PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, INTERNAL AUDIT, KOMITE MANAJEMEN RISIKO DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2013)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: ISBRIANDIEN CAHYA UTAMI NIM. 1111082000122
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI 1. Nama Lengkap
: Isbriandien Cahya Utami
2. Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 29 Juli 1992
3. Alamat
: Jl. Mandor Kecil RT.005/05 No. 42 Kel. Jurang Mangu Timur, Kec. Pondok Aren, Tangerang Selatan 15222
4. Telepon
: 083895662320
5. Email
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN 1. SD Negeri Kereo 06
Tahun 1998-2004
2. SMP Negeri 48 Jakarta
Tahun 2004-2007
3. SMK Negeri 15 Jakarta Jurusan Akuntansi
Tahun 2007-2010
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2011-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Rohis SMK Negeri 15 Jakarta Sebagai Ketua Keputrian (2008-2009) 2. Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMK Negeri 15 Jakarta Sebagai Sekretaris MPK (2008-2009) 3. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Staff PSDM (2011-2012) 4. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Ketua Keputrian (2012-2013) 5. UKM LDK Syahid 18 UIN Jakarta Sebagai Staff Keputrian (2013-2014)
vi
THE INFLUENCE OF COMMISSIONERS, AUDIT COMMITTEES, INTERNAL AUDITOR, RISK MANAGEMENT COMMITTEE AND FIRM SIZE TOWARD THE DISCLOSURE OF ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSION BY ISO 31000)
ABSTRACT The purpose of this research is to determine the influence of commissioners financial experts, independency of audit committees, internal auditor, existence of risk management committee and firm size are toward the disclosure of Enterprise Risk Management (ERM) in nonfinancial and financial companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2012 to 2013. The sampling method in this research is purposive sampling method with 412 companies as population and 206 companies as samples. The ERM practice is measured based on ERM index, which considers the five dimension of ERM by ISO 31000 framework. Hypothesis in this research are tested by multiple regression model. The result of this research showed that simultaneously had significant influence toward the disclosure of Enterprise Risk Management (ERM) by ISO 31000 framework. While partially the existence of risk management committee and size of company had significant and positive toward the disclosure Enterprise Risk Management (ERM), but other variables which are commissioners financial experts,independency of audit committees and internal auditor does not have a significant influence toward the disclosure of Enterprise Risk Management (ERM). Keywords : commissioners financial experts, independency of audit committees, internal auditor, existence of risk management committee, firm size and disclosure of Enterprise Risk Management (ERM).
vii
PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, INTERNAL AUDIT, KOMITE MANAJEMEN RISIKO DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000)
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kompetensi (keahlian keuangan) dewan komisaris, komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun2012-2013. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah populasi penelitian sebesar 412 perusahaan dan sampel penelitian ini adalah 206 perusahaan. Penerapan ERM diukur berdasarkan indeks ERM dengan mempertimbangkan lima dimensi kerangka manajemen risiko ISO 31000. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ERM dengan kerangka manajemen risiko ISO 31000. Sementara secara parsial komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap pengungkapan ERM. Sedangkan kompetensi dewan komisaris, komite audit independen dan internal audit tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ERM. Kata kunci : kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, komite manajemen risiko, internal audit, ukuran perusahaan dan pegungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
viii
KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit, Internal Audit, Komite Manajemen Risiko dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) Dimensi ISO 31000 (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 20122013)”. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Tjahjono dan Ibu Sadiyem yang telah memberikan bimbingan, dukungan, serta doa yang tiada hentinya. 2. Kakak dan Adikku (Mas Maizin Aviv dan Cerdick Insegal) yang telah memberikan semangat dan doanya dalam proses penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Plt Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan, motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini. 6. Bapak Abdul Hamid Cebba, MBA, Ak.,CPA. selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, berdiskusi, dan memberikan motivasi kepada penulis. Terimakasih atas semua saran yang Bapak berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. 7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua. 8. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 9. Keluarga besar Akuntansi C 2011, terimakasih atas kenangan dan semangatnya selama ini. 10. Sahabat-sahabat “Demi Lulus 2015” yang solid mengingatkan dan memotivasi lulus tepat waktu. Terimakasih banyak Bonita, Chandra, Eka, Elfi, Eva, Fahmi, Faisal, Fauzi, Fazril, Fitria, Hadi, Irvan, Ilfi, Nazmuddin, Noviansyah, Sella. 11. Teman-teman seperjuangan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2011, terimakasih atas doa dan inspirasinya selama ini. 12. Adik-adik Azalea dan Komda FEB yang selalu menyemangati, memberikan perhatian dan doa. Terimakasih ya, semoga selalu semangat memperbaiki diri dan jangan pernah patah semangat karena setiap yang berusaha dengan benar pasti akan meraih kemenangan. 13. Keluarga Besar LDK Syahid UIN Jakarta, terimakasih atas doa dan semangatnya, semoga selalu menjadi bagian dari “someone great” someone that can bring impactful benefit to people around and this world. Aamiin. x
14. Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 12 Juni 2015
(Isbriandien Cahya Utami)
xi
DAFTAR ISI Judul ............................................................................................................. i Lembar Pengesahan Skripsi....................................................................... ii Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................ iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................ v Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ vi Abstract ......................................................................................................... vii Abstrak ......................................................................................................... viii Kata Pengantar ........................................................................................... ix Daftar Isi ...................................................................................................... xii Daftar Tabel................................................................................................. xiii Daftar Gambar ............................................................................................ xvi Daftar Lampiran ......................................................................................... xvii BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang Penelitian .....................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 11 1. Tujuan Penelitian ............................................................ 11 2. Manfaat Penelitian .......................................................... 12 BAB II
LANDASAN TEORI................................................................. 14 A. Tinjauan Literatur.................................................................. 14 1. Teori Keagenan (Agency Theory) ................................... 14 2. Good Corporate Governance (GCG) ............................. 17 3. Enterprise Risk Management (ERM) .............................. 19 4. International Standard Organization (ISO) 31000 ........ 23 5. Pengungkapan Risiko ...................................................... 25 6. Dewan Komisaris ............................................................ 28 7. Komite Audit................................................................... 29 8. Internal Audit .................................................................. 30 xii
9. Risk Management Committee (RMC) ............................. 31 10. Ukuran Perusahaan.......................................................... 32 B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis.......... 32 C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .......................................... 37 D. Kerangka Pemikiran .............................................................. 42 BAB III
METODELOGI PENELITIAN............................................... 43 A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 43 B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 43 C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 44 D. Metode Analisis Data ............................................................ 45 1. Statistik Deskriptif .......................................................... 46 2. Analisis Regresi Berganda .............................................. 47 3. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 48 4. Koefesien Determinasi .................................................... 51 5. Pengujian Hipotesis ......................................................... 53 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian..................................... 54 1. Variabel Dependen .......................................................... 55 2. Variabel Independen ....................................................... 58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 64 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 64 B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian......................................... 66 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................... 66 2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................. 71 a. Hasil Uji Normalitas ................................................. 71 b. Hasil Uji Multikolonieritas ....................................... 73 c. Hasil Uji Autokorelasi............................................... 74 d. Hasil Uji Heterokedastisitas ...................................... 75 3. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................... 76 a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................... 76 b. Hasil Uji Statistik F ................................................... 77 xiii
c. Hasil Uji Statistik t .................................................... 78 BAB V
PENUTUP .................................................................................. 87 A. Kesimpulan ........................................................................... 87 B. Implikasi ................................................................................ 88 C. Saran ...................................................................................... 90
Daftar Pustaka ............................................................................................. 92 Lampiran-lampiran .................................................................................... 97
xiv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ..........................................
39
3.1
Indeks Total Skor Pengungkapan ERM ................................
56
3.2
Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ...........................
62
4.1
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria .............................
65
4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................
66
4.3
Daftar Perusahaan dengan Komite Manajemen Risiko .......
69
4.4
Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................
73
4.5
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson .................................
74
4.6
Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser .....................................
75
4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi ...........................................
77
4.8
Hasil Uji Statistik F ...............................................................
78
4.9
Hasil Uji Statistik t ................................................................
79
xv
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Infrastruktur Manajemen Risiko ...........................................
22
2.2
Hubungan Komponen Kerangka Kerja Manajemen Risiko..
24
2.3
Kerangka Pemikiran ..............................................................
42
4.1
Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plots .....................................
72
4.2
Hasil Uji Durbin Watson .......................................................
74
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
Data Sampel ..........................................................................
98
2
Dimensi Pengungkapan ERM ISO 31000 ............................
134
3
Hasil Output SPSS ................................................................
136
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan selalu dihadapi dengan berbagai macam risiko, baik risiko finansial maupun operasional. Meningkatnya kompleksitas aktivitas dunia usaha juga mengakibatkan semakin kompleksnya risiko bisnis yang harus dihadapi perusahaan sehingga mempertegas pentingnya manajemen risiko yang dapat diandalkan. Risiko tersebut perlu dikendalikan agar perusahaan dapat mengembangkan usahanya. Perubahan teknologi, globalisasi, dan perkembangan transaksi bisnis seperti hedging dan derivative menyebabkan makin tingginya tantangan yang dihadapi perusahaan dalam mengelola risiko yang harus dihadapinya (Beasley et al., 2008). Manajemen risiko perusahaan atau Enterprise Risk Management (ERM) merupakan suatu strategi yang digunakan untuk mengevaluasi dan mengelola semua risiko dalam perusahaan. Banyak contoh berbagai profil perusahaan besar yang memiliki kegagalan dan skandal tata kelola perusahaan, akibatnya adalah hilangnya kepercayaan investor di pasar keuangan dan jatuhnya nilai pasar (Maier, 2005). Browning dan Weil (2002) menyatakan skandal akuntansi pada perusahaan terkemuka seperti Healthsouth, Tyco, dan Worldcom telah mengguncang kepercayaan investor. Dampak dari skandal ini, banyak perusahaan yang melihat nilai saham perusahaan mereka turun drastis dan mengalami credit ratings, sehingga 1
perusahaan - perusahaan tersebut dipaksa untuk mengajukan chapter 11 tentang perlindungan kebangkrutan dari kreditur. Kegagalan yang luas dalam pelaporan keuangan umumnya menyalahkan sistem pengendalian internal yang lemah. Kekhawatiran mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan akuntansi banyak dikutip sebagai alasan kemerosotan pasar saham yang diikuti skandalskandal seperti yang disebutkan di atas. Akibat terjadinya skandal korporasi dan penipuan akuntansi, pemerintah dan regulator berusaha membuat undang-undang dan peraturan yang lebih kuat untuk menghindari keruntuhan serupa di masa yang akan datang dan mengembalikan
kepercayaan
investor
di
pasar
keuangan.
Beberapa
perkembangan legislatif terkait tata kelola perusahaan di berbagai negara mempengaruhi kode tata kelola diseluruh dunia antara lain Cadbury report di UK dan Sarbanas-Oxley Act di US. Setelah runtuhnya Maxwell Publishing Group, The Cadbury Committee report (1992) dikutip dari Maier (2005), merekomendasikan a Code of Best Practice. Rekomendasi meliputi berbagai praktik tata kelola termasuk struktur dan komposisi main board, komite audit, dan pentingnya non-executive directors. Kode tersebut membangun prinsip “comply or explain” dimana perusahaan harus menerapkan hal-hal yang dianjurkan atau menjelaskan alasannya jika tidak menerapkan. Perkembangan regulasi yang dijelaskan diatas menunjukan bahwa penerapan manajemen risiko di suatu organisasi perusahaan tidak terlepas dari praktik Good Corporate Governance (GCG). GCG diharapkan dapat 2
menciptakan nilai perusahaan (value of the firm) secara berkesinambungan melalui pola pertumbuhan yang sehat dalam jangka panjang. Menurut Cheung dan Chan (2004) tata kelola perusahaan mengacu pada sistem dimana perilaku perusahaan dipantau dan dikendalikan. Tata kelola penting karena dalam perusahaan besar pada perekonomian modern berhubungan dengan banyak pihak yang menyediakan modal (shareholders) dan pihak yang mengatur sumber daya (manajemen). Konflik kepentingan antara dua kelompok ini muncul dan kemungkinan hak-hak pemegang saham. Dalam kasus ini, sangat mungkin bahwa pemegang saham akan dirugikan dan memerlukan sarana yang memastikan bahwa perusahaan dimonitor. Menurut Handajani dkk. (2006) dalam Restuningdiah (2011), mekanisme corporate governance dapat mengawasi manajemen dan pengambil keputusan, sehingga memudahkan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Corporate governance merupakan konsep yang didasarkan pada agency theory dan diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. GCG digunakan sebagai sistem dan struktur yang mengatur hubungan antara manajemen dengan pemilik baik mayoritas maupun minoritas suatu perusahaan dengan kata lain sebagai bentuk perlindungan investor adanya perbedaan kepentingan pemegang saham (principle) dengan pihak manajemen (agent). Penerapan corporate governance menuntut adanya perlindungan yang kuat terhadap hak-hak pemegang saham terutama pemegang saham minoritas.
3
Krisis keuangan global pada tahun 2008 menimbulkan banyak perdebatan mengenai pentingnya GCG. Menurut Herwidayatmo (2000), diduga salah satu penyebab terjadinya krisis di Indonesia adalah lemahnya pengawasan yang dilakukan terhadap direksi perusahaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab dewan komisaris. Dewan komisaris dapat lebih efektif dan lancar bekerja apabila terorganisasi dengan baik. Dukungan dari sekretariat dewan komisaris yang selain jumlahnya memadai, juga handal, adalah suatu keharusan mutlak. Apabila perusahaan semakin besar dan kompleks, kecermatan analisis yang mempermudah proses pengambilan keputusan dapat ditunjang dengan adanya komite-komite seperti komite audit, komite manajemen risiko, komite remunerasi, dan komite lainnya. Adanya komite-komite ini selain sebagai wahana pengumpulan keahlian, juga berperan untuk memenuhi persyaratan untuk menjalankan GCG, terutama dalam kaitannya dengan pemerolehan informasi dan analisis independen. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penerapan GCG dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Davidson et al. (2005) menemukan bahwa governance yang kuat merupakan keseimbangan antara kinerja perusahaan dengan tingkat pengawasan (level of monitoring) yang cukup. Beberapa hal yang terkait dengan monitoring melalui mekanisme internal governance adalah dewan komisaris independen, komite audit, fungsi audit internal dan pemilihan audit eksternal. Menurut Peasnell et al. (2005), dewan komisaris dipercaya dapat memegang peranan penting dalam corporate governance, terutama dalam memonitor 4
manajemen puncak. Dalam hal ini ada dua hal yang menarik berkaitan dengan keefektifan dewan komisaris yaitu independensi dan kompetensi. Sebagaimana menurut Cadbury Report (1992) kompetensi anggota dewan komisaris sangat penting bagi terciptanya dewan komisaris yang efektif. Kompetensi yang dibutuhkan oleh dewan komisaris dalam melakukan peran monitoring-nya adalah pengetahuan mengenai bidang usaha perusahaan dan pemahaman mengenai proses corporate governance. Menurut Alzoubi & Selamat (2012), pemegang saham bergantung pada kemampuan dewan komisaris dan komite audit untuk memantau kinerja manajemen. Oleh karena itu, tanggung jawab kualitas pelaporan keuangan terletak pada efektivitas peran dewan dan komite auditnya. Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) menegaskan keberadaan komite audit diharapkan mampu meningkatkan kualitas pengawasan internal perusahaan, serta mampu mengoptimalkan mekanisme checks and balances, yang pada akhirnya ditujukan untuk memberikan perlindungan yang optimum kepada para pemegang saham dan stakeholder lainnya. Menurut Krus dan Orowitz (2009) dewan komisaris berperan dalam mengawasi penerapan manajemen risiko untuk memastikan perusahaan memiliki program manajemen risiko yang efektif. Untuk meringankan beban tanggung jawabnya yang begitu luas, dewan komisaris dapat mendelegasikan tugas pengawasan risiko kepada komite pengawas manajemenrisiko. Komite tersebut diharapkan dapat mendiskusikan kebijakan dan panduan untuk mengatur proses manajemen risiko perusahaan. 5
Menurut Subramaniam et al. (2009) komite pengawas manajemen risiko dapat sebagai komite audit atau komite lain yang terpisah dari audit dan berdiri sendiri, meskipun demikian tanggung jawab utama dari pengawasan manajemen risiko tetap di tangan dewan komisaris secara penuh. Tugas pengawasan manajemen risiko membutuhkan pemahaman yang cukup mengenai struktur dan operasi perusahaan secara keseluruhan beserta risiko-risiko yang terkait, seperti risiko produk, risiko teknologi, risiko kredit, risiko peraturan, dan sebagainya (Bates dan Leclerc, 2009). Dalam hal ini, beberapa perusahaan menerapkan fungsi pengawasan tersebut pada suatu komite pengawas manajemen yang terpisah dari audit dan berdiri sendiri, yang secara khusus menangani peran pengawasan dan manajemen risiko perusahaan, atau disebut dengan Risk Management Committee (RMC). Di Indonesia sendiri, perkembangan RMC mulai meningkat. Dalam sektor perbankan, istilah RMC disebut sebagai Komite Pemantau Risiko bagi bank umum bersifat mandatory melalui Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance. Akan tetapi, berbeda dengan industri perbankan yang diregulasi secara ketat, pembentukan RMC pada sektor industri finansial non perbankan di Indonesia masih bersifat sukarela (voluntary) dan belum ada regulasi yang secara khusus mengaturnya. Andarini dan Januarti (2010) menemukan hubungan bahwa ukuran perusahaan berhubungan signifikan dan positif terhadap pembentukan RMC. Perusahaan dengan ukuran besar umumnya juga cenderung untuk mengadopsi praktek corporate governance dengan lebih baik dibanding perusahaan kecil. 6
Hal ini terkait dengan besarnya tanggung jawab perusahaan kepada para stakeholder karena dasar kepemilikan yang lebih luas. Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). Namun, dalam pengujian tentang faktor yang mempengaruhi pengungkapan ERM menunjukan hasil yang tidak konsisten. Kleffner et al. (2003) menemukan bahwa adanya Chief Risk Officer (CRO), jumlah dewan direksi, dan kepatuhan atas pedoman yang dikeluarkan bursa efek merupakan kunci sukses penerapan ERM. Hasil penelitian Beasley et al. (2005) dan Desender (2007) menunjukkan bahwa keberadaan CRO, komisaris independen, tipe auditor dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada tingkat pengungkapan ERM. Desender et al. (2009) menguji komisaris independen, ukuran audit komite, pemisahan CEO-Chairman, biaya audit eksternal, reputasi auditor dan konsentrasi kepemilikan, size dan leverage dengan pengungkapan Enterprise Risk Management. Hasil penelitian menunjukan variabel size, komisaris independen, reputasi auditor dan konsentrasi kepemilikan yang memiliki hubungan positif sedangkan biaya audit eksternal berhubungan negatif. Berbeda dengan hasil penelitian Rustiarini (2012) menunjukkan bahwa komisaris independen dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan ERM, sedangkan reputasi audit, keberadaan Risk Management Committee (RMC), dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management. Hasil Penelitian Andarini dan Januarti (2011) yang menguji hubungan komisaris independen, 7
ukuran dewan, reputasi auditor, kompleksitas, risiko pelaporan keuangan, leverage, ukuran perusahaan menunjukan hasil bahwa komisaris independen, ukuran dewan, reputasi auditor, kompleksitas, risiko pelaporan keuangan dan leverage tidak berhubungan signifikan dengan RMC, sedangkan ukuran perusahaan secara signifikan berhubungan positif dengan keberadaan RMC dan RMC yang terpisah dari komite lainnya. Penelitian mengenai Risk Management Committee oleh Restuningdiah (2010) yang merupakan kelanjutan dari penelitian Davidson et al. (2005) menunjukkan bahwa mekanisme internal governance yang diproksi dengan dewan komisaris independen, komite audit, fungsi audit internal dan risk management committee tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini mengindikasikan bahwa mekanisme internal governance yang diharapkan dapat mengatasi masalah keagenan terkait dengan manajemen laba (incomesmoothing) belum merupakan jaminan sepenuhnya bagi perusahaan dalam memaksimalkan fungsi pengawasan. Penelitian yang dilakukan oleh Meizaroh dan Lucyanda (2011) mengenai pengaruh
corporate
governance
dan
konsentrasi
kepemilikan
pada
pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) yang diukur melalui dimensi COSO ERM Framework dengan kriteria 108 pengungkapan menghasilkan bahwa komisaris independen dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ERM. Sementara itu, keberadaan RMC, reputasi auditor dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ERM. 8
Hasil penelitian lain ditunjukan oleh Kumalasari, dkk. (2014) yang menguji pengaruh leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan reputasi auditor terhadap luas pengungkapan manajemen risiko. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa leverage dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan manajemen risiko perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan dan reputasi auditor tidak berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan manjemen risiko. Berdasarkan uraian diatas, penelitian mengenai ERM telah banyak dilakukan dan memperoleh hasil-hasil yang berbeda sehingga menunjukan adanya research gap. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian karena adanya perbedaan dari beberapa hasil peneliti terdahulu. Maka penulis mengajukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit, Internal Audit, Komite Manajemen Risiko dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (Dimensi ISO 31000)” (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1.
