JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
1
Studi Distribusi Makrofauna Benthos Di Zonasi Mangrove Pulau Poteran, Madura, Jawa Timur Bagus Karim Sujatmiko dan Aunurohim Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected]
Abstrak— Beberapa wilayah pantai pulau poteran ditutupi oleh ekosistem mangrove yang berpotensi untuk berasosiasi dengan makrofauna benthos yang bernilai ekologi pada vegetasi mangrove tersebut ataupun bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan hidup makrofauna benthos pada jenis vegetasi dan substansi pohon mangrove tertentu seperti akar, batang, daun, dan substrat. Pengambilan sampel makrofauna benthos dilakukan dengan menggunakan metode hand collecting dengan luas kuadrat masing-masing 1 m x 1 m . Penggambaran kecenderungan hidup makrofauna benthos pada organ mangrove menggunakan diagram multivarian Canoco. Dari diagram multivarian tersebut dibuat visualisasi yang mudah dipahami baik oleh pelaku ekologi maupun orang awam. Pola distribusi makrofauna benthos di zonasi mangrove pulau Poteran dipengaruhi kerapatan zonasi mangrove dan kebutuhan makrofauna benthos yang berlainan terhadap spesies atau bentuk habitus mangrove . Sedangkan kecenderungan hidup makrofauna benthos berkaitan langsung dengan niche dan kebutuhan makrofauna benthos terhadap organ tanaman mangrove tersebut. Kata Kunci— makrofauna benthos, distribusi, indeks poisson, diagram multivarian.
I. PENDAHULUAN
H
UTAN mangrove merupakan salah satu ekosistem alamiah yang unik yang mempunyai nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi. Fungsi ekologis ekosistem mangrove antara lain: pelindung pantai dari serangan angin, arus dan ombak dari laut, habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan (feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), dan tempat pemijahan (spawning ground) bagi biota perairan. Fungsi ekonomis ekosistem mangrove adalah penghasil keperluan rumah tangga, penghasil keperluan industri, dan penghasil bibit [5]. Menurut [6] komunitas benthos adalah organisme yang hidup di dasar perairan. Selanjutnya dinyatakan bahwa epifauna adalah yang hidup di atas dasar, sedangkan infauna hidup di antara partikel sedimen. Berdasarkan ukurannya fauna benthos dibagi menjadi makrofauna (> 0,5 mm), meiofauna (10-500 µm) dan mikroorganisme (< 10 µm). Komunitas makrofauna benthos termasuk Gastropoda dapat digunakan juga sebagai indikator pulihnya fungsi vegetasi mangrove, yaitu dengan mempelajari struktur komunitas Gastropoda yang terdapat dalam berbagai tingkatan vegetasi mangrove. Kondisi habitat vegetasi mangrove yang meliputi
komposisi dan kerapatan jenisnya akan menentukan karakteristik fisika, kimia dan biologi perairan yang selanjutnya akan menentukan struktur komunitas organisme yang berasosiasi dengan mangrove termasuk komunitas Gastropoda [1]. Pulau Poteran memiliki dua jenis pantai dengan substrat yang berbeda, yaitu berbatu dan berpasir baik di bagian utara, timur, maupun selatan pulau .Beberapa wilayah pantai Pulau Poteran dengan dua substrat tersebut ditutupi oleh ekosistem mangrove yang berpotensi untuk dikembangkan. Ekosistem mangrove ini juga berpotensi untuk berasosiasi dengan Makrofauna benthos yang bernilai ekonomis dan nantinya dapat bermanfaat bagi penduduk sekitar. Oleh karena itu terlebih dahulu harus diketahui bentuk korelasi antara makrofauna benthos dengan ekosistem mangrove di lokasi tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa komposisi makrofauna benthos di zonasi mangrove dipengaruhi oleh komposisi spesies mangrove yang ada di zonasi mangrove tersebut. Seperti pada penelitian oleh [6], memaparkan bahwa lokasi pengambilan sampel yang memiliki beberapa kesamaan jenis vegetasi mangrove dan kesamaan kondisi lingkungan, menimbulkan adanya kesamaan spesies makrofauna benthos. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan antara zonasi (sebaran) mangrove dengan keanekaragaman makrofauna benthos di lokasi penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan distribusi komunitas makrofauna benthos di zonasi mangrove dengan ekosistem mangrove itu sendiri di pulau Poteran, Madura, Jawa Timur. Belum ada penelitian terkait dengan studi distribusi makrofauna benthos di zonasi mangrove pulau poteran. Penelitian ini akan melengkapi penelitian sebelumnya terkait geologi wilayah pantai, lepas pantai, dan mikrofauna foraminifera di pulau Poteran dan sekitarnya yang dilakukan oleh Departemen Pertambangan dan Energi Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral Pusat Pengembangan Geologi Kelautan pada tahun 1994. II. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan (April 2014 – Juni 2014) meliputi kegiatan penentuan lokasi sampling, pengambilan sampel, dan analisa data di Laboratorium.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Lokasi pengambilan sampel berada di zonasi mangrove pulau Poteran, Madura, Jawa Timur. Pengambilan sampel dilakukan pada bagian utara Pulau Poteran, mengingat zonasi mangrove hanya terdapat di bagian utara Pulau Poteran. Sampel akan diambil di setiap zonasi populasi spesies mangrove yang ada di utara Pulau Poteran.
2
penghitungan indeks Poisson menggunakan tabel formula seperti di bawah ini : S2 =
∑( x – )2 n–1
keterangan : S2 : Variansi n : Jumlah spesies benthos yang teramati : Jumlah rata-rata benthos yang ditemukan x : Jumlah spesies di setiap stasiun pengamatan. Nilai yang didapatkan dari indeks ini digunakan untuk mengetahui pola distribusi makrofauna benthos di zonasi mangrove : Jika S= S> S< Gambar. 1. Lokasi stasiun pengambilan sampel
Vegetasi Rhizophora mucronata dan Avicennia marina berada pada stasiun 2 dengan koordinat S 07° 04’ 18.8” E 114° 01’ 54.7 “. Vegetasi Soneratia alba selain berada pada stasiun 2 juga berada pada stasiun 1 dengan koordinat S 07° 04 ‘ 25.1 “ E 114° 02’18 .0” dan stasiun 3 dengan koordinat S 07° 04’ 26.1” E 114° 01’ 37.6 “ . Pengambilan sample pada zonasi Soneratia alba yaitu masing – masing 1 kuadrat setiap stasiun. Ketiga kuadrat pengambilan Zonasi Rhizophora mucronata dan Avicennia marina seluruhnya berada pada stasiun 2. B. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode random table, dimana kuadrat diletakkan secara acak di area sampling. Kuadrat diletakkan secara acak di vegetasi mangrove. Pengambilan sampel makrofauna benthos yang berada di permukaan substrat dan yang menempel pada pohon mangrove dilakukan dengan menggunakan hand collecting pada kuadrat, dengan luas kuadrat masing-masing 1 m x 1 m yang diukur menggunakan meteran lapangan.Substrat pada kuadrat kemudian digali menggunakan cetok sedalam 10 cm untuk mengambil makrofauna benthos yang hidup di dalam sedimen. Sampel makrofauna benthos yang sudah diambil dimasukkan dalam plastic clip dibedakan antara yang ditemukan di sedimen, akar, batang, dan daun mangrove. Sampel kemudian diawet kan menggunakan formalin 10 % dan dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi dan dianalisis. C. Analisa Pola Distribusi Format Untuk mengetahui pola distribusi dari data yang telah diadapat, akan dianalisis menggunakan Distribusi Poisson. Data yang diperoleh ditabelkan melalui Microsoft Excel, kemudian data tersebut selanjutnya dianalisa dalam
