STRUKTUR KALIMAT BAHASA TOLAKI DIALEK KONAWE Uci Yuli Muliana
[email protected]
Abstrak Penelitian ini di latarbelakangi oleh bahasa daerah sangatlah bermanfaat, baik dipandang sebagai pelestarian budaya bangsa maupun sebagai pendukung pengembangan linguistik sehingga peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian untuk memberikan gambaran sejauh mana penggunaan bahasa daerah tolaki dalam lingkungan masyarakat. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah struktur kalimat bahasa Tolaki? Tujuan penelitian ini, yakni untuk mendeskripsikan struktur kalimat bahasa Tolaki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Jenis penelitian tergolong penelitian lapangan. Data dalam penelitian ini berupa data lisan yang bersumber dari informan penutur bahasa Tolaki yang berdomisili di Desa Baito Kecamatan Baito Kabupaten Konawe Selatan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik rekam dan simak catat. Data yang telah dikumpulkan dianalisis melalui metode kajian distribusional dengan teknik Pila Unsur Langsung (PUL). Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan hasil analisis data disimpulkan bahwa dalam bahasa Tolaki terdapan tiga jenis struktur kalimat, yakni kalimat pernyataan memiliki strukrur fungsi sintaksis yakni: (S+P), (Ket+S+P), (S+P+O), (S+P+Ket). Kalimat pertanyaan memiliki struktur fungsi yakni: (S+P+O), (S+P+O+Ket), (Ket+P+O), (Ket+S+P), (Ket+S+O). Kalimat perintah memiliki struktur fungsi yakni: (S+P+O+Ket), (S+P+O), (S+P+O+Pel+Ket). Dari setiap struktur kalimat bahasa Tolaki dibentuk oleh kata/frasa yang berkategori tertentu serta memilki peran/makna yang mengisis tiap-tipa kontituen strukrur fungsi tersebut.
Pendahuluan Bahasa Tolaki adalah salah satu bahasa daerah yang ada di Sulawesi Tenggara yang diwariskan dari generasi ke generasi suku Tolaki, sehingga suku Tolaki memiliki tanggung jawab moral dalam melestarikan dan memelihara eksistensi bahasa Tolaki. Bahasa daerah Tolaki jika dipandang dari aspek strukturnya tentu memiliki persamaan maupun perbedaan dari bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk pengkajian dan penelitian bahasa daerah dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa daerah disetiap daerah masing-masing. Seperti halnya bahasa daerah Tolaki dan bahasa-bahasa daerah lainnya. Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan yang sangat penting bagi masyarakat pemakainya, terutama sebagai alat komunikasi, sehingga memungkinkan saling pengertian dan saling membutuhan dalam kehidupan. Selain itu, melalui bahasa daerah akan terjalin rasa persatuan dan kesatuan antar warga masyarakat di daerah itu. Oleh karena itu, bahasa daerah perlu dibina dan dikembangkan melalui usaha penelitian dari berbagai aspek kebahasaan Keraf (1984: 20),
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
menyatakan bahwa dalam pengembangan dan pembangunan ini, bahasa-bahasa amat diperlukan untuk: (1) memperkaya bahasa Indonesia terutama dalam memperkaya perbendaraharaan kata dan bentuk kata, (2) Mengenal berbagai macam faktor penting yang menentukan corak dan struktur masyarakat Indonesia dan (3) Mengenal kesusastraan daerah, kita melihat kesamaan tema, gaya bahasa, dan ragam kesusastraan. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah struktur kalimat bahasa Tolaki?, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur kalimat bahasa Tolaki. Kajian Pustaka Struktur Kalimat Keraf, (1995:57). Dalam sintaksis bahasa Indonesia, struktur adalah pengatur polapola fonem, kata-kata atau kelompok kata dan kalimat. Dengan demikian struktur kalimat adalah susunan kalimat dan aturan dari berbagai unsur bahasa masing-masing pola kalimat (Sugono, 1997:99). Nurhadi (1995: 318), mengemukakan bahwa berdasarkan pola strukturnya, klausa/kalimat dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu S-P. S-P-O, dan S-P-O-K. Selanjutnya Alwi dkk (1998:321), membagi tujuh pola struktur kalimat dasar yaitu S-P, S-P-O, S-P-Kom, S-P-Ket, S-P-O-Kom, S-P-O-Ket, S-P-O-Kom-Ket. Jadi pola dasar kalimat setiap bahasa mengikuti salah satu pola di atas Pengertian Kalimat Cook, Elson dan Pickett dalam Sidu (2012: 62), mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relafif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri atas klausa. Keraf (1993: 64), mengatakan bahwa kalimat adalah satu bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap. Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam bentuk lisan maupun tulisan mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik, turun, keras, dan lembut sela jeda, diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan kalimat ditandai dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). Kalimat Dipandang dari Segi Jenis Responsip yang Diharapkan Menurut Tarigan (1985: 10), kalimat dipandang dari segi jenis responsipnya, maka kita mengenal (1) kalimat pernyataan, (2) kalimat pertanyaan dan (3) kalimat perintah. Kalimat Pernyataan Kalimat pernyataan adalah kalimat yang dibentuk untuk menyiarkan informasi tanpa mengharapkan responsi tertentu. Contoh: Ayah membaca Koran. Ibu menjahit baju. Kalimat Pertanyaan Kalimat pertanyaan adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa jawaban.