Penelitian ini mengikutsertakan variabel internal governance yang secara khusus menangani peran pengawasan dan manajemen risiko perusahaan. Beberapa hal yang terkait dengan monitoring melalui mekanisme internal governance adalah dewan komisaris independen, komite audit, fungsi internal audit, dan pemilihan auditor eksternal. Adapun perbedaan dalam 9
penelitian ini, penulis tidak memasukkan variabel pemilihan auditor eksternal karena pernyataan Subramaniam et al. (2009) bahwa pemilihan auditor eksternal bukan merupakan mekanisme internal governance melainkan external governance. 2.
Penelitian ini menguji kembali ukuran perusahaan sebagai salah satu variabel independen karena penelitian terdahulu terdapat hasil yang tidak konsisten dalam mempengaruhi pengungkapan ERM.
3.
Pengukuran pengungkapan ERM pada penelitian ini menggunakan dimensi ISO 31000 yang telah diterapkan beberapa perusahaan di Indonesia mulai tahun 2011.
4.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) seluruh jenis sektor perusahaan baik sektor keuangan maupun non keuangan sehingga hasil yang diperoleh dapat digeneralisasi. Selain itu, periode pengamatan adalah selama tahun 2012-2013 dimana periode penelitian yang lebih up to date dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi dari pengaruh variabel-variabel independen tersebut terhadap pengungkapan ERM. Sedangkan populasi yang digunakan dalam penelitian terdahulu belum ada yang menggunakan sampel seluruh perusahaan.
10
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, fungsi internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)? 2. Bagaimana pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, fungsi internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)? 3. Variabel independen manakah yang paling dominan mempengaruhi pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)?
C. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan perumusan masalah di atas maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai hal-hal sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, fungsi internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
11
2. Menganalisis pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, fungsi internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). 3. Menganalisis pengaruh variabel independen yang paling dominan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
D. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan kontribusi sebagai berikut: 1. Bagi dunia akademis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi bahan referensi penelitian selanjutnya mengenai pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, fungsi audit internal, komite manajemen risiko, dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). 2. Bagi manajemen perusahaan Dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan dapat memahami urgensi pengelolaan manajemen risiko perusahaan dalam rangka meningkatkan kualitas corporate governance dan laporan keuangan.
12
3. Bagi profesi akuntan publik Dengan adanya penelitian ini diharapkan akuntan publik lebih memahami tentang pengelolaan manajemen risiko perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai efektivitas pengendalian internal perusahaan. 4. Bagi satuan pengendali internal Dengan adanya penelitian ini diharapkan satuan pengendali internal dapat meningkatkan kualitas kerjasama dengan berbagai pihak dalam tingkatan organisasi dan membuat kerangka kerja manajemen risiko dalam pengelolaan manajemen risiko perusahaan. 5. Bagi investor dan analis pasar modal Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi investor dan analis pasar modal dalam pengambilan keputusan. 6. Bagi regulator (pembuat kebijakan) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi pembuat regulasi yang berkaitan dengan penerapan manajemen risiko perusahaan non financial di Indonesia mengingat pengungkapan manajemen risiko perusahaan (ERM) masih bersifat sukarela.
13
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Literatur a.
Teori Keagenan (Agency Theory) Agency Theory pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976, yang mengartikan hubungan agensi sebagai sebuah kontrak di mana salah satu pihak (principal) menggunakan pihak lain (agent) untuk mengerjaka suatu layanan tertentu untuk kepentingan mereka, dengan melibatkan suatu pendelegasian wewenang pengambilan keputusan oleh agent. “A contract under which one or more persons (the principal/s) engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involve delegating some decisions making authority to theagent.” (Jensen dan Meckling, 1976) Teori ini menjelaskan tentang bagaimana hubungan antar yang memberi wewenang (principal) dengan pihak yang menerima wewenang (agent) untuk bekerja sama dalam memenuhi hak dan kewajiban satu sama lain. Masing-masing pihak disini mempunyai kepentingan mereka sendirisendiri, dan perbedaan kepentingan ini bisa saja menyebabkan timbulnya information asymetri (kesenjangan informasi) antara pemegang saham (shareholders)
dan
organisasi.
Perbedaan
kepentingan
tersebut
menyebabkan masing-masing pihak berusaha untuk memperbesar keuntungan
bagi
diri
mereka
sendiri.
Principal
menginginkan
pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi yang 14
mereka tanamkan pada perusahaan, sedangkan agen menginginkan kepentingannya diakomodir dengan pemberian kompensasi/bonus/insentif yang memadai dan sebesar-besarnya atas kinerjanya. Ada beberapa kemungkinan konflik yang terjadi dalam hubungan antara principal dan agent (agency conflict), konflik yang timbul sebagai akibat dari keinginan manajemen (agent) untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan kepentingannya yang dapat mengorbankan kepentingan pemegang saham (principal) untuk memperoleh return dan nilai jangka panjang perusahaan. Agency conflict dapat timbul dalam berbagai bentuk, antara lain : a. Moral Hazard Moral Hazard adalah perilaku tidak jujur dengan mengorbankan kepentingan pihak lain. Dalam perspektif teori keagenan Moral Hazard terjadi akibat konflik kepentingan dan asimetri informasi antara principal dan agent. Bisa saja terjadi ketika manajemen lebih memilih investasi yang paling sesuai dengan kemampuan mereka dan bukan yang paling menguntungkan bagi perusahaan. b. Earning Retention Manajemen cenderung mempertahankan tingkat
pendapatan
perusahaan yang stabil, sedangkan pemegang saham lebih menyukai distribusi kas yang lebih tinggi melalui beberapa peluang investasi internal yang positif.
15
c. Risk Aversion Manajemen cenderung mengambil posisi aman untuk mereka sendiri dalam mengambil keputusan investasi. Dalam hal ini, mereka akan mengambil keputusan investasi yang sangat aman dan masih dalam kemampuan manajer. Mereka akan menghindari keputusan investasiyang dianggap berisiko bagi perusahaannya, walaupun mungkin hal tersebut bukan pilihan yang terbaik bagi perusahaan. d. Time Horizon Manajemen cenderung hanya memperhatikan cash flow perusahaan sejalan dengan waktu penugasan mereka. Hal ini dapat menimbulkan bias dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada proyek jangka pendek dengan pengembalian akuntansi yang tinggi. Permasalahan asimetri informasi pada principal-agent dapat diatasi atau dikurangi dengan menetapkan pengawasan efektif atau mekanisme feedback yang mana dapat membuat kinerja dan hasil yang dicapai lebih transparan dan terukur. Menurut Subramaniam et al. (2009) secara umum, keberadaan komite-komite seperti komite audit, komite nominasi, komite remunerasi, serta komite manajemen risiko merupakan mekanisme pengawasan internal di dalam perusahaan dan keberadaan komite pengawas yang dibentuk oleh dewan komisaris tersebut menyediakan kualitas pengawasan yang lebih baik dan menuntun untuk menurunkan perilaku oportunistik yang dilakukan oleh manajer. Komite-komite yang dibentuk oleh dewan komisaris tersebut diperkirakan ada dalam situasi 16
dimana biaya agensi tinggi, seperti leverage tinggi serta kompleksitas dan ukuran perusahaan yang lebih besar.
b.
Good Corporate Governance Pada tahun 1999, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menko Ekuin
Nomor:
KEP/31/M.EKUIN/08/1999
pernah
mengeluarkan
Pedoman Good Corporate Governance (GCG) yang pertama. Pedoman tersebut telah beberapa kali disempurnakan, terakhir pada tahun 2001 dan yang terbaru adalah tahun 2006 yang merupakan revisi pedoman tahun 2001 maka diterbitkan Pedoman Umum GCG Indonesia oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dalam kerangka dorongan etika. Pedoman ini dijadikan acuan untuk melaksanakan sistem tata kelola yang baik bagi dunia usaha untuk keberlangsungan usaha tetapi sifatnya masih bersifat sukarela. Bapepam-LK mengadopsi pedoman tersebut ke dalam peraturanperaturan Bapepam-LK yang sifatnya mandatory seperti kewajiban pembentukan komite audit dan keberadaan komisaris independen dalam perusahaan. Dengan begitu Bapepam-LK dapat memberikan sanksi jika perusahaan tidak menerapkan peraturan tersebut. Bapepam-LK juga mewajibkan Emiten dan Perusahaan Publik untuk mengungkapkan pelaksanaan tata kelola perusahaan dalam laporan tahunan seperti frekuensi rapat dewan komisaris dan direksi, frekuensi kehadiran anggota 17
dewan komisaris dan direksi dalam rapat tersebut, frekuensi rapat dan kehadiran komite audit, pelaksanaan tugas dan pertanggungjawaban dewan komisaris dan direksi serta remunerasi dewan komisaris dan direksi. Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham, dan stakeholders lainnya. Corporate governance dapat menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan yaitu stakeholders. Ada beberapa mekanisme yang sering dipakai dalam berbagai penelitian mengenai GCG diantaranya kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan komite audit (Sari, 2013). Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, independensi serta kesetaraan dan kewajaran diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan (Zarkasyi, 2008:39). Perusahaan diharapkan dapat mengimplementasikan praktik GCG ini misalnya dengan melakukan penerapan sistem pengendalian internal yang efektif dan andal, melakukan sosialisasi dan internalisasi penerapan GCG di setiap perusahaan serta memberlakukan penerapan manajemen risiko di seluruh lini kegiatan usaha perusahaan. 18
c.
Enterprise Risk Management (ERM) Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO, 2004) mendefinisikan Enterprise Risk Management (ERM) sebagai: “process, effected by an entity’s board of directors, management, and other personnel, applied in strategy setting and across the enterprise, designed to identify potential events that may affect the entity, and manage risks to be within its risk appetite, to provide reasonable assurance regarding the achievement of entity objectives”. Definisi ini mencerminkan konsep dasar bahwa manajemen risiko perusahaan adalah: a. Sebuah proses, yang sedang berlangsung dan mengalir melalui suatu entitas. b. Sebagai akibat oleh setiap orang dalam tingkat organisasi. c. Diterapkan dalam pengaturan strategi. d. Diterapkan di seluruh perusahaan, pada setiap tingkat dan unit, dan termasuk dalam me-review pengambilan tingkat entitas portofolio yang berisiko. e. Dirancang untuk mengenali peluang kejadian yang jika terjadi akan mempengaruhi jalannya usaha dan organisasi. f. Mampu
untuk
memberikan
keyakinan
memadai
kepada
manajemen entitas dan dewan direksi. g. Diarahkan untuk pencapaian tujuan.
19
Manajemen risiko perusahaan merupakan suatu strategi yang digunakan untuk tetap bertahan dalam lingkungan usaha yang kompetitif. Pesatnya pertumbuhan ekonomi menjadikan ERM sebagai bagian penting perusahaan dalam mempertahankan kinerja dan tingkat profitabilitas perusahaan. Kesadaran yang tinggi terhadap manajemen risiko sebagian besar sebagai akibat dari beberapa bencana yang dihadapi perusahaan dan kegagalan bisnis yang tidak diharapkan (Walker et al., 2002). Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan ERM untuk mengurangi dan menangani setiap risiko perusahaan yang mungkin muncul. Elemen yang mendasari ERM, antara lain: a. Komitmen Chief Executive Officer (CEO). b. Kebijaksanaan risiko dan misi perusahaan. c. Laporan unit bisnis dan jajaran eksekutif. d. Pengembangan kerangka kerja (framework) risiko. e. Pengembangan bahasa risiko yang umum. f. Teknik untuk mengidentifikasi risiko. g. Perangkat untuk memperkirakan risiko. h. Perangkat untuk melaporkan dan memonitor risiko. i. Keterkaitan risiko pada pihak-pihak yang sesuai dan bertanggung jawab. j. Keterkaitan risiko dengan fungsi keuangan dan pendanaan. k. Identifikasi risiko dan perkiraan risiko ke strategi perusahaan yang terintegrasi. 20
Penerapan manajemen risiko juga bertujuan untuk mengidentifikasi risiko perusahaan pada setiap kegiatan, serta mengukur dan mengatasinya pada level toleransi tertentu (Meizaroh dan Lucyanda, 2011). Oleh karena itu, struktur manajemen risiko yang tepat dapat membantu dalam mengelola risiko bisnis secara lebih efektif dan mengungkapkan hasil manajemen risiko kepada stakeholders organisasi (Subramaniam et al., 2009). Menurut KNKG (2011), manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi, maka proses manajemen risiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen umumnya dan harus masuk menjadi bagian dari budaya organisasi, praktik terbaik organisasi, dan proses bisnis organisasi. Dalam Pedoman Manajemen Risiko (KNKG, 2011), proses manajemen risiko meliputi lima kegiatan, yaitu komunikasi dan konsultasi, menentukan konteks, asesmen risiko, perlakuan risiko serta monitoring dan review. Menurut KNKG (2011), tidak terdapat model atau panduan baku dalam penyusunan infrastruktur pengelolaan manajemen risiko. Hal yang terpenting adalah kejelasan akuntabilitas dan tanggung jawab untuk mendorong pelaksanaan manajemen risiko. Setiap organisasi harus menyusun infrastruktur organisasi manajemen risiko sesuai dengan kebutuhan dan jenis-jenis risiko yang dihadapi. Model ini adalah contoh infrastruktur manajemen risiko yang lebih tepat diaplikasikan pada organisasi yang cukup besar, dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut: 21
Gambar 2.1 Infrastruktur Manajemen Risiko Sumber: Pedoman Manajemen Risiko (diadopsi dari berbagai sumber oleh KNKG, 2011)
d. International Standard Organization (ISO) 31000 International Standard Organization (ISO) 31000 merupakan standar manajemen risiko yang generik, berarti standar ini tidak menafikan standar-standar manajemen risiko yang dibuat untuk keperluan yang spesifik dan khusus. Keduanya dapat berjalan berdampingan dan saling melengkapi. Satu hal yang membedakan ISO 31000 dengan standar manajemen risiko yang lain adalah perspektif ISO 31000 yang lebih luas dan lebih konseptual dibandingkan dengan lainnya. Juga adanya kerangka kerja manajemen risiko yang merupakan implementasi prinsip manajemen 22
mutu dan dikenal dengan “Plan-Do-Check-Action”. (Susilo dan Kaho, 2011:7). Prinsip dan Panduan Manajemen Risiko ISO 31000 yang diadopsi oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN, 2011) memuat bahwa manajemen risiko suatu organisasi hanya dapat efektif bila mampu menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Manajemen risiko melindungi dan menciptakan nilai tambah. b. Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi. c. Manajemen risiko adalah bagian dari proses pengambilan keputusan. d. Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidakpastian. e. Manajemen risiko bersifat sistematik, terstruktur dan tepat waktu. f. Manajemen risiko berdasarkan pada informasi terbaik yang tersedia g. Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya (tailored) h. Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya i. Manajemen risiko harus transparan dan inklusif. j. Manajemen risiko harus bersifat dinamis, berulang dan tanggap terhadap perubahan k. Manajemen risiko harus memfasilitasi terjadinya perbaikan dan peningkatan organisasi secara berlanjut. Walaupun standar ini menyediakan panduan generik, hal ini tidak dimaksudkan untuk melakukan keseragaman penerapan manajemen 23
risiko akan tergantung pada kebutuhan yang bervariasi dari setiap organisasi, khususnya sasaran dari setiap organisasi yang berbeda, konteks, struktur, produk, jasa, proyek, dan proses operasi, serta praktikpraktik khas yang digunakan. Kerangka kerja manajemen risko ditujukan untuk membantu organisasi mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam keseluruhan sistem manajemen organisasi. Oleh karena itu, organisasi harus mengadopsi komponen-komponen dari kerangka kerja manajemen risiko ke dalam kebutuhan khas organisasi tersebut. Komponenkomponen dari kerangka kerja manajemen risiko yang diperlukan dalam hubungan satu sama lain dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2 Hubungan komponen kerangka kerja manajemen risiko Sumber: diadopsi dari AIRMIC, ALARM, IRM (2010).
24
e.