: pola distribusi random / acak : pola distriusi mengelompok : pola distribusi teratur
D. Analisa Ordinasi Analisis data metode ordinasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program Canoco for Windows 4.5.Analisa ini digunakan untuk melihat kecenderungan tempat ditemukannya makrofauna benthos pada lokasi pengambilan sampel dan tempat penempelan makrofauna benthos pada organ mangrove tertentu. Akan terdapat 2 jenis diagram multivarian, dimana diagram multivarian yang pertama adalah untuk melihat kecenderungan tempat ditemukannya makrofauna benthos di zonasi spesies mangrove yang berbeda. Sedangkan yang kedua adalah untuk melihat kecenderungan tempat ditemukannya makrofauna benthos di substansi setiap zonasi tanaman mangrove yang berbeda yaitu akar, batang, daun, dan substrat. Data yang didapatkan dari diagram multivarian kemudian dibentuk ilustrasi visual yang menunjukkan kecenderungan hidup suatu makrofauna benthos di lokasi sampling ataupun pada organ – organ tanaman mangrove tertentu. III. DISKUSI Makrofauna benthos yang ditemukan di ekosistem mangrove pulau poteran terdiri dari 7 famili dan 12 spesies berbeda. Setiap spesies dan famili memiliki jumlah yang berbeda pada setiap zonasi spesies mangrove tertentu. A. Pola Distribusi Makrofauna Benthos di Zonasi Mangrove Pulau Poteran Cerithidea cingulata pola distribusinya adalah acak atau random pada zonasi Rhizophora apiculata dan Avicennia alba. Hal ini dikarenakan Cerithidea cingulata merupakan penghuni asli ekosistem mangrove dan merajai komunitas tersebut, sehingga dapat hidup pada semua zonasi mangrove karena dapat memanfaatkan semua nutrisi yang berada pada substrat mangrove, berbeda dengan Cerithidea alata yang pola
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) distribusinya mengelompok atau clumped pada zonasi Rhizophora apiculata [8]. Keluarga Littorinidae seperti Littoraria melanostoma dan Littoraria carinifera pola distribusinya adalah berkelompok atau clumped di zonasi Rhizophora apiculata . Ditinjau dari zonasi Rhizophora apiculata, masing-masing individu dalam zonasinya memiliki habitus yang berbeda, yaitu habitus dengan akar pendek dimana batang pohonnya menjulang tinggi dan habitus dengan batang pendek dimana ranting dan akarnya yang banyak menjulur. Littoraria melanostoma dan Littoraria carinifera lebih menyukai mangrove dengan batang pendek dimana ranting dan akarnya yang banyak menjulur sehingga udah untuk berpindah dari bagian mangrove satu ke yang lain karena berbagai sebab, seperti untuk memperoleh makanan [2]. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Coenobita sp.dan Euraphia sp. yang yang menyukai habitus Rhizophora apiculata dengan habitus dengan batang pendek dimana ranting dan akarnya yang banyak menjulur, sehingga pola distribusinya adalah berkelompok atau clumped pada zonasi tersebut. Struktur akar dan ranting yang kompleks memberikan perlindungan dan naungan ekstra bagi makrofauna benthos asosiasi pada pohon mangrove [2]. Uca sp.1 memiliki pola distribusi clumped pada zonasi mangrove Rhizophora apiculata. Sifat Uca sp.1 yang suka hidup pada zonasi mangrove yang sedikit terbuka lah yang kemungkinan menyebabkan pola distribusi ini terbentuk [7]. Pada tepian zonasi mangrove Rhizophora apiculata pulau Poteran juga terdapat substrat yang tidak tertutupi individu mangrove dengan terlalu rapat sehingga merupakan lokasi yang sesuai dengan bioekologi Uca sp.1 . Metopograpsus latifrons pada zonasi mangrove Rhizophora apiculata pola distribusinya adalah acak atau random. Menurut [7] Metopograpsus latifrons memiliki kemampuan mobilisasi yang tinggi sehingga dapat berpindah lokasi dengan mudah. Hal ini lah yang diperkirakan menyebabkan pola distribusi dari Metopograpsus latifrons ini random. Gafrarium pectinatrum juga ditemukan di zonasi Rhizophora apiculata dengan pola distribusi acak atau random. Bivalvea seperti Gafrarium pectinatrum dapat memanfaatkan banyak jenis partikel organik pada substrat mangrove sehingga benthos ini termasuk yang toleran dan dapat hidup menyebar di bagian dasar hutan mangrove yang tersapu gelombang pasang [13]. Makrofauna benthos yang ditemukan dengan pola distribusi mengelompok atau clumped di zonasi mangrove Soneratia alba adalah Littoraria pallescens, Littoraria melanostoma, Littoraria carinifera, Uca sp2., Coenobita sp., Metopograpsus latifrons, Euraphia sp.. Pola distribusi clumped pada makrofauna benthos di zonasi mangrove Soneratia alba diperkirakan terbentuk karena adanya perbedaan kandungan materi organik pada setiap lokasi sampling pada zonasi tersebut. Beberapa lokasi sampling berada di dekat pemukiman warga dimana limbahnya langsung dibuang ke zonasi mangrove Soneratia alba pulau Poteran. Makrofauna benthos cenderung berkelompok pada lokasi yang banyak mengandung nutrisi organik yang mendukung mereka [3].
3
Bahan organik ini dapat diperoleh dari pohon mangrove itu sendiri ataupun dari aktivitas manusia [4]. Menurut [10] Littoraria articulata adalah makrofauna benthos yang mampu memanfaatkan kulit batang mangrove sebagai makanannnya dan menempel pada daun mangrove untuk menghindari predatornya, sehingga sering ditemukan hidup menyebar pohon mangrove apapun. Hal ini yang diperkirakan menyebabkan pola distribusi makrofauna benthos spesies ini adalah acak atau random baik pada zonasi Rhizophora apiculata dan Soneratia alba. Uca sp1. Pola distribusinya pada zonasi Soneratia alba adalah acak atau random. Sifat mobilisasinya yang tinggi dan akar Soneratia alba yang tidak kompleks seperti pada struktur akar Rhizophora sp. adalah penyebab kemungkinan terbentuknya pola distribusi random pada spesies Ocipodidae ini [7]. Pola distribusi clumped atau berkelompok juga ditunjukkan oleh spesies makrofauna benthos pada zonasi mangrove Avicennia marina yang kerapatannya rendah. Makrofauna benthos tersebut adalah Cerithidea cingulata, Littoraria pallescens, dan Coenobita sp.. Makrofauna benthos ini hanya berkelompok pada zonasi Avicennia marina yang berbatasan dengan zonasi mangrove Soneratia alba dengan kerapatan yang jauh lebih tinggi, karena mangrove dengan kerapatan tinggi mampu memberikan nangan dan seresah yang lebih banyak bagi makrofauna benthos [10]. B. Kecenderungan Hidup Makrofauna Benthos di Zonasi Mangrove Tertentu Penggambaran ordinasi kecenderungan hidup makrofauna benthos di zonasi mangrove pulau poteran menggunakan canoco didapatkan grafik Principal Components Analisis atau PCA. Digunakan grafik PCA karena menurut [9] ketika setelah ordinasi menggunakan canoco didapatkan length of gradient kurang dari 3 maka data yang diperoleh terlalu homogen dan permodelan yang sesuai adalah dalam bentuk grafik Principal Components Analisis atau PCA. Grafik PCA kecenderungan hidup makrofauna benthos pada zonasi spesies mangrove disajikan sebagai berikut.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
Gambar 2. Grafik Principal Component Analisis kecenderungan hidup makrofauna benthos pada zonasi spesies mangrove.
