STRUKTUR, MAKNA DAN FUNGSI UNGKAPAN KEPERCAYAAN RAKYAT: STUDI KASUS JORONG SENTOSA NAGARI PADANG GELUGUR, KECAMATAN PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN Lili Angraini1) Hasnul Fikri2), Dainur Putri2) 1)
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Jurusan Pendidikan bahasa Indonesia Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail lili
[email protected]
2)
ABSTRACT The purpose of this research was to describe (1) expressives form, (2) structure and meaning according to Parare (1990) and (3) the function of society believe expression, at Jorong Sentosa Nagari kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman. This research used theory stated by Danandjaya (1991) about folklore, meaning of utterances and function of their utterances and meaning according to Parare (1990). This research was qualitative research by using descriptive method. The collection of data was taken by recording the utterances from related informants. Object of this research was people belief in their utterances at Jorong Sentosa Nagari Padang Gelugur of Gelugur District in Pasaman Regency. Based on the resulf of this research can be concluded as follows: frist, there were 42 oral folklore form, and 10 a part oforal in folklore in society belief utterances which developed at Jorong Sentosa Nagari Padang Gelugur kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman. Second, structure the people belief in their utterances consisted of two model, those are 1) consisted of causal effect with 49 utterances, and 2) consisted of marked, convention, causal effect with 3 utterances, the meaning of related utterances have implicit meaning through their element and structure of utterances. Third, function of people belief in their utterances in education typed with total 19 utterances, forbidden in 15, remembering in 14,and entertaining in 4 utterances. Key words: Type, Structure, Meaning, Function, Belief Utterances
dalam bentuk lisan maupun contoh
A. Pendahuluan Folklor secara umum adalah
yang disertai dengan gerak isyarat
sebagian kebudayaan suatu kolektif,
atau
yang tersebar dan diwariskan turun-
Folklor di Indonesia berkembang
temurun, di antara suatu kolektif
melalui proses penyebaran tutur kata
macam apa saja, secara tradisional
dari suatu penutur kepenutur lisan
dalam versi yang berbeda, baik 1
alat
pembantu
pengingat.
“Kalau berbunyi burung hantu sewaktu kita di ladang menandakan harimau akan datang di sekitar kita”
secara turun-temurun. (Danandjaya, 1991:2). Fungsi ungkapan kepercayan rakyat ini digolongkan ke dalam
Di Jorong Sentosa Nagari
beberapa golongan.Dilihat dari segi kedudukannya masyarakat
ada
tidak
percaya
yang
sepenuhnya
terhadap
kepercayaan disebabkan, dengan
bahwa
agama
hantuyang
akan
ini
hari
tetapi
hantu
diketahui
oleh
masyarakat
Jorong Sentosa
masyarakat sudah mengetahui bahwa
berkembang di kalangan masyarakat Nagari
Kecamatan
akan
Padang
sekarang.Walaupun
harimau yang
memasuki
akan
merusak
tumbuhan ladang tersebut. Konon katanya
perkembangan
jika
burung
itu
mengeluarkan suara dimalam hari,
ilmu pengetahuan dan teknologi yang
itu pertanda sangat
membuat manusia berpikir moderen,
buruk bagi
masyarakat Padang Gelugur Jorong
tetapi ungkapan kepercayaan tidak
Sentosa. Jika burung hantu itu selalu
sepenuhnya hilang dalam kehidupan
mengeluarkan suara
masyarakat. Sampai sekarang masih ditemukan
ada
ladangnya
Padang
GelugurKabupaten Pasaman hingga
banyak
burung
itu berbunyi di malam hari maka
Ungkapan kepercayaan masih
Gelugur
dan
hanya untuk menandakan jika burung
membantahnya.