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Contoh: Di mana kamu mengajar? Siapa yang memukul anak itu? Kalimat Perintah Kalimat perintah adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa tindakan. Contoh: Masuk, Ani! Keluar, Ali! Kalimat Dipandang dari Segi Konteks dan Jawaban yang Diberikan Menurut Tarigan (1985: 32) kalimat dipandang dari segi konteks dan jawaban yang diberikan, maka dapat dibedakan menjadi: Kalimat Salam Kalimat salam atau greeting-sentence adalah suatu formula tetap yang dipergunakan pada pertemuan ataupun perpisahan, menimbulkan suatu balasan atau jawaban yang tetap atau sering merupakan ulangan dari salam tersebut. Contoh: Selamat pagi! Selamat pagi! Selamat jalan! Selamat tinggal! Kalimat Panggilan Kalimat panggilan atau call-sentence adalah kalimat pendek yang ditunjukan untuk mendapat perhatian, dan menimbulkan jawaban yang beraneka ragam, umumnya pernyataanpernyataan singkat. Contoh: Ibu! Ada apa? Ayah! Mau apa? Kalimat Seruan Kalimat seruan atau exclamatiaon-sentence adalah kalimat pendek yang biasanya berpola tetap dengan intonasi tertentu, timbul dari beberapa kejadian yang tidak diduga dalam konteks lingusitik atau non lingusitik. Kalimat ini mungkin tidak menuntut jawaban sama sekali, ataupun suatu jawaban yang berupa seruan atau suatu penguatan ulang. Contoh: Oh! Oh! (tiada jawaban) He! He! (tiada jawaban) Kalimat Pertanyaan Kalimat pertanyaan atau question-sentence adalah kalimat yang menimbulkan suatu jawaban linguistik selain dari pada jawaban-jawaban yang telah tetap bagi kalimat-kalimat salam, panggilan, dan seruan. Pertanyaan-pertanyaan ditandai oleh prosedur serta pola susunan kata tertentu, dan oleh kata tugas yang disebut kata tanya atau inteerogatory Contoh Siapa nama anak itu? Ali.
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Di mana dia tinggal? Di Bandung Kalimat Permohonan Kalimat permohonan atau request-sentence adalah kalimat yang menagih responsi perbuatan selain dari pada gerakan-gerakan tangan yang biasa dilakukan untuk mengiringi salam dan panggilan. Responsi perbuatan tersebut dapat pula dibarengi oleh resposi linguistik tertentu. Contoh: Silahkan duduk Terima kasih (dan bergerak untuk duduk) Tolong bukankan jendela itu Baik (dan bergerak menuju jendela serta membukanya) Kalimat Pernyataan Kalimat pernyataan atau statement-sentence adalah kalimat yang menuntut responsi lingustik dan non linguistik yang disebut tanda perhatian atau attention-signal. Kalimatkalimat pernyataan inilah yang biasanya membangun bagian terbesar sesuatu wacana. Kemarin saya pergi ke Kota Mm..mm Saya bertemu teman lama O, ya! Fungsi-Fungsi Sintaksis Alwi, dkk (2003: 320), mengatakan bahwa fungsi merupakan suatu tempat struktur kalimat dengan unsur pengisi berupa bentuk (bahasa) yang tergolong kategori tertentu dan mempunyai semantik tertentu pula.
Fungsi Subjek Alwi, dkk (2003: 327), mengatakan bahwa subjek merupakan fungsi sintaksis terpenting yang kedua setelah predikat pada umumnya subjek berupa nomina, frasa nomina, atau klausa seperti contoh berikut: a) Harimau binatang liar b) Anak itu belum makan Subjek juga berupa frasa verbal, seperti contoh berikut: a) Berjalan kaki menyehatkan badan b) Bangunan gedung bertingkat mahal sekali Fungsi Predikat Alwi, dkk (2003: 326), mengatakan bahwa predikat merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri dan, jika ada, konstituen objek, pelengkap, dan atau keterangan wajib di sebelah kanan. Predikat kalimat biasanya berupa frasa verbal atau adjektival. Pada kalimat berpola S-P, predikat dapat berupa frasa nominal. Frasa numeral, atau frasa prerosisional, di samping frasa verbal dan frasa adjektival. Perhatikan contoh berikut: a) Ayahnya guru Bahasa Inggris (P=FN) b) Anaknya dua (P= Fnum) c) Ibu sedang ke pasar (P=Fprep) d) Dia sedang tidur (P=FV) e) Gadis itu cantik sekali (P=Fadj)
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Fungsi Objek Alwi, dkk (2003: 328), mengatakan bahwa objek adalah konstituen kalimatyang hadirnya ditutut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif letaknya selalu langsung predikat. Dengan demikian, objek dapat dikenal dengan memperlihatkan (1) jenis predikat yang dilengkapi, dan (2) ciri khas objek itu sendiri. Verba transitif biasanya ditandai oleh kahadiran afiks tertentu. Sufiks-kan dan –i serta prefik meng- umumnya merupakan pembentuk verba transitif. Perhatian contoh berikut: a) Manten menundukan Icuk Fungsi Keterangan Alwi, dkk (2003: 330), menyatakan bahwa keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat berada di akhir, di awal, dan bahkan di tengah kalimat. Pada umumnya kehadiran keterangan dalam kalimta bersifat manasuka. Konstituen keterangan biasanya berupa frasa nominal, frasa preposisional, atau frasa adverbial. Perhatikan contoh berikut: Dia memotong rumputnya Dia memotong rambutnya di kamar Fungsi Pelengkap Orang sering mencampuradukan pengertian objek dan predikat. Hal itu, dapat dimengerti karena antara kedua konsep itu memang terdapat kemiripan. Baik objek maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya yang sering mendudukaan tempat yang sama, yakni di belakang verba. Alwi, dkk (2003 : 329) Perhatian contoh berikut: a) Dia mendagangkan barang-barang elektronik di Glodok b) Dia berbadang barang-barang elektronik di Glodok Analisis Kalimat Analisis struktur kalimat