PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STUDI DESKRIPTIF TENTANG PERILAKU AGRESIF SUPORTER TIM SEPAK BOLA PSM MAKASSAR
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh : Patricius LeoTandiari NIM : 019114014
Program Studi Psikologi Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Seorang manusia, tidak akan bisa mengusung kebahagiaan semua orang sekaligus dan yang bisa dia lakukan hanyalah melindungi kebahagian setiap orang yang dia cintai satu per satu Sejarah adalah jalan kehidupan setiap orang, tidak peduli jalan apa yang kita tempuh, Terus maju ke depan, jangan takut, jangan mundur, jangan pernah bersembunyi, dan ketika suatu waktu nanti kita tersadar, kita akan melihat jalan terbaik yang sudah kita lalui
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada : Ia yang telah meletakkan batu pertama dalam hidupku dan memberi modal yang sangat cukup untuk membangun kehidupan yang baru ; Alm.Bapak dan Ibu tercinta. Kepada keempat kakak-kakakku yang memberi berbagai pengalaman My sweet Angel, Ike dan kepada semua orang yang telah memberikan cinta dan kepercayaannya kepada saya hingga saat ini.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
YOU’LL NEVER WALK ALONE (LIVERPOOLDIAN)
DOMINUS ERIT TECUM IN OMNE TEMPORE ET LOCO
Penyesalan itu hanya milik orang-orang yang mampu melakukan sesuatu namun tidak berbuat apa-apa
(Kamijyo akimine)
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagaian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,….., 2007 Penulis
Patricius Leo Tandiari
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
STUDI DESKRIPTIF TENTANG PERILAKU AGRESIF SUPORTER TIM SEPAK BOLA PSM MAKASSAR
Patricius Leo Tandiari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran berbagai macam perilaku agresif yang dilakukan oleh para supporter saat menonton dan mendukung tim kesayangannya di dalam stadion. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian berupa deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah kelompok suporter The Mac’z Man, yang merupakan kelompok suporter tim PSM Makassar. Pengumpulan data menggunakan dua metode yakni observasi dan wawancara. Observasi dilakukan pada tiga pertandingan dan dilakukan oleh dua observer. Pengamatan terhadap hasil rekaman video menambah keakuratan hasil observasi. Proses wawancara dilakukan terhadap tiga orang supporter yang selalu hadir dalam setiap pertandingan dan mempunyai posisi yang berbeda dalam struktur organisasi The Mac’z Man. Hasil wawancara digunakan sebagai pelengkap data observasi yang telah didapatkan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa The Mac’z Man sebagai kelompok suporter PSM Makassar melakukan berbagai macam perilaku agresif.. Perilaku agresif verbal mendominasi perilaku agresif mereka, terutama perilaku agresif verbal aktif langsung yang dinyatakan dalam bentuk nyanyian dan perkataan yang berisi hinaan, dan intimidasi terhadap tim / pemain lawan dan juga tim / pemain PSM. Perilaku agresif secara fisik dan anarkis hampir tidak pernah muncul dan ini terkait dengan komitmen mereka yang anti anarkis. Perilaku agresif The Mac’z Man biasanya terpicu tidak hanya dari faktor situasional seperti adanya provokasi, pengaruh alkohol, judi dan gangguan dari kelompok suporter lain namun juga dari faktor sosial seperti rasa fanatisme yang melahirkan frusatasi dan provokasi yang dapat memicu perilaku agresif mereka. The Mac’z Man tidak akan melakukan suatu tindakan tanpa adanya instruksi dari jendral lapangan, sehingga peran jendral lapangan sangat penting dalam mengontrol perilaku utamanya perilaku agresif mereka.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
DESCRIPTIVE STUDY ABOUT AGGRESIVE BEHAVIOR of PSM MAKASSAR’S SUPPORTERS
Patricius Leo Tandiari Faculty of Psychology Sanata Dharma University Yogyakarta
This research aim to know assorted picture of aggresive behavior done by the supporter when looking and supports their darling team in stadium. This research is qualitative research with research design in the form of qualitative descriptive. This research subject is group of suporter The Mac'z Man, which is group of suporter team PSM Makassar. Data collecting applies two methods namely observation and interview. Observation done by three contests and done by two observer. Observation to result of video record adds accuracy result of observation. Interview process is done to three supporters who always present in every contest and has different position in organization chart of The Mac'z Man. Result of interview applied as complement of observation data which has been got. Result of research depicts that The Mac'z Man as a group suporter PSM Makassar does assorted of aggresive behavior.. Aggresive behavior of verbal predominates aggresive behavior of them, especially aggresive behavior of active verbal of direct which expressed in the form of hymn and word containing snubbing, and intimidation to team / opponent player as well as team / player PSM. Aggresive behavior in physical and anarchic seldom emerges and this related to commitment they which is anti anarchic. Aggresive behavior of The Mac'z Man usually is triggered not only from factor situasional like existence of provocation, alcohol influence, gambling and trouble from group of other suporter but also from social factor like fanatism taste delivering birth frusatasi and provocation which can trigger aggresive behavior of them. The Mac'z Man will not do an action without existence of instruction from field general, so that the role of field general of vital importance in controlling main behavior of aggresive behavior of them.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tri Tunggal Maha Kudus dan Bunda Allah Santa Perawan Maria yang dengan rahmat-Nya senantiasa menyertai dan melindungi setiap umatNya yang berlindung pada- Nya. Tuhan berkarya dalam berbagai cara dan jalan yang bahkan tidak akan terduga oleh siapapun dengan karya- Nya yang Agung, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skirpsi ini. Selama proses penulisan skripsi ini, penulis tidak pernah ditinggalkan oleh Allah yang Maha Kuasa yang setia mendampingi penulis hingga akhir penulisan skripsi yang nampak secara nyata dalam bentuk berbagai bantuan dan dukungan baik secara mental, spiritual, pemikiran, waktu, pendampingan dan bahkan materi dari berbagai pihak yang memungkinkan dan menolong penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih atas segala bantuan dalam berbagai wujud tersebut dan pada kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. YAHWE, Allah yang hidup, hidup dan berkuasa, hidup dan kekal. Engkau adalah Tuhan, orang tua, pendamping, rekan, teman, sahabat, yang selalu berjalan bersamaku kapan dan dimana pun aku berada. “Dominus Erit Tecum In Omne Tempore Et Loco.” 2
Bp. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
3. Bp. C. Siswa Widyatmoko, S. Psi., dan ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang menemani dan membimbing penulis melewati
masa-masa
studi
di
Fakultas
Dharma,Yogyakarta. 9
Psikologi
Universitas
Sanata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Ibu M. L. Anantasari,S.Psi., M.Si., my mentor. Terima kasih atas pendampingan, dukungan, dan kebijakan yang ibu berikan utamanya atas waktu dan kesabaran yang diberikan dalam membaca, mengoreksi, membaca dan mengoreksi lagi serta membimbing anak bengal ini. Dalam bimbinganmu aku belajar, bekerja, dan berkembang. 5. Perdana Mentri kelompok suporter The Mac’z Man, Bapak Ocha Alim Bachri, yang telah memberi izin penelitian terhadap kelompok suporter The Mac’z Man. 6. Daeng Uki selaku dirigen lapangan, mentri bisnis dan usaha The Mac’z Man dan ketua
sektor
Mamajang.
Than’x
untuk
semua
informasinya
serta
pendampingannya selama di lapangan. 7
Subyek D.U., Eff. dan Jef, yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini terutama dalam berbagai pengalaman menarik dan menegangkan saat berada dalam stadion yang penuh dengan gemuruh para suporter. Makasih banyak ces atas bantuannya, viva The Mac’z Man dan sampai jumpa di dalam stadion di Tribun Timur kebanggaan kita.
8. Ondi, my partner and my best friend , Than’x bos untuk semuanya. Sudah bantu saya, temani saya, cari orang, ketemu bencong, masuk stadion bareng, nongkrong bareng di stadion, cari tiket, jalan-jalan keliling Makassar. Ingat bos kalo pulang langsung ke rumah, jangan sering main ke Mall tanpa diketahui. Besok ada mi kartu anggotamu ces.ok! 9.
My lovely Ike. Than’x God, You gave me a beautiful angel. Tuhan Tidak memberikan apa yang kita inginkan, tetapi memberi apa yang kita butuhkan. Saatsaat akhir saat saya sendiri, ditinggalkan, hilang pegangan, hilang motivasi, Tuhan mengirimkan sesuatu yang indah dalam hidupku yang mencintai, mendampingi dan membimbing saya. That’s you Honey. Thank you for loving me, for being my
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
eyes when I cuoldn’t see, for sharing everything, for being my part of my life, and for everytihing you’ve done. Let’s realise our dream, sweety. 10. My best Partner Jogiaraja Warnold Paternus Sitanggang, meski jauh kita tak pernah terpisah. Thanx sobat dukungan dan doanya. Terima kasih untuk keluarga Sitanggang Belibis, rumah kedua saya. 11. The Mac’z Man, warga negara Republik The Mac’z Man. The Mac’z Man...... EWAKO. Paentengi Siri’nu, Siri’ Na Pacce. Gunung tinggi kan kudaki lautan luas kan kusebrangi hanya untuk mendukungmu PSM. 12. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Psikologi yang dengan tulus membagi ilmunya dan membimbing penulis selama menjalani masa studi. Bu Lusi, tiada semester tanpa kehadiranmu dan tiada ramai tanpa omelanmu. Bu Nimas, trima kasih atas izinya,boleh jadi asisten mesti dengan modal pas-pasan. Penguasa lantai III, Lab.Psikologi mas Muji Beckham, yang selalu sepi di awal musim tapi ramai saat tengah musim sampai akhir musim praktikum, GOD BLESS, you. Mas Doni dengan segala koleksi yang mendampinginya di ruang baca. Mbak Nani dan Mas Gandung (Milanista) di sekretariat yang membantu proses lancaranya segala macam administrasi. Spesial salam untuk pemegang kunci ruangan dan kartu lift, Pak Giyono, yang dengan keramahan dan senyumannya membuat suasana fakultas jadi beda dan ceria.Bapak yang sabar ya pak, meski datang paling pagi dan pulang paling sore. 13. Ayah dan ibuku yang adalah orang tua, teladan, guru dan temanku. Terima kasih atas cinta, doa dan bimbingan kalian. Kalian berdua adalah guru terbaik bagiku yang telah mengajarkan padaku berbagai hal mulai dari berbagai kesenagan sampai pada penderitaan, sehingga saya dapat menjalani menikmanti dan mengatasi masalah hidup. Tak ada yang dapat kuberikan sebagai balasan atas
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
semua yang telah kalian berikan selain menjalani hidup dengan lebih baik. Kalian meletakkan batu pertama dalam hidupku, memberikan modal yang lebih dari cukup sehingga aku bisa membangun rumah kehidupanku dengan baik. Terima kasih Tuhan, telah menyerahkan aku dalam bimbingan mereka. 14. Kakak-kakakku, Yanti, Fifi, Nini, Oce’......... terima kasih atas semua yang kita lalui bersama. Trima kasih bos atas semua doa dan dukungan baik berupa materi maupun moril. Akhirnya saya lulus juga, jadi ibu tidak ada beban lagi dan sekarang marikita yang menjaga ibu. Ok ? 15. Buat keluarga di Daya’, om sama bunda, trima kasih atas dukungannya terlebih atas prakarsa, dukungan dan usulannya sehingga saya bisa kuliah di jogja. Terima kasih atas semua perhatian dan doanya. 16. Keluarga besar Ne’ Lotong yang telah memberi doa-doa dan segala macam dukungan. Terima kasih kakek, nenek, om, tante, kakak-kakak dan adik-adikku semua, Patric sudah lulus. Sapa lagi dari keluarga ta’ yang nyusul ? 17. Keluarga besarku dari Buntao’, terima kasih atas segala dukungannya selama ini dalam berbagai rupa utamanya Ma’ Desta, Ma’ Liwan dan Ma’ Sari. Bapak tidak ada bukan berarti kita semua putus hubungan. Terima kasih kakak-kakakku. 18. Siska ’01, S.Psi. Tahnx bu atas semuanya ; buku, panduan pemikiran dan inspirasi yang diberikan lewat skripsi. Sukses selalu, GBU. Bherta, ’01, S. Psi. Skripsimu jadi inspirasiku saat-saat terakhir mengalami
kebuntuan mencari jalan ke luar.
Anak Gunung Agung, S.Psi. Saat semua pergi dan tidak ada teman untuk ‘pegangan’ tiba-tiba ada kamu. Thanx Bro 19. Anak-anak gerombolan siberat ADI, AGUS dan KRIS + Eko Kodok. Makasih bro atas pengalaman, keceriaan, kejengkelan, kemarahan, keusilan, keseriusan dan ke
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ke ke lainnya. I’ll Never Walk Alone. Pada akhirnya semua akan berpisah, bukan berakhir tetapi memulai sesuatu yang baru. Kita akan ketemu lagi sobat 20. Anak-anak Psikologi ’01 kelas A, B, C. Viva Bangsat. Thanx untuk semua yang telah kita lalui bersama hingga saat-saat akhir. Ingatlah kapan pun dan dimana pun kalian berada, tatkala mendengar kata BANGSAT, kalian tahu siapa yang dimaksud. 21. Teman-temanku di BEMF Psikologi periode 2002 – akhir 2003 (BEM-nya Agus) dan periode 2004 - 2005 (BEM-nya Anton). Thanx untuk pengalaman yangkita alami bersama.maju terus BEM Psikologi jangan mati. 22. Teman-temanku si Psikososial Yakkum, hari-hari pendampingan yang kita lalui bersama sungguh sangat berharga, takkan pernah bisa terganti oleh apa pun. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk menjadi salah satu bagian Psikososial Yakkum. Banyak pelajaran yang aku terima dari kalian. Than’x friends. 23. Kerukunan Keluarga Katolik Keuskupan Agung Makassar, (K2KAMSY) anakanak Concat, Kayen, Klasman, Paingan, Kaliurang. Ayo bangkitkan lagi K2KAMSY jangan sampai mati. Kita bisa melakukannya semua sobat. Ingat satu hal apa pun acara dan kegiatannya yang penting makannya bung. 24. Jon Pepayu, Patrick Edi, S.E., Ak., Feni S.T., Marson ‘Anak Padi’, Banci Brothers Ronald & Rolens, kak Nunu’, angkatanku Fr.Lukas, Yuyud, Soelja. Trima kasih bos untuk semua bantuannya selama ini. Bantuan kalian sangat berarti bagiku. 23. Ikatan Persaudaraan Misdinar St. Jakobus, Mariso. Than’x atas semua dukungan hinaan pujian yang terus memacu semangatku. 24. Anak-anak Ephifani, lulus maka so bisa maka’ jadi anggota tetap
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25. Semua teman-teman dan handai taulan yang terus mendukungku, maaf jika belum tertulis. 25. Semua pihak yang membantu saya untuk menyelesaikan karya ini, trima kasih. Yogyakarta...........2007 Penulis Patricius Leo Tandiari
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.............................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................iv MOTTO................................................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................................vi ABSTRAK...........................................................................................................vii ABSTRACT.........................................................................................................viii KATA PENGANTAR..........................................................................................ix DAFTAR ISI........................................................................................................xv DAFTAR TABEL..............................................................................................xix DAFTAR SKEMA..............................................................................................xx DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xxi BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ……...………………………………………….1 B. Rumusan Masalah …….………………………..………………………...7 C. Tujuan Penelitian ………..………………………………………..……...7 D. Manfaat Penelitian …………………………………………………….....7 BAB II. LANDASAN TEORI................................................................................9 A. Perilaku Agresif……………...…………………………………………...9 1. Pengertian Perilaku Agresif.......………………………………..….....9 2. Jenis-Jenis Agresi..………………………………………………..….10 3. Teori Agresi.....................................…..……………………………..15 a. Teori Hipotesis Frustasi Agresi.....................................................16
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Teori Belajar : Modelling and Conditioning.................................17 c. Teori Interaksi Sosial.....................................................................18 4. Faktor-Faktor Pemicu Perilaku Agresif...............................................20 B. Suporter Sepak Bola.……………………………………………….........23 1. Definisi Suporter Sepak Bola...………………………..……………..23 2. The Mac’z Man .……………...…………..………............................25 C. Perilaku Agresif Suporter Sepak Bola PSM Makassar (The Mac’z Man) ....................................…………..…………………………...…………...29 D. Kerangka Berpikir......................................................................................34 BAB III. METODELOGI PENELITIAN..............................................................35 A. Metode Penelitian……….….....………………...………………………..35 B. Responden...........……….………………………………………………..35 C. Batasan Istilah……………………………………………………............36 1. Perilaku Agresif.......…………..……………………………………..36 2. Suporter SepakBola….….......………………………………………..38 3. Suporter Sepak Bola PSM Makassar...................................................38 4. Perilaku Agresif Suporter Sepak Bola PSM Makassar........................38 D. Tahap Penelitian ………………………………………………………...40 1. Perencanaan Penelitian……..…….…………………………………..40 2. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………….40 E. Metode Pengumpulan Data ….…………………………………………..41 1. Metode Observasi …………...……..………………………………...41 2. Metode Wawancara ...….………………..…………………………...42 F. Metode Analisis Data ..…………………...……………………………...44 1. Organisasi Data………………………………………………………44
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Analisis Data…………………………………………………............44 3. Interpretasi Data……………………………………………...............46 G. Kredibilitas dan Konfirmabilitas Penelitian ……….……………………47 1. Kredibilitas…………………………………………………………..47 2. Konfirmabilitas…………………………………………....................48 BAB
IV.
PROSES
PENELITIAN,
ANALISIS
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASANNYA……………………………………………………………50 A. Proses Penelitian………………………………………………………...50 1. Prosedur Awal Penelitian……………………………………….........50 2. Deskripsi Kelompok Suporter The Mac’z Man……………………...52 3. Waktu Pengambilan Data…………………………………………….58 4. Proses Pengambilan Data…………………………………………….59 a. Observasi Awal…………………………………………………….59 b. Observasi…………………………………………………………...59 c. Wawancara………………………………………………………....61 B. Analisis Hasil Observasi………………………………………………....62 1. Perilaku Para Supporter Saat Pertandingan Berlangsung…………….62 2.
Deskripsi
Perilaku
Agreisf
The
Mac’z
Man
Saat
Menonton
Pertandingan…………………………………………………………66 a. Observasi Pertandingan Oleh Observer I………………………….67 b. Observasi Pertandingan Oleh Observer II………………………...73 c.
Kesimpulan
Perilaku
Agresif
Suporter
Saat
Menonton
Pertandingan………………………………………………….......76 4. Analisis Hasil Pengamatan Lewat Rekaman Video…………………..81 C. Analisis Hasil Wawancara………………………………………………..84
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Bentuk-Bentuk Perilaku Suporter……………………………………..85 2. Alasan-Alasan Perilaku Agresif Suporter……………………………..93 3. Kesimpulan Hasil Wawancara………………………………………...98 D. Dinamika Perilaku Agresif Suporter……………………………………101 E Pembahasan…………………………………………………………….108 F. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………...121 A. Kesimpulan……………………………………………………………..121 B. Saran……………………………………………………………………122 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................123 LAMPIRAN.........................................................................................................124
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL halaman
Tabel 1.
Perilaku Agresif The Mac’z Man Pada Observasi Awal....39
Tabel 2
Interview Guides...................................…………………...43
Tabel 3
Kode Observasi Perilaku Agresif Suporter…………..……45
Tabel 4
Jadwal Penelitian……………………………………...…..58
Tabel 5
Pembagian Grup Turnamen Jusuf Cup…………………….67
Tabel 6
Kesimpulan Perilaku Agresif The Mac’z Man Pada Tiga Pertandingan…………………………………... 80
Tabel 7
Kesimpulan Hasil Rekaman Video………………………...83
Tabel 8
Kesimpulan Hasil Observasi……………………………….84
Table 9
Kesimpulan Hasil Wawancara …………………………….99
Tabel 10
Kesimpulan Perilaku Agresif The Mac’z Man…………….100
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar lampiran 1.
Kode Observasi Pertandingan
2.
Kesimpulan Observasi Pertandingan
3.
Kode Wawancara
4.
Transkrip Wawancara
5.
Surat keterangan penelitian dari Universitas
6.
Surat penelitian dari The Mac’z Man
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Skema
Skema 1.
Alur Koordinasi Organisasi The Mac’z Man………………........28
Skema 2.
Alur Penelitian..............................………………………………34
Skema 3.
Denah Stadion PSM dan Tempat Duduk The Mac’z Man di dalam Stadion…………………………………………………57
Skema 4.
Dinamika Perilaku Agresif Supporter..........................................119
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perilaku agresif sebenarnya bukanlah hal baru dan mungkin sudah menjadi bagian dalam kehidupan bermasyarakat. Berbagai macam bentuk perilaku ini tidak jarang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti pemukulan, pelemparan, hinaan, makaian, ejekan bahkan sampai pada penganiayaan dan pembunuhan. Pemberitaan akan tindakan-tindakan kekerasan sebagai wujud perilaku agresif sangat gencar dan banyak. Media-media elektronik memberi waktu khusus untuk membahas berbagai macam perilaku agresif demikian pula media cetak yang bahkan ada yang mengkhususkan pada berita-berita yang mengandung unsur kekerasan dan agresi setiap hari. Pemberitaan lewat berbagai media dan kejadian-kejadian di sekitar kita seolah ingin menekankan bahwa perilaku agresif ada dan dekat dengan kehidupan manusia. Sikap agresif dimiliki oleh setiap orang yang diperoleh sejak lahir ( Freud, dalam Bandura,1973) dan bersifat instingtual (Lorenz, 1966) dan bahkan oleh Murray (dalam Hall, 2001) dikategorikan sebagai salah satu kebutuhan manusia. Maka dapat dikatakan bahwa setiap orang memiliki kecenderungan untuk agresif. Sebagai suatu sifap tentu saja agresif hanya dapat diamati dalam bentuk perilaku yang menggambarkan sifat tersebut.
Perilaku agresif merupakan suatu perilaku yang
ditujukan untuk melukai orang lain dengan atau tanpa tujuan tertentu (Aronson dalam Koeswara,1988). Obyek yang dikenai perilaku ini tidak ingin mengalaminya (Baron 1994), karena dampak dari perilaku ini tidak mengenakkan bahkan menyakitkan.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perilaku agresif muncul karena terpicu oleh banyak hal. Selain karena sifat ini sudah menjadi bawaan sejak lahir yang merupakan fakor internal tetapi juga didukung oleh fakor-faktor ekstenal seperti rasa marah dan frustasi (Sears, 2001; Baron & Byrne, 2003), ingin melindungi diri (Sears, 2001) dari ancaman tertentu dan bahkan keadaan lingkungan yang tidak menyenangkan, seperti cuaca panas, dapat menimbulkan sifat ini (Sears, 2001), sehingga sifat dan perilaku agresif akan semakin berkembang jika faktor-faktor eksternalnya mendukung. Sasaran atau obyek dari perilaku agresif yang sifatnya destruktif atau menghancurkan ini, tidak terbatas pada manusia atau makhluk hidup (Baron dan Byrne, 2005; Huffman, 2000; Bandura, 1973; Sears, 1985; Chaplin, 2002), tetapi juga pada benda-benda (Bandura,1973; Chaplin,2002). Bentuk-bentuk agresi pun beragam mulai dari fisik seperti pembunuhan, pengerusakan, perkelahian sampai pada non fisik seperti menghina, menyebarkan rumor dan mengintimidasi (Baron dan Byrne, 2003; Hall, 2001; Bandura, 1973). Adakalanya agresi dilakukan secara langsung seperti memukul orang lain, tetapi terkadang agresi juga dilakukan secara tidak langsung seperti sindiran dan tulisan-tulisan yang disampaikan lewat media massa. Variasi obyek dan bentuk agresi ini terkadang tidak disadari sehingga seseorang atau sekelompok orang merasa tidak melakukan agresi. Perilaku agresif dapat terjadi kapan dan dimana saja dengan situasi atau keadaaan apa saja, karena bentuk, alasan pemicu dan obyeknya sangat bervariasi. Berbagai kegiatan yang melibatkan manusia berpotensi melahirkan perilaku agresif meskipun tujuan kegiatan itu baik. Olah raga adalah salah satu bentuk kegiatan manusia dengan tujuan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, namun menjadi aneh jika dalam olah raga terjadi perilaku-perilaku agresif.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tindak kekerasan dan perilaku agresif memang terkadang muncul dalam kegiatan olah raga utamnya olah raga bela diri dimana orang-orang yang mengikuti olah raga ini sebagaian besar harus kontak fisik dengan orang lain seperti memukul dan menendang. Perilaku-perilaku ini memang tidak tergolong dalam bentuk perilaku agresif karena diajarkan sebagai suatu keterampilan dan tetap terkontrol penggunaannya dalam olah raga yang bersangkutan. Faktanya, perilaku agresif terkadang terjadi pada olah raga lain selain bela diri, yang secara gamblang mengajarkan keterampilan untuk berperilaku agresif, dan yang paling sering adalah olah raga sepak bola yang mana perilaku agresif tidak hanya dilakukan oleh para pemain tetapi juga oleh para penonton pertandingan sepak bola atau yang kita kenal dengan istilah suporter. Sepak bola dan kekerasan serta kebrutalan seolah-olah menjadi bagian yang tak terpisahkan bahkan sepak bola terkesan menjadi olah raga yang penuh dengan kekerasan. Para insan sepak bola tentu tak bisa melupakan tragedi Heysel yang sangat terkenal, yang terjadi pada tanggal 29 Mei 1985, di mana terjadi bentrokan antar suporter yang mengakibatkan tewasnya tiga puluh sembilan orang (Pikiran Rakyat, 7 Agustus 2005). Dunia sepak bola di tanah air kita pun tak jauh beda, bahkan lebih keras lagi. Kerusuhan yang terjadi di Surabaya pada tanggal 4 September 2006, yang disebut-sebut sebagai kerusuhan terbrutal dalam dunia sepak bola Indonesia (BOLA, 7 September 2006), adalah salah satu contohnya. Bentrokan suporter yang terjadi di Jepara tanggal 12 Maret 2006, antara Jetmen (suporter Persijap Jepara) dengan para Panser Biru dan Snex (suporter PSIS Semarang) mengakibatkan banyak korban lukaluka ( Liga Indonesia.com). Putaran final Ligina (Liga Indonesia) VII yang mempertemukan empat tim besar yaitu Persija Jakarta, PSMS Medan, PSM Makassar dan Persebaya Surabaya di Jakarta berujung pada kerusuhan antar suporter yang
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengakibatkan puluhan orang terluka dan patah tulang dan harus dirawat di Rumah Sakit. (Suara Karya, 17 Maret 2006). Selain bentrok dengan suporter yang lain, para suporter fanatik ini terkadang mengadakan pengerusakan terhadap sarana dan prasarana sehingga menimbulkan teror di mayarakat. Pengerusakan fasilitas umum di pelabuhan Tanjung Perak oleh suporter PSM Makassar, gerbong kereta api yang rusak karena dilempari batu oleh para Bonek (suporter Persebaya Surabaya) (Suara Karya 17 Maret 2006), pembakaran fasilitas di stadion Bung Karno, Senayan, juga oleh para Bonek, penyerbuan rumahrumah ibadat di Jawa Barat oleh suporter yang tidak dikenal, (BOLA, 20 September 2005) dan yang paling parah adalah pengeruskan sarana dan prasarana stadion 10 November di Surabaya oleh para Bonek (BOLA, 7 September 2006). Ada banyak kekerasan yang terjadi di lapangan sepak bola entah itu kekerasan oleh para pemain dan pengurus klub sepak bola maupun oleh suporter. Fakta-fakta tersebut semakin menguatkan image atau gambaran yang melukiskan olah raga sepak bola penuh dengan kekerasan. Perilaku agresif yang dilakukan oleh para suporter seperti tidak dapat dikendalikan dan tetap saja ada padahal sudah dikerahkan pengamanan dan pengantisipasian kerusuhan pada setiap pertandingan. Perilaku agresif yang mereka lakukan menjadi perilaku agresif komunal, secara bersama-sama dengan tujuan tertentu. Berbeda dengan perilaku agresif komunal lainnya, perilaku agresif para suporter mempunyai alasan yang bervariatif dan terkadang muncul secara insidental tergantung situasi dan kondisi dilapangan seperti kepemimpinan wasit dan kekalahan timnya (GELORA, 28 September 2005) atau bahkan tergantung lawan yang akan dihadapi oleh tim kesayangan mereka.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini secara spesifik akan dilakukan terhadap kelompok suporter PSM Makassar, dimana telah diketahui bahwa kelompok suporter ini merupakan salah satu kelompok suporter sepak bola yang besar di Indonesia dan juga terkenal sering membuat keributan serta bentrok dengan kelompok suporter lain (Fajar Online, 8 Juli 2006). Pengerusakan fasilitas umum di pelabuhan Tanjung Perak, (Suara Karya 17 Maret 2006), bentrok dengan kelompok suporter Persija Jakarta, PSMS Medan, PSM Makassar dan Persebaya Surabaya di Jakarta mengakibatkan puluhan orang terluka dan patah tulang dan harus dirawat di Rumah Sakit (Suara Karya, 17 Maret 2006) adalah contoh kecil perilaku agresif suporter PSM Makassar. Bahkan saat bentrok dengan Bonek, yang bergabung dengan SNEX PSIS Semarang (Fajar Online 17 September 2005), suporter PSM Makassar telah mempersiapkan diri mereka dengan panah, pedang, parang, dan senjata tajam lainnya (Pembayun’s Father Diary, 8 Desember 2005) sehingga terkesan bahwa mereka memang berniat untuk membuat kerusuhan. Obyek perilaku mereka tidak hanya fasilitas umum dan kelompok suporter lain tetapi juga tim PSM sendiri. Suporter tim PSM Makassar melakukan pelemparan pada timnya saat bertanding dengan hasil seri malawan Persik Kediri. (BOLA, 23 Maret 2005), bahkan suporter PSM Makassar memberi ultimatum kepada pengurus PSM Makassar untuk mundur (Tribun Makassar,3 Maret 2006). Kelompok suporter di Makassar sangat banyak jumlahnya dan dari sekian banyak kelompok suporter yang ada di Makassar peneliti memilih kelompok The Mac’z Man dengan pertimbangan bahwa kelompok inilah yang merupakan satusatunya kelompok yang diakui di Indonesia dan terdaftar di PSSI sebagai kelompok suporter PSM Makassar sehingga The Mac’z Man telah menjadi icon suporter tim PSM Makassar. The Mac’z Man mengklaim kelompok mereka sebagai kelompok suporter kreatif dan anti anarkis, namun perilaku mereka sangat kontradiktif dimana
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka tercatat melakukan berbagai perilaku agresif dan kerusuhan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Perilaku agresif suporter termasuk The Mac’z Man baru terdeteksi dan akan ditanggapi ketika sudah menjadi besar dan bersifat komunal, namun melihat berbagai bentuk perilaku agresif yang ada, mungkinan saja telah ada perilaku-perilaku agresif yang mereka lakukan sebelumnya meski terkadang bersifat individual atau juga kelompok namun dalam skala kecil dan terkadang tidak disadari bahkan dianggap wajar. Peneliatian ini ingin menggambarkan apa dan bagaimana bentuk perilaku agresif yang dilakukan oleh suporter The Mac’z Man utamanya saat menonton pertandingan PSM Makassar melawan tim lain.
