Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) – Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 – 12 Mei 2007
STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIMPANG KALI PENTUNG – NGLANGGERAN - PUTAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL Dewi Handayani Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl Ir Sutami No 36 A Surakarta 57162
[email protected]
ABSTRAK Ruas jalan Yogyakarta – Piyungan – Patuk – Gading – Wonosari yang berstatus Jalan Nasional adalah penghubung utama Ibukota Kabupaten Gunungkidul dengan Ibukota Propinsi Yogyakarta. Sedangkan ruas jalan Simpang Kali Pentung – Putat dengan panjang 2.500 meter merupakan penggal dari jalan Yogyakarta – Wonosari tersebut. Meskipun tidak terlalu panjang, namun jalan Simpang Kali Pentung – Putat yang terdapat pada daerah perbukitan ini memiliki banyak hambatan yang cukup berarti yaitu: terdapat banyak tikungan (17 tikungan) pada daerah tanjakan dan turunan dan 2 diantaranya sangat spesifik yaitu Tikungan Bokong Semar dan Tikungan Irung Petruk sehingga dengan kondisi arus lalu lintas 2 jalur 2 lajur dan kurang tersedianya lahan yang cukup untuk akses menyiap menjadikan jalan tersebut rawan terhadap kemacetan. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan lalu lintas yang memerlukan kelancaran transportasi dan distribusi akan memperburuk pelayanan ruas jalan tersebut. Oleh karena itu dilakukanlah penelitian ini untuk mengetahui kelayakan ruas Jalan Simpang Kali Pentung – Nglanggeran – Putat, sebagai jalan alternatif pada ruas Jalan Nasional di Simpang Kali Pentung - Putat. Penelitian ini menggunakan evaluasi ekonomi terbatas dengan mengkaji manfaat jalan alternatif akibat rencana perubahan jalur jalan. Nilai manfaat (benefit) jalan didapat dari manfaat langsung berupa penghematan biaya operasional kendaraan, pengurangan nilai waktu dan kecelakaan, serta manfaat tidak langsung dari peningkatan nilai jual lahan dan kesempatan kerja/berusaha. Nilai biaya (cost) didasarkan pada pembangunan dan pemeliharaan dari rencana jalan alternatif. Analisis kelayakan dikaji dengan metode Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR) dengan asumsi jalan dibangun selama 1 tahun (2005), umur rencana 10 tahun, pertumbuhan lalu lintas 6%/ tahun serta interest rate 12%/tahun. Hasil analisis ekonomi lokasi studi didapatkan nilai BCR= 1,26 (>1,0); NPV = Rp 3.045.857.587(>0) dan IRR = 18,69% (> 12%) yang berarti Pembangunan Jalan Alternatif Simpang Kali Pentung – Nglanggeran – Putat Kabupaten Gunungkidul layak dilaksanakan. Kata kunci: Studi Kelayakan, Jalan Alternatif, Evaluasi Ekonomi
1. PENDAHULUAN Timbulnya transportasi disebabkan adanya pergerakan dari alat-alat transportasi, sedang alat-alat ini timbul akibat adanya kebutuhan akan perpindahan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Perkembangan suatu daerah dapat diukur dari tingkat perkembangan perekonomiannya, sedang perkembangan perekonomian ini sangat tergantung oleh ketersediaan fasilitas dan prasarana transportasi yang menghubungkan daerah tersebut dengan daerah lainnya. Makin pesat perkembangan perekonomian suatu daerah, secara langsung akan mempengaruhi peningkatan volume lalulintas baik penumpang maupun barang. Hal ini jelas akan mengakibatkan adanya tuntutan kebutuhan akan prasarana dan sarana transportasi yang memadai untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.
