Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) – Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 – 12 Mei 2007
STUDI KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG KECAMATAN RONGKOP KABUPATEN GUNUNGKIDUL Dewi Handayani Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl Ir Sutami No 36 A Surakarta 57162
[email protected]
ABSTRAK Saat ini Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, belum memiliki terminal yang resmi, keberadaan terminal sementara berada di kompleks Pasar Baran yang berdekatan dengan kantor Kecamatan Rongkop. Padahal terminal harus melayani Angkutan Kendaraan Antar Propinsi (AKAP), angkutan pedesaan antar kecamatan maupun angkutan pedesaan lokal dalam kecamatan. Dengan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan akan transportasi termasuk di dalamnya terdapat pertimbangan segi Tata Ruang yaitu berdasarkan rencana pengembangan kota kecamatan, maupun dari segi aksesibilitas, serta struktur wilayah, dirasakan perlu suatu kajian mengenai keberadaan Terminal Rongkop saat ini, sehingga didapatkan suatu usulan lokasi terminal yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan Kecamatan Rongkop. Pemilihan terhadap lokasi didasarkan atas penilaian dan pembobotan sederhana terhadap parameter-parameter: biaya konstruksi, biaya pemakai, dampak baik terhadap lingkungan maupun manusia serta kepentingan kelompok. Sedangkan analisis ekonomi terhadap lokasi yang terpilih dikaji dengan metode Benefit Cost Ratio (BCR) dan Net Present Value (NPV) dengan asumsi pembangunan konstruksi Tahun 2008 dan operasional Tahun 2009, nilai bunga bank 14% dan umur rencana 10 tahun. Besar biaya (cost) diperhitungkan terhadap rencana anggaran biaya penyediaan lahan, biaya konstruksi, biaya operasional dan biaya perawatan. Sedangkan nilai manfaat (benefit) diperhitungkan dari pemasukan retribusi, parkir, penjualan bangunan kios serta peluang peningkatan pendapatan masyarakat. Dari hasil analisis terhadap 3 (tiga) alternatif lokasi 1, 2 dan 3 didapatkan nilai akhir untuk lokasi terminal alternatif 1=5.7 (peringkat ketiga) ; lokasi terminal alternatif 2=6.15 peringkat pertama) dan lokasi terminal alternatif 3=5.85 (peringkat kedua). Untuk analisis ekonomi yang diperhitungkan terhadap lokasi terpilih didapatkan hasil nilai BCR (Benefit Cost Ratio) pada akhir tahun ke sepuluh (2018) adalah sebesar = 1.9201 (>1.0) dan nilai NPV (Nett Present Value) sebesar Rp 473.153.879,- (>0). Dengan kata lain Pembangunan Terminal Rongkop di Lokasi II layak untuk dilaksanakan. Kata kunci: Studi kelayakan, Terminal, Pembobotan, Analisis Ekonomi.
1. PENDAHULUAN Studi Kelayakan adalah kegiatan penelitian atau studi yang dilakukan secara komprehensif dari berbagai aspek dalam usaha mengkaji tingkat kelayakan proyek dari suatu proyek. Hasil dari suatu studi kelayakan adalah rekomendasi mengenai perlu tidaknya proyek yang dikaji untuk dilanjutkan pada tahap lebih lanjut (Anonim, 1997). Terminal Penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta tempat pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum (Anonim, 1995).
ISBN 979.9243.80.7
583
Dewi Handayani
Penentuan lokasi terminal hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor yang menentukan optimalisasi kemanfaatan terminal, antara lain:
Segi tata ruang, yaitu untuk mencapai efisiensi maupun efektivitas pelayanan terminal terhadap elemen-elemen perkotaan yang mempunyai fungsi primer maupun sekunder, serta mengacu pada rencana tata ruang yang ada.
Aksesibilitas, yaitu tingkat kemudahan pencapaian yang dapat dinyatakan dengan jarak, waktu atau biaya yang efisien.
Biaya, penentuan lokasi terminal perlu memperhatikan biaya baik pembangunan, operasional maupun pemeliharaan terminal tersebut.
Lingkungan, agar direncanakan tidak mengganggu lingkungan hidup di sekitar, serta dapat menjamin kelancaran, keamanan serta keselamatan lalu lintas.
Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul Propinsi DI Yogyakarta (Gambar 1), saat studi ini dilaksanakan belum memiliki terminal yang resmi, keberadaan terminal sementara Rongkop saat ini berada di kompleks Pasar Baran dengan memanfaatkan areal parkir pasar tersebut. Dengan posisi Kecamatan Rongkop yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah maka ditinjau dari jenis angkutan umum, Terminal Rongkop harus melayani Angkutan Kendaraan Antar Propinsi (AKAP), angkutan pedesaan antar kecamatan maupun angkutan pedesaan lokal dalam kecamatan.
Gambar 1. Lokasi Penelitian Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul Dengan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan akan transportasi termasuk di dalamnya terdapat pertimbangan segi Tata Ruang yaitu berdasarkan rencana pengembangan kota kecamatan, maupun dari segi aksesibilitas, serta struktur wilayah, dirasakan perlu suatu kajian yang lebih mendalam mengenai keberadaan Terminal Rongkop saat ini dan berkembanganya di masa mendatang. Untuk itu suatu studi kelayakan terminal perlu dilakukan dengan secara cermat dan mendalam, sehingga didapatkan suatu
584
ISBN 979.9243.80.7
Studi Kelayakan Terminal Penumpang Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul
usulan lokasi terminal yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan Kecamatan Rongkop.
2. TUJUAN Tujuan dari Studi Kelayakan Terminal Penumpang Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut: a. Didapat penentuan lokasi untuk membangun terminal Rongkop b. Tersusunnya perencanaan site plan Terminal Rongkop. c. Didapatkan besaran nilai-nilai analisis ekonomi dari lokasi terminal yang terpilih.
3. METODE Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh dengan cara mengadakan survei langsung di lapangan meliputi:
Data angkutan umum, seperti: jumlah kendaraan yang dilayani di terminal, jenis pelayanan yang diberikan dan jumlah kendaraan per jenis pelayanan
Data kondisi lalu lintas, seperti: kapasitas dan volume lalu lintas
Data kondisi lahan dan lingkungan yang tersedia dari calon terminal, seperti: luas lahan, bentuk lahan, kepemilikan lahan, fungsi lahan, aksesibilitas lahan dan kondisi lingkungan sekitar
Sedang data sekunder adalah data-data instansional dan pustaka-pustaka penunjang untuk kegiatan studi ini, seperti: data jaringan jalan dan trayek angkutan umum, status dan kelas jalan sekitar terminal serta data sosial ekonomi daerah studi. Pemilihan terhadap lokasi didasarkan atas penilaian dan pembobotan sederhana terhadap parameter-parameter: biaya konstruksi, biaya pemakai, dampak baik terhadap lingkungan maupun manusia serta kepentingan kelompok. Sedangkan analisis ekonomi terhadap lokasi yang terpilih dikaji dengan metode Benefit Cost Ratio (BCR) dan Net Present Value (NPV)dengan asumsi pembangunan konstruksi Tahun 2008 dan operasional Tahun 2009, nilai bunga bank 14% dan umur rencana 10 tahun. Besar biaya (cost) diperhitungkan terhadap rencana anggaran biaya penyediaan lahan, biaya konstruksi, biaya operasional dan biaya perawatan. Sedangkan nilai manfaat (benefit) diperhitungkan dari pemasukan retribusi, parkir, penjualan bangunan kios serta peluang peningkatan pendapatan masyarakat.
4. TINJAUAN PUSTAKA Terminal merupakan komponen penting dalam sistem transport, titik tempat penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem. Fungsi utama terminal transportasi ialah untuk penyediaan sarana masuk dan keluar dari obyek-obyek yang akan digerakkan, penumpang atau barang, menuju dan dari sistem. (Morlok, 1985). Pertimbangan utama dalam pengadaan sarana transportasi ialah lokasi. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemberian keputusan untuk lokasi adalah: biaya konstruksi, biaya pemakai, dampak terhadap lingkungan alamiah, dampak terhadap kegiatan manusia dan penerimaan kelompok yang berkepentingan (Morlok, 1985).