pada dasarnya adalah menetapkan pola hubungan kostituennya yang memperlihatkan secara lengkap hierarki konstituen-konstituen kalimat itu. Alwi, dkk (2003: 314).Kalimat umumnya berwujudkan rentetan kata yang disusun sesuai kaidah yang berlaku. Tiap kata dalam kalimat mempunyai tiga klasifikasi, yakni berdasarkan (1) kategori sintaksis, (2) fungsi sintaksis, dan (3) peran sintaksis. Alwi, dkk (2003: 35). Analisis kategori sintaksis merupakan kata yang mempunyai bentuk serta perilaku yang sama. Kategori sintaksis mempunyai empat ciri utama yakni: (1) verba atau kata kerja (2) nomina atau kata benda (3) adjektiva atau kata sifat (4) adverbia atau kata keterangan. Analisis fungsi sintaktis berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi sintaksis utama dalam bahasa yaitu: (1) predikat, (2) subjek, (3) objek, (4) pelengkap, dan (5) keterangan. Analisis peran merupakan suatu kata dalam konteks kalimat yang memiliki peran semantik tertentu. Contoh: 1. Saya memberi anak itu sebuah buku kemarin 2. Saya diberi anak itu sebuah buku kemarin
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Peran yang dimiliki subjek saya dan objek anak itu dalam kalimat (1) berbeda dengan yang terdapat pada kalimat (2). Kalimat (2) kostituen saya berperan sebagai pelaku. Kalimat (2) konstituen saya berperan sebagai penerima. Fungsi objek anak itu pada kalimat (1) berperan sebagai penerima, sedangkan pada kalimat (2) berperan sebagai pelaku. Berikut dikemukakan sebuah contoh sekaligus analisis (fungsi, kategori, dan peran). Metode Penelitian Metode dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dengan demikian penelitian ini, penulis memaparkan tentang struktur kalimat bahasa Tolaki dialek konawe. Penggunaan metode ini bertujuan membuat deskripsi yang sistematis dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti (Sudarman, 1993: 8). Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang akan menyajikan data dan fenomena-fenomena berdasarkan fakta empiris yang di temukan oleh peneliti dilapangan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai struktur kalimat bahasa Tolaki dialek konawe. Data dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data lisan berupa tuturan yang bersumber dari penutur asli Tolaki khususnya di Desa Baito Kecamatan Baito (informan) yang ada hubungannya dalam masalah penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh di Desa Baito Kecamatan Baito Kabupaten Konawe Selatan. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa masyarakatnya belum bercampur dengan penutur bahasa daerah lain. Sumber data penelitian ini adalah sumber data lisan yang berasal dari tuturan informan, untuk memperoleh data yang akurat maka dipilih kriteria. (Mahsun dalam Muhammad, 2011: 193) Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data peneliti melakukan percakapan langsung dengan informan, selama percakapan berlangsung peneliti merekam tuturan-tuturan berupa Struktur kalimat Bahasa Tolaki dengan menggunakan alat-alat perekam, dan mencatat tuturan-tuturan yang dianggap berhubungan dengan masalah penelitian. Teknik rekam digunakan dengn pertimbangan bahwa data yang diteliti adalah data lisan. Setelah data terkumpul, peneliti juga menggunakan tekni-teknik dalam pengumpulan data. Teknik adalah salah satu cara yang dilakukan seorang dalam rangka mengimplementasikan metode. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Teknik rekam yaitu memperoleh data dengan cara merekam pembicaraan informan yang sengaja dilakukan peneliti untuk mendapatkan data yang valid. 2. Teknik simak catat yaitu teknik yang dilakukan guna memperoleh data dengan cara mencatatat pembicara atau informasi dari informan sebagai data dalam penelitian. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini, mengunakan pendekatan structural. Pendekatan tersebut sesuai dengan objek penelitian, yaitu struktur kalimat bahasa Tolaki
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
dialek konawe yang dikaji dari segi fungsi, kategori dan peran. Pendekatan struktur dapat ditetapkan ke dalam metode kajian distribusional (metode agi) yang mengunakan alat bantu bahasa itu sendiri (Sudarman, 1993: 61). Metode agih mengunakan teknik dasar yang disebut teknik Pilah Unsur langsung (PUL), yaitu memilah data berdasarkan satuan lingual menjadi beberapa bagian atau unsur. Unsur-unsur ini kemudian dipandang sebagai bagian atau unsur yang lanngsung membantuk satuan lingual yang lebih besar. Sehubungan dengan metode penelitian (Agih), untuk memberikan data yang relevan sesuai dengan tujuan penelitian, maka teknik yang digunakan dalam analisis data penelitian struktur kalimat bahasa Tolaki, yakni kajian Pilah Unsur Langsung (PUL). Pengunaan teknik tersebut, diharapkan dapat memperoleh struktur kalimat bahasa Tolaki dialek yang dikaji dari segi (fungsi, kategori dan peran). Pembahasan dan Hasil Penelitian Struktur Kalimat Bahasa Tolaki dialek Konawe Bahasa Tolaki adalah bahasa daerah yang dipertahankan oleh masyarakat Tolaki yang ada di Sulawesi Tenggara sebagai alat komunikasi sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk penutur bahasa Tolaki yang berdomisili di Desa Baito Kecamatan Baito. Bahasa Tolaki memiliki struktur kalimat antara lain kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan dan kalimat perintah. Menurut Alwi dkk (1998: 321), membagi tujuh pola struktur kalimat dasar yaitu S-P, S-P-O, S-P-Kom, S-P-Ket, S-P-O-Kom, S-P-O-Ket, S-P-OKom-Ket. Jadi pola dasar kalimat setiap bahasa mengikuti salah satu pola di atas. Pada bab ini, penulis mendeskripsikan struktur kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan dan kalimat perintah dalam BT dengan mengunakan analisis fungsi, kategori dan peran. Struktur Kalimat Pernyataan dalam BT Kalimat pernyataan merupakan kalimat yang dibentuk untuk menyiarkan informasi tanpa mengharapkan responsi tertentu. (Tarigan, 1985: 10). Pada bab ini, penulis mendeskripsikan struktur kalimat bahasa Tolaki dengan mengunakan analisis fungsi, kategori dan peran. Analisis tersebut dapat dilihat sebagai berikut: Data 4 Inaku laa mereu-rehu. ‘Saya sedang duduk-duduk’. Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D4 Inaku laa mereu-rehu merupakan kalimat pernyataan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Inaku ‘saya’ sebagai (S), dan laa mereu-rehu ‘sedang duduk-duduk’ sebagai (P). Dari segi kategori Inaku ‘saya’ sebagai (FN), dan laa mereu-rehu ‘sedang duduk-duduk’ sebagai (FV) dan dari segi peran Inaku ‘saya’ sebagai (Pelaku), dan laa mereu-rehu ‘sedang duduk-duduk’ sebagai (Aktif). Jadi kontruksi D4 merupakan kalimat pertanyaan dengan struktur fungsi (S+P), kategori (FN+FV), dan peran (Pelaku+Aktif). Data 14 Inaku la mokongarenggu peluarako ari laika. ‘Saya sedang malas keluar dari rumah’
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D14 Inaku la mokongarenggu peluarako ari laika merupakan kalimat pernyataan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi inaku ‘saya’ sebagai (S). la mokongarenggu peluarako ‘sedang malas keluar’ sebagai (P), dan ari laika ‘dari rumah’ sebagai (Ket). Dari segi kategori inaku ‘saya’ sebagai (FN). la mokongarenggu peluarako ‘sedang malas keluar’ sebagai (FV), dan ari laika ‘dari rumah’ sebagai (Fprep). Dan dari segi peran inaku ‘saya’ sebagai (Pelaku). la mokongarenggu peluarako ‘sedang malas keluar’ sebagai (Aktif), dan ari laika ‘dari rumah’ sebagai (Sasaran). Jadi, kontruksi D14 merupakan kalimat pertanyaan dengan skruktur fungsi (S+P+Ket), kategori (FN+FV+Fprep), dan Peran (Pelaku+Aktif+Sasaran). Data 17 I Firdaus la tewali kapala Desa. ‘Firdaus yang menjadi kepala Desa’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D17 I Firdaus la tewali kapala Desa merupakan kalimat pernyataan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari fungsi I Firdaus ‘Firdaus’ sebagai (S), la tewali ‘yang menjadi’ sebagai (P), dan kapala Desa ‘kepala Desa’ sebagai (O). Dari segi kategori I Firdaus ‘Firdaus’ sebagai (FN), la tewali ‘yang menjadi’ sebagai (FV), dan kapala Desa ‘kepala Desa’ sebagai (FN) dan dari segi peran I Firdaus ‘Firdaus’ sebagai (Pelaku), la tewali ‘yang menjadi’ sebagai (Sasaran), dan kapala Desa ‘kapala Desa’ sebagai (Sasaran). Jadi, kontruksi D17 merupakan kalimat pernyataan dengan struktur fungsi (S+P+O),kategori (F N+FV+FN), dan peran (Pelaku+Aktif+Sasaran). Data 25 Olino lasuna peekato hendeino. ‘Harga bawang naik sekarang.’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D25 Hendeino olino lasuna peeka merupakan kalimat pernyataan dengan struktur kalimat pernyataan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Hendeino ‘sekarang’ sebagai (Ket), olino lasuna ‘harga bawang’ sebagai (S), dan peekato ‘naik’ sebagai (P), Dari segi kategori Hendeino ‘sekarang’ sebagai (FAdv), olino lasuna ‘harga bawang’ sebagai (FN), dan peeka ‘naik’ sebagai (FV) dan dari segi peran hendeino ‘sekarang’ sebagai (Waktu), olino lasuna momea ‘harga bawang merah’ sebagai (Pelaku), dan peekato ‘naik’ sebagai (Aktif). Jadi, kontruksi D25 merupakan kalimat pertanyaan dengan skruktur fungsi (Ket+S+P), kategori (FAdv+FN+FV), dan Peran (Waktu+ Pelaku+Aktif). Data 21 Inaku leu ihawi. ‘Saya datang kemarin’. Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D21 Inaku leu ihawi merupakan kalimat pernyataan dengan struktur kalimat pernyataan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Inaku ‘saya’ sebagai (S), dan leu ‘datang’ sebagai (P) ihawi ‘kemarin’ sebagai (Ket). Dari segi kategori Inaku ‘saya’ sebagai (FN), dan leu ‘datang’ sebagai (FV), ihawi ‘kemarin’ sebagai (FAdv), dan dari segi
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
peran Inaku ‘saya’ sebagai (Pelaku), dan leu ‘datang’ sebagai (Aktif) ihawi ‘kemarin’ sebagai (Waktu). Jadi, kontruksi D21 merupakan kalimat pernyataan dengan struktur fungsi (S+P+Ket), kategori (FN+FV+FAdv), dan peran (Pelaku + Aktif + Waktu). Data 24 Inaku semester o pitu hendeino. ‘Saya semester tujuh sekarang’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D24 Inaku semester o pitu hendeino merupakan kalimat pernyataan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Inaku ‘saya’ sebagai (S), semester o pitu ‘semester tujuh’ sebagai (P) dan hendeino ‘sekarang’ sebagai (Ket). Dari segi kategori Inaku ‘saya’ sebagai (FN), semester o pitu ‘semester tujuh’ sebagai (FNum), dan hendeino ‘sekarang’ sebagai (FAdv) dan dari segi peran Inaku ‘saya’ sebagai (Pelaku), semester o pitu ‘semester tujuh’ sebagai (Sasaran), dan hendeino ‘sekarang’ sebagai (Waktu). Jadi, kontruksi D24 merupakan kalimat pernyataan dengan struktut fungsi (S+P+Ket), kategori (FN+FNum+FAdv), dan peran (Pelaku+Sasaran+Sekarang). Data 28 Inanggu lalako mombokondau . ‘mamaku sedang pergi mengajar.’
