Motivasi Belajar Siswa .... (Afrilida Nurahmawati) 281
STUDI KASUS TENTANG MOTIVASI BELAJAR SISWA SLOW LEARNER DI KELAS III CASE STUDY ABOUT LEARNING MOTIVATION OF 3RD GRADE SLOW LEARNER STUDENT Oleh: Afrilida Nurahmawati, Mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi belajar siswa slow learner di kelas III SD Karangrejek 2 Wonosari Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subyek penelitian ini adalah siswa slow learner di kelas III SD Karangrejek 2. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber yaitu guru kelas, siswa slow learner, dan orang tua siswa slow learner Data dianalisis menggunakan teknis analisis data interactive model mencakup langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian diperoleh deskripsi tentang motivasi belajar siswa slow learner dilihat dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik siswa slow learner yaitu memiliki keinginan untuk berprestasi, memiliki dorongan untuk belajar dengan cara bertanya kepada orang lain ketika kesulitan memahami materi, memiliki cita-cita dan rencana masa depan. Motivasi ekstrinsik siswa slow learner yaitu lebih rajin belajar ketika ada hadiah, lebih rajin belajar dengan kondisi lingkungan yang mendukung untuk belajar, dan lebih rajin belajar dengan kegiatan belajar yang menarik. Kata kunci: motivasi belajar, siswa slow learner Abstract This research attempt to describe learning motivation of third grade slow learner student in SD N Karangrejek 2. The kind of research was case study with qualitative approach. The subject of this research is a slow learner student. Collecting data used observation, interviewed, and documentation. Test the validity of data over sources triangulation technique that were teachers, the slow learner student and the slow learner student’s mother Data analyzed used data collecting, data reduction, precentation of data, and the withdrawal of conclusion. The results get description about intrinsic motivation that is the subject having a desire to exel, have the urge to learn, having goals and future plans. The extrinsic motivation is learning more routine with reinforcement, learning more routine with condusive environment, and learning more routine with attractive learning activity. Keywords: learning motivation, slow learner student
dan berhitung. Keterampilan- keterampilan dasar
PENDAHULUAN Belajar adalah suatu usaha seseorang
ini seharusnya telah dikuasai siswa di jenjang
untuk memperoleh sesuatu, sehingga terbentuk
sekolah
perilaku baru menjadi manusia yang lebih baik.
menjelaskan
Belajar merupakan perubahan suatu perilaku
perkembangan siswa pada masa kanak-kanak
yang disebabkan karena individu melakukan
akhir
interaksi
keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan
dengan
lingkungan
sekitarnya
(Sunaryo Kartadinata, 1998: 57). Perubahan
dasar.
yaitu
Rita Eka Izzaty (2008:103) tentang
salah
mengembangkan
satu
tugas
keterampilan-
berhitung. Tidak
perilaku ini tidak hanya mencakup hasil belajar
belajar
semua atau
siswa dapat
mencapai
memperoleh
perubahan
siswa, namun juga perubahan yang dipandang
tujuan
bukan sebagai hasil belajar.
tingkah laku sebagaimana yang diharapkan. Hal
keterampilan-keterampilan
ini serupa dengan pendapat Nana Syaodih
intelektual dasar yang harus dikuasai oleh siswa
Sukmadinata (2004: 240) yang menjelaskan
dalam belajar antara lain membaca, menulis,
bahwa perkembangan belajar siswa tidak selalu
Terdapat
282 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017
lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.
dan pengajaran.
Terkadang siswa mengalami kesulitan atau hambatan
dalam
belajar.
hambatan
tersebut
dapat
Kesulitan diartikan
Salah
satu
siswa
yang
mengalami
atau
kesulitan belajar adalah siswa slow learner. Siswa
dalam
slow learner memiliki bakat atau IQ yang kurang
berbagai gejala masalah, seperti prestasi belajar
memadai
rendah, kurang atau tidak ada motivasi belajar,
lainnya. Hal ini dipaparkan oleh Nana Triani
belajar lambat, berkebiasaan kurang baik dalam
(2013:4) bahwa siswa lamban belajar atau slow
belajar, sikap yang kurang baik terhadap
learner
pelajaran, guru ataupun sekolah. David D.
