STUD1 FtENCANA PENGELOLAAN LANSEIUP DI TAMAN WISATA ALAM BANTIMURUNG IUBUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN
Oleh : NURFAIDA A 29.0714
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN 4-
FAIWLTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
NURFAIDA. Studi Rencana Pengelolaan Lansekap di Taman Wisata Alam Rantimurung Kabupaten NIaros Sulawesi Selatan (Di bawah bimbingan Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr. dan Ir. Alinda Fitriani M. 2.) Tarnan Wisata Alam Bantimurung sebagai kawasan pelestarian alam memiliki potensi dan peluang besar untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata. Agal Taman Wisata Alam Bantimurung dapat dimanfaatkan secara optimal maka diperlukan suatu tindakan pengelolaan. Peranan pengeiolaan dal8.m menentukan tujuan dan fasilitas wisata hams dikembangkan untuk mengetahui sejauh mana kawasan wisata alam dapat dimanfaatkan pengunjtng agar kapasitas daya dukung tidak terlampaui. Untuk itulah dilakukan studi ini yang bert~juanmerencanakan suatu pengelolaan lansekap di Taman Wisata Alam Bantimurung dalam hngsinya sebagai kawasan rekreasi dan pelestarian aiam. Studi dilakukan
di
Taman
Wisata
Alam
Bantimurung,
Kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, pada bulan Maret sampai dengan Juni 1996. Metode studi mengikuti proses perencanaan dari Gold (1980), dimana analisis tapak mengacu pada pendekatan Rachman (1984) yang dikombinasikan dengan metode dari Mackinnon el ol. (1990). Studi dilakukan empat tahap, yaitu inventarisasi, analisis, sintesis, dan perencanaan pengelolaan. Taman Wisata Alam Bantimurung secara geografis terletak antara 4O59'27"5"21' LS dan 119°43'30"-119048'54" B T dan secara administratif pemerintahan termasuk wilayah Desa Jenetaesa dan Kalabirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Luas Taman Wisata Alam Bantimurung adalah 18 hektar merupakan kawasan inti dan areal perluasan 1.000 ha. Topografi datar sampai bergunung, dengan ketinggian 195-469 mdpl. Jenis tanah adalah aluvial kelabu dan litosol, dengan morfologi batu kapur (karst).
Suhu udara sejuk (20-3l0C),
kelembaban udara cukup tinggi (78,4%) dengan angin bertiup sepoi-sepoi: Obyek yang dimiliki meliputi obyek estetis, vegetasi dan satwa serta geologis dan morfologis. Beberapa fasilitas yang tersedia antara lain pintu masuk, loket, tempat parkir, MCK,
kios makananlminuman, toko cinderamata, mushollah, wisrna dan sarana olah raga. Vegetasi yang do~ninanadalah vegetasi hutan hujan pegunungan, sedangkan satwa yang khas dan enden:ik adalah kera hitam dan kupu-kupu. Pengelola Taman Wisata Alam Bantimurung adalah pemerintah daerah setempat yzitu Unit Pelaksana Teknis Dinas Rekreasi. Jumlah pengunjung cenderuilg mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Tujuan berkunjung adalah menikmati
pemandangan, dengan obyek yang paling menarik adalah air tejun. Aktivitas yang banyak dilakukan antara lain jalan-jalan, mecikmati pemandangan dan lain-lain. Untuk menunjang kegiatan ini pengunjung menginginkan fasilitas yang telah ada dapat diperbaiki atau dilengkapi.