ISBN 979.9243.80.7
585
Dewi Handayani
Metode analisis pemilihan suatu lokasi dapat dilakukan dengan penilaian perangkinan dengan bobot kriteria. Penilaian terhadap bobot kriteria ini bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut (Anonim, 1997) : a. Analisis Preferensi (prefernce analysis atau stated preference), yaitu penilaian diberikan langsung oleh juri yang ditunjuk. b. Analisis sifat (behavioural analysis atau revealed prefefrence), yaitu penilaian didasarkan kepada pengamatan atas fenomena yang terjadi, hal ini terutama bisa diterapkan untuk pengkajian atas proyek yang berulang kali dilakukan dengan sifat yang serupa. c. Penilaian langsung (direct system), yaitu bobot yang digunakan mewakili aspek yang bisa diukur, misalnya rencana anggaran untuk setiap sektor. d. Penilaian tidak langsung (indirect system), yaitu bisa pemilihan kriteria juga menjadi subyek dari analisis multi kriteria, maka nilai tiap kriteria ini bisa dijadikan bobot pada analisis selanjutnya. Cara untuk mendapatkan bobot kriteria tersebut bermacam-macam, antara lain dengan cara: Rating atau pemberian nilai langsung, Rangking atau mengurut sesuai dengan tingkat kepentingannya dan Pembandingan pasangan antara setiap pasang kriteria. Dalam penentuan nilai ini terdapat beberapa aspek yang harus dipertahankan, yaitu yang menyangkut skala pengukuran, normalisasi, arah penilaian dan cara pengukuran(Anonim. 1997). Gray, C et al (1985) menyampaikan terdapat beberapa metode evaluasi ekonomi yang biasa dipergunakan, yaitu:
BCR (Benefit Cost Ratio) dengan dianggap layak jika nilai B/C > 1,0 dimana B adalah nilai-nilai manfaat (benefit) dan C adalah nilai-nilai biaya (cost).
NPV (Net Present Value) dengan dianggap layak jika nilai NPV > 0.
IRR (Internal Rate of Return) dengan dianggap layak jika nilai i (interest rate) > i (social rate). Pada kondisi ini bunga pengembalian diasumsikan tertentu, jika nilai bunga (interest rate) yang didapatkan lebih besar dari nilai suku bunga yang berlaku pada negara/tempat tersebut, maka kegiatan tersebut dianggap layak untuk dilaksanakan.
5. PEMBAHASAN Kondisi Eksisting Saat ini terminal Kecamatan Rongkop menempati lahan parkir depan Pasar Baran. Pasar ini buka pada hari-hari pasaran Legi, Pon dan Wage, tetapi paling ramai adalah Pasaran Wage. Luas lahan parkir hanya mampu menampung 20 SRP (Satuan Ruang Parkir) untuk jenis mobil penumpang (carry). Oleh karena itu pada saat hari-hari pasaran, parkir kendaraan yang mengangkut orang maupun barang di Pasar Baran banyak dilakukan di badan jalan dan menempati lahan kosong di depan Pasar dan halaman kecamatan. Sirkulasi kendaraan masuk dan keluar ke dan dari lokasi terminal serta parkir angkutan umum dilakukan di badan jalan. Hal ini tentu saja mengganggu kelancaran lalu lintas sekitar terminal. Jenis angkutan umum yang melewati atau beroperasi di Kecamatan Rongkop adalah: AKAP (PO Purwo Widodo dan PO Pacitan Jaya Putra), Angkutan Perdesaan/
586
ISBN 979.9243.80.7
Studi Kelayakan Terminal Penumpang Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul
Angkudes (Jalur Trayek No 6, No 7 , No 9 dan No 10) dan Angkutan Pedesaan Kendaraan Mobil Penumpang (untuk melayani angkutan penumpang lokal). Pada saat hari pasaran juga banyak truk-truk yang berfungsi mengangkut barang maupun orang dan kendaraan roda 2 (dua)/sepeda motor yang melayani angkutan pribadi warga sekitar.