ISBN 979.9243.80.7
573
Dewi Handayani
Prasarana penghubung utama pusat kota Kabupaten Gunungkidul dengan Ibukota Propinsi DI Yogyakarta adalah ruas jalan Yogyakarta – Piyungan – Patuk – Gading – Wonosari yang mempunyai status jalan nasional dan berfungsi sebagai jalan kolektor primer. Ruas jalan Simpang Kalipentung – Putat sebagai jalan eksisting/jalan utama yang berjarak sekitar 2,5 Km penggal dari Patuk-Wonosari saat ini merupakan jalan 2 jalur 2 lajur. Pada ruas jalan ini terdapat sekitar 17 tikungan, beberapa diantaranya merupakan tikungan yang sangat spesifik sifatnya yaitu Tikungan Irung Petruk dan Tikungan Bokong Semar (Lihat Gambar 1). Pada tikungan-tikungan inilah sering terjadi hambatan lalu lintas, baik berupa sering arus lalu lintas tersendat dan macet dikarenakan terdapat angkutan barang yang berat dan panjang yang tidak sanggup melakukan manuver juga rawan kecelakaan. Pembangunan Jalan Alternatif Simpang Kali Pentung-Nglanggeran-Putat merupakan salah satu usaha mengantisipasi permasalahan tersebut. Jalan alternatif ini merupakan jalan desa dengan perkerasan telford, jumlah tikungan yang sedikit (5 tikungan) dibanding jalan utama (eksisting) dan kelandaian yang relatif masih datar (<9%) serta jarak yang lebih pendek (1,7 Km) dari Simpang Kali Pentung – Putat. Dengan kondisi jalan yang rusak dan kondisi tikungan jalan yang memerlukan perbaikan geometrik, maka jalan tersebut saat ini hanya dilewati penduduk yang bertempat tinggal di Desa Nglanggeran saja. Maka sebagai jalan alternatif, agar dapat dilalui dengan aman dan nyaman maka Jalan Simpang Kali Pentung – Nglanggeran – Putat ini diharapkan dapat dibangun dengan kelas jalan yang sama dengan jalan eksisting. Suatu pembangunan jalan layak dilaksanakan jika jalan tersebut memberikan manfaat (benefit) yang lebih besar dari pada biaya (cost) yang dikeluarkan. Jumlah pengguna jalan sebagai penerima manfaat yang sangat dipengaruhi kondisi manajemen lalu lintas merupakan faktor utama komponen manfaat (benefit). Salah satu bentuk usaha peningkatan jumlah pengguna jalan adalah melalui perubahan jalur dimana pengguna jalan diarahkan untuk melewati jalan yang dikehendaki. Telah disampaikan di atas saat ini kondisi Ruas Jalan Simpang Kali Pentung - Putat sebagai jalan eksisting adalah 2 jalur. Dengan tujuan meningkatkan kelayakan pembangunan Jalan Alternatif Simpang Kali Pentung-Nglanggeran-Putat dari sisi jumlah penerima manfaat, maka direncanakan jalan alternatif menampung arus kendaraan pada jalur yang lain dengan merubah jalur jalan eksisting dari 2 jalur menjadi 1 satu jalur dengan mengalihkan arus ke jalan alternatif.
2. TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perubahan jalur terhadap peningkatan kelayakan ekonomi pembangunan jalan alternatif sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan prioritas pembangunan wilayah.
3. METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada ruas jalan Simpang Kali Pentung – Nglanggeran – Putat dan Jalan Simpang Kali Pentung – Putat (Bagian Ruas Jalan Nasional Yogyakarta – Wonosari No. Ruas JN017) yang terletak di wilayah Kabupaten Gunungkidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Gambar 1)
574
ISBN 979.9243.80.7
Studi Kelayakan Jalan Alternatif Simpang Kali Pentung – Nglanggeran – Putat Kabupaten Gunungkidul
Gambar 1. Lokasi Studi Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk menyelesaikan rumusan masalah pada penelitian ini adalah dengan metode analisis kuantitatif. Kuantitatif karena penelitian ini menggunakan besaran angka, sedangkan analisis adalah menganalisa data yang ada sehingga dari analisis ini dapat ditarik kesimpulan berapa besar kelayakan suatu proyek. Penelitian ini menggunakan evaluasi ekonomi terbatas dengan mengkaji manfaat jalan alternatif akibat rencana perubahan jalur jalan. Nilai manfaat (benefit) jalan didapat dari manfaat langsung berupa penghematan biaya operasional kendaraan, pengurangan nilai waktu dan kecelakaan, serta manfaat tidak langsung dari peningkatan nilai jual lahan dan kesempatan kerja/berusaha. Nilai biaya (cost) didasarkan pada biaya pembebasan lahan, perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan dari rencana jalan alternatif. Analisis kelayakan dikaji dengan metode Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR) dengan asumsi jalan dibangun selama 1 tahun (2005), umur rencana 10 tahun, pertumbuhan lalu lintas 6%/tahun serta interest rate 12%/tahun.
4. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Lalu Lintas Manajemen lalu lintas adalah perencanaan transportasi yang bersifat langsung (operasional) dan berjangka pendek sampai dengan menengah. Hal ini berhubungan dengan kondisi arus lalu lintas dan sarana penunjangnya pada saat sekarang, dan bagaimana mengorganisasikanya untuk mendapatkan penampilan (performance) yang terbaik (Underwood, 1990).
ISBN 979.9243.80.7
575
Dewi Handayani
Salah satu bentuk manajemen lalu lintas adalah manajemen kapasitas yaitu merencanakan suatu tindakan untuk memperlancar lalu lintas dengan meningkatkan kapasitas. Obyeknya terdiri dari persimpangan dan ruas jalan serta akses. Contoh instrumen/alat yang dipergunakan antara lain dengan: Sistem satu jalur/arah, pembatasan akses serta larangan berbelok dan berbalik arah (Anonim, 1993). Manajemen Lalu Lintas Jalan satu jalur/arah Pada jalan satu jalur/arah, kendaraan bergerak hanya pada 1 (satu) arah saja. Ada 3 macam pengaturan jalan satu jalur/arah, yaitu: semua kendaraan bergerak searah sepanjang waktu, berlaku satu jalur/arah pada waktu yang berbeda dan arah yang berbeda dan berlaku satu jalur hanya pada saat jam puncak. Kondisi semua kendaraan bergerak searah sepanjang waktu adalah yang paling umum sedang yang lain hanya pada kasus tertentu (Underwood, 1990) Underwood (1990:154) menyampaikan keuntungan yang diperoleh dari pengaturan jalan 1 (satu) jalur/arah ini adalah sebagai berikut: a) b) c) d) e) f)
Meningkatkan kapasitas jalan Mengurangi waktu perjalanan dan tundaan sepanjang jalan satu arah tersebut Mengurangi kecelakaan Mempermudah pengaturan simpang bersinyal maupun simpang terkoordinasi Mempermudah bis beroperasi dalam arti jalan yang tersedia lebih lebar Memperlancar kendaraan parkir bermanuver
Konsep Studi Kelayakan Investasi proyek adalah upaya menanamkan faktor produksi langka pada proyek tertentu (baru atau perluasan), pada lokasi tertentu, dalam jangka waktu menengah atau panjang. Faktor produksi langka tersebut berwujud: dana, kekayaan alam (natural resources), tenaga ahli dan tenaga terampil dan teknologi ( Sutojo, 2000). Diterima atau tidaknya suatu rencana kegiatan yang dinilai berdasarkan analisa costbenefit adalah jika benefit yang diterima masyarakat melebihi cost dan jika perbedaan positif tersebut paling tidak sama atau lebih besar dari penilaian terhadap kegiatan lain (Tjokroadiredjo, 1990 :119) Sutojo (2000:3) menyampaikan manfaat yang ingin dicapai antara lain : a) Manfaat finansial, seperti memperoleh keuntungan atau likuiditas keuangan b) Manfaat makro ekonomi, misalnya meningkatkan jumlah perdagangan ekspor, menciptakan lapangan kerja baru, penghematan pengeluaran devisa c) Manfaat politis, sosial, budaya dan sebagainya. Komponen Manfaat (Benefit) Proyek Transportasi Gray et al (1992: 231-236) menyampaikan manfaat (benefit) dari proyek pengangkutan dapat dihitung dari faktor-faktor berikut: a) b) c) d) e)
576
Penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK). Benefit karena perkembangan ekonomi Penghematan waktu bagi penumpag dan barang-barang Pengurangan kecelakaan Secondary benefit, contohnya integritas antar sektor/regional, pemerataan pendapatan dan prestise.
ISBN 979.9243.80.7
Studi Kelayakan Jalan Alternatif Simpang Kali Pentung – Nglanggeran – Putat Kabupaten Gunungkidul
Komponen Biaya (Cost) Proyek Transportasi Biaya adalah pengeluaran yang harus diadakan untuk pelaksanaan proyek, operasi serta pemeliharaan instalasi hasil proyek. Contohnya adalah biaya untuk membangun jalan raya, mengoperasikan dan memeliharanya. Komponen-komponen biaya tersebut antara lain meliputi:biaya pembebasan lahan (right of way), biaya perencanaan, pembangunan jalan, struktur dan perkerasan dan biaya pemeliharaan (Suharto, 1995; 472). Metode Evaluasi Ekonomi Sutojo (2000:112) Evaluasi kemampuan proyek dalam mendapatkan keuntungan adalah bagian utama dari studi kelayakan, disebut juga dengan evaluasi ekonomi atau evaluasi profitibilitas yang dapat dilakukan dalam berbagai macam metode, antara lain: Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR).
