STUDI DESKRIPTIF EVALUATIF HYPERMEDIA BERDASARKAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA KONSEP TEORI KINETIK GAS
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: DIYONO 1111016300037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
ABTSRAK
DIYONO, NIM. 1111016300037. Studi Deskriptif Evaluatif Hypermedia Berdasarkan Contextual Teaching and Learning pada Konsep Teori Kinetik Gas. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa beberapa hypermedia yang sudah dipublikasikan secara umum baik oleh pusat teknologi dan komunikasi (Pustekkom) milik pemerintah ataupun pihak non-pemerintah masih memiliki masalah terkait pendekatan pembelajaran yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning pada konsep teori kinetik gas sebagai salah satu upaya mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian studi deskriptif evaluatif ini terdiri atas 3 tahapan, yakni penelitian persiapan, pengambilan data, serta penutup. Pada tahap persiapan, peneliti menelaah kurikulum untuk mengetahui SK dan KD, serta menelaah hypermedia yang sudah ada sebelumnya yang selanjutnya akan dijadikan bahan pembuatan hypermedia. Peneliti menguji kelayakan hypermedia yang dibuat dengan melakukan valiadasi oleh ahli, pengambilan nilai hasil belajar peserta didik serta pengambilan respon peserta didik melalui wawancara pada pengambilan data. Peneliti mendapatkan data berupa hasil validasi ahli media dan ahli konten materi fisika hypermedia memperoleh presentasi nilai 70% dan 78,8% serta dikategorikan baik, validasi ahli strategi pembelajaran memperoleh presentasi nilai 60% dan dikategorikan cukup baik, rata-rata hasil belajar siswa sebesar 80,4, dan mendapatkan respon positif dengan presentase mencapai 97,5% yang didapatkan dengan mewawancarai peserta didik yang sudah mencobanya. Kata Kunci: Hypermedia, Contextual Teaching and Learning, Teori Kinetik Gas, Penelitian deskriptif evaluatif.
i
ABSTRACT DIYONO. NIM. 1111016300037. Study of Descriptive Evaluative of Hypermedia Based On Contextual Teaching andLearning in Theory Kinetic of Gasses. Undergraduate Thesis Physics Education Program, Department of Natural Science. Faculty of Education and Teachers’ Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2015.
It is acknowladge from the prelaminary research that some hypermedia which have been published for public consumption by the Center of Technology and Communication owned by Indonesian government or others private company still have problems in the learning approchment included in it. The purpose of this research is to develop hypermedia based on contextual teaching and learning in the theory kinetic of gasses as one solution offered to this case. This descriptive evaluative research devided into three steps, i.e. the prelimenary research, data collecting, and the final step (closing). The first step, researcher analyzes senior high school's curriculum to find out the standart competence (SK) and based competence (KD), and also analyze the previous hypermedia as the back ground for this hypermedia making. Than to test the hypermedia’s expediency, the hypermedia should be validated by experts and implemented to students. The data comes from experts jugment, students’s learning outcomes, and 20 students comment in using the product. The result from experts of media and physics content are 70% and 78% with categories good, than the result from expert of learning strategy is 60% with category good enought. The average of students learning outcomes is 80.4 and it is also have positif respons from student with the percentage 97.5%.
Keywords: Hypermedia, Contextual Teaching and Learning, Theory Kinetics of Gasses, Descriptive Evaluatve Research.
ii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho dan kuasa-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Hypermedia Berdasarkan Contextual Teaching and Learning pada Konsep Teori Kinetik Gas”. Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada: 1.
Bapak Prof. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, arahan dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
4.
Ibu Ai Nurlaela, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan waktu, arahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
5.
Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
6.
Bapak Harun dan Ibu Elies Nurhayati, selaku orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan do’a, restu, inspirasi, semangat dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7.
Bapak Drs. Pursidi, selaku Kepala Sekolah MAN 11 Jakarta yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
iii
8.
Ibu Oktavizani NR, S. Pd, selaku guru mata pelajaran fisika yang telah membimbing penulis selama penelitian berlangsung.
9.
Dewan guru, staf, karyawan, dan peserta didik-siswi MAN 11 Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian.
10. Teman-teman terdekat penulis, Maria Ulfah (Maul), Amelia Desmayanti Zulita (Si Bos), Amilita Medisa R (Chuit), Merry Dhilla Hapsari (Cigal), Eneng Nurjanah (Bohay), Lika Tia Amalia (Likuk), dan Dyah Fatmawati (Dudul) yang selalu dapat memberikan warna selama masa-masa kuliah. 11. Keluarga Fisika angkatan 2011 beserta kakak-kakak dan adik-adik tingkat jurusan Pendidikan IPA khususnya Pendidikan Fisika yang telah memberikan inspirasi dan motivasi. 12. Bunda Karlina dan Ayah Sihabudin Noor serta kedua putrinya Nadia dan Shamil yang sudah mendidik, memberikan perhatian kepada penulis seperti keluarganya sendiri. 13. Kak Amellya Hidayat serta Ibu/Bapak Staff lembaga Kemahapeserta didikan UIN Jakarta yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan rasa kekeluargaan selama masa perkuliahan. 14. Faramudita Dwi Iriyani, tiada kata yang dapat terucap atas semua bantuan yang diberikan selama penelitian ini berlangsung. 15. Bapak Dwi Nanto, Ph.D, Ibu Dyah Mulhayatiah, M. Pd, dan Ibu Devi Sholehat, M. Pd, yang telah berkenan menjadi validator hypermedia sebagai produk penelitian. 16. Rekan-rekan Assisten Laboratorium Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah menjadi rekan dan kawan selama penulis menjalani masa pengabdian menjadi assisten laboratorium. 17. Rekan-rekan organisasi di HMI, BEM FITK, DEMA FITK, dan semua organisasi yang pernah saya ikuti yang juga memberikan warna tersendiri saat masa-masa kepengurusan. 18. Keluarga Mahapeserta didik Bidik Misi UIN Jakarta dan Mahasantri Ma’had yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
iv
19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Jakarta,
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................
i
ABSTRACT ...............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
iii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
x
PENDAHULUAN ...................................................................
1
A. Latar belakang ...................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................
6
C. Pembatasan Masalah ..........................................................
6
D. Perumusan Masalah ...........................................................
7
E. Tujuan Penelitian ...............................................................
7
F. Manfaat Penelitian ............................................................
7
KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR .......
8
A. Kajian Teoritis ..................................................................
8
BAB I
BAB II
1.
Media Pendidikan ......................................................
8
2.
Pembelajaran Berbantuan Komputer .........................
11
3.
Hypermedia ................................................................
15
4.
Macromedia Flash .....................................................
20
5.
Pengembangan Media Dengan Bantuan Komputer Dalam Pembelajaran ..................................................
6.
Pembelajaran Contextual Teaching And Learnig (CTL) .........................................................................
7.
BAB III
22
23
Teori Kinetik Gas .......................................................
26
B. Kerangka Berpikir..............................................................
37
METODOLOGI PENELITIAN .................................................
37
A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................
37
vi
BAB IV
B. Metode Penelitian ..............................................................
37
C. Tahapan Penelitian ............................................................
37
D. Populasi dan Sampel .........................................................
40
E. Teknik Pengambilan Sampel ............................................
40
F. Teknik Pengambilan Data ................................................
40
G. Instrumen Penelitian .........................................................
41
H. Validasi Produk ................................................................
44
I.
Teknik Pengolahan Data ...................................................
44
J.
Teknik Analisis Data ........................................................
45
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................
47
A. Hasil Penelitian ................................................................
47
1.
Deskripsi Hasil Tahap Pertama .................................
47
2.
Deskripsi Hasil Tahap kedua .....................................
50
B. Pembahasan ......................................................................
60
1. Penelitian Pendahuluan (Preliminary Research) .........
66
2. Tahapan prototipe (prototyping stage) ........................
68
PENUTUP ..............................................................................
71
A. Kesimpulan ......................................................................
71
B. Saran ................................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
73
LAMPIRAN...............................................................................................
76
BAB V
vii
DAFTAR TABEL
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7 8
Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3
9 10 11 12
Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7
Kisi-kisi kuesioner ahli konten materi fisika .............. Kisi-kisi kuesioner ahli media ...................................... Kisi-kisi kuesioner ahli strategi pembelajaran ........... Kisi-kisi instrumen wawancara ................................... Kategori Angket Validasi Ahli...................................... Data analisis hypermedia buatan Pustekkom ............. Data analisis hypermedia buatan PesonaEdu ............. Hasil validasi ahli konten materi fisika dalam hypermedia ............. ....................................................... Hasil validasi ahli media ............................................... Hasil validasi ahli strategi pembelajaran .................... Rekapitulasi hasil belajar peserta didik Rekapitulasi hasil wawancara hypermedia .................
viii
43 44 44 45 48 50 51 57 60 61 65
DAFTAR GAMBAR
1. 2.
Gambar 2.1 Gambar 2.2
3. 4. 5.
Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5
6. 7 8 9 10 11 12
Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2
13 Gambar 4.3 14 Gambar 4.4 15 Gambar 4.5 16 17 18 19 20
Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10
21 22 23 24
Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14
Struktur Hypermedia ............................................. Gambar 2.2 Struktur navigasi hypermedia structured ................................................................ Struktur navigasi hypermediaun structured ......... Peta konsep teori kinetik gas ................................. Gambar gelembung gas pada minuman bersoda..................................................................... Kecepatan sebuah partikel ...................................... Gembar pesawat terbang ......................................... Gambar pembangkit listrik tenaga gas .................... Kerangka berpikir ................................................... Bagan Prosedur Penelitian ....................................... Peta Konsep Teori Kinetik Gas ............................... Pertanyaan-pertanyaan yang mengkonstruk pengetahuan awal peserta didik dalam hypermedia ................................................................................. Tampilan video dalam hypermedia ......................... Tampilan aspek inquiry dalam hypermedia ............ Tampilan pertanyaan aspek bertanya dalam hypermedia ............................................................... Tampilan pemodelan kasus dalam hypermedia ....... Tampilan kolom diskusi dalam hypermedia ............ Tampilan kesimpulan dalam hypermedia ............... Tampilan Assesment dalam hypermedia ................. Penambahan aplikasi konsep teori kinetik gas yang ada dalam kehidupan sehari-hari ............................. Penambahan forum diskusi peserta didik ................ Grafik hasil validasi ahli .......................................... Grafik rekapitulasi respon peserta didik .................. Grafik presentasi rekapitulasi respon peserta didik..
ix
18 19 19 25 30 31 33 36 38 41 52 54
54 54 55 55 55 56 56 63 64 65 67 68
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Form validasi hypermedia untuk ahli media ..................................
76
2.
Form validasi hypermedia untuk ahli strategi pembelajaran .........
79
3.
Form validasi hypermedia untuk ahli konten materi fisika ............
82
4.
Instrumen dan rekapitulasi hasil wawancara ..................................
86
5.
Foto-foto kegiatan uji coba lapagan ................................................
107
6.
Rencana pelaksanaan pembelajaran ................................................
108
7.
Soal evaluasi materi teori kinetik gas ..............................................
131
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat kompleks karena fisika mempelajari dan membahas fenomena dan peristiwa di alam semesta dari mulai hal yang mikro seperti atom hingga yang makro seperti planet dan tata surya. Fisika juga membahas fenomena atau peristiwa yang dapat dilihat oleh mata seperti konsep gerak hingga konsep yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata dan bersifat abstrak seperti konsep teori kinetik gas. Konsep ini menjelaskan tentang sifat-sifat makroskopis dan mikroskopis gas yang merupakan benda abstrak.1 Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali peristiwa yang terjadi dan berkaitan dengan teori kinetik gas. Contohnya, ketika mobil bertabrakan, kantong udara akan menjadi bantalan yang melindungi paru-paru pengemudi dari benturan keras dengan setir. Contoh lainnya adalah penggunaa kompor gas yang hampir setiap rumah penduduk di Indonesia menggunakan kompor dalam kehidupan sehari-hari. Kedua contoh di atas menujukan bahwa untuk dapat memahami konsep teori kinetik gas, peserta didik tidak bisa hanya memahami perumusan dan hukumhukum fisika saja. Peserta didik juga harus memahami penerapan teori kinetik gas yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mungkin tidak mengalami kesulitan ketika memahami fenomena/konsep fisika yang tampak oleh mata. Akan tetapi, peserta didik membutuhkan alat bantu berupa media untuk memahami konsep yang dipelajari ketika dihadapkan dengan konsep yang tidak tampak oleh mata dan yang lebih abstrak seperti konsep teori kinetik gas. Dengan adanya media sebagai alat bantu dalam pembelajaran diharapkan dapat membantu dan mempermudah peserta didik dalam memahami konsep yang lebih abstrak. Peserta didik harus dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam kehidupan sehari-hari dan ke kehidupan nyata karena fisika juga merupakan ilmu yang mempelajari alam sekitar kita. Oleh karena itu, selain media pembelajaran dibutuhkan pula suatu
1
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 283.
1
2
strategi pembelajaran yang dapat membawa pengetahuan peserta didik ke dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan nyata. “Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi telah membawa pengaruh yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Akibat dari pengaruhpengaruh itu, pendidikan semakin lama semakin mengalami kemajuan, sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan”.2 Salah satunya adalah pembelajaran berbasis komputer atau yang sering diistilahkan dengan komputerisasi pembelajaran atau pembelajaran berbantuan komputer. Pemanfaatan teknologi komputer telah banyak memberikan kontribusi terhadap proses pembelajaran salah satunya adalah dengan penerapan pembelajaran berbasis komputer.3 Salah satu jenis media yang sangat dikenal dalam pembelajaran berbasis komputer adalah hypermedia. Hypermedia adalah media dimana pengarang dapat membuat suatu korpus materi yang saling terkait yang meliputi teks, grafik, gambar, animasi, bunyi, video, musik, dan lain-lain.4Dalam hypermedia ada dua konsep dasar yang menjadi ciri khusus dari hypermedia itu sendiri yaitu penghubung (link) dan yang dihubungkan (nodes). Nodes merupakan bagianbagian dari sumber informasi yang terdapat dalam hypermedia yang meliputi basis data video, suara, musik, teks, animasi, grafik, gambar, tabel, dan lainnya. Link merupakan suatu penghubung atau yang membuat hubungan antara nodes dengan pengguna. Hal ini menjadi pembeda dari hypermedia dengan media lainnya dan merupakan keunggulan dari hypermedia itu sendiri. Hypermedia yang digunakan dalam pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang out put belajar bagi peserta didik. Beberapa penelitian telah menunjukan keberhasilan dari hypermedia, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan Montu menyatakan bahwa, “terdapat perbedaan prestasi belajar peserta didik dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan hypermedia dan media riil, peserta didik yang menggunakan hypermedia
2
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), h. 1. Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21 (Bandung, Alfabeta, 2013), h. 128. 4 Azhar Arsyad, Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 35-36. 3
3
memberikan rataan prestasi belajar ranah kognitif yang lebih baik dari pada media riil”.5Sejalan dengan penelitian tersebut, Andriyani menyatakan bahwa, “terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan hypermedia terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI pada konsep hukum gravitasi Newton”.6Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Adegoke yang berjudul “Effect of Multimedia Instruction on Senior Secondary School Students’ Achievement in Physics”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik dalam kelompok teks animasi ditambah narasi dan layar memiliki posttest tertinggi dalam tes prestasi fisika.7 Hypermedia terbukti mempunyai peran penting dalam menghasilkan out put belajar, tetapi hypermedia yang sudah ada belum dapat membawa pengetahuan peserta didik ke dalam kehidupan sehari-hari dan ke kehidupan nyata. Hypermedia yang ada sekarang hanyalah media yang menyajikan materi, animasi singkat, dan pertanyaan-pertanyaan singkat saja. Tidak terdapat suatu bagian yang memang ditunjukan agar peserta didik dapat membangun sendiri konsep yang sedang dipelajarinya (inquiry), merefleksikan apa yang telah dipelajarinya (refleksi), dan membawa atau menghubungkan pengetahuan peserta didik ke dalam kehidupan nyata. Walaupun dalam hypermedia lain juga terdapat pertanyaan-pertanyaan atau instrumen evaluasi, namun jumlah pertanyaan tersebut tidak proporsional dengan cakupan materi yang dimuat dalam hypermedia tersebut. Media tersebut memuat satu bab konsep fisika, namun hanya memuat 5 soal evaluasi berbentuk pilihan ganda. Hal tersebut menjadikan instrumen yang ada tidak dapat mengevaluasi pengetahuan peserta didik secara menyeluruh. Ada juga hypermedia yang hanya menonjolkan penjelasan materi, pemodelan, dan contoh soal serta pembahasannya saja.
5
Erlin Montu, “Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan Kemampuan Awal”, Jurnal Inkuiri, Vol 1 No 1, Surakarta, 2012, h. 10-16. 6 Andriyani, “Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI pada Konsep Hukum Gravitasi Newton”, Skripsipada UIN Syraif Hidayataullah Jakarta, 2014,h. 6. tidak dipublikasikan 7 Benson Adesina Adegoke, “Effect of Multimedia Instruction on Senior Secondary School Students’ Achievement in Physics”, European Journal of Education Studies, Vol. 3 No. 3, 2011, h.537.
4
Untuk mengatasi permasalahan ini, maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang menunjang ketercapaian tujuan tersebut. Pendekatan pembelajaran itu adalah pendekatan contextual teaching and learning (CTL). “Contextual teaching and learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”.8Pendekatan ini yang nantinya akan menjadi sudut pandang dari konten di dalam hypermedia. Dalam pendekatan contextual teaching and learning (CTL) sendiri memuat aspek-aspek seperti konstruktivisme, inquiry, bertanya (questioning), masyarakat belajar, penilaian autentik, refleksi, dan pemodelan.9 Contohnya aspek pemodelan, dalam hypermedia berdasarkan CTL aspek pemodelan akan digunakan untuk membuat pemodelan mengenai arah dan kecepatan gerak partikel gas, derajat kebebasan gas, tumbukan partikel gas dengan wadah, dan teori gas ideal yang terdapat dalam teori kinetik gas. Keberhasilan CTL juga didukung dengan hasil penemuan dari beberapa penelitian, yaitu: penelitian yang dilakukan oleh Sari menyatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan LKS bermuatan nilai-nilai karakter dalam strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) memiliki pengaruh yang berarti terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI IPA SMA N 1 Konto XI Tarusan;10Mardiyanti menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual dengan model inkuiri memberikan pengaruh pemahaman peserta didik yang signifikan dalam mempelajari konsep bunyi dibandingkan peserta didik yang diajarkan metode demonstrasi;11 dan Ariga mendapatkan bahwa “ada pengaruh pendekatan pembelajaran CTL terhadap hasil belajar peserta didik pada materi pokok cahaya
8
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 109. 9 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Refika Aditima, 2011) hal. 11-13. 10 Tiara Dela Sari, “Pengaruh LKS Bermuatan Nilai-Nilai Karakter dalam Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX IPA SMAN 1 Konto XI Tarusan”, Jurnal Pillar Of Physics Education,Vol. 1, 2014, h. 145-152. 11 Lia Mardiyanti, “Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Pemahaman Siswa pada Konsep Bunyi”, Skripsipada UIN Syraif Hidayataullah Jakarta, 2011, h. VI. tidak dipublikasikan
5
dan optika geometris di kelas X Semester Genap SMA Negeri 3 Langsa T.P. 2012/2013”.12 Untuk mengatasi permasalahan bahwa hypermedia yang sudah ada belum membawa pengetahuan peserta didik ke dalam kehidupan sehari-hari dan ke kehidupan nyata, maka peneliti mengambil upaya mengembangkan hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning (CTL). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Hypermedia Berdasarkan Contextual Teaching and Learning pada Konsep Teori Kinetik Gas”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
dari
penelitian
ini,
penulis
mengidentifikasikan beberapa masalah diantaranya sebagai berikut: 1.
Konsep teori kinetik gas membahas mengenai hal yang abstrak dan tidak tampak oleh mata. Sehingga peserta didik memerlukan sebuah media pembelajaran untuk membantu memahi konsep tersebut.
2.
Masih sedikit media pembelajaran yang dapat membawa pengetahuan peserta didik mengenai konsep fisika yang dipelajari ke dalam lingkungan sekitar atau kehidupan sehari-hari.
3.
Hypermedia yang ada sekarang hanyalah media yang menyajikan materi, animasi singkat, dan pertanyaan-pertanyaan singkat saja.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran contextual teaching and learning pada konsep fisika teori kinetik gas. Konsep fisika tersebut adalah salah satu konsep yang memiliki karaktersistik materi yang
12 Saddam Hasan Ariga, “Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Cahaya dan Optika Geometris di kelas X SMA Negeri 3 Langsa”,Skripsi pada Universitas Negeri Medan,h. VI.tidak dipublikasikan
6
sesuai dengan pembelajaran contextual teaching and learning dan membutuhkan media karena termasuk konsep yang abstrak. 2.
Evaluasi pada penelitian ini mencakup evaluasi kelayakan yang didasari dengan validasi oleh ahli, perolehan hasil belajar peserta didik, dan respon peserta didik.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah secara umum dari penelitian ini adalah, “Bagaimana hasil evaluasi hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning pada konsep fisika teori kinetik gas?
A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning pada konsep fisika teori kinetik gas.
B. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.
Guru, agar dapat memberikan informasi dalam menggunakan media pembelajaran yang membawa peserta didik mengenal lebih lanjut konsep fisika yang dipelajarinya ke dalam lingkungan sekitar atau kehidupan sehari-hari.
2.
Peserta didik, agar dapat menambah ketertarikan dan mempermudah peserta didik dalam mempelajari fisika khususnya pada konsep teori kinetik gas. Misalnya dengan adanya animasi, teks, dan video yang memudahkan peserta didik dalam mendapatkan informasi.
3.
Peneliti, agar dapat menambah wawasan bagi para peneliti lain dalam menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran Fisika dalam penelitiannya.
4.
Pembuat hypermedia/praktisi/steakholder, agar dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengembangkan atau membuat suatu perangkat pembelajaran
7
dengan berpedoman pada pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning.
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teoritis 1.
Media Pendidikan Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”,
“perantara” atau “pengantar”.1 Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.2 Berikut ini merupakan beberapa definisi media pendidikan yang diungkapkan oleh beberapa ilmuan: a.
Gagne mengatakan bahwa, “media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar”.3
b.
Bridge berpendapat bahwa, “media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar”.4
c.
Media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.5
d.
Media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.6
e.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta
1
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 6. 2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 3. 3 Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatnya), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 6. 4 Arief S. Sadiman, dkk., Ibid., h. 6. 5 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), h. 12. 6 Arief S. Sadiman, dkk., Op.cit., h. 7.