B. Rumusan Masalah Pemaparan latar belakang telah memberikan suatu gambaran tentang permasalahan yang akan digali lebih dalam pada penelitian ini. Untuk lebih memperjelas fokus masalah yang akan dibahas maka disimpulkan dalam rumusan masalah ; Bagaimana gambaran berbagai bentuk perilaku agresif yang dilakukan oleh The Mac’z Man (kelompok suporter PSM Makassar) saat mendukung tim PSM Makassar yang bertanding melawan tim lain.
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bentuk-bentuk perilaku agresif pada suporter sepak bola secara khusus pada The Mac’z Man (suporter sepak bola PSM Makassar) saat mendukung tim PSM Makassar yang bertanding melawan tim lain.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretik : Menambah kasanah pengetahuan ilmu psikologi utamanya di bidang Psikologi Sosial tentang perilaku agresif yang dilakukan oleh para suporter, secara spesifik pada The Mac’z Man (suporter sepak bola tim PSM Makassar).
2. Manfaat praktis : a. Sebagai bahan referensi bagi para petugas keamanan agar lebih memahami perilaku suporter di lapangan sehingga dapat mengantisipasi secara dini segala macam bentuk perilaku yang dapat menjurus ke arah perilaku anarkis yang dapat mengakibatkan perilaku agresif dalam skala yang besar seperti kerusuhan b. Sebaga bahan referensi bagi pihak-pihak yang terkait dengan para suporter sepak bola secara khusus organisasi kelompok suporter The Mac’z Man (suporter PSM Makassar) untuk mengetahui dan memahami bentukbentuk perilaku agresif yang sering dilakukan oleh para suporter sehingga dapat mengantisipasi dan mengontrol tindakan kekerasan yang dilakukan oleh para suporter.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perilaku Agresif 1. Pengertian Perilaku Agresif Berbicara mengenai perilaku agresif tidak bisa lepas dari sifat agresif. Sebagai suatu sikap, agresi hanya dapat diamati melalui perilaku yang nampak dan inilah yang disebut sebagai perilaku agresif. Meskipun istilah ini tertuju pada suatu perilaku tertentu namun dalam pendefenisian terminologi ini, oleh banyak ahli, ternyata bermacam-macam. Menurut Bandura (1973), adanya berbagai macam definisi agresi sebagai suatu perilaku disebabkan oleh anggapan atau pemahaman dari para ahli. Ada beberapa ahli yang mendeskripsikan agresi semata-mata sebagai atribut suatu perilaku, namun ada juga yang mengasumsikan adanya peran dorongan, kesamaan emosi atau berdasarkan intensitas tindakan yang berpotensi untuk melukai. Ternyata dengan istilah yang sama tidak selalu menyiratkan kesamaan arti. Sebuah definisi klasik yang diutarakan oleh Buss (Krahe`2005) mengenai perilaku agresi adalah sebuah respon yang mengantarkan stimuli ‘beracun’ kepada makhluk hidup lain. Hal senada diutarakan oleh beberapa ahli yaitu Dollard, Doob, Miller, Mowrer dan Sears (1939) yang mengatakan bahwa perilaku agresi adalah suatu rangkaian perilaku yang mana bertujuan untuk melukai orang lain secara langsung (Bandura, 1973). Baron (1994) mengutarakan hal yang serupa dimana dia mengatakan bahwa perilaku agresif merupakan suatu tingkah laku yang bertujuan untuk melukai atau mencelakakan (termasuk mematikan atau membunuh) orang lain. Namun Baron juga menambahkan bahwa perilaku agresi tidak dinginkan oleh orang atau makhluk yang menjadi obyeknya.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melihat banyak ahli yang mendefenisikan perilaku ini sebagai suatu perilaku individu atau seseorang terhadap individu atau obyek lain maka definisi yang ditawarkan oleh Berkowitz memperlihatkan sesuatu yang berbeda. Berkowitz (1980) mengatakan bahwa agresi adalah suatu keinginan untuk melukai satu sama lain, baik secara fisik maupun psikologis. Ini berarti subyek dapat menjadi obyek agresi dalam waktu yang bersamaan. Lebih lanjut Berkowitz mengatakan bahwa keinginan ini bertujuan untuk menghindarkan rasa sakit bagi si pelaku. Keinginan tersebut dipengaruhi oleh berbagai motiv yang terkombinasi dan sering muncul saat emosi seseorang menjadi tinggi utamanya saat marah. Pada saat ini seseorang tidak akan berpikir akan akibat yang ditimbulkannya dan apa yang orang lain akan katakan mengenai dirinya. Yang penting adalah melukai orang yang memprovokasinya. Dari berbagai definisi yang sudah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa perilaku agresi adalah suatu perilaku individu yang bermaksud untuk menyerang dan melukai orang, makhluk dan benda lain secara fisik maupun psikologis, dimana korban tidak ingin mendapat perlakuan tersebut.
2. Jenis-Jenis Agresi Sebagai suatu sikap dan sifat, agresi tidak dapat dijabarkan dalam bentuk yang konkrit. Agresi hanya dapat dilihat dalam bentuk perilaku yang menggambarkan agresi itu sendiri. Ada berbagai macam perilaku yang menggambarkan suatu agresifitas. Perilaku-perilaku itu oleh beberapa ahli telah digolongkan, dan akhirnya muncullah suatu penggolongan perilaku agresi yang sering disebut sebagai bentukbentuk atau jenis-jenis agresi. Berkowitz (Koeswara, 1988), membagi perilaku agresif ke dalam dua jenis yaitu :
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a.
Agresi Instrumental. Ini adalah suatu bentuk agresi yang dilakukan oleh organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu.
b.
Agresi impulsif (agresi benci). Ini adalah suatu bentuk agresi yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti. Bentuk agresi ini tidak bertujuan selain untuk menimbulkan kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran atau korban. Kemudian Moyer (dalam Koeswara, 1988) membagi perilaku agresi
ke dalam berbagai bentuk. Moyer mambagi perilaku agresi ke dalam tujuh bentuk yaitu : a.
Agresi predatori adalah agresi yang dibangkitkan oleh kehadiran obyek alamiah (mangsa). Biasanya terdapat pada organisme atau species hewan yang menjadikan organisme atau species lain sebagai mangsanya.
b.
Agresi antar jantan adalah agresi yang secara tipikal dibangkitkan oleh kehadiran sesama jantan pada suatu species
c.
Agresi ketakutan adalah agresi yang dibangkitkan oleh tertutupnya kesempatan untuk menghindari ancaman.
d.
Agresi tersinggung adalah agresi yang dibangkitkan oleh perasaan tersinggung atau kemarahan. Respon menyerang muncul terhadap stimulus yang luas (tanpa memilih sasaran), baik berupa obyek-obyek hidup maupun mati.
e.
Agresi pertahanan adalah agresi yang dilakukan oleh organisme dalam rangka mempertahankan daerah kekuasaannya dari ancaman atau gangguan dari anggota species-nya sendiri. Ini disebut juga agresi teritorial.
f.
Agresi maternal adalah agresi yang spesifik pada species atau organisme betina (induk) yang dilakukan dalam upaya melindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g.
Agresi instrumental adalah agresi yang dipelajari, diperkuat,dan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Menurut Moyer (Koeswara, 1988), tidak ada satu pun dari ketujuh tipe agresi
ini yang eksklusif artinya tipe-tipe ini dengan intensitas yang berbeda bisa ditemukan baik pada hewan maupun pada manusia. Moyer juga membagi agresi berdasarkan kuantitas dan normalitas pelakunya. Berdasarkan kuantitas pelakunya agresi dibedakan menjadi agresi individual yaitu agresi yang dilakukan secara individu atau perorangan dan agresi kolektif, yaitu agresi yang dilakukan secara kolektif atau bersama-sama oleh beberapa individu. Sedangkan berdasarkan normalitas pelakunya agresi dibedakan menjadi agresi normal yaitu agresi yang diakibatkan oleh stimulus yang jelas dan nyata dan agresi patologis yaitu agresi yang disebabkan oleh adanya penyakit mental. Berbeda dengan Berkowitz dan Moyer yang memandang perilaku agresi berdasarkan motif-motif pelakunya, Sears membagi perilaku agresi berdasarkan norma yang ada dalam masyarakat. Sears (1991) membagi perilaku agresi ke dalam tiga bentuk yaitu : a.
Agresi antisosial yaitu tindakan agresi yang tidak sesuai dengan norma sosial yang ada seperti tindakan kriminal (perampokan, pembunuhan. pemukulan).
b.
Agrsesi prososial yaitu tindakan agresi yang diatur oleh norma sosial seperti hukuman yang diberikan atas tindak kejahatan.
c.
Agresi yang disetujui (sanctioned aggression) yaitu agresi yang tidak diterima dalam norma sosial tapi masih dalam batas yang wajar. Tindakan tersebut tidak melanggar standar moral yang telah diterima seperti seorang wanita yang memukul seseorang yang mencoba memperkosanya.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembagian bentuk-bentuk perilaku agresif yang cukup lengkap diutarakan oleh Buss (Pearlman& Cosby, 1983) dimana dia membagi perilaku agresif ke dalam tiga bentuk yaitu : a.
Perilaku agresi secara fisik dan verbal.
b.
Perilaku agresi yang dilakukan secara aktif dan pasif.
c.
Perilaku yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Dari ketiga kriteria ini Buss mengembangkannya menjadi delapan bentuk
perilaku agresif yang merupakan kombinasi dari ketiga aspek di atas. Adapun delapan bentuk perilaku agresif tersebut adalah : a.
Fisik-aktif-langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara fisik, dengan aktif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah memukul langsung orang lain.
b.
Fisik-aktif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara fisik, dengan aktif tetapi tidak langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah membuat jebakan untuk orang lain.
c.
Fisik-pasif-langsung, dimana
seseorang melakukan perilaku agresi
secara fisik, tetapi pasif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah tidak memberi jalan pada orang lain yang mau lewat. d.
Fisik-pasif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara fisik, tetapi pasif dan tidak langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah menolak mengerjakan sesuatu yang diperintahkan oleh orang lain.
e.
Verbal-aktif-langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara verbal, dengan aktif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah mencaci maki orang lain.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f.
Verbal-aktif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara verbal, dengan aktif tetapi tidak langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah menyebarkan gosip.
g.
Verbal-pasif-langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara verbal, tetapi pasif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah menolak untuk berbicara.
h.
Verbal-pasif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara verbal, tetapi pasif dan tidak langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah menggerutu.
Dari semua teori tentang bentuk-bentuk perilaku agresif yang telah diungkapkan, bentuk-bentuk perilaku agresif yang diungkapkan oleh Buss merupakan bentuk yang paling lengkap dimana mencakup semua aspek. Oleh karena itu bentukbentuk perilaku inilah yang akan digunakan sebagai acuan bentuk-bentuk perilaku agresif dalam penelitian ini.
3. Teori Agresi Ada beberapa pendapat ahli mengenai perilaku agresi ini. Para ahli psikologi mengajukan berbagai teori mengenai perilaku agresi ini. Mereka mencoba menerangkan bagaimana perilaku agresi terbentuk apa yang memicu munculnya perilaku ini. Pada penelitian ini akan digunakan beberapa teori yang mencoba menggambarkan perilaku agresif tersebut. Teori-teori tersebut adalah teori HipotesisFrustrasi Agresi oleh Dollard dan kawan-kawan (1939); belajar oleh Bandura (1973); interaksi sosial oleh Tedeschi dan Felschon (dalam Krahe`,2005) dan GAAM (General Affectif Aggression Model) oleh Lindsay dan Anderson pada tahun 1996 (Baron & Byrne, 2005).
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Teori Hipotesis Frustrasi-Agresi Teori yang cukup terkenal, yang membahas agresifitas sebagai suatu dorongan, adalah Hipotesis frustrasi-Agresi yang diperkenalkan oleh Dollard dkk. Pada tahun 1939 (Baron & Byrne, 2005). Awalnya teori ini memuat dua hal yang penting yaitu; frustrasi selalu memunculkan bentuk tertentu dari agresi dan agresi selalu muncul dari frustrasi, sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman frustrasi memicu munculnya dorongan untuk bertindak agresif terhadap sumber atau penyebab frustrasi dan mengarah pada suatu perilaku agresif. Tetapi disadari bahwa tidak semua frustrasi menimbulkan respon agresif dan dan tidak semua perilaku agresif merupakan hasil frustrasi yang dialami sebelumnya. Menyadari hal itu maka Miller, pada tahun 1941 (Krahe` 2005) merevisi teori ini sehingga bukan menjadi suatu yang mutlak bahwa frustrasi melahirkan agresi dan agresi sebab dari frustrasi melainkan menjadi suatu probabilitas dimana dikatakan bahwa frustrasi menyebabkan sejumlah respon yang berbeda-beda dan agresi adalah salah satu diantaranya. Kemungkinan frustrasi akan memunculkan respon agresif bergantung pada variabel-variabel yang mempengaruhinya. Agresi bisa terhambat jika muncul hal-hal seperti takut akan hukuman karena perilaku agresi tersebut dan tidak ada penyebab frustrasi. Senada dengan Miller, Bandura (1973) juga menegaskan bahwa lingkungan dan interaksi individu dengan determinasi dan hukuman dapat mempengaruhi perilaku agresi karena faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan, mengurangi perilaku agresi, tetapi selain itu tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor tersebut juga tidak berpengaruh sama sekali terhadap perilaku agresi.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Teori Belajar : Modelling and Conditioning Teori ini diungkapkan oleh Bandura dimana dia mengatakan bahwa individu tidak digerakkan untuk menyerang oleh keinginan dari dalam dirinya melainkan oleh keadaan lingkungannya (Bandura, 1973). Kemudian oleh Bandura dikatakan bahwa perilaku agresif dihasilkan oleh pola asuh (nurture) yang diperoleh melalui proses belajar. Pengondisian instrumental (reward and punishment) dan meniru (modelling) merupakan mekanisme yang kuat untuk memunculkan perilaku agresif Bandura dalam Krahe` 2005). Bandura (1973) mempertegas pendekatan sosial learning dan membedakan dengan pendekatan lain dengan membuat suatu skema dimana dijelaskan bahwa kejadian yang tidak mengenakkan (aversif) akan membangkitkan emosional individu. Dilakukannya pengantisipasian kejadian dari individu akan memperkuat dan memotivasi individu untuk bertindak dan dari proses ini muncullah berbagai respon seperti : dependensi; achievement (pencapaian tujuan); withdrawal (penarikan diri) dan resignation (kepasrahan); agresi; psikosomatis; ketergantungan pada obat-obatan dan alkohol; membentuk problem solving (pemecahan masalah). Perilaku-perilaku tersebut tidak akan sama pada semua orang tergantung pada seberapa besar kemampuan coping individu terhadap stress akibat kejadian tertentu dan seberapa efektif tindakan itu bagi individu itu sendiri. c. Teori Interaksi Sosial Tedeschi dan Felschon (1994 hlm. 348) menawarkan konsep baru tentang agresifitas. Mereka mengganti terminologi agresifitas sebagai suatu perilaku koersif yang dikonsepkan sebagai hasil dari proses pengambilan keputusan dimana pelakunya pertama-tama memutuskan menggunakan strategi koersif untuk mempengaruhi orang lain kemudian memilih bentuk koersi tertentu diantara pilihan yang ada (Krahe`,
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2005). Perilaku koersif sendiri didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan dengan niat membuat orang lain menderita atau memaksa orang lain patuh (Krahe`, 2005). Adapun bentuk koersif ada tiga yaitu : 1)
Ancaman, komunikasi yang dilakukan untuk menyakiti target.
2)
Hukuman, tindakan yang dilaksanakan untuk menyakiti target.
3)
Paksaan badaniah, kontak fisik yang bertujuan untuk melarang atau memaksa orang lain melakukan sesuatu.
Pemilihan strategi koersif ditentukan oleh tingkat keefektifan perilaku koersif tersebut dimana semakin cepat hasil yang didapat maka perilaku itu yang akan dipilih. Dalam teroi ini ditekankan bahwa agresi adalah bentuk tindakan koersif khusus, yang merupakan salah satu tindakan sosial, dimana bukan satu-satunya strategi potensial untuk memaksa dan mempengaruhi individu lain . Lindsay dan Anderson pada tahun 1996 (Baron & Byrne, 2005) membuat suatu model pembentukan perilaku agresi yang tergolong paling modern yang terkenal dengan nama GAAM (General Affective Aggression Model / Model Agresi Afektiv Umum), yang mana merupakan penyempurnaan dari berbagai model yang sudah ada. Dalam teori ini dikatakan bahwa banyak sekali variabel yang dapat menjadi pemicu munculnya perilaku agresi. Keseluruahan variabel terbagi ke dalam dua kelompok besar yaitu variabel perbedaan individual dan variabel situasional. Adapun variabel-variabel perbedaan individual meliputi : 1)
Sifat yang mendorong individu melakukan agresi seperti mudah sekali marah.
2)
Sikap
dan
kepercayaan
tertentu
terhadap
kekerasan
mempercayai bahwa hal tersebut diterima dan layak.
37
seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3)
Nilai mengenai kekerasan seperti pandangan bahwa kekerasan merupakan hal yang baik. Biasanya dianggap sebagai suatu kebanggaan tersendiri atau menunjukkan sifat maskulin.
4)
Keterampilan spesifik yang terkait pada agresi seperti mengetahui cara berkelahi dan menggunakan senjata.
Sedangkan variabel-variabel situasional meliputi : 1)
Perasaan frustrasi yang dialami.
2)
Bentuk serangan tertentu dari orang lain seperti penghinaan.
3)
Tanda-tanda yang berhubungan dengan agresi misalnya senapan atau senjata lainnya.
4)
Hampir semua hal yang menyebabkan individu merasa tidak nyaman seperti suhu udara yang tinggi, rasa sakit, kebosanan, polusi udara dan lain sebagainya.
Selain
variabel-variabel
pemicu
perilaku
agresif,
Anderson
juga
mengemukakan bahwa ada tiga proses dasar pembentukan perilaku agresif yang terjadi dalam diri individu yaitu : 1) Keterangsangan atau arousal ; bangkitnya keterangsangan pada fungsifungsi fisiologis dan antusiasme. 2) Keadaan afektif atau affective states ; bangkitnya perasaan hostile dan tanda-tanda yang tampak dari hal ini seperti ekspresi wajah marah. 3) kognisi atau cognition ; bangkitnya pikiran-pikiran hostile atau membawa ingatan hostile kedalam pikiran Pada saat variabel-variabel yang beragam tadi mempengaruhi proses-proses pembentukan perilaku agresif ini, maka terjadilah suatu perilaku agresif yang terbuka.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Namun disamping itu perilaku agresif juga tergantung pada interpretasi individual akan situasi saat kejadian berlangsung dan faktor-faktor peringatan yang ada.
4. Faktor-Faktor Pemicu Perilaku Agresi Sebagai suatu perilaku, maka pembentukan perilaku agresif tentu saja dipengaruhi oleh banyak hal. Banyak ahli menjabarkan faktok-faktor pemicu yang dapat memunculkan perilaku ini, mulai dari kepribadian individu; keadaan lingkungan dan orang-orang di sekitar bahkan sampai pada situasi setempat seperti suhu udara dan kepadatan ruangan. Baron dan Byrne (2005) membagi faktor-faktor pemicu munculnya perilaku agresif ke dalam tiga bagian besar yang kemudian diperinci lagi ke dalam beberapa bagian. Adapun variabel itu dijelasakan sebagai berikut : a.
Variabel sosial 1) Frustrasi ; termuat dalam hipotesis frustrasi agresi. Tidak terpenuhinya sesuatu yang diharapkan atau yang diinginkan membuat frustasi dan terkadang mengarah pada perilaku agresi. 2) Provokasi ; tindakan dari orang lain yang cenderung memicu agresi pada diri si penerima. Bentuknya bisa secara fisik maupun verbal. 3) Agresi yang dipindahkan ; agresi pada seseorang yang bukan menjadi sumber provokasi. Agresi ini terjadi karena orang yang ingin melakukan agresi tidak ingin atau tidak dapat melakukan agresi terhadap sumber provokasi awal. 4)
Pemaparan terhadap kekerasan di media ; agresi terpicu dengan melihat, mendengar dan membaca bentuk-bentuk kekerasan pada media baik elektronik maupun cetak.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5) Keterangsangan yang meningkat ; keterangsangan dalam suatu situasi dapat tersisa dan dapat muncul kembali saat mengahadapi situasi berikutnya. Hal ini dapat membuat agresi tidak meningkat tetapi juga dapat meningkatkan agresi tergantung pada pemikiran individu. b.
Variabel pribadi 1) Kepribadian yang sudah ada pada tiap orang ; ada orang yang mempunyai kepribadian yang memicu perilaku agresif mereka. Ini tergolong sebagai orang tipe A yang memiliki kepribadian yang kompetitif, selalu terburu-buru, mudah tersinggung sedangkan bertolak belakang dengan orang-orang yang bertipe B yang kepribadian mereka tidak memicu perilaku agresif yaitu tidak kompetitif, tidak selalu terburu-buru, tidak mudah kehilangan kendali. 2) Bias atribusional hostile ; saat individu memiliki kecenderungan untuk mempersepsikan buruk motif tindakan orang lain saat tindakan tersebut dirasa ambigu.
c.
Variabel situasional 1) Suhu udara yang tinggi ; suhu udara yang tinggi akan cenderung meningkatkan agresi, tetapi hanya sampai titik tertentu. Di atas tingkat tertentu agresi menurun selagi suhu udara menigkat. 2) Konsumsi alkohol ; pengkonsumsian alkohol dapat meningkatkan agresi utamanya pada individu yang dalam keadaan normal menunkjukkan tingkat agresi yang rendah.
Selain yang sudah diungkapkan oleh Baron dan Byrne (2005), beberapa ahli menambahkan beberapa faktor pemicu perilaku agresif seperti senjata-senjata, yang
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh Berkowitz digolongkan termasuk ke dalam variabel sosial dimana penciptaan senjata dapat memicu munculnya perilaku agresif (Berkowitz, 1980) dan adanya lembaga-lembaga yang menurut Zenden (1984) melegalkan perilaku agresif seperti akademi militer dan berbagai macam olah raga yang melakukan kontak fisik. Variabel situasional semakin diperkaya dengan beberapa pendapat ahli dimana diungkapkan bahwa kondisi yang tidak menyenangkan yang menimbulkan rasa sakit ( Berkowitz, 1980), kepadatan ruang dan Crowding (Krahe`, 2005), kebisingan (Donnerstain dan Wilson dalam Krahe`, 2005) dan polusi udara (Baron dan Bell dalam Krahe`,2005) dapat menjadi pemicu munculnya perilaku agresif.
B. Suporter Sepak Bola 1. Suporter Sepak Bola Suporter adalah kata-kata yang sudah tidak asing terdengar. Kata-kata ini mengacu pada sekelompok orang yang berkumpul untuk mendukung atau menyemangati suatu tim atau kelompok. Suporter sendiri diartikan sebagai orang yang memberikan pertolongan atau simpati pada suatu tim atau kelompok tertentu (Oxford Dictionary, 1989). Hal senada juga dikatakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), dimana suporter diartikan sebagai orang yang memberikan dukungan utamanya dalam suatu pertandingan. Bahkan secara lebih spesifik dijelaskan bahwa suporter merupakan penonton yang mendukung suatu pihak dalam suatu pertandingan olah raga. Mereka meneriakkan seruan-seruan yang dapat menjadi dorongan bagi pemain yang didukungnya untuk menang dan teriakan mereka juga dapat menggoyahkan mental pemain lawan (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1997). Jadi kata suporter diartikan sebagai para pendukung suatu kelompok atau tim utamanya dalam suatu pertandingan (olah raga, dan sebagainya).
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sepak bola sebagai suatu cabang olah raga mempunyai peminat yang cukup banyak. Olah raga sepak bola merupakan olah raga yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim, yang berjumlah sebelas orang, berlomba untuk memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan. Peraturan-peraturan yang ada dan segala teknik dan taktik yang dimainkan oleh para pemain sepak bola membuat permainan ini menjadi semakin menarik untuk ditonton (www.wikipedia.com). Seperti yang dikatakan dalam bab sebelumnya bahwa suporter dan sepak bola menjadi hal yang tak terpisahkan. Orang-orang yang menonton pertandingan sepak bola baik yang di stadion maupun hanya lewat layar kaca bahkan yang hanya bisa mendengar lewat radio tidak sekedar menikmati pertandingan sepak bola tetapi sudah lebih jauh dimana mereka mendukung tim yang disenanginya atau dijagokannya. Suporter sepak bola diartikan sebagai para pendukung suatu tim sepak bola. Mereka ini biasanya membentuk kelompok suporter dengan berbagai nama untuk mendukung tim kesayangan mereka (BOLA, September 2005). Mereka datang ke stadion untuk melihat tim mereka bertanding dan
mendukung mereka dengan
harapan tim yang mereka dukung memenangi pertandingan. Berbagai seruan-seruan dan teriakan-teriakan penyemangat dilantunkan oleh para pendukung ini untuk membela tim mereka.