Pengungkapan Risiko Pengungkapan risiko oleh perusahaan sangat berguna bagi para stakeholder untuk pengambilan keputusan dalam menanamkan saham. Pengungkapan risiko juga merupakan salah satu cara perusahaan untuk berkomunikasi dengan para stakeholder-nya. Melalui pengungkapan risiko, perusahaan dapat memberikan informasi khususnya informasi mengenai risiko yang terjadi di perusahaan. Luas pengungkapan manajemen risiko menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan dalam mengelola manajemen risikonya dan membuktikan bahwa perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan oleh para stakeholder (Kumalasari, 2014). Pengungkapan resiko sendiri merupakan salah satu praktik Good Corporate Governance (GCG). Dalam Pedoman Umum GCG Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menyebutkan bahwa perlunya perusahaan untuk mengungkap informasi salah satunya adalah informasi manajemen resiko. Dalam pedoman ini juga diatur tentang wewenang struktur perusahaan dalam menangani resiko baik antisipasi, penanggulangan dan pengendaliannya. Institusi-institusi terkait menerbitkan peraturan-peraturan yang menjadi dasar praktik pengungkapan risiko di Indonesia. Sebagai contoh, bagi perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia, Bapepam menetapkan regulasi yang mengatur tentang pengungkapan yang harus dilakukan oleh emiten. Seperti yang diatur dalam Keputusan Ketua 25
Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep- 134/BL/2006 mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik, bahwa perusahaan harus menyajikan penjelasan mengenai risikorisiko yang dihadapi perusahaan serta upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengelola risiko tersebut, misalnya: risiko yang disebabkan oleh fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan kebijakan pemerintah. Bagi perusahaan yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah melalui Kementerian Negara BUMN membuat suatu peraturan yang memberikan pedoman bagi perusahaan BUMN dalam melakukan praktik pengungkapan. Pedoman tersebut berupa peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Negara BUMN Nomor: Kep117/M-MBU/2002. Dalam pasal 22 ayat 2 (b) bahwa dewan direksi harus menetapkan sistem pengendalian internal dalam hal pengkajian dan pengelolaan resiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola resiko usaha relevan. Selain itu dalam pasal 28 ayat 2 (h) juga disebutkan bahwa perusahaan BUMN harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan namun juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemodal, pemegang saham/pemilik modal, kreditur, dan stakeholders, salah satunya faktor
26
risiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian manajemen atas iklim berusaha dan faktor resiko. Selain peraturan-peraturan di atas, pengungkapan resiko juga diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Di dalam PSAK 60 disebutkan bahwa informasi mengenai sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan harus diungkapkan. Pengungkapan informasi tersebut berupa pengungkapan
kualitatif
dan
pengungkapan
kuantitatif.
Dalam
pengungkapan kualitatif entitas harus mengungkapkan eksposur risiko, bagaimana risiko timbul, tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko serta metode pengukuran risiko. Sedangkan pengungkapan untuk kuantitatif entitas disyaratkan untuk mengungkapkan risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar termasuk membuat analisis sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar.
f.
Dewan Komisaris Dewan komisaris mempunyai peran penting dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG). Peran ini semakin penting setelah terjadinya beberapa white collar crime (Enron, Worldcom, dan sebagainya) yang melibatkan pimpinan perusahaan pada jenjang tertinggi (Muntoro, 2006). Dewan komisaris sebagai organ perusahaan, bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan 27
memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG. Namun demikian, dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masingmasing anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama adalah setara (KNKG, 2006). Terkait dengan bentuk dewan komisaris dalam sebuah perusahaan, Indonesia menganut two tiers systems untuk struktur dewan dalam perusahaan. Perusahaan mempunyai dua badan terpisah dewan pengawas (dewan komisaris) dan dewan manajemen (dewan direksi). Dewan komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas manajemen dan tidak boleh mewakili perusahaan dalam transaksi-transaksi pihak ketiga (FCGI, 2002).
g.
Komite Audit Komite audit memiliki tugas terpisah dalam membantu dewan komisaris untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh. Secara umum, komite audit dibentuk untuk membantu dewan komisaris (dalam two tiers system) untuk mengawasi kinerja kegiatan pelaporan keuangan dan pelaksanaan audit, baik internal maupun eksternal di dalam perusahaan. Dan karenanya, untuk mempertahankan independensi, komite audit beranggotakan komisaris independen dan pihak-pihak luar perusahaan yang terlepas dari kegiatan manajemen sehari-hari dan mempunyai tanggung jawab utama 28
untuk membantu dewan komisaris dalam menjalankan tanggung jawabnya terutama dengan masalah yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan. Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit internal) dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba (earnings management) dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal. Tanggung jawab komite audit dalam bidang corporate governance adalah untuk memastikan, bahwa perusahaan telah dijalankan
sesuai
undang-undang
dan
peraturan
yang
berlaku,
melaksanakan usahanya dengan beretika, melaksanakan pengawasannya secara efektif terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan (FCGI, 2002). Komite audit merupakan unsur penting dalam mewujudkan penerapan Good Corporate Governance (GCG). Keberadaan komite audit dapat membantu dewan komisaris meningkatkan pengawasan terhadap manajemen perusahaan, sehingga hal ini dapat menjadi usaha perbaikan terhadap tata cara pengelolaan perusahaan karena komite audit akan menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan dewan komisaris maupun pihak eksternal lainnya.
29
h. Internal Audit Menurut Institute of Internal Auditor (IIA), definisi resmi audit internal adalah sebagai berikut: “Internal Auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization's operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes”. Internal audit merupakan kegiatan independen dalam memberikan kepastian (assurance) dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Hal ini membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan pendekatan yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola. Dalam menjalankan fungsi pengendalian terhadap aktivitas bisnis perusahaan, fungsi internal audit diperlukan sebagai pendukung utama bagi Presiden Direktur & Chief Executive Officer (CEO), Dewan Komisaris, Komite Audit, Dewan Direksi, dan Manajemen Senior. Internal audit bertanggung jawab dalam menyajikan saran audit secara independen serta menjamin kecukupan dan efektivitas manajemen risiko perusahaan, pengendalian internal dan proses tata kelola perusahaan yang baik dalam rangka memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasional perusahaan (Femiarti, 2012).
30
Davidson et al. (2005) menjelaskan bahwa keberadaan fungsi internal audit menyediakan jasa konsultasi, yang dapat dikembangkan terhadap efektifitas manajemen risiko pengendalian dan proses governance. Fungsi internal audit juga diharapkan dapat memfasilitasi efektifitas dan operasional dari komite audit.
i.
Risk Management Committee (RMC) Risk Management Committee (RMC) merupakan salah satu unsur internal governance dalam pengelolaan manajemen risiko perusahaan. Keberadaan
RMC
bertugas
untuk
mempertimbangkan
strategi,
mengevaluasi manajemen risiko, dan memastikan bahwa perusahaan telah memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Pembentukan RMC itu sendiri belum banyak dilakukan perusahaan. Saat ini pemerintah melalui peraturan BI No.8/4/PBI/2006 tentang Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum hanya mewajibkan perbankan untuk membentuk RMC sebagai komite pengawas risiko. Berbeda dari industri perbankan yang diregulasi secara ketat, pembentukan RMC pada sektor industri lain di Indonesia masih bersifat sukarela. Meskipun demikian, mengingat pengelolaan manajemen risiko membutuhkan pemahaman yang cukup atas struktur dan operasi perusahaan maka banyak perusahaan selain perbankan tetap membentuk komite pengawas manajemen risiko.
31
j.
Ukuran Perusahaan Perusahaan dengan ukuran besar memiliki kegiatan usaha yang lebih kompleks yang mungkin juga akan menimbulkan dampak yang lebih besar terhadap masyarakat luas dan lingkungannya, sehingga dilakukan pengungkapan
informasi
yang
lebih
untuk
menunjukkan
pertanggungjawaban perusahaan kepada publik (Kumalasari, 2014). Perusahaan dengan ukuran lebih besar akan lebih terlihat menarik perhatian dari para stakeholders. Perusahaan tersebut akan menganggap bahwa pengungkapan risiko sebagai cara untuk meningkatkan reputasi perusahaan melalui sistematika pengungkapan.
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis Adapun keterkaitan antar variabel dependen dan independen dalam penelitian ini adalah: 1.
Kompetensi Dewan Komisaris dengan Pengungkapan ERM Fungsi dewan komisaris adalah sebagai pengawas dan penasihat namun tidak bertindak sebagai pengambil keputusan operasional karena tugas pengambilan keputusan operasional menjadi tanggung jawab dewan direksi. Dewan komisaris diharapkan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan agar efektivitas fungsi pengawasan dapat lebih ditingkatkan (Prastiti, 2013). Menurut Nuryaman dan Rusmini (2010), kompetensi dewan komisaris memiliki hubungan positif terhadap pengungkapan sukarela, 32
makna dari penelitian ini adalah kehadiran anggota dewan komisaris yang memiliki keahlian di bidang akuntansi dan keuangan dapat meningkatkan pengawasan dewan kepada manjemen dalam praktik transparansi dan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Namun demikian, hasil penelitian Aniroh (2014) menunjukkan hasil yang sebaliknya bahwa keahlian dewan komisaris tidak memiliki pengaruh pada pengungkapan sukarela. Untuk itu, hipotesis yang dikemukakan adalah: Ha1: Kompetensi Dewan Komisaris memiliki pengaruh terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
2.
Komite Audit Independen dengan Pengungkapan ERM Adanya komite audit yang efektif, mampu meningkatkan kualitas dan kredibilitas laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dan membantu dewan direksi dalam memajukan kepentingan pemegang saham. Teori keagenan berpendapat bahwa komite audit independen memberikan pengawasan yang efektif terhadap manajemen. Komite audit memiliki peran dalam mengawasi pihak manajemen (agent) agar tidak melakukan tindakan yang dapat menguntungkan dirinya sendiri sehingga dapat merugikan pemilik perusahaan (principal). Salah satu dari karakteristik komite audit yang dapat meningkatkan fungsi pengawasan adalah independensi (Prastiti, 2013). Perusahaan dengan proporsi komite audit independen yang lebih tinggi akan mengungkapkan risiko lebih luas untuk mengurangi biaya agensi. 33
Penelitian yang dilakukan oleh Wardhana dan Cahyonowati (2013) menunjukan bahwa komite audit independen tidak memiliki pengaruh pada tingkat pengungkapan risiko. Untuk itu, hipotesis yang dikemukakan adalah: Ha2: Komite Audit Independen memiliki pengaruh terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
3.
Internal Audit dengan Pengungkapan ERM Beasley (2006) menemukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap manajemen risiko perusahaan (ERM) pada aktivitas fungsi internal audit. Berdasarkan respon dari 122 organisasi di beberapa negara, ditemukan bahwa ERM memiliki dampak terbesar pada aktivitas audit internal apabila: (a) proses ERM organisasi lebih lengkap, (b) CFO dan komite audit telah memutuskan bahwa aktivitas internal audit yang lebih besar terkait dengan ERM, (c) masa jabatan kepala eksekutif pemeriksaan (Chief Audit Executif/CAE) lebih panjang, (d) organisasi tersebut adalah industri perbankan atau institusi pendidikan, dan (e) fungsi audit internal memberikan perhatian yang lebih terhadap ERM. Berdasarkan penelitian di atas maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah: Ha3: Internal Audit memiliki pengaruh terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
34
4.
Risk Management Committee (RMC) dengan Pengungkapan ERM Penelitian Meizaroh dan Lucyanda (2011) menemukan bukti empiris bahwa perusahaan yang memiliki Risk Management Committee (RMC) dapat lebih banyak mencurahkan waktu, tenaga, dan kemampuan untuk mengevaluasi seluruh pengendalian internal dan menangani risiko yang mungkin terjadi. Keberadaan RMC dapat meningkatkan kualitas penilaian dan pengawasan risiko, serta mendorong perusahaan untuk mengungkapkan risiko yang dihadapi. Untuk itu, hipotesis yang dikemukakan adalah: Ha4: Komite Manajemen Risiko (RMC) yang terpisah dari audit memiliki
pengaruh
terhadap
Pengungkapan
Enterprise
Risk
Management (ERM).
5.
Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan ERM Desender et al. (2007) menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). Hasil penelitian ini bertentangan dengan Kumalasari dkk. (2014) dan Hoyt dan Liebenberg (2010) yang menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap adopsi ERM. Hoyt dan Liebenberg (2010) menjelaskan bahwa perusahaan besar lebih mungkin untuk terlibat dalam ERM karena kompleksitas mereka relatif tinggi, fakta bahwa mereka menghadapi risiko yang lebih luas dan institusional ukuran yang memungkinkan mereka untuk menanggung 35
biaya administrasi adopsi ERM. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: Ha5:
Ukuran
Perusahaan
memiliki
pengaruh
terhadap
Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
6.
Kompetensi Dewan Komisaris, Komite Audit Independen, Fungsi Internal Audit, Komite Manajemen Risiko (RMC) dan Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan ERM Penelitian Meizaroh dan Lucyanda (2011) menunjukkan bahwa dewan komisaris independen dan ukuran dewan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ERM, tetapi keberadaan RMC, reputasi auditor dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan ERM. Hal ini juga tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Sari (2013) yang menunjukan bahwa komisaris independen, reputasi auditor, RMC, konsentrasi kepemilikan dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap Pengungkapan ERM. Namun demikian, hal ini berbeda dengan penelitian Kumalasari (2014) yang menemukan bahwa leverage dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan manajemen risiko perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan manajemen risiko. Untuk itu hipotesis yang akan dikemukakan adalah:
36
Ha6: Kompetensi Dewan Komisaris, Komite Audit Independen, Fungsi Internal Audit, Komite Manajemen Risiko (RMC) dan Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh secara simultan terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1 pada halaman berikutnya:
37
No 1
Peneliti (Tahun) Magda Kumalasari dkk. (2014)
2
Narjes Ashuri et al. (2014)
3
Wardhana dan Cahyonowati (2013)
Judul Penelitian Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Luas Pengungkapan Manajemen Risiko
The Impact of Board Composition Audit Fees, and Ownership Concentration on Risk Management of Listed Companies in Tehran Stock Exchange Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Risiko
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel ukuran Obyek penelitian, perusahaan dan perbedaan variabel luas pengungkapan yaitu tidak ada ERM. Alat variabel kompetensi pengujian yang dewan komisaris, digunakan analisis komite audit, internal regresi linear audit, komite berganda. manajemen risiko. Variabel Obyek Penelitian, pengungkapan perbedaan variabel manajemen risiko yaitu tidak ada perusahaan. Alat variabel kompetensi pengujian yang dewan komisaris, digunakan analisis komite audit, internal regresi berganda. audit,komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan. Variabel komite Obyek penelitian, audit independen perbedaan variabel dan ukuran yaitu tidak ada perusahaan. Alat variabel kompetensi pengujian yang dewan komisaris, digunakan analisis internal audit, komite regresi berganda. manajemen risiko.
Hasil Penelitian leverage dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan manajemen risiko perusahaan sedangkan ukuran perusahaan dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan manjemen risiko. Karakteristik dewan komisaris, konsentarsi kepemilikan tidak berpengaruh pada manajemen risiko perusahaan sedangkan audit fee berpengaruh signifikan terhadap manajemen risiko perusahaan
Hanya ukuran perusahaan dan reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan risiko.
Bersambung ke halaman selanjutnya 38
No 4
Peneliti (Tahun) Femiarti dan Dewayanto (2012)
Judul Penelitian Audit Committee Financial Experts, Internal Audit dan Pengungkapan Kelemahan Pengendalian Intern
Tabel 2.1 (Lanjutan) Metodelogi Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Internal Obyek penelitian, Audit dan Risk perbedaan variabel Management yaitu tidak ada Committee. Alat variabel kompetensi pengujian yang dewan komisaris, digunakan analisis komite audit regresi logistik. independen dan ukuran perusahaan
5
Meizaroh dan Lucyanda (2011)
Pengaruh Corporate Governance dan Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk Management
Variabel komite manajemen risiko dan pengungkapan ERM. Alat pengujian yang digunakan regresi linear berganda.
6
Anindyah Prastiti dan Wahyu Meiranto (2013)
Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba
Variabel kompetensi dewan komisaris dan ukuran perusahaan.
Obyek penelitian, perbedaan variabel yaitu tidak ada variabel kompetensi dewan komisaris, komite audit, internal audit dan ukuran perusahaan. Obyek penelitian, perbedaan variabel yaitu tidak ada variabel komite manajemen risiko dan pengungkapan ERM.
Hasil Penelitian Keahlian akuntansi dan/atau keuangan komite audit atau audit committeefinancial experts dan internal audit perusahaan manufaktur tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan kelemahan pengendalian internal (RM, etika bisnis, dan training). Komisaris independen dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh pada pengungkapan ERM sedangkan keberadaan RMC reputasi auditor dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh pada pengungkapan ERM. Hanya variabel ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Bersambung ke halaman selanjutnya 39
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 7
8
Peneliti (Tahun) Putri Andarini dan Indira Januarti (2010)
Kurt Desender (2007)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian Persamaan Perbedaan Hubungan Variabel ukuran Obyek penelitian, Karakteristik Dewan perusahaan. perbedaan variabel Komisaris dan yaitu tidak ada variabel Perusahaan Terhadap kompetensi dewan Risk Management komisaris, komite Committe (RMC) audit, internal audit dan pada perusahaan go pengungkapan ERM. public Indonesia Alat pengujian yang digunakan regresi logistik. On The Determinants Variabel ukuran Obyek penelitian, of Enterprise Risk perusahaan dan perbedaan variabel Management penggunaan ERM yaitu tidak ada variabel Implementation sebagai variabel kompetensi dewan dependen. komisaris, komite audit, internal audit dan komite manajemen risiko.
Hasil Penelitian Hanya ukuran perusahaan yang berhubungan positif dansignifikan terhadap keberadaan RMC maupun SRMC.
Independensi dewan tidak berhubungan dengan kualitas ERM, pemisahan CEO dengan dewan komisaris dan kombinasi antara independensi dewan dengan pemisahan CEO dan dewan komisaris berhubungan signifikan terhadap kualitas ERM.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
40
D. Kerangka Pemikiran Kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.3 Perkembangan regulasi menganjurkan perusahaaan untuk menerapkan praktik GCG dan manajemen risiko untuk meningkatkan value of the firm
Variabel Independen Kompetensi Dewan Komisaris (X1)
Variabel Dependen
Komite Audit Independen (X2)
Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM): Dimensi ISO 31000 (Y)
Fungsi Internal Audit (X3) Komite Manajemen Risiko (X4) Ukuran Perusahaan (X5)
Uji Model Regresi Berganda
Koefisien Determinasi (R2) Uji Hipotesis: 1. Uji F 2. Uji t
Uji Asumsi Klasik: 1. 2. 3. 4.
Normalitas Multikolineritas Autokorelasi Heterokedastisitas
Kesimpulan, Implikasi dan Saran Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini termasuk ke dalam kelompok data time series dengan melihat dari dimensi waktu yang digunakan selama periode penelitian yaitu dua tahun, dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal komparatif yaitu penelitian yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002). Peneliti bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu kompetensi dewan komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) berdasarkan dimensi manajemen risiko ISO 31000 baik secara parsial maupun simultan.
B. Metode Penentuan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dalam hal ini lebih khusus pada penggunaan metode judgment sampling. Judgment sampling merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Indriantoro dan Supomo, 1999:131). 42
Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Perusahaan financial dan nonfinancial yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013.
2.
Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan (annual report) secara konsisten yang berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode tahun 2012-2013 dan disajikan dalam Rupiah.
3.
Perusahaan yang memiliki kelengkapan data mengenai kompetensi dewan komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan.
4.
Perusahaan yang mengungkapkan manajemen risiko dalam laporan tahunannya secara konsisten selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2013.
C. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang merupakan data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2002). Selain itu, informasi mengenai pengungkapan manajemen risiko perusahaan diperoleh dari laporan tahunan perusahaan (annual report) yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) selama dua tahun berturut-turut mulai periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dan website perusahaan yang telah dipublikasikan. Data kuantitatif tersebut diukur dalam suatu skala rasio dan skala nominal. 44
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dan didapatkan dengan cara: 1. Metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, mengkaji data sekunder secara tidak langsung melalui media perantara yang berupa annual report dari seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 sampai dengan 2013. Data dalam penelitian ini diunduh melalui situs www.idx.co.id. 2. Metode studi pustaka, yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal, tesis, surat kabar, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini disebabkan kepustakaan adalah bahan utama dalam penelitian data sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2002).