Dengan keterangan spesies makrofauna benthos sebagai berikut : Cc : Cerithidea cingulata Lp : Littoraria pallescens U1 : Uca sp1. Lm: Littoraria melanostoma Cb : Coenobita sp. Ml: Metopograpsus latifrons U2 : Uca sp2. La : Littoraria articulata Es : Euraphia sp. Lc : Littoraria carinifera Gp : Gafrarium pectinatrum Ca : Cerithidea alata Dan keterangan zonasi spesies mangrove sebagai berikut : 1 : Avicennia marina 2 : Soneratia alba 3 : Rhizophora apiculata Dari diagram PCA diatas dapat diketahui bahwa makrofauna benthos cenderung ditemukan hidup paling banyak pada zonasi mangrove jenis Rhizophora apiculata dan Soneratia alba . Ditemukan 5 spesies makrofauna benthos yang cenderung hidup baik di zonasi mangrove jenis Rhizophora apiculata dan Soneratia alba .Spesies yang cenderung hidup pada zonasi mangrove jenis Rhizophora apiculata yaitu Littoraria articulata (La), Littoraria melanostoma (Lm), Littoraria carinifera (Lc), Cerithidea alata (Ca) dan Gafrarium pectinatrum (Gp), sedangkan makrofauna benthos yang cenderung hidup di zonasi mangrove jenis Soneratia alba yaitu Cerithidea cingulata (Cc), Euraphia sp.(Es), Metopograpsus latifrons (Ml), Coenobita sp.(Cb), dan Uca sp2.(U2). Pada zonasi mangrove jenis Avicennia marina kecenderungan hidup spesies makrofauna benthosnya paling sedikit yaitu hanya 2 spesies saja.2 makrofauna benthos yang cenderung hidup di Avicennia marina yaitu Uca sp1. (U1) dan Littoraria pallescens (Lp). Kemungkinan lebih banyak makrofauna benthos yang cenderung hidup di zonasi Rhizophora apiculata dan Soneratia alba karena makrofauna benthos akan lebih banyak memperoleh naungan dan nutrisi di zonasi tersebut. Menurut [12] keanekaragaman moluska ditentukan oleh ketersediaannya daerah perlindungan dan feeding ground oleh akar mangrove (vegetasi), sehingga sedikitnya akar mangrove (vegetasi) akan memicu organisme tersebut untuk bermigrasi. Sistem perakaran dari Rhizophora tidak hanya dapat melindungi makrozoobenthos dari panasnya sinar matahari tropis, tetapi juga merupakan feeding ground dari beberapa biota [8].
4
Hal ini sesuai kondisi di lapangan dimana zonasi Rhizophora apiculata dan Soneratia alba di Pulau Poteran sistem perakarannya lebih kompleks deripada zonasi jenis Avicennia marina, sehingga spesies makrofauna benthos yang cenderung ditemukan di zonasi Avicennia marina adalah yang paling sedikit. Pada zonasi mangrove yang masih terbuka seperti zonasi Avicennia marina cenderung hidup kepiting dari famili Ocipodidae, karena menurut [7] kepiting Ocipodidae lebih memilih substrat yang tidak ditumbuhi mangrove terlalu padat. Uca spp.akan melakukan aktivitas makan ketika surut baru terjadi dan substrat masih basah, sedangkan ketika kering Uca spp.akan melakukan interaksi sosial [7]. C. Kecenderungan Hidup Makrofauna Benthos Pada Organ Tanaman Mangrove Avicennia marina Keberadaan Cerithidea cingulata dan Uca sp.1 hanya ditemui pada substrat tanaman Avicennia marina. Berbeda dengan Littoraria pallescens yang lebih cenderung ditemukan hidup di batang Avicennia marina. Hal ini sesuai pendapat Kusrini [7] bahwa Cerithidea cingulata sebagian besar dari jenisnya hidup merayap di permukaan lumpur dan merupakan epifauna. Kepiting dalam famili Ocipodidae adalah makrofauna benthos yang sering ditemukan pada substrat zonasi mangrove pulau Poteran.Uca spp.hidup meliang dalam substrat mangrove. Lebar tubuhnya yang hampir sama dengan panjang tubuhnya dan hampir berbentuk lingkaran pada bagian tengah tubuhnya, menyebabkan Uca