Sentosa
terjadi
Padang Gelugur
masyarakat tidak pula berani untuk
Jorong
masyarakat
tersebut akan berbunyi pada malam
bertentangan Islam
dikenali
sebagai simbol ada hal buruk yang
ungkapan
tersebut.Hal karena
Padang Gelugur, ada sejenis burung
semakin hari
suaranya semakin buruk, maka tak
ungkapan
lama
kepercayaan rakyat dalam kehidupan
kemudian
terdengar
kabar
bahwa salah satu ladang masyarakat
sehari-hari seperti:
Padang Gelugur Jorong Sentosa
“anggo makkuling unggas si akkap, pala hita dompak marborngin di kobun tandana donok babiat di donok nita”
sudah dirusaki oleh harimau tersebut. Semenjak kejadian itu, masyarakat Padang Gelugur
Jorong Sentosa
sangat mempercayai mitos tersebut. 2
Suatu kebudayaan tidak akan berarti
Kabupaten
apabila
pernah
tidak
ada
melestarikannya.
usaha
untuk
Penelitian
yang
diteliti.
fungsi
Nagari
ungkapan
Gelugur
ini
belum
Peneliti
ingin
mengetahui struktur, makna, dan
dilakukan penulis di Jorong Sentosa Padang
Pasaman
Jorong
Sentosa Kecamatan Padang Gelugur
yang
tekandung
kepercayaan
dalam rakyat
tersebut.
Kabupaten Pasaman, karena pada B. Kajian Teori
saat ini sangat banyak generasi muda yang
tidak
memperdulikan
Kerangka teoritis yang digunakan
dan
dalam penelitian ini ada tiga, yaitu:
memperhatikan kepercayaan rakyat
(1) pengertian folklor, (2) bentuk-
di Jorong Sentosa Nagari Padang
bentuk folklor, (3) struktur, makna,
Gelugur Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten
dan fungsi ungkapan kepercayaan.
Pasaman.Mereka
menganggap
kepercayaan
Folklor berasal dari bahasa
rakyat
Inggris yangs terdiri atas dua kata
merupakan suatu pemikiran yang
dasar, yaitu folk dan lore.Dundes
kuno dan suatu kebudayaan yang harus
disingkirkan.Mereka
memahami
maksud
dan
(dalam
tidak
Danandjaya,
memberikan defenisi sebagai berikut.
tujuan
Folk
sebenarnya, serta nilai-nilai yang orang
tersirat dalam ungkapan kepercayaan
kenyataan
kebudayaan,
di
peneliti
kepercayaan
rakyat
Sentosa
Nagari
sehingga
dan dapat
rambut yang sama,mata pencarian
karena
yang sama, taraf pendidikan yang
ungkapan di
sosial,
sama, bahasa yang sama, bentuk
Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
sepengetahuan
fisik
ciri-ciri
dapat berwujud: warna kulit yang
Nagari Padang GelugurKecamatan
diteliti,
memiliki
lainnya. Ciri pengenal itu antara lain
kepercayan rakyat di Jorong Sentosa
untuk
sekelompok
dibedakan dari kelompok-kelompok
atas penelitian tentang ungkapan
menarik
berarti
yang
pengenal
rakyat. Berdasarkan
1991:1)
sama, dan juga memiliki ciri-ciri
Jorong
pengenal fisik yang sama. Jadi folk
Padang
adalah sinonim dengan kolektif, yang
GelugurKecamatan Padang Gelugur 3
serta
mempunyai
kesadaran
kepribadian
mite, legenda, dan dongeng, serta(6)
sebagai
kesatuan.Sedangkan
adalah
Folklor sebagian lisan adalah
yaitu
sebagian
folklor yang bentuknya merupakan
yang
diwariskan
campuran unsur lisan dan unsur
secara turun-termurun secara lisan
bukan lisan.Yang termasuk contoh
atau melalui suatu contoh yang
golongan
disertai dengan gerak isyarat atau
adalah,
alat pembantu pengingat (mnemonic
permainan
device).
Brundvand
tradisi
folk,
kebudayaannya,
lore
nyanyian rakyat.