2. The Mac’z Man (Suporter PSM Makassar) Seperti daerah-daerah lain di Indonesia yang memiliki tim sepak bola kebanggannya, maka Makassar mempunyai suatu tim sepak yang menjadi kebanggan masyarakat Makassar yaitu PSM yang merupakan akronim dari Persatuan Sepak Bola Makassar. Sebagai salah satu tim besar di persepakbolaan tanah air, PSM mempunyai pendukung atau suporter fanatik yang tidak kalah terkenalnya dengan tim PSM
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sendiri. Para suporter ini membentuk berbagai kelompok suporter yang mana kelompok-kelompok suporter tersebut menjadi wadah bagi para suporter untuk memberi dukungan nyata pada tim PSM. The Mac’z Man adalah salah satu kelompok suporter kreatif PSM Makassar. Kata Mac’z Man sendiri terinspirasi dari kata Makassar Mania yang dimodifikasi sedemikian rupa. Organisasi yang berdiri pada tanggal 1 Februari 2000 ini mempunyai sekretariat yang juga berfungsi sebagai markas besar (Mabes) yang sering digunakan sebagai tempat kumpul anggota, mengurus administrasi dan sebagai tempat rapat. Adapun sekretariat organisasi ini tidak tetap, dan setiap tahun berpindah, berganti-ganti ke setiap sektor, dengan alasan untuk semakin mempererat persaudaraan antar suporter dan agar saling memperhatikan satu sama lain. Struktur organisasi The Mac’z Man menggunakan sistim yang mirip dengan struktur organsisasi pemerintahan, dimana pada setiap jabatan diberikan nama seperti pada nama jabatan struktur pemerintahan yang ada. Organisasi ini dipimpin oleh seorang Presiden dan dalam menjalankan tugasnya, utamanya tugas-tugas harian dan lapangan, dibantu oleh seorang Perdana Mentri. Perdana Mentri ini yang nantinya juga akan membawahi ketua-ketua sektor yang mengepalai tiap sektor yang ada di berbagai tempat yang jumlah keseluruhannya ada enam puluh tiga sektor. Sektorsektor tersebut terbagi dalam tiga bagian besar yaitu: sektor umum yang mana terbentuk di beberapa tempat atau daerah di Makassar dan anggotanya adalah warga di sekitar daerah tersebut; sektor pendidikan yang dibentuk di beberapa SMU yang ada di Makassar dan anggotanya adalah siswa di SMU tersebut; dan sektor yang terakhir adalah sektor Perguruan Tinggi yang anggotanya adalah para mahasiswa namun tidak dibentuk di setiap universitas melainkan dilebur menjadi satu.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sekretaris Jendral (sekjen) adalah jabatan berikutnya yang berada sederajat dengan perdana menteri. Sekjen ini membantu perdana mentri dalam mengurus administrasi dari masalah keanggotaan dan aturan-aturannya sampai pada penulisan dan pengumpulan lagu-lagu dan penataan gerak di lapangan. Oleh karena itu sekjen juga merangkap sebagai jendral lapangan. Struktur tertakhir yang langsung dibawahi presiden dan fungsinya juga membantu presiden dalam pengembangan organisasi adalah divisi-divisi yang setiap divisi dikepalai oleh seorang mentri. Divisi-divisi tersebu terdiri dari : pertahanan dan keamanan (Hankam); kesejahteraan rakyat (Kesra); seni an kreasi; keuangan; penelitian dan pengembangan (Litbang); prasarana; penerangan; urusan peranan wanita (UPW); dan usaha dan bisnis. Sebagai suatu organisasi kreatif, kegiatan Mac’z Man tidak terbatas hanya pada menyemangati pemain dalam stadion. Mereka melakukan berbagai aktivitas seperti mengadakan lomba sepak bola, mengadakan acara-acara musik dan juga membentuk sebuah band musik yang juga dinamakan Mac’z Man. The Mac’z Man juga membuka sebuah outlet (toko) penjualan merchandism yang menjual semua atribut The Mac’z Man dan PSM Makassar tetapi hanya melayani para anggota mereka. The Mac’z Man melakukan berbagai kegiatan selain mendukung tim PSM saat bertanding dan tidak sedikit yang menghasilkan sejumlah prestasi. The Mac’z Man terdaftar dalam museum rekor Indonesia sebagai pemilik spanduk suporter terbesar di Indonesia. Gelar juara pernah diperoleh pada lomba Bedug Sahur SCTV dan pada karnaval Sensasi Biru di Makassar pada tahun 2003 (GOLO, Januari 2007). Mac’z Man juga pernah melaksanakan sebuah Bazaar musik yang terbesar se-Indonesia Timur. Prestasi membanggakan sebagai suporter adalah sebagai runner up dalam
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perlombaan suporter terbaik se-Indonesia versi ANTV pada tahun 2005 dan sebagai suporter paling kreatif se-Asia saat memberi dukungan pada PSM Makassar yang bertanding mewakili Indonesia dalam kejuaraan Piala Champion Asia tahun 2003. (GOLO, Januari 2003) Nama besar dan sejumlah prestasi yang diukir oleh The Mac’z Man menarik perhatian sejumlah sponsor untuk mendanai kegiatan The Mac’z Man sambil memasarkan produk mereka, mulai dari perusahaan minuman seperti Coca-cola dan Extra Joss, perusahaan jasa telepon yaitu PT. Telkom yang menggunakan ketenaran nama The Mac’z Man untuk meluncurkan produk baru mereka di Makassar, sampai pada perusahaan rokok besar yaitu PT.Djarum. The Mac’z Man tumbuh menjadi suatu kelompok besar dan kreatif dengan berbagai kegiatan, sejumlah prestasi dan berbagai sponsor yang menjadi salah satu sumber dana. Nama mereka tidak hanya terkenal di Makassar tetapi juga di Indonesia dan bahkan sempat terkenal di luar negreri.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skema 1. Alur Koordinasi Organisasi The Mac’z Man Presiden
Sekjen
PM
Hankam
Kesra
Penerangan
UPW
Seni kreasi
Usaha bisnis
Keuangan
Litbang
Prasarana
Ketua-ketua sektor Anggota regular
C. Perilaku Agresif Suporter Sepak Bola PSM Makassar (The Mac’z Man) Sepak bola sebagai sebuah olah raga yang tak lepas dari kontak fisik, memang sangat rentan dengan unsur kekerasan. Terlepas dari kerasnya bentuk permainan sepak bola yang dapat menimbulkan suatu tindakan kekerasan, ternyata unsur kekerasan juga melekat pada kelompok penonton, yang mendukung sebuah tim dalam pertandingan, yang kerap dikenal sebagai suporter. suporter yang pada hakikatnya
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah orang atau sekelompok orang yang memberi dukungan kepada sebuah tim dalam pertandingan berubah menjadi orang atau kelompok yang anarkis yang berperilaku agresif dan bahkan kerap menjadi simbol kekerasan dalam sepakbola. Perilaku agresif pada suporter sepak bola sudah lama menjadi bahan penelitian oleh berbagai pengamat utamnya para pengamat sosial. Dalam dunia sepak bola, perilaku agresif (kekerasan) dikenal dengan nama hooliganisme. Hooliganisme dalam dunia sepak bola bukanlah hal yang baru melainkan hal yang akrab bahkan bisa dikatakan tak terpisahkan dengan dunia sepak bola. Hooliganisme suporter adalah suatu kericuhan yang yang dilakukan oleh suporter sepak bola yang disertai dengan berbagai macam tindakan kriminal baik sebelum, sementara berlangsung dan sesudah pertandingan sepak bola. Para suporter yang sering melakukan tindakan hooliganisme inilah yang sering dikenal dengan para hooligan. Pada prinsipnya mereka adalah suporter sepak bola yang mendukung tim mereka, sama dengan kelompok suporter lainnya, tetapi saat mereka melakukan tindakan kekerasan dan kriminal maka mereka adalah para hooligan (www.brontakzine.com, 2006). Hooliganisme sepak bola tidak hanya merusak sarana dan prasarana yang ada di stadion tetapi bisa juga berakibat jatuhnya korban jiwa baik antar suporter maupun suporter dan aparat keamanan. Aksi saling lempar antar suporter dan antar suporter dengan aparat keamanan sering terjadi. Tragedi Heysel (kerusuhan antar suporter Juventus F.C. dan Liverpool F.C.) yang mengakibatkan melayangnya tiga puluh sembilan nyawa suporter dan merusak sarana dan prasarana stadion (Suara Karya, Maret 17, 2006), dan kejadian pengerusakan terbesar oleh para Bonek di stadion Sepuluh November, Surabaya adalah contoh Hooliganisme dalam dunia sepak bola (BOLA, September 7, 2006).
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kerusuhan dan tindakan pengruskan lain adalah suatu bentuk akhir atau akumulasi perilaku agresif. Banyak perilaku agresif baik secara langsung atau tidak langsung yang entah disadari atau tidak bisa menjadi pemicu perilaku agresif dalam skala yang lebih besar. Saling mengejek atau menghina, provokasi dan bahkan kontak fisik secara langsung seperti saling memukul dan melempar dapat menjadi pemicu kerusuhan dalam skala yang besar dan merugikan. Para hooligan itu sendiri biasanya menyenangi suatu perkelahian dan banyak dari mereka berada dibawah pengaruh alkohol dan obat-obatan sebelum menonton pertandingan (www.brontakzine.com, 2006). Perilaku-perilaku agresif suporter mungkin sudah menjadi pembawaan mereka namun bukan berarti bahwa tindakan mereka tidak terpicu oleh suatu perilaku atau kondisi tertentu yang dapat memicu perilaku agresif mereka. Banyak alasan yang mendasari tindakan hooliganisme para suporter ini. Kepemimpinan wasit di lapangan yang dianggap tidak becus seringkali menjadi alasan para suporter menjadi agresif dan melakukan hooliganisme. Selain itu dendam abadi para suporter dan rasa tidak puas dengan kinerja tim dan para pengurusnya yang mengakibatkan kekalahan pada tim yang mereka dukung juga kerap memicu perilaku agresif mereka. Para suporter yang frustasi karena kekalahan tim kesayangannya seakan tidak mau menerima kekalahan timnya dan mencari kambing hitam untuk dipersalahkan (BOLA, 20 september 2005). Tindakan mereka yang biasanya spontanitas juga sering kali dimotori oleh preman-preman tertentu yang mengidentifikasikan diri mereka dalam kelompok suporter dan memprovokasi para suporter untuk melakukan tindakan kekerasan (www.brontakzine.com, 2006). Oleh karena itu, faktor pemicu perilaku agresif suporter akan sangat sulit dijelaskan jika ingin dijelaskan dari suatu penyebab tertentu. Pemicu perilaku agresif mereka yang sangat kompleks, mulai dari
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepribadian mereka, rasa frustasi yang memuncak, kejadian di lapangan, adanya provokasi sampai pada pengaruh alkohol dan obat-obatan, juga akan menghasilkan berbagai bentuk perilaku agresif baik secara langsung maupun tidak langsung. The Mac’z Man adalah satu dari sekian banyak kelompok suporter yang ada di Indonesia dan bahkan bukan satu-satunya kelompok suporter yang ada di daerahnya yaitu Makassar. Sebagai kelompok suporter yang fanatik, baik secara bersama maupun terpisah dengan ISM (Ikatan Suporter Makassar), mereka terus memberi dukungan pada tim kesayangan mereka dalam berbagai kesempatan dengan berbagai cara. Kelompok yang menjuluki diri mereka sebagai kelompok suporter kreatif PSM Makassar, terorganisir dengan rapi dalam struktur organisasi yang jelas. Sejumlah kegiatan diluar kegiatan utama mereka yakni memberi dukungan bagi tim PSM Makassar dan berbagai prestasi yang diraih membuat kelompok mereka semakin disegani dan dikenal baik di Makassar maupun di Indonesia. Prestasi dan kegiatan para suporter Makassar seolah-olah sejalan dengan nama besar mereka sebagai kelompok suporter yang menakutkan hampir setara dengan para Bonek Persebaya Surabaya. Kejadian pengerusakan yang dilakukan oleh para suporter di Tanjung Perak saat tim PSM masuk ke dalam babak delapan besar di Jakarta (Suara Karya, 17 Maret 2006) dan kerusuhan yang melibatkan empat kelompok suporter besar di Jakarta, yang mendukung tim Persija Jakarta, PSMS Medan, PSM Jakarta dan Persebaya Surabaya, yang berakibat banyaknya orang yang dirawat di Rumah Sakit (Suara Karya,17 Maret 2006), adalah contoh perilaku agresif para suporter dari Makassar ini. Tak hanya pada persepak bolaan nasional, kelompok ini terkadang bertindak agresif terhadap tim kesayangannya sendiri. Mereka tidak senang jika tim kesayangannya tidak menang. Pelemparan yang dilakukan oleh suporter terhadap tim PSM saat bermain seri dengan tim Persik Kediri (BOLA, 23Maret 2005) adalah salah
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
satu contohnya. Pengurus tim pun tidak luput dari sasaran kemarahan mereka dimana mereka memberi ultimatum bagi pengurus untuk lebih baik mundur saja jika tidak berhasil dalam jangka waktu yang mereka tentukan (Tribun Timur, 3 Maret 2006). The Mac’z Man sebagai salah satu kelompok suporter yang ada di Makassar secara tidak langsung menjadi aktor dari berbagai perilaku agresif suporter PSM Makassar. Bahkan nama mereka yang tertulis dalam berbagai media cetak dan disiarkan oleh media elektronik. Kreatifitas yang dijunjung tinggi dan berbagai prestasi yang diraih seolah tertutupi dengan perilaku agresif mereka. Reaksi orang saat mendengar The Mac’z Man, suporter dari Makassar lebih pada ketakutan dan kecemasan dari pada penghargaan dan penghormatan. Perilaku agresif The Mac’z Man tentu bukanlah hal yang tanpa sebab dan dengan berbagai alasan atau pemicu tersebut tentu saja akan memunculkan berbagai macam perilaku agresif juga yang mungkin tidak disadari dan tidak dianggap sebagai perilaku agresi. Berikut gambaran alur pemikiran penelitian perilaku agresif pada The Mac’z Man :
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skema 2. alur penelitian
Kelompok-kelompok suporter PSM Makassar
Kelompok supporter The Mac’z Man
Faktor-faktor yang berpengaruh memicu perilaku agresif : 1. Variabel sosial 2. Variabel situasional
Datang menonton pertandingan di stadion
Melakukan berbagai bentuk perilaku agresif
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Metode Penelitian Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif dimana data dan hasil yang diperoleh berupa penggambaran yang ingin menerjemahkan pandangan dasar interpretatif dan fenomenologis dengan tujuan untuk memahami kehidupan sosial manusia (Poerwandari,2005), termasuk kegiatan, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruhnya dari suatu fenomena (Whitney dalam Natzir,1985).
B.
Responden Responden yang menjadi subyek pada penelitian ini adalah kelompok suporter
tim sepak bola tim PSM Makassar. Secara spesifik, mereka yang menjadi responden adalah para suporter PSM Makassar yang dikenal dengan nama The Mac’z Man yang mana merupakan salah satu kelompok suporter sepak bola terbesar yang berada di Sulawesi Selatan khususnya di Makassar. Dipilihnya suporter The Mac’z Man ini karena dari sekian banyaknya kelompok suporter di Makassar, The Mac’z Man merupakan kelompok yang paling besar dan terkenal, dan yang satu-satunya yang terdaftar sebagai kelompok suporter resmi di PSSI sebagai kelompok suporter PSM Makassar.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C.
Batasan Istilah 1. Perilaku Agresif a. Definisi Perilaku Agresif Perilaku agresif adalah suatu perilaku destruktif atau merusak baik secara
fisik maupun secara psikis yang bermaksud untuk menyakiti atau melukai orang lain dan merusak benda-benda. Orang lain dalam penelitian ini merupakan pihak lawan baik itu secara tim maupun personal, sedangkan benda-benda adalah sarana dan prasarana di dalam stadion. b. Bentuk-Bentuk Perilaku Agresif Perilaku agresif terbagi dalam tiga bentuk dasar yaitu : 1). Perilaku agresi secara fisik dan verbal. 2). Perilaku agresi yang dilakukan secara aktif dan pasif. 3). Perilaku agresi yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kemudian bentuk-bentuk perilaku agresi ini dikombinasikan satu sama lain seingga terbentuk menjadi delapan perilaku agresif yaitu : 1). Fisik-aktif-langsung , dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara fisik, dengan aktif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah memukul langsung orang lain. 2). Fisik-aktif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara fisik, dengan aktif tetapi tidak langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah membuat jebakan untuk orang lain. 3). Fisik-pasif-langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara fisik, tetapi pasif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah tidak memberi jalan pada orang lain yang mau lewat.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4). Fisik-pasif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara fisik, tetapi pasif dan tidak langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah menolak mengerjakan sesuatu yang diperintahkan oleh orang lain. 5). Verbal-aktif-langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara verbal, dengan aktif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah mencaci maki orang lain. 6). Verbal-aktif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara verbal, dengan aktif tetapi tidak langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah menyebarkan gosip. 7). Verbal-pasif-langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara verbal, tetapi pasif dan langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah menolak untuk berbicara. 8). Verbal-pasif-tidak langsung, dimana seseorang melakukan perilaku agresi secara verbal, tetapi pasif dan tidak langsung diarahkan pada obyek. Contoh perilaku ini adalah menggerutu.
2. Suporter Sepak Bola Suporter sepak bola adalah para pendukung tim sepak bola yang tergabung dalam suatu organisasi kelompok suporter. Kehadiran mereka di stadion untuk menyemangati tim kesayangannya yang bertanding agar dapat memenangi pertandingan.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Suporter Sepak Bola PSM Makassar (The Mac’z Man) The Mac’z Man adalah salah satu dari sekian banyak kelompok suporter di Makassar yang mendukung tim PSM Makassar. Keanggotaan para suporter yang tergabung dalam kelompok ini sangat jelas dan dibuktikan dengan adanya kartu anggota yang dimiliki oleh setiap orang yang mengaku dirinya Mac’z Man yang mana di dalamnya termuat identitas diri, asal sektor dan peraturan anggota yang harus ditaati.
4. Perilaku agresif pada suporter sepak bola PSM Makassar (The Mac’z Man) Perilaku agresif para suporter sepak bola adalah segala macam bentuk kekerasan yang dilakukan oleh para suporter terutama saat mereka sedang menonton pertandingan. Berdasarkan observasi awal pada beberapa pertandingan dan wawancara awal ditemukan bahwa The Mac’z Man melakukan beberapa bentuk perilaku agresif berupa pemanjatan, pengusiran, penolakan, intimidasi, gosip, dan menggerutu. Perilaku-perilaku agresif yang muncul dapat terbagi dalam dua kelompok berdasarkan sifatnya yaitu perilaku yang muncul secara spontanitas (pemanjatan, penolakan, gosip, dan menggerutu) dan perilaku yang muncul dengan adanya panduan atau provokasi dari orang lain (pengusiran dan intimidasi). Secara ringkas perilaku agresif The Mac’z Man tergambar sebagai berikut :
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 1. Perilaku agresif The Mac’z Man pada observasi awal Kategori Perilaku Agresif Fisik Aktif Langsung Fisik Aktif Tidak Langsung Fisik Pasif Langsung Fisik Pasif Tidak Langsung Verbal Aktif Langsung
Verbal Aktif Tidak Langsung Verbal Pasif Langsung Verbal Pasif Tidak Langsung
D.
Bentuk Perilaku Agresif Memanjat : memanjat pagar memanjat tiang bendera Pengusiran :mengusir penonton lain yang tidak berbaju merah Penolakan : divisi musik menolak memukul drum Intimidasi :- menghina/mencaci pemian lawan - menghina/ mencaci tim lawan - mencaci / menghina pemain PSM - memaki dengan nyanyian pada pemain lawan - memaki dengan nyanyian pada tim lawan - menekan tim lawan dengan nyanyian - menekan pemain lawan dengan nyanyian Membicarakan ketidakpuasan akan kinerja PSM Penolakan : suporter menolak menyanyi saat disuruh dirigen Menggerutu : - menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol - menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola - menggerutu saat pemain PSM bermain buruk
Tahapan Penelitian 1. Perencanaan Penelitian a. Peneliti melakukan identifikasi dan pemilihan masalah penelitian. b. Peneliti
mengkaitkan
permasalahan
penelitian
kepustakaan yang sesuai dengan penelitian.
56
dengan
teori
atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Peneliti membangun raport atau menjalin relasi pada kelompok suporter dengan menghubungi pengurus suporter dan menemui langsung para suporter. d. Peneliti melakukan pengamatan awal (observasi awal) dan wawancara awal sebelum masuk pada proses pelaksanaan penelitian. Pengamatan awal dilakukan untuk memperoleh gambaran awal tentang bagaimana bentuk perilaku agresif para suporter di lapangan saat mendukung tim kesayangannya, sedangkan wawancara awal yang dilakukan untuk memperoleh tambahan informasi mengenai gambaran awal tentang perilaku agresif mereka di lapangan. 2. Pelaksanaan Penelitian a. Observasi Observasi pada tahap ini berbeda dengan observasi sebelumnya. Observasi ini lebih difokuskan pada perilaku-perilaku agresif yang muncul saat para suporter sedang mendukung tim kesayangannya sehingga data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Alat dan prosedur observasi telah dipersiapkan berdasarkan observasi awal.
b. Wawancara Wawancara dilakukan untuk memperdalam temuan observasi dengan mengajukan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan pertanyaan disesuaikan dengan tujuan penelitian. c. Analisis Data Observasi Data observasi yang didapat kemudian dikelompokkan, dikoding, dianalisis dan kemudian dideskripsikan. d. Analisis Data Wawancara Data yang didapat dari hasil wawancara kemudian diolah dengan mengkategorikan, mengartikan dan mendeskripsikannya. e. Analisis Data Observasi dan Data Wawancara 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis data observasi disatukan dengan analisis data wawancara kemudian dibahas sesuai dengan tujuan awal penelitian. f. Pengecekan Kelengkapan Data (Kredibilitas Data) 1) Laporan Observasi 2) Transkrip Wawancara
E. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Observasi Observasi adalah kegiatan memperhatikan, mengamati secara akurat, mencatat fenomena yang muncul serta mempertimbangkan hubungan antar aspek dan fenomena tersebut (Poerwandari, 1998). Pengamatan dilakukan secara apa adanya (naturalistic observation) dan difokuskan pada kejadian yang ingin diamati (event sampling), yaitu melihat perilaku agresif para supporter yang muncul saat mendukung tim kesayangannya (Irwin dan Bushnell, 1981). Pencatatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, yang berisi tabel dan kode-kode observasi, yang dibuat berdasarkan hasil observasi awal dengan tujuan agar pengamatan dapat dicatat sesegera mungkin agar tidak terlupakan. Perilaku-perilaku agresif yang muncul segera dicatat dengan menggunakkan teknik checklist, yang telah dimodifikasi oleh peneliti, untuk memudahkan pencatatan hasil observasi utamnya perilaku yang diamati secara spesifik (Irwin & Bushnell, 1981), seperti dalam peneliatan ini. Hasil pencatatan kemudian dideskripsikan sesegera mungkin setelah pengambilan data selesai dilakukan. Pendeskripsian ditulis secara jelas dibawah kolom kode perilaku. Hal-hal yang dicatat dalam pengamatan adalah bentuk-bentuk perilaku agresif suporter dan saat-saat munculnya perilaku agresif suporter.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Adapun bentuk-bentuk perilaku agresif itu disingkat dalam bentuk kode untuk memudahkan observasi nantinya. Apabila muncul respon baru pada saat observasi dan belum ada pada kode yang sebelumnya telah disusun, maka respon baru dapat ditambahkan dan langsung dituliskan pada lembar observasi (kode observasi bersifat fleksibel). 2. Metode Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi atau keterangan langsung melalui tatap muka atau bercakapcakap dengan subjek penelitian. Peneliti menggunakan kerangka pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya (interview guide) sebagai penduan dalam wawancara. Pertanyaan dibuat sesuai dengan tujuan penelitian. Pertanyaan dapat berkembang (semi terstruktur) saat proses wawancara berlangsung untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam. Pencatatan data wawancara menggunakan metode narrative recording yaitu dengan alat bantu tape recorder untuk merekam saat proses wawancara berlangsung. Tabel 2. interview guides No. 1
Tujuan Memahami perilaku suporter saat mendukung PSM Makassar
Pertanyaan 1. Apa saja yang dilakukan para suporter di lapangan saat pertandingan ? 2. Bagaimana mereka melakukan kegiatan di lapangan ?
2
Sikap atas hasil pertandingan dan situasi di lapangan
3
Alasan perilaku agresif suporter
Apa saja yang dilakukan oleh para suporter saat pertandingan sedang berlangsung ? Mengapa anda bersikap seperti itu ? (‘itu’ tergantung dari perilakunya)
4
Mendapatkan keterangan yang mendalam tentang perilaku agresif yang mereka lakukan
1. Apakah anda pernah terlibat kerusuhan ? 2. Bagaimana kejadiannya ?
3. Dokumentasi kegiatan suporter dalam bentuk rekaman video. 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekaman video tentang kegiatan suporter saat pertandingan digunakan untuk semakin memperkuat hasil observasi yang sudah ada sehingga data observasi yang sudah ada semakin lengkap dan hasil observasi yang terlewatkan saat di lapangan dapat dicatat sebagai pelengkap hasil observasi. F.
Metode Analisis Data Analisis data dilakukan berdasarkan isinya (content analysis) atau disebut juga
dengan analisis isi (Suryabrata, 1998). Langkah-langkah analisis isi adalah sebagai berikut: 1. Organisasi Data Analisis
data
diawali
dengan
pengorganisasian
data
sehingga
mempermudah proses analisis data berikutnya. Data observasi maupun data wawancara diorganisasikan secara jelas dan sistematis. Data yang disimpan dan diorganisasikan (Poerwandari, 1999) meliputi: a. Data mentah berupa tabel observasi dan kaset rekaman wawancara. b. Data-data setelah memperoleh tahap proses awal yaitu data deskripsi observasi dan data transkrip wawancara. c. Data observasi yang telah melalui tahapan proses pengkodingan dan pengelompokkan data. d. Data wawancara yang telah diberi kode spesifik dengan penjelasan kode atau pengkategorian. 2. Analisis Data Data observasi dan data wawancara kemudian dianalisis. Analisis data observasi dan data wawancara memiliki langkah yang berbeda. Data observasi digunakan sebagai data primer sedangkan data wawancara dipakai sebagai data tambahan untuk memperjelas data primer.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Observasi, (Patton dalam Poerwandari, 1998) 1) Mendeskripsikan tabel observasi secara rinci dan lengkap. 2) Menganalisis data observasi para suporter berdasarkan kode analisis observasi. 3) Menjabarkan perilaku-perilaku agresif ke dalam bentuk perilaku agresif suporter yang lebih nyata dengan membuat kode tiap perilaku dari hasil observasi dan wawancara awal, yang nantinya akan diamati dalam observasi. Tabel 3 Kode observasi perilaku agresif suporter memanjat mt
mp
pengusiran up
intimidasi cp
ct
cPs
np
nt
it
ip
menolak
gosip
tp
Gsp
tn
menggerutu gm
keterangan mt mp up cp ct cPs np nt it ip tp tn Gsp gm gk gb
: : : : : : : : : : : : : : : :
manjat tiang bendera manjat pagar usir penonton lain yang bukan berbaju merah menghina/mencaci pemain lawan menghina/mencaci tim lawan menghina/mencaci pemain PSM memaki dengan nyanyian pada pemain lawan memaki dengan nyanyian pada tim lawan menekan tim lawan dengan nyanyian menekan pemain lawan dengan nyanyian menolak memukul drum menolak menyanyi saat disuruh dirigen membicarakan ketidakpuasan akan kinerja tim PSM menggerutu saat pemainPSM gagal mencetak gol menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola menggerutu saat pemain PSM bermain buruk
b. Wawancara (Poerwandari, 1998) 1) Menyusun transkrip verbatim kata perkata. 2) Melakukan penomeran pada baris transkrip secara urut, kontinu.