8
9
lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.7 f.
Media pembelajaran adalah: (1) wadah dari pesan; (2) materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran; (3) tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran.8 Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat terjadi. Media pendidikan memiliki beberapa fungsi dan tujuan dalam penggunaanya. Berikut fungsi-fungsi dari penggunaanya media pendidikan, yaitu: a.
Fungsi edukatif, yaitu fungsi utama dari setiap kegiatan media komunikasi ialah mendidik, karena memberikan pengaruh pendidikan.
b.
Fungsi sosial, yaitu media komunikasi bukan saja memberikan informasi autentik dan pengalaman dalam berbagai bidang kehidupan, akan tetapi juga memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.
c.
Fungsi ekonomis, yaitu pada masyarakat yang telah maju, penggunaan media komunikasi dikerjakan secara intensif, terutama dalam bidang perdagangan dan industri.
d.
Fungsi politis, yaitu yang dimaksudkan dalam segi politis, dalam hal ini adalah politik pembangunan yang meliputi pembangunan fisik materil dan mental-spiritual.
e.
Fungsi seni budaya, yaitu berkat kemajuan teknologi dan ilmu mendorong dan menimbulkan ciptaan-ciptaan baru, termasuk pula usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern sehingga mendorong prubahan-prubahan kehidupan dalam hampir semua dimensi kebudayaan manusia.9 7
Yudhi Munadi, Op.cit., h. 7. Rudi Susilana, “Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian”, (Jakarta: CV Wacana Prima, 2009), h. 7. 9 Oemar Hamalik, Op.cit., h.12-15. 8
10
2.
Pembelajaran Berbantuan Komputer Komputer memiliki ukuran yang sangatlah besar ketika pertama kali
ditemukan. Komputer sangat memakan tempat dan tidak memungkinkan untuk menggunakan komputer secara bebas dimana saja. Sehingga pengguanaan komputerpun masih sangat terbatas dan untuk keperluan bidang-bidang tertentu saja. “Namun,
sejak
tahun
1975
ketika
ditemukannya
prosesor
kecil
(microprosesor) keadaan tersebut berubah secara dramatis”.10 Keadaan berubah, sejak saat itu komputer dalam bentuk besar berubah menjadi komputer dalam bentuk yang kecil dan mudah dibawa kemanapun. Komputer tersebut diberi nama “laptop” atau “notebook”. Bahkan, “di negara maju misalnya Amerika Serikat, komputer sudah digunakan di sekolah-sekolah dasar sejak tahun 1980-an dan kini di setiap sekolah komputer sudah merupakan barang yang lumrah”.11 Pembelajaran berbantuan komputer atau lebih dikenal sebagai computerassisted instruction (CAI) adalah suatu sistem penyampaian materi pelajaran berbasis mikroprosesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut.12 Menurut Nasution, penggunaan komputer sebagai alat pelajaran memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu: a.
Membantu peserta didik dan guru dalam pelajaran. Karena komputer itu sabar, cermat, mempunyai ingatan yang sempurna, ia sesuai sekali untuk latihan dan remedial teaching. Tak ada guru yang dapat memberi latihan tanpa rasa jemu seperti komputer.
b.
CAI memiliki banyak kemampuan yang dapat dimanfaatkan seperti menghitung, membuat grafik, gambar dan memberikan berbagai informasi yang tidak mungkin dikuasai oleh manusia mana pun.
c.
CAI sangat fleksibel dalam mengajar dan dapat diatur menurut keinginan penulis pelajaran atau penyusun kurikulum.
10
Azhar Arsyad, Op.cit., h. 157. Azhar Arsyad, Ibid., h.158. 12 Azhar Arsyad, Ibid., h. 35. 11
11
d.
CAI dan guru dapat saling melengkapi. Bila komputer tidak dapat menjawab pertanyaan peserta didik, maka gurulah yang akan menjawabnya. Ada kalanya komputer dapat memberi jawaban yang tidak dapat dijawab oleh guru.
e.
Komputer dapat pula menilai hasil setiap pelajaran dengan cepat.13 Pembelajaran dengan bantuan komputer tetap memiliki kelemahan-
kelemahan, kelemahan tersebut diantaranya adalah: a.
Pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal, walaupun harga perangkat keras komputer cenderung semakin murah;
b.
Diperlukan
keterampilan
khusus
tentang
komputer
agar
dapat
mengoperasikannya; c.
Program (software) yang tersedia untuk satu model komputer terkadang tidak cocok untuk model komputer lainnya dikarenakan model komputer yang sangat beraneka ragam;
d.
Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa, yang berakibat pada tidak berkembangnya kreativitas siswa;
e.
Penggunaan komputer hanya efektif bila digunakan secara perorangan atau beberapa orang dalam kelompok kecil. Untuk kelompok besar diperlukan tambahan peralatan lain yang mampu memproyeksikan pesan-pesan di monitor ke layar yang yang lebih lebar.14 Dalam penerapannya keberhasilan CAI sangat didukung oleh faktor-faktor
tertentu. Fakto-faktor tersebut meliputi beberapa hal, yaitu: a.
Belajar yang menyenangkan meliputi tiga unsur, yaitu:
1) Menantang, adanya tingkat kesulitan. 2) Fantasi, menarik secara emosional. 3) Ingin tahu, membangkitkan rasa ingin tahu. b.
Interaktivitas, yaitu dengan mempertimbangkan unsur-unsur berikut:
13 14
Nasution, Teknologi Pendidikan (Jakarta: PT. Karya Unipress, 1994), h. 110-111. Azhar Arsyad, Ibid., h. 55-56.
12
1) Dukungan komputer yang dinamis, program berbantuan komputer tersebut harus mengambil inisiatif awal untuk tugas-tugas yang harus dikuasai peserta didik. 2) Dukungan sosial yang dinamis, program pembelajaran berbantuan komputer tersebut harus mampu mendorong dan memungkinkan terjadinya interaksi dan saling membantu antara rekan peserta didik. 3) Aktif dan interaktif, peserta didik berperan aktif dalam setiap kegiatan selama berlangsungnya pembelajaran berbantuan komputer. 4) Keluasan, peserta didik harus memperoleh berbagai jenis dunia latihan pembelajaran berbantuan komputer untuk melatih keterampilan yang ingin dikuasai peserta didik. 5) Power, kegiatan pembelajaran harus memberikan kesempatan kepada peserta didik pemula untuk melahirkan hasil yang menarik dengan upaya yang relatif ringan. c.
Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback, yaitu dengan memperhatikan beberapa faktor dalam perancangan latihan dengan bantuan komputer, yaitu:
1) Latihan harus sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 2) Latihan dengan bantuan komputer harus mempersiapkan feedback yang dapat dipahami, cepat, dan produktif. 3) Memiliki tugas latihan yang kompleks dengan tingkatan yang lebih tinggi. 4) Lingkungan latihan dan praktik harus memotivasi. d.
Menuntun dan melatih peserta didik dengan lingkungan informal.
1) Sebelum memberikan petunjuk atau saran, yakinlah bahwa saran itu berkenaan dengan keadaan kelemahan atau kekurangan peserta didik. 2) Pada saat menunjukkan suatu langkah atau kegiatan, berilah contoh atau kegiatan alternatif yang hasilnya lebih baik daripada langkah atau kegiatan yang dibuat oleh peserta didik. 3) Apabila peserta didik tampak akan kalah, segera berikan petunjuk dengan langkah atau kegiatan yang akan membuat peserta didik terhindar dari kekalahan, dan jika diinginkannya, dapat bermain terus.
13
4) Jangan memberikan petunjuk dua kali atau dua langkah secara berturut-turut. 5) Jangan memberikan petunjuk sebelum peserta didik memperoleh kesempatan untuk menemukan sendiri permainan itu untuk dirinya. 6) Sebaiknya jangan memberikan kritik pada saran memberikan petunjuk. Jika peserta didik membuat langkah atau kegiatan yang amat bagus, tunjukkan mengapa langkah itu bagus, dan beri pujian penguatan seperti ucapan selamat. 7) Setelah memberi petunjuk kepada peserta didik, tawarkan kesempatan untuk mengambil langkah kegiatan kembali, tetapi jangan dipaksakan. 8) Upayakan agar program permainan komputer bermain secara optimal. 9) Jika peserta didik meminta pertolongan, berikan beberapa tingkat petunjuk. 10) Jika peserta didik kalah terus-menerus, sesuaikan tingkat kesulitan permainan. 11) Jika peserta didik membuat kesalahan karena ceroboh, maafkanlah sambil memberi komentar, jangan sampai kesalahan itu terjadi bukan karena kecerobohan peserta didik.15
3.
Hypermedia
a.
Pengertian Hypermedia Istilah hypermedia di dalam ilmu komputer, merupakan suatu system
pengintegrasian grafik, bunyi, video, dan animasi ke dalam satu dokumen atau file yang dihubungkan oleh suatu sistem yang disebut dengan hyperlink yang menghubungkannya ke file–file yang terkait. Sebelum mengenal istilah Hypermedia, dikenalah terlebih dahulu istilah Hypertext. Hypertext adalah suatu tulisan yang tak-berurutan-nonsekuensial. Dengan suatu sistem authoring (menulis), pengarang mampu menghubungkan informasi dari bagian mana pun dalam paket pelajaran itu, menciptakan jalur-jalur melalui satu korpus materi yang berkaitan, memberi keterangan teks yang bersedia, dan membuat catatan yang menghubungkan teks-teks itu.16
15 16
Azhar Arsyad, Op.cit., h. 166-169. Azhar Arsyad, Ibid., h. 35.
14
Sedangkan,
“hypermedia
adalah
perluasan
dari
Hypertext
yang
menggabungkan media lain ke dalam teks. Dengan sistem hypermedia, pengarang dapat membuat suatu korpus materi yang dapat kait-mengkait yang meliputi teks, grafik, grafik/gambar animasi, bunyi, video, musik dan lain-lain”.17 Pada referebsi lain juga dijelaskan bahwa “When hypertext documents include not only text but pictorial an aural information, they are now referred to as hypermedia.”18 Hypermedia mengacu pada media-media terkait yang bisa diintegrasikan kedalamnya menjadi satu korpus materi dimana item informasi dihubungkan dengan link. Disamping itu, terdapat pengertian-pengertian lain dari hypermedia yang diungkapkan oleh para ahli adalah sebagai berikut: 1) Lowe dan Hall dalam bukunya menyatakan bahwa, “hypermedia adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan aplikasi-aplikasi dari software yang memudahkan navigasi melalui asosiatif dalam sebuah ruang yang menghubungkan informasi.19 2) Hypermedia dokumen terdiri dari berbagai jenis dari unsur-unsur hirarkis. Hal ini mencakup teori, latihan, dan praktis contoh serta tes yaang dibagi berdasarkan tingkat kesulitan oleh penulis. Materi-materi yang tergabung adalah kombinasi dari teks, grafis, simulasi, audio, video, perangkat lunak untuk matematika, dan jenis media lain.20
b.
Ciri Khusus dan Kelebihan Hypermedia Dalam hypermedia ada dua konsep dasar yang menjadi ciri khusus dari
hypermedia itu sendiri yaitu penghubung (link) dan yang dihubungkan (nodes). Nodes merupakan bagian-bagian dari sumber informasi yang terdapat dalam hypermedia yang meliputi basis data video, suara, musik, teks, animasi, grafik, gambar, tabel, dan lainnya. Sedangkan link merupakan suatu penghubung atau 17
Azhar Arsyad, Ibid., h. 35-36. Stephen M. Alessi and Stanley R. Trollip, Multimedia For Learning 3rd edition: Methodes and Development, (United State Amerika: Allyn & Bacon, 2001), p. 139. 19 Christopher J Park, Hypermedia For Learning, (Staffordshire University), h. 14-15. 20 Ossi Nykaenen, A design for a hypermedia-based learning environment, (Finland: 1998), h. 280. 18
15
yang membuat hubungan antara nodes dengan pengguna. Dalam hypermedia, hypertext berfungsi sebagai link. Oleh karena itu, nodes tidak berarti dalam hypermedia tanpa adanya peranan hypertext sebagai link.21 Hypermedia juga biasanya terdiri dari beberapa halaman yang berisi berbagai objek seperti gambar, animasi, suara, dan teks yang dapat terhubung dengan halaman lainnya. Suatu elemen dalam hypermedia seperti kata, terdapat terhubung dengan beberapa elemen lainnya dengan menggunakan fungsi link. Selain itu, siswa dapat memproses seperti membaca, menonton, mendengarkan, dan mungkin terlibat dalam beberapa interaksi. Siswa juga dapat berpindah dari suatu tampilan ke tampilan lainnya dengan memilih link.22 Hypermedia menawarkan berbagai alternatif gagasan, ide, materi dan informasi dari materi pelajaran yang sesuai dengan minat dan tingkat berpikir pengguna. Kita dapat mengatur hypermedia yang kita buat sesuai dengan karakteristik materi yang akan kita gunakan. Dengan teknologi link yang terdapat pada hypermedia, kita dapat menambahkan animasi, video, suara atau pun file lainnya yang mendukung. Dengan begitu kita dapat menyesuaikan agar korpus materi yang kita buat memang dapat berfungsi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang kita kehendaki. Disamping itu juga terdapat kelebihan-kelebihan lain dari hypermedia yang juga menjadi keunggulan dari hypermedia tersebut, diantaranya adalah: 1) Hypermedia pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk mengakses, memanipulasi, atau menyusun ulang bagian-bagian dari informasi yang disajikan pada saat sedikit penerimaan atau tanpa perancah selama pembelajaran.23 2) Tidak seperti format dari media buku atau film, dimana pengguna hanya dapat melewati sebuah rentetan yang lurus, hypermedia adalah sebuah format Nurul Hikmah, “Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada
21
Momentum dan Impuls”, Skripsi pada UIN Syraif Hidayataullah Jakarta, 2015, h. 12. tidak dipublikasikan. 22
Nurul Hikmah, Ibid., h. 12. Roger Azevedo and Michael J Jacobson, Advances in scaffolding learning with hypertext and hypermedia: a summary and critical analusis, (Association for Educational Communication and Technology,2007), h.1. 23
16
non-linear dari media yang mengandung banyak jalan (multiple ways) yang dapat digunakan dan dinavigasikan melalui sumber media tanpa sebuah program lain.24 3) Menurut teori belajar kognitif, seorang peserta didik belajar dimulai dengan membuat peta informasi yang sudah diketahui dengan informasi yang baru atau yang sedang dipelajarinya. Dan teknologi hypermedia mampu memfasilitasi pemetaan tersebut karena hypermedia mampu mengilustrasikan hubungan antar konsep. Sehingga hypermedia akan mampu meningkatkan out put belajar karena hypermedia dapat memfokuskan diri pada keterkaitan antar konsep, ide dan gagasan yang dipelajarinya. 4) Dalam
hypermedia,
basis-data
yang
memuat
materi
pembelajaran
diitegrasikan dengan manajemen informasi. Keterkaitan antar materi diatur dengan hubungan-hubungan (hyperlink) yang sengaja diciptakan dengan memperhatikan makna hubungan antar konsep.25
c.
Struktur Hypermedia Struktur dari hypermedia memiliki ciri yang khas seperti banyaknya halaman
yang memuat objek (teks, gambar, dan suara) yang terhubung dengan objek atau halaman lain.26 Struktur hypermedia digambarkan mealui Gambar 2.1 di bawah ini:
24
Christopher J Park, Op.cit., h. 14-15. Made Candiasa, Pembelajaran dengan Modul Berbasis Web, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja, No.3 Th.XXXVII, Juli 2004, h. 1-9. 26 Stephen M. Alessi and Stanley R. Trollip, Ibid., p. 141. 25
17
Gambar 2.1 Struktur Hypermedia d.
Struktur Navigasi Hypermedia Pada umumnya struktur navigasi pada hypermedia dibagi menjadi dua jenis
struktur navigasi, yaitu: hypermedia structured dan hypermedia unstructured. Hypermedia structured adalah salah satu jenis struktur navigasi hypermedia yang berdasarkan pada struktur hirarkis dengan hyperlink yang digunakan untuk bergerak ke samping antar bagian dalam struktur hirarkis. Sedangkan hypermedia unstructured adalah struktur navigasi yang memungkinkan pengguna bergerak kemanapun sesuai yang diinginkan. Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 di bawah ini menunjukkan desain struktur navigasi hypermedia structured dan hypermedia unstructured.27
27
Winarno, dkk., Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran (Jakarta: Genius Prima Media, 2009), h. 52.
18
Gambar 2.2 Struktur navigasi hypermedia structured
Gambar 2.3 Struktur navigasi hypermedia unstructured
4.
Macromedia Flash Salah satu program komputer yang digunakan untuk membuat hypermedia
adalah macromedia flash. Macromedia flash adalah perangkat lunak aplikasi yang digunakan untuk Web. Dengan macromedia flash, aplikasi web dapat dilengkapi dengan beberapa macam animasi, sound, interaktif animasi dan lain-lain.28 Kelebihan-kelebihan macromedia flash dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan guna tercapainya tujuan pembelajaran. Kelebihan ini telah digunakan
28
Munir, Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 15.
19
dalam merancang program pembelajaran IPA berbasis komputer seperti kemampuannya menggabungkan kemampuan animasi huruf dan gambar yang menarik, animasi gambar dan huruf tetap terlihat bagus pada ukuran windows dan resolusi layar berapapun, kecepatan gambar, animasi atau huruf yang akan ditampilkan (muncul) dapat diatur kecepatannya serta dilengkapi dengan fasilitas tombol untuk dapat berpindah dari satu bagian ke bagian lainnya. Oleh karena itu, pengajaran dengan menggunakan media komputer dapat menyeimbangkan kebutuhan waktu dan keperluan pemrosesan dari tugas-tugas tertentu, serta memungkinkan pendekatan pembelajaran yang bervariasi.29 Dan salah satu program yang dapat dimanfaatkan adalah macromedia flash. Macromedia flash merupakan software yang digunakan oleh programmer pembelajaran interaktif, karena Macromedia flash ini tergolong yang paling mudah digunakan.30 Dalam macromedia flash, banyak istilah-istilah penting yang sering dijumpai dalam pembuatan animasi diantaranya, sebagai berikut: a.
Animasi, suatu gerakan objek gambar atau teks yang diatur sedemikian rupa sehingga terlihat bergerak.
b.
Actionscript, suatu perintah yang diletakkan pada suatu keyframe atau objek sehingga frame atau objek tersebut akan menjadi interaktif.
c.
Scene, layar yang digunakan untuk menyusun objek-objek, baik berupa teks maupun gambar;
d.
Properties, panel yang menampilkan perintah dari suatu perintah yang lain;
e.
Movie Clip, suatu animasi yang dapat digabungkan dengan animasi atau objek yang lain.
f.
Frame, bagian dari layer yang digunakan untuk mengatur pembuatan animasi
g.
Keyframe, suatu simbol berbentuk lingkaran kecil yang digunakan untuk membatasi suatu gerakan animasi;
h.
Timeline, bagian lembar kerja yang menampilkan layer dan frame;
Rizky Rahman J dkk, “Optimalisasi Macromedia Flash Untuk Mendukung Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Program Studi Ilmu Komputer FPMIPA UPI”, Jurnal PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI, Volume 1, 2008, hal 3. 30 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 152. 29
20
i.
Masking, perintah yang digunakan untuk menghilangkan isi dari suatu layer dan isi layer tersebut akan tampak saat animasi dijalankan.
j.
Layer, sebuah nama tempat yang digunakan untuk menampung suatu gerakan objek, sehingga jika ingin membuat gerakan lebih dari suatu objek sebaiknya diletakkan pada layer yang berbeda. 31
5.
Pengembangan Media Dengan Bantuan Komputer Dalam Pembelajaran Dilihat dari situasi belajar dimana komputer digunakan untuk menyajikan isi
pelajaran, CAI disajikan dalam bentuk tutorial, drills and practice, simulasi, dan permainan instruksional. a.
Tutorial Program pembelajaran tutorial dengan bantuan komputer meniru sistem tutor
yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi atau pesan berupa suatu konsep yang disajikan di layar komputer denganteks, gambar, atau grafik. Pada saat yang tepat peserta didik diperkirakan telah membaca, menginterpretasi, dan menyerap konsep yang dipelari, suatu pertanyaan atau soal yang diajukan. Jika jawaban peserta didik benar, komputer akan melanjutkan penyajian informasi yang atau konsep berikutnya. Jika jawaban salah, komputer dapat pindah ke salah satu dari beberapa penyajian informasi konsep remedial. b.
Drills and Practice (Latihan) Latihan untuk mempermahir keterampilan atau memperkuat penguasaan
konsep dapat dilakukan dengan modus drills and practice. Komputer menyiapkan serangkaiansoal atau pertanyaan yang serupa dengan yang biasa ditemukan dalam buku/ lembar kerja workbook. Misalnya soal matematika sederhana menentukan sudut segi tiga, menghitung luas berbagai bentuk geometrik, dan lain-lain. c.
Simulasi Program simulasi dengan bantuan komputer mencoba untuk menyamai proses
dinamis yang terjadi di dunia nyata. Misalnya peserta didik menggunakan komputer untuk mensimulasikan penerbangan pesawat terbang, menjalankan 31 Anugrah Azhar, “Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Dualisme Gelombang-Partikel”, Skripsi pada UIN Syraif Hidayataullah Jakarta, 2015, h. 18-19. tidak dipublikasikan.
21
usaha kecil, atau memanipulasi pengendalian pembangkit listrik tenaga nuklir. Program ini berusaha memberikan pengalaman masalah “dunia nyata” yang berhubungan dengan resiko seperti bankrut, malapetaka nuklir, dan lain-lain. d.
Permainan Instruksional Program permainan yang dirancang dengan baik dapat memotivasi peserta
didik
dan
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilannya.
Permainan
instruksional yang menggabungkan aksi-aksi permainan video dan keterampilan penggunaan papan ketik pada komputer. Peserta didik dapat menjadi terampil mengetik karena dalam permainan peserta didik dituntut untuk menginput data dan mengetik jawaban atau perintah dengan benar.32
6.
Pembelajaran Contextual Teaching And Learnig (CTL)
a.
Definisi Contextual Teaching and Learning Berikut merupakan beberapa definisi pembelajaran kontekstual yang
diungkapkan oleh para ahli pendidikan: 1) CTL adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa peserta didik mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan
pengetahuan
dan
pengalaman
yang
sudah
mereka
miliki
sebelumnya.33 2) Contextual teaching and learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.34
32
Azhar Arsyad, Op.cit., h. 158-162. Elaine B. Johnson, CTL (Contextual Teaching and Learning). (California: Corwin Press, 2002), h. 14. 34 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 109. 33
22
3) Pembelajaram kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata peserta didik seharihari, baik dalam keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya.35 Dari ketiga pendapat tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa contextual teaching and learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya, serta menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata peserta didik sehari-hari, baik dalam keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. b. Landasan Filosofis Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Pembelajaran kontekstual mendasarkan pada filosofi konstruktivisme.36 Glasersfeld mengemukakan bahwa kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendri.37
c.