Menurut Brunvand
Jan
(dalam
Harold
folklor
sebagian
kepercayaan
rakyat
rakyat. (dalam
lisan dan
Menurut Danandjaya,
1991:22)
Danandjaja
Struktur
dari
segi
istilah
1991:21) seorang ahli folklor dari
berasal dari bahasa Inggris yaitu
AS, dapat digolongkan ke dalam tiga
structure
kelompok besar berdasarkan tipenya,
bentuk.Atmazaki
yaitu, folklor lisan, folklor sebagian
mengatakan struktur adalah susunan
lisan, dan folklor bukan lisan.Folklor
yang mempunyai
lisan menurut Brundvand (dalam
antara unsur yang saling berkaitan
Danandjaya, 1991:22) adalah folklor
atau rangkaian unsure yang tersusun
yang
secara terpadu.Takhyul menyangkut
bentuknya
memang
murni
yang
berarti (2005:96),
tata
hubungan
lisan. Bentuk-bentuk (genre) folklor
kepercayaan
yang termasuk ke dalam kelompok
(kebiasaan).Pada
besar ini antara lain (1) bahas rakyat
diwariskan
(folk speech) seperti logat, julukan,
Tutur kata ini dijelaskan dengan
pangkat
syarat-syarat yang terdiri dari tanda-
tradisional,
kebangsawanan,
(2)
dan
titel
ungkapan
tanda
dan
umumnya
melalui
(signs)
atau
media
tutur.
sebab-sebab
tradisonal, seperti pribahasa, pepatah
(cause),
dan
pertanyaan
akibatnya (result) sebagai contoh
tradisonal, seperti teka-teki, (4) puisi
misalnya jika terdengar suara katak
rakyat seperti pantun, gurindam,dan
(tanda) maka akan turun hujan
syair, (5) cerita prosa rakyat, seperti
(akibat).
pemeo.
(3)
4
dan
praktek
diperkirakan
ada
Menurut Wittgestain (dalam
pendukungnya adalah: (a) sebagai
Parare, 1990:18), bahwa makna suatu
penebal
ujaran dibentuk oleh pemakaiannya
kepercayaan. Hal itu disebabkan
dalam masyarakat bahasa.Ungkapan
manusia yakin akan adanya mahluk-
kepercayaan rakyat terbentuk atas
mahluk gaib yang menempati alam
susunan
membentuk
sekelilingnya tempat tinggalnya dan
bahasa dan memiliki makna, seperti
berasal dari jiwa-jiwa orng mati, atau
yang dikatakan Chaer (2003:44),
manusia takut akan kris-kris dalam
bahasa itu adalah sistem lambang
hidupnya, atau manusia yakin akan
bunyi,
adanya gejala-gejala yang tidak dapat
kata
atau
yang
bunyi
ujaran
yang
emosi
keagamaan
mempunyai makna.Makna diberikan
diterangkan
langsung oleh informan.
akalnya, atau manusia percaya akan
Istilah semantik dalam bahasa Indonesia
dan
bahasa
dan
atau
dikuasai
oleh
adanya suatu kekuatan sakti dalam
semantik
dalam
alam,atau manusia dihinggapi emosi
dapat
juga
kesatuan dalam masyarakatnya, (b)
Inggris
didefinisikan sebagai cabang ilmu
sistem
bahasa
makna
kolektif yang berasal dari halusinasi
satuan bahasa. Satuan bahasa itu
seseorang, yang sedang mengalami
dapat berupa kata, frasa, klausa, dan
gangguan
kalimat
makhluk-makhluk alam gaib, (c) alat
yang
membahas
(Manaf,
2008:2).Dalam
proyeksi
jiwa,
dalam
bentuk
pendidik
digunakan dalam berbagai bidang
Indonesia petuah sering diberikan
maupun konteks pemakaian.Makna
dalam bentuk takhayul. Contohnya,
juga
di antara oarng betawi jika hendak
dengan
arti,
pertanyaan,
pengertiannya
gagasan, persen,
(1991:169) kepercayaan kehidupan
rakyat
Di
mendidik anak-anaknya agar tidak
informan,
membuang-buang makanan terutama nasi, maka anak-anaknya itu akan
Danandjaya fungsi
remaja.
konsep,
maksud, firasat, isi, dan pikiran. Menurut
atau
suatu
pemakaian sehari-hari, kata makna
disejajarkan
anak
khayalan
diperingati
ungkapan
kepercayaan
dengan rakyat.
