungan kecepatan dan persnelling dengan kelompok berdasarkan jenis tanah (Vertisol dan Entisol) dengan dibuat perlakuan: P1 (Perseneling I), P2 (Perseneling II), P3 (Perseneling III) dan P4 (Perseneling IV). Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 24 unit sampel. Data hasil pengamatan dianalisis dengan Analysis of variance pada taraf nyata 5 %. Apabila terdapat beda nyata dilakukan uji lanjut dengan BNJ pada taraf nyata yang sama. 65
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 2 September 2014 Parameter dan Cara Pengukuran Parameter yang diamati dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Santosa, 2009) : 1. Slip Roda Traktor ……………....………(1) dengan : S = Slip roda (%) D= Diameter roda (m) N= Banyaknya putaran roda L = Jarak yang ditempuh oleh traktor pada saat roda berputar N kali tanpa beban atau dengan beban(m)
2. Kecepatan Aktual ………….……………………….. (2) dengan : Vakt = kecepatan aktual (m/detik) L = jarak tempuh (m) t = waktu tempuh (detik)
3. Kapasitas Kerja Lapang Teoritis KKteo = 0,36 x Vteo x W ……………….....(3) dengan : KKteo = Kapasitas Kerja Lapang Teoritis (ha/jam) Vteo = Kecepatan Kerja Teoritis ( m/detik) W = Lebar Kerja Pengolahan Tanah (m) 0,36 = Konversi satuan, 1 m2/detik = 0,36 ha/jam
4. Kapasitas Kerja Lapang Aktual atau Kapasitas Kerja Lapang Efektif ……………………………….…. (4) dengan : KKe = Kapasitas Kerja Lapang Efektif (ha/jam) A = Total luas lahan (ha) T = Total waktu (jam)
5. Efesiensi Kerja Lapang ……………………… (5) dengan : E = Efisiensi Kerja lapang (%) KKe = Kapasitas Kerja Efektif (ha/jam) KKteo = Kapasitas Kerja Teoritis (ha/jam)
6. Konsumsi Bahan Bakar ….................. (6) dengan: V = volume bahan bakar (liter) γ = Berat jenis solar (kg/liter) t = Waktu (detik)
HASIL DAN PEMBAHASAN Slip Roda Traktor Dari hasil pengamatan dan perhitungan slip yang dilakukan, terlihat adanya perbedaan slip roda yang signifikan antara roda traktor Quick 1000, traktor Yanmar, dan traktor tangan JTP-FP UNRAM-BMT pada dua jenis tanah yang berbeda. Besar kecilnya slip roda traktor ini dipengaruhi oleh kondisi lahan yang berbeda, yaitu berbedanya tekstur tanah dan kandungan air dalam tanah. Tekstur tanah yang agak liat membuat slip roda traktor menjadi lebih besar. Selain itu juga karena perbedaan jenis dan diameter roda yang digunakan. Adanya tekanan dan gaya gesekan yang timbul pada waktu mengolah tanah yang lebih besar mengakibatkan tertahannya laju traktor. Kemudian hasil olahan yang berupa bongkahan-bongkahan besar turut mengambil andil menghalangi jalannya traktor. Begitupun sebaliknya dengan bajak. Slip roda traktor pada dua jenis tanah yang berbeda pada perlakuan tanpa beban. Terlihat bahwa traktor tangan Yanmar memiliki slip terbesar yaitu 18,807% pada tanah Vertisol dan 27,987% pada tanah Entisol. Selanjutnya traktor JTP-FP sebesar 10,948% pada tanah Vertisol dan 10,066% pada tanah Entisol, sedangkan traktor Quick 1000 sebesar 7,757% pada tanah Vertisol dan 6,657% pada tanah Entisol. Ini disebabkan oleh perbedaan konstruksi diameter roda yang digunakan, yaitu roda besi dengan diameter 70,6 cm untuk Yanmar dan 90 cm untuk Quick sedangkan untuk roda traktor JTP-FP sebesar 51,6 cm. Pada Traktor JTP-FP dengan kondisi diameter roda yang lebih kecil mampu menghasilkan slip yang relatif lebih kecil dibanding traktor Yanmar disebakan kondisi sirip yang dimiliki pada roda mampu memberikan cengkraman pada tanah yang lebih baik. Untuk analisis traktor JTP-FP hanya digunakan persenelling II dalam membandingkan dengan kedua jenis traktor lainnya. Hal ini dikarenakan oleh Persnelling II paling umum digunakan di lapangan. Grafik perbandingan slip roda traktor dapat dilihat pada Gambar 1. berikut :
66
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 2 September 2014
Gambar 1. Grafik perbandingan slip roda traktor tanpa beban di lahan