(borderline) dengan IQ 70-85. Keadaan ini dapat
Smith (2009: 71) mengungkapkan salah satu
berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa
kesulitan belajar siswa yaitu kesulitan dalam hal
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan juga
kebahasaan. Siswa yang mempunyai kesulitan
dapat berkenaan dengan lingkungan yang tidak
belajar
menguntungkan
menggambarkan
memiliki
gangguan
bahasa,
membaca,
siswa-siswa
yang
dibandingkan
berada
dengan
pada
siswa-siswa
taraf perbatasan
atau tidak mendukung bagi
dalam
perkembangan
dirinya. Siswa- siswa slow learner tidak hanya
dan
kemampuan
terbatas pada kemampuan akademik, namun
komunikasi. Gangguan dalam membaca dapat
juga berkaitan dengan kemampuan-kemampuan
disebabkan
yang lain
oleh
inteligensi
yang
rendah.
Seperti yang dijelaskan oleh Mardiati Busono
seperti pada aspek bahasa atau
komunikasi, emosi, sosial atau moral.
(1988: 307), siswa dengan inteligensi di bawah
Siswa slow learner dikategorikan sebagai
80 akan mengalami retardasi membaca. Siswa
siswa
tersebut membutuhkan bantuan dari orang lain
Kaufman
untuk dapat belajar seperti kemampuan siswa
mendefiniskan siswa berkebutuhan khusus yaitu
pada umumnya.
siswa
Seperti kasus yang ditemui oleh peneliti
berkebutuhan (dalam
yang
khusus.
Abdul
Hallahan
Hadis,
membutuhkan
2006:
pendidikan
dan 3)
dan
layanan khusus untuk mengembangkan potensi
pada saat observasi. Seorang siswa kelas tiga
kemanusiaan
sekolah dasar bernama Naf mengalami kesulitan
Klasifikasi
dalam belajar, terutama dalam aspek membaca.
sebagai siswa berkebutuhan khusus yaitu 1)
Hal ini menunjukkan bahwa seorang peserta
siswa retardasi mental; 2) siswa tidak mampu
didik mengalami kesulitan belajar. Kesulitan
belajar; 3) siswa dengan gangguan emosional;
belajar merupakan hambatan untuk mencapai
siswa dengan gangguan bahasa dan wicara;
tujuan belajar. Menurut Sunaryo Kartadinata
siswa dengan kerusakan pendengaran; 6) siswa
(1998: 64), kesulitan belajar termasuk kategori
dengan gangguan atau kerusakan penglihatan; 7)
masalah belajar. Masalah belajar adalah suatu
siswa dengan ketidakmampuan fisik; dan 8)
kondisi
yang
siswa berbakat (Hallahan dan Kauffman dalam
belajarnya.
Abdul Hadis, 2006: 6). Berdasarkan pendapat
yang
menghambat
dialami kelancaran
oleh proses
siswa
mereka dari
siswa
secara yang
sempurna. dikategorikan
Masalah belajar merupakan inti dari masalah
dari Hallahan dan
pendidikan
diambil kesimpulan bahwa siswa slow learner
dan
pengajaran, karena belajar
merupakan kegiatan utama dalam pendidikan
dikategorikan
Kauffman, maka dapat
sebagai
siswa
berkebutuhan
Motivasi Belajar Siswa .... (Afrilida Nurahmawati) 283
khusus dengan klasifikasi siswa tidak mampu
perasaan dan adanya upaya siswa untuk selalu
belajar. Siswa berkebutuhan khusus harus
menjaga agar selalu termotivasi (Rita Eka Izzati,
mendapat layanan dan perhatian khusus dari
2008: 78).
lingkungan sekitar seperti pendapat di atas,
Seperti kasus yang peneliti temui, seorang
namun pada kasus yang ditemui oleh peneliti,
siswa bernama Naf mengalami kesulitan belajar
siswa slow learner diberi perlakuan yang sama
dalam hal membaca. Menurut keterangan guru
seperti siswa normal lainnya di kelas.
dan pengamatan oleh peneliti, Naf cenderung
Banyak
faktor
yang
menyebabkan
lambat dalam membaca dibandingkan siswa yang
seorang peserta didik mengalami kesulitan
lain.
belajar baik dari faktor intern maupun faktor
memiliki
ekstern. Faktor intern meliputi gangguan psiko
diungkapkan
fisik siswa, antara lain rendahnhya kapasitas
sebelumnya, Naf menunjukkan perilaku antara
intelektual, ketidakmatangan emosi, kondisi
lain terlibat penuh dalam pembelajaran selama di
fisik siswa yang tidak sempurna, motivasi,
sekolah
konsentrasi yang kurang baik, minat, dan rasa
pembelajaran, Naf mengikuti dan mengerjakan
minat, dan rasa percaya diri siswa. Faktor
tugas yang diberikan oleh guru kelas, namun Naf
ekstern berasal dari lingkungan sekitar siswa
tidak dapat berkonsentrasi dalam waktu yang
seperti perhatian orang tua, fasilitas belajar, dan
lama dan cenderung mengalihkan perhatian dari
keadaan ekonomi (Nana Syaodih Sukmadinata,
pembelajaran
2004:162).
sebangku.