Sumber penerirnaan dari APBD Tingkat 11,
APBD
Tiilgkat I, beberapa jenis da.na proyek-proyek Inpres dan investasi swasta. Potensi yang dimiliki antara lain lokasi strategis mudah dicapai, sumber daya wisata yang menarik (air terjun, gua-gua alam dan kupu-kupu), topografi yang bervariasi, keindahan efek visual dan bunyi, suhu udara sejuk dengall angin sepoisepoi, dan tersedianya beberapa fasilitas. Kendala yang dihadapi antara lain tanah mudah tererosi, berlurnpur dan tergenang; topografi berbukit yang cukup berbahaya, kualitas air sungai menurun; sungai sering banjir dan benvarna coklat akibat curah hujan tinggi; kelembaban udara cukup tinggi; penataan, kondisi dan jumlah fasilitas kurang;
terdapat penangkapan dan perdagangan kupu-kupu; sistem pengelolaan
belurn terkoordinasi dengan baik; dan kurangnya dana pengelolaan. Melihat potensi dan masalah pada lokasi studi maka kawasan dibagi atas tiga zona yaitu : (1) zona pemanfaatan intensif (26.000 mZ) dengan fungsi penerima, rekreasi, olah raga, pelayanan, dan sirkulasi, (2) zona pemanfaatan semi intensif (39.000 mi) dengan fungsi rekreasi, pendidikan dan olah raga, (3) zona pemanfaatan non intensif (105.000 m2) dengan fungsi konservasi. Perkiraan kapasitas tampung pengunjung berdasarkan asumsi nilai T~irrlOver Factor (TOF) adalah 9.400 orang dalam sehari.
Untuk mernudahkan pengelolaan, rekreasi dibedakan berdasarkan
penggunaannya yaitu rekreasi umum (keluarga) dan rekreasi minat lchusus. Konsep dasar perencanaan pengelolaan adalah menyediakan obyek wisata alarn dengan
kekhasan sumber daya. Konsep pengembangan meliputi konsep wisata (obyek wisata, kegiatan wisata, dan penunjang wisata) dan konsep konservasi. Rencana pengelo!aan lansckap di Taman Wisata Alam Rantimlirung meliputi rencarz pengelolean obyel.: wisata, sarana dan pengunjung. Obyek wisata yang dapat dikembangkan adalah air terjun, gua-gua alam (Gua Mimpi dan Gua Toakala), kupukupu, danau alami dan buatan. Pengelolaan air terjun antara lain mempertahankan kualitas (kebersihan) dan kuantitas air sungai dengan cara pengecekan secara berkala dan penghijauan daerah hulu sungai sebagai sumber air terjun, pembuatan papan penuntun pengunjung (tanda larang) dan penyediaan tempat sampah. Pengelolaan gua-gua alam meliputi penanaman lahan gundul (daerah berkapur) agar tidak tejadi esosi dan gua di daerah kapur hancur, dan penanggulangan vandalisme serta pernberian penunjang apresiasi di dalam gua seperti tangga, jalan dan penerangan (lampu). Pengelolaan kupu-kupu
dilakukan dengan ~nenjaga habitatnya melalui usaha
konsemasi, penangkaran kupu-kupu dan taman kupu-kupu. Pengelolaan sarana meliputi penyediaan
fasilitas yang memadai dan
pemeliharaan fasilitas. Reberapa fasilitas yang hams tersedia dan dikelola dengan baik adalah sirkulasi, parkir, pintu gerbang, loket, pusat pengunjung, pos kesehatan, papan tanda dan informasi, shelter, tempat duduk, tempat sampah, MCK, mushollah, kios makananlminuman, toko cinderamata, brosur, buku panduan, dan bumi perkemahan. Pengelolaan pengunjung meliputi tata tertib pengunjung, penyediaan informasi dan penyuluhan pengunjung; pengecekan di pintu masuk; peraturan sirkulasi, pencegahan vandalisme dan kebersihan sampah; pecgawasan, distribusi dan pembatasan jumlah pengunjung; waktu dail musim kunjungan; penutupan tapak dan area terlarang untuk keselamatan pengunjung; dan pengawasan usaha dalam tapak.