61
gk
Gb
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Menambahkan dua kolom kosong disamping verbatim untuk kode dan keterangan analisis. 4) Membuat kode analisis wawancara pengasuh. Kode Analisis Wawancara KM : kegiatan saat menonton pertandingan MP : menghadapi hasil pertandingan TP
: tujuan perilaku mereka
TK : terlibat kerusuhan 5) Menuliskan tema atau kata kunci yang mengungkap esensi dari data pada kolom analisis. 6) Mengumpulkan
tema
atau
kategori
yang
didapat
kemudian
menganalisis hubungan antar tema dan ketegori tersebut. 3. Intepretasi Data Intepretasi data merupakan upaya memahami data dengan lebih mendalam (Kvale dalam Poerwandari, 1998). Hasil analisis data observasi dan hasil analisis data wawancara dikaitkan dan dibahas dengan proses pemahaman secara mendalam dan dibantu dengan beberapa hasil dokumentasi berupa rekaman dan foto-foto saat pertandingan, sehingga dapat memberikan gambaran tentang bentuk-bentuk perilaku agresif yang dilakukan oleh para The Macz Man saat mendukung tim PSM bertanding melawan tim lain. G. Kredibilitas dan Konfirmabilitas Penelitian 1. Kredibilitas. Validitas dalam suatu penelitian kualitatif disebut sebagai Kredibilitas. Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud penelitian itu sendiri yang mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting,
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks (Poerwandari, 2005). Adapun kredibilitas dalam penelitian ini adalah : a. Konfirmasi (validasi komunikasi) Tahap ini merupakan tahap dimana hasil wawancara dan analisis wawancara dengan subyek dikonfirmasikan lagi dengan subyek yang bermaksud agar subyek mengetahui dengan jelas hasil wawancaranya dengan peneliti. Penggunaan metode ini diharapkan terbentuknya suatu kepercayaan dari subyek terhadap peneliti bahwa data yang diambil benar seperti yang dia ungkapkan. Penggunaan metode ini pula akan membuat subyek penelitian terbuka untuk menambah atau mengurangi hal-hal yang dianggap kurang atau berlebihan, yang merupakan hasil dari wawancara peneliti dengan subyek yang bersangkutan. b. Natural (validitas ekologis) Penelitian ini dilakukan dalam keadaan natural atau alami dari subyek atau pertisipan yang akan diteliti. Melalui cara ini pengumpulan informasi sesuai dengan realitas yang ada dan diharapkan data yang diperoleh semakin obyektif. c. Dokumen berupa rekaman video Rekaman petandingan dalam hal ini adalah rekaman kegiatan para suporter selama pertandingan berlangsung. Rekaman ini akan diambil pada beberapa pertandingan yang mempertemukan tim PSM dengan tim lainnya. Dengan adanya rekaman ini diharapkan dapat lebih memperkaya data yang diperoleh dimana diharapkan diperoleh perilaku yang sesungguhnya dari subyek selama berada di lapangan untuk mendukung tim kesayangannya.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Konfirmabilitas. Reliabilitas penelitian sangat penting guna mengetahui ketepatan, kesesuaian atau konsistensi alat ukur dalam menggambarkan perilaku agresif para suporter sehingga dapat diandalkan untuk memperoleh gambaran yang sesuai. Adapun reliabilitas penelitian diupayakan dengan cara: 1. Inter-rater reliability Salah satu cara pencapaian reliabilitas adalah dengan menggunakan jasa observer lain, dengan harapan bahwa hasil observasi yang diperoleh menjadi semakin tepat dan akurat karena pengamatan dilakukan oleh lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan dan dianalisis bersama untuk menemukan suatu kesesuaian atau konsistensi (Irwin dan Bushnell, 1981). 2. Koherensi, keterbukaan dan diskursus. Dependability digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikan istilah reliabilitas. Sarantakos (dalam Poerwandari, 1999) mengungkapkan tentang hal-hal penting untuk meningkatkan dependability, meliputi: a. Koherensi, yaitu metode yang dipilih memang membantu mencapai tujuan yang diinginkan. b. Keterbukaan, yaitu peneliti membuka diri dalam memanfaatkan metode yang berbeda untuk mencapai tujuan dengan menuliskan dengan lengkap perencanaan, proses, analisis dan hasil penelitian dengan menggunakan dua metode yang berbeda. c. Diskursus, yaitu peneliti mendiskusikan temuan dan analisis penelitian dengan orang lain secara intensif dalam hal ini dalah dosen pembimbing.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PROSES PENELITIAN, ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Proses Penelitian 1. Prosedur Awal Penelitian Peneliti pada mulanya mencari tahu keberadaan organisasi suporter The Mac’z Man yang sudah sangat terkenal di Makassar. Kegiatan ini diawali dengan pencarian letak markas besar (selanjutnya disingkat MABES) The Mac’z Man dan setelah bertanya pada beberapa anggota The Mac’z Man maka peneliti sampai pada MABES The Mac’z Man yang berlokasi di jalan Beruang nomor 65, dan juga merupakan pusat penjualan Merchandise atau berbagai atribut yang berhubungan dengan suporter PSM Makassar utamanya The Mac’z Man dan tim PSM Makassar. MABES The Mac’z Man merupakan rumah hunian yang dimodifikasi sebagai tempat berkumpul para suporter dan ruang depannya sebagai tempat penjualan merchandise The Mac’z Man. Peneliti bermaksud menemui pengurus The Mac’z Man yang ada di MABES, namun kenyataan yang dihadapi oleh peneliti ternyata MABES telah berpindah ke sektor lain yaitu sektor Buakana. Tempat yang disangka oleh peneliti sebagai MABES memang dulunya adalah MABES, tepatnya tahun 2005, dan dari pembicaraan peneliti dengan penunggu rumah itu, ternyata MABES berpindah tiap tahun dari satu sektor ke sektor lainnya. Tempat yang peneliti sangka MABES adalah sekretariat sektor Mamajang. Peneliti kemudian bergegas ke MABES sesuai petunjuk orang yang ada di sekretariat sektor Mamajang tadi dan bertemu dengan ketua sektor Buakana yang sekretariatnya kini digunakan sebagai MABES. Ketua sektor
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Buakana merujuk peneliti untuk bertemu langsung dengan Perdana Mentri The Mac’z Man, yang juga berprofesi sebagai fotografer surat kabar lokal, jika ingin meminta keterangan tentang The Mac’z Man dan meminta Izin melakukan penelitian. Peneliti mendatangi kantor Perdana Mentri The Mac’z Man dan bertemu langsung dengan beliau, mengutarakan tujuan dan disetujui. Segera peneliti membuat janji dengan beliau untuk membahas tentang organisasi The Mac’z Man. Profesi Perdana Mentri yang merupakan fotografer surat kabar lokal sangat menyibukkan dirinya sehingga beberapa janji yang telah dibuat terpaksa dibatalkan. Setelah beberpa kali pembatalan janji mulai dari janji bertemu dilapangan bola, di Masjid Agung selepas Jum’atan, sampai di kantornya, maka akhirnya peneliti tidak jadi bertemu dengan Perdana Mentri, namun Perdana Mentri sempat memberitahukan situs koran tempatnya bekerja dan mengatakan bahwa profil singkat dan sejarah The Mac’z Man pernah dimuat disana. Penelti segera mengunjungi situs tersebut dan juga tidak mendapatkan apa-apa. Peneliti lalu bertemu dengan salah satu anggota The Mac’z Man yang menyarankan menemui Daeng Uki’ yang merupakan ketua sektor Mamajang karena menurut anggota tersebut, Daeng Uki’ adalah salah satu pengurus yang bertugas menangani suporter secara langsung saat pertandingan. Peneliti langsung menghubungi Daeng Uki’ di rumahnya yang merupakan sekretariat sektor Mamajang, yang pernah menjadi MABES. Peneliti mengutarakan maksud kedatangan dan mengatakan akan melakukan penelitian mengenai perilaku para suporter The Mac’z Man tetapi
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak memberitahu bahwa perilaku itu adalah perilaku agresif. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk meminimalisasi bias yang mungkin terjadi. Peneliti disambut baik dan diperkenankan untuk melakukan penelitian. Daeng Uki’ yang merupakan ketua sektor Mamajang ternyata merupakan orang penting dengan berbagai jabatan mulai dari ketua sektor Mamajang, Mentri Usaha dan Bisnis yang diperkenankan membuka satu-satunya outlet merchandise The Mac’z Man, dan terlebih lagi beliau merupakan salah satu dari tiga dirigen yang memandu The Mac’z Man saat mendukung tim PSM di dalam stadion. Berbagai informasi penting tentang suporter utamnya saat di lapangan diperoleh dari Daeng Uki’ dan peneliti bekerja sama dengan beliau selama penelitian ini. 2. The Mac’z Man The Mac’z Man adalah suatu kelompok suporter pendukung tim PSM Makassar, dimana beranggotakan sekitar tujuh ribu orang dan tersebar pada 63 sektor. Mereka yang tergabung sebagai anggota The Mac’z Man mendapatkan kartu anggota, yang berlaku selama dua tahun, sebagai bukti bahwa mereka adalah anggota resmi The Mac’z Man. Anggota The Mac’z Man berasal dari semua kalangan, dan usia. Mereka terkategori ke dalam tiga kategori yang dipakai dalam kriteria pembentukan sektor. Ketiga kategori tersebut adalah : a. Umum b. Siswa c. Mahasiswa Kategori umum terdiri dari segala usia mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Sektor-sektor dengan kategori ini mendominasi jumlah sektor yang ada dan berlokasi di daerah-daerah yang ada di kota Makassar. Kategori
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa adalah kelompok kategori yang terbanyak setelah umum dimana anggotanya adalah para remaja dimana usianya antara lima belas sampai delapan belas tahun. Mereka adalah para siswa SMU yang membentuk sektor di sekolah-sekolah mereka, sehingga nama sektor mereka mengikuti nama sekolah mereka. Biasanya sektor-sektor SMU ini disebut dengan sektor pendidikan. Kategori yang terakhir adalah kategori masahasiswa. Sesuai dengan namanya, mereka yang tergabung dalam kategori ini adalah para mahasiswa. Mereka membantuk sektor perguruan tinggi yang mana anggotanya adalah para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Makassar. Berbeda dengan sektor pendidikan, sektor ini tidak dibentuk di perguruan tinggi-perguruan tinggi namun dibentuk hanya di suatu tempat dengan satu sekretariat. Para suporter yang jumlahnya sangat banyak tersebar pada berbagai sektor dan tiap sektor mempunyai sekretariat sendiri. Sekretariat digunakan sebagai tempat berkumpulnya para suporter yang tergabung sebagai anggota pada sektor itu. Sekretariat juga digunakan sebagai pusat organisasi dan koordinasi para suporter di sektor yang bersangkutan. Untuk mengorganisir anggota secara keseluruhan maka organisasi ini dipusatkan pada suatu tempat dimana para pengurus organisasi berkumpul dan melakukan berbagai pertemuan. Tempat tersebut disebut Markas Besar atau yang biasa disingkat sebagai MABES. Berbeda dengan kebanyakan organisasi yang mempunyai sekretariat pusat yang tetap, MABES The Mac’z Man tidak mempunyai lokasi yang tetap. MABES ini berpindah tiap tahunnya dari sektor yang satu ke sektor yang lainnya yang berarti bahwa sejak berdirinya, The Mac’z Man telah
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berpindah MABES sebanyak tujuh kali pada tujuh sektor yang diputuskan pada saat musyawarah besar (MUBES). Sekretariat-sekretariat sektor semuanya berupa rumah hunian yang mana dihuni oleh orang yang bisa jadi bukan semuanya anggota Mac’z Man dan malah bisa jadi suatu keluarga yang salah satu atau lebih anggota keluarganya merupakan anggota The Mac’z Man. Sekretariat sektor ditentukan oleh para anggota sektor yang bersangkutan sebelum mengajukan pembentukan sektor pada pengurus The Mac’z Man yang mana merupakan salah satu syarat pembentukan sektor. Jumlah anggota yang sangat banyak dan tersebar di sektor-sektor yang juga tidak sedikit membuat para suporter The Mac’z Man terkadang tidak mengenal satu sama lain. Mereka biasanya dan paling sering bertemu di dalam stadion saat mendukung tim PSM bertanding melawan tim lain. Adapun tempat para suporter di dalam stadion sudah tetap sehingga dari pintu mana pun mereka masuk mereka akan bergerak menuju tempat mereka biasa duduk atau berdiri selama pertandingan sambil mendukung tim kesayangan mereka. Tempat mereka di dalam stadion adalah di tribun (tempat duduk) Timur yang merupakan tribun terbuka, disebelah kiri papan score. Stadion kandang PSM bukan hanya stadion yang diperuntukkan untuk olah raga sepak bola namun juga untuk olah raga lain yaitu atletik. Stadion yang dulunya bernama stadion Mattoanging dan kini menjadi Andi Matalatta, terletak di sebelah Selatan Makassar tepatnya di jalan Cendrawasih. Stadion ini berkapasitas 30.000 orang baik yang duduk di tribun terbuka maupun tertutup. Tribun (tempat duduk) tertutup terbagi atas dua kelas yaitu VIP (Very Important Person) biasa dan VIP utama. Penonton yang duduk di VIP biasa, masuk dari dua pintu yaitu Utara dan Selatan sehingga tribun ini sering disebut
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan VIP Utara dan VIP Selatan, sedangkan penonton VIP utama masuk dari pintu barat yang terletak di tengah-tengah antara pintu Utara dan Selatan. Para penonton yang duduk di tribun terbuka lebih memiliki tempat yang lebih luas yaitu sekitar dua pertiga dari jumlah seluruh tempat duduk yang ada di stadion. Tribun terbuka dibuat berundak-undak sebagai tempat duduk penonton. Para penonton yang duduk di sini masuk dari berbagai pintu yang diperuntukkan bagi mereka. Jumlah pintu masuk untuk para penonton yang duduk di tribun terbuka ada lima pintu yang tersebar di Utara, Timur dan Selatan. Posisi atau tempat The Mac’z Man duduk, seperti yang sudah diungkapkan tadi, berada di tribun terbuka sebelah Timur tepatnya di sisi kiri papan score. Posisi The Mac’z Man dalam stadion dan gambaran stadion digambarkan sebagai berikut :
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skema 3. Denah Stadion PSM dan tempat duduk The Mac’z Man dalam Stadion
C
A
C
Lintasan lari
C E B
D
A Lintasan lari
C
C
U Keterangan : A: VIP biasa
C: posisi penonton/ suporter lain
B: VIP utama
D: posisi The Mac’z Man E: Lapangan sepak bola
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Waktu Pengambilan Data Pengambilan data observasi dilakukan dua kali yakni observasi awal yaitu pada partai uji coba dan observasi penelitian yaitu pada waktu pelaksanaan turnamen Yusuf Cup sedangkan pelaksanaan wawancara disesuaikan dengan jadwal subyek. Waktu pelaksanaan pengambilan data observasi dan data wawancara adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Jadwal penelitian Tanggal Partai uji coba 18 Oktober 2006 (PSM vs Perseman) 28 Oktober 2006 (PSM vs Persijap) 4 November 2006 (PSM vs Persis) Turnamen Jusuf Cup 7 Januari 2007, PSM vs Persija 1-0 11 Januari 2007, PSM vs Persib 3-2 14 Januari 2007, PSM vs Persita 0-1
Waktu (WITA)
Subjek 1 (dirigen lapangan)
Kamis, 29 Maret 2007
19.00-21.00
Subjek 2 (mantan ketua sektor)
Rabu, 4 April 2007
18.00-21.00
Subjek 3 (anggota)
Senin, 19 April 2007
17.00-19.30
Observasi Awal
Observasi
16.00-18.00 19.00-21.00 20.00-22.00
19.00-21.00 19.00-21.00 19.00-21.00
Wawancara
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Proses Pengambilan Data a. Observasi Awal Observasi awal dilakukan selama tiga hari dan berlangsung kurang lebih dua jam dalam sehari. Peran peneliti sama dengan peran para suporter lain dan menjadi bagian dari The Mac’z Man yang datang untuk menonton dan mendukung tim PSM Makassar bertanding. Momen yang diambil sebagai bahan untuk observasi awal adalah turnamen Jusuf Cup yang merupakan turnamen yang diselenggarakan oleh tim PSM Makassar dengan mengundang tim-tim terbaik yang berlaga di Liga Indonesia. Peneliti membaur dengan para The Mac’z Man dan tidak dikenali sebagai peneliti, hanya dengan bermodalkan baju The Mac’z Man dan berwarna merah. Para suporter tidak perduli dengan kehadiran peneliti, meskipun peneliti mengambil gambar dengan Handycam, karena mereka terfokus dengan perintah-perintah yang yang dikumandangkan para dirigen lapangan. Hal ini yang membuat peneliti semakin leluasa untuk mengambil gambar dan memperhatikan lingkungan stadion utamanya tempat dimana para The Mac’z Man duduk/ berdiri. b. Observasi Observasi ini berfungsi untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Observasi menggunakan alat dan prosedur yang jelas. Alat bantu penelitian yang digunakan adalah lembar observasi berupa tabel dan kode observasi yang telah disusun berdasarkan observasi awal. Adapun subyek yang diamati tidak terfokus pada orang tertentu melainkanThe Mac’z Man sebagai suatu kelompok besar. Prosedur proses observasi
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipersiapkan agar peneliti tetap terfokus pada tujuan penelitian ketika sedang menjalankan observasi. Prosedur observasi tersebut adalah: 1) Pencatatan
observasi
menggunakan
kode
yang
telah
disusun
sebelumnya. 2) Perilaku agresif para suporter yang tidak terdapat pada kode dan muncul pada waktu pengamatan (respon baru) dapat ditulis secara langsung pada tabel observasi. 3) Pencatatan dimulai ketika para suporter berada di dalam stadion, saat bersiap-siap dan mengambil tempat meskipun PSM belum bertanding dan berakhir ketika para suporter bergerak meninggalkan lapangan saat pertandingan usai 4) Pencatatan lain yang harus dilakukan adalah hari dan tanggal observasi, lamanya observasi serta kejadian-kejadian menarik yang terjadi disekitar tempat duduk para suporter The Mac’zMan 5) Peneliti menggunakan jasa observer lainnya untuk memperkuat hasil observasi. Pencatatan yang dilakukan sama yang dilakukan oleh peneliti. 6) Data observasi yang diperoleh (berbentuk kode-kode observasi) sesegera mungkin dideskripsikan setelah proses observasi selesai dijalani. Hambatan-hambatan yang dihadapi peneliti pada saat berlangsungnya proses observasi adalah: 1) Susahnya mencari partner observer dikarenakan image atau figur para suporter terlanjur jelek dan menakutkan sehingga peneliti sangat susah
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mencari rekan observer yang mau kontak langsung dengan para suporter. 2) Penulisan secara langsung menjadi sulit karena tempat yang tidak memungkinkan di tribun terbuka oleh karena itu, penulisan dilakukan setelah pertandingan dan juga memperhatikan hasil rekaman video.
c. Wawancara Pemilihan subjek wawancara didasarkan pada kesediaan suporter dan juga diambil sebagai perwakilan subyek-subyek yang berperan di lapangan saat pertandingan. Subyek wawancara berjumlah tiga orang yang terdiri dari dirigen lapangan merangkap menteri usaha dan bisnis, ketua sektor dan salah satu anggota sektor yang berasal dari sektor pendidikan. Selama proses wawancara, peneliti berperan berbeda pada setiap subyek untuk memudahkan pengambilan data. Peneliti berperan sebagai orang yang tertarik dan berminat meneliti kelompok The Mac’z Man saat mewawancarai sang dirigen lapangan, kemudian berperan sebagai orang yang ingin jadi anggota The Mac’z Man pada subyek yang merupakan anggota sektor dan sebagai orang yang ingin membentuk sektor baru pada subyek yang merupakan ketua sektor.
Analisis Hasil Observasi 1. Perilaku Para Suporter Saat Pertandingan Berlangsung. Perilak yang dituliskan merupakan rangkuman perilaku yang diamati oleh peneliti selama beberapa pertandingan mulai baik itu yang merupakan observasi awal maupun observasi pada saat penelitian.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Satu jam sebelum pertandingan para suporter berdatangan dari berbagai sektor dan berkumpul di sisi kompleks stadion untuk memarkir kendaraan dan mengumpulkan anggota untuk memudahkan pengkoordinasian. Setelah semua berkumpu, jendral lapangan masuk bersama semua suporter satu persatu dengan menunjukkan tiket masing-masing pada petugas keamanan. Biasanya petugas yang menjaga gerbang tempat para suporter masuk adalah tentara. Tiket mereka khusus tiket suporter dengan harga miring, meski tertera pada tiket harga normal untuk umum. Setelah masuk dalam stadion, mereka bergerak ke satu tempat ke arah Timur stadion yang terkenal dengan sebutan Tribun Timur, tepatnya dibawah papan score sebelah kiri berhadapan dengan tribun utama (VIP utama). Ternyata di dalam stadion sudah ada suporter dari sektor lain yang masuk dari pintu lain. Pengaturan dilakukan dengan ”menyingirkan” orangorang lain yang tidak berbaju merah. Mereka diminta pindah karena tribun timur telah ditetapkan sebagai kawasan berbaju merah dan meminta para penonton memakai baju merah jika ingin duduk di situ. Anggota The Mac’z Man lainnya diminta mengisi tempat orang-orang yang tidak berbaju merah dengan cara bergeser sehingga memaksa mereka yang tidak berbaju merah untuk berpindah. Para The Mac’z Man diminta menyediakan tempat khusus dengan mengosongkan tempat tertentu yang mana diperuntukkan bagi The Mac’z Girl yang mana merupakan anggota suporter wanita yang jumlahnya tidak terlalu banyak dan para The Mac’z Man diminta supaya tidak berbuat macam-macam terhadap mereka dan bahkan menjaga mereka. Semua instruksi diperintahkan oleh jendral lapangan dan dipatuhi oleh semua anggota
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lima belas menit sampai setengah jam sebelum pertandingan jendral lapangan dan kedua dirigen lapangan memanjat pagar pembatas penonton dan lapangan sepak bola. Mereka mulai memandu para suporter. Yang berada di atas pagar hanya ketiga orang tersebut, tidak ada yang lainnya. Divisi musik yang membawa aneka drum mengikatkan drum mereka pada pagar tepat di bawah jendral lapangan. Posisi jendral lapangan dan dirigen adalah sebagai berikut ; jendral lapangan berada di tengah untuk mengkoordinir kelompok suporter yang ada di tengah sedangkan kedua dririgen berada di sisi kanan dan kiri dirigen dengan jarak masing-masing kira-kira tiga sampai empat meter untuk mengkoordinir kelompok suporter yang ada di sebelah kiri dan kanan. Jendral
lapangan
bertugas
meneriakkan
yel-yel
dan
lagu-lagu
dan
mengkoordinir divisi musik sedangkan kedua dirigen mengkoordinir gerakan. Kedua dirigen ini menjaga keseragaman gerakan dan mengontrol gerakan dan kata-kata para suporter. Semua harus seragam baik kata-kata dan gerakan dengan satu komando dari jendral lapangan. Sebelum pertandingan mulai mereka berdoa bersama dengan cara masing-masing agama dan dipimpin dengan cara ISLAM. Acara doa dilakukan bersamaan saat para pemain melakukan SHOLAT. Sudah menjadi tradisi di Makassar bahwa setiap pertandingan selalu dilaksanakan petang atau malam selepas SHOLAT MAGHRIB atau SHOLAT ISYA sekitar jam tujuh atau jam delapan malam. Setelah berdoa dikumandangkan lagu Bagimu Negri dimana The Mac’z Man memimpin para suporter di stadion untuk bernyanyi bersama dan para penonton serta suporter lainnya mengikuti mereka. Setelah itu semua bendera sektor yang hadir dikibarkan dan dikumandangkan lagu
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mars PSM, diikuti Mars The Mac’z Man lalu berlanjut ke lagu-lagu berikutnya. Selama pertandingan The Mac’z Man menyemangati PSM dengan berbagai cara mulai dari nyanyian yang membakar semangat, sampai pada ejek-ejekan pada pemain atau tim lawan. Ejekan itu bisa berupa kata-kata bisa juga berupa nyanyian. Bahkan untuk mendukung PSM mereka tidak segansegan untuk mengancam tim lawan. Selain itu para suporter terkadang membakar petasan dan kembang api serta membunyikan sirene sambil membuang putongan-potongan kertas kecil warna-warni untuk menambah semarak pertandingan. Selama observasi berlangsung hampir tidak pernah terjadi pelemparan dan pengerusakan fisik. Jendral lapangan telah melarang segala macam bentuk kekerasan di lapangan utamanya kekerasan fisik. Dari enam kali observasi (tiga kali awal dan tiga kali observasi final) jendral lapangan selalu menganjurkan hal yang sama. Para suporter sangat patuh pada jendral lapangan dan para dirigen. Mereka tidak melakukan hal-hal yang tidak diperintahkan. Jika terjadi penyimpangan utamnya dalam gerkan dan lagulagu, para dirigen segera mengatasinya dan mereka segera patuh pada perintah dirigen lapangan. Semua koordinasi lapangan dilakukan oleh satu orang yaitu jendral lapangan. Nyanyian dan yel-yel yang dikumandangkan disesuaikan dengan kondisi pertandingan dan yangmenentukan itu adalah jendral lapangan. Saat jeda babak pertama ke babak kedua, para suporter juga beristirahat. Mereka makan dan minum jajanan pasar yang dijual di dalam stadion dekat ribun mereka. Saat seperti ini mereka seperti kerumunan orang yang akrab satu sama lain meski sebenarnya anggota antar sektor belum tentu
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saling kenal. Kemungkinan untuk saling kenal sangat sedikit karena mereka hanya bertemu di stadion jika ada pertandingan. Pada saat mereka menyanyi dan melakukan berbagai atraksi mereka bagaikan kelompok yang solid yang sudah terlatih lama padahal mereka baru ketemu di stadion saat pertandingan. Tidak selamanya para suporter ini menyemangati PSM karena tenaga mereka juga terbatas. Hal ini diperhatikan oleh jendral lapangan sehingga ada saat-saat tertentu dimana jendral lapangan memerintahkan pada suporter dan divisi musik untuk beristrihat sejenak menyaksikan pertandingan. Saat pertandingan usai jendral lapangan mengontrol para suporter untuk tetap di tempat mendengarkan instruksi sebelum meninggalkan stadion. Instruksi ini ada dua macam sesuai dengan hasil pertandingan. Yang pertama adalah instruksi berkumpul bersama di suatu tempat untuk melakukan pawai bersama keliling kota. Intruksi ini dilakukan saat PSM menang dari lawannya. Sedangkan instruksi ke dua adalah instruksi untuk pulang ke rumah masingmasing. Biasanya instruksi ini dilakukan saat PSM seri atau bahkan kalah.
2. Deskripsi Perilaku Agresif The Mac’z Man Saat Menonton Pertandingan.
Pengamatan ini dilakukan pada kelompok The Mac’z Man yang sedang menonton pertandingan, oleh karena itu pengamatan dilakukan saat ada pertandingan dimana The Mac’z Man hadir sebagai suporter PSM Makassar. Observasi dilakukan pada tiga pertandingan kejuaraan yang diadakan oleh PSM Makassar yaitu turnamen Yusuf Cup. Pengundian lawan pada turnamen ini mempertemukan tim PSM dengan dua tim besar yaitu Persija (Jakarta) dan Persib Bandung yang merupakan musuh abadi PSM
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Makassar, kemudian pada partai final bertemu tim Persita Tangerang yang merupakan salah satu tim terkuat di Indonesia saat ini yang dilatih oleh pelatih lokal yang membawa tim Arema Malang menjuarai Copa Indonesia musim 2006. Turnamen ini membagi peserta menjadi dua grup dimana satu grup terdiri dari tiga tim yang bertanding satu sama lain dan juara dari masingmasing grup akan langsung bertemu di final Tabel. 5 Pembagian grup Turnamen Yusuf Cup Grup A PSM Makassar Persija Jakarta PersibBandung
Grup B Arema Malang Persipura Jayapura Persita Tangerang
a. Observasi Pertandingan Oleh Observer I Observasi dilakukan oleh dua orang observer dimana peneliti merupakan salah satu observer. Hasil observasi oleh kedua observer sedikit banyak menemukan beberapa persamaan dan yang berbeda hanya pada beberapa bagaian saja. Observasi tiap observer dibagi kedalam tiga pertandingan dimana hasil observasi secara keseluruhan berjumlah enam pertandingan. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer I yang adalah peneliti sendiri ditemukan beberapa perilaku agresif baik yang nampak secara jelas maupun terselubung. Sebagian besar perilaku agresif yang muncul adalah perilaku agresif verbal aktif langsung lalu diikuti oleh verbal pasif tidak langsung dan kemudian fisik aktif langsung. Beberapa perilaku agresif juga terkadang muncul namun tidak konsisten kemunculannya dan hanya sesekali saja. Perilaku tergolong kedalam kategori fisik pasif langsung; fisik pasif tidak langsung; verbal aktif tidak langsung dan verbal pasif tidak langsung. Dari
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keseluruhan kategori perilaku agresif yang ada (delapan kategori) ternyata dalam observasi tidak ditemukan dua kategori yaitu perilaku agresif fisik aktif tidak langsung, dan verbal pasif langsung. Perilaku agresif verbal aktif langsung sangat mendominasi perilaku agresif yang muncul. Hampir setiap saat perilaku ini muncul, entah itu spontanitas maupun disengaja berupa instruksi oleh jendral lapangan. Adapun perilaku kongkrit yang muncul pada kategori ini adalah : 1). Menghina/ mencaci pemain lawan Perilaku ini biasanya muncul pada saat pemain lawan membawa, atau menguasai bola (spontanitas dengan kata-kata) dan pada saat pemain lawan melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM. pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola dan saat pemain lawan merebut bola dari pemain PSM (spontanitas dengan kata-kata). 2). Menghina/ mencaci tim lawan Perilaku ini biasanya muncul saat kondisi tim PSM terdesak dimana tim lawan menguasai bola, mengatur serangan dan mengurung tim PSM. 3). Menghina/ mencaci pemain PSM Perilaku ini justru mengarah ke tim PSM sendiri. Biasanya perilaku ini terpicu oleh permainan pemain PSM yang dinilai buruk dimana nampak lemahnya lini pertahanan dan penguasaan bola serta kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pemain PSM yang dapat berakibat fatal. 4). Memaki pemain lawan dengan nyanyian Perilaku ini biasanya muncul pada saat pemain lawan membawa bola. Pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menguasai bola atau kehilangan bola. Nyanyain ini diinstruksikan oleh jendral lapangan. 5). Memaki tim lawan dengan nyanyian Perilaku ini biasanya muncul saat tim lawan menguasai bola, saat tim lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM. Nyanyian mengikuti lagu yang diinstuksikan oleh jendral lapangan. 6). Mengintimidasi pemain lawan dengan nyanyian Perilaku ini tidak banyak muncul dan jika muncul wujudnya berupa ancaman. Perilaku ini muncul saat tim lawan mengurung tim PSM dan menguasai bola, serta saat tim lawan dalam keadaan lebih unggul dari PSM (skor) 7). Mengintimidasi tim lawan dengan nyanyian Perilaku ini juga jarang muncul dan muncul dalam rupa ancaman untuk memukul pemain lawan saat melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM. Selain
perilaku
verbal
aktif
langsung,
yang
kemunculannya
mendominasi perilaku agresif para suporter, perilaku agresif verbal pasif tidak langsung dan fisik aktif langsung merupakan perilaku terbanyak kedua dan ketiga. Perilaku verbal pasif tidak langsung nampak dalam rupa menggerutu atau mengomel dan semuanya diarahkan pada pemain atau tim PSM. Perilaku ini muncul tatkala para pemain PSM gagal menguasai bola, gagal mencetak gol dan bermain dengan buruk (menurut suporter). Kriteria perilaku agresif terbanyak setelah verbal aktif langsung adalah verbal pasif tidak langsung. Perilaku ini muncul pada setiap pertandingan yang diamati oleh peneliti. Perilaku ini berupa gerutu yang dilontarkan oleh para
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suporter utamanya saat-saat pemain PSM gagal menguasai bola, bermain buruk dan gawang PSM dibobol lawan. Berbeda dengan kedua perilaku agresif sebelumnya, perilaku agresif fisik aktif langsung meski sering muncul namun wujudnya terkadang bervariasi. Pemanjatan tiang bendera memang terjadi pada tiap pertandingan namun pemanjatan pagar pembatas baru terjadi saat pertandingan kedua dan ketiga dimana pada pertandingan ini jalannya pertandingan sangat seru dimana PSM hampir kalah (pertandingan kedua) dan PSM kalah (pada pertandingan ketiga). Aksi pemanjatan ini berhubungan dengan minat suporter untuk menonton dengan lebih nyaman, dan dengan memanjat suporter mendapatkan posisi tertentu yang dirasa nyaman untuk menonton. Selain aksi pemanjatan ada beberapa perilaku yang muncul secara insidental yang dicatat oleh peneliti sebagai perilaku agresif tambahan yang tidak muncul pada observasi awal dan tidak dijadwalkan sebagai fokus observasi namun ternyata muncul. Perilaku tersebut adalah perkelahian antar suporter yang dipicu oleh pengaruh minuman keras dan pembakaran karduskardus sebagai wujud kegembiaraaan. Perilaku ini muncul pada pertandingan kedua sedangkan perilaku agresif yang muncul pada pertandingan ketiga adalah pelemparan ke dalam lapangan terhadap pemain lawan yang dilakukan oleh dua orang suporter dan diikuti dengan pemukulan terhadap kedua orang tersebut yang dilakukan sendiri oleh ketua sektor mereka. Perilaku agresif yang tergolong kedalam kategori fisik pasif langsung juga sering terjadi bahkan pada setiap pertandingan. Perilaku ini berwujud pengusiran penonton lain yang tidak berbaju merah dari wilayah tempat duduk The Mac’z Man. Pada prinsipnya mereka tidak melarang penonton lain duduk
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di tempat mereka tetapi dengan syarat bahwa mereka harus memakai baju merah dan mau atraksi dengan mereka. Daerah The Mac’z Man merupakan daerah orang berbaju merah, maka itu semua yang tidak berbaju merah diusir dengan sopan supaya meninggalkan tempat duduk mereka. Meski perilaku ini muncul pada setiap pertandingan namun hanya terjadi satu kali pada setiap pertandingan yakni saat pertandingan belum mulai dan pengaturan tempat duduk kelompok suporter oleh jendral lapangan. Tidak melulu suporter mengikuti instruksi dari jendral lapangan untuk bernyanyi dan bahkan penabuh drum juga enggan menabuh drum meski disuruh atau diminta. Kedua perilaku ini, yang mana tergolong perilaku agresif dan termasuk dalam kategori fisik pasif tidak langsung, memang jarang terjadi dan hanya terjadi sesekali saja. Pada pertandingan pertama perilaku ini tidak muncul namun muncul pada pertandingan kedua dan ketiga(meski pada pertandingan ketiga hanya muncul perilaku enggan menyanyi). Perilaku enggan memukul drum muncul ketika para suporter meminta dan menyuruh mereka untuk menabuh drumb tetapi mereka sendiri tidak mendapat instruksi dari jendral lapangan, sedangkan perilaku enggan menyanyi oleh suporter terkadang muncul saat para suporter asyik menonton pertandingan dimana PSM berpeluang mencetak gol dan terkadang juga muncul saat PSM mengalami ketertinggalan (skor) apalagi kalah. Mereka sudah tidak bersemangat lagi untuk bernyanyi. Kategori perilaku agresif yang terakhir adalah verbal aktif tidak langsung. Perilaku ini berupa pembicaraan antar suporter dan sebagian besar setelah pertandingan usai. Tema pembicaraan hampir selalu sama dan mengungkapkan rasa kekecewaan mereka terhadap kinerja tim secara
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keseluruhan yang dinilai buruk, dan buruknya kualitas pemain asing yang dimiliki oleh tim PSM. Pembicaraan ini biasanya dilakukan antar suporter sendiri dan biasanya berlanjut di luar lapangan.