spp.mudah masuk kedalam liang [7]. D. Kecenderungan Hidup Makrofauna Benthos Pada Organ Tanaman Mangrove Soneratia alba Masing-masing spesies memiliki kecenderungan ditemukan pada organ tanaman Soneratia alba yang berbeda. Uca sp1, Uca sp2., Cerithidea cingulata, Coenobita sp., dan Metopograpsus latifrons cenderung ditemukan di substrat tanaman mangrove Soneratia alba. Coenobita sp. juga ditemukan hidup di akar tanaman mangrove Soneratia alba, akan tetapi kecenderungannya hidup di substrat Soneratia alba lebih tinggi. Kepiting hermit Coenobita rugosus dan Coenobita sp. bersifat aktif 24 jam sehari, tetapi paling aktif ketika mereka berada di antara akar mangrove. Coenobita sp. melakukan hal ini karena di antara akar mangrove kecepatan angin dan potensi desikasi (pengeringan) lebih rendah [2]. Metopograpsus latifrons adalah kepiting pemanjat pohon, akan tetapi Metopograpsus latifrons tidak selalu berada di batang atau akar pohon. Kepiting pemanjat berada pada substrat mangrove untuk memakan jatuhan daun yang cukup lama dan mulai membusuk. Kepiting lebih menyukai daun yang busuk karena lebih mudah dicerna [7]. Makrofauna benthos yang ditemukan hidup di batang tanaman mangrove Soneratia alba adalah Littoraria carinifera dan Euraphia sp. Littoraria articulata hampir sama dengan Littoraria melanostoma, cenderung ditemukan hidup di daun tanaman
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) mangrove Soneratia alba. Perbedaannya adala Littoraria articulata juga ditemukan di akar mangrove Soneratia alba walaupun kecenderungannya ditemukan di akar jauh lebih sedikit daripada kecenderungannya ditemukan di daun Soneratia alba. Littoraria pallescens memang ditemukan di akar Soneratia alba namun kecenderungannya hidup di daun Soneratia alba lebih besar. Littoraria pallescens memiliki aperture yang datar terhadap substratnya dan juga memiliki cangkang yang sangat tipis dan lemah. Kepiting pemecah cangkang yang merupakan predatornya dapat berada dimana saja seperti di batang atau di akar mangrove, tetapi tidak mampu berada di daun. Littoraria pallescens yang hidup di daun mangrove membutuhkan lebih sedikit perlindungan terhadap kerusakan fisik yang ditimbulkan oleh kepiting pemecah cangkang, sehingga tidak masalah untuk memiliki cangkang yang tipis [7]. E. Kecenderungan Hidup Makrofauna Benthos Pada Organ Tanaman Mangrove Rhizophora apiculata Spesies-spesies yang ditemukan di zonasi mangrove Rhizophora apiculata memiliki 4 kecenderungan hidup yang berbeda yaitu pada substrat, akar, batang, dan daun. Spesies seperti Cerithidea cingulata, Uca sp1., Coenobita sp., Metopograpsus latifrons, Gafrarium pectinatrum, dan Littoraria carinifera cenderung ditemukan hidup pada substrat mangrove Rhizophora apiculata . Bivalvea seperti Gafrarium pectinatrum adalah makrofauna benthos dengan pergerakan yang lambat. Bivalvea berada pada substrat mangrove untuk berasosiasi dengan bakteri pemfiksasi nitrogen [13] .Bivalvea tidak memakan seresah mangrove secara langsung, akan tetapi bergantung pada partikel organik yang telah diproses oleh organisme lain [7]. Makrofauna benthos yang ditemukan cenderung hidup pada akar Rhizophora apiculata yaitu Cerithidea alata dan Euraphia sp..Spesies barnacle seperti Euraphia sp.adalah spesies yang paling mudah dan sering ditemukan menempel di akar Rhizophora sp..Spesies barnacle bahkan juga bisa ditemukan pada batang maupun daun mangrove apabila dibawa oleh pasang yang tinggi ketika dalam fase larva. Barnacle adalah