Dalam proses konstruksi itu, menurut Glasersfeld diperlukan beberapa kemampuan sebagai berikut: (1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman; (2) kemampuan membandingkan, mengambil keputusan (justifikasi) mengenai persamaan dan perbedaan; dan (3) kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari pda yang lain.38 Komponen Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Pembelajaran contextual teaching and learning memiliki 7 komponen penting
di dalamnya. Ditjen Dikdasmen mengungkapkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yaitu:
35
Kokom Komalasari, “Pembelajaran Kontekstual”, (Bandung: Refika Aditima, 2011)
h. 7. 36
Kokom Komalasari, Ibid., h. 15. Kokom Komalasari, Ibid., h. 15. 38 Kokom Komalasari, Ibid., h. 15. 37
23
1) Konstruktivisme, yaitu pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. 2) Menemukan (inquiry), yaitu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, melainkan hasil dari menemukan sendiri melalui siklus: (1) observasi (obsevation); (2) bertanya (questioning); (3) mengajukan dugaan (hipotesis); (4) mengumpulkan data (data gathering); dan (5) penyimpulan (conclusion). 3) Bertanya (questioning), yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. 4) Masyarakat belajar (learning community), yaitu hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. 5) Pemodelan (modelling), yaitu dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru. 6) Refleksi (reflection), yaitu cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. 7) Penilaian yang sebenarnya (autentic assesment), yaitu kemajuan hasil belajar dinilai dari proses, bukan semata-mata hasil, dan dengan berbagai cara.39
7.
Teori Kinetik Gas Berikut merupakan peta konsep dari teori kinetik gas seperti yang tertera di
bawah ini:
39
Kokom Komalasari, Ibid., h. 11-13.
24
Menceritakan
Membuat fungsi dari
Bersama dengan
Dan
Menuju ke persamaan Maxwell
Untuk menentukan
Memberikan hubungan untuk Dan
Menetapkan Yang menunjukan ke Melibatkan
Pada
Pada
Gambar 2.4 Peta konsep teori kinetik gas
Kondisi-kondisi kehadiran suatu gas biasanya dirincikan dengan besaranbesaran seperti tekanan (p), volum (V), suhu (T) dan massa zat (m). Contohnya tangki gas dapur yang berisi gas dengan label yang menunjukan tekanan, volum, dan massa. Variabel-variabel ini merincikan suatu keadaan gas dan disebut sebagai variabel keadaan (state variable).40Misalkan untuk gas ideal, hubungan antara p, V, T dan m cukup sederhana sehingga dapat dinyatakan sebagai sebuah persamaan yang dinamakan persamaan gas ideal.41 a.
Pengertian dan Ciri-ciri Gas Ideal Jika dalam sebuah wadah bervolume V terdapat sebanyak N partikel gas yang
massa tiap molekulnya m, massa total gas itu adalah Nm, sedangkan massa jenisnya adalah: ρ=
𝑁𝑚 𝑉
.............................................. (2.1)
Dengan demikian, massa jenis gas dapat diperkecil dengan jalan mengurangi jumlah partikel atau dengan memindahkan gas ke dalam wadah yang lebih besar (memperbesar V).
40
Marthen Kanginan, Ibid., h.284. Marthen Kanginan, Ibid., h.284.
41
25
Hasil ekperimen menunjukan bahwa pada kerapatan yang cukup rendah, semua gas cenderung memperlihatkan hubungan sederhana antara variabelvariabel tekanan, volum, dan suhu. Fakta ini mengarah pada sebuah konsep tentang gas ideal, yaitu gas yang interaksi antar molekulnya sangat kecil sehingga dapat diabaikan.42 b. Pengertian Mol dan Massa Molekul Banyak atom karbon (partikel) dalam 2 gr C-12 disebut bilangan avogadro, NA. Hasil percobaan menunjukan bilangan ini adalah 6,022 x 1023. Bilangan ini digunakan untuk mendefinisikan satuan ukuran banyak zat yang disebut mole (disebut mol dan dilambangkan n) dan didefinikan dengan banyaknya zat yang mengandung NA molekul (partikel). Sedangkan massa molekul (massa atom) M suatu zat adalah massa dalam kilogram dari suatu kilomol zat. Karena 12 gr karbon C-12 didefinisikan mengandung NA atom, maka 1 kilomol (kmol) C-12 memiliki massa atom M = 12kg/kmol. Massa sebuah atom dapat dirumuskan dengan persamaan dibawah ini: 43
𝑀
mo = 𝑁 .............................................. (2.2) 𝐴
Keterangan: mo = massa sebuah partikel dalam atom M = massa atom (kg/mol) NA = bilangan avogadro (6,022 x 1023 partikel/mol) Mr = massa molekul relatif Sedangkan hubungan antara massa dengan mol dapat dirumuskan dengan persamaan di bawah ini: 𝑚
m = n x Mr atau n = 𝑀𝑟 ............................................ (2.3) 44 c.
Hukum Boyle Boyle menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan volum (V) ketika gas
berada dalam suhu tetap. Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dijaga tetap, tekanan gas itu berbanding terbalik dengan volumenya. Hal ini 42 Purwoko dan Fendi, Physics For Senior High School Year XI, (Jakarta: Yudistira), Cet.2, h.252. 43 Marthen Kanginan, Op.cit., h. 285. 44 Purwoko dan Fendi, Ibid., h. 254.
26
dikemukakan oleh Robert Boyle dan dikenal dengan hukum Boyle. Secara umum hukum Boyle dinyatakan dengan persamaan: P1 . V1 = P2 . V2 ............................................ (2.4) Keterangan: P1 = tekanan pada kondisi pertama (atm) P2 = tekanan pada kondisi kedua (atm) V1 = volum pada kondisi pertama (m3) V2 = volum pada kondisi kedua (m3) d. Hukum Charles- Gay Lusaac Jika tekanan suatu gas dalam bejana tertutup dijaga tetap, volum (V) gas itu sebanding dengan suhu mutlak (T). Hal ini dikemukan oleh Charles dan Gay Lussac dan dikenal dengan hukum Charles- Gay Lusaac. Secara umum dapat dinyatakan dengan persamaan: 𝑉1 𝑇1
𝑉
= 𝑇2 .............................................. (2.5) 2
Keterangan: T1 = suhu pada kondisi pertama (K) T2 = suhu pada kondisi kedua (K) V1 = volum pada kondisi pertama (m3) V2 = volum pada kondisi kedua (m3)
e.
Hukum Boyle-Gay Lussac Jika persamaan Boyle digabung dengan persamaan Gay Lussac maka akan
dihasilkan persamaan sebagai berikut: 𝑃1 . 𝑉1 𝑇1
=
𝑃2 . 𝑉2 𝑇2
.............................................. (2.6)
Keterangan: P1 = tekanan pada kondisi pertama (atm) P2 = tekanan pada kondisi kedua (atm) T1 = suhu pada kondisi pertama (K) T2 = suhu pada kondisi kedua (K) V1 = volum pada kondisi pertama (m3) V2 = volum pada kondisi kedua (m3) Persamaan tersebut dikenal dengan hukum Boyle-Gay Lussac.
27
f.
Persamaan Umum Gas Ideal Persamaan gas ideal tidak berlaku untuk semua kondisi. Persamaan hukum
Boyle dan hukum Boyle-Gay Lussac hanya berlaku untuk gas yang terisolasi dalam bejana tertutup (tidak ada kebocoran) sedemikian sehingga massa gas itu tetap.45 Jika massa gas berubah atau wadah mengalami kebocoran, maka diperlukan suatu persamaan gas yang memberikan penyelesaian ketika kondisi ketiga variabel nya (tekanan, volum, dan temperatur) berubah. Hukum Boyle, Charles, dan Gay Lussac diperoleh dengan menjaga satu variabelnya konstan. Hukumhukum ini dapat digabungkan sehingga diperoleh hubungan ketiga variabel P, V, dan T. Berdasarkan penelitian, hubungan antara ketiga variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan: PV = nRT .............................................. (2.7) Keterangan: n = banyaknya mol gas R = tetapan gas umum (8,314 J/mol.K atau 0,0821 L.atm/mol.K) Persamaan ini dikenal dengan persamaan gas ideal.46 Bentuk lain dari persamaan tersebut juga dapat dinyatakan dengan persamaan lain yang menyertakan jumlah dari partikel gas (N). Banyaknya partikel gas (N) merupakan hasil kali dari banyaknya mol gas (n) dengan bilangan avogadro (NA): N = n . NA ............................................. (2.8) Dalam bentuk lain juga persamaan gas ideal dapat dinyatakan dengan persamaan yang menyertakan besaran jumlah partikel gas (N) yaitu: PV = NkT .............................................. (2.9) Dengan k adalah tetapan Boltzman dengan nlai 1,38 x 10-23 J/K.47
g.
Konsep Dasar Teori Kinetik Gas Zat terdiri dari atom yang bergerak acak terus menerus disebut teori kinetik.
Terdapat beberapa dalil yang menjadi dasar teori kinetik gas, yaitu: 45
Purwoko dan Fendi, Ibid., h. 256. Purwoko dan Fendi, Ibid., h. 256. 47 Purwoko dan Fendi, Ibid., h. 256. 46
28
1) Ada sejumlah besar molekul, N, masing-masing dengan massa m, yang bergerak dengan arah yang acak dengan berbagai kecepatan. 2) Rata-rata molekul-molekul berada jauh satu dari yang lainnya, yaitu jarak rata-rata mereka jauh lebih besar dari diameter setiap molekul. 3) Molekul-molekul dianggap mengikuti hukum mekanika klasik, dan dianggap berinteraksi satu sama lain hanya ketika bertumbukan. Walaupun molekulmolekul saling memberikan gaya tarik yang lemah di antara tumbukan, energi potensial yang dihubungkan degan gaya ini lebih jika dibandingkan dengan energi kinetik, dan kita mengabaikannya sekarang. 4) Tumbukan dengan molekul yang lain atau dinding bejana dianggap lenting sempurna, sepeti tumbukan bola bilyar yang lenting sempurna.48 Sedangkan menurut sumber lain, teori kinetik gas dibangun berdasarkan beberapa asumsi, yaitu: 1) Gas terdiri dari atas parikel-partikel yang dinamakan molekul-molekul dengan jumlah yang sangat banyak. 2) Molekul-molekul gas bergerak secara acak dan mematuhi hukum Newton tentang gerak. 3) Molekul-molekul itu berperilaku sebagai partikel titik yang ukurannya sangat kecil jika dibandingkan dengan jarak rata-rata antar partikel dan ukuran wadahnya. 4) Tumbukan antar molekul dan tumbukan molekul dengan dinding bersifat lenting sempurna. 5) Gaya antar molekul gas dapat diabaikan, kecuali selama tumbukan. Selama proses tumbukan, molekul memberikan gaya ke dinding wadah. 49
48 49
Douglas C Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, (Erlangga : 2001), h. 467. Purwoko dan Fendi, Ibid., h. 258.
29
Wawasan Fisika Selama
geraknya,
ukuran
gelembung-gelembung
gas
itu
bertambah besarbahkan volumnya hampir meningkat 2 kali lipat dari sebelumnya. Gelembung-gelembung Sumber: http//: google.co.id Gelembung gas pada minuman bersoda: Ketika sebotol minuman ringan (soft drink) dituang ke dalam gelas, tampak gelembung-gelembung gas bergerak naik.
tersebut
mengandung
gas karbon
dioksda (CO2), yaitu sejenis gas hal permentasi.
Sebuah
gelembung
dari minuman ringan itu akan bertambah besar volumnya dan bergerak lebih cepat.
Gambar 2.5 Gambar gelembung gas pada minuman bersoda h. Tekanan dan Energi Kinetik Gas Monoatomik Setiap benda yang bergerak psti memiliki energi kinetik. Gas terdiri atas partikel yang bergerak berarti partikel-partikel gas memiliki energi kinetik. Perhatikan gambar dibawah ini bahwa sebuah partikel memiliki kecepatan v.
Gambar 2.6 Kecepatan sebuah partikel Gambar 2.6 menunjukan sebuah bejana berbentuk kubus dengan panjang rusuk L yang dinding-dindingnya elastis sempurna dan berisi partikel gas. Sebuah partikel dengan massa m bergerak menuju salah satu dinding kubus dalam arah sumbu-x negatif dengan kecepatan vx. Setelah menumbuk diding elastis, maka momentum partikel berubah. Besarnya perubahan momentum yang dialami partikel adalah:
30
Δp = 𝑝2,𝑥 – 𝑝1,𝑥 = m 𝑣𝑥 – m (−𝑣𝑥 ) = 2m𝑣𝑥 ................... (2.10) Setelah menumbuk dinding kiri dengan kecepatan 𝑣𝑥 , kemudian partikel dipantulkan ke kearah kanan dengan kecepatan 𝑣𝑥 hingga menumbuk dinding. Partikel ini kemudian dipantulkan lagi ke kiri dengan kecepatan 𝑣𝑥 hingga menumbuk dinding kiri bejana demikian seterusnya. Maka interval waktu yang diperlukan partikel untuk bergerak bolak-balik dalam bejana adalah: 2𝐿
Δt = 𝑣 ................................................... (2.11) 𝑥
Berdasarkan hukum II Newton, gaya rata-rata yang diberikan oleh dinding bejana pada partikel gas itu adalah: F=
∆𝑝𝑥 ∆𝑡
=
2𝑚𝑣𝑥 2𝐿 𝑣𝑥
=
𝑚 𝑣𝑥2 𝐿
................................................... (2.12)
dari persamaan tersebut kita mendapatkan besar tekanannya yaitu: 𝐹
P=𝐴=
2𝑚𝑣𝑥 ⁄𝐿 𝐿2
=
𝑚𝑣𝑥2 𝐿3
=
𝑚𝑣𝑥2 𝑉
.................................... (2.13)
Dalam perhitungan di atas, kita mengandaikan bahwa gerak partikel sejajar sumbu-x. Partikel-partikel lain dalam kenyataannya tentu saja berbeda-beda arah maupun kecepatannya dan kecepatan partikel akan berubah-ubah terhadap waktu karena tumbukan dengan partikel-partikel gas yang lain. Besaran yang tetap dalam hal ini adalah distribusi kecepatannya. Distribusi kecepatan partikel-partikel gas diselidiki oleh James Chlark Maxwell. Perumusan distribusi kecepatan memuat sebagai nilai statistik seperti nilai kebolehjadian (probabilitas) dan rata-rata. Kecepatan vx
2
harus diganti
dengan kecepatan rata-rata (vx 2)av. Sehingga persamaannya menjadi: P=
𝑚(𝑣𝑥2 )𝑎𝑣 𝑉
................................................... (2.14)
Oleh karena seluruh partikel yang berjumlah N dalam gas mengikuti distribusi kecepatan sama, nilai tekanan total yang diberikan oleh gas itu adalah: P=𝑁
𝑚(𝑣𝑥2 )𝑎𝑣 𝑉
𝑁
= ( 𝑉 ) 𝑚(𝑣𝑥2 )𝑎𝑣 .................................. (2.15)
Persamaan di atas berlaku juga untuk kecepatan di sumbu y (𝑣𝑦2 )𝑎𝑣 dan kecepatan di sumbu z (𝑣𝑧2 )𝑎𝑣 . Namun, tekana gas biasanya lebih sering dinyataka
31
dalam bentuk kecepatan secara keseluruhan, bukan hanya dalam arah komponen tertentu. Maka kecepatan keseluruhannya dirumuskan: (𝑣 2 )𝑎𝑣 = (𝑣𝑥2 )𝑎𝑣 + (𝑣𝑦2 )𝑎𝑣 + (𝑣𝑧2 )𝑎𝑣 ; vx = vy = vz ............. (2.16) maka persamaannya menjadi: (𝑣 2 )𝑎𝑣 = 3(𝑣𝑥2 )𝑎𝑣 1
(𝑣𝑥2 )𝑎𝑣 = 3 (𝑣 2 )𝑎𝑣 ........................... (2.17) Dengan demikian maka persamaan tekanannya menjadi: 1
𝑁
3
𝑉
P = ( ) 𝑚(𝑣 2 )𝑎𝑣 ............................ (2.18) Atau 2
𝑁
1
P = 3 ( 𝑉 ) (2 𝑚(𝑣 2 )𝑎𝑣 ) ...................... (2.19) Nilai dari
1 2
𝑚(𝑣 2 )𝑎𝑣 adalah 𝐸𝑘,𝑎𝑣 (energi kinetik rata-rata), sehingga
persamaannya menjadi: 2
𝑁
P = 3 (𝑉 ) 𝐸𝑘,𝑎𝑣 Karena 𝐸𝑘,𝑎𝑣 =
𝐸𝑘 𝑁
maka N𝐸𝑘,𝑎𝑣 = Ek. Sehingga kita peroleh persamaannya
menjadi: 2
PV = 3 𝐸𝑘 .................................... (2.20) Dengan Ek adalah energi kinetik. Wawasan Fisika Selama naik pesawat terbang, akan terjadi beberapa perubahan kondisi termodinamika yang belum tentu dapat ditoleransi oleh semua kondisi tubuh. Dengan bertambahnya ketinggian pesawat, semakin berkurangnya tekanan udaranya. Pada ketinggian 5.000 kaki. Kandungan oksigen dalam darah manusia mnormal masih memadai dan fungsi organ tubuh masih Sumber: http//: google.co.id Catatan medis penumpang pesawat: terpelihara normal. Bagi sebagian Pernahkah kamu mendengar kasus orang,, perubahan tekanan itu mungkin dokter yang melarang pasiennya naik hanya berakibat pada berdengingnya pesawat terbang? Adakah alasan medis telinga atau napas yang menjadi sedikit sesak. Namun, bagi sebagian orang yang mendasari dokter tersebut?
32
Untuk naik pesawat terbang, tanpa yang memiliki kelemahan fungsi organ membahayakan kesehatan dirinya, tertentu, berkurangnya tekanan udara seseorang perlu memiliki kesiapan fisik bisa menimbulkan gangguan kesehatan tertentu. Tidak semua orang dengan yang beragam. kondisi fisik tertentu aman naik pesawat terbang. Gambar 2.7 Gembar Pesawat Terbang i.
Suhu dan Energi Kinetik Gas Berdasarkan persamaan umum ga ideal, yaitu PV = nRT atau PV = NkT an
persamaan PV =
2 3
𝐸𝑘 , kita dapat memperoleh nilai energi kinetik partikel ga
adalah: 3
3
Ek = 2 𝑁𝑘𝑇 atau Ek = 2 𝑛𝑅𝑇..................... (2.21) Energi kinetik rata-rata partikel gas (Ek,av) merupakan hasil bagi antara energi kinetik gas (Ek) dan jumlah total partikel gas (N): Ek,av =
𝐸𝑘 𝑁
3
3 𝑛𝑅𝑇
= Ek = 2 𝑁𝑘𝑇 atau Ek,av = 2
𝑁
Energi kinetik tranlasi total per mol dari molekul-molekul gas ideal adalah sebanding dengan temperaturnya. Dengan demikian, semakin tinggi temperatur gas, semakin cepat gerak molekul gas itu. Besar kecepatan efektif (veff atau vrms) molekul gas dapat ditentukan berdasarkan hubungan: 3
Ek,av = 2 𝑘𝑇 1
3
𝑚(𝑣 2 )𝑎𝑣 = 2kT 2 (𝑣 2 )𝑎𝑣 =
3𝑘𝑇 𝑚
........................................... (2.22)
Nilai efektif (veff) adalah nilai rms (root mean square) atau akar dari kuadrat ratarata: 3𝑘𝑇
veff = √(𝑣 2 )𝑎𝑣 = √
𝑚
............................ (2.23)
atau 3𝑅𝑇
veff = √ 𝑀 ............................................. (2.24) 𝑟
dengan m adalah massa tiap molekul dan Mr adalah massa molekul relatif.
33
Hubungan antara kecepatan efektif dengan tekanan gas dapat diperoleh berdasarkan hubungan: 1
𝑁
1
𝑁𝑚
P = 3 (𝑉 ) 𝑚(𝑣 2 )𝑎𝑣 = P = 3 ( Dengan (
𝑁𝑚 𝑉
𝑉
) (𝑣 2 )𝑎𝑣
) = 𝜌 sehingga diperoleh: 1
P = 3 𝜌(𝑣 2 )𝑎𝑣 maka (𝑣 2 )𝑎𝑣 =
3𝑃 𝜌
3𝑃
√(𝑣 2 )𝑎𝑣 = √ 𝜌 3𝑃
Sehingga diperoleh: veff = √(𝑣 2 )𝑎𝑣 = √ 𝜌 ............................... (2.25) j.
Teorema Ekipartisi Energi Energi kinetik rata-rata melekul suatu gas dinyatakan dengan persamaan
seperti dibawah ini: 1
3
1
Ek,av = 2 𝑚(𝑣 2 )𝑎𝑣 = 2kT atau Ek,av = 3(2 𝑘𝑇) Pada suku terakhir persamaan di atas, angka 3 menunjukan derajat kebebasan. Ada tiga kemungkinan gerak translasi molekul-molekul gas itu, yaitu ke arah sumbu x, sumbu y dan sumbu z. Sedangkan energi per molekulnya dapat dinyatakan dengan persamaan: 1
Em,av = 3(2 𝑘𝑇).......................................... (2.26) Menurut teorema ekspartisi energi, energi mekanik rata-rata per molekul atau energi kinetik rata-rata per molekul gas secara umum dirumuskan dengan: 1
Em,av = f(2 𝑘𝑇).......................................... (2.27) Dengan f adalah derajat kebebasan. Dan energi rata-rata per molekul atau energi kinetik rata-rata per molekulnya adalah: 1
5
Em,av = Ek, av = 5(2 𝑘𝑇) = 2 𝑘𝑇........................... (2.28) k. Energi Dalam dan Derajat Kebebasan Molekul Gas Energi dalam U suatu gas didefinisikan sebagai jumlah energi kinetik seluruh molekul gas. Jika terdapat N molekul dalam wadah terisolasi, energi dalam yang dimiliki gas itu dapat diperoleh dengan rumus: 1
U = N Ek,av = Nf (2 𝑘𝑇) .........................(2.29)
34
Dengan f adalah derajat kebebasan. Untuk gas monoatomik derajat kebebasan f bernilai 3, sedangkan untuk molekul diatomik derajat kebebasan f bernilai 5.50 Wawasan Fisika
Sumber: http//: google.co.id
Dalam hal ini energi kimia diubah menjadi energi panas yang berbentuk gas panas pembakaran yang terjadi dalam Combuster. Selanjutnya energi gas panas pembakaran yang mempunyai besaran temperatur dan kuantitas panas tersebut disalurkan kedalam Gas Turbine untuk mendorong sudu-sudu turbin hingga menjadi energi kinetik untuk memutar poros turbin. Kemudian energi panas diubah menjadi menjadi energi mekanik melalui poros gas turbine yang merupakan satu kesatuan dengan rotor generator yang berfungsi untuk membangkitkan energi listrik. Selanjutnya gas bekas dari proses ekspansi gas turbine tersebut dibuang ke atmosfer, hal ini dikenal dengan siklus operasi open cycle.