5. PEMBAHASAN Kondisi Eksisting Kondisi geometrik jalan alternatif Simpang Kalipentung – Nglanggeran – Putat mempunyai panjang jalan 1.375 meter direncanakan sebagai jalur alternatif dari Yogya ke Wonosari (Alternatif Jalan Nasional Ruas 017) yang diharapkan dapat mengatasi masalah transportasi sepanjang Simpang Kalipentung dan Desa Putat. Termasuk diantaranya adalah menghindari tikungan-tikungan tajam yang berada di sepanjang jalan tersebut. Jika ditinjau dari panjang jalan maka Jalan Alternatif dengan jarak tempuh 1.637 meter ini dapat mempersingkat waktu tempuh dari Simpang Kali Pentung ke Desa Putat dikarenakan jaraknya yang lebih pendek (selisih 863 meter), jika dibandingkan panjang ruas jalan nasional (JN 017) yang melintas dari Simpang Kali Pentung ke Desa Putat yang sekitar 2.500 meter (lewat Irung Petruk). Jalan nasional Yogya- Wonosari (JN 017) terdiri dari 2 jalur 2 lajur dengan lebar 7,0 meter dengan lebar bahu jalan 3,0-3,5 meter. Dan jika diharapkan ditingkatkan kapasitasnya dengan melebarkan jalan sulit dilaksanakan dikarenakan kondisi lahan yang terbatas diantarnya dikarenakan lembah/jurang yang cukup dalam di sepanjang jalan tersebut. Oleh karena itu dirasakan perlunya membuat jalan alternatif Simpang Kalipentung – Nglanggeran – Putat ini. Untuk analisis ekonomi maka perlu disampaikan data volume lalu lintas dari arah perjalanan, kecepatan rata-rata dan waktu tempuh rata-rata dari masing-masing jenis kendaraan yang dapat dilihat pada Tabel 1, Gambar 2 dan Gambar 3. Tabel 1. Volume lalu lintas, kecepatan waktu tempuh rata-rata Sp Kalipentung - Putat No
Jenis Kendaraan
1 2 3 4 5 6
Sepeda motor Mobil Penumpang Bus Sedang Bus Besar Truk Sedang Truk Besar
Vol lalulintas (Kendaraan/hari) Sp KP-Putat Putat – Sp KP 5051 4627 1502 452 180 1384 103 180 677 145 68 85
Waktu tempuh rata-rata (menit)
Kecepatan ratarata (Km/jam)
3 3,180
50 47
3.385
44
Sumber: Data Primer (2005)
ISBN 979.9243.80.7
577
Volume kendaraan (smp/jam)
Dewi Handayani
800 600 400 200 0 11 10 12 13 08 06 14 15 16 09 17 07 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 00000000000011 10 09 12 14 07 16 18 13 15 17 08 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jam
Volume kendaraan (smp/jam)
Gambar 2. Grafik fluktuasi Volume lalu lintas Sp Kali Pentung - Putat
800 600 400 200 0 07 09 08 10 11 12 06 13 15 16 17 14 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 00000000000009 10 12 07 08 11 17 13 14 15 16 18 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jam
Gambar 3. Grafik fluktuasi Volume lalu lintas Putat - Sp Kali Pentung Analisis Manfaat a) Penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Perhitungan komponen BOK digunakan Metoda PCI Model untuk jalan non toll yang dibedakan perhitungannya tiap jenis kendaraan (mobil penumpang, bus sedang, bus besar, truk sedang dan truk besar). Hasil perhitungan biaya untuk masing-masing komponen BOK setiap jenis kendaraan. disajikan dalam Tabel 2. Nilai BOK dikalikan dengan selisih panjang ruas jalan sebelum dan sesudah pembangunan (863 meter) akan diperoleh besarnya penghematan BOK. Nilai BOK dikalikan dengan selisih panjang ruas jalan sebelum dan sesudah pembangunan (863 meter) akan diperoleh besarnya penghematan BOK. Tabel 2. Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Mobil Pnpg 216,5140 K Bhn Bakar 32,8215 K Pelumas 69,2576 K Ban 2,1747 B Pemeliharaan 33,9501 B Suku Cadang 77,2736 Depresiasi 182,4 Asuransi 614,3915 Σ Overhead (10%) Total BOK 614,3915 Sumber : Analisis Data (2005) Komponen BOK
578
Bus Sedang
Truk Sedang
627,2327 160,9288 416,9214 13,7858 237,6896 37,2917 7,632 1.501,4820 150,1482 1.651,6302
632,8656 149,2605 662,6010 9,8534 612,7523 80,2015 161,6 2.309,1343 230,9134 2.540,0477