JUMLAH KENDARAAN
Angkutan umum yang berada di sekitar terminal sementara Kecamatan Rongkop berasal dari 2 (dua) arah yaitu yang berasal dan menuju Wonosari dan Praci. Data kendaraan angkutan umum gabungan kedua arah tersebut (Gambar 4) memperlihatkan volume puncak kendaraan masuk total ke Terminal sementara Rongkop adalah 15 kendaraan pada periode 05.00-05.15. Jumlah total kendaraan yang keluar mencapai maksimum pada periode 07.30-07.45 sebanyak 9 kendaraan. Jumlah kendaraan keluar masuk mencapai puncak pada periode 05.00-05.15 dengan jumlah 16 kendaraan. 20 15 10 5 0
DATANG PERGI DATANG + PERGI 05. 000 5.1 5
05. 300 5.4 5
06. 000 6.1 5
06. 300 6.4 5
07. 000 7.1 5
07. 300 7.4 5
08. 000 8.1 5
08. 300 8.4 5
PERIODE WAKTU
Gambar 4. Grafik distribusi kendaraan datang/pergi terminal sementara Rongkop
JUMLAH KENDARAAN
Jika dilihat dari masing-masing jenis kendaraan, maka distribusi kedatangan kendaraan jenis bus sedang di terminal sementara Rongkop relatif konstan tanpa lonjakan yang cukup berarti, begitu juga dengan arus keberangkatan. Jumlah bus sedang yang masuk dan keluar mencapai puncak pada pagi hari (periode 05.45-06.00), yaitu sebanyak 2 kendaraan (Gambar 5). 2,5 2 1,5 1 0,5 0
DATANG PERGI DATANG + PERGI
0 5.
00 0
0 8. 0 8. 0 0 7. 0 5. 0 0 6. 30 00 00 - 7.30 30 00 - 6.30 0 8. 0 8. 0 7. 0 7. 0 6. 0 6. 0 5. 5.1 45 15 45 15 45 15 45 5 PERIODE WAKTU
Gambar 5. Grafik distribusi bis sedang datang/pergi Terminal sementara Rongkop Untuk angkutan umum jenis bus kecil/mini bis (angkudes) kenaikan arus masuk terjadi pada pukul 05.00-05.15 dan 05.15-05.30, terdata kendaraan masuk mencapai 3 kendaraan. Untuk keberangkatan, jumlah maksimum (4 kendaraan) terjadi pada jam 06.30-06.45 Jumlah maksimum kendaraan masuk dan keluar adalah 6 kendaraan yang terjadi pada periode 05.30-05.45 (Gambar 6). ISBN 979.9243.80.7
587
JUMLAH KENDARAAN
Dewi Handayani
8 6 4 2 0
DATANG PERGI DATANG + PERGI
05. 05. 06. 06. 07. 07. 08. 08. 003000300030003005. 05. 06. 06. 07. 07. 08. 08. 15 45 15 45 15 45 15 45
PERIODE WAKTU
Gambar 6. Grafik distribusi mini bis datang/pergi terminal sementara Rongkop
JUMLAH KENDARAAN PLAT HITAM
Angkutan umum plat hitam baik jenis carry, L300 maupun pick up yang masuk ke terminal sementara Rongkop dari arah Wonosari dan arah Praci mencapai jumlah maksimum pada jam 05.30-05.45 dengan jumlah 9 kendaraan. Arus keluar mencapai maksimum pada periode 07.00-07.15 dan 07.30-07.45 dengan jumlah kendaraan 5 kendaraan (Gambar 7). 15 DATANG
10
PERGI GABUNGAN
5 0 05. 0005 .1 5
05. 3005 .4 5
06. 0006 .1 5
06. 3006 .4 5
07. 0007 .1 5
07. 3007 .4 5
08. 0008 .1 5
08. 3008 .4 5
PERIODE WAKTU
Gambar 7. Grafik distribusi mobil penumpang keluar masuk Terminal sementara Rongkop Akumulasi jumlah kendaraan parkir pada lokasi terminal sementara Rongkop untuk masing-masing jenis kendaraan diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Akumulasi jumlah kendaraan parkir di terminal sementara Rongkop No
Jenis Kendaraan
Akumulasi Maksimal (Kend)
30
06.15-06.30
2
Kendaraan mobil penumpang (plat hitam: L300 & Carry) Bis sedang (AKAP)
2
05.45 –06.00 06.30-06.45
3 4 5
Truk Mini bis (Angkudes) Semua Jenis
4 7 45
1
Waktu Akumulasi maksimal
Keterangan
hanya lewat
05.45.15-06.30 06.15-06.30
Sumber: Data Primer (2006)
Durasi parkir (waktu berhenti) dari masing-masing jenis kendaraan yang beroperasi di Terminal sementara Rongkop dapat dilihat pada Tabel 2
588
ISBN 979.9243.80.7
Studi Kelayakan Terminal Penumpang Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul
Tabel 2. Durasi parkir berdasar jenis kendaraan di terminal sementara Kecamatan Rongkop No 1 2 3 4
Jenis kendaraan Bis Sedang (AKAP) Bis Kecil /Mini Bis (Angkudes) Carry, L300 (Plat Hitam) Truk
Terpendek 1 22 36 30
Durasi Parkir (menit) Terpanjang Rata-Rata 7 2.00 135 67.50 114 80.18 173 110.75
Sumber: Analisa Data Primer (2006)
Pemilihan Lokasi Terminal Dari hasil pengumpulan data primer dan sekunder di dapat 3 (tiga) lokasi yang berpotensi untuk lokasi Terminal Penumpang Rongkop (Gambar 8).