Prinsip Kerja PLTG: Produksi energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas merupakan tahapan dari proses pembangkit tenaga yang dihasilkan dari beberapa alat bantu utama PLTG. Proses perubahan energi tersebut diawali dari Compresor yang berfungsi untuk memberikan sejumlah udara yang dibutuhkan dalam proses pembakaran bahan bakar. Gambar 2.8 Gambar Pembangkit Listrik Tenaga Gas
B. Kerangka Berpikir Peserta didik membutuhkan alat bantu berupa media untuk memahami konsep yang dipelajari ketika dihadapkan dengan konsep yang tak tampak oleh mata dan yang lebih abstrak. Dengan adanya media sebagai alat bantu dalam pembelajaran diharapkan dapat membantu dan mempermudah peserta didik dalam memahami konsep yang lebih abstrak. Fisika juga diharapkan dapat menjadi suatu jembatan bagi peserta didik untuk mempelajari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Peserta didik harus dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam kehidupan sehari-hari dan ke kehidupan nyata karena fisika juga merupakan ilmu yang 50
Purwoko dan Fendi, Ibid., h. 268.
35
mempelajari alam sekitar kita. Oleh karena itu, selain media pembelajaran dibutuhkan pula suatu strategi pembelajaran yang dapat membawa pengetahuan peserta didik ke dalam kehidupan sehari-hari. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi telah membawa pengaruh yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Hypermedia adalah media pembelajaran dengan bantuan komputer yang merupakan temuan baru dari ilmu dan teknologi di bidang pendidikan. Hypermedia terbukti mempunyai peran penting dalam menghasilkan out put belajar, tetapi hypermedia yang sudah ada belum dapat membawa pengetahuan peserta didik ke dalam kehidupan sehari-hari dan ke kehidupan nyata. Hypermedia yang ada sekarang hanyalah media yang menyajikan materi, animasi singkat, dan pertanyaan-pertanyaan singkat saja. Tidak terdapat suatu bagian yang memang ditunjukan agar peserta didik dapat membangun sendiri konsep yang sedang dipelajarinya (inquiry), merefleksikan apa yang telah dipelajarinya (refleksi), dan membawa atau menghubungkan pengetahuan peserta didik ke dalam kehidupan nyata. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang menunjang ketercapaian tujuan tersebut yaitu pendekatan contextual teaching and leraning (CTL). Dari penjelasan dan berbagai permasalahan yang disebutkan diatas, maka peneliti mengambil langkah untuk menggunakan hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning pada konsep fisika teori kinetik gas. Yang dijelaskan dalam bagan di bawah ini:
36
Peserta didik harus dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam kehidupan sehari-hari dan ke kehidupan nyata.
Peserta didik membutuhkan media untuk memahami konsep fisika yang abstrak.
Hypermedia yang ada sekarang hanyalah media yang menyajikan materi, animasi singkat, dan pertanyaan singkat saja.
Hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning
Peserta didik tidak dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan nyata.
Siswa dapat menerapkan pengetahuan fisika ke dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan nyata
Gambar 2.9 Kerangka Berpikir
Peserta didik juga membutuhkan suatu pendekatan yang sesuai untuk dapat menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.
Butuh inovasi dan ide baru untuk pembelajaran fisika yang membawa pengetahuan siswa ke kehidupan nyata.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 pada bulan September 2015. Dan akan dilaksanakan di MAN 11 Jakarta yang beralamat di Jl. H. Gandun No.60 Lebak Bulus Jakarta Selatan telp (021) 7659745.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian deskriptif-evaluatif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang dasar dengan tujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.1 Dan penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat (worth) dari suatu praktik (pendidikan).2 C. Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah tahap persiapan, tahap pengumpulan data, dan tahan akhir. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan pada penjelasan di bawah ini: 1.
Tahap Pertama Tahap pertama yaitu tahapan persiapan. dengan melakukan studi literatur
mengenai hypermedia untuk memperdalam pengetahuan mengenai hypermedia. Selain itu Menentukan materi fisika yang akan dijadikan bahan penelitian. Pemilihan materi pokok ini didasarkan pada ada tidaknya kesesuaian karakteristik dari materi yang dipilih dengan kriteria penggunaan media untuk materi tersebut.
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.6, h.72. 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Ibid., Cet.6, h.120.
37
38
Untuk itu materi teori kinetik gas dipilih sebagai materi pokok yang akan dijadikan bahan penelitian karena karakteristik dari materi teori kinetik gas yang bersifat abstrak dan sesuai jika disampaikan dengan menggunakan hypermedia. Selanjutnya
adalah
membuat
rancangan
hypermedia
berdasarkan
contextual teaching and learning pada konsep teori kinetik gas. Dalam pembuatan rancangan ini konten materi dari hypermdia disesuaikan dengan aspek-aspek pembelajaran berdasarkan CTL. 2.
Tahap Kedua Tahap kedua adalah pengumpulan data. Hypermedia berdasarkan
pembelajaran CTL kemudian divalidasi berdasarkan aspek isi/konten materi fisika, desain, dan muatan pembelajaran di dalamnya. Validasi ini diperlukan untuk mengukur apakah hypermedia yang dikembangkan masih terdapat kekurangan di dalamnya. Validasi tersebut dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada para ahli dalam bidang yang diukur. Kemudian dilakukan revisi awal dari hasil validasi ahli. Setelah melakukan validasi, peneliti mengambil data hasil belajar siswa dengan melakukan uji coba hypermedia kepada peserta didik yang dijadikan sample penelitian. Kemudian peneliti juga mengambil respon peserta didik terhadap hypermedia berdasarkan CTL pada konsep teori kinetik gas dengan melakukan wawancara. 3.
Tahap Ketiga Tahap ketiga pada penelitian ini adalah pembuatan laporan dan penarikan
kesimpulan. Pada tahap ini peneliti melakukan penggambaran keseluruhan studi dan membuat kesimpulan penelitian yang menjawab rumusan masalah penelitian.
39
Tahap Pertama Studi literatur
Survey hypermedia
Pembuatan hypermedia berdasarkan CTL
Tahap Kedua Validasi ahli dan revisi
Pengambilan data hasil belajar siswa
Wawancara respon siswa
Tahap Ketiga Pembuatan laporan dan penarikan kesimpulan Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian
D. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi didefinisikan sebagai keseluruhan subjek penelitian.3Dalam
penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh peserta didik MA kelas XI di Jakarta Selatan. 2.
Sampel Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII
IPA 1 di MAN 11 Jakarta Selatan.
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: P.T Rineka Cipta, 2013),cet 15, h. 173.
40
E. Teknik Pengambilan Sampel Sampel didefinisikan sebagai sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4Teknik penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan secara acak sederhana, artinya seluruh anggota populasi memiliki peluang yang sama dan bebas dipilih sebgai anggota sampel.5 Dengan mengambil sampel secara acak atau sampel random, maka peneliti terbebas dari perasaan ingin mengistimewakan subjek tertentu untuk dijadikan sampel.6
F. Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik tes dan non-tes. Teknis tes berupa soal esai. Dan teknik non-tes, yaitu: pengisian kuesioner dan wawancara. Kuesioner akan digunakan pada tahap validasi ahli kepada ahli media, ahli konten materi fisika dan ahli strategi pembelajaran. Sedangkan wawancara dilakukan pada 20 orang peserta didik yang dipilih secara random.
G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamanti.7 Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dalah sebagai berikut: 1. Soal Uraian Soal uraian pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah menggunakan hypermedia berdasarkan CTL. Soal uraian tersebut terdiri dari 10 soal uraian terbuka yang masing-masing soal memiliki skor 10 sehingga diperoleh skor total 100. 2. Kuesioner (angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
4
Suharsimi Arikunto, Ibid., cet 15, h. 174. Nana Syaodih Sukmadinata, Op.cit., Cet.6, h.255. 6 Suharsimi Arikunto, Op.cit., cet. 14, h. 177. 7 Sugiono, Metode Penlitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 148. 5
41
responden untuk dijawab.8 Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup (responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan) yang terdiri dari aspek-aspek yang diberi skala skor 1-5 serta dielngkapi dengan rubrik penilaian. Penggunaan kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk validasi strategi pembelajaran dalam hypermedia berdasarkan pembelajaran CTL, validasi konten materi fisika teori kinetik gas yang terdapat dalam hypermedia, serta menilai kualitas dari hypermedia berdasarkan pendapat ahli media dan mengevaluasi desain hypermedia berdasarkan pendapat ahli media. Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Ahli Konten Materi Fisika
No.
Sub bab
1. 2. 3. 4.
Soal Evaluasi Molekul konstan Video Hukum Newton dan tumbukan elastis Tekanan gas dalam wadah (kontainer) Prinsip gas ideal Temperatur kinetik Kecepatan molekul Persamaan distribusi kecepatan Hukum I termodinamika Energi dalam gas Ekipartisi energi Panas spesifik gas Tekanan konstan (Cp) Volum konstan (Cv) Jumlah
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
8
Sugiono, Ibid., h. 199.
Jumlah Indikator 2 3 2 5 3 5 2 6 3 3 3 4 3 3 3 50
1
2
Skor 3 4
5
42
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner ahli media No.
Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8
Motivasi Teks Animasi Gambar Audio Video Interaktivitas Hyperlink antar bagian
9 10
Tingkat kemudahan pengoperasian Representasi eksternal Jumlah
Jumlah Indikator 1 1 1 1 1 1 1
1
Skor 2 3 4
5
1 1 1
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Ahli Strategi Pembelajaran No.
Indikator
1.
Kesesuaian materi dengan SK dan KD Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar Menyajikan aplikasi kehidupan sehari-hari dan topik terkini dari materi Relevansi ilustrasi gambar, animasi dan video dengan materi Kebahasaan dalam materi Urutan materi yang disajikan dalam media Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi Aspek konstruktivisme dalam hypermedia Aspek inquiry dalam hypermedia Aspek questioning dalam hypermedia Aspek learning community dalam hypermedia
2. 3.
4.
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Jumlah Indikator 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1
Skor 2 3 4
5
43
12.
Aspek modelling dalam hypermedia Aspek reflection dalam hypermedia Aspek authentic assessment dalam hypermedia Jumlah
13. 14.
3.
1 1 1 14
Wawancara Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.9Dalam melakukan wawancara, peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disediakan. Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan atau respon dari peserta didik terhadap hypermedia yang hasil wawancara tersebut akan digunakan sebagai bahan dan mengevaluasi hypermedia. Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen wawancara
No.
Pertanyaan
Jumlah pertanyaan setelah 1
Rasa senang peserta didik emnggunakan hypermedia Keterbantuan peserta didik untuk memahami materi atas gambar yang disajikan Keterbantuan peserta didik untuk memahami materi atas animasi yang disajikan Keterbantuan peserta didik untuk memahami materi atas video yang disajikan Keterbantuan peserta didik untuk memahami materi atas audio yang disajikan Kemudhan kata-kata dalam materi hypermedia Keterbantuan peserta didik untuk memahami materi atas contoh soal yang disajikan Kemudahan tombol-tombol dalam hypermedia untuk digunakan Tanggapan terhadap tampilan hypermedia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 9
Sugiono, Ibid., h. 194.
Respon (+)/(-)
1
(+)/(-)
1
(+)/(-)
1
(+)/(-)
1
(+)/(-)
1
(+)/(-)
1
(+)/(-)
1
(+)/(-)
1
(+)/(-)
44
10
Kemudahan materi teori kinetik gas untuk dipahami mudah jika menggunakan hypermedia Jumlah
1
(+)/(-)
10
H. Validasi Produk Validitas instrumen pada instrumen ini diukur dengan validitas isimelaui pertimbangan ahli materi/dosen fisika, ahli media, dan ahli strategi pembelajaran. Sedangkan pengertian dari validasi sendiri yaitu: validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya, dengan cara meminta bantuan ahlibidang studi untuk menelaah apakah konsep materi yang diajukan telahmemadai atau tidak sebagai sampel tes. Dengan demikian validitastidak memerlukan uji coba dan analisis statistik atau dinyatakan dalambentuk angka-angka.10 I. 1.
Teknik Pengolahan Data Pengolahan Data Hasil Instrumen Soal Uraian
a.
Instrumen soal uraian tersebut terdiri dari 10 soal uraian. Setiap soal memiliki skor 10 sehingga didapatkan skor maksimal 100. Nilai atau total skor peserta didik akan dihitung dengan menggunakan rumus: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
b.
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑥 100% ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Setelah nilai total setiap peserta didik didapat, kemudian nilai tersebut akan dirata-ratakan.
2.
Pengolahan Data Hasil Instrumen Penelitian Kuesioner (Angket) Data yang nantinya diperoleh melalui instrumen penelitian kuesioner
selanjutnya akan diolah dengan cara dengan sebagai berikut: a.
Memeriksa kelengkapan data pengisi instrumen.
b.
Memberi skor terhadap hypermedia yang dilakukan ahli media, ahli pembelajaran, dan ahli materi fisika selama proses uji coba produk berdasarkan kriteria yang dibuat pada instrumen penilaian hypermedia
10
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2009), Cet. 14, h.13.
45
berdasarkan contextual teaching and learning pada konsep teori kinetik gas. Keterangan dari skala skor yang digunakan adalah sebagai berikut:11 Skor 1 : Buruk Sekali Skor 2 : Buruk Skor 3 : Cukup Baik Skor 4 : Baik Skor 5 : Sangat Baik
3.
Pengolahan Data Hasil Wawancara Dalam melakukan wawancara, peneliti menyiapkan instrumen penelitian
berupa
pertanyaan-pertanyaan
tertulis
yang
alternatif
jawabannya
telah
disediakan. Hasil dari wawancara tersebut yang akan dijadikan sebagai gambaran atas tanggapan pengguna produk setelah memakai produk dan juga sebagai bahan evaluasi produk yang kemudian akan direvisi kembali guna menjadi lebih baik lagi. J.
Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menyederhanakan data ke dalam bentuk
yang mudah dibaca dan diimpretasikan agar data yang terkumpuldapat dianalisis dan diambil kesimpulan dengan menggunakan beberapa langkah di bawah ini: c.
Mengubah skor mentah ke dalam presentase nilai berdasarkan rumus: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑥 100% ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
d.
Mentabulasi skor ke dalam tabel yang memuat hasil dari penelitian kuesioner.
e.
Mengkriteriakan nilai berdasarkan instrumen kuesioner dengan ketentuan seperti pada tabel 3.1di bawah ini:
11
Riduan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 14.
46
Tabel 3.5 Kategori Angket Validasi Ahli12
12
Persentase
Kriteria
81 % - 100 %
Sangat Baik
61 % - 80 %
Baik
41 % - 60 %
Cukup
21 % - 40 %
Kurang
≤ 20 %
Sangat kurang
Riduan dan Akdon, Ibid., h. 18.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengevaluasi kelayakan media pembelajaran yang menjadi produk penelitian. Adapun media pembelajaran yang dideskripsikan dan dievaluasi adalah hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning (CTL). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data mengenai proses evaluasi hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning (CTL) pada konsep teori kinetik gas seperti pada penjelasan di bawah ini: 1. Data Tahap Pertama Penelitian (Persiapan) Penelitian pendahuluan merupakan tahapan paling awal yang dilakukan peneliti. Pada tahapan ini peneliti melakukan studi literatur mengenai kurikulum yang berlaku untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar, memperdalam pengetahuan mengenai hypermedia, membuat perencanaan produk dan penelitian, serta menelaah berbagai sumber yang diperlukan untuk penelitian termasuk juga mengumpulkan hypermedia pada konsep teori kinetik gas yang sudah ada sebelumnya untuk selanjutnya dikembangkan menjadi hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning. a. Studi Literatur Kurikulum dan Hypermedia Konten materi teori kinetik gas pada hypermedia ini mengacu kepada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada kurikulum terpadu satuan pendidikan (KTSP) 2006. Hal ini berdasarkan pada telaah kurikulum yang telah dilakukan untuk mata pelajaran fisika di jenjang sekolah menengah atas (SMA)/sederajat. Standar kompetensi yang digunakan adalah “Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor”. Sedangkan kompetensi dasar yang digunakan adalah “Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik”. 1
1
Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: 2006), h. 162.
47
48
Pengembangan hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning ini mengacu kepada dua hypermedia yang telah ada sebelumnya. Yaitu hypermedia yang dibuat oleh lembaga Pusat Teknologi dan Komunikasi (Pustekkom) dan hypermedia yang diproduksi oleh lembaga komersil yang bernama PesonaEdu. Kemudiaan peneliti menelaah kedua hypermedia tersebut terhadap tujuh aspek CTL yang terdiri dari konstruktivisme, inquiry, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan authentic assesment. Berdasarkan hasil telaah tersebut, maka didapatkan data seperti di bawah ini: Tabel 4.1 Data Analisis Hypermedia Buatan Pustekkom Aspek CTL
Ada
Kosntruktivisme Inquiri Bertanya Masyarakat belajar Pemodelan
√
Tidak Ada √ √ √
√ √
Refleksi Penilaian (Autentik Assesment)
√
Tabel 4.2 Data Analisis Hypermedia Buatan PesonaEdu Aspek CTL
Ada
Kosntruktivisme Inquiri Bertanya Masyarakat belajar Pemodelan Refleksi Penilaian (Autentik Assesment)
√ √ √
Tidak Ada
√ √ √ √
Sumber-sumber penelitian yang dipakai untuk penelitian ini adalah berupa buku-buku terkait konten fisika teori kinetik gas, buku-buku dan jurnal terkait
49
hypermedia dan penelitian deskriptif evaluatif. Selain itu dipakai juga sumber berupa buku elektronik standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang bersumber dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) mengenai kurikulum terpadu satuan pendidikan (KTSP) 2006. b. Menentukan materi fisika yang akan dijadikan bahan penelitian Peneliti telah memilih hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning (CTL) sebagai produk penelitiannya. Berdasarkan karakteristik dari hypermedia dan pendekatan pembelajaran CTL, maka salah satu konsep fisika yang cocok untuk penelitian ini adalah konsep teori kinetik gas. Konsep ini menjelaskan tentang sifat-sifat makroskopis dan mikroskopis gas yang merupakan benda abstrak.2 Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali peristiwa yang terjadi dan berkaitan dengan teori kinetik gas. Misalnya, ketika mobil bertabrakan, kantong udara akan menjadi bantalan yang melindungi paru-paru pengemudi dari benturan keras dengan setir, atau juga kompor gas yang sangat erat kaitannya dengan teori kinetik gas. Materi ini sesuai dengan karakteristik CTL yang menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari peserta didik agar pembelajaran lebih bermakna. Berikut adalah peta konsep teori kinetik gas yang terkandung dalam hypermedia penelitian ini:
2
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 283.
50
Berupa
Dikembangkan Untuk
Membuat fungsi dari
Untuk menentukan
Dan
Menceritakan
Bersama dengan
Dan
Menuju ke persamaan Maxwell
Memberikan hubungan untuk
Menetapkan Yang menunjukan ke Melibatkan
Pada
Pada
Gambar 4.1 Peta Konsep Teori Kinetik Gas c. Pembuatan Hypermedia Berdasarkan CTL Pada tahapan ini peneliti menggunakan program komputer (software) macromedia flash untuk membuat produk penelitian. Program komputer tersebut merupakan perangkat lunak aplikasi yang digunakan untuk Web. Melalui program tersebut aplikasi web dapat dilengkapi dengan beberapa macam animasi, sound, interaktif animasi dan lain-lain.3 Hypermedia sendiri adalah sebuah sistem yang memungkinkan pengarang dapat membuat suatu korpus materi yang dapat kait-mengkait yang meliputi teks, grafik, grafik/gambar animasi, bunyi, video, musik dan lain-lain.4 Peneliti mengembangkan hypermedia dengan mengintegrasikan media audio, visual dan audio-visual kedalam satu korpus pembelajaran yang berpedoman pada tujuh aspek pembelajaran CTL. Berikut adalah tabel yang menjelaskan tujuh aspek CTL beserta penerapannya dalam hypermedia yang dikembangkan oleh peneliti:
3
Munir, Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012),
4
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 35-36.
h. 15.
51
Gambar 4.2 Pertanyaan-pertanyaan yang Mengkonstruk Pengetahuan Awal Peserta Didik dalam Hypermedia
Gambar 4.3 Tampilan Video dalam Hypermedia
Gambar 4.4 Tampilan Aspek Inquiry dalam Hypermedia
52
Gambar 4.5 Tampilan Pertanyaan Aspek Bertanya Dalam Hypermedia
Gambar 4.6 Tampilan Pemodelan Kasus dalam Hypermedia
Gambar 4.7 Tampilan Kolom Diskusi dalam Hypermedia
53
Gambar 4.8 Tampilan Kesimpulan dalam Hypermedia
Gambar 4.9 Tampilan Assesment dalam Hypermedia 2. Tahapan Prototipe (Pengambilan Data) Tahapan Prototipe merupakan tahap pengembangan produk. Berikut merupakan deskripsi data yang didapatkan pada tahap kedua seperti di bawah ini: a. Validasi hypermedia Validasi pertama adalah validasi konten oleh ahli konten materi fisika. Berdasarkan hasil validasi konten, produk penelitian ini mendapatkan rata-rata skor 3,94 dari 50 indikator pada lembar validasi dan mendapatkan nilai 78,8 %. Dengan demikian, dari segi konten materi fisika, hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning dinyatakan valid dengan kategori baik. Hasil validasi konten
54
materi fisika hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Konten Materi Fisika dalam Hypermedia No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sub bab
Soal Evaluasi
Molekul konstan
Video
Hukum Newton dan tumbukan elastis
Tekanan gas dalam wadah (kontainer)
Prinsip gas ideal
Temperatur kinetik
Indikator Soal evaluasi yang ditampilkan sudah mewakili teori kinetik gas dalam hypermedia. Tingkat kesesuaian isi soal evaluasi terhadap materi teori kinetik gas dalam hypermedia. Tingkat kebenaran teks penjelasan materi molekul konstan. Tingkat kesesuaian animasi sebagai alat bantu penjelasan konsep molekul konstan. Tingkat kebenaran perumusan massa atom. Keterwakilan materi teori kinetik gas pada video. Kebenaran isi video terhadap materi teori kinetik gas. Tingkat kebenaran teks penjelasan materi hukum Newton dan tumbukan elastis. Tingkat kesesuaian animasi sebagai alat bantu penjelasan konsep hukum Newton dan tumbukan elastis. Tingkat kebenaran perumusan gaya tumbukan molekul dengan dinding. Kesesuaian contoh soal dengan materi yang disampaikan. Tingkat kebenaran jawaban dari contoh soal. Tingkat kebenaran teks penjelasan materi tekanan gas dalam wadah. Tingkat kesesuaian animasi sebagai alat bantu penjelasan konsep tekanan gas dalam wadah. Tingkat kebenaran perumusan tekanan gas dalam wadah. Tingkat kebenaran teks penjelasan materi prinsip gas ideal. Tingkat kesesuaian animasi sebagai alat bantu penjelasan konsep prinsip gas ideal. Tingkat kebenaran perumusan umum gas ideal. Kesesuaian contoh soal dengan materi yang disampaikan. Tingkat kebenaran jawaban dari contoh soal. Tingkat kebenaran teks penjelasan materi temperatur kinetik.