(d)
suatu sebagai
terhadap
penjelas yang dapat diterima akal
masyarakat
suatu folk terhadap gejala alam yang 5
sukar dimengerti sehingga sangat
C. Metodologi Penelitian
menakutkan.agar dapat diusahakan penanggulangannya,
Jenis penelitian ini adalah
(e)
untuk
penelitian kualitatif dengan metode
yang
sedang
deskriptif. Sesuai dengan pendapat
mengalami musibah. Di antara orang
Bagdan dan Taylor (dalam Moleong,
Betawi keturunan Cina misalnya,
2005:3), penelitian kualitatif adalah
jika harta bendanya dicuri maling,
prosedur
akan menghibur diri dengan takhyul
menghasilkan data deskriptif berupa
yang menyatakan bahwa dengan
kata-kata tertulis atau lisan dari
hilangnya barang itu kesialannya
orang-orang dan prilaku yang dapat
akan diambil alih oleh pencurinya.
diamati..Selain dari itu. Selain dari
Oleh karena itu akan menghibur
itu, penelitian kualitatif mempunyai
dirinya dengan mengatakan, “Enggak
ciri, yaitu: (1) natural setting sebagai
apa, buang sial!”.
sumber data langsung dan peneliti
menghibur
orang
Menurut
Rudito,
penelitian
yang
dkk
sebagai instrumen kunci, (2) bersifat
(2009:40),
folklor
dapat
deskriptif, (3) lebih mengutamakan
dimaksudkan
sebagai
aktivitas
proses dari pada hasil, (4) analisis
berkenaan
dengan
manusia
induktif
(5)
mitodologi, legenda, cerita rakyat,
perhatian utama.
candaan, dan juga ucapan-ucapan
Menurut
makna
merupakan
Semi
(1993:23),
ketika berpisah. Lebih lanjut Rudito,
metode deskriptif merupakan metode
dkk (2009:41) menjelaskan bahwa
yang
folklor merupakan hasil budaya dari
menggunakan angka-angka, tetapi
suatu masyarakat dengan lingkungan
menggunakan penghayatan terhadap
tertentu yang berupa tingkah laku
interaksi antar konsep yang sedang
budaya serta benda-benda budaya
dikaji secara emperis.
yang ada dasarnya menggambarkan kebudayaan
masyarakat
dilakukan
dengan
tidak
Data dalam penelitian ini
tersebut
adalah struktur, makna, dan fungsi
secara keseluruhan.
ungkapan kepercayaan rakyat di Jorong Gelugur 6
Sentosa
Nagari
Kecamatan
Padang Padang
Gelugur.Dalam mengumpulkan data
dilakukan di rumah informan dari
peneliti
beberapa
tanggal 12 Sampai 21 Juni 2014.
digunakan
Data yang diperoleh dalam penelitian
mengguakan
teknik.
Teknik
yang
sebagai berikut (1) observasi ke
ini
lapangan untuk mencari informan
kepercayaan rakyat dari lima orang
memenuhi syarat sebagai informan
informan di Jorong Sentosa Nagari
dalam penelitian, (2) wawancara
Padang Gelugur Kecamatan Padang
dengan
Gelugur
mengajukan
beberapa
berjumlah
60
Kabupaten
ungkapan
Pasaman.
pertanyaan kepada informan sesuai
Namun setelah dianalisis terdapat
dengan tujuan peneliti, (3) rekaman,
beberapa ungkapan yang sama dari
ungkapan kepercayaan rakyat selama
informan
proses
wawancara
ungkapan
rekaman
dengan
dilakukan
tujuan
menghidari
kekeliruan
menganalisis
data,
(4)
yang
berbeda.
kepercayaan
Jumlah rakyat
untuk
tersebut setelah dianalisis berjumlah
dalam
52 ungkapan.
catatan
Data yang dikumpulkan dari
digunakan untuk mencatat kembali
masyarakat Jorong Sentosa Nagari
hasil wawancara.
Padang Gelugur
dalam bentuk
bahasa Mandailing di Jorong Sentosa Nagari Padang Gelugur, selanjutnya
D. Hasil Penelitian Dalam
pengumpulan
data
diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
tentang struktur, makna, dan fungsi
Dari
ungkapan kepercayaan rakyat di
kepercayaan ini termasuk dalam
Jorong
folklor lisan, folklor sebagian lisan,
SentosaNagari
Padang
segi
bentuknya
Gelugur Kecamatan Padang Gelugur
dan folklor bukan lisan.