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D28 inanggu lalako mombokondau merupakan kalimat perintah berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi inanggu ‘mamaku’ sebagai (S), lalako ‘sedang pergi’ sebagai (P), dan mombokondau ‘mengajar’ sebagai (O). dari segi kategori inanggu ‘mamaku’ sebagai (FN) lalako ‘sedang pergi’ sebagai (FV), dan mombokondau ‘mengajar’sebagai (FN). Dan dari segi peran inanggu ‘mamaku’ sebagai (Pelaku) lalako ‘sedang pergi’ sebagai (Aktif), dan mombokondau ‘mengajar’ sebagai (Sasaran). Jadi, kontruksi 28 merupakan kalimat perintah dengan struktur fungsi (S+P+O), kategori (FN+FV+FN), dan peran (Pelaku+Aktif+Sasaran). Data 31 I Hai la laako mepae-pae i agalu ‘Adik sedang pergi main-main di sawah’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D31 I Hai la laako mepae-pae i agalu merupakan kalimat pernyataan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi I Hai ‘adik’ sebagai (S), la laako mepae-pae ‘ sedang pergi main-main’ sebagai (P), i agalu dan ‘di sawah’ sebagai (Ket). Dari segi kategori I Hai ‘adik’ sebagai (FN), la laako mepae-pae ‘ sedang pergi main-main’ sebagai (FV), i agalu dan ‘di sawah’ sebagai (FPrep) dan dari segi peran I Hai ‘adik’ sebagai (Pelaku), la laako mepae-pae ‘ sedang pergi main-main’ sebagai (Aktif), i agalu dan ‘di sawah’ sebagai (Tempat). Jadi, kontruksi D31 merupakan kalimat pertanyaan dengan skruktur fungsi (S+P+Ket), kategori (N+FV+FPrep), dan Peran (Pelaku+Aktif+Tempat).
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Data 32 I Tuti epoka nombule ari Kandari. ‘Tuti baru pulang dari Kendari’. Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D32 I Tuti epoka nombule ari Kandari merupakan kalimat pernyataan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi I Tuti ‘Tuti’ sebagai (S), epoka nombule ‘baru pulang’ sebagai (P), dan ari Kandari ‘dari Kendari’ sebagai (Ket). Dari segi kategori I Tuti ‘Tuti’ sebagai (FN), epoka nombule ‘baru pulang’ sebagai (FV), dan ari Kandari ‘dari Kendari’ (FPrep) dan dari segi peran I Tuti ‘Tuti’ sebagai (Pelaku), epoka nombule ‘baru pulang’ sebagai (Aktif), dan ari Kandari ‘dari Kendari’(Tempat). Jadi, kontruksi D32 merupakan kalimat pertanyaan dengan skruktur fungsi (S+P+Ket), kategori (FN+FV+FPrep), dan peran (Pelaku+Aktif+Tempat). Struktur Kalimat Pertanyaan dalam BT Menurut Tarigan (1985: 11) kalimat pertanyaan adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing responsip yang berpa jawaban. pada bab ini, peneliti mengunakan kalimat pertanyaan dalam BT dengan analisis berupa fungsi, kategori dan peran yang dapat dilihat sebagai berikut: Data 7 Inae la mo’oli mina tana? ‘Siapa yang membeli minyak tanah?’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D7 Inae la mo’oli mina tana merupakan kalimat pertanyaan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi inae ‘siapa’ sebagai (S), la mo’oli ‘yang membeli’ sebagai (P), dan mina tana ‘minyak tanah’ sebagai (O). Dari segi kategori inae ‘siapa’ sebagai (FN), la mo’oli ‘yang membeli’ sebagai (FV), dan mina tana ‘minyak tanah’ sebagai (FN). Dan dari segi peran inae ‘siapa’ sebagai (Pelaku), la mo’oli ‘yang membeli’ sebagai (Aktif), dan mina tana ‘minyak tanah’ sebagai (Sasaran). Jadi, kontruksi D7 merupakan kalimat pertanyaan dengan skruktur fungsi (S+P+O), kategori (FN+FV+FN), dan Peran (Pelaku+Aktif+Sasaran). Data 16 Inae pera la tewali kalapa Desa hendeino? ‘Siapakah yang menjadi kelapa Desa sekarang?’ Berdasarkan data dan analisis data dengan menggunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D16 Inae pera la tewali kalapa Desa hendeino merupakan kalimat pertanyaan dengan struktur fungsi, kategori, dan peran. Dari segi fungsi Inae pera ‘siapakah’ sebagai (S), la tewali ‘yang menjadi’ sebagai (P), dan kalapa Desa ‘kepala Desa’ sebagai (O), dan hendeino ‘sekarang’ sebagai (Ket). Dari segi kategori Inae pera ‘siapakah’ sebagai (FN), la tewali ‘yang menjadi’ sebagai (FV), dan kalapa Desa ‘kepala Desa’ sebagai (FN), dan hendeino ‘sekarang’ sebagai (FAdv) dan dari segi peran Inae pera ‘siapakah’ sebagai (Pelaku), la tewali ‘yang menjadi’ sebagai (Aktif), dan kalapa Desa ‘kepala Desa’ sebagai (Sasaran), dan hendeino ‘sekarang’ sebagai (Waktu). Jadi, kontruksi D16 merupakan kalimat
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
pertanyaan dengan struktur fungsi (S+P+O+Ket), kategori (FN+FV+FN+FAdv), dan peran (Pelaku+Aktif+Sasaran+Waktu).