Skor 1 2 3 4 5
55
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Kecepatan molekul
Persamaan distribusi kecepatan
Hukum I termodinamika
Energi dalam gas
Ekipartisi energi
Panas spesifik gas
Tekanan konstan (Cp)
Tingkat kebenaran perumusan temperatur kinetik. Tingkat kebenaran teks penjelasan materi prinsip gas ideal. Tingkat kesesuaian animasi sebagai alat bantu penjelasan perumusan kecepatan molekul. Tingkat kebenaran perumusan kecepatan molekul. Tingkat kebenaran dan kesesuaian contoh kasus yang dimuculkan dengan materi yang dijelaskan. Kesesuaian contoh soal dengan materi yang disampaikan. Tingkat kebenaran jawaban dari contoh soal. Tingkat kebenaran teks penjelasan materi persamaan distribusi kecepatan. Tingkat kesesuaian animasi sebagai alat bantu penjelasan perumusan persamaan distribusi kecepatan. Tingkat kebenaran perumusan persamaan distribusi kecepatan. Tingkat kebenaran perumusan dan teks penjelasan materi hukum I termodinamika. Kesesuaian contoh soal dengan materi yang disampaikan. Tingkat kebenaran jawaban dari contoh soal. Tingkat kebenaran teks penjelasan materi energi dalam gas. Tingkat kesesuaian animasi sebagai alat bantu penjelasan materi energi dalam gas. Tingkat kebenaran perumusan persamaan energi dalam gas. Tingkat kebenaran teks penjelasan materi ekipartisi energi. Tingkat kebenaran perumusan ekipartisi energi. Kesesuaian contoh soal dengan materi yang disampaikan. Tingkat kebenaran jawaban dari contoh soal. Tingkat kebenaran teks penjelasan materi panas spesifik gas. Tingkat kesesuaian animasi sebagai alat bantu penjelasan perumusan panas spesifik gas. Tingkat kebenaran perumusan panas spesifik gas. Tingkat kebenaran teks penjelasan materi tekanan konstan (Cp). Tingkat kesesuaian animasi sebagai alat bantu penjelasan perumusan tekanan konstan (Cp).
56
15.
Volum konstan (Cv)
Tingkat kebenaran perumusan tekanan konstan (Cp). Tingkat kebenaran teks penjelasan materi volum konstan (Cv). Tingkat kesesuaian animasi sebagai alat bantu penjelasan perumusan volum konstan (Cv). Tingkat kebenaran perumusan volum konstan (Cv).
Keterangan: Skor 1: Buruk Sekali Skor 2: Buruk Skor 3: Cukup Baik Skor 4: Baik Skor 5: Sangat Baik Skor rata-rata Nilai =
=
∑ 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒅𝒊𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 ∑ 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
x 100%
=
197 50 197 250
= 3,94 x 100% = 78,8%
Dan berdasarkan validasi ahli konten materi fisika hypermedia ini dinyatakan “layak untuk dikembangkan lebih lanjut dengan revisi sesuai saran”. Kemudian validator konten materi fisika pun memberikan saran kepada peneliti guna dijadikan pertimbangan dalam pengembangan hypermedia lebih lanjut. Saran tersebut antara lain: a.
Masukan informasi historikal eksperimen para ilmuan teori kinetik gas.
b.
Soal lebih realistis dari sisi eksperimen. Berdasarkan
saran-saran
tersebut,
peneliti
melakukan
revisi
dan
pengembangan signifikan dengan mengganti variabel yang dihitung pada soal-soal menjadi variabel yang lebih riil, seperti menghitung volum wadah. Validasi kedua adalah validasi media yang dilakukan oleh ahli media. Berdasarkan hasil validasi media, produk penelitian ini mendapatkan rata-rata skor 3,5 dari 10 indikator pada lembar validasi dan mendapatkan nilai 70 %. Dengan demikian, dari segi aspek media, hypermedia berdasarkan contextual teaching and
57
learning dinyatakan valid dengan kategori baik. Hasil validasi aspek media hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Hasil Validasi Ahli Media No.
Indikator
1
Motivasi 1 Teks 2 Animasi 3 Gambar 4 Audio 5 Video 6 Interaktivitas 7 Hyperlink antar bagian 8 Tingkat kemudahan pengoperasian 9 10 Representasi eksternal Keterangan: Skor 1: Buruk Sekali
2
Skor 3 4
5
Skor 2: Buruk Skor 3: Cukup Baik Skor 4: Baik Skor 5: Sangat Baik Skor rata-rata Nilai =
∑ 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒅𝒊𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 ∑ 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
= x 100%
=
35 10 35 50
= 3,5 x 100% = 70%
Dan berdasarkan validasi ahli media hypermedia ini dinyatakan “layak untuk dikembangkan lebih lanjut tanpa revisi”. Validasi ketiga adalah validasi strategi pembelajaran yang dilakukan oleh ahli strategi pembelajaran. Berdasarkan hasil validasi strategi pembelajaran, produk penelitian ini mendapatkan rata-rata skor 3 dari 14 indikator pada lembar validasi dan mendapatkan nilai 60 %. Dengan demikian, dari segi strategi pembelajaran, hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning dinyatakan valid dengan kategori cukup baik. Hasil validasi aspek strategi pembelajaran hypermedia
58
berdasarkan contextual teaching and learning dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli Strategi Pembelajaran No.
Indikator
1
2
Skor 3 4
1.
Kesesuaian materi dengan SK dan KD
2.
Kelengkapan dan kualitas belajar
3.
Menyajikan aplikasi kehidupan sehari-hari dan topik terkini dari materi
4.
Relevansi ilustrasi gambar, animasi dan video dengan materi
5.
Kebahasaan dalam materi
6.
Urutan materi yang disajikan dalam media
7.
Pemberian evaluasi
8.
Aspek konstruktivisme dalam hypermedia
9.
Aspek inquiry dalam hypermedia
10.
Aspek questioning dalam hypermedia
11.
Aspek learning community dalam hypermedia
12.
Aspek modelling dalam hypermedia
13.
Aspek reflection dalam hypermedia
14.
Aspek authentic hypermedia
umpan
Keterangan: Skor 1: Buruk Sekali Skor 2: Buruk Skor 3: Cukup Baik Skor 4: Baik Skor 5: Sangat Baik
balik
bahan bantuan
terhadap
assessment
hasil
dalam
5
59
Skor rata-rata Nilai =
=
∑ 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒅𝒊𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 ∑ 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
x 100%
=
42 14 42 70
=3 x 100% = 60%
Dan berdasarkan validasi ahli strategi pembelajaran hypermedia ini dinyatakan “layak untuk dikembangkan lebih lanjut dengan revisi sesuai saran”. Kemudian ahli strategi pembelajaran memberikan saran kepada peneliti guna dijadikan pertimbangan dalam pengembangan hypermedia lebih lanjut. Saran tersebut antara lain: a.
Tujuan pembelajaran terlalu banyak penafsiran ganda.
b.
Tidak menggali kemampuan menjawab peserta didik/tidak mengkonstruk pengetahuan awal peserta didik.
c.
Tidak ada alasan di jawaban kenapa harus memilih option a, b, c atau d.
d.
Aplikasi yang diterapkan kurang banyak.
e.
Kurang melibatkan peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan
saran-saran
tersebut,
peneliti
melakukan
revisi
dan
pengembangan signifikan berupa: a.
Merevisi tujuan pembelajaran dan menampilkan lebih banyak pertanyaan yang mengkonstruk pengetahuan peserta didik seperti yang tertera pada gambar 4.2.
b.
Memasukan beberapa penerapan teori kinetik gas yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada gambar di bawah ini:
60
Gambar 4.10 Penambahan Aplikasi Konsep Teori Kinetik Gas yang Ada dalam Kehidupan Sehari-hari c.
Memunculkan forum diskusi seperti yang tertera pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.11 Penambahan Forum Diskusi Peserta Didik
Hasil dari validasi oleh ketiga validator dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
61
Presentasi Nilai (%)
Grafik hasil validasi ahli 100 80 60 40 20 0
78,8
70
60
Ahli Media
Strategi Pembelajaran
Konten Materi Fisika
Aspek Validasi
Gambar 4.12 Grafik Hasil Validasi Ahli
b.
Uji Coba Produk Uji coba produk dilakukan dengan menguji cobakan produk yang telah
direvisi setelah melewati tahap validasi ahli kepada peserta didik kelas 12 yang sudah pernah mendapat materi teori kinetik gas di sekolah sebelumnya. Pada tahap ini peneliti melakukan pembelajaran di kelas sebanyak 3 pertemuan dan melakukan kegiatan evaluasi pada hasil belajar peserta didik. Data rekapitulasi dari evaluasi hasil belajar peserta didik tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik Nilai Terkecil Nilai Terbesar Mean Median Modus c.
70 95 80,4 80,5 70
Respon Peserta Didik Terhadap hypermedia Tahapan selanjutnya setelah tahap pengambilan respon peserta didik
terhadap hypermedia yang dibuat. Tahap ini dilakukan dengan melakukan wawancara Setelah melakukan uji coba, peneliti meminta respon peserta didik dengan melakukan wawancara kepada 20 orang peserta didik yang diambil secara random. Rekapitulasi hasil wawancara tersebut bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
62
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Wawancara Hypermedia Respon No.
Pertanyaan wawancara
Keterangan Positif
Negatif
1.
Apakah Anda senang menggunakan hypermedia yang Anda gunakan untuk belajar?
20
0
2.
Apakah Anda merasa terbantu dalam memahami materi teori kinetik gas dengan adanya gambar pada hypermedia yang Anda gunakan?
20
0
3.
Apakah Anda merasa terbantu dalam menganalisis rumus pada materi teori kinetik gas dengan adanya animasi pada hypermedia yang Anda gunakan?
20
0
4.
Apakah Anda merasa terbantu dalam memahami aplikasi materi teori kinetik gas dengan adanya video pada hypermedia yang Anda gunakan?
19
1
Gambar dan warnanya kurang menarik.
3
Suara-suara tombolnya mengganggu, terlalu banyak suara yang membuat jadi tidak fokus, dan musiknya bersemangat dan bikin ngantuk.
3
Tingkat katanya terlalu sulit, kata-katanya kurang simpel dan kurang bisa dimengerti, dan bahasanya terlalu baku.
5.
6.
Apakah Anda merasa terbantu dalam memahami materi teori kinetik gas dengan adanya audio pada hypermedia yang Anda gunakan? Apakah kata-kata dalam materi hypermedia yang Anda gunakan mudah untuk dipahami?
17
17
63
7.
Apakah Anda merasa terbantu dalam memahami materi teori kinetik gas dengan adanya contoh soal pada hypermedia yang Anda gunakan?
20
0
8.
Apakah tombol-tombol dalam hypermedia mudah untuk Anda digunakan?
19
1
9.
Bagaimanakah tanggapan dengan tampilan hypermedia yang Anda digunakan?
20
0
10.
Apakah materi teori kinetik gas mudah dipahami dengan menggunakan hypermedia yang Anda gunakan?
20
0
Membuat lama dalam penggunaannya
Rerata Respon Positif = Jumlah
195
5
𝟏𝟗𝟓 𝟐𝟎𝟎
𝒙 𝟏𝟎𝟎% = 97,5%
Rerata Respon Negatif 𝟓
= 𝟐𝟎𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = 2,5%
Data tersebut juga dijelaskan oleh grafik yang terdapat di bawah ini:
64
Grafik rekapitulasi respon peserta didik
Jumlah Respon
25 20 20
20
20
20
19
15
17
20
19
17
20
10 5 0
0
0
1
3
3
0
1
0
0
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pertanyaan KePositif
Negatif
Gambar 4.13 Grafik Rekapitulasi Respon Peserta didik
Rekapitulasi respon peserta didik tersebut juga dapat dinyatakan dalam persentase seperti yang tertera pada grafik di bawah ini:
Presentase Respon Positif Peserta didik Presentase Respon (%)
120 100 100
100
100
80
100
95 85
100
95
100
85
60
Positif
40
Negatif
20 0
0
0
5
15
15
5
6
0
5
0
0
0 1
2
3
4
7
8
9
10
Pertanyaan Ke-
Gambar 4.14 Grafik Presentasi Rekapitulasi Respon Peserta Didik Dari rekapitulsi respon peserta didik tersebut, dapat ditarik garis besar bahwa hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning mendapatkan respon yang positif dari peserta didik.
65
Berdasarkan respon negatif dan saran-saran yang diberikan peserta didik, peneliti melakukan revisi dan pengembangan berupa mengurangi suara pada tombol ketika digeser agar tidak terlalu banyak suara yang dapat memecah fokus peserta didik dan mengkaji ulang kata-kata dalam hypermedia.
B. Pembahasan 1. Penelitian Pendahuluan (Preliminary Research) Penelitian pendahuluan
(Preliminary Research) dilakukan
dengan
melakukan studi literatur dan survey hypermedia. Berdasarkan penelitian pendahuluan, ternyata masih sedikit hypermedia yang membahas teori kinetik gas untuk dianalisis dan dijadikan bahan pengembangan. Peneliti hanya menemukan dua hypermedia, yaitu yang dibuat oleh Pusat Teknologi dan Komunikasi (Pustekkom) dan oleh lembaga PesonaEdu. Media sebagai alat bantu dalam pembelajaran diharapkan dapat membantu dan mempermudah peserta didik dalam memahami konsep yang lebih abstrak. Selain media pembelajaran, dibutuhkan pula suatu strategi pembelajaran yang dapat membawa pengetahuan peserta didik ke dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan nyata. Berdasarkan hal ini, maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang menunjang ketercapaian tujuan tersebut. Pendekatan pembelajaran itu adalah pendekatan contextual teaching and leraning (CTL). Peneliti menggunakan pendekatan contextual teaching and learning dalam mengembangkan hypermedia. Hasil penelitian pendahuluan menunjukan bahwa hypermedia yang sudah ada belum menggunakan pendekatan CTL. Hal ini seperti ditunjukan oleh tabel 4.1 dan 4.2. Setelah mendapat hasil temuan tersebut, peneliti berupaya mengembangkan hypermedia dengan berpedoman pada tujuh aspek dari pendekatan CTL. Melalui pendekatan CTL diharapkan peserta didik dapat menghubungkan pengetahuan awal peserta didik dengan materi yang sedang dipelajari dan juga dapat mengaitkannya dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Maka peneliti berupaya memasukan tujuh aspek CTL tersebut pada hypermedia yang dibuat. Apabila salah satu aspek tidak terpenuhi maka tujuan yang ingin dicapai tidak dapat terlaksana dengan baik.
66
Berikut ini adalah tujuh aspek yang termuat dalam hypermedia yang dikembangkan peneliti. Aspek yang pertama adalah aspek konstruktivisme. Berdasarkan aspek konstruktivisme diterangkan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba (sekonyong-konyong).5 Pengetahuan peserta didik harus dibentuk sedikit demi sedikit, guru tidak serta merta menyampaikan materi mengenai suatu konsep dalam satu pertemuan. Karena pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Peserta didik harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Hal tersebut juga sepaham dengan apa yang termuat dalam aspek inquiry yang merupakan aspek kedua CTL. Aspek inquiry menerangkan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, melainkan dari hasil menemukan sendiri.6 Pengetahuan yang dimiliki seseorang dimulai dari bertanya.7 Bertanya merupakan aspek CTL yang kertiga. Jika aspek ini tidak termuat/tidak ada, maka pembelajaran CTL belum terlaksana secara sepenuhnya. Peserta didik pun tidak maksimal dalam memulai konstruksi pengetahuannya. Hal ini senada dengan aspek CTL yang keempat, yaitu masyarakat belajar. Hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain.8 Ketika peserta didik bekerja sama dengan peserta didik lain, peserta didik akan saling bertukar pikiran. Proses bertukar pikiran tersebut bisa dengan cara melakukan tanya jawab mengenai hal yang dipelajari. Aspek CTL yang selanjutnya adalah pemodelan. Pemodelan sangat diperlukan bagi peserta didik ketika berusaha untuk memahami materi yang berhubungan dengan benda abstrak atau mengenai suatu hal yang harus ditiru/diikuti. Dengan adanya pemodelan, peserta didik dapat lebih mudah dapat memahami materi tersebut.
5
Kokom Komalasari, “Pembelajaran Kontekstual”, (Bandung: Refika Aditima, 2011)
hal. 11. 6
Kokom Komalasari, Ibid., hal. 12. Kokom Komalasari, Ibid., hal. 12. 8 Kokom Komalasari, Ibid., hal. 12. 7
67
Aspek CTL yang selanjutnya adalah refleksi. Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Peserta didik mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan sebelumnya.9 Dan aspek yang terakhir dari CTL adalah penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Ketujuh aspek tersebut harus termuat dalam produk yang dikembangkan peneliti. Jika aspek ini tidak termuat/tidak ada, maka pembelajaran CTL belum terlaksana secara sepenuhnya.
2. Tahapan prototipe (prototyping stage) Hasil penelitian pendahuluan memberikan informasi mengenai tujuh aspek CTL yang kurang/belum ada dan apa yang sudah ada pada hypermedia yang ditelaah. Hasil penelitian pendahuluan juga memberikan gambaran mengenai media apa saja yang dapat diintegrasikan dengan hypermedia serta informasi-informasi yang dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti dalam mengembangkan hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning. Berdasarkan penemuan yang dijadikan bahan pertimbangan, maka peneliti mulai mengembangkan produk penelitian. Setelah produk penelitian ini selesai, peneliti memvalidasi produk tersebut terhadap aspek muatan konten materi fisika, media dan juga strategi pembelajaran yang termuat dalam hypermedia ke pihak yang dianggap ahli pada ketiga aspek tersebut. Proses validasi diperlukan untuk menilai kelayakan produk penelitian yang dihasilkan. Validasi yang pertama adalah validasi berdasarkan aspek konten materi fisika. Produk hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning mendapatkan nilai rata-rata 3,94 dalam skala 1-5 dan mendapat presentasi 78,8% dan dikategorikan baik. Ini berarti berdasarkan penilaian ahli konten materi fisika, isi dari materi konsep teori kinetik gas dalam hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning ini dinilai baik dan layak untuk disampaikan sebagai bahan ajar. Hasil penilaian rinci dari ahli konten materi fisika tercantum pada tabel 4.3.
9
Kokom Komalasari, Ibid., hal. 12.
68
Validasi yang kedua adalah validasi berdasarkan aspek media. Produk penelitian ini mendapatkan nilai rata-rata 3,5 dalam skala 1-5 dan mendapatkan presentasi sebesar 70% dan dikategorikan baik. Ini berarti berdasarkan penilaian ahli media, produk penelitian ini dinilai baik sebagai sebuah media. Hasil penilaian rinci dari ahli strategi pembelajaran tercantum pada tabel 4.4. Validasi yang ketiga adalah validasi berdasarkan aspek strategi pembelajaran. Produk penelitian ini mendapatkan nilai rata-rata 3 dalam skala 1-5 dan mendapat presentasi 60% dan dikategorikan cukup baik. Ini berarti berdasarkan penilaian ahli, pendekatan CTL yang termuat dalam hypermedia berada pada kategori baik. Hasil penilaian rinci dari ahli strategi pembelajaran tercantum pada tabel 4.5. empat dari tujuh aspek CTL pada hypermedia mendapatkan nilai 3 (cukup baik), yaitu aspek modelling, questioning, learning community, dan reflection. Sedangkan tiga aspek lainnya, yaitu kontruktivisme, inquiry, dan authentic assesment mendapatkan nilai 2 (kurang baik). Hasil dari ketiga proses validasi tersebut dijelaskan melalui grafik pada gambar 4.12. Produk yang telah divalidasi dan direvisi, selanjutnya diuji cobakan kepada peserta didik yang sudah pernah mendapatkan pelajaran teori kinetik gas sebelumnya yaitu kepada peserta didik kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2 di MAN 11 Jakarta. Pada tahap ini peneliti melakukan pembelajaran di kelas sebanyak 3 pertemuan dan melakukan kegiatan evaluasi pada hasil belajar peserta didik. Seperti yang tertera pada tabel 4.6 bahwa rata-rata nilai hasil belajar peserta didik adalah 80,4. Rata-rata ini telah memenuhi persyaratan dari kriteria ketuntasan minimum hasil belajar sebesar 75. Sehingga peserta didik dapat dinilai tuntas pada materi fisika konsep teori kinetik gas. Peneliti mengambil sampel 10 orang dari masing-masing kelas untuk diwawancarai guna mendapat respon dan pendapat/komentar peserta didik yang akan dijadikan bahan evaluasi dan penyempurnaan produk setelah diujicobakan. Seperti yang tertera pada tabel 4.7 bahwa produk penelitian ini mendapatkan respon yang sangat positif dari para peserta didik. Dari 10 pertanyaan yang diajukan dalam proses wawancara, 6 pertanyaan dijawab dengan respon positif oleh para responden dan hanya 4 pertanyaan yang terdapat jawaban negatif di dalamnya. Semua
69
responden merasa senang menggunakan hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.7 pertanyaan nomor 1. Komponen gambar, animasi, dan contoh soal dalam hypermedia ini dianggap memudahkan responden dalam memahami materi teori kinetik gas sebagaimana tertera pada tabel 4.7. Dari grafik pada gambar 4.13 diperoleh informasi bahwa terdapat 1 responden yang merespon negatif untuk komponen video, 3 responden merespon negatif untuk komponen audio, 3 responden merespon negatif untuk kata-kata pada materi, dan
1 responden merespon negatif untuk tombol-tombol dalam
hypermedia. Dan semua responden mengatakan bahwa tampilan dari hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning ini bagus dan setuju bahwa materi teori kinetik gas menjadi mudah dipahami jika disampaikan dengan hypermedia ini. Untuk rekapitulasi, saran dan komentar dari setiap responden dapat dilihat pada lampiran 4. Video dalam hypermedia mendapatkan 1 respon negatif dari peserta didik yang menganggap bahwa gambar dan warna pada video kurang menarik. Hal ini bisa disebabkan karena kualitas video yang dapat diintegrasikan dengan hypermedia masih terbatas pada video dengan format flv yang mempunyai resolusi rendah. Dan terdapat 3 respon negatif yang mengatakan bahwa audio pada hypermedia terlalu bising dan memecah fokus peserta didik. Hal ini bisa disebabkan karena banyaknya hypermedia yang digunakan secara bersamaan dalam satu kelas dan memutar audio dengan volume suara yang terlalu tinggi. Selanjutnya terdapat 3 respon negatif untuk kata-kata dalam hypermedia yang menganggap bahwa katakata yang dipakai terlalu baku dan kurang bisa dimengerti. Hal ini bisa disebabkan karena fokus peserta didik yang terpecah akibat suara dari audio hypermedia yang terlalu bising. Dan hanya 1 responden yang memberikan respon negatif untuk tombol pada hypermedia yang mengatakan bahwa tombol-tombol tersbut membuat lama dalam penggunaannya. Hal ini dapat disebabkan karena software hypermedia yang tidak berjalan dengan baik akibat dari keadaan komputer yang dipakai responden.