STUD1 RENCANA PENGELOLAAN LANSEKAP DI TAMAN WISATA ALAM BANTIMURUNG KABUF'ATEN MAROS SULAWESI SELATAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh :
NURFAIDA A 29.0714
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997
Halaman Hidrologi .................................................................................................. 29 Iklim ......................................................................................................... 32 Aksesibilitas ............................................................................................. 35 Obyek Wisata ........................................................................................... 35 Penunjang Wisata ..................................................................................... 38 Vegetasi dan Satwa .................................................................................. 43 Aspek Teknik ................................................................................................. .45 Aspek Sosial ................................................................................................... .4 7 Latar Belakang dan Pengetahuan Pengunjung ....................................... ..47 Persepsi, Informasi dan Frekuensi Kunjungan ....................................... .48 Tujuan ...................................................................................................... 50 Obyek Menarik ........................................................................................ 50 Keinginan Pengunjung ............................................................................. 51 Aspek Ekonomi ............................................................................................... 51 ANALISIS .............................................................................................................. 53 Aspek Fisik ..................................................................................................... 53 Letak, Luas dan Status ............................................................................. 53 Topografi, Tanah dan Morfologi ............................................................. 54 Hidrologi .................................................................................................. 56 Iklim ......................................................................................................... 57 Aksesibilitas ............................................................................................. 58 Obyek Wisata ........................................................................................... 59 Penunjang Wisata ..................................................................................... 60 Vegetasi dan Satwa .................................................................................. 61 Aspek Teknik .................................................................................................. 63 Aspek Sosial. ................................................................................................... 64 Aspek Ekonomi ............................................................................................... 66
Halaman SINTESIS ............................................................................................................... 71 AltematifPemanfaatan Potensi dan Pemecahan Masalah .............................. 71 Aspek Fisik ................................................................................................. 71 Aspek Teknik ............................................................................................. 74 Aspek Sosial ............................................................................................... 74 Aspek Ekonomi .......................................................................................... 75 Jenis-jenis Kegiatan ........ :........................................................................... 75 Pembagian Zona Pengelolaan ......................................................................... 75 Zona Pemanfaatan Intensif....................................................................... 77 Zona Pemanfaatan Semi Intensif ............................................................. 77 Zona Pemanfaatan Non Intensif. .............................................................. 79 Hubungan Antar Fungsi dan Kegiatan ............................................................ 79 Kegiatan Rekreasi dan Fasilitas Pendukungnya ............................................. 80 Konsep Perencanaan Pengelolaan ................................................................... 81 Konsep Dasar ............................................................................................ 81 Konsep Pengembangan ............................................................................. 81 RENCANA PENGELOLAAN LANSEKAP ........................................................ 86 Rencana Pengelolaan Obyek Wisata ................................................................ 86 Air Terjun .............................................. :................................................... 86 Gua Alam (Gua Mimpi dan Gua Toakala) ................................................ 88 Kupu-kupu ................................................................................................ 90 Danau Alami dan Buatan .......................................................................... 91 Rencaha Pengelolaan Sarana ............................................................................ 92 Sirkulasi dan Parkir ................................................................................... 92 Pintu Gerbang ........................................................................................... 94 Loket dan Pusat Pengunjung ..................................................................... 95 Pos Kesehatan ........................................................................................... 96
17
Analisis adalah suatu tahapan untuk mengetahui potensi dan masalah dan kemungkinan pengembangan lain dari tapak berdasarkan data yang didapat (Gold, 1980). Menurut Siti Nurisjah dan Pramukanto (1993) pada tahap analisis dilakukan pembentukan suatu program pengembangan yang menyeluruh dengan tujuan dan metode, daftal' kebutuhan dalam perencanaan yang akan dibuat dan deskripsi komponen, serta hubungan antar komponen.
Selanjutnya Siti Nul'isjah dan
Pramukanto (1995) mengemukakan bahwa analisis dilakukan tel'hadap faktol' yang berperan dalam keindahan dan kelestal'ian l'encana pada tapak sehingga dapat diketahui masalah, hambatan, potensi selia bel'bagai tingkat kerawanan atau kel'apuhan dari lahan atau lansekap tersebut.
Secara kualitatif deskl'iptif, data
dikelompokkan merljadi kelompok yang menyajikan potensi tapak, kendala tapak, amenities tapak dan danger signals tapak. Berbagai kendala pada tapak dical'ikan
altematif penanggulangannya yang terbaik untuk kelestarian, keindahan, keasl'ian, dan kenyamanannya; berbagai potensi dan amenities yang tel'dapat pada dan sekitar tapak lansekap diusahakan untuk digunakan dan dikembangkan; dan bagian tapak yang rapuh dan rawan diusahakan untuk tidak diganggu atau dirusak.
