ISSN 0215 - 8250
199
STUDI EVALUATIF PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH (MPMBS) (STUDI KASUS PADA SMP NEGERI 2 SINGARAJA) oleh Nyoman Subratha Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja ABTRAKS Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi efektivitas implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) ditinjau dari dimensi context, input, process, output, dan outcome di SMP Negeri 2 Singaraja. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif, yaitu dengan pendekatan evaluasi program dan analisis program menggunakan model CIPP (context, input, process,, and product) yang dikonfermasi dengan target /sasaran yang merupakan ukuran efektivitas program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pelaksanaan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja, terjadi (1) peningkatan komponen konteks dan kualifikasi komponen konteks termasuk kategori amat baik, (2) peningkatan pada komponen input dan kualifikasinya termasuk kategori amat baik, (3) peningkatan komponen proses dan kualifikasinya termasuk kategori amat baik, (4) peningkatan komponen output, yaitu peningkatan prestasi akademik dan nonakademik dengan kualifikasi baik, (5) peningkatan komponen outcome (dampak) dan kualifikasinya termasuk kategori amat baik, dan 6) kendala dalam implementasi MPMBS, seperti daya tampung masih kurang, ruang gerak sekolah terbatas karena pemerintah masih setengah-setengah untuk menerapkan MPMBS, sarana dan prasarana sangat kurang untuk mendukung proses pembelajaran yang baik, dan warga sekolah kurang berani terlibat dalam masalah atasan. Kata kunci: manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
200
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
201 ABSTRACT
The aims of the study was to evaluate the effectiveness of the implementation of school base quality improvement management (MPMBS) based on dimension of context, input, process, and output of outcaome in SMP 2 Singaraja. The study was an evaluative research, it was an approach program evalution and program analysis using model of CIPP (countext, input, process, product), and confirmed with goals which showing the level of program effecteveness. The result of this study showed that after conducting the MPMBS in SMP 2 Singaraja, hence; (1) there was an improvement in the contexs of component which was categorized very good, (2) there was improvement in the input component which was categirized very good, (3) there was improvement in the component process which was categorized very good, (4) There was improvement in the component output academic and non academic achivement which was categorized into good qualification, (5) there was an achivement in the outcome component which was categorized very good, and 6) the obstactes of the implementation of MPMBSin SMP 2 Singaraja were involving lack of capacity, limited of action because of the government’s willingness-in the implementation of MPMBS, lack of facilities to suport good study process, and less of the staff’s courageous toward superior problem. Key word : school based quality improvemen management (MPMBS).
1. Pendahuluan Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya, mengembangkan kurikulum nasional dan lokal, meningkatkan kopetensi guru melalui pelatihan, mengadakan buku dan alat pelajaran, mengadakan dan memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, dan meningkatkan mutu ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
202
manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti. Berbagai kenyataan tidak optimalnya mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah manajemen pendidikan. Dalam kenyataannya, manajemen pendidikan yang selama ini bersifat sentralistik telah menempatkan sekolah pada posisi marginal, kurang berdaya, kurang mandiri, dan bahkan terpasung kreativitasnya. Untuk itu, Depdiknas terdorong untuk melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan dari manajemen peningkatan mutu berbasis pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS). Dengan MPMBS ini, Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Direktorat Pendidikan Menengah Umum berkemauan kuat dan bertekad bulat mengupayakan pengembangan SLTP/Dikmenum dapat terjadi dan mengakar di Sekolah (Depdiknas, 2003: 50). Pergeseran pendekatan manajemen ini, jelas memerlukan penyesuaian-penyesuaian, baik secara teknis maupun kultural. Penyesuaian secara teknis dapat dilakukan melalui penataran, lokakarya, seminar, dan diskusi tentang MPMBS, sedangkan penyesuaian secara kultural dapat dilakukan melalui penanaman pemikiran, tindakan, kebiasaan, hingga sampai terbentuk karakter MPMBS kepada semua warga sekolah. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) merupakan model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan secara luas (Depdiknas, 2003: 10). Otonomi dalam pendidikan merupakan peluang bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja staf sekolah, meningkatkan partisipasi pihak-pihak terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. MPMBS boleh dikatakan merupakan model manajemen yang ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
203
relatif baru bagi dunia pendidikan di Indonesia. MPMBS menghendaki adanya perubahan paradigma pengelolaan pendidikan dari sentralistik menjadi desentralistik. Jika semula para pengelola pendidikan di sekolah (kepala sekolah, staf administrasi, dan guru) menunggu petunjuk-petunjuk dari pusat, maka dalam MPMBS sekolah dituntut memilki daya kreasi yang tinggi dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi programprogram pengembangan sekolah berbasis pada kondisi objektif sekolah yang bersangkutan. Sebagai suatu sistem, MPMBS memiliki komponen-komponen yang saling terkait secara sistematis satu sama lain, yaitu contxt, input, process, output, dan outcome (Depdiknas,2003: 52). Muara dari semua kegiatan sekolah adalah mutu hasil belajar siswa. Kemajuan suatu sekolah akan dilihat dari sejauh mana kualitas hasil belajar siswanya. Oleh karena itu, indikator keberhasilan pelaksanaan MPMBS di sekolah adalah kualitas kinerja siswa atau kualitas hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat bersifat akademik maupun non-akademik. Dalam hal ini, sekolah harus dapat menunjukkan sejauh mana kinerja siswa ini meningkat (secara kuntitatif dan kualitatif) setelah program MPBMS dilakukan. Dalam mengukur keberhasilan kinerja siswa ini, sekolah hendaknya memiliki indikator-indikator yang jelas, diketahui oleh semua pihak, dan dapat diukur dengan mudah. Selain terdapat keluaran (output), sekolah juga harus memiliki kriteria keberhasilan yang jelas terhadap dampak (outcome) program-program sekolah terhadap sekolah sendiri, lulusannya, dan masyarakat. Dalam kenyataan di lapangan, dukungan pemerintah (khususnya pemerintah daerah/kabupaten), dukungan finansial, ketersediaan sumber daya manusia, budaya sekolah, dan gaya kepemimpinan sangat bervariasi dilihat dari perbedaan provinsi, kabupaten dalam provinsi, kecamatan dalam ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
204
kabupaten, dan dalam lingkungan yang paling kecil adalah sekolah dalam kecamatan. Variasi ini akan berakibat pada bervariasinya efektivitas implementasi MPMBS dari satu provinsi dengan provinsi lain, kabupaten dengan kabupaten lain, kecamatan dengan kecamatan lain, dan sekolah dengan sekolah lain. Setelah berlangsung hampir enem tahun (1999 s/d 2005), kiranya efektivitas implementasi MPMBS di sekolah rintisan sudah layak untuk dievaluasi. Evaluasi efektivitas MPMBS perlu dilakukan terhadap komponen-komponen context, input, proses, output, dan outcome. Evaluasi ini akan menunjukan tingkat efektivitas dari masing-masing komponen serta aspek-aspek dari komponen itu. Berkaitan dengan inilah, penelitian evaluatif efektivitas MPMBS di sekolah perlu dilakukan. Terkait dengan latar belakang masalah tersebut di atas, masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah “Seberapa efektifkah implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah telah dapat diwujudkan di SMP Negeri 2 Singaraja ditinjau dari dimensi context, input, proces, output, dan outcome”. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas implemantasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) ditinjau dari dimensi context, input, proces, output, dan outcome. 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif yeng berorientasi pada analisis berdasarkan pendekatan evaluasi program yang berorientasi pada menajemen yaitu suatu gambaran yang menunjukan prosedur dan proses pelaksanaan program. Selain itu, dalam penelitian ini dianalisis efektivitas program dengan menganalisis variabel-variabel dalam model CIPP (context, input process, and product) yang dikonfirmasi dengan target sasaran yang ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
205
merupakan ukuran efektivitas program. Program dikatakan efektif bila target dapat dicapai atau bahkan dilampaui. Sebaliknya, bila target tidak tercapai, maka program dikatakan tidak efektif. Sasaran penelitian ini adalah komponen-komponen context, input, process, dan product dari MPMBS. Aspek masing-masing komponen tersebut ditunjukan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Komponen MPMBS dan Indikator Komponen MPMBS. Komponen Kontect
Komponen Input
Komponen Process
Komponen Produc: Output
Indikator 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kebijakan dalam bidang pendidikan Kondisi geografis dan sosial ekonomi masyarakat Tantangan masa depan bagi lulusan Aspirasi pendidikan masyarakat sekitar sekolah Daya dukung masyarakat terhadap program pendidikan Kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu. Sumber daya manusia Sumber daya lain(dana, peralatan, perlengkapan, bahan) Harapan prestasi tinggi Fokus pada pelanggan Manajemen yang terdiri dari tugas, rencana, program, regenerasi. 1. Proses belajar mengajar yang efektif 2. Kepemimpinan sekolah yang kuat 3. Penciptaan lingkungan sekolah yang aman dan tertib 4. Pengelolaan tenaga pendidikan yang efektif 5. Budaya mutu 6. Kerjasama tim 7. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat 8. Keterbukaan 9. Kemauan untuk berubah (inovasi) 10. Evaluasi dan perbaikan 11. Responsiv terhadap kebutuhan 12. Komunikasi yang baik 13. Akuntabilitas 14. Sustainabilitas 1. Hasil belajar yang bersifat akademik 2. Imam dan taqwa 3. Masalah dan hambatan yang dihadapi siswa
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250 Outcome.
206 1. 2. 3. 4. 5.
Siswa yang diterima di PT Popularitas Sekolah Gaji/pengasilan Guru Masa tunggu mencarai pekerjaan Kesesuaian dengan pasar kerja
Untuk menentukan subjek penelitian ini, dilakukan sampling warga sekolah yang akan dijadikan responden dengan teknik purposive sampling. Pertimbangan yang digunakan dalam penentuan responden adalah pertimbangan praktis (seperti penghematan biaya, waktu dan tenaga), pertimbangan ketepatan (key person para pemegang kunci dalam pengelolaan MPMBS), dan pertimbangan analisis data. Dengan teknik ini, ditetapkan responden, yaitu: satu orang kepala sekolah, 4 orang guru (yang mewakili guru mata pelajaran IPA, IPS, Matematika,, dan humaniora), 2 orang pegawai T.U, satu orang komite sekolah, dan 2 orang siswa/OSIS. Jadi, jumlah sampel warga sekolah adalah 10 orang Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang terkait dengan context, input, process, output, dan outcame sesuai dengan indikator yang ditunjukan pada tabel 1. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara , dan dokumentasi. Kuesioner yang digunakan dimodifikasi dari Kuesioner Monitoring dan Evaluasi yang dikembangkan oleh Depdiknas (2003) dengan penyesuaian terhadap kondisi sekolah serta maksud penelitian. Studi dokumen dilakukan untuk menganalisis dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian seperti program kerja sekolah, renstra, laporan-laporan, daftar siswa, dll. Wawancara dilakukan secara tatapmuka untuk menjaring data kualitatif seperti kebutuhan, minat, opini (pendapat) aspirasi masyarakat, pengambilan keputusan dan lain-lain. ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