70
Dari grafik pada gambar 4.14 diperoleh informasi mengenai presentase respon peserta didik. Dari 10 pertanyaan yang diajukan dalam proses wawancara, 6 pertanyaan dijawab dengan respon positif oleh para responden dengan presentase 100% dan hanya 4 pertanyaan yang terdapat respon negatif di dalamnya dengan presentase tidak lebih dari 15% yaitu pada pertanyaan nomor 4 (sebesar 5%), 5 (sebesar 15%), 6 (sebesar 15%), dan 8 (sebesar 5%). Jumlah responden yang merasa senang menggunakan hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning mencapai 100% dari jumlah seluruh responden. Jumlah responden yang mengatakan bahwa komponen gambar, animasi, dan contoh soal dalam hypermedia ini dianggap memudahkan responden dalam memahami materi teori kinetik gas mencapai 100% dari jumlah seluruh responden. Sehingga didapat rata-rata presentase sebesar 97,5% untuk respon positif dan 2,5% respon negatif dari peserta didik untuk produk penelitian yang dikembangkan peneliti sebagaimana tertera pada grafik pada gambar 4.14.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Produk yang dihasilkan penelitian ini adalah hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning yang akan dievaluasi kelayakannya berdasarkan validasi ahli, hasil belajar peserta didik, dan respon peserta didik. Hypermedia tersebut akan divalidasi oleh ahli berdasarkan aspek strategi pembelajaran, aspek media dan muatan konten materi fisika. Setelah tahap validasi ahli, penelti melakukan uji coba hypermedia dengan melakukan pembelajaran di kelas sebanyak 3 pertemuan dan melakukan kegiatan evaluasi pada hasil belajar peserta didik peserta didik di MAN 11 Jakarta dan dilanjutkan dengan wawancara dengan 20 orang yang dijadikan sampel yang bertujuan untuk memperoleh respon peserta didik. Pada tahap validasi ahli strategi pembelajaran hypermedia memperoleh presentasi nilai 60% dan dikategorikan cukup baik, sedangkan pada tahap validasi ahli media dan ahli konten materi fisika hypermedia memperoleh presentasi nilai 70%
dan 78,8% serta dikategorikan baik. Pada tahap uji coba hypermedia,
didapatkan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 80,4 dan mendapatkan respon positif dengan presentase mencapai 97,5% yang didapatkan dengan mewawancarai peserta didik yang sudah mencobanya.
B. Saran Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka diperoleh beberapa saran yaitu: 1.
Sangat disarankan bagi peneliti lain untuk lebih menonjolkan aspek inquiry pada hypermedia tersebut.
2.
Peneliti hendaknya memiliki banyak referensi hypermedia yang membahas materi sama dengan materi fisika yang diambil.
3.
Peneliti hendaknya memiliki banyak referensi terkait media apa saja yang akan diintegrasikan dengan hypermedia yang akan dikembangkan agar hypermedia lebih menarik bagi pengguna.
71
72
4.
Peneliti hendaknya memahami betul tentang software yang akan digunakan untuk mengembangkan hypermedia agar dapat membuat pemodelan atau pun animasi yang sesuai dengan materi.
5.
Sangat dianjurkan untuk mengembangkan hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning pada konsep fisika lainnya.
73
DAFTAR PUSTAKA
Adegoke, Benson Adesina. (2011). Effect of Multimedia Instruction on Senior Secondary School Students’ Achievement in Physics. European Journal of Education Studies, Vol. 3 No. 3.
Alessi, Stephen M and Stanley R. Trollip. (2011). Multimedia For Learning 3rd edition: Methodes and Development. United State Amerika: Allyn & Bacon. Andriyani. (2014). Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI pada Konsep Hukum Gravitasi Newton. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Jakarta: UIN Syraif Hidayataullah Jakarta. Arikunto, Suharsimi. (1997). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek cet 14. Jakarta: P.T Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Azevedo, Roger and Jacobson, Michael J. (2007). Advances in scaffolding learning with hypertext and hypermedia: a summary and critical analusis. Association for Educational Communication and Technology. Azhar, Anugrah. (2015). Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Dualisme Gelombang-Partikel. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Jakarta: UIN Syraif Hidayataullah Jakarta. Candiasa, I Made. (2004). Pembelajaran dengan Modul Berbasis Web. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja. No.3 Th.XXXVII. h. 1-9. Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Hamalik, Oemar. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hikmah, Nurul. (2015). Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Momentum dan Impuls”. Skripsi. tidak dipublikasikan. Jakarta: UIN Syraif Hidayataullah Jakarta.
74
Johnson, Elaine B. (2002). CTL (Contextual Teaching and Learning). California: Corwin Press. Kanginan, Marthen. (2006). Fisika untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditima. Mardiyanti, Lia. (2011). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Pemahaman Siswa pada Konsep Bunyi. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Jakarta: UIN Syraif Hidayataullah Jakarta. Montu, Erlin. (2012). Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan Kemampuan Awal. Jurnal Inkuiri. Vol 1 No 1. Surakarta. h. 10-16. Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.Nasution. (1994). Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT. Karya Unipress. Munir. (2012). Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Nasution. (1994). Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT. Karya Unipress. Nykaenen, Ossi. (1998). A design for a hypermedia-based learning environment. Finland. Park, Christopher J. Hypermedia For Learning. Staffordshire University. h. 1415. Purwoko dan Fendi. (2010). Physics For Senior High School Year XI. Jakarta: Yudistira. Riduan dan Akdon. ( 2013). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta. Rusman. (2013). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 2. Bandung, Alfabeta. Sadiman, Arief S, dkk. (2007). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatnya). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
75
Kompetensi. Jakarta: Kencana. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Cet.6. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sugiono. 2010. Metode Penlitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. (2009). Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Jakarta: CV Wacana Prima. Winarno, dkk. (2009). Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran. Jakarta: Genius Prima Media.
76
Lampiran 1 Form validasi hypermedia untuk ahli media
77
78
79
Lampiran 2 Form validasi hypermedia untuk ahli strategi pembelajaran
80
81
82
Lampiran 3 Form validasi hypermedia untuk ahli konten materi fisika
83
84
85
86
Lampiran 4 Instrumen dan rekapitulasi jawaban hasil wawancara
LEMBAR PANDUAN WAWANCARA HYPERMEDIA BERDASARKAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA KONSEP TEORI KINETIK GAS
UNTUK PENGGUNA HYPERMEDIA (USER)
Judul : PENGEMBANGAN HYPERMEDIA BERDASARKAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA KONSEP TEORI KINETIK GAS Penyusun
: Diyono
Pembimbing : 1. Iwan Permana Suwarna, M.Pd 2. Ai Nurlaela, M.Si A. Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apakah Anda senang menggunakan hypermedia yang Anda gunakan untuk belajar? a. Senang b. Tidak senang 2. Apakah Anda merasa terbantu dalam memahami materi teori kinetik gas dengan adanya gambar pada hypermedia yang Anda gunakan? a. Terbantu b. Tidak terbantu 3. Apakah Anda merasa terbantu dalam menganalisis rumus pada materi teori kinetik gas dengan adanya animasi pada hypermedia yang Anda gunakan? a. Terbantu b. Tidak terbantu 4. Apakah Anda merasa terbantu dalam memahami aplikasi materi teori kinetik gas dengan adanya video pada hypermedia yang Anda gunakan? a. Terbantu b. Tidak terbantu
87
5. Apakah Anda merasa terbantu dalam memahami materi teori kinetik gas dengan adanya audio pada hypermedia yang Anda gunakan? a. Terbantu b. Tidak terbantu 6. Apakah kata-kata dalam materi hypermedia yang Anda gunakan mudah untuk dipahami? a. Mudah dipahami b. Tidak mudah dipahami 7. Apakah Anda merasa terbantu dalam memahami materi teori kinetik gas dengan adanya contoh soal pada hypermedia yang Anda gunakan? a. Terbantu b. Tidak terbantu 8. Apakah tombol-tombol dalam hypermedia mudah untuk Anda digunakan? a. Mudah digunakan b. Tidak mudah digunakan 9. Bagaimanakah tanggapan dengan tampilan hypermedia yang Anda digunakan? a. Bagus b. Tidak bagus 10. Apakah materi teori kinetik gas mudah dipahami dengan menggunakan hypermedia yang Anda gunakan? a. Mudah dipahami b. Tidak mudah dipahami
88
Lembar Jawaban Wawancara Nama
: Muhammad Ghofur
Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
Responden nomor: 1
1. Jawaban: A Keterangan: Karena pembelajarannya jadi simpel dan rumusnya menjadi lebih jelas dengan animasinya. 2. Jawaban: A Keterangan: Membantu tetapi kadang gambarnya tidak nyambung dengan materi. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena kita dapat mengetahui turunan rumusnya dapat dari mana. 4. Jawaban: A Keterangan: Karena kita mendapatkan informasi mengenai hal yang tidak dapat kita lihat langsung. 5. Jawaban: B Keterangan: Karena terlalu banyak suara yang membuat jadi tidak fokus. 6. Jawaban: B Keterangan: Kata-katanya kurang simpel dan kurang bisa dimengerti. 7. Jawaban: A Keterangan: Karena saya dapat lebih memahami materi yang telah dipelajari. 8. Jawaban: A Keterangan: Jelas dan terdapat keterangan. 9. Jawaban: B Keterangan: Karena saya lebih suka belajar secara langsung dengan guru. 10.Jawaban: A Keterangan: Karena di samping ada contoh-contohnya terdapat penjelasan juga. Komentar/Saran: Kata-katanya dibuat lebih simpel.
Nama
: Fatimah Az Zahra
Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
Responden nomor: 2
1. Jawaban: A Keterangan: Karena menarik dan animasinya membuat saya suka dengan hypermedia ini, rumusnya bisa di klik agar kita tahu prosesnya dan terdapat praktiknya juga. 2. Jawaban: A
89
Keterangan: Karena gambarnya membujat kita lebih mengerti atas materi yang bersangkutan. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena kita dapat mengetahui rumusnya dapat dari mana. 4. Jawaban: B Keterangan: Suaranya kecil dan kurang terdengar. 5. Jawaban: A Keterangan: Lagunya membuat rileks tetapi suara tombolnya membuat gaduh. 6. Jawaban: A Keterangan: Karena teori dan videonya sesuai jadi bisa lebih mengerti materi. 7. Jawaban: A Keterangan: Membantu tapi contoh soalnya monoton karena letaknya tidak berubah. 8. Jawaban: A Keterangan: Karena sudah terdapat keterangan nama tombol. 9. Jawaban: A Keterangan: Tampilan dan pemilihan warna yang bagus. Backgroundnya hitam membuat semua tulis terlihat jelas. 10.Jawaban: A Keterangan: Karena terdapat video, aplikasi, penjelasan rumus dan lain-lain.
Komentar/Saran: Suara-suara pada tombol lebih baik dihilangkan agar tidak membuat pusing.
Nama
: Ibnu Darussalam
Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
Responden nomor: 3
1. Jawaban: A Keterangan: Bagus ada animasinya, memicu semangat untuk belajar fisika. 2. Jawaban: A Keterangan: Lebih baik ada penjelasan berupa audio di gambarnya. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena memdetailkan informasinya. 4. Jawaban: A Keterangan: Karena menambah pemahaman, namun harus dijelaskan oleh guru setelahnya. 5. Jawaban: A Keterangan: Suara-suaranya unik, dan tidak membosankan. 6. Jawaban: A Keterangan: Mudah dipahami karena langsung disajikan rangkumannya.
90
7. Jawaban: A Keterangan: Karena untuk memantapkan pemahaman. 8. Jawaban: A Keterangan: Bagus dan mudah untuk digunakan, ada petunjuk-petunjuknya. 9. Jawaban: A Keterangan: Bagus, unik, dan tidak membosankan. 10.Jawaban: A Keterangan: Penjelasannya singkat, padat, dan jelas. Komentar/Saran: Bagus, kreatif, dan dapat membantu siswa untuk mau belajar, sarannya tambahan audio penjelasan untuk setiap bagiannya.
Nama
: Muhammad Iqbal Naufal
Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
Responden nomor: 4
1. Jawaban: A Keterangan: Karena mendukung pembelajaran, menghemat waktu, dan menambah wawasan. 2. Jawaban: A Keterangan: Karena gambar-gambarnya membantu kita berimajinasi. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena animasinya membantu pemahaman. 4. Jawaban: A Keterangan: Terbantu tapi lebih baik ada pembahasan setelahnya. 5. Jawaban: A Keterangan: Lagu-lagunya terlalu monoton. 6. Jawaban: A Keterangan: Mudah dipahami karena tidak berbelit-belit. 7. Jawaban: A Keterangan: Contoh soalnya sesuai dengan materi yang dijelaskan. 8. Jawaban: A Keterangan: Membantu dan mudah digunakan. 9. Jawaban: A Keterangan: Bagus, menarik dan tingkat kesulitan pembuatannya tinggi. 10.Jawaban: A Keterangan: Lebih mudah, karena cara belajarnya baru. Komentar/Saran: Setelah video lebih baik diberikan penjelasan setelahnya untuk meningkatkan pemahaman siswa.
91
Nama
: Lulu Hermawan
Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
Responden nomor: 5
1. Jawaban: A Keterangan: Karena sudah pisahkan pertopik subbab. 2. Jawaban: A Keterangan: Karena kalau hanya mengguankan kata-kata kita masih bingung. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena kita dapat mengetahui turunan rumusnya dapat dari mana. 4. Jawaban: A Keterangan: Membantu tapi terkadang suka lama. 5. Jawaban: A Keterangan: Membantu tapi kadang suka risih karena tergeser sedikit sudah langsung bunyi. 6. Jawaban: A Keterangan: Kata-katanya adalah kata-kata yang kita sudah sering dengar. 7. Jawaban: A Keterangan: Karena untuk labih memahami materi, kita harus melihat soalnya juga. 8. Jawaban: A Keterangan: Jelas dan terdapat keterangan. 9. Jawaban: A Keterangan: Bagus karena bisa untuk belajar dan mudah dipahami karena terdapat suara, video dan sudah dibagi menjadi subbab. 10.Jawaban: A Keterangan: Karena hypermedia ini dapat membantu siswa memahami materi. Komentar/Saran: Suara-suara tombolnya dikurangi dan lagunya jangan lagu yang bikin kantuk.
Nama
: Muhamad Rafi Oktaviano Ghany Responden nomor: 6
Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
1. Jawaban: A Keterangan: Karena ada penjelasan rumusnya. 2. Jawaban: A Keterangan: Karena gambar-gambarnya membantu kita berimajinasi.
92
3. Jawaban: A Keterangan: Karena animasi membantu pemahaman. 4. Jawaban: A Keterangan: Terbantu tapi lebih baik ada pembahasan setelahnya. 5. Jawaban: A Keterangan: Suara musiknya lebih variatif, bunyi tombolnya agak mengganggu. 6. Jawaban: A Keterangan: Mudah dipahami. 7. Jawaban: A Keterangan: Contoh soalnya sesuai dengan materi yang dijelaskan. 8. Jawaban: A Keterangan: Mudah digunakan. 9. Jawaban: A Keterangan: Bagus, jarang ada media pembelajaran seperti ini. 10.Jawaban: A Keterangan: Mudah untuk membantu pemahaman siswa. Komentar/Saran: Video yang disajikan kadang tersendat-sendat saat diputar.
Nama
: Irma Yuliyanti
Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
Responden nomor: 7
1. Jawaban: A Keterangan: Bagus tapi ribet, materinya terlalu banyak dan menjadi kurang simple. 2. Jawaban: A Keterangan: Membantu karena dapat memperjelas materi. 3. Jawaban: A Keterangan: Kreatif meskipun saya tidak mengerti. 4. Jawaban: A Keterangan: Bagus tapi kurang terderngar suaranya dan kekecilan. 5. Jawaban: B Keterangan: Karena kurang bersemangat dan bikin ngantuk. 6. Jawaban: B Keterangan: Tingkat katanya terlalu sulit. 7. Jawaban: A Keterangan: Contohnya jelas. 8. Jawaban: A Keterangan: Jelas dan terdapat keterangan. 9. Jawaban: A Keterangan: Kreatif dan inovatif. 10.Jawaban: A
93
Keterangan: Mudah dipahami asalkan di simpelkan lagi. Komentar/Saran: Kata-katanya dibuat lebih simpel dan musik lebih semangat.
Nama
: Dania Noorafipah
Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
Responden nomor: 8
1. Jawaban: A Keterangan: Karena bisa sambil bermain. 2. Jawaban: A Keterangan: Membantu karena lebih menarik dan tidak bosan serta ngantuk. 3. Jawaban: A Keterangan: membantu tapi masih kurang jumblahnya. 4. Jawaban: A Keterangan: Membantu dan suaranya kekecilan dan terlalu lama. 5. Jawaban: A Keterangan: Membantu tapi kurangi suara tombol yang terdengar ketika digeser dan gunakan musik yang lebih bersemangat. 6. Jawaban: A Keterangan: Kata-katanya cocok dengan umur siswa sekolah menengah. 7. Jawaban: A Keterangan: Karena tapi jangan yang susah-susah dan kalau bisa ada angkanya jangan ada variabel. 8. Jawaban: A Keterangan: mudah tapi tambahkan fitur “back”. 9. Jawaban: A Keterangan: Karena banyak warnya, animasi bergerak, kata-katanya asyik dan terdapat penjabaran rumus yang membuat kita mengerti. 10.Jawaban: A Keterangan: Mudah tapi harus didampingi oleh guru. Komentar/Saran: Tambahkan tombol “back”.
Nama
: Zhafira Adzra A
Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
1. Jawaban: A Keterangan: Karena bisa mempermudah pelajaran. 2. Jawaban: A
Responden nomor: 9
94
Keterangan: Karena banyak fitur-fiturnya. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena animasi bisa mengetahui asal mula rumus tersebut. 4. Jawaban: A Keterangan: Karena bisa memahami dari video tersebut dan lebih simpel. 5. Jawaban: A Keterangan: Karena agar tidak bosan selama memahami pelajaran. 6. Jawaban: A Keterangan: Kata-kata mudah dipahami karena tidak terlalu baku. 7. Jawaban: A Keterangan: Karena untuk lebih sering melatih kita dalam mengerjakan soal. 8. Jawaban: A Keterangan: Tombol-tombolnya mudah di klik. 9. Jawaban: A Keterangan: Tampilannya bagus dan menarik karena banyak warna-warnanya. 10.Jawaban: A Keterangan: Karena banyak turunan-turunan rumusnya dan aplikasinya juga ada. Komentar/Saran: Dari segi audio suara terlalu kecil, ukuran video terlalu kecil, dan tambahkan musik lain.
Nama
: Iman Maulana
Responden
nomor:
10 Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
1. Jawaban: A Keterangan: Karena menarik dan gambar-gambarnya tidak membosankan. 2. Jawaban: A Keterangan: Karena gambar-gambar yang disajikan berkaitan dengan materi yang dibahas sehingga mempermudah pemahaman siswa. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena animasinya sesuai dengan pembahasan, dan tidak membosankan. 4. Jawaban: A Keterangan: Membantu, namun kurang lancar tampilan videonya. 5. Jawaban: A Keterangan: Seru merefresh otak, seperti main games. 6. Jawaban: A Keterangan: Bahasanya komunikatif dan mudah dipahami. 7. Jawaban: A
95
Keterangan: Karena membantu pemahaman setelah pemaparan materi. 8. Jawaban: A Keterangan: Menarik, lucu, dan mudah digunakan. 9. Jawaban: A Keterangan: Bagus dan menarik. 10.Jawaban: A Keterangan: Karena animasinya bagus, bahasanya komunikatif, dan gambargambarnya sesuai dengan yang dipelajari, pasti akan mempermudah siswa jika benar-benar digunakan dalam pembelajaran. Komentar/Saran: Lebih ditingkatkan lagi dalam penyajian animas dan gambarnya disesuaikan dengan usia untuk SMA/sederajat.
Nama
: Nurmala Hayati
Responden
nomor:
11 Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
1. Jawaban: A Keterangan: Karena hypermedia memberikan pengajaran yang efektiv dan efisien, serta animasi dan gambarnya juga cukup menarik. 2. Jawaban: A Keterangan: Karena dengan gambar kita dapat mengetahui proses yang terjadi. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena membantu kita untuk mengingat rumus. 4. Jawaban: B Keterangan: Gambar dan warnanya kurang menarik. 5. Jawaban: A Keterangan: Iya membantu. 6. Jawaban: A Keterangan: Bahasanya pas. 7. Jawaban: A Keterangan: Membantu tapi soalnya kurang banyak dan kurang mendalam. 8. Jawaban: A Keterangan: Karena dengan menggeser kursor saja kita sudah bisa mengoprasikan. 9. Jawaban: A Keterangan: Bagus tapi warnanya kurang bisa nginget rumus. 10.Jawaban: A Keterangan: Mudah untuk dipahami tetapi harus dijelasin dengan gurunya juga.
96
Komentar/Saran: gambarnya lebih banyak warna agar lebih bisa mengingat rumus.