D. Metode Analisis Data Terdapat beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis data. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah. Sebelum analisis regresi dilakukan, maka harus diuji terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik untuk memastikan apakah model regresi yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokolerasi. Jika terpenuhi maka model analisis layak untuk digunakan.
45
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dan pengujian asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik yaitu berupa output SPSS. SPSS yang digunakan adalah SPSS versi 19. 1.
Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam kondisi sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum dan generalisasi. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberi gambaran umum mengenai demografi responden dalam penelitian dan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian (kompetensi dewan komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko, ukuran perusahaan dan pengungkapan ERM). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum (Ghozali, 2011). Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata.
46
2.
Analisis Regresi Berganda Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda. Penggunaan regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui secara terpisah (parsial) berbagai variabel independen yang ada (dalam hal ini kompetensi dewan komisaris, komite audit internal audit, komite manajemen risiko, ukuran perusahaan) tanpa ada pengaruh unsur variabel lain. Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan alat analisis regresi berganda. Selain dapat melihat pengaruh masing-masing variabel independen, analisis regresi berganda dapat juga digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh interaksi variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: 𝐘 = 𝛃𝟎 + 𝛃𝟏 𝐗 𝟏 + 𝛃𝟐 𝐗 𝟐 + 𝛃𝟑 𝐗 𝟑 + 𝛃𝟒 𝐗 𝟒 + 𝛃𝟓 𝐗 𝟓 + 𝛆
Keterangan: Y
: Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)
β0
: Konstanta
β1
: Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y apabila X1 berubah 1 satuan
X1
: Kompetensi dewan komisaris
β2
: Koefisien regresi kedua, yaitu besarnya perubahan Y apabila X2 berubah 1 satuan 47
X2
: Komite Audit
β3
: Koefisien regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan Y apabila X3 berubah 1 satuan
X3
: Internal Audit
β4
: Koefisien regresi keempat, yaitu besarnya perubahan Y apabila X4 berubah 1 satuan
X4
: Komite Manajemen Risiko
β5
: Koefisien regresi kelima, yaitu besarnya perubahan Y apabila X5 berubah 1 satuan
3.
X5
: Ukuran Perusahaan
ε
: Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian
Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan, maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011:). Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan alat analisis grafik dilakukan dengan melihat hasil ouput SPSS, berupa grafik normal probability plots. Jika titik-titik pada grafik 48
normal probability plots mendekati garis diagonal dan tidak terdapat kemencengan maka model regresi tersebut dapat dikatakan terdistribusi secara normal. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah modelregresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Menganalisis matriks korelasi variabel independen. Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (> 0.90) maka hal tersebut merupakan indikasi adanya multikolinieritas. 3) Dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai yang umum digunakan adalah nilai tolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF <10 (Ghozali, 2011).
49
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan terhadap pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak ada heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika nilai signifikansi variabel independen diatas tingkat kepercayaan 5% maka model regresi dapat dikatakan tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
Sebaliknya,
jika
nilai
signifikansi
variabel
independen berada dibawah tingkat kepercayaan 5% maka, model regresi mengandung heterokedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahanpenganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi mincul
karena
observasi
yang
berurutan
sepanjang
waktu
yangberkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2011). 50
Uji autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (DW). Pengambilan keputusan mengenai ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: a) Bila DW < dL, maka terdapat autokorelasi positif; b) Bila dL < DW < dU, maka tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak; c) Bila dU < DW < (4-dU), maka tidak terdapat autokorelasi; d) Bila ( 4 – dU ) < DW < (4 – dL), maka tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak; e) Bila DW > (4 – dL), maka terdapat autokorelasi negatif.
4.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas dan semakin lemah kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hal ini berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2011). 51
Dalam analisis koefisien determinasi, dilakukan pula analisis koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui apakah diantara dua variabel terdapat hubungan. Jika terdapat hubungan maka bagaimana arah hubungan tersebut untuk mengetahui ada tidaknya hubungan diantara dua variabel maka digunakan tingkat signifikan sebesar 0,05. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan sebaliknya jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima. Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui derajat atau tingkat keeratan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dari hasil perhitungan tersebut berlaku ketentuan, jika : Positif (+) : Menunjukkan hubungan yang searah antara kedua variabel. Negatif (-) : Menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara kedua variabel. Kekuatan hubungan dua variabel secara kualitatif dapat dibagi dalam empat area yaitu : a.
Jika nilai r berada antara 0,00 sampai dengan 0,25, maka tidak ada hubungan atau hubungan lemah antara variabel dependen dengan variabel independen.
b.
Jika nilai r berada antara 0,26 sampai dengan 0,50, maka hubungan sedang antara variabel dependen dengan variabel independen.
c.
Jika nilai r berada antara 0,51 sampai dengan 0,75, maka hubungan kuat antara variabel dependen dengan variabel independen.
52
d.
Jika nilai r berada antara 0,76 sampai dengan 1, maka hubungan sangat kuat atau sempurna antara variabel dependen dengan variabel independen.
5.
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F untuk uji simultan dan Uji t untuk uji parsial. a.
Uji Statstik F(Pengujian secara Simultan) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2011). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik SPSS. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut: 1) Ha ditolak apabila nilai signifikansi probabilitas pada hasil output analisis SPSS untuk uji F berada di atas 0,05 (> 0,05). Artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. 2) Ha diterima apabila nilai signifikansi probabilitas pada hasil output analisis SPSS untuk uji F berada di bawah 0,05 (< 0,05). Artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
53
b. Uji Statistik t (Pengujian secara Parsial) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel
penjelas/independen
secara
individual
dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik SPSS. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : 1) Ha ditolak apabila signifikan t hitung > 0,05 artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. 2) Ha diterima apabila signifikan t hitung < 0,05 artinya variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas). Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
54
1.
Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). Pengungkapan ERM merupakan gambaran dari penerapan manajemen risiko perusahaan. Semakin banyak item yang diungkapkan, diharapkan dapat mencerminkan penerapan manajemen risiko yang efektif. Dalam penelitian ini, pengukuran variabel pengungkapan ERM menggunakan indeks total skor item pengungkapan berdasarkan dimensi ISO 31000 yang mencakup 5 dimensi yaitu mandat dan komitmen, perencanaan kerangka kerja, penerapan manajemen risiko, monitoring, dan perbaikan berkelanjutan sesuai dengan standar komponen ISO 31000. Selain itu, perhitungan item pengungkapan menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item ERM yang diungkapkan diberi nilai 1, dan nilai 0 apabila tidak diungkapkan. Setiap item akan dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan indeks ERM masing-masing perusahaan dengan menghitung jumlah pengungkapan dan dibagi dengan total item pengungkapan. Informasi mengenai pengungkapan ERM diperoleh dari laporan tahunan (annual report). Berikut merupakan tabel 3.1, pengukuran pengungkapan ERM:
55
Tabel 3.1 Indeks Total Skor Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) No. 1 2 3
Dimensi Manajemen Risiko A. Mandat dan Komitmen Terdapat info mengenai komitmen perusahaan untuk menjalankan manajemen risiko Terdapat tanggung jawab direksi terhadap manajemen risiko Terdapat tanggung jawab dewan komisaris terhadap manajemen risiko
B. Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko 4 Terdapat visi dan misi perusahaan secara jelas 5 Terdapat info mengenai kebijakan manajemen risiko 6 Penunjukan pihak yang bertanggung jawab dalam penerapan manajemen risiko 7 Terdapat sistem pengendalian internal 8 Terdapat charter audit internal 9 Terdapat charter komite pemantau risiko 10 Terdapat perlindungan lingkungan hidup 11 Terdapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja Pembentukan mekanisme komunikasi internal dan sistem pelaporannya: 12 Tersedianya cukup laporan pencapaian manajemen risiko per tahun 13 Terbentuknya struktur corporate governance 14 Terdapat infrastruktur organisasi Pembentukan mekanisme komunikasi eksternal dan sistem pelaporannya: 15 Terdapat stakeholders analysis 16 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku Bersambung ke halaman selanjutnya
Kode
Skor
A.1 A.2 A.3
1 1 1
B.4 B.5 B.6 B.7 B.8 B.9 B.10 B.11
1 1 1 1 1 1 1 1
B.12 B.13 B.14
1 1 1
B.15 B.16
1 1
56
Tabel 3.1 (Lanjutan) No. 17 18 19 20
Dimensi Manajemen Risiko C. Penerapan manajemen risiko Terdapat kerangka kerja manajemen risiko Terdapat pembagian risiko internal Terdapat pembagian risiko eksternal Terdapat perlakuan mitigasi atas risiko
Kode
Skor
C.17 C.18 C.19 C.20
1 1 1 1
21 22
D. Monitoring dan review kerangka kerja manajemen risiko Pemantauan manajemen risiko oleh dewan komisaris Pemantauan pihak ketiga yang independen baik audit eksternal maupun audit internal
D.21 D.22
1 1
23 24 25
E. Perbaikan kerangka kerja manajemen risiko secara berlanjut Pendidikan dan pelatihan berlanjut mengenai manajemen risiko Benchmarking Terdapat penerapan prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Action)
E.23 E.24 E.25
1 1 1
57
2.
Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif. Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a.
Kompetensi Dewan Komisaris Pada penelitian ini kompetensi dewan komisaris diukur dengan menggunakan jumlah dewan komisaris yang berlatar belakang pendidikan dan atau mempunyai pengalaman kerja ekonomi dan bisnis terhadap total dewan komisaris (Prastiti, 2013).
b. Komite Audit Independensi komite audit pada penelitian ini merupakan keadaan dimana para anggota dari komite audit harus diakui sebagai pihak independen. Anggota komite audit harus bebas dari setiap kewajiban kepada perusahaan tercatat. Selain itu, para anggota juga tidak memiliki suatu kepentingan tertentu terhadap perusahaan tercatat atau direksi atau komisaris perusahaan tercatat serta harus bebas dari keadaan yang dapat menyebabkan pihak lain meragukan sikap independensinya. Pengukuran variabel ini menggunakan persentase (%) antara anggota yang independen terhadap jumlah seluruh anggota komite audit (Prastiti, 2013).
58
c.
Internal Audit Internal
audit
merupakan
kegiatan
independen
dalam
memberikan kepastian (assurance), serta konsultasi yang memberikan nilai tambah untuk memperbaiki kegiatan suatu organisasi. Hal ini membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan pendekatan yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan. Standar Atribut The Institut of Internal Auditors, Internal Auditing dan The Audit Commitee dalam Lin et al. (2011) menetapkan bahwa auditor internal memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain yang dibutuhkan untuk secara efektif melaksanakan tanggung jawab mereka. Pengukuran kualitas auditor internal dilakukan: Group of Head Internal Audit atau Chief Audit Executive (CAE).
memiliki
peran
dalam
memberikan
nasihat
terkait
pengendalian internal, resiko perusahaan dalam rangka menjadikan tata kelola perusahaan yang baik sehingga memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasional perusahaan. Posisi CAE sebagai officer akan memiliki dukungan yang lebih besar dari dewan dan senior manajemen, yang pada saat dibutuhkan semestinya membantu internal audit dalam melakukan pekerjaannya yang bebas dari campur tangan (Lin et al., 2011). Berdasarkan
59
penelitian Femiarti dan Dewayanto (2012) internal audit diukur dari bernilai 1 jika posisi CAE adalah officer dan 0 jika tidak. d. Komite Manajemen Risiko (RMC) Dalam penelitian ini keberadaan RMC diklasifikasikan menjadi: 1) RMC yang tergabung, ketika dalam laporan tahunanperusahaan mengungkapkan keberadaan suatu komite di bawahkomite audit. 2) RMC
yang
terpisah,
ketika
dalam
laporan
tahunan
keberadaanperusahaan mengungkapkan sebuah komite yang terpisah dari komite audit yang secara khusus mengawasi risiko perusahaan yang disebut sebagai “RMC”. Pada penelitian ini, keberadaan RMC diukur dengan menggunakan
variabel
dummy,
dimana
perusahaan
yang
mengungkapkan keberadaan RMC yang terpisah dari komite audit dan berdiri sendiri diberi nilai satu (1), sedangkan nilai nol (0) apabila perusahaan mengungkapkan keberadaan RMC yang tergabung dengan audit maupun komite lainnya di bawah komite audit dalam laporan tahunannya (Restuningdiah, 2010). e.
Ukuran Perusahaan Variabel ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menjumlah total aset yang dimiliki perusahaan, untuk mendapatkan hasil total aset yang lebih baik dan valid, maka langkah 60
untuk mengatasinya adalah melakukan transformasi data mentah menjadi data yang merupakan nilai natural logaritma dari data itu sendiri (Ln total aset) (Yatim, 2009). Selengkapnya untuk definisi dan pengukuran operasional variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 pada halaman berikutnya:
61
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran No 1
2
Variabel Dependen (Y) Pengungkapan ERM (Desender (2007), Firm Risk Scorecard ISO 31000) Independen (X1) Kompetensi Dewan Komisaris (Sumber: Prastiti, 2013)
Definisi Pengukuran Operasional Indeks ERM = Diproksikan Jumlah pengungkapan berdasarkan Jumlah item pengungkapan dimensi ISO 31000
Diproksikan dengan presentase dewan komisaris yang berlatar belakang pendidikan dan atau mempunyai pengalaman kerja ekonomi dan bisnis (ahli keuangan) terhadap total dewan komisaris 3 Independen Diproksikan (X2) dengan Komite Audit presentase (Sumber: anggota komite Prastiti, 2013) audit yang independen terhadap jumlah seluruh anggota komite audit. Bersambung ke halaman selanjutnya
Kompetensi dewan komisaris =
Skala Rasio
Rasio
∑ dewan komisaris ahli keuangan ∑ anggota dewan komisaris × 100%
Komite Audit Independen
Rasio
∑ komite audit independen = ∑ anggota komite audit × 100%
62
Tabel 3.2 (Lanjutan) No
Variabel
Definisi Operasional 4 Independen Diproksikan (X3) dengan Internal Audit keberadaan Chief (Sumber: Audit Executive Femiarti, 2012) (CAE) sebagai officer 5 Independen Diproksikan (X4) dengan Komite mengklasifikasik Manajemen an keberadaan Risiko RMC yang (Sumber: tergabung dengan Meizaroh dan komite audit dan Lucyanda, RMC yang 2011) terpisah dengan audit dan komite lainnya. 6 Independen Diproksikan (X5) dengan Ukuran menjumlah total Perusahaan asset yang (Sumber: dimiliki Prastiti, 2013) perusahaan Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Pengukuran
Skala
Menggunakan variabel dummy yaitu satu untuk perusahaan dengan CAE sebagai officer sedangkan nol jika sebaliknya.
Nominal
Menggunakan variabel dummy yaitu satu untuk perusahaan dengan RMC terpisah dengan audit dan komite lainnya sedangkan nol untuk perusahaan dengan keberadaan RMC tergabung dengan komite audit.
Nominal
Size = Ln (total aset)
Rasio
63
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012 sampai 2013. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka didapatkan sampel sebanyak 206 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 20122013 dengan data observasi sebanyak 412 perusahaan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode purposive sampling. Penelitian ini mengambil sampel selama dua tahun, yaitu dari tahun 2012-2013. Penelitian secara purposive sampling mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan dari penelitian. Data yang digunakan yaitu diambil dari annual report dan laporan keuangan auditan pada tahun 2012 dan 2013 yang diakses melalui website www.idx.co.id. Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tampak pada tabel 4.1 sebagai berikut:
64
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian dengan Kriteria Keterangan
Jumlah
Jumlah perusahaanyang terdaftar di BEI tahun 20122013
453
Perusahaanyang tidak konsisten menerbitkan annual report beserta laporan keuangan auditan periode 20122013 Perusahaan yang menggunakan satuan mata uang selain Rupiah Perusahaan yang tidak mengungkapkan ERM selama periode 2012-2013 Jumlah sampel penelitian terpilih
176
Tahun pengamatan (tahun) Jumlah sampel total selama periode penelitian
47 24 206 2 412
Sumber: Data sekunder diolah Jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2012-2013 berjumlah 453 perusahaan. Dari 453 perusahaan tersebut terdapat 176 perusahaan yang tidak konsisten menerbitkan annual report beserta laporan keuangan auditan, 47 perusahaan yang menggunakan satuan mata uang selain Rupiah dalam laporan keuangannya dan 24 perusahaan yang tidak mengungkapkan Enterprise Risk Management (ERM). Sehingga jumlah perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 206 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 412 perusahaan. Daftar nama sampel penelitian dapat dilihat pada bagian lampiran.