207
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale (skala bertingkat), dimana sebuah pernyataan diikuti oleh kolom yang menunjukkan tingkatan. Dalam pengembangan instrumen penelitian, aspek-aspek dari komponen MPMBS yang dinilai dijabarkan kedalam indikator dan subindikator. Tiap komponen dan indikator diberi bobot yang menunjukkan kontribusinya terhadap efektivitas MPMBS. Kemudian, berdasarkan indikator dan subindikator ini, disusun instrumen baik yang berupa pedoman wawancara, observasi, maupun kuesioner. Validasi instrumen dilakukan terhadap validitas isi (content validity). Validasi dilakukan oleh tiga penilai yang terdiri dari pakar evaluasi yang memahami MPMBS. Contoh penjabaran aspek komponen MPMBS ke dalam indikator dan subindikator serta bobotnya ditunjukan pada Tabel 2. Tabel 2. Penjabaran Aspek komponen MPMBS ke dalam Indikator dan subindikator Komponen MPMBS (bobot) Output (5)
Aspek Yang dinilai (bobot) Prestasi Akademik (5)
Indikator (bobot) NEM dan Nilai Rapor (5)
Karya Ilmiah (4)
Subindikator gain skor NEM Prestasi Rapor Tingkat kejuaraan/ rangking di daerahnya Variasi/j enis KIR Jumlah KIR Partisipa si dalam perlombaan Prestasi kejuaraan
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
208
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
Prestasi non Akademik (5)
209
Prestasi Olahraga (4)
Prestasi Kesenian (4)
-
Jumlah kegiatan Partisipa si dalam perlombaan Prestasi kejuaraan Jenis/var ia si k e gi at a n Jumlah k e gi at a n Prestasi dalam perlombaan Prestasi k ej u ar aa n Jenis/var ia si k e gi at a n
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
210
Sumber: Depdiknas, (2003: 34). Pembobotan terhadap komponen context, input, output, dan outcome ditunjukan pada Tabel 3. Tabel 3. Bobot Komponen-komponen MPMBS Komponen MPMBS 1. Kontext 2. Input 3. Proces 4. Output 5. Outcome Sumber: Dediknas (2003: 34).
Bobot 4 5 5 5 4
Pemberian skor pada setiap subindikator dilakukan dengan kriteria sebagai Tabel 4.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
211
Tabel 4. Skor dan Kriteria Penilaian Subindikator Skor 5
Kriteria Kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab telah selesai/sangat mendukung/berhasil tanpa cacat (sangat memuaskan). 4 Kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab telah selesai/sangat mendukung/berhasil (memuaskan dengan sebagian kecil masih bisa ditingkatkan tetapi tidak mendesak. 3 Kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab telah selesai/mendukung berhasil (memuaskan) dengan peningkatan sebagian kecil dan mendesak. 2 Kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab telah selesai/mendukung berhasil (memuaskan) dengan sebagian besar ditingkatkan dan mendesak 1 Kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab belum dilaksanakan/dicapai/ditunjukan/tidak mendukung. 0 Kondisi/proses dan hasil sama sekali belum direncanakan/dilaksanakan/dicapai atau tidak mendukung sama sekali. Sumber: Depdiknas (2003: 35). Dalam penelitian ini diperoleh dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, kuesioner, dan observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi dokumen. Kedua jenis data itu kemudian diproses dengan melakukan konfirmasi data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumen. Skor indikator masing-masing aspek digunakan untuk menentukan nilai aspek dari komponen-komponen MPMBS. Rumus yang digunakan adalah: Nas =
∑ (S xB ∑B ik
ik
)
(Depdiknas, 2003).
ik
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
212
Dengan Nas = Nilai Aspek Sik = Skor indikator pendukung Bik = Bobot indikator. Selanjutnya, dari nilai-nilai aspek dapat ditentukan nilai masingmasing komponen dengan rumus: Nk =
∑ ( N xBas) ∑B as
(Depdiknas, 2003).
