Struktur Kata Bahasa Indonesia Dalam Pembelajaran Oleh: Andri Pitoyo Universitas Nusantara PGRI Kediri Email:
[email protected] ABSTRAK Permasalahan dalam kajian ini menekankan pada proses pertemuan imbuhan meN- dan peN-dengan kata dasar- yang berawalan dengan fonem /k/, /p/, /t/, dan /s/. Kedua masalah tersebut, hanya sebagian kecil “sampel” dari masalahmasalah atau gejala-gejala yang ada pada setruktur bahasa Indonesia yang jumlahnya sulit diketahui secara pasti. Pada pembelajaran menulis (seacara bahasa) dikaji permasalahan yang terkait dengan linguistik (bidang berbahasa). Hal ini secara garis besar memberi isyarat kepada guru, dan dosen agar mereka membimbing para pelajar akan hal-hal yang berkaitan dengan tata bunyi bahasa Indonesia, tata katanya, dan tata kalimatnya. Diharapkan, apabila bahan-bahan itu telah diberikan, para pelajar dapat menyusun kalimat bahasa Indonesia secara benar, baik yang menyangkut struktur kata-katanya maupun struktur kalimatnya, serta benar lafalnya, seandainya kalimat-kalimat tersebut dilisankan. Terutama perubahan bentuk kosakata dari bahasa asing karena bergabungnya dengan imbuhan meN- atau peN- sekiranya tidak menimbulkan hal-hal yang kurang menguntungkan terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebaiknya ditinjau ulang. Saran ini ditujukan kepada para ahli tata bahasa Indonesia Mengingat Lembaga Bahasa itu merupakan PAMONG bahasa Indonesia. Kata kunci: Struktur Kata, meN- dan peN- Dalam Pembelajaran. 1.
dalam pembelajaran bahasa. Hanya,
Latar Belakang Apabila ditarik garis lurus dan
keluasaan
bahan,
metode,
dan
disederhanakan bahasanya pelajaran
rentangan waktu yang berbeda. Untuk
Bahasa dan Sastra Indonesia diberikan
mencapai sasaran tersebut, pelajaran
di SD, SMP, SMA, dan PT, agar para
Bahasa Indonesia dipecah menjadi
pelajar di sekolah-sekolah tersebut
empat keterampilan bahasa : keempat
memiliki
berbahasa
keterampilan bahasa tersebut ialah
Indonesia yang baik dan benar serta
membaca, menulis, menyimak, serta
dapat menghayati bahasa dan sastra
berbicara. Keempatnya bersifat setara
Indonesia
tidak ada yang harus dianggap lebih
kemampuan
dalam
barbagai
situasi.
Tujuan yang cukup ideal tersebut, juga
atau
dianggap
kurang
dikenakan kepada para guru dan dosen
Kekeliruan anggapan dari guru bidang
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
penting,
119
studi Bahasa Indonesia, kalau ada akan
Bersamaan dengan kenyataan tersebut,
berakibat
pengajaran
bahasa kita, bahasa Indonesia juga
tersebut, dan pada akhirnya, tentu saja
rnengikutinya, Banyak masalah yang
akan
akhir
menyangkut struktur bahasa muncul.,
pembelajaran itu diberikan. Pemecahan
Gejala-gejala tersebut mau tidak mau
menjadi empat macam keterampilan
menjadi
berbahasa tersebut, diarahkan untuk
pemerintah, masalah guru dan dosen
peningkatan
kompetensi
bidang studi bahasa Indonesia, guru
siswa.
muaranya
pincangnya
mengganggu
Dan
tujuan
berbahasa siswa
dan
masalah
dan penatar bahasa.
Indonesia secara baik dan benar.
2.
pembelajaran
masalah
bidang studi lainnya, masalah penyuluh
mahasiswa bisa menggunakan bahasa
Pada
kita,
Masalah Bertolak darl isi alinea akhir
menulis
(seacara bahasa) dikaji permasalahan
latar
belakang
di
atas,
beberapa
yang terkait dengan linguistik (bidang
masalah yang berkaitan dengan struktur
berbahasa). Hal ini secara garis besar
bahasa Indonesia antara lain :
memberi isyarat kepada guru, dan
2.1 bagaimana imbuhan
meN- itu
dosen agar mereka membimbing para
apabila bertemu dengan kata dasar-
pelajar akan hal-hal yang berkaitan
yang berawal dengan fonem /k/,
dengan tata bunyi bahasa Indonesia,
/p/, /t/, dan /s/;
tata katanya, dan tata kalimatnya.