Nama
: Siti Nurmawati
Responden
nomor:
12 Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
1. Jawaban: A Keterangan: Karena seneng ketika memakainya. 2. Jawaban: A Keterangan: Karena lebih mudah gambar daripada tulisan, kalau terlalu banyak tulisan itu pusing. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena dijelasin prosesnya. 4. Jawaban: A Keterangan: Videonya membantu asal jangan banyak omong. 5. Jawaban: A Keterangan: musiknya bagus, tapi disarankan kita bisa memilih musiknya. 6. Jawaban: B Keterangan: Karena bahasanya terlalu baku. 7. Jawaban: A Keterangan: Karena contoh soalnya membantu untuk menerapkan apa yang dipelajari tetapi soalnya kurang banyak. 8. Jawaban: A Keterangan: Gampang karena Cuma ngegerakin kursor. 9. Jawaban: A Keterangan: Bagus tapi terlalu padat dan harusnya diberi ruang yang lebih longgar. 10.Jawaban: A Keterangan: Mudah soalnya banyak animasinya. Komentar/Saran: Tulisan-tulisannya jangan terlalu baku dan dikurangi, dan warnanya dibuat lebih banyak warna lagi.
97
Nama
: Khairadha Maharani
Responden
nomor:
13 Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
1. Jawaban: A Keterangan: Karena mempermudah belajar karena terdapat animasinya. 2. Jawaban: A Keterangan: Karena gambar-gambarnya membantu kita berimajinasi. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena animasi bisa membantu kita ketika kita tidak mengerti di tulisan. 4. Jawaban: A Keterangan: Karena videonya merupakan penerapan dari teori. 5. Jawaban: B Keterangan: Suara-suara tombolnya mengganggu karena membelah konsentrasi. 6. Jawaban: A Keterangan: Mudah dipahami karena tidak berbelit-belit. 7. Jawaban: A Keterangan: Karena kita bisa tahu aplikasi dalam soalnya itu bagaimana. 8. Jawaban: A Keterangan: Membantu dan mudah digunakan. 9. Jawaban: A Keterangan: Bagus, seru karena terdapat banyak warna di tampilannya dan menarik. 10.Jawaban: A Keterangan: Karena ada animasi penurunan rumus, ada contoh soal dan video yang membantu memahami teori. Komentar/Saran: Contoh soalnya lebih diperbanyak.
Nama
: Nurlaela Asriah
Responden
nomor:
14 Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
1. Jawaban: A Keterangan: Karena jaman sekarang kalau belajar dari buku saja itu bosan. 2. Jawaban: A Keterangan: Gambarnya membantu tapi harus dibuat lebih menarik lagi. 3. Jawaban: A
98
Keterangan: Karena anak sekolah menengah itu membutuhkan animasi agar tidak bosan. 4. Jawaban: A Keterangan: Videonya bagus, sedikit “garing”, jadi dibuat lebih menarik lagi dan diberi variasi. 5. Jawaban: A Keterangan: Tapi suara-suara perlu ditambahkan lagi. 6. Jawaban: A Keterangan: Tapi perlu penjelasan dari guru. 7. Jawaban: A Keterangan: Tapi perlu diperbanyak contohnya agar lebih tau penerapanannya. 8. Jawaban: A Keterangan: Membantu karena tidak membuat bosan. 9. Jawaban: A Keterangan: Bagus sekali. 10.Jawaban: A Keterangan: Mudah untuk dipahami karena terdapat video, animasi dan contoh soalnya mudah dimengerti. Komentar/Saran: Dari sisi audio dan gambarnya dibuat lebih menarik lagi.
Nama
: Atsarissajad
Responden
nomor:
15 Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
1. Jawaban: A Keterangan: Suka, lumayan memuaskan. 2. Jawaban: A Keterangan: Karena gambar-gambarnya membantu kita berimajinasi. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena animasi bisa membantu kita ketika kita tidak mengerti penerapannya. 4. Jawaban: A Keterangan: Membantu, tapi agak buram kualitass vidoenya. 5. Jawaban: A Keterangan: Cukup menghibur dalam pembelajaran. 6. Jawaban: A Keterangan: Mudah dipahami karena tidak banyak kata-kata sulit. 7. Jawaban: A
99
Keterangan: Tidak terlalu susah, dan sesuai dengan materi, angkanya pun mudah dihitung. 8. Jawaban: A Keterangan: Menarik dan mudah digunakan. 9. Jawaban: A Keterangan: Dari tampilan awalnya sudah menarik untuk digali lebih dalam. 10.Jawaban: A Keterangan: Karena dari hypermedia ini mudah dimengerti dan banyak warnawarnanya jadi lebih menarik. Komentar/Saran: Baik untuk diterapkan ke anak SMA. Untuk pilihan jawaban pertanyaan yang optionnya “Ya/Tidak” lebih baik diganti dengan tombol sehingga tidak perlu diketik..
Nama
: Muadz Syawali
Responden
nomor:
16 Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
1. Jawaban: A Keterangan: Karena dari tampilan menarik, warnanya bervariasi. 2. Jawaban: A Keterangan: Karena mempermudah dengan visualisasi. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena animasinya mempermudah pemahaman. 4. Jawaban: A Keterangan: Karena menambah wawasan, namun kualitas gambarnya lebih ditingkatkan. 5. Jawaban: A Keterangan: Seru, untuk merangsang kita untuk tertarik belajar. 6. Jawaban: A Keterangan: Mudah dipahami tidak terlalu sulit. 7. Jawaban: A Keterangan: Karena membantu pemahaman. 8. Jawaban: A Keterangan: Membantu dan mudah digunakan. 9. Jawaban: A Keterangan: Bagus, berharap semua guru-guru bisa menggunakan media seperti ini, karena menambah daya tarik siswa untuk mempelajari suatu permasalahan. 10.Jawaban: A
100
Keterangan: Mempermudah siswa dalam pemahaman, juga mempermudah guru. Komentar/Saran: Membuat video yang disajikan lebih variatif, dan mengubah pilihan jawaban dalam soal-soal “Ya/Tidak” yang disajikan dengan menggunakan tombol.
Nama
: Muti Afrida
Responden
nomor:
17 Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
1. Jawaban: A Keterangan: Karena presentasi tersebut unik dan mempunya banyak fitur. 2. Jawaban: A Keterangan: Karena tidak membuat bosan. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena turunan rumusnya dijelasin dari awal sampe akhir secara detail. 4. Jawaban: A Keterangan: Karena videonya dijelasin secara rinci tetapi kurang keras suaranya. 5. Jawaban: A Keterangan: Terbantu tetapi suaranya kurang keras. 6. Jawaban: A Keterangan: Mudah dipahami karena menggunakan kata-kata yang sering digunakan dlam kehidupan sehari-hari. 7. Jawaban: A Keterangan: Karena soal-soalnya tidak terlalu susah. 8. Jawaban: B Keterangan: Lama dalam penggunaannya. 9. Jawaban: A Keterangan: Bagus dan tidak membosankan. 10.Jawaban: A Keterangan: Mudah dipahami karena lebih simpel dan tidak terlalu banyak katakata. Komentar/Saran: Suaranya lebih kencang, materinya diperlengkap, dan contoh soal diperbanyak.
101
Nama
: Ayu Awlia Rahman
Responden
nomor:
18 Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
1. Jawaban: A Keterangan: Karena hypermedia ini dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang dipaparkan. 2. Jawaban: A Keterangan: Karena gambar-gambarnya unik, sederhana dan mudah dipahami karena dekat dengan kehidupan sehari-hari. 3. Jawaban: A Keterangan: Karena animasi rumus ini membantu saya memahami rumus dengan lebih jelas. 4. Jawaban: A Keterangan: Videonya bagus, tapi kurang jelas. Kadang video dan suara suka tidak tepat. 5. Jawaban: A Keterangan: suara-suara dalam hypermedia ini membantu saya untuk memahami materi. 6. Jawaban: A Keterangan: karena bahasanya menggunakan bahasa sehari-hari dan tidak terlalu tinggi. 7. Jawaban: A Keterangan: Karena contoh soalnya tidak jauh dari materi yang dipaparkan dan terdapat keterkaitan. 8. Jawaban: A Keterangan: Membantu tetapi terkadang respon tombolnya lama ketika ditekan. 9. Jawaban: A Keterangan: Bagus dan sesuai untuk peserta didik. 10.Jawaban: A Keterangan: Mudah untuk dipahami dengan hypermedia ini. Komentar/Saran: Perlu dikembangkan hypermedia serupa untuk materi fisika lainnya.
102
Nama
: Nabilla Khuriyatunnahar
Responden nomor: 19
Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
1. Jawaban: A Keterangan: Karena dapat membantu kita dalam memahami materi. 2. Jawaban: A Keterangan: Karena dapat membantu kita dalam memahami materi dan membuat kita lebih mengerti materi yang dipelahari. 3. Jawaban: A Keterangan: Membantu karena saya jadi tahu proses dari rumus tersebut asalnya dari mana. 4. Jawaban: A Keterangan: Karena ditambah dengan adanya video ini kita menjadi mengerti lagi dan lagi. 5. Jawaban: A Keterangan: Karena seru dan lebih berwarna. 6. Jawaban: A Keterangan: Karena cocok untuk anak sekolah menengah. 7. Jawaban: A Keterangan: Sangat membantu kita dalam memahmi materi. 8. Jawaban: A Keterangan: Tombol memudahkan kita untuk menggunakan hypermedia. 9. Jawaban: A Keterangan: Bagus banget karena dapat membantu siswa untuk memahami rumus. 10.Jawaban: A Keterangan: Setuju untuk disampaikan dengan hypermedia ini.
Komentar/Saran: Media ini bisa kembangkan untuk materi yang lain juga dan audionya tolong diperbesar.
103
Nama
: Silki Azim
Responden
nomor:
20 Instansi/Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
1. Jawaban: A Keterangan: Karena tertarik dengan aplikasinya, seru dan tertantang untuk mengetahui lebih lanjut. 2. Jawaban: A Keterangan: karena bisa sebagai pembuktian atas materi yang dipelajari. 3. Jawaban: A Keterangan: Animasi rumus ini memberikan informasi mengenai asal mula rumus yang bersangkutan. 4. Jawaban: A Keterangan: Membantu tapi suaranya kurang keras. 5. Jawaban: A Keterangan: Musik dalam hypermedia ini seru seperti balerina. 6. Jawaban: A Keterangan: Karena mudah dipahami dan cocok untuk anak sekolah menengah seperti saya. 7. Jawaban: A Keterangan: Karena contoh soal yang ada sudah sesuai. 8. Jawaban: A Keterangan: Jelas dan terdapat keterangan tombol (nama tombol). 9. Jawaban: A Keterangan: Keren dan bagus karena dapat menyampaikan materi dengan cara yang berbeda dan tidak membuat bosan. 10.Jawaban: A Keterangan: Mudah dipahami karena peserta didik tidak merasa bosan terlebih dahulu. Komentar/Saran: Suara pada video lebih keras lagi agar terdengar dan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pancingan diperjelas.
104
Tabel Respon siswa atas hypermedia berdasarkan contextual teaching and learning pada konsep teori kinetik gas
Responden KeNo.
Pertanyaan wawancara 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1.
Apakah Anda senang menggunakan hypermedia yang A Anda gunakan untuk belajar?
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
2.
Apakah Anda merasa terbantu dalam memahami materi teori kinetik gas dengan adanya A gambar pada hypermedia yang Anda gunakan?
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
3.
Apakah Anda merasa terbantu dalam menganalisis rumus pada materi teori kinetik gas dengan A adanya animasi pada hypermedia yang Anda gunakan?
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
4.
Apakah Anda merasa terbantu A dalam memahami aplikasi materi
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
105
teori kinetik gas dengan adanya video pada hypermedia yang Anda gunakan?
5.
Apakah Anda merasa terbantu dalam memahami materi teori kinetik gas dengan adanya audio pada hypermedia yang Anda gunakan?
B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
6.
Apakah kata-kata dalam materi hypermedia yang Anda gunakan mudah untuk dipahami?
B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
adanya A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
Apakah Anda merasa terbantu dalam memahami materi teori 7.
kinetik
gas
dengan
contoh soal pada hypermedia yang Anda gunakan?
8.
Apakah tombol-tombol dalam hypermedia mudah untuk Anda A digunakan?
106
9.
Bagaimanakah tanggapan dengan tampilan hypermedia A yang Anda digunakan?
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
10.
Apakah materi teori kinetik gas mudah dipahami dengan A menggunakan hypermedia yang Anda gunakan?
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
Keterangan: A : Respon positif B : Respon negatif
107
Lampiran 5 Foto-foto kegiatan uji coba lapagan
108
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) KEMENTERIAN AGAMA RI MADRASAH ALIYAH NEGERI 11 JAKARTA Jl. H.Gandun Nomor 60 Lebak Bulus Kec. Cilandak Jakarta Selatan Telepon /Fax 021-7659754||www.man11-jakarta.sch.id ||E-mail:
[email protected] RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I.
Nama Sekolah
: MAN 11 Jakarta
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas
: XI (Sebelas)
Materi
: Teori Kinetik Gas
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi waktu
: 2 x 45 ’
Pertemuan Ke-
:1
Standar Kompetensi Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor.
II.
Standar Kompetensi Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik.
III.
Indikator Pembelajaran 1. Menjelaskan konsep gas ideal dalam teori kinetik gas. 2. Menganalisis besaran-besaran yang terkait konsep gas ideal.
IV.
Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan mengenai sifat-sifat gas ideal monoatomik dalam kehidupan sehari-sehari.
109
V.
Materi pembelajaran
A. Pengertian Mol dan Massa Molekul Banyak atom karbon (partikel) dalam 2 gr C-12 disebut bilangan avogadro, NA. Hasil percobaan menunjukan bilangan ini adalah 6,022 x 1023. Bilangan ini digunakan untuk mendefinisikan satuan ukuran banyak zat yang disebut mole (disebut mol dan dilambangkan n) dan didefinikan dengan banyaknya zat yang mengandung NA molekul (partikel). Sedangkan massa molekul (massa atom) M suatu zat adalah massa dalam kilogram dari suatu kilomol zat. Karena 12 gr karbon C-12 didefinisikan mengandung NA atom, maka 1 kilomol (kmol) C-12 memiliki massa atom M = 12kg/kmol. Massa sebuah atom dapat dirumuskan dengan persamaan dibawah ini: 𝑀
mo = 𝑁 .............................................. (2.2) 𝐴
Keterangan: mo = massa sebuah partikel dalam atom M
= massa atom (kg/mol)
NA = bilangan avogadro (6,022 x 1023 partikel/mol) Mr = massa molekul relatif Sedangkan hubungan antara massa dengan mol dapat dirumuskan dengan persamaan di bawah ini: 𝑚
m = n x Mr atau n = 𝑀𝑟 ............................................ (2.3) B.
Hukum Boyle Boyle menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan volum (V) ketika gas berada
dalam suhu tetap. Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dijaga tetap, tekanan gas itu berbanding terbalik dengan volumenya. Hal ini dikemukakan oleh Robert Boyle dan dikenal dengan hukum Boyle. Secara umum hukum Boyle dinyatakan dengan persamaan: P1 . V1 = P2 . V2 ............................................ (2.4)
110
Keterangan: P1 = tekanan pada kondisi pertama (atm) P2 = tekanan pada kondisi kedua (atm) V1
= volum pada kondisi pertama (m3)
V2
= volum pada kondisi kedua (m3)
C. Hukum Charles- Gay Lusaac Jika tekanan suatu gas dalam bejana tertutup dijaga tetap, volum (V) gas itu sebanding dengan suhu mutlak (T). Hal ini dikemukan oleh Charles dan Gay Lussac dan dikenal dengan hukum Charles- Gay Lusaac. Secara umum dapat dinyatakan dengan persamaan: 𝑉1 𝑇1
𝑉
= 𝑇2 .............................................. (2.5) 2
Keterangan: T1 = suhu pada kondisi pertama (K) T2 = suhu pada kondisi kedua (K) V1 = volum pada kondisi pertama (m3) V2 = volum pada kondisi kedua (m3)
D. Hukum Boyle-Gay Lussac Jika persamaan Boyle digabung dengan persamaan Gay Lussac maka akan dihasilkan persamaan sebagai berikut: 𝑃1 . 𝑉1 𝑇1
Keterangan:
=
𝑃2 . 𝑉2 𝑇2
.............................................. (2.6)
111
P1 = tekanan pada kondisi pertama (atm) P2 = tekanan pada kondisi kedua (atm) T1 = suhu pada kondisi pertama (K) T2 = suhu pada kondisi kedua (K) V1 = volum pada kondisi pertama (m3) V2 = volum pada kondisi kedua (m3) Persamaan tersebut dikenal dengan hukum Boyle-Gay Lussac.
E.
Persamaan Umum Gas Ideal Persamaan gas ideal tidak berlaku untuk semua kondisi. Persamaan hukum Boyle dan
hukum Boyle-Gay Lussac hanya berlaku untuk gas yang terisolasi dalam bejana tertutup (tidak ada kebocoran) sedemikian sehingga massa gas itu tetap.1 Jika massa gas berubah atau wadah mengalami kebocoran, maka diperlukan suatu persamaan gas yang memberikan penyelesaian ketika kondisi ketiga variabel nya (tekanan, volum, dan temperatur) berubah. Hukum Boyle, Charles, dan Gay Lussac diperoleh dengan menjaga satu variabelnya konstan. Hukum-hukum ini dapat digabungkan sehingga diperoleh hubungan ketiga variabel P, V, dan T. Berdasarkan penelitian, hubungan antara ketiga variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan: PV = nRT .............................................. (2.7) Keterangan: n = banyaknya mol gas R = tetapan gas umum (8,314 J/mol.K atau 0,0821 L.atm/mol.K)
1
Purwoko dan Fendi, Ibid., h. 256.
112
Persamaan ini dikenal dengan persamaan gas ideal.2 Bentuk lain dari persamaan tersebut juga dapat dinyatakan dengan persamaan lain yang menyertakan jumlah dari partikel gas (N). Banyaknya partikel gas (N) merupakan hasil kali dari banyaknya mol gas (n) dengan bilangan avogadro (NA): N = n . NA ............................................. (2.8) Dalam bentuk lain juga persamaan gas ideal dapat dinyatakan dengan persamaan yang menyertakan besaran jumlah partikel gas (N) yaitu: PV = NkT .............................................. (2.9) Dengan k adalah tetapan Boltzman dengan nlai 1,38 x 10-23 J/K.3
F.
Konsep Dasar Teori Kinetik Gas Zat terdiri dari atom yang bergerak acak terus menerus disebut teori kinetik. Terdapat
beberapa dalil yang menjadi dasar teori kinetik gas, yaitu:
1) Ada sejumlah besar molekul, N, masing-masing dengan massa m, yang bergerak dengan arah yang acak dengan berbagai kecepatan. 2) Rata-rata molekul-molekul berada jauh satu dari yang lainnya, yaitu jarak ratarata mereka jauh lebih besar dari diameter setiap molekul. 3) Molekul-molekul dianggap mengikuti hukum mekanika klasik, dan dianggap berinteraksi satu sama lain hanya ketika bertumbukan. Walaupun molekulmolekul saling memberikan gaya tarik yang lemah di antara tumbukan, energi potensial yang dihubungkan degan gaya ini lebih jika dibandingkan dengan energi kinetik, dan kita mengabaikannya sekarang. 4) Tumbukan dengan molekul yang lain atau dinding bejana dianggap lenting sempurna, sepeti tumbukan bola bilyar yang lenting sempurna.4
2
Purwoko dan Fendi, Ibid., h. 256. Purwoko dan Fendi, Ibid., h. 256. 4 Douglas C Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, (Erlangga : 2001), h. 467. 3
113
Sedangkan menurut sumber lain, teori kinetik gas dibangun berdasarkan beberapa asumsi, yaitu: 1) Gas terdiri dari atas parikel-partikel yang dinamakan molekul-molekul dengan jumlah yang sangat banyak. 2) Molekul-molekul gas bergerak secara acak dan mematuhi hukum Newton tentang gerak. 3) Molekul-molekul itu berperilaku sebagai partikel titik yang ukurannya sangat kecil jika dibandingkan dengan jarak rata-rata antar partikel dan ukuran wadahnya.
VI.
Metode Pembelajaran Ceramah, Diskusi, dan Simulasi.
VII.
Kegiatan Inti Langkah-langkah Pembelajaran Tahapan Pembelajaran
Waktu Guru
Peserta didik
Apersepsi
Memutar video tentang penjelasan konsep awal teori kinetik gas yang terdapat dalam hypermedia.
Menyimak video yang diputar oleh guru dan memahami isi video tersebut.
5’
Motivasi
Menjelaskan manfaat mempelajari konsep teori kinetik gas.
Memperhatikan penjelasan guru.
5’
A. Pendahuluan
Meminta peserta didik mengklik menu tujuan dalam hypermedia untuk
B. Inti
Memperhatikan 5’ hypermedia.
Ekplorasi mengetahui tujuan pembelajaran. Meminta peserta didik mengklik menu sub
Memperhatikan
20’
114
bab yang termasuk dalam
hypermedia.
pertemuan 1. Meminta peserta didik mengerjakan Elaborasi
latihan soal yang ada pada
Mengerjakan latihan soal dalam
20’
hypermedia. hypermedia. Memberikan kesempatan kepada peserta didik yang belum memahami materi untuk Konfirmasi
Bertanya kepada guru mengenai 5’ materi yang belum dipahami
bertanya. Menjelaskan kembali materi Memperhatikan yang belum dipahami oleh
10’ penjelasan guru
peserta didik Membimbing peserta didik untuk Penarikan Kesimpulan
menyimpulkan materi
Menyimpulkan 5’ hasil pembelajaran
pembelajaran Meminta peserta didik mengklik menu
C. Penutup
Evaluasi
evaluasi pertemuan 1 pada hypermedia dan mengerjakan soal evaluasi 1
Mengerjakan soal 15’ dalam hypermedia
115
VIII.
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Kanginan, Marthen. (2006). Fisika untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2. Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 3. Purwoko dan Fendi. (2010). Physics For Senior High School Year XI. Jakarta: Yudistira.
B. Media Pemblajaran Hypermedia berdasarka Contextual Teaching and Learning, board marker, dan papan tulis.
IX.
Penilaian Hasil Belajar A. Proses Bagan Partisipasi (terlampir). B. Akhir Test tertulis dengan 10 soal esai (terlampir). Jakarta, September 2015 Mengetahui,
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
NIP.
NIP.
116
Lampiran
Bagan Partisipasi No.
Aspek yang Dinilai
1.
Keaktifan bertanya
2.
Keaktifan berpendapat
3.
Kemampuan menjawab pertanyaan
4.