as
Dengan Nk = Nilai komponen Nas = Nilai aspek Bas = Bobot aspek Setelah diperoleh nilai masing-masing aspek dapat ditentukan nilai efektif/kinerja sekolah dengan rumus:
Nef =
∑ ( N xB ∑B k
k
)
(Depdiknas, 2003)
k
Dengan: Nef = Nilai efektivitas atau Kinerja Sekolah Nk = Nilai komponen Bk = Bobot kompomponen. Untuk menentukan tingkat efektivitas implementasi MPMBS digunakan kriteria sebagai berikut. Tingkat efektivitas Skor ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250 Istimewa Amat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
213 4,5 s/d 5,0 4,0 s/d 4,49 3,5 s/d 3,99 2,5 s/d 3,49 1,5 s/d 2,49 <1,5
(Depdiknas, 2003; 34)
Data mengenai kendala-kendala yang dijumpai oleh sekolah dalam mengimplementasikan MPMBS dianalisis secara deskriptif naratif. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian 3.1.1 Aspek Komponen Konteks Hasil analisis data yang diperoleh dari hasil angket/kuesionar pada warga sekolah tentang aspek-aspek komponen Konteks, maka diperoleh nilai-nilai aspek komponen konteks sebagai berikut. Aspek Komponen Konteks
Nilai Aspek 4,45 4,26 4,23
A. Keadaan Geografis B. Permintaan masyarakat akan pendidikan C. Dukungan atau partisipasi Masyarakat pada pendidikan/sekolah D. Kebijaksanaan pemerintah 4,40 E. Aspirasi masyarakat terhadap pendidikan 4,14 F. Status ekonomi masyarakat 3,5 Kinerja/efektivitas Komponen Konteks pendidikan = 4,15 Kualitas komponen Konteks Pendidikan = Amat baik.
Kategori Amat baik Amat baik Amat baik Amat baik Amat baik Baik
Dengan menghitung nilai aspek-aspek komponen konteks tersebut, diperoleh nilai kinerja/efektivitas komponen konteks diperoleh 4,15. Nilai ini ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
214
menunjukan kualifikasi komponen konteks pendidikan termasuk kategori amat baik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada warga sekolah tentang komponen konteks, dapat disimpulkan bahwa: terjadi peningkatan pada komponen konteks setelah pelaksanaan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja, sehingga PBM bisa berjalan dengan baik. Hasil ini terlihat pula pada data observasi langsung seperti misalnya keadaan geografis sekolah sudah ditata dengan baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dukungan atau partisipasi masyarakat pada sekolah meningkat. 3.1.2 Aspek Komponen Input Hasil analisis data yang diperoleh dari hasil angket/kuesionar pada warga sekolah tentang aspek komponen Input, menunjukan nilai-nilai aspek komponen input sebagai berikut ini. Aspek Komponen Input Nilai Aspek Kategori A. Visi sekolah, 4,46 Amat baik B. Misi Sekolah 4,50 Amat baik C. Tujuan Sekolah 4,44 Amat baik D. Sasaran Sekolah 4,46 Amat baik E. Program Sekolah 4,43 Amat baik F. Sumber daya sekolah 4,21 Amat Baik G. Siswa peserta didik 4,25 Amat baik H. Kurukulum 4,32 Amat Baik I. Sikap Kemandirian 4,45 Amat Baik J. Keuangan 4,41 Amat Baik. Kinerja/efektivitas Komponen Input pendidikan = 4,39 Kualitas komponen Input Pendidikan = Amat baik. Dari nilai-nilai komponen input tersebut di atas, dapat ditentukan nilai kinerja/efektivitas komponen input sebesar = 4,39. Nilai ini menunjukan kualifikasi komponen input pendidikan termasuk kategori amat baik. ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
215
Berdasarka hasil wawancara yang dilakukan pada warga sekolah mengenai input, dapat disimpulkan bahwa: terjadi peningkatan komponen input setelah dilaksanakan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja, yaitu: komponen input sudah dirumuskan secara jelas dan lebih terbuka. 3.1.3 Komponen Proses. Dari hasil analisis data yang diperoleh dari angket/kuesioner pada warga sekolah, diperoleh nilai-nilai aspek komponen proses sekolah berikut ini: Aspek Komponen Proses
Nilai Aspek A. Proses pengambilan keputusan 4,29 B. Proses pengelolaan kelembagaan 4,26 C. Proses pengelolaan program 4,31 D. Proses belajar mengajar/ PBM 3,98 E. Proses Evaluasi 3,71 F. Proses kerja sama dan partisipasi 4,09 G. Akuntabilitas 4,31 H. Kemandirian 4,34 I. Proses keterbukaan 4,37 J. Proses keberlanjutan/Sustainibilitas 4,43 K.Pengelolaan keuangan 4,43 Kinerja/efektivitas Komponen Proses pendidikan = 4,21 Kualitas komponen Proses Pendidikan = Amat baik.
Kategori Amat baik Amat baik Amat baik Baik Baik Amat Baik Amat baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik. Amat Baik
Berdasarkan nilai-nilai aspek komponen proses sekolah tersebut di atas, dapat ditentukan nilai kinerja/efektivitas komponen proses sebesar 4,21. Nilai ini menunjukan kualifikasi komponen proses pendidikan termasuk kategori amat baik.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
216
Berdasarkan hasil wawancara dengan warga sekolah mengenai proses pengelolaan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan peran warga sekolah dari kurang aktif menjadi aktif dan proaktif dalam proses pengambilan keputusan 3.1.4 Nilai Komponen Keluaran (Output) Dari hasil analisis data yang diperoleh dari angket/kuesioner pada warga sekolah, diperoleh nilai-nilai aspek komponen keluaran sekolah berikut ini. Aspek Komponen Keluaran
Nilai Aspek A. Prestasi Akademik 3,61 B. Prestasi Non Akademik 4,01 Kinerja/efektivitas Komponen Keluaran pendidikan = 3,79 Kualitas komponen Keluaran Pendidikan = Baik.
Kategori Baik Amat baik
Berdasrkan nilai aspek komponen keluaran sekolah di atas, diperoleh nilai kinerja/efektivitas komponen keluaran sebesar 3,79. Nilai ini menunjukan kualitas komponen keluaran pendidikan termasuk kategori baik. Berdasrkan hasil wawancara dengan warga sekolah mengenai keluaran (out put) dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi akademik dan nonakademik setelah dilaksanakan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja Hasil tersebut di atas didukung oleh data dokumentasi yang menunjukan bahwa (1) Hasil NEM/NUAN ke enam mata pelajaran yang di UAN kan (Matematika, B.Indonesia, IPA, IPS, PPKN, B.Ingris) mengalami peningkatan dari tahun ajaran sebelumnya ke tahun 2004/2005). (2) Tahun 2004/2005 ada beberapa prestasi bidang akademik yang diperoleh siswasiswa SMP Negeri 2 Singaraja yang merupakan peningkatan prestasi tahun ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
217
sebelumnya. (3) Prestasi nonakademik tahun 2004/2005 juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dalam bidang olah raga dan bidang seni. Hal ini terlihat dari jumlah juara yang diraih meningkat dari tahun sebelumnya. 3.1.5 Komponen Dampak Hasil analisis data yang diperoleh dari angket/kuesioner pada warga sekolah, diperoleh hasil nilai-nilai aspek komponen dampak sekolah sebagai berikut. Aspek Komponen Dampak
Nilai Aspek A. Dampak secara Akademik 4,34 B. Dampak secara Non Akademik 4,19 Kinerja/efektivitas Komponen Dampak pendidikan = 4,25 Kualitas komponen Dampak Pendidikan = Amat Baik.