Bus Besar 627,2327 160,9288 416,9214 13,7858 589,0988 92,4251 18,9154 1.919,3080 191,9308 2.111,2388
Truk Besar 632,8656 149,2605 1301,4050 9,8534 888,4908 116,2922 234,32 3.332,4875 333,2488 3.665,7363
ISBN 979.9243.80.7
Studi Kelayakan Jalan Alternatif Simpang Kali Pentung – Nglanggeran – Putat Kabupaten Gunungkidul
b) Analisis Penghematan Nilai Waktu Analisis manfaat dari nilai waktu diperhitungkan berdasarkan nilai waktu perjalanan dengan tujuan bisnis/kerja yang mengasumsikan Nilai perjalanan bisnis = 1,25 x perjalanan non bisnis. Dihitung dengan metode pendapatan (income method) untuk jenis kendaraan mobil penumpang, bus sedang dan bus besar. Hasil perhitungan diperoleh nilai waktu untuk mobil penumpang = Rp 2.537,-/jam/kendaraan, bus sedang = Rp 23.023,-/jam/kendaraan dan bus besar = Rp 51.730,00/jam/kendaraan. Nilai waktu dikalikan selisih waktu tempuh merupakan penghematan nilai waktu. Dari hasil perhitungan didapatkan penghematan mobil penumpang = Rp43,89/kendaraan, bus sedang = Rp 423,62/kendaraan dan bus besar = Rp951,83/kendaraan. c) Analisis Pengurangan Biaya Kecelakaan Data resmi kepolisian Kabupaten Gunungkidul mengenai jumlah dan kondisi kecelakaan selama tahun 2003-2005, pada lokasi studi hanya tercatat besarnya nilai kecelakaan adalah kerugian material = Rp.5.500.000,00 sedangkan korban jiwa yang terjadi 1 orang meninggal dunia. Seorang meninggal dalam suatu kecelakaan, menurut salah satu teori tentang kecelakaan identik dengan 30 tahun penghasilan usia produktif. Jika didapatkan data besarnya nilai penghasilan rata-rata di Kabupaten Gunungkidul (Rp 522.681/bulan) maka diperoleh kerugian akibat kecelakaan senilai Rp522.681 x 30 x 12 = Rp 188.165.160,-/tahun. Reduksi kecelakaan diasumsikan 50 % karena perubahan jalur menjadi masing-masing 1 arah. Sehingga penurunan nilai kecelakaan = 50 % x (Rp 5.500.000,00 + Rp 188.165.160,00) = Rp.96.832.580,- pada tahun 2004. Besaran nilai ini akan digunakan sebagai dasar pertimbangan manfaat, meskipun untuk Indonesia masih merupakan bahan penelitian sehingga pada beberapa perhitungan kelayakan proyek-proyek angkutan di Indonesia untuk nilai manfaat akibat pengurangan nilai kecelakaan ini sering dianggap sebagai Intangible Cost atau suatu nilai yang besarannya tidak dapat/sulit dinilai dengan uang. d) Analisis Manfaat-Manfaat Sekunder Berubahnya nilai harga tanah sekitar lokasi jalan alternatif. Diperhitungkan terhadap perubahan harga lahan pada saat pembebasan lahan Tahun 2004 (Rp 50.000/m2) dan harga saat penelitian ini dilaksanakan Tahun 2005 (Rp 90.000/m2). Selisih nilai ini dikalikan harga tanah yang diperkirakan terpengaruh yaitu sampai 25 m ke tepi jalan kanan dan kiri sepanjang jalan alternatif. Peluang berusaha. Terdapat beberapa rencana Bappeda Kabupaten Gunungkidul untuk mengusahakan peningkatan masyarakat sekitar jalan Sp Kali Pentung – Putat melalui peluang berusaha, salah satunya adalah dengan rencana manajemen lalu lintas untuk arus lalu lintas dari Wonosari menuju Yogyakarta dapat diarahkan untuk berbelanja ke lokasi pasar buah. Peluang usaha juga dapat dilakukan oleh masyarakat di sepanjang jalan alternatif. Asumsi peluang usaha ini diperhitungkan untuk 30 pedagang yang setiap hari diperkirakan memperoleh keuntungan Rp.5000,- (Nilai Tahun 2005) maka dapat dihitung manfaat dari peluang tersebut. Analisis Biaya Biaya konstruksi, diperoleh data dari Bappeda Kabupaten Gunungkidul rencana anggaran Biaya pembangunan Jalan Alternatif Simpang Kalipentung – Nglanggeran – Putat sebesar: Rp9.405.445.000,00 (rencana Tahun 2004). Biaya pemeliharaan (maintenance), dikeluarkan tiap 3 tahun setelah tahun pertama operasional (mulai tahun 2009) sebesar Rp 50.000,00/m2 .
ISBN 979.9243.80.7
579
Dewi Handayani
Analisis Kelayakan Proyek Analisis kelayakan proyek diperhitungkan dengan mengasumsikan pembangunan pada tahun 2005, pembukaan/operasional dan mulai memberikan manfaat tahun 2006 dan biaya pemeliharaan mulai dikeluarkan pada tahun 2009. Umur rencana diambil 10 tahun dengan interest rate = 12%/tahun, nilai sisa 10% dari nilai konstruksi dan pertumbuhan lalu lintas 6%/tahun. Hasil analisis ekonomi dapat dilihat pada Tabel 3. didapatkan nilai BCR sebesar 1,26 (> 1,0) dan NPV = Rp 3.045.857.587,-( > Rp 0). Untuk perhitungan nilai IRR dilakukan trial hingga perhitungan i mendekati nilai BCR=1,0 atau NPV=0, didapatkan nilai IRR = 18,69%. Sosial interest rate pada negara-negara berkembang biasanya adalah 10% hingga15%, sehingga dapat dikatakan pembangunan jalan alternatif Sp Kali Pentung – Nglanggeran – Putat layak untuk dilaksanakan. Tabel 3. Perhitungan Analisis Ekonomi Pembangunan Jalan Alternatif Sp Kali Pentung – Nglanggeran - Putat
6. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisis ekonomi lokasi studi didapatkan nilai-nilai BCR= 1,26 (>1,0); NPV= Rp 3.045.857.587(>0) dan IRR = 18,69% (> 12%) yang berarti Pembangunan Jalan Alternatif Simpang Kali Pentung – Nglanggeran – Putat Kabupaten Gunungkidul layak untuk dilaksanakan. Saran 1. Perlunya kajian lebih lanjut mengenai metode perhitungan pengurangan nilai
580
ISBN 979.9243.80.7
Studi Kelayakan Jalan Alternatif Simpang Kali Pentung – Nglanggeran – Putat Kabupaten Gunungkidul
waktu dan kecelakaan 2. Meskipun secara analisis ekonomis dan teknis perencanaan geometrik jalan telah memenuhi, perlunya perhatian lebih pada kenyamanan pengguna jalan pada lokasi jalan alternatif.
7. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim (1993) Traffic Management, Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Umum, Jakarta. 2. Anonim (1997) Studi Kelayakan Proyek Transportasi, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung bekerja sama dengan Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Tansportasi Jurusan Teknik Sipil, FTSP – ITB, Bandung. 3. Anonim (2004) Gunungkidul Dalam Angka Tahun 2004, Biro Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul. 4. Soeharto, Imam, (1997) Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional, Erlangga, Jakarta. 5. Gray, C, Simanjuntak, P, Sabur, L.K, and Maspaitella (1985) Pengantar Evaluasi Proyek, PT Gramedia, Jakarta. 6. Supranto, J. (1998) Statistik, Teori dan Aplikasi, Erlangga, Jakarta. 7. Sutoyo, S (2000) Studi Kelayakan Proyek – Konsep, Teknik dan Kasus, PT Damar Mulia Pustaka, Jakarta. 8. Tjokroadiredjo, R.E. (1990) Ekonomi Rekayasa Transportasi, ITB, Bandung. 9. Underwood, R.T. (1990) Traffic Management, An Introduction, Hargreen Publishing Company, Melbourne.
ISBN 979.9243.80.7
581