Secara
kuantitatif, dihitung daya dukung dari sumbel' daya yang akan dikembangkan untuk tujuan dan fungsi yang diinginkan.
Suatu tapak atau lansekap sebaiknya
dikembangkan sampai dengan batas daya dUkungnya terutama untuk menjaga kelestarian dan keindahan alamnya. Sintesis adalah tahap pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi dengan menggunakan beberapa cara yang disesuaikan dengan tujuan perencanaan. Setelah dilakukan pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi akan dipel'oleh alternatifaltematif perencanaan (Gold, 1980).
Selanjutnya Mackinnon et al. (1990)
mengemukakan bahwa perlu adanya pembagian kawasan ke dalam zona pengelolaan.
48 total TWAB bertambah sebesar 6,82% per tahun. Jumlah pengunjung TW AB dalam setahun berbeda-beda setiap bulannya.
Jumlah pengunjung terbanyak umumnya
terjadi pada bulan Juni. Bulan Juni memiliki jumlah pengunjung terbanyak karena umumnya bulan Juni merupakan libur sekolah. Hasil kuisioner (Tabel Lampiran 6) menunjukkan sekitar 59,6% pengllnjllng adalah berjenis kelamin laki-Iaki dan sisanya 40,4% perempuan. Pcngunjung yang datang dibedakan atas usia 17 tahun ke bawah, antara 17-21 tahun, dan 21 tahun ke atas. Sebagian besar pengunjung TWAB berusia di at as 21 tahun (61,7%), dengan status perkawinan belul11 kawin (63,8%). Pengunjung yang datang masih didominasi oleh wisatawan domestik, berasal dari daerah Maros dan sekitarnya yang masih berada dalam satu Propinsi Sulawesi Selatan (83,0%), dan lainnya berasal dari luar Sulawesi Selatan,
serta dari luar
negen. Daerah lain di Sulawesi Selatan yang l11enjadi asal pengunjung an tara lain Ujung Pandang, Bone, Soppeng, Gowa, dan Pare-Pare. Pendidikan yang dimiliki beragam, yang terbanyak adalah tamatan SMA (51,1 %), dengan pekerjaan pelajar atau mahasiswa (36,2%). Selebihnya merupakan tamatan Perguman Tinggi/Akademi, tamatan SMP, dan tamatan SD.
Persepsi, Informasi dan Frekuensi Kunjungan Persepsi pengunjung adalah umumnya l11engetahui TWAB sebagai tempat rekreasi (53,2%). memiliki
Selain itu juga terdapat pengunjung yang mengetahui TW AB
kupu-kupu
yang
hams
dilestarikan
(21,3%),
TW AB
memi liki
keanekaragaman flora dan fauna (17,0%), dan hanya sebagian kecil yang mengetahui TW AB sebagai taman wisata alam (8,5%).
Informasi yang diperoleh pengunjung
57 Kendala yang timbul adalah pemanfaatan air terjun sebagai tempat mandi yang tidak memperhatikan kualitas air sungai.
Banyak pengunjung membuang
sampah bekas peralatan mandi dan sampah makanan di air sungai sehingga air sungai tercemar dan menurun kualitasnya. Keadaan Sungai Bantimurung berhubungan dengan mUSl111 yang sedang berlangsung utamanya musim hujan yang berkaitan dengan curah hujan.
Musim
hujan memiliki curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan meningkatnya volume air terjun dan sungai (meluap).
Curah hujan tinggi umumnya teIjadi pada bulan
Januari hingga Mei, sehingga pada bulan tersebut terjadi peningkatan volume air terj un dan sungai. Air sungai kadang meluap dan wamanya kecoklatan jika l11usil11 hujan tiba. Di beberapa temp at seperti jalan sepanjang sungai (dekat air teljun) dan sekitar shelter, air sungai sering meluap dan akibatnya menggenangi tempat tersebut.