2.2 bagaimana
imbuhan
peN-
itu
Diharapkan, apabila bahan-bahan itu
apabila bertemu dengan kata dasar
telah diberikan, para pelajar dapat
yang berawal dengan fonem /k/,
menyusun kalimat bahasa Indonesia
/p/, /t/, dan /s/?
secara benar, baik yang menyangkut
Kedua masalah tersebut,
struktur kata-katanya maupun struktur
hanya sebagian kecil “sampel” dari
kalimatnya,
lafalnya,
masalah-masalah atau gejala-gejala
tersebut
yang ada pada setruktur bahasa
seandainya
serta
benar
kalimat-kalimat
Indonesia yang jumlahnya sulit
dilisankan. Keadaan masyarakat kita selalu berubah,
antara
lain
diketahui secara pasti.
menyangkut
bidang ekonomi, sosial, dan iptek. Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
120
3.
Imbuhan meN- dan peN- serta masalahnya Perubahan bentuk kosakata
meN + karang peN + pugar peN + salur
Akan
pengarang pemugar penyalur
tetapi,
apabila
dari bahasa asing karena bergabungnya
bertemu
dengan imbuhan meN- atau peN-
berasal
sekiranya tidak menimbulkan hal-hal
Ramlan: 1985: 77, 79)
dengan dari
keduanya
bentuk-bentuk
bahasa
asing
(M.
yang kurang menguntungkan terhadap
Gorys keraf 1984: 98, J.S. Badudu:
perkembangan
Indonesia
1985:70) dan bentuk-bentuk tersebut
sebaiknya ditinjau ulang. Saran ini
diawali oleh fonem /k/, /p/, /t/, dan /s/
ditujukan kepada para ahli tata bahasa
kata-kata
Indonesia Mengingat Lembaga Bahasa
peluluhan, misalnya ;
itu
bahasa
merupakan
PAMONG
bahasa
Indonesia, sebaiknya. 4. Imbuhan meN- dan peN- serta masalahnya Perubahan bentuk kosakata dari
bahasa
bergabungnya
asing
karena
dengan
imbuhan
meN- atau peN- sekiranya tidak menimbulkan hal-hal yang kurang menguntungkan perkembangan
terhadap bahasa
Indonesia
sebaiknya ditinjau ulang. Saran ini ditujukan kepada para ahli tata bahasa
Indonesia
Mengingat
Lembaga Bahasa itu merupakan PAMONG
bahasa
+ kurung + pugar + tanya + satu
tidak
meN + kontrol meN + tolelir meN + survai meN + pasif meN + katrol peN + populer peN + telaah peN + sukses
mengalami
mengkontrol mentolelir mensurvai menpasifkan pengkatrol pempopuler pentelaah pensuksesan
Ternyata, apa yang telah ditulis oleh para pakar tata bahasa kita itu, dalam bentuk-bentuk atau kata-kata dari bahasa asing yang berawal dengan /k/, /p/, /t/, dan /s/ , dan bertemu dengan imbuhan meN- atau peNbelum
sepenuhnya
mendapat
tanggapan secara positif atau diyakan, misalnya :
Indonesia,
sebaiknya. meN meN meN meN
itu
memasifkan
meN–kan+pasif mengurung memugar menanya menyatu
mempasifkan menolelir meN + tolelir mentolelir
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
121
mengontrol meN + kontrol
asing inilah titik rawan yang mudah
mengkontrol menyukseskan
meN–kan+sukses
menimbulkan
masalah.
Banyak kata dari bahasa asing yang sudah cukup lama, di pakai tetapi belum akrab dengan kita.
mensukseskan penerjemah
Sebaliknya, tidak sedikit pula katakata yang belum
peN + terjemah
begitu lama
penterjemah
beredar, tetapi kita sudah merasa
pengontrak
cukup dekat. Ada kata-kata yang cukup produktif di suatu instanai
peN + kontrak pengkontrak
atau daerah, tetapi improduktif di instansi atau daerah lain. Asing
penelaah
dan akrabnya suatu kata juga erat
peN + telaah
kaitannya dengan kepropesionalan pentelaah
Timbulnya tersebut,
dua
mungkin
bentuk
atau kesangat hati-hatiannya J.S. Badudu (1985:70), M. Ramlan Gorys
Keraf
(1984:98), Depdikbud (1988:88) Anton M. Moeliono (193S4:55). Dikatakan,
kesimpulan
penulis,
apabila kata-kata itu berasal dari bahasa
asing,
masih
terasa
keasingannya dan mempertahankan keasingannya, maka /k/, /p/, /t/, dan, /s/ tesebut tidak luluh. Makna
Pemerintah, dalam hal ini
adanya
pernyataan yang cukup subyektif
(1985:89),
seseorang.