65
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan) terhadap variabel dependen yaitu Enterprise Risk Management (ERM). 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen (Y) yaitu Enterprise Risk Management (ERM) serta variabel independen (X) yaitu kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan. Hasil pengujian variabel-variabel tersebut secara deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Mean
Std. Deviation
1,000
0,59345
0,257820
0,250
0,800
0,63683
0,086766
412
0
1
0,98
0,146
412
0
1
0,32
0,465
412
9,267
20,413
14,80727 1,972140
412
0,520
0,960
0,74214
Variabel
N
EXPERT_COM
412
0,000
IND_AC
412
INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM
Minimum Maximum
0,115248
Sumber: Data sekunder diolah
66
Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat kualitas data penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai yang terdapat pada mean dan standar deviasi. Apabila nilai mean lebih besar daripada standar deviasi atau penyimpangannya maka kualitas data adalah lebih baik. Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa variabel independen kompetensi dewan komisaris (EXPERT_COM) diperoleh dari jumlah dewan komisaris yang berlatar belakang pendidikan dan atau mempunyai pengalaman kerja ekonomi dan bisnis (ahli keuangan) terhadap total dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Proporsi kompetensi dewan komisaris memiliki nilai minimum sebesar 0,000 sedangkan nilai maksimum sebesar 1,000 diperoleh dari Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan 8 dewan komisaris yang memiliki latar pendidikan dan atau pengalaman kerja ekonomi dan bisnis (ahli keuangan) dari 8 dewan komisaris yang ada dalam perusahaan pada tahun 2012 dan 2013. Nilai rata-rata EXPERT_COM sebesar 0,59345 dan standar deviasi sebesar 0,257820, mencerminkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki 59,35% dewan komisaris berlatar pendidikan ekonomi dan atau mempunyai pengalaman kerja ekonomi dan bisnis (ahli keuangan). Variabel
independen
komite
audit
independen
(IND_AC)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,250 yang diperoleh dari Arwana Citramulia Tbk. yang memiliki 1 komite audit independen dari 4 total komite audit independen yang ada dalam perusahaan pada tahun 2012 dan 2013. Nilai maksimum sebesar 0,800 diperoleh dari Alam Sutera Realty
67
Tbk. yang memiliki 4 komite audit independen dari 5 total komite audit yang ada dalam perusahaan pada tahun 2012 dan 2013. Nilai rata-rata IND_AC sebesar 0,63683 atau 63,68% dan standar deviasi sebesar 0,086766, mencerminkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini telah memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Bapepam untuk jumlah anggota komite audit yaitu perusahaan wajib memiliki komite audit sebanyak 3 orang dimana terdiri sekurang-kurangnya 1 orang komisaris independen dan sekurang-kurangnya 2 orang anggota lainnya yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik. Variabel independen internal audit (INT_AU) diproksikan dengan variabel dummy yaitu nilai satu untuk perusahaan yang memiliki keberadaan Chief Audit Executive (CAE) sebagai officer. Nilai rata-rata INT_AU sebesar 0,98 atau
98% menunjukkan bahwa mayoritas sampel dalam
penelitian ini memiliki internal audit yang dipimpin oleh CAE. Variabel independen komite manajemen risiko (FIRM_RMC) diproksikan dengan variabel dummy yaitu nilai satu untuk perusahaan yang memiliki komite manajemen risiko terpisah dari komite audit atau lainnya dan nilai nol untuk perusahaan yang memiliki komite manajemen risiko tergabung dengan komite audit maupun komite lainnya. Nilai rata-rata komite manajemen risiko (FIRM_RMC) sebesar 0,32 atau 32% menunjukkan bahwa mayoritas sampel dalam penelitian ini memiliki komite manajemen risiko yang terpisah dengan komite audit maupun komite lainnya. Dari sampel 412 sampel dalam penelitian ini, 66 sampel
68
diantaranya telah memiliki komite manajemen risiko yang terpisah dari komite lainnya seperti yang terlihat dalam tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Daftar Perusahaan dengan Komite Manajemen Risiko No. Kode Nama Emiten 1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk 3 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 4 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 5 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 6 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk 7 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 8 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk 9 ARNA Arwana Citramulia Tbk 10 ASBI Asuransi Bintang Tbk 11 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk 12 ASII Astra International Tbk 13 BABP PT Bank MNC Internasional Tbk 14 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 15 BBKP Bank Bukopin Tbk 16 BBLD Buana Finance Tbk 17 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 18 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 19 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 20 BCIC Bank Mutiara Tbk 21 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 22 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 23 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk 24 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk 25 BKSW PT Bank QNB Indonesia Tbk 26 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 27 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 28 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 30 BSIM Bank Sinarmas Tbk 31 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 32 BTEL Bakrie Telecom Tbk 33 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 34 BVIC Bank Victoria International Tbk 35 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 36 CTRP Ciputra Property Tbk Bersambung ke halaman selanjutnya 69
No. Kode Nama Emiten 37 ELSA Elnusa Tbk 38 ELTY Bakrieland Development Tbk 39 EXCL XL Axiata Tbk 40 INAF Indofarma Tbk 41 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 42 ISAT Indosat Tbk 43 JSMR Jasa Marga Tbk 44 KAEF Kimia Farma Tbk 45 KLBF Kalbe Farma Tbk 46 LPGI Lippo General Insurance Tbk 47 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk 48 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 49 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 50 MEGA Bank Mega Tbk 51 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk 52 NISP Bank OCBC NISP Tbk 53 NOBU PT Bank Nationalnobu Tbk 54 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 55 SDPC Millennium Pharmacon International Tbk 56 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk 57 SGRO Sampoerna Agro Tbk 58 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 59 TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 60 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk 61 TINS Timah (Persero) Tbk 62 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 63 TRIM Trimegah Securities Tbk 64 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk 65 VIVA PT Visi Media Asia Tbk 66 WIKA Wijaya Karya Tbk Sumber: Data sekunder diolah Variabel independen ukuran perusahaan (FIRM_SIZE) diperoleh dari transformasi data mentah menjadi data yang merupakan nilai natural logaritma (Ln Total Aset) yang memiliki nilai maksimum 20,413 dan nilai minimum sebesar 9,267. Sedangkan nilai standar deviasi variabel FIRM_SIZE yaitu rata-rata sebesar 1,968098 lebih kecil dari nilai rata-rata FIRM_SIZE yaitu sebesar 14,80337. Nilai yang jauh kurang dari standar
70
deviasi dan nilai rata-rata mencerminkan bahwa variasi FIRM_SIZE perusahaan yang terdaftar pada BEI pada tahun 2012-2013 yang memiliki log natural dari total aset tersebut sangat bervariasi. Variabel dependen pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) memiliki nilai yang berasal dari total skor indeks pengungkapan ERM dimensi ISO 31000 dengan 5 dimensi yaitu mandat dan komitmen, perencanaan kerangka kerja, penerapan manajemen risiko, monitoring, dan perbaikan berkelanjutan. Nilai minimum pengungkapan ERM sebesar 0,520 yang diperoleh dari Roda Vivatex Tbk. sedangkan nilai maksimum pengungkapan ERM sebesar 0,960 yang diperoleh dari Bakrie & Brothers Tbk. Nilai rata-rata pengungkapan ERM sebesar 0,74214 atau 74,21%. Hal ini mencerminkan bahwa mayoritas sampel dalam penelitian ini telah menerapkan komponen manajemen risiko ISO 31000 dalam laporan tahunannya selama periode 2012 dan 2013.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak semua data dapat diterapkan regresi. Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut: a. Hasil Uji Normalitas Dalam penelitian ini, pengujian analisis grafik dilakukan dengan menggunakan metode Probability Plot (P-Plot) atau model Uji
71
Normalitas Residual. Hasil Pengujian ini dapat dilihat pada gambar 4.1:
Sumber: Data sekunder diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Gambar 4.1, grafik P- Plot memperlihatkan penyebaran data disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas. Terkait dengan data hasil uji normalitas, maka data tersebut akan digunakan dalam pengujian asumsi klasik yang lainnya dan uji hipotesis selanjutnya.
72
b. Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah adanya korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam penelitian ini dengan menggunakan Nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Regresi yang terbebas dari problem multikolonieritas apabila nilai VIF <10 dan nilai tolerance > 0,10 maka data tersebut tidak ada multikolonieritas. Berikut ini disajikan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas Colonierity statistic Model Tolerance VIF EXPERT_COM 0,951 1,051 IND_AC 0,803 1,245 INT_AU 0,966 1,036 FIRM_RMC 0,711 1,406 FIRM_SIZE 0,719 1,392 Sumber: Data sekunder diolah
Kesimpulan Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas
Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji multikolonieritas dengan nilai VIF berkisar antara 1,036 sampai dengan 1,406. Sedangkan nilai tolerance berkisar antara 0,711 sampai dengan 0,966. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah multikolonieritas. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas tersebut layak digunakan sebagai prediktor.
73
c. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi menunjukkan hasil yang dapat mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam analisis regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson. Dari hasil pengujian autokolerasi menggunakan Durbin Watson statistik, maka didapatkan hasil seperti yang tertera dalam tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson Durbin-Watson 2,038 Sumber: Data sekunder diolah
Keterangan Tidak terjadi autokorelasi
Pada gambar 4.2 dibawah ini merupakan hasil uji autokorelasi Durbin-Watson dengan menggunakan jumlah sampel 412 dan jumlah variabel independen 5.
Ada Daerah Autokolerasi Ketidakpastian
Tidak ada Autokolerasi
dL dU 2,038 1,63394 1,77146 Sumber: Data sekunder diolah
Daerah Ketidakpastian (4-dU) 2,22854
Ada Autokolerasi (4-dL) 2,36606
Gambar 4.2 Hasil Uji Durbin-Watson Setelah dilakukan analisis data, diperoleh nilai durbin-watson sebesar 2,038. Gambar 4.2 menunjukan bahwa nilai DW berada diantara dU dan 4-dU yaitu diantara 1,63394 dan 2,22854. Sehingga
74
dapat disimpulkan bahwa semua model regresi terlepas dari masalah autokolerasi, yang menunjukan dalam model regresi tidak ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2011).
d. Hasil Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas ini dilakukan bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pada tabel 4.6 di bawah ini merupakan uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji Glejsers. Jika probabilitas signifikansi variabel diatas tingkat kepercayaan 5% maka,
dapat
dikatakan
bahwa
model
regresi
tidak
terjadi
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Tabel 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser Sig EXPERT_COM 0,245 IND_AC 0,849 INT_AU 0,262 FIRM_RMC 0,009 FIRM_SIZE 0,035 Sumber: Data sekunder diolah
Keterangan Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas
Dari tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10. Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti 75
tidak ada korelasi antar variabel independen. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heterokedastisitas. Sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) berdasarkan variabel yang mempengaruhinya yaitu kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan.
3. Hasil Pengujian Hipotesis Pengujian
hipotesis
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statatistik t, dan uji statistik F: a. Hasil Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerapkan model regresi dalam menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu, kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan, dengan variabel dependen yaitupengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). Adapun hasil uji koefisien Adjusted R Square disajikan dalam tabel 4.7 pada halaman berikutnya:
76
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model 1
Adjusted R Square 0,697
Sumber: Data sekunder diolah Pada tabel 4.7, memperlihatkan Adjusted R Square adalah sebesar 0,697. Hal ini berarti sebesar 69,7% variabel pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) dapat dijelaskan oleh variabel kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya yaitu sebesar (100% - 69,7% = 30,3%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisa regresi pada penelitian ini, misalnya: dewan komisaris yang diproksi dengan keahlian dalam bidang perusahaan dan internal audit yang diproksikan dengan risk based audit.
b. Hasil Uji Statistik F (Pengujian secara Simultan) Ha6: Kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, fungsi internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
77
signifikansi 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0. Sedangkan jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Berikut ini adalah tabel 4.8 yang menunjukkan hasil uji statistik F. Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F Model Regression Sumber: Data sekunder diolah
Sig 0,000
Kesimpulan Berpengaruh
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil uji statistik F memiliki nilai probability sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen yaitu kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan secara bersama-sama
mempengaruhi
variabel
dependennya
yaitu
pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
c. Hasil Uji Statistik t (Pengujian secara Parsial) Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Tabel 4.9 berikut ini menyajikan hasil uji statistik t dalam penelitian ini, yaitu:
78
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik t B Sig (Constant) 0,562 0,000 EXPERT_COM -0,010 0,860 IND_AC 0,031 0,112 INT_AU 0.023 0,150 FIRM_RMC 0,198 0,000* FIRM_SIZE 0,06 0,003* *Signifikansi pada α 5 % Sumber: Data Sekunder Diolah
Kesimpulan Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
Setelah melakukan uji t seperti yang tertera pada tabel 4.9, maka persamaan regresi yang terbentuk dalam penelitian ini yaitu: Y = 0,562 – 0.010 EXPERT_COMM +0,031 IND_AC + 0,023 INT_AU + 0,198 FIRM_RMC + 0,006 FIRM_SIZE Pada persamaan regresi di atas maka dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar 0,562 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka akan terjadi peningkatan pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) sebesar 0,562. Variabel EXPERT_COM memiliki koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0,010 menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan tingkatan kompetensi dewan komisaris maka dapat menurunkan variabel ERM sebesar 0,010. Koefisien regresi untuk variabel penerapan IND_AC sebesar 0,031 menunjukkan bahwa jika variabel komite audit independen bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan variabel ERM sebesar 0,031. Koefisien regresi untuk variabel penerapan INT_AU sebesar 0,023 menunjukkan bahwa jika variabel
79
internal audit bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan variabel ERM sebesar 0,023. Koefisien regresi untuk variabel penerapan FIRM_RMC sebesar 0,198 menunjukkan bahwa jika variabel komite manajemen risiko bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan variabel ERM sebesar 0,198. Selain itu, koefisien regresi untuk variabel ukuran perusahaan sebesar 0,006 menunjukkan bahwa jika variabel ukuran perusahaan bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan variabel ERM sebesar 0,006. Hasil pengujian signifikansi variabel independen secara parsial sebagaimana pada pembahasan berikut: 1) Variabel Kompetensi Dewan Komisaris Ha1: Kompetensi Dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji hipotesis Ha1 menunjukkan bahwa variabel kompetensi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan (ERM). Dapat dilihat pada tabel 4.9, menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah -0,010, dengan tingkat signifikansi 0,860 lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian hipotesis Ha1 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ERM. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Aniroh (2014).
80
Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris memerlukan spesialisasi kompetensi yang sesuai dengan bidang perusahaan selain berpendidikan ekonomi dan ahli keuangan, sehingga memungkinkan dewan komisaris untuk memahami profil risiko sesuai dengan bidang perusahaan.
2) Variabel Komite Audit Independen Ha2: Komite audit independen memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) Berdasarkan tabel 4.9, hasil pengujian Ha2 menunjukkan bahwa variabel komite audit independen tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ERM. Dapat dilihat pada tabel 4.9 menunjukkan nilai koefisien beta sebesar 0,031, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0112 lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian hipotesis Ha2 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa komite audit independen tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ERM. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wardhana dan Cahyonowati (2013). Berdasarkan premis teori keagenan yang berpendapat bahwa komite audit independen memberikan pengawasan yang efektif dalam memberikan pengungkapan perusahaan. Kinerja komite
81
audit
menjadi
efektif
ketika
para
anggotanya
memiliki
independensi untuk memberikan sikap dan pendapat. Namun dalam penelitian ini, keberadaan komite audit independen pada perusahaan belum bisa membuktikan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ERM. Hal ini dapat dikarenakan tanggung jawab komite audit adalah melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan audit, pengendalian internal dan pelaporan keuangan, sementara peran pengawasan risiko seharusnya dilakukan oleh komite yang dibentuk khusus sebagai pengawas risiko. Kedua organ tersebut nantinya berperan sebagai organ yang saling melengkapi dalam melakukan fungsi pengawasan pada perusahaan sehingga manajemen risiko akan lebih efektif. Namun sebenarnya tidak menutup kemungkinan bahwa komite audit melakukan oversight function dalam manajemen risiko akibat di suatu perusahaan tidak terdapat komite khusus sebagai pengawas manajemen risiko.
3)
Variabel Internal Audit Ha3: Internal audit memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji hipotesis Ha3 menunjukkan bahwa variabel internal audit tidak berpengaruh signifikan
82
terhadap pengungkapan ERM. Dapat dilihat pada tabel 4.9, menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 0,023, dengan tingkat signifikansi 0,150 lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian hipotesis Ha3 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi internal audit tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ERM. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Femiarti (2012). Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP496/BL/2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, internal audit merupakan suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat
independen
dan
obyektif,
dengan
tujuan
untuk
meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan. Namun pada kenyataannya bila internal audit melaksanakan pengendalian risiko dan pengawasan internal tanpa didukung dengan penerapan risk based audit dan kerangka kerja manajemen risiko maka pengungkapan informasi manajemen risiko menjadi tidak spesifik. Oleh karena itu, keberadaan Chief Audit Executive (CAE) sebagai officer belum cukup untuk menjamin manajemen risiko menjadi efektif.
83
4)
Variabel Risk Management Committee (RMC) Ha4: Risk Management Committee (RMC) yang terpisah dari komite lainnya memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji hipotesis Ha4 menunjukkan bahwa variabel RMC berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pengungkapan ERM. Dapat dilihat pada tabel 4.9, menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 0,198, dengan tingkat signifikansi 0,00 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian hipotesis Ha4 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa RMC yang terpisah dari komite lainnya berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap pengungkapan ERM. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Subramaniam et al., (2009), Meizaroh dan Lucyanda (2011), Rustiarini (2012) dan Sari (2013). Tetapi tidak mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Jatiningrum (2012). RMC berfungsi membantu dewan komisaris memberikan masukan
serta
mengevaluasi
sistem
pengelolaan
risiko,
pengawasan internal, dan menyediakan informasi kepada dewan komisaris mengenai masalah-masalah terkait untuk mengantisipasi risiko. Perusahaan yang memilki RMC dapat lebih banyak mencurahkan waktu, tenaga dan kemampuan untuk mengevaluasi
84
seluruh pengendalian internal dan menangani risiko yang mungkin terjadi (Meizaroh dan Lucyanda, 2011).
5)
Variabel Ukuran Perusahaan Ha5: Ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji hipotesis Ha5 menunjukkan bahwa
variabel
ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap
pengungkapan ERM. Dapat dilihat pada tabel 4.9, menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 0,006, dengan tingkat signifikansi 0,003 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian hipotesis Ha5 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap pengungkapan ERM. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Beasley et al., (2005), Desender (2009), Hoyt dan Liebenberg (2010), Handayani (2013), Sari (2013), Wardhana dan Cahyonowati (2013). Tetapi tidak mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Kumalasari (2014). Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan mempengaruhi pengungkapan ERM. Perusahaan berskala besar umumnya mempunyai internal control yang lebih baik, sehingga
85
memungkinkan pengungkapan ERM yang lebih luas untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2013. Data sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 412 pengamatan. Analisis dilakukan menggunakan uji regresi berganda dengan program IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 19. Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda, maka dari enam hipotesis yang diajukan, hanya tiga hipotesis yang diterima dan tiga hipotesis lainnya ditolak, sebagaimana hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan ERM. Hal ini menunjukan bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap pengungkapan ERM. 2. Variabel kompetensi dewan komisaris, komite audit independen dan internal audit tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pengungkapan ERM. Sedangkan variabel Risk Management Committee 87
(RMC) dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap pengungkapan ERM. 3. Variabel yang paling dominan terhadap pengungkapan ERM adalah variabel Risk Management Committee (RMC) yang berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pengungkapan ERM dengan koefisien beta yang dihasilkan sebesar 0,198.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada bidang pengembangan ilmu akuntansi serta ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas mengenai Enterprise Risk Management (ERM). 1. Bagi dunia akademis Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperkuat serta memperluas penelitian sebelumnya terutama mengenai pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan ERM. 2. Bagi manajemen perusahaan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan ERM erat kaitannya dengan
corporate
governance
dan
ukuran
perusahaan.
Adanya
pengungkapan ERM yang luas dan spesifik akan memberikan gambaran kepada stakeholders bahwa perusahaan telah menerapkan sistem
88
pengelolaan risiko yang efektif dan tata kelola perusahaan yang baik. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan terutama perusahaan berskala besar baik itu dalam non financial sector maupun financial sector agar mempertimbangkan pembentukan komite manajemen risiko yang terpisah dari komite lainnya sehingga pengelolaan risiko perusahaan dapat dilakukan secara fokus dan menghasilkan pengungkapan ERM yang lebih spesifik. 3. Bagi profesi akuntan publik Dengan adanya penelitian ini diharapkan akuntan publik lebih memahami tentang pengelolaan manajemen risiko perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai efektivitas internal control perusahaan. 4. Bagi satuan pengendali internal Manajemen risiko dan pengendalian internal memberikan kontribusi bagi penerapan GCG, khususnya dalam meningkatkan keberhasilan pencapaian misi perusahaan. Tanpa manajemen risiko, sistem pengendalian internal menjadi berkurang efektivitasnya. Mayoritas perusahaan dalam penelitian ini menugaskan pengelolaan risiko kepada satuan pengendali internal dan komite audit, namun perlu dipertimbangkan bahwa pengelolaan risiko akan semakin efektif jika semua pihak saling bekerja sama dalam pengelolaan risiko di setiap tingkatan organisasi atau bersifat inklusif. Oleh karena itu, penting bagi satuan pengendali internal untuk membuat kerangka kerja manajemen risiko sesuai dengan ISO 31000. 5. Bagi investor dan analisis pasar modal Dengan adanya penelitian ini, setiap investor diharapkan untuk lebih
89
menyadari pentingnya penerapan manajemen risiko perusahaan, mengingat adanya ketidakpastian situasi dan kondisi dalam dunia bisnis sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para investor sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi. 6. Bagi regulator (pembuat kebijakan) Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi pemerintah dan pihak regulator yang terkait dengan arti penting penerapan manajemen risiko bagi perusahaan finansial non perbankan dan non finansial di Indonesia.