b. Observasi Pertandingan Oleh Observer II Untuk memperkuat hasil observasi maka peneliti menggunakan jasa observer lain yang juga mengamati pertandingan bersama dengan peneliti. Peneliti memberi tahu cara pengamatan dan cara penulisan hasil observasi. Dari hasil pengamatan observer kedua ditemukan ada empat kriteria perilaku agresif yang muncul pada saat pertandingan yang dilakukan oleh para suporter. Keempat kriteria perilaku itu adalah perilaku fisik aktif langsung; fisik pasif langsung; verbal aktif langsung dan verbal pasif tidak langsung. Keempat kriteria perilaku agresif lainnya yaitu fisik aktif tidak langsung; fisik pasif tidak langsung; verbal aktif tidak langsung dan verbal pasif langsung, tidak muncul pada pengamatan oberver kedua. Seperti pengamatan observer I, perilaku yang mendominasi perilaku agresif para suporter tergolong ke dalam kriteria perilaku verbal aktif langsung. Adapun perilaku-perilaku agresif itu adalah sebagai berikut: 1). Menghina/ mencaci pemain lawan Perilaku ini biasanya muncul saat pemain lawan sedang menggiring bola. Selain itu perilaku ini biasanya ditujukan bagi pemain lawan yang dianggap jagoan. Inti dari perilaku ini untuk menjatuhkan mental lawan sehingga permainan lawan menjadi buruk. 2). Menghina/ mencaci tim lawan
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perilaku ini muncul saat tim lawan menguasai jalannya pertandingan dan mengurung tim PSM apalagi jika PSM dalam keadaan tertinggal seperti yang terjadi saat pertandingan kedua dimana PSM sempat tertinggal dan bahkan pada pertandingan ketiga dimana pada pertandingan tersebut PSM mengalami kekalahan. 3). Menghina/ mencaci pemain PSM Perilaku yang ditujukan untuk pemain PSM ini biasanya muncul saat pemain PSM bermain buruk dimana mereka gagal menguasai bola dan membuang-buang peluang untuk mencetak gol dan akan semakin menjadi-jadi saat gawang PSM kebobolan. 4). Memaki pemain lawan dengan nyanyian Perilaku ini muncul saat pemain lawan menggiring dan menguasai bola. Nyanyian-nyanyian ini merupakan instruksi dari jendral lapangan dan bertujuan untuk menjatuhkan mental lawan. 5). Memaki tim lawan dengan nyanyian Perilaku ini berupa ejekan pada tim lawan saat mereka mengurung PSM atau menguasai bola. Perilaku ini juga muncul saat tim lawan kehilangan bola yaitu dimana mereka gagal menguasai bola. 6). Mengintimidasi pemain lawan dengan nyanyian Perilaku ini muncul tatkala ada pemain lawan yang mencederai pemai PSM. Biasanya perilaku ini dilakukan secara spontan. Perilaku ini juga terkadang muncul tatkala pemain lawan melakukan tendangan bebas atau tendangan pinalti untuk membuyarkan konsentrasi pemain lawan. 7). Mengintimidasi tim lawan dengan nyanyian
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perilaku ini berupa ancaman terhadap tim lawan dengan tujuan agar mereka takut bermain. Perilaku ini biasanya muncul saat PSM berada dalam keadaan sulit seperti mengalami ketertinggalan skor (pada pertandingan II), dan sangat sering saat PSM mengalami kekalahan (pada pertandingan III) dimana tim lawan diminta berhati-hati. Kriteria perilaku agresif terbanyak kedua setelah verbal aktif langsung adalah verbal pasif tidak langsung. Pada pengamatan observer kedua, perilaku yang muncul berupa gerutuan, dimana para suporter menggerutu dan ditujukan pada pemain PSM ketika mereka gagal menguasai bola, bermain buruk dan jika gawang PSM kebobolan. Tidak banyak perilaku agresif fisik aktif langsung yang tertangkap oleh observer kedua. Ditemukan satu bentuk perilaku meski berbeda obyek dan caranya. Perilaku itu adalah perilaku pemanjatan, dimana pemanjatan yang dilakukan adalah pemanjatan tiang bendera dan pemanjatan pagar pembatas. Pemanjatan tiang bendera dilakukan oleh empat orang dan pada saat pertandingan belum mulai, sedangkan pemanjatan pagar pembatas pada saat sedang menonton pertandingan. Kedua perilaku ini muncul karena para suporter ingin lebih melihat dengan jelas jalannya pertandingan. Kriteria perilaku agresif terakhir yang tertangkap oleh observer kedua adalah fisik pasif langsung, dimana nampak dalam perilaku pengusiran penonton lain yang tidak berbaju merah. Hanya penonton dan suporter yang berbaju merah yang boleh duduk di tribun timur, tempat duduk The Mac’z Man. Pengusiran ini dilakukan saat pengaturan suporter yang dilakukan oleh jendral lapangan sesaat sebelum pertandingan dimulai.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Kesimpulan Perilaku Agresif Suporter Selama Menonton Pertandingan Observasi yang dilakukan oleh kedua observer memunculkan beberapa hasil pengamatan yang sama, yang mana menguatkan hasil observasi yang menggambarkan perilaku-perilaku agresif yang dilakukan oleh para suporter selama menonton pertandingan. Selain untuk menguatkan hasil observasi, dengan adanya dua observer maka memungkinkan untuk mengetahui perilaku agresif yang tidak nampak oleh salah satu observer sehingga hasil observasi dari kedua observer dapat saling melengkapi. Berdasarkan kriteria bentuk perilaku agresif dari Buss yang digunakan sebagai patokan observasi, maka sebagian besar kriteria perilaku agresif muncul, meski intensitas dan bentuknya bervariasi. Perilaku-perilaku yang muncul adalah Fisik Aktif Langsung (FAL); Fisik Pasif Langsung (FPL); Fisik Pasif Tidak Langsung (FPTL); Verbal Aktif Langsung (VAL); Verbal Aktif Tidak Langsung (VATL); Verbal Pasif Tidak Langsung (VPTL). Khusus untuk perilaku Fisik Pasif Tidak Langsung dan Verbal Aktif Tidak Langsung hanya teramati oleh observer I. Dua kriteria lainnya, yaitu Fisik Aktif Tidak Langsung dan Verbal Pasif Langsung tidak muncul pada pengamatan oleh kedua observer sehingga disimpulkan bahwa tidak ada perilaku Fisik Aktif tidak Langsung dan Verbal Pasif Langsung. Sebagain besar perilaku agresif yang muncul bahkan mendominasi perilaku agresif yang muncul adalah perilaku Verbal Aktif Langsung dimana bentuknya terdiri dari dua macam yaitu kata-kata dan nyanyian dengan dua tema yaitu hinaan atau makian dan intimidasi. Perilaku agresif ini tidak hanya ditujukan pada pemain atau tim lawan tetapi juga pada pemain PSM, meski memang kebanyakan ditujukan kepada pemain atau tim lawan. Biasanya
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perilaku ini ditujukan pada pemain PSM hanya jika mereka bermain buruk dengan tujuan untuk membangkitkan semangat mereka. Perilaku agresif Fisik Aktif Langsung nampak pada pengamatan kedua observer, namun ada perilaku yang tidak nampak pada observer kedua namun nampak oleh observer pertama. Kedua observer sepakat dengan adanya pemanjatan yang dilakukan oleh para suporter baik itu pemanjatan tiang bendera maupun pemanjatan pagar pembatas. Adapun perilaku yang tak tampak oleh observer kedua adalah perilaku yang insidental dengan waktu kejadian yang sangat cepat. Perilaku itu adalah : 1). Perkelahian antar suporter : suporter yang
perilaku ini dipicu oleh dua orang
sedang dalam pengaruh alkohol setelah minum
minuman keras. 2). Pembakaran
:
perilaku
ini
muncul
pada
pertandingan kedua dimana PSM unggul dengan Skor 3-2. Perilaku ini
merupakan
ungkapan
kegembiraan
suporter
saat
tim
kesayangan mereka akhirnya memenangi pertandingan. 3). Pelemparan
:
perilaku ini terjadi sangat cepat
dan dilakukan oleh oknum yang segera ketahuan. Pelemparan dilakukan oleh suporter pada pemain lawan dan memang pada saat itu kedudukan PSM memang ketingalan. 4). Pemukulan
:
perilaku
ini
merupakan
kelanjutan dari aksi pelemparan tadi dimana suporter yang melakukan pelemparan ketahuan dan dipukul oleh ketua sektornya sendiri sebelum suporter tersebut diamankan.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ada perilaku menarik yang terjadi sebelum pertandingan dimulai. Kedua observer sepakat akan munculnya perilaku ini. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku Fisik Pasif Langsung yang terwujud dalam bentuk pengusiran. Pengusiran dilakukan oleh para suporter yang dikomando oleh jendral lapangan. Mereka mengusir suporter atau penonton lain yang duduk di tempat mereka namun tidak berbaju merah. Mereka mengklaim bahwa tempat tersebut merupakan kawasan berbaju merah sehingga siapa saja yang tidak berbaju merah tidak diperkenankan duduk di sana. Uniknya, meski bukan anggota The Mac’z Man tetapi jika orang tersebut berbaju merah maka orang tersebut tidak akan diusik. Ada dua perilaku yang teramati oleh observer pertama namun tidak oleh observer kedua yaitu perilaku Fisik Pasif Tidak Langsung yang nampak dalam bentuk penolakan yang dilakukan oleh divisi musik (menolak memukul drum) dan suporter (menolak untuk menyanyi). Penolakan oleh divisi musik dilakukan karena mereka tidak mau melakukan perintah selain dari jendral lapangan sedangkan penolakan oleh suporter karena mereka asyik dan tegang menonton
pertandingan
utamanya
saat
PSM
dalam
keadaan
tidak
menguntungkan (tertinggal atau kalah). Perilaku kedua adalah perilaku Verbal Aktif Tidak Langsung dimana nampak dari pembicaraan antar suporter dan biasanya setelah pertandingan usai atau pada jeda pertandingan. Isi dari pembicaraan tersebut hampir semuanya sama dimana membicarakan ketidakpuasan dan kekecewaan mereka akan akan permainan PSM yang dinilai buruk. Perilaku agresif terakhir yang teramati oleh kedua observer adalah perilaku Verbal Pasif Tidak Langsung dimana nampak dalam gerutuan yang
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilontarkan oleh para suporter. Biasanya perilaku ini muncul secara spontan pada saat pemain PSM dinilai bermain buruk seperti gagal menguasai bola, kesalahan mengumpan dan gagal mencetak gol. Berdasarkan analisis observasi secara keseluruhan oleh kedua observer maka dapat disimpulkan bahwa perilaku agresif yang paling sering muncul dan paling sering dilakukan adalah perilaku agresif verbal aktif langsung dalam rupa hinaan, cacian dan intimidasi yang disampaikan lewat kata-kata dan nyanyian. Selain perilaku verbal aktif langsung, yang juga sering muncul adalah verbal pasif tidak langsung dimana muncul dalam bentuk gerutuan. Perilaku agresif lainnya hanya muncul pada saat-saat tertentu dan terkadang insidental bahkan ada yang tidak muncul sama sekali seperti pada perilaku fisik aktif tidak langsung dan verbal pasif langsung.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 6 Kesimpulan perilaku agresif The Mac’z Man pada tiga pertandingan Kriteria Perilaku agresif FAL
FATL FPL FPTL
VAL
VATL
VPL VPTL
Bentuk Perilaku Agresif The Mac’z Man - Pemanjatan tiang bendera - pemanjatan pagar pembatas - perkelahian sesama suporter dimana ada suporter yang saling pukul - pembakaran yang dilakukan beberpa orang sebagai ungkapan kegembiraan - adanya pelemparan oleh salah satu suporter - adanya pemukulan oleh pengurus suporter pada suporter yang melakukan pelemparan Pengusiran penonton lain yang tidak berbaju merah - Divisi musik menolak untuk memukul drum/ memainkan alat musik saat diminta oleh suporter - para suporter menolak untuk bernyanyi sat disuruh oleh jendral lapangan - menghina/ mencaci pemain lawan - menghina/ mencaci tim lawan - menghina/ mencaci pemain PSM - memaki pemain lawan dengan nyanyian - memaki tim lawan dengan nyanyian - mengintimidasi pemain lawan dengan nyanyian - mengintimidasi tim lawan dengan nyanyian - Membicarakan kinerja tim yang dinilai tidak bagus - Membicarakan pemain asing yang tidak bermain bagus dan gagal mencetak gol - Menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol - Menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola - Menggerutu saat pemain PSM bermain buruk
3. Analisis Hasil Pengamatan Lewat Rekaman Video Tidak banyak perilaku agresif yang terungkap dari hasil rekaman dibandingkan dengan data yang didapat dari hasil pengamatan langsung. Kegiatan merekam dilakukan bersamaan dengan kegiatan observasi. Kebanyakan perilaku yang nampak sudah tercatat dalam hasil observasi, namun demikian hasil pengamatan dari rekaman video semakin memperkuat hasil pencatatan observasi. Pengambilan rekaman diambil hanya dua kali dimana hanya pada pertandingan pertama dan kedua sedangkan pada pertandingan ketiga tidak dilakukan pengambilan gambar karena alasan teknis
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yaitu hujan yang mengguyur stadion selama pertandingan sedangkan peneliti berada di tribun terbuka yang tidak terlindung dari air hujan. Berdasarkan kriteria perilaku agresif, ditemukan empat jenis perilaku agresif yang muncul yakni Fisik Aktif Langsung, Fisik Pasif Tidak Langsung, Verbal Aktif Langsung, dan Verbal Pasif Tidak Langsung, sedangkan empat perilaku lainnya yaitu Fisik Aktif Tidak Langsung, Fisik Pasif Langsung, Verbal Aktif Tidak Langsung dan Verbal Pasif Langsung tidak nampak. Perilaku agresif Verbal Aktif Langsung adalah kriteria perilaku agresif yang mendominasi keseluruhan perilaku agresif suporter. Berdasarkan kedua hasil rekaman, perilaku ini selalu muncul. Perilaku ini terbagi dalam dua bentuk perilaku yaitu kata-kata dan nyanyian. Tema kata-kata dan nyanyian yang dilontarkan berupa hinaan atau makian dan intimidasi. Obyek perilaku mereka tidak saja pemain lawan dan tim lawan melainkan juga pemain PSM sendiri terutama saat PSM bermain buruk dan mengecewakan mereka. Perilaku agresif berupa Fisik Aktif Langsung juga terjadi, namun pada pertandingan pertama berbeda dengan pertandingan kedua. Pemanjatan tiang bendera terjadi pada kedua pertandingan namun pada pertandingan kedua dimana PSM unggul dengan skor yang tipis 3-2, muncul tiga perilaku lainnya yaitu pemanjatan pagar pembatas, perkelahian antar suporter yang terpicu oleh suporter yang terpengaruh minuman keras, dan adanya pembakaran yang dilakukan oleh beberapa orang sebagai ungkapan kegembiraan. Perilaku agresif Fisik Pasif Tidak Langsung tidak banyak yang terungkap. Dari hasil pengamatan pada rekaman video, yang nampak hanyalah situasi dimana para suporter terkadang menolak atau tidak mau menyanyi meski diinstruksikan oleh jendral lapangan. Perilaku ini biasanya muncul saat
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka asyik menonton dan juga saat-saat tegang dimana pertandingan berlangsung seru sehingga mereka tidak mengindahakan instruksi dari jendral lapangan. Perilaku terakhir yang muncul adalah perilaku Verbal Pasif Tidak Langsung. Bentuk perilaku ini adalah gerutuan yang dilontarkan oleh para suporter. Perilaku ini muncul tatkala pemain PSM bermain buruk utamanya saat gagal mencetakgol dan saat tim lawan berhasil menyamakan kedudukan (pertandingan II) Berdasarkan pengamatan dari hasil hasil rekaman video maka dapat disimpulkan bahwa perilaku yang muncul berimbang dengan perilaku yang tidak muncul dan yang terbanyak adalah perilaku verbal aktif langsung yang muncul dalam bentuk hinaan/ cacian dan intimidasi yang dinyatakan dengan kata-kata dan nyanyian. Perilaku lainnya muncul tetapi tidak sebanyak dan sesering perilaku verbal aktif langsung. Meskipun demikian perilaku fisik aktif langsung, fisik pasif tidak langsung, verbal pasif tidak langsung muncul pada setiap pertandingan yang diamati. Empat perilaku agresif lainnya yaitu fisik aktif tidak langsung, fisik pasif langsung, verbal aktif tidak langsung dan verbal pasif langsung tidak muncul dalam pengamatan dari hasil rekaman.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 7. Kesimpulan Hasil Rekaman Video Kriteria Perilaku agresif Fisik Aktif Langsung
Fisik Aktif Tidak Langsung Fisik Pasif Langsung Fisik Pasif Tidak Langsung Verbal Aktif Langsung
Bentuk perilaku agresif - memanjat tiang bendera - memanjat pagar pembatas - perkelahian sesama suporter dimana ada suporter yang saling pukul - pembakaran yang dilakukan beberpa orang sebagai ungkapan kegembira Tidak menyanyi saat disuruh oleh jendral lapangan - menghina/ mencaci pemain lawan - menghina/ mencaci tim lawan - memaki pemain lawan dengan nyanyian - memaki tim lawan dengan nyanyian mengintimidasi pemain lawan dengan nyanyian mengintimidasi tim lawan dengan nyanyian
Verbal Aktif Tidak Langsung Verbal Pasif Langsung Verbal Pasif Tidak Langsung
- Menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol - menggerutu lewat nyanyian saat hasil pertandingan sementara kedudukan seimbang.
Berdasarkan hasil observasi oleh dua observer pada tiga pertandingan dan pengamatan dari hasil rekaman video, secara keseluruhan perilaku agresif suporter dapat digambarkan dalam tabel berikut :
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 8 Kesimpulan hasil observasi Kriteria Perilaku Agresif Fisik Aktif Langsung
Fisik Aktif Tidak Langsung Fisik Pasif Langsung Fisik Pasif Tidak Langsung Verbal Aktif Langsung
Verbal Aktif Tidak Langsung
Verbal Pasif Langsung Verbal Pasif Tidak Langsung
Bentuk Perilaku Agresif - Pemanjatan tiang bendera - pemanjatan pagar pembatas - perkelahian sesama suporter dimana ada suporter yang saling pukul - pembakaran yang dilakukan beberpa orang sebagai ungkapan kegembiraan - adanya pelemparan oleh salah satu suporter - adanya pemukulan oleh pengurus suporter pada suporter yang melakukan pelemparan Pengusiran penonton lain yang tidak berbaju merah - menghina/ mencaci pemain lawan - menghina/ mencaci tim lawan - menghina/ mencaci pemain PSM - memaki pemain lawan dengan nyanyian - memaki tim lawan dengan nyanyian - mengintimidasi pemain lawan dengan nyanyian - mengintimidasi tim lawan dengan nyanyian - Membicarakan kinerja tim yang dinilai tidak bagus - Membicarakan pemain asing yang tidak bermain bagus dan gagal mencetak gol - Menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol - Menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola - Menggerutu saat pemain PSM bermain buruk - menggerutu lewat nyanyian saat hasil pertandingan sementara kedudukan seimbang.
C. Analisis Hasil Wawancara Analisis data wawancara dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang perilaku agresif yang dilakukan oleh para suporter saat menonton tim kesayangannya bertanding untuk medukung tim tersebut dan semakin memperdalam hasil data pengamatan. Terdapat dua bagian yang akan dipaparkan pada bagian ini yaitu bentuk-bentuk perilaku agresif para suporter dan alasan-alasan mereka berperilaku agresif. Tema yang muncul pada setiap bagian akan disertai dengan contoh serta kode guna mempermudah pencarian pada data verbatim wawancara. Kode wawancara AW/S1/W.6/1-10 artinya bahwa contoh yang tertulis dikutip dari tabel analisis wawancara subjek
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertama pada lembar halaman wawancara ke enam halaman, nomer satu sampai sepuluh. 1. Bentuk-Bentuk Perilaku Suporter. Hampir semua kategori perilaku agresif terungkap dalam wawancara dan kategori-kategori yang tidak terungkap adalah perilaku fisik pasif tidak langsung, verbal pasif langsung dan verbal pasif tidak langsung. Berikut penjelasan perilaku-perilaku agresif yang muncul dari hasil wawancara. a. Fisik Aktif Langsung Perilaku ini muncul dari pernyataan ketiga subyek saat diwawancarai, meskipun semua mengatakan bahwa perilaku agresif secara tidak dilakukan dan hanya berupa verbal saja. Subyek DU mengungkapkan kemungkinan adanya aksi pelemparan yang dilakukan penonton demikian juga subyek Ef dan Jf yang dipertegas dengan kondisi dimana PSM mengalami kekalahan.
Iya,entahlah kalo yang lain kan biasa sampai ada yang melempar (AW/S1/W.7/10)
kalo dikalah PSM tidak boleh anu membuat e... apa melempar ke dalam lapangan (AW/S2/W.18/13-14)
memang iya ada beberapa yang melakukan kayak melempar (AW/S3/W.40/11-12) pemain lawan kalo pembesar bilang lempar, kita harus lempar (AW/S3/W.44/18-19)
Selain perilaku pelemparan, muncul juga perilaku agresif berupa perkelahian baik antar sesama suporter maupun suporter lain dan perilaku
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbuat kerusuhan atas instruksi dari jendral lapangan yang diungkap dengan gamblang oleh subyek Jf.
Ndak yang di Jakarta pas kemarin LIGINA sebelum ini, e… kita bentrok dengan Bonek, (AW/S1/W.7/25-26) Awal mulanya itu bus kita baru tiba di Senayan di Parkiran Timur belum kita belum turun apa-apa sudah diserang dengan batu (AW/S1/W.8/8-9) Respon dari kita ya kita sih sebenarnya mau melawan tapi taulah posisi kita sebenarnya bagaimana kan jadi walaupun biar jago bagaimana kalo kita disarang orang begitu paling tidak kita bertahan ndak mungkin juga kita mau menyerah begitu. Jadi sempat ada perlawanan sampe diamankan sama petugas keamanan (AW/S1/W.9/47)
Ini sektor yang lain memilih lawannya PSM, mereka kan sewa, ya sewa pake uang, mereka sewa, dia pilih ini yang lawannya PSM yang satu pilih e.. tim kesayangan PSM (AW/S2/W.27/4-6) Baku pukul. Awalnya begitu Jadi ini yang memilih PSM sangat senang, ini yang satu tidak mau menerima kekalahannya yang dilawan PSM sehingga dia marah dan memukul itu yang memilih PSM. Sama-sama maksudnya samasama temanlah (AW/S2/W.28/13-15; 17)
berkelahi antar sektor. kan biasa terjadi itu biar kitaThe Mac’z Man antar sektor pasti ada yang berkelahi to. (AW/S3/W.39/2-3) Pernah tidak kalian bentrok ? Selalu ji tapi kalo di bilang mo terjadi lama begitu, terjadi lama tidak ada ji begitu. (AW/S3/W.41/1516) Bikin kekacauan gitu, misalnya ee masuk ki’ dalam stadion, suruh buat itu, suruh buat rusuh mi. Itu ada tapi dalam kondisi yang kritis sekali untuk PSM, misalnya tertinggal begitu, trus ada berkelahi begitu.(AW/S3/W.45/1-3) Maksudnya dari dirigen, semua, apa, pokoknya dari pembesar-pembesar The Mac’z Man, semuanya bilang bentrok fisik sekarang juga, goyang. Semua
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sektor, tidak melihat masing-masing sektor sekarang. Gabung (AW/S3/W.46/ 9-11) Yang itu tadi, melempar, berkelahi. Asal jangan sampai ada yang itu ee, maksudnya kayak perang maksudnya. Liat teman yang lain berkelahi lari sendiri, kita harus berani kalo misalnya liat, pokoknya kalo The Mac’z Man jatuh, bantu. Kalo memang sudah tidak bisa ya mau mi di apa. (AW/S3/W.46/21-24) Kalo memang ada maksudnya mengundang untuk bentrok, harus bentrok Bentrok betul. Kalo memang jalan terakhirnya harus bentrok, harus berkelahi. Itu jalan satusatunya. Jadi The Mac’z Man itu tidak selamanya damai (AW/S3/W.47/2-3,5) buat seenaknya saja. Kita semua satu komando. Kecuali kita disuruh dari atas, ya kita bikin ribut. (AW/S3/W.41/1-2) Itu kalo, ada memang khusus bentrok, kalo pembesarnya bilang. Bilang kita ribut, kita ribut demi PSM.(AW/S3/.W.44/15-16) Maksudnya, ee PSM dalam kedudukan itu to pas ada berkelahi dengan itu, pemain lawan kalo pembesar bilang lempar, kita harus lempar. Ribut, ribut ! (AW/S3/.W.44/18-19) Bikin kekacauan gitu, misalnya ee masuk ki’ dalam stadion, suruh buat itu, suruh buat rusuh mi. Itu ada tapi dalam kondisi yang kritis sekali untuk PSM, misalnya tertinggal begitu, trus ada berkelahi begitu. (AW/S3/.W.45/1-3) Kalo misalnya ada mungkin melakukan provokasiprovokasi begitu, kita tidak boleh semaunya, ee ketua-ketua sektor, harus dengar ee dari atas. Kalo memang harus ribut, bentrok fisik ee kita berkelahi. (AW/S3/.W.45/7-9) Maksudnya dari dirigen, semua, apa, pokoknya dari pembesar-pembesar The Mac’z Man, semuanya bilang bentrok fisik sekarang juga, goyang. Semua sektor, tidak melihat masing-masing sektor sekarang. Gabung (AW/S3/.W.46/9-10)
b. Fisik Aktif Tidak Langsung Perilaku ini secara jelas muncul pada hasil wawancara subyek Jf dimana dia mengungkapkan bahwa adanya suatu bentuk provokasi yang
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan oleh jendral lapangan dan para dirigen yang diikuti atau dijalankan oleh para suporter untuk berkelahi dan berbuat kekacauan.