IkIim Faktor iklim berpengaruh terhadap kenyal11anan manusia, yaitu kelel11baban udara, suhu, radiasi matahari dan curah hujan. Menurut Laurie (1986) iklil11 yang ideal bagi kenyamanan manusia adalah udara yang bersih, suhu antara 50-80'F (1026'C), kelembaban antara 40-75%, udara yang tidak terperangkap dan tidak berupa
,
angin kencang, dan keterlindungan terhadap hujan. Taman Wisata Alam Bantimurung memiliki kelembaban udara rata-rata yang cukup tinggi (78,4%). Kelembaban yang tinggi menimbulkan suasana lembab yang l11erupakan kekhasan tapak. Kelembaban dipengaruhi oleh keadaan topografi dan adanya air sungai. Air dapat memperbesar kelembaban, selain berpengaruh terhadap penghangatan dan penyejukan (Laurie,1986). Suhu yang dimiliki TW AB berkisar antara 20-31 °C, yang masih berada dalam standar kenyamanan manusia. Suhu yang sejuk ini dapat l11enjadi daya tarik TW AB,
68 Tabel9. Analisis dan Sintesis Tapak di Taman Wisata Alam Bantimurung Analisis Unsur Lansekap
Potensi
Kenda1a
(1)
(2)
(3)
Aspck Fisik I. Letak !uas dan Status
- Terletak pada lokasi yang state gis, mudah dicapai dari UP - Berada dekat dengan Cagar Alam Bulusaraung, Cagar Alam Bantimurung dan Cagar Alam
Sintesis Pemanfaaatan Pemecahan Kenda1a Potensi (4) (5)
- Statusnyu yang masih sulit dibedakan dcngan Cagar Alam Bantimurung
- Mempertahankan lokasi llntllk tlljllan wisata, lunda balas yang ada dan memunfaatkan semua patensi yang ada di dalamnya
- Statusnya dipcljclas dengan eara penycbaran informusi dan penataan organisasl pengelola
- Tanah mlldah tererosi, berlllmpur dan tergenapg ketika turlln hlljan sehingga menYlllitkan pembllatanl pemeliharaan fasili!as pengllnjung Topografi berbuki! cllkllP berbahaya, di beberapa tempa! pengunjung suka naik !anpa pengamun Kualitas air sungai menurun, ban yak tereemar oleh sampah bekas mandi dun makan Sungai sering banjir dan menggenangi tapak, aimya berwuma eoklut => berbahaya bagi pengunjung
- Mempertahankan keadaan bentukan topografi, dan lahan datar untuk ureal piknik
Pembangunan relaillillg wall, pemberiun vegelusi penlllup atuu pengerasan julan untuk meneegah erosi dan langsor - Perlu adanya pengawas aluu papan tunda bcrisi
Kamenta
2.
Topografi, Tanah dan Morfologi
- Memiliki tanda balas kawasan (alum dan buatan) Memiliki patensi sumber daya wisata (air tcrjun, gua~gua alam, vegetasi dan satwa) - Memiliki topografi bervariasi (datar hingga bergunung
yang dapat meningkatkan kualitas visual - Tersedia lahan datar yang cukup
luas
3.
Hidrologi
- Kondisi air sungai jernih Keindahan efek visual (panorama air terjun, danau alami) serta buoyi air terjun
aturan~aturan
Kondisinya sedapat mllngkin dipertahankan demi keseimbangan ekologis kawasan sekitall1ya
Memberikan pengarahan kcpada pengllnjung agar tidak membuung sampah di sllngt'!1 - Menyediakan (empal sampah (basuh dun kering) - Pembangunan retaining lI'all, pemberiun vegetasl penutup alau pengerasan julun untuk mencegah penggenangan Menyediukan papan landa bedsi larangan - Pembatasan ruang dan \Vaktu
69 Tabel9. Lanjutan (I) 4.
5.