Data 5 Humbe lako ano i Tina? ‘Kemana perginya Tina?’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D5 Humbe lako ano i Tina merupakan kalimat pertanyaan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Humbe ‘di mana’ sebagai (Ket), lako ano ‘perginya’ sebagai (P), dan i Tina ‘Tina’ sebagai (O). Dari kategori Humbe ‘di mana’ sebagai (FPrep), lako ano ‘perginya’ sebagai (FV), dan i Tina ‘Tina’ sebagai (FN) dan dari segi peran Humbe ‘di mana’ sebagai (Waktu), lako ano ‘perginya’ sebagai (Aktif), dan i Tina ‘Tina’ sebagai (Sasaran). Jadi kontruksi D5 merupakan kalimat pertanyaan dengn struktur fungsi (Ket+P+O), kategori (FPrep+FV+FN), dan peran (Waktu+Aktif+Sasaran) Data 18 Inggo’o talako mesikola pera? ‘Kamu tidak pergi sekolahkah?’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D18 Inggo’o talako i mesikola pera merupakan kalimat pertanyaan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Inggo’o ‘Kamu’ sebagai (S), talako ‘tidak pergi sebagai (P) dan i mesikola pera ‘ke sekolahkah’ sebagai (O). Dari segi kategori Inggo’o ‘kamu’ sebagai (N), talako ‘tidak pergi’ sebagai (FV), dan i imesikola pera ‘ke sekolahkah’ sebagai (FN) dan dari segi peran inggo’o ‘kamu’ sebagai (Pelaku), dan talako ‘tidak pergi’ sebagai (Aktif), da n i mesikola ‘ke sekolahkah’ sebagai (Sasaran). Jadi, kontruksi D18merupakan kalimat pertanyaan dengan skruktur fungsi (S+P+O), kategori (FN +FV+FN), dan Peran (Pelaku+Aktif+Sasaran). Data 30 Humbe lako ano haimu? ‘Di mana perginya adikmu?’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D30 Humbe lakoano haimu merupakan kalimat pertanyaan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Humbe ‘di mana’ sebagai (Ket), lakoano ‘perginya’ sebagai (P), dan haimu ‘adikmu’ sebagai (O). Dari segi kategori humbe ‘di mana’ sebagai (FPrep), lakoano ‘perginya’ sebagai (FV), dan haimu ‘adikmu’ sebagai (FN). Dan dari segi peran humbe ‘di mana’ sebagai (Tempat), lakoano ‘perginya’ sebagai (Aktif), dan haimu ‘adikmu’ sebagai (Sasaran). Jadi Kontruksi D30 merupakan kalimat pertanyaan dengan struktur fungsi (Ket+P+O), kategori (FPrep+FV+FN), dan peran (Tempat+Aktif+Sasaran). Data 20 Teipia au leu?
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
‘Kapan kamu datang?’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D20 Teipia inggo’o leu merupakan kalimat pertanyaan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Teipia ‘kapan sebagai (Ket), inggo’o ‘kamu’ sebagai (S), dan leu ‘datang’ (P). Dari segi kategori Teipia ‘kapan sebagai (FAdv), inggo’o ‘kamu’ sebagai (FN), dan leu ‘datang’ sebagai (FV) dan dari segi peran Teipia ‘kapan’ sebagai (Waktu), inggo’o ‘kamu’ sebagai (Pelaku), dan leu ‘datang’ sebagai (Aktif). Jadi, Kontruksi D20 merupakan kalimat pertanyaan dengan skruktur fungsi (Ket+S+P), kategori (FAdv+FN+FV), dan Peran (Waktu+Pelaku +Aktif). Data 22 Teipia au wisuda? ‘Kapan kamu wisuda?’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D22 Teipia au wisuda merupakan kalimat pertanyaan berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Teipia ‘kapan’ sebagai (Ket), au ‘kamu’ sebagai (S), dan wisuda ‘wisuda’ sebagai (O). Dari segi kategori Teipia ‘kapan’ sebagai (FAdv), au ‘kamu’ sebagai (FN), dan wisuda ‘wisuda’ sebagai (FN) dan dari segi peran Teipia ‘kapan’ sebagai (Waktu), au ‘kamu’sebagai ( Pelaku), dan wisuda ‘wisuda’ sebagai (Sasaran). Jadi, Kontruksi D22merupakan kalimat pertanyaan dengan skruktur fungsi (Ket+S+O), kategori(FAdv+FN+FN), dan Peran (Waktu+Pelaku+Sasaran). Struktur Kalimat Perintah dalam BT Kalimat perintah atau kalimat imperatif merupakan kalimat yang dibentuk untuk memancing responsip yang berupa tindakan. (Tarigan, 1985: 11). Pada bab ini, penulis mendeskripsikan struktur kalimat Bahasa Tolaki dengan mengunakan analisis fungsi, kategori dan peran. Analisis tersebut dapat dilihat sebagai berikut: Data 1 Inggo’o lakoleesu poalokona o kasu! ‘Kamu pergi ambilkan kayu!’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D1 Inggo’o lakoleesu poalokona o kasu merupakan kalimat perintah berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Inggo’o ‘kamu’ sebagai (S), lako leesu poalokon ‘pergi ambilkan’ sebagai (P), dan o kasu ‘kayu’ sebagai (O). Dari segi kategori Inggo’o ‘kamu’ sebagai (FN), lako leesu poalokon ‘pergi ambilkan’ sebagai (FV), dan o kasu ‘kayu’ sebagai (FN) dan dari segi peran Inggo’o ‘kamu’ sebagai (Pelaku), lako leesu poalokon ‘pergi ambilkan’ sebagai (Aktif), dan o kasu ‘kayu’ sebagai (Sasaran). Jadi, kontruksi D1 merupakan kalimat perintah dengan struktur fungsi (S+P+O), kategori (FN+FV+FN), dan peran (Pelaku+Aktif+Sasaran). Data 2 inggo’o tinena nggo umolai o inimo i’ino otau! ‘kamu disuruh untuk mengolah kebun di tahun ini!’