Kita semua satu komando. Kecuali kita disuruh dari atas, ya kita bikin ribut (AW/S3/W41/1-2) Itu kalo, ada memang khusus bentrok, kalo pembesarnya bilang. Bilang kita ribut, kita ribut demi PSM. (AW/S3/W44/15-16) Maksudnya, ee PSM dalam kedudukan itu to pas ada berkelahi dengan itu, pemain lawan kalo pembesar bilang lempar, kita harus lempar. Ribut, ribut ! (AW/S3/W44/18-19) Bikin kekacauan gitu, misalnya ee masuk ki’ dalam stadion, suruh buat itu, suruh buat rusuh mi. Itu ada tapi dalam kondisi yang kritis sekali untuk PSM, misalnya tertinggal begitu, trus ada berkelahi begitu (AW/S3/W45/1-3) kita tidak boleh semaunya, ee ketua-ketua sektor, harus dengar ee dari atas. Kalo memang harus ribut, bentrok fisik ee kita berkelahi. (AW/S3/W45/7-9) Maksudnya dari dirigen, semua, apa, pokoknya dari pembesar-pembesar The Mac’z Man, semuanya bilang bentrok fisik sekarang juga, goyang. Semua sektor, tidak melihat masing-masing sektor sekarang. Gabung (AW/S3/W46/9-11)
c. Fisik Pasif Langsung Kemunculan perilaku ini hanya terjadi pada saat persiapan sebelum pertandingan dimana terwujud dalam bentuk pengaturan tempat duduk para suporter. Suporter, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mempunyai tempat duduk khusus yaitu di Tribun Timur. Mereka yang boleh duduk di sana hanya orang-orang yang berbaju The Mac’z Man dan tidak akan terisi oleh kelompok lainnya.
Kalo Mac’z Man itu sebenarnya kita tidak apa namanya mau kuasa, arogan, bilang ini kita punya tempat, tidak. Tapi memang karna e.. disitulah awal
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mulanya berdiri, teman-teman suporter lain juga tidak mempermasalahkan kalo tempat.(AW/S1/W.11/7-9) Kalo tempat tidak ada tidak usah khawatir karena The Mac’z Man sudah ada memang khusus (AW/S3/W.38/4-5) Iya sudah ada memang. Jadi orang lain tidak bisa kecuali ada bajunya (AW/S3/W.38/7) Iya ada bajunya baru bisa masuk. (AW/S3/W.38/9)
d. Verbal Aktif Langsung Perilaku ini merupakan perilaku yang paling sering muncul dan dilakukan. Perilaku ini juga diakui dan diungkapkan secara gamblang oleh ketiga subyek sebagai bentuk perilaku agresif mereka. Mereka lebih mengakui bahwa perilaku ini yang mereka lakukan, yang menurut DU dan Ef, hanya sebatas ini yang suporter lakukan, dibandingkan dengan perilaku agresif secara fisik. Bentuk perilaku ini oleh ketiga subyek hampir sama yaitu menghina atau mengejek dan menintimidasi pemain lawan dengan kata-kata dan nyanyian agar permainannya buruk dan mentalnya jatuh.
Walaupun kita sering mencaci umpamanya tim lawan, itu biasa tetapi sekedar cuman lewat nyanyian,kita tidak pernah, kita paling e… anti dengan apa mempressure lawan dengan fisik atau dengan lemparan apa segala kita paling dengan nyanyian (AW/S1/W.4/17-20) Hanya bentuk nyanian dan kata-kata…… Iya, iya..tapi sebatas tidak sampai fisik, ini rasis juga kita ndak sebut-sebut, walaupun e.. kadang kita masih biasa dengar ejekan,pokoknya ada pemain-pemain kulit hitam kan apa, kita tidak bisa pungkiri itu di Eropa pun begitu, (AW/S1/W.6/13-16) Ejek-ejeknnnya itu umpamanya pemain-pemain bekas ini ya yang pernah main disini lalu pindah ke klub lain dengan iming-iming bayaran yang lebih tinggi nah itu biasa kita e… kasi lagu buat mereka supaya paling tidak apa ininya mereka agak drop. (AW/S1/W.4/24-26) Jadi kita intimidasi tidak pake fisik. (AW/S1/W.5/3)
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ya lagu-lagu intimidasi kadang kita inikan untuk anu lawan (AW/S1/W.6/2) Memberi semangat supaya ini lagi kembali kita juga kadang pressure kembali ke lawan supaya, mereka juga tambah drop akhirnya PSM lebih leluasa lagi…(AW/S1/W.6/9-12) Ya teriak saja. Tapi kalo ada juga begitu yang cedera, yang dialami oleh lawannya PSM biasa anak-anak berteriak (AW/S2/W.30/4-5) Biasa diberteriaki “ho ho ho ya ya ya”. Biasa pemimpin bilang “ayo kita bilangi dia Ho ho ho”, supaya dia kaget, ya tidak terlalu bisa bawa bola lah (AW/S2/W.30/17-18)
Biasa juga kita calla-calla pemain lawan to biar takut ki ato grogi jadi ndak bagus mainnya. (AW/S3/W.40/14-15) Semua itu lewat lagu-lagu ato calla-calla. Kita calla ki supaya jatuh tong ki mentalnya. Kita kan ndak mau PSM kalah (AW/S3/W.40/18-19) Kalo dusuruh dari atas ya... The Mac’z Man juga ndak selamanya cuman lagu-lagu itu. Lagu-lagu apa yang memacu. Kadang juga bicara kotor, kadang jorok, (AW/S3/W.48/7-8)
Sasaran perilaku mereka ternyata tidak hanya bagi pemain atau tim lawan tetapi juga terhadap tim atau pemain PSM sendiri, dimana merupakan wujud kemarahan dan kekecewaan mereka terhadap tim dan pemain PSM yang menurut mereka bermain buruk dan juga sesama suporter.
kita tidak mau menang 1-0, 3 gol kalo bisa (AW/S1/W.6/5-6) kita ada lagu, “bikin-bikin malu kalo kita harus seri” e… jadi bikin malu kamu, main di kandang sendiri baru kita seri. Main di kandang sendiri seri sama dengan kalah, he he he, kecolongan poin dua (AW/S1/W.7/2-5)
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
boleh anu membuat e... apa melempar ke dalam lapangan, itu mi dibilang e..... bagusnya itu kalo suporter begitu (AW/S2/W.18/14-15) Ya, ejek-ejek PSM ato apa Ya kadang juga ada mereka yang mengejek (AW/S2/W.24/13-14) Awalnya bertengkar mulut ji. Pertama mereka diamdiam nonton. Saling menyerang PSM dengan lawannya, saling menyerang. Kebetulan itu ini yang satu cari masalah, diabilang “Apa itu PSM, selalu diserang, apa!. Pasti dikalah ini PSM” kebetulan tendangannya dari lawannya PSM kena tiang baru ini yang memilih lawannya PSM dia dukung skali dia punya lawan PSM bilang pasti lawannya PSM akan menang ini. Jadi ini yang satu yang memilih PSM tidak memungkinkan bilang “Mana mungkin PSM mau dikalah. Kapan PSM kalah dia bikin kecewa suporter-suporter di sini,bikin kecewa juga e.. kandang mereka sendiri. Jadi ketika mereka begitu, e... adu mulut, e... lama kemudian PSM e.. PSM e... membalik serangan sehingga PSM unggul dari lawannya dia 1-0 (AW/S2/W.28/2-11) Pasti mi kita ndak terima. Tapi kita ndak bikin yang macam-macam ji. Paling kita calla-calla ji. (AW/S3/W.40/22-23)
e. Verbal Aktif Tidak Langsung Perilaku ini terungkap dari subyek Ef dan Jf dan perilaku ini berbentuk instruksi yang cenderung memprovokasi atau menghasut para suporter untuk bernyanyi dan mengucapkan kata-kata hinaan.
Anggota itu harus diberitahukan bilang bilang begini lagunya. Yang berikan itu pertama e.. pemimpin, begini cara lagunya baru kita mengikuti mi, kalo kita apal itu pasti kita tau. (AW/S2/W.22/11-13)
Jadi mau menang,seri ato kalah itu ji saja yang kita bikin. Semua nyanyian tergantung dari atas. Kalo calla-calla iya biasa dari kita ji, tapi kadang juga dari atas suruh kita bikin itu. (AW/S3/W.41/7-9)
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kalo The Mac’z Man mengamuk kalo kalah itu ndak pernah. Cuman mulutnya ji to kasar-kasar begitu. Kita juga beri kritikan pada pemain bukan dari tiap-tiap sektor itu. Lebih dari yang PJ-PJ dari atas itu yang umpan kita untuk berbicara itu. PJ-PJ ? maksudnya umpan bagaimana ? Maksudnya kalo misalnya kita sudah disuruh berbicara seperti itu, bicara kasar, (AW/S3/W.47/1620) Iya selalu, memang begitu aturannya. Jadi kita ndak bisa bicara-bicara sembarang, bilang, seperti kayak ANJING, begitu, bicara kotor begitu to. (AW/S3/W.48/3-4).
2. Alasan-Alasan Perilaku Agresif Suporter Berbagai macam alasan yang memicu perilaku agresif suporter yang ditemukan dalam hasil wawancara. Sebagian besralasan mereka termotivasi oleh fanatisme mereka terhadap tim PSM dan tidak ingin tim PSM yang mereka banggakan kalah sehingga mereka membantu PSM dengan cara menekan mental para pemain lawan. saat PSM diserang kita ada lagu tersendiri, (AW/S1/W4/15-16) itu biasa kita e… kasi lagu buat mereka supaya paling tidak apa ininya mereka (AW/S1/W4/26) agak drop. (AW/S1/W5/26) Ya lagu-lagu intimidasi kadang kita inikan untuk anu lawan (AW/S1/W6/2) Memberi semangat supaya ini lagi kembali kita juga kadang pressure kembali ke lawan supaya, mereka juga tambah drop akhirnya PSM lebih leluasa lagi….. (AW/S1/W6/9-10)
Ya teriak saja. Tapi kalo ada juga begitu yang cedera, yang dialami oleh lawannya PSM biasa anak-anak berteriak (AW/S2/W30/4-5) Dia bahasa makassar,ndak tau sa artinya apa tapi ada juga yang teman bilang ya “suruh saja pulang eh.. sapa suruh datang ke Makassar, sapa suruh datang Makassar”. Ya diulang-ulang itu baru dibilang, bilang adayang juga dibilang kata-kata apa ini, maksudnya mengejek, mengejek lawannya PSM dibilang apa,”
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keluar anunya” ndak tau keluar apanya ini (AW/S2/W30/7-11) Biasa diberteriaki “ho ho ho ya ya ya”. Biasa pemimpin bilang “ayo kita bilangi dia Ho ho ho”, supaya dia kaget, ya tidak terlalu bisa bawa bola lah (AW/S2/W30/17-18)
Biasa juga kita calla-calla pemain lawan to biar takut ki ato grogi jadi ndak bagus mainnya. (AW/S3/W40/14-15) Kita calla ki supaya jatuh tong ki mentalnya. Kita kan ndak mau PSM kalah. Seri saja sudah bikin malu kita apalagi kalo kalah. (AW/S3/W40/18-20)
Selain rasa fanatisme mereka yang tinggi, pemicu perilaku agresif mereka sangat banyak dipengaruhi oleh provokasi dari jendral lapangan yang mana dilakukan secara ternag-terangan dalam bentuk instruksi-instruksi dan ajakan-ajakan untuk berperilaku agresif terlebih perilaku verbal aktif langsung. Adanya kepatuhan pada instruksi jendral dan dirigen lapangan yangmerupakan kewajiban tiap anggota semakin memudahkan provokasi. Harus diberitahukan kepada yang anu di dalam lapangan itu, yang memimpin anggota itu harus diberitahukan bilang bilang begini lagunya (AW/S2/W22/10-11) Harus ditentukan oleh pemimpin. kalo dia bilang begini pasti ki’ ikuti. (AW/S2/W22/16)
Pasti mi kita ndak terima. Tapi kita ndak bikin yang macam-macam ji. Paling kita calla-calla ji.itu juga kalo ada instruksi dari dirigen lapangan, karna kita ndak bisa (AW/S3/W40/22-23) buat seenaknya saja. Kita semua satu komando. Kecuali kita disuruh dari atas, ya kita bikin ribut. (AW/S3/W41/1-2) Kalo calla-calla iya biasa dari kita ji, tapi kadang juga dari atas suruh kita bikin itu. (AW/S3/W41/8-9) Itu kalo, ada memang khusus bentrok, kalo pembesarnya bilang. Bilang kita ribut, kita ribut demi PSM. (AW/S3/W44/15-16) Maksudnya, ee PSM dalam kedudukan itu to pas ada berkelahi dengan itu, pemain lawan kalo pembesar
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bilang lempar, kita harus lempar. Ribut, ribut ! (AW/S3/W44/18-19) Bikin kekacauan gitu, misalnya ee masuk ki’ dalam stadion, suruh buat itu, suruh buat rusuh mi. Itu ada tapi dalam kondisi yang kritis sekali untuk PSM, misalnya tertinggal begitu, trus ada berkelahi begitu (AW/S3/W45/1-3) Kalo misalnya ada mungkin melakukan provokasiprovokasi begitu, kita tidak boleh semaunya, ee ketua-ketua sektor, harus dengar ee dari atas. Kalo memang harus ribut, bentrok fisik ee kita berkelahi. (AW/S3/W45/7-9) Jadi ee yang dari atas itu bilang, bentrok fisik kita harus.... (AW/S3/W46/7) Maksudnya dari dirigen, semua, apa, pokoknya dari pembesar-pembesar The Mac’z Man, semuanya bilang bentrok fisik sekarang juga, goyang. Semua sektor, tidak melihat masing-masing sektor sekarang. Gabung (AW/S3/W46/9-11) Maksudnya kalo misalnya kita sudah disuruh berbicara seperti itu, bicara kasar, (AW/S3/W47/20) baru kita bicara kasar. (AW/S3/W48/1) Iya selalu, memang begitu aturannya. Jadi kita ndak bisa bicara-bicara sembarang, bilang, seperti kayak ANJING, begitu, bicara kotor begitu to. (AW/S3/W48/3-4) Kalo dusuruh dari atas ya... The Mac’z Man juga ndak selamanya cuman lagu-lagu itu. Lagu-lagu apa yang memacu. Kadang juga bicara kotor, kadang jorok, (AW/S3/W48/7-8)
Bentrok atau perkelahian perkelahian antar suporter biasanya dipicu oleh rasa ingin membalas karena diganggu terlebih dahulu dan terjadinya bisa secara spontan dan juga bisa lewat instruksi jendral lapangan. kita baru tiba di Senayan di Parkiran Timur belum kita belum turun apa-apa sudah diserang dengan batu (AW/S1/W8/8-9) Kita juga dihadang sama e..suporter Persebaya walaupun kita mo bilang bukan Persebaya tapi bajunya ijo, Persebaya, Bonek mania. (AW/S1/W8/25-26) Respon dari kita ya kita sih sebenarnya mau melawan tapi taulah posisi kita sebenarnya bagaimana kan jadi walaupun biar jago bagaimana kalo kita disarang orang begitu paling tidak kita bertahan ndak mungkin juga kita mau menyerah begitu. Jadi sempat ada
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perlawanan sampe diamankan keamanan (AW/S1/W9/4-7)
sama
petugas
Kan The Mac’z Man itu hari sempat menyebrang ke sektor apa ke sektor tempat duduk yang lain (AW/S3/W45/15-16) the Mac’z bilang ndak diterima sama BANDANG EJAYA. Di situ kita liat saja tapi karena memang ndak bisa, dilempar-dilempar apa, (AW/S3/W46/2-4).
Selain itu, judi dan minuman keras juga dapat memicu perilaku agresif para suporter.
Ini sektor yang lain memilih lawannya PSM, mereka kan sewa, ya sewa pake uang, mereka sewa, dia pilih ini yang lawannya PSM yang satu pilih e.. tim kesayangan PSM (AW/S1/W27/4-6). Awalnya bertengkar mulut ji. Pertama mereka diamdiam nonton. Saling menyerang PSM dengan lawannya, saling menyerang. Kebetulan itu ini yang satu cari masalah, diabilang “Apa itu PSM, selalu diserang, apa!. Pasti dikalah ini PSM” kebetulan tendangannya dari lawannya PSM kena tiang baru ini yang memilih lawannya PSM dia dukung skali dia punya lawan PSM bilang pasti lawannya PSM akan menang ini. Jadi ini yang satu yang memilih PSM tidak memungkinkan bilang “Mana mungkin PSM mau dikalah. Kapan PSM kalah dia bikin kecewa suporter-suporter di sini,bikin kecewa juga e.. kandang mereka sendiri. Jadi ketika mereka begitu, e... adu mulut, e... lama kemudian PSM e.. PSM e... membalik serangan sehingga PSM unggul dari lawannya dia 1-0 (AW/S2/W28/2-11)
ABUBAKAR LAMBOGO kan, ya itu kan memang terkenal parah. Cuman itu yang biasa bikin kacau, tapi itu dibelakang, disingkirkan dari The Mac’z Man, tapi kebawah dia. (AW/S3/W42/1-3) Itu ABLAM itu saja kalo di stadion cuman dia yang minum.... (AW/S3/W44/4)
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Kesimpulan Wawancara Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan dimana dari kedelapan bentuk perilaku agresif ternyata tiga diantaranya tidak muncul dari hasil wawancara pada ketiga subyek yaitu Fisik Pasif Tidak Langsung, Verbal Pasif Langsung dan Verbal Pasif Tidak Langsung. Lima kategori bentuk perilaku agresif yang lainnya muncul dan perilaku Verbal Aktif Langsung mendominasi perilaku agresif para suporter. Diakui oleh para subyek bahwa perilaku agresif verbal yang sering mereka lakukan meski perilaku agresif fisik (langsung) juga tidak dibantah tetapi hanya pada situasi dan keadaan tertentu. Beberapa alasan para suporter berperilaku agresif ditemukan dalam wawancara dengan para subyek. Fanatisme mereka akan tim PSM adalah alasan yang paling kuat untuk mereka melakuakan tindakan agresif. Mereka tidak ingin PSM kalah dari tim manapun. Selain itu adanya provokasi yang dilakukan secara terang-terangan oleh dirigen dan jendral lapangan membuat mereka semakin berperilaku agresif. Kepatuhan para suporter terhadap jendral lapangan yang merupakan suatu keharusan menjadikan perilaku agresif semakin mudah muncul. Beberpa kasus tertentu seperti kerusuhan, dan bentrokan antar suporter serta kekacauan lain yang terjadi dilapangan, meski jarang terjadi, terpicu oleh oleh gangguan yang datang dari dalam tubuh suporter sendiri seperti judi dan minum minuman, dan dari luar tubuh suporter sendiri yaitu gangguan dari kelompok suporter lainnya.
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 9 kesimpulan hasil wawancara Perilaku agresif B FAL FATL e FPL r FPTL VAL d a s a V r ATL k
Wawancara Pelemparan, bentrok dengan sesama suporter Provokasi dari jendral lapangan Tempat yang tersedia bagi mereka dan selain orang yang berbaju merah dilarang duduk Mengejek/ menghina pemain lawan agar mentalnya jatuh Menghina pemain lawan dengan nyanyian Mengintimidasi pemain lawan Mengintimidasi dengan nyanyian Marah kalau kalah Saling mengejek sesama suporter Menghina pemain PSM kalau kalah Mengintimidasi pemain PSM kalau kalah Membicarakan ketidakpuasan terhadap PSM saat kalah, dengan suporter lain Provokasi dari jendral lapangan dan dirigen untuk menyanyi dengan isi hinaan dan menghina tim lawan
V a PL VPTL n
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul melalui observasi (dan rekaman video) pada tiga pertandingan dan wawancara yang telah dilakukan terhadap subyek, secara keseluruhan dapat digambarkan dalam tabel berikut :
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel.10 Kesimpulan perilaku agresif The Mac’z Man Kriteria Perilaku agresif Fisik Aktif Langsung
Fisik Aktif Tidak Langsung Fisik Pasif Langsung Fisik Pasif Tidak Langsung Verbal Aktif Langsung
Verbal Aktif Tidak Langsung
Verbal Pasif Langsung Verbal Pasif Tidak Langsung
Bentuk Perilaku Agresif
Obyek Perilaku Agresif
Pemanjatan tiang bendera dan pagar pembatas Pelemparan, bentrok dengan sesama suporter Provokasi dari jendral lapangan
- Fasilitas stadion (tiang bendera dan pagar pembatas) - pemain dan tim lawan - sesama suporter Pemain dan Tim lawan
Pengusiran penonton lain yang tidak berbaju merah dan duduk di tempat mereka
Penonton lain berbaju merah
Mengejek/ menghina pemain lawan agar mentalnya jatuh
Tim/ Pemain lawan
Menghina nyanyian
Tim/ Pemain lawan
pemain
lawan
dengan
selain
Mengintimidasi pemain lawan
Tim/ Pemain lawan
Mengintimidasi dengan nyanyian
Tim/ Pemain lawan
Marah kalau kalah
Tim/ Pemain lawan
Saling mengejek sesama suporter
Suporter lain
Menghina pemain PSM kalau kalah
Pemain PSM sendiri
Mengintimidasi pemain PSM kalau kal ah Membicarakan ketidakpuasan mereka akan kinerja tim satu sama lain
Pemain PSM sendiri
Membicarakan pemain asing dinilai tidakbermain bagus
Pemain PSM
yang
Tim PSM
Membicarakan ketidakpuasan terhadap PSM saat kalah, dengan suporter lain
Tim PSM
Provokasi dari jendral lapangan dan dirigen untuk menyanyi dengan isi hinaan dan menghina tim lawan
Tim/ pemain lawan
Menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol
Tim/ pemain PSM
Menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola
Tim/ pemain PSM
Menggerutu saat pemain PSM bermain buruk
Tim/ pemain PSM
110
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Dinamika Perilaku Agresif Suporter Suporter dan kekerasan sangat erat hubungannya, setidaknya image yang terbentuk utamanya di masayarakat adalah demikian sehingga suporter identik dengan kekerasan. The Mac’z Man sebagai kelompok suporter yang besar, tidak lepas dari image ini. Segudang prestasi dan dengan adanya sebutan sebagai suporter kreatif tidak menghilangkan atau bahkan mengurangi image buruk tersebut. Perilaku agresif suporter yang nampak dalam berbagai tindakan kekerasan yang mereka lakukan hanya dapat diketahui dan terdeteksi saat mereka terlibat kerusuhan dan melakukan berbagai pengerusakan, sedangkan perilaku agresif tidak melulu hanya fisik saja. Buss (dalam Pearlman& Cosby, 1983) mengungkapkan bahwa perilaku ini nampak dalam dua bentuk yaitu fisik dan verbal yang dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung pada obyek penderita dan dalam keadaan aktif maupun pasif sehingga, perilaku agresif akan nampak dalam wujud yang sangat variatif. Berdasarkan penelitian akan perilaku agresif terhadap The Mac’z Man yang didasarkan pada bentuk-bentuk perilaku yang diungkapkan oleh Buss, ditemukan berbagai macam perilaku agresif yang muncul yang sangat variatif. Hasil observasi oleh dua observer dan pengamatan hasil rekaman video maka perilaku agresif yang mereka lakukan lebih pada perilaku agresif verbal aktif secara langsung yang diungkapkan dalam wujud nyanyian dan kata-kata berisikan ejekan dan intimidasi yang ditujukan tidak pada hanya pada pemain dan tim lawan tetapi juga pada pemain PSM. Perilaku ini paling sering muncul bahkan hampir selama pertandingan. Hasil wawancara dengan para subyek semakin menguatkan seringnya munculnya perilaku ini. Subyek DU dengan tegas menyatakan bahwa mereka hanya melakukan perilaku agresif ini dan tidak secara fisik. Mereka sebatas mengejek lewat nyanyian dan kata-
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kata untuk menjatuhkan mental lawan sehingga sasaran perilaku mereka adalah sisi psikologis lawan. Hal senada juga diungkapkan oleh subyek Jf yang mana dengan tidak segan-segan mengatakan bahwa tema lagu-lagu salah satunya adalah hinaan pada tim dan pemain lawan dengan tujuan untuk menjatuhkan mental lawan. Perilaku ini menurut mereka legal dan lumrah dilakukan sehingga tidak ada larangan untuk berperilaku agresif secara verbal dan bahkan perilaku ini dikomandoi atau dipimpin langsung oleh sang jendral lapangan. Perilaku ini biasanya muncul saat pemain lawan menguasai pertandingan dan menekan tim PSM, saat adanya pelanggaran yang dilakuakan pemain lawan terhadap pemain PSM dan saat tim PSM dalam posisi tertinggal dari lawannya. Perilaku verbal lainnya adalah mengerutu yang tergolong kedalam perilaku agresif verbal pasif tidak langsung. Meskipun tidak terungkap dengan jelas dari hasil wawancara namun dari hasil observasi ditemukan perilaku ini yang intensitasnya hampir sama banyak dengan hinaan dan ejekan. Perilaku ini muncul tatkala pemain PSM gagal memanfatkan peluang dan bermain buruk sehingga gagal mencetak gol dan meraih kemenangan. Biasanya gerutuan ini berimbas pada perilaku verbal lainnya berupa verbal aktif tidak langsung yang biasanya terwujud dalam gosip dimana mereka membicarakan ketidakpuasan mereka akan kinerja pemain dan pengurus tim PSM. Perilaku ini muncul saat pertandingan usai dan kemungkinan besar bisa mengakibatkan perilaku agresif fisik seperti dalam pemberitaan dimana para suporter melempari tim PSM sendiri (BOLA, 23 Maret 2005) sebagai salah satu bentuk kekecewaan mereka terhadap tim PSM. The Mac’z Man sebagai kelompok suporter kreatif juga tidak luput dari perilaku agresif secara fisik. Berdasakan hasil observasi yang dilakukan saat berjalannya pertandingan, perilaku agresif yang muncul tidak seperti pemberitaan
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang anarkis dan destruktif. Beberapa bentuk perilaku agresif fisik secara langsung hanya dalam kapasitas pemanjatan entah tiang bendera ataupun pagar pembatas yang berdampak pada rusaknya prasarana stadion. Perilaku fisik pasif langsung sering bahkan selalu terjadi meski hanya sekali dan itu pun hanya di awal pertandingan dimana mereka tidak mengizinkan orang yang tidak berbaju merah untuk duduk di tempat mereka dan jika ada maka orang tersebut akan diusir atau disuruh pergi meski tanpa kekerasaan namun dengan paksaan. Perilaku lainnya seperti penolakan para suporter untuk menyanyi, penolakan divisi musik untuk drum, perkelahian antar suporter pembakaran cenderung bersifat insidental. Hasil wawancara dengan para subyek pun sedikit banyak mengahasilkan hal yang serupa. Perilaku verbal memang mereka akui secara gamblang namun perilaku fisik mereka katakan diminimalis dalam arti meskipun ada tetapi sangat minim. Mereka tidak memungkiri adanya perilaku agresif secara fisik baik langsung maupun tidak langsung dan adanya peluang untuk memicu munculnya perilaku tersebut seperti perkelahian antar suporter, pelemparan ke dalam lapangan, dan berbuat kerusuhan. Peranan pemicu dari luar suporter seperti gangguan dari kelompok suporter lain dapat memicu kerusuhan antar suporter tatkala kelompok suporter lain tersebut mengganggu The Mac’z Man seperti yang terungkap dari ceritra subyek DU saat terlibat bentrokan dengan Bonek dan subyek Jf yang terlibat bentrokan dengan suporter PSM dari Bandang Ejaya.Uniknya, dari subyek Jf terungkap bahwa perilaku ini (kerusuhan dan bentrokan antar suporter) harus sesuai dengan instruksi dalam arti mereka akan melakukan perilaku agresif tersebut jika diinstruksikan oleh jendral lapangan atau petinggi The Mac’z Man sehingga menimbulkan kesan bahwa perilaku ini bisa diatur sebagaimana perilaku agresif secara verbal.
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Secara garis besar, faktor yang memicu munculnya perilaku agresif pada The Mac’z Man dapat digolongkan kedalam dua bagaian yaitu faktor sosial seperti fanatisme yang memunculkan rasa frustrasi dan provokasi dan faktor situasional seperti judi, minuman keras, dan gangguan dari orang lain.. Faktor sosial menjadi sumber pemicu yang besar dari perilaku agresif mereka namun tak dapat dipungkiri bahwa kuatnya faktor situasional juga sangat mempengaruhi. Rasa fanatisme yang ada dalam diri para suporter terhadap tim PSM Makassar membuat The Mac’z Man rela melakukan apa saja untuk tim PSM Makassar. Seperti yang mereka nyanyikan dalam Mars mereka, bahwa mereka akan mendaki gunung tinggi dan menyebrangi lautan hanya untuk mendukung PSM. Rasa fanatisme yang menginginkan kemenangan, membuat mereka akan melakukan apa saja bahkan dari hasil penuturan subyek DU kemenangan adalah hal yang mutlak sehingga seri pun membuat malu. Rasa fanatisme ini juga yang memunculkan rasa frustrasi saat kemenangan tak dapat diraih. Saat melihat tim PSM tertinggal dan tidak punya kesempatan untuk memenangi pertandingan maka rasa frustrasi itu semakin memuncak. Rasa frustrasi bisa mengakibatkan perilaku agresif (Miller dalam Krahe` 2005) jika tidak dapat diredam. Perilaku pelemparan, ejekan, dan intimidasi dapat terpicu oleh adanya rasa frustasi ini Faktor pemicu dari provokasi adalah faktor pemicu yang paling berpengaruh pada perilaku agresif The Mac’z Man. Provokasi dari jendral lapangan sangat besar pengaruhnya karena sudah menjadi komitmen mereka untuk mengikuti dan mematuhi instruksi dari jendral lapangan. Jendral lapangan dengan jelas menginstruksikan lagulagu dan yel-yel. Tema lagu-lagu adalah tema untuk membangkikan semangat PSM namun tidak dipungkiri oleh ketiga subyek bahwa terkadang isi lagu berupa intimidasi atau ejekan bahkan oleh subyek DU lagu dipakai sebagai alat intimidasi.