Iklim
Akscsibilitas
(2)
- Curah hujan linggi =:> menimbulkan banjir pada bulanbulan tertentu
menghubungkan
pada hari biasa - Tidak ada papan nama kawasan (gcrbang masuk kurang informati!) Akses ke gua~gua kadang tidak tcrlihat
-
6.
Obyek Wisata
-
-
7.
Penunjang Wisata
(3)
Suhu udara : sejuk, segar dan nyaman - Kelembaban: "yarnall Angio : sejuk dan tidak terlalu kencang (scpoisepoi) - Mudah dicapai, jaraknya dekat dari ibukota propinsi, berada pada jaJan propinsi yang
UP dengan daerahdaerah lain Terscdianya jalan masuk berupa aspal untuk kendaraan bennotor dalam kondisi baik Tcrsedia angklltan umum mcnuju lokasi Air terjlln menjadi obyek lltama (landmark) View ke arah sungai/ air terjun Bukit-bllkit kapur dan gua-gua alam (stalaktit dan stalakmit) sebagai pemandangan yang menarik Gua Mimpi telah memiliki tangga dan jalan Terdapat lahan datal' yang dapat dimanfaatkan llntuk berkemah Tersedia wisma dan fasilitas olah raga (Iapangan tennis dan kolam renang) Ada lahan datar yang dapal dimanfaatkan untuk berkcmah Keadaan sheltcr cukup baik dan jumlah cukup
- lalan m3suk/keluar lokasi inti cukup jauh (I km)
Tidak ada angkutan
(4)
-
lalan aspal,
- Pcnyediaan
angkulan umum dan gcrbang masuk =:> dipertahankan
khusus terutam3
Tidak tersedia fasilitas llntllk menikmati pemandangan seperti tempat duduk Terdapat lubang yang cukup dalam dan jalan di sungai yang cukup licin dan berbahaya Dalam gua tidak tersedia penerangan yang cllkup - Pada areal berkemah belum terscdia kamar mandi dan air bersih Penataan/jumlah fasilitas (kamar mandi, tempal sampah, tempat dudllk dl1) kurang mcmadai Kondisi fasilitas kurang terawat Keadaan papan nama, papan penunjuk arah dan papan larangan kurang memadai dan tidak strategis Pusat informasi juga berfungsi sebagai pos jaga dan kantor
(5)
Suasana alami tapak dipertahankan
Pengaturan kunjungan wisala
scslIui musim
angkutan lImum
mCl1uju/kciuar \apak seliar hari Ja\all masuk diberi
ja\an khusus peja!an kaki dengan pohon peneduh - Selain gerbang bcrupa patung kera raksasa, juga dibed papan nama kawasan - Pcmbcriun papan pcnllnjllk arah - Mcmanlaatkan air terjuni sungai scbagai obyek fotografi - Mempertahankan kcadaan alami tapak Pemanfaatan areal datar sebagai bumi perkemahan
- Pcnyediaan surana ulllllk menikmati pemandangan - Pembllalan pupan tanda berisi atllranaturan - Penyediaan pencrangan yang cukup di dalam gua Bumi perkemahun dilengkapi dcngan fasilitas air bersih dan MCK
Wisma dan fasilitas olah raga dipertahankan Lebih meningkatkan fungsi lahan untllk kcgiatan bcrkemah - Mempertahankan shclter yang sudah ada
Penyediaanl penambahan fasililas scpcrti shelter,lcmpat duduk, tcmpai sumpah (basah dun kering) dan kamar mandi - Perbaikan kondisl tisik lasilitas dan mcningkatkan pcmcliharaan - Pcmbuatun papan nama, papan penllnjuk arall dan papan landa berisi atllran-aluran
70 Tabel9. Lanjutan (1 )
(3)
(2)
(4)
Pcmbagian ruang
tidak terlihat, tidak ada landa pcnunjuk
YUllgjeJas untuk
meningkatkan fungsinya Pcnycdiaan fasl!itas kesehatan (tempOl dun tenuga kClja)
arah
- Kurangnya fasilitas kesehatan (tidak
4.