Apabila
melihat
ciri-ciri
motivasi
belajar
oleh
peneliti
dalam
aspek
siswa
yang
seperti
yang
pada
paragraf
kehadiran. Pada saat
dengan
mengganggu
teman
atas
Tidak ada perlakuan khusus bagi siswa
menunjukkan bahwa motivasi mempengaruhi
slow learner di sekolah dasar dimana Naf
prestasi belajar siswa atau menjadi alasan
bersekolah. Guru kelas Naf menjelaskan bahwa
mengapa siswa mengalami kesulitan belajar.
beliau memperlakukan Naf seperti siswa lainnya
Salah satunya motivasi belajar yang diartikan
di dalam kelas. Guru kelas Naf tidak memberi
sebagai dorongan dalam diri manusia yang
perlakuan khusus terhadap Naf.
menimbulkan kegiatan belajar.
Pada saat peneliti melakukan observasi, guru
Penjelasan
Sukmadinata
di
Motivasi belajar apabila dilihat dari
kelas Naf hanya memberi tambahan waktu pada
sumbernya dapat dibedakan menjadi motivasi
saat pulang sekolah ketika Naf belum selesai
intrinsik dan
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
motivasi
ekstrinsik. Motivasi
intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari diri
siswa,
merupakan
sedangkan
rendahnya
motivasi
belajar
memiliki
diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiyono (2009:
motivasi belajar, maka siswa akan menunjukkan
97), antara lain cita-cita atau aspirasi siswa,
berbagai
kemampuan
perilaku
Apabila
antara
berasal
Tinggi
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti yang
siswa.
yang
ekstrinsik dari
lingkungna
motivasi
motivasi
kelas.
siswa
lain
memiliki
siswa,
kondisi
siswa,
kondisi
keterlibatan yang tinggi dalam belajar baik
lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam
secara kehadiran maupun secara afektif atau
belajar dan pembelajaran, dan upaya guru untuk
284 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017
membelajarkan siswa.
Karangrejek 2, Kecamatan Wonosari, Kabupaten
Selain slow learner, Naf juga seorang
Gunungkidul,
Daerah
Istimewa
Yogyakarta.
albino, atau seseorang dengan albinisme. Rod
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil
R.
tahun ajaran 2016/2017 yaitu pada bulan Juli
Seeley
albinisme
(2008: yaitu
diperlukan
101)
mendefinisikan
kurangnya
untuk
enzim
menghasilkan
yang
hingga September 2016
melanin
pigmen. Albinisme ditandai dengan kurangnya
Target/Subjek Penelitian
warna kulit, warna rambut, dan warna mata.
Subyek dalam penelitian ini yaitu Naf.
Apabila dilihat dari aspek sosial, Naf tidak
Naf adalah siswa kelas III di SD Karangrejek 2
memiliki masalah dalam pergaulan. Keadaan
Wonosari. Naf merupakan anak kedua dari dua
Naf diterima dengan baik oleh teman-teman
bersaudara. Naf tinggal bersama orang tua, kakak
sekelas Naf. Naf tetap bermain dengan teman-
laki-laki, dan nenek. Alasan peneliti memilih Naf
teman dan tidak merasa minder.
sebagai subyek penelitian adalah karena Naf
Peneliti ingin mengetahui lebih jauh
memiliki
permasalahan
dalam
mengikuti
mengenai motivasi belajar Naf. Peneliti ingin
pembelajaran di kelas. Naf membutuhkan waktu
mengetahui
yang
motivasi
belajar
Naf
sebagai
seorang siswa slow learner.
lebih
lama
untuk
memahami
materi
dibandingkan teman-teman sekelas. Naf adalah seorang albino atau seseorang
Jenis Penelitian
dengan albinisme. Secara umum Naf merupakan
Penelitian ini menggunakan pendekatan
anak yang ceria seperti anak-anak seusianya. Naf
kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus.
mempunyai
Peneliti
eksplorasi,
mengobrol dengan teman-teman saat istirahat.
menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat
Naf terlihat tidak mempermasalahkan keadaan
menerangkan dan memprediksi terhadap suatu
dirinya.
akan
melakukan
gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan. Penerapan peneliti
dalam
guru penelitian
selalu
dalam
membutuhkan
diri.
Naf
memperhatikan
pembelajaran, pendamping
selalu
penjelasan
namun khusus
Naf dalam
pelajaran karena Naf sering meninggalkan tugas
pengumpulan data di lapangan yang dilakukan
dan harus beberapa kali diingatkan oleh guru.
teknik
menggambarkan
yaitu
percaya
kegiatan
dengan
berusaha
Naf
rasa
observasi,
wawancara,
dan
dokumentasi. Peneliti melakukan eksplorasi, menggambarkan motivasi belajar siswa slow
Peneliti ingin meneliti lebih jauh tentang motivasi Naf dalam belajar. Objek
dalam
penelitian
ini
adalah
learner ditinjau dari motivasi intrinsik dan
motivasi belajar siswa. Motivasi belajar dilihat
motivasi ekstrinsik. Hasil penelitian kemudian
dari motivasi intrinsik berupa keinginan untuk
akan dibahas lebih lanjut secara kualitatif.
berprestasi, dorongan untuk belajar, dan harapan akan cita-cita, dan motivasi ekstrinsik berupa
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
Motivasi Belajar Siswa .... (Afrilida Nurahmawati) 285
data terdiri dari tiga langkah yaitu reduksi data,
Prosedur
data,
dan
melakukan
kesimpulan/verifikasi.
Teknis
diantaranya
interactive model terdiri dari tiga langkah yaitu
perizinan, panduan observasi, wawancara, dan
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
alat dokumentasi selama penelitian.
kesimpulan.
Pada merancang observasi,
pra
tahap sebuah
penelitian
penelitian,
mempersiapkan
peneliti
penyajian
penarikan analisis
data
Peneliti mengawali dengan menentukan topik penelitian yaitu tentang motivasi belajar
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
siswa slow learner di SD Karangrejek 2.
Motivasi adalah dorongan dalam diri
Kemudian peneliti mempersiapkan proposal
manusia yang menimbulkan kegiatan belajar.
penelitian
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
dan
mengurus
perizinan
yang
sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri di
dibutuhkan.
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan
metode
observasi,
belajar. Motivasi belajar berfungsi untuk menjaga kelangsungan
kegiatan
belajar,
menciptakan
gairah dan semangat dalam belajar.
wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama
Secara umum motivasi belajar dibagi
atau alat pengumpul data dalam penelitian
menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
Sardiman (2006: 86) mendefinisikan motivasi
bertugas untuk menetapkan fokus penelitian,
intrinsik sebagai motif-motif yang menjadi aktif
memilih sumber data, melakukan pengumpulan
atau
data, menilai kualitas data, melakukan analisis
individu. Motivasi intrinsik dapat berupa hasrat
data,
dan
menafsirkan
data,
dan
membuat
kesimpulan (Sugiyono, 2011: 306).
berfungsinya
keinginan
berasal
untuk
dari
diri
berhasil,
setiap
dorongan
kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita
Berdasarkan teknik pengumpulan data
(Hamzah B. Uno). Motivasi ekstrinsik yaitu
yang digunakan, maka instrumen penelitian
motivasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat
pedoman observasi, pedoman wawancara, dan
berupa adanya penghargaan, lingkungan yang
lembar catatan lapangan.
kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik (Hamzah
Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan
teknik
analisis data interactive model. Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (2009: 16) mengatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
terus
menerus
sampai
tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Teknik analisis
yang
B.
berfungsi
Uno:
2013:
karena
23).
adanya
Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka hasil dari penelitian dijelaskan sebagai berikut. Naf menerima dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. dalam mengerjakan tugas, Naf mudah terpengaruh oleh teman. naf sering mengobrol dengan teman dan berkeliling kelas untuk bertanya pada teman, namun tidak segera menyelesaikan tugas. Akibatnya, Naf
286 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017
tertinggal oleh teman-teman yang lain. Walaupun
kesulitan mengerjakan PR, dan mempersiapkan
tertinggal, Naf selalu berusaha menyelesaikan
pembelajaran esok hari.