Gambar 2. Grafik perbandingan slip roda traktor dengan beban di lahan Berdasarkan Gambar 1. terlihat bahwa pada perlakuan tanpa beban baik di tanah Vertisol maupun Entisol, nilai slip tertinggi terdapat pada penggunaan traktor Yanmar. Hal ini karena diameter dan lebar roda yang lebih kecil menyebabkan daerah singgung antara roda dengan permukaan tanah menjadi kecil demikian juga kemampuan roda mencengkram tanah lebih rendah sehingga kemungkinan terjadinya slip roda lebih tinggi. Demikian juga berdasarkan Gambar 2. pada perlakuan dengan beban semakin terlihat jelas perbedaan antara ketiga traktor pada dua jenis tanah yang berbeda. Perbedaan tingginya slip roda pada traktor Yanmar diikuti oleh JTPFP dan Quick karena adanya pengaruh besarnya diameter roda dari traktor di samping itu juga adanya hambatan tanah dan tahanan guling menyebabkan slip roda semakin bertambah. Berdasarkan hasil analysis of variance slip berjalan traktor pada kelompok tanah Vertisol menggunakan tiga jenis traktor yang diperoleh nilai P-Value = 0,0103 yang menunjukkan nilai lebih kecil dari taraf nyata 5% yang berarti adanya perbedaan yang nyata
dari ketiga jenis traktor tersebut, maka dilakukan uji lanjut didapatkanlah signifikan dari traktor Yanmar terhadap 2 jenis traktor (Quick 1000 dan JTP-FP ), sedangkan pada traktor JTP-FP dan Traktor Quick tidak ada signifikan antara kedua traktor tersebut. Pada kelompok tanah Entisol berdasarkan hasil analysis of variance slip berjalan traktor menggunakan tiga jenis traktor diperoleh nilai P-Value = 0,0001 yang menunjukkan nilai lebih kecil dari taraf nyata 5% yang berarti adanya perbedaan yang nyata dari ketiga jenis traktor tersebut, maka dilakukan uji lanjut didapatkanlah hasil signifikan pada perlakuan jenis traktor sebagaimana pada tanah vertisol. Untuk konstruksi roda traktor, semakin besar diameter roda traktor maka kemungkinan terjadinya slip juga akan semakin kecil begitu juga sebaliknya. Sedangkan penggunaan traktor Quick 1000 hasilnya lebih bagus, slip yang muncul relatif lebih kecil pada tanah Vertisol maupun Entisol. Hal ini dikarenakan diameter dari roda Quick lebih besar dari Yanmar. Selain itu, bentuk gerigi/sirip roda
67
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 2 September 2014 dari traktor Quick lebih mampu mencekram tanah sehingga slipnya lebih kecil. Kecepatan Aktual Berdasarkan Gambar 3. besarnya kecepatan aktual berjalan traktor tanpa menggunakan beban/bajak rata-rata relatif sama. Kecepatan berkisar antara 0,441 sampai 0,867 m/detik yang diujikan pada jarak lintasan 100 meter. Ini disebabkan karena perbedaan tahanan guling dan slip roda yang terjadi pada ketiga traktor tidak berpengaruh secara nyata pada perbedaan kecepatan dari ketiga traktor. Pada Gambar 4, terlihat bahwa rata-rata kecepatan aktual ketiga traktor dengan beban pada dua jenis tanah yang berbeda relatif sama. Kecepatan aktual Traktor Yanmar dengan beban pada tanah entisol cenderung lebih tinggi dari traktor yang lain hal ini disebabkan karena secara teoritis kecepatan traktor ini jauh
lebih tinggi dari yang lain tapi karena adanya slip yang terjadi menyebabkan kecepatannya secara aktual berkurang tetapi jika di bandingkan dengan kecepatan dari traktor yang lain masih lebih tinggi. Berdasarkan hasil analysis of variance kecepatan aktual berjalan traktor pada kelompok tanah Vertisol menggunakan tiga jenis traktor yang diperoleh nilai P-Value = 0,4991 yang menunjukkan nilai lebih besar dari taraf nyata 5% yang berarti tidak ada signifikan dari ketiga jenis traktor tersebut. Berdasarkan hasil analysis of variance kecepatan aktual berjalan traktor pada kelompok tanah Entisol menggunakan tiga jenis traktor yang diperoleh nilai P-Value = 0,1382 yang menunjukkan nilai lebih besar dari taraf nyata 5% yang berarti tidak ada signifikan dari ketiga traktor tersebut.