Vegetasi dan Satwu
- Memiliki nora dan fauna khas dan alumi - Vegctasi bcrfungsi sebagai pembcntuk
iklim mikro, penahan erosi, peneduh, habitat satwa tertcntu dan pemandangan yang menarik - Tcrdapat berjcnis· jenis kupu·kupll yang bcrancka wama dan berpotensi scbagai obyek fOlografi Adanya kicau burung·burllng Aspck Tcknik
Aspck Sosial
Aspck Ekonomi
Keinginan untuk berckreasi cukup linggi Keinginan perubahanl pcnyediaan dan perbaikan fasilitas Pengunjung yang datang dari berbagai golongan usia ~ umllmnya datang berkelompok Adanya motivasi dan minat bcsar untuk berekreasi
(5)
Mushollah kadang
berfungsi dengan baik) - Tcrdapa\ pcnangkapan dan pcrdagangun kupukupu
- Kupu-kupu menjadi lungka
- Habitat dan kondisi alumi dipcrtahankan Mcnampilkun Oom dan fauna yang diperkenalkan
secara visual! audio visual di pusat informasi pcngunJ"ung. wang pameran atau melailli film/slide! awctan - Ditampilkm,l sebagai obyek penclitian - Mempertahankan kcadaan vcgetasi - Status/sistcm pengelolaan bclllm jeJas/ tcrkoordinasi - Tcknik pcngclolaan obyek kurang informatil"! promosi minim Pcngelolaan tcrbagi·bagi antara Pemda, PHPA; tidak ada organisasi pcngclola untuk tujuan pengcmbangan wisata alam - Jumlah pcngunjung scmakin meningkat Kesadaran konservasi yang masih kurang Pcngetahuan pcngunjung mengenai kawasan masih kurang Informasi umumnya diperolch hanya dari ternan atau orang lain - Dana yang kurang - Biaya restribusi yang CUkllP kecil
- Penycdiaan fasililas untuk wisata Keinginan pengunjllng dipertimbangkan dalam rcncana penyediaan fasilitas
- Meningkatkan kcsadaran pcnduduk
- Pelestarian kupu-
kupu dcngan cara konscl'vusi, pcnangkaran kupu dan pcmbliatull taman kupu
- Pembentukan administrasi pcngclolaan lilpak - Pcnambahan jUllllah pCillgas dUll mclibatkan pendllduk dalam kegiatan pcngcloJaan - Pcningkalun Sllrana dan pelayanan - Penyediaan fhsilitas promosi berupa brosur, audio visual, media cctak - Pengaturan \VakIli kunjungan, agar tidak melcbihi daya dukung - Peningkalan pcngetahuan melalui penyuluhllll dan pemberian informasi (brosur, bukll·buku), serta pcmanfaatan media (cctak/clektron ik) - Alokasi dana Ul1tllk pcngcmbanganl pellgelolaan \visata - Pcncrapan harga karcis optimal
121 Tabe1 Lampiran 3: Lanjutan 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58.
Lethe sp. Idea brallchardi Dallaus gelllltia Ellploea lIlulciber Euploea spp. (2 jenis) Faunis lIlel/ado Castalius rosilllol/ Lalllpides boeticus Appias nero Hebollloea glallcippe Catopsillia pamolla Catopsillia scylla Eurellla blanda Delias spp. (3 jenis) Cepora sp. Pareronia sp.
Satyridae Danaidae
" " " Amanthusidae Lysaenidae " Pieridae
"
" " " "
" "
Tabe! Lampiran 4. Jenis Kupu-kupu yang Sudah Jarang! Langka di Taman Wisata Alam Bantimurung No.
Jenis
Argyrells hyperbius Vindllia cynei 3. Villdula erota 4. Neptis praslini 5. Graphium rhesus 6. Graphiulll lIlelldana 7. Omi/hoptera poseidon Doubledong 8. Papilio albinus Wallace 9. Troides plato Wallace 10. Hypochrysops mioswara F. I!. Elymnias thryallis Hubner I.
2.
Famili Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Lysaenidae Satyridae