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Subyek Jf juga mengatakan hal yang serupa manakala dia mengatakan bahwa The Mac’z Man tidak hanya baik-baik saja tetapi juga kadang mengejek dengan kata-kata kotor.oleh karena itu peran jendral lapangan dan para dirigen sangat penting dalam mengontrol perilaku agresif suporter. Hasil pertandingan, kejadian dilapangan serta faktor pemain dari dari tim lawan sedikit banyak mempengaruhi intensitas perilaku mereka. Hasil pertandingan yang tidak memuaskan, banyaknya pelanggaran yang terjadi yang dapat mengakibatkan cederanya pemain, dan adanya eks pemain dan pemain berdarah asli Makassar yang bermain dikubu lawan, berpengaruh pada perilaku agresif verbal mereka sehingga tema nyanyian dan kata-kata mereka difokuskan pada hal-hal tersebut. Pemicu situasional lainnya hanya bersifat insidental dalam arti tidak sering muncul bahkan sangat jarang, seperti judi antar sesama suporter yang mana bisa memicu perkelahian antar suporter sendiri karena saling mengejek seperti yang dikatakan subyek Ef, dan minuman keras. Terkadang mereka yang menenggak minuman keras tak dapat mengontrol perilakunya dan berujung pada keributan. Keberadaan suporter lain yang mengganggu juga menjadi pemicu munculnya perilaku agresif The Mac’z Man utamnya kerusuhan antar suporter. Berdasarkan penuturan DU yang pernah bentrok dengan Bonek, mereka terpicu membalas serangan suporter lain yang lebih dahulu menyerang mereka. Penuturan subyek Jf hampir sama tatkala mereka bentrok dengan kelompok suporter lain yang juga mendukung tim PSM hanya karena mereka dilempar. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku mereka hanya akan terjadi jika mereka diganggu oleh kelompok suporter lain. Lebih jauh lagi subyek Jf mengungkapkan bahwa peran jendral lapangan sangat besar.
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan observasi dan wawancara ditemukan sesuatu fakta baru. Sebelum turun lapangan konsep peneliti akan menemukan banyak perilaku agresif yang sangat ekstrim, seperti yang ada dalam pemberitaan berbagai media, dan ternyata perilaku ekstrim yang diharapkan malah tidak muncul. Hasil wawancara mengungkap pertanyaan tersebut. The Mac’z Man yang merupakan kelompok suporter kreatif PSM Makassar mempunyai aturan sebagai komitmen mereka bersama yang mengharuskan anggotanya untuk tidak berbuat anarkis dengan koordinasi tiap sektor. Hukuman diberikan kepada sektor yang anggotanya berbuat anarkis mulai dari teguran sampai pada pembekuan atau pembubaran sektor yang bersangkutan. Selain itu,mereka juga mempunyai komitmen untuk hanya tunduk pada satu perintah dan satu komando dari petinggi The Mac’z Man sehingga perilaku mereka dapat terkontrol. Menjadi anggota komunitas yang besar dan terkenal merupakan kebanggan tersendiri oleh karena itu mereka tidak ingin kebanggan itu dicabut dari mereka sehingga komitmen yang mereka sepakati dipegang teguh. Dengan adanya sanksi maka perilaku agresif para suporter sedikit banyak dapat dikontrol.
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Pembahasan Hasil pengamatan terhadap kelompok suporter The Mac’z Man menjelaskan bahwa kelompok suporter kreatif yang mendukung tim PSM Makassar ini melakukan berbagai macam perilaku, baik berupa nyanyian maupun perbuatan, di dalam stadion saat menonton pertandingan sepak bola dimana tim PSM menjamu lawannya dan dari sekian perilaku para suporter, terdapat juga beberapa bentuk perilaku agresif. Perilaku agresif dilakukan sebagian besar bahkan hampir semua suporter The Mac’z Man karena semua perilaku mereka di lapangan dikomando atau dipimpin termasuk perilaku agresif mereka. Sebagian besar perilaku agresif para suporter The Mac’z Man berupa verbal aktif dan langsung yang nampak dalam wujud nyanyian dan makian atau hinaan serta intimidasi yang mereka lantunkan dan ucapkan yang ditujukan tidak hanya untuk tim dan pemain lawan tetapi juga tim dan pemain PSM sendiri. Meskipun perilaku agresif verbal aktif langsung mendominasi perilaku agresif para suporter, bukan berarti perilaku lainnya tidak muncul. Perilaku agresif verbal lainnya dan perilaku agresif secara fisik juga muncul meskipun frekuensi kemunculannya tidak sering bahkan ada yang bersifat insidental yang berarti hanya kebetulan muncul jika terpicu oleh sesuatu yang juga sangat jarang muncul. Secara keseluruhan perilaku-perilaku The Mac’z Man di lapangan saat menonton pertandingan sebagian besar merupakan perilaku agresif dan jika dipilah-pilah ke dalam berbagai bentuk perilaku agresif yang diungkapkan oleh Buss (dalam Pearlman& Cosby, 1983), maka perilaku agresif mereka hampir mencakup semua bentuk perilaku agresif. Perilaku-perilaku agresif tersebut dilengkapi dengan
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
faktor-faktor yang mempengaruhi yang diperolah dari data wawancara sebagai data pelengkap pengamatan. 1. Perilaku Agresif The Mac’z Man Perilaku agresif merupakan suatu perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain (Bandura, 1973) dimana obyek penderitanya tidak ingin mengalami perlakuan tersebut sehingga akibat dari perilaku ini sangat merugikan orang lain yang menjadi obyeknya. The Mac’z Man melakukan berbagai perilaku agresif selama menonton dan mendukung PSM di lapangan. Perilaku agresif mereka nampak dalam berbagai perilaku mereka di dalam stadion saat menonton dan mendukung tim PSM Makassar. Secara keseluruhan, perilaku mereka terbagi dalam dua bentuk yaitu perilaku secara verbal dan perilaku secara fisik baik secara langsung dan tidak langsung dan dilakukan dengan aktif maupun pasif (Buss dalam Pearlman& Cosby, 1983). Perilaku agresif secara verbal yang terwujud lewat lagu-lagu dan kata-kata merupakan perilaku agresif yang mendominasi perilaku agresif mereka, sedangkan perilaku lainnya kadang muncul bahkan ada yang hanya insidental saja. Perilaku agresif muncul karena adanya keinginan yang termotivasi oleh berbagai hal dan sering muncul saat emosi seseorang menjadi tinggi utamanya saat marah. Pada saat ini seseorang tidak akan berpikir akan akibat yang ditimbulkannya dan apa yang orang lain akan katakan mengenai dirinya. Yang penting adalah melukai orang yang memprovokasinya (Berkowitz 1980). Sebagaian besar suatu perilaku mempunyai tujuan tertentu dan perilaku agresif juga mempunyai tujuan tertentu yaitu melukai atau menyakiti korbannya. Perilaku agresif The Mac’z Man bukannya tidak bertujuan. Mereka melakukan berbagai macam perilaku agresif yang sebagian besar betujuan untuk menyerang sisi 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
psikologis lawan atau orang yang ditujunya dengan menjatuhkan mental obyek dari perilaku agresif mereka sehingga pada dasarnya perilaku mereka bertujuan untuk membantu PSM meskipun secara tidak langsung dan yang penting PSM menang. Perilaku agresif yang dilakukan oleh The Mac’z Man saat di lapangan tergolong perilaku agresif kolektif dimana perilaku ini dilakukan oleh sekelompok orang (Moyer dalam Koeswara, 1988) yang dalam hal ini adalah The Mac’z Man. Berdasarkan ketiga pertandingan yang diamati oleh peneliti, ditemukan bahwa perilaku agresif mereka cenderung sama dan kalaupun berbeda hanya kejadiankejadian tertentu yang terjadi hanya saat itu dan berlangsung cepat. Saat mereka masuk lapangan pertama kali, mereka sudah tahu akan menuju ke arah mana yang berarti tempat untuk mereka di dalam stadion sudah ada dan tetap. Ketiga subyek yang ditanya menyatakan bahwa memang benar bahwa mereka mempunyai tempat khusus akan tetapi oleh subyek DU dikatakan bahwa tempat tersebut tidak ekslusif yang berarti tidak hanya anggota The Mac’z Man yang boleh duduk di tempat tersebut. Kenyataan di lapangan memang benar mengungkap bahwa semua orang (selain The Mac’z Man) boleh duduk di tempat itu asalkan mereka berbaju merah dan mau beratraksi dengan Mac’z Man. Syarat ini berakibat pada perilaku agresif yang selalu muncul sebelum pertandingan dimulai saat jendral lapangan mengatur posisi para suporter yaitu adanya pengusiran terhadap mereka yang tidak memenuhi syarat. Oleh Buss perilaku ini tergolong kedalam perilaku agresif fisik langsung. Meskipun mereka sudah mempunyai tempat khusus namun dapat juga menimbulkan masalah. Saat tempat mereka over load dan tidak dapat menampung semua suporter maka mereka akan bergeser dan menempati tempat suporter lain. Saat mereka tidak diterima di
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
daerah teritorial suporter lainnya maka kemungkinan akan terjadi suatu perilaku agresif (Moyer dalam Koeswara, 1988) seperti yang diungkapkan oleh subyek Jf saat menceritakan kejadian bentrokan dengan salah satu kelompok suporter di lapangan yang disebabkan tidak diterimanya mereka di daerah suporter lainnya. Para suporter datang ke stadion untuk menonton dan medukung tim kesayangannya dengan berbagai atribut (GELORA, 28 September 2005), sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan mereka jelas untuk menonton dan mendukung tim kesayangannya dengan memberi semangat. The Mac’z Man sebagai kelompok suporter juga melakukan hal yang sama. Subyek DU menegaskan bahwa tidak ada yang dilakukan di lapangan selain memberi semangat kepada tim PSM agar dapat memenangi pertandingan. Ketiga subyek yang diwawancarai, meski dengan cara yang berbeda, mengatakan bahwa yang mereka lakukan sekedar nyanyi-nyanyi dan meneriakkan yel-yel pemberi semangat dan sangat anti dengan perilaku anarkis, karena mereka mengikuti komitmen kelompok mereka yang merupakan kelompok suporter kreatif yang anti anarkis. Walaupun demikian ketiga subyek tidak menutupi bahwa dalam nyanyian-nyanyian dan yel-yel mereka terkadang berisi hinaan dan makian bahkan oleh subyek Jf dikatakan bahwa terkadang isinya berisikan kata-kata kotor. Perilaku agresif verbal menjadi perilaku agresif yang mendominasi keseluruhan perilaku agresif mereka dan sebagian besar keluar pada saat mereka menyanyikan dan meneriakkan yel-yel. Terkadang juga perilaku agresif mereka muncul secara spontan saat mereka menggerutu, kecewa dan marah atas permainan PSM yang buruk. Berdasarkan pengamatan terhadap tiga pertandingan yang dijalani PSM, perilaku anarkis yang bersifat destruktif (cenderung perilaku agresif secara fisik) tidak ditemui.
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Suatu kondisi tertentu dapat mempengaruhi munculnya suatu perilaku agresif baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dalam suatu pertandingan (sepak bola) kondisi pertandingan seperti menang, kalah, seri pelanggaranpelanggaran keputusan wasit dan lain sebagainya dapat mempengaruhi kemunculan dan kualitas dari perilaku agresif mereka. Mutu dan kualitas pertandingan pun, seperti gengsi dan dendam lama, berpengaruh pada perilaku agresif mereka. Kondisi pertandingang dan mutu pertandingan yang dijalani oleh PSM menghadapi tim-tim lain berpengaruh pada mutu dan kualitas perilaku agrsif mereka. Bersasarkan pengamatan ketiga pertandingan tersebut, perilaku agresif yang mereka lakukan tergolong sama dan bahkan terkesan hanya itu-itu saja. Perilaku agresif mereka tetap didominasi oleh perilaku agresif verbal. Kondisi pertandingan memang berpengaruh tetapi hanya sebatas pada perilaku agresif verbal dan variasi dari perilaku mereka, padahal hasil yang diperoleh dan situasi tiap pertandingan berbeda. Pertandingan pertama yang sarat akan gengsi dan dendam lama diprediksikan akan berlangsung keras dan rusuh ternyata tidak melulu benar. Pertandingan berjalan cukup baik dan perilaku agresif suporter sebagian besar sebatas perilaku verbal. Sasaran ditujukan pada pemain mantan PSM dan pemain yang berdarah makassar yang ada di kubu lawan. Saat PSM unggul, perilaku agresif menjadi semakin sering namun tetap sebatas perilaku verbal lewat nyanyian dan kata-kata. Perilaku agresif The Mac’z Man pada pertandingan kedua yang sangat menentukan langkah PSM ke partai Final, juga sama, hanya saja pada pertandingan terjadi beberapa kejadian yang sangat menegangkan dimana tim PSM sempat tertinggal meski pada akhirnya memenangi pertandingan. Awalnya, saat posisi PSM tertinggal suporter memberi semangat dengan lebih gencar,
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
namun setelah lama tidak ada perubahan mereka malah tegang menyaksikan pertandingan dan terdiam menunggu saat-saat yang yang dinantikan. Pada saat seri mereka bernyanyi gembira dan kembali bersemangat yel-yel dan nyanyian yang berisikan hinaan, dan intimidasi semakin gencar dilakukan apalagi saat PSM akhirnya unggul. Pertandingan terakhir yang ditakutkan akan rusuh karena PSM mengalami kekalahan justru tidak rusuh. Para suporter terus memberi semangat dan terus saja menghina dan mengintimdasi pemain lawan meski PSM sudah tertinggal, apalagi saat salah satu pemain PSM mendapat kartu merah sempat keadaan rusuh tapi sebatas teriakan-teriakan makian oleh The Mac’z Man, tetapi perilaku fisik hampir tidak terjadi, karena pelemparan oleh satu orang yang segera diamankan. Konsisten dengan komitmen mereka untuk tidak berperilaku anarkis membuat kemunculan perilaku agresif secara fisik baik langsung maupun tidak langsung apalagi yang bersifat destruktif hampir tidak pernah muncul kalupun muncul hanya sebuah kejadian insidental. Peristiwa pemukulan yang dilakukan oleh salah satu pengurus suporter terhadap suporter yang melakukan pelemparan merupakan suatu suatu bukti bahwa yang melanggar komitmen akan dikenakan sanksi. Hukuman yang secara langsung diberikan sedikit banyak mempengaruhi kemunculan perilaku agresif yang muncul (Miller, dalam Krahe` 2005). Subyek DU dan Jf mengemukakan bahwa jika melanggar komitmen dan berperilaku anarkis akan diganjar dengan teguran bahkan paling parah penutupan sektor tersebut sehingga pemberian hukuman sedikit banyak dapat mengontrol perilaku agresif mereka, namun di satu sisi secara tidak langsung perilaku agresif secara verbal dilegalkan sehingga muncul kesan bahwa selama perilaku agresif itu hanya verbal itu sah-sah saja. Hal ini juga mempengaruhi munculnya perilaku agresif
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
verbal yang mendominasi perilaku agresif The Mac’z Man dimana perilaku itu dianggap wajar dan sah (Lindsay dan Anderson dalam Baron & Byrne, 2005). Peran jendral lapangan menjadi sebuah peran yang sentral dimana hanya beliaulah yang diikuti komando atau instruksinya oleh para suporter di lapangan. Subyek Jf dan Ef mengatakan bahwa semua perilaku yang ada di lapangan diinstruksikan oleh jendral lapangan dan dengan tegas subyek Jf mengatakan bahwa mereka harus taat dan patuh pada instruksi jendral lapangan, tidak boleh berbuat sesuka hati. Tatkala ada instruksi dari jendral lapangan mereka melakukan instruksi tersebut. Faktor lingkungan sangat penting bagi terbentuknya perilaku agresif (Bandura, 1973), utamanya perilaku meniru. Para suporter meniru segala bentuk tindakan dan ucapan-ucapan serta nyanyian yang dilakukan oleh jendral lapangan. Komitmen yang tinggi membuat mereka melakukannya dan mereka dituntut untuk melakukan perilaku tersebut secara komunal dan serempak. Adanya tekanan dari lingkungan untuk melakukan segala perilaku yang diinstruksikan oleh jendral lapangan membuat para suporter akan melakukan perilaku agresif. Meskipun perilaku agresif secara fisik dihindari oleh para suporter seperti yang dikatakan oleh ketiga subyek, tetapi perilaku ini tetap muncul hanya saja selain ditujukan pada orang lain (pengusiran dan penolakan), perilaku ini juga ditujukan pada benda-benda seperti pagar pembatas dan tiang bendera. Para suporter memanjat tiang bendera dan pagar pembatas untuk dapat lebih jelas menyaksikan jalannya pertandingan karena terhalangi atau terbatasi jarak nontonnya dengan situasi tribun di stadion. Perilaku ini sepintas lalu bukan merupakan perilaku agresif namun ternyata perilaku ini mengakibatkan kerusakan dan kerugian. Perilaku ini sepertinya dianggap biasa sehingga pada setiap pertandingan perilaku ini muncul. Beberapa kasus khusus dimana perilaku agresif
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara fisik muncul seperti kerusuhan antar suporter lebih banyak bertujuan sebagai pembelaan diri. Situasi dimana para suporter terdesak oleh keadaan yang tidak menguntungkan terkadang membuat mereka terpaksa melakukan tindakan agresif sebagai bentuk pembelaan diri mereka. Berdasarkan penuturan subyek DU dan Jf yang pernah terlibat kerusuhan, perilaku ini sebagai bentuk pembalasan untuk pembelaan diri agar tidak dilukai atau disakiti. Saat seperti ini subyek menjadi obyek perilaku agresif dalam waktu bersamaan (Berkowitz,1980), dimana para suporter The Mac’z Man yang awalnya adalah obyek perilaku menjadi subyek pelaku terhadap kelompok suporter lain karena membalas serangan mereka meskipun dalam konteks pembelaan diri.
2. Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Perilaku Agresif Pada The Mac’z Man Perilaku agresif yang dilakukan oleh para anggota suporter The Mac’z Man dipengaruhi oleh beberapa variabel yakni variabel sosial seperti fanatisme yang memunculkan rasa frustrasi dan provokasi ; dan variabel situasional seperti judi, minuman keras, dan gangguan dari orang lain. Rasa fanatisme terhadap tim PSM Makassar membuat The Mac’z Man rela melakukan apa saja untuk tim PSM seperti yang mereka nyanyikan dalam mars mereka, bahwa mereka akan mendaki gunung yang tinggi dan menyebrangi lautan hanya untuk mendukung PSM. Rasa fanatisme yang menginginkan kemenangan, membuat mereka akan melakukan apa saja dan bahkan subyek DU mengatakan bahwa kemenangan adalah suatu hal yang mutlak sehingga hasil seri pun akan membuat mereka malu. Rasa fanatisme ini, yang hanya menginginkan satu tujuan yakni kemenangan terkadang memunculkan rasa frustrasi tatkala kemenangan tidak dapat diraih. Saat melihat tim PSM tertinggal dan tidak punya kesempatan
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk memenangi pertandingan maka rasa frustrasi itu akan semakin memuncak. Rasa frustrasi dapat mengakibatkan munculnya perilaku agresif (Miller dalam Krahe`, 2005) jika tidak dapat diredam. Perilaku pelemparan, ejekan, dan intimidasi dapat terpicu oleh adanya rasa frustrasi ini. Faktor pemicu sosial lainnya adalah provokasi dan merupakan faktor yang paling berpengaruh pada terbentuknya perilaku agresif The Mac’z Man. Provokasi deri jendral lapangan sangat besar pengaruhnya karena sudah menjadi komitmen mereka untuk mengikuti dan mematuhi instruksi dari jendral lapangan. Jendral lapangan dengan jelas menginstruksikan lagu-lagu, yel-yel dan gerakan-gerakan para suporter. Tema lagu-lagu adalah tema untuk membangkitkan semangat PSM namun tidak dipungkiri oleh ketiga subyek bahwa terkadang isi lagu berupa intimidasidan ejekan bahkan subyek DU mengatakan bahwa lagu dipakai sebagai alat intimidasi. Subyek Jf juga mengatakan hal yang serupa manakala dia mengatakan bahwa The Mac’z Man tidak hanya baik-baik melulu tetapi juga kadang mengejek dengan kata-kata kotor. Perilaku agresif secara fisik juga mengikuti instruksi dari jendral lapangan seperti yang dibeberkan oleh subyek Jf yang mengatakan bahwa mereka baru akan bergerak jika ada instruksi dari jendral lapangan. Oleh karena itu peran jendral lapangan (dan dirigen lapangan) sangat penting dalam mengontrol munculnya perilaku agresif The Mac’z Man Faktor situasional seperti hasil pertandingan, kejadian di lapangan serta faktor pemain dari tim lawan sedikit banyak mempengaruhi intensitas perilaku agresif The Mac’z Man. Hasil pertandingan yang tidak memuaskan, banyaknya pelanggaran yang terjadi yang dapat mengakibatkan cederanya pemain, dan adanya eks pemain dan pemain berdarah asli Makassar yang bermain di kubu lawan berpengaruh pada intensitas perilaku agresif mereka utamanya perilaku
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
agresif secara verbal, sehingga tema nyanyian dan kata-kata ejekan difokuskan pada hal-hal tersebut dengan intensitas yang tinggi. Pemicu munculnya perilaku agresif dari faktor situasional yang lain, hanya bersifat insidental dalam arti tidak sering muncul bahkan hampir tidak pernah seperti judi antar sesama suporter yang mana bisa memicu perkelahian antar suporter sendiri karena saling mengejek seperti yang dikatakan oleh subyek Jf. Terkadang mereka yang menenggak minuman keras tidak dapat mengontrol perilakunya dan berujung pada keributan. Keberadaan suporter lain yang mengganggu juga menjadi pemicu munculnya perilaku agresif The Mac’z Man utamanya pada kejadian kerusuhan antar suporter. Berdasarkan penuturan DU yang pernah bentrok dengan para Bonek, TheMac’z Man melakukan perilaku agresif karena adanya gangguan dari suporter lain berupa serangan dalam wujud pelemparan yang ditujukan kepada merekaterlebih dahulu. Mereka melakukan perilaku agresif yaitu melakukan pembalasan dengan perilaku serupa sebagai upaya pembelaan diri. Penuturan subyek Jf, yang juga pernah terlibat bentrokan antar sesama suporter yang mendukung PSM, hampir sama dimana kejadian tersebut terpicu karena The Mac’z Man diserang terlebih dahulu
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skema 4. dinamika perilaku agresif suporter The Mac’z Man
Faktor pemicu
Faktor sosial
Jenis Faktor pemicu
Fanatisme yang melahirkan rasa frustrasi
Obyek perilaku
Pelemparan, hinaan intimidasi
Pemain dan tim lawan
Hinaan dan intimidasi lewatkata-kata dan lagu
Provokasi dari jendral lapangan
Faktor situasional
Bentuk perilaku agresif
Pemain dan tim lawan
judi
Perkelahian suporter
Sesama suporter
miras
Perkelahian suporter
Sesama suporter
Keadaan lapangan
Pemanjatan
Tiang bendera dan pagar pembatas
Bentrokan antar suporter
Suporter lain
Hinaan,makian, pelemparan.
Pemain lawan, tim lawan wasit.
Gangguan dari supporter lain
Kejadian di lapangan
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Keterbatasan Penelitian Penelitian dengan menggunakan metode observasi memang mempunyai banyak kelemahan terutama saat melakukan pengamatan yang memungkinkan peneliti melakukan inferensi (kesimpulan) yang keliru dan memungkinkan munculnya bias pengamatan. Selain itu cakupan perilaku pengamatan yang cukup luas juga dapat mempersulit pengamatan peneliti. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk memfokuskan pengamatan pada perilaku tertentu yang mana perilaku tersebut selalu nampak pada setiap pertandingan, dan untuk mengetahui perilaku tersebut maka peneliti melakukan observasi awal pada beberapa pertandingan sehingga didapatkan beberapa bentuk perilaku agresif yang nantinya akan menjadi fokus pengamatan. Perilaku-perilaku yang menjadi fokus pengamatan adalah perilaku yang benar-benar dan selalu terjadi. Peneliti berusaha meminimalisir bias pengamatan dengan meminta bantuan orang lain sebagai observer (Inter-reter). Adanya observer lain diharapkan memberi kekayaan data karena melakukan pengamatan dari sudut yang berbeda dengan peneliti. Selain menggunakan jasa observer lain, peneliti juga melakukan perekaman gambar dengan handycam untuk memperkuat hasil pengamatan lapangan. Penggunaan jasa observer lain dan video diharapkan akan meminimalisir bias yang dapat terjadi. Meskipun peneliti sudah berusaha meminimalisir kelemahan penelitian namun penelitian ini juga memiliki keterbatasan dimana sulitnya mendapat tenaga observer yang cukup baik apalagi observer yang akan berinteraksi langsung dengan kelompok yang mempunyai reputasi sebagai kelompok yang berperilaku agreisif dan buruk. Disarankan juga bagi peneliti lain yang akan menggunakan metode rekaman video sebagai data, agar mempersiapkan dengan baik dan kalau
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perlu menggunakan tenaga profesional, sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal. Adanya defense yang dibentuk, dengan menjaga reputasi kelompok, dari awal oleh subyek yang diwawancarai (tanpa adanya suatu stimulus yang mengarahkan dari peneliti) sempat menyulitkan peneliti untuk mengumpulkan data secara mendalam. Hal ini dipengaruhi oleh doktrin yang ditanamkan pada para subyek terhadap kelompok mereka dimana mereka menganggap kelompok mereka bukan kelompok suporter militan tetapi kelompok suporter kreatif yang anti anarkis.
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis berbagai bentuk perilaku agresif suporter The Mac’z man, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perilaku agresif yang mendominasi perilaku agresif The Mac’z Man adalah perilaku agresif verbal utamanya secara langsung dalam bentuk hinaan dan intimidasi pada lawan yang diungkapkan lewat perkataan dan nyanyian. Perilaku verbal yang juga menonjol adalah verbal pasif tidak langsung yang terwujud pada gerutuan para suporter yang ditujukan pada pemain PSM sendiri Perilaku agresif fisik lainnya muncul namun terkadang insidental atau tidak mesti muncul seperti kerusuhan, pelemparan, pemanjatan, pemukulan (Fisik Aktif Langsung); pengusiran (Fisik Pasif Langsung) dan penolakan (Fisik Pasif Tidak langsung). Perilaku agresif The Mac’z Man terpicu oleh beberapa faktor dan dari hasil penelitian faktor tersebut terbagi menjadi dua bagian yakni faktor internal dan eksternal. Faktor sosial meliputi rasa fanatisme yang mengakibatkan rasa frustrasi, dan adanya provokasi dari jendral lapangan sedangkan faktor situasional meliputi pengaruh minuman keras, perjudian dan adanya gangguan dari suporter lain.
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Saran Besarnya pengaruh suporter terhadap jalannya suatu pertandingan sepak bola dilapangan mendorong peneliti untuk memberikan beberapa saran : 1. Bagi para pengurus suporter Para pengurus suporter disarankan untuk menjalin kerja sama dengan jendral lapangan dan dirigen lapangan agar dapat mengontrol perilaku agresif para suporter mengingat peran mereka di lapangan sangat penting dan juga banyak berpengaruh pada perilaku agresif suporter. 2.
Bagi para petugas keamanan agar lebih fokus pada perilaku para suporter
utamanya pada perilaku yang dapat memicu perilaku agresif sehingga perilaku agresif terutama dalam skala yang besar seperti kerusuhan dapat diantisipasi. 3.
Bagi peneliti selanjutnya. Peneliti memang sudah berusaha untuk meminimalisir bias yang mungkin
terjadi dengan menggunakan jasa observer lain dan menggunakan alat perekam gambar tetapi tetap saja masih mempunyai banyak kekurangan. Sebaiknya peneliti selanjutnya meminta bantuan tenaga ahli untuk membantu observasi, setidaknya orang tersebut mengetahui dan lebih bagus jika menguasai teknik observasi dengan baik. Begitu pula pengambilan gambar dengan kamera perekam alangkah baiknya jika menggunakan tenaga ahli sehingga hasil rekamannya lebih detail dan lebih bagus sehingga dari rekaman video dapat diperoleh data yang cukup membantu.
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, P. & Syarifuddin A. Kamus Mini Bahasa Indonesia. Surabaya : Arloka.
Adiredja, H. Y. S. (2005, 7 Agustus). Menyulap “Musibah” Menjadi Berkah. Pikiran Rakyat Cyber Media.
Anti Hooliganism (PSMS Medan). (2006). www.brontakzine.com.
Arief, M. S. (2000). Tradisi Bengkok. Suara Karya Online.
Bandura, A. (1973). Aggression a social leraning analysis. New Jersey : PrenticeHall,Inc.
Baron, A. R. & Byrne, D. (1995). Social Psychology Understanding Human Interaction (7th edition). Untied States of America : Allyn & Bacon.
Baron, A. R. & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Jilid 2 (Ed.3). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Berkowitz, L. (1980). A Survey of Social Psychology (2nd ed.). USA : Holt Rinehart & Winston.
Bonek Bo... (2006, 7 September). Tabloid BOLA.
Chaplin J. P. (2002) Kamus Lengkap Psikologi (K. Kartono, Penerjemah). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. (Buku asli diterbitkan tahun 1968)
Crosswell, J. W., (1997). Qualitative Inquiry & Research Design ; Choosing Among Five Tradition. London : Sage Publication, Inc.