Gambar 3. Kecepatan aktual berjalan traktor tanpa beban
Gambar 4. Kecepatan aktual berjalan traktor dengan beban
68
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 2 September 2014
Gambar 5. Kecepatan aktual traktor JTP-FP dengan beban pada perlakuan persnelling Khusus untuk traktor JTP-FP sebagaimana terlihat pada Gambar 5. di atas, dimana perlakuan khusus diberlakukan untuk traktor ini dengan melihat hubungan kecepatan dengan perlakuan persnelling terlihat bahwa kecepatan berjalan traktor pada tanah Vertisol dan Entisol cenderung meningkat dari Persneling I sampai IV. Hal ini disebabkan karena seiring dengan kenaikan tarikan gas diikuti dengan meningkatnya kecepatan traktor. Namun di sisi lain, dengan menggunakan Persneling IV untuk melakukan kerja lapang mengakibatkan terjadinya pembebanan yang berlebihan terhadap motor sebagai sumber tenaga untuk melawan hambatan dari tanah. Meskipun demikian, hasil pengamatan kecepatan berjalan traktor JTP-FP pada tanah Vertisol dan Entisol relatif sama untuk tiap-tiap perseneling berkisar antara 0.60-0.67 m/detik pada tanah Vertisol dan 0.53-0.57 m/detik pada tanah Entisol. Kapasitas Kerja Lapang Teoritis Kapasitas kerja lapang secara teoritis hanya membahas dan memperhitungkan luasan areal perlamanya waktu pembajakan tanpa memperhitungkan gangguan-gangguan yang ada di lapangan. Kapasitas lahan teoritis merupakan suatu kapasitas lahan ideal traktor dalam melakukan pembajakan pada suatu areal tertentu, dengan asumsi bahwa traktor dianggap berjalan dengan mulus tanpa hambatan dengan kecepatan konstan dan jarak yang ditempuh berdasarkan keliling roda traksi ban belakang traktor. Kapasitas ini memberikan gambaran seberapa besar
kemampuan optimum traktor dalam mengolah tanah yang sebenarnya di lapangan.
