LAMPIRAN 3
Struktur Novel Tahajjud Cinta karya Muhammad El Natsir
Tema Novel Tahajjud Cinta Karya Muhammad El Natsir No 1
Tema “ Hikmah terindah dibalik shalat tahajjud”
Kutipan novel (1) Ya., Fatih mengajaknya shalat taubat sekaligus bertahajjud. Khusus untuk shalat tahajjud, ini sudah menjadi amalan andalan Fatih selain shalat wajib. Nyaris tiada malam yang terlewat tanpa tahajjud. Fatih menyadari betul betapa pentingnya shalat tahajjud itu, hingga Allah sampai menfirmankan untuk manusia dalam Surat al-Israa’. Dengan mengistiqamahkan tahajjud, kehidupan menjadi lebih lebih tenteram. Memang secara ekonomi ia masih kekuangan, namun fatih tetap bisa bahagia. Setelah istiqamah dalam tahajjud, ia lebih bisa memaknai kehidupan. Bahkan, oleh halhal yang orang lain menganggap sebagai remeh-temeh, Fatih bisa mengambil hikmahnya dan bersyukur kepada-Nya. (hal 47) (2) waktu sudah menunjukkan pukul setengah tiga, pertengahan dari malam
Keterangan Tergambar jelas dalam novel tersebut banyak menceritakan Lika
Liku
kehidupan
para
tokoh. Berawal dari perjalanan hidup tokoh utama yaitu Fatih. Perjalanan hidup Fatih yang banyak menerima cobaan dalam setiap
langkahnya.
Tapi
meskipun begitu Fatih termasuk orang yang tidak mudah putus asa dan senantiasa bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah Swt. Dalam keadaan dan kondisi
apapun
Fatih
slalu
menjelang waktu pagi, Fatih pun terbangun dari tidurnya. Kebiasaan bangun malam untuk melaksanakan shalat tahajjud ternyata masih membekas. Membekas, walau kondisi tubuh dirasa masih sakit bekas luka pukul, tendang, dan luka nyeri di bagian wajah yang masih kelihatan sembab. Apalagi, tatkala mengingat pesan ibunya pada waktu ia tidak sadarkan diri, merupakan satu kekuatan yang sangat dasyat agar terus melaksanakan shalat tahajjud walau di rasa sangat berat. Berat di bagian fisik, tetapi energi yang tersimpan dalam jiwa, jauh lebih kuat. (hal 83) (3) “Semaksimal mungkin akan saya jaga tahajjudku. Apalagi ibu sudah berpesan agar selalu menghidupkan malam dalam seribu bintang. Tentu, walau fisikku lemah, aku akan senantiasa melaksanakan shalat tahajjud. Terima kasih, ya Allah. Engkau telah membangunkan dan mengingatkan aku untuk selalu beribadah kepada-Mu dalam malam yang penuh dengan berkah dan Rahmat-Mu. Aku teringat satu riwayat ketika ada salah satu sahabat menanyakan, “Doa apa yang paling didengar (oleh Allah)?’ Beliau menjawab,’ (Doa yang dipanjatkan pada) tengah malam dan setelah shalat fardhu.
berusaha mengingat Allah Swt dan slalu menjalankan perintah Nya serta menjauhi Larangan Nya. Fatih adalah orang yang tidak
pernah
meninggalkan
shalat
tahajjud,
di
samping
shalat wajib dan dhuha dalam kondisi
apapun.
Banyak
keajaiban yang Fatih terima, karena
shalat
tahajjudnya.