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D2 inggo’o tinena nggo umolai inimo i’ino otau merupakan kalimat perintah berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi inggo’o ‘kamu’ sebagai (S), tinena nggo umolai ‘ disuruh untuk mengolah’ sebagai (P), inimo ‘kebun’ sebagai (O), dan i’ino otau ‘di tahun ini’ sebagai (Ket). Dari segi kategori inggo’o ‘kamu’ sebagai (FN), tinena nggo umolai ‘ disuruh untuk mengolah’ sebagai (FV), inimo ‘kebun’ sebagai (FN), dan i’ino otau ‘di tahun ini’ sebagai (Adv) dan dari segi peran inggo’o ‘kamu’ sebagai (Pelaku), tinena nggo umolai ‘disuruh untuk mengolah’ sebagai (Aktif), inimo ‘kebun’ sebagai (Sasaran), dan i’ino otau ‘di tahun ini’ sebagai (Waktu). Jadi, kontruksi D2 merupakan kalimat perintah dengan struktur fungsi (S+P+O+Ket), kategori (FN+FV+FN+FAdv) dan peran (Pelaku+Aktif+Sasaran+Waktu). Data 9 Inggo’o lako bahoe haimu! ‘Kamu pergi mandikan adik!’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D9 Inggo’o lako bahoe haimu merupakan kalimat perintah berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Inggo’o ‘kamu’ sebagai (S), lako bahoe ‘pergi mandikan’ sebagai (P), dan haimu ‘adik’ sebagai (O). Dari segi kategori Inggo’o ‘kamu’ sebagai (N), lako bahoe ‘pergi mandikan’ sebagai (V), dan haimu ‘adik’ sebagai (N). Dan dari segi peran Inggo’o ‘kamu’ sebagai (Pelaku), lako bahoe ‘pergi mandikan’ sebagai (Aktif), dan haimu ‘adik’ sebagai (Sasaran). Jadi, Kontruksi D9 merupakan kalimat perintah dengan struktur fungsi (S+P+O), kategori (N+V+N), dan peran (Pelaku+Aktif+Sasaran). Data 10 Tie poalokona iro’o buku! ‘Tie ambilkan buku itu!’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D10 Tie poalokon iro’o buku merupakan kalimat perintah berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Tie ‘kamu’ sebagai (S), poalokon ‘ambilkan’ sebagai (P), dan iro’o buku ‘buku itu’ sebagai (O). Dari segi kategori Tie ‘kamu’ sebagai (FN), poalokon ‘ambilkan’ sebagai (FV), dan iro’o buku ‘buku itu’ sebagai (FN). Dan dari segi peran Tie ‘kamu’ sebagai (Pelaku), poalokon ‘ambilkan’ sebagai (Aktif), dan iro’o buku ‘buku itu’ sebagai (Sasaran).Jadi, Kontr uksi D10 merupakan kalimat perintah dengan struktur fungsi (S+P+O),kategori (FN+FV+FN ), dan Peran (Pelaku + Aktif+ Sasaran). Data 11 Ina poolikona o babu wuohu! ‘Mama belikan baju baru’! Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D11 Ina poolikona o babu wuohu merupakan kalimat perintah berdasarkan fungsi,
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
kategori dan peran. Dari segi fungsi Ina ‘Mama’ sebagai (S), poolikona ‘belikan’ sebagai (P), dan o babu wuohu ‘baju baru’ sebagai (O). Dan dari segi kategori Ina ‘Mama’ sebagai (FN), poolikona ‘belikan’ sebagai (FV), dan o babu wuohu ‘baju baru’ sebagai (FN) dan dari segi peran Ina ‘Mama’ sebagai (Pelaku), poolikona ‘belikan’ sebagai (Aktif), dan o babu wuohu ‘baju baru’ sebagai (Sasaran). Jadi, Kontruksi D11 merupakan kalimat perintah dengan skruktur fungsi (S+P+O), kategori (FN+FV+FN), dan Peran (Pelaku+Aktif+ Sasaran). Data 12 Anti wawei ni’ino osura ine RT hendeino itono! ‘Anti antarkan surat ini kepada RT sekarang juga!’ Berdasarkan data dan analisis data dengan mengunakan teknik PUL. Tampak kontruksi D12 Anti wawei ni’ino osura ine RT hendeino itono merupakan kalimat perintah berdasarkan fungsi, kategori dan peran. Dari segi fungsi Anti ‘Anti’ sebagai (S), wawei ‘antarkan’ sebagai (P), ni’ino osura ‘ini surat’ sebagai (O), ine RT ‘kepada RT’ sebagai (Pel), dan hendeino itono ‘sekarang juga’ sebagai (Ket). Dari segi kategori Anti ‘Anti’ sebagai (FN), wawei ‘antarkan’ sebagai (FV), ni’ino osura ‘ini surat’ sebagai (FN), ine RT ‘kepada RT’ sebagai (FN), dan hendein itono ‘sekarang juga’ sebagai (FAdv) dan dari segi peran Anti ‘Anti’ sebagai (Pelaku), wawei ‘antarkan’ sebagai (Aktif), ni’ino osura ‘ini surat’ sebagai (Sasaran), ine RT ‘kepada RT’ sebagai (Penyerta), dan hendeino itono ‘sekarang juga’ sebagai (Waktu). Jadi, Kontruksi D12 merupakan kalimat perintah dengan skruktur fungsi (S+P+O+Pel+K), kategori (FN+FV+FN+FN+FAdv), dan Peran (Pelaku+Aktif+Sasaran+Penyerta+Waktu). Relevansi Hasil Penelitian Terhadap Pembelajaran Di Sekolah Penelitian ini mengkaji struktur kalimat bahasa Tolaki. Aspek yang menjadi fokus pengkajian dalam penelitian ini adalah struktur fungsi, kategori, dan peran. Struktur kalimat bahasa Tolaki merupakan salah satu aspek kebahasaan dalam bidang sintaksis. Dalam