filter-feeder yang bergantung pada akar atau batang mangrove hanya sebagai tempat menempel yang kuat dan stabil [7]. Pada daun Rhizophora apiculata terdapat Littoraria melanostoma yang cenderung ditemukan disana, sedangkan Littoraria articulata adalah makrofauna benthos yang ditemukan cenderung hidup di batang Rhizophora apiculata. Littoraria spp. adalah gastropoda yang paling melimpah ditemukan di zonasi mangrove.Menurut [3] Littoraria spp. Memakan kulit luar dari akar maupun batang dari mangrove. [10] menambahkan bahwa Littoraria spp. memakan daun mangrove, sehingga mengurangi seresah yang jatuh. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah pola distribusi makrofauna benthos di zonasi mangrove pulau Poteran dipengaruhi kerapatan zonasi mangrove itu sendiri. Selain itu kebutuhan makrofauna benthos yang berlainan terhadap spesies atau bentuk habitus mangrove juga
5
mempengaruhi pola distribusinya. Sedangkan kecenderungan hidup makrofauna benthos berkaitan langsung dengan niche dan kebutuhan makrofauna benthos terhadap organ tanaman mangrove tersebut. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis B.K.S. mengucapkan terimakasih kepada Bapak Aunurohim S.Si, DEA. selaku dosen pembimbing yang senantiasa membimbing penulis dan bersedia meluangkan waktu untuk memberi masukan-masukan dalam penelitian ini. Ucapan terimakasih disampaikan pada Ibu Dini Ermavitalini S.Si., M.Si. dan Ibu Indah Tresnawati D.T. S.Si., M.Si., Ph.D. yang telah bersedia menjadi dosen penguji. DAFTAR PUSTAKA [1]
[2]
[3] [4] [5] [6] [7] [8]
[9] [10]
[11] [12]
[13]
Arifin. 2002. Struktur Komunitas Pasca Larva Udang Hubungannya dengan Karakteristik Habitat pada Ekosistem Mangrove dan Estuaria Teluk Cempi NTB. (Tesis). Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Barnes, D.K.A. 1997. Ecology of Tropical Hermit Crabs at Quirimba Island, Mozambique: Distribution, Abundance and Activity. Marine Ecology Progress Series 154: 133-142. Camilleri, J.C. 1989. Leaf choice by crustaceans in a mangrove forest in Queensland. Marine Biology 102: 453–459. Connel, D. W., dan Miller, G. J. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi. Penerjemah Koestoer, Y dan Sehati. UI Press. Jakarta. Dahuri et al. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Bogor. Dobson, M., dan Frid, C.1998. Ecology of Aquatic Systems. Addison Wesley Longman. Singapore. Hogarth, P. J. 2007. The Biology of Mangroves and Seagrasses. Oxford University Press Inc. New York. Kamardin, N. N., C. Ulare dan M. Sangare. 2006. Peculiarities of adaptive behaviour of mangrove molluscs at the Guinea Coast. Journal of evolutionary biochemistry and physiology. 42(1): 38-42. Leps, J. 1953. Multivariate Analysis of Ecological Data Using CANOCO. Cambridge University Press. Marguillier, S., van der Velde, G., Dehairs, F., Hemminga, M.A., and Rajagopal, S. 1997. Trophic relationships in an interlinked mangroveseagrass ecosystem as traced by δ 13C and δ 15N. Marine Ecology Progress Series 151: 115–121. Perry, D.M. 1988. Effects of associated fauna on growth and productivity in the red mangrove. Ecology 6: 1064–1075. Vilardy, S. dan J. Polania. 2002. Mollusc fauna of the mangrove rootfouling community at the Colombian Archipelago of San Andres and Old Providence. Wetlands ecology and management. 10: 273-282. Waterbury, J.B., Calloway, C.B., Turner, R.D., 1983. A cellulotytic nitrogenfixing bacterium cultured from the gland of Deshayes in shipworms (Bivalvia, Teredinidae). Science 221, 1401–1403.