Alt 1 Alt 2 Alt 3
= Perluasan Areal Parkir Pasar Baran = Halaman Kantor Kecamatan = Dusun Saban
Gambar 8. Lokasi Alternatif Terminal Alternatif 1, tetap memanfaatkan pelataran parkir di Pasar Baran dengan memperluas areal ke belakang pasar (arah utara). Areal parkir eksisting =13mx33,30m=432,90 m² diperluas sekitar (14.50mx6,50m=94.25m²) sehingga menjadi 527,15 meter². Alternatif 2, dengan memanfaatkan halaman Kantor Kecamatan Rongkop yang seluas 42,70 m x 15,80 m = 676,66 m2. Altenatif 3, dengan membangun di Dusun Saban, berupa lahan kas desa yang bisa dimanfaatkan cukup luas. Terletak di Jalan Kabupaten dan berjarak 800 meter dari Pasar Baran. Analisis pembobotan dan perangkingan masing-masing lokasi dapat dilihat pada Tabel 3.
ISBN 979.9243.80.7
589
Dewi Handayani
Tabel 3. Analisis Penilaian Alternatif Lokasi Terminal Rongkop No I
KRITERIA
BOBOT
Biaya Konstruksi 20% Topografi Kondisi tanah Desain konstruksi fisik terminal Ketersediaan luasan lahan Pemakaian tanah pada saat ini Biaya Pemakai 25% Kemudahan akses ke pasar Ketersediaan fasilitas listrik dan air bersih Kondisi jalan sekitar lokasi Dampak Lingkungan Alamiah 15% Dampak terhadap lingkungan atau kegiatan yang peka Dampak Terhadap Kegiatan Manusia 25% Peluang berusaha Peningkatan nilai lahan Dampak lalu lintas Penerimaan oleh kelompok-kelompok berkepentingan 15% Dukungan terhadap pengembangan wilayah Dukungan masyarakat umum Jumlah Nilai X Bobot
Alt 1
NILAI Alt 2
Alt 3
BOBOT X NILAI Alt 1 Alt 2 Alt 3
2 3 2 1 1
3 2 3 2 2
1 1 1 3 3
0.4 0.6 0.4 0.2 0.2
0.6 0.4 0.6 0.4 0.4
0.2 0.2 0.2 0.6 0.6
3 3 3
2 2 2
1 1 1
0.75 0.75 0.75
0.5 0.5 0.5
0.25 0.25 0.25
2
1
3
0.3
0.15
0.45
1 1 1
2 2 2
3 3 3
0.25 0.25 0.25
0.5 0.5 0.5
0.75 0.75 0.75
1 3
2 2
3 1
0.15 0.45 5.7
0.3 0.3 6.15
0.45 0.15 5.85
Su mber: Analisis Data (2006)
Analisis Ekonomi Pembangunan Terminal Dari hasil lokasi terpilih dan data kondisi eksisting lalu lintas Terminal Rongkop sementara maka dapat direncanakan site plan terminal (Gambar 9). Analisis ekonomi pembangunan terminal akan didasarkan terhadap site plan tersebut. Keterangan: A = Ruang parkir lintas batas = 4 SRP B = Ruang parkir angkudes = 14 SRP C = Ruang parkir sepeda motor = 30SRP D = Ruang tunggu E = Kamar mandi/WC F = Mushola G = Kios H = Ruang Administrasi I = Ruang Pengawas J = Ruang P3K K = Ruang Informasi L = Taman
Gambar 9. Site Plan Terminal Lokasi Terpilih (Halaman Kantor Kecamatan Rongkop)
590
ISBN 979.9243.80.7
Studi Kelayakan Terminal Penumpang Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul
Analisis ekonomi terhadap terminal usulan (Lokasi 2 atau Halaman Kantor Kecamatan) mempergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut: a. Dipergunakan asumsi perencanaan studi Tahun 2006, Perencanaan DED Tahun 2007, Pembangunan Konstruksi Tahun 2008 dan Operasional Tahun 2009 b. Dipergunakan nilai bunga bank untuk perhitungan sebesar 14% dan c. Umur rencana = 10 tahun d. Analisis terhadap biaya (cost) sebagai berikut:
Lahan tidak menimbulkan biaya karena milik pemerintah Kecamatan Rongkop
Konstruksi bangunan gedung Rp 1.500.000/m2 ; pelataran ruang parkir dengan konstruksi paving blok Rp 150.000/m2 ; taman biaya Rp 100.000/m2 ; bangunan pelengkap rambu dan papan informasi total sebesar Rp 3.000.000,-
Biaya operasional (listrik, air dan kebersihan) Rp250.000 per bulan
Biaya perawatan diambil 10% dari total biaya konstruksi dikeluarkan setiap 3 tahun setelah masa operasional
e. Analisis terhadap manfaat (benefit) sebagai berikut:
Penarikan retribusi Angkudes sebesar Rp500/ kendaraan diasumsikan dengan memperhatikan data setiap hari terdapat pelayanan sesuai kebutuhan jalur 9 dan 10 yaitu sebesar 30+19 = 49 kendaraan. Penarikan retribusi AKAP sebesar Rp 1.000 per kendaraan diasumsikan setiap hari terdapat 22 kendaraan.