KTSP pembelajaran struktur bahasa, khususnya struktur kalimat diajarkan disemua tingkatan kelas dengan indikator yang berfariasi, tergantung aspek apa yang akan diukur dalam pembelajaran tersebut. Pelaksanaan pembelajaran di kelas, seorang guru tidak cukup jika hanya memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa, tetapi seorang guru juga harus memiliki kompetensi kebahasaan yang mengarah pada kemampuan mengkoreksi dan memperbaiki kesalahan kebahasaan siswa. Oleh karena itu, seorang guru harus sudah dibekali dengan sejumlah pengetahuan tentang kebahasaan dan kesastraan. Hal tersebut bertujuan agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan kepada guru sehingga dapat disampaikan kepada siswa. Penelitian ini hubungannya dengan kurikulum pendidikan nasional, merupakan langkah penyelamatan asset daerah yang merupakan aspek kurikulum. Adapun aspek yang dimaksud adalah aspek kesatuan nasional yang memuat satuan bangsa dan aspek lokal yang memuat sifat-sifat kebahasaan daerah. Oleh karena itu, program pendidikan harus bermuatan unsurunsur lingkungannya yang disebut muatan lokal, yang akan memelihara jalinan antara
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
sekolah dengan lingkungannya. Bahasa tolaki merupakan salah satu aspek muatan lokal untuk memelihara jaminan sekolah dengan lingkungannya. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa relefansi penelitian ini dengan pembelajaran di sekolah adalah sebagai berikut: 1. Guru dapat mengetahui struktur kalimat bahasa tolaki, sehingga mempunyai potensi untuk menyampaikan kepada siswa 2. Siswa dapat memperoleh informasi mengenai struktur kalimat bahasa tolaki. Dengan demikian, siswa dapat membuat kalimat bahasa Tolaki dengan struktur yang benar. 3. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi/bahan ajar di sekolah, terutama yang menggunakan bahasa Tolaki sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal
Penutup Simpulan Berdasarkan data dan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa struktur kalimat bahasa Tolaki BT terdiri atas tiga bagian yaitu kalimat pernyataan memiliki strukrur fungsi sintaksis yakni: (S+P), (S+P+Ket), (S+P+O), (Ket+S+P). Kalimat pertanyaan memiliki struktur fungsi yakni: (S+P+O), (S+P+O+Ket), (Ket+P+O), (Ket+S+P), (Ket+S+O). Kalimat perintah memiliki struktur fungsi yakni: (S+P+O+Ket), (S+P+O), (S+P+O+Pel+Ket). Dari setiap struktur kalimat bahasa Tolaki dibentuk oleh kata/frasa yang berkategori tertentu serta memilki peran/makna yang mengisis tiap-tipa kontituen strukrur fungsi tersebut. Saran Penelitian ini mengkaji tentang struktur kalimat bahasa Tolaki, dalam hasil penelitian penulis mendapatka tiga jenis kalimat dalam BT yakni kalimat pernyataan, pertanyaan, dan perintah. Namun hasil penelitian ini tentunya belum mencakup secara keseluruh tentang struktuk kalimat. Oleh karena itu, kajian mengenai struktur kalimat bahasa Tolaki perlu ditindak lanjuti dalam kegiatan penelitian selanjutnya. Selain itu, perlu adanya penelitian yang menyeluruh mengenai bahasa Tolaki dari aspek kebahasaan yang lain di masa-masa mendatang sebagai upaya pembinaan dan pengembangan bahasa daerah khusunya bahasa Tolaki guna menjaga keutuhan dan kelestarian bahasa tersebut. Penulis mengharapkan bahasa-bahasa daerah perlu diajarkan disetiap jenjang pendidikan mengingat bahasa daerah memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan bahasa daerah agar bahasa daerah tidak hilang begitu saja akibat perkembangan zaman. Daftar Pustaka Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka ------------------------2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka ----------------------------2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Djajasudarman, T. Fatimah. 1993. Metode Lingustik, Ancanagan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco Keraf, Gorys. 1993. Kamus Terampil Berbahasa Indonesia. Bandung: Angkasa ------------------ 1984. Komposis. Ende Flores: Nusa Indah Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296
Marafat, La Ode Sidu. 2012. Sintaksis Bahasa Indonesia. Kendari: Unhalu Press ------------------------------ 2012. Mutiara Bahasa.Yogjakarta: Pustaka Puitika Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Sugono, Dedy. 1997. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara Tarigan, H.G. 1983. Prinsip-Prinsip Sintaksis. Bandung: Angkasa
Jurnal Humanika No. 16, Vol. 1, Maret 2016/ ISSN 1979-8296