mempertahankan
keasingannya dan masih terasa
Pusat
Bahasa
mengatur
(1981:16)
penyerapan
telah
kosakata
dari bahasa asing, daerah, dan bahasa serumpun. Dilakukannya hal
ini
tidak
lain
untuk
memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Akibat dari
peraturan
tersebut, banyak kosa kata yang sebetulnya
bukan
dari
bahasa
asing, diperlakukan oleh pemakai bahasa Indosiesia seperti kosakata asing. Mereka berlaku demikian, mungkin karena ketidaktahuannya asal-usul
kosa
kata
tersebut.
Dibenak mereka, asing berarti dari Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
122
bahasa sing dank arena tidak tahu, Sayang,
maka suatu hal yang biasa, kalau
informasi
dalam masyarakat kita muncul
kebahasaan dari Pusat Bahasa,
bentuk-bentuk :
yang
merupakan
mengabir
bahasa
Indonesia,
menkabir
selalu kalah bersaing dengan buku-
meN + kabir
tersebut,
meN – I + pergok mempergoki
pelakunya
memiliki
alasan
yang
mereka ikuti. Memang, kalau kita memperhatikan buku yang diedarkan oleh Pusat Bahasa (1991:12, 13) di dalamnya
secara
tegas
dinyatakan
bahwa kata dasar yang huruf awalnya /k/ /p/ /t/ dan /s/ baik kata-kata itu berasal dari bahasa Melayu/Indonesia maupun asing harus luluh apabila bertemu dengan imbuhan meN- tentu saja juga imbuhan peN-, kecuali yang bergugus konsonan. Dengan aturan tersebut, bentukan yang muncul tentu saja : menyukseskan bukan lagi mensukseskan mengultuskan bukan lagi mengkultuskan
atau
kedatangannya, dan
keluasan
sebarannya. 5.
Kesimpulan Pemakai Bahasa Indonesia,
Peristiwa di atas pada umumnya berjalan seiring tetapi bersaing. Para
baik
jumlahnya,
menarok mentarok
sering
buku terbitan di luar lembaga
memergoki
meN + tarok
PAMONG
apabila
memorfofonemikan
imbuan meN-atau peN- dengan kata-kata asing yang berawalan dengan /k/, /p/, /t/, dan /s/ ada yang meluluhkan fonem-fonem tersebut dan ada yang tidak. Itu terjadi karena sumber-sumber langsung maupun
tidak
langsung
yang
merupakan anutan mereka kurang atau belum ada ketegasan dan kesamaan. Keadaan yang demikian itu, akan mengurangi wibawa para guru
dan
Indonesia.
para
dosen
Akibat
bahasa
selanjutnya,
akan mengurangi pula wibawa bahasa nasional yang kita cintai ini.
menyurvai bukan lagi mensurvai penerok bukan lagi penterok Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
123
6.
Keraf,
Saran-saran Perubahan bentuk kosakata dari
bahasa
bergabungnya
asing
karena
dengan
imbuhan
meN- atau peN- sekiranya tidak menimbulkan hal-hal yang kurang menguntungkan
terhadap
perkembangan bahasa Indonesia sebaiknya ditinjau ulang. Saran ini ditujukan kepada para ahli tata bahasa
Indonesia
Mengingat
Lembaga Bahasa itu merupakan PAMONG
bahasa
sebaiknya
agar
informasi
kebahasaan
digalakkan
dan
Indonesia, penyebaran
gorys. 2001. Tatabahasa Indonesia. Ende : Nusa Indah
Pusat Bahasa. 1981. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. PN Balai Pustaka : Jakarta 1991. pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. PN Balai Pustaka : Jakarta 1991. masalah Bahasa yang Patut Anda Ketahui II. Pusat Bahasa : Jakarta Ranlan, M. 1985. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. CV Karyono : Yogyakarta. Rusyana, Yus dan Samsuri. 1978. Pedoman Penulisan tata Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa : Jakarta
lebih diperluas
jangkauannya.
DAFTAR PUSTAKA Akhaidah M.K., Sabarti. 1985. Bahas Indonesia. Modul 4 – 6. Karunika : Jakarta Alisyahbana, S. Takdir. 1978. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia Jilid II. Jakarta : Dian Rakyat Moeliono, M. anton. 1984. Santun Bahasa. PT Gramedia : Jakarta Badudu, J.S. 1985. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Pustaka Prima : Bandung
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
124
Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
1