JURNAL KOHESIFITAS SUPORTER TIM
kohesivitas yang terlihat serta ingin mengetahui
SEPAK BOLA PERSIJA
faktor-faktor yang menyebabkan kohesivitas pada
Bayu Wicaksono
The
Jakmania.
Kekompakan
yang
ditunjukkan dari sebelum pertandingan hingga akhir inilah yang menarik minat peneliti untuk
Fakultas Psikologi
mengkaji kelompok suporter ini. Universitas Gunadarma
Dalam
penelitian
ini
peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif yang ditekankan pada penelitian studi kasus. Peneliti ABSTRAKSI
mengambil langkah ini karena melihat adanya
Suporter sebuah tim adalah salah satu
sifat khusus dari kelompok yang akan diteliti, hal
faktor pendukung yang tidak bisa dilepaskan
ini diperkuat dengan teori dari Yin (1994)
dari sisi luar lapangan pertandingan. Bahkan
menyimpulkan studi kasus sebagai suatu bentuk
keberadaan
penelitian (inquiry) atau studi tentang suatu
supporter
ini
sendiri
mampu
memberikan dukungan moral yang cukup besar
masalah
bagi para pemainnya. Gemuruh suara para
(particulary),
supporter
ketika
pendekatan kualitatif maupun kuantitatif, dengan
terdengar
sebelum
pertandingan hingga
seringkali
pertandingan
berakhir, bahkan dukungan pun terus diberikan oleh
para
supporter
yang
tidak
sasaran
yang
memiliki
dapat
sifat
dilakukan
perorangan
kekhususan baik
(individual)
dengan
maupun
kelompok, bahkan masyarakat luas.
dapat
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
menyaksikan pertandingan secara langsung.
dilakukan tampak adanya kohesivitas individu
Inilah mengapa dukungan supporter menjadi hal
dalam kelompok kecil The Jakmania, hal
yang sangat penting bagi semangat para
tersebut dapat dilihat dari:
pemain.
a. Aktifitas kelompok dalam komunitas (main
Sepak bola adalah permainan yang
bola bareng, berkumpul setiap hari, bakti
sangat lekat dengan masyarakat Indonesia. Olah raga ini digemari oleh berbagai kalangan
sosial dan nonton bola bareng). b.
Aktifitas
kelompok
kecil
(pulang
pergi
masyarakat, terlepas dari faktor umur, jenis
bersama
kelamin, dan status sosial di masyarakat.
patungan untuk menyewa kendaraan).
saat
menonton
pertandingan,
Banyaknya Tim sepak bola yang ada di setiap
c. Proses pengambilan keputusan (berdiskusi,
wilayah
solusi, pengambilan keputusan).
Indonesia
menimbulkan
antusias
penduduk setiap wilayah untuk mendukung tim
d. Identitas kelompok (Warna, tulisan, logo-logo,
sepak bola dari wilayahnya sendiri. Hal ini pula
atribut Persija)
yang melatar belakangi adanya tim suporter
e. Kohesivitas kelompok di luar lapangan
sepak bola Persija, atau yang lebih dikenal
(proses menumbuhkan keterikatan, aktifitas
dengan The Jakmania.
sebelum
Mengacu pada antusiasme supporter sepak bola The Jakmania, peneliti tertarik pada
pertandingan,
aktifitas
setelah
pertandingan, tempat berkumpul, mencari
The
kendaraan, menaiki kendaraan, menyanyikan
Jakmania
adalah
kelompok
yel-yel, membeli air dan rokok, tegur sapa,
suporter pendukung tim sepak bola Persija yang
menuju tempat parkir, perjalanan pulang,
terbentuk karena suatu alasan, yaitu sama-
membahas pertandingan).
sama mendukung tim sepak bola Persija dan
f. Kohesivitas kelompok di lapangan (bentuk dukungan,
aktifitas
ketika
pertandingan,
berupaya untuk mengorganisir para suporter Persija.
The
Jakmania
berdiri
sejak
Liga
mencari Jak lain, bergabung dengan Jak lain,
Indonesia
bernyanyi
Pada awalnya The Jakmania hanya terdiri dari
bersama,
merayakan
gol,
IV, tepatnya 19 Desember 1997.
100 orang, dengan pengurus sebanyak 40
merayakan kemenangan). Selain melihat kohesivitas, peneliti juga
orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang
menemukan faktor-faktor yang menyebabkan
dikenal di mata masyarakat. Gugun Gondrong
kohesivitas individu dalam kelompok kecil The
merupakan sosok yang paling dikenal saat itu
Jakmania adalah:
dan memimpin The Jakmania pada periode
a. Latar belakang kelompok (jumlah anggota,
1999-2000. Seiring dengan berjalannya waktu masa
teman nongkrong, tujuan yang sama).
kepemimpinan
Gugun
Gondrong
b. Aktifitas dan kegiatan kelompok (main bola
digantikan oleh Fery Indrasjarief yang memimpin
bareng, satu lingkungan, main bola, bakti
selama 3 periode. Pada masa kepemimpinan
sosial, nonton bola).
Fery, The Jakmania berhasil mendapatkan
c.
Kebersamaan
kelompok
(
proses
menumbuhkan keterikatan, saling membantu,
anggota sebanyak 30.000 dari 50 Koordinator Wilayah (Wikipedia, 2007).
saling menolong). Kata
kunci:
Kohesivitas,
Selain
TheJakmania,
kegiatan
mendukung
Persija
dalam pertandingan, anggota The Jakmania
Suporter
juga memiliki kegiatan kumpul bersama yang dilakukan setiap hari Selasa dan Jum’at, dimana
PENDAHULUAN
dalam kegiatan tersebut baik pengurus ataupun
A. Latar Belakang Masalah Persija adalah sebuah klub sepak bola yang terletak di Jakarta. Persija berdiri pada tanggal 28 November 1928 dan memiliki julukan Macan Kemayoran. Keberadaan Persija dalam kancah Liga Indonesia dan bermain dalam Divisi Utama
Liga
perkembangan
The
Jakmania serta melaporkan laporan dari setiap bidang kepengurusan, tidak lupa kegiatan ini juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut (Wikipedia, 2007). Dalam kelompok The Jakmania terdapat
tersendiri, bukan hanya oleh permainannya
kelompok-kelompok seperti Jak On Air yaitu
yang menawan tetapi juga pada suporter
kelompok yang bekerja sama dengan Radio
pendukung
Utan
yang
memberikan
membahas
warna
Jakmania.