C. Saran Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Penelitian ini menggunakan data pada laporan tahunan untuk menghitung item-item pengungkapan sebagai proksi ERM. Informasi ini tentunya belum dapat menunjukkan kondisi sebenarnya dari praktik ERM sehingga hasil perhitungan indeks ERM dalam penelitian masih terbatas. Penggunaan 25 item pengungkapan yang dikembangkan dari dimensi komponen manajemen risiko ISO 31000 ini masih perlu dikembangkan kembali. 2. Penelitian selanjutnya disarankan juga menggunakan data yang lain seperti kuesioner ataupun interview untuk mengetahui informasi lebih lengkp mengenai komite manajemen risiko, internal audit dandewan komisaris
90
sehingga dapat menghasilkan hasil penelitian dan kesimpulan yang lebih akurat. 3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah faktor eksternal maupun internal perusahaan sebagai variabel independen lain yang mungkin mempengaruhi pengungkapan ERM seperti internal audit yang diproksi dengan penerapan risk based audit.
91
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal & Chada. “Corporate Governance anad Accounting Scandals” (2003). diakses tanggal 9 Maret 2015, dari http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=595138 Alzoubi, E. S. S., & Selamat, M. H. “The Effectiveness of Corporate Governance Mechanisms on Constraining Earning Management: Literature Review and Proposed Framework”. International Journal of Global Business, 5 (1), 17-35, 2012. Andarini, Putri dan Indira Januarti. “Hubungan Karakteristik Dewan Komisaris dan Perusahaan terhadap Pengungkapan Risk Management Committee (RMC) pada Perusahaan Go Public Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto, 2010. Aniroh, Sulung. “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Karakteristik Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Sukarela pada Perusahaan di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Jurnal Fakultas Ekonomi Brawijaya, 2014. Ashuri, Narjes, Ghodratolla dan Ahmad Ali. “The Impact of Board Composition, Audit Fees and Ownership Concentration on Risk Management of Listed Companies in Tehran Stock Exchange”, Academic Journal of Accounting Researches,Vp. 3, No. 1, hlm. 1-9, 2014. Badan Standardisasi Nasional (BSN). “Manajemen Risiko-Prinsip dan Panduan (ISO 31000:2009)”. 2011 Bates, E. William and Robert J. Leclerc. “Boards of Directors and Risk Committees”. The Corporate Governance Advisor, Vol. 17, No.6, 2009. Beasley, Mark. “An Empirical Analysis of the Relation between the Board of Director Composition and Financial Statement Fraud”. The Accounting Review 71, pages 443-465, 1996. , , Clune, R., dan Hermanson, D. R. “Enterprise Risk Management: An Empirical Analysis of Factors Associated with the Extent of Implementation”. Journal of Accounting and Public Policy, 24 (6), 521 531, 2005. , , Pagach, D., & Warr, R. “Information Conveyed in Hiring Announcements of Senior Executives Overseeing Enterprise-Wide Risk Management Processes”. Journal of Accounting, Auditing and Finance, 23(3): 311-333, 2008.
92
Browning E. S., and Weil, Jonathan. “Burden of doubt: Stocks Take a Beating as Accounting Worries Spread Beyond Enron”. Wall Street Journal, January 30 2002. Cadbury Report. “Report of the Committee on the Financial Aspects of Corporate Governance”. London: Gee & Co,1992. Committee of the Sponsoring Organizationsof the Treadway Commission. “Enterprise Risk Management, Integrated Framework (COSO-ERM Report)”. New York: AICPA, 2004. Davidson R., Stewart, J. & Kent, P. “Internal Governance Structures and Earning Management”. Accounting and Finance 45: 241-267, 2005. Dechow, R.G.Sloan and A.P Sweeney. “Detecting Earnings Management”. The Accounting Review, Vol. 70, No.2, hal 193-225. 1995. Desender, Kurt. “On The Determinants of Enterprise Risk Management Implementation”, Information Resources Management Association Annual Meeting Paper, diakses tanggal 2 Maret 2015, dari http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1025982, 2007. Desender, K.A., & Lafuente, E. “The Influence of Board Composition, Audit Fees and Ownership Concentration on Enterprise Risk Management”. Working Paper, Autonomous University of Barcelona and Centre for Entrepreneurship and Business Research (CEBR), 2009. Desender, Kurt. “The Relationship between Enterprise Risk Management and External Audit Fees: Are They Complements or Substitutes?”, diakses tanggal 2 Maret 2015, dari www.ssrn.com/id1484862, 2010. Femiarti, Rani dan Totok Dewayanto. “Audit Committe Financial Experts Internal Audit dan Pengungkapan Kelemahan Pengendalian Internal”, Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, No. 1, Hlm. 1-14, 2012. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). ”Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan)”, diakses tanggal 12 Maret 2015, dari https://muhariefeffendi.files.wordpress.com/2009/12/fcgi_booklet_ii.pdf Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2011. Herwidayatmo. “Implementasi Good Corporate Governance untuk Perusahaan Publik di Indonesia”, Usahawan, Hal. 25-32, Oktober, 2000. Handayani, Bestari Dwi dan Heri Yanto. “Determinan Pengungkapan Enterprise Risk Management”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 17, No. 3, hlm. 333-342, 2013. 93
Hoyt, Robert E., and Liebenberg Andre P. “The Value of Enterprise Risk Management: Evidence from the U.S. Insurance Industry,. Journal of Risk and Insurance, Forthcoming. Diakses tanggal 12 Maret 2015, dari http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1440947, 2010. http://www.idx.co.id/. Annual Report dan Laporan Keuangan Auditan Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis, Untuk Akuntansi dan Manajemen”, Edisi 1, BPFE Yogyakarta, 2002. Jatiningrum, Citrawati dan Fauzi. “Pengaruh Corporate Governance dan Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)”. 2012. Jensen, M. C. and W. Meckling. “The Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics 3: 305-360, 1976. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). “Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia”, diakses tanggal 12 Maret 2015, dari www.bapepam.go.id/.../Pedoman%20GCG%20Indonesia%202006.pdf 2006. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). "Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Berbasis Governance", 2011. Kumalasari, Magda Subowo dan Indah Aniskurlillah. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Luas Pengungkapan Manajemen Risiko”, Accounting Analysis Journal, Vol. 3 No. 1, hlm. 18-25, 2014. Kleffner, A., Lee, R., & McGannon, B. “The effect of corporate governance on the use of enterprise risk management: Evidence from Canada”. Risk Management and Insurance Review, 6, 1, pp. 5373, 2003. Krus, Cynthia M. and H. L. Orowitz. “The Risk-Adjusted Board : How Should The Board Manage Risk?”. Corporate Governance Advisor, Vol. 17, No. 2. 2009. Maier, Stephanie. “How Global is Good Corporate Governance?”, 2005. Meizaroh dan Jurica Lucyanda. “Pengaruh Corporate Governance dan Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk Management”, Simposium Nasional Akuntansi XIV. Banda Aceh, 2011. Muntoro, Ronny Kusuma. “Membangun Dewan Komisaris yang Efektif”, Makalah diakses tanggal 9 Maret 2015, dari http://lmfeui.com/data/mui_Membangun%20Dewan%20Komisaris%20% 20yang%20Efektif_Ronny%20K%20Muntoro.pdf, 2006. 94
Nuryaman dan Rusmini. 2010. “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Karakteristik Dewan Komisaris, Kualitas Audit Terhadap Pengungkapan Sukarela (Studi pada Emiten Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, Tesis Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama, Bandung, 2010. Prastiti, Anindyah dan Wahyu Meiranto. “Pengaruh Karakterisktik Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba”. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 4, hlm. 1-12, 2013. Peasnell, KV., Pope P.F., & Young, S. “Board Monitoring and Earning Management: Do Outside Directors Influence Abnormal Accruals?”. Journal of Business Finance and Accounting, 32(8): 1311-1342, 2005. Restuningdiah, Nurika. “Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Internal Audit, dan Risk Management Committee terhadap Manajemen Laba”, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.15, No.3, hlm.351-362, 2011. Rustiarini, N.W. “Corporate Governance, Konsentrasi Kepemilikan, dan Pengungkapan Enterprise Risk Management”. Jurnal Manajemen Keuangan, dan Akuntabilitas, 11(2): 279–298, 2012. Sari, Fuji Juwita. “Pengaruh Corporate Governance, Konsentrasi Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2011)”. Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Semarang, 2013. Subramaniam, Nava, L. McManus, and Jiani Zhang.”Corporate Governance, Firm Characteristics, and Risk Management Committee Formation in Australia Companies”. Managerial Auditing Journal, Vol. 24, No. 4, pp. 316-339, 2009. Sudarmaji, A. M. dan Lana Sularto. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”, 2007. Susilo, Leo J. dan Victor Riwu Kaho. “Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000 untuk Industri Nonperbankan”, Penerbit PPM, Jakarta. 2014. The Institute of Risk Management (IRM), The Association of Insurance and Risk Managers (AIRMIC,) dan The National Forum for Risk Management in the Public Sector (ALARM). “A Structured approach to Enterprise Risk Management (ERM) and The Requirements of ISO 31000”. 2010. Wardhana, Anindya Adi dan Nur Cahyonowati. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko Studi Empiris pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 3, No. 1, Hlm. 1-14, 2013. 95
Walker, P. L., Shenkir, W. G. dan Barton, T. L. “Enterprise Risk Management: Putting it all together”. Institute of Internal Auditors Research Foundation, Altamonte Springs, FL, 2002. Andriani, Wiwik, Sukartini dan Reno Fithri Meuthia, “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Dewan Komisaris Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol 2, No. 2, 2007. Y.L, Cheung & Y. Chan. “Corporate Governance in Asia”. Asia-Pacific Development Journal, Vl. 11, No. 2, 2004. Zarkasyi, Moh. Wahyudin. “Good Corporate Governance pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya”, PT. Rajagrafindo. 2008.
96
LAMPIRAN - LAMPIRAN
97
LAMPIRAN 1 DATA SAMPEL
98
Daftar Nama Sampel Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Kode AALI ABDA ACES ADES ADMF AGRO AHAP AISA AKKU AKPI AKRA AKSI ALKA AMAG AMFG AMRT ANTM APLN ARGO ARNA ASBI ASDM ASGR ASII ASJT ASRI ASRM ATPK AUTO BABP BACA BBKP BBLD BBNI BBNP BBRI BCIC BCIP BDMN
Nama Emiten Astra Agro Lestari Tbk Asuransi Bina Dana Arta Tbk Ace Hardware Indonesia Tbk Akasha Wira International Tbk Adira Dinamika Multi Finance Tbk Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk Asuransi Harta Aman Pratama Tbk Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Aneka Kemasindo Utama Tbk Argha Karya Prima Ind. Tbk AKR Corporindo Tbk MajapahitSecurities Tbk Alakasa Industrindo Tbk Asuransi Multi Artha Guna Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Sumber Alfaria Trijaya Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Agung Podomoro Land Tbk Argo Pantes Tbk Arwana Citramulia Tbk Asuransi Bintang Tbk Asuransi Dayin Mitra Tbk Astra Graphia Tbk Astra International Tbk Asuransi Jasa Tania Tbk Alam Sutera Realty Tbk Asuransi Ramayana Tbk ATPK Resources Tbk Astra Otoparts Tbk PT Bank MNC Internasional Tbk Bank Capital Indonesia Tbk Bank Bukopin Tbk Buana Finance Tbk Bank Negara Indonesia Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Mutiara Tbk Bumi Citra Permai Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk
Bersambung ke halaman selanjutnya
99
No. 40 41 42 43 44 45 46
Kode BEKS BFIN BHIT BIMA BIPP BISI BJBR
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
BKSW BMRI BMTR BNBR BNGA BNII BPFI BRNA BSIM BSWD BTEK BTEL BTPN BUDI BVIC CENT
63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
CKRA CMNP COWL CPRO CTRA CTRP CTTH DEFI DGIK DILD DKFT DUTI ELSA ELTY EMTK EPMT ETWA EXCL
Nama Emiten Bank Pundi Indonesia Tbk BFI Finance Indonesia Tbk PT MNC Investama Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Bhuwanatala Indah Permai Tbk BISI Internasional Tbk Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk PT Bank QNB Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Global Mediacom Tbk Bakrie & Brothers Tbk Bank CIMB Niaga Tbk Bank Internasional Indonesia Tbk Batavia Prosperindo Finance Tbk Berlina Tbk Bank Sinarmas Tbk Bank of India Indonesia Tbk Bumi Teknokultura Unggul Tbk Bakrie Telecom Tbk Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT Budi Starch & Sweetener Tbk Bank Victoria International Tbk PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk Cakra Mineral Tbk Citra Marga Nusaphala Persada Tbk Cowell Development Tbk Central Proteina Prima Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Property Tbk Citatah Tbk Danasupra Erapacific Tbk Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk Intiland Development Tbk Central Omega Resources Tbk Duta Pertiwi Tbk Elnusa Tbk Bakrieland Development Tbk Elang Mahkota Teknologi Tbk Enseval Putra Megatrading Tbk Eterindo Wahanatama Tbk XL Axiata Tbk
Bersambung ke halaman selanjutnya 100
No. 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122
Kode FASW FORU FREN GDST GEMA GGRM HADE HDFA HERO HMSP IIKP INAF INCI INDF INDS INPC INPP INTA INTP ISAT JKON JPFA JPRS JRPT JSMR JSPT JTPE KAEF KBLV KBRI KIAS KLBF KPIG LION LMAS LMPI LMSH LPCK LPGI LSIP LTLS MAIN
Nama Emiten Fajar Surya Wisesa Tbk Fortune Indonesia Tbk Smartfren Telecom Tbk Gunawan Dianjaya Steel Tbk Gema Grahasarana Tbk Gudang Garam Tbk HD Capital Tbk Radana Bhaskara Finance Tbk Hero Supermarket Tbk HM Sampoerna Tbk Inti Kapuas Arowana Tbk Indofarma Tbk Intanwijaya Internasional Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indospring Tbk Bank Artha Graha Internasional Tbk Indonesian Paradise Property Tbk Intraco Penta Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Indosat Tbk Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Jaya Pari Steel Tbk Jaya Real Property Tbk Jasa Marga Tbk Jakarta Setiabudi Internasional Tbk Jasuindo Tiga Perkasa Tbk Kimia Farma Tbk First Media Tbk Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Kalbe Farma Tbk MNC Land Tbk Lion Metal Works Tbk Limas Indonesia Makmur Tbk Langgeng Makmur Industri Tbk Lionmesh Prima Tbk Lippo Cikarang Tbk Lippo General Insurance Tbk PP London Sumatra Indonesia Tbk Lautan Luas Tbk Malindo Feedmill Tbk
Bersambung ke halaman selanjutnya 101
No. 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165
Kode MAMI MAPI MAYA MCOR MDLN MDRN MEGA MERK MFIN MFMI MICE MITI MLBI MLIA MLPL MNCN MRAT MREI MTDL MYOH MYOR MYTX NISP NOBU OCAP PANS PEGE PJAA PKPK PLAS PLIN PNBN PNIN POOL PRAS PSKT PTPP PUDP PWON RALS RANC RBMS RDTX
Nama Emiten Mas Murni Indonesia Tbk Mitra Adiperkasa Tbk Bank Mayapada Internasional Tbk Bank Windu Kentjana International Tbk Modernland Realty Ltd Tbk Modern Internasional Tbk Bank Mega Tbk Merck Tbk Mandala Multifinance Tbk Multifiling Mitra Indonesia Tbk Multi Indocitra Tbk Mitra Investindo Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mulia Industrindo Tbk Multipolar Tbk Media Nusantara Citra Tbk Mustika Ratu Tbk Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Metrodata Electronics Tbk Samindo Resources Tbk Mayora Indah Tbk APAC Citra Centertex Tbk Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Nationalnobu Tbk ONIX Capital Tbk Panin Sekuritas Tbk Panca Global Securities Tbk Pembangunan Jaya Ancol Tbk Perdana Karya Perkasa Tbk Polaris Investama Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Bank Pan Indonesia Tbk Paninvest Tbk Pool Advista Indonesia Tbk Prima Alloy Steel Tbk PT Red Planet Indonesia Tbk PP (Persero) Tbk Pudjiadi Prestige Tbk Pakuwon Jati Tbk Ramayana Lestari Sentosa Tbk Supra Boga Lestari Tbk Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk Roda Vivatex Tbk
Bersambung ke halaman selanjutnya
102
No. 166 167 168 169 170 171 172 173
Kode RELI RMBA RODA ROTI RUIS SAFE SAME SCCO
Nama Emiten Reliance Securities Tbk Bentoel International Investama Tbk Pikko Land Development Tbk Nippon Indosari Corpindo Tbk Radiant Utama Interinsco Tbk Steady Safe Tbk Sarana Meditama Metropolitan Tbk Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk 174 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 175 SDPC Millennium Pharmacon International Tbk 176 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk 177 SGRO Sampoerna Agro Tbk 178 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk 179 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 180 SMMT Golden Eagle Energy Tbk 181 SRSN Indo Acidatama Tbk 182 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 183 SULI PT SLJ Global Tbk 184 TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 185 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk 186 TCID Mandom Indonesia Tbk 187 TGKA Tigaraksa Satria Tbk 188 TINS Timah (Persero) Tbk 189 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 190 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk 191 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 192 TRIM Trimegah Securities Tbk 193 TRIO Trikomsel Oke Tbk 194 TRIS Trisula International Tbk 195 TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk 196 TURI Tunas Ridean Tbk 197 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk 198 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 199 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk 200 UNVR Unilever Indonesia Tbk 201 VIVA PT Visi Media Asia Tbk 202 VOKS Voksel Electric Tbk 203 WEHA Panorama Transportasi Tbk 204 WICO Wicaksana Overseas International Tbk 205 WIKA Wijaya Karya Tbk 206 YULE Yulie Sekurindo Tbk Sumber: Data sekunder diolah 103
2012 AISA AMFG ARNA ASII AUTO BUDI ETWA FASW GDST GGRM HMSP INAF INDF JPRS KAEF KBRI KLBF MYOR MYTX SMGR SRSN SULI TCID TRIS ULTI UNIT UNVR VOKS RMBA ADES AKKU AKPI ALKA ARGO BIMA BRNA INCI INDS
EXP_COM 0.200 0.333 0.333 0.545 0.556 0.667 0.250 0.667 0.667 0.250 0.400 0.500 0.625 0.500 0.200 1.000 0.333 0.400 0.000 0.167 0.333 0.600 0.400 0.667 0.667 0.500 0.800 0.400 0.500 0.667 1.000 0.250 1.000 0.400 0.500 0.750 0.667 0.333
IND_AC 0.667 0.750 0.500 0.500 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.333 0.429 0.500 0.500 0.667 0.667 0.667 0.667 0.750 0.500 0.667 0.667 0.500 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667
INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE 1 0 15.168 1 1 14.952 1 1 13.751 1 1 19.021 1 0 15.999 1 0 14.648 1 0 13.776 1 0 15.534 1 0 13.967 1 0 17.541 1 0 17.083 1 1 13.988 1 0 17.899 1 0 12.896 1 1 14.546 1 0 13.515 1 1 16.058 1 0 15.932 0 0 14.405 1 1 17.096 1 0 12.904 1 0 14.172 1 0 14.048 1 0 12.811 1 0 14.700 1 0 12.848 1 0 13.800 1 0 14.345 1 0 15.752 1 0 12.872 0 0 9.267 1 0 14.355 1 0 11.904 0 0 14.409 1 0 11.514 1 0 13.555 0 0 11.793 1 0 14.325
104
ERM 0.720 0.880 0.840 0.800 0.640 0.600 0.760 0.720 0.600 0.600 0.600 0.920 0.800 0.720 0.920 0.600 0.880 0.880 0.600 0.960 0.720 0.600 0.600 0.640 0.600 0.720 0.800 0.760 0.640 0.720 0.560 0.600 0.680 0.720 0.600 0.720 0.720 0.720
2012 INTP JPFA KIAS LION LMPI LMSH MAIN MERK MLBI MLIA MRAT PRAS ROTI SCCO SCPI ACES AKRA AMRT APLN ASGR ASRI BCIP BHIT BIPP BMTR BNBR CENT COWL CTRA CTRP DGIK DILD DUTI ELTY EMTK EPMT FORU GEMA
EXP_COM 0.571 0.400 0.600 0.667 0.500 0.667 0.333 1.000 0.667 1.000 0.333 0.333 0.667 0.333 0.667 0.500 0.333 0.200 0.333 0.667 0.600 0.333 0.333 1.000 0.400 0.250 0.667 0.667 0.200 0.000 0.400 0.667 0.875 0.833 0.125 0.000 0.400 0.667
IND_AC 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.750 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.800 0.667 0.667 0.667 0.667 0.250 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667
INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE 1 0 16.939 1 0 16.210 1 0 14.578 1 0 12.980 1 0 13.611 1 0 11.764 1 0 13.927 1 0 13.252 1 0 13.957 1 0 15.696 1 0 13.029 1 0 13.266 1 0 14.002 1 0 14.212 1 0 12.998 1 0 14.466 1 0 16.283 1 0 15.831 1 0 16.537 1 0 14.031 1 0 16.209 1 0 12.741 1 0 17.121 1 0 12.092 1 0 16.811 1 1 16.566 0 0 11.584 1 0 14.391 1 0 16.525 1 1 15.596 1 0 14.380 1 0 15.622 1 0 15.701 1 1 16.603 1 0 16.136 1 0 15.415 1 0 12.458 1 0 12.969
105
ERM 0.680 0.720 0.600 0.600 0.600 0.680 0.600 0.600 0.600 0.560 0.640 0.560 0.600 0.720 0.640 0.600 0.840 0.600 0.600 0.920 0.600 0.680 0.720 0.600 0.640 0.960 0.600 0.720 0.720 0.920 0.680 0.600 0.680 0.960 0.600 0.720 0.720 0.520
2012 HERO INPP INTA JKON JRPT JSMR JSPT JTPE KBLV KPIG LMAS LPCK LTLS MAMI MAPI MDLN MDRN MFMI MICE MLPL MNCN MTDL PJAA PLAS PLIN POOL PSKT PTPP PUDP PWON RALS RANC RBMS RDTX RODA SAFE SAME SDPC
EXP_COM 0.750 0.333 1.000 0.600 0.400 0.400 0.600 0.500 0.600 0.333 0.667 0.400 0.600 0.600 0.400 0.250 1.000 0.667 0.333 0.500 0.600 1.000 0.250 0.500 0.333 0.333 0.667 0.500 0.333 0.333 0.500 0.333 0.333 0.333 0.667 1.000 0.333 0.500
IND_AC 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.500 0.667 0.667 0.667 0.667
INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE 1 0 15.479 1 0 14.427 1 0 15.267 1 0 14.755 1 0 14.609 1 1 17.025 1 0 15.012 1 0 13.010 1 0 15.276 1 0 14.819 1 0 12.513 1 0 14.856 1 0 15.215 1 0 13.466 1 0 15.606 1 0 15.340 1 0 14.366 1 0 11.900 1 0 13.059 1 0 16.461 1 0 16.008 1 0 14.324 1 0 14.686 1 0 12.577 1 0 15.189 1 0 11.871 1 0 10.313 1 0 15.962 1 0 12.797 1 0 15.839 1 0 15.220 1 0 13.254 1 0 11.937 1 0 14.004 1 0 14.827 1 0 10.634 1 0 10.542 1 1 9.935
106
ERM 0.560 0.680 0.680 0.720 0.680 0.960 0.680 0.720 0.720 0.720 0.640 0.720 0.760 0.640 0.720 0.760 0.640 0.560 0.680 0.600 0.760 0.680 0.760 0.600 0.760 0.680 0.680 0.840 0.640 0.720 0.680 0.720 0.640 0.520 0.720 0.680 0.640 0.760
2012 SMDM SSIA TBIG TGKA TMAS TOWR TRIO TRUB TURI VIVA WEHA WICO WIKA AALI ANTM ATPK BISI BTEK BTEL CKRA CMNP CPRO CTTH DKFT ELSA EXCL FREN IIKP ISAT LSIP MITI MYOH PKPK RUIS SGRO SMMT TBLA TINS
EXP_COM 0.333 0.200 0.600 0.400 0.333 0.667 0.400 0.500 0.600 0.833 0.750 0.667 0.500 0.857 0.400 0.000 1.000 1.000 0.800 0.500 0.600 0.333 0.000 1.000 0.400 0.667 0.667 0.333 0.800 0.778 0.750 0.667 0.000 0.333 0.250 0.600 0.000 0.500
IND_AC 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.750 0.667 0.667 0.667 0.600 0.667 0.571 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.500 0.667 0.667 0.667 0.600 0.667 0.667 0.667 0.400 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.500
INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE 1 0 14.785 1 0 15.395 1 1 16.477 1 0 14.673 1 0 14.243 1 0 16.425 1 0 15.492 1 0 14.838 1 0 15.013 1 1 14.912 1 0 12.862 1 0 11.947 1 1 16.215 1 0 16.335 1 1 16.797 1 0 11.924 1 0 14.278 1 0 11.597 1 1 16.019 1 0 14.009 1 1 15.140 1 0 15.780 1 0 12.474 1 0 14.244 1 1 15.273 1 1 17.384 1 0 16.479 1 0 12.867 1 1 17.827 1 1 15.837 1 0 11.909 1 0 14.072 1 0 12.890 1 0 13.974 1 1 15.236 1 0 13.082 1 1 15.464 1 1 15.624
107
ERM 0.760 0.720 0.840 0.720 0.720 0.680 0.640 0.680 0.640 0.880 0.720 0.680 0.920 0.680 0.720 0.680 0.720 0.640 0.960 0.680 0.960 0.680 0.640 0.720 0.960 0.800 0.760 0.680 0.920 0.920 0.720 0.720 0.680 0.720 0.840 0.760 0.760 0.800
2012 TLKM UNSP AGRO BABP BACA BBKP BBNI BBNP BBRI BCIC BDMN BEKS BJBR BKSW BMRI BNGA BNII BSIM BSWD BTPN BVIC INPC MAYA MCOR MEGA NISP NOBU PNBN SDRA ABDA AHAP AMAG ASBI ASDM ASJT ASRM LPGI MREI
EXP_COM 0.500 0.667 0.750 0.500 0.667 0.800 0.750 0.500 0.625 1.000 0.750 0.750 0.833 0.667 0.857 0.750 0.857 1.000 0.800 0.833 0.750 0.600 0.500 0.750 1.000 0.750 1.000 1.000 0.667 1.000 0.800 0.667 0.800 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
IND_AC 0.500 0.667 0.667 0.667 0.667 0.750 0.500 0.667 0.500 0.500 0.333 0.667 0.500 0.667 0.333 0.500 0.400 0.600 0.667 0.400 0.667 0.600 0.333 0.667 0.667 0.500 0.500 0.750 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.500 0.667 0.667
INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE 1 1 18.528 1 1 16.759 1 1 15.212 1 1 14.176 1 1 15.550 1 1 18.000 1 1 19.625 1 1 15.921 1 1 20.128 1 1 16.431 1 1 18.864 1 1 15.855 1 1 18.076 1 1 15.351 1 1 20.270 1 1 19.101 1 1 18.567 1 1 16.534 1 1 14.748 1 1 17.895 1 1 16.479 1 1 16.537 1 1 16.658 1 1 15.687 1 1 17.993 1 1 18.187 1 1 14.012 1 1 18.818 1 1 15.846 1 1 14.365 1 1 12.439 1 1 14.115 1 1 12.820 1 0 13.812 1 0 12.150 1 0 13.884 1 1 14.185 1 1 13.567
108
ERM 0.800 0.960 0.920 0.920 0.880 0.880 0.920 0.880 0.880 0.840 0.920 0.920 0.920 0.880 0.840 0.920 0.920 0.880 0.840 0.840 0.920 0.920 0.880 0.840 0.840 0.920 0.920 0.880 0.840 0.880 0.920 0.840 0.920 0.760 0.640 0.680 0.840 0.920
2012 PNIN ADMF BBLD BFIN BPFI DEFI HDFA MFIN AKSI HADE OCAP PANS PEGE RELI TRIM YULE
EXP_COM 0.500 0.667 0.667 0.400 1.000 0.500 0.667 1.000 0.333 1.000 0.667 0.500 1.000 1.000 0.750 0.667
IND_AC 0.667 0.333 0.667 0.500 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667
INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE 1 0 16.385 1 1 17.053 1 1 14.866 1 1 15.698 1 0 13.179 1 0 10.715 1 0 14.278 1 0 15.217 1 0 11.061 1 0 12.751 1 0 11.839 1 0 14.323 1 0 12.091 1 0 13.642 1 1 13.106 1 0 10.897
109
ERM 0.680 0.880 0.840 0.920 0.720 0.640 0.720 0.720 0.680 0.760 0.760 0.720 0.680 0.640 0.840 0.640
2013 AISA AMFG ARNA ASII AUTO BUDI ETWA FASW GDST GGRM HMSP INAF INDF JPRS KAEF KBRI KLBF MYOR MYTX SMGR SRSN SULI TCID TRIS ULTI UNIT UNVR VOKS RMBA ADES AKKU AKPI ALKA ARGO BIMA BRNA INCI INDS
EXPERT_COM 0.200 0.333 0.667 0.800 0.455 0.667 0.250 0.667 1.000 0.333 0.500 1.000 0.625 0.500 0.400 1.000 0.333 0.400 0.250 0.167 0.375 0.333 0.400 1.000 0.667 0.500 0.800 0.600 0.400 0.667 1.000 0.500 1.000 0.400 0.333 0.750 0.667 0.333
IND_AC 0.667 0.750 0.250 0.500 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.333 0.333 0.667 0.500 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.500 0.500 0.667 0.500 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.500 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667
INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE 1 1 15.429 1 1 15.079 1 1 13.942 1 1 12.274 1 0 16.351 1 0 14.684 1 0 14.071 1 0 15.555 1 0 13.991 1 0 17.743 1 0 17.126 1 1 15.727 1 0 18.173 1 0 12.839 1 1 14.721 1 0 13.578 1 1 16.242 1 0 16.089 1 0 14.555 1 1 17.243 1 0 13.087 1 0 13.755 1 0 14.198 1 0 13.015 1 0 14.849 1 0 13.037 1 0 16.407 1 0 14.486 1 0 16.038 1 0 12.997 0 0 10.719 1 0 14.550 1 0 12.396 0 0 14.668 1 0 11.678 1 0 13.933 0 0 11.821 1 0 14.602
110
ERM 0.920 0.880 0.840 0.800 0.640 0.600 0.760 0.720 0.600 0.600 0.600 0.920 0.800 0.720 0.920 0.600 0.880 0.880 0.600 0.960 0.720 0.600 0.600 0.640 0.600 0.720 0.800 0.760 0.640 0.720 0.560 0.600 0.680 0.720 0.640 0.720 0.720 0.720
2013 INTP JPFA KIAS LION LMPI LMSH MAIN MERK MLBI MLIA MRAT PRAS ROTI SCCO SCPI ACES AKRA AMRT APLN ASGR ASRI BCIP BHIT BIPP BMTR BNBR CENT COWL CTRA CTRP DGIK DILD DUTI ELTY EMTK EPMT FORU GEMA
EXPERT_COM 0.571 0.333 0.600 0.667 0.500 0.667 0.333 1.000 0.667 0.750 0.667 0.333 1.000 0.333 0.667 0.500 0.333 0.200 0.333 0.667 0.400 0.333 0.667 1.000 0.500 0.250 1.000 0.667 0.250 0.000 0.400 0.667 0.875 0.600 0.125 0.000 0.400 0.667
IND_AC 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.750 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.400 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667
INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE 1 0 17.097 1 0 16.518 1 0 14.636 1 0 13.119 1 0 13.620 1 0 11.861 1 0 14.610 1 0 13.454 1 0 14.393 1 0 15.788 1 0 12.994 1 0 13.587 1 0 14.416 1 0 14.382 1 0 13.523 1 0 14.723 1 0 15.860 1 0 16.210 1 0 16.795 1 0 14.188 1 0 16.485 1 0 12.977 1 0 17.273 1 0 13.238 1 0 16.863 1 1 16.289 0 0 13.632 1 0 14.481 1 0 16.817 1 1 15.851 1 0 14.558 1 0 15.834 1 0 15.827 1 1 16.325 1 0 16.367 1 0 15.525 1 0 12.482 1 0 12.842
111
ERM 0.680 0.720 0.600 0.600 0.600 0.680 0.600 0.600 0.600 0.560 0.640 0.560 0.600 0.720 0.640 0.600 0.840 0.600 0.600 0.920 0.600 0.680 0.720 0.600 0.640 0.960 0.600 0.720 0.720 0.920 0.680 0.600 0.680 0.960 0.600 0.720 0.720 0.520
2013 HERO INPP INTA JKON JRPT JSMR JSPT JTPE KBLV KPIG LMAS LPCK LTLS MAMI MAPI MDLN MDRN MFMI MICE MLPL MNCN MTDL PJAA PLAS PLIN POOL PSKT PTPP PUDP PWON RALS RANC RBMS RDTX RODA SAFE SAME SDPC
EXPERT_COM 0.875 0.250 1.000 0.600 0.400 0.500 0.600 0.333 0.500 0.333 0.667 0.429 0.750 0.500 0.400 0.400 1.000 0.667 0.333 0.400 0.600 1.000 0.250 0.500 0.333 0.500 0.667 0.400 0.333 0.333 0.500 0.333 0.333 0.333 0.667 1.000 0.667 0.400
IND_AC 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.500 0.667 0.667 0.667 0.750
INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE 1 0 15.864 1 0 14.489 1 0 15.372 1 0 15.044 1 0 15.634 1 1 17.161 1 0 15.048 1 0 13.262 1 0 15.472 1 0 15.812 1 0 12.755 1 0 15.165 1 0 15.327 1 0 13.515 1 0 15.871 1 0 16.082 1 0 14.451 1 0 11.955 1 0 13.351 1 0 16.824 1 0 16.079 1 0 14.647 1 0 14.781 1 0 12.761 1 0 15.233 1 0 11.887 1 0 10.334 1 0 16.334 1 0 12.812 1 0 16.045 1 0 15.292 1 0 13.476 1 0 11.977 1 0 14.254 1 0 14.708 1 0 9.575 1 0 12.842 1 1 9.930
112
ERM 0.560 0.680 0.680 0.720 0.680 0.960 0.680 0.720 0.720 0.720 0.640 0.720 0.760 0.640 0.720 0.760 0.640 0.600 0.680 0.600 0.760 0.680 0.760 0.600 0.760 0.680 0.720 0.840 0.640 0.720 0.680 0.720 0.640 0.520 0.720 0.640 0.640 0.760
2013 SMDM SSIA TBIG TGKA TMAS TOWR TRIO TRUB TURI VIVA WEHA WICO WIKA AALI ANTM ATPK BISI BTEK BTEL CKRA CMNP CPRO CTTH DKFT ELSA EXCL FREN IIKP ISAT LSIP MITI MYOH PKPK RUIS SGRO SMMT TBLA TINS
EXPERT_COM 0.333 0.200 0.800 0.400 0.667 0.667 0.400 0.500 0.600 0.833 0.750 0.667 0.500 0.857 0.500 0.000 1.000 1.000 1.000 0.500 0.714 0.333 0.000 1.000 0.600 1.000 0.667 0.333 0.800 0.750 0.750 0.667 0.000 0.333 0.250 0.600 0.333 0.500
IND_AC 0.500 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.750 0.667 0.667 0.667 0.600 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.750 0.500 0.667 0.667 0.400 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.500
INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE 1 0 14.897 1 0 15.576 1 1 16.745 1 0 14.721 1 0 14.329 1 0 16.559 1 0 15.925 1 0 14.813 1 0 15.058 1 1 15.484 1 0 13.153 1 0 12.040 1 1 16.349 1 0 16.521 1 1 16.900 1 0 14.214 1 0 14.354 1 0 12.821 1 1 16.027 1 0 13.994 1 1 15.381 1 0 15.787 1 0 12.698 1 0 14.283 1 1 15.290 1 1 17.511 1 0 16.580 1 0 12.810 1 1 17.814 1 1 15.892 1 0 11.964 1 0 13.591 1 0 12.798 1 0 14.061 1 1 15.322 1 0 13.348 1 1 15.642 1 1 15.880
113
ERM 0.760 0.720 0.840 0.720 0.720 0.680 0.640 0.680 0.640 0.880 0.720 0.680 0.920 0.680 0.720 0.680 0.720 0.640 0.960 0.680 0.960 0.680 0.640 0.720 0.960 0.800 0.760 0.680 0.920 0.920 0.680 0.720 0.680 0.720 0.840 0.760 0.760 0.800
2013 TLKM UNSP AGRO BABP BACA BBKP BBNI BBNP BBRI BCIC BDMN BEKS BJBR BKSW BMRI BNGA BNII BSIM BSWD BTPN BVIC INPC MAYA MCOR MEGA NISP NOBU PNBN SDRA ABDA AHAP AMAG ASBI ASDM ASJT ASRM LPGI MREI
EXPERT_COM 0.500 0.714 0.750 0.500 0.667 0.800 0.714 0.500 0.625 1.000 1.000 0.667 0.833 0.667 0.857 0.750 0.833 1.000 1.000 0.833 0.750 0.600 0.600 0.667 1.000 0.750 1.000 1.000 0.667 1.000 0.750 0.667 0.800 1.000 1.000 1.000 0.667 1.000
IND_AC 0.500 0.667 0.667 0.667 0.667 0.750 0.667 0.667 0.375 0.500 0.333 0.667 0.500 0.667 0.333 0.500 0.400 0.600 0.667 0.400 0.667 0.500 0.333 0.667 0.667 0.500 0.500 0.750 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.500 0.667 0.667
INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE 1 1 18.667 1 1 16.707 1 1 15.449 1 1 15.915 1 1 15.781 1 1 18.056 1 1 19.773 1 1 16.117 1 1 20.255 1 1 16.395 1 1 19.032 1 1 15.855 1 1 18.076 1 1 15.351 1 1 20.270 1 1 19.101 1 1 18.567 1 1 16.534 1 1 15.097 1 1 18.059 1 1 16.769 1 1 16.547 1 1 16.994 1 1 15.885 1 1 18.012 1 1 18.396 1 1 15.171 1 1 18.916 1 1 15.923 1 1 14.583 1 1 12.599 1 1 14.207 1 1 12.897 1 1 13.910 1 0 12.216 1 0 13.971 1 1 14.353 1 1 13.801
114
ERM 0.800 0.960 0.920 0.920 0.880 0.880 0.920 0.880 0.880 0.840 0.920 0.920 0.920 0.880 0.840 0.920 0.920 0.880 0.840 0.840 0.920 0.920 0.880 0.840 0.840 0.920 0.920 0.880 0.840 0.880 0.920 0.840 0.920 0.760 0.640 0.680 0.840 0.920
2013 PNIN ADMF BBLD BFIN BPFI DEFI HDFA MFIN AKSI HADE OCAP PANS PEGE RELI TRIM YULE
EXPERT_COM 0.500 0.833 0.667 0.400 1.000 0.500 1.000 1.000 0.333 1.000 0.667 0.500 1.000 1.000 0.750 0.667
IND_AC 0.667 0.250 0.667 0.800 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.667
INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE 1 0 16.691 1 1 17.249 1 1 15.067 1 1 15.931 1 0 13.591 1 0 10.752 1 0 14.441 1 0 15.193 1 0 11.185 1 0 12.775 1 0 11.912 1 0 14.130 1 0 12.203 1 0 13.639 1 1 13.419 1 0 10.908
115
ERM 0.680 0.880 0.840 0.920 0.720 0.640 0.720 0.720 0.680 0.760 0.760 0.720 0.680 0.640 0.840 0.640
Pengukuran ERM Tahun 2012 No
Kode
A
B
C
D
E
A.1
A.2
A.3
B.4
B.5
B.6
B.7
B.8
B.9
B.10
B.11
B.12
B.13
B.14
B.15
B.16
C.17
C.18
C.19
C.20
D.21
D.22
E.23
E.24
E.25
Jml
Total
Rasio
1
AISA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
2
AMFG
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
22
25
0.880
3
ARNA
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
4
ASII
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
20
25
0.800
5
AUTO
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
16
25
0.640
6
BUDI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
7
ETWA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
8
FASW
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
9
GDST
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
10
GGRM
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
11
HMSP
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
12
INAF
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
13
INDF
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
20
25
0.800
14
JPRS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
15
KAEF
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
16
KBRI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
17
KLBF
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
22
25
0.880
18
MYOR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
22
25
0.880
19
MYTX
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
20
SMGR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
24
25
0.960
21
SRSN
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
116
22
SULI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
23
TCID
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
24
TRIS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
16
25
0.640
25
ULTI
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
26
UNIT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
27
UNVR
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
20
25
0.800
28
VOKS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
29
RMBA
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
30
ADES
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
31
AKKU
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
14
25
0.560
32
AKPI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
33
ALKA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
34
ARGO
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
35
BIMA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
36
BRNA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
37
INCI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
38
INDS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
39
INTP
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
40
JPFA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
18
25
0.720
41
KIAS
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
42
LION
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
43
LMPI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
44
LMSH
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
45
MAIN
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
117
46
MERK
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
47
MLBI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
48
MLIA
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
14
25
0.560
49
MRAT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
16
25
0.640
50
PRAS
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
14
25
0.560
51
ROTI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
52
SCCO
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
53
SCPI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
54
ACES
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
55
AKRA
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
56
AMRT
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
57
APLN
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
58
ASGR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
59
ASRI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
60
BCIP
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
61
BHIT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
62
BIPP
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
63
BMTR
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
64
BNBR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
24
25
0.960
65
CENT
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
66
COWL
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
67
CTRA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
68
CTRP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
69
DGIK
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
118
70
DILD
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
71
DUTI
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
72
ELTY
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
24
25
0.960
73
EMTK
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
15
25
0.600
74
EPMT
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
75
FORU
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
76
GEMA
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
13
25
0.520
77
HERO
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
14
25
0.560
78
INPP
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
79
INTA
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
80
JKON
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
81
JRPT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
82
JSMR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
24
25
0.960
83
JSPT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
84
JTPE
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
85
KBLV
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
86
KPIG
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
87
LMAS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
88
LPCK
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
89
LTLS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
90
MAMI
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
91
MAPI
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
92
MDLN
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
93
MDRN
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
16
25
0.640
119
94
MFMI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
14
25
0.560
95
MICE
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
96
MLPL
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
97
MNCN
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
98
MTDL
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
99
PJAA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
100
PLAS
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
15
25
0.600
101
PLIN
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
102
POOL
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
103
PSKT
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
104
PTPP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
105
PUDP
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
16
25
0.640
106
PWON
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
107
RALS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
108
RANC
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
109
RBMS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
110
RDTX
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
13
25
0.520
111
RODA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
112
SAFE
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
113
SAME
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
114
SDPC
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
115
SMDM
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
116
SSIA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
117
TBIG
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
120
118
TGKA
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
119
TMAS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
120
TOWR
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
121
TRIO
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
122
TRUB
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
123
TURI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
124
VIVA
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
22
25
0.880
125
WEHA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
126
WICO
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
127
WIKA
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
128
AALI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
129
ANTM
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
130
ATPK
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
131
BISI
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
132
BTEK
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
133
BTEL
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
24
25
0.960
134
CKRA
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
135
CMNP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
24
25
0.960
136
CPRO
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
137
CTTH
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
16
25
0.640
138
DKFT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
139
ELSA
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
24
25
0.960
140
EXCL
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
20
25
0.800
141
FREN
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
121
142
IIKP
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
143
ISAT
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
144
LSIP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
145
MITI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
146
MYOH
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
147
PKPK
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
148
RUIS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
149
SGRO
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
21
25
0.840
150
SMMT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
151
TBLA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
152
TINS
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
20
25
0.800
153
TLKM
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
20
25
0.800
154
UNSP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
24
25
0.960
155
AGRO
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
156
BABP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
157
BACA
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
22
25
0.880
158
BBKP
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
22
25
0.880
159
BBNI
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