Memperhatikan penjelasan guru
Ya
Tidak
117
KEMENTERIAN AGAMA RI MADRASAH ALIYAH NEGERI 11 JAKARTA Jl. H.Gandun Nomor 60 Lebak Bulus Kec. Cilandak Jakarta Selatan Telepon /Fax 021-7659754 ||www.man11-jakarta.sch.id ||E-mail:
[email protected] RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
X.
XI.
Nama Sekolah
: MAN 11 Jakarta
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas
: XI (Sebelas)
Materi
: Teori Kinetik Gas
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi waktu
: 2 x 45 ’
Pertemuan Ke-
:2
Standar Kompetensi Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor. Standar Kompetensi Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik.
XII.
Indikator Pembelajaran 3. Menjelaskan konsep arah dan kecepatan gerak partikel gas. 4. Menghitung besar kecepatan gerak partikel gas.
XIII.
Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat memahami dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan partikel gas.
XIV.
Materi pembelajaran
A. Tekanan dan Energi Kinetik Gas Monoatomik
118
Setiap benda yang bergerak psti memiliki energi kinetik. Gas terdiri atas partikel yang bergerak berarti partikel-partikel gas memiliki energi kinetik. Perhatikan gambar dibawah ini bahwa sebuah partikel memiliki kecepatan v.
Gambar 2.6 Kecepatan sebuah partikel Gambar 2.6 menunjukan sebuah bejana berbentuk kubus dengan panjang rusuk L yang dinding-dindingnya elastis sempurna dan berisi partikel gas. Sebuah partikel dengan massa m bergerak menuju salah satu dinding kubus dalam arah sumbu-x negatif dengan kecepatan vx. Setelah menumbuk diding elastis, maka momentum partikel berubah. Besarnya perubahan momentum yang dialami partikel adalah: Δp = 𝑝2,𝑥 – 𝑝1,𝑥 = m 𝑣𝑥 – m (−𝑣𝑥 ) = 2m𝑣𝑥 ................... (2.10) Setelah menumbuk dinding kiri dengan kecepatan 𝑣𝑥 , kemudian partikel dipantulkan ke kearah kanan dengan kecepatan 𝑣𝑥 hingga menumbuk dinding. Partikel ini kemudian dipantulkan lagi ke kiri dengan kecepatan 𝑣𝑥 hingga menumbuk dinding kiri bejana demikian seterusnya. Maka interval waktu yang diperlukan partikel untuk bergerak bolakbalik dalam bejana adalah: Δt =
2𝐿 𝑣𝑥
................................................... (2.11)
Berdasarkan hukum II Newton, gaya rata-rata yang diberikan oleh dinding bejana pada partikel gas itu adalah: F=
∆𝑝𝑥 ∆𝑡
=
2𝑚𝑣𝑥 2𝐿 𝑣𝑥
=
𝑚 𝑣𝑥2 𝐿
................................................... (2.12)
dari persamaan tersebut kita mendapatkan besar tekanannya yaitu: 𝐹
P=𝐴=
2𝑚𝑣𝑥 ⁄𝐿 𝐿2
=
𝑚𝑣𝑥2 𝐿3
=
𝑚𝑣𝑥2 𝑉
.................................... (2.13)
119
Dalam perhitungan di atas, kita mengandaikan bahwa gerak partikel sejajar sumbu-x. Partikel-partikel lain dalam kenyataannya tentu saja berbeda-beda arah maupun kecepatannya dan kecepatan partikel akan berubah-ubah terhadap waktu karena tumbukan dengan partikel-partikel gas yang lain. Besaran yang tetap dalam hal ini adalah distribusi kecepatannya. Distribusi kecepatan partikel-partikel gas diselidiki oleh James Chlark Maxwell. Perumusan distribusi kecepatan memuat sebagai nilai statistik seperti nilai kebolehjadian (probabilitas) dan rata-rata. Kecepatan vx 2 harus diganti dengan kecepatan rata-rata (vx 2)av. Sehingga persamaannya menjadi: P=
𝑚(𝑣𝑥2 )𝑎𝑣 𝑉
................................................... (2.14)
Oleh karena seluruh partikel yang berjumlah N dalam gas mengikuti distribusi kecepatan sama, nilai tekanan total yang diberikan oleh gas itu adalah: P=𝑁
𝑚(𝑣𝑥2 )𝑎𝑣 𝑉
𝑁 𝑉
= ( ) 𝑚(𝑣𝑥2 )𝑎𝑣 .................................. (2.15)
Persamaan di atas berlaku juga untuk kecepatan di sumbu y (𝑣𝑦2 )𝑎𝑣 dan kecepatan di sumbu z (𝑣𝑧2 )𝑎𝑣 . Namun, tekana gas biasanya lebih sering dinyataka dalam bentuk kecepatan secara keseluruhan, bukan hanya dalam arah komponen tertentu. Maka kecepatan keseluruhannya dirumuskan: (𝑣 2 )𝑎𝑣 = (𝑣𝑥2 )𝑎𝑣 + (𝑣𝑦2 )𝑎𝑣 + (𝑣𝑧2 )𝑎𝑣 ; vx = vy = vz ............. (2.16) maka persamaannya menjadi: (𝑣 2 )𝑎𝑣 = 3(𝑣𝑥2 )𝑎𝑣 1
(𝑣𝑥2 )𝑎𝑣 = 3 (𝑣 2 )𝑎𝑣
........................... (2.17)
Dengan demikian maka persamaan tekanannya menjadi: 1
𝑁
2
𝑁
P = 3 ( 𝑉 ) 𝑚(𝑣 2 )𝑎𝑣 ............................ (2.18) Atau 1
P = 3 ( 𝑉 ) (2 𝑚(𝑣 2 )𝑎𝑣 ) ...................... (2.19)
120
Nilai dari
1 𝑚(𝑣 2 )𝑎𝑣 2
adalah 𝐸𝑘,𝑎𝑣 (energi kinetik rata-rata), sehingga persamaannya
menjadi: 2
𝑁
P = 3 ( 𝑉 ) 𝐸𝑘,𝑎𝑣 Karena 𝐸𝑘,𝑎𝑣 =
𝐸𝑘 𝑁
maka N𝐸𝑘,𝑎𝑣 = Ek. Sehingga kita peroleh persamaannya menjadi: 2
PV = 3 𝐸𝑘 .................................... (2.20) Dengan Ek adalah energi kinetik. B.
Suhu dan Energi Kinetik Gas Berdasarkan persamaan umum ga ideal, yaitu PV = nRT atau PV = NkT an persamaan 2
PV = 3 𝐸𝑘 , kita dapat memperoleh nilai energi kinetik partikel ga adalah: 3 2
3 2
Ek = 𝑁𝑘𝑇 atau Ek = 𝑛𝑅𝑇..................... (2.21) Energi kinetik rata-rata partikel gas (Ek,av) merupakan hasil bagi antara energi kinetik gas (Ek) dan jumlah total partikel gas (N): Ek,av =
𝐸𝑘 𝑁
3
3 𝑛𝑅𝑇 𝑁
= Ek = 2 𝑁𝑘𝑇 atau Ek,av = 2
Energi kinetik tranlasi total per mol dari molekul-molekul gas ideal adalah sebanding dengan temperaturnya. Dengan demikian, semakin tinggi temperatur gas, semakin cepat gerak molekul gas itu. Besar kecepatan efektif (veff atau vrms) molekul gas dapat ditentukan berdasarkan hubungan: 3
Ek,av = 2 𝑘𝑇 1 𝑚(𝑣 2 )𝑎𝑣 2
(𝑣 2 )𝑎𝑣 =
3 2
= kT
3𝑘𝑇 ........................................... 𝑚
(2.22)
Nilai efektif (veff) adalah nilai rms (root mean square) atau akar dari kuadrat rata-rata:
121
veff = √(𝑣 2 )𝑎𝑣 = √
3𝑘𝑇 𝑚
............................ (2.23)
atau 3𝑅𝑇
veff = √ ............................................. (2.24) 𝑀 𝑟
dengan m adalah massa tiap molekul dan Mr adalah massa molekul relatif. Hubungan antara kecepatan efektif dengan tekanan gas dapat diperoleh berdasarkan hubungan: 1
𝑁
1
𝑁𝑚 ) (𝑣 2 )𝑎𝑣 𝑉
P = 3 ( 𝑉 ) 𝑚(𝑣 2 )𝑎𝑣 = P = 3 ( 𝑁𝑚 ) 𝑉
Dengan (
= 𝜌 sehingga diperoleh: 1 3
P = 𝜌(𝑣 2 )𝑎𝑣 maka (𝑣 2 )𝑎𝑣 =
3𝑃 𝜌
3𝑃
√(𝑣 2 )𝑎𝑣 = √ 𝜌 3𝑃
Sehingga diperoleh: veff = √(𝑣 2 )𝑎𝑣 = √ 𝜌 ............................... (2.25)
XV.
Metode Pembelajaran Ceramah, Diskusi, dan Simulasi.
XVI.
Kegiatan Inti Langkah-langkah Pembelajaran Tahapan Pembelajaran
D. Pendahuluan
Apersepsi
Waktu Guru
Peserta didik
Memutar video tentang penjelasan air bag pada mobil yang terdapat dalam hypermedia.
Menyimak video yang diputar oleh guru dan memahami isi video tersebut.
5’
122
Motivasi
Menjelaskan penerapan dari konsep kecepatan partikel gas dalam kehidupan sehari-hari. Meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaanpertanyaan awalan yang muncul ketika akan mengklik materi sub bab pertemuan 2.
Ekplorasi
Meminta peserta didik mengklik menu sub bab yang termasuk dalam pertemuan 2.
Meminta peserta didik mengerjakan
E. Inti
Elaborasi
latihan soal yang ada pada
Memperhatikan penjelasan guru.
5’
Memperhatikan 5’ hypermedia.
Memperhatikan 20’ hypermedia.
Mengerjakan latihan soal dalam
20’
hypermedia. hypermedia. Memberikan kesempatan kepada peserta didik yang belum memahami materi untuk Konfirmasi
Bertanya kepada guru mengenai 5’ materi yang belum dipahami
bertanya. Menjelaskan kembali materi Memperhatikan yang belum dipahami oleh peserta didik
10’ penjelasan guru
123
Membimbing peserta didik untuk Penarikan Kesimpulan
menyimpulkan materi
Menyimpulkan 5’ hasil pembelajaran
pembelajaran Meminta peserta didik mengklik menu
F. Penutup
Evaluasi
evaluasi pertemuan 2 pada hypermedia dan mengerjakan
Mengerjakan soal 15’ dalam hypermedia
soal evaluasi 2
XVII.
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran C. Sumber Belajar 4. Kanginan, Marthen. (2006). Fisika untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 5. Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 6. Purwoko dan Fendi. (2010). Physics For Senior High School Year XI. Jakarta: Yudistira.
D. Media Pemblajaran Hypermedia berdasarka Contextual Teaching and Learning, board marker, dan papan tulis.
XVIII.
Penilaian Hasil Belajar C. Proses Bagan Partisipasi (terlampir). D. Akhir Test tertulis dengan 10 soal esai (terlampir).
124
Jakarta, September 2015 Mengetahui,
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
NIP.
NIP.
125
Lampiran
Bagan Partisipasi No.
Aspek yang Dinilai
1.
Keaktifan bertanya
2.
Keaktifan berpendapat
3.
Kemampuan menjawab pertanyaan
4.
Memperhatikan penjelasan guru
Ya
Tidak
126
KEMENTERIAN AGAMA RI MADRASAH ALIYAH NEGERI 11 JAKARTA Jl. H.Gandun Nomor 60 Lebak Bulus Kec. Cilandak Jakarta Selatan Telepon /Fax 021-7659754 ||www.man11-jakarta.sch.id ||E-mail:
[email protected] RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
XIX.
XX.
Nama Sekolah
: MAN 11 Jakarta
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas
: XI (Sebelas)
Materi
: Teori Kinetik Gas
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi waktu
: 2 x 45 ’
Pertemuan Ke-
:3
Standar Kompetensi Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor. Standar Kompetensi Menganalisis perubahan termodinamika.
keadaan
gas
ideal
dengan
menerapkan
hukum
XXI.
Indikator Pembelajaran 5. Menjelaskan konsep ekipartisi energi partikel gas dan panas spesifik gas. 6. Menganalisi faktor-faktor yang mempengaruhi besar energi partikel gas.
XXII.
Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat memahami dan menganalisis konsep ekipartisi energi serta panas spesifik gas yang berlaku dalam teori kinetik gas.
XXIII.
Materi pembelajaran
C. Teorema Ekipartisi Energi
127
Energi kinetik rata-rata melekul suatu gas dinyatakan dengan persamaan seperti dibawah ini: 1 2
3 2
1 2
Ek,av = 𝑚(𝑣 2 )𝑎𝑣 = kT atau Ek,av = 3( 𝑘𝑇) Pada suku terakhir persamaan di atas, angka 3 menunjukan derajat kebebasan. Ada tiga kemungkinan gerak translasi molekul-molekul gas itu, yaitu ke arah sumbu x, sumbu y dan sumbu z. Sedangkan energi per molekulnya dapat dinyatakan dengan persamaan: 1
Em,av = 3(2 𝑘𝑇).......................................... (2.26) Menurut teorema ekspartisi energi, energi mekanik rata-rata per molekul atau energi kinetik rata-rata per molekul gas secara umum dirumuskan dengan: 1
Em,av = f(2 𝑘𝑇).......................................... (2.27) Dengan f adalah derajat kebebasan. Dan energi rata-rata per molekul atau energi kinetik rata-rata per molekulnya adalah: 1
5
Em,av = Ek, av = 5(2 𝑘𝑇) = 2 𝑘𝑇........................... (2.28)
D. Energi Dalam dan Derajat Kebebasan Molekul Gas Energi dalam U suatu gas didefinisikan sebagai jumlah energi kinetik seluruh molekul gas. Jika terdapat N molekul dalam wadah terisolasi, energi dalam yang dimiliki gas itu dapat diperoleh dengan rumus: 1
U = N Ek,av = Nf (2 𝑘𝑇) .........................(2.29) Dengan f adalah derajat kebebasan. Untuk gas monoatomik derajat kebebasan f bernilai 3, sedangkan untuk molekul diatomik derajat kebebasan f bernilai 5.
XXIV.
Metode Pembelajaran Ceramah, Diskusi, dan Simulasi.
128
XXV.
Kegiatan Inti Langkah-langkah Pembelajaran Tahapan Pembelajaran
Waktu Guru
Peserta didik
Apersepsi
Memutar video tentang penjelasan konsep energi kinetik gas yang terdapat dalam hypermedia.
Menyimak video yang diputar oleh guru dan memahami isi video tersebut.
5’
Motivasi
Menjelaskan penerapan dari konsep ekipartisi gas yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Memperhatikan penjelasan guru.
5’
G. Pendahuluan
Ekplorasi
Meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaanpertanyaan awalan yang muncul ketika akan mengklik materi sub bab pertemuan 3. Meminta peserta didik mengklik menu sub bab yang termasuk dalam
Memperhatikan 5’ hypermedia.
Memperhatikan 20’ hypermedia.
pertemuan 3.
H. Inti Meminta peserta didik mengerjakan Elaborasi
latihan soal yang ada pada
Mengerjakan latihan soal dalam
20’
hypermedia. hypermedia. Bertanya kepada Memberikan kesempatan
guru mengenai 5’
Konfirmasi kepada peserta didik yang belum
materi yang belum dipahami
129
memahami materi untuk bertanya. Menjelaskan kembali materi Memperhatikan yang belum dipahami oleh
10’ penjelasan guru
peserta didik Membimbing peserta didik untuk Penarikan Kesimpulan
menyimpulkan materi
Menyimpulkan 5’ hasil pembelajaran
pembelajaran Meminta peserta didik mengklik menu
I. Penutup
Evaluasi
evaluasi pertemuan 3 pada hypermedia dan mengerjakan
Mengerjakan soal 15’ dalam hypermedia
soal evaluasi 3
XXVI.
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran E. Sumber Belajar 7. Kanginan, Marthen. (2006). Fisika untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 8. Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 9. Purwoko dan Fendi. (2010). Physics For Senior High School Year XI. Jakarta: Yudistira.
F. Media Pemblajaran Hypermedia berdasarka Contextual Teaching and Learning, board marker, dan papan tulis.
130
XXVII.
Penilaian Hasil Belajar E. Proses Bagan Partisipasi (terlampir). F. Akhir Test tertulis dengan 10 soal esai (terlampir). Jakarta, September 2015 Mengetahui,
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
NIP.
NIP.
Lampiran
Bagan Partisipasi No.
Aspek yang Dinilai
1.
Keaktifan bertanya
2.
Keaktifan berpendapat
3.
Kemampuan menjawab pertanyaan
4.
Memperhatikan penjelasan guru
Ya
Tidak
131
Lampiran 7 Soal evaluasi materi teori kinetik gas SOAL EVALUASI AKHIR TEORI KINETIK GAS
Indikator
No.
Soal
1.
Jika kita mendorong penghisap agar masuk lebih dalam pada suatu pompa yang lubangnya ditutup maka akan terasa lebih sukar bila dibandingkan dengan pompa yang lubangnya terbuka. Hal ini disebabkan oleh ....
Menjelaskan konsep gas ideal dalam teori kinetik gas. 2.
Menganalisis besaranbesaran yang terkait konsep gas ideal.
3.
Jika suatu gas ideal dimanfaatkan pada suhu tetap sampai volumnya menjadi setengah, maka yang terjadi adalah ....
Terjadi sebuah tabrakan mobil di jalan tol. Tabrakan tersebut menyebabkan keluarnya air bag yang berisi gas nitrogen pada mobil. Jika tekanan yang didapatkan depan mobil pada saat itu adalah 5 atm,
Aspek Kogniti f
C2
C2
Pembahasan
Skor
Mendorong penghisap agar masuk lebih dalam pada suatu pompa yang lubangnya ditutup terasa lebih sukar bila dibandingkan dengan pompa yang lubangnya terbuka. Hal ini disebabkan laju tumbukan molekul-molekul udara dengan penghisap bertambah. Jika suatu gas ideal dimanfaatkan pada suhu tetap sampai volumnya menjadi setengah, maka dengan 𝑃 𝑉 𝑃 𝑉 menggunakan persamaan 1𝑇 1 = 2𝑇 2 didapatkan 1
2
5
5
bahwa tekanan menjadi dua kali lipat dan suhunya menjadi setengah kalinya. Diketahui: C4
p= 5 atm V= 4 m 3
10
T = 230 C +273= 296 K
suhu di dalam mobil 230 C dan volum air bag yang keluar adalah 4 m3. Hitunglah berapa jumlah partikel gas nitrogen yang akan keluar?
R = konstanta gas (8,314 J/kmol K) Ditanya: n=? Jawab: pV=nRT 𝑛=
𝑝𝑉 𝑅𝑇
=
5𝑥4 = 8,314 x 296
0,00813 mol
Maka Jumlah partikel = n x 6,022x1023 molekul/mol 0,00813 mol x 6,022x1023 molekul/mol = 4,88 x1021 partikel Pada keadaan normal (t= 0oC, p= 1 atm), berapakah volum 4 gram gas oksigen O2? (berat molekul M= 32 kg/kmol; R= 8,314 J/kmol ; 1 atm= 105 N/m3).
Diketahui:
m = 4 gr = 4 x 10-3 kg T = (0+273)=273 K C3
4.
P = 1 atm = 105 N/m2
Jawab: 𝑝𝑉 = 𝑉= 5.
Pada keadaaan normal (T = 0o C, dan P = 1 atm), sebanyak 4 gram gas
C3
15
M = 32 kg/kmol
𝑚𝑅𝑇 𝑝𝑀
=
Diketahui:
𝑚 𝑅𝑇 𝑀 4𝑥10−3 𝑥 8,314 𝑁
𝐽 𝐾𝑥273𝐾 𝑘𝑚𝑜𝑙
105 2 𝑥32 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑚
= 2,8 x 10-3 m3. 15
133
R = 8,31 J/mol.K
oksigen (Mr = 32 g/mol) memiliki volum sebanyak ....
P = 2 atm n=
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑀𝑟
=
4𝑔 32 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,125 mol
Ditanya: V = ? Jawab: pada keadaan normal/keadaan STP maka:
V = mol x 22,4 = 0,125 x 22,4 = 2,8 liter = 2,8 dm3 = 2,8 x 10-3 m3 Menjelaskan konsep arah dan kecepatan gerak partikel gas.
6.
Sebelum menabrak dinding wadah sebuah molekul gas memiliki kelajuan 2 m/s. Berapakah kelajuan molekul tersebut etelah menabrak dinding?
C2
kelajuan molekul tersebut tetap 2 m/s. Karena dalam teori kinetik gas berlaku hukum kekekalan momentum.
5
C3
Diketahui: Mr = 32 g/mol = 32 kg/kmol R = konstanta gas (8,314 J/kmol K) T = 37 + 373 = 310 K Ditanya: vrms = ?
10
Laju efektif (rms) gas oksigen bermassa 32 g/mol pada suhu 37o C adalah .... Menghitung besar kecepatan gerak partikel gas.
7.
Ditanya:
vrms = ? Jawab:
𝑣=
Menjelaskan konsep ekipartisi energi partikel gas dan panas spesifik gas.
Jika konstanta Boltzman k=1,38x1023 J/K, energi kinetik sebuah atom gas helium pada suhu 300 K adalah ....
32
=491 m/s
Diketahui:
k = k=1,38x10-23 J/K T = 300 K C3
8.
√3(8,314x103)310
10
Ditanya: Ek = ? 𝑓
Jawab: Ek = 2 𝑘𝑇 3
3
Ek = 2 𝑘𝑇 = Ek = 2 x 1,38x10-23 x 300 = 6,21x10-21 J 52 mol gas ideal poliatomik pada suhu 500 K dengan derajat kebebasan 5 akan memiliki energi dalam sebanyak .... Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besar energi partikel gas.
Diketahui:
T = 500 K n = 52 mol R = konstanta gas (8,314 J/kmol K)
9.
C3
15
Ditanya:
U =? Jawab: 5 2
Rumus energi dalam gas monoatomik U = 𝑛𝑅𝑇
135
5
U = 2x52x8,314x500= 540.410 J atau 540,41 kJ Neon (Ne) adalah suatu gas monoatomik. Berapakah energi dalam dua gram gas neon pada suhu 500 C? (M=10 g/mol). 10.
Diketahui:
k = k=1,38x10-23 J/K T = 500 C +273= 323 K C3
10
Ditanya: Ek = ? 𝑓 2
Jawab: Ek = 𝑘𝑇 3
3
Ek = 2 𝑘𝑇 = Ek = 2 x 1,38x10-23 x 323 = 6,69x10-21 J
136
137
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner