STUDI ANTROPOMETRI PETANI DAN APLIKASINYA PADA PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER DI KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK JAWA TENGAH
SKRIPSI
ITA HANANI F14080106
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
ANTROPOMETRIC STUDY ON FARMERS AND ITS APPLICATION TO THE KNAPSACK SPRAYER PURPOSE AT DISTRICT WEDUNG REGENCY DEMAK CENTRAL JAVA Ita Hanani and M. Faiz Syuaib Department of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO Box 220, Bogor, West Java, Indonesia. Phone +6285885598393, e-mail :
[email protected]
ABSTRACT Knapsack sprayer (KS) is a sprayer which is operated manually with a lever and can be carried on the back of the operator. This tools are usually used by farmers for application of liquid matters in agriculture. The purpose of this study is to identify the anthropometric of farmers in Wedung District, Demak; ascertain level of compliance of KS to the farmer’s anthropometry; determine the appropriate dimension of KS which is match to farmers anthropometry. Data retrieval is performed using a random sampling method to get subject of 131 people whom consist of 69 male farmers and 62 female farmers, 50 measures of antropometric parameters which consists of 18 and 32 parameters of stand up and sit down position, respectively. Mean, standard of deviation, standard error of mean (SEM), and coefficient of variation (CV) of each antropometric measures were collected as well based on the antropometric data. As results, antropometric data of male and female were collected in 5th, 50th, and 95th percentiles. Dimensional design of KS was then analyzed. The results revealed that optimum dimension of KS’s tank for wedung male and female farmers respectively are 44x33x14 and 42x32x14 (in centimeters), with optimum inlay is 20 and 16 kilogram. The optimum length dimension of pump’s grip is 9 cm (male) and 8 cm (female), and 3.5 cm (wide dimension). The optimun length dimension of sprayer’s grip is 11.5 cm (male) and 10.5 cm (female), with 2.5 and 1.65 cm for middle and below diameters, respectively. The optimum length dimension of hose is 83 cm (male) and 78 cm (female). Keywords : ergonomics, anthropometry, farmer, dimension, knapsack sprayer
Ita Hanani. F14080106. Studi Antropometri Petani dan Aplikasinya pada Penggunaan Knapsack Sprayer di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Jawa Tengah. Di bawah bimbingan M. Faiz Syuaib. 2012
RINGKASAN Kecamatan Wedung sebagai daerah tempat lahir penulis merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Sebagian besar wilayah Kecamatan Wedung merupakan daerah agraris dan penduduknya hidup dari pertanian. Knapsack sprayer merupakan salah satu alat pertanian yang banyak digunakan oleh petani lokal dalam usaha pemeliharaan tanaman dari hama dan penyakit tanaman. Untuk mencapai efisiensi dan produktifitas kerja yang maksimal, desain alat atau mesin pertanian diharapkan memenuhi syarat ergonomis, yaitu aman, efektif dan nyaman. Kesesuaian antropomentri merupakan salah satu syarat mutlak untuk desain alat atau mesin yang ergonomis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis antropometri petani pria dan wanita di Kecamatan Wedung, menganalisis kesesuaian desain dimensional knapsack sprayer berdasarkan antropometri dan persepsi subyektif petani, membuat rekomendasi desain dimensional knapsack sprayer yang ergonomis. Penelitian dilakukan di 15 desa di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah selama ± 1.5 bulan terhitung dari bulan Januari-Februari 2012 dan analisis data beserta penyusunan skripsi dilaksanakan di Bogor selama ± 4 bulan yaitu dari bulan Maret-Juni 2012. Obyek penelitian adalah knapsack sprayer yang umum digunakan oleh petani di Kecamatan Wedung. Sedangkan subyek penelitian adalah petani pria dan wanita berjumlah total 131 orang, dengan rincian 69 petani pria dan 62 petani wanita. Penentuan ukuran subyek dilakukan dengan metode proportional random sampling. Pengambilan data meliputi antropometri dan dimensi knapsack sprayer yang diukur secara langsung serta persepsi subyektif petani pengguna knapsack sprayer yang didapat melalui proses wawancara. Selain itu dilakukan pengamatan selang alami gerakan (SAG) sebagai data referensi. Terdapat 50 parameter pengukuran antropometri yang terdiri dari 18 parameter berdiri dan 32 parameter duduk. Knapsack sprayer yang menjadi fokus penelitian terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) dengan kapasitas 14 dan 17 liter. Proses wawancara untuk memperoleh persepsi subyektif petani pengguna knapsack sprayer dilakukan pada 68 koresponden pria dan 40 koresponden wanita. Hasil analisis menunjukkan bahwa desain knapsack sprayer cukup ergonomis untuk pengguna pria namun kurang ergonomis untuk pengguna wanita. Perbaikan desain dilakukan dengan rekomendasi desain dimensional. Rekomendasi desain knapsack sprayer berdasarkan antropometri petani pengguna meliputi dimensi tangki, bobot pengisian, grip pompa, grip penyemprot, serta panjang selang. Rekomendasi dimensi tangki untuk petani pria tetap mengacu pada desain awal knapsack sprayer dengan kapasitas 17 liter yaitu tinggi tangki 44 cm, panjang tangki 33 cm dan lebar tangki 14 cm. Sedangkan rekomendasi dimensi tangki untuk petani wanita adalah tinggi tangki 43 cm, panjang tangki 32 cm dan lebar tangki 14 cm. Penentuan dimensi tangki berdasarkan analisis antropometri petani pada persentil 95. Rekomendasi bobot pengisian tangki knapsack sprayer untuk petani pria adalah 20 kg dan untuk petani wanita adalah 16 kg. Rekomendasi bobot didasarkan pada pertimbangan antropometri dengan parameter berat badan pada persentil 5. Rekomendasi dimensi panjang grip pompa, untuk petani pria dan wanita masing-masing adalah 9 cm dan 8 cm, dengan lebar grip keduanya sebesar 3.5 cm. Sedangkan rekomendasi dimensi panjang grip penyemprot untuk petani pria dan wanita masing-masing adalah 11.5 cm dan 10.5 cm dengan 2.5 cm dan 1.65 cm pada dimensi diameter tengah dan bawah untuk kedua subyek petani. Rekomendasi panjang selang digunakan persentil 50 pada analisis parameter panjang lengan dengan jangkauan tangan ke depan, yaitu 83 cm untuk petani pria dan 78 cm untuk petani wanita. Tidak ada rekomendasi panjang tangkai pompa karena berdasarkan analisis beban pemompaan, antropometri dan SAG, desain tangkai pompa (knapsack sprayer’s lever) dengan panjang 68.5 cm sudah sesuai dan nyaman digunakan oleh petani.
STUDI ANTROPOMETRI PETANI DAN APLIKASINYA PADA PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER DI KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK JAWA TENGAH
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Oleh ITA HANANI F14080106
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Judul Skripsi
: Studi Antropometri Petani dan Aplikasinya pada Penggunaan Knapsack Sprayer di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Jawa Tengah : Ita Hanani : F14080106
Nama NIM
Menyetujui,
Pembimbing Akademik,
(Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr) NIP 19670831 199402 1 001
Mengetahui : Ketua Departemen,
( Dr. Ir. Desrial, M.Eng) NIP. 19661201 199103 1 004
Tanggal lulus
:
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Studi Antropometri Petani dan Aplikasinya pada Penggunaan Knapsack Sprayer di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Jawa Tengah adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen Pembimbing Akademik Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr, dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2012 Yang membuat pernyataan
Ita Hanani F14080106
© Hak cipta milik Ita Hanani, tahun 2012 Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya
BIODATA PENULIS
Ita Hanani, adalah putri dari pasangan H. Nur Syahid, S.Pd.I dan Hj. Zumala Laily, merupakan putri ketiga dari empat bersaudara. Sejak kecil penulis mengenyam pendidikan RA-MI-MTs di yayasan Darul Huda “Darussalam” di Desa Jetak Kecamatan Wedung Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Hingga pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan madrasah aliyah (MA) setara dengan sekolah menengah atas (SMA) di kota Kudus dan menamatkan SMA dan pondok pesantren pada tahun 2008 dari MA NU Banat Kudus. Pada tahun yang sama, penulis diterima di IPB melalui jalur beasiswa utusan daerah (BUD). Penulis memilih Program Studi Teknik Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian. Selama di IPB, penulis memperoleh beasiswa Program Beasiswa Santri Berprestasi dari Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama RI. Selain rutinitas dalam kegiatan akademik, penulis juga aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan, diantaranya Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian sebagai staf Departemen Public Relation, DPM Fateta sebagai Sekretaris Komisi IV Hubungan Eksternal, serta berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Community of Santri Scholar Ministry of Religious Affair dan BEM KM IPB. Penulis melaksanakan Praktik Lapangan dengan judul “Aspek Keteknikan dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) pada Produksi Kopi di Pabrik Kopi Banaran Unit Kebun Getas PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Jawa Tengah” pada Juni hingga Agustus 2011 di Pabrik Kopi Banaran PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), Semarang, Jawa Tengah.
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii DAFTAR TABEL ................................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ v DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ vi I.
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1 A.
LATAR BELAKANG .................................................................................................. 1
B.
TUJUAN PENELITIAN .............................................................................................. 2
C.
MANFAAT PENELITIAN .......................................................................................... 2
II.
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3 A.
ERGONOMI ................................................................................................................ 3
B.
ANTROPOMETRI ...................................................................................................... 3
C.
SELANG ALAMI GERAKAN .................................................................................... 4
D.
KOEFISIEN KORELASI ............................................................................................. 6
E.
KNAPSACK SPRAYER................................................................................................. 7
III.
METODOLOGI ......................................................................................................... 12
A.
TEMPAT, WAKTU, PERALATAN DAN OBYEK PENELITIAN ............................ 12
B.
PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................................................... 13
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 26
A.
ANTROPOMETRI .................................................................................................... 26
B.
KNAPSACK SPRAYER............................................................................................... 39
C.
PERSEPSI SUBYEKTIF ........................................................................................... 42
D.
SELANG ALAMI GERAKAN .................................................................................. 44
E.
ANALISIS KESESUAIAN DESAIN KNAPSACK SPRAYER ..................................... 49
V.
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................ 56 A.
SIMPULAN ............................................................................................................... 56
B.
SARAN ..................................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 58 LAMPIRAN ........................................................................................................................... 60
1
KATA PENGANTAR Alhamdulillaah wa syukrulillaah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Allaahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammad, semoga sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan untuk Rasulullah SAW, Sang pelita akhir zaman. Penelitian untuk skripsi yang berjudul “Studi Antropometri Petani dan Aplikasinya pada Penggunaan Knapsack Sprayer di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Jawa Tengah” ini telah dilaksanakan sejak bulan Januari hingga Juni 2012. Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9. 10.
11.
Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr, selaku dosen Pembimbing Akademik atas bimbingan, nasehat dan motivasinya untuk penulis. Dr. Ir. I Wayan Astika, M.Si dan Ir. Agus Sutejo, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini. Kementerian Agama RI, atas bantuan beasiswa studi dan penelitian selama di IPB. Bapak-bapak Petugas Penyuluh Lapang (PPL) Kecamatan Wedung yang telah membantu selama penelitian. Bapak-bapak Ketua Gapoktan beserta jajaran pengurus kelompok-kelompok tani di Kecamatan Wedung atas kerjasama dan bantuannya dalam pelaksanaan penelitian. Para petani di Kecamatan Wedung atas saran, kritik dan kerjasamanya selama penelitian. Kedua orang tua penulis, H. Nur Syahid, S.Pd.I dan Hj. Zumala Laily, yang tak henti-hentinya memberikan doa, nasehat, kasih sayang serta dukungan moral maupun material. Seluruh saudara dan kerabat penulis, Mbak Ilyana, Mas Fayyadl, Dek Atho’, Mas Mahdum, Mbak Roni’, Mbah H. Fauzan, Mbah Hj. Fauziyah, Ma’ Hj. Nadliroh, Pak H. Rohimin, Pakdhe KH. Abdul Malik, Ma’ Hj. Muniroh, Dek Iza, Dek Iin, Dek Afif, Dek Fanni, Dek Naili, Mbak Ismah, Mas San, Mas Rus serta ponakan-ponakan tersayang Rafa dan Evi, terimakasih atas doa, dukungan dan kasih sayangnya. Kak Jani, Mbak Ana, Mbak Siska, Mbak Fina, Bang Ghulam dan Isma, terimakasih untuk bantuannya selama pengolahan data penelitian. Para sahabat, kakak, adik dan teman-teman seperjuangan di kosan Satelit 2, TEP-TMB, Fateta, CSS MoRA dan IPB pada umumnya serta TEP 45 pada khususnya, untuk bantuan, inspirasi, semangat, kebersamaan dan keceriaanya. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya, penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia terutama dalam bidang antropometri untuk desain yang ergonomis.
Bogor, Agustus 2012 Ita Hanani
iii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Selang gerakan pada beberapa gerakan segmen tubuh .................................................. 5 Tabel 2. Spesifikasi teknis knapsack sprayer ........................................................................... 10 Tabel 3. Distribusi jumlah sampel minimal subyek antropometri berdasarkan .......................... 15 Tabel 4. Parameter pengukuran antropometri........................................................................... 16 Tabel 5. Nilai z ....................................................................................................................... 23 Tabel 6. Ringkasan data sampel petani berdasarkan usia (satuan tahun) ................................... 28 Tabel 7. Hasil pengolahan data antropometri sampel petani pria (n=69) ................................... 28 Tabel 8. Hasil pengolahan data antropometri sampel petani wanita (n=62) ............................... 30 Tabel 9. Ringkasan data sampel petani berdasarkan pengukuran RSH dan IBW ....................... 33 Tabel 10. Parameter pengukuran utama antropometri............................................................... 37 Tabel 11. Hasil pengukuran dimensi knapsack sprayer di Kecamatan Wedung ........................ 40 Tabel 12. Hasil Analisis kesesuaian desain knapsack sprayer berdasarkan antropometri ........... 51 Tabel 13. Hasil perhitungan beban pada bantalan bahu ............................................................ 53 Tabel 14. Hasil perhitungan beban pemompaan pada tangkai knapsack sprayer ....................... 53
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Distribusi normal dan perhitungan persentil.............................................................. 4 Gambar 2. Macam-macam selang gerakan................................................................................. 6 Gambar 3. Komponen utama knapsack sprayer ....................................................................... 11 Gambar 4. Antropolometer...................................................................................................... 12 Gambar 5. Bagan pelaksanaan penelitian................................................................................. 13 Gambar 6. Cara pengukuran antropometri 1.) posisi berdiri, 2.) posisi duduk ........................... 17 Gambar 7. Flowchart pengolahan data antropometri ................................................................ 26 Gambar 8. Distribusi sampling rerata ...................................................................................... 27 Gambar 9. Diagram persentase sampel berdasarkan golongan RSH.......................................... 33 Gambar 10. Diagram persentase sampel berdasarkan golongan IBW........................................ 34 Gambar 11. Pengukuran antropometri posisi berdiri ................................................................ 35 Gambar 12. Pengukuran antropometri posisi duduk ................................................................. 36 Gambar 13. Data kuantitatif koefisien korelasi untuk setiap parameter pengukuran utama ........ 38 Gambar 14. Knapsack sprayer ................................................................................................ 39 Gambar 15. Flowchart pengolahan dimensi knapsack sprayer ................................................. 39 Gambar 16. Pengukuran dimensi knapsack sprayer ................................................................. 42 Gambar 17. Grafik keluhan khusus pada penggunaan knapsack sprayer................................... 43 Gambar 18. Grafik keluhan umum petani ................................................................................ 43 Gambar 19. Siklus gerakan penyemprotan ............................................................................... 46 Gambar 20. SAG petani dari arah samping .............................................................................. 47 Gambar 21. SAG petani dari arah depan .................................................................................. 47 Gambar 22. Jangkauan normal dari gerakan tangan pada persambungan bahu (shoulder joint) . 48 Gambar 23. Jangkauan normal dari gerakan lengan pada hubungan siku (elbow joint).............. 48 Gambar 24. Jangkauan normal dari gerak tangan pada hubungan pergelangan (wrist joint)....... 48 Gambar 25. Bagan tahapan analisis ......................................................................................... 50 Gambar 26. Ilustrasi kesesuaian desain tangki terhadap segmen tulang belakang...................... 51 Gambar 27. Kekuatan manusia pada posisi kerja berdiri .......................................................... 54 Gambar 28. Desain dimensional tangkai pompa (dalam milimeter) .......................................... 54 Gambar 29. Rekomendasi dimensi knapsack sprayer untuk petani pria (dalam milimeter)........ 55 Gambar 30. Rekomendasi dimensi knapsack sprayer untuk petani wanita (dalam milimeter) ... 55
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) ............................................................ 61 Lampiran 2. Parameter utama pengukuran antropometri petani ................................................ 62 Lampiran 3. Ringkasan hasil pengolahan data parameter utama ............................................... 63 Lampiran 4. Koefisien korelasi parameter pengukuran antropometri secara umum ................... 67 Lampiran 5. Koefisien korelasi parameter pengukuran antropometri utama .............................. 73 Lampiran 6. Knapsack Sprayer ............................................................................................... 77 Lampiran 7. Rekomendasi desain dimensional knapsack sprayer ............................................. 79 Lampiran 8. Rekomendasi desain dimensional bantalan bahu .................................................. 83
vi
I.
A.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Mahasiswa dikenal sebagai masyarakat intelektual yang diharapkan mampu memberikan kontribusi positif baik berupa gagasan maupun solusi pemecahan terhadap berbagai permasalahan yang terdapat di dalam masyarakat sesuai dengan bidang keilmuan yang dipelajarinya. Aplikasi ilmu yang diperoleh di bangku kuliah diharapkan dapat diterapkan di lingkungan sekitar, tak terkecuali pada daerah asal mahasiswa. Kecamatan Wedung sebagai daerah tempat lahir penulis merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Secara administratif luas wilayah Kecamatan Wedung adalah 98.76 km2 dan terdiri atas 20 desa, yaitu 15 desa dengan mata pencaharian utama pada bidang agraris atau pertanian dan 5 desa lainnya bergerak pada bidang maritim atau kelautan. Sebagian besar wilayah Kecamatan Wedung merupakan daerah agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian. Kecamatan Wedung terdiri atas lahan sawah yang mencapai luas 5580 hektar, sedangkan selebihnya adalah lahan kering. Untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk-produk pertaniannya, petani melakukan usaha budidaya dan pemeliharaan tanaman baik secara manual maupun menggunakan alat dan mesin pertanian. Hama dan penyakit tanaman merupakan salah satu faktor penghambat dalam usaha pertanian. Efek kerugian dari serangan hama dan penyakit tanaman adalah dapat menurunkan hasil panen, bahkan dapat menggagalkan panen. Dalam menanggulangi masalah ini, umumnya petani mengaplikasikan zat anti hama yang disebut pestisida ke tanaman budidaya. Ada beberapa macam aplikasi dalam penggunaan pestisida, tetapi yang paling umum dilakukan adalah dengan penyemprotan. Knapsack sprayer merupakan salah satu alat pertanian yang banyak digunakan oleh petani lokal dalam usaha pemeliharaan tanaman dari hama dan penyakit tanaman. Untuk mencapai efisiensi dan produktifitas kerja yang maksimal, desain alat atau mesin pertanian diharapkan memenuhi syarat ergonomis, yaitu aman, efektif, dan nyaman. Kesesuaian antropomentri merupakan salah satu syarat mutlak untuk desain alat atau mesin yang ergonomis. Penggunaan knapsack sprayer di kalangan petani lokal sudah cukup banyak dan meluas, namun penelitian dari segi ergonominya masih belum banyak dilakukan, terutama mengenai kesesuaian antropometri petani lokal dengan desain alat yang sudah ada. Ergonomi merupakan bidang ilmu yang meninjau manusia dari aspek keteknikan dan sistem dalam hubungannya dengan fasilitas dan lingkungan tempat kerja. Penggunaan knapsack sprayer dalam penyemprotan tanaman dapat dikategorikan sebagai sistem mekanik, dimana dalam pengoperasiannya petani berperan sebagai pengendali dan sumber tenaga utama. Oleh karena itu, keadaan petani serta kesesuaian dengan alat yang digunakan sangat mempengaruhi hasil kerja. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu wahana untuk mengaplikasikan bidang keilmuan penulis di lingkungan yang sesungguhnya, sehingga memberikan manfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Secara umum, penelitian ini tidak saja berguna dalam pembuatan desain ergonomis dari alat semprot saja, tetapi untuk pembuatan desain ergonomis alat dan mesin pertanian lainnya yang akan diproduksi di Indonesia.
1
B.
TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1.
3.
Mengidentifikasi dan menganalisis antropometri petani pria dan wanita di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Menganalisis kesesuaian desain dimensional knapsack sprayer berdasarkan antropometri dan persepsi subyektif petani pengguna di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Membuat rekomendasi desain dimensional knapsack sprayer yang ergonomis.
C.
MANFAAT PENELITIAN
2.
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk berbagai pihak, diantaranya : 1. 2. 3. 4. 5.
Desainer peralatan dan mesin pertanian terutama knapsack sprayer. Perusahaan atau produsen dari alat-alat dan mesin-mesin pertanian terutama knapsack sprayer. Kalangan akademisi, diantaranya peneliti, dosen dan mahasiswa guna mendukung penelitian dan pembelajaran tentang antropometri petani. Petani pengguna knapsack sprayer, terutama di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Pihak-pihak yang membutuhkan data antropometri petani lokal di Indonesia.
2
II.
A.
TINJAUAN PUSTAKA
ERGONOMI
Menurut Pheasant (1982) kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergos yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Pernyataan ini pertama dilontarkan oleh Professor Hywell Murrel dalam jamuan pesta kerja (working party) di markas besar angkatan laut Ratu Anne pada 8 juli 1949, yang dihadiri oleh berbagai kalangan diantaranya engineering, kedokteran, dan peneliti. Di buku tersebut juga dikemukakan bahwa pengertian ergonomi merujuk pada suatu ilmu penyesuaian antara pekerjaan kepada pekerja serta produk kepada pengguna. Definisi ergonomi yang diacu berdasarkan International Ergonomics Association dalam Nurmianto (2004), adalah studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan desain/perancangan. Ergonomi juga berkenaan dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia baik di tempat kerja, rumah maupun tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan suatu studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungan saling berinteraksi dengan tujuan untuk menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya bukan sebaliknya. Aktivitas penerapan ergonomi dapat dilihat pada rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain) berbagai produk diantaranya peralatan, mesin, perangkat lunak bahkan manajemen organisasi pekerjaan dari suatu sistem yang sudah ada. Awalnya penerapan ergonomi dianggap sebagai common sense (hal yang biasa terjadi) berdasarkan trial and error yang dilakukan oleh manusia secara awam. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pada akhirnya dalam kajian ergonomi diperlukan pendekatan ilmiah untuk perancangan pekerjaan maupun produk yang optimum sehingga memiliki ketepatan hasil perancangan. Ilmu-ilmu terapan yang diperlukan dalam menunjang fungsi tersebut diantaranya kinesiologi biomekanika, yaitu aplikasi ilmu mekanika teknik untuk analisis sistem kerangka-otot manusia, serta aplikasi antropometri sebagai satu hal vital pada penerapan ilmiah untuk ergonomi.
B.
ANTROPOMETRI
Kata antropometri memiliki pengertian pengukuran tubuh manusia. Definisi ini didapat dari bahasa Yunani kuno, yaitu anthropos yang berarti manusia dan metron yang berarti pengukuran. Data antropometri digunakan dalam ergonomi untuk menentukan dimensi fisik dari ruang kerja (workspaces), peralatan, dan perabot untuk memastikan kesesuaian fisik diantara dimensi peralatan dan produk dengan dimensi penggguna (Bridger 2003). Menurut Bridger (2003) yang dikutip dalam buku Introduction to Ergonomics, langkah pertama dalam suatu perancangan adalah menetapkan populasi pengguna kemudian merancang berdasarkan range yang memuat sebanyak-banyaknya dimensi pengguna, normalnya 90% diantara populasi tersebut. Desain produk yang baik adalah produk yang mengikuti keragaman dari populasi pengguna. Dalam ergonomi, kata populasi digunakan sebagaimana dalam prinsip statistika yaitu dapat merujuk pada sebuah golongan dari orang-orang yang memiliki kesamaan nenek moyang (ancestors), pekerjaan, lokasi geografi ataupun kelompok usia. Namun untuk tujuan desain, kriteria dalam memutuskan sebuah populasi adalah bergantung pada kebutuhan fungsional yang berhubungan secara relatif langsung pada masalah yang ditangani. Misalnya bila akan merancang ruang kerja pada rumah
3
sakit swasta di Saudi Arabia, maka dibutuhkan data para perawat bangsa Eropa dan Australia yang biasa bekerja disana. Sumber dari keragaman manusia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: keacakan/random, jenis kelamin, suku bangsa, usia, jenis pekerjaan, pakaian, faktor kehamilan pada wanita dan cacat tubuh secara fisik (Nurmianto 2004). Antropometri yang biasa disebut dengan kalibrasi tubuh manusia, dapat diterapkan dengan aplikasi ilmu-ilmu statistik dasar yakni bila terdapat data nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation) dari suatu distribusi normal. Berdasarkan tabel probabilitas distribusi normal akan didapatkan nilai persentil (persentase tertentu dari sekelompok orang dengan dimensi sama dengan atau lebih rendah dari nilai persentil tersebut), yang kemudian digunakan untuk perancangan ergonomi.
Gambar 1. Distribusi normal dan perhitungan persentil Sumber : Stevenson (1989) diacu dalam Nurmianto (2004) Menurut Mc. Cormick dan Sanders (1987) diacu dalam Siska (2011), pengukuran antropometri dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe struktural atau statik dan tipe dinamik. Tipe statik menghasilkan data dimensi tubuh dalam keadaan diam, seperti tinggi badan, tinggi bahu, dan lain-lain. Tipe dinamik adalah pengukuran antropometri dengan memperhatikan kemampuan geraknya dalam melakukan suatu aktivitas. Dalam penerapannya, pengukuran antropometri selain dilakukan untuk memperoleh data utama seperti tinggi badan, tinggi bahu, panjang lengan dan lain-lain, juga dilakukan pengukuran segi antropometri lain yang lebih terperinci disesuaikan dengan kebutuhan desain seperti : panjang jari, lebar tangan, dan sebagainya. Secara umum data antropometri yang diterapkan untuk hal-hal yang khusus, cukup diambil dari persentil ke-5, ke-50, ke-95 atau antara persentil ke-5 sampai persentil ke-95. Persentil ke-100 hanya diterapkan pada rancangan yang digunakan oleh semua orang, contoh perlengkapanperlengkapan di rumah sakit. Untuk alat yang dapat diatur sesuai dengan operatornya, misalnya posisi tempat duduk, posisi pegangan kendali, desain sebaiknya dirancang agar dapat memenuhi selang persentil ke-5 sampai ke-95 (Zander 1972 diacu dalam Siska 2011).
C.
SELANG ALAMI GERAKAN
Selang alami gerakan (SAG) didefinisikan sebagai gerakan alami manusia ketika melakukakan suatu pekerjaan atau aktivitas. Studi SAG dapat digolongkan dalam studi biomekanika, dimana biomekanik mempelajari berbagai aspek dari pergerakan fisik tubuh manusia (Sanders 1987). Menurut Openshaw (2006) diacu dalam Siska (2011), tubuh manusia memiliki suatu selang alami gerakan (SAG). SAG yang baik memperbaiki sirkulasi darah dan fleksibilitas sehingga dapat
4
mencapai gerakan yang lebih nyaman dan produktivitas yang lebih tinggi. Meskipun syarat untuk mencapai gerakan tersebut pengguna sebaiknya mencoba untuk menghindari gerakan repetitif (perulangan) dan ekstrim selama periode waktu yang lama. Openshaw (2006) mengemukakan bahwa dalam keadaan duduk dan berdiri, manusia dimungkinkan menghadapi empat zona berbeda, diantaranya : 1. Zona 0 (Zona Hijau/Green Zone). Zona ini paling dianjurkan untuk sebagian besar gerakan-gerakan. Terdapat tekanan minimal pada otot dan sendi. 2. Zona 1 (Zona Kuning/Yellow Zone). Merupakan zona yang dianjurkan untuk sebagian besar gerakan-gerakan. Terdapat tekanan minimal pada otot dan sendi. 3. Zona 2 (Zona Merah/Red Zone). Banyak posisi yang ekstrim pada anggota-anggota tubuh. Terdapat lebih besar tekanan pada otot dan sendi. 4. Zona 3 (Melewati Zona Merah/Beyond Red Zone). Posisi paling ekstrim pada anggota-anggota tubuh, sebaiknya dihindari jika memungkinkan, terutama ketika mengangkat beban berat atau kegiatan yang berulang-ulang. Ilustrasi dari zona-zona tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 2 Tabel 1. Selang gerakan pada beberapa gerakan segmen tubuh
Zona 2
Zona 3
Fleksi (flexion)
0 – 10
11 – 25
26 – 50
51+
Ekstensi (extension)
0–9
10 – 23
24 – 45
46+
Deviasi Radial (radial deviation)
0–3
4–7
8 – 14
15+
Deviasi Ulnar (ulnar deviation)
0–5
6 – 12
13 – 24
25+
Fleksi (flexion)
0 – 19
20 – 47
48 – 94
95+
Ekstensi (extension)
0–6
7 – 15
16 – 31
32+
Aduksi (adduction)
0–5
6 – 12
13 – 24
25+
Abduksi (abduction)
0 – 13
14 – 34
35 – 67
68+
Fleksi (flexion)
0 – 10
11 – 25
26 – 45
46+
Ekstensi (extension)
0–5
6 – 10
11 – 20
21+
Berputar (rotational)
0 – 10
11 – 25
26 – 45
46+
Menbengkok ke samping (lateral bend)
0–5
6 – 10
11 – 20
21+
Fleksi (flexion)
0–9
10 – 22
23 – 45
46+
Ekstensi (extension)
0–6
7 – 15
16 – 30
31+
Berputar (rotational)
0–8
9 – 20
21 – 40
41+
Menbengkok ke samping (lateral bend)
0–5
6 – 12
13 – 24
25+
Leher
Tangan
Zona 1
Pergelangan
Zona 0
Punggung
Selang dari Zona Gerakan (dalam °)
Tulang Belakang
Gerakan
Sumber : Chaffin (1999) & Woodson (1992) diacu dalam Openshaw (2006)
5
Penyemprotan dengan knapsack sprayer, segmen lengan dan tangan dimungkinkan melakukan gerakan pemompaan secara berulang-ulang. Kaitan dengan hal ini, petani sangat perlu memperhatikan zona-zona ekstrim yang mungkin akan dilakukan baik disadari atau tidak.
Gambar 2. Macam-macam selang gerakan Sumber : Chaffin (1999) & Woodson (1992) diacu dalam Openshaw (2006)
D.
KOEFISIEN KORELASI
Menurut Mattjik (2000) koefisien korelasi adalah koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan hubungan linier antara dua peubah atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah atau lebih tetapi hanya menggambarkan keterkaitan linier antar peubah. Koefisien korelasi disimbolkan dengan notasi r serta memiliki range nilai -1 sampai 1 (-1 ≤ r ≤ 1). Suatu korelasi antarparameter yang nilainya lebih besar dari korelasi antar parameter lain berarti korelasi antarparameter tersebut memiliki hubungan yang lebih erat dari korelasi antar parameter lainnya. Pada besaran indeks korelasi, makna tanda plus minus (±) berfungsi hanya untuk menunjukkan arah hubungan, dan bukan sebagai tanda aljabar. Jangkauan nilai koefisien korelasi yang besarnya antara +1 s/d -1 memiliki arti bahwa: jika koefesien korelasi bernilai positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Sebaliknya, jika koefisien korelasi bernilai negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan tidak searah (terbalik). Koefisien korelasi menunjukkan
6
kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak (Sarwono 2006 diacu dalam Siska 2011). Menurut Hasan (2003) yang diacu dalam David (2011), untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang, atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r digunakan penafsiran atau interpretasi angka sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
r = 0, artinya tidak ada korelasi. 0 < r ≤ 0.2, artinya korelasi sangat rendah/lemah sekali. 0.2 < r ≤ 0.4, artinya korelasi rendah/lemah tapi pasti. 0.4 < r ≤ 0.7, artinya korelasi yang cukup berarti. 0.7 < r ≤ 0.9, artinya korelasi yang tinggi, kuat. 0.9 < r < 1.0, artinya korelasi sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan. r = 1.0, artinya korelasi sempurna.
Analisis korelasi dilakukan dengan tujuan antara lain: (1) untuk mencari bukti ada tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel, (2) bila sudah ada hubungan, untuk melihat besar kecilnya hubungan antar variabel, serta (3) untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti (meyakinkan atau signifikan) atau tidak berarti (tidak meyakinkan).
E.
KNAPSACK SPRAYER
1.
Penyemprotan
Penyemprotan dalam bidang pertanian, secara umum didefinisikan sebagai kegiatan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit). Sebagaimana dikutip dari Daywin (1992) dalam Susanto (2001), tujuan utama dari kegiatan penyemprotan adalah untuk melindungi tanaman dari jasad pengganggu dalam batas-batas yang yang menguntungkan petani. Secara umum, jasad pengganggu tanaman yang dapat dikendalikan dengan aplikasi pestisida melalui penyemprotan dapat digolongkan menjadi serangga (insekta), cendawan atau jamur (fungi) dan gulma. Aplikasi pestisida jenis insektisida efektif menggunakan penyemprotan tekanan sedang dengan jarak tinggi atau jauh, sehingga menghasilkan partikel butiran semprot (droplet) yang halus dan dapat melayang di udara dengan waktu relatif lama. Fungisida diaplikasikan pada tekanan rendah dengan jarak dekat, agar dihasilkan droplet yang besar dan menempel pada tanaman. Sedangkan herbisida sebagai pemberantas gulma atau tanaman pengganggu, dapat diaplikasikan pada tekanan rendah. Sprayer merupakan alat yang digunakan dalam penyemprotan. Sprayer memiliki fungsi utama untuk memecah cairan menjadi butiran-butiran (droplet) dengan ukuran yang efektif kemudian mendistribusikan secara merata di atas permukaan yang harus dilindungi. Efisiensi dan efektivitas sprayer ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif yang terkandung di dalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet) yang melekat pada objek dan sasaran semprot.
2.
Klasifikasi Sprayer
Dewasa ini telah dikembangkan berbagai macam dan tipe sprayer yang dibedakan menurut tingkat kebutuhan. Terdapat sprayer yang dioperasikan dengan digendong (knapsack sprayer) baik
7
manual maupun bermotor hingga sprayer yang digandengkan ke traktor dan pesawat terbang. Menurut Smith (1955) yang diacu dalam Satriyo (1983), klasifikasi sprayer dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu klasifikasi yang didasarkan atas tenaga penggeraknya dan klasifikasi yang didasarkan atas jenis pompanya. a.
Klasifikasi Sprayer Berdasarkan Tenaga Penggerak i. Dengan tangan (manual) 1) Atomizer atau Hand Sprayer Biasa digunakan di rumah tangga. Terdapat dua tipe, yakni single action dan continuos action. 2) Compressed-air Sprayer Tipe ini terdiri dari tangki silinder yang dilengkapi dengan pompa udara. Kapasitas tangki antara 2.5-4 galon (UK) atau setara dengan ±11-18 liter. Bila tangki terisi dan cukup udara, cairan akan ditekan dan dikeluarkan. Frekuensi pemompaan 50-60 kali dapat menghasilkan tekanan penyemprotan yang baik. 3) Knapsack Sprayer Sprayer gendong ini mempunyai volume hingga 4 galon (UK) atau setara dengan ±18 liter. Prinsip kerjanya yaitu adanya tekanan pada pompa akan menimbulkan tekanan pada ruang udara di dalam tangki, sehingga bila nosel dibuka akan menyemprotkan cairan keluar. 4) Bucket Sprayer Desain sprayer ini menempatkan pompa berada di dalam bucket, sedangkan penyangga berada diluar. Tekanan untuk mengalirkan cairan secara kontinyu sebesar 50-100 lb. 5) Barrel Sprayer Terdiri dari dua bagian pompa tangan yang dihubungkan ke tangki (barrel). Beberapa tipe penyemprot dan penghisap digabungkan untuk mengatur semprotan. 6) Wheelbarrow Sprayer Berupa tangki yang digabungkan diantara dua batang atau palang yang digabungkan pada roda dikedua ujungnya. Untuk pengoperasiannya, tangki diletakkan di tanah sehingga pompa tangan dapat dioperasikan. Peralatan semprot hampir sama dengan hand sprayer. 7) Slide Pump Sprayer Pengoperasian sprayer ini seperti ketika memainkan thrombone. Bagian-bagiannya terdiri dari teleskop positif, pompa yang dihubungkan dengan “discharge pipe” dan “plunger”, serta dilengkapi dengan nosel baik yang permanen maupun portabel. Pada bagian hulu disambung dengan selang plastik sedangkan pada ujung selang yang dimasukkan ke dalam tangki dipasang saringan. Prinsip kerjanya adalah dengan menarik plunyer kedepanbelakang, maka cairan dalam tangki akan terpompa keluar melalui nosel. ii. Dengan motor 1) Hydraulic Sprayer Sebagian besar sprayer yang digunakan pada saat ini adalah tipe hidrolik, dimana tekanan penyemprotan dari pompa langsung mengenai cairan bahan semprot. Bagian-bagian yang penting dari sprayer ini adalah pompa, tangki dengan agitator, framework, pengontrol
8
tekanan, regulator, klep pengontrol, pipa, sistem distribusi, dan sumber tenaga. Beberapa jenis sprayer yang termasuk dalam hydraulic sprayer diantaranya : a.) Multiple Purpose Sprayer Sprayer ini digunakan untuk berbagai keperluan. Pada tangkinya terdapat pengaduk mekanis sehingga dapat digunakan bahan semprot berupa tepung atau bahan lainnya yang bersifat abrasive (kasar). b.) Small General Use Sprayer Digunakan untuk menyemprot area yang luas semisal lapangan golf, perkebunan, dan taman. c.) High Pressure, High Volume Sprayer Penggabungan tekanan dan volume yang sama-sama besar dimaksudkan untuk memperoleh penyemprotan yang merata pada tanaman yang tinggi dan tanaman yang daunnya cukup rindang. d.) Low Pressure, Low Volume Sprayer Sebagaimana namanya, sprayer ini memiliki tekanan rendah yakni kurang dari 100 lb dan volume yang kecil. Pengoperasianya relatif murah, banyak digunakan untuk mengendalikan gulma, hama dan lainnya. e.) Self-propelled, High Clearance Sprayer Merupakan sprayer swa-putar yang dioperasikan dengan traktor yang diameter rodanya besar. Sprayer ini mempunyai tekanan rendah dan volume kecil, digunakan untuk menyemprot barisan atau alur tanaman. 2) Blower Sprayer Blower sprayer menggunakan pompa bertekanan rendah dan bervolume kecil yang memaksa bahan semprot dengan tekanan rendah mengalir ke blower yang kemudian menghembuskannya menjadi partikel butiran-butiran halus (droplet). Digunakan di areal luas, seperti kebun buah dan sayuran, serta untuk menyemprotkan pestisida berviskositas tinggi (kental). 3) Hydro Pneumatic Sprayer Penggunaan hampir sama seperti pada tipe hydraulic sprayer jenis low pressure, low volume sprayer. Bahan semprot berbentuk cairan diangkut dalam tangki bertekanan yang digerakkan oleh kompressor. Pengadukan dilakukan secara mekanis atau dengan hembusan udara yang dipompakan dari bagian bawah tangki. 4) Aerosol Generator-Fog Sprayer Mesin ini memecah cairan yang disemprotkan menjadi droplet berukuran 1-50 mikron. Digunakan untuk memberantas nyamuk dan serangga dalam ruangan terbatas. b.
Klasifikasi Sprayer Berdasarkan Jenis Pompa i. Sistem tekanan cairan 1) Compressed-air Sprayer 2) Knapsack Sprayer 3) Bucket Sprayer
4) Barrel Sprayer 5) Wheelbarrow Sprayer 6) Slide Pump Sprayer
ii. Sistem tekanan udara 1) Atomizer
2) Blower Sprayer
9
3) Hydraulic Sprayer 4) Hydro Pneumatic Sprayer
5) Aerosol Generator Sprayer
Obyek penelitian ini adalah jenis sprayer gendong semi otomatis (knapsack sprayer) dengan tangki yang terbuat dari baja tahan karat (stainless steel). Definisi knapsack sprayer menurut ISO 5681:1992, adalah penyemprot (sprayer) dengan tuas pompa yang digerakkan oleh tangan secara terus menerus dan teratur, dimana selama pengoperasiannya digendong di punggung operator. Prinsip kerja dari knapsack sprayer adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Untuk memperoleh butiran halus tersebut dilakukan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, pemompaan memberikan tekanan dalam kamar udara kemudian cairan mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut yang bercelah sempit (nosel), sehingga ketika nosel terbuka maka aliran cairan yang kuat berupa butiran partikel-partikel air yang sangat halus (droplet) dapat berhembus. Berdasarkan SNI 4513-2008, sprayer gendong semi otomatis dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis bahan pembuatan tangki sprayer, yaitu: bahan tahan karat (stainless steel), dan plastik (polyethylene densitas tinggi atau high density polyethylene/ HDPE). Spesifikasi teknis sprayer gendong semi-otomatis dengan tangki sprayer terbuat dari baja tahan karat dan bahan plastik HDPE dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 2. Spesifikasi teknis knapsack sprayer Parameter Bobot kosong
Satuan
Tangki Baja Tahan Karat a
Tangki Plastik HDPE
kg
(3.5-7)
Kapasitas tangki
liter
6-18
12-18
Lebar tangki
mm
130-170
180-220
Panjang tangki
mm
330-370
320-360
Tinggi tangki
mm
415-455
500-540
Panjang selang
mm
1200-1300
1000-1300
Panjang pipa
mm
500-600
500-600
Tekanan kerja
kPa
200-600
200-400
(kg/cm )
(2-6)
(2-4)
mm
0.4-1
≥2
2
Tebal dinding tangki a
4-6
Berdasarkan SNI 07-1413:1989
Sumber : [BSN] SNI 4513 (2008)
3.
Komponen Knapsack Sprayer
Berikut adalah komponen-komponen utama dari knapsack sprayer dari baja tahan karat (stainless steel) beserta perlengkapan dan fungsinya. a.
Tangki Merupakan komponen utama dalam penampungan cairan semprot, terdiri dari tangki, tutup tangki, saringan, dan indikator permukaan cairan.
10
b.
c.
d. e.
f. g.
h.
Pompa Merupakan komponen sprayer yang digerakkan oleh tuas pompa yang dioperasikan secara manual, aliran cairannya diperoleh dari hasil perpindahan (displacement) positif cairan oleh torak, yang disebut pompa torak. Perlengkapan pompa terdiri dari silinder, torak, dan katup. Tuas pompa Berfungsi sebagai batang penggerak pompa, terdiri dari tuas (lengan) pengungkit serta pegangan beralur (grip). Sabuk gendong (straps) dan alas bahu sabuk gendong Berfungsi sebagai bagian pengikat sprayer ke tubuh operator. Bagian pengaturan (adjusting device) Terdiri dari katup-katup pengaturan pembukaan dan penutupan aliran sistem berupa bahan semprot ke nosel (shut-off valve) serta katup penahan tekanan udara. Selang dan pipa (hose and lance) Selang dan pipa merupakan bagian penyalur dari aliran cairan semprot. Nosel Terdiri dari mulut nosel, saringan, tutup, plat cincin, gasket, dan siku (elbow). Merupakan komponen yang berfungsi sebagai pemecah cairan bahan kimia menjadi butiran partikel halus (droplet) yang langsung dihadapkan ke tanaman. Penyambung dan penyatu (connectors and fasteners)
Gambar 3. Komponen utama knapsack sprayer
11
III.
METODOLOGI
A.
TEMPAT, WAKTU, PERALATAN DAN OBYEK PENELITIAN
1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pengambilan data yang dilakukan di 15 desa di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah selama ± 1.5 bulan terhitung dari bulan Januari-Februari 2012 dan analisis data beserta penyusunan skripsi yang dilaksanakan di Bogor selama ± 4 bulan terhitung dari bulan Maret-Juni 2012.
2.
Bahan dan Peralatan Penelitian
a.
Alat
1.) 2.) 3.) 4.) 5.)
Antropolometer (Gambar 4). Timbangan berat badan. Kursi. Kamera digital. Laptop atau Personal Computer (PC), beserta softwares analisis hasil penelitian, diantaranya spread-sheet, Computer Aided Design (CAD), dan Video Converter to Jpeg.
Gambar 4. Antropolometer b. Subyek Subyek penelitian ini adalah petani pria dan wanita di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Total subyek berjumlah 131 orang, terdiri dari 69 petani pria dan 62 petani wanita. Subyek yang diukur diutamakan petani pengguna knapsack sprayer. c. Obyek Obyek yang dianalisis pada penelitian ini adalah knapsack sprayer yang umum digunakan oleh petani di kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
12
B.
PELAKSANAAN PENELITIAN Alur pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada bagan berikut : Penelitian pendahuluan : Pemilihan lokasi, pemilihan subyek dan obyek, metode pengambilan data
Pengambilan data langsung
Pengukuran antropometri
Dimensi alat
Persepsi subjektif
Wawancara
Data antropometri
Selang Alami Gerakan (Data referensi)
Analisis kesesuaian desain Rekomendasi desain Gambar 5. Bagan pelaksanaan penelitian
1.
Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan yaitu penelitian yang dilakukan sebelum fiksasi penelitian yang akan dilaksanakan kemudian. Pada penelitian ini penulis melakukan survei sekaligus pemilihan lokasi, pemilihan subyek dan obyek penelitian, pengumpulan informasi populasi petani sebagai bahan perhitungan jumlah sampel serta menentukan metode pengambilan data. Penentuan ukuran subyek dilakukan dengan metode proportional random sampling, yaitu penarikan sampel secara acak dengan memperhitungkan proporsional persentase jumlah subyek berdasarkan ukuran populasi petani di masing-masing desa. Acak yang dimaksud disini adalah penentuan sampel tanpa mengetahui terlebih dahulu umur dan letak tempat tinggal subyek, penulis hanya mengetahui subyek tersebut berprofesi sebagai petani dan berada di desa-desa yang dijadikan tempat penelitian. Selain itu, dalam pengambilan data penulis menghindari subjek yang berpotensi sebagai data pencilan seperti petani yang mengalami gigantisme, kerdil, ataupun cacat fisik lain yang mencolok, sehingga mengacaukan data antropometri petani-petani di Kecamatan Wedung pada umumnya. Dalam konsep statistika, metode proportional random sampling tergolong dalam pengambilan sampel metode quote sampling yang termasuk sub metode penarikan sampel purposive sampling. Teknik pengambilan sampel ini adalah bentuk dari sampel yang distratifikasikan secara proposional, dan pengambilan sampel dimaksudkan untuk maksud atau tujuan tertentu. Metode ini dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, diantaranya keterbatasan akses dokumen data ukuran populasi
13
petani berikut informasi yang tepat tentang setiap elemen petani, selain itu keterbatasan waktu dan tenaga penulis juga menjadi pertimbangan pemilihan metode ini. Pada perhitungan ukuran subyek, penulis mengacu pada teori Haitao Hu (2007) yang diacu dalam Siska (2011). Menurut Haitao Hu, jumlah sampel diperkirakan berdasarkan persamaan yang tersedia pada gabungan ISO 15535 : 2003, bahwa persyaratan umum dalam membangun database antropometri dengan selang kepercayaan 95% untuk persentil ke-5 dan ke-95 adalah:
≥ 3.006
(3.1)
dimana, n CV α
: ukuran sampel : Coefficient of Variation : persentase keakuratan relatif yang diinginkan ( nilai α=5%)
dengan,
= × 100%
(3.2)
dimana, : simpangan baku populasi : rerata populasi Variabel dan yang berarti rerata dan simpangan baku populasi, pada penelitian ini untuk selanjutnya akan didefinisikan sebagai m (nilai rata-rata) dan S (simpangan baku) untuk setiap parameter. Karena pada dasarnya data dan m serta dan S cenderung saling menetralisasi satu sama lain, sehingga akhirnya rerata dan simpangan baku populasi dapat diasumsikan sebanding dengan mean dan simpangan baku sampel. Hal ini berlaku bila rerata dari random sampel dalam jumlah besar (≥30), sehingga rerata dan simpangan baku sampel cenderung berdistribusi normal. Pada penelitian ini, penulis menentukan nilai CV berdasarkan hasil penelitian terbaru, yaitu pada penelitian Siska (2011) dengan subyek petani pria dan wanita di Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jawa Timur. Nilai CV yang digunakan adalah sebesar 13.4% untuk petani pria dan 10.8% untuk petani wanita. Setelah mendapatkan nilai CV, dilanjutkan dengan menentukan ukuran sampel minimum seperti yang tertulis pada persamaan (3.1). Sebagaimana hasil perhitungan didapatkan ukuran sampel minimal yang harus diambil untuk petani pria sebesar 65 orang dan untuk petani wanita sebesar 43 orang. Proporsi masing-masing sampel didasarkan pada presentase jumlah populasi petani di masingmasing desa di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Tabel 3). Kriteria subyek pria dan wanita adalah petani penggarap, dalam kondisi sehat serta diutamakan pengguna knapsack sprayer dengan usia produktif (± 20-50 tahun). Pada penelitian ini penulis telah mengambil sampel petani pria sebesar 69 orang dan petani wanita sebesar 62 orang. Penentuan obyek penelitian dilakukan dengan survei ke lokasi penelitian terlebih dahulu. Knapsack sprayer dipilih sebagai obyek alat dikarenakan banyak petani yang menggunakan alat tersebut dalam usaha pemeliharaan tanaman dari hama dan penyakit. Spesifikasi sprayer yang dijadikan obyek penelitian adalah sprayer gendong (knapsack sprayer) dengan tangki yang terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) dengan kapasitas 14 sampai 17 liter.
14
Tabel 3. Distribusi jumlah sampel minimal subyek antropometri berdasarkan distribusi populasi petani di lokasi penelitian
No
Nama Desa
Sex Ratio (%) Pria
Wanita
Populasi
Jumlah Petani
Ukuran
% Sampel
Subyek
Petani
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Wanita
1
Ngawen
51
49
361
183
178
4.98
4.59
3
2
2
Ruwit
49
51
501
244
257
6.66
6.61
4
3
3
Kenduren
49
51
933
461
472
12.56
12.16
9
5
4
Buko
47
53
663
310
353
8.46
9.08
5
4
5
Berahan Kulon
55
45
186
103
83
2.80
2.14
2
1
6
Berahan Wetan
50
50
870
434
436
11.82
11.24
8
5
7
Bungo
48
52
714
343
371
9.36
9.54
6
4
8
Tempel
48
52
356
171
185
4.66
4.76
3
2
9
Jetak
48
52
723
349
374
9.52
9.62
6
3
10
Jungsemi
47
53
310
146
164
3.98
4.22
3
2
11
Jungpasir
50
50
562
278
284
7.59
7.30
5
3
12
Mutih Wetan
47
53
321
150
171
4.08
4.41
3
2
13
Mutih Kulon
45
55
437
197
240
5.37
6.18
3
3
14
Tedunan
48
52
511
247
264
6.73
6.80
4
3
15
Kendalasem
50
50
104
52
52
1.41
1.35
1
1
7552
3668
3884
100
100
65
43
Jumlah
Sumber : [BPS] Kecamatan Wedung (2009)
2.
Pengambilan Data
Metode pengambilan data di lapangan dilakukan dengan pengukuran antropometri petani, dimensi alat serta wawancara petani secara langsung. Penulis mengunjungi petani baik ditemui langsung di rumahnya, di sawah serta mengumpulkan petani di balai desa ataupun rumah ketua kelompok tani. Pada penentuan subyek penelitian, penulis dibantu oleh para Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Wedung yang bertugas di 15 desa lokasi penelitian serta ketua kelompok tani di masing-masing desa. Sebelumnya penulis telah menjelaskan kepada para PPL dan para ketua kelompok tani mengenai metodologi dan kriteriadari subyek penelitian yang akan diambil datanya. PPL dan ketua kelompok tani akan membantu dan mengarahkan penulis dalam pemilihan dan penentuan subyek-subyek petani yang akan diambil datanya berdasarkan ukuran subyek petani di masing-masing desa yang telah ditetapkan. a.
Pengukuran Antropometri
Pengukuran antropometri dilakukan terhadap subyek dalam keadaan diam (statis). Parameter pengukuran antropometri ditetapkan sebanyak 50 parameter, yang terdiri dari 18 parameter pengukuran posisi berdiri dan 32 parameter pengukuran pada posisi duduk (Tabel 4). Penetapan
15
paramater pengukuran diambil berdasarkan analisis awal segmen tubuh yang berhubungan dengan desain knapsack sprayer serta standar parameter pengukuran antropometri yang terdapat di buku Fundamental and Assessment Tools for Occupational Ergonomics. The Occupational Ergonomics Handbook, 2nd ed., William dan Waldemar (2006) pada bab Engineering Anthropometry oleh Karl H.E Kroemer, yang merujuk pada Engineering Physiology. Bases of Human Factors/ Ergonomics, 3rd ed., Van Nodtraud Reinhold, John Wiley & Sons (1997) (Gambar 6). Tabel 4. Parameter pengukuran antropometri No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pengukuran posisi berdiri Berat badan Tinggi badan Tinggi mata Tinggi bahu Tinggi siku tangan Tinggi pinggang Tinggi pinggul Tinggi genggaman tangan (knuckle) Tinggi ujung tangan Jangkauan tangan keatas terbuka Jangkauan tangan keatas menggenggam Jangkauan tangan kedepan terbuka Jangkauan tangan kedepan menggenggam Jengkal 2 tangan kesamping terbuka Jengkal 2 tangan kesamping menggenggam Jengkal 2 siku Panjang telapak kaki Lebar telapak kaki
No 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Pengukuran posisi duduk Lebar telapak tangan Diameter genggaman tangan (antara ibu jari dan jari tengah) Panjang telapak tangan Keliling genggaman tangan Panjang ibu jari Panjang jari telunjuk Panjang jari tengah Panjang jari manis Panjang jari kelingking Panjang jengkal tangan Tinggi duduk Tinggi mata Tinggi bahu Tinggi siku tangan Jangkauan tangan keatas terbuka Jangkauan tangan keatas menggenggam Tinggi lutut Tinggi lipatan lutut dalam (popliteal) Jangkauan tangan ke bawah terbuka Jangkauan tangan ke bawah tergenggam Panjang lengan atas Panjang lengan bawah terbuka Panjang lengan bawah tergenggam Jarak pantat-lutut Jarak pantat-lipatan lutut dalam (popliteal) Panjang kepala Lebar kepala Lebar bahu (biacromial) Lebar bahu (bideltoid) Lebar pinggul Tebal dada Tinggi dudukan paha
16
1.) Pengukuran posisi berdiri
2.) Pengukuran posisi duduk
Gambar 6. Cara pengukuran antropometri 1.) posisi berdiri, 2.) posisi duduk Sumber : Karl H.E Kroemer, yang merujuk pada Engineering Physiology. Bases of Human Factors/ Ergonomics, 3rd ed., Van Nodtraud Reinhold, John Wiley & Sons (1997) (telah dimodifikasi) Penjelasan mengenai cara pengukuran masing-masing parameter adalah sebagai berikut: i. Pengukuran posisi berdiri Secara umum, pengukuran posisi berdiri dilakukan dengan langkah sebagai berikut, subyek diposisikan dalam keadaan berdiri tegap dengan pandangan lurus ke depan pada bidang datar horizontal (tegak sempurna). Sebagai indikator dari posisi tegak ini dapat dibantu dengan memposisikan subyek di depan bidang datar vertikal (misalnya dinding atau pohon) dimana posisi kepala, bahu, dan pantat ditempelkan pada bidang datar vertikal tersebut. Tapi perlu diperhatikan bahwa keadaan kepala ditempatkan seperti sedemikian rupa bila sudah diketahui bentuk kepala bagian belakang agak datar sehingga untuk mengetahui posisi tertinggi dapat dilakukan dengan menempelkannya ke bidang vertikal, yang terpenting adalah pandangan
17
harus tetap lurus ke depan. Posisi kaki dan tungkai tegak lurus dengan bidang datar horizontal. Posisi lengan dan tangan berada menggantung di samping tubuh kecuali ketika pengukuran dengan parameter siku tangan dan jangkauan tangan. Bagian kaki yang diukur adalah kaki kanan. 1) Berat badan Subyek dikondisikan tidak membawa barang selain setelan pakaian yang dipakai, kemudian berdiri tegak sempurna di atas timbangan berat badan yang ditempatkan pada bidang datar horizontal. 2) Tinggi badan Subyek dikondisikan tidak memakai alas kepala, kecuali untuk subyek wanita bila berhijab. Sikap berdiri tegak sempurna. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari telapak kaki sampai ujung kepala. 3) Tinggi mata Subyek berdiri tegak sempurna. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari telapak kaki sampai ke sudut mata. 4) Tinggi bahu Subyek berdiri tegak sempurna. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari telapak kaki sampai ke bahu (acromial). 5) Tinggi siku tangan Subyek berdiri tegak sempurna dengan lengan atas dan lengan bawah membentuk sudut 90°. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari telapak kaki sampai titik siku tangan. 6) Tinggi pinggang Subyek berdiri tegak sempurna. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari telapak kaki sampai ke pinggang (tempat sabuk). 7) Tinggi pinggul Subyek berdiri tegak sempurna. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari telapak kaki sampai ke pinggul (terletak antara pinggang dan selangkang). 8) Tinggi genggaman tangan Subyek berdiri tegak sempurna. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Tangan menggenggam silinder penanda (bisa berupa pena, kayu, ataupun obeng atau screw driver). Ukuran diambil dari telapak kaki sampai ke titik tengah diameter silinder yang digenggam. 9) Tinggi ujung tangan Subyek berdiri tegak sempurna. Tangan dalam posisi terbuka dan menggantung lurus. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari telapak kaki sampai ujung jari jari tengah. 10) Jangkauan tangan keatas terbuka Subyek berdiri tegak sempurna. Lengan diangkat pada posisi tegak lurus di atas bahu. Tangan terbuka. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari telapak kaki sampai ke ujung jari tangan tertinggi. Untuk ukuran jangkauan tangan yang melebihi panjang silinder antropolometer, batas yang
18
belum diukur ditandai dengan pena lalu diukur dengan meteran. Kemudian hasil pengukuran dijumlahkan. 11) Jangkauan tangan keatas menggenggam Subyek berdiri tegak sempurna. Lengan diangkat pada posisi tegak lurus di atas bahu. Tangan menggenggam silinder penanda. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari telapak kaki sampai ke titik tengah diameter silinder yang digenggam. 12) Jangkauan tangan kedepan terbuka Subyek berdiri tegak sempurna. Lengan diangkat pada posisi tegak lurus di depan bahu. Tangan terbuka. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari punggung sampai ke ujung jari tangan terpanjang. 13) Jangkauan tangan kedepan menggenggam Subyek berdiri tegak sempurna. Lengan diangkat pada posisi tegak lurus di depan bahu. Tangan menggenggam silinder penanda. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari punggung sampai ke titik tengah diameter silinder yang digenggam. 14) Jengkal 2 tangan kesamping terbuka Subyek berdiri tegak sempurna. Kedua lengan direntangkan lurus bahu. Tangan terbuka. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari ujung terpanjang tangan kanan sampai ke ujung terpanjang tangan kiri. 15) Jengkal 2 tangan kesamping menggenggam Subyek berdiri tegak sempurna. Kedua lengan direntangkan lurus bahu. Kedua tangan menggenggam silinder penanda. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari titik tengah diameter silinder di tangan kanan sampai titik tengah diameter silinder di tangan kiri. 16) Jengkal 2 siku Subyek berdiri tegak sempurna. Kedua lengan dilipat selurus bahu sehingga kedua ujung terpanjang jari tangan bertemu di depan dada. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari ujung siku tangan kanan ke ujung siku tangan kiri. 17) Panjang telapak kaki Subyek berdiri tegak sempurna. Ukuran kaki diambil menggunakan meteran, diukur dari pangkal kaki (tumit) sampai ke ujung jari kaki terpanjang. 18) Lebar telapak kaki Subyek berdiri tegak sempurna. Ukuran kaki diambil menggunakan jangka sorong, diukur pada bagian terlebar dari telapak kaki. ii. Pengukuran posisi duduk Sikap duduk subyek pada pengukuran posisi duduk harus diperhatikan sebelum memulai pengukuran posisi duduk. Tidak jauh berbeda dengan posisi berdiri, subyek dikondisikan pada sikap duduk tegap dengan pandangan lurus kedepan pada bidang duduk (alas duduk) datar horizontal (duduk tegak sempurna). Sudut belok setiap ruas tubuh (diantaranya pinggul dengan tungkai atas, tungkai atas dengan tungkai bawah, tungkai bawah dengan telapak kaki) ketika pengukuran tubuh harus siku (90°). Bagian tangan dan kaki yang diukur adalah tangan dan kaki kanan. 19) Lebar telapak tangan Ukuran diambil dari bagian terlebar dari tangan melewati keempat buku jari tangan. Pengukuran menggunakan jangka sorong.
19
20) Diameter genggaman tangan Ukuran yang diambil yaitu besar diameter dalam lingkaran yang dibentuk oleh pertautan ibu jari dan jari tengah (jari terpanjang). Pengukuran menggunakan jangka sorong. 21) Panjang telapak tangan Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari ruas pergelangan tangan sampai ke ujung jari tengah. 22) Keliling genggaman tangan Tangan menggenggam, posisi ibu jari diatas buku jari telunjuk. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari ibu jari kemudian melingkar melewati keempat buku jari tangan yang lainnya. 23) Panjang ibu jari Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari pangkal ibu jari sampai ujung ibu jari. 24) Panjang jari telunjuk Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari pangkal jari telunjuk sampai ujung jari telunjuk. 25) Panjang jari tengah Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari pangkal jari tengah sampai ujung jari tengah. 26) Panjang jari manis Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari pangkal jari manis sampai ujung jari manis. 27) Panjang jari kelingking Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari pangkal jari kelingking sampai ujung jari kelingking. 28) Panjang jengkal tangan Telapak tangan direntangkan maksimal. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari titik ujung ibu jari sampai ke titik ujung jari kelingking. 29) Tinggi duduk Subyek dikondisikan tidak memakai alas kepala, kecuali untuk subyek wanita bila berhijab. Subyek duduk tegak sempurna. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari alas duduk sampai ujung kepala. 30) Tinggi mata Subyek duduk tegak sempurna. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari alas duduk sampai ke sudut mata. 31) Tinggi bahu Subyek duduk tegak sempurna. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari alas duduk sampai ke bahu. 32) Tinggi siku tangan Subyek duduk tegak sempurna dengan lengan atas dan lengan bawah membentuk sudut 90°. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari alas duduk sampai titik siku tangan. 33) Jangkauan tangan keatas terbuka Subyek duduk tegak sempurna. Lengan diangkat pada posisi tegak lurus di atas bahu. Tangan terbuka. Silinder antropolometer berada sejajar dengan bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari alas duduk sampai ke ujung jari tangan tertinggi. 34) Jangkauan tangan keatas menggenggam Subyek duduk tegak sempurna. Lengan diangkat pada posisi tegak lurus di atas bahu. Tangan menggenggam silinder penanda. Silinder antropolometer berada sejajar dengan
20
bidang vertikal disamping kanan subyek. Ukuran diambil dari alas duduk sampai ke titik tengah diameter silinder yang digenggam. 35) Tinggi lutut Subyek duduk tegak sempurna. Posisi tungkai atas dengan tungkai bawah membentuk sudut 90°. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari telapak kaki sampai ke titik siku kaki (lutut). 36) Tinggi lipatan lutut dalam (popliteal) Subyek duduk tegak sempurna. Posisi tungkai atas dengan tungkai bawah membentuk sudut 90°. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari telapak kaki sampai ke lipatan siku kaki bagian dalam. 37) Jangkauan tangan ke bawah terbuka Subyek duduk tegak sempurna. Tangan dalam posisi terbuka dan menggantung lurus disamping kanan badan. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari pertautan bahu dan pangkal lengan atas sampai ke ujung jari terpanjang. 38) Jangkauan tangan ke bawah tergenggam Subyek duduk tegak sempurna. Tangan dalam posisi menggenggam silinder penanda dan menggantung lurus disamping kanan badan. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari pertautan bahu dan pangkal lengan atas sampai ke titik tengah diameter silinder yang digenggam. 39) Panjang lengan atas Subyek duduk tegak sempurna. Lengan atas dan lengan bawah membentuk sudut 90°. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari pertautan bahu dan pangkal lengan atas sampai ke titik siku tangan. 40) Panjang lengan bawah terbuka Subyek duduk tegak sempurna. Lengan atas dan lengan bawah membentuk sudut 90°. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari titik siku tangan sampai ke ujung jari terpanjang. 41) Panjang lengan bawah tergenggam Subyek duduk tegak sempurna. Lengan atas dan lengan bawah membentuk sudut 90°. Tangan menggenggam silinder penanda. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari titik siku tangan sampai ke titik tengah diameter silinder yang digenggam. 42) Jarak pantat-lutut Subyek duduk tegak sempurna. Tungkai atas dan tungkai bawah membentuk sudut 90°. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari pantat paling belakang sampai titik terujung tulang lutut. 43) Jarak pantat-lipatan lutut dalam (popliteal) Subyek duduk tegak sempurna. Tungkai atas dan tungkai bawah membentuk sudut 90°. Ukuran diambil menggunakan meteran, diukur dari pantat paling belakang sampai titik siku lipatan lutut bagian dalam. 44) Panjang kepala Ukuran diambil menggunakan curve antropolometer, diukur dari bagian belakang kepala paling menonjol sampai ke titik tengah diantaraalis mata. 45) Lebar kepala Ukuran diambil pada titik paling lebar dari kepala. Pengukuran menggunakan curve antropolometer.
21
46) Lebar bahu (biacromial) Subyek duduk tegak sempurna. Masing-masing lengan diposisikan rapat di samping tubuh. Ukuran diambil menggunakan curve antropolometer, diukur dari tulang bahu kanan (right acromion) sampai ke tulang bahu kiri (left acromion). 47) Lebar bahu (bideltoid) Subyek duduk tegak sempurna. Masing-masing lengan diposisikan rapat di samping tubuh. Ukuran diambil menggunakan curve antropolometer, diukur dari otot deltoid kanan (right deltoid muscle) sampai ke otot deltoid kiri (left deltoid muscle). 48) Lebar pinggul Subyek duduk tegak sempurna. Posisi tungkai atas kanan dan kiri saling merapat. Ukuran diambil pada titik paling lebar dari pinggul ketika duduk. Pengukuran menggunakan curve antropolometer. 49) Tebal dada Subyek duduk tegak sempurna. Ukuran diambil menggunakan curve antropolometer, diukur dari punggung sampai bagian terujung dari dada (puting susu/nipple). 50) Tinggi dudukan paha Subyek duduk tegak sempurna. Ukuran yang diambil adalah ketebalan tungkai atas, curve antropolometer diletakkan di titik teratas dan titik terbawah tungkai atas. b.
Pengukuran Dimensi Knapsack Sprayer Pengukuran dimensi knapsack sprayer penulis mengacu pada ISO 5681:1992, diantaranya:
1.)
2.)
3.)
4.)
5.)
6.)
c.
Tinggi tangki Jarak vertikal antara dua bidang horizontal yang menyentuh bagian terendah dan tertinggi dari tangki. Panjang tangki Jarak antara dua bidang horizontal yang sejajar dimana bagian tersebut menyentuh bagian terluar dari sisi terpanjang tangki. Lebar tangki Jarak antara dua bidang horizontal yang sejajar dimana kedua bidang tersebut menyentuh bagian terluar dari sisi terpendek tangki. Kapasitas tangki Volume cairan maksimum yang dapat diisikan ke dalam tangki sprayer hingga batas leher tangki. Pegangan pompa (tuas pompa) Batang penggerak pompa yang dipasang disebelah kiri atau kanan tangki, di bawah atau di atas bahu operator yang mempunyai pegangan beralur (grip). Pegangan semprot (pipa semprot) Pipa pegang tangan (hand-held tube) yang mempunyai satu atau lebih nosel yang dikontrol secara manual. Pengukuran Persepsi Subjektif
Untuk mengetahui persepsi subjektif petani dalam penggunaan knapsack sprayer maka dilakukan wawancara dengan list pertanyaan tentang spesifikasi knapsack sprayer, intensitas, kapasitas, serta keluhan yang dirasakan dalam penggunaan alat tersebut. Daftar pertanyaan dapat dilihat pada Lampiran 1.
22
3.
Pengolahan Data
a.
Pengolahan Data Antropometri
Software yang digunakan untuk menganalisis data antropometri petani adalah spread-sheet. Berikut data-data yang akan dicari dari pengolahan data antropometri beserta penjelasan pengolahan data baik secara manual maupun menggunakan formula di salah satu spread-sheet, yaitu Microsoft Office Excel 2007. 1.)
Mean Mean atau nilai rata-rata dapat diperoleh dengan persamaan :
=
1
(3.3)
dengan, : mean : jumlah data
m n
xi
: data ke-i
Formula dalam Microsoft Office Excel 2007 adalah AVERAGE. 2.)
Simpangan baku Simpangan baku atau standard of deviation dapat diperoleh dengan persamaan : ∑
=
(
)
(3.4)
dengan, : simpangan baku : jumlah data
S n
xi m
: data ke-i : nilai rata-rata
Formula dalam Microsoft Office Excel 2007 adalah STDEV. 3.)
Persentil ke-5, ke-50, dan ke-95 Persentil dapat diperoleh dengan persamaan :
=
+
(3.5)
dengan, : persentil yang dicari : nilai rata-rata
m
: simpangan baku : z-score
S z
Nilai z disesuaikan dengan persentil yang dicari. Besar z-score dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai z P
z
P
z
P
z
P
z
1
-2.33
26
-0.64
51
0.03
76
0.71
2
-2.05
27
-0.61
52
0.05
77
0.74
3
-1.88
28
-0.58
53
0.08
78
0.77
23
Lanjutan Tabel 5 P
z
P
z
P
z
P
z
4
-1.75
29
-0.55
54
0.10
79
0.81
5
-1.64
30
-0.52
55
0.13
80
0.84
6
-1.55
31
-0.50
56
0.15
81
0.88
7
-1.48
32
-0.47
57
0.18
82
0.92
8
-1.41
33
-0.44
58
0.20
83
0.95
9
-1.34
34
-0.41
59
0.23
84
0.99
10
-1.28
35
-0.39
60
0.25
85
1.04
11
-1.23
36
-0.36
61
0.28
86
1.08
12
-1.18
37
-0.33
62
0.31
87
1.13
13
-1.13
38
-0.31
63
0.33
88
1.18
14
-1.08
39
-0.28
64
0.36
89
1.23
15
-1.04
40
-0.25
65
0.39
90
1.28
16
-0.99
41
-0.23
66
0.41
91
1.34
17
-0.95
42
-0.20
67
0.44
92
1.41
18
-0.92
43
-0.18
68
0.47
93
1.48
19
-0.88
44
-0.15
69
0.50
94
1.55
20
-0.84
45
-0.13
70
0.52
95
1.64
21
-0.81
46
-0.10
71
0.55
96
1.75
22
-0.77
47
-0.08
72
0.58
97
1.88
23
-0.74
48
-0.05
73
0.61
98
2.05
24
-0.71
49
-0.03
74
0.64
99
2.33
25
-0.67
50
0.00
75
0.67
Sumber : Pheasant (2003) Nilai z yang akan digunakan pada penelitian ini adalah -1.64 untuk persentil ke-5, 0.00 untuk persentil ke-50, dan +1.64 untuk persentil ke-95. Formula dalam Microsoft Office Excel 2007 adalah PERCENTILE. 4.)
Koefisien Korelasi Koefisien korelasi (r) antarparameter pada pengukuran antropometri dapat diperoleh dengan persamaan : ∑
= ∑
∑ ∑
∑ [
∑
(3.6) ∑
]
dengan, r n
: koefisien korelasi : jumlah data
xi yi
: nilai parameter x ke-i : nilai parameter y ke-i
Formula dalam Microsoft Office Excel 2007 adalah CORREL.
24
5.)
SEM Nilai Standard error of mean (SEM) dapat diperoleh dengan persamaan :
=
√
(3.7)
dengan, SEM S n 6.)
: standar error rerata : simpangan baku : ukuran sampel
CV Nilai Coefficient of Variation (CV) dapat diperoleh menggunakan persamaan :
=
× 100%
(3.8)
dengan, CV S m 7.)
: koefisien keragaman (dalam %) : simpangan baku : nilai rata-rata
IBW IBW adalah singkatan dari Ideal Body Weight. Nilai IBW dapat diketahui menggunakan rumus:
=
(3.9)
dengan, IBW w h 8.)
: indeks massa tubuh, quetelet index : berat tubuh, kg : tinggi badan, m
RSH RSH adalah singkatan dari Relative Sitting Height. Nilai RSH dapat diketahui menggunakan rumus:
=
b.
(3.10)
Analisis Selang Alami Gerakan
Selang alami gerakan (SAG) yang dianalisa adalah berdasarkan pengamatan gerakan petani ketika melakukan penyemprotan. Setiap segmen dari gerakan-gerakan penyemprotan dapat diamati melalui dokumentasi video penyemprotan. Data berupa rekaman video penyemprotan akan diubah menjadi bentuk foto (jpeg) dengan software Video Converter to Jpeg. Foto-foto yang menunjukkan siklus gerakan ketika penyemprotan akan dianalisis SAGnya, dengan bantuan software CAD. c.
Analisis Kesesuaian Desain dan Rekomendasi Desain
Berdasarkan data-data yang didapatkan, kemudian dilakukan analisis kesesuaian desain knapsack sprayer yang digunakan oleh petani di Kecamatan Wedung. Bila terdapat ketidaksesuaian desain ergonomis knapsack sprayer yang sudah ada ataupun kekurangsesuaian gerakan dalam penyemprotan (SAG masuk dalam zona ekstrim), maka akan dilakukan rekomendasi desain dan gerakan penyemprotan dengan knapsack sprayer yang lebih ergonomis bagi petani di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
25
IV.
A.
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANTROPOMETRI
Hasil pengolahan data yang akan disajikan dalam tabel-tabel pada bab pembahasan ini merupakan ringkasan data yang menunjukkan nilai rata-rata, simpangan baku, sebaran persentil ke-5, ke-50 dan ke-95 serta nilai standard error of mean ( SEM) dan coefficient of variation (CV) untuk masing-masing parameter pengukuran antropometri petani. Sebagaimana telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka, data dasar yang harus ada pada pengukuran antropometri adalah nilai rata-rata atau mean yang disimbolkan m serta simpangan baku populasi yang dinotasikan dengan S. Dari data dasar tersebut kemudian dapat diperoleh nilai persentil yang merupakan data utama yang dicari untuk setiap variabel pengukuran yang akan digunakan dalam analisis kesesuaian desain. Mulai
Parameter-parameter pengukuran antropometri
m, S, P5, P50, P95, SEM, CV, RSH, IBW
Database antropometri
Stop Gambar 7. Flowchart pengolahan data antropometri Umumnya nilai persentil yang digunakan dalam perencanaan desain ergonomis adalah persentil 5, yang mewakili pengguna dengan dimensi tubuh kecil; persentil 50, yang mewakili pengguna dimensi tubuh sedang atau rata-rata; dan persentil 95, yang mewakili pengguna dengan dimensi tubuh besar. Dalam ilmu statistik, pengertian dari persentil sendiri adalah nilai-nilai yang membagi segugus pengamatan menjadi 100 bagian yang sama. Nilai-nilai itu dilambangkan dengan P1, P2,... hingga P99. Makna dari nilai persentil tersebut dapat dijelaskan bahwa n% dari seluruh data terletak di bawah Pn, dimana n memiliki range 1 sampai 100. SEM atau galat baku rerata juga menjadi bahasan pada penelitian data antropometri. Nilai SEM digunakan untuk mengetahui simpangan galat yang terjadi pada pengukuran data antropometri. Jadi, bila telah diketahui mean dan simpangan baku dari distribusi sampel, maka akan dapat diketahui apakah suatu rerata sampel diperoleh dari populasi atau bukan dari populasi yang menjadi obyek penelitian. Layaknya suatu distribusi normal, hampir 68% rata-rata sampel berada pada +1 SEM dan
26
-1 SEM, hampir 95% berada diantara +2 SEM dan -2 SEM, serta lebih dari 99% berada diantara +3 SEM dan -3 SEM. SEM juga dapat digunakan untuk menunjukkan batas atau limit dimana terdapat rerata populasi. Batas atau limit ini disebut dengan interval kepercayaan. Interval kepercayaan yang akan dibuktikan pada data ini sebesar 95% (±2 SEM). Sebagai ilustrasi distribusi sampling rerata dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 8. Distribusi sampling rerata Pada penelitian ini terdapat banyak peubah atau variabel yang diidefinisikan sebagai parameter pengukuran. Tentunya pada setiap variabel memiliki kecenderungan nilai rata-rata masing-masing. Untuk menjalankan fungsi yang sama, dalam ilmu statistika, selisih galat baku rerata (SEM) diantara rerata-rerata variabel sampel disebut dengan SED (standard error of the difference), yang merupakan akar kuadrat dari hasil penjumlahan kuadrat SEM untuk masing-masing parameter pengukuran. Pembahasan pada penelitian ini tidak menghitung dan membahas SED, karena pada umumnya perbedaan diantara rerata sampel juga cenderung berdistribusi normal, sehingga bisa dikatakan SED cenderung sebanding dengan SEM baik nilai maupun kisarannya. Simpangan baku yang dinyatakan dalam satuan yang sama dengan data aslinya, hanya dapat digunakan untuk melihat penyimpangan nilai yang terdapat pada suatu kumpulan data. Bukan merupakan ukuran penyimpangan (variasi) yang dapat digunakan untuk membandingkan beberapa kumpulan data. Hal ini akan menyulitkan bila yang dibutuhkan adalah membandingkan dua kelompok data antropometri yang memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk itu digunakan analisis variasi relatif atau coefficient of variation (CV). Nilai CV menggambarkan sebaran data dari nilai tengah berdasarkan pengukuran relatif. Hal ini memberikan pengertian bahwa CV menunjukkan besarnya keragaman dalam hubungannya dengan nilai rata-rata dari parameter-parameter yang diteliti. Pada penelitian ini, penulis melakukan pengukuran antropometri petani dengan subyek petani pria dan wanita yang ada di 15 desa di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Ukuran sampel petani pria yang diambil adalah 69 orang, sedangkan pada petani wanita sebanyak 62 orang. Metode pengambilan sampel adalah proportional random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak berdasarkan ukuran proporsi sampel di masing-masing desa (cara menentukan ukuran sampel dapat di lihat kembali di bab Metodologi subbab B.1). Acak (random) yang dimaksud disini adalah penentuan sampel pengukuran hanya melihat profesi subyek, yakni sebagai petani penggarap di desadesa tersebut, dengan tetap memperhatikan kedekatan hubungan, artinya sampel tidak terpusat pada satu anggota keluarga petani. Hal ini dimaksudkan agar ukuran sampel benar-benar mewakili antropometri petani secara keseluruhan di Kecamatan Wedung. Usia merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan subyek pengukuran. Karena fokus penelitian adalah antropometri petani, maka subyek yang diteliti harus memiliki kisaran usia yang matang secara morfologis. Matang secara morfologis disini maksudnya antropometri subyek sudah melewati masa pertumbuhan akhir (fase dewasa) dan belum mengalami kecenderungan penurunan antropometri (fase manula). Penurunan antropometri dapat diindikasikan dengan berkurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral discs) ataupun karena berkurangnya dinamika gerakan
27
tangan dan kaki. Secara teori usia matang morfologis berkisar antara 19 hingga 65 tahun (Pheasant, 1982). Berikut disajikan ringkasan data sampel petani berdasarkan kriteria usia. Tabel 6. Ringkasan data sampel petani berdasarkan usia (satuan tahun) No
Kriteria
I. II.
Usia
Subyek Petani
m
S
Pria (n=69)
46
Wanita (n=62)
41
PERSENTIL
SEM
CV
5
50
95
(%)
11.85
27
44
66
1.43
25.87
9.26
24
40
55
1.18
22.51
Tabel di atas menunjukkan range usia sampel untuk masing-masing subyek yang diteliti. Pada penelitian ini, masing-masing subyek memilliki kisaran usia 21 hingga 75 tahun untuk subyek petani pria dan 20 hingga 65 tahun untuk subyek petani wanita. Nilai SEM yang didapatkan adalah terletak antara -2 SEM dan 2 SEM, artinya hampir 95% rata-rata populasi (sampel yang diambil) terletak pada 46±1.96(1.43) = 46±2.80= 43.20 ke 48.80 ~ 43 sampai 49 tahun pada subyek petani pria dan 41±1.96(1.18)= 41±2.31= 38.69 ke 43.31 ~ 39 sampai 43 tahun pada subyek petani wanita. Hasil perhitungan ini juga bisa diredaksikan bahwa 95% interval kepercayaan terletak diantara usia 43 hingga 49 tahun untuk subyek petani pria dan 39 sampai 43 tahun pada subyek petani wanita. Range usia ini tergolong usia produktif petani secara umum. Nilai CV untuk kriteria usia yang didapatkan pada penelitian ini memiliki persentase yang cukup besar yaitu lebih dari 20%, artinya kriteria usia memiliki keragaman cukup tinggi, bahkan terrtinggi bila dibandingkan dengan parameter-parameter pengukuran lainnya. Dalam penelitian ini, batas akhir usia subyek merupakan faktor non teknis yang sulit dikondisikan karena secara fisik petani telah memenuhi kriteria umum serta kriteria utama untuk diambil sebagai subyek yang dijadikan sampel pengukuran. Selain itu, subyek petani yang diambil tidak memperlihatkan penurunan antropometri. Ringkasan hasil pengolahan data antropometri petani pria dan wanita menggunakan software spread-sheet dengan 50 parameter pengukuran dari 15 desa di Kecamatan Wedung dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 7. Hasil pengolahan data antropometri sampel petani pria (n=69) No
Parameter Pengukurana
A.
Berdiri
1
m
S
Berat badan
57.94
2
Tinggi badan
3
PERSENTIL
SEM
CV (%)
5
50
95
10.00
46.00
57.00
75.00
1.20
17.27
162.09
6.10
151.58
162.60
171.04
0.73
3.77
Tinggi mata
151.07
6.47
139.24
151.60
160.48
0.78
4.28
4
Tinggi bahu
134.86
5.41
125,00
135.50
142.52
0.65
4.01
5
Tinggi siku tangan
99.16
4.30
91.76
98.60
105.94
0.52
4.33
6
Tinggi pinggang
96.97
4.86
88.56
97.50
105.16
0.59
5.01
7
Tinggi pinggul
86.46
4.55
80.32
86.80
93.18
0.55
5.26
8
Tinggi genggaman tangan
70.60
3.88
64.18
70.50
77.48
0.47
5.49
9
Tinggi ujung tangan
59.03
3.40
53.30
59.20
64.12
0.41
5.76
28
Lanjutan Tabel 7 No
Parameter Pengukurana
m
S
10
J. tangan keatas terbuka
206.35
11
J. tangan keatas menggenggam
12
PERSENTIL
SEM
CV
5
50
95
(%)
8.64
191.46
207.00
219.60
1.04
4.19
193.46
8.70
177.88
194.30
207.50
1.05
4.50
J. tangan kedepan terbuka
81.31
5.06
69.56
83.00
87.00
0.61
6.23
13
J. tangan kedepan menggenggam
69.48
4.68
59.04
70.00
75.00
0.56
6.73
14
J. 2 tangan kesamping terbuka
171.28
7.43
159.00
171.00
182.90
0.89
4.34
15
J. 2 tangan kesamping tergenggam
146.14
5.96
135.80
147.00
155.80
0.72
4.08
16
Jengkal 2 siku
86.87
5.37
77.40
87.00
94.80
0.65
6.19
17
Panjang telapak kaki
24.56
1.27
22.50
25.00
26.50
0.15
5.17
18
Lebar telapak kaki
9.75
0.78
8.66
9.65
11.01
0.09
7.96
B.
Duduk
19
Lebar telapak tangan
8.14
0.50
7.34
8.10
8.94
0.06
6.12
20
Diameter genggaman tangan
4.19
0.55
3.28
4.28
5.03
0.07
13.17
21
Panjang telapak tangan
18.38
0.93
17.00
18.30
20.00
0.11
5.04
22
Keliling genggaman tangan
26.27
1.45
24.00
26.00
29.00
0.17
5.51
23
Panjang ibu jari
6.22
0.50
5.50
6.00
7.00
0.06
8.11
24
Panjang jari telunjuk
7.13
0.50
6.50
7.00
8.00
0.06
7.07
25
Panjang jari tengah
7.79
0.53
7.00
8.00
8.50
0.06
6.74
26
Panjang jari manis
7.23
0.49
6.50
7.00
8.00
0.06
6.83
27
Panjang jari kelingking
5.78
0.56
5.00
6.00
6.80
0.07
9.76
28
Panjang jengkal tangan
21.05
1.28
19.00
21.00
23.00
0.15
6.07
29
Tinggi duduk
82.94
3.98
76.62
82.50
88.84
0.48
4.80
30
Tinggi mata
71.53
4.17
65.24
71.70
77.94
0.50
5.84
31
Tinggi bahu
55.98
3.21
50.60
56.30
60.82
0.39
5.73
32
Tinggi siku tangan
20.80
3.23
16.04
20.80
25.92
0.39
15.51
33
J. tangan keatas terbuka
126.09
5.57
116.90
126.10
134.74
0.67
4.42
34
J. tangan keatas menggenggam
114.09
5.00
107.18
114.40
122.00
0.60
4.38
35
Tinggi lutut
50.74
3.58
46.00
50.50
57.22
0.43
7.06
36
Tinggi popliteal
42.08
3.51
38.00
41.00
47.98
0.42
8.34
37
J. tangan ke bawah terbuka
73.62
2.92
69.20
74.00
78.30
0.35
3.97
38
J. tangan ke bawah tergenggam
62.01
2.75
58.20
62.00
67.18
0.33
4.44
39
Panjang lengan atas
34.20
1.59
32.00
34.00
37.00
0.19
4.66
40
Panjang lengan bawah terbuka
45.87
2.05
42.70
46.00
49.00
0.25
4.46
41
Panjang lengan bawah tergenggam
34.50
1.52
32.00
34.50
37.00
0.18
4.40
42
Jarak pantat-lutut
53.95
3.32
47.80
54.00
59.00
0.40
6.15
43
Jarak pantat-popliteal
45. 42
3.11
39.00
46.00
49.50
0.37
6.86
29
Lanjutan Tabel 7
a
No
Parameter Pengukurana
44
m
S
Panjang kepala
17.79
45
Lebar kepala
46
PERSENTIL
SEM
CV
5
50
95
(%)
0.66
16.78
17.80
18.76
0.08
3.69
14.65
0.64
13.70
14.50
15.60
0.08
4.34
Lebar bahu (biacromial)
36.13
2.69
32.32
36.30
39.92
0.32
7.45
47
Lebar bahu (bideltoid)
41.15
3.40
37.20
40.50
48.72
0.41
8.27
48
Lebar pinggul
29.46
2.88
25.54
29.00
35.22
0.35
9.79
49
Tebal dada
19.39
1.96
16.30
19.60
22.12
0.24
10.09
50
Tinggi dudukan paha
11.53
2.38
8.74
11.00
15.76
0.29
20.66
semua dimensi dalam cm, kecuali berat badan dalam kg. Tabel 8. Hasil pengolahan data antropometri sampel petani wanita (n=62) No
Parameter Pengukurana
A.
Berdiri
1
m
S
Berat badan
54.09
2
Tinggi badan
3
PERSENTIL
SEM
CV (%)
5
50
95
10.38
39.05
52.75
71.00
1.32
19.18
151.19
5.07
142.56
151.10
159.56
0.64
3.35
Tinggi mata
139.69
5.22
130.82
140.00
148.55
0.66
3.74
4
Tinggi bahu
124.94
4.88
117.00
125.05
132.10
0.62
3.91
5
Tinggi siku tangan
92.35
4.58
83.78
92.95
99.09
0.58
4.95
6
Tinggi pinggang
91.63
4.26
84.06
91.75
98.59
0.54
4.65
7
Tinggi pinggul
82.16
4.24
75.01
82.80
88.55
0.54
5.16
8
Tinggi genggaman tangan
66.39
4.21
60.82
66.10
72.40
0.53
6.34
9
Tinggi ujung tangan
55.64
4.15
49.12
56.20
61.78
0.53
7.45
10
J. tangan keatas terbuka
189.82
6.11
180.35
189.80
200.00
0.78
3.22
11
J. tangan keatas menggenggam
179.24
6.03
170.04
179.50
188.00
0.77
3.36
12
J. tangan kedepan terbuka
77.25
3.97
70.03
78.00
82.98
0.50
5.14
13
J. tangan kedepan menggenggam
66.62
3.77
59.53
67.00
71.00
0.48
5.67
14
J. 2 tangan kesamping terbuka
156.80
6.33
146.53
156.00
165.99
0.80
4.04
15
J. 2 tangan kesamping tergenggam
134.14
4.64
127.53
133.75
141.48
0.59
3.46
16
Jengkal 2 siku
80.53
4.91
74.05
80.00
88.98
0.62
6.09
17
Panjang telapak kaki
22.54
1.27
21.00
22.50
24.50
0.16
5.61
18
Lebar telapak kaki
8.78
0.75
7.70
8.80
9.89
0.10
8.55
B.
Duduk
19
Lebar telapak tangan
7.34
0.38
6.66
7.40
8.00
0.05
5.13
20
Diameter genggaman tangan
3.89
0.48
3.15
3.85
4.79
0.06
12.32
30
Lanjutan Tabel 8 No
a
Parameter Pengukurana
m
S
PERSENTIL 5
50
95
SEM
CV (%)
21
Panjang telapak tangan
17.15
0.88
16.00
17.00
18.50
0.11
5.12
22
Keliling genggaman tangan
23.35
1.15
22.00
23.00
25.00
0.15
4.90
23
Panjang ibu jari
5.84
0.52
5.00
6.00
6.50
0.07
8.98
24
Panjang jari telunjuk
6.73
0.47
6.00
6.85
7.50
0.06
6.95
25
Panjang jari tengah
7.35
0.50
6.51
7.35
8.19
0.06
6.83
26
Panjang jari manis
6.83
0.45
6.00
7.00
7.50
0.06
6.57
27
Panjang jari kelingking
5.36
0.46
4.53
5.50
6.00
0.06
8.52
28
Panjang jengkal tangan
18.14
1.47
15.31
18.00
20.00
0.19
8.08
29
Tinggi duduk
76.62
4.11
68.25
76.95
82.10
0.52
5.37
30
Tinggi mata
65.22
3.62
59.92
65.70
70.47
0.46
5.55
31
Tinggi bahu
50.90
3.88
43.51
51.50
55.69
0.49
7.62
32
Tinggi siku tangan
19.29
3.60
13.50
19.75
24.58
0.46
18.68
33
J. tangan keatas terbuka
116.19
5.24
107.34
115.75
123.96
0.67
4.51
34
J. tangan keatas menggenggam
105.28
4.91
98.21
105.90
112.17
0.62
4.66
35
Tinggi lutut
47.48
2.47
44.00
47.75
51.00
0.31
5.21
36
Tinggi popliteal
38.84
2.49
35.53
39.00
42.96
0.32
6.42
37
J. tangan kebawah terbuka
68.80
2.53
65.50
68.25
73.48
0.32
3.67
38
J. tangan kebawah tergenggam
58.02
2.27
54.50
58.00
61.98
0.29
3.91
39
Panjang lengan atas
31.92
1.28
30.00
32.00
34.00
0.16
4.02
40
Panjang lengan bawah terbuka
42.76
2.07
40.02
42.00
46.00
0.26
4.84
41
Panjang lengan bawah tergenggam
32.22
1.44
30.50
32.00
35.45
0.18
4.46
42
Jarak pantat-lutut
52.93
3.63
48.00
53.00
58.00
0.46
6.87
43
Jarak pantat-popliteal
44.51
3.47
39.00
45.00
49.00
0.44
7.80
44
Panjang kepala
17.16
0.70
16.30
17.00
18.58
0.09
4.05
45
Lebar kepala
14.41
0.62
13.51
14.50
15.40
0.08
4.33
46
Lebar bahu (biacromial)
32.54
2.66
27.51
32.95
36.49
0.34
8.17
47
Lebar bahu (bideltoid)
37.40
3.33
32.34
37.40
42.69
0.42
8.92
48
Lebar pinggul
30.61
3.33
26.00
31.00
35.99
0.42
10.87
49
Tebal dada
21.87
3.31
17.01
21.95
27.00
0.42
15.14
50
Tinggi dudukan paha
11.84
2.49
8.51
11.60
14.69
0.32
21.00
semua dimensi dalam cm, kecuali berat badan dalam kg.
Pada Tabel 7, hasil perhitungan SEM menunjukkan bahwa semua parameter pengukuran memiliki kecenderungan nilai SEM kecil, yaitu 0.06-1.20. Hasil ini mengindikasikan bahwa penyebaran dimensi-dimensi tubuh subyek sampel petani pria di Kecamatan Wedung memiliki rataan
31
dimensi yang relatif sama dengan antropometri populasi petani di Kecamatan Wedung pada umumnya, dengan interval kepercayaan 95%. Pada tabel yang sama, terdapat beberapa parameter yang memiliki nilai SEM yang relatif lebih tinggi dibandingkan nilai SEM pada parameter-parameter lainnya. Nilai-nilai itu terletak pada parameter pengukuran antropometri berat badan, serta jangkauan tangan ke atas ketika berdiri baik terbuka ataupun menggenggam, yaitu SEM lebih dari 1. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam desain ataupun re-desain suatu peralatan maupun ruang kerja dengan parameter-parameter tersebut perlu lebih berhati-hati. Untuk hasil perhitungan CV, dapat dilihat bahwa nilai CV terbesar, yaitu berdasarkan range relatif dengan CV ≥10%, terletak pada parameter pengukuran antropometri berat badan, diameter genggaman tangan, tinggi siku tangan, tebal dada, dan tinggi dudukan paha. Berdasarkan hasil perhitungan CV tersebut dapat dilihat bahwa nilai CV yang tinggi umumnya didominasi oleh parameter-parameter antropometri pada dimensi muscle, yaitu terkait tebal otot. Tabel 8 merupakan ringkasan pengolahan antropometri petani wanita. Sama halnya dengan subyek petani pria, secara umum nilai SEM pada subyek petani wanita juga cenderung kecil, yaitu 0.003-1.32. Ini mengindikasikan bahwa 95% penyebaran dimensi-dimensi tubuh subyek sampel petani wanita di Kecamatan Wedung relatif sama dengan antropometri populasi petani wanita di Kecamatan Wedung pada umumnya. Parameter dengan nilai SEM tertinggi pada subyek petani wanita adalah pada parameter tinggi badan, dengan nilai SEM sebesar 1.32. Hal ini berarti dalam kasus perancangan alat ataupun ruang kerja yang baik dengan keterkaitan parameter tinggi badan petani wanita, hendaknya lebih hati-hati. Pada perhitungan CV, terdapat enam parameter pengukuran antropometri subyek petani wanita yang memiliki nilai keragaman tinggi (CV≥10%). Parameter-parameter tersebut diantaranya berat badan, diameter genggaman tangan, tinggi siku tangan, lebar pinggul, tebal dada, dan tinggi dudukan paha. Sama halnya pada subyek petani pria, parameter-parameter dengan nilai CV yang tinggi pada subyek petani wanita pada umumnya masih didominasi oleh segmen-segmen tubuh terkait dimensi muscular. Dari kedua tabel ringkasan pengolahan data antropometri untuk masing-masing subyek, jelas sekali terlihat perbedaan karakteristik keragaman relatif antar subyek. Parameter-parameter dengan nilai CV tinggi antar subyek, nilai CV petani wanita umumnya lebih tinggi, banyak, dan beragam dibanding nilai CV pada sampel subyek petani pria. Untuk parameter diameter genggaman tangan (antara ibu jari dan jari tengah), nilai CV pada subyek pria lebih tinggi daripada subyek wanita. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada diameter muscular antara petani pria dan wanita terkait segmen tubuh untuk perencanaan desain dengan fungsi menggenggam. Nilai SEM antar subyek dapat digolongkan kecil dan tidak berbeda jauh. Range relatif ratarata SEM antar subyek adalah 0.002-1.32, atau terletak antara -2 SEM dan +2 SEM. Ini membuktikan bahwa antropometri sampel dapat mewakili antropometri populasi di Kecamatan Wedung dengan interval kepercayaan 95%. Namun dalam upaya perencanaan desain atau re-desain tetap diperlukan kehati-hatian dalam menggunakan parameter-parameter pengukuran dengan nilai SEM yang cenderung tinggi (SEM≥1). Sebagaimana hasil perhitungan pada Tabel 7 dan Tabel 8, parameterparameter itu diantaranya adalah berat badan, tinggi badan serta jangkauan tangan keatas ketika berdiri (baik terbuka atau menggenggam). RSH atau Relative Sitting Height merupakan rasio relatif antara tinggi badan subyek ketika duduk dengan tinggi badan ketika berdiri. Nilai RSH akan menunjukkan karakteristik tungkai dari subyek hingga akhirnya bisa digunakan untuk mereprentatifkan karakteristik panjang tungkai kaki secara umum dari populasi yang diteliti. Pengolahan data antropometri juga dapat mencari nilai Ideal
32
Body Weight (IBW) atau dalam istilah gizi medis biasa dikenal dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Nilai IBW merupakan rasio relatif antara berat badan (dalam kilogram) dengan akar kuadrat dari tinggi badan (dalam meter). Rataan IBW menunjukkan karakteristik massa tubuh dari populasi yang diteliti, hal ini akan menunjukkan status gizi dari sampel. Berikut disajikan tabel hasil pengukuran rasio RSH dan IBW dari sampel petani di Kecamatan Wedung. Tabel 9. Ringkasan data sampel petani berdasarkan pengukuran RSH dan IBW No
Subyek Petani
Perhitungan
m
S
I.
Pria
RSH
0.51
(n=69)
IBW
Wanita (n=62)
II.
PERSENTIL
SEM
CV
5
50
95
0.02
0.48
0.51
0.54
0.002
3.67
17.86
2.90
14.18
17.39
22.87
0.349
16.22
RSH
0.51
0.02
0.46
0.51
0.54
0.003
4.27
IBW
17.86
3.21
13.28
17.97
23.00
0.407
17.96
(%)
Pada perhitungan RSH dan IBW, nilai SEM tergolong kecil, yaitu terletak pada -1 SEM, hal ini berarti interval kepercayaan terletak pada batas 68%. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan meningkatkan ukuran sampel subyek untuk mengetahui secara lebih mendalam terkait karakteristik RSH dan IBW. Nilai CV pada perhitungan rasio IBW subyek petani di Kecamatan Wedung adalah lebih tinggi dibandingkan nilai CV RSHnya. Artinya, karakteristik dimensi muscular petani Wedung lebih beragam dibanding dimensi skeletalnya. Serta nilai CV RSH dan IBW pada subyek petani wanita lebih tinggi dibanding nilai CV RSH dan IBW pada subyek petani pria. Artinya, karakteristik antropometri petani wanita lebih beragam dibanding petani pria. Standar IBW yang digunakan adalah standar IBW orang Asia. Secara umum, rasio RSH dan IBW pada subyek petani baik pria dan wanita di Kecamatan Wedung memiliki kecenderungan karakteristik relatif sama. Berikut disajikan diagram subyek petani berdasarkan klasifikasi RSH. 6%
12% 32%
~0.50 0.51-0.53
56%
36% 58%
~0.55
~0.50 0.51-0.53 ~0.55
(a) (b) Gambar 9. Diagram persentase sampel berdasarkan golongan RSH (a) subyek petani pria, (b) subyek petani wanita Klasifikasi range rasio RSH merujuk pada Pheasant (1997) dalam jurnal internasional ergonomika industri. Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa, ketika rasio RSH besar (~0.55) maka sampel digolongkan sebagai tungkai pendek (short-legged). Jika rasio RSH kecil (~0.50), populasi sampel memiliki karakteristik tungkai panjang (long-legged). Sedangkan range 0.51-0.53 tergolong karakteristik tungkai sedang (rasio tungkai tidak panjang atau tidak pendek), sebagaimana pada karakteristik bangsa Eropa dan Indo-Mediteranian. Berdasarkan analisis RSH diketahui bahwa sebagian besar populasi sampel petani memiliki karakteristik panjang tungkai sedang.
33
Berikut disajikan diagram persentase subyek petani berdasarkan klasifikasi IBW. Klasifikasi didasarkan pada range indeks massa tubuh yang lazim digunakan di bidang kesehatan termasuk oleh World Health Organization (2008). 10%
8%
19% <18.5 71%
18.5-24.9
36%
<18.5 56%
>25
18.5-24.9 >25
(b) (a) Gambar 10. Diagram persentase sampel berdasarkan golongan IBW (a) subyek petani pria, (b) subyek petani wanita Perhitungan IBW menunjukkan bahwa lebih dari 50% sampel petani memiliki IBW normal. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik umum dari sampel petani di Kecamatan Wedung adalah berbadan sedang, yaitu tidak kurus atau tidak gemuk. Menurut Garrow dan Webster (1985), hasil IBW dapat menjadi indikator obesitas yang mudah digunakan dan dapat dipercaya (reliable). Pengukuran dimensi tubuh secara langsung bertujuan untuk mendapatkan hasil ukuran tubuh yang valid sebagaimana dimensi obyek yang diukur. Pada penelitian ini, sedapat mungkin penulis melakukan pengukuran antropometri secara langsung untuk setiap parameter yang berkaitan erat dengan desain mesin, alat atau perkakas pertanian, terutama knapsack sprayer. Pada kondisi dengan keterbatasan waktu, alat maupun tenaga kerja pengukur, tidak jarang terdapat dimensi tubuh obyek yang tidak dapat diukur langsung. Untuk mendapatkan estimasi ukuran yang mendekati ukuran segmen tubuh obyek yang sesungguhnya, dapat dilakukan dengan menghitung secara teliti dari dimensi tubuh segmen lain yang telah diketahui. Metode yang benar untuk melakukan estimasi ini adalah dengan cara memperkirakan simpangan baku dari dimensi yang dicari kemudian menghitung persentilnya sebagai selisih dari dua persentil yang diketahui diantara dimensi yang dicari. Adapun nilai simpangan baku dapat diperkirakan dengan menggunakan koefisien keragaman (CV) yang telah diperkirakan relatif terhadap sejumlah dimensi yang lain. Sebagai ilustrasi subyek petani beserta parameter-parameter pengukuran antropometri dapat dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12. Pada pengukuran parameter ketinggian ketika duduk (tinggi duduk, tinggi mata, tinggi bahu, dan tinggi siku tangan), perhitungan dimensi tinggi dimulai dari alas duduk hingga ke parameter yang diinginkan (ujung kepala, mata, bahu, atau siku tangan). Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada penelitian ini ketinggian tempat duduk (kursi) untuk pengukuran antropometri petani terkadang tidak sama, sehingga untuk mengkalibrasi hasil pengukuran pada posisi duduk, alas duduk dijadikan titik acuan pengukuran.
34
Keterangan : (1) Berat badan (2) Tinggi badan (3) Tinggi mata
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(4) Tinggi bahu (5) Tinggi siku tangan (6) Tinggi pinggang
(7) Tinggi pinggul (8) Jangkauan tangan ke samping menggenggam (9) Jangkauan tangan ke depan terbuka
Gambar 11. Pengukuran antropometri posisi berdiri
35
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(17)
(16) Keterangan : (10) Lebar tangan (11) Panjang jari tengah (12) Tinggi duduk
(13) Tinggi bahu (14) Panjang lengan bawah terbuka (15) Panjang lengan bawah tergenggam
(18)
(16) Jarak pantat-lutut (17) Lebar bahu (bideltoid) (18) Lebar pinggul
Gambar 12. Pengukuran antropometri posisi duduk
36
Terdapat 34 parameter utama pengukuran antropometri petani terkait penggunaan knapsack sprayer (Lampiran 2). Parameter-parameter utama terdiri atas 14 parameter pengukuran posisi berdiri dan 20 parameter pengukuran posisi duduk. Mengenai parameter-parameter utama beserta penjelasan keterkaitannya dengan desain knapsack sprayer dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Parameter pengukuran utama antropometri No
Parameter Pengukuran
1
Berat badan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
21 22 23 24 25
Tinggi badan Tinggi duduk Tinggi bahu Tinggi pinggang Tinggi pinggul Tinggi siku tangan Tinggi siku tangan (duduk) Tinggi genggaman tangan Tinggi ujung tangan J. tangan keatas terbuka J. tangan keatas menggenggam J. tangan kedepan terbuka J. tangan kedepan menggenggam J. tangan kesamping terbuka J. tangan kesamping tergenggam J. tangan kebawah terbuka J. tangan kebawah tergenggam J. tangan keatas terbuka (duduk) J. tangan keatas menggenggam (duduk) Lebar telapak tangan Panjang telapak tangan Keliling genggaman tangan Diameter genggaman tangan Panjang jari telunjuk
26
Panjang jari tengah
27 28 29 30 31 32
Panjang lengan atas Panjang lengan bawah terbuka Panjang lengan bawah tergenggam Tinggi bahu (duduk) Lebar bahu (biacromial) Lebar bahu (bideltoid)
33
Lebar pinggul
34
Lebar dada
20
Keterangan Mempengaruhi kapasitas (beban) yang dapat dibawa
Mempengaruhi rancangan tinggi tangki
Pertimbangan panjang selang dan tinggi batang piston pompa Pertimbangan panjang selang
Mempengaruhi jangkauan rentang tangan untuk memompa dan menyemprot, panjang selang dan pipa semprot serta grip
Mempengaruhi panjang grip pompa Mempengaruhi panjang grip penyemprot Mempengaruhi lebar dan tebal grip pompa serta diameter grip penyemprot Pertimbangan akses switch on-off nosel (terutama untuk sprayer dengan sistem switch on-off nosel dengan menggeser) Mempengaruhi panjang selang, pipa dan sudut pemompaan Pertimbangan batas tinggi tangki Mempengaruhi perancangan lebar tangki (terutama bagian atas) Mempengaruhi perancangan batas lebar tangki (terutama bagian bawah) Pertimbangan panjang sabuk gendong
37
Hasil pengolahan data antropometri dengan parameter-parameter utama diatas dapat dilihat pada tabel ringkasan hasil pengolahan data antropometri secara umum pada setiap subyek petani pria maupun wanita di Kecamatan Wedung (Lampiran 3). Sebagaimana penjelasan karakteristik SEM dan CV secara umum pada 50 parameter pengukuran, secara khusus pada batasan data antropometri petani dengan parameter-parameter utama, nilai SEM terletak pada range 0.06-1.43 untuk subyek petani pria dan 0.05-1.32 untuk petani wanita. SEM terletak pada -2 SEM dan +2 SEM, artinya SEM memiliki interval kepercayaan 95%. Nilai CV untuk parameter-parameter utama, pada subyek pria memiliki nilai 3.77-25.87, sedangkan pada subyek petani wanita memiliki nilai 3.22-22.51. Dari data tersebut terlihat bahwa nilai CV setiap parameter pengukuran utama memiliki interval cukup lebar, namun tidak berdistribusi normal. Faktor yang mempengaruhi distribusi CV yang tidak merata ini adalah acuan jenjang yang relatif berbeda antar parameter pengukuran, misalnya parameter berat dengan parameter tinggi, tebal maupun panjang. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan dan ketarkaitan antar parameterparameter pengukuran. Dari analisis ini akan diketahui variabel r yang menyimpan nilai hubungan keeratan dari dua variabel. Tabulasi koefisien korelasi parameter-parameter pengukuran antropometri secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4. Sedangkan tabulasi koefisien korelasi dari 34 parameter utama pengukuran antropometri terhadap subyek petani pria dan wanita di Kecamatan Wedung dapat dilihat pada Lampiran 5. Berikut disajikan diagram hasil ringkasan data kuantitatif dari nilai r untuk 34 parameter pengukuran antropomentri petani terkait pengamatan desain ergonomis knapsack sprayer. r=0
0
0.2
0.4
0.7
198 144 147
121 62
37 7
3 pria
0.9
6
3 wanita
Gambar 13. Data kuantitatif koefisien korelasi untuk setiap parameter pengukuran utama pada subyek petani Hasil analisis korelasi perlu memperhatikan tiga penafsiran korelasi, yaitu berdasarkan kekuatan hubungan, signifikansi hubungan, dan arah hubungan. Dengan penafsiran yang tepat dari nilai r, tentunya akan mempermudah dalam analisis data-data yang didapatkan. Berdasarkan analisis korelasi dari 34 parameter utama dengan 561 elemen data pengukuran utama didapatkan hasil bahwa persentase jumlah variabel r =0, yang berati tidak adanya korelasi antar dua parameter yang dibandingkan, untuk masing-masing subyek petani pria dan wanita adalah 0.53%. Untuk r yang mengindikasikan hubungan lemah pada masing-masing subyek petani pria dan wanita, yaitu 0
38
Parameter-parameter utama yang memiliki nilai r sangat kuat diantaranya tinggi bahu-tinggi badan, jangkauan tangan ke atas terbuka-tinggi badan, tinggi ujung tangan-tinggi genggaman tangan, serta parameter-parameter jangkauan, yaitu jangkauan tangan ke atas menggenggam-jangkauan tangan ke atas terbuka, jangkauan tangan ke depan menggenggam-jangkauan tangan ke depan terbuka, jangkauan tangan ke depan menggenggam-jangkauan tangan ke depan terbuka (posisi duduk), dan jangkauan tangan ke bawah terbuka-jangkauan tangan ke bawah tergenggam.
B. KNAPSACK SPRAYER Spesifikasi knapsack sprayer yang banyak digunakan di Kecamatan Wedung sekaligus sebagai obyek penelitian adalah knapsack sprayer dengan tangki yang terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) dengan kapasitas 14 dan 17 liter.
Gambar 14. Knapsack sprayer Pengukuran knapsack sprayer ini didasarkan pada hasil wawancara dengan petani pengguna knapsack sprayer di Kecamatan Wedung. Metodologi yang digunakan adalah wawancara langsung kepada petani yang khusus menggunakan knapsack sprayer sebagaimana yang dijadikan obyek penelitian, kemudian mengukur dimensi sekaligus mengamati desain knapsack sprayer. Mulai
Kapasitas dan bobot knapsack sprayer, dimensi tangki, dimensi pegangan pompa, dimensi pegangan semprot, pipa semprot dan selang Dimensi knapsack sprayer
Stop Gambar 15. Flowchart pengolahan dimensi knapsack sprayer Berikut disajikan hasil pengamatan dan pengukuran dimensi bagian-bagian knapsack sprayer di Kecamatan Wedung.
39
Tabel 11. Hasil pengukuran dimensi knapsack sprayer di Kecamatan Wedung Spesifikasi
Satuan
Pengisian Bobot
Tangki
Grip pompa
Grip penyemprot
Pipa semprot Selang
Kapasitas 14 L
17 L
liter
8-12
10-16
Kosong
kg
4
6
Terisi penuh
kg
18
23
Pengisian
kg
12-16
16-20
Panjang
mm
320
330
Lebar
mm
140
140
Tinggi
mm
430
440
Panjang
mm
110
95
Tebal
mm
10-15
15
Lebar
mm
40
35
Lengkung jari
mm
2
5
Diameter atas
mm
24
25
Diameter bawah
mm
24
16.5
Panjang
mm
100
110
Panjang
mm
600
825
Diameter
mm
16.5
16.5
Panjang
mm
1300
1150
Diameter
mm
14
14
Pengambilan ukuran knapsack sprayer, penulis merujuk pada ISO 5681:1992 (E/F) (lihat bab Metodologi subbab B.2.b) , dan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
2.
3.
4.
Kapasitas tangki Pada pengukuran kapasitas tangki, penulis membandingkan antara kapasitas tangki pengamatan sebagaimana yang tertulis di badan tangki, dan kapasitas tangki pengisian yang umum digunakan oleh petani ketika bekerja. Bobot Bobot yang diukur adalah bobot kosong, bobot terisi penuh, dan bobot pengisian dari spek knapsack sprayer yang umum digunakan oleh petani di Kecamatan Wedung. Pengukuran bobot dilakukan dengan timbangan. Tangki Dimensi tangki yang diukur adalah dimensi panjang, lebar, dan tinggi. Pengukuran tangki dilakukan dengan meteran. Grip pompa Dimensi yang diukur adalah panjang, tebal, dan lebar. Pengukuran grip pompa menggunakan meteran.Terdapat dua pengukuran lebar, yaitu lebar maksimum dan lebar minimum. Definisi lebar disini adalah jarak antar dua sisi bidang horizontal yang sejajar, pengukuran dimulai dari sisi datar grip pompa menuju ke sisi yang beralur (lengkung jari). Lebar maksimum bila pengukuran berakhir pada titik terpanjang antar dua bidang horizontal tersebut, sedangkan
40
5. 6.
lebar minimun bila pengukuran berakhir pada titik tependek antar dua bidang horizontal tersebut. Grip penyemprot Dimensi yang diukur adalah panjang dan diameter silinder pegangan pipa semprot. Pipa semprot dan selang Dua komponen ini paling banyak memiliki variasi, terutama pada dimensi panjang. Pada pemakaiannya disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing petani. Karena biasanya petani akan memodifikasi panjang pipa dan selang dari knapsack sprayer yang dimiliki.
Dari hasil pengamatan, desain knapsack sprayer yang digunakan oleh petani relatif sama. Perbedaan yang cukup mencolok adalah pada desain grip pompa dan grip penyemprot. Grip pompa pada knapsack sprayer produksi terbaru, dengan umur alat ≤ 6 bulan, dalam gambar ditunjukkan pada grip pompa dengan warna hitam. Desain ini dinilai lebih ergonomis dibanding dengan desain grip pompa produksi lama (warna hijau) yang cenderung berbentuk balok tipis. Namun, dari hasil penelitian hanya sedikit petani yang memiliki knapsack sprayer dengan umur alat ≤6 bulan. Knapsack sprayer yang digunakan oleh petani pada umumnya adalah berumur lebih dari lima tahun. Sehingga desain grip pompa yang akan dianalisis adalah grip pompa produksi lama. Sedangkan desain grip penyemprot yang dianalisis adalah grip penyemprot dengan sistem switch on-off nosel dengan menggeser katup bukaan nosel (dapat dilihat pada Gambar 16.7), karena desain ini yang umum digunakan oleh petani lokal. Sebagai ilustrasi pengukuran dimensi knapsack sprayer dapat dilihat pada dokumentasi penelitian pada Gambar 16.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
41
(7)
(8)
Keterangan : (1) Kapasitas tangki (melihat label tangki) (2) Pengukuran bobot knapsack sprayer (3) Pengukuran tinggi tangki (4) Pengukuran panjang tangki (5) Pengukuran lebar tangki
(9) (6) (7) (8) (9)
Tuas pompa Pengukuran panjang grip penyemprot Pengukuran panjang grip pompa Pengukuran lebar grip pompa
Gambar 16. Pengukuran dimensi knapsack sprayer
C. PERSEPSI SUBYEKTIF Koresponden yang menjadi subyek wawancara adalah petani pengguna knapsack sprayer. Tidak semua subyek petani yang diukur antropometrinya sekaligus menjadi koresponden wawancara. Hal ini dikarenakan terdapat petani subyek pengukuran antropometri yang tidak biasa melakukan penyemprotan menggunakan knapsack sprayer sebagaimana yang dijadikan obyek penelitian penulis. Keadaan ini terjadi pada subyek petani wanita, hanya ada beberapa petani wanita yang melakukan penyemprotan. Total koresponden yang menjadi subyek wawancara adalah 68 orang petani pria dan 40 orang petani wanita. Komposisi pertanyaan dalam wawancara ini meliputi waktu dan lama penyemprotan, luasan area penyemprotan, intensitas penyemprotan, kapasitas penyemprotan, pengoperasian knapsack sprayer, serta keluhan. Berdasarkan hasil wawancara, umumnya para petani melakukan penyemprotan di lahan pada pagi hari, yaitu dimulai pukul 05.30-07.30 WIB dan berakhir pukul 10.00-11.30 WIB. Waktu yang dibutuhkan oleh petani untuk menyemprot tanaman bergantung pada luasan lahan tanam serta dosis pestisida yang akan diaplikasikan ke tanaman budidaya. Luasan lahan tanam yang umum digunakan untuk setiap siklus luasan penyemprotan adalah 2700 m2-10000 m2. Lama penyemprotan rata-rata petani pada setiap luasan area lahan adalah 3-5 jam untuk petani pria dan 2-6 jam untuk petani wanita. Jangkauan lama penyemprotan yang biasa dilakukan oleh petani wanita lebih lebar dibandingkan petani pria. Petani wanita membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan penyemprotan dalam setiap luasan area penyemprotan. Biasanya petani wanita melakukan penyemprotan dengan luasan yang lebih kecil dibandingkan luasan penyemprotan petani pria. Sebagaimana data wawancara, luasan rata-rata subyek petani wanita adalah 3000-7000 m2, sedangkan petani pria dengan memiliki range luasan rata-rata 7000-10000 m2. Hal ini memberi pengertian bahwa variabel lama penyemprotan tidak selalu berkorelasi kuat dengan variabel luasan area penyemprotan, terutama bila perbandingan ini diterapkan pada faktor yang berbeda. Proses wawancara dilakukan di rumah petani, di sawah dan di balai desa. Pada proses wawancara di lapangan (sawah) dilakukan ketika petani telah melakukan kegiatan penyemprotan. Hal
42
ini bertujuan agar hasil wawancara memberikan informasi persepsi subyektif yang sah dan terpercaya sebagaimana keadaan yang dirasakan oleh para petani terkait penggunaan knapsack sprayer. Keluhan yang ditanyakan dalam wawancara ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu keluhan khusus dalam hubungannya dengan sistem musculoskeletal terkait pemakaian knapsack sprayer (setelah penggunaan) dan keluhan umum dalam hubungannya dengan penyakit yang diderita oleh petani. Petani diperkenankan memberikan jawaban keluhan lebih dari satu. Berdasarkan pengolahan data keluhan, didapatkan grafik keluhan khusus dan keluhan umum yang biasa dirasakan oleh petani di Kecamatan Wedung sebagai berikut. 100%
66%
pria
36% 28% 18% 1% lengan
wanita 22%
bahu
6%
punggung
4%
3% 0% pinggang
kelelahan
0%
tidak ada
keluhan
Gambar 17. Grafik keluhan khusus pada penggunaan knapsack sprayer
44% pria
32%
wanita 2% 0% leher
kaki/lutut
8% 11%
10% 11%
pusing
lainnya
keluhan
Gambar 18. Grafik keluhan umum petani Sebagaimana grafik di atas, umumnya petani merasakan keluhan khusus berupa sakit otot pada bahu dan lengan serta kelelahan setelah melakukan pekerjaan penyemprotan. Sakit otot bagian bahu adalah keluhan khusus utama dalam pemakaian knapsack sprayer, yaitu bagi seluruh responden petani wanita dan sebagian besar responden petani pria. Keluhan otot bahu diindikasikan karena beban yang cukup berat, yang menekan bahu dengan intensitas waktu kerja yang relatif lama serta distribusi beban yang tidak merata pada bahu. Faktor utama yang menyebabkan keluhan pada bahu adalah berat knapsack sprayer serta lama penyemprotan. Keluhan lain yang paling banyak diderita oleh petani adalah kelelahan dan sakit otot lengan. Kelelahan diindikasikan merupakan akumulasi dari beban kerja petani pada penyemprotan terhadap lama waktu kerja. Sedangkan sakit otot pada bagian lengan yang dirasakan oleh petani adalah terjadi pada lengan tangan yang melakukan pemompaan. Hal ini diindikasikan karena gerakan naik-turun
43
secara berulang-ulang (repetitive). Dari hasil wawancara, tangan yang mengalami keluhan otot lengan adalah tangan kiri. Dalam kaitannya dengan prinsip ergonomi, sedapat mungkin menghindari keadaan pembebanan statis serta bekerja dengan lengan berada di atas yang menyebabkan siklus aliran darah bekerja berlawanan dengan arah gravitasi. Beban otot statis terjadi ketika otot dalam keadaan tegang (tension) tanpa menghasilkan gerakan tangan atau kaki. Beban otot statis (static muscle loading) terjadi ketika postur tubuh berada pada kondisi tidak natural, peralatan maupun material ditahan pada kondisi yang berlawanan dengan arah gravitasi. Kondisi ini bisa terjadi pada kegiatan penyemprotan. Pembebanan pada bahu bisa digolongkan ke dalam pembebanan otot statis, karena pada posisi ini, bahu menjadi tumpuan dari bobot knapsack sprayer. Posisi lengan yang berada relatif jauh di atas pusat tubuh juga dapat menjadi sumber dari keluhan otot dan kelelahan. Alternatif untuk mengurangi keluhan-keluhan tersebut diantaranya adalah dengan mengurangi beban otot statis pada bahu. Beban yang tidak perlu harus dikurangi dan sedapat mungkin dihilangkan. Hal tersebut perlu memperhitungkan gaya berat yang mengacu pada berat badan petani pengguna. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan, maka gerakan tangan terkait jangkauan pemompaan harus dipertimbangkan serendah mungkin dari titik pusat tubuh. Menurut Ronald (2003), tumpuan pusat tubuh terletak antara 55-57% tinggi badan dan berbanding lurus dengan titik berat badan, atau bisa diasumsikan terletak di sekitar 1 inch dari pusar (untuk subyek wanita, sedikit lebih rendah dari posisi 1 inch dari pusarnya). Selain itu, terkait desain leher gagang, hendaknya disesuaikan dengan antropometri panjang lengan petani sehingga dapat meminimalisir kelelahan pada lengan. Alternatif lain untuk mencegah keluhan dan kelelahan umun yang diderita para petani, adalah memperhatikan jam kerja dan waktu istirahat. Panca indra dapat dijadikan alat kontrol, artinya tidak dianjurkan memaksakan bekerja ketika badan sudah susah atau lelah. Penglihatan dapat diarahkan dengan range sudut 23-37° ke bawah, arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala pada waktu istirahat sehingga dapat dijadikan cara mengurangi kelelahan.
D. SELANG ALAMI GERAKAN Salah satu fungsi dari analisis selang alami gerakan (SAG) adalah untuk mengetahui sikap kerja petani saat mengoperasikan alat atau mesin pertanian (alsintan). Dengan mengetahui kedudukankedudukan relatif dari setiap segmen tubuh yang bekerja secara berulang-ulang (repetitive) dalam pengoperasian alsintan tersebut, maka akan dapat diketahui kondisi dari segmen-segmen tubuh tersebut. Selain itu, akan diketahui juga karakter alami pengguna dalam penggunaan alsintan. Desain yang baik tidak hanya memperhatikan kondisi statis dari dimensi tubuh pengguna (user), namun juga harus memperhatikan gerakan-gerakan dinamis dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu. Salah satu tujuan utama dari desain alat ataupun mesin yang ergonomis adalah untuk meminimumkan kelelahan dan resiko rusaknya tulang dan otot terutama dalam kondisi kerja yang repetitif. Pada disiplin ilmu ergonomi, SAG terdapat pada analisa biomekanika. Biomekanika merupakan bagian dari ilmu ergonomi yang menganalisis sistem kerangka dan otot manusia yang dikaitkan dengan aplikasi terapan dari ilmu mekanika teknik. SAG dapat dijadikan penilaian kesesuaian alat kerja yang digunakan oleh petani dalam bekerja dengan ukuran antropometri petani pengguna sesungguhnya. Dengan mengetahui SAG petani pada kegiatan penyemprotan, akan diketahui zona gerakan petani ketika bekerja dengan knapsack sprayer. Kemudian dapat dianalisis kesesuaian desain alat yang digunakan dengan antropometri penggunanya. Dalam kaitannya dengan sikap kerja, SAG petani pengguna knapsack sprayer mengindikasikan sikap kerja tidak alamiah atau postur janggal. Hal ini dikarenakan sikap atau postur dalam kerja petani
44
terdapat gerakan yang tidak sesuai dengan anatomi tubuh. Sikap ini mengakibatkan terjadinya pergeseran atau penekanan pada bagian penting tubuh seperti bagian tendon dan tulang secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama. Keadaaan inilah yang menyebabkan keluhan musculoskeletal sebagaimana yang dialami oleh petani pengguna knapsack sprayer. Bahu merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penopang otot. Postur janggal pada tangan dan pergelangan tangan dapat mempengaruhi posisi bahu sebagai penopang otot lengan. Sakit atau nyeri pada otot bisa digolongkan sebagai kelelahan otot. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan terjadinya keluhan pada bahu selain daripada faktor lain terkait pembebanan statis pada bahu yang telah dijelaskan sebelumnya (dapat dilihat kembali pembahasan subbab Persepsi Subyektif). Faktor penyebab dari kelelahan otot adalah kerja fisik atau kerja otot yang menjadi sebab gerakan-gerakan tubuh. Otot bekerja dengan jalan menegang atau mengkerut (kontraksi) serta melemas atau meregang (relaksasi). Kekuatan ditentukan oleh jumlah dan besar dari serat-serat otot, daya kontraksi serta cepat kontraksi. Sebelum kontraksi, darah diantara serat-serat otot dan diluar pembuluh darah terjepit, sehingga peredaran darah dan pertukaran zat terganggu, keadaan ini yang disebut dengan kelelahan otot. Kerutan otot yang selalu diiringi dengan pelemasan, disebut kontraksi dinamis dan keadaaan ini sangat tepat bagi kerja otot. Pengerutan otot kadang dapat membuat panjang otot menjadi setengah dari panjang semula, sehingga kemampuan kerja otot tergantung pada panjang otot. Kerja terus menerus dari otot walaupun bersifat dinamis selalu diikuti dengan kelelahan, sehingga istirahat dalam bekerja atau sesudah kerja adalah penting. Pada penelitian ini, fokus pengamatan SAG petani pada saat penyemprotan adalah pada gerakan punggung, tulang belakang, bahu, lengan atas, dan lengan bawah. Selain itu, SAG juga memperhatikan segmen-segmen tubuh yang lainnya seperti leher dan pergelangan tangan. Semuanya mengacu pada gerakan-gerakan berulang (repetitive) relatif yang tertangkap pada frame-frame gambar dari ekstraksi video pengamatan penyemprotan. Posisi pengamatan dibuat sedemikian rupa sehingga gerakan-gerakan segmen tubuh utama dalam pengoperasian knapsack sprayer pada penyemprotan dapat tertangkap oleh kamera video. Sebelum pendokumentasian pengamatan SAG, penulis telah melakukan pengamatan pendahuluan kegiatan penyemprotan petani untuk mengetahui karakteristik dari subyek yang diteliti, yaitu petani pria dan wanita. Dari pengamatan pendahuluan tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa karakteristik umum gerakan pengoperasian knapsack sprayer oleh petani ada dua jenis. Pertama, gerakan pemompaan dengan posisi lengan cenderung tegak lurus dengan bahu sehingga untuk mendapatkan sudut-sudut pada segmen tubuh lebih terlihat jelas pada pengambilan video dari samping petani (Gambar 19), gerakan ini umum dilakukan oleh subyek petani pria. Kedua, gerakan pemompaan dengan posisi lengan cenderung sejajar dengan bahu, sehingga pengambilan gambar untuk mendapatkan sudut-sudut hubungan relatif antar segmen tubuh bagian operasional knapsack sprayer lebih terlihat jelas dari arah depan petani, gerakan ini umum terlihat pada subyek petani wanita. Penyemprotan dapat digolongkan dalam MMH (Manual Material Handling). Definisi dari MMH adalah kegiatan transportasi yang dilakukan oleh satu pekerja atau lebih yang meliputi kegiatan pengangkutan, penurunan, mendorong, menarik, mengangkut dan memindahkan barang (Suhardi, 2008). Penyemprotan termasuk dalam kegiatan utama pengangkutan (termasuk pendistribusian larutan pestisida), serta menarik dan menekan (kaitannya dengan pemompaan). Mengacu pada Occupational Safety and Handling Administration (OSHA), klasifikasi cakupan lain dari MMH pada kegiatan penyemprotan adalah memutar (twisting),yaitu gerakan memutar tubuh bagian atas ke satu atau dua sisi, sementara tubuh bagian bawah berada pada posisi tetap. Kondisi tersebut dapat diamati ketika petani memutarkan bagian tangan yang memegang pipa semprot
45
termasuk bagian badan di atas pinggang untuk mengaplikasikan larutan pestisida ke tanaman yang berada di sekitar petani.
(1)
(2)
(3)
(4)
Keterangan gambar : (1) Gerakan mengangkat piston pompa (sudut maksimum) (2) Gerakan menekan piston pompa (normal)
(3) Gerakan menekan piston pompa maksimum (sudut minimum) (4) Gerakan mengangkat piston pompa (normal)
Gambar 19. Siklus gerakan penyemprotan Setiap siklus dalam kegiatan penyemprotan menggunakan knapsack sprayer, terdapat tiga frame gerakan utama, yaitu (1) gerakan mengangkat piston pompa, yaitu mengangkat gagang pompa ke atas pada jangkauan maksimum, (2) gerakan menekan piston pompa, yaitu menekan gagang pompa pada tarikan normal, (3) gerakan menekan piston pompa, dengan tarikan maksimum (titik terendah, sudut terkecil dari bidang vertikal tubuh). Untuk selanjutnya, penjelasan SAG, akan mengamati gerakan pemompaan pada 3 gerakan utama diatas. Hasil analisis dari SAG pada saat penyemprotan dapat dilihat pada Gambar 20 dan Gambar 21. Posisi lengan atas pada saat pemompaan adalah bergerak naik-turun,dengan posisi relatif sejajar ataupun tegak lurus dengan bidang horizontal bahu. Pada tahapan pertama dan kedua dari siklus pemompaan, sudut pengangkatan antara lengan atas dan lengan bawah petani pria lebih lebar dibandingkan petani wanita. Gerakan ini digolongkan dalam gerakan ekstensi. Begitu juga pada tahapan ketiga, yaitu penarikan maksimum piston pompa, sudut yang dibentuk oleh posisi relatif lengan atas dan lengan bawah, pada petani pria lebih besar dibanding dengan petani wanita. Hal ini
46
menunjukkan bahwa pada pekerjaan yang sama, kekuatan penekanan dan tenaga yang dikeluarkan oleh petani pria lebih besar dibanding petani wanita. Hal ini juga berlaku pada gerakan fleksi.
Gambar 20. SAG petani dari arah samping
Gambar 21. SAG petani dari arah depan Pada posisi lengan tangan yang memegang pipa semprot, posisi relatif antara bahu dengan lengan, pada petani pria memiliki sudut lebih besar dari petani wanita namun sama-sama mendekati siku (90°). Hal ini mengindikasikan kelelahan lengan pada petani wanita bisa lebih besar dibanding petani pria. Faktor yang menyebabkan perbedaan mencolok antara pekerjaan penyemprotan pada petani pria dan wanita adalah faktor internal, diantaranya sikap kerja janggal sebagai akibat dari ketidaksesuaian antropometri petani dengan alat yang digunakan, kebiasaan petani, serta faktor eksternal yang dipengaruhi oleh kondisi area kerja. Pada penelitian ini, kondisi area kerja antara petani pria dan wanita sangat berbeda, pada petani pria area penyemprotan memiliki tinggi tanaman yang tidak terlalu tinggi, dan berkebalikan dengan area kerja pada petani wanita. Perbandingan terkait area kerja antara petani pria dan wanita yang tidak sepadan ini merupakan faktor non teknis, karena jarangnya menemukan petani wanita yang bekerja menyemprot sebagaimana pada pekerjaan menyemprot yang umum dilakukan oleh petani pria pada desa-desa di Kecamatan Wedung. Analisis SAG berdasarkan posisi bahu dan lengan pada jangkauan normal dari persambungan bahu, diketahui bahwa pada petani pria dan wanita, posisi bahu terhadap badan serta posisi lengan atas terhadap bahu pada bagian tangan yang memegang grip pompa cenderung normal, karena sudut yang terbentuk ≤ 20°. Begitu juga pada posisi antara lengan atas dan lengan bawah, gerakan fleksi dan ekstensi yang ditimbulkan dari hubungan antar lengan, punggung, dan tulang belakang masih tergolong dalam jangkauan normal (zona aman 0 dan 1). Untuk mengetahui lebih jelas jangkauan normal dari gerakan tangan, dapat dilihat pada bab Tinjauan Pustaka subbab Selang Alami Gerakan serta Gambar 22, Gambar 23, dan Gambar 24.
47
Gambar 22. Jangkauan normal dari gerakan tangan pada persambungan bahu (shoulder joint)
Gambar 23. Jangkauan normal dari gerakan lengan pada hubungan siku (elbow joint)
Gambar 24. Jangkauan normal dari gerak tangan pada hubungan pergelangan (wrist joint) Sumber : Handbook of Physical Measurement, 2nd ed. (Hall et al., 2007)
48
Postur segmen tubuh utama yang menjadi penyebab gerakan-gerakan dalam SAG penyemprotan adalah sikap punggung, bahu, lengan dan berat beban. Pada gambar telihat bahwa sesekali petani melakukan penyemprotan dengan sikap membungkuk ke depan dengan sudut maksimal yang dibentuk sebesar 13°. Gerakan membungkuk pada punggung ini tergolong zona 0, artinya nyaman. Begitu juga pada gerakan fleksi leher, tergolong nyaman untuk sub siklus gerakan 1 dan 2, namun pada sub siklus gerakan ke-3 dengan sudut fleksi 24° sudah masuk zona 3. Keadaan ini masih digolongkan nyaman untuk kegiatan penyemprotan, melihat bahwa posisi fleksi leher tersebut tidak terjadi pada keseluruhan fase gerakan penyemprotan. Bahkan, posisi fleksi leher yang sesekali membentuk sudut fleksi dengan range sudut 23-37° ke bawah merupakan cara untuk mengurangi kelelahan. Pada pengamatan ukuran beban, digunakan knapsack sprayer kapasitas 17 liter, sebagaimana yang umum digunakan oleh para petani lokal. Berdasarkan pengamatan berat kosong, berat terisi penuh dan berat pengisian, didapatkan data berat pengisian yang biasa digunakan oleh petani pria adalah 16-20 kilogram, dan oleh petani wanita adalah 12-16 kologram. Rasa lelah pada bahu terjadi karena petani bekerja dengan kondisi bahu yang terbebani beban tangki knapsack sprayer. Kondisi ini mengakibatkan bahu menjadi tegang dan akhirnya muncul rasa sakit dan lelah pada kedua bahu. Untuk mengatasinya tentu saja harus mempertimbangkan ukuran beban yang dipikul oleh bahu, selain itu diperlukan jeda istirahat dari bekerja menyemprot untuk memulihkan kondisi bahu yang lelah. Mengangkat kedua bahu sampai mendekati telinga, menahan serta mengulangi gerakan tersebut berulang kali kemudian melakukan gerakan memutar bahu ke satu arah dan berlawanan arah dapat dilakukan sebagai terapi pemulihan kelelahan bahu. Mempertimbangan bahan dan ukuran lebar sabuk atau straps juga penting untuk dilakukan dalam perancangan sabuk knapsack sprayer yang ergonomis. Rasa lelah pada punggung dapat dikurangi dengan menarik punggung dan siku ke belakang, ditahan kemudian membentangkan kedua lengan di sekitar badan. Untuk kelelahan pada jari tangan, yaitu pada jari tangan yang memegang grip pompa dan grip penyemprot dapat dikurangi dengan cara melakukan kombinasi gerakan meregang dan mengepal. Sedangkan pada pergelangan tangan dapat dilakukan dengan menggerakkan tangan secara melingkar dengan pelan, pertama di satu arah dan sebaliknya, kemudian meregangkan lengan bawah dengan menggerakkan telapak tangan kemudian naik-turun.
E. ANALISIS KESESUAIAN DESAIN KNAPSACK SPRAYER Berdasarkan hasil pengolahan dan pengamatan data penelitian, desain knapsack sprayer yang digunakan oleh petani di Kecamatan Wedung dalam kaitan dengan antropometri dan persepsi subyektif petani serta referensi pengamatan SAG di daerah tersebut adalah sudah cukup sesuai untuk petani pria, namun kurang sesuai untuk petani wanita. Hal ini dikarenakan desain knapsack sprayer yang umum dipakai tidak diperuntukkan untuk pengguna (user) wanita. Melihat bahwa sangat sedikit petani wanita yang melakukan penyemprotan. Sebagaimana pada tahapan perancangan alat atau mesin pada umumnya, untuk mendesain knapsack sprayer bagi petani wanita, tidak cukup hanya melalui data antropometri, namun juga perlu dianalisis terlebih dahulu kesesuaian atau kelayakan pekerjaan ini terkait beban kerja petani wanita pada pekerjaan penyemprotan. Jika pekerjaan ini dinilai sesuai dan layak untuk petani wanita, maka data antropometri petani wanita pada penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam perancangan knapsack sprayer yang ergonomis bagi petani wanita.
49
Berdasarkan persepsi subyektif, ditemukan keluhan yang relatif banyak terkait sakit otot maupun kelelahan yang disebabkan bobot alat. Rekomendasi perbaikan dari desain knapsack sprayer tersebut adalah sebagai pihak produsen perlu mempertimbangkan pemilihan bahan pada pembuatan tangki sprayer serta elemen-elemen knapsack sprayer lainnya, sedangkan untuk pihak petani perlu memperhatikan pemilihan kapasitas maksimum, pengisian dan sistem kerja dari knapsack sprayer. Mulai
Database antropometri, dimensi knapsack sprayer, persepsi subyektif, SAG
Rekomendasi
tidak sesuai
Analisis kesesuaian desain sesuai Desain ergonomis
Stop Gambar 25. Bagan tahapan analisis Pada tahapan analisis antropometri, terdapat faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengaplikasian data untuk alat atau mesin pertanian. Faktor internal terkait pada keadaan fisik dari masing-masing subyek. Sedangkan faktor eksternal terkait pada kondisi fisik dari lingkungan kerja. Maka selain data pengukuran antropometri petani pada keadaan statis, keadaan petani dalam keadaan dinamis yang dipengaruhi oleh lingkungan kerja petani juga menjadi pertimbangan dalam perancangan alat atau mesin pertanian. Menurut Kroemer (1983), untuk menerjemahkan dimensi tubuh statis ke dalam dimensi dinamis dapat dipergunakan petunjuk berikut: 1.
2. 3.
Semua parameter yang berkenaan dengan ketinggian pada posisi statis berkurang menjadi 0.3% dari nilai asalnya, kecuali parameter tinggi siku akan meningkat 0.5%, sedangkan untuk parameter tinggi lutut tetap (tidak ada perubahan). Pada parameter jangkauan, terutama untuk jangkauan kedepan berkurang menjadi 30%. Jika luas bahu dan gerakan tubuh dilibatkan, jangkauan ditingkatkan menjadi 20%.
Berikut disajikan ringkasan hasil analisis kesesuaian desain knapsack sprayer dengan antropometri petani pengguna di Kecamatan Wedung.
50
Tabel 12. Hasil Analisis kesesuaian desain knapsack sprayer berdasarkan antropometri petani di Kecamatan Wedung Dimensia Komponen
Tangki
b
Grip
Selang
Pria
Wanita
Keterangan
Tinggi
44.00
44.00
42.00
PERSENTIL 5
Panjang
33.00
33.00
32.00
PERSENTIL 5
Lebar
14.00
14.00
14.00
PERSENTIL 5
Panjang GP
9.50
9.00
8.00
PERSENTIL 95
Lebar GP
3.50
3.50
3.50
PERSENTIL 5
Diameter Tengah GS
2.50
2.50
2.50
PERSENTIL 5
Diameter Bawah GS
1.65
1.65
1.65
PERSENTIL 5
Panjang GS
11.00
11.50
10.50
PERSENTIL 95
Panjang
115.00
83.00
78.00
PERSENTIL 50
16-20
20
≤16
PERSENTIL 5
Bobot Sprayer (tangki+isi) a
Rekomendasi
Aktual
semua dimensi dalam cm, kecuali bobot dalam kg. Grip pompa (GP) dan Grip penyemprot (GS).
b
Analisis dimensi tangki knapsack sprayer adalah berdasarkan parameter antropometri pada segmen punggung, karena punggung adalah segmen tubuh yang relatif tetap, artinya tidak ada gerakan yang cukup berarti pada bagian ini sehingga dapat digunakan sebagai tumpuan tangki. Untuk komponen tangki, dimensi tangki yang terdiri dari tinggi, panjang dan lebar menggunakan ukuran antropometri persentil 5 petani Kecamatan Wedung. Dengan aplikasi persentil 5 pada desain tangki diharapkan dapat mengakomodir semua pengguna knapsack sprayer kapasitas 17 liter, termasuk para petani pengguna dengan dimensi kecil. Lekukan pada bagian dalam tangki yang kontak langsung terhadap punggung merupakan hasil penyesuaian desain alat terhadap bentuk tulang belakang yang membentuk kurva S (Gambar 26).
Gambar 26. Ilustrasi kesesuaian desain tangki terhadap segmen tulang belakang
51
Analisis dimensi grip dibagi menjadi dua, yaitu analisis dimensi grip pompa dan analisis dimensi grip penyemprot. Pembagian ini didasarkan pada orientasi tujuan dari desain grip tersebut, yaitu untuk genggaman kekuatan ataukah genggaman kontrol. Desain grip pompa memiliki tujuan untuk genggaman kekuatan pada kegiatan pemompaan, sedangkan desain grip penyemprot bertujuan untuk genggaman kontrol terhadap gerakan pipa semprot serta sistem switch on-off dari nosel. Hasil analisis dimensional lebar genggaman grip pompa dengan tujuan genggaman yang menghasilkan kekuatan (power/strength) adalah 3.5 cm, nilai ini mendekati hasil penelitian Ayoub dan Lo Presti (1971) dengan menggunakan electromyography yang mengemukakan bahwa diameter handel optimum adalah sebesar 4 cm untuk genggaman tangan dengan analisis pada otot lengan. Rekomendasi desain grip pompa adalah berbentuk silinder pipih (oval) dengan ketebalan bagian tengah 1.5 cm sedangkan ketebalan kedua sisi sampingnya 1 cm. Beberapa alternatif rekomendasi perancangan grip diantaranya menghindari desain yang memiliki segi yang terlalu tajam, melakukan perancangan grip dengan keseimbangan pusat massa, mempertimbangkan pengoperasian peralatan untuk kedua tangan sehingga bebannya merata dan simetris selain itu untuk memberikan kemungkinan pergantian tangan antara tangan kanan dan tangan kiri setiap saat sehingga dapat menunda timbulnya kelelahan. Perancangan dimensional grip menggunakan persentil 95 pada dimensi panjang serta persentil 5 untuk dimensi lebar dan besar diameter, sehingga diharapkan desain dimensional komponen grip tersebut dapat mengakomodir semua petani pengguna. Pada perancangan saklar, yaitu switch nosel sebaiknya diberi alternatif kunci (lock on-lock off) sehingga pengendaliannya dapat lebih terjamin. Hal ini perlu mempertimbangkan parameter panjang jari, diantaranya jari telunjuk dan jari tengah. Penggunaan jari tengah dimungkinkan, karena pada beberapa keadaan didapatkan fenomena antropometri tangan yang kecil hanya dapat menjangkau bagian switch nosel dengan jari tengah yang biasanya merupakan jari terpanjang, selain itu dikarenakan jari tengah dianggap lebih kuat. Berdasarkan SNI 4513:2008, standar bobot knapsack sprayer berikut pengisiannya adalah hendaknya lebih kecil atau kurang dari 25 kg. Untuk mendapatkan rekomendasi bobot pengisian knapsack sprayer, penulis melakukan analisis antropometri pada parameter berat badan petani dengan pertimbangan persentil 5, persepsi subyektif serta referensi dari literatur. Sehingga didapatkan rekomendasi bobot maksimal untuk knapsack sprayer adalah 20 kg untuk petani pria dan 16 kg untuk petani wanita. Perancangan desain dimensional selang dan pipa semprot terkait dengan dimensi panjang, penulis melakukan analisis pada faktor internal dan eksternal pada beberapa hal terkait alat, subyek pengguna serta orientasi atau tujuan penggunaanya. Analisis antropometri digolongkan sebagai faktor internal terkait fisik petani. Analisis antropometri menggunakan pertimbangan parameter panjang lengan pada persentil 50 untuk desain panjang selang. Pada dasarnya dimensi panjang pipa semprot dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing petani. Namun, sebagai pihak produsen hendaknya menyiapkan komponen pipa semprot dengan panjang pipa tertentu, yang cukup untuk kebutuhan para petani. Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal, sebagai pihak produsen dapat menyiapkan pipa dengan panjang 1 meter dengan pertimbangan faktor tinggi tanaman yang umum disemprot oleh para petani. Tinggi tanaman dapat digolongkan sebagai faktor eksternal yang juga mempengaruhi desain dimensional alat atau mesin pertanian. Analisis beban pada bahu yang dirasakan oleh petani pada penggunaan knapsack sprayer dengan kapasitas 17 liter dilakukan dengan perhitungan tekanan pada bahu. Berikut adalah ringkasan hasil perhitungan serta perbandingan tekanan yang diterima oleh petani pada bantalan bahu standar pabrik dengan bantalan bahu rekomendasi desain berdasarkan antropometri petani pengguna di Kecamatan Wedung.
52
Tabel 13. Hasil perhitungan beban pada bantalan bahu
a
Parameter analisis Luas bantalan bahu Gaya gravitasi Sesuai antropometri(cm2) 2 (m/s ) pxl 9.81 17.50 x 5.50
No
Bobot KSb (kg)
1
20
2
20
9.81
3
16
9.81
Perhitungana =
Keterangan
0 = 2.03
Standar pabrik
18.50 x 9.00
1 = 1.18
Rancangan pria
17.00 x 6.25
2 = 1.48
Rancangan wanita
menggunakan rumus tekanan (simbol P, N/cm2), dimana F (N) = m x a. Knapsack Sprayer (kapasitas tangki: 17 liter).
b
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa dengan menyesuaikan dimensi bantalan bahu pada sabuk gendong (straps) untuk knapsack sprayer 17 liter dengan data antropometri petani di Kecamatan Wedung, dapat mengurangi besar beban (berupa tekanan) yang diterima oleh bahu. Dengan berkurangnya beban statis maksimal yang diterima oleh bahu, diharapkan dapat mengurangi keluhan sakit otot pada bahu atau kelelahan bahu sebagai akibat dari akumulasi beban knapsack sprayer yang diterima oleh petani dalam penyemprotan. Bantalan bahu berfungsi sebagai pemecah gaya, sehingga beban statis pada bahu dapat terdistribusi merata. Dimensi luasan bantalan bahu rekomendasi didasarkan pada analisis data antropometri petani pengguna persentil 95 di Kecamatan Wedung, dengan parameter analisis utama pada lebar bahu dan tebal dada. Pada desain tangkai pompa knapsack sprayer, terdapat prinsip tuas sebagai bagian dari pesawat sederhana, yaitu alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan. Secara umum, sistem kerja tuas terdiri atas tiga komponen, yaitu titik beban, titik tumpu, dan titik kuasa. Tuas pompa pada knapsack sprayer yang dianalisis pada penelitian ini adalah tergolong tuas jenis kedua, dimana titik beban terletak diantara titik kuasa (gaya) dan titik tumpunya. Sebelum menganalisis panjang tangkai knapsack sprayer yang berpengaruh langsung pada jangkauan pemompaan yang ergonomis, diperlukan perhitungan beban pemompaan pada jangkauan tangkai maksimal. Percobaan dilakukan pada tekanan kerja dalam kondisi tangki knapsack sprayer kosong dan terisi (pengisian umum). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan neraca pegas kapasitas 5 kilogram. Neraca pegas digantungkan pada grip pompa kemudian tangkai pompa yang dikondisikan pada posisi pengangkatan piston maksimum ditarik oleh neraca pegas. Analisis beban pemompaan dapat digunakan persamaan momen. Berikut disajikan hasil ringkasan perhitungan beban pemompaan. Tabel 14. Hasil perhitungan beban pemompaan pada tangkai knapsack sprayer
No 1. 2. a
Parameter analisis Percepatan Panjang Beban gravitasi tangkai (m;kg) (a;m/s2) (r;meter) 0.25 9.81 0.685 2.75
9.81
0.685
Perhitungana Momen (M; Nm)
Keterangan
1.68
Kondisi tangki kosong
18.48
Kondisi tangki terisi
menggunakan persamaan momen, M= F x r
Hasil perhitungan diatas kemudian dibandingkan dengan referensi kekuatan kerja manusia ketika berdiri (Gambar 26). Hasil analisis menunjukkan bahwa beban pemompaan tergolong logis
53
serta pemompaan dilakukan pada zona nyaman. Setelah diketahui beban pemompaan, langkah selanjutnya dapat dianalisis panjang tangkai pompa.
Gambar 27. Kekuatan manusia pada posisi kerja berdiri Sumber : H. Dreyfuss, The Measure of Man : Human Factors of Design, Whitney Library of Design, New York, 1967 (dengan modifikasi) Berdasarkan pengamatan SAG, panjang tangkai pompa sangat terkait dengan jangkauan tangan berdiri pada posisi menggenggam. Parameter ini memiliki korelasi sangat kuat dengan panjang lengan. Untuk mendesain panjang tangkai yang ergonomis bagi petani pengguna, maka digunakan data antropometri petani persentil 50 baik subyek petani pria maupun petani wanita. Panjang lengan merupakan hasil penjumlahan dari data antropometri petani persentil 50 pada parameter panjang lengan atas dan panjang lengan bawah tergenggam. Pada petani pria didapatkan panjang lengan sebesar 68.5 cm dan pada wanita sebesar 64 cm. Untuk mengakomodasi cakupan populasi yang lebih luas tanpa mengurangi kenyamanan desain tangkai pompa, maka digunakan dimensi persentil 50 dari subyek petani pria sebesar 68.5 cm (Gambar 28). Sehingga didapatkan rekomendasi desain dimensi knapsack sprayer untuk petani pria dan petani wanita (Gambar 29 dan Gambar 30).
Gambar 28. Desain dimensional tangkai pompa (dalam milimeter)
54
Gambar 29. Rekomendasi dimensi knapsack sprayer untuk petani pria (dalam milimeter)
Gambar 30. Rekomendasi dimensi knapsack sprayer untuk petani wanita (dalam milimeter)
55
V.
SIMPULAN DAN SARAN
A.
SIMPULAN
1.
Telah terkumpul data antropometri petani di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, dengan 50 parameter pengukuran statis, yaitu 18 pengukuran pada posisi berdiri dan 32 pengukuran pada posisi duduk. Telah diketahui nilai rata-rata, simpangan baku, persentil 5, persentil 50, persentil 95, koefisien korelasi, SEM dan CV dari dimensi tubuh petani pada parameter-parameter pengukuran yang ditentukan. Data-data ini diperlukan dalam perencanaan desain peralatan yang ergonomis. Telah diketahui karakteristik khusus petani di Kecamatan Wedung terkait RSH dan IBW, yaitu panjang tungkai sedang dan berbadan sedang atau normal. Berdasarkan perhitungan SEM dan CV, data-data antropometri yang diukur dari ukuran sampel yang diambil memiliki rata-rata interval kepercayaan 95%. Terdapat 34 parameter pengukuran utama terkait desain knapsack sprayer, yaitu 14 pada posisi berdiri dan 20 parameter pada posisi duduk. Desain knapsack sprayer sudah cukup ergonomis untuk petani pria, namun kurang ergonomis untuk petani wanita. Umumnya desain knapsack sprayer tidak diorientasikan bagi user wanita. Perbaikan desain dilakukan dengan rekomendasi desain dimensional. Rekomendasi desain knapsack sprayer berdasarkan antropometri petani pengguna meliputi dimensi bobot pengisian, tangki, grip pompa, grip penyemprot, serta panjang selang. Rekomendasi dimensi tangki untuk petani pria berkapasitas 17 liter yaitu tinggi tangki 44 cm, panjang tangki 33 cm dan lebar tangki 14 cm. Sedangkan rekomendasi dimensi tangki untuk petani wanita adalah tinggi tangki 43 cm, panjang tangki 32 cm dan lebar tangki 14 cm. Penentuan dimensi tangki berdasarkan analisis antropometri petani pada persentil 95. Rekomendasi bobot pengisian knapsack sprayer untuk petani pria adalah 20 kg dan untuk petani wanita adalah 16 kg. Rekomendasi bobot didasarkan pada pertimbangan antropometri dengan parameter berat badan pada pengguna persentil 5. Rekomendasi dimensi panjang grip pompa, untuk petani pria dan wanita masing-masing adalah 9 cm dan 8 cm, sedangkan rekomendasi dimensi lebar untuk keduanya adalah 3.5 cm. Rekomendasi dimensi panjang grip penyemprot bagi pria dan wanita masing-masing adalah 11.5 cm dan 10.5 cm, sedangkan diameter tengah dan bawah grip penyemprot bagi keduanya adalah 2.5 cm dan 1.65 cm. Rekomendasi panjang selang berdasar pada persentil 50, yaitu 83 cm untuk petani pria dan 78 cm untuk petani wanita. Tidak ada rekomendasi panjang tangkai pompa karena berdasarkan analisis beban pemompaan, antropometri dan SAG, desain panjang tangkai knapsack sprayer sudah sesuai dan nyaman digunakan oleh petani.
2.
3. 4. 5. 6. 7.
8.
9.
10.
11.
B.
SARAN 1.
Untuk memenuhi syarat desain ergonomis bagi user sekaligus sebagai penyusunan database antropometri Indonesia, diperlukan pengukuran antropometri lebih lanjut di setiap wilayah di seluruh Indonesia dengan subyek yang dikelompokkan dalam ras, usia, jenis kelamin dan jenis pekerjaan.
56
2.
3.
4.
Terkait desain ergonomis pekerjaan untuk wanita, diperlukan analisis kesesuaian atau kelayakan suatu pekerjaan terhadap pekerja wanita sebelum melakukan perencanaan desain alat atau mesin untuk user tertentu. Rekomendasi perbaikan knapsack sprayer bagi produsen perlu mempertimbangkan pemilihan bahan pada pembuatan tangki sprayer serta elemen-elemen knapsack sprayer lainnya yang mempengaruhi bobot dan kinerja knapsack sprayer, sedangkan bagi pengguna (user) perlu memperhatikan pemilihan kapasitas maksimum dan pengisian dari knapsack sprayer. Untuk mengurangi keluhan otot pada petani dapat dilakukan dengan perbaikan dimensi bantalan bahu. Selain itu, petani perlu memperhatikan waktu, lama penyemprotan dan jeda istirahat dari pekerjaan menyemprot untuk memulihkan kondisi bahu dan bagian- bagian tubuh lainnya. Desain ergonomis sangat berkaitan erat dengan biaya (cost). Maka, perancangan desain ergonomis sedapat mungkin melihat pasar pengguna. Setiap inovasi desain ergonomis disesuaikan dan memperhatikan prioritas dan kebutuhan paling penting dari pengguna.
57
DAFTAR PUSTAKA
Bridger RS. 2003. Introduction to Ergonomics.2nd Edition. London: Taylor & Francis Inc. Chaffin, D., Andersson, G.B.J., Martin. 1999. Occupational Biomechanics. New York : John Wiley & Sons, Inc. Dewangan K.N, Owary C, Datta R.K. 2010. Anthropometry of male agricultural workers of NorthEstern India and its use in design of agricultural tools and equipment. Ergonomics 560-573. Dianti NR. 1997. Mempelajari Antropometri, Biomekanik dan Beban Kerja Pilot Pesawat Terbang Ringan Penyemprot Tanaman Jenis Minimax Tipe V-Max 1550 [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Haitao H, Zhizhong L, Jingbin Y, et. al. 2007. Anthropometric measurement of the Chinese elderly living in Beijing area. International Journal of Industrial Ergonomics 37 (2007) 303-311. Hall JG, Allanson JE, Gripp KW, Slavotinek AM. 2007. Handbook of Physical Measurements. Second Edition. New York: Oxford University Press. Kroemer KHE. 1997. Engineering Anthropometry. In: Marras WS, Karwowski W. 2006. The Occupational Ergonomics Handbook. Second Edition. USA: CRC Press, Taylor & Francis Group. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan, dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor: IPB Press. Mokdad M. 2002. Anthropometric study of Algerian farmers. Ergonomics 29 (2002) 331-341. Nurmianto E. 2004. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi Kedua. Surabaya: Guna Widya. Openshaw, Scott dan Erin Taylor. 2006. Ergonomics and Design A Reference Guide. [e-book] Allsteel inc. http://www.allsteeloffice.com/ergo. [24 November 2011]. Pheasant S. 2003. Bodyspace, Anthropometry, Ergonomics and the Design of Work. Second Edition. London: Taylor & Francis e-Library. Pratama DR. 2011. Antropometri Petani Wanita dan Aplikasinya pada Desain Gagang Sabit [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Putri SF. 2011. Studi Antropometri Petani dan Kesesuaiannya dengan Alat “Gebot” (Papan Perontok Padi) di Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Sanders, S. M. and McCormick, E. J. 1982. Human Factor in Engineering and Design Fifth Edition. New Delhi : McGraw Hill. Satriyo Y. 1983. Modifikasi dan Uji Penampilan Nozzle pada Sprayer Tipe “Slide Pump” [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Singleton, W. T. 1972. Introduction to Ergonomics. World Health Organization, Geneva, Swiss. Smith HP. 1955. Spraying and Dusting Equipment. In : Farm Machinery and Equipment. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.
58
Susanto. 2001. Pengaruh Tekanan Penyemprotan, Nosel, dan Ketinggian terhadap Ukuran dan Jumlah Butiran Semprot pada Hand Sprayer Merk Swan Tipe A-14/1 [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia. [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2007. Standar Nasional Indonesia (SNI) “Alat Pemeliharaan Tanaman – Sprayer Gendong Semiotomatis – Unjuk Kerja dan Metode Uji”. Jakarta: BSN. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Kecamatan Wedung dalam Angka 2009. BPS Kecamatan Wedung.
59
LAMPIRAN
60
Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner)
KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER Tanggal:
Nama:
(L/P)
Lokasi:
Usia:
tahun
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
14.
15.
16.
Lama penyemprotan (per proses): <1 jam 1-3 jam >3 jam Luasan penyemprotan : .....................m2 Waktu penyemprotan : pagi siang pukul:......... Tingkat keseringan : 1x/minggu 3-7x/minggu 1-3x/bulan <1x/bulan Pengisian tangki : selalu penuh setengah penuh ±...........liter Bagian alat semprot yang sering bermasalah :................. Intensitas penyemprotan :............ liter/jam Tangan yang dipakai untuk memompa : kanan kiri bergantian Produktivitas penyemprotan : .......................m2/jam Merk dan jenis sprayer yang digunakan:......... Umur alat semprot: < 6 bulan 1-3 tahun >3 tahun Keluhan umum yang anda rasakan :................... Keluhan apa yang anda rasakan saat dan setelah menggunakan alat semprot? a. Sakit otot b. Kelelahan c. Tidak ada keluhan d. Alasan lain ................................................................................................... Pada bagian apa keluhan nyeri otot yang anda rasakan sehari-hari: a. Lengan atas c. Pinggang e. lainnya:…….. b. Lengan bawah d. Bahu Berapa rata-rata jam kerja/hari anda: a. 2 jam/hari c. 6 jam/hari b. 4 jam/hari d. 8 jam/hari Kenyamanan alat semprot : cukup nyaman
nyaman
sangat nyaman
61
Lampiran 2. Parameter utama pengukuran antropometri petani
Tabel 16. Parameter utama pengukuran antropometri No
Pengukuran posisi berdiri
No
Pengukuran posisi duduk
1
Berat badan
15
Lebar telapak tangan
2
Tinggi badan
16
Diameter genggaman tangan
3
Tinggi bahu
17
Panjang telapak tangan
4
Tinggi siku tangan
18
Keliling genggaman tangan
5
Tinggi pinggang
19
Panjang jari telunjuk
6
Tinggi pinggul
20
Panjang jari tengah
7
Tinggi genggaman tangan (knuckle)
21
Tinggi duduk
8
Tinggi ujung tangan
22
Tinggi bahu
9
Jangkauan tangan keatas terbuka
23
Tinggi siku tangan
10
Jangkauan tangan keatas menggenggam
24
Jangkauan tangan keatas terbuka
11
Jangkauan tangan kedepan terbuka
25
Jangkauan tangan keatas menggenggam
12
Jangkauan tangan kedepan menggenggam
26
Jangkauan tangan ke bawah terbuka
13
Jengkal 2 tangan kesamping terbuka
27
Jangkauan tangan ke bawah tergenggam
14
Jengkal 2 tangan kesamping menggenggam
28
Panjang lengan atas
29
Panjang lengan bawah terbuka
30
Panjang lengan bawah tergenggam
31
Lebar bahu (biacromial)
32
Lebar bahu (bideltoid)
33
Lebar pinggul
34
Tebal dada
62
Lampiran 3. Ringkasan hasil pengolahan data parameter utama Tabel 17. Hasil pengolahan data antropometri petani pria pada parameter-parameter utama terkait desain knapsack sprayer A. DATA PETANI PRIA
A
NO
PERSENTIL MAX
MIN
MEAN
SD 5
50
95
SEM
CV (%)
POSISI PENGUKURAN
1
Berat Badan
101
42
57.94
10.00
46
57
75
1.20
17.27
2
Tinggi badan
180.2
148.8
162.09
6.10
151.58
162.6
171.04
0.73
3.77
3
Tinggi bahu
149
123.1
134.86
5.41
125
135.5
142.52
0.65
4.01
4
Tinggi siku tangan
111.5
91
99.16
4.30
91.76
98.6
105.94
0.52
4.33
5
Tinggi pinggang
107
84
96.97
4.86
88.56
97.5
105.16
0.59
5.01
6
Tinggi pinggul
96.2
72.6
86.46
4.55
80.32
86.8
93.18
0.55
5.26
77.48
0.47
5.49
64.12
0.41
5.76 4.19
7 8
Tinggi genggaman tangan (knuckle) Tinggi ujung tangan
79.2 66.7
63.1 51.9
70.60 59.03
3.88 3.40
64.18 53.3
70.5 59.2
224
185
206.35
8.64
191.46
207
219.6
1.04
209.5
167
193.46
8.70
177.88
194.3
207.5
1.05
4.50
Jangkauan tangan kedepan terbuka
92
68.5
81.31
5.06
69.56
83
87
0.61
6.23
12
Jangkauan tangan kedepan menggenggam
77
56
69.48
4.68
59.04
70
75
0.56
6.73
13
Jengkal 2 tangan kesamping terbuka
189
155.5
171.28
7.43
159
171
182.9
0.89
4.34
14
Jengkal 2 tangan kesamping menggenggam
158.5
129
146.14
5.96
135.8
147
155.8
0.72
4.08
8.94
0.06
6.12
5.03
0.07
13.17 5.04
9
Jangkauan tangan keatas terbuka
10
Jangkauan tangan keatas menggenggam
11
15 16
B
PARAMETER UTAMAa
Lebar telapak tangan Diameter genggaman tangan
9.8 5.6
6.9 2.8
8.14 4.19
0.50 0.55
7.34 3.28
8.1 4.275
17
Panjang telapak tangan
21
16
18.38
0.93
17
18.3
20
0.11
18
Keliling genggaman tangan
30
23
26.27
1.45
24
26
29
0.17
5.51
19
Panjang jari telunjuk
8.5
6
7.13
0.50
6.5
7
8
0.06
7.07
20
Panjang jari tengah
9.5
7
7.79
0.53
7
8
8.5
0.06
6.74
21
Tinggi duduk
90.5
74.5
82.94
3.98
76.62
82.5
88.84
0.48
4.80
60.82
0.39
5.73
25.92
0.39
15.51
22 23
Tinggi bahu Tinggi siku tangan
61.5 26.4
48.8 14
55.98 20.80
3.21 3.23
50.6 16.04
56.3 20.8
63 74
24
Jangkauan tangan keatas terbuka
139.9
113.7
126.09
5.57
116.9
126.1
134.74
0.67
4.42
25
Jangkauan tangan keatas menggenggam
125.9
101.9
114.09
5.00
107.18
114.4
122
0.60
4.38
26
Jangkauan tangan ke bawah terbuka
81
66
73.62
2.92
69.2
74
78.3
0.35
3.97
67.18
0.33
4.44
37
0.19
4.66
49
0.25
4.46 4.40
27 28 29
a
Jangkauan tangan ke bawah tergenggam Panjang lengan atas Panjang lengan bawah terbuka
68.5 38 50
56 30 40.5
62.01 34.20 45.87
2.75 1.59 2.05
58.2 32 42.7
62 34 46
38.5
31.5
34.50
1.52
32
34.5
37
0.18
44
27.8
36.13
2.69
32.32
36.3
39.92
0.32
7.45
Lebar bahu (bideltoid)
53.6
34
41.15
3.40
37.2
40.5
48.72
0.41
8.27
33
Lebar pinggul
36.5
23.4
29.46
2.88
25.54
29
35.22
0.35
9.79
34
Tebal dada
26.5
15.5
19.39
1.96
16.3
19.6
22.12
0.24
10.09
30
Panjang lengan bawah tergenggam
31
Lebar bahu (biacromial)
32
semua dimensi dalam cm, kecuali berat badan dalam kg.
64 75
Tabel 18. Hasil pengolahan data antropometri petani wanita pada parameter-parameter utama terkait desain knapsack sprayer B. DATA PETANI WANITA
A POSISI PENGUKURAN
B
NO
PARAMETER UTAMAa
PERSENTIL MAX
MIN
MEAN
SD 5
50
95
SEM
CV (%)
1
Berat Badan
79
37
54.09
10.377
39.05
52.75
71
1.32
19.18
2
Tinggi badan
161.4
140.7
151.19
5.066
142.56
151.1
159.555
0.64
3.35
3
Tinggi bahu
135.6
113.3
124.94
4.882
117
125.05
132.1
0.62
3.91
101
81.8
92.35
4.576
83.775
92.95
99.09
0.58
4.95
4
Tinggi siku tangan
5
Tinggi pinggang
101.3
82.1
91.63
4.257
84.055
91.75
98.585
0.54
4.65
6
Tinggi pinggul
91.5
70.7
82.16
4.238
75.01
82.8
88.545
0.54
5.16
7
Tinggi genggaman tangan (knuckle)
80
56
66.39
4.208
60.815
66.1
72.395
0.53
6.34
8
Tinggi ujung tangan
65.5
44.8
55.64
4.147
49.115
56.2
61.775
0.53
7.45
9
Jangkauan tangan keatas terbuka
201
178.4
189.82
6.112
180.35
189.8
200
0.78
3.22
10
Jangkauan tangan keatas menggenggam
189.6
165.2
179.24
6.030
170.035
179.5
188
0.77
3.36
87
64.2
77.25
3.973
70.025
78
82.975
0.50
5.14
11
Jangkauan tangan kedepan terbuka
12
Jangkauan tangan kedepan menggenggam
77.5
56
66.62
3.775
59.525
67
71
0.48
5.67
13
Jengkal 2 tangan kesamping terbuka
171.7
140
156.80
6.328
146.525
156
165.985
0.80
4.04
14
Jengkal 2 tangan kesamping menggenggam
143.5
121
134.14
4.644
127.525
133.75
141.475
0.59
3.46
15
Lebar telapak tangan
8.4
6.6
7.34
0.376
6.6575
7.4
7.995
0.05
5.13
16
Diameter genggaman tangan
4.95
3
3.89
0.479
3.15
3.85
4.79
0.06
12.32
17
Panjang telapak tangan
19.5
15.5
17.15
0.877
16
17
18.5
0.11
5.12
18
Keliling genggaman tangan
26.5
20
23.35
1.145
22
23
25
0.15
4.90
19
Panjang jari telunjuk
8
5.5
6.73
0.468
6
6.85
7.5
0.06
6.95
6.5
7.35
0.503
6.51
7.35
8.19
0.06
6.83
20
Panjang jari tengah
8.5
21
Tinggi duduk
84.7
65.8
76.62
4.111
68.25
76.95
82.1
0.52
5.37
22
Tinggi bahu
58
39
50.90
3.878
43.505
51.5
55.69
0.49
7.62
23
Tinggi siku tangan
25.9
8.4
19.29
3.603
13.5
19.75
24.575
0.46
18.68
24
Jangkauan tangan keatas terbuka
127
103.1
116.19
5.236
107.335
115.75
123.96
0.67
4.51
65 76
a
25
Jangkauan tangan keatas menggenggam
26
Jangkauan tangan ke bawah terbuka
27
Jangkauan tangan ke bawah tergenggam
115.8
91.9
105.28
4.907
98.21
105.9
112.165
0.62
4.66
74
64
68.80
2.528
65.5
68.25
73.475
0.32
3.67
62.5
53.5
58.02
2.268
54.5
58
61.975
0.29
3.91
29
31.92
1.282
30
32
34
0.16
4.02
28
Panjang lengan atas
35
29
Panjang lengan bawah terbuka
51
40
42.76
2.072
40.02
42
46
0.26
4.84
30
Panjang lengan bawah tergenggam
36
29.5
32.22
1.438
30.5
32
35.45
0.18
4.46
31
Lebar bahu (biacromial)
36.8
24.4
32.54
2.657
27.51
32.95
36.49
0.34
8.17
32
Lebar bahu (bideltoid)
48
30.3
37.40
3.335
32.34
37.4
42.69
0.42
8.92
33
Lebar pinggul
39.2
23
30.61
3.327
26
31
35.985
0.42
10.87
34
Tebal dada
28
16
21.87
3.312
17.005
21.95
27
0.42
15.14
semua dimensi dalam cm, kecuali berat badan dalam kg.
66 77
Tabel 19. Koefisien korelasi parameter umum pengukuran antropometri pada petani pria
40
Berat badan Tinggi badan Tinggi mata Tinggi bahu Tinggi siku tangan Tinggi pinggang Tinggi pinggul Tinggi genggaman tangan Tinggi ujung tangan J.tangan keatas terbuka J.tangan keatas menggenggam J.tangan kedepan terbuka J.tangan kedepan menggenggam J.2 tangan kesamping terbuka J.2 tangan kesamping menggenggam Jengkal 2 siku Panjang telapak kaki Lebar telapak kaki Lebar telapak tangan Diameter genggaman tangan Panjang telapak tangan Keliling genggaman tangan Panjang ibu jari Panjang jari telunjuk Panjang jari tengah Panjang jari manis Panjang jari kelingking Panjang jengkal tangan Tinggi duduk Tinggi mata Tinggi bahu Tinggi siku tangan J.tangan keatas terbuka J.tangan keatas menggenggam Tinggi lutut Tinggi popliteal J.tangan ke bawah terbuka J.tangan ke bawah tergenggam Panjang lengan atas Panjang lengan bawah terbuka
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Panjang lengan bawah tergenggam Jarak pantat-lutut Jarak pantat-popliteal Panjang kepala Lebar kepala Lebar bahu (biacromial) Lebar bahu (bideltoid) Lebar pinggul Tebal dada Tinggi dudukan paha
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0.35 0.34 0.37 0.30 0.19 0.25 0.23 0.32 0.36
0.97 0.95 0.85 0.76 0.67 0.76 0.73 0.91
0.95 0.83 0.79 0.72 0.76 0.73 0.90
0.88 0.80 0.72 0.83 0.80 0.88
0.70 0.60 0.80 0.81 0.81
0.83 0.74 0.70 0.71
0.64 0.64 0.59
0.92 0.66
0.61
0.39 -0.13 -0.22
0.84 0.43 0.30
0.83 0.41 0.30
0.84 0.36 0.24
0.79 0.24 0.12
0.65 0.28 0.19
0.55 0.12 0.07
0.71 0.16 0.04
0.25 0.34 0.36 0.27 0.30 0.37
0.83 0.76 0.58 0.57 0.25 0.37
0.80 0.79 0.61 0.54 0.26 0.36
0.76 0.73 0.56 0.52 0.20 0.27
0.67 0.62 0.49 0.49 0.11 0.19
0.62 0.64 0.44 0.31 0.10 0.25
0.47 0.53 0.35 0.28 0.07 0.27
0.06 0.32 0.49 0.24 0.36 0.31 0.27 0.22 0.36 0.44 0.29 0.41 0.19 0.34 0.37 0.37 0.16 0.17 0.21 0.25
0.37 0.64 0.42 0.28 0.55 0.54 0.48 0.43 0.30 0.66 0.57 0.56 0.09 0.73 0.65 0.51 0.33 0.80 0.70 0.53
0.36 0.64 0.43 0.31 0.57 0.57 0.52 0.45 0.29 0.66 0.58 0.59 0.11 0.74 0.67 0.49 0.31 0.82 0.75 0.57
0.31 0.60 0.38 0.24 0.53 0.53 0.45 0.41 0.23 0.60 0.53 0.60 0.15 0.71 0.64 0.50 0.34 0.79 0.72 0.52
0.30 0.53 0.31 0.15 0.43 0.39 0.35 0.37 0.19 0.53 0.51 0.57 0.26 0.65 0.62 0.50 0.36 0.68 0.62 0.34
0.28 0.49 0.34 0.33 0.51 0.50 0.36 0.43 0.12 0.32 0.30 0.36 0.02 0.55 0.50 0.45 0.32 0.73 0.69 0.50
0.22 0.55 0.38 0.36 0.54 0.53 0.39 0.42 0.06 0.32 0.32 0.32 0.01 0.52 0.44 0.44 0.37 0.63 0.60 0.47
12
13
14
0.66 0.03 -0.06
0.93 0.39 0.28
0.27 0.16
0.95
0.54 0.45 0.40 0.38 0.05 0.16
0.45 0.40 0.41 0.30 0.04 0.10
0.86 0.84 0.61 0.57 0.26 0.37
0.77 0.75 0.57 0.53 0.21 0.35
0.48 0.37 0.10 0.36 0.31 0.18
0.33 0.29 0.02 0.27 0.29 0.18
0.85 0.62 0.57 0.29 0.29
0.16 0.40 0.28 0.14 0.39 0.34 0.30 0.28 0.17 0.47 0.43 0.56 0.28 0.48 0.45 0.50 0.39 0.53 0.44 0.26
0.16 0.32 0.23 0.06 0.31 0.27 0.23 0.21 0.08 0.43 0.40 0.54 0.29 0.47 0.46 0.48 0.35 0.44 0.40 0.23
0.44 0.61 0.44 0.33 0.57 0.54 0.50 0.43 0.30 0.62 0.54 0.60 0.11 0.79 0.73 0.51 0.34 0.80 0.71 0.47
0.38 0.56 0.43 0.32 0.53 0.47 0.44 0.38 0.26 0.60 0.53 0.60 0.16 0.73 0.69 0.52 0.36 0.69 0.59 0.37
0.07 0.36 0.04 0.14 0.25 0.23 0.34 0.20 0.14 0.37 0.30 0.24 -0.03 0.41 0.29 -0.19 -0.29 0.45 0.31 0.38
0.00 0.27 -0.01 0.06 0.16 0.14 0.26 0.15 0.06 0.31 0.25 0.20 0.03 0.36 0.25 -0.30 -0.38 0.34 0.23 0.34
0.32 0.61 0.31 0.33 0.51 0.51 0.48 0.38 0.37 0.50 0.42 0.43 -0.08 0.68 0.57 0.41 0.21 0.81 0.69 0.52
0.30
0.65
0.66
0.62
0.52
0.65
0.60
0.42
0.36
0.69
0.62
0.35
0.26
0.64
0.28 0.46 0.28 0.38 0.24 0.56 0.54 0.72 0.74 0.77
0.54 0.45 0.37 0.29 0.15 0.16 0.11 0.09 0.13 0.13
0.55 0.46 0.37 0.29 0.11 0.13 0.10 0.09 0.13 0.16
0.51 0.48 0.36 0.37 0.14 0.13 0.06 0.12 0.15 0.17
0.51 0.38 0.23 0.35 0.17 0.18 0.06 0.09 0.05 0.21
0.54 0.39 0.32 0.25 0.06 0.07 -0.14 -0.04 0.04 0.04
0.54 0.39 0.27 0.34 0.14 0.03 -0.12 0.00 0.06 0.11
0.35 0.33 0.21 0.37 0.08 0.08 0.02 0.00 0.02 0.05
0.33 0.30 0.17 0.34 0.17 0.12 -0.01 0.06 0.07 0.17
0.60 0.46 0.39 0.27 0.12 0.23 0.16 0.07 0.15 0.23
0.55 0.44 0.35 0.33 0.12 0.27 0.22 0.08 0.18 0.26
0.12 0.09 0.30 -0.14 -0.03 -0.02 0.02 -0.06 -0.05 -0.20
0.07 0.00 0.23 -0.23 0.01 -0.05 -0.05 -0.11 -0.12 -0.21
0.46 0.41 0.41 0.23 0.09 0.20 0.17 0.03 0.11 0.08
67
(continued) 15
16
17
18
14 15 16 17 18 19
0.67 0.51 0.37 0.40
0.28 0.15 0.21
0.48 0.42
0.69
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
0.34 0.61 0.44 0.36 0.53 0.54 0.51 0.45 0.32 0.53 0.46 0.47 0.03 0.71 0.66 0.45 0.26 0.80 0.76 0.58
0.29 0.38 0.25 0.23 0.45 0.45 0.44 0.38 0.30 0.44 0.41 0.39 0.02 0.49 0.46 0.36 0.14 0.57 0.58 0.40
0.41 0.65 0.41 0.40 0.57 0.56 0.53 0.47 0.47 0.57 0.44 0.47 0.16 0.51 0.43 0.37 0.27 0.54 0.47 0.40
0.24 0.38 0.54 0.33 0.46 0.30 0.54 0.33 0.49 0.36 0.24 0.26 0.08 0.36 0.28 0.19 0.07 0.22 0.18 0.33
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
0.25 0.41 0.74 0.32 0.54 0.41 0.56 0.43 0.39 0.44 0.36 0.26 0.10 0.44 0.39 0.30 0.19 0.30 0.27 0.33
0.50 0.20 0.26 0.48 0.45 0.46 0.47 0.32 0.22 0.19 0.13 -0.14 0.32 0.29 0.44 0.37 0.33 0.31 0.13
0.50 0.59 0.78 0.71 0.69 0.68 0.51 0.52 0.52 0.43 0.05 0.63 0.54 0.49 0.36 0.68 0.56 0.45
0.55 0.57 0.46 0.58 0.45 0.53 0.38 0.33 0.28 0.03 0.38 0.37 0.40 0.25 0.37 0.35 0.44
0.70 0.61 0.61 0.55 0.40 0.10 0.10 0.09 -0.19 0.26 0.20 0.35 0.30 0.46 0.39 0.40
0.83 0.84 0.77 0.52 0.39 0.41 0.36 -0.04 0.54 0.45 0.57 0.42 0.62 0.53 0.47
0.79 0.71 0.37 0.38 0.41 0.35 0.04 0.53 0.41 0.46 0.34 0.67 0.63 0.48
0.74 0.53 0.40 0.41 0.32 0.00 0.50 0.39 0.44 0.29 0.59 0.54 0.52
0.37 0.33 0.34 0.33 0.04 0.48 0.42 0.43 0.33 0.56 0.56 0.43
0.35 0.30 0.25 -0.01 0.26 0.21 0.29 0.17 0.27 0.23 0.34
0.88 0.81 0.53 0.77 0.76 0.34 0.25 0.47 0.45 0.35
0.80 0.60 0.75 0.75 0.36 0.28 0.48 0.45 0.31
0.69 0.74 0.75 0.31 0.24 0.41 0.41 0.21
0.40 0.48 0.07 0.13 -0.06 -0.03 -0.16
0.94 0.35 0.26 0.69 0.62 0.40
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
40
0.66
0.45
0.55
0.43
0.48
0.44
0.67
0.48
0.52
0.73
0.62
0.63
0.55
0.32
0.44
0.34
0.36
-0.05
0.65
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
0.54 0.47 0.43 0.23 0.04 0.17 0.18 0.14 0.14 0.22
0.40 0.42 0.27 0.18 -0.02 0.26 0.14 0.17 0.29 0.27
0.39 0.30 0.32 0.18 0.01 0.24 0.33 0.14 0.08 0.28
0.23 0.09 0.21 -0.08 -0.03 0.11 0.32 0.19 0.24 0.30
0.43 0.19 0.21 0.00 0.11 0.12 0.32 0.15 0.20 0.32
0.44 0.30 0.32 -0.08 -0.10 0.08 0.21 0.02 -0.12 0.19
0.61 0.41 0.38 0.21 0.04 0.22 0.28 0.17 0.17 0.27
0.47 0.38 0.34 0.21 0.01 0.19 0.33 0.29 0.33 0.38
0.40 0.23 0.24 0.24 -0.14 0.34 0.29 0.09 0.21 0.22
0.68 0.49 0.44 0.22 0.00 0.25 0.22 0.17 0.22 0.36
0.57 0.42 0.38 0.23 -0.06 0.16 0.15 0.23 0.12 0.27
0.55 0.42 0.38 0.16 -0.09 0.17 0.28 0.20 0.13 0.32
0.60 0.36 0.28 0.07 -0.14 0.25 0.16 0.26 0.08 0.27
0.22 0.32 0.33 0.22 -0.10 0.22 0.42 0.30 0.35 0.33
0.42 0.26 0.21 0.15 0.10 0.13 0.26 0.29 0.29 0.30
0.42 0.20 0.12 0.15 0.07 0.05 0.21 0.23 0.17 0.23
0.38 0.14 0.08 0.23 0.13 0.20 0.31 0.29 0.23 0.37
0.09 -0.18 -0.25 0.17 0.12 0.06 0.14 0.18 0.04 0.27
0.61 0.24 0.21 0.20 0.20 0.21 0.19 0.18 0.20 0.30
68
(continued) 34
35
36
37
38
39
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
0.36 0.29 0.60 0.58 0.35
0.88 0.46 0.43 0.28
0.33 0.33 0.09
0.94 0.74
0.76
40
0.61
0.46
0.33
0.73
0.66
0.48
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
0.63 0.23 0.19 0.17 0.25 0.23 0.18 0.18 0.17 0.36
0.50 0.52 0.19 0.31 -0.02 -0.01 0.10 0.05 0.07 0.24
0.40 0.28 -0.05 0.29 -0.06 -0.18 -0.01 -0.12 -0.09 0.08
0.59 0.42 0.32 0.24 -0.01 0.10 -0.01 0.01 0.06 0.04
0.56 0.39 0.24 0.23 -0.01 0.09 -0.02 0.09 0.06 0.10
0.32 0.41 0.33 0.12 -0.12 0.14 0.01 0.20 0.20 0.08
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
0.83 0.39 0.40 0.20 0.16 0.22 0.09 0.02 0.18 0.29
0.43 0.38 0.15 0.13 0.17 0.04 0.11 0.15 0.37
0.78 0.20 -0.03 0.17 0.11 0.31 0.28 0.34
0.07 -0.01 0.12 0.09 0.24 0.22 0.29
0.24 0.22 0.27 0.27 0.31 0.27
0.20 0.15 0.15 0.13 0.29
0.59 0.51 0.56 0.59
0.51 0.39 0.55
0.59 0.61
0.61
50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
69
Tabel 20. Koefisien korelasi parameter umum pengukuran antropometri pada petani wanita 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Berat badan Tinggi badan Tinggi mata Tinggi bahu Tinggi siku tangan Tinggi pinggang Tinggi pinggul Tinggi genggaman tangan Tinggi ujung tangan J.tangan keatas terbuka J.tangan keatas menggenggam J.tangan kedepan terbuka J.tangan kedepan menggenggam J.2 tangan kesamping terbuka J.2 tangan kesamping menggenggam Jengkal 2 siku Panjang telapak kaki Lebar telapak kaki Lebar telapak tangan Diameter genggaman tangan Panjang telapak tangan Keliling genggaman tangan Panjang ibu jari Panjang jari telunjuk Panjang jari tengah Panjang jari manis Panjang jari kelingking Panjang jengkal tangan Tinggi duduk Tinggi mata Tinggi bahu Tinggi siku tangan J.tangan keatas terbuka J.tangan keatas menggenggam Tinggi lutut Tinggi popliteal J.tangan ke bawah terbuka J.tangan ke bawah tergenggam Panjang lengan atas Panjang lengan bawah terbuka Panjang lengan bawah tergenggam Jarak pantat-lutut Jarak pantat-popliteal Panjang kepala Lebar kepala Lebar bahu (biacromial) Lebar bahu (bideltoid) Lebar pinggul Tebal dada Tinggi dudukan paha
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
0.40 0.38 0.38 0.21 0.15 0.18 0.10 0.14 0.32 0.32 0.44 0.43 0.24 0.39 0.35 0.30 0.33 0.44 0.21 0.45 0.35 0.15 0.21 0.23 0.20 0.18 0.19 0.52 0.48 0.37 0.32 0.23 0.16 0.31 -0.01 0.39 0.37 0.39 0.35 0.53 0.55 0.47 0.32 0.54 0.59 0.87 0.62 0.78 0.66
0.97 0.94 0.84 0.73 0.73 0.64 0.67 0.91 0.90 0.47 0.46 0.67 0.73 0.51 0.41 0.24 0.27 0.31 0.55 0.22 0.43 0.34 0.45 0.37 0.22 0.38 0.61 0.51 0.47 0.22 0.58 0.51 0.56 0.39 0.66 0.64 0.43 0.35 0.59 0.61 0.57 0.25 0.34 0.56 0.41 0.21 0.15 0.28
0.95 0.85 0.75 0.74 0.62 0.66 0.90 0.89 0.47 0.45 0.66 0.72 0.46 0.42 0.24 0.27 0.35 0.55 0.25 0.40 0.38 0.49 0.37 0.19 0.37 0.59 0.52 0.49 0.25 0.60 0.55 0.58 0.40 0.68 0.66 0.46 0.36 0.62 0.58 0.54 0.19 0.32 0.54 0.39 0.18 0.11 0.29
0.87 0.76 0.75 0.68 0.70 0.86 0.85 0.41 0.39 0.58 0.63 0.46 0.41 0.22 0.29 0.37 0.52 0.31 0.48 0.38 0.49 0.40 0.21 0.35 0.55 0.48 0.52 0.25 0.57 0.53 0.60 0.37 0.63 0.61 0.40 0.33 0.53 0.59 0.56 0.11 0.30 0.54 0.37 0.22 0.15 0.27
0.78 0.75 0.75 0.79 0.81 0.78 0.21 0.22 0.49 0.59 0.53 0.25 0.22 0.19 0.26 0.31 0.18 0.29 0.26 0.38 0.29 0.09 0.25 0.41 0.31 0.40 0.15 0.47 0.43 0.67 0.48 0.48 0.54 0.28 0.17 0.44 0.47 0.42 0.08 0.22 0.49 0.26 0.14 -0.01 0.18
0.84 0.60 0.64 0.74 0.72 0.25 0.23 0.39 0.50 0.34 0.25 0.23 0.19 0.24 0.34 0.16 0.35 0.25 0.36 0.19 0.00 0.23 0.40 0.31 0.38 0.28 0.47 0.48 0.51 0.41 0.46 0.53 0.32 0.14 0.38 0.38 0.36 0.07 0.09 0.44 0.23 0.08 0.01 0.15
0.74 0.73 0.72 0.69 0.20 0.25 0.42 0.48 0.29 0.24 0.28 0.31 0.13 0.36 0.13 0.32 0.32 0.36 0.22 -0.03 0.20 0.37 0.31 0.39 0.26 0.48 0.45 0.52 0.42 0.42 0.51 0.27 0.14 0.41 0.42 0.38 0.14 0.17 0.46 0.22 0.11 0.04 0.16
0.91 0.54 0.54 -0.07 0.01 0.25 0.27 0.31 0.09 0.23 0.16 0.14 0.17 0.07 0.20 0.16 0.14 0.12 -0.07 0.16 0.16 0.05 0.20 0.04 0.16 0.14 0.50 0.38 0.18 0.23 0.07 -0.04 0.18 0.38 0.34 0.00 0.21 0.36 0.16 0.17 0.02 0.10
0.56 0.59 -0.03 0.05 0.26 0.34 0.38 0.04 0.23 0.10 0.06 0.11 0.00 0.14 0.05 0.04 0.00 -0.13 0.12 0.21 0.11 0.22 0.07 0.24 0.20 0.47 0.31 0.18 0.28 0.12 -0.04 0.18 0.45 0.40 0.13 0.24 0.44 0.21 0.10 0.04 0.15
0.93 0.50 0.48 0.68 0.71 0.49 0.47 0.31 0.35 0.30 0.60 0.26 0.50 0.44 0.58 0.44 0.29 0.37 0.55 0.46 0.41 0.24 0.68 0.56 0.56 0.42 0.68 0.67 0.47 0.37 0.61 0.47 0.44 0.20 0.35 0.47 0.35 0.20 0.05 0.30
0.50 0.49 0.70 0.70 0.56 0.39 0.23 0.23 0.27 0.53 0.17 0.42 0.41 0.50 0.35 0.19 0.37 0.51 0.43 0.38 0.18 0.67 0.57 0.56 0.39 0.67 0.68 0.43 0.40 0.61 0.44 0.42 0.20 0.36 0.48 0.38 0.16 0.04 0.29
0.93 0.53 0.56 0.27 0.31 0.17 0.17 0.13 0.53 0.30 0.46 0.35 0.48 0.24 0.27 0.34 0.53 0.55 0.41 0.26 0.58 0.57 0.02 -0.11 0.65 0.55 0.50 0.53 0.63 0.27 0.29 0.22 0.23 0.21 0.33 0.24 0.31 0.32
0.50 0.54 0.35 0.30 0.15 0.13 0.05 0.46 0.20 0.42 0.29 0.38 0.19 0.27 0.30 0.52 0.54 0.38 0.25 0.54 0.48 0.03 -0.13 0.57 0.47 0.49 0.44 0.58 0.24 0.22 0.19 0.34 0.25 0.36 0.23 0.34 0.29
70
0.84 0.45 0.45 0.23 0.33 0.21 0.61 0.23 0.42 0.48 0.60 0.44 0.36 0.47 0.38 0.34 0.19 0.02 0.47 0.34 0.32 0.26 0.64 0.54 0.37 0.51 0.58 0.35 0.35 0.12 0.28 0.42 0.33 0.00 0.10 0.11
(continued)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
0.54 0.37 0.24 0.27 0.16 0.51 0.19 0.30 0.32 0.48 0.28 0.20 0.26 0.46 0.41 0.29 0.10 0.50 0.41 0.48 0.30 0.65 0.61 0.43 0.42 0.64 0.48 0.43 0.24 0.28 0.48 0.45 0.10 0.21 0.26
0.34 -0.07 0.01 0.14 0.27 0.04 0.12 0.22 0.24 0.25 0.24 0.15 0.38 0.27 0.31 0.08 0.31 0.24 0.40 0.27 0.36 0.40 0.32 0.20 0.39 0.43 0.36 0.07 0.22 0.50 0.40 0.22 0.21 0.16
0.31 0.47 0.30 0.65 0.40 0.46 0.66 0.60 0.55 0.63 0.38 0.39 0.38 0.22 0.15 0.41 0.27 0.23 0.18 0.61 0.49 0.51 0.44 0.46 0.13 0.13 0.03 0.15 0.23 0.29 0.19 0.20 0.20
0.59 0.11 0.29 0.43 0.24 0.25 0.21 0.09 0.14 0.18 0.14 0.12 -0.01 0.04 0.26 0.17 0.21 0.01 0.36 0.35 0.34 0.24 0.34 0.15 0.18 0.25 0.31 0.19 0.28 0.17 0.30 0.32
0.16 0.55 0.63 0.37 0.44 0.45 0.48 0.36 0.32 0.06 0.04 -0.06 -0.07 0.14 0.06 0.39 0.19 0.40 0.38 0.37 0.39 0.45 0.12 0.10 0.20 0.36 0.22 0.34 0.22 0.33 0.30
0.35 0.28 0.10 0.25 0.33 0.23 0.38 0.10 0.18 0.17 0.14 0.00 0.09 0.06 0.24 0.11 0.38 0.35 0.23 0.24 0.34 0.32 0.36 -0.14 0.02 0.27 0.19 0.20 0.03 0.06
0.49 0.54 0.67 0.72 0.62 0.60 0.48 0.48 0.39 0.21 0.22 0.45 0.30 0.29 0.22 0.68 0.50 0.51 0.41 0.56 0.33 0.33 0.15 0.36 0.37 0.43 0.20 0.25 0.29
0.52 0.39 0.48 0.49 0.38 0.34 0.15 0.16 0.19 0.07 0.21 0.26 0.17 -0.02 0.42 0.32 0.31 0.35 0.36 0.15 0.17 -0.03 0.23 0.09 0.21 0.23 0.18 0.18
0.57 0.55 0.52 0.49 0.55 0.25 0.18 0.16 0.05 0.40 0.37 0.13 0.08 0.47 0.30 0.30 0.35 0.30 0.24 0.29 -0.11 0.21 0.12 0.14 0.11 0.08 0.01
0.80 0.66 0.59 0.52 0.25 0.24 0.16 0.09 0.40 0.31 0.32 0.26 0.59 0.44 0.37 0.42 0.45 0.08 0.07 -0.05 0.25 0.21 0.23 0.22 0.01 0.07
0.76 0.60 0.48 0.30 0.31 0.23 0.15 0.53 0.44 0.37 0.27 0.65 0.49 0.43 0.50 0.57 0.12 0.10 -0.12 0.17 0.24 0.23 0.19 0.05 0.12
0.66 0.48 0.21 0.16 0.14 0.05 0.30 0.17 0.31 0.22 0.49 0.29 0.34 0.41 0.37 0.06 0.04 -0.16 0.27 0.25 0.23 0.14 0.05 0.09
0.49 0.24 0.19 0.08 0.07 0.29 0.10 0.06 0.01 0.39 0.20 0.29 0.30 0.22 0.07 0.04 -0.19 0.26 0.23 0.17 0.14 0.08 0.05
0.22 0.16 0.05 0.04 0.30 0.16 0.04 0.01 0.37 0.16 0.22 0.24 0.14 0.15 0.17 0.03 0.33 0.16 0.19 0.18 0.02 -0.04
0.92 0.80 0.74 0.64 0.61 0.13 0.15 0.46 0.39 0.37 0.15 0.38 0.50 0.45 0.22 0.25 0.51 0.50 0.16 0.38 0.40
0.81 0.77 0.63 0.64 0.03 0.06 0.46 0.40 0.40 0.24 0.36 0.35 0.28 0.17 0.18 0.41 0.44 0.11 0.31 0.40
0.79 0.59 0.70 0.10 0.13 0.30 0.31 0.21 0.13 0.27 0.41 0.37 0.08 0.06 0.45 0.32 0.08 0.23 0.29
0.48 0.52 -0.09 0.05 0.10 0.05 0.17 -0.05 0.04 0.18 0.13 0.05 0.08 0.32 0.33 0.01 0.23 0.34
0.87 0.27 0.24 0.53 0.50 0.43 0.24 0.38 0.27 0.26 0.20 0.15 0.34 0.23 0.07 0.02 0.15
71
(continued)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
0.24 0.23 0.52 0.54 0.39 0.30 0.42 0.26 0.28 0.10 -0.08 0.24 0.12 0.01 -0.03 0.20
0.75 0.35 0.44 0.15 0.16 0.43 0.36 0.31 0.07 0.25 0.43 0.34 0.25 0.11 0.15
0.14 0.21 -0.02 -0.01 0.18 0.22 0.20 -0.02 -0.06 0.26 0.11 -0.07 -0.05 -0.17
0.91 0.79 0.67 0.74 0.38 0.40 0.19 0.23 0.32 0.28 0.22 0.20 0.40
0.74 0.64 0.77 0.40 0.40 0.25 0.13 0.38 0.27 0.25 0.19 0.45
0.49 0.58 0.31 0.27 0.27 0.16 0.31 0.28 0.30 0.31 0.38
0.75 0.14 0.18 0.18 0.16 0.25 0.36 0.21 0.16 0.34
0.37 0.35 0.27 0.28 0.44 0.52 0.33 0.32 0.46
0.95 0.32 0.25 0.64 0.46 0.38 0.46 0.16
0.36 0.17 0.57 0.38 0.34 0.41 0.14
0.20 0.25 0.27 0.35 0.21 0.16
0.36 0.52 0.30 0.33 0.38
0.69 0.32 0.42 0.34
0.48 0.64 0.53
0.44 0.39
0.49
50
72
Lampiran 4. Koefisien korelasi parameter pengukuran antropometri utama Tabel 21. Koefisien korelasi parameter-parameter utamaa subyek petani pria M 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
0.35 0.37 0.30 0.19 0.25 0.23 0.32 0.36 0.39 -0.13 -0.22 0.25 0.34 0.37 0.06 0.32 0.49 0.36 0.31 0.44 0.41 0.19 0.34 0.37 0.17 0.21 0.25 0.30 0.28 0.56 0.54 0.72 0.74
0.95 0.85 0.76 0.67 0.76 0.73 0.91 0.84 0.43 0.30 0.83 0.76 0.37 0.37 0.64 0.42 0.55 0.54 0.66 0.56 0.09 0.73 0.65 0.80 0.70 0.53 0.65 0.54 0.16 0.11 0.09 0.13
0.88 0.80 0.72 0.83 0.80 0.88 0.84 0.36 0.24 0.76 0.73 0.27 0.31 0.60 0.38 0.53 0.53 0.60 0.60 0.15 0.71 0.64 0.79 0.72 0.52 0.62 0.51 0.13 0.06 0.12 0.15
0.70 0.60 0.80 0.81 0.81 0.79 0.24 0.12 0.67 0.62 0.19 0.30 0.53 0.31 0.43 0.39 0.53 0.57 0.26 0.65 0.62 0.68 0.62 0.34 0.52 0.51 0.18 0.06 0.09 0.05
0.83 0.74 0.70 0.71 0.65 0.28 0.19 0.62 0.64 0.25 0.28 0.49 0.34 0.51 0.50 0.32 0.36 0.02 0.55 0.50 0.73 0.69 0.50 0.65 0.54 0.07 -0.14 -0.04 0.04
0.64 0.64 0.59 0.55 0.12 0.07 0.47 0.53 0.27 0.22 0.55 0.38 0.54 0.53 0.32 0.32 0.01 0.52 0.44 0.63 0.60 0.47 0.60 0.54 0.03 -0.12 0.00 0.06
0.92 0.66 0.71 0.16 0.04 0.54 0.45 0.16 0.16 0.40 0.28 0.39 0.34 0.47 0.56 0.28 0.48 0.45 0.53 0.44 0.26 0.42 0.35 0.08 0.02 0.00 0.02
0.61 0.66 0.03 -0.06 0.45 0.40 0.10 0.16 0.32 0.23 0.31 0.27 0.43 0.54 0.29 0.47 0.46 0.44 0.40 0.23 0.36 0.33 0.12 -0.01 0.06 0.07
0.93 0.39 0.28 0.86 0.84 0.37 0.44 0.61 0.44 0.57 0.54 0.62 0.60 0.11 0.79 0.73 0.80 0.71 0.47 0.69 0.60 0.23 0.16 0.07 0.15
0.27 0.16 0.77 0.75 0.35 0.38 0.56 0.43 0.53 0.47 0.60 0.60 0.16 0.73 0.69 0.69 0.59 0.37 0.62 0.55 0.27 0.22 0.08 0.18
0.95 0.48 0.37 0.18 0.07 0.36 0.04 0.25 0.23 0.37 0.24 -0.03 0.41 0.29 0.45 0.31 0.38 0.35 0.12 -0.02 0.02 -0.06 -0.05
0.33 0.29 0.18 0.00 0.27 -0.01 0.16 0.14 0.31 0.20 0.03 0.36 0.25 0.34 0.23 0.34 0.26 0.07 -0.05 -0.05 -0.11 -0.12
0.85 0.29 0.32 0.61 0.31 0.51 0.51 0.50 0.43 -0.08 0.68 0.57 0.81 0.69 0.52 0.64 0.46 0.20 0.17 0.03 0.11
0.40 0.34 0.61 0.44 0.53 0.54 0.53 0.47 0.03 0.71 0.66 0.80 0.76 0.58 0.66 0.54 0.17 0.18 0.14 0.14
0.25 0.41 0.74 0.54 0.41 0.44 0.26 0.10 0.44 0.39 0.30 0.27 0.33 0.48 0.43 0.12 0.32 0.15 0.20
0.50 0.20 0.48 0.45 0.22 0.13 -0.14 0.32 0.29 0.33 0.31 0.13 0.44 0.44 0.08 0.21 0.02 -0.12
0.50 0.78 0.71 0.52 0.43 0.05 0.63 0.54 0.68 0.56 0.45 0.67 0.61 0.22 0.28 0.17 0.17
0.57 0.46 0.38 0.28 0.03 0.38 0.37 0.37 0.35 0.44 0.48 0.47 0.19 0.33 0.29 0.33
0.83 0.39 0.36 -0.04 0.54 0.45 0.62 0.53 0.47 0.73 0.68 0.25 0.22 0.17 0.22
73 78
continued
M 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 a
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Keterangan : r=0 r≤0.2 r≤0.4 r≤0.7 r≤0.9 r<1
0.38 0.35 0.04 0.53 0.41 0.67 0.63 0.48 0.62 0.57 0.16 0.15 0.23 0.12
0.81 0.53 0.77 0.76 0.47 0.45 0.35 0.44 0.42 0.13 0.26 0.29 0.29
0.69 0.74 0.75 0.41 0.41 0.21 0.36 0.38 0.20 0.31 0.29 0.23
0.40 0.48 -0.06 -0.03 -0.16 -0.05 0.09 0.06 0.14 0.18 0.04
0.94 0.69 0.62 0.40 0.65 0.61 0.21 0.19 0.18 0.20
0.60 0.58 0.35 0.61 0.63 0.23 0.18 0.18 0.17
0.94 0.74 0.73 0.59 0.10 -0.01 0.01 0.06
0.76 0.66 0.56 0.09 -0.02 0.09 0.06
0.48 0.32 0.14 0.01 0.20 0.20
0.83 0.22 0.09 0.02 0.18
0.17 0.04 0.11 0.15
0.59 0.51 0.56
0.51 0.39
0.59
keterangan urutan nomor dapat dilihat pada Lampiran 2
74 79
Tabel 22. Koefisien korelasi parameter-parameter utamaa subyek petani wanita F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
0.40 0.38 0.21 0.15 0.18 0.10 0.14 0.32 0.32 0.44 0.43 0.24 0.39 0.44 0.21 0.45 0.35 0.21 0.23 0.52 0.37 0.32 0.23 0.16 0.39 0.37 0.39 0.35 0.53 0.59 0.87 0.62 0.78
0.94 0.84 0.73 0.73 0.64 0.67 0.91 0.90 0.47 0.46 0.67 0.73 0.27 0.31 0.55 0.22 0.34 0.45 0.61 0.47 0.22 0.58 0.51 0.66 0.64 0.43 0.35 0.59 0.56 0.41 0.21 0.15
0.87 0.76 0.75 0.68 0.70 0.86 0.85 0.41 0.39 0.58 0.63 0.29 0.37 0.52 0.31 0.38 0.49 0.55 0.52 0.25 0.57 0.53 0.63 0.61 0.40 0.33 0.53 0.54 0.37 0.22 0.15
0.78 0.75 0.75 0.79 0.81 0.78 0.21 0.22 0.49 0.59 0.19 0.26 0.31 0.18 0.26 0.38 0.41 0.40 0.15 0.47 0.43 0.48 0.54 0.28 0.17 0.44 0.49 0.26 0.14 -0.01
0.84 0.60 0.64 0.74 0.72 0.25 0.23 0.39 0.50 0.19 0.24 0.34 0.16 0.25 0.36 0.40 0.38 0.28 0.47 0.48 0.46 0.53 0.32 0.14 0.38 0.44 0.23 0.08 0.01
0.74 0.73 0.72 0.69 0.20 0.25 0.42 0.48 0.31 0.13 0.36 0.13 0.32 0.36 0.37 0.39 0.26 0.48 0.45 0.42 0.51 0.27 0.14 0.41 0.46 0.22 0.11 0.04
0.91 0.54 0.54 -0.07 0.01 0.25 0.27 0.16 0.14 0.17 0.07 0.16 0.14 0.16 0.20 0.04 0.16 0.14 0.18 0.23 0.07 -0.04 0.18 0.36 0.16 0.17 0.02
0.56 0.59 -0.03 0.05 0.26 0.34 0.10 0.06 0.11 0.00 0.05 0.04 0.21 0.22 0.07 0.24 0.20 0.18 0.28 0.12 -0.04 0.18 0.44 0.21 0.10 0.04
0.93 0.50 0.48 0.68 0.71 0.35 0.30 0.60 0.26 0.44 0.58 0.55 0.41 0.24 0.68 0.56 0.68 0.67 0.47 0.37 0.61 0.47 0.35 0.20 0.05
0.50 0.49 0.70 0.70 0.23 0.27 0.53 0.17 0.41 0.50 0.51 0.38 0.18 0.67 0.57 0.67 0.68 0.43 0.40 0.61 0.48 0.38 0.16 0.04
0.93 0.53 0.56 0.17 0.13 0.53 0.30 0.35 0.48 0.53 0.41 0.26 0.58 0.57 0.65 0.55 0.50 0.53 0.63 0.21 0.33 0.24 0.31
0.50 0.54 0.13 0.05 0.46 0.20 0.29 0.38 0.52 0.38 0.25 0.54 0.48 0.57 0.47 0.49 0.44 0.58 0.25 0.36 0.23 0.34
0.84 0.33 0.21 0.61 0.23 0.48 0.60 0.38 0.19 0.02 0.47 0.34 0.64 0.54 0.37 0.51 0.58 0.42 0.33 0.00 0.10
0.27 0.16 0.51 0.19 0.32 0.48 0.46 0.29 0.10 0.50 0.41 0.65 0.61 0.43 0.42 0.64 0.48 0.45 0.10 0.21
0.16 0.55 0.63 0.44 0.45 0.06 -0.06 -0.07 0.14 0.06 0.40 0.38 0.37 0.39 0.45 0.22 0.34 0.22 0.33
0.35 0.28 0.25 0.33 0.18 0.14 0.00 0.09 0.06 0.38 0.35 0.23 0.24 0.34 0.27 0.19 0.20 0.03
0.49 0.67 0.72 0.48 0.21 0.22 0.45 0.30 0.68 0.50 0.51 0.41 0.56 0.37 0.43 0.20 0.25
0.39 0.48 0.15 0.19 0.07 0.21 0.26 0.42 0.32 0.31 0.35 0.36 0.09 0.21 0.23 0.18
0.80 0.25 0.16 0.09 0.40 0.31 0.59 0.44 0.37 0.42 0.45 0.21 0.23 0.22 0.01
75 80
continued
F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 a
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Keterangan : r=0 r≤0.2 r≤0.4 r≤0.7 r≤0.9 r<1
0.30 0.23 0.15 0.53 0.44 0.65 0.49 0.43 0.50 0.57 0.24 0.23 0.19 0.05
0.80 0.74 0.64 0.61 0.46 0.39 0.37 0.15 0.38 0.51 0.50 0.16 0.38
0.79 0.59 0.70 0.30 0.31 0.21 0.13 0.27 0.45 0.32 0.08 0.23
0.48 0.52 0.10 0.05 0.17 -0.05 0.04 0.32 0.33 0.01 0.23
0.87 0.53 0.50 0.43 0.24 0.38 0.34 0.23 0.07 0.02
0.52 0.54 0.39 0.30 0.42 0.24 0.12 0.01 -0.03
0.91 0.79 0.67 0.74 0.32 0.28 0.22 0.20
0.74 0.64 0.77 0.38 0.27 0.25 0.19
0.49 0.58 0.31 0.28 0.30 0.31
0.75 0.25 0.36 0.21 0.16
0.44 0.52 0.33 0.32
0.69 0.32 0.42
0.48 0.64
0.44
keterangan urutan nomor dapat dilihat pada Lampiran 2
81 76
5, 25, 685
5, 25, 685
5, 25, 685
5, 25, 685
5, 25, 685
5, 25, 685