Kategori Baik Amat baik
Berdasarkan nilai-nilai aspek komponen dampak sekolah di atas, diperoleh nilai kinerja/efektivitas komponen dampak sebesar 4,26. Nilai ini menunjukan kualitas komponen dampak pendidikan pelaksanaan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja termasuk kategori amat baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga sekolah mengenai dampak, dapat disimpulkan bahwa:terjadi peningkatan prestasi dengan adanya pelaksanaan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan gains skor prestasi siswa dan jumlah siswa yang diterima pada sekolah unggulan meningkat. Terjadinya peningkatan jumlah siswa yang diterima pada sekolah unggulan didukung oleh data laporan Ketua Komite Sekolah SMP Negeri 2 Singaraja 18 Juli 2005.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250 3.1.6
Kendala-Kendala yang Dialami implementasikan MPMBS
218 Sekolah
dalam
Meng-
Dalam wawancara yang dilakukan pada warga sekolah (Kepala Sekolah, guru-guru,, dan Komite Sekolah), terungkap bahwa kendalakendala yang dialami sekolah dalam mengimplementasikan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja, antara lain seperti berikut. a. Daya tampung sekolah masih rendah (yang bisa diterima hanya sekitar 32 % dari jumlah pendaftar). b. MCK masih terbatas jika dibandingkan dengan jumlah murid. c. Keadaan ekonomi siswa yang tergolong menengah ke bawah. d. Latar belakang pendidikan orang tua siswa cukup rendah, masih ada pada kelompok pendidikan dasar. e. Pemerintah pusat dan daerah masih memberikan kebijakan sentralistik. f. Pemerintah masih setengah-setengah untuk menerapkan MPMBS, sehingga ruang gerak sekolah masih terbatas. g. Kurang beraninya warga sekolah terlibat dalam masalah yang dialami atasan. Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan pada tahun-tahun sebelumnya. h. Sarana/prasarana (alatpraktik lab, olah raga, dan kesenian) sangat kurang untuk mendukung proses pembelajaran yang baik. 3.2 Pembahasan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) adalah model manajemen yang memeberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibelitas kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
219
langsung warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah dan mutu pendidikan. Hal ini tercermin dari hasil penelitian tentang pelaksanaan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja berdasarkan analisis dekriptif, ternyata diperoleh hasil sebagai berikut; Untuk komponen konteks, diperoleh nilai komponen kuantitatif sebesar 4,15. Nilai ini menunjukan nilai komponen kualitatif konteks termasuk kategori amat baik. Hasil ini menunjukan bahwa keadaan geografis, permintaan masyarakat akan pendidikan, partisifasi masyarakat pada sekolah, kebijaksanaan pemerintah, dan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan amat baik. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka terjadi peningkatan pada komoponen konteks ini. Peningkatan ini terjadi karena ada peningkatan perhatian dan aspirasi masyarakat terhadap sekolah dan pendidikan jika dibandingkan pada tahun tahun sebelumnya. Untuk komponen input sekolah, diperoleh nilai komponen kuantitatif sebesar 4,39 yang berarti nilai komponen kualitatif input termasuk kategori amat baik. Hasil ini menunjukan bahwa visi, misi, tujuan, sasaran, program dan sumber daya sekolah setelah pelaksanaan MPMBS termasuk kategori amat baik. Demikian pula siswa/peserta didik, kurikulum, sikap kemandirian, dan keuangan termasuk amat baik. Hal ini menunjukan terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan ini terjadi karena rumusan visi, misi, tujuan , sasaran dan rumusan program sangat jelas dan dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk komponen proses sekolah, diperoleh nilai komponen kuantitatif sebesar 4,21. Hal ini berarti, kualifikasi komponen proses pendidikan amat baik. Hasil ini menunjukan bahwa proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, proses evaluasi, dan proses kerja sama/partisipasi di ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
220