tugas saat jam istirahat. Selain itu, Naf cenderung
Naf terlibat aktif dan bersemangat atau
lamban dalam menerima materi dan memahami
antusias dalam pembelajaran. Naf memperhatikan
bacaan. Ketika guru meminta Naf
untuk
penjelasan guru, namun sulit untuk konsentrasi
membaca nyaring suatu bacaan kemudian diberi
dalam waktu yang lama. Hal ini sesuai dengan
pertanyaan,
menjawab
pendapat Mulyadi (2010: 123) yang mengatakan
pertanyaan mengenai isi bacaan. Hal ini sesuai
bahwa siswa slow learner memiliki perhatian dan
dengan pendapat Mulyadi (2010: 125) yang
konsentrasi
menyebutkan tingkah laku yang ditunjukkan oleh
memperlihatkan dan bahkan tidak memberikan
siswa slow learner yaitu lambat dalam menerima
perhatian terhadap apa yang dan bagaimana
pelajaran, lambat dalam mengelola pelajaran,
pekerjaan
lambat
dalam
mempunyai rencana masa depan. Naf mempunyai
memahami bacaan, lambat dalam menyelesaikan
cita-cita menjadi juru kamera. Naf juga sudah
pekerjaan
mempunyai
Naf
dalam
kesulitan
utnuk
membaca,
dan
tugas,
lambat
dan
lambat
dalam
yang
tersebut
terbatas.
Mereka
dikerjakan.
rencana
untuk
kurang
Naf
sudah
melanjutkan
memecahkan masalah, dsb.Hasrat dan keinginan
sekolahnya yaitu ke SMP N 2 Wonosari. Naf
untuk
dengan
mengetahui langkah yang harus dilakukannya
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
untuk mencapai cita-citanya yaitu dengan rajin
mengerjakan PR yang diberikan oleh guru, dan
belajar. Harapan akan cita-cita ditunjukkan Naf
menjawab pertanyaan lisan guru.
dengan
berhasil
ditunjukkan
Naf
berusaha
untuk
berprestasi
dengan
Naf memiliki inisiatif untuk bertanya
memperhatikan penjelasan guru maupun dalam
kepada guru maupun teman ketika kesulitan
kelompok. Selain itu Naf juga sudah mempunyai
memahami
rencana masa depan dan memiliki cita-cita.
materi
atau
kesulitan
dengan
tugasnya. Naf sering maju untuk bertanya
Naf tetap menjawab pertanyaan dan
pada guru secara langsung, Naf juga bertanya
mengerjakan
pada teman-teman di dekatnya secara langsung
menjanjikan reward atau memberikan pujian
dengan
ketika
dalam pembelajaran. Namun Naf menjadi lebih
kesulitan mengerjakan PR, Naf bertanya pada
semangat belajar ketika guru dan orangtuanya
orang tuanya. Naf juga melakukan persiapan
menjanjikan hadiah atau memberinya pujian. Hal
pembelajaran
dengan
ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2006: 94)
membaca buku dan menyiapkan alat tulis.
yang mengatakan bahwa pujian adalah bentuk
Hal ini sesuai dengan pendapat Asrori (2008:
reinforcement yang positif sekaligus merupakan
184) menjelaskan salah satu indikator siswa
motivasi yang baik bagi siswa. Penerapan
yang
kebijakan
mendatangi
meja
keesokan
memiliki
motivasi
teman.
harinya
dalam
proses
PR
reward
walaupun
and
guru
punishment
tidak
akan
pembelajaran yaitu memiliki rasa ingin tahu
meningaktkan motivasi siswa untuk mendapatkan
yang
reward atau untuk menghindari punishment.
tinggi.