Indonesia
anggota
menamai
dirinya
The
Kayu
yang
setiap
seminggu
mendatangkan
pemain-pemain
Angel
kelompok
yaitu
Persija,
perempuan
sekali Jak yang
mendukung
tim
Persija,
Jak
Online
yaitu
berinteraksi dengan setiap anggota lainnya
kelompok yang mempunyai kegiatan untuk
dalam
memberikan fasilitas informasi tentang Persija
Sedangkan,
melalui
yaitu
kelompok yang jumlah anggotanya 3-30 orang
kelompok pengguna kendaraan vespa yang
dan interaksi antar anggotanya tidak seintensif
mendukung Persija, dan Jak Adventure adalah
pada
kelompok suporter yang mendukung persija saat
kelompok arisan, panitia kecil).
jalur
internet,
Jak
Scooter
kelompok
(keluarga,
kelompok
kelompok
sahabat).
non-primer
primer
(teman
adalah
sekelas,
bertanding di kandang lawan (Wikipedia, 2007). Aristoteles (dalam Budiyanto, 2004) Kelompok-kelompok yang ada dalam
mengatakan
bahwa
manusia
adalah
zoon
The Jakmania tidak hanya terbatas dari yang
politicon atau makhluk yang pada dasarnya
tertulis di atas, banyak kelompok-kelompok kecil
selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan
yang tidak tercatat berdasarkan pembagian
sesama manusia lainnya. Status makhluk sosial
kelompok tersebut. Kelompok-kelompok kecil ini
melekat pada diri setiap individu. Ia tidak dapat
memiliki aktifitas seperti berangkat bersama-
bertahan hidup secara utuh hanya dengan
sama dari suatu tempat menuju stadion tempat
mengandalkan dirinya sendiri saja. Sejak lahir
lokasi
sampai meninggal dunia manusia memerlukan
pertandingan
Persija
dan
pulang
bersama-sama menuju tempat asal. Kelompok The
Jak
Kukusan
merupakan
salah
bantuan atau kerja sama dengan orang lain.
satu Dalam ilmu-ilmu sosial seperti Ekonomi,
kelompok kecil yang tidak tercatat berdasarkan
Hukum, Sosiologi, dan sebagainya, termasuk
pembagian kelompok diatas.
juga Hal-hal
Psikologi
Sosial,
sering
memasukkan
tersebut
diataslah
yang
istilah-istilah seperti kelompok umur, kelompok
peneliti
mengangkat
tema
urban, kaum imigran, generasi muda, golongan
kohesifitas dalam kelompok untuk dijadikan
menengah, dan sebagainya. Istilah-istilah itu
sebagai bahan penelitian, dikarenakan adanya
bermaksud
pandangan
kumpulan (agregat) manusia dengan ciri-ciri
melatarbelakangi
masyarakat
yang
bertentangan
untuk
menggambarkan
satu
mengenai suporter sepak bola. Masyarakat
tertentu
memandang kegiatan suporter sepak bola dapat
anggota kumpulan itu sama sekali belum pernah
memicu timbulnya agresifitas yang merugikan
saling berhubungan, dan sebagaimana kita
banyak pihak tanpa melihat adanya kohesifitas
ketahui tidak setiap kumpulan orang dapat
yang dapat membangun serta bersifat positif.
dipertimbangkan sebagai kelompok.
Theodore
manusia
Pengertian kelompok berbeda dengan
2005) membagi kelompok kecil menjadi dua
pengertian agregat. Agregat lebih menunjuk
jenis
lain,
pada kumpulan individu yang tidak berinteraksi
kelompok primer dan non-primer. Kelompok
satu sama lain namun bagaimanapun juga
primer
dapat
adalah
(dalam
individu-individu
Sarwono,
berdasarkan
Caplov
walaupun
ukurannya
kelompok
antara
yang
jumlah
anggotanya 2-20 orang dan tiap anggota
terjadi
bahwa
suatu
agregat
dapat
berubah menjadi sebuah kelompok (Sarwono, 2005).
Pakar
psikologi
sosial
antara
lain:
Cattel, Bennis dan Sheppard, Schutz ( Sarwono, 2005) Menurut
Johnson
(Sarwono,
2005)
kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi
tatap
muka
(face
to
face
interaction), yang masing-masing menyadari keanggotaannya
dalam
kelompok,
masing-
masing menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok, dan masing-masing menyadari saling ketergantungan secara positif
menempatkan
penelitian
dan
pembahasan tentang perilaku kelompok dalam prioritas
yang
cukup
tinggi.
Keterpaduan
kelompok (group cohesiveness) diterangkan oleh berbagai teori. Sebagian tidak berdasarkan eksperimen seperti diusung Le Bon, Mc Dougall, dan
Bion,
sebagian
lagi
berdasarkan
eksperimen seperti yang diusung oleh Festinger dan Lott dan Lott.
dalam mancapai tujuan bersama. Menurut Mc Dougal (dalam Sarwono, Bebearapa ahli psikologi sosial seperti Durkheim dan Warriner berpandangan bahwa kelompok merupakan sesuatu yang riil yang dapat diperlakukan sebagai objek di dalam lingkungan kita (dalam Sarwono, 2005). Sejalan dengan pandangan ini, adalah pandangan yang mendukung bahwa perilaku sosial lebih dapat dijelaskan
dengan
menekankan
keunikan
proses-proses kelompok daripada dijelaskan dalam
tingkat
sebuah
individu.
kelompok
itu
Dengan lebih
dari
demikian, sekedar
berkumpulnya secara kebetulan orang-orang yang
bersama-sama
berbagi
ide.
Sebagai
2005) kohesivitas kelompok dipengaruhi oleh faktor-faktor,
antara
lain
kelangsungan
keberadaan kelompok (berlanjut untuk waktu yang lama) dalam arti keanggotaan dan peran setiap anggota, adanya tradisi dan kebiasaan, ada
organisasi
deferensiasi
dan
dalam
kelompok
spesialisasi
fungsi),
(ada dan
kesadaran diri kelompok (setiap anggota tahu siapa saja yang termasuk kelompok, bagaimana caranya
ia
bagaimana
berfungsi struktur
dalam
kelompok,
dalam
kelompok),
pengetahuan tentang kelompok, keterikatan (attachment) kepada kelompok.
contoh, sebuah kerusuhan yang muncul setelah selesainya suatu pertandingan olah raga.
Menurut Festinger (dalam Sarwono, 2005)
Interaksi sosial semacam ini hanya dapat dipahami dengan menganalisa perilaku dalam tingkat kelompok, sebagai kebalikan dari tingkat individual. Tajfel (dalam Sarwono, 2005) mendukung analisa perilaku kelompok, dan berpandangan bahwa untuk perilaku sosial perlu mempertimbangkan kelompok sebagai entitas sederhana yang nyata, karena keanggotaan dalam kelompok merupakan bagian integral dari konsep diri (self-concept).
keterpaduan
kelompok
diawali
oleh
ketertarikan terhadap kelompok dan anggota kelompok dan dilanjutkan dengan interaksi sosial dan tujuan-tujuan pribadi yang menuntut adanya saling ketergantungan. Pada gilirannya kekuatan-kekuatan
di
lapangan
itu
akan
menimbulkan perilaku kelompok yang berupa kesinambungan keanggotaan dan penyesuaian terhadap standar kelompok, misalnya kelompok suporter tim sepak bola yang tetap konsisten
dengan
standar
kelompoknya
untuk
Hal itu menjadi bukti bahwa dengan
memberikan dukungan terhadap tim tersebut,
serangkaian tindakan dan perilaku tersebut The
kelompok penggemar motor besar yang tetap
Jakmania bisa didekati melalui teori psikologi
konsisten dengan standar kelompoknya yang
sosial dan psikologi kelompok. Dengan demikian
mengharuskan menggunakan motor besar.
penelitian ini bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu psikologi khususnya psikologi
B. Pertanyaan Penelitian
sosial dan psikologi kelompok.
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian
di
atas,
maka
peneliti
2. Manfaat praktis
ingin
mengetahui:
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kelompok The Jakmania khususnya bagi
1. Bagaimanakah kohesivitas individu dalam
komunitas The Jakmania Kukusan dan secara
kelompok kecil The Jakmania?
umum untuk kelompok dan komunitas lainnya. Kohesivitas
2. Faktor-faktor yang menyebabkan kohesivitas individu
dalam
kelompok
kecil
The
Jakmania?
yang
The
Jakmania
merupakan hasil dari hubungan antar individu di dalam
kelompok
terbentuknya merupakan
C. Tujuan Penelitian
dibangun
yang
mengarah
kebersamaan. cerminan
dari
kepada
Kohesivitas tindakan
itu
positif
anggota The Jakmania yang mendukung klub Penelitian
ini
bertujuan
untuk
sepakbola Persija.
mengetahui bagaimanakah kohesivitas individu dalam kelompok kecil The Jakmania, serta ingin
TINJAUAN PUSTAKA A. Kohesivitas
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kohesivitas individu dalam kelompok kecil The
1. Pengertian Kohesivitas Hornby (2000) mendefinisikan kohesif
Jakmania.
adalah pembentukan agar menjadi sebuah D. Manfaat Penelitian
kesatuan.
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
kelompok
The
Jakmania
memiliki
bentuk
kohesivitas seperti aktifitas kelompok dalam komunitas, aktifitas kelompok kecil, proses pengambilan keputusan, identitas kelompok, kohesivitas
kelompok
di
luar
kohesivitas kelompok di lapangan.
lapangan,
Alwi
dkk
(2005)
mendefinisikan kohesif adalah melekat satu dengan yang lain, berpadu, berlekatan .
1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Selanjutnya,
Festinger
(dalam
Ahmadi,
2002)
mendefinisikan kohesivitas kelompok adalah kekuatan
yang
memelihara
dan
menjaga
anggota dalam kelompok. Selanjutnya, Back (dalam
Sarwono,
2005)
mendefinisikan
kohesivitas adalah daya tarik terhadap anggota kelompok
atau
ketertarikan
interpersonal,
dimana pengertian kohesivitas dikaitkan sebagai
daya tarik anggota kelompok terhadap anggota
dapat
lainnya.
menimbulkannya, yaitu: Festinger dkk. (dalam Sarwono, 2005)
menyatakan
bahwa
kohesivitas
kelompok
adalah ketertarikan terhadap kelompok dan
tumbuh
jika
a. Kelangsungan
ada
faktor-faktor
keberadaan
yang
kelompok
(berlanjut untuk waktu yang lama) dalam arti keanggotaan dan peran setiap anggota.
anggota kelompok dan dilanjutkan dengan
b. Adanya tradisi, kebiasaan, dan adat.
interaksi sosial dan tujuan-tujuan pribadi yang
c. Ada organisasi dalam kelompok.
menuntut saling ketergantungan. Selanjutnya,
d. Kesadaran
diri
kelompok,
yaitu
setiap
Walgito (2007) menyatakan bahwa kohesivitas
anggota tahu siapa saja yang termasuk
kolompok adalah saling tertariknya atau saling
dalam kelompok, bagaimana caranya ia
senangnya anggota satu dengan yang lain
berfungsi
dalam kelompok.
struktur dalam kelompok, dan sebagainya.
dalam
kelompok,bagaimana
e. Pengetahuan tentang kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan
f. Keterikatan (attachment) kepada kelompok.
kohesivitas adalah ketertarikan anggota-anggota dalam kelompok untuk melekat satu dengan yang lain agar menjadi sebuah kesatuan. 2. Faktor-faktor
yang
Menurut Lott dan Lott (dalam Sarwono,
menyebabkan
Kohesivitas kelompok terbentuk karena adanya daya tarik antar anggota kelompok atau kelompok itu sendiri. Pada beberapa kelompok, diantara
anggota-anggota
kuat
dan
menetap. Pada kelompok lain ikatan tersebut merenggang,
dengan
hilangnya
rasa
“berkelompok” dan semakin lama anggotaanggotanya cenderung memisahkan diri.
terhadap
eksperimen
sejumlah
dipertandingkan,
regu
yang
dilakukan
tembak
menyimpulkan
a. Agresivitas
sebagai
reaksi
terhadap
gangguan dari luar. b. Evaluasi diri: menilai diri sendiri sebagai dinilai
positif
oleh
orang-orang
yang
menyenangi dan menilai positif terhadap orang-orang yang disenangi. c. Evaluasi
yang
berlebihan
tentang
keunggulan atau ketidakmampuan seeorang
Albert Myers (dalam Ahmadi, 2002) berdasarkan
2005) kohesivitas kelompok akan menimbulkan dampak sebagai berikut :
kohesivitas kelompok
ikatan
3. Dampak dari kohesivitas kelompok
yang bahwa
ancaman dapat menimbulkan dan meningkatkan
dibandingkan anggota kelompok lainnya. d. Evaluasi positif terhadap kelompok dan halhal yang terkait dengan kelompok. e. Persepsi tentang kesamaan antar pribadi dalam hal sikap, perilaku, dan kepribadian. f. Komunikasi yang lebih bebas hambatan.
kohesivitas.
g. Konformitas pada standar kelompok yang McDougall
(dalam
Sarwono,
2005)
menyimpulkan bahwa kohesivitas kelompok
bersangkutan dengan sikap dan penampilan.
4. Ciri-ciri kelompok yang kohesif
1. Sejarah
Ciri-ciri kohesifitas kelompok menurut Persija singkatan dari Persatuan Sepak
Suryabrata (2007) dapat dilihat dari:
Bola Jakarta adalah sebuah klub sepak bola a. Setiap
anggota
kelompok
mengenakan
Indonesia yang berbasis di Jakarta dan memiliki
identitas yang sama.
julukan Macan Kemayoran. Persija saat ini
b. Setiap anggota kelompok memiliki tujuan dan
bermain di Divisi Utama Liga Indonesia.
sasaran yang sama. c. Setiap
anggota
kelompok
dengan
keberhasilan dan kegagalan yang sama. d. Setiap anggota kelompok saling berkerja
cikal
bakal
bernama
Voetbalbond
Indonesish Jakarta (VIJ). VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan Sepak
sama dan berkolaborasi. e. Setiap anggota kelompok memiliki peran
Bola
Seluruh
Indonesia
(PSSI)
dengan
keikutsertaan wakil VIJ, Mr.Soekardi dalam
keanggotaan. f. Kelompok
Persija didirikan pada tahun 1928,
merasakan
mengambil
keputusan
secara
pembentukan
PSSI
di
Societeit
Hadiprojo
Yogyakarta, Sabtu 19 April 1930 (Wikipedia,
efektif.
2007).
B. Definisi Suporter Hornby (2000) mendefenisikan suporter
2. Prestasi Persija
adalah seseorang yang mendukung sebuah Klub
kelompok atau pemikiran. Alwi dkk (2005)
Sepak
Bola
Persija
memiliki
mendefinisikan suporter adalah orang yang
stadion yang terletak di Lebak Bulus, Jakarta,
memberikan
yang
dukungan,
sokongan,
dalam
memiliki
kapasitas
berjumlah
30.000
penonton. Klub ini mendapatkan mendapatkan
pertandingan.
perhatian yang besar dari Gubernur Jakarta Alwi (2005) mendefinisikan pendukung
waktu itu ,Sutiyoso yang merupakan Pembina
adalah orang mendukung, menyokong, dan
Persija. Keberadaan Persija dalam kancah Liga
menunjang.
Indonesia
Hornby
(2000)
mendefinisikan
pendukung adalah seseorang yang secara
memiliki
banyak
prestasi,
antaranya:
sukarela ikut ambil bagian dalam mendukung sebuah teori, konsep, kegiatan.
a.
1931 Juara – VIJ Jakarta ( nama awal
Persija) Dengan demikian dapat disimpulkan
b. 1933 Juara – VIJ Jakarta
suporter adalah seseorang yang memberikan
c.
dukungan kepada sebuah kelompok dalam
d. 1938 Juara – VIJ Jakarta
pertandingan.
e.
1964 Juara – Persija Jakarta
f.
1974 Juara – Persija Jakarta
C. Tim Sepak Bola Persija
1934 Juara – VIJ Jakarta
g. 1975 Persija Jakarta dan PSMS Medan (juara bersama) h. 1977 Juara – Persija Jakarta
di
i.
1979 Juara – Persija Jakarta
j.
1990 Divisi Utama Peringkat 10
Kohesifitas kelompok The Jakmania ini sebagian
sesuai
dengan
pendapat
yang
k. 1995 Peringkat 12 Wilayah Barat
dikemukakan oleh Suryabrata (2007) mengenai
l. 1995 Peringkat 13 Wilayah Barat
ciri-ciri kohesifitas kelompok antara lain:
m. 1996 Peringkat 10 Wilayah Barat a. Setiap
n. 1998 4 Besar Liga Indonesia
anggota
b. Setiap anggota kelompok memiliki tujuan dan
p. 2001 Juara Liga Bank Mandiri
sasaran yang sama.
q. 2002 8 Besar Liga Bank Mandiri
c. Setiap
r. 2003 Peringkat 7 Liga Bank Mandiri
anggota
sama dan berkolaborasi.
u. 2005 Runner-Up Copa Indonesia
e. Setiap anggota kelompok memiliki peran
v. 2006 Liga Indonesia 8 Besar
keanggotaan.
w. 2006 Copa Indonesia Juara
f. Kelompok D. Kohesivitas Suporter Tim Persija The Jakmania memiliki kohesivitas yang
tim sepak bola Persija. Selain memberikan dukungan kepada Persija dalam pertandingan, The Jakmania juga melakukan kegiatan seperti Jak On Air yaitu kegiatan yang diadakan dengan bekerja sama dengan Radio Utan Kayu. Mereka radio
secara
langsung
seminggu sekali dengan mendatangkan pemainpemain Persija. Jak Angel yaitu komunitas perempuan yang mendukung tim Persija, Jak Online adalah kegiatan untuk bertukar informasi tentang Persija melalui jalur internet, dan Jakscooter merupakan komunitas pengguna kendaraan vespa yang mendukung persija Persija (Wikipedia, 2007).
secara
A. Pendekatan Penelitian
menghadapi
berwarna orange yang merupakan seragam dari
siaran
keputusan
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode penelitian
pertandingan dengan menggunakan baju yang
melakukan
mengambil
efektif.
dapat terlihat pada saat memberikan dukungan saat
merasakan
d. Setiap anggota kelompok saling berkerja
t. 2005 Runner-Up Liga Indonesia
Persija
kelompok
keberhasilan dan kegagalan yang sama.
s. 2004 Peringkat 3 Liga Bank Mandiri
tim
mengenakan
identitas yang sama.
o. 1999 4 Besar Liga Indonesia
kepada
kelompok
yang
digunakan
kualitatif.
adalah
Usman
mendefinisikan
dan
metode
metode Purnomo penelitian
penelitian (2006) kualitatif
adalah metode yang berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. Metode penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dan lebih berdasarkan pada
filsafat
fenomenologis
yang
mengutamakan penghayatan. Akan tetapi dalam penelitian ini lebih ditekankan pada penelitian studi
kasus
yang
merupakan
bagian
dari
penelitian kualitatif. Yin (1994) menyimpulkan studi kasus sebagai suatu bentuk penelitian (inquiry) atau studi tentang suatu masalah yang
memiliki sifat kekhususan (particulary), dapat
e. Studi
kasus
tidak
bertujuan
melakukan
dilakukan baik dengan pendekatan kualitatif
generalisasi, walaupun studi dapat dilakukan
maupun kuantitatif, dengan sasaran perorangan
terhadap beberapa kasus.
(individual)
maupun
kelompok,
bahkan
masyarakat luas.
f. Hal-hal yang umum juga dipelajari dalam studi kasus tetapi lebih fokus kearah yang spesifik atau unik.
Selanjutnya,
Mulyana
(2002)
menjelaskan bahwa studi kasus ditekankan oleh beberapa peneliti karena memfokuskan apa
B. Subjek Penelitian 1. Karakteristik Subjek
yang dapat dipelajari secara khusus pada kasus tunggal.
Penekanan
studi
kasus
adalah
memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk mendapatkan generalisasi.
Subjek adalah anggota The Jakmania dan merupakan bagian dari kelompok The Jak
Kukusan
yang
melakukan
aktifitas
berangkat bersama-sama dari suatu tempat menuju lokasi pertandingan Persija dan
Metode
penelitian
studi
kasus
pulang bersama-sama menuju tempat asal.
bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat (Usman & Purnomo, 2006).
Peneliti
memilih
The
Jak
Kukusan
karena keaktifan para pendukung tim sepak bola Persija ini yang secara wilayah berada di luar Jakarta yaitu di Depok, walaupun kota
Ciri-ciri studi kasus menurut Mulyana
Depok memiliki tim sepak bola sendiri yaitu Persikad, tetapi kesetiaan suportivitas tetap
(2002):
kepada Persija. a. Studi kasus bukan metodologi penelitian, tetapi
suatu
bentuk
studi
(penelitian)
2. Metode Pengambilan Subjek
tentang masalah yang khusus (particular). b. Sasaran studi kasus dapat bersifat tunggal (ditujukan per orangan/individual) atau suatu kelompok, misalnya suatu kelas, kelompok
Metode
pengambilan
subjek
dalam
metode studi kasus ini dilakukan dengan cara
memilih
berdasarkan
karakteristik
subjek yang telah ditentukan sebelumnya.
profesional, dan lain-lain. c. Masalah yang dipelajari bersifat kompleks atau
sederhana.
misalnya
Masalah
sederhana
yang
mengalami
anak
yang
ingin
dicapai
adalah
pemahaman yang mendalam tentang suatu kasus.
Menurut
Foreman
(dalam
Black
&
Champion, 2001) dalam penelitian studi
penyimpangan perilaku. d. Tujuan
3. Jumlah Subjek
kasus sampel penelitian
dapat dikenakan
pada seseorang, sekelompok orang seperti misalnya suatu perkumpulan atau keluarga, suatu kelas orang seperti profesor atau para pencuri, suatu unit ekologis seperti misalnya
rukun tetangga atau komunitas, suatu unit
diseminarkan
budaya seperti misalnya sebuah peragaan
pembimbing,
atau lembaga. Berdasarkan pendapat di
kelapangan untuk mengumpulkan data yang
atas, maka jumlah subjek dalam penelitian ini
relevan. (Peneliti melakukan seminar di
adalah 2 orang yang masih dalam satu
depan kelas, di hadapan dosen pembimbing
kelompok pada komunitas The Jak Kukusan.
dan rekan kuliah. Seminar ini dilakukan pada
atau
meminta
barulah
persetujuan
peneliti
terjun
saat mata kuliah seminar studi kasus.) C. Tahap-tahap Penelitian Menurut Usman dan Purnomo (2006) tahap
persiapan
dan
pelaksanaan
dalam
penelitian kualitatif meliputi beberapa tahap:
4. Memasuki Lapangan Pada tahap ini langkah awal peneliti adalah memilih
lokasi
situasi
sosial
yang
mengandung unsur tempat, pelaku, dan
1. Studi Pendahuluan
kegiatan. Pada tahap ini studi pendahuluan berguna untuk menjajaki keadaan di luar lapangan, di mana peneliti harus mengetahui masalah apa yang layak dan penting untuk diteliti. (Sebelum
melakukan
penelitian,
peneliti
a. Tempat adalah wadah dimana manusia melakukan kegiatan tertentu. b. Pelaku adalah semua orang yang terdapat dalam wadah tertentu.
melakukan kegiatan untuk melihat kelayakan dan kepatutan dari masalah yang akan diteliti pada kelompok yang bersangkutan disertai adanya konsultasi dan bimbingan dari dosen
c. Kegiatan adalah aktivitas yang dilakukan dalam wadah tertentu. 5. Pengumpulan data
pembimbing.) Pada tahap ini data yang dikumpulkan oleh 2. Pembuatan Pradesain Penelitian
peneliti meliputi tempat, pelaku, dan kegiatan
Pada tahap ini penelitian tidak bertujuan untuk menguji atau membuktikan teori seperti
yang diperoleh dari lapangan. 6. Analisis Data
dalam metode kuantitatif, melainkan peneliti harus dapat mengembangkan teori yang
Pada tahap ini data yang diperoleh dari
akhirnya menemukan teori baru berdasarkan
lapangan harus segera dianalisis setelah
data yang didapatkan dilapangan.
dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk laporan lapangan.
3. Seminar Pradesain Pada tahap ini seminar berguna untuk mendapatkan umpan balik terhadap hal-hal yang perlu mendapatkan perbaikan. Setelah pradesain
selesai
dibuat,
maka
perlu
D.
Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara Menurut Usman dan Purnomo (2006) mendefinisikan wawancara adalah tanya jawab
lisan dua orang atau lebih secara langsung.
dengan baik diselingi dengan sekali-kali
Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu
mengajkan pertanyaan.
Pewawancara
yang
disebut
intervieuwer,
sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee. Menurut Denzin (dalam Black & Champion, 2001) mendefinisikan Interview atau wawancara dengan
adalah
tatap
pertukaran
muka
percakapan
dimana
seseorang
4.) Wawancara terstruktur dan wawancara tak tersruktur Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Sedangkan wawancara tak
memperoleh informasi dari yang lain.
terstruktur Jenis wawancara menurut Guba dan
adalah
wawancara
dimana
pernyaan biasanya tidak disusun terlebih
Lincoln (dalam Moleong, 2007) dapat dibagi
dahulu,
beberapa jenis yaitu:
keadaan dan ciri yang unik dari responden.
1.) Wawancara oleh tim atau panel
malah
Dalam
disesuaikan
penelitian
dengan
ini
peneliti
Wawancara oleh tim berarti wawancara
menggunakan tipe wawancara terbuka. Hal ini
dilakukan tidak hanya oleh satu orang,
akan memungkinkan peneliti untuk memiliki
tetapi oleh dua orang atau lebih terhadap
panduan dalam mengajukan pertanyaan yang
sesorang yang diwawancarai. Di pihak lain,
berkaitan dengan hal yang diteliti, namun pada
seseorang
saja
saat yang bersamaan tetap fleksibel, itu semua
memperhadapkan dua orang atau lebih
tergantung pada perkembangan dan situasi
yang diwawancarai sekaligus, yang dalam
dalam wawancara.
pewawancara
dapat
hal ini dinamakan panel. 2. Observasi 2.) Wawancara tertutup dan terbuka Pada wawancara tertutup biasanya yang diwawancarai
tidak
mengetahui,
tidak
menyadari bahwa mereka diwawancarai, dan tidak mengetahui tujuan wawancara. Sedangkan subjek
pada
wawancara
mengetahui
bahwa
ia
terbuka sedang
diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan tujuan wawancara itu. 3.) Wawancara riwayat secara lisan Jenis ini adalah wawancara yang dilakukan sedemikian rupa sehingga terwawancara berbicara
terus
pewawancara
menerus, duduk
sedangkan
mendengarkan
Menurut Black & Champion (2001) observasi adalah mengamati dan mendengar perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi dan pengendalian, serta mencatat penemuan yang memungkinkan atau memenuhi syarat untuk digunakan kedalam tingkat penafsiran analisis. Menurut Young (dalam Ahmadi, 2002) observasi
adalah
dijalankan
secara
suatu
penyelidikan
sistematis,
dan
yang
dengan
sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera (terutama mata) terhadap kejadiankejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi.
Menurut Usman dan Purnomo (2006)
dimana peneliti terlibat langsung secara aktif
observasi adalah pengamatan dan pencatatan
dalam
yang sistematis terhadap gejala-gejala yang
memungkinkan informasi yang diperoleh dapat
diteliti. Dalam observasi peneliti secara terus
lebih maksimal dan diharapkan akan membantu
menerus melakukan pengamatan atas perilaku
dalam penelitian.
objek
yang
diteliti
sehingga
seseorang, mencatat ucapan-ucapan, ekspresiekspresi
dari
responden
dalam
suatu
wawancara.
E. Alat Bantu Penelitian Dalam
penelitian
ini
peneliti
menggunakan alat bantu pengumpulan data Menurut Usman dan Purnomo (2006)
sebagai berikut:
Metode observasi dibagi menjadi enam teknik, yaitu
1. Pedoman Wawancara
a) Observasi Partisipasi adalah observasi yang
Pedoman wawancara berisi pertanyaan
dilakukan jika observer terlibat langsung
– pertanyaan yang berkenaan dengan masalah
secara aktif dalam objek yang diteliti.
penelitian. Pedoman wawancara ini disusun
b) Observasi Nonpartisipasi adalah observasi
berdasarkan teori –teori yang berhubungan
yang dilakukan jika observer tidak terlibat
dengan topik penelitian. Manfaat dari pedoman
langsung secara aktif dalam objek yang
wawancara ini adalah agar wawancara yang
diteliti.
dilakukan
c) Observasi Sistematis adalah observasi yang sudah
ditentukan
terlebih
dahulu
tdak
menyimpang
dari
tujuan
penelitian. Pedoman wawancara ini memiliki 3 bagian, yaitu :
kerangkanya, kerangka itu memuat faktorfaktor
yang
akan
diobservasi
menurut
disampaikan kepada subjek sehubungan
kategorinya. d) Observasi Nonsistematis adalah observasi yang
belum
ditentukan
terlebih
dahulu
e) Observasi Eksperimental adalah observasi dilakukan
terhadap
situasi
yang
disiapkan sedemikian rupa untuk meneliti
Noneksperimental
adalah
observasi yang dilakukan terhadap situasi yang belum disiapkan atau alami untuk meneliti sesuatu yang dicobakan. Dalam menggunakan
dilaksanakan.
penelitian teknik
perlu diketahui seperti usia subjek, latar belakang
pendidikan
subjek
dan
lain
sebagainya. c. Pertanyaan –pertanyaan terbuka: Berisi hal-
sesuatu yang dicobakan. f) Observasi
dengan kegiatan wawancara yang akan
b Data partisipan: Berisi hal-hal umum yang
kerangkanya.
yang
a Introduksi: berisi hal – hal yang perlu
ini
observasi
hal yang ingin ditanyakan peneliti
kepada
subjek yang sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian 2. Alat Bantu Pengumpul Data
peneliti partisipasi
Tape Recorder digunakan sebagai alat bantu pada saat wawancara, ini dimaksud agar
memudahkan peneliti dalam mencatat jawaban
b. Triangulasi Metode
yang subjek berikan. Penggunaan alat perekam dilakukan
atas
sepengetahuan
dan
seizin
Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil
subjek.
penelitian
beberapa
teknik
pengumpulan data dan pengecekan derajat
pada
Kamera digunakan sebagai alat bantu
kepercayaan beberapa sumber data dengan
saat
metode yang sama.
observasi,
ini
dimaksud
agar
memudahkan peneliti dalam mengobservasi kejadian di lapangan. Penggunaan alat perekam dilakukan
atas
sepengetahuan
dan
seizin
subjek.
c. Triangulasi penyidik Adanya
pengamat
keperluan
diluar
pengecekan
peneliti
kembali
untuk derajat
kepercayaan data. Adanya pengamat lain F. Keakuratan Penelitian Dalam
penelitian
membantu
ini
peneliti
mengurangi
kemelencengan
dalam pengumpulan data.
menggunakan beberapa uji keakuratan, antara d. Triangulasi Teori
lain: 1. Uji Kredibilitas
Pengunaan berbagai teori yang berlainan
Kredibilitas
adalah
kepercayaan
terhadap data hasil penelitian kualitatif. Untuk mencapai kredibilitas dapat dilakukan dengan
untuk
memastikan
bahwa
data
yang
dikumpulkan sudah memenuhi syarat. 2. Uji Dependability
berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengunakan meningkatkan
proses
dan
Dependability adalah uji yang dilakukan
(keajegan
dengan melakukan audit terhadap keseluruhan
triangulasi
ketekunan
proses
pengamatan).
penelitian.
Cara
untuk
melakukan
dependability adalah dilakukan oleh auditor Menurut Wiersma (dalam Sugiyono, 2007) triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Patton (dalam Moleong, 2007) mengemukakan
empat
macam
triangulasi
sebagai teknik pemeriksaan, yaitu: a. Triangulasi Sumber Membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
yang independen atau pembimbing mengaudit keseluruhan aktifitas peneliti dalam melekukan penelitian
(bagaimana
peneliti
mulai
menentukan masalah atau fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, sampai membuat kesimpulan dapat ditunjukan oleh peneliti). 3. Uji Confirmability Confirmability
adalah
menguji
hasil
penelitian yang dikaitkan dengan proses yang dilakukan.
Menurut
G. Analisis Data
Suryabrata
(2007)
ciri-ciri
kohesivitas kelompok dapat dilihat dari: setiap Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa langkah, antara lain:
anggota kelompok mengenakan identitas yang sama, setiap anggota kelompok memiliki tujuan dan
1. Data Reduction (Reduksi Data)
sasaran
kelompok
yang
sama,
merasakan
setiap
anggota
keberhasilan
dan
Mereduksi data berarti merangkum, memilih
kegagalan yang sama, setiap anggota kelompok
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
saling berkerja sama dan berkolaborasi, setiap
hal yang penting, dicari tema dan polanya.
anggota kelompok memiliki peran ke anggotaan, kelompok mengambil keputusan secara efektif.
2. Data Display (Penyajian Data) Menyajikan
kedalam
pola
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan
berdasarkan
apa
kerja
yang
selanjutnya
telah
dipahami
tersebut. Dalam penyajian data, verbatim disusun
berdasarkan
tema-tema.
Dalam
koding dilakukan 2 tahap. Yang pertama, pertanyaan dan jawaban serta observasi disusun
menjadi
tiga
Berdasarkan
sehingga
kolom
(baris,
wawancara, tema) serta urutan penyajian berdasarkan baris. Yang kedua pertanyaan dan jawaban serta observasi yang sudah disusun dikelompokkan berdasarkan tematema, sehingga baris berubah lalu dibuat baris baru. Selanjutnya hasil koding tahap kedua dibaca berulang-ulang.
dalam
kelompok
penelitian
tersebut
kohesivitas
seperti,
aktifitas
kelompok dalam komunitas (main bola bareng adalah salah satu kegiatan TheJak kukusan, berkumpul setiap hari), aktifitas kelompok kecil (pulang
pergi
pertandingan patungan),
bersama Persija
proses
saat
menonton
secara
langsung,
pengambilan
keputusan
(berdiskusi untuk menentukan keputusan yang terbaik, setiap anggota mempunyai solusi), identitas
kelompok
(menggunakan
atribut
Persija, baju, logo, shal), kohesivitas kelompok di luar lapangan (berkumpul diwarung ujung gang, dalam perjalanan kelompok menyanyikan yel-yel
bersama),
kohesivitas
kelompok
dilapangan (kelompok bergabung dengan The Jak yang lain, kelompok bernyanyi bersama-
3. Conclusion Drawing/verication Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif
sama, merayakan gol bersama, merayakan kemenangan bersama).
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diatas dapat dijelaskan
2. Faktor-faktor yang menyebabkan kohesivitas individu dalam kelompok kecil The Jakmania.
beberapa hal yaitu: 1. Kohesivitas individu dalam kelompok kecil The Jakmania.
Menurut McDougall (dalam Sarwono, 2005)
kohesivitas dalam kelompok dapat
dipengaruhi oleh: kelangsungan keberadaan
kelompok (berlanjut dalam waktu yang lama)
meningkatkan
dalam arti keanggotaan dan peran setiap
kelompok), saling membantu dan menolong
anggota, adanya tradisi kebiasaan dan adat,
(setiap anggota The Jak saling membantu jika
ada organisasi dalam kelompok, kesadaran diri
ada yang kesusahan dan setiap anggota The
kelompok (setiap anggota tahu siapa saja yang
Jak harus saling menolong, perilaku tersebut
termasuk dalam kelompok, bagaimana caranya
dapat
ia berfungsi dalam kelompok,bagaimana struktur
kebersamaan setiap anggota).
dalam
kelompok,
dan
keterikatan
meningkatkan
antara
anggota
kekompakkan
dan
sebagainya),
pengetahuan tentang kelompok, keterikatan
Kegiatan-kegiatan seperti inilah yang menyebabkan adanya keterkaitan antara dua
(attachment) kepada kelompok.
hal yaitu kohesivitas dalam kelompok tersebut Selain dapat melihat kohesivitas dalam
dan faktor-faktor yang menyebabkan kohesivitas
kelompok tersebut, peneliti juga dapat melihat
individu dalam kelompok kecil The Jakmania
faktor-faktor yang menyebabkan kohesivitas
yang saling berkesinambungan.
individu dalam kelompok kecil The Jakmania. Pertama, latar belakang kelompok yaitu teman nongkrong
(jarak
rumah
yang
PENUTUP
berdekatan
menyebabkan anggota mudah bertemu), jumlah
A. Kesimpulan
anggota (dengan anggota yang berjumlah 10
Kesimpulan yang didapat dari penelitian
orang
ini adalah
menyebabkan
mengenal
lebih
setiap
dalam
individu
dengan
dapat
anggota
kelompok), tujuan yang sama (setiap anggota dalam kelompok memiliki keinginan yang sama yaitu ingin tim yang didukungnya menang). Kedua, aktivitas dan kegiatan kelompok seperti main bola bareng (setiap anggota kelompok memiliki kegiatan sehari-hari bersama kelompok seperti main bola bareng dan aktivitas tersebut dapat meningkatkan kekompakkan), nonton bola bareng (kelompok memiliki kegiatan lain seperti nonton
Liga
kelompok
dan
meningkatkan anggota
Champion
menumbuhkan
aktifitas
kekompakan,
dapat
kebersamaan
bersama
saling
anggota
tersebut
dapat
karena
setiap
bertemu).
Ketiga
seperti
proses
kelompok keterikatan
(pada
saat
berkumpul, anggota kelompok bercanda gurau dan tertawa bersama sehingga aktifitas ini dapat
1. Kohesivitas individu dalam kelompok kecil The Jakmania, hal ini dilihat dari: Aktifitas kelompok
dalam
komunitas(main
bola
bareng, satu lingkungan, bakti sosial dan nonton bola bareng), aktifitas kelompok kecil (pulang pergi bersama, patungan, pulang dan pergi bersama), proses pengambilan keputusan
kelompok
(berdiskusi,
solusi,
pengambilan keputusan), identitas kelompok (warna,
tulisan,
logo-logo,
warna,
logo,
atribut Persija), kohesivitas kelompok di luar lapangan (proses menumbuhkan keterikatan, aktifitas
sebelum
pertandingan,
aktifitas
setelah pertandingan, tempat berkumpul, mencari
kendaraan,
menaiki
kendaraan,
menyanyikan yel-yel, membeli air dan rokok, tegur sapa, menuju tempat parkir, perjalanan
pulang,
membahas
pertandingan),
Bagi
peneliti
kohesivitas kelompok di lapangan (bentuk
mengembangkan
dukungan,
dilakukan
aktifitas
ketika
pertandingan,
oleh
selanjutnya
penelitian peneliti,
dapat
yang
sudah
seperti
mencari
daerah
dengan
mencari Jak lain, bergabung dengan Jak lain,
subjek
bernyanyi
penelitian ini, serta kegiatan yang dilakukan
bersama,
merayakan
gol,
merayakan kemenangan).
yang
berbeda
oleh kelompok komunitas lainnya.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan kohesivitas
DAFTAR PUSTAKA
individu dalam kelompok kecil The Jakmania adalah
sebagai
kelompok
berikut:
(jumlah
Latar
belakang
anggota,
teman
nongkrong, tujuan yang sama), aktifitas dan kegiatan kelompok (main bola bareng, satu
Ahmadi, A. (2002). Psikologi sosial. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Alwi, H. (2005). Kamus besar bahasa indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
lingkungan, main bola, bakti sosial, nonton bola),
kebersamaan
kelompok
(proses
Black, J. A., & Champion, D. J. (2001). Metode
menumbuhkan keterikatan, saling membantu,
dan masalah penelitian sosial. Bandung:
saling menolong).
PT. Refika Aditama. A. Saran
Budiyanto.
Terdapat beberapa saran yang peneliti
(2004).
Kewarganegaraan
untuk
SMA kelas X. Jakarta: Erlangga.
ingin berikan: Hornby, A. S. (2000). Oxford advanced learner’s 1. Saran untuk subjek
dictionary
Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan saran kepada subjek agar dapat mempertahankan
kohesivitas
dan
komunikasi yang telah terjalin baik dalam
of
current
english.
United
Kingdom: Oxford University Press. Moleong,
L.
(2007).
kualitatif.
Metodelogi
Bandung:
penelitian
PT
Remaja
Metodologi
penelitian
Rosdakarya.
kelompok. Mulyana,
2. Saran untuk kelompok
D.
(2002).
kualitatif. Bagi
kelompok
diharapkan
dapat
Bandung:
PT
Remaja
(2005).
Psikologi
Rosdakarya.
mempertahankan kohesivitas dengan cara menjalankan kegiatan-kegiatan positif seperti nonton bola bersama, main bola bersama, sehingga dapat meningkatkan kekompakan para anggotanya. 3. Saran untuk peneliti berikutnya
Sarwono,
S.
W.
sosial:
Psikologi kelompok dan psikologi terapan. Jakarta: Balai Pustaka. Sugiyono.
(2007).
Memahami
kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
penelitian
Sukardi.
(2005).
Metodologi
penelitian
pendidikan. Jakarta; Balai Pustaka. Suryabrata, C. (2007). Ciri-ciri kelompok yang kohesif. http://www.bpkpenabur.or.id/kpsjkt/berita/9810/artikel.htm. 21 Maret 2007 Usman,
H.,
&
Purnomo,
S.
A.
Metodelogi
penelitian
sosial.
(2006). Jakarta:
Balai Pustaka. Yin, R. K. (2002). Studi kasus: Desain & metode.
Jakarta:
PT.
RajaGrafindo
Persada. Walgito,
B.
(2007).
Psikologi
kelompok.
Yogyakarta: Penerbit Andi. Wikipedia.
(2007).
Jakmania.
http://id.wikipedia.org/wiki/the_jakmania.ht m. 21 Maret 2007