160
BBNP
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
22
25
0.880
161
BBRI
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
22
25
0.880
162
BCIC
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
163
BDMN
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
164
BEKS
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
165
BJBR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
122
166
BKSW
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
22
25
0.880
167
BMRI
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
168
BNGA
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
169
BNII
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
170
BSIM
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
22
25
0.880
171
BSWD
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
172
BTPN
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
173
BVIC
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
174
INPC
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
175
MAYA
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
22
25
0.880
176
MCOR
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
177
MEGA
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
178
NISP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
179
NOBU
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
180
PNBN
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
22
25
0.880
181
SDRA
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
182
ABDA
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
22
25
0.880
183
AHAP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
184
AMAG
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
185
ASBI
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
186
ASDM
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
187
ASJT
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
188
ASRM
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
189
LPGI
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
123
190
MREI
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
191
PNIN
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
192
ADMF
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
22
25
0.880
193
BBLD
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
194
BFIN
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
195
BPFI
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
196
DEFI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
197
HDFA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
198
MFIN
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
199
AKSI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
200
HADE
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
201
OCAP
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
202
PANS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
203
PEGE
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
204
RELI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
205
TRIM
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
21
25
0.840
206
YULE
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
16
25
0.640
124
Pengukuran ERM Tahun 2013 No
Kode
A
B
C
D
E
A.1
A.2
A.3
B.4
B.5
B.6
B.7
B.8
B.9
B.10
B.11
B.12
B.13
B.14
B.15
B.16
C.17
C.18
C.19
C.20
D.21
D.22
E.23
E.24
E.25
Jml
Total
Rasio
1
AISA
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
2
AMFG
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
22
25
0.880
3
ARNA
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
4
ASII
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
20
25
0.800
5
AUTO
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
16
25
0.640
6
BUDI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
7
ETWA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
8
FASW
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
9
GDST
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
10
GGRM
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
11
HMSP
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
12
INAF
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
13
INDF
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
20
25
0.800
14
JPRS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
15
KAEF
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
16
KBRI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
17
KLBF
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
22
25
0.880
18
MYOR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
22
25
0.880
19
MYTX
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
20
SMGR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
24
25
0.960
21
SRSN
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
125
22
SULI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
23
TCID
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
24
TRIS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
16
25
0.640
25
ULTI
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
26
UNIT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
27
UNVR
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
20
25
0.800
28
VOKS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
29
RMBA
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
30
ADES
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
31
AKKU
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
14
25
0.560
32
AKPI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
33
ALKA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
34
ARGO
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
35
BIMA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
16
25
0.640
36
BRNA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
37
INCI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
38
INDS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
39
INTP
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
40
JPFA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
18
25
0.720
41
KIAS
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
42
LION
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
43
LMPI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
44
LMSH
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
45
MAIN
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
126
46
MERK
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
47
MLBI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
48
MLIA
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
14
25
0.560
49
MRAT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
16
25
0.640
50
PRAS
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
14
25
0.560
51
ROTI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
52
SCCO
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
53
SCPI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
54
ACES
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
55
AKRA
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
56
AMRT
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
57
APLN
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
58
ASGR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
59
ASRI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
60
BCIP
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
61
BHIT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
62
BIPP
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
63
BMTR
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
64
BNBR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
24
25
0.960
65
CENT
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
66
COWL
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
67
CTRA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
68
CTRP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
69
DGIK
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
127
70
DILD
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
15
25
0.600
71
DUTI
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
72
ELTY
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
24
25
0.960
73
EMTK
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
15
25
0.600
74
EPMT
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
75
FORU
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
76
GEMA
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
13
25
0.520
77
HERO
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
14
25
0.560
78
INPP
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
79
INTA
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
80
JKON
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
81
JRPT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
82
JSMR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
24
25
0.960
83
JSPT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
84
JTPE
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
85
KBLV
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
86
KPIG
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
87
LMAS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
88
LPCK
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
89
LTLS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
90
MAMI
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
91
MAPI
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
92
MDLN
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
93
MDRN
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
16
25
0.640
128
94
MFMI
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
95
MICE
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
96
MLPL
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
15
25
0.600
97
MNCN
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
98
MTDL
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
99
PJAA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
100
PLAS
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
15
25
0.600
101
PLIN
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
102
POOL
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
103
PSKT
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
18
25
0.720
104
PTPP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
105
PUDP
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
16
25
0.640
106
PWON
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
107
RALS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
108
RANC
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
109
RBMS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
110
RDTX
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
13
25
0.520
111
RODA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
112
SAFE
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
113
SAME
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
114
SDPC
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
115
SMDM
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
116
SSIA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
117
TBIG
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
129
118
TGKA
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
119
TMAS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
120
TOWR
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
121
TRIO
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
122
TRUB
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
123
TURI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
124
VIVA
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
22
25
0.880
125
WEHA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
126
WICO
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
127
WIKA
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
128
AALI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
129
ANTM
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
130
ATPK
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
131
BISI
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
132
BTEK
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
133
BTEL
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
24
25
0.960
134
CKRA
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
135
CMNP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
24
25
0.960
136
CPRO
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
137
CTTH
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
16
25
0.640
138
DKFT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
139
ELSA
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
24
25
0.960
140
EXCL
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
20
25
0.800
141
FREN
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
130
142
IIKP
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
143
ISAT
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
144
LSIP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
145
MITI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
146
MYOH
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
147
PKPK
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
148
RUIS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
149
SGRO
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
21
25
0.840
150
SMMT
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
151
TBLA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
152
TINS
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
20
25
0.800
153
TLKM
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
20
25
0.800
154
UNSP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
24
25
0.960
155
AGRO
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
156
BABP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
157
BACA
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
22
25
0.880
158
BBKP
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
22
25
0.880
159
BBNI
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
160
BBNP
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
22
25
0.880
161
BBRI
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
22
25
0.880
162
BCIC
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
163
BDMN
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
164
BEKS
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
165
BJBR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
131
166
BKSW
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
22
25
0.880
167
BMRI
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
168
BNGA
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
169
BNII
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
170
BSIM
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
22
25
0.880
171
BSWD
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
172
BTPN
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
173
BVIC
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
174
INPC
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
175
MAYA
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
22
25
0.880
176
MCOR
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
177
MEGA
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
178
NISP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
179
NOBU
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
180
PNBN
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
22
25
0.880
181
SDRA
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
182
ABDA
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
22
25
0.880
183
AHAP
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
23
25
0.920
184
AMAG
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
185
ASBI
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
186
ASDM
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
19
25
0.760
187
ASJT
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
188
ASRM
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
189
LPGI
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
132
190
MREI
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
191
PNIN
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
192
ADMF
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
22
25
0.880
193
BBLD
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
21
25
0.840
194
BFIN
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
23
25
0.920
195
BPFI
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
196
DEFI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
197
HDFA
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
198
MFIN
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
199
AKSI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
200
HADE
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
201
OCAP
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
19
25
0.760
202
PANS
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
18
25
0.720
203
PEGE
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
17
25
0.680
204
RELI
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
16
25
0.640
205
TRIM
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
21
25
0.840
206
YULE
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
16
25
0.640
133
LAMPIRAN 2 DIMENSI PENGUNGKAPAN ERM ISO 31000
134
Dimensi Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) No. 1 2 3
Dimensi Manajemen Risiko A. Mandat dan Komitmen Terdapat info mengenai komitmen perusahaan untuk menjalankan manajemen risiko Terdapat tanggung jawab direksi terhadap manajemen risiko Terdapat tanggung jawab dewan komisaris terhadap manajemen risiko
15 16
B. Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko Terdapat visi dan misi perusahaan secara jelas Terdapat info mengenai kebijakan manajemen risiko Penunjukan pihak yang bertanggung jawab dalam penerapan manajemen risiko Terdapat sistem pengendalian internal Terdapat charter audit internal Terdapat charter komite pemantau risiko Terdapat perlindungan lingkungan hidup Terdapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja Pembentukan mekanisme komunikasi internal dan sistem pelaporannya: Tersedianya cukup laporan pencapaian manajemen risiko per tahun Terbentuknya struktur corporate governance Terdapat infrastruktur organisasi Pembentukan mekanisme komunikasi eksternal dan sistem pelaporannya: Terdapat stakeholders analysis Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
17 18 19 20
C. Penerapan manajemen risiko Terdapat kerangka kerja manajemen risiko Terdapat pembagian risiko internal Terdapat pembagian risiko eksternal Terdapat perlakuan mitigasi atas risiko
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
21 22
23 24 25
Kode A.1 A.2 A.3
B.4 B.5 B.6 B.7 B.8 B.9 B.10 B.11 B.12 B.13 B.14 B.15 B.16
C.17 C.18 C.19 C.20
D. Monitoring dan review kerangka kerja manajemen risiko Pemantauan manajemen risiko oleh dewan komisaris Pemantauan pihak ketiga yang independen baik audit eksternal maupun audit internal E. Perbaikan kerangka kerja manajemen risiko secara berlanjut Pendidikan dan pelatihan berlanjut mengenai manajemen risiko Benchmarking Terdapat penerapan prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Action)
D.21 D.22
E.23 E.24 E.25
135
LAMPIRAN 3 HASIL OUTPUT SPSS
136
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
EXPERT_COM
412
.000
1.000
.59345
.257820
IND_AC
412
.250
.800
.63683
.086766
INT_AU
412
0
1
.98
.146
FIRM_RMC
412
0
1
.32
.465
FIRM_SIZE
412
9.267
20.270
14.80337
1.968098
ERM
412
.520
.960
.74214
.115248
Valid N (listwise)
412
137
Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Collinearity Statistics
Beta
.562
.046
-.010
.012
IND_AC
.031
INT_AU
t
Sig.
Tolerance
VIF
12.157
.000
-.022
-.797
.426
.951
1.051
.040
.023
.763
.446
.803
1.245
.023
.022
.029
1.062
.289
.966
1.036
FIRM_RMC
.198
.008
.798
24.765
.000
.711
1.406
FIRM_SIZE
.006
.002
.094
2.945
.003
.719
1.392
EXPERT_COM
a.
Coefficients
Dependent Variable: ERM
Coefficient Correlationsa Model 1
FIRM_SIZE
EXPERT_COM
1.000
.108
-.148
.245
-.374
.108
1.000
.032
.067
-.186
INT_AU
-.148
.032
1.000
-.037
-.038
IND_AC
.245
.067
-.037
1.000
.238
FIRM_RMC
-.374
-.186
-.038
.238
1.000
Covariances FIRM_SIZE
3.523E-6
2.513E-6
-6.049E-6
1.854E-5
-5.601E-6
2.513E-6
.000
8.776E-6
3.342E-5
-1.849E-5
INT_AU
-6.049E-6
8.776E-6
.000
-3.287E-5
-6.579E-6
IND_AC
1.854E-5
3.342E-5
-3.287E-5
.002
7.637E-5
-5.601E-6
-1.849E-5
-6.579E-6
7.637E-5
6.367E-5
Correlations FIRM_SIZE EXPERT_COM
EXPERT_COM
FIRM_RMC
INT_AU
IND_AC
FIRM_RMC
a. Dependent Variable: ERM
138
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model
R
R Square
.837a
1
.700
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .697
Durbin-Watson
.06348
2.038
a. Predictors: (Constant), FIRM_SIZE, EXPERT_COM, INT_AU, IND_AC, FIRM_RMC b. Dependent Variable: ERM
Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error .042
.027
EXPERT_COM
-.009
.007
IND_AC
-.005
INT_AU
Coefficients Beta
t
Sig.
1.532
.126
-.058
-1.164
.245
.024
-.010
-.190
.849
-.014
.013
-.056
-1.124
.262
FIRM_RMC
-.012
.005
-.152
-2.624
.009
FIRM_SIZE
.002
.001
.122
2.115
.035
a. Dependent Variable: Abs_Res
139
Hasil Uji Normalitas
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Std. Error of the Model 1
R
R Square .837a
.700
Adjusted R Square
Estimate
.697
.06348
a. Predictors: (Constant), FIRM_SIZE, EXPERT_COM, INT_AU, IND_AC, FIRM_RMC
140
Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Coefficients Beta
.562
.046
-.010
.012
IND_AC
.031
INT_AU
t
Sig.
12.157
.000
-.022
-.797
.426
.040
.023
.763
.446
.023
.022
.029
1.062
.289
FIRM_RMC
.198
.008
.798
24.765
.000
FIRM_SIZE
.006
.002
.094
2.945
.003
EXPERT_COM
a. Dependent Variable: ERM
Hasil Uji Statistik F
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
3.823
5
.765
Residual
1.636
406
.004
Total
5.459
411
F 189.726
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), FIRM_SIZE, EXPERT_COM, INT_AU, IND_AC, FIRM_RMC b. Dependent Variable: ERM
141