Kabupaten
1. Bentuk Ungkapan Kepercayaan Rakyat
Pasaman,
digunakan
teknik wawancara langsung dengan informan. dengan
Wawancara lima
dilakukan
a. Folklor Lisan
yang
Ungkapan kepercayaan rakyat
mengetahui dan memahami tentang
berbentuk folklor lisan berjumlah 42
ungkapan
ungkapan dan folklor sebagian lisan
Mandailing,
informan
ungkapan
kepercayaan
rakyat
masing-masing 7
berjumlah
10
ungkapan,
contoh
gerak isyarat berupa menggeleng-
ungkapan kepercayaan lisan adalah:
gelengkan
Pala ari udan milas inda pade dilewati, naron mancit ulu.Jika hari hujan panas tidak baik ditempuh, nanti sakit kepala.
2. Struktur dan Makna Ungkapan Kepercayaan Struktur
dua struktur: pertama terdiri dari dua
hanya mengatakan pala ari udan
bagian, yaitu tanda-tanda (sebab) dan
milas inda pade dilewati, naron
akibat, kedua terdiri dari tiga bagian,
mancit ulu (jika hari hujan panas
yaitu sebab atau tanda, perubahan
tidak baik ditempuh, nanti sakit
dari suatu keadaan (konverensi, dan
kepala), dan ungkapan ini tidak
akibat).
menggunakan gerak isyarat.
yang
sebagian
lisan
peneliti
dalam
Ungkapan
kepercayaan
berbentuk yang
bagian yaitu: tanda-tanda(sebab) dan
ditemukan
penelitian
kepercayaan
rakyat yang memiliki struktur dua
folklor
akibat,
ini
berjumlah
49
ungkapan
kepercayaan. Misalnya
berjumlah 10 ungkapan kepercayaan.
Inda tola mandangguri si lau magrib, naron kona anak ni setan.Tidak boleh melempar ketika senja, nanti kena setan.
Inda tola pargiri danak namenek mun ginjang ulu nai, naron celongon mata nai.Tidak boleh menghibur anak kecil di atas kepala, nanti sela matanya.
Ungkapan
Struktur
Misalnya
folklor
ungkapan
kepercayaan rakyat dibagi menjadi
lisan,karena dalam ungkapan ini
rakyat
yang
menandakan kemasukan setan.
Ungkapan ini berbentuk foklor
Ungkapan
kepalanya
ini
sebagian
lisan,
berbentuk karena
kepercayaan
ini
ungkapan berstruktur
dua
terbentuk dari campuran unsur lisan
bagian yaitu sebab akibat.Hal ini
dan unsur bukan lisan. Pernyataan
terlihat bahwa yang menjadi sebab
bersifat lisan
adalahinda
adalah inda tola
tola
pargiri
danak
mandangguri silaus magrib, naron
namenek mun ginjang ulu nai (tidak
kona (tidak boleh melempar ketika
boleh menghibur anak kecil dari atas
senja, nanti kena setan) sedangkan
kepala)
8
dan
menjadi
akibat
adalahnaron
celongon
mata
nai
3. Fungsi Ungkapan Kepercayaan
(nanti sela matanya).Makna dari
Ungkapan kepercayaan yang
ungkapan ini adalah tidak bisa
diperoleh peneliti, selama melakukan
melihat anak kecil dari atas kepala,
penelitian di Jorong Sentosa Nagari
karena bisa membuat anak kecil
Padang Gelugur Kecamatan Padang
kesulitan untuk melihat ke atas, serta
Gelugur Kabupaten Pasaman fungsi
lehernya menjadi sakit. Ungkapan
ungkapan kepercayaan
tentang
rakyat di Nagari Padang Gelugur
conversi,
dan
ungkapan
adalah
kepercayaan
berfungsi melarang berjumlah 15
yang memiliki struktur tiga bagian (tanda,
kepercayaan
ungkapan,
akibat),
ungkapan
kepercayaan
berfungsi menghibur berjumlah 4
berjumlah 3 ungkapan kepercayaan.
ungkapan,
Misalnya
ungkapan
kepercayaan
berfungsi mengingatkan berjumlah
Pala ari udan milas inda pade di lewati, naron mancit ulu.Jika hari hujan panas tidak baik ditempuh, nanti sakit kepala.