Gambar 6. Grafik kapasitas kerja lapang teoritis traktor Dari Grafik pada Gambar 6. di atas dapat diketahui bahwa kapasitas kerja teoritis Traktor dipengaruhi oleh lebar bajakan atau lebar pengolahan serta kecepatan aktual dari traktor. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Hunt (1970), bahwa kapasitas kerja teoritis adalah kemampuan alat atau mesin untuk menyelesaikan suatu pekerjaan pada sebidang lahan jika alat atau mesin berjalan maju dengan sepenuh waktu (100%) dan bekerja dengan lebar maksimum. Kapasitas Kerja Lapang Efektif Kapasitas kerja lapang menunjukkan seberapa besar luasan tanah yang dapat diolah oleh traktor per satuan waktu tertentu. Ini berkaitan dengan lebarnya daerah pembajakan oleh traktor, dan kecepatan traktor tersebut pada saat melakukan pengolahan tanah. Dari Gambar 7 terlihat bahwa kapasitas kerja lapang efektif dari ketiga jenis traktor pada perlakuan dengan beban. Untuk kedua jenis tanah, Vertisol dan Entisol tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata meskipun kapasitas kerja lapang efektif paling besar terdapat pada traktor Quick 1000 untuk 69
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 2 September 2014 tanah vertisol tetapi pada tanah entisol relatif sama atau sedikit berada di bawah traktor yanmar. Besar dan kecilnya kapasitas keja lapang efektif ini dipengaruhi oleh waktu efektif. Besarnya waktu efektif dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : (a) waktu yang hilang di akhir barisan ketika berputar, (b) waktu yang hilang untuk membersihkan tanah, pengaturan alat, dan (c) waktu istirahat (Hunt, 1970). Kemudian, kapasitas kerja untuk melakukan operasi tergantung pada : (a) tipe dan besar mesin atau alat, (b) keterampilan operator, (c) sumber tenaga yang tersedia, dan (d) keadaan kerja (Moens, 1978).
Gambar 7. Grafik perbandingan nilai kapasitas kerja lapang efektif traktor dengan beban Efisiensi Kerja Lapang Pengolahan Tanah Dari grafik pada Gambar 8. dapat dilihat adanya perbedaan yang nyata antara traktor Quick 1000, Yanmar, dan JTP-FP. Perbedaan yang jelas terlihat pada traktor JTP-
FP yang memiliki efesiensi sangat rendah sekali, ini disebabkan karena seringnya terjadi pengulangan pada lintasan yang sama karena tidak jelasnya lahan yang sudah diolah dengan yang belum diolah. Efisiensi pengolahan tanah ini juga sangat dipengaruhi oleh waktu pengolahan yaitu lamanya waktu yang terpakai saat pengolahan, yaitu waktu yang hilang karena pengisian bahan bakar, slip pada roda, perputaran traktor, operator itu sendiri, dan lain-lain. Maka semakin tinggi slip yang terjadi pada roda traktor semakin lama waktu yang dihabiskan untuk menempuh jarak lintasan yang sama. Tingginya slip roda traktor menyebabkan rendahnya efisiensi yang dihasilkan.
Gambar 8. Grafik perbandingan nilai efisiensi traktor dengan beban Konsumsi Bahan Bakar Konsumsi bahan bakar untuk tiap merek traktor berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9 sebagai berikut :
Gambar 9. Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada ketiga merek
70
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 2 September 2014
Gambar 10. Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada ketiga merek traktor Berdasarkan pada Gambar 9. terlihat bahwa konsumsi bahan bakar tertinggi yaitu pada penggunaan traktor JTP-FP Selanjutnya disusul oleh traktor Quick 1000 dan traktor Yanmar. Hal ini dikarenakan oleh traktor JTPFP 1000 membutuhkan waktu pengoperasian yang lebih lama sehingga penggunaan bahan bakar menjadi lebih banyak. Meskipun begitu, dari segi lainnya traktor Quick 1000 memiliki kapasitas Kerja lebih tinggi dibandingkan dengan traktor Yanmar. Berdasarkan hasil analysis of variance Konsumsi Bahan Bakar traktor pada kelompok tanah Vertisol menggunakan tiga jenis traktor yang diperoleh nilai P-Value = 0,1944 yang menunjukkan nilai lebih besar dari taraf nyata 5% yang berarti tidak ada signifikan dari ketiga traktor tersebut. Demikian juga pada kelompok tanah entisol menggunakan tiga jenis traktor yang diperoleh nilai P-Value = 0,4231 yang menunjukkan nilai lebih besar dari taraf nyata 5% yang berarti tidak ada signifikan dari ketiga jenis traktor tersebut. Pada Gambar 10. di atas konsumsi bahan bakar pada ketiga traktor untuk perlakuan dengan beban pada kedua jenis tanah terlihat bahwa traktor Quick 1000 tetap yang tertinggi. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, konsumsi bahan bakar untuk pengoperasian traktor dengan beban atau bajak lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa bajak. Ini dikarenakan penggunaan beban membutuhkan energi yang lebih besar dan waktu pengoperasian lebih lama sehingga dibutuhkan bahan bakar lebih tinggi.