Dorongan
kebutuhan
belajar
terlihat dari inisiatif Naf untuk bertanya ketika
Penghargaan mempengaruhi motivasi
siswa
kesulitan memahami materi, bertanya ketika
untuk belajar dan mencapai nilai yang tinggi
Motivasi Belajar Siswa .... (Afrilida Nurahmawati) 287
dalam pembelajaran. Naf menjadi lebih rajin
Kegiatan belajar sudah menggunakan
belajar karena menurut keterangan orang tua
berbagai macam metode. Metode pembelajaran
Naf, Naf sering malas belajar ketika tidak
yang digunakan antara lain ceramah, tanya jawab,
adan PR. Penghargaan tidak mempengaruhi Naf
diskusi, kelompok, dan siswa
untuk menjawab pertanyaan lisan yang diajukan
sendiri. Naf lebih senang belajar dengan kegiatan
oleh guru maupun untuk mengerjakan PR.
belajar secara berkelompok. Pada saat guru
Lingkungan belajar siswa dapat berupa
menemukan
meminta siswa untuk mengerjakan tugas untuk
tinggal,
mencari tahu makanan kesukaan dari 10 teman
kehidupan
sekelasnya, Naf terlihat antusias dan selesai
sekolah
mengerjakan tugas lebih cepat dari teman yang
merupakan
lainnya. Naf juga senang ketika guru melakukan
lingkungan yang kondusif. Lingkungan sekolah
pembelajaran dengan menggunakan LCD dan
bukan
rawan
proyektor. Naf duduk tenang dan memperhatikan
bencana alam, lingkungan sekolah bersih bebas
ketika guru memutarkan video lagu-lagu wajib
dari sampah, dan tidak ramai meskipun berada di
nasional.
tepi jalan raya. Apabila dilihat dari pergaulan
Sukmadinata (2004: 71) yang mengatakan bahwa
teman sebaya, teman-teman satu kelas Naf
kegiatan belajar yang menarik merupakan salah
merupakan pergaulan yang baik. Seluruh siswa
satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar
saling membantu apabila Naf kesulitan dan saling
siswa. Metode dan model pembelaran yang
mengingatkan apabila Naf melakukan kesalahan.
variatif akan menarik perhatian siswa untuk
Dengan kondisi yang kondusif, Naf dapat belajar
belajar. Selain itu, siswa akan termotivasi untuk
dengan rajin dan termotivasi untuk belajar.
belajar apabila mereka melakukan suatu kegiatan
Kondisi
kondusif
secara langsung. Naf lebih termotivasi untuk
mempengaruhi motivasi belajar Naf. Hal ini
belajar dengan kegiatan belajar yang menarik.
sesuai dengan pendapat Dimyati dan (Mudjiono,
Naf akan lebih cepat menyelesaikan tugas dengan
2009: 97) yang mengatakan bahwa kondisi
adanya kegiatan belajar kelompok. Naf juga akan
lingkungan
termotivasi
keadaan
alam,
pergaulan
lingkungan
sebaya,
tempat
dan
kemasyarakatan. Apabila dilihat dari dasar
dimana
Naf
merupakan
lingkungan
lingkungan
yang
bersekolah
yang
tidak
yang
tidak
kondusif
misalnya
Hal
ini
sesuai
untuk
dengan
belajar
pendapat
ketika
guru
lingkungan yang rawan bencana alam, tempat
menggunakan media LCD dan proyektor dengan
tinggal yang kumuh, atau kondisi lingkungan
konten yang menarik.
yang terlalu ramai menyebabkan siswa tidak memiliki semangat dan motivasi untuk belajar
DAFTAR PUSTAKA
(Dimyati dan Mudjiono, 2009:97). Fasilitas
Abdul
belajar di sekolah sudah cukup lengkap. Terdapat LCD dan Proyektor, speaker, beberapa media pembelajaran, buku-buku pelajaran, dan bukubuku penunjang pembelajaran. Naf belajar rajin
Hadis. (2006). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik. Bandung: Penerbit Alfabeta.
David D. Smith. (2009) .Sekolah Inklusif Konsep dan Penerapan Pembelajaran. Bandung: Nuansa Cendekia.
dengan kelas yang nyaman dan fasilitas yang lengkap.
Dimyati & Mudjiono. (2009) . Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
288 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017
Hamzah B. Uno. (2013) .Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan.Jakarta: PT Bumi Aksara. Mardiati Busono. (1988). Pendidikan Anak Tuna Rungu. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Matthew B. Miles & Huberman, A. Michael. (2009). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Mohammad Asrori. (2008). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera. Nana Syaodih Sukmadinata. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Nana
Triani. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Lamban Belajar Slow Learner. Jakarta: PT. Luxima Metro Media.
Rod R. Seeley., Trent D. Stephens., Philip Tate. (2008). Anatomy & Physiology. Boston: McGraw Hill. Sardiman, A.M.(2006). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sunaryo Kartadinata. (1998). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project). Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Motivasi Belajar Siswa .... (Afrilida Nurahmawati) 281
282 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017