19 ungkapan, ungkapan kepercayaan berfungsi mendidik berjumlah 16 ungkapan. Melarang adalah ungkapan
Struktur
ungkapan
yang berfungsi untuk melarang agar
kepercayaan ini adalah ungkapan
tidak melakukan hal-hal yang bisa
yang terdiri atas tiga bagian.Hal ini
membahayakan jiwa, sesuatu yang
ditunjukan dengan frasepala ari udan milas (jika hari hujan panas) sebagai tanda, fraseinda pade di lewati (tidak
penyakit
yang
melainkan
tersebut
tidak
mengecewakan orang lain. Ungkapan
cuaca yang
yang
menimbulkan berdampak
langsung
dilarang
kepala) sebagai akibat. Makna dari
dapat
secara
tidak
makna tersirat, Hal ini bertujuan agar
frasenaron mancit ulu(nanti sakit
berubah
penyampaiannya
menggunakan kata yang memiliki
baik ditempuh) sebagai konvensi,
ungkapan ini adalah
dilarang
berfungsi
penelitian
pada
melarang
ini
berjumlah
dalam 15
ungkapan. Misalnya
kesehatan karena efek cuaca yang
Inda tola pargirion danak namenek mun ginjang ulu nai, naron celongon
begitu cepat berubah. 9
mata nai.Tidak boleh menghibur anak kecil di atas kepala, nanti sela matanya. Dari segi fungsi ungkapan
kepercayaan rakyat mengingatkan
kepercayaan ini adalah melarang,
Pala ari udan milas inda pade di lewati, naron mancit ulu. Jika hari hujan panas tidak baik ditempuh, nanti sakit kepala. Dari fungsi ungkapan kepercayaan
dalam penelitian ini berjumlah 14 ungkapan. Misalnya
yaitu agar kita tidak menghibur anak kecil di atas kepala, karena anak kecil sulit melihat ke atas lama-lama. Menghibur
ini adalah mengingatkan, yaitu agar
merupakan
kita tidak berpergian bila cuaca
ungkapan yang berfungsi menghibur dalam
kurang bagus karena dapat merusak
ungkapan
kepercayaan.Ungkapan berfungsi
kesehatan.
yang
menghibur
Mendidik
dalam
memelihara
penelitian ini berjumlah 4 ungkapan.
baik
berupa
mengenai akhlak dan kecerdasan
Anjingpala mangkungkung tonga borngin, tanda naadong hantu. Anjing jika menggonggong tengah malam, tanda ada hantu. Dari segi fungsi ungkapan
pikiran.Ungkapan rakyat
istiadat setempat.Dalam penelitian ini fungsi mendidik berjumlah 19
anak-anak jadi terhibur.
ungkapan. Misalnya merupakan
peringatan
Inda tola manjait baju borngin ni ari, naron rabun mata. Tidak boleh menjahit baju malam hari, nanti rabun mata kita.
kepada
seseorang atau sekelompok orang, supaya tidak melakukan sesuatu yang Ungkapan berfungsi
mendidik
yang bertentangan dengan adat dan
suara gonggong anjing bisa membuat
memberikan
berfungsi
remaja agar tidak melakukan sesuatu
yaitu agar kita dengan mendengarnya
Mengingatkan
yang
kepercayaan
secara kiasan bagi anak maupun
kepercayaan ini adalah menghibur,
rakyat
latihan
ajaran, tuntutan ataupun pimpinan
Misalnya
dilarang.
merupakan
kepercayaan
Dari
segi
fungsi
ungkapan
mengingatkan
kepercayaan ini adalah mendidik,
dengan cara memberi tahu orang lain
yaitu kita tidak menjahit baju malam
dengan tujuan tidak menyinggung
hari karena dapat merusak mata.
perasaannya.