SMP Negeri 2 Singaraja setelah dilaksanakan MPMBS amat baik. Demikian pula akuntabilitas, kemandirian, dan pengelolaan keuangan di SMP Negeri 2 Singaraja termasuk amat baik. Terjadi peningkatan proses sekolah, karena adanya kerjasama yang baik antarwarga sekolah. Hal ini terlihat pada saat pengambilan keputusan, pengelolaan program, proses belajar mengajar dan proses lainnya berjalan dengan baik dan lancar. Untuk komponen keluaran sekolah, diperoleh nilai komponen kuantitatif sebesar 3,79. Hal ini berarti, kualifikasi komponen keluaran pendidikan/sekolah baik. Hasil ini menunjukan bahwa prestasi akademik dan nonakademik setelah pelaksanaan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja keluarannya adalah baik. Untuk komponen dampak sekolah diperoleh, nilai komponen kuantitatif sebesar 4,26. Hal ini berarti kualifikasi komponen dampak pendidikan amat baik. Hasil ini menunjukan bahwa dampak secara akademik dan dampak secara non akademik setelah dilaksanakan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja, dampaknya adalah amat baik, terjadi peningkatan prestasi siswa dan ada peningkatan jumlah siswa yang bisa diterima di sekolah unggulan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
221
4. Penutup Dari masalah, tujuan dan hasil analisis data yang dilakukan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, efektivitas implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di SMP Negeri 2 Singaraja mengakibatkan terjadi peningkatan ditinjau dari komponen konteks, input, proses, output, dan outcome. Hal ini terlihat dari hasil yang menunjukan kondisi dan dukungan komponen konteks termasuk kategiri amat baik, tingkat kesediaan dan kesiapan (input) tergolong amat baik, proses pengelolaan pendidikan dengan manajemen MPMBS tergmasuk amat baik, ketercapaian sasaran yang ingin dicapai pada program-program yang dicanangkan termasuk baik, dan dampak program terhadap tamatan, sekolah dan masyarakat termasuk amat baik. Kedua, kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam mengimplementasikan MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja adalah: daya tampung masih kurang, ruang gerak sekolah masih terbatas karena pemerintah masih setengah-setengah menerapkan MPMBS, sarana dan prasarana sangat kurang untuk menunjang proses pembelajaran yang baik, dan warga sekolah kurang berani terlibat dalam masalah atasan. Berdasarkan temuan-temuan di lapangan, penulis dapat sarankan halhal berikut ini. Pertama, berdasarkan hasil pencapaian sasaran yang ingin dicapai (output) dalam program-program yang dicanangkan sekolah, ternyata prestasi akademik perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, disarankan agar komponen ini perlu diperhatikan, yaitu dengan mencarikan jalan keluarnya seperti mengintensipkan proses pembelajaran, lengkapi sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran tersebut. ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
222
Kedua, dari kendala-kendala pelaksanaan MPMBS yang diterapkan di SMP Negeri 2 Singaraja, maka penulis sarankan kelengkapan sarana dan prasarana untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran perlu diusahakan segra. Hal ini terkait dengan temuan bahwa prestasi akademik belum mengalami peningkatan dengan diterapkannya MPMBS di SMP Negeri 2 Singaraja. DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Buku 1. Koonsep Dasar. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Buku 2. Rencana Dan Program Pelaksanaan. Jakarta: Depdiknas Depdiknas. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Buku 3. Panduan Monitoring dan Evaluasi. Jakarta: Depdiknas Cheng, Y.J, dan Yan, W.M 1974. Instroduction to measurement theory. Monterey, California: Books/Cole Publishing Company. Falagg, B.N.1990. Formatif evaluationfor aducationaltechnologies. New Jersey: Lawence Erlbaum Assosiates, Publisher. Griffit, P. & Nix, P. 1991. Educational Assessmant and reporting: A New approach. Sydney: Harcout Brace Javanovich, Publisher. Kaufman, R. & Thomas. 1980. Evaluation without fear. New York New Viewpoint. Mulyasa, E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, strategi, dan implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nanang, F. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah; Pemberdayaan sekolah dalam rangka Peningkatan Mutu dan Kemandirian Sekolah. Bandung: CV Andira. ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006
ISSN 0215 - 8250
223
Nursito. 2002. Peningkatan prestasi sekolah menengah. Jogyakarta: Insan Cendekia. Soekijo Notoatmojo. 1991. Pengembangan sumber daya manusia. Cetakan kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suparwa, I.Made. 2004. Studi evaluatif pelaksanaan program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (studi kasus pada tiga SLTP di kota Denpasar). Tesis. Tidak dipublikasikan. Supriyono, S., Achmad Sapari. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah, Upaya peningkatan mutu pendidikan dasar melalui pemberdayaan masyarakat, otonomi sekolah dan pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan (Pakem). Surabaya: SIC.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006