Echols, J. M. (1996). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia.
Ensiklopedia Nasional Indonesia, (1997). Jakarta : PT Delta Pamungkas.
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Fair Play, Please !. (2005, 28 September). Pikiran Rakyat Cyber Media.
Giulianotti, R. (2006). Sepak Bola Pesona Sihir Permainan Global (Novella Parchiano, penerjemah). Yogyakarta : Apeiron Philotes. The Macz Man Suporter Kreatif Makassar, (2007, Januari). GOLO, Tabloidna Sambori PSM. “Haah” !, Sepak Bola Tanpa Suporter ?. (2002, 7 Juni). Kompas Cyber Media.
Hall, C. S. & Lindsey, G. (1993). Teori-Teori Psikodinamik (Klinis) (A. Supratiknya, Editor) Yogyakarta : Kanisius. (Buku asli terbit tahun 1978) Huffman, K., Vernoy, M. & Vernoy, J. (2000). Psichology in Action (5th edition). United States of America : Jhon Wiley & Sons
Irwin & Bushnell. (1981). Observational Stategis For Child Study. Holt, Rinehart & Winston: New York.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1988). Jakarta : Balai Pustaka.
Kerlinger, F. N., (1998). Asas-Asas Penelitian Behavioral, Penterjemah : Simatupang, L., Yogyakarta ; Gajah Mada University Press.
Kustiman, E. (2004, 21 Juni). Bola, Wasit dan Budaya. Pikiran Rakyat Cyber Media
Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia (Sarwono, S.W. editor) . Jakarta : Eresco.
Krahe`, B. (2005). Perilaku Agresif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Marsis, S (2003, 27 Januari). Akan Matikah Sepak Bola Indonesia ?. Bolanews.com
Mustaqin, F. (2005, 23 Maret). PSM Imbang,Suporter Ngamuk. Bolanews.com.
Nazir, M. (1985). Metode Penelitian. Galia Indonesia: Jakarta
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Oriona, Y. (2003, 26 September). Hooligans Inggris Dilarang MasukTurki. Liputan6.com.
Oxford Advanced Learning Dictionary. (1989). New York : Oxford University Press.
Permainan Sepak Bola Berasal Dari Cina. (2004, 17 Juli). Pikiran Rakyat Cyber Media. Phery. (2006, 12 Maret). Kerusuhan Suporter di Jepara Duel Persijap-PSIS Berakhir Imbang. LigaIndonesia.com.
Phery. (2006, 15 Maret). Persijap Terancam Kena Sanksi. LigaIndonesia.com.
Poerwandari,K., (2005). Pendekatak Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta : LPSP 3 Universitas Indonesia.
Salim, P. & Salim, Y., (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer ed. I, Jakarta : Modern English Press.
Sears, D. O., Freedman, J. L. & Peplau, L. A. (2000). Psikologi Sosial Jilid 2 (Ed. 5). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sepak Bola, www.wikipedia.com.
Sunito, I. (2005, 7 Februari). Kompetisi Sepak Bola Indonesia 2005,Wouuw!. Bolanews.com
Sunito. I. (2005, 20 September). Suporter Sepak Bola Cermin Budaya Manusia Indonesia. Bolanews.com.
Suryabrata, S. (1998). Metodelogi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Zenden, J. W. V., (1984). Social Psychology. New York : Random House.
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertandingan
:
PSM vs Persija
Observer
:
Ondi
Skor
:
1-0
Memanjat Pengusiran Intimidasi
Menolak Gossip Menggerutu
mt
mp
up
cp Ct cPs np nt it
X
X
X
X
X
X
X
ip tp
X X X
tn
Gsp
gm gk gb X
X
Perilaku agresif lainnya : Deskripsi perilaku agresif suporter pada pertandingan I 1. Memanjat tiang bendera (mt) : Ada beberapa 4 penonton yang memanjat tiang bendera. Semuanya laki-laki salah satunya telanjang dada. Mereka sudah menempati tiang bendera. Dari empat orang tersebut dua orang membawa bendera. Meraka menggoyang-goyangkan tiang bendera sambil melompat-lompat dan Tetap berada di atas tiang bendera tersebut. 2. Memanjat pagar (mp) : Suporter, sebagaian anak kecil berlarian memanjat pagar saat petandingan selesai untuk masuk ke dalam stadion. 3. Pengusiran penonton (up) : Penonton lain yang tidak pakai baju merah disuruh pindah tempat The Mac’z Man disuruh menempati tempat mereka. 4. menghina/mencaci pemain lain (cp) : pemain lawan yang membawa bola dihina-hina pemain yang jago dihina supaya grogi dan tidak bermain bagus. 5. menghina/mencaci tim lawan (ct) : saat tim lawan menguasai pertandingan saat tim lawan mengurung PSM 6. menghina/mencaci pemain PSM (cPs) : pemain PSM yang jelek mainnya pemain PSM yang tidak bisa cetak gol. 7. memaki dengan nyanyian pada pemain lawan (np) : mengejek pemain lawan dengan menyanyi supaya mereka grogi. Apalagi saat mereka membawa bola. Semua nyanyian disuruh dari dirigen 8. memaki dengan nyanyian pada tim lawan (nt) : mengejek tim lawan dengan menyanyi pas mereka mengurung PSM atau menguasai bola pas mereka kehilangan bola juga disoraki, diejek. 9. menekan tim lawan dengan nyanyian (it) : menyanyi pada tim lawan supaya mereka takut bermain. Isinya ancaman. 10. menekan pemain lawan dengan nyanyian (ip) : menyanyi pada lawan supaya mereka takut bermain apalagi kalau ada yang mencederai pemain PSM.
135
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol (gm) : ngomel-ngomel pas pemain PSM gagal mencetak gol padahal sudah dimuka gawang 12. menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola (gk) : ngomel-ngomel saat pemain PSM diambil bolanya sama musuhnya marah-marah saat pemain PSM tidak bisa terima umpannya temannya. 13. menggerutu saat PSM bermain buruk (gb) : tidak senang sambil ngomel-ngomel saat pertandingan berakhir karena permainan PSM jelek meski unggul 1-0. Banyak peluang disia-siakan padahal bisa gol.pemain asing tidak bermain bagus.
Pertandingan
:
PSM vs Persib
Observer
:
Ondi
Skor
:
3-2
Memanjat Pengusiran Intimidasi
Menolak Gossip Menggerutu
mt
mp
Up
cp ct cPs np nt it
X
X
X
X
X X
X
ip tp
tn
X X X
Perilaku agresif lainnya : Deskripsi perilakua gresif suporter pada pertandingan II 1. Memanjat tiang bendera (mt) : Ada beberapa 4 penonton yang memanjat tiang bendera. Semuanya laki-laki salah satunya telanjang dada. Mereka sudah menempati tiang bendera. Dari empat orang tersebut dua orang membawa bendera.
136
Gsp
gm gk gb X
X
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Meraka menggoyang-goyangkan tiang bendera sambil melompat-lompat dan Tetap berada di atas tiang bendera tersebut. 2. Memanjat pagar (mp) : Suporter, sebagaian anak kecil berlarian memanjat pagar saat petandingan selesai untuk masuk ke dalam stadion. 3. Pengusiran penonton (up) : Penonton lain yang tidak pakai baju merah disuruh pindah tempat The Mac’z Man disuruh menempati tempat mereka. 4. menghina/mencaci pemain lain (cp) : pemain lawan yang membawa bola dihina-hina pemain yang jago dihina supaya grogi dan tidak bermain bagus. 5. menghina/mencaci tim lawan (ct) : saat tim lawan menguasai pertandingan saat tim lawan mengurung PSM saat tim lawan menggungguli PSM 6. menghina/mencaci pemain PSM (cPs) : saat kebobolan gawangnya biuang-buang peluang di depan gawang 7. memaki dengan nyanyian pada pemain lawan (np) : mengejek pemain lawan dengan menyanyi supaya mereka grogi. Apalagi saat mereka membawa bola dan posisi PSM sudah tertinggal Semua nyanyian disuruh dari dirigen 8. memaki dengan nyanyian pada tim lawan (nt) : mengejek tim lawan dengan menyanyi pas mereka mengurung PSM atau menguasai bola pas mereka kehilangan bola juga disoraki, diejek. 9. menekan tim lawan dengan nyanyian (it) : menyanyi pada tim lawan supaya mereka takut bermain. Isinya ancaman. Pas PSM menyamakan kedudukan dan akhirnya ungguli tim lawan. 10. menekan pemain lawan dengan nyanyian (ip) : menyanyi pada lawan supaya mereka takut bermain apalagi kalau ada yang mencederai pemain PSM. Ada tendangan bebas ato pinalti supaya pemain grogi dan tendangannya salah. 11. menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol (gm) : ngomel-ngomel pas pemain PSM gagal mencetak gol padahal sudah dimuka gawang. Semakin sering saat kedudukan PSM tetinggal. 12. menggerutu saatpemain PSM gagal menguasai bola (gk) : ngomel-ngomel saat pemain PSM diambil bolanya sama musuhnya marah-marah saat pemain PSM tidak bisa terima umpannya temannya. 13. menggerutu saat PSM bermain buruk (gb) : ngomel-ngomel karena PSM hampir kalah di kandang sendiri. PSM bermain buruk dan bermain santai padahal sempat tertinggal meski akhirnya menang tapi di menit-menit akhir.
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertandingan
:
PSM vs Persita
Observer
:
Ondi
skor
:
0-1
Memanjat Pengusiran Intimidasi
Menolak Gossip Menggerutu
mt
mp
Up
cp ct cPs np nt it
X
X
X
X
X X
X
ip tp
X X X
tn
Gsp
gm gk gb X
X
Perilaku agresif lainnya : Deskripsi perilaku agresif para suporter pada pertandingan III 1. Memanjat tiang bendera (mt) : Ada beberapa 4 penonton yang memanjat tiang bendera. Semuanya laki-laki salah satunya telanjang dada. Mereka sudah menempati tiang bendera. Dari empat orang tersebut dua orang membawa bendera. Meraka menggoyang-goyangkan tiang bendera sambil melompat-lompat dan Tetap berada di atas tiang bendera tersebut. 2. Memanjat pagar (mp) : Suporter, sebagaian anak kecil berlarian memanjat pagar saat petandingan selesai untuk masuk ke dalam stadion. 3. Pengusiran penonton (up) : Penonton lain yang tidak pakai baju merah disuruh pindah tempat The Mac’z Man disuruh menempati tempat mereka. 4. menghina/mencaci pemain lain (cp) : pemain lawan yang membawa bola dihina pemain lawan yang jago dihina supaya grogi 5. menghina/mencaci tim lawan (ct) : saat tim lawan menguasai pertandingan saat tim lawan mengurung PSM saat tim lawan menggungguli PSM 6. menghina/mencaci pemain PSM (cPs) : saat kebobolan gawangnya buang-buang peluang di depan gawang
138
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak bisa terima umpan dari temannya. 7. memaki dengan nyanyian pada pemain lawan (np) : mengejek pemain lawan dengan menyanyi supaya mereka grogi. Apalagi saat mereka membawa bola dan posisi PSM sudah tertinggal Semua nyanyian disuruh dari dirigen 8. memaki dengan nyanyian pada tim lawan (nt) : mengejek tim lawan dengan menyanyi pas mereka mengurung PSM atau menguasai bola pas mereka kehilangan bola juga disoraki, diejek. 9. menekan tim lawan dengan nyanyian (it) : menyanyi pada tim lawan supaya mereka takut bermain. Isinya ancaman untuk berhati-hati. 10. menekan pemain lawan dengan nyanyian (ip) : menyanyi pada lawan supaya mereka takut bermain apalagi kalau ada yang mencederai pemain PSM. Ada tendangan bebas atau pinalti supaya pemain grogi dan tendangannya salah 11. menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol (gm) : ngomel-ngomel pas pemain PSM gagal mencetak gol padahal sudah dimuka gawang. Semakin sering saat kedudukan PSM tetinggal. 12. menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola (gk) : ngomel-ngomel saat pemain PSM diambil bolanya sama musuhnya marah-marah saat pemain PSM tidak bisa terima umpannya temannya atau salah umpan. 13. menggerutu saat PSM bermain buruk (gb) : ngomel-ngomel karena PSM kalah di kandang sendiri. PSM bermain buruk dan bermain santai padahal tertinggal dan akhirnya menerima kekalahan. Apalagi pas ada pemain PSM yang dapat kartu merah, penonton marah-marah.
Pertandingan
:
PSM vs Persija
Observer
:
Peneliti
Skor
:
1-0
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Memanjat Pengusiran Intimidasi mt X
mp
Menolak Gossip Menggerutu
up
cp ct cPs np nt it
X
X
X X
X
ip tp
X X X
tn
Gsp
gm gk gb
X
X
X
Perilaku agresif lainnya : -
Deskripsi perilaku agresif para suporter pada pertandingan I 1. Memanjat tiang bendera (mt) : Suporter, jumlahnya 4 orang memanjat tiang bendera sejak awal pertandingan hingga petandingan selesai Suporter mengikatkan dirinya di tiang bendera, melompat-lompat sambil mengibarkan bendera 2. Pengusiran penonton (up) : 15 menit sebelum pertandingan penonton lain yang tidak berbaju merah dan menempati tempat The Mac’z Man disuruh pindah. Para The mac’z Man disuruh menggeser posisi orang-orang yang tidak berbaju merah Meski bukan The Mac’z Man tetapi jika berbaju merah dan mau ikuti nyanyian dan gerakan The Mac’z Man, tidak disuruh pindah. 3. menghina/mencaci pemain lain (cp) : pada saat pemain lawan membawa bola (spontanitas dengan kata-kata) pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola saat pemain merebut bola dari pemain PSM (spontanitas dengan kata-kata). Saat pemain lawan melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM. 4. menghina/mencaci tim lawan (ct) : saat tim lawan menguasai bola saat tim lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM 5. menghina/mencaci pemain PSM (cPs) : saat pemain PSM bermain buruk pemain PSM gagal menghalau / menjaga pemain lawan pemain PSM hampir melakukan blunder (melakukan kesalahan hingga hampir memasukkan bola ke gawang sendiri 6. memaki dengan nyanyian pada pemain lawan (np) : pada saat pemain lawan membawa bola pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola atau kehilangan bola semua dalam bentuk nyanyian dan nyanyian mengikuti lagu yang diinstuksikan oleh jendral lapangan. 7. memaki dengan nyanyian pada tim lawan (nt) : saat tim lawan menguasai bola saat tim lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM semua dalam bentuk nyanyian dan nyanyian mengikuti lagu yang diinstuksikan oleh jendral lapangan.
140
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. menekan tim lawan dengan nyanyian (it) : mengancam tim lawan saat tim lawan mengurung tim PSM dan menguasai bola. Mengancam tim lawan saat tim lawan dalam keadaan lebih unggul dari PSM (skor) 9. menekan pemain lawan dengan nyanyian (ip) : mengancam untuk memukul pemain lawan saat melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM. 10. membicarakan ketidakpuasan kinerja tim PSM (Gsp) : permainan PSM secara keseluruhan dinilai tidak bagus meski unggul. Ini terjadi saat pertandingan usai. Pemain asing tidak bermain bagus dan tidak mencetak gol. 11. menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol (gm) : marah-marah dan mengumpat saat pemain PSM gagal memanfaatkan peluang untuk mencetak gol 12. menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola (gk) : saat bola direbut lawan saat pemain PSM gagal meguasai bola yang dioperkan oleh rekan satu timnya. Saat pemain PSM tidak sempurna menggiring bola Saat salah memberikan umpan pada rekan satu timnya. 13. menggerutu saat PSM bermain buruk (gb) : saat PSM gagal menggandakan kemenangan. Saat PSM mengendurkan serangan Saat PSM ditekan atau dikurung tim lawan.
Pertandingan
:
PSM vs Persib
Observer
:
Peneliti
Skor
:
3-2
Memanjat Pengusiran Intimidasi
Menolak Gossip Menggerutu
mt
mp
Up
cp Ct cPs np nt it
X
X
X
X
X
X
X
Perilaku agresif lainnya : Perkelahian antar suporter Pembakaran
141
ip tp
tn
Gsp
gm gk gb
X X X X
X
X
X
X
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Deskripsi perilaku agresif supporter pada pertandingan II 1. Memanjat tiang bendera (mt) : Suporter, jumlahnya 4 orang memanjat tiang bendera sejak awal pertandingan hingga petandingan selesai (orang yang sama dengan pertandingan sebelumnya) Suporter mengikatkan dirinya di tiang bendera, melompat-lompat sambil mengibarkan bendera 2. memanjat pagar beberapa anak memanjat pagar pembatas tempat duduk penonton dengan stadion saat menonton pertandingan. Ini dilakukan selama pertandingan dan hanya berhenti saat jeda babak pertama. Saat babak kedua berlangsung mereka kembali memanjat pagar. 3. Pengusiran penonton (up) : 15 menit sebelum pertandingan penonton lain yang tidak berbaju merah dan menempati tempat The Mac’z Man disuruh pindah Para The mac’z Man disuruh menggeser posisi orang-orang yang tidak berbaju merah Meski bukan The Mac’z Man tetapi jika berbaju merah dan mau ikuti nyanyian dan gerakan The Mac’z Man, tidak disuruh pindah. 4. menghina/mencaci pemain lain (cp) : pada saat pemain lawan membawa bola (spontanitas dengan kata-kata) pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola saat pemain merebut bola dari pemain PSM (spontanitas dengan kata-kata). Saat pemain lawan melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM. 5. menghina/mencaci tim lawan (ct) : saat tim lawan menguasai bola saat tim lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM 6. menghina/mencaci pemain PSM (cPs) : saat pemain PSM bermain buruk pemain PSM gagal menghalau / menjaga pemain lawan pemain PSM hampir melakukan blunder (melakukan kesalahan hingga hampir memasukkan bola ke gawang sendiri saat gawang PSM kebobolan. 7. memaki dengan nyanyian pada pemain lawan (np) : pada saat pemain lawan membawa bola pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola atau kehilangan bola semua dalam bentuk nyanyian dan nyanyian mengikuti lagu yang diinstuksikan oleh jendral lapangan. 8. memaki dengan nyanyian pada tim lawan (nt) : saat tim lawan menguasai bola saat tim lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM semua dalam bentuk nyanyian dan nyanyian mengikuti lagu yang diinstuksikan oleh jendral lapangan. 9. menekan tim lawan dengan nyanyian (it) : mengancam tim lawan saat tim lawan mengurung tim PSM dan menguasai bola. 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mengancam tim lawan saat tim lawan dalam keadaan lebih unggul dari PSM (skor) 10. menekan pemain lawan dengan nyanyian (ip) : mengancam untuk memukul pemain lawan saat melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM 11. menolak memukul drum suporter meminta divisi musik menabuh drum tetapi jendral lapangan tidak menginstruksikan untuk menyanyi. Awalnya suporter enggan diajak menyanyi oleh jendral lapangan saat PSM tetinggal. Divisi musik jengkel dan saat suporter mulai menyanyi (malasmalasan) divisi musik tidak memukul drum meski suporter meminta. Setelah diminta jendral lapangan baru mereka bermain kembali 12. menolak menyanyi suporter asyik memperhatikan pertandingan utamnya saat PSM tertinggal dan hampir mencetak gol. Meski sudah diinstruksikan untuk menyanyi, tetapi tidak menyanyi. Tidak berlangsung lama tapi terjadi beberapa kali saat skor PSM dan ada momen penting saat pemain PSM hampir memasukkan bola. Akhirnya mereka menyanyi tetapi masih malas-malasan sampai PSM mencetak gol lagi. 13. membicarakan ketidakpuasan kinerja tim PSM (Gsp) : permainan PSM secara keseluruhan dinilai tidak bagus meski unggul tetapi kemasukan bola banyak dan PSM hampir seri. Ini terjadi saat pertandingan usai. Membicarakan lemahnya sektor petahanan tim. 14. menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol (gm) : marah-marah dan mengumpat saat pemain PSM gagal memanfaatkan peluang untuk mencetak gol 15. menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola (gk) : saat bola direbut lawan saat pemain PSM gagal meguasai bola yang dioperkan oleh rekan satu timnya. Saat pemain PSM tidak sempurna menggiring bola Saat salah memberikan umpan pada rekan satu timnya. 16. menggerutu saat PSM bermain buruk (gb) : saat PSM gagal menggandakan kemenangan. Saat PSM mengendurkan serangan Saat PSM ditekan atau dikurung tim lawan. Saat gawang PSM kebobolan Tambahan : 17. Perkelahian sesama suporter : Terjadi saat awal babak kedua. Saat semua suporter dengan kedudukan 1-2, dimana PSM tertinggal, tiba-tiba semua orang dari bagian tengah tribun timur berhamburan dari atas ke bawah. (tribun bentuknya berundak-undak / trap). Ternyata ada dua orang yang berdiri di tribun paling atas saling pukul dan mendorong semua suporter yang ada di bawah mereka sehingga pada barisan itu, semua suporter jatuh dan terdorong ke bawah. Tiba di bawah, keduanya dipisahkan, dan ditenangkan. Kemudian didekatkan untuk didamaikan tetapi saat berdekatan kembali saling memukul dan mereka memukul dengan membabi buta sehingga mengenai beberapa orang. Hampir terjadi perkelahian besar namun dapat diatasi. Jendral lapangan segera menginstruksikan divisi musik untuk bermain dan mengajak suporter bernyanyi. Serentak suporter
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bernyanyi ” Buat apa ribut, buat apa ribut, ribut itu tidak ada gunanya”. Setelah bernyanyi sekitar lima menit, jendral lapangan mengumandangkan kata-kata perdamaian lewat megaphone disambut tepuk tangan seluruh suporter The Mac’z Man. Kedua orang tersebut akhirnya berdamai dan kembali ketempat mereka. Diindikasikan oleh suporter lain bahwa mereka yang berkelahi tadi dalam pengaruh alkohol dari minuman keras yang barusan diminumnya sebelum masuk stadion. 18. Pembakaran : Pembakaran dilakakukan menjelang akhir pertandingan. Saat itu skor 2-2 dan di akhir babak kedua pemain PSM berhasil mencetak gol dan mengubah kedudukan menjadi 3-2, para suporter sangat gembira. Beberapa anak mengambil kardus bekas dan benda-benda apa saja yang mudah dibakar lalu mulai membakar sambil mengelilingi api tersebut. Tetapi ini tidak berlangsung lama karena pengurus suporter bagaian keamanan segera memadamkan api tersebut dan membubarkan kelompok tersebut
Pertandingan
:
PSM vs Persita
Observer
:
Peneliti
Skor
:
0-1
Memanjat Pengusiran Intimidasi
Menolak Gossip Menggerutu
mt
mp
up
cp Ct cPs np nt it
X
X
X
X
X
X
X
ip tp
X X X
tn
Gsp
gm gk gb
X
X
X
X
Perilaku agresif lainnya : Pelemparan ke dalam stadion pada terhadap lawan Pemukulan oleh pengurus terhadap salah satu anggota Mac’z Man yang melempar . Deskripsi perilaku agresif para suporter pada pertandingan III 1. Memanjat tiang bendera (mt) : Suporter, jumlahnya 4 orang memanjat tiang bendera sejak awal pertandingan hingga petandingan selesai (orang yang sama dengan pertandingan sebelumnya)
144
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Suporter mengikatkan dirinya di tiang bendera, melompat-lompat sambil mengibarkan bendera 2. memanjat pagar (mp) : beberapa anak memanjat pagar pembatas tempat duduk penonton dengan stadion saat menonton pertandingan. Ini dilakukan selama pertandingan dan hanya berhenti saat jeda babak pertama. Saat babak kedua berlangsung mereka kembali memanjat pagar. Jumlah orang yang memanjat semakin banyak saat PSM sudah tertinggal dengan kedudukan 0-1 pada menit-menit akhir 3. Pengusiran penonton (up) : 15 menit sebelum pertandingan penonton lain yang tidak berbaju merah dan menempati tempat The Mac’z Man disuruh pindah Para The mac’z Man disuruh menggeser posisi orang-orang yang tidak berbaju merah Meski bukan The Mac’z Man tetapi jika berbaju merah dan mau ikuti nyanyian dan gerakan The Mac’z Man, tidak disuruh pindah. 4. menghina/mencaci pemain lain (cp) : pada saat pemain lawan membawa bola (spontanitas dengan kata-kata) pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola saat pemain merebut bola dari pemain PSM (spontanitas dengan kata-kata). Saat pemain lawan melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM. 5. menghina/mencaci tim lawan (ct) : saat tim lawan menguasai bola saat tim lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM 6. menghina/mencaci pemain PSM (cPs) : saat pemain PSM bermain buruk pemain PSM gagal menghalau / menjaga pemain lawan pemain PSM hampir melakukan blunder (melakukan kesalahan hingga hampir memasukkan bola ke gawang sendiri 7. memaki dengan nyanyian pada pemain lawan (np) : pada saat pemain lawan membawa bola pemain lawan yang hebat dihina agar tidak berkonsentrasi utamanya saat menguasai bola atau kehilangan bola semua dalam bentuk nyanyian dan nyanyian mengikuti lagu yang diinstuksikan oleh jendral lapangan. Memaki pemain lawan yang dilanggar salah satu pemain PSM yang mengakibatkan kartu merah bagi pemain tersebut sehingga tidak lagi diperbolehkan bermain. 8. memaki dengan nyanyian pada tim lawan (nt) : saat tim lawan menguasai bola saat tim lawan mengatur serangan dan mengurung tim PSM semua dalam bentuk nyanyian dan nyanyian mengikuti lagu yang diinstuksikan oleh jendral lapangan. 9. menekan tim lawan dengan nyanyian (it) : mengancam tim lawan saat tim lawan mengurung tim PSM dan menguasai bola. Mengancam tim lawan saat tim lawan dalam keadaan lebih unggul dari PSM (skor) 10. menekan pemain lawan dengan nyanyian (ip) :
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengancam untuk memukul pemain lawan saat melakukan pelanggaran terhadap pemain PSM 11. menolak menyanyi para suporter menolak menyanyi saat PSM terdesak dan ketinggalan 0-1. semua terdiam menyaksikan peluang-peluang dan serangan-serangan PSM. Perintah jendral lapangan sudah tidak didengarkan lagi. Meskipun ada beberpa yang menyanyi namun dengan malas-malasan sehingga suara mereka nyaris tak terdengar. Yang terdengar hanyalah suara-suara drum yang dibunyikan oleh divisi musik. 12. membicarakan ketidakpuasan kinerja tim PSM (Gsp) : permainan PSM secara keseluruhan dinilai sangat tidak bagus karena kalah di menit-menit akhir apalagi saat salah satu pemai PSM mendapat kartu merah dan dinilai sebagai penyebab kekalahan tim PSM. Ini terjadi saat pertandingan usai. Pemain asing tidak bermain bagus dan tidak mencetak gol. 13. menggerutu saat pemain PSM gagal mencetak gol (gm) : marah-marah dan mengumpat saat pemain PSM gagal memanfaatkan peluang untuk mencetak gol dan semakin sering frekuensinya saat PSM sudah dalam keadaan tertinggal di menit-menit akhir. 14. menggerutu saat pemain PSM gagal menguasai bola (gk) : saat bola direbut lawan saat pemain PSM gagal meguasai bola yang dioperkan oleh rekan satu timnya. Saat pemain PSM tidak sempurna menggiring bola Saat salah memberikan umpan pada rekan satu timnya. 15. menggerutu saat PSM bermain buruk (gb) : saat PSM gagal menyamakan kedudukan untuk mengejar ketertinggalan skor Saat PSM mengendurkan serangan. Saat PSM ditekan atau dikurung tim lawan. Tambahan 16. pelemparan Saat PSM sudah tetinggal 0-1 ada salah seorang suporter yang melakukan pelemparan ke arah pemain lawan. Benda yang dilempar berupa botol air mineral dan beberapa benda keras lain. Kejadiannya sangat cepat dan terjadi saat pemain lawan berada di pinggir lapangan yang berdekatan dengan pagar pembatas penonton untuk melakukan ’tendangan bebas’. Segera salah satu dirigen lapangan meneriaki suporter tersebut dan menunjuk suporter tersebut agar segera diamankan oleh tim keamanan suporter. Untukmemudahkan ’penangkapannya’ dirigen tersebut menyebutkan segala atribut yang dikenakan oleh suporter tersebut. Suporter tersebut segera ditemukan dan diamankan. 17. pemukulan Pemukulan ini merupakan kelanjutan dari kejadian pelemparan yang terjadi sebelumnya. Saat orang yang melempar ditemukan, berkat kerja sama semua suporter yang ada di sekeliling orang itu, orang tersebut diterik turun dari tribunnya oleh petugas keamanan suporter. Tiba di bawah dan sudah terpisah dari kelompok besar suporter, tiba-tiba datang seseorang, yang belakangan diketahui oleh peneliti merupakan ketua salah satu sektor The Mac’z Man, dengan tergesa-gesa berjalan menuju suporter tersebut dan dengan cepat tanpa berkat-kata memukul suporter tersebut hingga terdorong ke belakang ke araha
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
para suporter laian yang berdiri. Setelah itu dia dimaki-maki dan ketua sektor tersebut menginterogasi orang tersebut dengan cepat dan suara yang keras. Petugas keamanan suporter segera mengamankan suporter tersebut dan membawanya keluar stadion. Jendral lapangan segera menginstruksikan divisi musik untuk menabuh drum dan mengajak para suporter untuk bernyanyi lagi.
147