Meskipun dalam kesusahan, ia selalu bisa keluar dari masalah yang dihadapinya. Karena dia yakin bahwa Allah Swt selalu di sampingnya.Islam menyarankan manusia agar menghambakan dirinya
kepada
Allah
Swt,
menyandarkan dri kepada-Nya, meminta pertolongan
bantuan dari-Nya,
dan dan
Juga dalam riwayat hadist Qudsi, aku teringat Rasulullah bersabda, “Tuhan kita turun ke langit dunia setiap saat masih tersisa sepertiga malam yang terakhir. Dia berfirman ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya. Siapa yang memohon kepada-Ku, Aku akan memberinya. Dan siapa yang memohon kepada Ku, Aku akan mengampuni. (hal 85) (4) Hikmah perjalanan Fatih yang penuh dengan kenestapaan. Perjalanan yang harus dibayar mahal. Karena siapapun orangnya pasti tidak akan mau menjalaninya, walau, semisal, ada orang yang mau membayarnya. Bukan sekedar hikmah itu yang dirasakan oleh Fatih. Melainkan ada satu mukjizat lain yang dirasakan oleh Fatih. Apa? Tentang ketersumbatan saraf yang menuju ke otak kecil yang terganggu, lama-lama semakin membaik. Terbukti, setelah Fatih pingsan beberapa saat, ia kembali sadar hanya dengan hitungan menit. Di samping itu, pening yang ada di kepala lama-lama sudah mulai surut. (hal 137) (5) Mungkin bagi orang awam yang tidak paham dengan ilmu pengobatan, hal itu dirasa sungguh aneh dan tidak masuk akal. Masak ada orang sakit, bisa sembuh
mencari ridha serta cinta-Nya. Sebab Allah adalah sumber segala kebenaran, kemuliaan, kesucian,
dan
keselamatan.
Segala aktifitas hidup manusia yang ditujukan kepada Allah akan memperoleh kebahagiaan dan keselamatan.
dengan penyiksaan? Masak ada orang yang kena kelainan saraf, bisa sembuh dengan penganiayaan? Lagi-lagi ini jelas karena mukjizat Allah. Pertolongan Allah kepada orang yang dekat dengan Nya. (hal 138) (6) Fatih adalah sosok manusia yang senantiasa menjalankan shalat tahajjud, di samping shalat wajib yang rutin dijalankan tepat waktu. Hal ini menandakan bahwa dia adalah seseorang yang selalu menerima disaat Allah memberi dan Fatih pasrah disaat Allah memberi keputusan. Karena,segala sesuatu yang diputuskan untuk hamba yang beriman adalah bukti dari rahmat bagi hamba yang dilapangkan dengan karunia Nya. Oleh karena itu, bukan hal yang mustahil jika dalam kenyataan ini Fatih dapat tersembuhkan dari ketergangguan sarafnya. Allah wenang untuk memberi pertolongan bagi siapa yang mau meminta dan mendekat. (hal 138) (7) “Aku baru sadar dan merasakan makna dalam hadist Qudsi yang disabdakan oleh Rasulullah Saw, ‘Apabila dia mendekat kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan
berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Allah juga berfirman,’ Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada aurat lehernya. Yah..., semakin besar cobaan Allah kepada hamba-Nya, maka semakin dekat Dia kepadanya,” ungkap Fatih dalam kesendirian yang mencekam. (hal 139) (8) Fatih yang merasakan tubuhnya mulai sedikit enteng, berusaha bangkit dan duduk bersila, sekadar untuk mengatur nafas. Dalam heningnya, ia berusaha mengenyahkan kemarahan, berusaha menghilangkan jejak peristiwa yang baru saja dialami, dan berusaha mengenang kebesaran Allah dengan segala kemurahan Nya. Ia berdoa dengan sangat khusyuk, meminta kesabaran atas setiap persoalan yang sekarang ia hadapi. Setelah selesai, ia pun kembali membuka matanya. Ada perasaan damai yang kini menyirami jiwanya. Tidak ada dendam kemarahan terhadap orang-orang yang telah menganiayanya. Semua itu ia lupakan, berganti dengan kesadaran kesaksian prinsip sejati: Hanya Engkau lah yang kami sembah, dan hanya kepada
Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) merekayang sesat. (hal 140) (9) Dengan prinsip ini, aku merasakan bahwa jiwaku berada dalam genggaman-Mu. Jiwaku terikat dengan karunia-Mu, dan Jiwaku berada dalam lindunga-Mu. Inilah kesaksian abadi antara hamba dan Engkau, Yaa Allah. Aku bersaksi, Engkau pun membenarkan. Aku menyakini kesaksian ini, Engkau pun membuktikan kebesaran-Mu. (hal 140) (10) Min haitsu laa yahtahsib. Allah akan memberikan rezeki kepada hamba-Nya yang bertakwa dari arah yang tiada disangka-sangka. Siapa sangka Fatih yang tengah berjalan kaki menuju Karanng Anyar, setelah selesai menunaikan shalat ashar ada orang baik dan memberikan rezeki kepadanya. Dari rezeki itu lah, akhirnya Fatih tidak berjalan kaki lagi. Ia menunggu bus Kota jurusan Pasar Baru. Selang beberapa menit, bus itu pun datang dan berhenti tepat di Halte. Fatih naik bersama penumpang lainnya, kemudian mencari tempat duduk. Setelah semua penumpang yang menunggu sudah
naik, bus itu pun mulai berjalan sesuai jalur trayeknya. (hal 187) (11) Fatih mendengar fatwa Kiai Abdul Malik dengan penuh tawadhu. Batinnya meresapi setiap urai yang keluar dari lisan beliau. Ia sangat berkesan dengan hikmah yang ditaburkan oleh beliau. Apalagi,ketika Kiai Abdul Malik memberik amalan khusus bagi orang yang ingin meraih kesuksesan, yakni di samping berusaha secara lahiriah, juga perlu banyak berdzikir dan berdoa, terutama setelah selesai shalat tahajjud dan shalat dhuha. (hal 234) (12) “Orang yang selalu bertahajjud dan shalat dhuha rezekinya dipermudah oleh Allah. Baru kemarin dapat subsidi dari Lycen Cee, sekarang dapat beasiswa,” Ghufran tersenyum. (hal 339) (13) Sejak pengungkapan cinta melalui isyarat itulah, Lycen Cee semakin terperangkap dengan gejolak yang semakin deras mengalir. Ingin ia selalu berada di samping Fatih. Ingin selalu hari-harinya diwarnai dengan tembang syahdu nada cinta. Namun, sebaliknya dengan Fatih yang senantiasa membatasi gejolak cinta dan rindu, slalu membatasi perasaan itu jangan sampai terapung-apung dala telaga hatinya. Ia sungguh menyadari bahwa
jarak antara cinta dan nafsu seperti rambut yang dibelah menjadi tujuh. Jadi, betapa tipis jarak antara cinta dengan nafsu. (hal 345) (14) “Tidak! Aku tidak mau perasaanku selalu diselubungi dengan bisikan-bisikan cinta yang akan menjadi titian syahwat. Aku tidak mau energi tahajjudku akan sirna gara-gara salah dalam memaknai cinta. Jadi, maafkan aku, Lycen Cee. Jika memang kita berjodoh, biar nada cinta itu akan mengalir serempak dalam kemesraan kelak di malam pertama seusai menikah. Bukan sekarang. Tunggu sampai engkau hala bagiku dan aku halal bagimu,” tekad Fatih dalam hati. ( hal 345-346) (15) “Aa..aku mau ke mushalla. Aku mau shalat tahajjud untuk meminta pertolongan kepada Allah,” jawab Lycen Cee lirih. (hal 383) (16) “Iya. Tidak ada yang dapat kita mintai pertolongan kecuali hanya Allah. Hanya Allah. Aku akan menitipkan cintaku kepada Allah dalam tahajjudku,” jawab Lycen Cee penuh harapan. (hal 383) (17) “Allah, duhai Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Penyantun. Tiada Tuhan Selain Allah,
sungguh....hamba memohon kepada Engkau. Yaa Allah, berikanlah pertolongan kepada Fatih. Kembalikan jiwanya agar dia bisa menatap kembali hari esok. Ya Allah, bersama doa dalam tahajjudku, aku titipkan cinta untuk Engkau sampaikan kepadanya, Fatih.” (hal 385