Pemasukan dari parkir sepeda motor, dengan melihat hari operasional pasar Baran yang ramai pada tiap 3 hari dalam 5 hari. Dari parkir sepeda motor ini diharapkan dapat memperoleh hasil 30 parkir sepeda motor Rp 500/parkir.
Di rencana terminal Rongkop akan dibangun hanya 5 buah kios yang akan dijual dengan harga Rp 20.000.000 per kiosnya.
Peluang peningkatan pendapatan masyarakat hanya diperhitungkan dari penghasilan masyarakat yang membuka kios di Terminal Rongkop, asumsi tiap hari dapat memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 10.000 per kiosnya.
Dari hasil analisis ekonomi yang dilakukan (Tabel 4) diperoleh hasil bahwa nilai BCR (Benefit Cost Ratio) pada akhir tahun ke sepuluh (2018) adalah sebesar = 1.9201 (>1.0) dan nilai NPV (Nett Present Value) sebesar Rp 473.153.879,- (>0). Dengan kata lain Pembangunan Terminal Rongkop di Lokasi 2 layak untuk dilaksanakan. Tabel 4. Perhitungan Analisis Ekonomi Kelayakan Pembangunan Terminal Rongkop
ISBN 979.9243.80.7
591
Dewi Handayani
6. KESIMPULAN Dari hasil penelitian Studi Kelayakan Terminal Penumpang Kecamatan Rongkop Kabuaten Gunungkidul dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Lokasi terminal alternatif 1 =5.7 (peringkat ketiga) ; lokasi terminal alternatif 2=6.15 peringkat pertama) dan lokasi terminal alternatif 3=5.85 (peringkat kedua). 2. Analisis ekonomi lokasi terpilih (Lokasi II) didapatkan nilai BCR (Benefit Cost Ratio) pada akhir tahun ke sepuluh (2018) adalah sebesar = 1.9201 (>1.0) dan nilai NPV (Nett Present Value) sebesar Rp 473.153.879,- (>0), yang berarti layak untuk dilaksanakan.
7. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim (1995), Keputusan Menteri Perhubungan No 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan, Departemen Perhubungan, Jakarta. 2. Anonim (1997), Studi Kelayakan Proyek Transportasi, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung bekerja sama dengan Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Tansportasi Jurusan Teknik Sipil, FTSP – ITB, Bandung. 3. Anonim (2005), Gunungkidul Dalam Angka Tahun 2005, Biro Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul. 4. Gray, C, Simanjuntak, P, Sabur, L.K, and Maspaitella (1985), Pengantar Evaluasi Proyek, PT Gramedia, Jakarta. 5. Morlok, Edward K. (1991), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta. 6. Supranto, J. (1998), Statistik, Teori dan Aplikasi, Erlangga, Jakarta. 7. Sutoyo, S (2000), Studi Kelayakan Proyek – Konsep, Teknik dan Kasus, PT Damar Mulia Pustaka, Jakarta. 8. Tjokroadiredjo, R.E. (1990), Ekonomi Rekayasa Transportasi, ITB, Bandung.
592
ISBN 979.9243.80.7