KESIMPULAN 1. Kapasitas kerja lapang teoritis tertinggi diperoleh pada Traktor Quick 1000 sebesar 0,089 ha/jam pada tanah vertisol dan dengan Traktor Yanmar sebesar 0,109 ha/jam pada tanah entisol. 2. Kapasitas kerja lapang efektif dari ketiga traktor diperoleh bahwa pada tanah vertisol Traktor Quick 1000 memiliki kapasitas kerja lapang efektif tertinggi yaitu 0,085 ha/jam sedangkan pada tanah entisol yang tertinggi adalah Traktor Yanmar 0,103 ha/jam. 3. Efisiensi pembajakan tertinggi yaitu dengan traktor Quick 1000 dengan rata-rata sebesar 97,045% yang diperoleh dari seberapa besar kapasitas kerja lapang aktual dan teoritis yang diperoleh pada traktor saat pengolahan lahan. 4. Slip tertinggi rata-rata ditunjukkan oleh penggunaan Traktor Yanmar yakni berkisar antara 22,745% pada tanah vertisol dan 28,019% pada tanah entisol.
DAFTAR PUSTAKA Anonim a. 2010. Budidaya Kacang Tanah. http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123 456789//1/PUBHSDpdf. Diakses tanggal 07 Juli 2010 pada pukul 17.00 WITA. b. 2010. Terobosan untuk Meningkatkan Efisiensi Penanaman Kacang Tanah. http://www.pustaka71
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.2, No. 2 September 2014 deptan.go.id/publikasi/wr24602k.pdf. Diakses tanggal 5 April 2010 pada pukul 09.00 WITA. c. 2010. http://www.quick.co.id/halaman_src.p hp?l= id&halaman=g3000-zeva. Diakses pada tanggal 30 September 2009 pukul 12.06 WITA d. 2009. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Indonesia. Badan Pusat Statistik. Nusa Tenggara Barat. Djoyowasito, G. 1989. Pengaruh Kecepatan Maju Bajak Terhadap Beberapa Sifat Dinamik Tanah dalam Pengolahan Tanah. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Islami, T dan W. H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. IKIP Semarang Press. Kramadibrata, A. M. 2000. Analisis Kinerja Beberapa Struktur Geometri Bajak Singkal pada Pengolahan Lahan Sawah. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Margana, C.C.E., dkk. 1995. Buku ajar Mekanisasi Pertanian. Fakultas Pertanian. UNRAM. Margana, C.C.E. 2010. Simple Tool Development (Preharvest And Post Harvest Peanut Crop. Mataram. Hunt, D. 1970. Farm Power and Machinery Management. 7 th ed. Lowa State University Press Ames. LOWA.
Moens,
A. 1978. Strategi Mekanisasi Pertanian. Departemen Mekanisasi Pertanian IPB Bogor. dan Agricultural Engineering University Wagening Bogor. Indonesia. Mulyoto Hardjosentono, dkk, 1978. Mesinmesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Rizaldi, Taufik. 2008. Pengembangan dan Pengelolaan Traktor Dalam Pengolahan Tanah Di Kecamatan Perabungan. http://www.repository.usu.ac.id/bitstre am/123456789/17472/5/Chapter%20I. pdf. Santosa, Azrifirwan, dan Ruri Wijayanti, 2009. Studi Ergonomi Traktor Tangan Di Payakumbuh. http://www. 6307322Makalah-Jurnal-TP-San-Azr-Ruri200408. Diakses pada tanggal 30 September 2009 pukul 12.06 WITA Sumarno, 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru Algensindo. Bogor. Susilawati, Pepi Nur. 2010. Budidaya Kacang Tanah pada Lahan Kering. http://www.pustakadeptan.go.id/publikasi /p3234043 .pdf. Diakses tanggal 07 Juli 2010 pada pukul 17.00 WITA. Wijanto. 1996. Memilih, Menggunakan, dan Merawat Traktor Tangan. Penebar Swadaya. Jakarta.
72