Fungsi
ungkapan
10
penulis
E. Pembahasan Berdasarkan peneliti
informasi
dapatkan
di
yang
lakukan
ini
lebih
khusus/spesifik lagi, yaitu dengan
lapangan,
struktur,
makna,
dan
ungkapan kepercayaan rakyat di
ungkapan
Jorong
Padang
sehingga akan diketahui struktur,
Gelugur Kecamatan Padang Gelugur
makna, dan fungsi yang sering
Kabupaten Pasaman sudah hampir
digunakan oleh orang tua, beserta
hilang
konteks penggunaan dari strategi
Sentosa
Nagari
dikalangan
generasi
muda.Ungkapan kepercayaan rakyat
kepercayaan
fungsi rakyat,
tersebut.
di Jorong Sentosa Nagari Padang F. Kesimpulan
Gelugur hanya di ketahui oleh
Berdasarkan
pemuka masyarakat, orang yang yang
mengerti tentang adat, dan pada
penelitian
Jorong
yang
berjumlah
edukatif untuk membimbing manusia
GelugurKecamatan
terkandung
Padang
Gelugur Kabupaten Pasaman. b. Struktur ungkapan kepercayaan
rakyat dalam hal ini untuk jenis
rakyat terdiri dari dua bagian dan
strategi yang dominan digunakan
ungkapan
dan
Jorong Sentosa Nagari Padang
difokuskan
dalam setiap ungkapan kepercayaan
makna
ungkapan
10 yang disampaikan informan di
Siska Oktavia (2006), pelaksanaaan
strategi
42
folklor sebagian lisan berjumlah
ke arah kedewasaan. Sedangkan oleh
adalah
Padang
rakyat berbentuk folklor lisan
lebih difokuskan kepada nilai-nilai
yang
Nagari
a. Bentuk ungkapan kepercayaan
kepercayaan rakyat dalam hal ini
makna
Sentosa
disimpulkan sebagai berikut:
Laila Fitri dikaji tentang ungkapan
kepada
tentang
Kabupaten Pasaman, maka dapat
sebelumnya yang dilakukan oleh
lebih
lakukan
GelugurKecamatan Padang Gelugur
dilakukan penulis dengan penelitian
penelitiannya
analisis
ungkapan kepercayaan rakyat di
orangtua yang terdahulu. Perbedaan
peneliti
hasil
tiga bagian. Struktur dua bagian
mengungkapkan
ungkapan
kepercayaan.
kepercayaan
rakyat
yang terdiri dari sebab dan
Selanjutnya untuk penelitian yang 11
akibat, sedangkan struktur tiga
peneliti, sehingga artikel ini dapat
bagian
terselesaikan.
terdiri
dari
tanda,
konvensi dan akibat. Berdasarkan data
yang
ungkapan
dianalisis
struktur
kepercayaan
rakyat
2. Ibu Dra. Dainur Putri, M.Pd selaku pembimbing II, yang telah membimbing
terdiri dari dua bagian berjumlah
peneliti
dalam
penulisan artikel.
49 ungkapan, dan struktur yang
Daftar Pustaka
terdiri dari tiga bagian berjumlah
Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra Teori Terapan. Padang: UNP Press.
3 ungkapan. Makna ungkapan
Chaer,
terdapat data dari kajian unsur dalam struktur ungkapan dapat pahami
maknanya
Danandjaya, James. 1991. Folklor Indonesia (Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain). Jakarta: Pustaka Utama Grafitti.
yang
cenderung bersifat konotatif. c. Fungsi ungkapan kepercayaan rakyat adalah untuk mendidik, melarang,
Moleong, Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Manaf, Ngusman Abdul. 2008. Semantik. Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: sukabina Ofset. Oktaviani, Siska. 2006 “Ungkapan Kias Masyarakat Minangkabau Kenagarian Siguntua Mudo Koto XI Taruna Kabupaten Pesisir Selatan”.Skripsi. Padang: Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bung Hatta Parera, JD. 1990. Teori Terapan Semantik. Jakarta: Erlangga.
mengingatkan,
menghibur.
Ucapan Terima Kasih Dalam penelitian penulisan artikel
ini,
mendapatkan
penulis
banyak
bimbingan
dan
motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab
itu,
penulis
mengucapkan
terima kasih kepada 1. Bapak Dr. Hasnul Fikri, M.Pd. selaku
pembimbing
I,
bagi
peneliti dalam penyusunan artikel ini
yang
waktunya
telah
meluangkan
untuk
membimbing
Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Rudito, dkk. 2009. Folklor Trasmisi Nilai Budaya. Jakarta: ICSB.
12
Semi,
M Atar. 1983. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa Bandung.
13